You are on page 1of 30

Dhuha Coffee Ustadz Yusuf Mansyur

Filed Under (News) by yusufmansur on 27-02-2009

Allahumma shalli ‘alaa


sayyidinaa Muhammadin wa
‘alaa aalihii washahbihii
bersama :
Ustadz Yusuf Mansur ajma’iin. Nastahgfiruka wa
Silahkan kirimkan
komentar, ulasan, natuubu ilaih.
tambahan materi,
pengalaman, dll ke Semoga kita, orang-orang tua kita, anak-anak keturunan kita, saudara-
dhuhacoffee@yahoo.co saudara kita, jamaah kita, dan segenap orang-orang yang beriman,
m semua diampunkan Allah; semua disehatkan Allah; dimenangkan di
setiap pertempuran terbuka dengan kuffaar dan syayaathiin;
dibukakan banyak jalan rizki yang luas, yang halal, yang barokah; dijadikan saleh salehah diri
kita dan anak keturunan kita; istiqamah di urusan-urusan yang sunnah dan bener di urusan yang
wajibnya; cinta sama bangun malam, berjamaah, dan baca al Qur’an; hidup mulia dengan hanya
bergantung sama Allah saja; baik di urusan rizki, masalah hidup, hajat hidup, penyakit, dan
urusan-urusan dunia; bahwa yang kita lakukan sebagai ikhtiar dunia, adalah sebagai ibadah
kepada Allah saja, bukan sebagai tujuan. Termasuk di urusan hasilnya. Kita berdoa juga semoga
Allah jadikan kita-kita ini termasuk orang-orang yang meyakini janji-janji-Nya, dan menaati apa
yang Rasulullah seru; kita lakukan ibadah dengan riang, sebab juga ada begitu banyak
kelimpahan Janji Allah dan Rasul-Nya yang membuat kita bersemangat dan enteng dalam
menjalani hidup.
Ok, titip-titip doa selalu ya untuk kita semua. Jangan malas-malas berdoa untuk yang lain. Sebab
ketika berdoa untuk yang lain, sesungguhnya itulah sedekah kita, dan akan kembali kepada kita.
Malaikatlah yang akan mendoakan kita, sebagaimana doa yang kita panjatkan untuk orang lain.
Betul-betul rajinin berdoa dan mendoakan yang lain, termasuk untuk negeri kita agar selamat
dunia akhirat semua elemen bangsanya.
Saya pribadi berdoa, agar kiranya Allah jadikan website www.wisatahati.com ini benar-benar
menjadi salah satu jalan buat kita semua untuk taqarrub ilallaah, mendekatkan diri kita kepada
Allah; baik itu kolom smsnya, kolom artikel lepasnya, kolom dhuhaacoffee nya, kolom
kuliahonline nya, kolom testimoninya, dan lain-lain kolom yang ada di sini. Semoga Allah
jadikan setiap huruf yang ditulis dan dibaca, serta disyiarkan, menjadi saksi di yaumil hisaab,
bahwa kita-kita ini pernah berada di jalan yang menuju Jalan-Nya, dengan segala keterbatasan
dan kekurangan kita semua. Kepada Allah semua kita kembalikan.
Washallallahu ‘alaa sayyidinaa Muhammadin wa ‘alaa aalihi washahbihii ajma’iin,
walhamdulillahi robbil ‘aalamiin.

Dhuha Coffee (bag.1)


by yusufmansur on 25-02-2009

Setiap hari kita hutang dua rakaat Dhuha sama Allah. Hutang sebab kita makai badan & karunia-
karunia pemberian Allah. Kalaulah bayarnya pakai uang, niscaya tidak akan ada yang bisa bayar.
Itulah sebab Allah meminta kita shalat dua rakaat sebagai “bayaran” atas segala karunia-Nya
kepada kita, dan tiadalah tercatat kita berhutang pada-Nya.
Itulah sebab juga mengapa ada karyawan yang hilang tabungan setelah ia bekerja setahun penuh.
Atau sebab mengapa seorang pengusaha hilang penghasilannya selama satu tahun penuh.
Barangkali salah satu sebabnya adalah sholat Dhuha tiada kunjung ia lakukan. “Perhitungan
hutang”, tetap berlaku dan dijalankan Allah. Maka apa yang didapat oleh seseorang atau yang
dihasilkan, akan diambil ulang oleh Allah sebagai kewajiban terhutang. Apalagi kalau kemudian
maksiat dan hal-hal yang wajib tiada ia lakukan, pasti bertambah-tambah minusnya.

Bagamana mengejarnya? Tunggu ya jawabannya…

Dhuha Coffee (bag.2)


by yusufmansur on 25-02-2009

Ini dari salah satu pengunjung web. Luar biasa. Saya bersyukur bila mulai jadi perenungan. Yang
penting tidak jadi kegelisahan, sebab Allah mah betul-betul Maha Pengampun. Apa yang saya
tulis, mudah-mudahan membuat kita-kita menjadi orang yang mulai menaruh perhatian terhadap
urusan-urusan ibadah.
Selama ini kita hanya perhatian sama urusan-urusan kita saja, termasuk urusan-urusan dunia kita.
Tapi terhadap urusan-urusan Allah, hak-hak Allah, kita biasa-biasa saja. Tidak ada perhatiannya
melainkan sedikit. Berikut komen salah satu jamaah. Saya bangga:

Ustadz saya baru aja baca tulisan dhuha coffeenya ustadz, saya termasuk yg punya banyak
hutang dhuha sama Allah, karena baru mulai mengerjakan dhuha dua bulan belakangan ini,
sedangkan umur udah 34thn 2bln, artinya kalo saya akhil balig umur 10thn, saya punya utang 24
thn, atau sekitar 8760 hari dan itu berarti saya punya utang dhuha sebanyak 17520 rakaat, ini
sebab kali makanya hidup saya kurang berkah, sekarang gimana nih tadz buat ngejarnya, buruan
tulisannya diterusin, wassalam (saifulloh, member wh com).
Alhamdulillah kalo yg muncul adalah “perenungan”. Kita jadi berpikir. Subhaanallaah…
Ampunan Allah insya Allah udah diberikan buat saudara. mudah-mudahan juga buat sesiapa yg
selama ini lalai di ibadah-ibadah, trmasuk di urusan dhuha. Insya Allah nanti saya teruskan bila
sdh waktunya. Doain saya ya.
saya doain ustad, sambil saya juga minta doa dari ustadz, btw kalo saya mau ketemu ustadz
enaknya kapan ya?
Ini udah ketemu.
boleh saya tlp sekarang, kalo ga ganggu
Ga boleh, he he he.
serius nih Tadz, saya mau denger suara ustadz
Serius. Dengerin ngajinya aja.
beda Tadz, tapi gapapa, saya serahin aja sama Allah, kalau Dia mau mempertemukan kita pasti
kita bakal ketemu, betul ga Tadz
Betul.
salam sama keluarga Tadz, saya juga sering cerita ke istri tentang tulisan-tulisan ustadz, doain ya
Tadz biar Allah cepet angkat masalah saya (yang sebenernya bikinan saya sendiri), pengennya
berpanjang-panjang lagi ngobrolnya tapi takut ganggu, semoga Allah selalu merahmati Ustadz.
Wassalamu’alaikum.
Iya, saya sambil acara nih sms antum. Ya gitu dah. mudah-mudahanan pada ngerti semua yg
berkeinginan silaturahim dg saya, ckp dg cara begini, dan mengaji juga dengan cara-cara yang
praktis. Tidak harus selalu ketemu.
begini aja hati saya rasanya udah kayak diguyur hujan Tadz, buat info aja, saya juga ikut kuliah
online ustadz (maaf masih terus juga nih smsnya)
Ga apa-apa. Terus saja. Sepanjang saya bisa bales, ya saya bales.

Dhuha Coffee (bag.3)


by yusufmansur on 25-02-2009

0815113xxxxxx:
Ass ust. Yusuf yth, Dengan ini saya pribadi, keluarga dan jama’ah mengundang ustadz utk hadir
pd acara tahlil hari ke-7 meninggalnya anak saya, alm. “AZ” (26 th) karena sakit infeksi selaput
otaknya. Insya Allah acara pada hari minggu malam senin, 15 Feb 2009 ba’da isya. Sungguh
akan menjadi pelipur duka hati dan penghormatan luar biasa bagi keluarga kami bila ustadz
benar-benar berkenan hadir. Demikian ustadz, lebih dan kurangnya mohon ma’af. Wass, H. “A.
ZA”, Permata Hijau, Jaksel.

Pengennya sih saya datang Haj. Namun selain jadual-jadual baru udah sulit saya penuhi untuk
sementara waktu, juga kayaknya posisi saya lagi jauh tuh dari sana. Lihat-lihat keadaan nanti
sorenya ya. Sms saya lagi aja jam 17 nya. Haj, saya turut mendoakan agar almarhum diberikan
kelapangan di alam kuburnya, ampunan dan derajat yang tinggi di sisi Allah. Juga buat antum
sekeluarga. Doakan saya dan keluarga, supaya jangan ampe dapat penyakit-penyakit yang berat
yang seperti antum punya anak alami. Masya Allah, kadang saya shalat hajat dan taubat sampe
5-7x sehari. Menjadi pengiringin shalat-shalat fardhu + pengiring dhuha & tahajjud. Artinya, di
setiap penyelenggaraan shalat fardhu berikut qabliyah ba’diyahnya, saya susul lagi dg shalat
taubat dan hajat. Juga tatkala shalat dhuha dan tahajjud, saya pun berusaha mengiringin taubat
dan hajat. Supaya apa? Supaya jadi riyadhah buat penyakit. Maksudnya? Ya, supaya saya, anak
keturunan saya, istri saya, orang-orang tua saya, saudara-saudara saya, jamaah saya, dan segenap
kaum muslimin betul-betul bisa terhindar dari penyakit-penyakit berat; gagal jantung, stroke,
ginjal, hipertensi, kanker, tumor, aids, kolera, demam berdarah, usu buntu, penyakit seputar
pencernaan, otak, panca indera, dll. Sungguh, banyak kasus penyakit yang datang ke saya, dan
saya menganjurkan mendekatkan diri kepada Allah. Maka daripada kami-kami juga kemudian
ngencengin ibadah setelah kena, maka lebih baik dari sekarang ketika sehat. Termasuk sedekah
untuk penyakit. Kami-kami, khususnya saya, afwan, mengencangkan sedekah dari ketika sehat
ini, masya Allah supaya sehat dan disehatkan lahir batin oleh Allah, dan dipanjangkan umur
bukan saja dalam keadaan taat, tapi juga dalam keadaan sehat wal afiat. Jazaakallaah atas
smsnya. Mudah-mudahan menjadi pengingat saya terus untuk lebih mendawamkan lagi segala
riyadhah sebagai bentuk proteksi terhadap penyakit. Masya Allah, subhaanallaah,
walhamdulillah.

Dhuha Coffee (bag.4)


by yusufmansur on 25-02-2009

“Shalat dhuha itu sing ikhlas. Jangan karena pengen kaya, jangan karena pengen pintu rizki
dibuka. Jangan karena pengen banyak duit,” begitu kita dengar dari orang-orang yang kepengen
memurnikan ibadah agar semata ikhlas karena Allah.

Di dalam buku The Miracle of Giving yang saya tulis, saya menyebut tidak mengapa kita
melakukan ibadah dan mengejar apa yang Allah janjikan. Ketika yang lain menamakan pamrih
dan atau tidak ikhlas, saya menyebutnya: Iman. Percaya. Karena saya percaya sama apa yang
diseru Allah dan Rasul-Nya, lah ya saya kerjakan. Ketika Allah dan Rasul-Nya menyuruh dhuha
agar rizki terbuka, dan atau menjanjikan keutamaan dhuha bisa begini dan begitu, ya saya
sambut. Saya kerjakan. Sepenuh hati. Ini juga namanya Ikhlas. Bahasa entengnya: Nurut.
Tunduk. Kita percaya sama Allah. Masa janji yang dijanjikan oleh Yang Maha Benar kita sia-
siakan? Iya ga? Sambut, percaya, yakini, dan jalankan. Manteb.

Apa lagi yang utama selain begini? Ketika yang lain shalat dhuha kosongan (tak berharap apa-
apa), saya mah mengerjakan dengan “isi”. Maksudnya, dengan doa. Doa itu permintaan dan
harapan. Ga usah pake dhuha, doa mah ga dhuha juga ga apa-apa. Apalagi kalau mau mbarengi
dengan dhuha sebagai amal saleh pengiring doa. yang lain yang tidak meminta sama Allah, akan
pulang dengan membawa pahala dhuhanya saja. Sedang saya dan jutaan orang yang meminta
kepada Allah dengan mendahului dhuha, akan pulang dg membawa pahala dhuha, keyakinan,
dan pahala doa.

