You are on page 1of 97

ANALISIS MANAJEMEN LABA

SEBELUM DAN SESUDAH PERISTIWA RIGHT


ISSUE PADA PERUSAHAAN MEMPUBLIK
DI BURSA EFEK INDONESIA
(PERIODE 2001-2007)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar


Sarjana (S1) Jurusan Akuntansi Program Studi Akuntansi
pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi AMM (STIE AMM) Mataram

Diajukan oleh:

FAOZAN EL MUFID
NPM: 06.0033.SA

JENJANG PENDIDIKAN PROGRAM SARJANA (S1)


JURUSAN AKUNTANSI PROGRAM STUDI AKUNTANSI
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI AMM
2

MATARAM
2010
PERSETUJUAN SKRIPSI

ANALISIS MANAJEMEN LABA


SEBELUM DAN SESUDAH PERISTIWA RIGHT
ISSUE PADA PERUSAHAAN MEMPUBLIK
DI BURSA EFEK INDONESIA
(PERIODE 2001-2007)

Diajukan oleh:

FAOZAN EL MUFID
NPM: 06.0033.SA

Mataram, 03 Agustus 2010 Mataram, 29 Juli 2010

Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,

Drs. Irianto, M.M. Erna Widiastuty, S.E., M.Si.


NIP: 19580113.199003.1.001 NIP: 19771206.200801.2.012
PENGESAHAN SKRIPSI

ANALISIS MANAJEMEN LABA


SEBELUM DAN SESUDAH PERISTIWA RIGHT
ISSUE PADA PERUSAHAAN MEMPUBLIK
DI BURSA EFEK INDONESIA
(PERIODE 2001-2007)

Disusun oleh:

NAMA : FAOZAN EL MUFID


NPM : 06.0033.SA

Telah Dipertahankan
Di depan Dewan Penguji
Pada tanggal 19 Agustus 2010

Ketua Penguji,

I Made Suardana, S.E., M.M.


NIP: 19630902.198903.1.002

Anggota, Anggota,

Drs. Irianto, M.M. Erna Widiastuty, S.E., M.Si.


NIP: 19580113.199003.1.001 NIP: 19771206.200801.2.012

Mengetahui:
Ketua STIE AMM,

H. Umar Said, S.H., M.M.


NIK: 610005472
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui praktik manajemen laba sebelum


dan sesudah peristiwa right issue pada perusahaan mempublik di Bursa Efek
Indonesia periode 2001-2007. Teknik pengambilan sampel dengan purposive
sampling. Sampel sebanyak 36 perusahaan. Data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah data sekunder. Analisis data menggunakan model Jones yang
dimodifikasi. Manajemen laba diproksi dengan discretionary accruals. Pengujian
hipotesis menggunakan t-test: paired two samples for means.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa discretionary accruals sebelum


peristiwa right issue tidak lebih besar dari pada discretionary accruals sesudah
peristiwa right issue. Hal ini berlawanan dengan teori dan penelitian terdahulu.
Adanya krisis ekonomi global memungkinkan hasil yang tidak diharapkan
tersebut. Dengan adanya krisis ekonomi global, perusahaan berusaha untuk tidak
melakukan manajemen laba dengan melakukan penaikan laba yang akan
mengakibatkan kinerja perusahaan menurun relatif tinggi di waktu yang akan
datang.

Kata kunci: manajemen laba (earnings management), discretionary accruals,


right issue

5
ABSTRACT

This research is aimed to find out the activity of earnings management


before right issue and after right issue at go public companies in Indonesia Stock
Exchange between the years of 2001-2007. This research uses purposive
sampling technique and is achieved 36 samples. Data applied in this research is
secondary data. Data analysis used is modified-Jones model. Earnings
management is proxy by discretionary accruals. The hypothesis is tested by t-test:
paired two samples for means.

The result of this research shows that discretionary accruals before right
issue is not greater than the discretionary accruals after right issue. This is
against theory and previous research. The global economics crisis may cause that
unexpected result. The global economics crisis makes firms try not to manage
earnings by maximizing earnings which cause the decreasing of performance
drastically in the long-term.

