You are on page 1of 92

STUDI KOMPARASI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE JIGSAW DAN METODE KONVENSIONAL POKOK


BAHASAN JURNAL KHUSUS SEBAGAI UPAYA
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA
SISWA KELAS II MAN SURUH

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan


pada Universitas Negeri Semarang

Oleh :

BAHRIYATUL AZIZAH
NIM. 3301401176

FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
2006
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang

panitia ujian skripsi pada :

Hari :

Tanggal :

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Bambang Prishardoyo, M. Si


Drs.Hartoyo B.Sc
NIP. 130818769 NIP.13200370

Mengetahui :

Ketua Jurusan Akuntansi

Drs.Sukirman, M.Si
NIP.131404309

ii
PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas

Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada :

Hari :

Tanggal :

Penguji Skripsi

Drs.katut sudarma, M.M


NIP.131813667

Anggota I Anggota II

Drs.Bambang Prishardoyo, M.Si Drs.hartoyo,B.Sc


NIP. 130818769 NIP.13200370

Mengetahui :

Dekan,

Drs. Agus wahyudin, M.Si


NIP. 130367998

iii
PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar

hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian

atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini

dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, September 2006

Bahriyatul Azizah
NIM. 3301401176

iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Hanya kepada Engkau-lah kami menyembah dan hanya kepada Engkau-lah kami
mohon pertolongan”.
(Q.S Al Fatihah : 5)

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu, ada kemudahan. Maka apabila kamu
telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan)
yang lain”.
(Q.S Alam Nasyrah : 6-7)

“Ketulusan akan membuat kita belajar dan bisa melupakan banyak hal”.
(Madame Swetchine)

PERSEMBAHAN :

Karya tulis ini aku persembahkan buat :

1. Bapak dan Ibu terima kasih atas jerih payah dan

kasih sayangmu

2. kakakku mba evi, mas mujib, mas guno serta

keponakanku hendra da fiky

3. Sahabat Sejatiku pendengar setiaku

4. temenku mba lusi, rizky, rina dan adikku hani,

fafa, ari sert seluruh keluarga besar kost khasanah

v
PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat

dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Studi Komparasi Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Metode

Konvensional Pokok Bahasan Jurnal Khusus Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil

Belajar pada Siswa Kelas II MAN Suruh”.

Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk menyelesaikan studi jenjang Strata

1 (satu) guna meraih gelar sarjana pendidikan di Universitas Negeri Semarang.

Atas selesainya skripsi ini penyusun bermaksud mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Drs. Agus Wahyudin, M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi yang telah berkenan

memberikan ijin penelitian.

2. Drs. Sukirman, M.Si, Ketua Jurusan Akuntansi yang telah berkenan

memberikan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

3. Drs. Bambang Prishardoyo, M.Si, Dosen pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi.

4. Drs. Hartoyo, B.Sc., Dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan

dan arahan untuk penyusunan skripsi.

5. Drs. Ketut Sudarma, M.M dosen penguji yang telah memberikan bimbingan

dan arahan untuk penyusunan skripsi

6. Drs. Suharto, M. Ag Kepala MAN Suruh Kabupaten Semarang yang telah

berkenan memberikan iji penelitian.

7. Guru dan staff karyawan MAN Suruh Kabupaten Semarang yang telah

membatu peneliti selama melaksanakan penelitian.

vi
8. Seluruh siswa kelas II MAN Suruh Kabupaten Semarang yang telah berkenan

menjadi sampel dalam penelitian ini.

9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu

baik moril maupun materiil kepada penulis.

Semoga Allah SWT memberikan balasan atas segala kebaikan yang telah

diberikan selama menyusun skripsi. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi semua pihak.

Semarang, September 2006

Penyusun

vii
SARI

Bahriyatul Azizah, 2006. Studi Komparasi Metode Pembelajaran Kooperatif


Tipe Jigsaw dan Metode Konvensional Pokok Bahasan Jurnal Khusus Sebagai
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar pada Siswa Kelas II MAN Suruh. Skripsi.
Jurusan Manajemen. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang.
Pembimbing I : Drs. Bambang Prishardoyo, M.Si., Pembimbing II : Drs. Hartoyo,
B.Sc. hal.

Kata Kunci : Kooperatif Tipe Jigsaw, Konvensional, Hasil Belajar

Pembelajaran akuntansi yang berjalan selama ini cenderung ditunjukkan


pada ketrampilan siswa dalam menyelesaikan soal-soal akuntansi secara
konsepsional yang diajarkan oleh guru. Masalah yang timbul adalah siswa belum
mampu menguasai dan terampil dalam menyeledsaikan soal-soal akuntansi yang
bervariasi dari konsep yang diberikan guru. Untuk mengatasi kesulitan belajar
siswa dalam rangka mencapai tujuan pengajaran maka akan diterapkan
pembelajaran kooperatif learning jigsaw, karena pembelajaran ini memiliki
konsep pada penekanan interaksi antar siswa. Dalam interaksi ini siswa akan
membentuk komunitas yang memungkinkan mereka mencintai proses dan
mencintai satu sama lain. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perbedaan
hasil belajar akuntansi pokok bahasan jurnal khusus antara metode pembelajaran
konvensional, metode pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW pada siswa kelas II
MAN Suruh tahun pelajaran 2006/2007.
Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas II semeter II MAN Suruh
yang terdiri dari 3 kelas. Sampel yang digunakan adalah kelas 2 IPS 2 sebagai
kelompok eksperimen dan kelas kelas 2 IPS I sebagai kelompok kontrol. Variabel
dalam penelitian ini terdiri dari model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan
model pembelajaran konvensional sebagai variabel bebas dan hasil belajar siswa
sebagai variabel terikat. Metode pengumpulan data menggunakan metode
dokumentasi, tes dan wawancara. Analisis data menggunakan t test.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata hasil pre test
kelompok eksperimen sebesar 4,23 dan kelompok kontrol sebesar 4,11. Hasil uji t
diperoleh diperoleh thitung = 0,595 < ttabel = 1.99. Hal ini berarti bahwa antara
kelompok eksperimen dan kontrol mempunyai kemampuan awal yang relatif sama
dalam memahami materi pokok bahasan jurnal khusus sebelum mengikuti
pembelajaran. Rata-rata hasil post test kelompok eksperikem sebesar 6,84 dan
kelompok kontrol sebesar 6,04. hasil uji t data post test diperoleh thitung = 4,639 >
ttabel = 1,99. hal ini berarti ada perbedaan hasil belajar akuntansi pokok bahasan
jurnal khusus antara metode kooperatif tipe jigsaw dengan pembelajaran
konfensional. Rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen yang lebih tinggi
menunjukkan pembelajaran dengan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
lebih baik dibandingkan pembelajaran konvensional.
Beberapa saran yang dapat penulis ajukan berkenaan dengan hasil
penelitian ini yaitu dalam kaitannya dengan pembelajaran akuntansi pokok

viii
bahasan jurnal khusus di tingkat SMA dapat digunakan metode pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw karena terbukti mampu meningkatkan hasil belajar siswa,
oleh karena itu guru hendaknya mempertimbangkan penggunaan metode ini saat
akan melaksanakan pembelajaran akuntansi pokok bahasan jurnal khusus.

ix
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii
PERNYATAAN............................................................................................... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv
PRAKATA....................................................................................................... vi
SARI................................................................................................................. vii
DAFTAR ISI.................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL............................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah................................................................. 1
1.2 Penegasan Istilah............................................................................ 4
1.3 Perumusan Masalah ....................................................................... 7
1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................... 8
1.5 Kegunaan Penelitian ...................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS .......................................... 10
2.1 Tinjauan Tentang Belajar............................................................... 10
2.1.1 Teori Belajar ......................................................................... 10
2.1.2 Faktor-faktor Belajar............................................................. 14
2.1.3 Tinjauan Tentang Metode Pengajaran .................................. 17
2.2 Jurnal .............................................................................................. 36
2.3 Hasil Belajar................................................................................... 42
2.4 Kerangka Berpikir.......................................................................... 42
2.5 Hipotesis Penelitian........................................................................ 45
BAB III METODE PENELITIAN................................................................ 46
3.1 Metode Penentuan Obyek Penelitian ............................................. 46
3.1.1 Populasi Penelitian................................................................ 46

x
3.1.2 Sampel Penelitian.................................................................. 46
3.1.3 Variabel Penelitian ................................................................ 47
3.2 Rancangan Penelitian ..................................................................... 47
3.3 Prosedur Penelitian ........................................................................ 50
3.4 Metode Pengumpulan data............................................................. 52
3.5 Instrumen Penelitian ...................................................................... 53
3.6 Metode Analisis Data..................................................................... 58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 63
4.1 Hasil Penelitian .............................................................................. 63
4.2 Pembahasan.................................................................................... 69
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 72
5.1 Simpulan ....................................................................................... 72
5.2 Saran............................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 74
LAMPIRAN..................................................................................................... 76

xi
DAFTAR TABEL

Tabel Hal
3.1 Ringkasan Validitas Soal Uji Coba............................................................ 55
3.2 Ringkasan Daya Pembeda Soal Ujicoba .................................................... 57
3.3 Ringkasan Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba............................................ 58
4.1 Kemampuan Awal Siswa Sebelum Pembelajaran ..................................... 64
4.2 Hasil Uji Normalitas Data Awal ................................................................ 65
4.3 Hasil Uji Kesamaan Varians Data Pre Test ............................................... 65
4.4 Uji Kesamaan Rata-rata Data Pre Test....................................................... 66
4.5 Deskripsi Data Hasil Belajar Setelah Pembelajaran .................................. 66
4.6 Hasil Uji Normalitas data Akhir ................................................................ 67
4.7 Hasil Uji Kesamaan Varians Data Post Test.............................................. 67
4.8 Uji Perbedaan Rata-rata Data Post Test ..................................................... 68

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal
2.1 Ilustrasi Kelompok Jigsaw ......................................................................... 31
2.2 Kerangka Berpikir...................................................................................... 45
3.1 Skema Tahap Pembelajaran Kelompok Eksperimen ................................. 48
3.2 Skema Tahap Pembelajaran Kelompok Eksperimen ................................. 49
3.3 Skema Prosedur Penelitian......................................................................... 52

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Hal
1. Satuan Pembelajaran .................................................................................. 76
2. Rencana Pembelajaran I............................................................................. 81
3. Rencana Pembelajaran II............................................................................ 83
4. Rencana Pembelajaran III .......................................................................... 85
5. Kisi-kisi Soal Uji Coba .............................................................................. 87
6. Soal Uji Coba ............................................................................................. 88
7. Soal Ulangan .............................................................................................. 92
8. Kunci Jawaban Soal Uji Coba dan Soal Ulangan ...................................... 96
9. Lembar Observasi Kinerja Guru ................................................................ 97
10. Hasil Observasi Kinerja Guru .................................................................... 98
11. Jurnal Guru................................................................................................. 100
12. Hasil Jurnal Guru ....................................................................................... 101
13. Analisis Validitas, Reliabilitas, Daya Pembeda dan Tingkat Kesukaran
Soal............................................................................................................. 102
14. Perhitungan Daya Pembeda Soal ............................................................... 105
15. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal......................................................... 106
16. Perhitungan Reliabilitas Instrumen ............................................................ 107
17. Perhitungan Validitas Butir........................................................................ 108
18. Data Hasil Belajar Siswa Kelompok Eksperimen dan Kontrol ................. 109
19. Deskripsi Data Ketuntasan Hasil Belajar Siswa ........................................ 110
20. Uji Normalitas Data Hasil Pre Test Kelompok Eksperimen...................... 111
21. Uji Normalitas Data Hasil Pre Test Kelompok Kontrol ............................ 112
22. Uji Normalitas Data Hasil Post Test Kelompok Eksperimen .................... 113
23. Uji Normalitas Data Hasil Post Test Kelompok Kontrol........................... 114
24. Uji Kesamaan Varians Data Hasil Pre Test Antara Kelompok
Eksperimen Dan Kelompo Kontrol............................................................ 115
25. Uji Kesamaan Varians Data Hasil Post Test Antara Kelompok
Eksperimen Dan Kelompo Kontrol............................................................ 116

xiv
26. Uji Perbedaan Dua Rata-rata Data Hasil Post Test Antara Kelompok
Eksperimen Dan Kelompok Kontrol.......................................................... 117
27. Uji Perbedaan Dua Rata-rata Data Hasil Pre Test Antara Kelompok
Eksperimen Dan Kelompok Kontrol.......................................................... 118
28. Dokumentasi Penelitian ............................................................................. 118
29. Surat Ijin Penelitian.................................................................................... 121

xv
PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas

Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada :

Hari :

Tanggal :

Penguji Skripsi

Drs. Fachrurrozie, M.Si


NIP.131813667

Anggota I Anggota II

Drs. Marimin Drs.Ade Rustiana, M.Si


NIP. 130818769 NIP.13200370

Mengetahui :

Dekan,

Drs. Sunardi,M.Pd
NIP. 130367998

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang Masalah

Kegiatan utama dalam proses pendidikan di sekolah adalah kegiatan

belajar mengajar. Proses belajar mengajar yang ada merupakan penentu

keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan. Siswa yang belajar

diharapkan mengalami perubahan baik dalam bidang pengetahuan,

pemahaman, ketrampilan, nilai dan sikap. Perubahan tersebut dapat tercapai

bila ditunjang berbagai macam faktor. Faktor yang dapat menghasilkan

perubahan juga berpengaruh untuk meningkatkan hasil belajar. Hasil belajar

merupakan alat untuk mengukur sejauh mana siswa menguasai materi yang

telah diajarkan guru. Oleh karena itu, hasil belajar merupakan faktor yang

paling penting dalam proses belajar mengajar.

