You are on page 1of 27

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pelaksanaan

“SMK Negeri 1 Balikpapan “

BAB I
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS
PEKERJAAN STRUKTUR

I. PEKERJAAN PERSIAPAN.

1. Pengukuran Tapak Kembali

a) Pemborong diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran


kembali lokasi pembangunan dengan dilengkapi keterangan - keterangan
mengenai peil ketinggian tanah, letak pohon-pohon, letak batas-batas
tanah dengan menggunakan alat optik dan sudah ditera kebenarannya
oleh pihak yang berwajib.

b) Ketidak cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan


lapangan yang sebenarnya harus segera dilaporkan kepada direksi
lapangan untuk dimintakan keputusannya.

c) Penentukan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan


alat-alat waterpass/theodolit type T2.

d) Pemborong harus menyediakan theodolit type T2 /waterpass beserta


petugasnya yang melayani untuk kepentingan pemeriksaan direksi lapang-
an.

e) Pengukuran sudut siku-siku dengan prisma atau benang secara azas


segitiga phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang
telah disetujui oleh direksi lapangan

f) Instalasi-instalasi yang sudah ada dan masih berfungsi harus diberi


tanda yang jelas dan dilindungi dari kerusakan kerusakan yang mungkin
terjadi akibat pekerjaan proyek ini, dan untuk itu harus dicantumkan dalam
gambar pengukuran seperti disebutkan dalam pengukuran sesuai dengan
ayat 1. Kontraktor bertanggung jawab atas segala kerusakan akibat
pekerjaan yang sudah dilaksanakannya

g) Gambar pengukuran tapak proyek harus mendapat persetujuan /


pengesahan direksi lapangan, yang meliputi antara lain :
 Sistim koordinat, sesuai ketentuan gambar.
 Peil setiap titik simpul koordinat dan transis dengan interval
0.25 M (tinggi).
 Rencana lokasi kantor direksi, kantor pemborong tempat
simpan bahan terbuka, tempat simpan bahan tertutup, los
kerja, sumber air dan reservoir.

-1-
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pelaksanaan
“SMK Negeri 1 Balikpapan “

2. Pembuatan Tugu Patok Dasar.

a) Letak tugu patok dasar ditentukan oleh direksi lapangan.

b) Tugu patok dasar dibuat dari beton bertulang berpenampang 20 x 20


cm, tertancap kuat kedalam tanah sedalam satu meter dengan bagian
yang muncul diatas muka tanah secukupnya untuk memudahkan
pengukuran selanjutnya.

c) Tugu patok dasar dibuat permanen, tidak bisa dirubah, diberi tanda
yang jelas dan dijaga keutuhannya sampai ada instruksi tertulis dari
direksi lapangan untuk membongkarnya.

3. Papan Patok Ukur.

a) Papan patok ukur dipasang pada patok kayu yang kuat, tertanam pada
beton cor setempat sehingga tidak bisa digerak-gerakkan atau dirubah-
rubah.

b) Papan patok ukur kayu dibuat dari kayu klas II, dengan ukuran tebal 3
cm, lebar 20 cm, lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya.

c) Tinggi sisi atas papan bouwplank harus sama satu dengan lainnya
kecuali dikehendaki lain oleh direksi lapangan.

d) Papan patok ukur dipasng sejauh 150 cm dari as dinding terluar,


sehingga tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan.

e) Setelah selesai pemasangan papan patok ukur pemborong harus


melapor kepada direksi lapangan untuk dimintakan persetujuan, serta
harus menjaga dan memelihara keutuhan serta ketetapan letak papan
patok ukur sampai tidak diperlukan lagi dan dibongkar atas persetujuan
direksi lapangan.

4. Kantor Direksi Lapangan.

a) Kantor direksi cukup representatif untuk bekerja dan aman untuk


menyimpan dokumen-dokumen proyek selama pelaksanaan proyek
(kurang lebih 3 tahun).

b) Luas dan peralatan yang harus disediakan untuk kantor direksi minimal
harus memenuhi persyaratan didalam bab III persyaratan administrasi
buku ini.

c) Didalam kantor direksi lapangan harus ditempatkan ruang WC dengan


baik air bersih secukupnya dan dirawat kebersihannya.

-2-
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pelaksanaan
“SMK Negeri 1 Balikpapan “

d) Posisi dan denah gambar kantor direksi lapangan tergambar pada


gambar rencana pagar proyek.

e) Alat alat lain yang harus senantiasa tersedia diproyek untuk setiap saat
dapat digunakan oleh direksi lapangan adalah :
- 1 (satu) alat ukur theodolite type T1 dan T2.
- 1 (satu) alat ukur Schuifmaat.
- 1 (satu) komputer lengkap dengan printernya.
- 1 (satu) kamera biasa lengkap dengan blitznya.
- 1 (satu) kamera polaroid lengkap dengan film dan blitznya.
- 10 (pasang) sepatu proyek dan helm proyek serta jas hujan.

5. Kantor Pemborong dan Los Kerja.

a) Ukuran luas kantor pemborong dan los kerja serta tempat simpan
bahan bakar, disesuai dengan kebutuhan pemborong dengan tidak
mengabaikan keamanan dan kebersihan dan bahaya kebakaran,
serta memperhatikan tempat yang tersedia sehingga tidak mengganggu
kelancaran kerja dan arus lalu lintas, harus disediakan 3 buah
penyemprot api (extinghuizer) 20 kgs/cm2, 1 (satu) dipemborong, 1
(satu) diletakkan di kantor direksi lapangan, 1 (satu) diletakkan di daerah
yang strategis di los kerja.

b) Khusus untuk simpan bahan-bahan seperti pasir, kerikil harus dibuatkan


kotak simpan dipagar dengan dinding papan, sehingga masing-masing
bahan tidak tercampur dengan bahan lainnya.

c) Pemborong tidak diperkenankan :


- Menyimpan alat-alat, bahan bangunan diluar pagar proyek,
walaupununtuk sementara.
- Menyimpan bahan-bahan yang ditolak direksi lapangan karena
tidakmemenuhi syarat.

6. Penyediaan Air Dan Daya Listrik Untuk Kerja.

a) Air untuk bekerja harus disediakan pemborong dengan membuat sumur


pompa ditapak proyek atau air PAM, air harus bersih bebas dari lumpur,
minyak dan bahan kimia lainnya dengan dibuktikan dengan pemeriksaan
laboratorium.

b) Reservoir/bak air untuk kerja berukuran minimum 4 m3 dan senantiasa


terisi penuh.

c) Listrik untuk bekerja harus disediakan pemborong ,penggunaan diesel


untuk pembangunan sementara atas persetujuan direksi lapangan.

-3-
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pelaksanaan
“SMK Negeri 1 Balikpapan “

7. Pagar Sementara Proyek

a) Pagar didirikan pada batas-batas yang mengelilingi tapak proyek seperti


yang ditentukan dengan tinggi 2 M.

b) Pagar proyek terbuat dari seng gelombang BJLS 30, dipasang pada tiang
rangka pada tiang dan rangka kayu klas II, dan diperkuat dengan beton
setempat.
c) Pada tempat-tempat yang ditentukan dalam gambar dibuat pintu
masuk untuk kendaraan angkutan dan pintu masuk orang, pintu terbuat
dari rangka kayu dan selanjutnya ditutup dengan finish cat dengan
persetujuan direksi lapangan.