Keywords: earnings management, discretionary accruals, right issue


PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara
tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Mataram, 19 Agustus 2010

FAOZAN EL MUFID
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas


segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Analisis Manajemen Laba Sebelum dan Sesudah Peristiwa
Right Issue pada Perusahaan Mempublik di Bursa Efek Indonesia (Periode
2001-2007)”. Tak lupa shalawat dan salam penulis panjatkan kepada junjungan
kita Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabatnya dan umatnya
sampai akhir jaman.

Manajemen laba merupakan tindakan yang dilakukan oleh pihak manajemen


untuk memanipulasi laba dengan mengakui pendapatan dan biaya berdasarkan
prinsip akuntansi yang berlaku umum. Perusahaan yang melakukan manajemen
laba terkadang dikatakan sebagai perusahaan yang telah melakukan kecurangan
(fraud), meskipun begitu, ada kalanya manajemen laba merupakan pemanfaatan
kebijakan akuntansi yang diperbolehkan oleh peraturan yang ada, jadi tidak
selamanya berupa kecurangan (fraud). Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk
mengetahui indikasi manajemen laba di seputar peristiwa right issue pada
perusahaan mempublik di Bursa Efek Indonesia. Penulis berharap bahwa
penyusunan skripsi ini dapat memberikan manfaat dan ilmu kepada pembaca.
Amin.

Penyusunan skripsi ini telah melibatkan banyak orang dalam


penyelesaiannya. Penulis banyak mendapat bantuan, motivasi, saran, dukungan
bahkan kritik dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1. Bapak H. Umar Said, S.H., M.M. selaku Ketua STIE AMM Mataram,
2. Bapak Drs. Irianto, M.M. selaku dosen pembimbing utama yang telah banyak
meluangkan waktu untuk membantu membimbing, mengarahkan, memberi
masukan dan mengoreksi penulisan dalam penyusunan skripsi ini,
3. Ibu Erna Widiastuty, S.E., M.Si. selaku pembimbing pendamping yang telah
banyak meluangkan waktu untuk membantu membimbing, mengarahkan,
memberi masukan dan mengoreksi penulisan dalam penyusunan skripsi ini,
4. Bapak I Made Suardana, S.E., M.M. selaku dosen wali sekaligus pembahas
utama, yang telah banyak memberikan saran dan kritik guna penyempurnaan
penyusunan skripsi ini,
5. Ibu Hj. Indah Ariffianti, S.E., M.M. yang telah meminjamkan Indonesian
Capital Market Directory guna kelancaran penyusunan skripsi ini,
6. Ibu Ida Ayu Nursanty, S.E., Ak., M.Si. yang telah memberikan bantuan dan
masukan guna kelancaran penyusunan skripsi ini,
7. Bapak Zulkarnaen, S.E. yang telah memperkenalkan analisis data dengan
menggunakan Microsoft Excel,
8. Bapak Drs. Irfan Nursasmito, M.Si., Ak. yang telah memberikan semangat,
masukan dan diskusi guna kelancaran penyusunan skripsi ini,
9. Dechow, Edilson and Schipper, for the journal that I cannot download from
internet, it was a big help for me to understand earnings management more,
10. Varda Yaari, for all the discussions and suggestions for the arrangement of
this research,
11. Seluruh staf STIE AMM Mataram yang telah membantu guna kelancaran
penyusunan skripsi ini,
12. Bapak dan Ibu dosen STIE AMM Mataram yang telah dengan sabar
membimbing dan mentransformasikan ilmunya kepada penulis,
13. Kedua orang tua penulis, Bapak Suhadi dan Ibu Siti Muntamah yang selalu
membantu, mendoakan, mendorong dan mendukung penulis untuk terus
menuntut ilmu,
14. Kakak dan adik penulis, Uma (dan Uda) dan Muna (dan Wal), yang selalu
mendoakan, mendorong dan mendukung penulis untuk terus semangat dalam
menyelesaikan skripsi ini,
15. Keponakan-keponakan penulis, Yayan, Ega, Farel, dan Tandez, yang
mendorong penulis untuk tetap bersemangat untuk menyelesaikan skripsi ini
secepatnya,
16. My lovely madilto, without you, I will never be able to finish this research,
thanks for all the beautiful time you share with me,
17. Mbak Janah, yang selalu dengan setia menerima titipan skripsi untuk
diserahkan kepada dosen pembimbing,
18. Si kembar (Eli dan Mala), Uni, Ramli dan Teri, yang selalu menyemangati
penulis dengan jalinan pertemanan yang indah,
19. Kru Besok (Eli, Teri, Wir, Dani, Agus, Oki, Ira, Indah, Ayu, Komang, Anom,
Syifa, Sukma), yang terus memberi semangat,
20. Idayani, Hasanati, Ratih dan Maskur, yang terus memberikan semangat,
masukan dan doa guna kelancaran penyusunan skripsi ini,
21. Teman-teman satu angkatan yang saling menyemangati dalam penulisan
skripsi, tanpa kalian skripsi ini akan lebih lama lagi selesai,
22. Untuk pria-pria perkasa yang selalu menemani hari-hari penulis, kalian selalu
mengganggu konsentrasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, tapi kalian
juga yang selalu menjadi penyemangat penulis untuk bisa menyelesaikan
skripsi ini, you are ones I hate the most, but in the same time, you are ones I
love dearly,
23. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini yang tidak bisa
penulis sebutkan satu per satu. Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya kepada kita semua.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak


terdapat kesalahan, sehingga segala saran dan kritik yang membangun dengan
senang hati akan penulis terima sebagai masukan guna penyempurnaan
penyusunan skripsi ini lebih lanjut.
Mataram, 19 Agustus 2010

Penulis
DAFTAR ISI

Hal.

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i


HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
iii
ABSTRAK
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
iv
ABSTRACT
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
v
PERNYATAAN
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
vi
KATA PENGANTAR
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
vii
DAFTAR ISI
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
ix
DAFTAR TABEL
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
xiii
PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG ............................................................. 1
1.2 PERUMUSAN MASALAH .................................................... 5
1.3 TUJUAN PENELITIAN .......................................................... 5
1.4 MANFAAT PENELITIAN ...................................................... 5
TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 6
2.1 HASIL PENELITIAN TERDAHULU .................................... 6
2.2 LANDASAN TEORI ............................................................... 8
2.2.1 DEFINISI EARNINGS MANAGEMENT
.........................................................................................
.........................................................................................
8
2.2.2 METODE UNTUK MENGATUR LABA
.........................................................................................
.........................................................................................
10
2.2.3 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
EARNINGS MANAGEMENT
.........................................................................................
.........................................................................................
11
2.2.4 POLA-POLA DALAM MELAKUKAN EARNINGS
MANAGEMENT
.........................................................................................
.........................................................................................
12
2.2.5 SEASONED EQUITY OFFERINGS (SEO)
.........................................................................................
.........................................................................................
14
2.3 KERANGKA KONSEPTUAL ................................................ 17
2.4 HIPOTESIS .............................................................................. 17
METODE PENELITIAN ................................................................................ 20
3.1 JENIS PENELITIAN ............................................................... 20
3.2 POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN ............................ 20
3.3 TEKNIK DAN ALAT PENGUMPULAN DATA .................. 22
3.4 JENIS DAN SUMBER DATA ................................................ 23
3.4.1 JENIS DATA
.........................................................................................
.........................................................................................
23
3.4.2 SUMBER DATA
.........................................................................................
.........................................................................................
24
3.5 VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL
VARIABEL .............................................................................. 24
3.5.1 VARIABEL PENELITIAN
.........................................................................................
.........................................................................................
24
3.5.2 DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL
.........................................................................................
.........................................................................................
25
3.6 PROSEDUR ANALISIS DATA ............................................. 27
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................... 32
4.1 HASIL PENELITIAN .............................................................. 32
4.1.1 STATISTIK DESKRIPTIF
.........................................................................................
.........................................................................................
32
4.1.2 HASIL PENGUJIAN HIPOTESIS
.........................................................................................
.........................................................................................
37
4.2 PEMBAHASAN ...................................................................... 40
SIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 47
5.1 SIMPULAN ............................................................................. 47
5.2 SARAN .................................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
50
LAMPIRAN .................................................................................................... 54
DAFTAR TABEL

Hal.