Berdasarkan observasi awal hasil belajar akuntansi tahun ajaran

2005/2006 khususnya pada pokok bahasan jurnal khusus belum mendapatkan

hasil yang optimal dengan nilai rata-rata 5.5. Dalam pencapaian hasil yang

optimal diperlukan suasana , lingkungan belajar yang menunjang, proses

belajar yang menarik sehingga dimungkinkan perlu adanya paradigma baru

dalam dunia pendidikan.

Di MAN Suruh meskipun sudah mulai menerapkan kurikulum baru

namun masih menitik beratkan metode pengajaran pada paradigma lama yaitu

1
2

metode konvensional yang inti kegiatannya yaitu ceramah, latihan soal, dan

penugasan , terkait langsung dengan hasil belajar siswa.

Dalam dunia pendidikan pada saat ini sudah banyak berubah dengan

adanya penerapan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) sebagai upaya

meningkatkan kualitas belajar siswa, agar sesuai dengan tuntutan zaman.

Dengan kurikulum berbasis kompetensi ( KBK ) diharapkan dapat membawa

perubahan dari paradigma lama kearah paradigma baru yang lebih baik.

Paradigma lama tersebut tidak bisa lagi dipergunakan. Teori, penelitian, dan

pelaksanaan kegiatan belajar mengajar membuktikan bahwa guru sudah

harus mengubah paradigma pengajaran.

Dua hal penting yang merupakan bagian dari tujuan pembelajaran

akuntansi adalah pembentukan sifat yaitu pola yang berfikir kritis dan kreatif.

Untuk itu suasana kelas perlu didesain sedemikian rupa sehingga siswa

mendapat kesempatan untuk saling berinteraksi.dalam interaksi ini siswa akan

membentuk komunitas yang memungkinkan mereka mencintai proses dan

mencintai satu sama lain.Suasana belajar yang penuh dengan persaingan dan

pengisolasian akan membentuk hubungan yang negatif dan mematikan

semangat siswa. Hal ini akan menghambat pembentukan pengetahuan secara

aktif . Oleh karena itu, pengajar perlu menciptakan suasana belajar

sedemikian rupa sehingga siswa perlu bekerjasama secara gotong-royong.


3

Melalui metode pembelajaran jigsaw diharapkan dapat memberikan


solusi dan suasana baru yang menarik dalam pengajaran sehingga
memberikan dengan konsep baru. Pembelajaran jigsaw membawa konsep
pemahaman inovatif, dan menekankan keaktifan siswa, diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Siswa bekerja dengan sesama siswa dalam
suasan gotong-royong dan memiliki banyak kesempatan untuk mengolah
informasi dan meningkatkan ketrampilan berkomunikasi.
Beberapa alasan lain yang menyebabkan metode jigsaw perlu
diterapkan sebagai metode pembelajaran yaitu tidak adanya persaingan antar
siswa atau kelompok. Mereka bekerjasama untuk menyelesaikan masalah
dalam mengatasi cara pikiran yang berbeda. Siswa dalam kelompok
bertanggung jawab atas penguasaan materi belajar yang ditugaskan padanya
lalu mengajarkan bagian tersebut pada anggota yang lain. Siswa juga
senantiasa tidak hanya mengharapkan bantuan dari guru serta siswa
termotivasi untuk belajar cepat dan akurat seluruh materi. Selama ini metode
kooperatif jigsaw hanya sering diteliti dan diterapkan di jurusan IPA tetapi
pada Ilmu Sosial sebenarnya juga bisa untuk diterapkan, terbukti dari jurnal
judul skripsi ada peneliti yang menerapkan metode jigsaw pada Ilmu Sosial.
Dalam penelitian ini penerapan metode kooperatif jigsaw untuk pokok
bahasan jurnal khusus dirasakan sesuai. Hal ini dikarenakan pokok bahasan
jurnal khusus memerlukan analisis dan pemahaman siswa serta sub-sub
pokok bahasan jurnal khusus tidak saling terkait.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti akan meneliti
lebih lanjut mengenai perbedaan hasil belajar akuntansi penggunaan metode
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan metode konvensional dengan
judul: Studi Komparasi Metode Pembelajaran Tipe jigsaw dan Metode
4

Konvensional Pokok Bahasan Jurnal Khusus Sebagai Upaya Meningkatkan


Hasil Belajar Pada Siswa Kelas II MAN Suruh.

I.2 Penegasan Istilah

1. Studi Komparasi

Studi komparasi adalah Suatu penyelidikan untuk membandingkan dua

perkara /fenomena atau lebih (Arikunto, 1991:20 )

Penelitian ilmiah tentang perbandingan obyek-obyek penelitian.

Dalam hal ini adalah untuk mengetahui mana yang lebih baik dengan

membandingkan hasil belajar siswa melalui metode konvensional dan

metode kooperatif tipe jigsaw

2. Metode

Merupakan cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu

pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki, atau cara yang

bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai

suatu tujuan yang ditentukan (KBBI, 2001 : 740 ).Mengajar menurut

Ign.S.Ulih adalah menyajikan bahan pelajaran oleh orang kepada orang

lain agar orang lain menerima, menguasai dan mengembangkannya.

Metode mengajar adalah suatu jalan/cara yang harus dilalui

didalam mengajar ( Slameto, 2003:65)

Metode juga memiliki pengertian cara-cara untuk menyampaikan

materi pada siswa (Arikunto, 2003:301 ). Jadi metode mengajar

merupakan cara-cara yang digunakan guru dalam mengajar siswa untuk

mencapai tujuan belajar dimana metode mengajar ini sangat


5

mempengaruhi belajar siswa. Metode belajar diantaranya adalah metode

konvensional dalam hal ini metode ceramah, latihan dan penugasan dan

untuk metode kooperatif yaitu metode yang akan dikaji mengenai metode

kooperatif jigsaw.

a. Metode Pembelajaran Konvensional

Menurut Oemar Hamalik ( 1990:27) pendekatan yang

berdasarkan tradisional yang menitik beratkan keterlibatan siswa

dalam kegiatan yang berpusat pada guru ( yang dikenal dengan techer

directed, tradisional textbook activity). Jadi metode pembelajaran

konvensional merupakan pembelajaran dimana guru memegang

peranan penting dalam menentukan isi dan proses belajar termasuk

dalam menilai kemajuan belajar siswa. Metode ceramah adalah metode

mengajar dalam menyampaikan materi secara lisan. Metode latihan

adalah metode mengajar dengan memberi latihan secara berulang-

ulang untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Metode

penugasan tidak sama dengan pekerjaan rumah, tetapi jauh lebih luas

dari itu. Tugas

biasa dilaksanakan dirumah, disekolah, di perpustakaan, dan ditempat

lainnya.

b. Metode Pembelajaran Kooperatif jigsaw

Darsono (2000: 24), pengertian pembelajaran secara umum adalah

suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga

tingkah laku siswa kearah yang lebih baik. Metode pembelajaran


6

kooperatif tipe jigsaw adalah pembelajran dimana siswa belajar dalam

kelompok bertanggung jawab atas penguasaan materi belajar yang

ditugaskan kepadanya lalu mengajarkan bagian tersebut pada anggota

kelompok lain ( Lembar Ilmu Pendidikan:1999). Jadi pembelajaran tipe

jigsaw ini merupakan bagian dari pembelajaran kooperatif yang

merupakan pembelajaran kelompok dimana setiap anggota bertanggung

jawab atas penguasaan materi tertentu dan mengajarkannya kepada

anggota kelompoknya setelah adanya mempelajari dengan kelompok ahli

masing-masing.

c. Jurnal Khusus

Jurnal yaitu catatan harian (KBBI, 2002:202). Jurnal khusus

adalah tempat mencatat transaksi-transaksi yang sejenis yang sering

terjadi selama operasi perusahaan. Dalam pencatatan jurnal khusus ini

diperlukan karyawan yang banyak. Apabila transaksi semakin banyak

dan frekuensinya semakin tinggi, jurnal khusus perlu diperluas lagi

dengan membuat kolom-kolom. Jurnal khusus dapat untuk

mengurangi

pekerjaan memposting kebuku besar, dan untuk menciptakan

pengendalian intern perusahaan.

d. Meningkatkan Hasil Belajar

Meningkatkan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu

menaikan ( derajat, kelas, dsb), mempertinggi (KBBI,2002:1077),hasil

adalah suatu yang diadakan ( dibuat, dijadikan ) oleh usaha.Sedangkan


7

belajar adalah berusaha untuk memperoleh kepandaian atau ilmu

(KBBI, 1991:14).Jadi hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa

melalui usaha (pengalaman dan latihan )dalam mempelajari pokok

bahasan tertentu yang dialami atau dirancang.

1.3 Perumusan Masalah

Permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah:

1. Diantara metode kooperatif tipe jigsaw dan metode konvensional manakah

yang lebih efektif dan tepat diterapkan dalam pokok bahasan jurnal khusus

pada siswa kelas II semester II Man Suruh Tahun pelajaran 2006/2007

2. Apakah ada perbedaan hasil belajar akuntansi pada siswa, poko bahasan

jurnal khusus antara metode pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW dan

metode pembelajaran konvensional pada siswa kelas II semester II MAN

Suruh Tahun pelajaran 2006/2007

I.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

a. Untuk mengetahui apakah pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW atau

pembelajaran konvensional yang paling sesuai, sehingga dapat

memberikan hasil belajar akuntansi yang lebih baik untuk pokok

bahasan jurnal khusus pada siswa kelas II MAN Suruh tahun pelajaran

2006/2007

b. Mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar akuntansi pokok

bahasan jurnal khusus antara metode pembelajaran konvensional,


8

metode pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW pada siswa kelas II

MAN Suruh tahun pelajaran 2006/2007?

I.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat terutama:

a. Manfaat secara praktis

1. Bagi Siswa

a) Siswa dapat belajar bersosialisasi dengan cara memahami

perbedaan-perbedaan yang tumbuh dalam kelompok

b) Siswa dapat saling bertukar pikiran antara sesama anggota

kelompok sehingga setiap siswa dapat memperoleh ilmu

pengetahuan yang lebih banyak

c) Siswa dapat belajar untuk mau mendengarkan dan saling

menghargai pendapat orang lain

2. Bagi Pihak sekolah

Dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk mengadakan variasi

metode pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar siswa

3. Bagi Pihak Lembaga Terkait

Sebagai bahan pertimbangan untuk pembuatan kebijaksanaan-

kebijaksanaan baru tentang pendidikan

b. Manfaat Secara teoritis

1. Pembaca

Menambah pengetahuan pembaca


9

2. Peneliti Berikutnya

Dapat dijadikan masukan bagi peneliti-peneliti lain yang melakukan

penelitian serupa dimasa yang akan datang

3. Peneliti Yang Bersangkutan

Menambah ilmu pengetahuan yang telah dimiliki peneliti dan

merupakan wahana untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang telah di

dapat di bangku kuliah


BAB II

LANDASAN TEORI

2.I Tinjauan Tentang Belajar

2.I.I Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan. Tingkah laku yang baru secara keseluruhan ,

sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya

(Slameto:2003:2).

Menurut Winkel ( dalam Darsono , dkk. 2000) belajar adalah aktivitas

mental atau psiskis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan,

yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan

nilai sikap.

Jadi belajar merupakan suatu kegiatan yang mengakibatkan perubahan,

dimana perubahan ini tidak lepas dari peran guru sebagai pengajar.

2.I.2 Teori Belajar

Beberapa teori belajar antara lain:

1. Teori belajar menurut J.Bruner

Didalam proses belajar, Bruner mementingkan partisipasii aktif

dari tiap siswa, dan mengenal dengan baik adanya perbedaan

kemampuan.Untuk meningkatan proses belajar perlu lingkungan yang

dinamakan “discovery learning environment”, ialah lingkungan

dimana siswa dapat melakuakan eksplorasi, penemuan-penemuan baru

10
11

yang belum dikenal atau pengertian yang mirip dengan yang sudah

diketahui. Dalam tiap lingkungan selalu ada bermacam-macam

masalah, hubungan-hubungan dan hambatan yang dihayati oleh siswa

secara berbeda –beda pada usia yang berbeda pula.

2. Teori belajar Vygotsky

Tokoh konstruktivis lain adalah Vygotsky. Sumbangan penting

teorinya adalah penekanan pada hakekat pembelajaran sosiokultur. Inti

dari teorinya yaitu menekankan pada interaksi antara aspek internal

dan eksternal dari pembelajaran dan penekanannya pada lingkungan

sosial pembelajaran.

Vygotsky menjabarkan implikasi utama teori pembelajarannya

sebagai berikut:

a. Menghendaki seting kelas bebentuk kooperatif, sehingga siswa

dapat saling memunculkan strategi-strategi pemecahan masalah

yang efektif dalam masing-masing zone of proximal development

mereka. Zone of proximal development adalah jarak tingkat

perkembangan sesungguhnya yang didefinisikan sebagai

kemampuan pemecah masalah secara mandiri dan tingkat

kemampuan perkembangan potensial yang didefinisikan sebagai

kemampuan pemecahan masalah dibawah bimbingan orang dewasa

atau teman sebaya yang lebih mampu.

b. Pendekatan Vygotsky dalam pembelajaran menekankan

scalfolding.Scalfolding berarti memberikan seorang anak sejumlah


12

besar bantuan tersebut dan memberikan kesempatan pada anak

tersebut mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar

segera setelah ia mampu mengerjakan.

