You are on page 1of 15

Tugas PKn

PEMBELAAN TERHADAP NEGARA


Disusun
O
L
E
H

Nama :Suhud Dwi Wahyudi


Kelas :IX C
NO. Urut :026

Kata Pengantar

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat-Nya saya dapat membuat makalah tentang rangkuman yang berjudul
“Pembelaan terhadap Negara” yang bertujuan untuk menambah wawasan
pengetahuan kepada pembaca tentang “Pembelaan terhadap Negara.”

Secara khusus, ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Ibu Dra. Paulina
Pedan, selaku guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Negeri 6
Makassar yang berkenan memberikan tugas ini kepada saya dan murid-murid yang
lain karena dengan tugas ini saya dapat menambah pengetahuan baik diri saya
sendiri maupun para pembaca yang lain.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena
itu, saya senantiasa mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi
penyempurnaan makalah ini. Sekian dari saya, bila ada penulisan yang kurang
sempurna, mohon dimaafkan.

Penerbit

DAFTAR ISI

A. Hakikat Negara
1. Pengertian Negara
2. Sifat-sifat Negara
3. Terjadinya Negara
4. Unsur-unsur Negara
5. Tujuan dan Fungsi Negara
B. Daftar Pustaka
A. Hakikat Negara
Manusia merupakan makhluk pribadi dan makhluk social. Dalam hidupnya,
manusia membutuhkan orang lain. Manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan
orang lain. Manusia menjadi bermakna atau berarti, jika berada di antara manusia lain.
Dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup itulah manusia membentuk kelompok-
kelompok masyarakat.

Akan tetapi, dalam kelompok masyarakat pun, ternyata hal itu belum dapat
menjamin terpenuhinya kebutuhan manusia. Terutana kebutuhan-kebutuhan besar, seperti
keamanan, kepastian hukum, dan pendidikan tinggi. Manusia membutuhkan suatu
organisasi kemasyarakatan yang mempu mengatur segala hal dan memusatkan perhatian
dan kegiatannya pada kesejahteraan umum semua anggota. Organisasi inilah yang
disebut dengan Negara.

1. Pengertian Negara
Kata “Negara” berasal dari bahasa Sansekerta “nagari” atau “nagara” yang berarti
kota. Lalu, apakah Negara itu? Banyak sekali pendapat para ahli tentang pengertian
Negara. Berikut ini adalah nama-nama beserta pendapat mereka tentang pengertian
dari Negara:
a. Aristoteles, seorang ahli yang hidup pada zaman Yunani kuno (384-322 SM)
menyatakan bahwa Negara adalah suatu politik yang mengadakan persekutuan
dengan tujuan untuk mencapai kehidupan sebaik mungkin.
b. R. Kranenburg menyatakan bahwa Negara adalah suatu organisasi kekuasaan
yang diciptakan oleh sekelompok manusia yang disebut bangsa.
c. Hans Kelsen menyatakan bahwa Negara adalah suatu susunan pergaulan
hidup bersama tanpa adanya suatu paksaan.
d. Jean Bodin menyatakan bahwa Negara adalah suatu persekutuan dari keluarga
yang dipimpin seorang pemimpin yang menggunakan akal sehat dan memiliki
kedaulatan.
e. George Jellinek menyatakan bahwa Negara adalah organisasi kekuasaan dari
sekelompok manusia yang telah berkediaman di wilayah tertentu.
f. Hegel menyatakan bahwa Negara merupakan organisasi kesusilaan yang
muncul sebagai sintesis dari kemerdekaan individual dan kemerdekaan
universal.
g. Roger F. Soltau menyatakan bahwa Negara adalah alat atau wewenang yang
mengatur atau mengendalikan persoalan bersama atas nama masyarakat.
h. Prof. R. Djokosoetono menyatakan Negara adalah suatu organisasi manusia
atau kumpulan manusia yang berada di bawah suatu pemerintahan yang sama.
i. Prof. Mr. Soenarto menyatakan Negara adalah organisasi masyarakat yang
mempunyai daerah tertentu, di mana kekuasaan Negara berlaku sepenuhnya
sebagai sebuah kedaulatan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa Negara
adalah suatu organisasi yang di dalamnya harus ada sekelompok rakyat yang
hidup/tinggal di suatu wilayah yang permanen dan ada pemerintahan yang
berdaulat baik ke dalam maupun ke luar untuk mencapai tujuan bersama.