II. PEKERJAAN TANAH

1. Umum

Penelitian lahan dan lingkup pekerjaan tanah sesuai dengan syarat-syarat


permulaan pekerjaan, maka Pemborong harus mengunjungi site dan
mengamati kondisi-kondisi yang ada serta bahan-bahan yang akan
digunakan.

Pekerjaan tanah meliputi sebagai berikut :

a. Penggalian dan pemindahan dari tanah bagian permukaan, tanah liat,


tumbuh-tumbuhan dan semua benda-benda yang tidak diperlukan.

b. Penggalian sampai pada permukaan-permukaan yang dikehendaki sesuai


dengan yang tertera pada gambar-gambar kerja.

c. Pengurugan dengan bahan-bahan yang telah disetujui sampai kepada


ketinggian yang direncanakan.

2. Peil-peil dari Halaman

Sebelum memulai pekerjaan galian Pemborong harus memastikan peil-peil


dari halaman dengan baik, seteliti mungkin sesuai dengan titik-titik atau garis-
garis kontur yang ditentukan didalam gambar kerja.
Bila ditemukan hal-hal yang menyangsikan dari peil-peil ini, maka Pemborong
harus memberikan laporan tertulis kepada Pengawas.
3. Lapisan Tanah Humus

Lapisan tanah humus harus dibuang rata-rata sedalam 20 cm dan harus


diurug lagi sebagai lapisan permukaan kemudian, sekeliling bangunan di
tempat-tempat yang ditentukan Konsultan Pengawas.

Bilamana ditemukan lapisan tanah humus dalamnya lebih dari 20 cm maka


penggalian harus sedalam lapisan tersebut maksimal 1 meter, dan kemudian

-4-
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pelaksanaan
“SMK Negeri 1 Balikpapan “

dilaksanakan pengurugannya sebagai lapisan permukaan, sebagaimana


disebutkan terdahulu, dengan ketentuan dari Direksi dan Konsultan
Pengawas, dan biaya akibat kelebihan penggalian ini merupakan tanggungan
Pemborong dan bukan termasuk dalam pekerjaan tambah.

Lapisan dari tanah pada permukaan yang ada terdiri dari atau ditandai oleh
akar-akar tanaman, atau organisme lainnya yang diperhitungkan akan dapat
mengakibatkan gangguan pada stabilitas konstruksi yang akan dilaksanakan.

Sesudah pembersihan site, permukaan tanah, tanah liat, tanaman-tanaman


lainnya, atau rawa-rawa, maka dapat dimulai pekerjaan galian. Bilamana
tanah humus yang digali ternyata baik untuk digunakan sebagai lapisan
permukaan atau pembatas maka tanah humus ini perlu diamankan dahulu
untuk penggunaan tersebut diatas.

Tanah humus yang tidak berguna harus di singkirkan dan diangkut keluar dari
halaman atau lokasi kerja. Penyingkiran dan pengangkutan di atas
merupakan tanggung jawab Pemborong. Setiap biaya yang diakibatkan oleh
pekerjaan di atas ini harus sudah diperhitungkan dalam harga borongan.

4. Pekerjaan Galian.

Segala pekerjaan galian dilaksanakan sesuai dengan panjang, dalam,


kemiringan, dan lengkungan, berdasarkan kebutuhan konstruksi pekerjaan,
atau sebagaimana ditunjukkan dalam gambar, atau jika perlu memindahkan
tanah-tanah atau bahan yang tidak dipakai, atau juga kelebihan tanah yang
digunakan untuk urugan, dan, sebagaimana yang diinstruksikan oleh
Konsultan Pengawas.

5. Persiapan Untuk Urugan.

Tanah humus harus disingkirkan sebagaimana disebutkan dalam bagian 3.0.


dari pasal ini.
Permukaan tanah yang sudah diambil humusnya harus digilas sehingga
kepadatannya mencapai 90% dari kepadatan maksimum sampai penurunan
terjadi 15 cm.
Di atas permukaan tanah yang telah dipadatkan tersebut, baru dapat
dilakukan pengurugan tanah.
6. Bahan-bahan Untuk Urugan dan urugan Kembali

Semua bahan-bahan yang akan digunakan untuk urugan atau urugan kembali
harus dengan persetujuan Direksi dan Konsultan Pengawas, yang
ketentuannya akan ditetapkan pada peraturan yang baru.

7. Pengurugan

Pengurugan harus dilakukan sampai diperoleh peil-peil yang dikehendaki,


sebagaimana dibutuhkan konstruksi atau sesuai dengan yang tertera dalam
gambar kerja.

-5-
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pelaksanaan
“SMK Negeri 1 Balikpapan “

8. Pengujian Untuk Pemilihan Bahan Urugan.

Pengujian yang harus dilakukan bagi setiap bahan-bahan urugan untuk


pekerjaan bangunan dan jalan-jalan adalah sebagai berikut :

1. Plasticity test.
2. Grading test atau Sieve analysis test.
3. Density/Moisture Content Compaction test (Standard proctor test).

Pengetesan dapat dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah yang


disetujui oleh Direksi dan Konsultan Pengawas.

9. Persetujuan Sumber Tanah Timbunan (Borrowpits)

Semua sumber tanah timbunan untuk pengadaan tanah tambahan


sebagaimana yang ditetapkan untuk pekerjaan urugan harus mempunyai
kualitas yang seragam dan hanya dapat digunakan dengan persetujuan
Direksi dan Konsultan Pengawas.
Pemborong harus memberikan data-data mengenai jumlah, kualitas dan
keseragaman dari tanah pada daerah mana akan digali sumur coba
(borrowpit), selambat-selambatnya 10 hari sebelum dilakukan penggalian
sumur coba tersebut dan terlebih dahulu contoh-contoh yang telah diuji
melalui metode test yang benar serta harus mendapat persetujuan dari Direksi
dan Konsultan Pengawas.
Semua biaya bagi pengerjaan di atas termasuk biaya pengangkutannya
ditanggung kontraktor.

10. Bahan Urugan.

Bahan-bahan yang akan digunakan untuk pengurugan pada pekerjaan


bangunan dan jalan harus diambil dari sumber tanah pasir atau tanah kerikil
laterit atau tanah merah, dengan persetujuan Direksi dan Konsultan
Pengawas.

Tanah
Tanah pasir Kerikil Laterit
__________
_______
______

a. Butiran halus yang melewat


ayakan no. 200 tidak melampaui 35 % 30 %
b. Liquid limit tidak melampaui 45 % 50 %
c. Plasticity index tidak melampaui 20 % 20 %

-6-
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pelaksanaan
“SMK Negeri 1 Balikpapan “

11. Pemadatan.

Kepadatan tanah harus diukur dengan nilai dry density contoh tanah sebagai
persentase kepadatan kering maksimum pada kadar air optimum
sebagaimana ditetapkan pada pengujian (test) ini.

Semua bahan yang akan digunakan bagi urugan harus sesuai dengan ayat ini
dan harus didapatkan sampai 90% kepadatan kering. Pemadatan dari
seluruh bahan-bahan harus dilakukan dengan penyiraman optimum untuk
mendapatkan hasil pemadatan yang dikehendaki Pengawas.