Teori yang Melandasi Pembelajaran Kooperatif

Dua aspek yang penting yang mendasari keberhasilan

cooperative learning yaitu teori motivasi dan teori kognitif (

Slavin:1995:16 ).

1. Teori motivasi

Menurut teori motivasi, motivasi siswa dalam pembelajaran

kooperatif terutama terletak dalam bagaimana bentuk hadiah atau

struktur pencapaian tujuan saat siawa melaksanakan kegiatan.

Diidentifikasi ada tiga macam struktur pencapaian tujuan yaitu

sebagai berikut:

a) Kooperatif dimana orientasi tujuan masing-masing siswa turut

membantu pencapaian tujuan siswa lain.

b) Kompetitif dimana uapaya siswa untuk mencapai tujuan akan

menghalagi siswa lain dalam pencapaian tujuan.

c) Individualistik dimana upaya siswa untuk mencapai tujuan

tidak ada hubungannya dengan siswa lain dalam mencapai

tujuan tersebut.

Metode mengajar adalah suatu jalan/cara yag harus dilalui

di dalam mengajar ( Slameto: 65 ). Berdasar pandangan teori

motivasi, struktur tujuan kooperatif menciptakan situasi dimana


13

satu-satunya cara agar tujuan tiap anggota kelompok tercapai

adalah jika kelompok tersebut berhasil. Oleh karena itu untuk

mencapai tujuan pribadi mereka, anggota kelompok harus

membantu teman kelompoknya yang dapat membuat pencapaian

tujuan belajar seperti membuat variasi dalam metode mengajar. Hal

apa saja yang dapat membuat kelompok berhasil , dan yang lebih

penting mendorong teman kelompoknya untuk berusaha secara

maksimal. Dengan kata lain , penghargaan kepada kelompok

berdasarkan pada kemampuan kelompok dalam menciptakan

struktur penghargaan antar perorangan sedemikian rupa sehingga

anggota kelompok akan saling memberi penguatan sosial sebagai

respon terhadap upaya-upaya pengerjaan tugas teman

sekelompoknya.

2. Teori Kognitif

Teori ini mengukur efek-efek dari bekerjasama dalam diri

individu. Teori ini dikelompokkan dalam dua kategori:

a). Teori Perkembangan: Asumsi dasar dari teoti perkembangan

adalah interaksi siswa diantara tugas-tugas yang sesuai

meningkatkan penguasaan mereka terhadap konsep-konsep

yang sulit. Vygotsky mendefinisikan zone of proximal

development sebagai jarak antara tingkat perkembangan

sesungguhnya yang didefinisikan sebagai kemampuan


14

pemecahan masalah dibawah bimbingan orang dewasa atau

melaui kerjasama dengan teman sebaya yang lebih mampu

b). Teori Elaborasi Kognitif: Teori ini memiliki pandangan yang

berbeda .Penelitian dalam psikologi kognitif telah menemukan

bahwa supaya informasi dapat disimpan didalam memori dan

terkait dengan informasi yang sudah ada dalam memori itu,

maka siswa harus terlibat dalam kegiatan restruktur atau

elaborasi kognitif atas suatu materi .Sebagai misal membuat

ikhtisar dari suatu kuliah merupakan kegiatan yang lebih baik

dari pada sekedar membuat catatan, karena membuat ikhtisar

menghendaki siswa mereorganisasi dan memilih materi yang

penting. Salah satu elaborasi kognitif yang paling efektif ialah

menjelaskan materi itu pada orang lain.

a Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar digolongkan

menjadi dua faktor yang ada dari dalam individu ( intern )dan luar

individu ( ekstern ).

1. Faktor-faktor intern

faktor intern adalah faktor yang berasal dari diri individu

yang sedang mengalami proses belajar.Faktor intern disini meliputi


15

a. Faktor jasmani : kesehatan tubuh dalam kesiapan menerima

pelajaran, cacat tubuh yang mempengaruhi secara langsung

atau tidaknya dalam proses belajar

b. Faktor psikologis : intelegesi, perhatian, minat, bakat, motif,

kematangan, kesiapan

c. Faktor kelelahan

Faktor kelelahan disini dibagi menjadi dua yaitu

kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan itu

mempengaruhi belajar, agar siswa dapat belajar dengan baik

haruslah menghindari jangan sampai terjadi kelelahan dalam

belajar, dan diusahakan kondisi yang bebas dari kelelahan.

2. Faktor-faktor ekstern

Faktor-faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar terdiri

dari:

a. Faktor Keluarga

Cara orang tua mendidik anaknya, relasi antar anak

dan anggota keluarga yang lain, kemudian suasan rumah

terkait dengan kejadian yang sering terjadi didalam keluarga

dimana anak berada dan belajar, serta keadaan ekonomi

keluarga.

b. Faktor Sekolah

1. Kurikulum,

2. Relasi siswa dengan guru dan siswa lain.


16

3. Disiplin Sekolah

4. Kondisi dan fasilitas belajar

5. Metode adalah cara yang harus dilalui didalam mengajar.

Metode mengajar sangat mempengaruhi belajar. Metode

mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi

belajar siswa yang kurang baik pula

c. Faktor Masyarakat

Masyarakat merupakan faktor ektern yang juga

berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi

karena keberadaanya siswa dalam masyarakat, dan pergaulan

siswa dalam masyarakat.

Selain faktor-faktor diatas, menurut Sudjana ( 2000:

67) ada tiga unsur dalam kualitas pengajaran yang

berpengaruh pada hasil belajar siswa, yakni kompetensi guru,

karakteristik kelas dan karakteristik sekolah.berkaitan dengan

kompetensi guru, yang merupakan salah satu unsur yang

mempengaruhi kualitas belajar, maka dalam pembelajaran

guru harus pandai-pandai memilih pendekatan dan metode

mengajar yang sesuai dengan isi materi pelajaran. Metode

tersebut harus benar-benar sesuai dengan materi , efektif dan

efisien. Terkait dengan masalah ini peneliti akan menkaji lebih

jauh tentang metode dalam mengajar


17

2.I.4 Tinjauan Tentang Metode Pengajaran

Metode adalah Suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang

dipergunakan untk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar

mengajar, metode diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai

dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. Seorang guru tidak

akan dapat melaksanakan tugasnya bila dia tidak menguasai satu pun metode

mengajar yang telah dirumuskan yang telah dirumuskan dan dikemukakan para

ahli psikologi dan pendidikan

(Djamarah, 2002:53)

Metode mengajar ialah cara yang digunakan guru dalam mengadakan

hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. (Sudjana, 2000: 76

Metode pengajaran adalah cara-cara pelaksanaan dari proses atau

bagaimana tekniknya suatu bahan pelajaran diberikan

Jadi, tercapai tidaknya tujuan belajar salah satu faktornya adalah

ketepatan memilih metode dalam proses belajar tersebut. Macam/jenis metode

dalam belajar antara lain:

a) Metode proyek adalah cara menyajikan pelajaran yang bertitik tolak dari suatu

masalah kemudian dibahas dari berbagai segi yang berhubungan sehingga

dapat ditemukan pemecahan secara keseluruhan.

b) Metode eksperimen adalah cara menyajikan pelajaran dimana siswa

melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu

yang dipelajari.
18

c) Metode tugas dan resitasi ( penugasan ) adalah metode pengajaran dimana

guru memberikan tugas-tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar

di sekolah dan di luar sekolah.

d) Metode problem solving ( pemecahan masalah ) adalah metode mengajar

dengan memecahkan masalah sehingga didapat suatu kesimpulan.

e) Metode siodarama adalah metode mengajar dengan mendramatisasikan

tingkah laku dalam hubungannya masalah sosial.

f) Metode tanya jawab adalah cara menyajikan pelajaran dengan bentuk

pernyataan yang harus dijawab baik itu dari guru kepada siswa atau siswa

kepada guru

g) Metode Ceramah adalah metode megajar dalam menyampaikan materi secara

lisan

h) Metode demontrasi adalah cara penyajian bahn pelajaran dengan

memperagakan atau mempertunjukkan suatu proses, situasi atau benda

tertentu yang sedang dipelajari baik yang sebenarnya maupun tiruan yang

disertai dengan pelajaran lisan.

i) Metode Karyawisata adalah cara mengajar siswa diajak keluar sekolah

meninjau tempat tertentu atau obyek tertentu untuk memperdalam pelajaran

dengan melihat kenyataan

j) Metode latihan adalah metode mengajar dengan memberikan latihan secara

berulang-ulang untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu.

( Syaiful bahri Djamarah dan Aswan Zain, 2002:94-109 )


19

Menurut Winarno Surakhmad ( dalam Syaiful Bahri Djamarah&Aswan

Zain,2002:89) mengatakan, bahwa pemilihan dan penentuan metode dipengaruhi

oleh beberapa faktor, sebagai berikut:

1. Anak didik adalah manusia berpotensi yang menghajatkan pendidikan.Dalam

hal ini terdapat berbagai macam perbedaan, baik dari aspek intelektual, status

sosial, latar belakang kehidupan, kemampuan dalm memgolah kesan dari

bahan pelajaran yang baru disampaikan.

2. Tujuan adalah Sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar

mengajar.metode pengajar harus sejalan dengan taraf kemampuan yang

hendak diisi kedalam diri setiap anak didik.

3. Situasi, dalam kegiatan belajar mengajar yag harus guru ciptakan tidak

selamanya sama dari hari kehari dan waktu yang tersedia cukup untuk bahan

pengajaran yang ditentukan

4. fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar anak didik disekolah.

5. Guru, dalam hal ini adalah permasalahan intern guru yang dapat

mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar misalnya;

kepribadian, latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar.

Melalui penelitian ini akan dibandingkan antara hasil belajar dengan

menggunakan metode ceramah, latihan soal dan penugasan yang sering disebut

sebagai metode konvensional dengan hasil belajar melalui metode kooperatif tipe

JIGSAW .Maka disini akan dikaji lebih lanjut mengenai metode konvensional (

ceramah, latihan soal, dan penugasan ) serta metode kooperatif , khususnya

metode kooperatif tipe JIGSAW.


20

A. Metode Konvensional

Metode konvensional merupakan metode pembelajaran yang berpusat

pada guru dimana hampir seluruh kegiatan pembelajaran dikendalikan oleh

guru.jadi guru memegang peranan utama dalam menentukan isi dan proses

belajar termasuk dalam menilai kemajuan siswa ( Oemar hamalik, 1991 )

Sedangkan menurut Nurhadi ( 2002 ) metode konvensional terlihat

pada proses siswa penerima informasi secara pasif, siswa belajar secara

individual, hadiah/penghargaan untuk perilaku baik adalah pujian atau nilai

angka/raport saja, pembelajaran tidak memperhatikan pengalaman siswa , dan

hasil belajar diukur hanya dengan tes.Metode yang digunakan dalam

pembelajaran konvensional adalah metode ceramah, tanya jawab dan

pemberian tugas.Karena menggunakan metode tersebut maka siswa kurang

terlihat aktif dalam proses belajar.

a. Metode ceramah

Metode ceramah yaitu: Metode yang boleh dikatakan metode

tradisional, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat

komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar

mengajar.Penyampaian materi pelajaran secara lisan sangat berbeda

dengan penyampaian secara tertulis , karena dalam cara ini siswa sangat

tergantung pada cara guru mengajar . Kecepatan biasanya serta volume

bicara atau suara yang diucapkan guru .Oleh karena itu menyampaikan

materi pelajaran dengan menggunakan metode ceramah harus dengan

prosedur.
21

Menurut Jusuf Djajadisastra ( dalam Strategi belajar mengajar I,

1990:29), prosedur penggunaan ceramah antara lain:

1. Merumuskan tujuan khusus pemgajaran yang akan

dipelajarisiswa.Dengan tujuan tersebut dapat ditetapkan apakah metode

ceramah benar-benar merupakan metode yang tepat.

2. Menyususn bahan ceramah secara sistematis

3. Mengidentifikasi istila-istilah yang sukar dan perlu diberi penjelasan

dalam ceramah.

4. Melaksanakan ceramah dengan memperhatikan

a. Sajikan kerangka materi dan pokok-pokok yang akan diuraikan

dalam ceramah

b. Uraikan pokok-pokok tersebut dengan jelas dan usahakan istilah

yang sukar dijelaskan secara khusus.

c. Diupayakan bahan pengait atau advance organizer agar pemgajaran

lebih bermakna.

d. Dapat dilakukan dengan pendikator deduktif atau induktif.

e. Gunakan multi metode dan multi media.

5. Menyimpilkan pokok-pokok isi materi yang diceramahkan dikaitkan

dengan tujuan pengajaran.

Kelebihan Metode Ceramah

1. Guru mudah menguasai kelas

2. Mudah mengorganisasikantempat duduk/kelas

3. Dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar


22

4. Mudah mempersiapkan dan melaksanaknnya

5. Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik.

Kelemahan Metode Ceramah

1. Mudah menjadi verbalisme ( pengertian kata-kata )

2. Yang visual menjadi rugi, yang auditif ( Mendengar ) lebih besar

menerimanya.