2. Sifat-Sifat Negara
Negara merupakan satu-satunya organisasi yang memiliki kedaulatan atau kekuasaan
yang tertinggi. Negara mempunyai sifat-sifat khusus berikut.
a. Memaksa
Negara memiliki kekuasaan memaksa agar peraturan perundang-
undangan ditaati sehingga ketertiban dalam masyarakat terjamin dan
anarki atau kekacauan dapat dicegah. Sarana untuk melakukan
pemaksaan adalah adanya polisi, tentara, dan alat penegak/penjamin
hukum lainnya. Dengan dibuatnya peraturan perundang-undangan,
seperti UU Perpajakan, UU Lalu Lintas, dan undan-undang/peraturan
yang lainnya maka tujuan Negara tercapai. Semua peraturan tersebut
wajib ditaati oleh rakyat dan apabila terdapat warga Negara yang
menghindari kewajiban ini dapat dikenai sanksi, baik berupa hukuman
penjara maupun hukuman yang bersifat kebendaan/materi, misalnya
berupa denda.
b. Monopoli
Negara memiliki monopoli dalam menetapkan tujuan bersama dari
masyarakat. Misalnya, Negara dapat mengatakan bahwa aliran
kepercayaan atau partai politik tertentu dilarang hidup dan
disebarluaskan karena dianggap bertentangan dengan tujuan
masyarakat dan Negara.
c. Menyeluruh
Menyeluruh bermakna mencakup semua. Maksudnya, peraturan
perundang-undangan yang dibuat Negara berlaku untuk semua warga
Negara tanpa terkecuali.
3. Terjadinya Negara
Negara terjadi karena adanya faktor yang menyebabkannya. Berikut ini terjadinya Negara
menurut George Jellinek secara primer dan sekunder.

a. Terjadinya Negara secara primer, yaitu asal mula terjadinya Negara diawali dengan
adanya keluarga yang memiliki kebutuhan masing-masing. Untuk memenuhi kebutuhan
tersebut, mereka harus berhubungan dengan orang lain.
b. Terjadinya Negara secara sekunder, yaitu tidak membicarakan bagaimana Negara baru.
Menurut pandangan ini, suatu kelompok dapat dikatakan sebagai Negara apabila telah
mendapatkan pengakuan dari Negara lain.

4. Unsur-Unsur Negara
Ada tiga pandangan mengenai unsur Negara, yaitu sebagai berikut.

a. Pandangan Tradisional
Menurut Oppenheimer Lautherpacht (seorang ahli Negara), unsur Negara ada tiga,
yaitu rakyat, daerah, dan pemerintah yang berdaulat. Ketiga unsur tersebut tidak dapat
dipisahkan satu sama lainnya.

b. Pandangan Konferensi Pan-Amerika


Dalam suatu konferensi di Montevideo yang diadakan oleh gabungan Negara
Amerika pada tahun 1933, diputuskan kesepakatan bahwa unsur-unsur Negara itu ada
empat, yaitu
1. Penduduk yang tetap (a permanent population);
2. Wilayah tertentu (a defined territory);
3. Pemerintah (government);
4. Kemampuan mengadakan hubungan dangan Negara-negara lain (a capacity to
enter into relation with other states).

C. Pandangan modern

Menurut pandangan modern seperti pada masa sekarang ini, unsur Negara dapat
dibedakan menjadi dua hal/
1. Unsur konstitutif, yaitu unsur-unsur Negara yang bersifat mutlak, artinya bahwa Negara
itu dianggap ada apabila memiliki unsur-unsur konstitutif. Unsur-unsur konstitutif
meliputi rakyat, wilayah, dan pemerintah yang berdaulat
2. Unsur deklaratif, yaitu suatu unsur yang merupakan suatu syarat supaya Negara itu
dapat mengadakan hubungan dengan Negara lain, yaitu mendapat pengakuan dari
Negara lain.