Tabel 3.1 Perhitungan Sampel


..........................................................................................................
..........................................................................................................
22

Tabel 4.1 Hasil regresi linier berganda antara discretionary accruals


(sebagai variabel dependen), total accruals, dan non-
discretionary accruals (sebagai variabel independen)
..........................................................................................................
..........................................................................................................
32

Tabel 4.2 Hasil statistik deskriptif dari discretionary accruals selama


periode amatan
..........................................................................................................
..........................................................................................................
33

Tabel 4.3 Hasil statistik deskriptif dari discretionary accruals sebelum


peristiwa right issue
..........................................................................................................
..........................................................................................................
34

Tabel 4.4 Hasil statistik deskriptif dari discretionary accruals pada saat
peristiwa right issue
..........................................................................................................
..........................................................................................................
35

Tabel 4.5 Hasil statistik deskriptif dari discretionary accruals setelah


peristiwa right issue
..........................................................................................................
..........................................................................................................
36

Tabel 4.6 Hasil t-test: paired two samples for means antara discretionary
accruals sebelum right issue dengan discretionary accruals
sesudah right issue dengan derajat keyakinan 95%
..........................................................................................................
..........................................................................................................
37
Tabel 4.7 Hasil t-test: paired two samples for means antara discretionary
accruals sebelum right issue dengan discretionary accruals pada
saat right issue dengan derajat keyakinan 95%
..........................................................................................................
..........................................................................................................
38

Tabel 4.8 Hasil t-test: paired two samples for means antara discretionary
accruals pada saat right issue dengan discretionary accruals
sesudah right issue dengan derajat keyakinan 95%
..........................................................................................................
..........................................................................................................
39

Tabel 4.8 Hasil t-test: paired two samples for means antara discretionary
accruals pada saat right issue dengan discretionary accruals
sesudah right issue dengan derajat keyakinan 95%
DAFTAR GAMBAR

Hal.

Gambar 2.1 Kerangka konseptual


.....................................................................................................
.....................................................................................................
17
Gambar 2.1 Kerangka konseptual
DAFTAR LAMPIRAN

Hal.

Lampiran 1: Daftar perusahaan sampel


.....................................................................................................
.....................................................................................................
55

Lampiran 2: Data beberapa rekening akrual perusahaan sampel pada


periode amatan dalam ribuan Rupiah
.....................................................................................................
.....................................................................................................
56

Lampiran 3: Perhitungan discretionary accruals


.....................................................................................................
.....................................................................................................
68

Lampiran 4: Data discretionary accruals sebelum right issue, pada saat


right issue dan sesudah right issue.
.....................................................................................................
.....................................................................................................
76

Lampiran 5: Regresi linier berganda antara discretionary accruals (sebagai


variabel dependen) dengan total accruals dan non-
discretionary accruals (sebagai variabel independen)
.....................................................................................................
.....................................................................................................
77

Lampiran 5: Regresi linier berganda antara discretionary accruals (sebagai


variabel dependen) dengan total accruals dan non-discretionary
accruals (sebagai variabel independen)
BAB I

PENDAHULUAN

1.

1.1 LATAR BELAKANG

Dalam menjalankan usahanya, perusahaan memerlukan modal, terutama

untuk keperluan operasional rutinnya. Untuk memperoleh modal tersebut,

perusahaan dapat menerbitkan saham dan menjual kepada publik melalui

penjualan saham kepada masyarakat. Yaitu dengan penawaran perdana (initial

public offering), atau penawaran kedua, ketiga dan seterusnya (seasoned equity

offering), atau right issue. Salah satu cara untuk mendapatkan modal tersebut

adalah dengan menjual saham perusahaan kepada pemegang saham lama (right

issue). Right issue juga disebut sebagai penawaran saham terbatas.

Right issue merupakan hak bagi pemegang saham lama untuk bisa memesan

terlebih dahulu saham yang dikeluarkan oleh perusahaan. Sehingga, right issue

sering digunakan oleh perusahaan untuk mendapatkan modal tambahan. Pihak

perusahaan mengeluarkan hak tersebut kepada para pemegang saham lama

(pemegang saham saat ini). Hak yang diberikan oleh perusahaan kepada para

pemegang saham lama tersebut akan memberikan kebebasan kepada pemegang

saham lama untuk menambah saham yang sudah mereka tanam di perusahaan

tersebut. Perusahaan bahkan bisa saja memberikan potongan harga terhadap harga

1
saham yang berlaku saat ini jika pemegang saham tersebut membeli saham

mereka (Greenblatt, 2008).