3. Bila selalu digunakan dan terlalu lama, membosankan.

4. Guru menyimpulkan bahawa siswa mengerti dan tertarik pada

ceramahnya, ini sukar sekali.

5. Menyebabkan siswa menjadi pasif.

( Syaiful Bahri Djamarah&Aswan zain, 2002:110 )

b. Metode Penugasan

Metode penugasan adalah Metode penyajian bahan diman guru

memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar ( Syaiful

bahri Djamarah&Aswan Zain, 2002:96).

Ada langkah-langkah yang harus diikuti dalam pemggunaan metode tugas,

yaitu:

1. Fase pemberian tugas

Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan:

a. Tujuan yang akan dicapai

b. Jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa yang

ditugaskan tersebut

c. Sesuai dengan kemampuan siswa


23

d. Ada petunjuk / sunber yang dapat membantu pekerjaan siswa

e. Sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut

2. Langkah Pelaksanaan Tugas

a. Diberikan bimbingan /pengawasan oleh guru

b. Diberikan dorongan sehingga anak mau bekerja.

c. Diusahakan /dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh orang

lain.

d. Dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang ia peroleh dengan

baik dan sistematik.

3. Fase mempertanggungjawabkan Tugas

a. Laporan siswa baik lisan/tertulis dari apa yang telah dikerjakannya.

b. Ada tanya jawab/diskusi kelas

c. Penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes maupaun nontes

atau cara lain.

Metode penugasan ini mempunyai beberapa kekurangan dan kelebihan,

antar lain:

Kekurangan Metode Penugasan

a. Siswa sulit dikontrol, apakah benar ia yang mengerjakan tugas ataukah

orang lain

b. Khusus untuk tugas kelompok , tidk jarang aktif mengerjakan dan

menyelesaikannya adalah anggota tertentu sajka, sedangkan anggota

lainnya tidak berpartisipasi dengan baik.


24

c. Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan

individu siswa

d. Sering memberikan tugas yang monoton ( tak bervariasi ) Dapat

menimbulkan kebosanan siswa.

Kelebihan Metode Penugasan

a. Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktivitas belajar individual

ataupun kelompok

b. Dapat mengembangkan kemandirian siswa di luar pengawasan guru

c. Dapat membina tanggung jawab dan disiplin siswa

d. Dapat mengembangkan kreativitas siswa.

c. Metode Latihan

Metode Latihan adalah Suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan

kebiasaan-kebiasaan tertentu (Syaiful Bahri Djamarah& Aswan Zain,

2002:108).

Kelebihan Metode Latihan

a. Untuk memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, melafalkan

huruf, kata-kata atau kalimat, membuat alat-alat, menggunakan alat-

alat dan terampil menggunakan peralatan olah raga.

b. Untuk memperoleh kecakapan mental seperti dalam perkalian,

menjumlah, pengurangan, pembagian, tanda-tanda (simbol )

c. Untuk memperoleh kecakapan dalam bentuk asosiasi yang dibuat,

seperti hubungan huruf-huruf dalam ejaan, penggunaan simbol,

membaca peta dan sebagainya.


25

d. Pembentukan kebiasaan yang dilakukandan menambah ketepatan serta

kecepatan pelaksanaan

e. Pemanfaatan kebiasaan-kebiasaan yang tidak memerlukan konsentrasi

dalam pelaksanannnya.

f. Pembentukan kebiasaan-kebiasaan membuat gerakan –gerakan yang

kompleks, rumit, menjadi lebih otomatis.

Kelemahan Metode Latihan

a. Menghambat bakat dan iisiatif siswa , karena siswa lebih banyak

dibawa kepada penyesuaia dan diarahkan jauh dari pengertian.

b. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan

c. Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang

merupakan hal yang monoton, mudah membosankan.

d. Membentuk kebiasaan yang kaku, karena bersifat otomatis.

e. Dapat menimbulkan verbalisme.

(Djamarah&Aswan, 2002: 108-109).

Tahap kerangka menurut Sujarwo adalah sebagai berikut:

KERANGAKA PEMBELAJARAN KONVENSIONAL

Tahap 1 : Guru memberikan informasi atau mendiskusikan bersama

siswa dari materi pelajaran yang disampaikan

Tahap 2 : Guru memberi latihan soal yang dikerjaka secra individu oleh

siswa

Tahap 3 : Guru bersama siswa membahas latihan soal dengan cara

beberapa siswa disuruh mengerjakan di papan tulis.


26

Tahap 4 : Guru memberi tugas kepada siswa sebagai pekerjaan rumah.

Menurut Oemar Hamalik kelebihan dari metode konvensional

yaitu murah, tidak perlu banyak waktu, dan guru dapat menyajikan materi

dengan cara di ulang-ulang. Sedangkan kekurangan dari metode

konvensioanal yaitu terdapat individu kurang mendapat perhatian, siswa

jadi pasif, pengembangan potensi anak tidak dapat dilakuakan secara

maksimal.

B. Metode Kooperatif

1. Tinjauan Pembelajaran kooperatif

Suatu model pengajaran dimana siswa belajar dalam kelompok-

kelompok kecil yang mempunyai tingkat kemampuan bebeda-beda.

Pengajaran ini dikembangkan berdasarkan teori belajar kognitif –

kontruktivisme. Salah satu teori Vigotsky, penekanan pada hakekat

sosiokultural pembelajaran. Vygotsky yakin bahwa fungsi-funsi mental

yang lebih tinggi pada umumnya muncul dalam percakapan atau kerja

sama antar individu sebelum fungsi mental yang lebih tinggi itu terserap

kedalam individu tersebut. Pnerapan ini berimplikasi dikehendakinya

susunan kelas berbentuk pembelajaran kooperatif.

Pendekatan konstruktivis dalam pengajaran menerapkan

pembelajaran kooperatifsecara ekstensif atas dasar teori bahwa siswa akan

lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila

mereka dapat saling mendiskusikan konsep-konsep ini dengan temannya (

slavin, 1995 ).Didalam pembelajaran koopertif siswa belajar bersama


27

dalam kelompok-kelompok kecil, saling membantu satu sama lain. Kelas

disusun dalam kelompok yang terdiri dari 4 atau 5 siswa dengan

kemampuan yang heterogen. Maksud kelompok heterogen dari campuran

siswa, jenis kelamin, dan suku.hal ini bermanfaat untuk melatih siswa

menerima perbedaan pendapat dan bekerjasama dengan teman yang

berbeda latar belakangnya.

Pada pembelajaran kooperatif diajarkan ketrampilan-ketrampilan

khusus agar dapat bekerjasama didalam kelompoknya. keterampilan

kooperatif dibedakan 3 tingkatan, yaitu:

a. Keterampilan kooperatif tingkat awal

1. Menggunakan kesepakatan

2. Melengkapi kontribusi

3. Mengambil giliran dan berbagi tugas

4. Berada dalam kelompok

5. Mendorong partisipasi

6. Mengundang orang lain untuk berbicara

7. Menyelesaikan tugas untuk berbicara

8. Menyelesaikan tugas pada waktunya

9. Menghormati perbedaan individu

b. Keterampilan kooperatif tingkat menengah

1. Menunjukkan penghargaan dan simpati

2. Mengungkapkan ketidak setujuan dengan cara yang dapat diterima

3. Mendengarkan dengan aktif


28

4. Bertanya

5. Membuat ringkasan

6. Menafsirkan

7. Mengatur dan mengorganisisr

8. Menerima tanggung jawab

9. Mengurangi ketegangan

c. Keterampilan kooperatif tingkat mahir

1. Mengelaborasi

2. Memeriksa dengan cermat

3. Menanyakan kebenaran

4. Menetapkan tujuan

5. Berkompromi

Ada unsur-unsur dalam pembelajaran kooperatif yang

membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan,

( dalam Pembelajaran kooperatif, 2001:6) adalah sebagai berikut:

1) Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka

“sehidup sepenanggungan bersama”

2) Siswa bertanggung jawab atas segaka sesuatu didalam kelompoknya,

seperti milik mereka sendiri

3) Siswa haruslah melihat mereka bahwa semua anggota didalam

kelompoknya memiliki tujuan yang sama

4) Siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama

diantara anggota kelompoknya


29

5) Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah/ penghargaan

yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok

6) Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan ketrampilan

untuk belajar bersama selama proses belajarnya

7) Siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual

materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

2. Jenis-jenis Metode Pembelajaran Kooperatif

Metode-metode yang ada dalam metode kooperatif diantaranya

a. Metode TGT ( Teams Games Tournament ) yaitu metode pembelajaran

dalam bentuk perbandingan ( tournament) antara kelompok yang satu

dengan yang lain.

b. Metode STAD ( Student Teams achievement Divisions ) merupakan

metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana yaitu

pendekatan dengan pembagian siswa melalui kelompok-kelompok

untuk belajar bersama

c. Metode TAI ( Team assisted Individualization ) merupakan metode

pembelajaran yang membentuk kelompok kecil yang diterapkan

bimbingan antar teman, yaitu siswa yang pandai bertanggung jawab

terhadap siswa yang lemah.

d. Metode pembelajaran jigsaw yang menjadi kajian dan penelitian ini

akan dibahas lebih jauh.

( Setyowati, 2005)

Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe jigsaw

Ibrahim (2001:21) jigsaw telah dikembangkan dan diuji cobakan

oleh Ellot Aronson dan kemudian diadaptasi oleh slavin. Dalam penerapan
30

jigsaw, siswa dibagi berkelompok dengan lima atau enam anggota

kelompok belajar heterogen. Setiap anggota bertanggung jawab untuk

mempelajari, menguasai bagian tertentu bahan yang diberikan

kemudian menjelaskan pada anggota kelompoknya. Dengan

demikian terdapat rasa saling membutuhkan dan harus bekerjasama secara

kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan.

Para anggota dari kelompok lain yang bertugas mendapat topik

yang sama berkumpul dan berdiskusi tentang topik tersebut. Kelompok ini

disebut kelompok ahli. Kemudian anggota tim ahli kembali ke kelompok

asal dan mengajarkan apa yang telah dipelajarinya dan didiskusikan

didalam klompok ahlinya untuk diajarkan kepada teman kelompoknya

sendiri.

Hubungan antara kelompok asal dan kelompok ahli digambarkan


sebagai berikut:
Kelompok Asal

# & # & # & # & # &


@ * @ * @ * @ * @ *

Kelompok Ahli

& & &


&&

( tiap kelompok ahli memiliki satu anggota dari tim asal )


Gambar 1. Ilustrasi kelompok JIGSAW
31

Keterangan

Para anggota dari kelompok asal yang berbeda, bertemu dengan

topik yang sama dalam kelompok ahli untuk berdiskusi dan membahas

materi yang ditugaskan pada masing-masing anggota kelompok serta

membantu satu sama lain untuk mempelajari topik mereka tersebut.setelah

pembahasan selesai , para anggota kelompok kemudian kembali pada

kelompok semula ( asal ) dan berusaha mengajarkan pada teman

sekelompoknya apa yang telah mereka dapatkan pada saat pertemuan

dikelompok ahli. Selanjutnya diakhir pembelajaran, siswa diberi kuis

secara individu yang mencakup topik materi yang telah dibahas.Kunci tipe

JIGSAW ini adalah interdependensi yang diperlukan dengan tujuan agar

dapat mengerjakan kuis dengan baik.

KERANGKA METODE JIGSAW

I. Tahap Pendahuluan

1. Review, apersepsi, motivasi

2. Menjelaskan pada siswa tentang model pembelajaran yang

dipakai dan menjelaskan manfaatnya.

3. Pembentukan kelompok

4. Setiap kelompok terdiri dari 4-6 siswa dengan kemampuan yang

heterogen

5. Pembagian materi/soal pada setiap anggota kelompok


32

II. Tahap Penguasaan

1. Siswa dengan materi /soal sama bergabung dalam kelompok ahli

dan berusaha manguasai materi sesuai dengan soal yang diterima

2. Guru memberikan bantuan sepenuhnya

III. Tahap Penularan

1. Setiap siswa kembali ke kelompok asalnya

2. Tiap siswa dalam kelompok saling menularkan dan menerima

materi dari siswa lain

3. Terjadi diskusi antar siswa dalam kelompok asal

4. Dari diskusi, siswa memperoleh jawaban soal

IV. Penutup

1. Guru bersama siswa membahas soal

2. Kuis/Evaluasi

Evaluasi adalah menilai, membandingkan, menyimpilkan,

mempertentangkan, mengkritik, mendeskripsikan, membedakan,

menerangkan, memutuskan, menafsirkan, menghubungkan,

membantu. ( Suharsimi Arikunto, 2002:138).

Penilaian dalam pembelajaran kooperatif dilakukan

dengan tes atau kuis tentang bhan pembelajaran. Dalam banyak

hal, butir-butir tes pada kuis ini harus merupakan satu jenis tes

obyektif paper and pencil, sehingga butir-butir itu dapat diskor di

kelas atau segera setelah tes diberikan.


33

Cara menentukan skor individual menurut Slavin(dalam

Pembelajaran Kooperatif, 2001:56)

Langkah 1 Setiap siswa diberikan skor


bedasarkan skor kuis yang
lalu
Menetapkan skor dasar

Langkah 2 Siswa memperoleh poin


untuk kuis yang berkaitan
Menghitung skor kuis terkini

Langkah 3 Siswa mendapatkan poin


perkembangan yang besarnya
Menghitung skor perkembangan ditentukan apakah skor kuis
terkini mereka menyamai
atau melampaui skor dasar
mereka, dengan
menggunakan skala yang
diberikan dibawah ini.