Pengawas dapat memerintahkan Pemborong untuk memeriksa kandungan air


pada tanah timbunan dengan maksud menghindari terjadinya konsolidasi.
Bila diperlukan untuk memberikan air tambahan kedalam campuran bahan
untuk mendapatkan kepadatan kering yang dikehendaki, biaya dari
pengadaan, pengangkutan atau pemompaan, penyemprotan serta
pencampuran dari air harus dimasukkan dalam harga borongan.

Air harus ditambahkan jika atau pada mana dibutuhkan dengan angkutan
tangki air yang dilengkapi dengan alat semprotan yang memenuhi syarat
segala pekerjaan pemadatan dari konstruksi atau cara lain tidak diijinkan
untuk dilakukan dalam keadaan apapun juga.

Segala bahan-bahan untuk pengurugan harus digabungkan dalam suatu


rencana operasi kerja yang telah disetujui dengan mencantumkan uraian-
uraian kerjanya, seperti penyimpanan dan pencampuran sesuai dengan
ketetapan di atas dan pemadatan dilaksanakan dengan izin yang telah
dikeluarkan.

Pemborong harus mengurangi sekecil mungkin kekosongan-kekosongan


antara kegiatan yang satu dengan yang selanjutnya. Semua alat-alat
pemadatan harus bekerja pada seluruh daerah untuk menjamin adanya suatu
pemadatan yang merata (seragam), semua pemadatan harus dilakukan lapis
demi lapis dengan ketebalan tidak lebih dari 0.20 m atau yang lebih tipis agar
dicapai kepadatan yang dikehendaki.

Semua bagian-bagian yang telah selesai dipadatkan harus dilindungi terhadap


kerusakan akibat peralatan, aliran air hujan, atau penyebab lainnya.
Bilamana terjadi kerusakan-kerusakan seperti tersebut diatas, Pemborong
diwajibkan untuk memperbaikinya.

Bila ada bagian tanah yang tidak baik yang menurut pendapat Pengawas
tidak dibutuhkan, pasir atau tanah liat yang kelebihan, maka daerah tanah
semacam ini harus diperbaiki dengan campuran dari bahan-bahan yang baik,
atau dengan membuang bagian ini dan menggantikan dengan bahan lain
agar dapat dijamin keseragaman dari formasi pemadatan.

-7-
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pelaksanaan
“SMK Negeri 1 Balikpapan “

Pengujian (test) untuk kontrol dari pemadatan harus dilakukan secara berkala
dan teratur. Bila dalam test tertentu dijumpai bagian tanah yang berada
dibawah standard minimum, maka Pemborong diwajibkan untuk menyiram
sebagaimana yang dikehendaki Pengawas.
Pemborong harus memberikan waktu yang cukup untuk melakukan dan
pemberitahuan test-test di atas dalam rencana program konstruksinya.

12. Pemadatan dari Urugan Yang Ada.

Pemborong diharuskan melakukan pengujian tanah (diuraikan) dan kondisi


dari tanah, bila bahan urugan yang ada terjadi penurunan. Pemborong
diwajibkan untuk melakukan pengujian sampai kedalaman 1 meter dengan
pemadatan yang dikehendaki dan bilamana tidak, bahan-bahan urugan yang
ada harus dipadatkan sesuai dengan syarat-syarat tertulis ini (spesifikasi) dan
urugan harus dilaksanakan sampai ke peil-peil yang dikehendaki.

13. Pengujian Untuk Kontrol Dari Pemadatan


Pemborong harus menempatkan peralatan, pekerja serta tenaga-tenaga
pembantu bila dikehendaki Pengawas untuk melaksanakan pekerjaan-
pekerjaan, pengujian-pengujian pada bahan-bahan yang digunakan untuk
pengurugan.

1. In situ dry density test.


2. Dry density/moisture content compaction test (standard proctor test).
Biaya dari pengujian ini menjadi tanggung jawab Pemborong.

14. Pemeliharaan

Pemborong diharuskan memelihara segala tanggul-tanggul dan kemiringan


tanah yang ada dan bertanggung jawab atas segala stabilitas dari tanggul-
tanggul ini sampai batas periode kestabilan dan harus mempersiapkan segala
sesuatunya atas tanggungan sendiri untuk menjaga terhadap hal tersebut di
atas.

15. Pemeriksaan Penggalian Dan Pengurugan

Galian dan urugan harus terlebih dahulu diperiksa oleh Pengawas sebelum
memulai dengan tahap selanjutnya. Dalam hal pengurugan, Pengawas akan
segera menunjukkan bagian-bagian tanah mana yang dipadatkan dan harus
siap dilaksanakan pengujian pemadatannya.

16. Penggalian Tambahan.

Bila menurut pendapat Pengawas diperlukan untuk memberi bentuk,


memperluas, dan/atau memperdalam pondasi-pondasi yang dibawah atau

-8-
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pelaksanaan
“SMK Negeri 1 Balikpapan “

sekeliling bagian tertentu dari pekerjaan-pekerjaan diatas ini harus dikerjakan


sesudah adanya perintah resmi dari Konsultan Pengawas.

17. Penggalian Yang Melebihi Kedalaman Yang Dikehendaki

Bilamana terjadi penggalian yang melebihi kedalaman peil atau peil-peil yang
tertera dalam gambar atau yang dikehendaki untuk suatu dasar yang tepat,
maka Pemborong harus mengurug kembali bagian-bagian galian yang
kelebihan tersebut dengan bahan-bahan yang sama seperti ketentuan-
ketentuan untuk bahan urugan dan cara-cara pemadatan sesuai dengan
ketetapan Direksi dan Konsultan Pengawas, dimana semuanya menjadi
tanggungan Pemborong dan tidak ada pembayaran bagi Pemborong, untuk
pekerjaan galian atau urugan diatas, bahkan untuk pekerjaan-pekerjaan dari
bahan galian yang lebih.

18. Menahan Tingginya Galian.

Pemborong bertanggung jawab atas ketentuan pinggiran dari semua


penggalian dan tidak ada claim atas semua pekerjaan galian tambahan,
beton, pasangan atau bahan atau pekerjaan lainnya.
Pemborong harus bertanggung jawab atas adanya kerusakan pada struktur-
struktur lainnya dalam halaman atau pada pekerjaan jalan umum, bangunan-
bangunan dan lain sebagainya yang disebabkan oleh keruntuhan dari bagian
pinggiran tanggul-tanggul tanah galian.

19. Kunjungan Pemeriksaan Sebelum Pengurugan Keliling Struktur

Pengurugan bagi pondasi atau struktur lainnya yang tercakup atau


tersembunyi oleh tanah tidak boleh dilaksanakan sebelum diadakan
pemeriksaan oleh Direksi dan Konsultan Pengawas.

20. Sisa-sisa Bahan Kayu dalam Galian

Kayu-kayu sisa, kotoran-kotoran dan lain sebagainya harus disingkirkan


terlebih dahulu sebelum pekerjaan urugan, kecuali telah ada persetujuan
Pengawas.

