Professional Documents
Culture Documents
MELAKA
Memorial Pengisytiharan Kemerdekaan
Bangunan Stadthuys
Bangunan Stadhuys serba merah dan dilengkapi sebuah menara jam.'Bangunan
Stadthuys' ("dewan perbandaran" dalam bahasa Belanda) ialah sebuah binaan
bersejarah terletak bersebelahan dengan Gereja Christ di Jalan Laksamana,
Melaka, Malaysia. Bangunan ini dibina pada tahun 1650 sebagai penempatan
rasmi Gabenor Belanda dan Timbalan Gabenor, di mana struktur bangunan ini
melambangkan seni rekabentuk Belanda yang halus.
Tidak lama kemudian bilangan pelajar di sekolah itu meningkat sehingga 200
orang. Waktu belajar bermula dari jam 9 pagi hingga 12 tengah hari dan
disambung dari jam 2 petang hingga jam 4 petang. Bilangan pelajar Melayu
pada masa itu tidak ramai kerana kebanyakan ibu bapa menghantar anak-anak
mereka ke sekolah Melayu atau sekolah agama. Walaupun bahasa pengantarnya
ialah bahasa Inggeris, bahasa-bahasa lain seperti Bahasa Melayu, Bahasa
Portugis dan Bahasa Cina juga diajar.
Pada bulan Ogos 1878, kerajaan British mengambil alih pentadbiran sekolah
tersebut daripada golongan paderi dan menamakannya Malacca High School
atau Sekolah Tinggi Melaka. Pengetuanya yang baru ialah Encik A. Armstrong.
Pada tahun 1931, Sekolah Tinggi Melaka berpindah ke tapak barunya di Jalan
Chan Koon Cheng hingga sekarang. Bangunan itu kini menempatkan Muzium
Sejarah dan Etnografi. Paparan harian muzium ini ialah pakaian pengantin
tradisional dan artifak dari zaman kegemilangan Melaka.
Bangunan Stadthuys
A Famosa
Selepas penawanan Portugis A Famosa merupakan nama kubu yang dibina oleh
orang Portugis selepas menakluk Melaka pada 1511. Sebaik sahaja mereka
menawan Melaka, Portugis menggunakan buruh paksa untuk membina kubu
sementara bagi menangkis serangan orang-orang Melayu, sementara mereka
membina kubu utama yang digelar "A Famosa", atau secara rasminya Kubu
Melaka (Fortaleza de Malaca). Kota A Famosa mengambil masa selama 5 bulan
untuk di bina. Akibat suhu panas terik dan kekurangan makanan, ramai buruh
paksa yang mati ketika membina kota tersebut. Bahan bagi membina kota
tersebut diambil dari runtuhan masjid dan bangunan lain.
Kota A Famosa yang rosak teruk dalam pertempuran telah diperbaiki sementara
Porta de Santiago yang merupakan pintu utamanya digantikan dengan logo
Syarikat Hindia Timur Belanda. Selepas menawan kota tersebut, pihak Belanda
membaiki dan mengubah suai, dan meletakkan jata mereka di atas pintu pagar
yang masih kekal sehingga kini pada Porta de Santiago, satu-satunya pintu yang
terselamat, dengan ukiran "Anno 1670".
Villa Sentosa
Villa Sentosa ialah sebuah rumah yang terletak di Kampung Morten, satu-satunya
kampung Melayu yang terletak di tengah-tengah bandar Melaka. Dibina pada
suku pertama abad ke-20 dengan gaya reka bentuk sezaman, rumah itu
kemudian dijadikan sebuah muzium persendirian oleh pemiliknya, Tuan Hj.
Hashim bin Dato Demang Hj. Abdul Ghani.
Ia telah dibina semula di Melaka oleh pihak Belanda semasa suku ketiga kurun
ke-18. Kubu ini pernah menjadi gereja khas Portugis yang sempena St. John.
Kubu ini mempunyai ciri menarik kerana meriamnya mengadap ke tanah besar
kerana pada masa itu, serangan ke atas melaka datang terutamanya dari tanah
besar berbanding dari arah laut di Selat Melaka.