Ketika unsur konstitutif terpenuhi, Negara itu sudah dapat berjalan, tetapi tidak dapat
mengadakan hubungan dengan Negara lain. Untuk dapat mengadakan hubungan dengan Negara
lain, Negara memerlukan adanya unsur deklaratif sehingga dua unsur menurut pandangan
modern ini bisa saling melengkapi.

Menurut Miriam Budiardjo, suatu Negara terwujud apabila telah memenuhi beberapa
unsur, yaitu wilayah, penduduk, pemerintah, dan kedaulatan. Unsur-unsur tersebut dapat dirinci
sebagai berikut.

a. Wilayah atau Daerah

Wilayah atau daerah adalah tempat tertentu di muka bumi yang mempunyai perbatasan
tertentu. Wilayah suatu Negara adalah bagian dari permukaan bumi, termasuk kekayaan alam
yang terkandung di dalamnya. Kekayaan alam menjadi sumber hidup suatu bangsa di dalam
menyelenggarakan kehidupan bernegara. tentu saja wilayah tersebut memiliki batas-batas yang
terwujud karena adanya perjanjian bilateral atau perjanjian multilateral dengan Negara lain.
Penentuan batas wilayah suatu Negara tidak bisa ditentukan secara sepihak.

Kekuasaan Negara mencakup seluruh wilayah, tidak hanya tanah, tetapi laut di
sekelilingnya dan angkasa di atasnya. Karena kemajuan teknologi dewasa ini, permasalahan
wilayah lebih rumit daripada di masa lampau. Sebagai contoh, luas lautan territorial antara
Negara satu dengan Negara yang lainnya berbeda-beda dan umumnya ditentukan secara sepihak.
Luasnya berkisar antara 3-12 mil laut. Negara yang mengklaim laut territorial sebesar 3 mil laut
didasarkan suara tembakan meriam di tepi pantai ke arah laut bebas, sedangkan Negara yang
mengklaim lautan territorial sebesar 12 mil didasarkan traktat multilateral yang diratifikasi
Jamaica. Traktat ini merupakan konvensi hokum laut internasional hasil konferensi hukum laut
oleh PBB. Dalam traktat multilateral itu berisi tentang asas negara kepulauan.

Sesuai dengan hukum laut internasional maka secara garis besar negara Indonesia sebagai
negara kepulauan memiliki laut teritorial, perairan pedalaman, Zona Ekonomi Eksklusif, dan
landasan kontinen.

1) Laut teritorial adalah suatu wilayah laut yang lebarnya tidak melebihi 12 mil laut diukur dari
garis dangkal.
2) Perairan pedalaman adalah wilayah sebelah dalam daratan atau sebelah dalam dari garis
pangkal.
3) Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) tidak boleh melebihi 200 mil laut dari garis pangkal. Di
dalam ZEE, negara yang bersangkutan memiliki hak berdaulat untuk keperluan eksplorasi,
eksploitasi, konservasi, dan pengelolaan sumber kekayaan alam hayati dari perairan.
4) Landas kontinen suatu negara berpantai meliputi dasar laut dan tanah dibawahnya yang
terletak di luar laut dan tanah di bawahnya yang terletak di luar laut teritorialnya sepanjang
merupakan kelanjutan alamiah wilayah daratannya. Jaraknya 200 mil laut dari garis pangkal
atau dapat lebih dari itu dengan tidak melebihi 350 mil dari garis batas kedalaman dasar laut
sedalam 2.500 m.

Kekuasaan negara hanya berlaku pada batas-batas tersebut dan tidak berlaku di daerah
kekuasaannya. Memang di suatu negara terdapat daerah-daerah eksteritorial tersebut adalah
kekuasaan dari negara asalnya, seperti di tempat kediaman kedutaan asing. Misalnya, tempat
kediaman kedutaan Amerika Serikat di Jakarta. Kekuasaan di dalam kedutaan Amerika Serikat
itu berada pada pemerintah Amerika Serikat walaupun kedutaan itu berada di Indonesia, yaitu
Jakarta.

Wilayah suatu negara dapat dibedakan atas empat bagian seperti berikut.