Lebih dari 10 poin di bawah skor dasar…………………..0 poin


10-1 poin di bawah skor dasar ……………………………10 poin
Skor dasar sampai 10 poin diatas skor dasar………………20 poin
Lebih dari 10 poin diatas skor dasar ………………………30 poin
Pekerjaan sempurna (tanpa memperhatika skor dasar)…….30 poin

3. Penghargaan

Skor kuis dari masing masing kelompok asal saling

diperbandingkan untuk menentukan kelompok asal mana yang

paling berhasil selanjutnya diberikan penghargaan atas

keberhasilan.
34

Jadi perbedaan antara pembelajaran konvensional dan metode


kooperatif jigsaw terdapat dalam tahap dan metode dalam
penyampaian materi, disamping itu terdapat perbedaan keaktifan
siswa.
1. Kelebihan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw:
Dapat mengembangkan hubungan antar pribadi posistif diantara
siswa yang memiliki kemampuan belajar berbeda
2. Menerapka bimbingan sesama teman
3. Rasa harga diri siswa yang lebih tinggi
4. Memperbaiki kehadiran
5. Penerimaan terhadap perbedaan individu lebih besar
6. Sikap apatis berkurang
7. Pemahaman materi lebih mendalam
8. Meningkatkan motivasi belajar
Kelemahan metode kooperatif jigsaw
1. Jika guru tidak meningkatkan agar siswa selalu menggunakan
ketrampilan-ketrampilan kooperatif dalam kelompok masing-
masing maka dikhawatirkan kelompok akan macet
2. Jika jumlah anggota kelompok kurang akan menimbulkan
masalah, misal jika ada anggota yang hanya membonceng
dalam menyelesaikan tugas-tugas dan pasif dalam diskusi
3. Membutuhkan waktu yang lebih lama apalagi bila ada penataan
ruang belum terkondisi dengan baik , sehingga perlu waktu
merubah posisi yang dapat juga menimbulkan gaduh.

2.2 Jurnal

1. Pengertian
35

Jurnal adalah alat untuk mencatat transaksi perusahaan yang

dilakukan secara kronologis ( berdasarkan urut waktu terjadinya) dengan

menunjukkan rekening yang harus didebet dan dikredit beserta jumlah

rupiahnya masing-masing ( jusup, 2001: 120).

2. Fungsi jurnal

a) Mencatat, artinya semua transaksi harus dicatat dalam buku jurnal.

b) Historis, artinya jurnal mencatat setiap transaksi keuangan perusahaan

secara kronologis.

c) Analisa, pencatatan hasil analisa suatu transaksi keuangan perusahaan.

d) Instruktif, perintah untuk mencatat ke dalam perkiraan tertentu dengan

jumlah uang dan sisi tertentu pula.

e) Informatif, memberi informasi tentang transaksi keuangan yang

terjadi

2. Macam-macam jurnal khusus

Merupakan jurnal yang digunakan sebagai pencatatan transaksi

sejenis, penggunaannya biasanya pada perusahaan besar dimana transaksi

sejenis sering dilakukan, pemindah bukuan ke buku besar dapat di lakukan

secara periodik. Jurnal khusus yang diperlukan untuk pencatat dari

berbagai jenis transaksi sebagai berikut:

a. Jurnal Pembelian

b. Jurnal pengeluaran kas

c. Jurnal penjualan

d. Jurnal penerimaan kas


36

Selain jurnal khusus masih diperlukan adanya jurnal umum, yang

digunakan untuk mencatat transaksi yang tidak dicatat dalam jurnal

khusus.

3. Jurnal Pembelian

a. Pengertian jurnal pembelian

Jurnal pembelian adalah Jurnal khusus tempat mencatat semua

transaksi pembelian barang dagangan maupun harta lainnya yang

sering terjadi secara kredit.

Untuk mencatat transaksi –transaksi pembelian secra kredit

dapat dilakukan sebagai berikut:

1. Jika transaksi hanya terdiri pembelian barang dagangan yang

pencatatannya dilakukan didalam jurnal pembelian satu lajur

jumlah atau tidak tabelaris. Jika terjadi pembelian barang lain

dicatat dalam jurnal umum/jurnal memorial.

2. Jika transaksi terjadi dari pembelian barang dagangan dan barang

lain, pencatatan dapat dilakukan dalam jurnal pembelian.

Bentuk jurnal khusus pembelian adalah sebagai berikut:

No akun:…………….

Tgl Akun yang dikredit Ref Syarat Jumlah

(keterangan) pembayaran
37

Dalam bentuk Tabelaris adalah sebagai berikut:

No akun:……………………….

Tgl Akun Ref Debet Kredit

yang Pembelian Perlengkapan Ref Serba-serbi Utang


dikredit kantor Akun jumlah usaha

4. Jurnal Pengeluaran Kas

a. Pengertian jurnal pengeluaran kas

Jurnal penegluaran kas adalah Jurnal khusus tempat mencatat

transaksi-transaksi pembayaran tunai atau pengeluaran kas. Transaksi

pengeluaran kas yang sering terjadi dalam perusahaan yang meliputi

pembelian barang dagangan secara tunai, pembayaran utang, dan

pembayaran beban usaha.

b. Mencatat transaksi kedala jurnal pengeluaran kas

Pencatatan transaksi pembelian barang dagangan di catat pada akun

pembelian (D) da kas (K). Jika digunakan untuk pembayaran utang

dicatat pada akun utang (D) dan akun kas (K), bila digunakan

pembayaran beban dicatat pada akun beban dicatat pada akun beban

(D) dan (K).


38

Bentuk jurnal pengeluaran kas adalah sebagai berikut:

No Akun………

Tgl Keterangan Ref Debet Kredit

Utang Pembelian ref Serba-serbi Potongan Kas

usaha Akun jumlah pembelian

5. Jurnal Penjualan

b. Pengertian jurnal penjualan

Jurnal penjualan adalah Jurnal khusus tempat mencatat

transaksi-transaksi penjualan barang dagangan maupun harta lainnya

secara kredit.

c. Mencatat transaksi dalam jurnal penjualan

Untuk mencatat transaksi-transaksi penjualan secara kredit

dapat dialakuakan sebagai berikur:

1. Jika transaksi hanya terdiri drai penjualan barang dagangan,

pencatatannya dapat dilakukan kedalam jurnal penjualan dengan

bentuk satu lajur jumlah atau tidak tabelaris.

2. Jika transaksinya terdiri dari penjualan barang dagangan dan barang

lainnya, pencatatannya dapat dilakukan dalam jurnal penjualan dalam

bentuk tabelaris.

Bentuk jurnal penjualan dalam bentuk tidak tabelaris adalah sebagai berikut:
39

No akun:……………….

Tgl No fak Akun yang Syarat Jumlah


Ref pembayaran
dikredit

(keterangan

Sedangkan bentuk jurnal penjualan dalam bentuk tabelaris adalah

sebagai berikut:

No akun: ………

No fak Akun Ref Debet Kredit

Tgl yang piutang Penjualan Serba-serbi

didebet Akun Jumlah

6. Jurnal Penerimaan Kas

a. Pengertian jurnal penerimaan kas

Jurnal penerimaan kas adalah Jurnal khusus untuk mencatat

semua transaksi penerimaan uang tunai/kas.Penerimaan kas yang

sering terjadi dalam perusahaan dagang meliputi penjualan barang

dagangan secara tunai, penerimaan dari piutang, penerimaan dari

bunga.
40

b. Mencatat transaksi ke dalam jurnal penerimaan kas

Untuk pencatatan penerimaan hasil penjualan dicatat pada

akun kas (D) dan penjulan (K). Jika digunakan untuk penerimaan

hasil penjualan dicatat pada akun kas (D) da penjualan (K), untuk

penerimaan piutanga dicatat pada akun kas (D) dan piutang (K) dan

untuk pencatatan penerimaan bunga dicatat pada akun kas (D) dan

bunga (K).

Bentuk jurnal penerimaan kas adalah sebagai berikut:

No Akun : ……..

Tgl Akun Ref Debet Kredit

yang Kas Potongan Piutang Penjualan Ref Serba-serbi

dikredit usaha Akun Jumlah

2.2 Hasil Belajar

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu (KBBI,1991 : 342),

hasil belajar adalah suatu yang diadakan ( dibuat, dijadikan ) oleh

usaha.Sedangkan belajar adalah berusaha untuk memperoleh kepandaian atau

ilmu (KBBI, 1991:14).

Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa melalui usaha

(pengalaman dan latihan) dalam mempelajari pokok bahasan tertentu yang

dialami atau dirancang. Keberhasilan dalam proses belajar pengajaran banyak


41

dipengaruhi oleh variabel yang datang dari pribadi siswa sendiri, usaha guru

dalam menyediakan dan menciptakan kondisi pengajaran, dan variabel

lingkungan sarana yang memadai untuk tumbuhnya proses pengajaran.

Disamping tinjauan dari segi proses, keberhasilan pengajaran dapat dilihat dari

segi hasil. Asumsi dasar ialah proses pengajaran yang optimal memungkinkan

hasil belajar yang optimal pula. Hasil belajar yang dilakukan dalam penerapan

metode konvensional dan metode kooperatif jigsaw dapat dilihat dari nilai

evaluasi hasil pretest, LKS, penugasan, dan tes akhir.Teknik evaluasi yang

dilakukan pada evaluasi hasil belajar dengan menggunakan tes obyektif.

Dengan evaluasi hasil belajar, guru akan mendapat manfaat yang besar untuk

melakukan program perbaikan yang tepat.

2.4 Kerangka Berpikir

Proses pembelajaran dalam pendidikan memegang peranan penting untuk

menambah ilmu pengetahuan, ketrampilan dan penerapan konsep diri.

Kberhasilan proses pembelajaran dalam dunia pendidikan dapat tercermin dari

peningkatan mutu lulusan yang dihasilkannya. Untuk itu perlu adanya peran aktif

seluruh komponen pendidikan terutama siswa yang berfungsi sebagai input

sekaligus calon output dan guru sebagai fasilitator. Dalam proses belajar mengajar

guru diharapkan mampu memanfaatkan potensi yang dimiliki oleh siswa untuk

dapat digunakan dalam belajar. Fungsi fasilitator akan berhasil jika dalam

merancang proses belajar mengajar dilakukan berdasarkan langkah-langkah yang

sistematis dan baik yang memungkinkan terjadinya penyempurnaan terhadap


42

tujuan, bahan, ataupun strategi belajar mengajar melalui proses umpan balik yang

diperoleh dari hasil evaluasi.

Metode mengajar adalah sebuah teknik yang digunakan guru dalam

mengadakan hubungan dengan siswa pada saat proses belajar mengajar. Untuk

mencapai proses belajar yang ideal, hendaknya digunakan variasi dalam

menggunakan metode pembelajaran. Melalui metode pembelajaran tipe Jigsaw

diharapkan dapat memberikan cara dan suasana baru yang menarik dalam

pengajaran khususnya pada mata pelajaran akuntansi pokok bahasan jurnal

khusus. Hal ini disebabkan karena jika pada tahap ini siswa tidak bisa melakukan

pencatatan transaksi kedalam jurnal dengan baik, maka siswa akan mengalami

kesulitan pada tahap Akuntansi maka pencatatan dalam jurnal diharapkan

dirancang sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi suatu transaksi yang lupa

tercatat. Jika suatu perusahaan bertambah besar dan jenis transaksinya menjadi

lebih banyak, jurnal umum tidak lagi mampu menampung berbagai transaksi yang

timbul. Untuk itu diperlukan adanya tambahan jurnal khusus yang terdiri dari

jurnal penerimaan kas, jurnal pengeluaran kas, jurnal penjualan. Setiap jurnal

tersebut mempunyai fungsi yang berbeda-beda.

Pembelajaran akuntansi pokok bahasan jurnal khusus di kelas II MAN

Suruh diharapkan dapat menjadikan siswa mampu menganalisa transaksi dan

mampu mengelompokkan kedalam masing-masing jurnal khusus. Pembelajaran

kooperatif tipe Jigsaw untuk akuntansi ada beberapa pokok bahasan yanga cocok

untuk diterapkan. Melalui metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini siswa

kelas 2 MAN Suruh diharapkan untuk dapat berfikir kritis karena diberikan
43

tanggung jawab penugasan materi yang menjadi bagiannya dan melalui

pembelajaran ini dapat memberikan konsep baru. Karena pembelajaran kooperatif

tipe jigsaw menekankan keaktifan siswa sehingga mampu menumbuhkan untuk

berfikir krtitis dan memupuk sikap untuk membantu kelompoknya dalam belajar

sehingga tercipta suasana yang kondusif dan menyenangkan dan konsep

pemahaman inovatif yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal

ini karena mereka dituntut harus bertanggung jawab atas kelompoknya terhadap

pengusaan materi yang ditugaskan kepadanya lalu mengajarkan bagian tersebut

kepada anggota kelompok lain, sehingga dalam menyelesaikan tugasny setiap

anggota saling bekerja sama dan membantu ketika mengalami kesulitan dalam

memasukkan setiap transaksi ke kolom-kolom jurnal khusus. Melalui penelitian

ini akan dibandingkan apakah ada perbedaan hasil belajar antara model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan model pembelajaran konvensional

Dari uraian diatas untuk mempermudah pemikiran tersebut digunakan ilustrasi

kerangka berfikir sebagai berikut:


Hasil belajar M.
konvensional
M.Konvensional

Dibandingkan
Siswa Metode pembelajaran

M. Kooperatif Hasil belajar M.


Jigsaw kooperatif jigsaw
44

2.5 HIPOTESIS PENELITIAN

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

masalah penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.