21. Pengurugan Sekeliling Struktur.

Pengurugan sekeliling pondasi, atau struktur lainnya harus dilakukan


serempak dan tidak dibenarkan untuk melakukan sebagian-sebagian kecuali
ada persetujuan tertentu dari Pengawas.
Hanya bahan-bahan yang telah disetujui yang dapat digunakan untuk
pengurugan dan harus dilakukan lapis demi lapis dengan tebal sebesar-
besarnya 20 cm.
Setiap lapis harus ditimbris dan dipadatkan, dan sebaiknya dilakukan dengan
mesin giling (tumbuk) dan tidak diperbolehkan untuk menambahkan air
kecuali telah dikehendaki dan disetujui Pengawas.

-9-
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pelaksanaan
“SMK Negeri 1 Balikpapan “

III. PEKERJAAN PONDASI.

3.1 Pekerjaan Pondasi Batu Kali .

1. Lingkup Pekerjaan

Ini meliputi penyediaan bahan dan perekatnya, menyiapkan tempat


yang akan dipasang batu kali, serta pelaksanaan pekerjaan
pasang batu kali itu sendiri, sesuai gambar dan spesifikasi ini.

2. Bahan

Batu yang digunakan harus berkualitas terbaik dan merupakan bahan


setempat, padat, bersih, tanpa retak-retak dan kekurangan-
kekurangan lain yang mempengaruhi kualitas.
Baik batu gunung maupun batu kali dapat digunakan.

3. Adukan

Semua pasangan batu kali untuk dinding penahan tanah, pondasi


dan pekerjaan batu kali lainya dilaksanakan dengan adukan1 pc : 4
pasir.

4. Pelaksanaan

Pasangan batu kali harus diukur dilapangan dan dilaksanakan sesuai


dengan ukuran dan ketinggian seperti tercantum pada gambar-
gambar.
Sebelum pasangan batu kali dilaksanakan, di bawahnya harus dibuat/
digelar aanstamping batu kali.
5. Perlindungan

Pada tahap pelaksanaan pekerjaan batu kali yang tidak terlindung,


bila hujan maka bagian atas harus dilindungi.

6. Scope Pekerjaan
Pasangan batu kali dilaksanakan untuk :

• Pondasi
• Dinding penahan tanah, turap
• dan lain-lain sesuai gambar kerja.

7. Variasi Kedalaman Pondasi

Denah dan kedalaman pasangan batu kali harus yang diizinkan atau
diperintahkan oleh Direksi dan Konsultan Pengawas. Bila kondisi pada

- 10 -
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pelaksanaan
“SMK Negeri 1 Balikpapan “

suatu bagian membutuhkan perubahan-perubahan kedalaman dan lebar


pondasi, harus dengan izin tertulis dari Direksi dan Konsultan Pengawas.

3.2 Pekerjaan Mini Pile ∆ 32 X 32 X 32 Cm .

1. Ruang Lingkup Pekerjaan.

Pengadaan prestressed spun concrete pile 32x32x32 cm, panjang


12.00 m lengkap dengan sambungannya, mobilisasi & demobilisasi
alat pemancangan, dan pemancangan serta test beban.
Panjang 12,00 m bukan patokan, tetapi yang menjadi acuan
adalah sampai ditemukannya tanah keras. Kedalaman tiang pancang
disesuaikan dengan gambar.

2. Syarat syarat Umum dan Peraturan.

2.1. Pemeriksaan lapangan dan pekerjaan persiapan .

Kontraktor harus mengadakan pemeriksaan/pengukuran di lapangan


dan pengecekan langsung guna menentukan dengan pasti kondisi
lapangan, bahan-bahan yang kelak akan dijumpainya dan keadaan
lapangan sekarang yang nanti mungkin akan mempengaruhi
jalannya pekerjaan.
Kontraktor harus membuat patok pengukuran dari beton yang
ditentukan letaknya pada referensi tinggi BM sesuai dengan gambar.

3. Tiang Pancang Beton Pracetak.

3.1 Mutu beton minimum tiang pancang adalah K-450 dan tulangan U-24
dan U-39. Atau sesuai dengan standar produksi.

3.2 Pelaksanaan pembuatan tiang pancang harus mengikuti


sepenuhnya PBI-1989 dan SNI 03 – 2847 – 2002 atau peraturan
lainnya tentang beton pracetak.

3.3 Brosur dari produsen tiang pancang serta sambungannya harus


disertakan dalam penawaran.

3.4 Daya dukung Tiang pancang 32x32x32 cm tersebut adalah 25


ton.

4. Peralatan.

4.1. Alat pancang yang harus dipakai untuk pekerjaan ini adalah palu
pancang Kobelco K-35 atau yang sekapasitas.

- 11 -
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pelaksanaan
“SMK Negeri 1 Balikpapan “

4. 2. Dengan melihat lapangan dan untuk mempercepat waktu


pelaksanaan dapat dipakai lebih dari satu alat pancang.

4.3. Pemborong bertanggung jawab sepenuhnya atas keselamatan


keamanan baik keselamatan kerja maupun keselamatan barang
atau peralatan yang ada di lapangan dalam masa kerja.

5. Pemancangan

5.1. Pemancangan dilakukan sesuai titik yang tertera pada gambar.

5.2. Pengukuran dan posisi titik dilakukan oleh Pemborong.

5.3. Pemancangan harus tepat pada titik yang telah ditentukan dengan
posisi vertikal.

5.4. Pada saat pemancangan pemborong bersama petugas/direksi


lapangan membuat laporan pemancangan sampai dengan
pengecekan penurunan pada 10 pukulan terakhir dan tinggi jatuh
palu pancang.

5.5. Pemborong harus mengganti tiang pancang yang patah sewaktu


dipancang disebabkan karena kualitas tiang pancang yang buruk.
Posisi tiang pengganti ditentukan oleh direksi lapangan.

6. Pekerjaan Percobaan Pembebanan dengan sistim PDA Test

6.1. Ruang Lingkup Pekerjaan.

Pekerjaan ini meliputi percobaan pembebanan vertikal atas 2(dua)


buah pondasi tiang pancang yang sedang /telah
dikerjakan,pengujian dengan sistim Pengujian Dinamis menggunakan
Pile Driving Analyzer (PDA)
Volume percobaan pembebanan dapat berubah sesuai
peraturan pemerintah setempat atau permintaan team ahli direksi,
dan bukan merupakan pekerjaan tambahan.

6.2. Syarat Pelaksanaan.

6.2.1. Percobaan pembebanan mengikuti syarat-syarat yang disebut


dalam ASTM D.1143-1981 (Standard Loading test).

6.2.2. Besarnya pembebanan maksimum adalah dua kali kapasitas tiang


yaitu 2 x 25 ton = 50 ton..

- 12 -
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pelaksanaan
“SMK Negeri 1 Balikpapan “

6.2.3. Penurunan maksimum adalah 25 mm sebagai penurunan kotor


(gross settlement) dikurangi perpendekkan elastis dari tiang.

7. Cara Pelaksanaan

7.1. Pengetesan meliputi evaluasi tegangan pada tiang akibat tumbukan


yang dilakukan oleh hammer,energi yang ditimbulkan oleh hammer
dan perlawanan tanah yang dr-aktifkan pada saat pengetasan
berlangsung, sedangkan hasil utama pengetesan adalah memperoleh
Daya Dukung Ultimate Aksial tiang pada saat pengujian.