Dengan adanya hak (dan bukan kewajiban) kepada pemegang saham untuk

membeli saham perusahaan dengan harga diskon, perusahaan dapat memperoleh

tambahan modal yang dibutuhkan sekaligus memberi peluang yang sama kepada

semua pemegang saham untuk membeli saham baru yang diterbitkan. Jika

pemegang saham sekarang ikut serta dalam menggunakan hak belinya atas

tambahan saham yang ditawarkan oleh perusahaan dalam penawaran terbatas

tersebut, kepentingan mereka tidak akan terganggu dengan adanya penjualan

saham baru dengan harga yang lebih rendah. Namun, jika pemegang saham tidak

mau membeli saham tambahan, mereka dapat menjual hak mereka kepada pasar

dengan harga yang murah (Greenblatt, 2008).

Dengan penawaran harga yang murah oleh perusahaan kepada pemegang

saham lama, diharapkan perusahaan akan mendapatkan tambahan dana relatif

cepat. Untuk itu, kinerja perusahaan haruslah terlihat bagus agar pemegang saham

lama tersebut mau melakukan right issue. Terkadang, agar kinerja perusahaan

terlihat bagus, pihak manajemen berusaha untuk mengatur laba perusahaan, yaitu

dengan menaikkan/menurunkan laba perusahaan, atau meratakan laba perusahaan.

Cara-cara yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengatur laba tersebut disebut

dengan manajemen laba. Ada beberapa cara yang bisa digunakan oleh manajemen

dalam manajemen laba, di antaranya adalah pemilihan metode akuntansi atau

melakukan kebijakan akrual (Astuti, 2005).

Discretionary accruals merupakan kebijakan yang paling sering dilakukan

dalam manajemen laba, yaitu dengan mengendalikan transaksi akrual sehingga


laba terlihat tinggi. Transaksi tersebut tidak mempengaruhi aliran kas, melainkan

hanya akan mempengaruhi kualitas laba suatu perusahaan. Transaksi akrual dalam

perusahaan bisa terjadi secara normal, atau karena manajemen ingin mengatur

laba. Transaksi akrual yang terjadi secara normal berdasarkan kinerja dari

perusahaan dan strategi bisnis yang dilakukan perusahaan, konvensi industri,

kejadian-kejadian makro atau karena faktor-faktor ekonomi lainnya disebut non-

discretionary accruals. Sedangkan transaksi akrual yang terjadi karena

manajemen ingin mengatur laba disebut discretionary accruals (Ronen dan Yaari,

2008).

Sejumlah studi tentang analisis manajemen laba sering memfokuskan pada

penggunaan discretionary accruals oleh manajer dalam mengatur laba, misalnya

Jones (1991), Chtourou (2001), Rao dan Dandale (2005), Rajgopal, et al. (2007).

Beberapa penelitian tersebut membutuhkan sebuah model untuk memperkirakan

komponen-komponen discretionary dari laba yang dilaporkan. Beberapa model

yang ada berkisar antara model-model yang sederhana yang mengukur

discretionary accruals sebagai total accruals, sampai kepada model-model yang

lebih kompleks dengan memisahkan total accruals menjadi discretionary dan

non-discretionary accruals (Dechow, et al, 1995).

Beberapa penelitian yang sudah pernah dilakukan di Indonesia mengenai

manajemen laba (earnings management) sebagian besar juga menggunakan

discretionary accruals, misalnya Halim, et al. (2005), Rahmawati, et al (2006),

Fitriasari (2007), Achmad, et al. (2007). Penelitian tersebut menghasilkan bukti

empiris bahwa sebagian besar perusahaan yang mempublik di Bursa Efek

Indonesia melakukan manajemen laba, dengan berbagai motivasi dan metode


yang digunakan dalam mengatur laba. Penelitian-penelitian tersebut, mendorong

penulis untuk melakukan penelitian terkait dengan manajemen laba, yaitu dengan

menganalisis manajemen laba sebelum dan sesudah right issue pada perusahaan

mempublik, dan mencari bukti empiris adanya indikasi manajemen laba, yang

dalam hal ini diproksi dengan discretionary accruals. Meskipun terdapat

penelitian sebelumnya yang meneliti tentang manajemen laba seputar right issue,

seperti yang dilakukan Astuti (2005), tetapi alat analisis yang digunakan berbeda