Doa juga ada pahalanya loh. Meminta itu kan, doa. Mukhlishiena lahud dien, ikhlas, nurut,
manut, percaya, sama apa yang Allah gariskan. Ikhlas dalam bahasa Indonesia, jangan samain
dengan Ikhlas dalam bahasa Arab. Dalam bahasa arab, apalagi bahasa agama, kata-kata ikhlas
panjang artinya. Bukan kosongan model pengertian ikhlas dalam bahasa Indonesia. Kalau dalam
bahasa Indonesia kan kesannya jadi kayak kagak boleh minta apa-apa. Ini kan gila. Masa sama
Allah jadi ga boleh minta? Sedang kita malah disuruh minta sebagai sarana ibadah juga sama
DIA. Siapa yang minta sama Allah, tandanya perlu. Semakin banyak mintanya, semakin bagus.

Saya mah ga mau denger omongan orang yang ngomong begini: “Jangan minta terus sama
Allah. Malu”. Maksudnya sih pasti bagus. Tapi saya benar-benar ga mau pake kalimat itu. Saya
lebih suka make: Minta terus sama Allah. Sering-sering. Tapi jangan lupa amal salehnya,
ibadahnya, tauhidnya. Diperbaiki. Adalagi yang mengatakan, sesiapa yang dhuha karena
masalah, karena pengen rizki, maka ketika sudah dibuka rizki, setelah masalahnya selesai, akan
selesai juga dhuhanya. Lah, dua tesis dijadikan jadi satu prasa. Ini membingungkan. Sedang
Allah sendiri yang bilang, bahwa dhuha itu benar-benar pintu rizki dan jalan kalau masalah mau
ditolong Allah. Lalu kita datang menyambut, maka turunlah rizki dan selesailah masalah. Apa ini
salah? Kalau kemudian orang tersebut behenti dhuhanya, ya jangan salahin “sistem” nya. Jangan
salahin keyakinan yang pertama. Salahin dia dong. Kenapa dia ga bersyukur. Mestinya kan kalau
sdh dibukakan rizki, dibukakan jalan, ya istiqamahin dong. Ditetepin dong. Dhuhanya. Jangan
malah berhenti.

Nih ya, apalagi kalau kemudian orang yang menjalankan dhuha itu kemudian jatuh blangsat
sebab ga mengerjakan lagi dhuha, wuah, omongannya akan bertambah: Situ sih, mengerjakan
dhuha bukan karena Allah! Bagi saya, kejatuhannya, bukan sabab niatan yang salah. Bukan. Tapi
lebih dikarenakan dia ga bersyukur. Wong mestinya tambah ingat, ini koq jadi lupa. Ya terang
saja dihabisin lagi sama Allah, dan dibalikin lagi ke posisi semula. Atau malah lebih hina.
Waba’du, kita terusin lagi nanti ya. Met dhuha. Kejar terus ketertinggalan kita dalam ibadah
dhuha. Apa yang saya jelaskan, berlaku juga untuk penjelasan tahajjud, sedekah, mahabbah sama
orang tua, dan ibadah-ibadah lainnya. Mari kita percayai janji Allah. Itu malah jadi salah satu
keutamaan tambahan.

Dhuha Coffee (bag.5)


by yusufmansur on 25-02-2009

Pertanyaan dari 08562160xxxx:


Assalamualaikum w.w, ustadz.. Apakah memang sunatullahNya harus begini ya.. Ketika kita
coba memperbaiki diri, kita harus mengalami situasi ‘drop’ dalam arti kekurangan harta..
Padahal kita tentu maunya meningkat.. Saya rabu kemarin genap 40 hari dhuha ustadz.. dengan
zikir ‘ya fattahu ya rozzaqu’ yang ustadz ajarkan..

Jawaban Ustadz Yusuf Mansur:


Selama 40 hari, deket sama Yang Punya Harta. Ini melebihi apapun. Cara pandangnya saja yang
diubah. Kemaren, kita tiada bagus ibadah. Sekarang, kita lumayan ajeg ibadahnya. Dan
percayalah, ga ada yang sia-sia. Saya selalu make tahapan-tahapan : 3 hari, 7 hari, 14 hari, 21
hari, 40 hari, dan 100 hari. Di angka-angka hari ini, pasti insya Allah ada kebaikan. Bilamana
tidak tembus hajat dan tidak selesai masalah, biasanya yang bersangkutan pernah melakukan 1
dari 10 dosa besar. Maka, pengarahan fadhilahnya diarahkan Allah lebih kepada dosa dan
maksiatnya. Kemudian diulangi saja lagi dengan stamina yang lebih dari yang kemaren. Insya
Allah naik senaik-naiknya. Jika tiada ada dosa yang berarti, maka berarti ada maksud Allah
untuk manjangin umur. Barangkali takdir umurnya nyampe. Maka Allah panjangin dulu
umurnya. Atau kena bala. Balanya yang disingkirkan. Perbanyak husnudzdzan sama Allah ya.

Btw, ada orang yang beranggapan bukanlah dosa tidak tepat waktu, dan bukanlah dosa tidak
berjamaah dalam shalat wajib, dan bukan juga berdosa tiada tertegak sunnah-sunnah muakkadah;
qabliyah ba’diyah, dhuha, tahajjud, dan witr. Padahal itu semua adalah dosa dan memiliki
pengaruh positif negatif tersendiri. Banyak CD yang di dalamnya sudah saya bahas tentang ini.
Salah satunya: CD Wasiat Terakhir Rasulullah dan Benahi Shalat Kita.KuliahOnline juga sudah
tak bahas. Kejar terus amal ibadah yang kurang-kurang, untuk menggenapinya. Baarokawloohu
fiikum. Coba dicari ya. Juga buku-buku. Bahkan di

Btw, ini dari siapa? Sengaja sms ini tidak saya taruh di sms tanya jawab, melainkan saya taruh di
Dhuha Coffee. Sebagai ilmu yg lbh gampang diaksesnya, dan terbuka. Waba’du, sementara itu,
ada juga yang ga melihat bahwa sesungguhnya perjalanannya sudah nyampe. Perjalanan
riyadhah, perjalanan doa. Cuma, ga berasa. Sebab biasanya Allah ga mungkin menyia-nyiakan.
Hanya memang yang Allah beri itu lebih ke apa yang kita butuhkan, ketimbang apa yg kita
minta. Sempurnakan terus ilmunya ya. Meski saat sms ini saya jawab Kuliah Tauhid belumlah
lagi rampung, namun Kuliah Tauhid di KuliahOnline sangat bagus untuk pondasi iman dan amal
saleh. Doakan juga saya dan semua kawan yang sedang belajar menuju Allah.

Tinggalkan kalimat-kalimat sesat seperti yang saudara ajukan: Mengapa ketika kita mendekat
kepada Allah, lalu ujian datang bertubi-tubi? Jangan. Hilangkan kalimat ini. Supaya kawan-
kawan kita, saudara-saudara kita, yang lagi berniat berangkat ke Allah, tidak ketakutan. Saya
sendiri menikmati situasi ini, yaitu ketika kejadiannya seolah-olah membenarkan kalimat
tersebut. Namun segera saya banting ke percaya sama Allah. Dan saya katakan dengan gagah
namun tetapi tawadhu di hadapan Kuasa dan Kebesaran-Nya: “Ya Allah, andai Engkau
menganggap tidak cukup amal-amalku untuk menahan agar tidak ada dosa yang menghimpit
diriku, membebani pundakku, maka tiadalah mengapa Engkau segerakan. Namun jangan ada
yang Engkau segerakan, kecuali Engkau melindungiku dari keletihan ibadah kepada-Mu,
menodai kepercayaan akan janji-janji,Mu, dan kemudian membuatku putus asa. Ya Allah, aku
terima semua kesusahan ini, sebagai selayaknya aku terima. Ketimbang Engkau tunda dan baru
kemudian diberikan di akhir hayatku, apalagi di kuburku. Ya Allah, bila amal2ku tidak cukup u/
melindungiku, maka cukuplah Engkau sebagai Pelindungku, sebagai Penolongku, sebagai
Penjagaku. Engkaulah ya Allah Yang Maha Menolong tanpa melihat amalku. Engkaulah ya
Allah Yang Maha Mengasihi tanpa sebab amalku. Hanya izinkan aku terus mempersembahkan
ibadah terbaik untuk-Mu setelah hanya kemaksiatan yang lbh menghias catatan amalku. Kepada-
Mu ya Allah Engkau menjaga hatiku u/ tetap bisa tersenyum kepada-Mu, apapun takdir yang
Engkau tetapkan untukku”.

Demikian ya. Semoga ini berguna sebagai Dhuha Coffee yang menenangkan hati kita semua.
Selamat menegakkan shalat dhuha dan amalan-amalan sunnah lainnya. Mari kita sama benahi
yang wajib, dan ngidupin yang sunnah. Saya berdoa agar kita semua tidak tertipu daya setan,
yang kadang ia berbisik kepada kita: Tuh, lihat. Kamu mendekat, malah Allah menambah
bebanmu. Atau dengan halus setan mengatakan, makanya ibadah, ya ibadah saja. Ga usah punya
niat-niatan gitu. Tar ga murni. Akhirnya, sepilah kita dari spirit. Sepilah kita dari motivasi, dan
akhirnya tenggelamlah ibadah kita lantaran tak ada semangat. Dan akhirnya, sepi juga dari
berdoa. Salam.
Dhuha Coffee (bag.6)
by yusufmansur on 25-02-2009

Saya pernah punya kenalan, namanya Astrid. Sekian lama beliau ga punya anak. Hingga
kemudian beliau dan suaminya tos-tosan di urusan sedekah dan melengkapi dengan ibadah
sebisanya. Lama tak terdengar khabar sejak “pertemuan” dengan saya, tau-tau sms bahwa beliau
berbahagia sangat sudah diberi kesempatan menjadi ibu, dan merasakan hamil dan punya anak.
Saya baca lengkap smsnya yang cukup panjang. Ternyata, bayi yang ditunggunya ini hanya
berumur 17 bulan. Tapi beliau sangat tabah. Ia memilih berterima kasih kepada Allah, bahwa
bagaimanapun ia sempat menjadi perempuan yang merasakan hamil, melahirkan, menyusui, dan
menggendong anak sendiri. Ia berterima kasih sudah diberi waktu 17 bulan + masa kehamilan 9
bulan 10 hari.

Subhaanallah, saya baca smsnya menggetarkan hati saya hingga saya menangis sesenggukan.
Beliau dan suaminya, silaturahim ke saya, dan banyak bercerita. Saat datang, ditemani seorang
ustadz lulusan Kairo. Mengutarakan akan membuat pesantren. Saya anjurkan beliau dan timnya,
agar menyelenggarakan shalat dhuha di tanah yg akan dibangun itu, dan menutup pintu dari
membuat dan menyebar proposal kepada manusia. Ya, langsung saja buat majelis dhuha bersama
anak-anak yang akan diasuh, dan bersama seluruh calon pengurus. Tambahin dengan
tahajjudnya, dan shalat-shalat sunnah lainnya. Shalat wajibnya, tetapi di masjid. Aktifitas di
tanah tersebut, ga perlu tenda. Cukup pake tikar saja. Ga perlu tenda. Kalo hujan, ya nunggu
reda. Intinya, sudah berdoa saja kepada Allah dan berikhtiar sendiri. Hingga kemudian Allah
menuntunnya untuk membuat proposal andai proposal pembangunan adalah sesuatu yang baik
menurut Allah.
Maksud saya, kuatkan dulu riyadhahnya. Jangan begitu saja gampang membuat proposal dan
mengedarkannya. Konon beliau dan timnya setuju. Saya pun bilang, kalau itu tanah sudah
dipakai untuk aktifitas kepesantrenan, majelis ilmu, dan majelis-majelis ibadah, insya Allah itu
tanah yang akan mendoakan dan meminta kepada Allah untuk menghadirkan orang-orang yang
bisa menolong tanpa perlu proposal.

Berikut ini kemudian dialognya lagi sama saya, setelah sekian lama lagi tak ketemu:

(+) Aww Ustadz Yusuf Mansur,saya astrid, yang tempo hari datang bersama ‘ustdz cairo’ ke
studio di kebayoran tempat kunfayakun diproses. Semoga Ustdz masih ingat. Alhamdulillah
legalitas yayasan saya sudah selesai. Mengusung nama baitul adzkia lil qur’an. Untuk
mempererat silahturahmi,saya insya Allah akan mengadakan roadshow santunan yatim ke
beberapa pesantren. Termasuk yang dibawah pimpinan Ustadz Yusuf Mansur yang di cipondoh.
Dengan ini, saya minta kontak person ustadz yang bisa membantu saya untuk mengkoordinir
acara tersebut. Dulu saya sempet punya no ustdz aziz, tapi hilang. Hehe.
Mohon bantuanya. Was, astrid.

