You are on page 1of 5

PROPOSAL SEMINAR TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

Pusat Rehabilitasi Pecandu Narkoba

Di Bali

1.2 Latar Belakang

Seperti yang telah diketahu kasus narkoba dan peredarannya pada saat ini makin
meresahkan kita semua, dimana peredaran narkoba tidah hanya terjadi dikota-kota besar di
Indonesia dan bahkan samapai ke daerah-daerah terpencil yang mencadi tempat
bertransaksinya para pengedar narkoba. Tiap tahunnya jumlah kasus narkoba semakin
meningkat dan ini juga terjadi di daerah Bali, yang sangat rentan dengan peredaran narkoba.
Karena Bali merupakan daerah pariwisata dan banyak kedatangan para wisatawan domestic
maupun wisatawan manca Negara. Ini bisa dimanfaatkan sebagai tempat untuk bertransaksi.

Secara tidak langsung ini menandakan bahwa pemakaian narkoba di Bali sudah semakin
banyak dan terus meningkat tiap tahunnya. Perkembangan kasus ini dapat dilihat pada table
berikut:

Sumber: Kepolisian Daerah Bali

1
Gallery Lukisan Mass Production di Gianyar
PROPOSAL SEMINAR TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

Dilihat dari table kasus narkoba yang ada di Bali, menjelaskan bahwa tingginya
tingkat pemakaian narkoba di Bali sudah sangat memprihatinkan dan sudah barang tentu
menyebabkan semakin banyaknya orang yang kecanduan terhadapa barang terlarang tersebut.
Apabila hal ini dibarkan begitu saja, maka akan lebih banyak orang-orang dan paling
pentingnya para pemuda generasi bangsa dan Negara ini terjerumus dan akan diperbudak
oleh narkoba.

Dilihat dari akibat penggunaan narkoba yaitu obat terlarang ini akan menyebabkan
atau menimbulkan ketergantungan fisik maupun mental, yang pada akhirnya menimbulkan
ketidak mampuan untuk hidup dan melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar. Oleh sebab
itu korban dari akibat penyalah gunaan narkoba perlu mendapat suatu pertolongan
pengobatan dan rehabilitasi, yaitu dengan metode Treatment and Rehabilitation.
(Direktorat Jendral Bina Rehabilitasi Sosial)

Dalam melaksanakan metode ini, maka diperlukannya suatu tempat yang khusus untuk
dipergunakan bagi orang-orang pecandu narkoba.

Tempat rehabilitasi sangat diperlukan untuk pengobatan bagi para pecandu narkoba,
karena penjara bukan merupakan tempat yang kondusif bagi pengguna narkoba. Dalam
artian, penjara bukan menjadi jawaban untuk membantu pecandu narkoba untuk mencapai
kesembuhan. Sudah menjadi rahasia umum pula, kalau pecandu narkoba bisa “naik pangkat”
ketika sudah pernah mencicipi dinginnya lantai penjara. Awalnya hanya pengedar
kemungkinan besar bisa menjadi bandar. Kondisi ini tentu kontradiktif dengan tujuan awal
pemidanaan bagi pecandu narkoba, memberi efek jera. Alih-alih menjadi kapok, pecandu
nakoba justru bisa menjadi rantai baru bagi peredaran narkoba. Hasil penelitian terhadap
napi narkoba di lapas dan Rumah Tahanan Negara, hasil kerja sama Bada Pusat Statistik
dengan Badan Narkotika Nasional tahun 2006 menemukan sebanyak 8,7 persen dari 1868
responden penghuni lapas pernah memakai narkoba. Artinya, sebanyak 162 orang napi
pernah memakai narkoba. Bayangkan berapa jumlah pemakai narkoba dalam penjara jika di
dibandingkan dengan jumlah napi sesungguhnya. Namun hasil penelitian bisa saja berbeda
dengan kenyatan yang ditemui di lapangan. Bukan tidak mungkin pemakai narkoba di
penjara persentasenya jauh lebih besar. Bahkan 4,4 persen pernah melakukan transaksi
narkoba dalam penjara dan 9,5 persen responden mengaku pernah ditawari narkoba oleh
sesama narapidana.
http://www.ikonbali.org/05/01/2008/advokasi/penjara-bukan-solusi.html#more-60

2
Gallery Lukisan Mass Production di Gianyar
PROPOSAL SEMINAR TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

Di Negara Indonesia telah terdapat Undang-undang No 22 tahun 1997 tentang


Narkotika, yang sebenarnya sudah memungkinkan adanya vonis rehabilitasi bagi pecandu
narkoba seperti disebut Pasal 45 serta Pasal 47 ayat a dan ayat b. Kedua pasal itu menyebut
bahwa hakim berhak menjatuhkan vonis rehabilitasi jika seorang tersangka kasus narkoba
terbukti sebagai pecandu. Namun meski sudah ada UU yang mengatur, nyatanya belum ada
yurisprudensi hukuman rehabilitasi bagi pecandu narkoba. “Hampir semua vonis bagi
pecandu narkoba adalah hukuman penjara bukan hukuman rehabilitasi.
http://www.ikonbali.org/29/09/2007/kampanye/rehabilitasi-sebagai-solusi-penyalahgunaan-
narkoba.html