1) Wilayah daratan merupakan daerah di permukaan bumi beserta kandungan di bawahnya


dalam batas wilayah negara.
2) Wilayah laut merupakan perairan yang berupa samudera, laut, selat, danau, dan sungai dalam
batas wilayah negara.
3) Wilayah udara merupakan kekuasaan sampai ruang atmosfer (kurang lebih pada ketinggian
196 mil) atau selama masih terdapat gas atau partikel-partikel udara merupakan wilayah
kekuasaan negara tersebut.
4) Wilayah eksteritorial adalah tempat yyang menurut kebiasaan internasional diakui sebagai
daerah kekuasaan suatu negara meskipun tempat itu sangat nyata berada di wilayah negara
lain.

Dalam hal wilayah/daerah, perlu diketahui bahwa untuk wilayah Nusantara merupakan
gugusan dari pulau-pulau besar dan kecil yang terbentang garis khatulistiwa dan merupakan
suatu negara kepulauan yang terbesar di dunia. Wilayah Nusantara dihuni lebih dari 600 suku
dengan kekayaan sumber daya alam dan budayanya.

Indonesia merupakan negara kepulauan. Dua per tiga luas wilayah Indonesia adalah
perairan, yang luasnya mencapai 5,8 juta km persegi dan panjang garis pantai mencapai 81.000
km. Keseluruhan wilayah tersebut merupakan satu kesatuan. Laut bukan merupakan pemisah/
pembatas antara satu pulau dan pulau lain, tetapi sebaliknya, merupakan penghubung antara satu
pulau dengan pulau lainnya. Oleh karena itu, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
adalah negara kepulauan yang berciri Nusantara.
b. Penduduk

Penduduk atau rakyat adalah semua orang yang pada suatu waktu mendiami suatau
wilayah. Ditinjau dari segi hukum, rakyat merupakan warga negara suatu negara. Setiap negara
mempunyai penduduk, dan kekuasaan negara menjangkau semua penduduk di dalam
wilayahnya.

Jika dihubungkan dengan penguasa negara, yang dimaksud dengan rakyat ialah semua
orang yang pada suatu saat berada di wilayah hukum suatu negara. Di dalam suatu negara
terdapat aneka ragam manusia yang berbeda statusnya bilamana ditinjau dari segi hubungan
hukum dengan negara yang ditempatinya. Untuk lebih jelas, perhatikan skema berikut ini!

Warga Negara

Warga Negara
Penduduk
Keturunan
Penduduk Asli
Warga Negara
Warga Negara
Keturunan Asing
Asing
Rakyat

Bukan Penduduk

Penjelasannya sebagai berikut.

1) Rakyat adalah seseorang/segenap penduduk yang bertempat tinggal dalam suatu negara.
2) Penduduk adalah mereka yang telah tinggal dalam suatu negara paling sedikit selama satu
tahun secara berturut-turut dan bermaksud untuk tinggal di negara tersebut dengan tujuan
tertentu. Setiap penduduk diwajibkan untuk memiliki kartu tanda penduduk (KTP).
3) Bukan penduduk adalah orang yang tinggal/berada di wilayah negara tersebut hanya
untuk sementara dengan tidak bermaksud menetap di negara itu. Misalnya, wisatawan
asing, peninjau, atau utusan-utusan dari negara lain.
4) Warga negara adalah mereka yang berdasarkan hukum tertentu merupakan anggota dari
suatu negara.
5) Warga negara asing adalah mereka yang berada dalam suatu negara, tetapi secara hukum
tidak menjadi anggota negara yang bersangkutan, namun tunduk pada pemerintahan di
mana mereka berada. Contohnya, duta besar, dan konsuler.
6) Warga keturunan penduduk adalah warga negara yang dahulu termasuk golongan bumi
putera dan berpendudukan di wilayah RI.
7) Warga negara keturunan asing adalah orang-orang yang berasal dari negara lain, lalu
masuk dan menyesuaikan hidupnya dengan golongan Indonesia asli.

c. Pemerintah

Setiap negara memiliki suatu organisasi yang berwenang untuk merumuskan dan
melaksanakan keputusan-keputusan yang mengikat bagi seluruh penduduk di dalam wilayahnya.
Pemerintah menegakkan hukum dan memberantas kekacauan, mengadakan perdamaian, dan
menyelaraskan kepentingan-kepentingan yang bertantangan.