(-) Wuih, okkeh. Nanti sekalian saja saya sambungkan dengan kawan-kawan PPPA.
(+) Semoga Allah menerima pemberian saya ini dan memberkahinya. Saya memang butuh
dukungan ustadz karena saya awam sekali soal pesantren ini. Cita-cita saya ingin membuat
kampung wisata qur’an di samping danau cilangkap, mungkin kelak insya Allah akan bersinergi
dengan yayasan Ustadz. Oya, Alhamdulillah, saya sudah hamil lagi, semoga kali ini anak yang
saya kandung normal dan sehat bisa menggantikan anak pertama yang sudah berpulang. Minta
doa ustdz ya. Ok, kalo gitu, biar ‘ustdz cairo’ yang akan contact ustdz. Wass. Terimakasih.

(-) Subhaanallaah ya… Hamil lagi… Barangkali energi istiqamah dan energi yang besar untuk
ikut mensyiarkan agamanya Allah itulah yang menjadi salah satu pendorong Mbak Astrid hamil
lagi. Mohon doakan kawan-kawan yang belom hamil ya. Salam buat suami dan buat “Ustadz
Cairo” tersebut ya.

Dhuha Coffee (bag.7)


by yusufmansur on 25-02-2009

Yth., Penikmat DhuhaaCoffee, saya bicara-bicara dengan istri, betapa kesungguhan menjalani
riyadhah, akan membawa kepada Keajaiban-Keajaiban Pertolongan Allah. Saya mendorong diri
saya, dan orang-orang yang punya masalah dan hajat, agar ia sungguh-sungguh beriyadhah
(istiqamah di ibadah-ibadah sunnah dan wajib). Sebagai jalan untuk mendorong doa, permintaan
dan harapan akan hadirnya pertolongan Allah. Riyadhah saya minta dijalankan sungguh-sungguh
di 3hr pertama. Kalau kurang, dan seyogyanya tentu saja terus menerus dan tidak berhenti di 3hr
pertama, lanjutkan ke 7hr, 14hr, 21hr, 40 hari, dan 100hr. Tahapan-tahapan ini hanya sebagai
terminal saja, agar kiranya kita bisa mengukur ibarat kita cek laboratorium/cek medis berkala
untuk mengukur keberhasilan. Saya meyakini, kalau dosa kita ga gede-gede amat mah, ukuran di
bawah 40 hari, bisa selesai satu demi satu urusan kita. Seperti dialog saya dengan Ust Farouq,
yang istrinya kena lupus. Saya tawarkan Riyadhah 40 hari, sebagai jalan kesembuhan. Saya
minta beliau dan istrinya disiplin seperti layaknya mematuhi dokter. Hasilnya, bukan saja
kesembuhan, namun juga iman:

(+) +62811221103
begin_of_the_skype_highlighting              +62811221103      end_of_the_skype_highlighting:

Assalamu’alaikum Ustadz,semoga Ustadz sekeluarga senantiasa dalam karunia nikmat sehat


serta dalam limpahan rahmatNya. Tadz mohon doanya,Alhamdulillah setelah hampir 2 minggu
yang lalu istri mengikuti wawancara di BRI Syariah bandung,insya Allah siang ini jam 14.30
akan mengikuti wawancara tahap tingkat BRI Syariah Kantor Pusat. Mudah2an ikhtiar hijrah ke
BRI Syariah ini sebagai jalan faruq&keluarga utk bersungguh sungguh lebih mendekatkan diri
kepada Alloh Subhanahu wata’ala… Jazzakallahu khairan katsira..
Wassalam_faruq&keluarga@bandung

(-) Ya. Insya Allah ini juga adalah buah dari riyadhah yang menjadi setir kehidupan. Dia akan
belok sesuai dengan Tuntunan Tuannya: Allah ‘azza wajalla.
(+) Amiin,faruq&keluarga mohon doanya juga Tadz agar terpelihara keistiqamahan menjalankan
riyadhah. Subhanallah banyak sekali rizki yang kami dapat setelah mengenal riyadhah,tidak saja
sembuhnya istri dari lupus tapi rizki yang lainpun mengikuti baik berupa materi maupun non
materi,Subhanallah walhamdulillah.. yang paling penting Tadz,bagaimana kami merasakan
secara nyata betapa melimpahnya kasih sayang Alloh.. Hikmah mengenal bahwa tidak ada takdir
yang tidak baik dari Alloh untuk hambaNya serta tidak ada yang tidak mungkin bagi Alloh..
Betapa pengalaman sakit lupus telah membuka hidayah menuju kehidupan dalam bimbingan dan
ridho Alloh serta betapa lupus juga menjadi pembuka pintu rizki lainnya.. Semoga Alloh
mengaruniakan Ustadz keluasan ilmu serta menjadikan Ustadz Ulama kesayanganNya..
Jazzakallahu khairan katsira..

(-) Kecintaan sama Allah, kasih sayang-Nya, ampunan-Nya, jelas adalah yang paling utama
untuk dikejar. kita-kita hanya meyakini bahwa riyadhah untuk kesembuhan dan hal2 dunia
adalah bentuk aminnya kita akan seruan-Nya. Bahwa segala kemudahan akan diberikan oleh
Allah asal kita patuh dan istiqamah. Dan kita-kita juga meyakini, bahwa meminta itu adalah
bentuk ibadah. Allah akan tambah sayang dan cinta sama kita, manakala kita selain taat, dengar,
dan patuh, terus juga mau meminta kepada Dia sebagai bentuk ibadah kita kepada-Nya. Berharap
kepada Allah, jelas adalah suatu kenikmatan dan memliki segudang pahala tersendiri.
Selanjutnya, jadilah kita-kita ini orang yang bersyukur ya. Ruq, sampaikan lagi kepada kawan2
yang lain. Kasihan. Banyak yang tidak tahu dan tidak mengerti Jalan-Jalan Kemudahan dari
Allah Yang Maha Memudahkan. Tidak sedikit yang berikhtiar di jalan-jalan yang berliku,
berbiaya mahal, lagi ga ketahuan ujung pangkalnya untuk setiap urusannya. Sedang yang dituju
oleh riyadhah adalah perbaikan ibadah, tauhid, dan amal saleh. Betul kata Faruq, persoalan
dunia, adalah persoalan akhirat juga akhirnya. Pencarian kekayaan, pencarian jawaban, pencarian
keselamatan, di dunia, sangat berpengaruh buat akhirat kita. Contoh, pencarian kekayaan, yang
kelihatannya sangat dunia banget, eh, dia bener-bener jd sesuatu yang diridhai oleh Allah, sabab
kita mencarinya sambil diiringi oleh dhuha, tahajjud, qabliyah ba’diyah, berjamaah baca Qur’an,
dan bersedekah. Bukankah ini menjadi nikmat adanya? Apalagi kita tempuh juga jalan-jalan
kesabaran, ketegaran, keistiqamahan, baik sangka ke Allah. Wuah, tambah oke dah tuh jalan.
Demikian juga perjalanan antum dan istri, yang berjalan mencari kesembuhan. Yang lain, hanya
ke rumah sakit dan dokter, sedang antum, meniti jalannya Allah. Ok, saya nantikan terus
pelajaran dari Faruq dan keluarga. Setelah jalan riyadhah, jangan lupa bener-bener meniti jalan-
jalan yang saya sebut di jawaban sms ini ya.

(+) Subhanallah.. Terima kasih Tadz,jazzakallahu khairan katsira.

(-) mohon izin, saya naikin di web di DhuhaaCofee, selengkap-lengkapnya. Bahkan saya
cantumkan nomor hp antum, agar menjadi wasilah juga bagi antum untuk berdakwah.
Subhaanallaah, ada keinginan buat saya menjadikan antum dan istri, sebagai ustadz dan ustadzah
beneran. Yang meniti karir di dunia dakwah saja. Saya mau pakaikan sesuatu kepada antum
berdua, sehingga ga usah kerja lagi. Cukup sudah dengan menyiarkan saja apa yang antum rasa.
Tadz, saya beneran hampir nangis nih nulisnya. Betapa saya mengingat perjuangan saya di awal-
awal dulu, dan perjuangan kawan-kawan yang percaya akan kekuatan Allah. Tidak mudah
memang. tapi daripada keluar masuk rumah sakit? Keluar masuk penjara? He he. Atau daripada
kena makian orang, hinaan orang, lantaran hutang atau miskinnya. Atau daripada kerja pagi
siang malem yang ujungnya hanya penyakit? Kan mending bagi waktu dengan Allah, dengan
bersungguh-sungguh beriyadhah. Percayalah, kalau kita yang bertutur, yang udah pernah
ngalaminnya, akan banyak efeknya buat mereka-mereka yang bisa kita tarik untuk berlari
mendekat kepada Allah. Antum tulis buku, antum ceramah, antum keliling, berdua dengan istri,
ke seantero dunia. Seperti saya, dan guru antum yang lain: Aa Gym. Ok, saya mohon izinnya ya.
Antum juga silahkan buka-buka web ya. Khususnya di kolom DhuhaaCofee dan di Kuliah
Tauhid di KuliahOnline. Jazaakallaah. Salam buat istri.

(+) Subhanallah.. Allohu Akbar..

(Jamaah semua, proses dari 0 nya ustadz farouq ini terekam di web ini. Di kolom sms. Cuma,
memang jamaah semua perlu meneliti satu demi satu sms, yang mana yang dari beliau. Sejak
pertama ketemu kami-kami, kemudian bagaimana beliau mengecek ke laboratorium medis untuk
mengukur tingkat keberhasilan penyembuhan lupus istrinya lewat jalan Riyadhah 40 hari. Kita
doakan beliau dan istrinya, juga kita-kita ini, agar istiqamah, dan semakin yakin akan Kebesaran
Allah. Amin).

Dhuha Coffee (bag.8)


by yusufmansur on 27-02-2009

Belom lama ini, ada sms masuk mempertanyakan sikap seorang ustadz yang begini dan begitu.
Terjadilah dialog dengan saya. Siapa tau dialog ini berguna. Saya pun pernah “dinilai”, dan
bahkan sering dinilai. Namun penilaian ini kerap juga tidak fair.

Contoh: Satu saat saya diundang ke Bogor. Setelah perjalanan berhari-hari ke luar kota, saya
jalan ke Bogor. Kondisi sangat tidak memungkinkan untuk jalan ke Bogor. Mestinya istirahat
total. Walhasil, di perjalanan, hampir pingsan. Sampe di acara, baterai saya, udah tinggal 1%
istilahnya. Hanya cukup untuk bicara. Kepala rasanya udah hampir meledak sebab saking
pusingnya. Entahlah. Di sisa energi itu, saya terlihat memang sangat sombong. Ga bisa
tersenyum sempurna ketika disapa orang, menolak untuk difoto, dan meminta MC
menyegerakan acara, padahal tuan rumah berkenan terlebih dahulu beramah tamah. Saat itu, saya
terpaksa mengikuti “rengekan” panitia dan tuan rumah, agar saya mau beramah tamah. Meski
makan sekedar kuenya saja dan menyeruput teh nya. Saya ikutin. Begitu saya duduk, masya
Allah, barisan orang masuk (sebab disuruh oleh tuan rumah), untuk foto-foto, sebagai
kesempatan ada saya. Sungguh, saya udah benar-benar mau pingsan rasanya.
Akhirnya, dengan halus saya minta tolong, agar pembicara yang sedang bicara, berkenan
menjeda sebentar, untuk diisi oleh saya, untuk kemudian diteruskan lagi. Alhamdulillah,
berkenan. Sayang, saya benar-benar udah mau game over. Akhirnya hanya kira-kira 10 menitan
saya bicara. Setelah itu, karena pandangan udah agak gelap, saya memilih segera cabut. Sampai-
sampai saya ga sempat pamitan kepada tuan rumah. Saya seperti melupakan.
Di perjalanan, saya yang tiada asisten, tiada pengawal, tiada ajudan, lalu kemudian benar-benar
roboh. Tanpa supir saya juga tahu. Bahkan ketika saya pamitan pun, rasanya dulu benar-benar ga
pamitan sama panita. Hingga panitia yang saat itu mau memberi amplop, langsung saya cut,
dengan mengatakan, saya mohon izin lansung pulang dulu, begitu saya bilang, sambil berlalu
cepat. Bahkan sangat cepat, seakan tiada jeda memberi panitia memberi kesan pesan. Nah,
setelah perjuangan yang sedemikian rupa, untuk tetap hadir, akhirnya saya dipergunjingkan
orang, bahwa saya datang dengan ketidakramahan, dan pulang juga dengan kesombongan. Ada
seorang panitia yang bicara, katanya saya tidak menghargai mereka-mereka yang sudah
mempersiapkan acara sejak shubuh! Masya Allah.
Sungguh tiada maksud untuk begitu. Namun keadaan saya. Dan saya bahkan saat itu ga bisa
menjelaskan apa-apa tentang penyakit saya dan apa yg saya rasa, sebab memang energi saya
hanya untuk bicara. Nah, kemudian, saya dapat sms. Isinya kritikan terhadap satu sosok ustadz.
Nampaknya, bisa jadi benar. Tapi bisa jadi juga salah. Kiranya, mari kita sibukkan diri untuk
banyak-banyak melihat diri kita, mengintrospeksi diri kita. Bukan tidak boleh memberi nasihat.
Boleh. Bukan tidak boleh memberi kritikan. Boleh. Namun, jadikan juga nasihat kita, kritikan
kita, doa buat yang diberi nasihat, doa buat yang diberi kritik. Dan jadikan itu juga cermin untuk
diri sendiri. Sms dari jamaah ini, saya potong. Saya konsentrasikan di jawaban saya. Mudah-
mudahan benar-benar bermanfaat.
Waba’du, jangan malah dengan sms saya ini, jadi takut mengkritisi sesuatu. Tetap saja. Namun,
kesantunan dan baik sangka, tetap harus jadi nomor satu:

(+) Ya ustadz,hal ini mungkin bisa jadi bahan ceramah juga,karena ini benar-benar terjadi
mungkin tidak disadari oleh yang bersangkutan,tapi hanya disadari oleh yang kelaparan:-).