GEREJA TUA – Gereja St George (St George’s Curch) merupakan gereja Anglican
tertua di Kota Penang. Bangunan dengan atap parabola di depan gereja merupakan
tempat untuk memperingati kematian pejabat Inggris yang pertama kali mendarat di
Pulau Penang, Kapten Francis Light.
PULAU Penang – ada juga yang menyebutnya Pinang, orang Malaysia menyebutnya
dengan ejaan Bahasa Inggris – merupakan wilayah Malaysia yang terletak di perairan
Selat Malaka. Melihat sejarah Selat Malaka yang telah lama digunakan sebagai jalur
perdagangan, maka sejarah Pulau Penang juga tak lepas dari sejarah perdagangan di Asia.
Selat Malaka memang dari dulu dikenal sebagai kawasan yang menjadi penghubung
antara pedagang-pedagang dari Barat dan Timur. Di kawasan ini, para pedagang dari
China, India, Arab, Belanda, Portugis, Inggris dan negara-negara di Eropa lainnya
bertemu.
Nuansa keanekaragaman suku dan bangsa itu terlihat jelas di Pulau Penang. Sejumlah
bangunan bersejarah menjadi saksi nyata bahwa di pulau itu, sekitar abad ke-17 lalu, para
pedagang dari seluruh penjuru dunia bertemu.
Sejarah Pulau Penang dimulai sekitar 1786. Ketika itu Kapten Francis Light dari
pemerintahan kolonial Inggris membuat kesepakatan dengan Sultan Kedah untuk
menempati Pulau Penang.
Sejak itu, Penang menjadi pulau tempat perdagangan barang-barang hasil bumi seperti
teh, rempah-rempah, dan kain. Sejumlah pedagang yang berasal dari berbagai negara
seperti dari Eropa, China, India, Indonesia, Thailand, dan Birma (sekarang bernama
Myanmar), melakukan aktivitas perdagangan.
Tempat yang menjadi saksi sejarah Pulau Penang adalah Fort Cornwallis. Di tempat
inilah Kapten Francis Light pertama kali mendarat di Pulau Penang. Beberapa tahun
kemudian, sebuah benteng dibangun di kawasan itu. Sejak itu, benteng tersebut diberi
nama Fort Cornwallis.
Fort Cornwallis menjadi salah satu tujuan wisata andalan Pulau Penang. Para wisatawan
dapat merasakan betapa pada awalnya Fort Cornwallis menjadi salah satu benteng
pertahanan di Pulau Penang.
Sejumlah meriam terpasang di sekeliling benteng yang terletak di tepi laut Selat Malaka
tersebut. Saat memasuki pintu gerbang benteng, setiap pengunjung akan disapa oleh
seorang penjaga yang berpakaian ala militer Eropa sekitar abad ke-18.
Setiap wisatawan yang ingin masuk dan berkeliling di sekitar benteng harus membayar
tiket seharga 3 ringgit Malaysia (sekitar Rp 7.000). Selain memamerkan sejarah Pulau
Penang, di sekitar Fort Cornwallis juga pengunjung dapat membeli barang-barang
suvenir.
Tempat lain yang menjadi bukti sejarah penjajahan Bangsa Eropa di Pulau Penang adalah
Gereja Santo George (St George’s Church). Gereja ini dibangun pada tahun 1818 oleh
Kapten Robert Smith dan merupakan gereja Anglican tertua di Pulau Penang.
Sampai saat ini, gereja yang terletak di sudut jalan Masjid Kapiten Keling itu masih
digunakan oleh umat Kristiani di Pulau Penang untuk beribadah. Di depan gereja,
dibangun sebuah bangunan yang atapnya berbentuk parabola. Bangunan yang hanya
berukuran sekitar 2×2 meter itu merupakan tempat untuk memperingati kematian Kapten
Light.