7.2. Analisa dinamis untuk rekaman dilapangan dengan program


CAPWAP, kegunaan program ini adalah untuk memperkirakan
distribusi dan besarnya perlawanan tanah total sepanjang tiang
berdasarkan sistim tiang tanah yang dibuat dan memisahkannya
menjadi bagian perlawanan dinamis dan statis.

7.3. Pengujian dinamis dilakukan terhadap 2 tiang pancang beton


memakai 2 sensor terdiri dari pengukur regangan dan pengukur
percepatan yang dipasang didekat kepala tiang.

7.4. Akibat tumbukan pada kepala tiang, sensor akan menangkap


gerakan yang timbul yang direkam dan diproses dengan Pile Driving
Analyzer.

7.5. Jenis hammer yang dipergunakan adalah diesel hammer K 25


dengan berat hammer 2.5 ton, hammer dilengkapi dengan cushion
dari plywood dengan ketebalan 6 cm.

7.6. Keputusan tentang terpenuhi atau tidaknya syarat kekuatan


pondasi tiang,akan diberikan direksi lapangan.

7.7. Jika menurut evaluasi direksi terdapat penyimpangan tentang


kapasitas tiang rencana atau terjadi gangguan dalam pelaksanaan
pemancangan yang diluar kemampuan kontraktor untuk
mengatasinya, dan merupakan kesulitan yang tidak mungkin diatasi
menurut pertimbangan direksi maka dapat dimintakan
penambahan tiang dari yang direncanakan, dan penambahan ini
tidak/bukan dianggap pekerjaan tambahan.

. METODA PEMANCANGAN TIANG PANCANG

1. Pemancangan Tiang Pancang dilakukan dengan diesel hammer.


Penumbukan dilakukan pada bagian atas tiang (top driving) yang
telah dipasang khusus untuk tiang berbetuk segiempat.

- 13 -
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pelaksanaan
“SMK Negeri 1 Balikpapan “

2. Tiang Pancang dipancang sampai kedalaman yang ditentukan panjang


setiap titik adalah 16m. Pada waktu pembuatannya setiap tiang diberi
pelat pada kedua ujungnya untuk penyambungan apabila kedalaman
pemancangan lebih dari panjang setiap bagian.

3. Penyambungan Tiang Pancang dilakukan dengan menggunakan


mesin las listrik.

4. Pemancangan tiang dihentikan setelah ujung tiang mencapai


kedalaman yang diinginkan melalui kontrol kalendering atau "final set"
yang telah dihitung Sebagai referensi dapat dipakai rumus dari Diesel
Pile Hammer.
2 wh w 1
R = ---------- x --------- x -----
s+k w+p 4

R = Daya dukung tiang ultimate (ton)

w = Berat Palu (hammer) = 2.5 ton

h = Tinggi jatuh efektif palu (cm)

p = Berat tiang (ton) (6.144 ton)

s = Final set rata-rata/10 pukulan (cm)

k = Total Temparay elastic compresion (cm)

IV. BETON COR DI TEMPAT

a. Pengendalian Pekerjaan

Kecuali disebutkan lain, maka semua pekerjaan beton harus mengikuti


ketentuan-ketentuan seperti yang tertera dalam :

SNI 03 - 2847 - 2002


PBI 1989

b. Bahan-bahan

- 14 -
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pelaksanaan
“SMK Negeri 1 Balikpapan “

Bahan menggunakan adukan beton siap pakai (ready mixed concrete) atau
dengan beton adukan di tempat dengan memakai molen, kontrol mutu sesuai
dengan spesifikasi ini

* Agregat Beton

- Agregat beton berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu
dengan Wet System Stone Crusher.
- Agregat beton harus sesuai dengan spesifikasi agregat beton menurut
ASTM-C 33.
- Ukuran terbesar agregat beton adalah 2,5 cm.
- Sistim penyimpanan harus sedemikian rupa agar memudahkan
pekerjaan danmenjaga agar tidak terjadi kontaminasi bahan yang tidak
diinginkan.
- Agregat harus bersih dari segala kotoran, tidak melebihi 5 %.

* Agregat Kasar

- Agregat Kasar untuk beton harus terdiri dari butir-butir yang kasar,
keras tidak berpori dan berbentuk kubus.
Bila ada butir-butir yang pipih jumlahnya tidak boleh melampaui 20 %
dari jumlah berat seluruhnya.

- Agregat kasar tidak boleh mengalami pembubukan hingga melebihi


50% kehilangan berat menurut test mesin Los Angeles ASTM-C 131 -
55.

- Agregat kasar harus bersih dari zat-zat organis, zat-zat reaktif alkali
atau substansi yang merusak beton.

Gradasi

Saringan Ukuran % Lewat Saringan

1” 25 mm 100
3/4” 20 mm 90 - 100
3/8” 95 mm 20 - 55
No. 4 4.76 mm 0 - 10

* Agregat Halus

- 15 -
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pelaksanaan
“SMK Negeri 1 Balikpapan “

- Agregat halus dapat digunakan pasir alam yang berasal dari pasir lokal.

- Pasir harus bersih dari bahan organis, zat-zat alkali & substansi-
substansi yang merusak beton.
- Pasir tidak boleh mengandung segala jenis substansi tersebut lebih
dari 5%.
- Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton.
- Pasir harus terdiri dari partikel-partikel yang tajam dan keras.
- Cara dan penyimpanan harus sedemikian rupa agar menjamin
kemudahan pelaksanaan pekerjaan dan menjaga agar tidak terjadi
kontaminasi yang tidak diinginkan.

Saringan Ukuran % Lewat saringan

3/8” 9.5 mm 100

No. 4 4.76 mm 90 - 100

No. 8 2.38 mm 80 - 100

No. 16 1.19 mm 50 - 85

No. 30 0.595 mm 25 - 65

No. 50 0.297 mm 10 - 30

No. 100 0.149 mm 5 - 10

No. 200 0.074 0-5

* PC (Portland Cement)

Semen yang dipakai harus dari mutu yang disyaratkan dalam PBI-1989
dan SNI 03 – 2847 – 2002.

Kontraktor harus mengusahakan agar satu merk semen saja yang dipakai
untuk seluruh pekerjaan beton.

Semen ini harus dibawa ke tempat pekerjaan dalam zak yang tertutup oleh
pabrik dan terlindung serta harus dalam jumlah sesuai dengan urutan
pengirimannya.

Penyimpanannya harus dilaksanakan dalam tempat-tempat rapat air


dengan lantai terangkat dan ditumpuk dalam urutan pengirimannya.

- 16 -
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pelaksanaan
“SMK Negeri 1 Balikpapan “

Semen yang rusak atau tercampur apapun tidak boleh dipakai dan harus
dikeluarkan dari lapangan.

* Pembesian

Besi penulangan beton harus disimpan dengan cara-cara sedemikian


rupa, sehingga bebas dari hubungan langsung dengan tanah lembab
maupun basah.Besi penulangan harus disimpan berkelompok
berdasarkan ukuran-ukuran masing-masing. Besi penulangan rata
maupun besi-besi penulangan bergelombang (deformed bars) harus
sesuai dengan persyaratan dalam PBI-1989 dan SNI 03 – 2847 – 2002.

Besi penulangan yang akan digunakan harus bebas dari karat dan kotoran
lain, apabila harus dibersihkan dengan cara disikat atau digosok tanpa
mengurangi diameter penampang besi, atau dengan bahan cairan sejenis
"Vikaoxy Off" yang disetujui pengawas.