(-) Kita sebagai penilai, kadang melihat dengan mata terbatas, dan mendengar dengan telinga
yang terbatas. Dengan segala keterbatasan itulah kita melihat dan mendengar. Afwan ya. Saya
perhatikan betul-betul sms saudara, di tengah ribuan sms yang masuk ke sms saya. Saya koq
seperti mendapati hal itu. Entahlah. Mudah-mudahan kita termasuk yang diselamatkan Allah.
Sungguh, di dunia ini kearifan itu bukan menurut “pendapat kita” dan “kata kita”. Ada Yang
Maha Hakiki yang lebih bisa menilai semuanya. Ada baiknya, sisakan juga penglihatan kita
untuk muhasabah diri kita juga. Siapa tahu Allah yang sengaja mempergelarkan apa yang kita
lihat dan apa yang kita dengar, justru untuk kita. Supaya kita mempelajarinya, memahaminya,
dan mengambil ibrah darinya. Demikian ya. Kalau tidak, kita akan capai sendiri. Salam hormat,
Yusuf Mansur.

Tegakkan Yang Wajib, Hidupkan Yang Sunnah:


Filed Under (News) by yusufmansur on 25-02-2009

“Di balik sunnah itu, ada kejayaan”, begitu saya dengar dari kyai saya. Dan subhaanallaah,
ketika saya mempraktekkan urusan-urusan sunnah untuk saya hidupkan, perubahan signifikan
terhadap hidup dan kehidupan saya memang sangat terasa. Sunnah itu banyak; urusan sunnah-
sunnah shalat misalnya, wuah, buanyak sekali. Tapi di antara sunnah-sunnah itu ada yang
muakkad. Yang muakkad ini yang kalo bisa, jangan ampe ditinggal. Di antaranya: qabliyah
ba\’diyah, dhuha, dan tahajjud.”

Dalam satu dua kesempatan, saya mengatakan, bahwa jika terlalu lama kita meninggalkan
sunnah-sunnah muakkadah, maka akan terasa sekali pengaruhnya ke rizki kita, ke ketenangan
hidup kita, ke kelancaran segala urusan kita. Sebab apa? Sebab di antaranya, kita tdk berkategori
“bersyukur”. Koq begitu? Ya. Saya katakan, sebelum kuliah, shalat wajib sdh tertegak, setelah
kuliah, mestinya kan nambah. Nambah dg shalat sunnahnya. Sebelum kerja, belum ada shalat-
shalat sunnahnya, belom ada sedekahnya, belom ada puasa sunnahnya, masa setelah bekerja lalu
ibadahnya “konstan/tetap”, alias tetap tanpa sunnah-sunnah? Lah, ini kan namanya ga bersyukur.
Mestinya kan nambah. Nambah dg ibadah-ibadah sunnahnya. “

Lebih aneh lagi, jika ada orang habis-habisan di ibadah sunnah sebelom bekerja, sebelum
usahanya naek; dhuha dan tahajjudnya getol, eh, setelah kerja dan usaha enak, malah hilang. Ini
yang disebut ga bersyukur. Sama anehnya, bila ada orang-orang yang hanya menegakkan
sunnah, tapi yang wajibnya keteteran. Makanya saya senang mengatakan; tegakkan yang
wajibnya, hidupkan yang sunnahnya.”

Dalam satu waktu, Mu\’allim Syafii Hadzami, guru saya, menyebut, bhw tidak disebut shalat
wajib, jika tdk tertegak shalat-shalat sunnah qabliyah dan ba\’diyahnya. Saya dijelaskan, bhw
memang begitu. Padahal kan selama ini kita belajar istilah sunnah sebagai: Kalau dilakukan,
berpahala, kalau tidak dilakukan tidak berdosa. Lah, ini lain lagi. Saya diberitahu lewat sudut
pandang yang berbeda; bahwa kalau shalat wajib dilakukan tanpa shalat sunnah, tidak diterima
itu shalat wajibnya. Tentu ini pandangan yang sifatnya pengajaran ya. Jangan hitam putih. “

Satu kesempatan lain saya ditanya, shalat zuhur berapa rakaat? Ketika dijawab empat rakaat,
jawaban itu trnyata salah. Yang benar adalah 8 rakaat. Dua qabliyahnya, dua ba\’diyahnya.
Program-program Ihyaa-us Sunnah ini betul-betul akan mengajak orang-orang untuk belajar
tentang ibadah-ibadah sunnah, dan menjalankannya. supaya berkategori cinta sama Rasulullah
juga, sbg pintu atau prasyarat cinta kepada Allah.”

Dalam waktu dekat, akan disosialisasikan keutamaan shalat dhuha, yang trnyata merupakan
sunnah muakkadah. Akan diselenggarakan kuliah-kuliah tentang keutamaan dhuha, seminar-
seminar tentang fadilah dhuha, dan diterbitkan buku-buku, CD dan VCD/DVD tentang
keutamaan dhuha. Supaya masyarakat benar-benar terdorong untuk shalat dhuha, dan berat
meninggalkan shalat dhuha.
Untuk gerakan nasionalnya kami memasukkan Majelis Dhuha Nasional. Di mana, individu-
individu atau kelompok-kelompok masyarakat, akan kami ajak dan kami dorong untuk shalat
dhuha, di tempatnya masing-masing, di hari sabtu, jam 07.00 WIB. Kenapa harus di jam segitu?
Ya sebab supaya terjadi keseragaman dalam doa. ”

Bayangkan, jika 100 kota, sebagai target gerakan ini, benar-benar masyarakatnya melakukan
shalat dhuha, yang berbaris secara maya/virtual, maka kita akan shalat, zikir dan berdoa bersama
jamaah di 100 kota. Bayangkan, berdoa sendiri saja sudah masya Allah, apalagi berdoa bersama
jutaan orang? Mudah-mudahan dah program Ihyaa-us Sunnah ini menjadi primadona gerakan
baru di negeri ini.”

Kapan terakhir kita berdoa?


Berdoa untuk segala rupa permasalahan kehidupan pribadi, dan berdoa untuk negeri kita, untuk
bangsa kita? Tidakkah kita prihatin? O-oh, saya salah bila bertanya ini. Tentu semua prihatin.
Tapi siapa yang prihatin dengan keadaan kita, lalu berkenan membawa keprihatinan ini di atas
sajadah, hingga menjadi sebuah kekuatan doa yang teramat dahsyat? Doa-doa yang mengundang
Pertolongan Allah? Doa-doa yang membuat Allah menurunkan Malaikat-Malaikat-Nya?

Ya, kapan terakhir kita berdoa? Bila setiap individu negeri ini berdoa untuk negerinya, untuk
bangsanya, masa iya Allah Yang Maha Mendengar, lantas tidak mendengar? Sedangkan doa saja
yang tulus, yang dipanjatkan dengan penuh keyakinan, sudah akan membuat arsy Allah bergetar,
apalagi bila kemudian seantero negeri ini mau berdoa. Ajak diri kita, dan orang-orang sekeliling
kita, duduk bersimpuh di hadapan keagungan Allah; sujud memohon ampun, dan berdoa kepada-
Nya.

Syukur-syukur bila berkenan memanjatkannya di keheningan malam, di mana Allah memang


benar-benar turun menawarkan bantuan-Nya. Subhaanallaah. Semoga Allah tidak mencabut
keberkahan negeri ini.

-Yusuf Mansur-

No Comments
Read More

Dirgayahu Negeriku. Selamat Tahajjud Negeriku.


Filed Under (News) by yusufmansur on 25-02-2009

Mari kita bangun negeri ini, dan kita bebaskan segala kesulitan yang mengungkung negeri ini
bersama Allah:

Alangkah beruntungnya orang-orang yang bisa menegakkan tahajjud. Ini barang mahal. Siapa
yang mencintai dan membiasakan tahajjud, Allah akan berikan dunia-Nya, ampunan-Nya, kasih
sayang-Nya, pertolongan-Nya. Segala apa yang kita butuhkan, cari aja di antara jam 03 dinihari
hingga ba\’da shubuh. Di sini jawaban segala masalah dan hajat yang ada pada diri manusia.
Sebab Yang Kuasa turun ke langit dunia, memang untuk menawarkan bantuan-Nya, ridha-Nya,
dan mengabulkan semua doa hamba yang tahajjud.

Jam 03-an dinihari, Kun Syafi\’i menjadi Malaikat yang ngebangunin saya. Alhamdulillah,
inilah fadhilah punya bayi. Jadi alarm hidup untuk tahajjud. Sebagaimana Wirda dulu, kakaknya
Kun, yang saya tulis di buku Kun Fayakuun, Allah hadiahkan alarm hidup untuk kami bangun
tahajjud, witr, dan shubuh.
Tidak ada yang istimewa. Saya bangun. Bersama istri, saya nyiapin susu Kun Syafi\’i.
Nyempetin ngelongok kamar anak yang laen; Wirda dan Qumii. Dua-duanya masih pulas
tertidur. Mengingat amanah Rasul, untuk membagi cahaya shalat sunnah dan tilawah al Qur\’an
di rumah, saya berusaha shalat sunnah dan baca al Qur\’an di rumah. Disambung lagi nanti di
pondok.

Subhaanallaah, abang Kun yang nangis, begitu pamitan, senyum, dan ngambil posisi tidur lagi.
Indah banget. Betapa Allah memberikan kemudahan bagi siapa hamba-Nya yang mau
menghamba pada-Nya.

Di 1/3 malam yang terakhir, saya jalan ke pondok, sambil tersenyum melihat barisan anak-anak
yang pada juga bergegas shalat tahajjud, sebagaimana mereka bergegas menuju shalat Jum\’at.
Masya Allah. Betul-betul ini barang mahal yang udah lumayan hilang di negeri ini.

Terima kasih ya Allah. Hadiahkan seluruh amal ini juga untuk orang-orang tua kami, jamaah-
jamaah kami yang sedang butuh doa kami, keluarga kami, anak-anak keturunan kami, dan
segenap kaum muslimin di tanah air, dan untuk negeriku yang sedang merayakan hari ulang
tahun negeri ini yang ke-63.

Saya berdoa juga untuk negeri kita, agar Allah meringankan negeri ini untuk bangun malam.
Hanya dengan cara kembali kepada Allah, yang salah satunya adalah dengan menegakkan dan
menghidupkan bangun malam, Indonesia bisa jaya kembali, bisa selamat dari perpecahan, bisa
keluar dari segala kesulitan, bisa membangun dan menata negeri ini. Omong kosong segala
rencana dan ikhtiar kita melepas diri dari kesulitan, andai Allah tidak dilibatkan dan tidak
diperhatikan.