dengan penelitian penulis. Selain itu, penulis mengambil periode amatan dengan

jangkauan yang lebih luas, yaitu dari tahun 1999-2009. Hal ini mengingat periode

right issue yang penulis ambil adalah dari tahun 2001 sampai tahun 2007,

sehingga penulis mengambil periode amatan dua tahun sebelum tahun 2001

sampai dua tahun sesudah tahun 2007. Selama periode tersebut terdapat kejadian

krisis ekonomi global, sehingga hasil yang diperoleh dapat digunakan untuk

mengetahui apakah perusahaan melakukan manajemen laba pada tahun amatan

tersebut. Dengan demikian, diharapkan hasil dari penelitian ini tidak bias, karena

selama periode krisis, ada kemungkinan manajer perusahaan melakukan

manajemen laba untuk dapat menghasilkan kinerja yang memuaskan bagi pihak-

pihak yang berkepentingan, terutama untuk dirinya sendiri.

Dari latar belakang yang sudah penulis paparkan di atas, mendorong penulis

untuk melakukan penelitian tentang manajemen laba di seputar right issue.

Adapun judul yang penulis ambil dalam penelitian ini adalah “Analisis

Manajemen Laba Sebelum dan Sesudah Peristiwa Right Issue pada

Perusahaan Mempublik di Bursa Efek Indonesia (Periode 2001-2007)”.

1.2 PERUMUSAN MASALAH


Dari latar belakang yang sudah penulis paparkan di atas, penulis mengambil

pokok permasalahan sebagai berikut:

“Bagaimanakah indikasi praktik manajemen laba sebelum dan sesudah right issue

pada perusahaan mempublik di Bursa Efek Indonesia periode 2001-2007?”

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

“Untuk mendapatkan bukti secara empiris tentang bagaimana indikasi adanya

praktik manajemen laba sebelum dan sesudah right issue pada perusahaan

mempublik di Bursa Efek Indonesia periode 2001-2007.”

1.4 MANFAAT PENELITIAN

1. Secara akademis, merupakan salah satu syarat untuk mencapai kebulatan

studi strata satu (S1) pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi AMM Mataram.

2. Secara teoritis, diharapkan penelitian ini mampu membantu mahasiswa untuk

mengetahui tentang manajemen laba, dan mahasiswa bisa membedakan antara

kecurangan (fraud) yang berupa manipulasi data akuntansi, dengan

manajemen laba, yang lebih cenderung untuk memanfaatkan kebijakan

akuntansi yang diperbolehkan oleh PSAK.

3. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan bisa dijadikan sumber oleh

masyarakat yang tertarik menggeluti pasar saham, sehingga mereka bisa

mengetahui bahwa data laporan keuangan perusahaan yang mempublik tidak

selamanya menampilkan kondisi perusahaan yang sebenarnya.

1.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.

1.1 HASIL PENELITIAN TERDAHULU

Astuti (2005), tujuan penelitiannya adalah untuk menganalisis faktor-faktor

yang mempengaruhi manajemen perusahaan untuk melakukan earnings

management di seputar right issue, dan meneliti apakah terdapat perbedaan

discretionary accrual (DA) sebelum dan sesudah right issue. Yaitu apakah

discretionary accrual (DA) sebelum right issue memiliki kecenderungan lebih

tinggi jika dibandingkan dengan sesudah right issue. Beberapa faktor yang

mempengaruhi motivasi manajemen dalam melakukan earnings management

yang digunakan dalam penelitian ini adalah struktur kepemilikan, yang terdiri dari

kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, leverage dan size; dalam

penelitian ini size digunakan sebagai variabel kontrol dan earnings management

diproksi dengan discretionary accruals. Uji-t berpasangan digunakan untuk

meneliti perbedaan discretionary accruals sebelum dan sesudah right issue.