Pemerintah adalah badan yang mengatur urusan sehari-hari, yang menjalankan


kepentingan-kepentingan bersama. Pemerintah juga melaksanakan tujuan-tujuan negara, dan
menjalankan fungsi-fungsi kesejahteraan bersama.

d. Kedaulatan

Kedaulatan ialah kekuasaan yang tertinggi dalam negara untuk membuat undang-undang
dan melaksanakannya dengan semua cara (termasuk dengan paksaan) yang tersedia. Negara
mempunyai kekuasaan yang tertinggi untuk memaksa semua penduduknya agar menaati undang-
undang serta peraturan-peraturannya. Kedaulatan merupakan suatu konsep yuridis. Konsep
kedaulatan ini tidak terlalu sama dengan komposisi dan letak dari kekuasaan politik.

e. Pemerintahan yang berdaulat

Salah satu unsur yang sangat penting bagi berdirinya suatu negara adalah pemerintahan
yang berdaulat. Pemerintah adalah suatu kewenangan dari suatu lembaga untuk mengatur rakyat
atau sebagai pemegang kekuasaan tertinggi yang lazim disebut sebagai pemegang kedaulatan.

Ada dua macam pengertian pemerintahan, yaitu pemerintahan dalam arti luas dan
pemerintahan dalam arti sempit. Pemerintahan dalam arti luas mencakup badan-badan negara
yang meliputi badan legislatif, yaitu pembentuk undang-undang; eksekutif, yaitu pelaksanaan
undang-undang; badan yudikatif, yaitu badan peradilan. Dengan demikian, pemerintahan dalam
arti luas meliputi segala organisasi dan segala bagiannya, beserta segala pejabatnya yang
menjalankan tugas negara dari suatu badan pimpinan yang terdiri atas seorang atau beberapa
orang yang mempunyai peranan sebagai pimpinan dan menentukan dalam pelaksanaan tugas
negara. Jadi, jelaslah bahwa pemerintahan dalam pengertian itu adalah kepala negara dengan
para menteri yang kini lazim disebut kabinet.

Dalam kehidupan sehari-hari, antara negara dan pemerintah sering diartikan sama.
Sesungguhnya antara keduanya memiliki arti yang berbeda. Negara mempunyai sifat yang lebih
kekal baik mengenai bentuk maupun susunannya. Sedangkan pemerintah seringkali berubah-
ubah. Negara Amerika Serikat sejak dahulu hingga sekarang masih tetap sama. Sedangkan
pemerintahannya sudah berkali-kali mengalami perubahan. Perubahan pemerintahan itu
disebabkan adanya perubahan politik suatu negara. Dengan adanya perubahan tersebut, bentuk
dan susunan pemerintahannya berubah pula.

Pemerintahan di negara Republik Indonesia mempunyai kekuasaan atau kedaulatan, yaitu


kedaulatan ke dalam dan ke luar. Kedaulatan ke dalam, yaitu mengatur rumah tangganya sendiri
beserta seluruh rakyat yang ada di dalamnya tanpa campur tangan dari negara lain. Jadi,
kedaulatan ke dalam berarti pemerintah memiliki wewenang tertinggi dalam mengatur dan
menjalankan organisasi negara sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Sedangkan kedaulatan ke luar, yaitu kekuasaan untuk mengadakan hubungan dengan negara lain.
Kedaulatan ke luar mempunyai makna bahwa pemerintah berkuasa, bebas, tidak terikat, dan
tidak tunduk kepada kekuatan lain, selain ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan. Demikian
juga negara lain harus juga menghormati kekuasaan negara yang bersangkutan dengan tidak
mencampuri urusan dalam negerinya.

Menurut UUD 1945 Pasal 1 Ayat (2) dinyatakan bahwa kedaulatan berada di tangan
rakyat dan dilaksanakan menurut undang-undan dasar. Hal ini membuktikan bahwa negara
Indonesia menganut teori kedaulatan rakyat. Di samping menganut teori kedaulatan rakyat,
Indonesia juga menganut teori kedaulatan hukum. Ketentuan ini terdapat pada UUD 1945 Pasal
1 Ayat (3) yang berbunyi, “Negara Indonesia adalah negara hukum”.

f. Pengakuan Negara Lain

Pengakuan dari negara lain diperlukan sebagai penyataan dalam tata hubungan
internasional. Mengapa? Status kemerdekaan negara merupakan prasyarat yang harus dipenuhi
dalam tata hubungan internasional. Suatu negara yang baru merdeka memerlukan pengakuan dari
negara lain karena faktor-faktor seperti berikut.