Insya Allah, pun saya doakan negeri ini, bangsa ini, agar ramai shubuh berjamaahnya, cinta
shalat sunnah dhuha, susah untuk tdk berjamaah, berat untuk meninggalkan qabliyah ba\’diyah,
dan ringan bersedekah. Mudah-mudahan Allah mencintai negeri ini dan berkenan membukakan
segenap keberkahan yang bermanfaat.

Subhaanallaah, jayalah negeriku, jayalah bangsaku. Dirgahayu Indonesia ke-63!!! Merdeka!!!

Berita bahwa saya masuk dunia politik, itu belum benar.

Saya BELUM sepenuhnya menyetujui pencalonan wakil walikota Tangerang, pencalonan


anggota DPR/MPR RI, dan bahkan rumor tentang RI 2 dari kalangan muda. Mengapa saya
katakan “BELUM BENAR”?

Sebab bisa saja suatu saat saya memang masuk dunia ini. Tapi kalo memang sudah saatnya.
Perlu direnungkan bersama. Semua SAHABAT RASUL, adalah PENGUASA pada masanya,
dan PENGUSAHA yang saleh, sekaligus pengusaha yang saleh juga. Jagan ketidaksukaan kita
terhadap penguasa sekarang ini membuat dunia kekuasaan kita benci, kita tinggalkan, lalu
dimasuki orang lain. Di dunia usaha, kita sudah tertinggal. Sebab ada prinsip harus kerja, bukan
harus brusaha.
Di dunia kekuasaan, pun kita kemudian dipimpin oleh orang-orang yang tidak amanah. Sebab
ulama-ulama yang saleh, kita “penjarakan” dengan tidak membuat dia masuk bertarung
kekuasaan.
Dan BAHKAN PARA NABI, hampir semua masuk gelanggang politik dengan bertarung
langsung dengan penguasa nomor 1 pada zamannya masing-masing.
Nabi Daud, masuk mengalahkan Jalut. Nabi Ibrahim hadir mengalahkan Namrudz. Nabi
Muhammad shalla \’alaih berjuang head to head mengalahkan pembesar-pembesar quraisy yang
saat itu berkuasa; berkuasa di dunia politik dan perdagangan.
Demikian penjelasan saya. Dunia bisnis, dunia usaha, dan dunia politik, bukan dunia yang harus
kita tinggalin. Mari kita persiapkan diri sebaik-baiknya. Jangan sampai dunia ini diisi oleh orang
lain, atau orang-orang yang tidak amanah dan tidak profesional.

-Yusuf Mansur-
No Comments
Read More

Sambutan dari Ustadz Yusuf Mansur


Filed Under (News) by yusufmansur on 25-02-2009

Assalamualaikum, yth., semua


Sahabat Wisatahati…

Saya senang sekali hadir Sahabat-sahabat semua yang menemani perjuangan kami-kami meniti
jalan dakwah dan amal usaha. Banyak program-program Wisatahati yang memerlukan
kebersamaan dan bantuan Sahabat-sahabat semua. Seperti Majelis Dhuha Nasional.

Saya meminta izin kepada semua yang kepengen saya hadir, bahwa sementara saya tidak bisa
memenuhi dulu permintaan-permintaan tausiyah.

Ada beberapa alasan. Di antaranya saya kepengen fokus membenahi internal pesantren dan
keluarga saya, sekaligus mulai memberi perhatian dan kasih sayang juga kepada keduanya.
Alasan lainnya adalah supaya saya bisa punya waktu merilis satu dua program dan kemudian
malah bisa belajar lagi menuntut ilmu.

Salah satu program untuk mengimbangi ketidakhadiran saya adalah dirilisnya Majelis Dhuha
Nasional. Dengan program ini, dimungkinkan saya “menyapa” jamaah semua di tanah air, baik
di kota, hingga ke pelosok tanah air, dan mengajar. Bahkan tanpa perlu saya keluar dari rumah
atau pesantren. Bagaimana caranya? Caranya saya membuat tayangan-tayangan tausiyah
berdurasi pendek dan memutarnya di Majelis Dhuha Nasional dengan media TV & DVD. Nah,
kehadiran Sahabat-sahabat kelak sebagai fasilitator Majelis Dhuha Nasional ini. Sahabat-sahabat
cukup membuka rumahnya untuk keluarganya, untuk saudara-saudaranya, untuk sahabat-
sahabatnya yang lain, kemudian mengajaknya shalat dhuha bersama (bukan berjamaah).

Setelah shalat dhuha, sahabat-sahabat ajak mereka semua melihat DVD yang kami sediakan
sebagai Materi Kuliah Dhuha. Sebisa mungkin, sebagai gerakan nasional, Shalat Dhuha
dilakukan serentak dan bersamaan, yaitu setiap Sabtu jam 07.00 WIB. Harapan saya, 385 Kota
dan Kabupaten di Indonesia, akan menyetel dirinya sendiri dan bersama-sama
menyelenggarakan Majelis Dhuha Nasional. Bayangkan, jika setiap kota memiliki rata-rata 10
kecamatan, dan Sahabat-sahabat hadir di semua kecamatan, maka akan ada 3.850 Majelis yang
menyelenggarakan shalat dhuha nasional. Dan bila setiap kecamatan mengandung lagi 10
kelurahan, maka akan ada 38.500 Majelis! Subhaanallaah. Andai setiap majelis berisi keluarga
kecil, dengan rata-rata anggotanya 10 orang saja, maka peserta Majelis Dhuha Nasional ini akan
berjumlah 385.000 orang! Satu jumlah yang fantastis mengingat kepada 385.000 orang itulah
Sahabat-sahabat akan sama-sama berdakwah setiap sabtu paginya, walaupun lewat media DVD.

Dan kita sama-sama tahu, pengajian-pengajian kecil di tiap-tiap kelurahan di tanah air ini, tidak
saja berjumlah 10 majelis, melainkan jauh lebih banyak hingga menjangkau RT/RW. Jika
hitungan kita sampe ke RT/RW, maka jumlahnya sudah akan mencapai 3.850.000 orang setiap
sabtu paginya. Subhaanallaah, subhaanallaah, subhaanallaaah, walhamdulillaah. Bagaimana lagi
kalo kita menghitung setiap majelisnya 100 orang???!!! Hitung saja sendiri.

Sekali lagi, Sahabat-sahabat lah yang mewujudkan hal ini. Saya dan kawan-kawan Wisatahati
memfasilitasi cara kerja, dan DVD nya saja. Selebihnya, mari kita bersama-sama bergerak
memberi cahya bagi negeri ini.
Sahabat-sahabat sekalian, ada tausiyah saya yang saya upload bersamaan dengan dirilisnya
website ini, sebagai audio pengantar dan pengarahan Majelis Dhuha Nasional. Maka karena
itulah, saya sungguh-sungguh bersyukur Allah hadirkan Sahabat-sahabat semua. Semoga
program-program dakwah dan amal usaha, bisa berjalan lancar dan memberi maslahat bagi
negeri ini.

Waba’du, ada program-program lain yang juga akan terselenggara, meski tanpa kehadiran saya.
Agak serupa dengan Majelis Dhuha Nasional, yakni Training In Movie. Satu konsep training
dengan menggunakan audio visual murni tanpa trainer secara fisik. Hampir sama dengan Majelis
Dhuha Nasional, Training in Movie pun sama-sama menggunakan DVD sebagai media
penayangannya. Beda nya, DVD yang ditayangkan di Majelis Dhuha Nasional berdurasi pendek,
sedang DVD Training in Movie, berdurasi layaknya sebuah training diselenggarakan.
Akhirul kalam, mohon semua berdoa agar berkumpulnya kita ini, adalah untuk sesuatu yang
Allah ridha dan bermanfaat. Kepada Allah juga kita pasrahkan semuanya.

Salam, Yusuf Mansur.

No Comments
Read More

Biografi Ustadz Yusuf Mansyur


Filed Under (News) by yusufmansur on 25-02-2009

Yusuf Mansyur
Laki-Laki
Islam
Jakarta, 19 Desember 1976
Ustadz Yusuf Mansyur dikenal sebagai pimpinan Pondok Pesantren Daarul Quran Bulak
Santri, Cipondoh, Tangerang dan pimpinan pengajian Wisata Hati. Ustadz kelahiran Jakarta, 19
Desember 1976 ini melalui perjalanan berliku sampai menjadi ustadz terkenal seperti sekarang.

Ustadz Yusuf lahir dari keluarga Betawi yang berkecukupan pasangan Abdurrahman Mimbar
dan Humrif’ah dan sangat dimanja orang tuanya. Lulusan terbaik Madrasah Aliyah Negeri 1
Grogol, Jakarta Barat, tahun 1992 ini pernah kuliah di jurusan Informatika namun berhenti
tengah jalan karena lebih suka balapan motor.

Pada tahun 1996, dia terjun di bisnis Informatika. Sayang bisnisnya malah menyebabkan ia
terlilit utang yang jumlahnya miliaran. Gara-gara utang itu pula, Ustadz Yusuf merasakan
dinginnya hotel prodeo selama 2 bulan. Setelah bebas, Ustadz Yusuf kembali mencoba berbisnis
tapi kembali gagal dan terlilit utang lagi. Cara hidup yang keliru membawa Ustadz Yusuf
kembali masuk bui pada 1998.

Saat di penjara itulah, Ustadz Yusuf menemukan hikmah tentang shodaqoh. Selepas dari
penjara, Ustadz Yusuf berjualan es di terminal Kali Deres. Berkat keikhlasan sedekah pula,
akhirnya bisnis Ustadz Yusuf berkembang. Tak lagi berjualan dengan termos, tapi memakai
gerobak, Ia juga mulai punya anak buah.

Hidup Ustadz Yusuf mulai berubah saat ia berkenalan dengan polisi yang memperkenalkannya
dengan LSM. Selama kerja di LSM itulah, Ustadz Yusuf membuat buku Wisata Hati Mencari
Tuhan Yang Hilang. Buku yang terinspirasi oleh pengalamannya di penjara saat rindu dengan
orang tua. Tak dinyana, buku itu mendapat sambutan yang luar biasa.

Ustadz Yusuf sering diundang untuk bedah buku tersebut. Dari sini, undangan untuk
berceramah mulai menghampirinya. Di banyak ceramahnya, ia selalu menekankan makna di
balik sedekah dengan memberi contoh-contoh kisah dalam kehidupan nyata.

Karier Ustadz Yusuf makin mengkilap setelah bertemu dengan Yusuf Ibrahim, Produser dari
label PT Virgo Ramayana Record dengan meluncurkan kaset Tausiah Kun Faya Kun, The
Power of Giving dan Keluarga.

Konsep sedekah pula yang membawanya masuk dunia seni peran. Melalui acara Maha Kasih
yang digarap Wisata Hati bersama SinemArt, ia menyerukan keutamaan sedekah melalui
tayangan yang didasarkan pada kisah nyata.

Ustadz Yusuf juga menggarap sebuah film berjudul KUN FA YAKUUN yang dibintanginya
bersama Zaskia Adya Mecca, Agus Kuncoro, dan Desy Ratnasari. Film ini merupakan proyek
pamungkas dari kegiatan roadshow (ceramah keliling) berjudul sama selama Januari-April 2008.

Melalui Wisata Hati, ia menyediakan layanan SMS Kun Fayakuun untuk menemukan jawaban
atas permasalahan yang ada. Ia juga menggagas Program Pembibitan Penghafal Al Quran
(PPPA), sebuah program unggulan dan menjadi laboratorium sedekah bagi seluruh keluarga
besar Wisatahati. Donasi dari PPPA digunakan untuk mencetak penghafal Alquran melalui
pendidikan gratis bagi dhuafa Pondok Pesantren Daarul Quran Wisatahati.

Meski tak sempat menuntaskan kuliah, Ustadz Yusuf bersama dua temannya mendirikan
perguruan tinggi Sekolah Tinggi Ilmu Komputer Cipta Karya Informatika.

Ustadz Yusuf menikah dengan Siti Maemunah dan telah dikaruniai tiga orang anak.