Khoo Kongsi merupakan nama dari kelompok pedagang China yang dipimpin oleh klen
Leong San Tong (bisa dikatakan sebagai seorang godfather). Klen ini sangat terkenal di
tempat asalnya, provinsi bagian selatan China, dari suku Hokkian..
Pada 1867, pernah terjadi perang antarkelompok jalanan di sekitar Gedung Khoo Kongsi.
Kerusuhan itu terjadi karena adanya persaingan dagang antarpara pedagang, khususnya
yang berasal dari China dan Sumatera.
Ada dua bangunan utama di objek wisata Khoo Kongsi. Bangunan pertama, yang paling
besar, merupakan sebuah kuil. Gedung kedua, biasa digunakan untuk menampilkan
atraksi-atraksi hiburan dan opera.
UKIRAN CINA – Dinding dan pilar yang ada di Kuil Khoo Kongsi dihiasi dengan
ukiran-ukiran khas Cina. Ukiran-ukiran di dinding menggambarkan kepahlawanan para
ksatria Cina.
Ruang utama kuil Khoo Kongsi merupakan altar untuk bersembahyang. Memang, warga
keturunan China sangat memuja leluhur mereka sehingga altar untuk bersembahyang
harus ada di setiap rumah dan dirawat dengan baik.
Di sebelah kanan dan kiri ruang altar untuk bersembahyang terdapat ruang untuk
mengingat masa-masa kejayaan Khoo Kongsi. Di dua ruang itu terpampang nama-nama
pimpinan kelompok ini di negara-negara lain, termasuk di sejumlah negara di Eropa dan
Amerika. Nama-nama itu diukir seperti prasasti di atas lempengan batu.
Bentuk bangunan utama Khoo Kongsi yang digunakan sebagai kuil sangat mirip dengan
istana-istana China di abad pertengahan. Sedikitnya terdapat tujuh paviliun yang
mengitari kuil. Beberapa patung naga, besar dan kecil, juga menghiasi kuil.
Ada kisah menarik seputar Khoo Kongsi itu. Pada suatu malam, gedung utama terbakar.
Banyak orang-orang keturunan China di Penang beranggapan bahwa Dewa marah, tidak
suka ukuran gedung yang besar. Akhirnya, gedung utama itu dibangun kembali dengan
ukuran yang lebih kecil.
Gedung Khoo Kongsi terletak di pusat kota. Selain menggunakan taksi, wisatawan dapat
mengunjungi objek wisata itu dengan becak. Becak di Penang tidak jauh berbeda dengan
yang ada di Indonesia. Hanya saja, untuk melindungi penumpang dari sengatan matahari
atau hujan, digunakan payung berukuran besar.
India Kecil
Selain orang-orang keturunan China, sebagian penduduk Penang juga merupakan orang-
orang keturunan India. Di salah satu sudut kota, ada sebuah kawasan yang disebut
sebagai India Kecil (Little India).
Sudah bisa diduga sebelumnya, kawasan ini merupakan suatu kawasan perdagangan.
Toko-toko yang ada di kawasan itu milik pedagang-pedagang keturunan India.
Wisatawan bisa membeli beraneka ragam barang-barang, seperti kain, pakaian, dan
suvenir, khas India. Selain itu, terdapat pula beberapa toko yang menjual rempah-rempah
dan bumbu masak ala India. Harga barang-barang yang ditawarkan relatif murah.
Keberadaan warga keturunan India di Kota Penang menjadi daya tarik wisata tersendiri.
Ketika Pembaruan mengunjungi kota itu, ikut dalam rombongan Malaysian Tourism
Board, warga keturunan India tengah mengadakan Perayaan Thaipusam. Perayaan ini
merupakan perayaan umat Hindu untuk menghormati Dewa Murugan yang juga dikenal
sebagai Dewa Subramaniam, Sivaguru, Kumaran, dan Arumugan.
Warga keturuanan India turun ke jalan-jalan di seluruh Kota Penang, pada malam hari.