Hipotesis dalam penelitian adalah:

Adanya perbedaan hasil belajar akuntansi pokok bahasan jurnal

khusus antara metode pembelajaran konvensional dan metode pembelajaran

kooperatif tipe JIGSAW pada siswa kelas II MAN Suruh tahun pelajaran

2005/2006.
BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini akan dibahas metode penentuan objek, penelitian

metode pengumpulan data serta analisis data.

3.1 Metode Penentuan Objek Penelitian

3.1.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan individu yang menjadi subjek penelitian

(Arikunto 2002: 109)

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas II semeter II MAN Suruh

yang terdiri dari 3 kelas yaitu II IPS I dengan jumlah 40 Siswa, kelas II IPS2

dengan jumlah 40 siswa, dan kelas II IPS3 dengan jumlah 38 siswa. Jadi jumlah

seluruh siswa MAN Suruh untuk kelas II IPS adala 118 siswa.

3.1.2 Sampel

Sampel adalah Sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto

2002:109), sebagai wakil dari populasi maka sampel harus benar-benar dapat

diwakili.

Sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik Cluster Random

Sampling. Hal ini dilakukan setelah memperhatikan ciri-ciri antara lain:

1. Siswa mendapat materi berdasarkan kurikulum yang sama

2. Siswa diampu oleh guru yang sama

3. Siswa yang menjadi objek penelitian duduk pada tingkat kelas yang sama dan

pembagian kelas tidak ada yang kelas unggulan.

45
46

Dalam penelitian ini cara yang digunakan untuk menentukan sampel

adalah dengan cara undian. Sampel yang digunakan adalah kelas 2 IPS 2 sebagai

kelompok eksperimen yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

dan kelas 2 IPS I sebagai kelompok control yang menggunakan pembelajaran

konvensional.

3.1.3 Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian atau menjadi perhatian (Arikunto

2002:99)

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel bebas

Dalam penelitian ini variabel yang menjadi variabel bebas adalah model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw (eksperimen) dan model pembelajaran

konvensional (kontrol).

2. Variabel terikat

Variabel terikatnya adalah hasil belajar akuntansi siswa pokok bahasan

jurnal khusus.

3.2 Rancangan Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

eksperimen.

Metode eksperimen adalah merupakan salah satu metode yang paling tepat

untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkannya ( Arikunto 2002:82 ).

Desain perlakuan yang akan dilakukan dalam penelitian adalah sebagai

berikut
47

Kelompok eksperimen

Guru menerangkan konsep pembelajaran

Guru membagi siswa dalam kelompok asal dan kelompok ahli

Siswa telah bergabung bersama kelompok ahli masing-masing untuk membahas


dan mengerjakan latihan sub pokok bahasan yang menjadi bagiannya

Klm Ahli 1 Klm Ahli 2 Klm Ahli 3 Klm Ahli 4 Klm Ahli 5

Setelah selesai melakukan pembahasan maka kembali kelompok asal dan


bergantian mengajarkan kepada anggota kelompoknya sesuai dengan pokok
bahasan yang dipelajari

Guru memberi tugas dan latihan soal untuk dibahas dalam kelompok

Klm Asal 1 Klm Asal 2 Klm Asal 3 Klm Asal 4 Klm Asal 5

Guru mengumpulkan tugas siswa dan memberi kunci jawaban soal latihan

Guru memberikan soal mandiri

Guru melakukan evaluasi

Guru menghitung skor individu


Skema tahap pembelajaran kelompok eksperimen
48

Kelompok Kontrol

Skema tahapan pembelajaran kelompok kontrol

Langkah-langkah penelitian yang dilaksanakan dengan tahap-tahap :

6. Perencanaan

a. Merancang konsep kegiatan bersama guru dengan menjelaskan tahapan

pelaksanaan dalam metode jigsaw

b. Menjelaskan sarana, keadaan pembelajaran untuk pelaksanaan metode

jigsaw

c. Melihat kesiapan guru dalam menyiapkan pembelajaran baik pembelajaran

yang menggunakan metode konvensional maupun metode jigsaw

d. Menyiapkan lembar observasi untuk guru dan siswa

7. Pelaksanaan

d. Peneliti mengamati guru dan siswa dalam melakukan tahap-tahap aktivitas

dalam proses pembelajaran sub konsep jurnal penyesuaian dengan

menggunakan metode konvensional dan metode jigsaw


49

e. Peneliti melakukan wawancara pelaksanaan metode baru terhadap siswa

dan guru

8. Observasi

Menganalisis hasil tes, wawancara, hasil observasi, dan tugas

9. Refleksi

a. Setelah analisis data didapatkan indikator kinerja ketuntasan belajar dan

indikator tingkat keaktifan siswa dapat diketahui apakah sudah tercapai

atau belum dan faktor-faktor kendala yang terjadi baik dari faktor guru

ataupun siswanya.

b. Pengambilan data diperoleh dengan metode tes/evaluasi , wawancara, dan

observasi.

c. Data yang diperoleh dengan metode tes adalah hasil belajar siswa setelah

pembelajaran dilakukan.

d. Data yang diperoleh dengan metode wawancara adalah tanggapan guru

dalam menggunakan metode jigsaw dan tanggapan siswa setelah

pembelajaran dengan metode jigsaw

e. Data yang diambil dengan metode observasi adalah aktivitas guru dan

aktivitas siswa dalam proses pembelajaran

3.3 Prosedur Pengumpulan Data

1. Pengambilan data diperoleh dengan metode tes/evaluasi, wawancara, dan

observasi. Data yang diperoleh dengan metode tes adalah hasil belajar siswa

setelah pembelajaran dilakukan, pengambilan data nilai tes awal untuk uji
50

homogenitas dan normalitas. Data yang diperoleh dengan metode wawancara

adalah tanggapan guru dalam menggunakan metode jigsaw dan tanggapan

siswa setelah pembelajaran dengan metode jigsaw. Data yang diambil dengan

metode observasi adalah aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran.

2. Berdasarkan data pada 1 ditentukan sampel penelitian dengan teknik Cluster

Random Sampling dengan pertimbangan siswa mendapat ateri berdasarkan

kurikulum yang sama, siswa diampu oleh guru yang sama, siswa yang

menjadi objek penelitian duduk pada tingkat kelas yang sama dan pembagian

kelas tidak ada kelas yang unggulan.

3. Menyusun kisi-kisi tes uji coba.

4. Menyusun instrumen tes uji coba berdasarkan kisi-kisi yang ada.

5. Menguji cobakan instrumen tes uji coba pada kelas uji coba (yang sebelumnya

telah diajarkan pokok bahasan jurnal khusus) di mana instrumen tes tersebut

akan digunakan sebagai tes hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol.

6. Menganalisis data hasil instrumen tes uji coba pada kelas uji coba untuk

mengetahui taraf kesukaran, daya pembeda, validitas, dan reliabilitas tes.

7. Menentukan soal-soal yang memenuhi syarat berdasarkan data 6.

8. a. Melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

b. Melaksanakan pembelajaran konvensional

9. Melaksanakan tes hasil belajar.

10. Menganalisis hasil yang diperoleh dari tes hasil belajar.

11. Menyusun laporan hasil peneliti


51

Skema prosedur penelitian diperlihatkan oleh gambar di bawah ini.

Data tes awal siswa kelas II semester II


MAN Suruh

Kelas JIGSAW Kelas Konvensional Kelas Uji Coba


(2 IPS 2) (2 IPS 1) (2 IPS 3)

Uji coba instrumen


tes

Perangkat tes Analisis untuk menentukan


(tes hasil belajar) instrumen tes

Menganalisis hasil dari


tes hasil belajar

Gambar 3. Skema prosedur penelitian

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan untuk mendapatkan data dalam penelitian ini

adalah:

3.4.1 Metode Dokumentasi

Metode ini digunakan untuk memperoleh daftar nilai siswa MAN Suruh

Kelas 2, juga untuk memperoleh daftar nama siswa yang menjadi sampel dalam

penelitian ini. Nilai awal ini digunakan sebagai uji homogenitas. Metode ini juga

mengambil gambar/foto ketika guru sedang melakukan uji coba pengajaran

dengan metode jigsaw.


52

3.4.2 Metode Pemberian Tes

Metode yang digunakan adalah metode tes. Tes awal digunakan untuk

mengetahui normalitas dan homogenitas populasi sedang tes hasil belajar

digunakan utuk memperoleh data tentang hasil belajar akuntansi pokok bahasan

jurnal khusus siswa kelas 2 MAN Suruh pada kelas metode pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw, dan kelas metode pembelajaran konvensional

3.4.3 Metode Wawancara

Metode ini dilakukan setelah pembelajaran dengan metode jigsaw

dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor kendala dan tanggapan siswa dan guru

terhadap metode baru tersebut.

3.5 Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan instrumen tes berbentuk soal obyektif. Dalam

menyusun perangkat tes, langkah-langkah yang ditempuh sebagai berikut:

1. Materi yang akan diteskan dibatasi pada pokok bahasan jurnal khusus.

2. Menyusun jumlah uji coba soal sebanyak 25 butir soal. Setelah soal disusun

dilakukan uji coba terlebih dahulu kekelas II IPS 3 dengan asumsi anak-anak

di kelas tersebut telah mendapat materi sehingga pengukuran dan penelitian

dapat menghasilkan data yang benar-benar mencerminkan keadaan yang

diukur. Hal tersebut untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat

kesukaran, dan daya pembeda soal.

3. Uji coba tes hasil belajar akuntansi

a. Validitas
53

Validitas adalah Suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan suatu instrumen (Arikunto 2001: 144). Menurut Arikunto (2001:65)

bahwa suatu tes dikatakan Valid apabila mampu mengukur apa yang hendak

diukur. Cara menghitung validitas soal tes dala penelitian ini dilakukan

dengan cara mengkorelasikan skor total dengan menggunakan rumus product

moment yang dikemukakan oleh pearson yaitu :

N. ∑ XY − (∑ X )(∑ Y )
rxy =
{N. ∑ X 2
}{
− (∑ X) N. ∑ Y2 − (∑ Y )
2 2
}
Keterangan :

rxy = koefesian korelasi

N = Jumlah subyek atau responden


ΣX = Nilai skor butir
ΣY = Nilai skor total
Σ X2 = Jumlah kuadrat nilai X
Σ Y2 = Jumlah kuadrat nilai Y
(Suharsimi Arikunto, 2002 : 162)

Butir angket dikatan valid jika hasil perhitngan memperoleh koefisien

korelasi rxys > rtabel

Berdasarkan hasil ujicoba terhadap 38 siswa diperoleh 4 soal yang

tidak valid dari 25 soal yang diujicobakan. Hasil perhitungan selengkapnya

dapat dilihat pada lampiran dan terangkum seperti pada tabel berikut.

Tabel 3.1 Ringkasan Validitas Soal Uji Coba


No Kriteria No soal Jumlah
1 Valid 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 15, 21 soal
18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25
2 Tidak valid 6, 9, 14, 17 4 soal
Sumber : Data penelitian 2006, diolah
54

b. Reliabilitas Tes

Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen

cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena

instrumen tersebut sudah baik (Suharsimi Arikunto, 2002 : 154).

Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu

instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan

data. Instrumen yang sudah dapat dipercaya atau reliabel akan menghasilkan

data yang dapat dipercaya juga. Mencari reliabilitas instrument dengan

menggunakan rumus KR-20:

⎛ k ⎞⎛⎜ Vt − ∑ pq ⎞⎟
r11 = ⎜ ⎟
⎝ k − 1 ⎠⎜⎝ Vt ⎟

Keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir soal

p = proporsi siswa yang menjawab betul pada butir

q = proporsi siswa yang menjawab salah pada butir (1-p)

Vt = varians total

(Suharsimi Arikunto, 2002: 182)

Kemudian harga r11 yang diperoleh dikonsultasikan dengan tabel

product moment. Apabila rhitung > rtabel dengan taraf signifikan 5% maka

instrumen dinyatakan reliabel. Berdasarkan hasil analisis ujicoba instrumen

diperoleh r11 sebesar 0722 > rtabel = 0,320 maka instrumen tersebut reliabel.
55

c. Taraf kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau terlalu

sukar.(Arikunto, 2002:207). Untuk mencari taraf kesukaran digunakan rumus

dibawah ini.

B
P=
JS

Keterangan :

P = Tingkat kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab benar

JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

( Suharsimi Arikunto, 2002:208)

Indeks kesukaran ini diberi simbol P (p besar), singkatan dari kata

“proporsi”. Indeks kesukaran dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar


Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang
Soal dengan P (0,70) samapi 1,00 adalah soal mudah
(Suharsimi Arikunto, 2002:210).

Berdasarkan hasil ujicoba diperoleh 16% soal yang daya pembedanya

jelek, 72% cukup dan 12% dalam kategori baik. Hasil perhitungan

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran seperti pada tabel 3.2 berikut.