No Comments
Read More

Maklumat dari Ustadz Yusuf mansur


Filed Under (News) by yusufmansur on 25-02-2009

Supaya menjadi informasi dan tidak menjadi fitnah & dosa, berikut saya permaklumatkan
beberapa hal:
1. Kami membangun sekolah internasional agar bisa menjadi subsidi bagi program
pembibitan penghafal al Qur’an yang mulai per awal 2008 ditarget menuju 100rb penghafal
al Qur’an. Sekolah ini berdiri di atas prinsip wakaf, dan tidak ada yang mewarisi sekolah ini
bila saya meninggal dunia. Hasil dari penyelenggaraan sekolah yang memang lagi booming
ini, didedikasikan untuk program tsb.
2. Dana sedekah dari masyarakat dialokasikan baik lsg maupun tidak lsg di sekolah
internasional ini, dengan harapan agar ketika berbuah nanti, sedekahnya juga bisa menjadi
multi manfaat. Ibarat berkebun, insya Allah hasilnya sangat subur. Karena tujuan sekolah
ini bukan pribadi, insya Allah mdh2an sedekah di sekolah internasional ini menjadi
investasi akhirat yang menarik. Sementara itu, sekolah ttp diselenggarakan scr profesional.
Tidak gratis. Hasilnya saja yang didedikasikan untuk program pembibitan penghafal al
Qur’an.
3. Tidak benar bhw saya opportunis di urusan sedekah. Seakan mengambil sedekah orang
banyak, lalu kemudian mendirikan sekolah yang komersil. Saya pribadi, dengan segenap
pengurus dan staff pengajar hingga OB, semua berdedikasi ikut bersedekah dan berwakaf.
Kami sadar, bhw yang kami bangun ini untuk kepentingan akhirat. Akan halnya saya
pribadi, kontrak-kontrakmahal saya pun didedikasikan ke sini di antaranya.
4. Sementara itu, program-program pembibitan penghafal al Qur’an; pendirian sekolah2
gratis, pembiayaan-pembiayaan sedekah dan wakaf yang trkait dengan PPPA, ttp kami
gulirkan, dan bahkan senantiasa bertambah jumlahnya. Baik dari pribadi, group pribadi,
hingga masyarakat.
5. Perlu diketahui, sumber pendanaan berasal dari: donatur, usaha group wisatahati & yayasan
daarul qur’an, dan dana dari kontrak-kontrakpribadi saya dengan TV, bank, oeprator
seluler, dll.
6. Saya memang guru sedekah. Dan karenanya saya tidak akan berhenti menyeru orang untuk
bersedekah. Apapun resikonya. Bahwa saya mengajak juga masyarakat untuk berpartisipasi
di sekolah internasional, sbb memang sejumlah keutamaan yang mereka mengerti bhw
insya Allah ini investasi yang subur. Ibarat bikin perusahaan dengan dana sedekah/wakaf
produktif, maka anggap saja sekolah internasional ini adalah usaha yang menguntungkan,
namun hasilnya tidak dibagi-bagi ke pengurus, melainkan untuk PPPA.
7. Saya memutuskan sampe akhir tahun menutup banyak jadual, sbb memang ingin
berkonsentrasi di pesantren dulu. Bukan menghentikan sama sekali. Dan saya membentuk
layer 2, barisan mujahid dakwah yang tidak meminta bayaran, untuk diterjunkan dakwah di
tengah-tengah masyarakat. Jadi, bukan karena udah punya bisnis dan punya sekolah
internasional, lalu berhenti berdakwah. Bagi kami, berdakwah adalah panggilan hati.
8. Sayap bisnis juga benar-benar digeliatkan oleh saya dan kawan-kawan pengurus wisatahati
dan daarul qur’an. Agar tegak mandiri dan bisa saling subsidi dan bahu membahu
membawa amanah PPPA. Dan saya kira, tidak ada satu pun larangan seorang ustadz dan
guru-guru pesantren untuk berbisnis. Yg dilarang adalah berbisnis dengan cara-cara yang
haram. Dan permodalan kami, bukan permodalan yang bersumberkan dari dana sedekah.
Kita maju bersama membangun peradaban yang bisa menjadi uswatun hasanah.
Demikian permakluman ini, agar bisa mengurangi fitnah dan waksyangka. Kepada Allah kami
pulangkan semua hal. Dan mohon maaf atas semua kesalahan. Jangan berhenti mengkritik.
Yang harus dihentikan, adalah memfitnah.
Wassalam, Yusuf Mansur.
No Comments
Read More

Kun Fayakuun
Filed Under (News) by yusufmansur on 25-02-2009

Saya membawa anak saya, Wirda, 6th, ikut nonton preview film Kun Fayakuun sebelum
ditayangkan di bioskop-bioskop di tanah air. Wirda saya lihat Seperti “tidak bereaksi”. Dingin
ekspresinya. Saya pikir ia tidak menikmati film ini. Padahal sungguh, film ini kami buat sebagai
Family Movie. Kalau anak saya tidak tergerak, berarti film ini tidak berhasil.

Setelah selesai ramah tamah seusai nonton, kami pulang. Di mobil, di perjalanan pulang, tiba-
tiba Wirda bicara: “Pah, nanti malam bangunin Kaka yaaa… Kaka mau tahajjud. Mau doain
papah mamah…”. Hampir saya tidak percaya ucapan anak saya.
Alhamdulillah we did it! Film ini sudah mendorong anak saya untuk enteng shalat dan bangun
malam. Juga tergerak untuk mendoakan kami, orang tuanya.
Kekayaan apa lagi yang lebih mahal daripada doa anak. Subhaanallaah, Walhamdulillah. Saya
tunggu anak-anak Indonesia di Kun Fayakuun, seraya berdoa semoga anak-anak kita semua
menjadi anak saleh salehah yang bisa kita banggakan di hadapan Allah, Rasul dan para Malaikat-
Nya ketika kita ditanya tentang anak-anak kita… Ya Allah, saya meneteskan air mata ketika
menulis ini. Jadikan air mata ini saksi ketulusan kami dalam berdakwah.

Yusuf Mansur, Ketapang,


17 Maret, di waktu dhuha
No Comments
Read More
Artikel Lepas oleh Ustadz Yusuf Mansur
Filed Under (News) by yusufmansur on 25-02-2009

Sudah lama
saya tidak berdoa:

Film Kun Fayakuun


mengajarkan sederhana kepada penontonnya tentang Kekuatan Do’a.
Kekuatan percaya pada Allah. Kekuatan pasrah pada Kehendak-Nya.
Dan semua itu memotivasi banyak orang.

Hari gini, banyak yang berputus asa. Atau sedikitnya, berkurang imannya kepada Allah. Banyak
yang tidak percaya bahwa ia bisa berhasil. Tidaklah sedikit yang percaya bahwa nasib buruk
akan menimpanya. Atau, tidak mau meyakini bahwa pertolongan Allah itu bakal datang.
Sebagiannya hanya mau percaya bahwa hidupnya ya gitu-gitu aja. Ga akan ada perubahan, sbb
otaknya mengatakan ia tidak mungkin berubah. Tanya saja kepada seorang pegawai yang gajinya
kurang. Ia akan memandang segala kekurangannya, dan kekalahannya setiap bulan secara
keuangan. Tanya juga para pedagang yang kekurangan modal. Baginya, ia bakalan punya
keuntungan berlipat-lipat kalau ia bisa memiliki modal tambahan yang berlipat-lipat. Tanya pula
mereka yang memiliki hutang segunung, sedangkan pekerjaan dan usaha sdh tidak ada. Apalagi
kalau kemudian peluang dan kesempatan juga terasa gelap baginya. Maka, hutang itu katanya
tidak akan pernah terbayarkan. Tanya pula kepada mereka yang terkena kanker, atau anggauta
keluarganya ada yang kena penyakit kronis, menahun. Ia akan lihat kematian yang cepatlah
jawaban yang tepat.
Kun Fayakuun, ia saya suarakan agar diri ini tidak melemah. Tidak jatuh dlm keputusasaan.
Tidak larut dalam kesedihan. Dan yang lbh penting lagi, tumbuh kemudian keinginan tuk
berubah, dan percaya bahwa segalanya masih mungkin, sebab tuhannya adalah Allah Yang Maha
Kuasa. Kun Fayakuun.

Mohon doa atas kehamilan istri saya yang ke-empat. Mudah-mudahan doa jamaah bisa menjadi
kekuatan dan keajaiban tersendiri. Kun Fayakuun.
Yusuf Mansur

Allah Maha Berkehendak

“Maa yaftahillaahu linnaasi mir rohmatin, falaa mumsika lahaa; Jika Allah sudah
berkenan memberikan rahmat kepada seseorang, berkenan memberi perubahan nasib,
berkenan memberi keberuntungan, berkenan memberi jalan-jalan untuk seseorang menjadi
kaya dan bahagia, maka tidak ada seorangpun yang mampu menahannya.
Wa maa yumsik, falaa mursila lahuu mim ba’dih; Tapi bila Allah sudah berkenan juga
untuk menahan rahmat buat seseorang dan berbuat sebaliknya, maka tidak ada satupun yang
sanggup menghalangi-Nya. Dan Dialah Yang Maha Perkasa Lagi Maha Bijaksana”.
(Qs. Faathir: 2).

“Yaa-ayyuhannaasudz kuruu ni’matawloohi ‘alaikum; wahai manusia, ingat-ingatlah


lebih banyak lagi akan ni’mat Allah ketimbang kesulitan hidup, ingat-ingatlah hal-hal yang
lebih menyenangkan ketimbang hal-hal yang menyesakkan dada, ingat-ingatlah lebh banyak
lagi karunia Allah ketimbang musibah dan bala. Hal min khooliqin ghoiruwloohi
yarzuqukum minassamaa-i wal ardh, apakah ada selain Allah yang bisa bikin kamu susah
dan senang, kamu kaya dan miskin, kamu banyak harta dan sedikit, kamu bertambah harta
dan berkurang harta, selain Allah? Laa-ilaaha illaa-huu, tidak ada, kecuali Allah saja yang
bisa berbuat itu ke kamu. Fa-annaa yu’fakuun; maka janganlah kita berpaling dari-Nya”.
(Qs. Faathir: 3).
No Comments
Read More

Yusuf Mansur: Berdakwah Lewat Kisah Sedekah


Filed Under (Wawancara) by yusufmansur on 25-02-2009

Muda, terkenal, sukses dan ulama pula. Pahir perjalanan


hidup mengantar dia menjadi seperti sekarang. Ustadz Yusuf
Mansur, tak ingin shaleh sendirian. Lewat Wisata Hati, dia
mengajak semua umat untuk berbagi (sedekah) dengan
mereka yang kesulitan dengan berbagai media dakwah verbal,
buku, sinetron, dan film . Ajakannya seolah menjadi sebuah
gerakan mulia mencontoh Rasulullah SAW. Atas itu, Yusuf
Mansur menjadi salah satu Tokoh Perubahan Republika 2007.

Dia menganggap pengalaman hidup yang pahit ada dua


makna, ujian atau azab. Jika itu azab, maka andai sulit diatasi
selama bertahun-tahun, jawabannya adalah taubat yang suci
dan ikhlas. Tapi jika itu ujian, maka bisa jadi itu ‘jamu’ yang
menjadi obat untuk hidup lebih baik. Di sela kesibukannya
berdakwah dan mengasuh pondok pesantren Tahfidz Qur’an,
Darul Qur’an, di Kampung Ketapang, Cipondoh, Tangerang,
dai muda ini bertutur tentang pengalaman hidupnya kepada
wartawan Republika . Berikut petikannya.

Apa yang melatari Anda menjadi dai?


Awalnya saya menulis buku (Mencari Tuhan yang Hilang-red). Setelah itu, sering diminta
melakukan bedah buku yang isinya tentang kehidupan terutama tentang pribadi saya.
Pengalaman bedah buku di seminar dan forum itu, kemudian menjadi metode bertutur lewat
kisah. Alhamdulillah, saya sadar betul bila Allah sudah memberikan jalan pilihan bagi saya
untuk berdakwah. Target dakwah saya memang soal sedekah.
Jadi, memang sengaja memilih tema sedekah?
Ya, saya sadar betul memilih tema sedekah itu. Tujuannya, agar jamaah ikut bersedekah. Sebab,
dengan jamaah bersedekah, artinya kita juga ikut sedekah. Ketika jamaah bersedekah, artinya itu
merupakan sedekah kita juga.
Saya fokus di tema sedekah karena saya ingin bangsa ini berubah. Dulu saya menangis, karena
kesusahan. Setelah ditemukan jawabannya ternyata sedekah. Ini kan benar-benar aneh dan
ngawur. Orang susah kok disuruh sedekah. Tapi memang itu jawabannya. Saya ingin jamaah
merasakan apa yang dirasakan pelaku sedekah.

Anda masih muda. Boleh tahu tantangan berat menjadi ustadz di usia muda?
Ya. ha.. ha..ha..,tantangannya itu saya kira off the record

Ada cara mengatasinya?


Ya, jangan terlalu dipikirin

Tantangan lainnya apa?


Kata orang tantangan bagi dai itu datang dari kalangan ustadz sendiri. Alhamdulillah, saya
justeru dapat dukungan dari mereka.

Mengapa begitu, bagaimana resepnya?