1. Adanya kekhawatiran terancam kelangsungan hidupnya, baik yang timbul dari dalam
maupun intervensi dari negara lain;
2. Ketentuan hukum alam yang tidak dapat dipungkiri bahwa suatu negara tidak dapat
berdiri sendiri tanpa bantuan dan kerja sama dengan negara lain. Ketergantungan tersebut
terutama dalam memecahkan masalah-masalah ekonomi, politik, social budaya, serta
pertahanan dan keamanan.

Pengakuan dari negara lain dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pengakuan de facto dan
de jure.
1. Pengakuan de facto
Pengakuan de facto adalah pengakuan tentang kenyataan adanya suatu negara yang dapat
mengadakan hubungan dengan negara lain yang mengakuinya. Pengakuan de facto
biasanya diberikan untuk menghadapi kenyataan yang tidak dapat diletakkan dalam
hubungan internasional. Pengakuan secara de facto menurut sifatnya dibedakan menjadi
dua, yaitu pengakuan de facto tetap dan pengakuan de facto bersifat sementara. Jika
negara yang baru lahir itu tidak dapat mempertahankan kedaulatannya maka pengakuan
de facto segera lenyap. Akan tetapi, jika negara baru tersebut masih berlanjut dan dapat
membuktikan keberadaannya dalam keluarga bangsa-bangsa di dunia, ia akan
mendapatkan pengakuan secara de facto.

2. Pengakuan de jure
Pengakuan de jure ialah pengakuan secara resmi berdasarkan hukum oleh negara lain
dengan segala konsekuensinya. Menurut sifatnya, pengakuan dari negara lain dapat
dibedakan sebagai berikut.
a) Pengakuan de jure secara tetap, artinya pengakuan dari negara lain berlaku untuk
selama-lamanya setelah melihat kenyataan bahwa negara baru tersebut dalam
beberapa waktu lamanya menunjukkan pemerintahan yang stabil.
b) Pengakuan de jure bersifat penuh, artinya terjadi hubungan antara negara yang
mengakui dan diakui yang meliputi hubungan dagang, ekonomi, dan diplomatik.
Negara yang mengakui berhak menempatkan konsulat atau membuka kedutaan di
negara tersebut dan juga sebaliknya.

5. Tujuan negara dan fungsi Negara


a. Tujuan Negara
Beberapa ahli kenegaraan menyatakan tujuan negara yang berbeda. Berikut ini tujuan
negara yang dikatakan oleh para ahli kenegaraan.
1) Roger F. Soltau, tujuan negara adalah memungkinkan rakyatnya berkembang
serta menyelenggarakan daya ciptanya sebebas mungkin.
2) Harold J. Laski, tujuan negara adalah menciptakan keadaan di mana rakyatnya
dapat mencapai keinginan-keinginannya secara maksimal.
3) Nicollo Machiavelli, tujuan negara agar tercipta kemakmuran, kehormatan, dan
kesejahteraan rakyat.
4) Immanuel Kant, tujuan negara adalah membentuk dan memelihara hak dan
kemerdekaan warga negara.
Bangsa Indonesia mendirikan Republik Indonesia yang diproklamasikan pada
tanggal 17 Agustus 1945 dengan merumuskan tujuan negara secara tegas dalam
Pembukaan UUD 1945 Alinea IV, yaitu
1) Melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia,
2) Memajukan kesejahteraan umum,
3) Mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
4) Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan social yang berdasarkan kepada
Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab,
Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan
mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Apabila negara telah melindungi segenap bangsa


Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia maka setiap warga negara
mempunyai kewajiban yang sama terhadap negaranya, yaitu dengan cara
menjaga dan mempertahankan keutuhan wilayah Nusantara dari berbagai
ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan, baik dari dalam maupun
dari luar.