Hasilnya menunjukkan bahwa leverage berpengaruh terhadap earnings

management secara positif dan signifikan. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi

leverage, maka semakin besar motivasi manajemen dalam melakukan earnings

management. Sebagai tambahan, hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa

terdapat perbedaan antara discretionary accruals sebelum dan sesudah right issue,

yaitu discretionary accruals sebelum right issue memiliki kecenderungan relatif


lebih tinggi dibandingkan dengan sesudah right issue. Adapun keterbatasan dalam

penelitian ini yaitu sampel yang digunakan sangat sedikit. Keterbatasan lain dalam

penelitian ini adalah periode amatan yang digunakan dalam penelitian ini

melewati periode pada masa krisis, sehingga dapat mengakibatkan hasil yang

kemungkinan besar adalah bias.

Sukartha (2007), tujuan penelitiannya adalah (1) untuk menguji apakah

manajemen perusahaan target akuisisi melakukan earnings management dengan

meningkatkan jumlah laba yang dilaporkan pada publikasi terakhir sebelum

pengumuman akuisisi, (2) untuk menguji apakah earnings management yang

dilakukan oleh perusahaan target akuisisi menguntungkan para pemegang saham,

dan (3) untuk menguji apakah kepemilikan manajerial mempengaruhi earnings

management dan kesejahteraan pemegang saham perusahaan target akuisisi.

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kesejahteraan pemegang saham

perusahaan target akuisisi yang diproksi dengan Cumulative Abnormal Return

(CAR) dan dihitung dengan menggunakan Market Model. Sedangkan variabel

bebas adalah earnings management dihitung dengan Modified Jones Model, dan

variabel kepemilikan manajerial dihitung dengan persentase kepemilikan

manajerial pada saham perusahaan target akuisisi. Hipotesis penelitian diuji

dengan t-test dan ordinary least square regression test. Hasil dari penelitian ini

adalah (1) perusahaan target akuisisi melakukan earnings management dengan

menaikkan discretionary accruals untuk publikasi terakhir sebelum pengumuman

akuisisi, (2) efek positif dari earnings management pada kesejahteraan pemegang

saham perusahaan target akuisisi pada publikasi terakhir sebelum akuisisi lebih

besar dan lebih signifikan secara statistik dibandingkan dengan sebelum periode
tersebut, dan (3) kepemilikan manajerial memiliki efek positif dan secara statistik

signifikan pada kesejahteraan pemegang saham perusahaan target akuisisi selama

publikasi terakhir sebelum akuisisi. Saran untuk penelitian berikutnya adalah

dengan menambahkan variabel independen, seperti bidder dengan kas atau

dengan saham, atau bidder asing atau domestik.

Usadha dan Yasa (2008), tujuan penelitiannya adalah untuk memperoleh

bukti empiris apakah perusahaan pengakuisisi melakukan earnings management

sebelum pelaksanaan merger dan akuisisi. Analisis dilakukan dengan melakukan

uji-t dua sampel berpasangan. Hasilnya adalah terdapat indikasi earnings

management yang dilakukan oleh perusahaan pengakuisisi sebelum merger dan

akuisisi dengan cara memanfaatkan income increasing accruals. Penelitian ini

juga membuktikan adanya penurunan kinerja keuangan perusahaan setelah

merger dan akuisisi dilakukan. Untuk hasil yang lebih representative penelitian

ini menyarankan untuk memperpanjang periode penelitian dan menggunakan

metode stratified sampling, karena memiliki tingkat generalisasi yang lebih tinggi

daripada penggunaan metode purposive sampling.

1.2 LANDASAN TEORI

1.2.1 DEFINISI EARNINGS MANAGEMENT

Terdapat beberapa klasifikasi dari definisi earnings management, yaitu

definisi earnings management secara putih, abu-abu atau hitam. Manfaat (putih)

earnings management adalah meningkatkan transparansi dari laporan; jahat

(hitam) melibatkan hasil penyajian yang keliru dan penipuan (fraud); abu-abu

berarti memanipulasi laporan dalam batasan standar yang jelas, yang dapat berupa

oportunis atau peningkatan efisiensi (Ronen dan Yaari, 2008).


Ronen dan Yaari (2008: 25) menyatakan bahwa:

Earnings management (white) is taking advantage of the flexibility in


the choice of accounting treatment to signal the manager’s private
information on future cash flows. Earnings management (gray) is choosing
an accounting treatment that is either opportunistic (maximizing the utility
of management only) or economically efficient. Earnings management
(black) is the practice of using tricks to misrepresent or reduce
transparency of the financial reports.