Direksi/Pengawas berhak memerintahkan untuk menambah besi tulangan


di tempat yang dianggap perlu sampai maksimum 5% dari tulangan yang
ada di tempat tersebut, meski tidak tertera dalam gambar struktur, tanpa
biaya tambahan.

Penulangan harus terdiri dari baja keras dengan mutu U 39 dan baja lunak
dengan mutu U 24 sesuai PBI-1989 dan SNI 03 – 2847 – 2002.

* Kawat Pengikat

Harus berukuran minimal diameter 1 mm seperti yang disyaratkan dalam


PBI-1989 dan SNI 03 – 2847 – 2002.

* Air

Air harus bersih dan jernih sesuai dengan persyaratan dalam PBI-1989
dan SNI 03 – 2847 – 2002.

Sebelum air untuk pengecoran digunakan, harus terlebih dahulu


diperiksakan pada Laboratorium PAM/PDAM setempat yang disetujui
Pengawas dan biaya sepenuhnya ditanggung oleh Kontraktor.

Kontraktor harus menyediakan air atas biaya sendiri.

* Additive

Untuk mencapai slump yang disyaratkan dengan mutu yang tinggi, bila
diperlukan campuran beton dapat menggunakan bahan-bahan additive
merk POZZOLITH 300 R atau yang setaraf. Bahan tersebut harus disetujui
oleh Pengawas. Additive yang mengandung chloride atau nitrat tidak boleh
dipergunakan.

- 17 -
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pelaksanaan
“SMK Negeri 1 Balikpapan “

c. Pelaksanaan

Sebelum dilaksanakan, Kontraktor harus mengadakan trial test atau mixed


design yang dapat membuktikan bahwa mutu beton yang disyaratkan dapat
tercapai. Dari hasil test tersebut ditentukan oleh Pengawas "Deviasi Standard"
yang akan dipergunakan untuk menilai mutu beton selama pelaksanaan.

* Pengecoran Beton

Pengecoran beton dapat dilaksanakan setelah Kontraktor mendapat ijin


secara tertulis dari Pengawas. Permohonan ijin rencana pengecoran harus
diserahkan paling lambat 2 (dua) hari sebelumnya.

Sebelum pengecoran dimulai, Kontraktor harus sudah menyiapkan seluruh


stek-stek maupun anker-anker dan sparing-sparing yang diperlukan, pada
kolom-kolom, balok-balok beton untuk bagian yang akan berhubungan
dengan dinding bata maupun pekerjaan instalasi.

Kecuali dinyatakan lain pada gambar, maka stek-stek dan anker-anker


dipasang dengan jarak setiap 1 meter.

* Pengecoran Beton

- Memberitahukan Direksi selambat-lambatnya 24 jam sebelum sesuatu


pengecoran beton dilaksanakan.

Persetujuan Direksi untuk mengecor beton berkaitan dengan


pelaksanaan pekerjaan cetakan dan pemasangan besi serta bukti
bahwa Kontraktor dapat melaksanakan pengecoran tanpa gangguan.
Persetujuan tersebut di atas tidak mengurangi tanggung jawab
kontraktor atas pelaksanaan pekerjaan beton secara menyeluruh.

- Adukan beton tidak boleh dituang bila waktu sejak dicampurnya air
pada semen dan agregat atau semen pada agregat telah melampaui 1
jam dan waktu ini dapat berkurang lagi jika Direksi menganggap perlu
didasarkan pada kondisi tertentu.

- Beton harus dicor sedemikian rupa sehingga menghindarkan terjadinya


pemisahan material (segregation) dan perubahan letak tulangan.

Cara penuangan dengan alat-alat pembantu seperti talang, pipa, chute


& sebagainya, harus mendapat persetujuan Direksi.

- Alat-alat penuang seperti talang, pipa chute dan sebagainya harus


selalu bersih dan bebas dari lapisan-lapisan beton yang mengeras.

Adukan beton tidak boleh dijatuhkan secara bebas dari ketinggian lebih
dari 2 meter.

- 18 -
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pelaksanaan
“SMK Negeri 1 Balikpapan “

Selama dapat dilaksanakan sebaiknya digunakan pipa yang terisi


penuh adukan dengan pangkalnya terbenam dalam adukan yang baru
dituang.

- Penggetaran tidak boleh dilaksanakan pada beton yang telah


mengalami "initialset" atau yang telah mengeras dalam batas dimana
akan terjadi plastis karena getaran.

- Semua pengecoran bagian dasar konstruksi beton yang menyentuh


tanah harus diberi lantai dasar setebal 5 cm agar menjamin duduknya
tulangan dengan baik dan penyerapan air semen dengan tanah.

- Bila pengecoran harus berhenti sementara beton sudah menjadi keras


dan tidak berubah bentuk, harus dibersihkan dari lapisan air semen
(laitances) dan partikel-partikel yang terlepas sampai suatu kedalaman
yang cukup sampai tercapai beton yang padat.

Segera setelah pemberhentian pengecoran ini maka adukan yang lekat


pada tulangan dan cetakan harus dibersihkan.

* Pemadatan Beton

- Kontraktor harus bertanggung jawab untuk menyediakan peralatan


untuk mengangkut dan menuang beton dengan kekentalan
secukupnya agar didapat beton padat tanpa menggetarkan secara
berlebihan.

- Pelaksanaan penuangan dan penggetaran beton adalah sangat


penting.
Beton digetarkan dengan vibrator secukupnya dan dijaga agar tidak
berlebihan (overvibrate). Hasil beton yang berongga-rongga dan terjadi
pengantongan beton-beton tidak akan diterima.
- Penggetaran tidak boleh dengan maksud mengalirkan beton.

- Pada daerah pembesian yang penuh (padat) harus digetarkan dengan


penggetar frekwensi tinggi 0.2 cm, agar dijamin pengisian beton dan
pemadatan yang baik.

- Penggetaran beton harus dilaksanakan oleh tenaga kerja yang


mengerti dan terlatih.

* Slump (kekentalan beton).

Kekentalan beton untuk jenis konstruksi berdasarkan pengujian dengan


PBI-1971 adalah sebagai berikut :

- 19 -
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pelaksanaan
“SMK Negeri 1 Balikpapan “

Jenis Konstruksi Slump/Max (mm) (mm) Min

- Kaki dan Dinding Pondasi 125 50


- Pelat, balok dan dinding 150 75
- Kolom 150 75
- Pelat diatas tanah 125 50

Bila tidak digunakan alat penggetar dengan frekwensi getaran tinggi


harga tersebut di atas dapat dinaikkan sebesar 50%, tetapi dalam hal
apapun tidak boleh melebihi 150 mm.

* Penyambungan Beton dan Water Stop

a. Setiap penyambungan beton, permukaan harus dibersihkan/


dikasarkan dan diberi bahan bonding agent seperti : EMAGG atau
sejenis yang dapat menjamin kontinuitas adukan beton lama dengan
yang baru.

b. Tempat-tempat penyambungan pengecoran yang terletak di bawah


permukaan tanah atau tempat-tempat yang berhubungan dengan
genangan air hujan/air kotor harus diberi PVC water stop LWG (9")
dan dipasang sesuai dengan petunjuk pengawas/produsen.