Mereka berkeliling kota. Warga yang mampu biasanya menyediakan aneka makanan dan
buah-buahan untuk dibagikan kepada warga yang berkeliling kota. Yang menarik, warga
keturunan India itu beramai-ramai memecahkan buah kelapa yang sudah tua.
Menurut kepercayaan mereka, buah kelapa yang isinya putih melambangkan hati
manusia. Dalam diri setiap manusia memiliki kebaikan. Hanya saja, kebaikan itu ada
yang keluar dan ada yang tenggelam sehingga yang menonjol hanya sisi buruknya. Buah
kelapa dipecahkan bertujuan agar sisi baik manusia lebih banyak keluar.
PEMBARUAN/ASNI OVIER DP
Artikel Terkait:
Pulau Kemaro
[ Thursday, 11 Dec 2008 - 21 : 38 | 0 comments | 246 views ]
Ditengah sungai Musi terdapat sebuah pulau bernama Pulau kemaro
Nama tersebut berarti pulau yang tidak pernah tergenang air, walaupun
air pasang besar, pulau tersebut tidak akan kebajiran dan akan terlihat
dari kejauhan terapung-apung diatas perairan .Sungai Musi. Pulau ini
mempunyai Legenda...
Pecinan Glodok Pesona Kota Tua di Tengah Gemerlap Jakarta
[ Thursday, 23 Apr 2009 - 11 : 33 | 0 comments | 740 views ]
Meski telah menjelma menjadi kota metropolitan dengan gedung
pencakar langit serta sarana transportasi modern, ternyata Jakarta
masih menyimpan peninggalan sejarah. Banyak bangunan kuno berikut
adat-istiadat dan budaya yang kental dengan pengaruh Tionghoa-nya
dapat kita jumpai di Pecinan Glodok. Sisi kota tua...
Menelusuri Jejak Islam di Guangzhou
[ Wednesday, 20 May 2009 - 8 : 45 | 0 comments | 436 views ]
Guangzhou – Di Guangzhou, sejarah Islam di China bermula. Sebuah
makam yang diyakini sebagai makam dari penyebar Islam pertama di
China, terletak di kawasan tersebut, juga sebuah masjid yang
diperkirakan berusia 1.300 tahun. Seorang lelaki usia 30-an melongok
malu-malu dari balik...
Lawang Sewu
[ Sunday, 8 Mar 2009 - 7 : 52 | 0 comments | 425 views ]
Lawang Sewu Terletak di komplek Tugu Muda, dahulu merupakan
gedung megah bergaya art deco, yang digunakan Belanda sebagai
kantor pusat kereta api ( trem ), atau lebih dikenal dengan
Nederlandsch Indische Spoorweg Maschaappij ( NIS ). Bangunan
karya Arsitek Belanda...
Wisata Religi Kota Semarang
[ Sunday, 10 Aug 2008 - 22 : 33 | 0 comments | 785 views ]
1. KLENTENG GEDUNG BATU Klenteng Gedung Batu atau Sam
Poo Kong adalah tempat yang unik karena tempat peribadatan bagi
umat Tri Dharma tetapi yang datang berziarah pemeluk agama lain,
keberadaan klenteng ini tidak bisa dilepaskan dari sosok pelaut besar ,
Laksamana...
Bangunan Bank
taman mini malaysia
.
Taman Mini Malaysia terletak beberapa kilometer di pinggir bandar Melaka
berdekatan pekan Ayer Keroh. Sekiranya anda berminat dengan senibina dan
cara hidup tradisional, inilah tempat yang paling sesuai untuk anda terokai.
Setiap buah rumah di sini mewakilkan salah satu gaya senibina dari 13 buah
negeri di Malaysia dan 12 buah rumah ASEAN yang dihiasi dengan pelbagai
barangan, hasil seni dan kraftangan yang menggambarkan budaya di setiap
negeri tersebut.