Saya disupport, karena tema yang saya angkat menarik. Saya bicara soal sedekah yang dulunya
orang jarang berani mengupas. Takut diangap tidak ikhlas atau riya. Ya, hadiah Allah yang
melalui mulut saya, yang membuat sesuatu yang berbeda tentang sedekah ini.

Dengan jadwal yang padat, apa tak ada masalah dengan keluarga?
Itu tantangan berikut yang harus dihadapi para dai. Tantangan internal memang dari keluarga
sendiri. Dalam hal waktu, saya pernah selama setahun tidak bertemu orang tua, istri dan anak
serta saudara. Tapi, Alhamdulillah beliau-beliau serta mereka itu bisa memahami kondisi dan
posisi saya sebagai ustadz. Mereka menyadari dan paham bila lebih banyak orang lain yang
berjuang tanpa bisa melihat keluarganya. Merekalah para mujahid fi sabilillah. Kami masih
mendingan, karena masih bisa pulang.

Ada pengalaman getir selama setahun tidak bertemu keluarga?


Memang ya. Saya sedih, sedang berada di tempat lain ketika ayah tiri saya meninggal sehingga
tidak sempat melihat. Karena itu, pada tahun 2008 strategi dakwah akan saya ubah.

Strategi seperti apa?


Sebelumnya saya berdakwah personal. Nantinya bersifat kelembagaan atau institusional. Jadi,
ada semacam sentra kuliah dengan merilis modul-modul kuliah atau modu-modul kajian.
Kemudian men-ToT (Training on Trainer)-kan pada dai-dai muda lainnya. Di setiap sentra ada
asatidz (ustadz-ustadz) yang sudah dibina untuk menyebarkan materi yang disiapkan.

Apakah model itu efektif?


Justru ini sangat efektif. Sebab, mereka bisa secara bebas waktu dan tempat menjalankan dan
melaksanakan materi kita. Juga tak ada konsentrasi massa yang sangat banyak di satu tempat.
Sebaliknya massa yang bisa disentuh dakwah lebih banyak. Hasilnya, menurut saya lebih efektif.
Kebetulan, kita akan menggelar road show ‘Kun fa Yakuun’ di seratus kota di Indonesia. Insya
Allah kami akan jumpa dengan sekitar 19,2 juta orang dari 19 ribu majelis. Jika setiap majelis
beranggotakann seratus orang berarti ada 19,2 juta orang. Itu hitungan sederhana yang tak akan
tercapai jika saya keliling. Bayangkan kita keliling 19 ribu masjid, aduh..!

Jadi, tidak lagi menggunakan media massa?


Tidak begitu. Kita tetap memanfaatkan media massa sebagaimana sebelumnya. Hanya saja,
intensitasnya dikurangi. Dulu saya memang memilih menggunakan televisi, radio dan internet.
Ternyata semua itu mempunyai keterbatasan. Di antaranya, televisi dan radio itu bukan milik
kita. Misalnya, ada orang yang hendak mengaji, jam 10.00 malam. Itu kan tidak bisa kita stel
sesuai dengan keinginan kita sendiri. Nah, dengan modul-modul, asatidz di daerah tinggal
menerangkan secara global. Detailnya bisa diperoleh lewat modul atau DVD yang bisa dilihat di
tiap sentra.

Berapa target pendirian sentra pada 2008 ini?


Tahun ini kami targetkan 300 sentra dakwah. Awal tahun ini sudah ada 40 sentra di kawasan
Jabodetabek, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Banjarmasin, Kalimantan serta di Medan (Sumatra
Utara). Februari ini akan dibentuk di Padang, Sumatra Barat.
Sentra dakwah juga bisa jadi roda penggerak ekonomi masyarakat sekitar. Bayangkan, bila saya
pengajian di sana, banyak orang datang sehingga jamaah bisa buka usaha dengan menjual
produk. Sentra juga bisa jadi pusat gerai hingga bisa jadi nilai tambah. Inilah, jika kita mengurusi
jalan Allah, maka akan diberi jalan pula oleh Allah.

Tidakkah Anda jadi lebih sibuk?


Sebaliknya, waktu untuk keluarga akan makin banyak. Jika dulu, saya harus keliling kota di
Indonesia, karena kita ditentukan oleh permintaan orang. Kini, tidak begitu. Dengan
menggunakan modul-modul dan DVD itu kita bisa menentukan waktunya. Kita bisa menawar
mengenai ketentuan waktu itu. Bahkan, saya sudah mulai mengurangi roadshow ke daerah. Jika
dulu sepuluh kali roadshow sekarang lima atau mungkin tiga kali saja. Bahkan, bisa sekali
sehari. Buktinya, tadi pagi (Sabtu/12/1) tadi saya bisa mengantarkan anak berlibur ke Ancol.
Waktu untuk bertemu keluarga, orang tua, mertua dan tetangga sudah cukup banyak. Dulu saya
sempat dianggap sombong oleh tetangga. Karena, saat saya kembali ke rumah banyak tetangga
yang ingin bertemu tapi waktu saya amat minim karena harus berangkat lagi.
Saya bilang ke mereka, kalau saya mau menemui istri dan memeluk serta mencium anak dulu.
Eh, tetangga bilang saya berubah. Saya dicap sombong, belagu mentang-mentang sudah jadi
ustadz. Padahal, saya tidak bermaksud begitu. Karena itu, akhirnya saya pikirkan bagaimana ada
perpanjangan tangan untuk distribusi ilmu yang tidak ada masalah dengan persoalan waktu.

Sejak kapan hal ini direncanakan?


Kami mulai mengerem kegiatan awal 2007. Kami kurangi jadwal dari 10 kali sehari menjadi tiga
kali dan sekali saja. Materi akan disesuaikan dengan pengalaman riil di tengah masyarakat. Saya
punya materi-materi yang dimodulkan itu seperti ”Bagaimana Agar Gampang Bayar Hutang,
Gampang Dapat Jodoh, Mudah Mendapat Pekerjaan, Bisa Mendapatkan Modal Tanpa Bayar.”
Dulu untuk berceramah, masyarakat mengundang saya datang ke tempat mereka. Sekarang tidak
begitu. Mereka cukup datang ke sentra saja dan sudah ada perangkat multimedia dan media off
print yang bisa diakses jamaah.
Masih sempat memproduksi sinetron?
Masih. Sekarang malah tambah bersemangat. Sebab, saya memproduksi sendiri sinetron-sinetron
dakwah itu.

Anda berencana menulis buku lagi?


Setelah kami lahirkan tema-tema sedekah, saya juga akan menerbitkan The Miracle (Keajaiban)
yang berisi kesaksian lengkap dengan hitung-hitunganya. Buku itu tentang sedekah dari tinjauan
filosofis dan akademis.

Siapa yang mengilhami dan terlibat dalam pembuatan buku tersebut?


Sudah menjadi kewajiban saya, menyampaikan lewat lisan dan tulisan. Itu akan menjadi
matakuliah yang pengikutnya jutaan. Sebab, akan kita upload langsung di web.
Tutorialnya lewat web yang on line 24 jam. Saya yakin belajar dari The Miracle itu akan
mengetahui bagaimana kekuatan mahadahsyat sedekah yang datang dari Allah yang bekerja
dengan efektif dalam kehidupan manusia.

Bagaimana perkembangan pesantren darul Qur’an, Wisata hati?


Alhamdulillah. Kalau melihat perkembangannya saya ingin menangis. Dulu saya hanya ingin
keluar dari penjara dengan mengamalkan Alquran. Untuk itu, saya merintis pesantren. Pada 2003
saya pamit sama ustadz Basoni dan H Ahmad minta santri. Ketika 2004 ada delapan santri.
Setelah itu itu berkembang sampai sekarang. Buat saya, pesantren itu adalah laboratorium. Bagi
jamaah, saya bilang kalau mau dekat dengan Allah, ikut menanggung membantu santri di
pesantren. Alhamdulillah dukungannya gila-gilaan. Sekarang ada donatur dari Semarang,
Surabaya, Sulawesi, Sumatera dan lain sebagainya. Kami mau membangun pesantren dengan
dana hampir Rp 200 miliar.

Matematika Kun Fa Yakuun


5+3=-2. Tidak selamanya hitung-hitungan matematika lima ditambah tiga sama dengan delapan.
Boleh jadi hasil akhirnya minus dua jika manusia banyak melakuan tindakan yang haram.

”Memang ada matematika yang aneh. Yaitu bukan matematika manusia. Disebut aneh karena
kita tidak belajar. Yaitu sepuluh dikurang satu, hasilnya bukan sembilan, tapi sembilan belas.
Karena satu yang disedekahkan ke Allah, dikembalikan lagi oleh Allah sepuluh. Jadi praktis
hasil akhirnya sembilan belas,” tandas Ustad Yusuf Mansur usai memberikan taushiah di Masjid
Kompelks Pondok Pesantren Wisata Hati, Cipondoh Tangerang.

Matematika tidak linier itu menurut Yusuf Mansur harus dikampanyekan agar kehidupan bangsa
lebih baik lagi ke depan. ”Kita sudah berhasil menyosialisasikan sedekah dan sekarang saatnya
bicara soal dosa besar,” kata dai muda berusia 31 tahun itu.

Matematika aneh, kata dia, bisa menyelesaikan krisis bangsa. Dia bercerita soal kesaksian
seorang siswi SMU di Makassar yang akan ujian dan ibundanya sedang sakit keras. Siswi itu
berdoa dan berniat menyedekahkan seluruh uang di dalam celengannya. ”Doanya hanya satu, ia
rela tidak lulus ujian asal ibunya sembuh.” Ibu siswi itu disembuhkan dari sakit dan ia juga lulus
ujian.
Istimewa karena anak itu hanya punya satu kali permohonan. ”Kalau kita sedekahnya sekali,
permohonannya borongan banyak banget.” Idealnya sedekah minimal 2,5 persen, Yang lebih
afdol adalah 10 persen dari harta. ”Orang kita sering tidak adil. Minta disembuhkan penyakit
jantung, yang jika operasi membutuhkan dana puluhan juta rupiah–hanya dengan sedekah Rp
100 ribu.”

Berbagi atau sedekah adalah tema sentral dakwah Yusuf Mansur. Meski banyak menerima
kesaksian lewat SMS, tema dan pola dakwahnya digarap profesional dengan melibatkan tim.
Sektiar 20 orang berada di ring satu, istilah Yusuf Mansur. ”Mereka bukan ajudah atau sekretaris
karena saya tidak punya.” Yang paling dekat dengan dirinya adalah Ustadz Jamil dan Hendy
Rochim.

Tak cukup dengan dakwah verbal dan personal, Ustad Yusuf pun menyampaikan misinya lewat
blog, sinetron, lagu dan bahkan film. Sinetron Mahakasih yang diproduksi Sinemart menjadi
tontonan yang ditunggu banyak pemirsa televisi karena cerita yang lugas, dan tidak menggurui
dan tidak mengumbar kemewahan.

Belakangan ia merintis juga sebuah sekolah komersial Darul Quran International School yang
menyasar kalangan menengah atas. Sinetron dan film produksinya seperti Kun Fa Yakuun,
Mahakasih dan belakangan sebuah film dengan biaya produksi hingga Rp 6 miliar dengan
bintang Agus Kuncoro, Zaskia Mecca dan Desy Ratnasari adalah juga menceritakan matematika
tidak linier itu.

Yusuf Mansur
Lahir: 19 Desember 1976 (31 tahun) Pekerjaan: Pendiri Wisatahati Corporation/dakwah
Pendidikan: IAIN Jakarta
Karya:
Mencari Tuhan Yang Hilang (Buku)
Mahakasih (Sinetron)
Kun Fa Yakuun (Film dan Sinetron)

Ustadz Yusuf Mansur Sang Pelaku Sedekah


Filed Under (News) by yusufmansur on 25-02-2009

Rumus Matematika Sedekah kini banyak dibicarakan dalam majelis pengajian. Rumus ini
memang tak lazim dibahas dalam bangku pendidikan umum. Adalah Ustadz Yusuf Mansur yang
mengkampanyekan rumus tersebut. Inilah contohnya, 10-1 = 19. 10-2 = 28. 10-3 = 37. 10-4 = 46
dan seterusnya. Bicara ilmu matematika, hitungan di atas, salah. Tapi tidak bagi Yusuf Mansur.
‘’Itulah matematika sedekah. 10- 1= 19!’’ tegasnya.