* Construction Joint (Sambungan Beton)

- Rencana atau schedule pengecoran harus dipersiapkan untuk


penyelesaian satu struktur secara menyeluruh. Dalam schedule
tersebut Direksi akan memberikan persetujuan dimana letak
construction joints tersebut.

Dalam keadaan mendesak Direksi dapat merubah letak construction


joints.

- Permukaan construction joints harus bersih dan dibuat kasar dengan


mengupas seluruh permukaan sampai didapat permukaan beton,
sesudah 2 jam tapi kurang dari 4 jam sejak beton dituang.

- Bila pada sambungan beton/coran timbul retak atau bocor, perbaikan


dilakukan dengan CONCRESIVE SGB Process.

* Pengujian Kekuatan Beton

- 20 -
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pelaksanaan
“SMK Negeri 1 Balikpapan “

Selama masa pelaksanaan, mutu beton harus diperiksa secara kontinyu


3
dari hasil-hasil pemeriksaan benda uji. Paling sedikit setiap 5 m beton
harus dibuat 1 sample benda uji, atau untuk seluruh bangunan dibuat
minimal 20 sampai benda uji.

Benda uji harus diperiksa kekuatan tekannya di laboratorium yang


disetujui pengawas dan biaya ketentuan PBI-1989 dan SNI 03 – 2847 –
2002 harus dipenuhi.

Mutu beton yang disyaratkan K-250

* Pemeriksaan Lanjutan

Apabila hasil pemeriksaan tersebut di atas masih meragukan, maka


pemeriksaan lanjutan dilakukan dengan menggunakan concrete gun
atau kalau perlu dengan core drilling untuk meyakinkan penilaian
terhadap kualitas beton yang sudah ada sesuai dengan PBI-1989 dan
SNI 03 – 2847 – 2002.

Seluruh biaya pekerjaan pemeriksaan lanjutan ini sepenuhnya menjadi


tanggungan kontraktor.

V. PEKERJAAN BONDEK

STRUCTURAL DECKING / BONDEK

Plat lantai structural decking / bondek adalah lantai struktural yang terdiri dari
bahan bondek,beton Mutu K225 (ketebalan sesuai gambar pelaksanaan )dan
tulangan berupa wire mesh M4.
Bahan structural decking / bondek adalah berupa pelat baja structural
bergelombang dengan mutu tegangan tarik tinggi dan dilapisi Galbaniz,
persyaratan bahan harus mengikuti spesifikasi teknis sebagai berikut :

Bahan dasar : Baja High – Tensile


Tegangan leleh minimum : 5500 kg/cm2
Lapis pelindung : Hot Dip Galvanized
Tebal lapisan lindung : 275 gr/m2
Tebal baja dasar : 1.00 mm
Standar bahan : sesuai dengan ASTMA446 grade E,G 90 AS
1397 – 1984.
Tinggi gelombang : 54 mm
Lebar efektif : 600 mm

- 21 -
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pelaksanaan
“SMK Negeri 1 Balikpapan “

Produk : setara dengan Union Deck

BETON COR

Pengendalian pekerjaan dan mutu beton harus mengacu pada spesifikasi beton
yang ada pada buku RKS ini. Bahan menggunakan adukan beton siap pakai
(ready mixed concrete) atau dengan beton adukan di tempat dengan memakai
molen, kontrol mutu sesuai dengan spesifikasi ini

Agregat Beton

- Agregat beton berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan


batudengan Wet System Stone Crusher.
- Agregat beton harus sesuai dengan spesifikasi agregat beton menurut
ASTM-C 33.
- Ukuran terbesar agregat beton adalah 2,5 cm.
- Sistim penyimpanan harus sedemikian rupa agar memudahkan
pekerjaan danmenjaga agar tidak terjadi kontaminasi bahan yang tidak
diinginkan.
- Agregat harus bersih dari segala kotoran, tidak melebihi 5 %.

Agregat Halus

- Agregat halus dapat digunakan pasir alam yang berasal dari pasir lokal
- Pasir harus bersih dari bahan organis, zat-zat alkali & substansi-
substansi yang merusak beton.
- Pasir tidak boleh mengandung segala jenis substansi tersebut lebih
dari 5%.
- Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton.
- Pasir harus terdiri dari partikel-partikel yang tajam dan keras.
- Cara dan penyimpanan harus sedemikian rupa agar menjamin
kemudahan pelaksanaan pekerjaan dan menjaga agar tidak terjadi
kontaminasi yang tidak diinginkan.

PC (Portland Cement)

Semen yang dipakai harus dari mutu yang disyaratkan dalam PBI-1989
dan SNI 03 – 2847 – 2002.

Mutu beton yang disayaratkan adalah K250

Pengujian Kekuatan Beton

Selama masa pelaksanaan, mutu beton harus diperiksa secara kontinyu


dari hasil-hasil pemeriksaan benda uji. Paling sedikit setiap 5 m3 beton

- 22 -
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pelaksanaan
“SMK Negeri 1 Balikpapan “

harus dibuat 1 sample benda uji, atau untuk seluruh bangunan dibuat
minimal 20 sampai benda uji.

Benda uji harus diperiksa kekuatan tekannya di laboratorium yang


disetujui pengawas dan biaya ketentuan PBI-1989 dan SNI 03 – 2847 –
2002 harus dipenuhi.

TULANGAN WIRE MESH

Tulangan structural decking adalah dengan menggunakan baja wire mesh yang
spesifikasinya harus mengikuti kriteria sebagai berikut :

Diameter : 8 mm

Tegangan leleh Karakteristik : 5000 kg/cm2

Tegangan geser kampuh las : 2500 kg/cm2

Kemampuan tekuk : 0- 135

Bentuk permukaan kawat : ulir

Spasi / jarak antara : 150 mm x 150 mm

Produk : Union mesh,BRC

PELAKSANAAN BONDEK

Pada waktu pelaksanaan pekerjaan structural decking / bondek, yang perlu


diperhatikan adalah penyediaan bahan scafolding dan stud yang memadai
sehingga scafolding dan stud ( jarak pemasangan scafolding dan stud
max = 2 Meter ) dapat berfungsi dengan baik dan kuat untuk menahan sementara
bondek pada saat pemasangan wire mesh maupun pengecoran beton sehingga
tidak terjadi lendutan-lendutan sampai dengan umur beton yang telah ditentukan
dalam spesifikasi. Sedangkan untuk overlap harus minimum jarak 2 tekukan
bondek, dengan demikian hasil pelaksanaan pekerjaan ini dapat tercapai dengan
maksimal.

VI.CETAKAN BETON

1. Standard

Seluruh cetakan harus mengikuti persyaratan-persyaratan normalisasi


dibawah ini:

PBI - 1989
SNI 03 - 2847 - 2002

- 23 -
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pelaksanaan
“SMK Negeri 1 Balikpapan “

2. Bahan-bahan

- Bahan pelepas acuan (releasing agent) harus sepenuhnya digunakan


pada semua acuan untuk pekerjaan beton.

- Cetakan untuk beton cor ditempat biasa.

Bahan cetakan harus dibuat dari kayu lapis atau logam dengan diberi
penguat-penguat secukupnya sehingga keseluruhan form work dapat
berdiri stabil dan tidak terpengaruh oleh desakan-desakan beton pada
waktu pengecoran serta tidak terjadi perubahan bentuk, yang disetujui
oleh pengawas.