Tabel 3.2 Ringkasan Daya Pembeda Soal Ujicoba

No Kriteria Nomor soal Jumlah %


1 Jelek 6, 9, 14, 17 4 16
2 Cukup 1, 2, 3, 4, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 30 72
15, 16, 19, 20, 21, 22, 23, 25
3 Baik 5, 18, 24 34 12
Sumber : Data penelitian 2006, diolah
56

f. Daya Pembeda Soal

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan

antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh

(berkemampuan rendah). Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi

adalah:

BA BB
D= − = PA − PB
JA JB

Keterangan:

D = Daya pembeda soal

BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar

BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar

JA = banyaknya peserta kelompok atas

JB = Bnyaknya peserta kelompok bawah

BA
PA = = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
JA

BB
PB = = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
JB

( Suharsimi Arikunto, 2003:213-214)

Klasifikasi daya pembeda:

0,00 ≤ D ≤ 0,20 : Jelek

0,21 ≤ D ≤ 0,40 : Cukup

0,41 ≤ D ≤ 0,70 : Baik

0,71 ≤ D ≤ 1,00 : Baik Sekali

D : negatif, semuanya tidak baik, jika semua butir soal yang mempunyai nilai

D negatif sebaiknya dibuang.(Suharsimi Arikunto, 2002:218)


57

Berdasarkan hasil ujicoba instrumen tes diperoleh 8% soal dengan

kriteria sukar, 50% sedang dan 24% mudah. Hasil perhitungan dapat dilihat

pada lampiran dan terangkum pada pada tabel 3.3.

Tabel 3.3 Ringkasan Tingkat Kesukaran Soal Ujicoba

No Kriteria Nomor soal Jumlah %


1 Sukar 2, 6, 8, 12, 14, 15 6 24
2 Sedang 1, 3, 5, 7, 9, 10, 11, 13, 16,17, 17 68
19, 21, 21, 22, 23, 24, 25
3 Mudah 18, 21 2 8
Sumber : Data penelitian 2006, diolah

Dari hasil uji coba soal di atas diperoleh 4 buti soal yang tidak valid dan daya

bedanya jelek yaitu nomor 6, 9, 14, dan 17. Selanjutnya untuk keperluan

penelitian akan digunakan 20 soal, maka soal nomor 13 walaupun valid akan

dibuang.

3.6 Metode Analisis Data Penelitian

a. Uji Normalitas

Untuk mengetahui normal tidaknya data yang akan dianalisis.Uji statistik yang

digunakan adalah uji chi kuadrat, rumus yang digunakan adalah:

k
(O1 − E1 )2
2
x = ∑
i =1 E1

Keterangan:

x 2 = Harga chi kuadrat

K = Jumlah kelas interval

O = Frekuensi observasi

E = Frekuensi ynag diharapkan

dk = Derajat kebebasan
58

Jika x 2 < x 2 table dengan α. = 5% dk= 6-3 maka data tersebut berdistribusi

normal.Jika x2 hitung > x2 table data yang dianalisis tidak berdistribusi normal

( Sudjana, 1996:293)

b. Uji Homogenitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok memilki

tingkat varians data yang sama atau tidak. Untuk menguji kesamaan dua

varians data dari kedua kelopok rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Varianterbesar
F=
Varianterkecil

( Sutrisno Hadi 1992:479)

Nilai F yang diperoleh dari perhitungan dikonsultasikan dengan F tabel

yang mempunyai taraf signifikansi = 5%. Ho diterima jika F hitung < F tabel

dan Ho ditolak jika F hitung > F tabel.

c. Uji Hipotesis

Untuk menguji perbedaan rata-rata maka pasangan hipotesis yang akan

yaitu uji t sebagai berikut:

1) varian kedua sampel sama , maka rumus tes yang digunakan adalah:

Xe − Xk
t=
1 1
8 +
ne n k

Dengan :

(ne − 1)S e 2 + (nk − 1)S k 2


S2 =
n1 + nk − 2

ne ∑ xe − (∑ xe )
2

Se2 =
ne (ne −1)
59

2
Sk =
nk (∑ x )
e
2

nk (nk −1)

Keterangan :

X e = Rata-rata kelompok eksperimen

X k = Rata-rata kelompok kontrol

ne = Jumlah anggota kelompok eksperimen

nk = Jumlah anggota kelompok kontrol

Se2 = variansi kelompok eksperimen

Sk2 = Variansi kelompok kontrol

( Sudjana, 1996:293)

Kriteria pengujian sebagai berikut:

a. Terima Ho jika thitung < t (1−α )(ne + nk − 2 ) tabel

b. Terima Ho jika thitung > t (1−α )(ne + nk − 2 ) tabel

2) Jika varians tidak homogen menggunakan

Xe − Xk
t =
2 2
se s
8 + k
ne nk

Keterangan:

X e = Rata-rata kelompok eksperimen

X k = Rata-rata kelompok kontrol

ne = Jumlah anggota kelompok eksperimen


60

nk = Jumlah anggota kelompok kontrol

Se2 = variansi kelompok eksperimen

Sk2 = Variansi kelompok kontrol

Kriteria pengujian yang digunakan adalah tolak hipotesis Ho jika:

we t e + wk t k
thitung ≥
we + wk

2 2
se s
dengan We= Wk = k
ne nk

t1 = t (1−α )(ne +1) dan t2 = t (1−α )(nk +1)

α = taraf nyata

( Sudjana, 1996:243)

d. Uji ketuntasan Hasil Belajar

Setelah melalui tahap awal dan tahap akhir, maka dilanjutkan dengan

uji ketuntasan belajar yaitu untuk menegtahui sejauh mana suatu metode

pengajaran berperan dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap suatu

materi pelajaran secara tuntas, sehingga metode tersebut

dikatakan efektif. Seorang siswa dikatakan tuntas belajar apabila siswa

tersebut telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 6,5. Jika siswa

tersebut tidak mencapai nilai 6,5 maka siswa tersebut dikatakan tidak tuntas

belajar sehingga perlu perbaikan dan pengayaan. Untuk mengetahui

ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:

xμ0
t=
s
n

Keterangan:
61

x : Nilai rata-rata kelompok eksperimen

μ0 : Nilai rata-rata standar

S : Standar deviasi

Terima Ho jika t hitung > t1-α(n-1)

( Sudjana, 1996:193)

e. Indikator Kinerja

Menurut kurikulum SMA 2004, indikator merupakan kompetensi dasar

secara spesifik yang dapat dijadikan ukuran untuk mengetahui ketercapaian

hasil belajar. Indikator dirumuskan dengan kata kerja operasional yang bisa

diukur dan dibuat instrumen penilaiannya. Indikator yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sekurang-kurangnya 85% kelas 2 MAN Suruh yang

menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw memperoleh nilai lebih dari atau

sama dengan 6,5. Selain itu siswa termotivasi akuntansi dan kinerja proses

pembelajaran meningkat.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MAN Suruh dengan sampel penelitian

siswa kelas II IPS2 sebagai kelompok eksperimen dan kelas II IPS1

sebagai kelompok kontrol. Pada prinsipnya, kepada kedua kelompok

dilaksanakan tiga tahap kegiatan yaitu pre test, pembelajaran dan post

test. Pre test digunakan untuk mengetahui kemampuan dasar siswa

sebelum diadakan pembelajaran dan post test digunakan untuk

mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran Pada

pembelajaran kelompok eksperimen digunakan pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw. Sedangkan pada kelompok kontrol digunakan

pembelajaran konvensional yaitu dengan ceramah dan diskusi

informasi.

4.1.1.1 Proses Pembelajaran Pada Kelompok Eksperimen

Pada awal pembelajaran, guru memberikan apersepsi untuk

mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa tentang pokok bahasan

jurnal khusus. Dengan jigsaw, guru membagi siswa ke dalam

kelompok-kelompok dengan jumlah anggota empat sampai dengan

enam siswa.

62
63

Pada tahap selanjutnya, anggota dari tim-tim jigsaw yang mendapat

tugas dengan topik yang sama berkumpul dan berdiskusi tentang topik

tersebut, perwakilan anggota tim-tim jigsaw ini selanjutnya dinamakan

tim ahli. Selanjutnya anggota tim ahli ini kembali kekelompok asalnya

dan menjelaskan apa yang telah dipelajarinya dan didiskusikan di

dalam kelompok. Selanjutnya setelah setiap anggota kelompok

mendapatkan tugas dengan topik yang berbeda pembelajaran

dilanjutkan dengan pemberian kuis secara individu yang mencakup

topik yang telah dibahas.

4.1.1.2 Proses Pembelajaran Pada Kelompok Kontrol

Pada prinsipnya, pembelajaran pada kelompok kontrol relatif sama

dengan pembelajaran pada kelompok eksperimen. Yang membedakan

antara kedua kelompok tersebut adalah cara mempelajari materi. Pada

kelompok kontrol pembelajaran dilakukan secara konvensional berupa

trasfer informasi dari guru kepada siswa melalui ceramah dan tanya

jawab terpimpin.

4.1.2 Analisis Data Kemampuan Awal Siswa Sebelum Pembelajaran

4.1.2.1 Deskriptif Data Kemampuan Awal Siswa

Kemampuan awal siswa sebelum diadakan pembelajaran dari kedua

kelompok dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut.

Tabel 4.1 Kemampuan Awal Siswa Sebelum Pembelajaran

Sumber variasi Eksperimen Kontrol


N 40 40
64

Rata-rata 4,23 4,11


Varians 0,8327 0,5960
Standart deviasi 0,91 0,77
Maksimal 6,0 5,5
Minimal 2,0 2,5
Sumber : Data Penelitian 2006, diolah

Berdasarkan tabel tersebut, dari 40 siswa kelompok eksperimen rata-

rata kemampuan awalnya mencapai 4,23, sedangkan dari 40 siswa

kelompok kontrol mencapai 4,11. Kemampuan awal tertinggi untuk

kelompok ekpseimen mencapai 6,0, dan kelompok kontrol mencapai

5,5 sedangkan kemampuan terendahnya untuk kelompok eksperimen

2,00 dan kelompok kontrol 2,5. Tampak bahwa kemampuan awal

kedua kelompok tersebut masih dibawah batas ketuntasan yaitu 6.5.

4.1.2.2 Uji Normalitas

Hasil uji normalitas data pre test dari kedua kelompok dapat dilihat

pada tabel 4.2 berikut.

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Data Pre Test

Sumber variasi Eksperimen Kontrol


2
χ hitung 5,1937 4,9646
dk 3 3
χ2 tabel 7,81 7,81
Kriteria Normal Normal
Sumber : Data Penelitian 2006, diolah

Berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh χ2hitung untuk kelompok

eksperimen sebesar 5,1637 dan kelompok kontrol 4,9646. Kedua nilai

tersebut kurang dari χ2tabel pada taraf kesalahan 5% dengan dk = 3


65

yaitu 7,81, yang berarti bahwa kedua data tersebut berdistribusi

normal. Berdasarkan hasil analisis ini dapat digunakan sebagai

pertimbangan dalam analisis selanjutnya yaitu menggunakan statistika

parametrik (uji t).

4.1.2.3 Uji Kesamaan Dua Varians

Hasil uji kesamaan varians data pre test antara kelompok eksperimen dan

kontrol dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut.

Tabel 4.3 Hasil Uji Kesamaan Varians Data Pre Test

Kelompok Varians dk F hitung F table


Eksperimen 0,8327 39
1,397 1,89
Kontrol 0,5960 39
Sumber : Data Penelitian 2006, diolah
Berdasarkan analisis tersebut, diperoleh F hitung sebesar 1,397 < Ftabel

(1,89) dengan dk (39:39) yang berarti bahwa kedua kelompok

mempunyai varians yang tidak berbeda.

4.1.2.4 Uji Kesamaan Rata-rata Pre Test

Hasil uji kesamaan rata-rata data pre test antara kelompok eksperimen

dan kontrol dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut.

Tabel 4.4 Uji Kesamaan Rata-rata Pre Test

Kelompok Rata-rata dk t hitung t tabel Kriteria


Eksperimen 4,23
78 0,595 1.99 Tidak berbeda
Kontrol 4,11
Sumber : Data Penelitian 2006, diolah

Berdasarkan tabel tersebut diperoleh thitung sebesar 0,595 yang berada

pada daerah penerimaan Ho yaitu antara –1.99 sampai 1.99 yang

berarti tidak ada perbedaan yang signifikan. Hal ini menunjukkan

bahwa antara kelompok eksperimen dan kontrol mempunyai


66

kemampuan awal yang relatif sama dalam memahami materi pokok

bahasan jurnal khusus sebelum mengikuti pembelajaran.

4.1.3 Analisis Data Hasil Belajar Siswa Setelah Pembelajaran

4.1.3.1 Deskriptif Data Hasil Belajar

Hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran dari kedua

kelompok dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut.

Tabel 4.5 Deskriptif Data Hasil Belajar Setelah Pembelajaran


Sumber variasi Eksperimen Kontrol
N 40 40
Rata-rata 6,84 6.04
Varians 0,4537 0.7357
Standart deviasi 0,67 0.86
Maksimal 8,0 7,5
Minimal 5,0 4,0
Sumber : Data Penelitian 2006, diolah

Berdasarkan tabel tersebut, dari 40 siswa kelompok eksperimen rata-

rata hasil belajar pada kelompok eksperimen setelah pembelajaran

mencapai 6,84 sedangkan dari dari 40 siswa kelompok kontrol

mencapai 6,04. Hasil belajar tertinggi pada kelompok eksperimen

mencapai 8,0, dan terendah 5,0. Pada kelompok kontrol, nilai tertinggi

7,5 dan terendah 4,0.