Dari mana datangnya angka 19? Dengan penuh keyakinan, da’i muda itu menjelaskan, ‘’Sepuluh
dikurangi satu memang tinggal sembilan. Namun satu yang disedekahkan itu akan dibalas Allah
10, sehingga kalau dijumlahkan 9+10=19. Begitu seterusnya,’’ tandas da’i yang selalu
mengkampanyekan shalat sedekah dan shalat Tahajjud itu. Apakah betul kalau kita bersedekah
satu dibalas 10 kali lipat? Ustadz kelahiran Jakarta, 19 Desember 1976 itu menegaskan. ‘’Saya
sangat yakin mengenai hal itu. Sebab Allah sendiri yang menyatakan hal tersebut di dalam
Alquran.

Sedekah kita akan dibalas 10 kali, bahkan 700 kali lipat. Karena itu, saya tidak ragu sedikitpun,’’
tegasnya. Bagi da’i berpostur mungil dan baby face itu, jawaban atas berbagai persoalan hidup
adalah sedekah dan shalat Tahajjud. ‘’Kunci segala persoalan kita ada pada sepertiga malam.
Ketika itu Allah menurunkan malaikat-malaikat- Nya ke bumi untuk mendengarkan dan
menyampaikan doa hamba-hamba- Nya. Karena itu, bangunlah dan laksanakan shalat
Tahajjud,’’ ujarnya.

Namun, kata Yusuf Mansur, shalat Tahajjud baru setengah penyelesaian persoalan. Lalu,
setengahnya lagi apa? ‘’Sedekah!’’ ujar cucu KH Muhammad Mansur, seorang ulama besar
Betawi yang tinggal di Jembatan Lima, Jakarta Barat. Ia mengkampanyekan dan menggerakkan
jamaah untuk sedekah tidak hanya di dalam negeri, melainkan juga hingga ke mancanegara,
seperti Singapura, Hongkong, Mesir, Australia dan Selandia Baru.

Setiap kali berceramah, ia selalu mampu menggerakkan para jamaahnya untuk sedekah. Tidak
hanya berupa uang cash, tapi juga HP, perhiasan, jam tangan mewah, bahkan kendaraan seperti
sepeda motor dan mobil. Panitia pembangunan masjid, yayasan yatim piatu, sekolah, dan majelis
ta’lim selalu senang mengundang Yusuf Mansur. Sebab dalam waktu hanya setengah jam
mampu menghasilkan sedekah jutaan bahkan puluhan juta rupiah. ‘’Hukum sedekah itu 5+1,
yakni tahu, yakin, ngamalin, buktiin, rasain, dan ceritain,’’ tegas Yusuf Mansur dengan logat
Betawinya yang kental.

Ia sering mengutip Surat Ali Imran: 92, yang artinya, ‘’Kamu belum berbuat kebaikan hingga
kamu menafkahkan apa yang kamu paling cintai. ‘’Jadi, untuk meraih kebaikan yang sempurna,
harus mau bersedekah yang terbaik,’’ tegasnya.

Pebisnis

Meskipun berasal dari keluarga besar ustadz/kiai, Yusuf Mansur muda tak mau menjadi ustadz
atau kiai. ‘’Saya enggak mau jadi ustadz. Habis, duitnya sedikit dan saudara-saudara saya yang
jadi ustadz hidupnya semuanya sederhana. Saya lebih suka jadi pengusaha,’’ kenangnya.

Di usia remaja Yusuf Mansur sudah menjadi seorang pebisnis. Saat usia 18 tahun, ia sudah naik
mobil mewah dan mempunyai pendapatan puluhan juta rupiah sebulan.

Namun, rupanya tak selamanya bisnis itu berlangsung mulus. Usahanya menghadapi masalah. Ia
terlibat utang dan dua kali masuk penjara. ‘’Namun ketika di penjara itulah, saya akhirnya bisa
menghafal Alquran. Di sana pun saya belajar ilmu sedekah kepada semut.

Di penjara itu pula buku serial Wisata Hati lahir,’’ kata Yusuf Mansur. Ia telah menulis naskah
serial Wisata Hati sebanyak lebih 40 judul, sebagian di antaranya sudah diterbitkan. Bukunya
yang sangat terkenal antara lain Wisata Hati Mencari Tuhan Yang Hilang dan Kun Fayakun.
Kini nama Yusuf Mansur terus berkibar sebagai salah seorang da’i muda yang selalu
mengkampanyekan sedekah dan shalat Tahajjud. Selain berceramah melalui televisi, radio, buku,
dan ceramah tatap muka, ia pun berdakwah melalui kaset dan CD. Bahkan ia pun merambah ke
layar lebar. Ia juga berdakwah melalui SMS, website/internet, dan majalah mobile ‘’Kun
Fakayun’’.

Yusuf Mansur pun mengembangkan sayap di bidang pendidikan. Di Semarang, Yusuf Mansur
bersama Wisata Hati Jawa Tengah mengembangkan sekolah internasional Daqu Kids. Ia tengah
membangun kompleks sekolah Islam internasional terpadu di Kampung Ketapang, Tangerang,
yang dikhususkan buat anak-anak yatim melalui Program Pembibitan Penghapal Alquran
(PPPA). Namanya Darul Quran International, dan mulai efektif tahun ajaran 2008/2009. Itulah
Yusuf Mansur, sang pelaku sedekah! ?

No Comments
Read More

Menyejahterakan Umat di Atas Landasan Sedekah


Filed Under (Wawancara) by yusufmansur on 25-02-2009

”Rasulullah sukses membangun masyarakat yang adil dan sejahtera di atas landasan kasih
sayang, antara lain sedekah,” tegas Ustadz Yusuf Mansur. Da’i muda yang selalu
mengkampanyekan sedekah dan Tahajud itu menegaskan sedekah merupakan salah satu pilar
terpenting dalam mendistribusikan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Sedekah juga
merupakan solusi dalam memecahkan berbagai persoalan umat. Berikut wawancara Republika
dengan Pimpinan Ponpes Darul Qur’an/ Tahfiz Qur’an Wisata Hati itu.

Apa hikmah yang perlu kita ambil dari peringatan Maulid Nabi Muhammad saw?
Banyak sekali hikmah yang bisa kita petik dari peringatan Maulid Nabi Muhammad saw.
Misalnya, tentang kegemaran Beliau melaksanakan shalat Tahajud atau qiyamullail. Beliau tak
pernah meninggalkan shalat Tahajud. Kalau sampai terjadi Beliau tak sempat melaksanakan
qiyamullail, maka siang harinya Beliau menggantinya. Begitu seriusnya Beliau menegakkan
shalat Tahajud tersebut, sampai-sampai diceritakan bahwa kaki Beliau bengkak-bengkak karena
terlalu lama berdiri. Istri tercinta Beliau, Siti Aisyah, dengan penuh kelembutan berkata,

”Mengapa engkau begitu keras melakukan qiyamullail tiap malam, padahal Allah telah
menjamin dosa-dosa engkau diampuni?” Mendengar pertanyaan tersebut, Rasulullah menjawab,
”Apakah salah, kalau aku menjadi hamba Allah yang senang bersyukur?” Jadi, shalat Tahajud itu
sebagai bukti syukur Beliau kepada Allah SWT.Hikmah lainnya adalah kerendahan hati Beliau
kepada siapa pun. Sampai-sampai dikatakan, Rasulullah itu sangat pemalu seperti pemalunya
wanita. Rasulullah merupakan lelaki yang sangat pengasih kepada istri dan anak-anaknya.

Beliau berpesan, ”Berlaku baiklah kamu kepada istri-istrimu, dan ketahuilah, sesungguhnya
akulah laki-laki yang terbaik terhadap istri-istriku.”Salah satu hikmah terpenting dari peringatan
Maulid Nabi adalah kegemaran Beliau bersedekah. Rasulullah adalah pribadi yang sangat
menyayangi dan suka menolong anak-anak yatim dan orang-orang miskin. Beliau dikenal
sebagai orang yang paling senang bersedekah dan paling banyak sedekahnya. Apalagi di bulan
Ramadhan, makin bertambah-tambah sedekahnya.

Sukses Rasulullah membangun masyarakat Muslim yang sejahtera, adil dan makmur, tidak lepas
dari sedekah. Rasulullah berhasil membangun masyarakat adil dan makmur di atas landasan
kasih sayang, antara lain sedekah. Sedekah itu artinya sangat luas. Tidak hanya berupa
mengeluarkan harta benda untuk orang-orang dhuafa. Mengusap kepala anak yatim juga
termasuk sedekah. Membantu orang-orang tua yang kesulitan melangkah atau membawa sesuatu
juga termasuk sedekah. Bahkan, menyingkirkan duri dari jalan juga termasuk sedekah.

Bagaimana dengan sedekah harta?


Tentu saja, tidak kalah pentingnya adalah sedekah dalam bentuk harta benda. Semasa hidupnya,
Rasulullah sering mengemukakan keharusan dan keutamaan zakat dan sedekah.Ada cerita
tentang Tsa’labah yang hidupnya bertahun-tahun didera kemiskinan. Ia sangat rajin ibadah, dan
sering minta kepada Nabi agar didoakan menjadi orang yang kaya. Nabi, pada mulanya tidak
mau langsung mengiyakan. Namun Tsa’labah berkali-kali meminta. Akhirnya suatu hari, Nabi
memberinya kambing untuk diternakkan. Awalnya, ketika jumlah kambingnya masih sedikit,
Tsa’labah masih sempat dan rajin melaksanakan shalat berjamaah di masjid.

Namun makin lama, dia makin disibukkan oleh urusan memelihara ternak kambing itu, sehingga
shalat jamaahnya pun jadi bolong-bolong. Makin lama, ia pun makin jarang shalat
berjamaah.Ketika usaha ternak kambingnya makin maju, Tsa’labah diperintahkan oleh Nabi
untuk mengeluarkan zakat. Namun ia menunda-nundanya terus. Sampai akhirnya Allah
menghancurkan usaha ternaknya itu. Tsa’labah menolak membayar zakat, itu urusan lain, namun
pesan yang terkandung dalam cerita ini adalah kewajiban mengeluarkan zakat bagi setiap
Muslim yang mampu. Di samping keutamaan untuk mengeluarkan sedekah tentunya.

Bagaimana dengan Muslim yang tidak mampu secara materi? Bagaimana mereka dapat
berzakat dan bersedekah?
Ada kisah lain di zaman Rasul. Seorang nenek tua datang kepada Rasul sambil mengeluh. ”Ya,
Rasul, alangkah enaknya orang-orang kaya itu. Mereka shalat dan puasa sebagaimana kami
shalat dan puasa. Namun mereka bisa bersedekah dengan harta mereka, sedangkan kami tidak
bisa.” Rasul mengatakan bahwa sedekah itu tidak hanya berupa harta dan benda, tapi juga bisa
berupa kalimat-kalimat dzikir, seperti Subhanallah, walhamdulillah, walaailaaha illallah
wallaahu akbar. Namun, mendengar ucapan Nabi, wanita itu berkata lagi, ”Orang-orang kaya itu
pun bisa berdzikir dan mereka bersedekah dengan hartanya.” Apa pesan hadits ini? Sebagai
Muslim kita perlu menjadi orang kaya, antara lain agar bisa berzakat dan bersedekah.

No Comments
Read More

Yusuf Mansur: Tetap di Jalur Dakwah


Filed Under (News) by yusufmansur on 25-02-2009
Disebut-sebut bakal terjun ke dunia politik dan duduk dikursi DPR Pusat, Yusuf Mansur pun
merasa gerah dan langsung membatahnya. Menurut Pimpinan Pesantren Tahfidzul Quran Daarul
Quran Wisatahati Bulak Santri Cipondoh, Tangerang, Banten, ini dia tidak akan masuk dunia
politik dan tetap akan berada di jalur dakwah.

”Saya berterima kasih kepada partai yang mengikutsertakan saya di putaran pemilu lewat
kendaraan parpol tersebut. Namun, masih belum waktunya buat saya. Ada amanah Allah SWT
yang masih harus saya urusi dengan baik, yaitu program pembibitan penghafal Alquran,
pesantren Daarul Quran, dan dunia dakwah yang belum terlalu lama saya cumbui. Saatnya nanti
sudah siap, insya Allah saya akan belajar banyak dari sekarang ini,” ujar Yusuf Mansur usai
memberi taushiyah peserta audisi film Ketika Cinta Bertasbih di Sawangan, Depok, Jabar, Selasa
(5/8).

Dalam pandangan ustadz yang telah menelurkan film religi bertajuk Kun Fayakuun ini, dunia
usaha dan politik bukanlah dunia yang harus ditinggalkan oleh para ulama. Dua-duanya sudah
direbut sama ‘orang lain’. ”Alhamdulillah, sekarang ini masyarakat tidak lagi terlalu
menganggap tabu dua hal itu untuk juga dimasuki oleh alim ulama. Saya tampaknya masih harus
bersabar untuk tidak dulu masuk dunia politik,” paparnya.

You might also like