Dengan adanya hal tersebut di atas maka, memang perlunya suatu tempat rehabilitasi
sebagai tempat untuk para pecandu narkoba, supaya mereka sembuh dari ketergantungan
terhadapa obat-obatan terlarang tersebut. Walaupun pada saat ini sudah ada tempat
rehabilitasi, namun keberadaannya masih tergantung atau menumpang tempat dengan
fasilitas lainnya, seperti rumah sakit, puskesmas. Ini akan menyebabkan kurang fokusnya
perawatan terhadap para pecandu narkoba.

1.2 Rumusan Masalah

Jika dilihat dari latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang ada adalah
1. Seberapa tinggi peningkatan pecandu narkoba di Bali tiap tahunnya yang beriringan
dengan meningkatnya peredaran narkoba dan juga meningkatnya kasus-kasus narkoba
yang terjadi di daerah Bali?
2. Perlunya suatu tempat yang khusus dan tersendiri untuk tempat rehabilitasi para
pecandu narkoba.
3. Mewujudkan suatu wadah yang sesuai dengan fungsi, sehingga akan menimbulkan
suatu keserasian dan keseimbangan.

1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai adalah menyusun suatu landasan konsepsual
perancangan dari sebuah wadah fisik yang berupa Pusat Rehabilitasi Pecandu Narkoba
di Bali yang akan memenuhi fungsi dan persyaratan arsitektural.

3
Gallery Lukisan Mass Production di Gianyar
PROPOSAL SEMINAR TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

1.4 Metode Peelitian


Metode pengumpulan data:
 Observasi
Dengan cara pengamatan langsung terhadapa obyek yang akan disurvey
 Wawancara
Dengan melakukan tatap muka dan mengajuka pertanyaan terhadap sumber-sumber
yang berkopeten dan ahli dalam bidangnya.
 Study literature
Mengumpulkan data dari literature-literatur yang mendukung dan yang terkait
dengan Pusat Rehabilitasi Narkoba.

Metode pengolahan data


 Kompilasi data
Menginventarisasi, memilah, dan menyusun data sesuai dengan fungsi dan
kegunaannya.
 Analisa data
Menguraikan setiap permasalahan didukung dengan data-data untuk mengetahui
sebab dan akibatnya.
 Sintesa data
Langkah memilah-milah hasil uraian dengan tujuan mendapat jalan keluar yang
paling tepat untuk menyelesaikan masalah.

1.5 Tinjauan Pustaka


Pengertian dari judul “ Pusat Rehabilitasi Pecandu Narkoba Di Bali” dapat dijelskan
sebagai berikut.
 Pusat yaitu mengarahkan/mengumpulkan pada suatu titik/tempat
(Poerwadarminta.kamus Bahasa Indonesia. Balai Pustaka.1993.Hal.781)
 Rehabilitasi yaitu pemulihan pada keadaan yang dulu/sediakala
(Poerwadarminta.kamus Bahasa Indonesia. Balai Pustaka.1993.Hal.811)
 Pecandu yaitu gemar sekali/yang sudah menjadi suatu kegemaran yang sudah
melekat pada suatu kesukaan yang sulit untuk dihilangkan.
(Poerwadarminta.kamus Bahasa Indonesia. Balai Pustaka.1993.Hal.183)

4
Gallery Lukisan Mass Production di Gianyar
PROPOSAL SEMINAR TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

 Narkoba yaitu merupakan kependekan dari narkotika dan obat-obantan berbahaya.


Yang mana mengandung arti suatu zat apabila dimasukan ke dalam tubuh manusia,
akan dapat n=mengubah fungsi fisik atau psikologis.
(Anonim.Informasi Umum Mengenai Narkoba.Disdokkes Polda Bali. Hal.2)

Jadi Pusat Reahabilitasi Pecandu Narkoba mengandung arti yaitu sebagai seatu
tempat yang dijadikan pusat untuk merehabilitasi/memperbaiki kembali bagi orang-
orang yang ketergantungan narkotika dan obat-obatan berbahaya, sehingga dapat pulih
dan hidup normal seperti semula.

1.6 Daftar Pustaka


- Dirjen Bina Rehabilitasi Sosial, Departemen Sosial RI. Klasifikasi Narkotika,
Psikotropika, dan Zat-zat Aditif Lainnya. Departemen Sosial RI. Jakarta. 1991
- Informasi Umum Mengenai Narkoba. Disdokkes Polda Bali. Denpasar. 2000
- Kepolisian Polda Bali
- www.ikonbali.org

5
Gallery Lukisan Mass Production di Gianyar

You might also like