- Rencana (design) seluruh cetakan menjadi tanggung jawab kontraktor


sepenuhnya.

- Cetakan harus sesuai dengan bentuk, ukuran batas-batas bidang dari


hasil beton yang diinginkan oleh perencana dalam gambar-gambar.

- Cetakan harus sedemikian rupa menghasilkan muka beton yang rata.

Untuk itu dapat digunakan cetakan dari multiplex, plat besi atau papan
dengan permukaan yang halus dan rata.

- Sebelum beton dituang konstruksi cetakan harus diteliti untuk


memastikan bahwa benar dalam letak, kokoh, rapat, tidak terjadi
penurunan dan pengembangan pada saat beton dituang serta bersih dari
segala benda yang tidak diinginkan dan kotoran kotoran.
Permukaan cetakan harus diberi minyak yang biasa diperdagangkan
(form oil) untuk mencegah lekatnya beton pada cetakan.
Pelaksanaan agar berhati-hati jangan terjadi kontak dengan besi yang
dapat mengurangi daya lekat besi dan beton.
- Permukaan cetakan harus dibasahi dengan rata supaya tidak terjadi
penyerapan air beton yang baru dituang.

- Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari Direksi


atau jika umur beton telah melampaui waktu sebagai berikut :

* Bagian bawah sisi balok 28 hari


* Balok tanpa beban konstruksi 7 hari
* Balok dengan beban konstruksi 21 hari
* Pelat lantai/atap 21 hari
Dengan persetujuan Direksi cetakan beton dapat dibongkar lebih awal asal
benda uji yang kondisi perawatannya sama dengan beton sebenarnya telah
mencapai kekuatan 75% dari kekuatan pada umur 28 hari. Segala ijin yang
diberikan oleh Direktur sekali-kali tidak boleh menjadi bahan untuk

- 24 -
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pelaksanaan
“SMK Negeri 1 Balikpapan “

mengurangi/membebaskan tanggung jawab kontraktor dari adanya


kerusakan-kerusakan yang timbul akibat pembongkaran cetakan tersebut.

Pembongkaran cetakan beton tersebut harus dilaksanakan dengan hati-hati


sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan cacat pada pada permukaan
beton, tetap dihasilkan sudut-sudut yang tajam dan tidak pecah.

Bekas cetakan beton untuk bagian-bagian konstruksi yang terpendam dalam


tanah harus dicabut dan dibersihkan sebelum dilaksanakan pengurugan
tanah kembali.

3. Hasil Pengecoran & Finishing

Semua permukaan beton yang dihasilkan harus rapih, bersih dan tanpa
cacat, lurus dan tepat pada posisinya sesuai dengan gambar rencana.

Permukaan beton yang akan difinish dengan cat, tidak akan diplester lagi
tetapi langsung diberi plamur dan cat.

Pengecatan dapat dilaksanakan setelah pengawas memeriksa dan


menyatakan persetujuannya.

VI. PEKERJAAN WATER PROOFING

1. Lingkup Layanan

Yang termasuk pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-


bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya termasuk pengangkutannya
yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan yang
dinyatakan dalam gambar, memenuhi uraian syarat dibawah ini serta
memenuhi spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan. Bagian yang di
waterproofing adalah sesuai dengan gambar kerja.

2. Persyaratan Bahan

Persyaratan Standar Mutu Bahan Standar dari bahan dan prosedur yang
ditentukan oleh pabrik dan standar-standar lainnya seperti : NI.3 ASTM 828,
ASTME, TAPP I 803 dan 407, kontraktor tidak dibenarkan merubah
standar dengan cara apapun tanpa ijin dari Direksi dan Konsultan
Pengawas.

Bahan

Jenis bahan yang digunakan sesuai dengan lokasi, ditentukan sebagai


berikut:

- 25 -
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pelaksanaan
“SMK Negeri 1 Balikpapan “

Jenis waterproofing sistim membrane tebal 4 mm setara dengan produk


Asphaltoplast Betek atau bahan yang lain dengan persetujuan dahulu dari
Konsultan Perencana dan Direksi .

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

Persyaratan Umum

a. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kapada Direksi dan


Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan, lengkap dengan
ketentuan/persyaratan pabrik yang bersangkutan. Material yang tidak
disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.

b. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian maka bahan-


bahan pengganti harus yang disetujui Direksi/Konsultan Pengawas
berdasarkan contoh yang diajukan oleh Kontraktor.

c Sebelum pekerjaan ini dimulai permukaan bagian yang akan diberi


lapisan ini harus dibersihkan sampai keadaan yang dapat disetujui oleh
Direksi dan Konsultan Pengawas. Peil dan ukuran harus sesuai gambar.

d. Cara-cara pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan


ketentuan dari pabrik yang bersangkutan dan atas petunjuk Direksi dan
Konsultan Pengawas.

e. Bila ada perbedaan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan
lainnya, kontraktor harus segera melaporkan kepada Direksi dan
Konsultan Pengawas sebelum pekerjaan dimulai. Kontraktor tidak
dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat dalam hal ada
kelainan/perbedaan ditempat itu, sebelum kelainan tersebut
diselesaikan.

4. Cara-cara Pelaksanaan

Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli yang berpengalaman


(ahli dari pihak pemberi garansi pemasangan) dan terlebih dulu harus
mengajukan "metode pelaksanaan" sesuai dengan spesifikasi pabrik untuk
mendapat persetujuan dari Direksi dan Konsultan Pengawas.
Waterproofing dilaksanakan untuk daerah basah /lantai kamar mandi dan
pelapis beton yang ditunjukan pada gambar.

5. Pengujian Mutu Pekerjaan

Kontraktor diwajibkan untuk melakukan percobaan-percobaan/pengetasan


terhadap ahli pekerjaan atas biaya sendiri, seperti dengan cara memberi
siraman diatas permukaan yang telah diberi lapisan kedap air.

- 26 -
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pelaksanaan
“SMK Negeri 1 Balikpapan “

Kalau terdapat kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik


atau pemakai pada waktu pekerjaan ini dilakukan/dilaksanakan ámaka
kontraktor harus memperbaiki/mengganti sampai dinyatakan dapat diterima
oleh Direksi dan Konsultan Pengawas.

Pada waktu penyerahan, maka kontraktor harus memberikan jaminan atas


semua pekerjaan perlindungan terhadap kemungkinan bocor, pecah dan
cacat lainnya, akibat kegagalan dari bahan maupun hasil pekerjaan yang
berlaku, selama 10 (sepuluh) tahun termasuk mengganti dan memperbaiki
semua jenis kerusakan yang terjadi.

6. Syarat Pengaman Pekerjaan

Kontraktor wajib mengadakan perlindungan terhadap pemasangan yang


telah dilakukan, terhadap kemungkinan penggeseran, lecet permukaan
atau kerusakan lainnya.

Kalau terdapat kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik


atau pemakai pada waktu pekerjaan ini dilakukan/dilaksanakan maka
kontraktor harus memperbaiki/ mengganti sampai dinyatakan dapat diterima
oleh Direksi dan Konsultan Pengawas.
Biaya yang timbul untuk pekerjaan perbaikan ini adalah tanggung jawab
kontraktor.

- 27 -

You might also like