4.1.3.2 Uji Normalitas Data Post Test

Hasil uji normalitas data post test dari kedua kelompok dapat dilihat

pada tabel 4.6 berikut.

Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Data Keadaan Akhir


Sumber variasi Eksperimen Kontrol
2
χ hitung 6,8016 3,0293
67

dk 3 3
2
χ tabel 7,81 7,81
Kriteria Normal Normal
Sumber : Data Penelitian 2006, diolah

Berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh χ2hitung untuk kelompok

eksperimen sebesar 6,8016 dan kelompok kontrol 3,0293. Kedua nilai

tersebut kurang dari χ2tabel pada taraf kesalahan 5% dengan dk = 3

yaitu 7,81, yang berarti bahwa kedua data tersebut berdistribusi

normal. Berdasarkan hasil analisis ini dapat digunakan sebagai

pertimbangan dalam analisis selanjutnya yaitu menggunakan statistika

parametrik (uji t).

4.1.3.3 Uji Kesamaan Dua Varians Data Post Test

Hasil uji kesamaan varians data post test antara kelompok eksperimen

dan kontrol dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut.

Tabel 4.7 Hasil Uji Kesamaan Varians Data Post Test


Kelompok Varians dk F hitung F tabel
Eksperimen 0,4537 44
1,622 1.83
Kontrol 0,7357 44
Sumber : Data Penelitian 2006, diolah

Berdasarkan analisis tersebut, diperoleh F hitung sebesar 1,622 < Ftabel

(1,89) dengan dk (39:39) yang berarti bahwa kedua kelompok

mempunyai varians yang tidak berbeda. Berdasarkan analisis ini maka

dalam pengujian hipotesis penelitian dapat digunakan uji t untuk

rumus pertama.

4.1.3.4 Uji Perbedaan Rata-rata Post Test

Hasil uji perbedaan rata-rata data post test antara kelompok

eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut.


68

Tabel 4.8 Hasil Uji Perbedaan Rata-rata Post Test

Kelompok Rata-rata dk t hitung t tabel Kriteria


Eksperimen 6,84
78 4,639 1,99 Berbeda
Kontrol 6,04
Sumber : Data Penelitian 2006, diolah

Berdasarkan tabel tersebut diperoleh thitung sebesar 4,639 lebih besar

dari ttabel = 1,99 untuk α = 5% dengan dk 78, berarti ada perbedaan

hasil belajar akuntansi pokok bahasan jurnal khusus antara metode

kooperatif tipe jigsaw dengan pembelajaran konfensional pada siswa

kelas II MAN Suruh tahun pelajaran 2005/2006. Ditinjau dari

rata-rata hasil belajar yang dipeoleh terlihat bahwa hasil belajar

kelompok eksperimen yang mendapatkan pengajaran dengan metode

kooperatif tipe jigsaw (6,84) lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang

mendapatkan pengejaran dengan metode konfensional (6,04).

Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa pembelajaran dengan

metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw telah mampu

mengantarkan siswa mencapai ketuntasan hasil belajar siswa

ditunjukkan dari persentase siswa yang mencapai nilai 6,5 atau lebih

sebesar 87,5% dan lebih besar dari batas ketuntasan yang ditetapkan

yaitu 85% sedangkan pembelajaran dengan metode konfensional

belum mampu mengantarkan siswa mencapai ketuntasan hasil belajar

siswa karena persentase siswa yang memperoleh nilai 6,5 atau lebih

sebesar 40,0% dan kuurang dari 85%.


69

Dari hasil tersebut dapat dijelaskan bahwa metode pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa

karena dapat mengantarkan siswa mencapai ketuntasan hasil belajar.

4.2 Pembahasan

Berdasarkan data pada kondisi awal, menunjukkan bahwa kemampuan

awal antara kelompok eksperimen dan kontrol relatif sama. Hal ini

ditunjukkan dari data pre test dari kedua kelompok. Pada kelompok

eksperimen rata-rata kemampuan awalnya mencapai 4,23 sedangkan

pada kelompok kontrol mencapai 4,11. Melalui uji t diperoleh thitung

sebesar 0,595 yang berada pada daerah penerimaan Ho yaitu pada

selang -1.99 sampai 1.99 yang merupakan batas kritik uji t untuk taraf

kesalahan 5% dengan dk = 78. Hal ini berarti bahwa tidak ada

perbedaan yang nyata kemampuan awal dari kedua kelompok.

Setelah dilakukan pembelajaran pada kelompok ekperimen

menggunakan kooperatif tipe jigsaw dan kelompok kontrol

menggunakan konvensional yaitu ceramah dan diskusi informasi,

terlihat bahwa hasil belajar kedua kelompok tersebut menunjukkan

adanya berbeda secara signifikan. Hal ini ditunjukkan dari hasil uji t

yang diperoleh thitung sebesar 4,6393 yang berada pada daerah

penolakan Ho yaitu pada selang -1.99 sampai 1.99 yang merupakan

batas kritik uji t untuk taraf kesalahan 5% dengan dk = 78. Dengan

demikian berarti bahwa pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat


70

meningkatkan hasil belajar pokok bahasan jurnal khusus pada siswa

kelas II MAN Suruh tahun pelajaran 2005/2006.

Hal ini disebabkan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat

membawa siswa kedalam suasana belajar yang bermakna karena siswa

dapat secara aktif bekerjasama dengan sesama siswa dalam suasana

gotong-royong dalam upaya menggali iformasi dan meningkatkan

kemampun berkomunikasi untuk meningkatkan pemahaman pada

materi pelajaran yang sedang dipelajari. kenyataan tersebut diperkuat

pendapat Johson & Johnson (1989) dalam Anita Lie (2002) yang

menyatakan bahwa suasana belajar cooperatif learning Jigsaw

menghasilkan prestasi belajar yang lebih tinggi, hubungan yang lebih

positif, dan penyesuaian psikologis yang lebih baik dari pada suasana

belajar yang penuh dengan persaingan dan memisah-misahkan siswa.

Selain itu Intinya (2003) juga menegaskan bahwa pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw dapat mengambangkan hubungan antar pribadi

positif diantara siswa yang memiliki kemampuan berbeda, menerapkan

bimbingan sesama teman, rasa harga diri siswa yang lebih tinggi,

memperbaiki kehadiran, menerima terhadap perbedaan individu lebih

besar, sikap apatis berkurang, pemahaman materi lebih mendalam dan

meningkatkan motivasi belajar.

Di dalam pembelajaran kooperatif kerja sama dalam kelompok

memegang kunci keberhasilan proses pembelajaran yang dilaksanakan.

Dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw diperlukan rasa


71

tanggungjawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri maupun

pembelajaran siswa lain dalam kelompok maupun diluar kelompoknya.

Siswa tidak hanya dituntuk menguasai materi sendiri tetapi juga

dituntut untuk dapat menjelaskan pada siswa lain dalam kelompoknya,

sebab secara umum siswa akan lebih mudah menemukan dan

memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka dapat saling

mendiskusikan konsep-konsep ini dengan temannya.

Melalui pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini guru dapat secara

langsung membimbing setiap individu yang mengalami kesulitan

belajar, hal tersebut ditegaskan oleh Slavin (1995) yang menyatakan

bahwa guru setidaknya menggunakan setengah waktunya mengajar

dalam kelompok kecil sehingga akaan lebih mudah dalam memberikan

bantuan secara individu.

Suasana yang tercipta dari kegiatan pembelajaran dengan metode

kooperatiuf tipe jigsaw sangat menarik yang mampu mengarahkan

siswa untuk aktif berinovasi dalam memahami materi yang diajarkan

yang pada akhirnya berdampak pada tingginya penguasaan siswa pada

materi yang sedang dipelajari dan meningkatnya hasil belajar yang

dicapainya.

Berbeda dengan kelompok kontrol, meskipun terjadi peningkatan hasil

belajar yang nyata, namun rata-rata hasil belajar pada kelompok ini

relatif lebih rendah karena pembelajaran yang dilakukan kurang

mampu mengaktifkan siswa secara optimal. Keaktifan siswa hanya

cenderung pada saat dilakukan diskusi informasi, latihan soal atau


72

penugasan. Pada kondisi ini motivasi siswa cenderung lebih rendah

daripada kelompok eksperimen, yang pada akhirnya berpengaruh

terhadap rendahnya hasil belajar siswa.


BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil beberapa

simpulan antara lain:

1. Ada perbedaan yang signifikan hasil belajar akuntansi pokok bahasan jurnal

khusus antara metode pembelajaran yang digunakan yaitu pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw dengan pembelajaran konvensional pada siswa kelas II

MAN Suruh tahun pelajaran 2005/2006.

2. Metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih efektif daripada metode

pembelajaran konvensional karena mampu meningkatkan hasil belajar

akuntansi pokok bahasan jurnal khusus pada siswa kelas II MAN Suruh tahun

pelajaran 2005/2006 mengarah pada ketercapaian belajar tuntas.

5.2 Saran

Ada beberapa saran yang dapat penulis ajukan berkaitan dengan hasil penelitian

ini antara lain:

1. Pada dasarnya untuk kegiatan pembelajaran dapat digunakan berbagai metode

mengacu pada materi pengajaran yang akan disampaikan. Dalam kaitannya

dengan pembelajaran akuntansi pokok bahasan jurnal khusus di tingkat SMA

dapat digunakan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw karena terbukti

mampu meningkatkan hasil belajar siswa. oleh karena itu guru hendaknya

73
74

mempertimbangkan penggunaan metode ini saat akan melaksanakan

pembelajaran akuntansi pokok bahasan jurnal khusus.

2. Dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw agar mencapai hasil

yang optimal, guru perlu melakukan penataan ruang secara efektif untuk

menghindari suasana gaduh saat pembentukan kelompok, guru perlu

meningkatkan keterampilan kooperatif masing-masing kelompok agar kerja

sama dalam kelompok tidak macet, guru perlu mengembangkan keaktifan

seluruh anggota dalam kelompok kerena keberhasilan pembelajaran ini

terletak dari kemampuan angota kelompok dalam memberikan penjelasan

kepada anggota kelompok yang lain secara bergantian.

3. Kepada peneliti lain dapat melakukan penelitian serupa pada pokok bahasan

lain, sehingga diperoleh informasi lebih luas tentang keefektifan

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam pembelajaran akuntansi pada

siswa.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-dasar evaluas ipendidikan. Jakarta : Bumi


Aksara.

…………….1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :


Rineka Cipta

…………… 2003. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :


Rineka Cipta

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta

Daroni.2002. Pembelajaran Kooperatif IPA Di SLTP Melalui Model jig Saw (


dalam Lembar Ilmu Pendidikan). Semarang. UNNES.

Darsono, Max, Dkk. 2000. Belajar dan pembelajaran. Semarang : IKIP Semarang
Press

Departemen Pendidikan Nasional. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia.


Jakarta: Balai Pustaka.

Departemen Pendidikan Nasional. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:


Balai Pustaka.

Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Kurikulum 2004 SMA.. Jakarta:


Direktorat Pendidikan Menengah Umum

Hamalik, Oemar. 1990. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo

Ibrahim, Muslim, Dkk. 2001. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA


University Press

Jusup, Haryono. 2001. Dasar-Dasar Akuntansi. Yogyakarta: Universitas Gajah


Mada

Lie, Anita. 2002. Cooperative learning (Mempraktikan Cooperative Learning Di


Ruang-Ruang Kelas), Jakarta : Grasindo.

Slavin, R.E. 1995. Cooperativ Learning. Boston: Allya Bacon

75
76

Suyitno, Amin. 2004. Dasar-Dasar dan Proses Pembelajaran Matematika I.


Semarang. UNNES

Sudaryo. (Ed.) 1991. Strategi Belajar Mengajar I. Semarang: IKIP Semarang


Press

S, Alam. 2004. Akuntansi SMA untuk Kelas XI. Jakarta: ESIS

Slameto.2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta :


Rineka Cipta.

Sudjana. 1996. Metode Statistika. Bandung : Tarsito

Setyowati, Endang. 2005. Studi Komparasi metode Pembelajaran Kooperatif


Tipe Jigsaw Dan Metode Konvensional Pokok Bahasan Jurnal Khusus
Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Pada Siswa Kelas 2 SMA
Teuku Umar. Semarang: FIS UNNES

Sudjana, Nana. 2001. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar.Bandung: Sinar


Baru Algensindo

Sudjana, Nana. 2001.Penelitian dan penilaian pendidikan .Bandung: Sinar Baru


Algensindo

Sukardi, dkk. 2004. Akuntansi 1 Untuk SMA Kelas 2. Jakarta : Grasindo

Sulistyorini, Sri. 1999. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada


Mata Pelajaran IPA (dalam Lembar Ilmu Pengetahuan). Semarang: IKIP
Semarang

Usman, Burhanuddin, Dkk. 2004. Mahir Akuntansi Untuk Kelas 2 SMA. Jakarta:
Ganeca Exact

Wahyudi, Hari dan Sihadi. 1994. Dasar-Dasar Akuntansi. Klaten : Saudara

Wahyudi, Agus.2001.Akuntansi Dasar. Semarang : FIS UNNES

Wulandari, Reny.2004. Keefektifan Pembelajaran Kooperatif Tipe JIGSAW dan


STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan Teorhema
Phytagoras Pada Siswa kelas II Semester I SMPN 13 semarang tahun
Pelajaran 2004/2005. Semarang: FMIPA UNNES

Yamin, Martinis. 2005. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta:


Gaung Persada Press

You might also like