Di dalam setiap buah rumah di sini, anda akan dapat melihat pelbagai seni
kraftangan tulen yang berasal dari negeri atau daerah berkenaan. Rumah-rumah
tradisional yang dibina dengan tiang kayu ini turut mempamerkan patung yang
memakai baju Melayu tradisional gaya khusus bagi negeri berkenaan. Lain-lain
tarikan di taman ini termasuk pertunjukan kebudayaan dan permainan
tradisional yang diadakan pada setiap minggu. Taman ini juga menawarkan
kemudahan untuk pakej seminar dan mesyuarat dengan harga yang berpatutan.
Selain itu, kemudahan calet dan dormitori dengan kemudahan kolam renang
juga disediakan untuk keselesaan pelancong. Aktiviti kerja berpasukan dan
bengkel tarian asas juga boleh diadakan di sini.
.
Secara ringkas, taman ini memberi peluang kepada pelawat untuk melihat
kesemua senibina dan warisan Malaysia dalam satu lawatan sahaja. Taman ini
juga adalah tempat yang sesuai untuk berehat yang jauh dari kesibukan
bandaraya.
Untuk menjimatkan wang dan masa, anda disarankan melawat taman ini di
dalam perjalanan menuju ke bandaraya Melaka atau sewaktu pulang. Ambil
susur keluar dari Lebuhraya Utara-Selatan di persimpangan Ayer Keroh. Pandu
terus hingga anda melihat papan tanda Taman Mini Malaysia & Mini
ASEAN.Taman Mini Malaysia & Mini ASEAN ini juga menawarkan kemudahan
penginapan calet yang berkonsepkan senibina dari pelbagai negara dengan kadar
harga yang berpatutan.
.
.
bukit st. paul
.
Pihak Portugis telah menjajah Melaka dari tahun 1511 hingga 1641. Perkara
pertama yang mereka lakukan ialah membina sebuah kubu berhampiran sungai
yang dinamakan A'Famosa.
Kubu A'Famosa memainkan peranan yang amat penting bagi pihak Portugis bagi
mengekalkan kuasa mereka di Timur Jauh ketika itu kerana Melaka adalah pusat
perbalahan antara kuasa-kuasa besar dan sering diancam serangan.
Perkarangan kubu itu pada masa dahulu mengandungi rumah, tempat
menyimpan makanan, istana dan tempat mesyuarat bagi Majlis Portugis dan
wakil lima buah gereja.
Serangan pihak Belanda yang berterusan selama tujuh bulan lamanya hampir
memusnahkan keseluruhan kubu tersebut di mana hanya gerbang pintu masuk
dan bangunan gereja di atas bukit sahaja yang tinggal.
.
Pergilah berjalan-jalan mendaki Bukit St. Paul selepas pukul 3 petang ketika
cuaca lebih nyaman dan bersiar-siar di bawah pokok-pokok besar dan melihat
peninggalan sejarah yang dapat dilihat hingga hari ini. Dapat anda bayangkan
kegemilangan dan penderitaan yang melanda pihak Portugis di sini pada suatu
waktu dahulu.
Tidak menjadi kesukaran kepada anda untuk datang ke Bukit St. Paul dari
tempat penginapan kerana ianya terletak di tengah-tengah bandar Melaka.
Melaka menawarkan pelbagai pilihan tempat penginapan samada asrama
pengembara yang ringkas atau hotel mewah bertaraf 5-bintang.
the stadhuys
.
Bangunan Stadhuys yang di bina pada tahun 1650 sebagai kediaman rasmi
Gabenor Belanda dan para pegawainya merupakan contoh terbaik gaya senibina
Belanda ketika itu.
Ianya dipercayai merupakan bangunan Belanda yang tertua di rantau Timur.
Bangunan yang menggambarkan contoh terbaik senibina Belanda di zaman itu
kini mengandungi Muzium Sejarah dan Muzium Etnografi. Terdapat pameran
pakaian pengantin tradisional serta bahan peninggalan sejarah Melaka 400
tahun yang lalu. Kedua-dua muzium ini diatur dengan baik dan memaparkan
penerangan terperinci mengenai cara bagaimana pakaian-pakaian dan bahan-
bahan peninggalan ini memainkan peranan di zaman dahulu.