b. Fungsi Negara

Negara sebagai suatu organisasi didirikan dengan memiliki tujuan tertentu. Untuk
mencapai tujuan tersebut, negara mempunyai tugas tertentu. Tugas negara ada dua, yaitu
mengendalikan dan mengatur gejala-gejala kekuasaan yang asosial, yakni dengan
bertentangan satu sama lain agar tidak antagonistik yang membahayakan,
mengorganisasikan, dan mengintegrasikan kegiatan manusia dan golongan golongan ke
arah tercapainya tujuan-tujuan dari masyarakat seluruhnya. Tugas negara dalam rangka
mencapai tujuan negara disebut fungsi negara.

Menurut Miriam Budiardjo, setiap negara (terlepas dari apa ideologinya)


menyelenggarakan beberapa fungsi minimum yang mutlak perlu, yaitu sebagai berikut.
1) Penertiban (law and order) untuk mencapai tujuan bersama dan mencegah
bentrokan dalam masyarakat, negara harus melaksanakan penertiban atau
bertindak sebagai stabilisator.
2) Kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Bagi negara baru, fungsi ini amat penting
karena untuk mencapai kesejahteraan dan kemakmuran rakyat diperlukan campur
tangan dan peran aktif dari negara.
3) Fungsi pertahanan adalah untuk menjaga kemungkinan serangan dari luar
sehingga negara harus mempunyai alat-alat pertahanan.
4) Menegakkan keadilan yang dilaksanakan melalui badan-badan peradilan.

Keseluruhan fungsi negara di atas diselenggarakan oleh pemerintah untuk mencapai


tujuan yang telah ditetapkan bersama. Dari uraian di atas, fungsi pertahanan merupakan fungsi
negara yang sangat penting bagi kelangsungan hidup dan tegaknya suatu negara. Untuk
mewujudkan fungsi pertahanan, negara memiliki alat-alat pertahanan dan diperlukan
keikutsertaan segenap warga negara dalam menyelenggarakan pertahanan negara. Negara hanya
dapat menjalankan fungsi ketertiban, kesejahteraan, dan keadilan jika negara mampu
mempertahankan diri dari berbagai ancaman, baik dari luar maupun dari dalam.
Beberapa pendapat mengenai fungsi negara adalah sebagai berikut.
a) Charles E. Merriam
Menurut Charles E. Merriam, negara memiliki lima fungsi, yaitu
1) Fungsi keamanan ekstern;
2) Fungsi ketertiban intern;
3) Fungsi keadilan;
4) Fungsi kesejahteraan umum;
5) Fungsi kebebasan;
b) Jacopson dan Lipman
Menurut Jacopson dan Lipman, negara memiliki tiga fungsi.
1) Fungsi Esensial
Fungsi Esensial adalah fungsi yang diperlukan demi kelanjutan negara meliputi
sebagai berikut.
a. Pemeliharaan angkatan perang untuk pertahanan terhadap serangan dari
luar atau menindas pergolakan dalam negeri.
b. Pemeliharaan angkatan kepolisian untuk menindas kejahatan dan penjahat.
c. Pemeliharaan pengadilan untuk mengadili pelanggaran hukum.
d. Mengadakan system pemungutan pajak.
e. Mengadakan hubungan dengan luar negeri.

2) Fungsi Jasa
Fungsi jasa merupakan seluruh aktivitas yang mungkin tidak akan ada jika tidak
diselenggarakan oleh negara, meliputi pemeliharaan, fakir miskin, pembangunan jalan, dan
lain-lain.

3) Fungsi Perniagaan

Fungsi perniagaan adalah fungsi yang meliputi jaminan sosial, pencegahan


pengangguran, perlindungan, dan lain-lain.

c) Montesquieu

Menurut Montesquieu, negara memiliki tiga fungsi, yaitu

1. Fungsi legislatif adalah membuat undang-undang


2. Fungsi eksekutif adalah melaksanakan undang-undang
3. Fungsi yudikatif adalah mengawasi peraturan agar ditaati.

DAFTAR PUSTAKA

1.) Belajar Memahami KEWARGANEGARAAN 3 Platinum

2.) Kewarganegaraan 3 Yudhistira

You might also like