Menurut Schipper (1989: 92), earnings management diartikan sebagai:

By "earnings management" I really mean "disclosure management" in


the sense of a purposeful intervention in the external financial reporting
process, with the intent of obtaining some private gain (as opposed to, say,
merely facilitating the neutral operation of the process). This definition
limits the discussion, in that it includes only the external reporting function
and not, for example, managerial accounting reports or activities (such as
lobbying the Financial Accounting Standards Board) designed to influence
or change Generally Accepted Accounting Principles.

Sedangkan Scott (2003: 369) menyebutkan bahwa earnings management is

the choice by a manager of accounting policies so as to achieve some specific

objective.

Dari beberapa definisi di atas, terdapat beberapa kesamaan yang digunakan

dalam mendefinisikan earnings management. Schipper lebih cenderung untuk

menyebut campur tangan pihak manajemen dalam menyusun laporan keuangan

untuk memperoleh keuntungan pribadi, seperti pengertian Ronen dan Yaari

tentang earnings management secara abu-abu. Sedangkan Scott lebih cenderung

menyebutkan adanya kebijakan akuntansi yang digunakan oleh pihak manajemen

untuk memperoleh tujuan tertentu, seperti halnya Ronen dan Yaari yang

mendefinisikan earnings management secara putih.

Jadi earnings management merupakan kebijakan pihak manajemen dalam

menetapkan pilihan metode akuntansi yang digunakan dalam menyusun laporan

keuangan, sehingga laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan apa yang
diharapkan oleh pihak manajemen. Menurut penulis, selama apa yang diharapkan

dan dilakukan oleh pihak manajemen masih dalam batas-batas yang

diperbolehkan dalam aturan prinsip akuntansi berlaku umum, maka earnings

management masih bisa ditolerir, sedangkan jika dalam melakukan earnings

management, pihak manajemen melakukan manipulasi data sehingga data terlihat

lebih baik (atau lebih jelek), maka apa yang dilakukan pihak manajemen tersebut

merupakan suatu fraud.

1.2.2 METODE UNTUK MENGATUR LABA

Menurut Ronen dan Yaari (2008), manajemen dapat mengatur laba dengan

cara sebagai berikut:

1. Memilih perlakuan akuntansi yang diterima oleh GAAP, atau PABU, seperti

memilih antara metode penilaian persediaan LIFO atau FIFO, atau kebijakan

pengakuan pendapatan.

2. Memutuskan waktu untuk mengadopsi standar baru, memutuskan apakah

menulis efek transisi dari standar baru pada laporan laba rugi atau sebagai

penyesuaian terhadap modal sendiri dari pemegang saham yang ada di neraca,

dan memutuskan untuk tidak mengimplementasikan standar baru pada dasar-

dasar yang tidak material.

3. Penilaian akan adanya estimasi-estimasi, seperti penyusutan, penyisihan untuk

piutang tak tertagih, revaluasi aset, akuntansi pensiun, dan penghapusan aset.

4. Mempercepat atau menunda pengakuan pendapatan dan biaya, seperti

mempercepat atau menunda penjualan aset untuk memperoleh smooth

earnings dan memutuskan apakah akan mengkapitalisasikan biaya.


1.1.1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EARNINGS

MANAGEMENT

Watts dan Zimmerman (1990) menyebutkan bahwa tiga hipotesis yang

paling umum digunakan dalam studi tentang earnings management adalah the

bonus plan hypothesis, the debt/equity hypothesis, dan the political cost

hypothesis.

The bonus plan hypothesis adalah bagaimana manajer perusahaan dengan

rencana bonus yang akan diberikan pemilik cenderung untuk menggunakan

metode akuntansi yang dapat meningkatkan laba pada laporan laba rugi periode

berjalan. Beberapa penelitian membuktikan bahwa terdapat konsistensi bagi

manajer untuk memanipulasi laba bersih dalam hubungannya dengan bonus yang

akan mereka terima, seperti penelitian yang dilakukan Healy dan Wahlen (1999),

Galai, et al. (2003), Halim (2005), dan Achmad, et al. (2007). Bonus yang tinggi

akan cenderung mengakibatkan mereka berusaha meningkatkan laba bersih

periode berjalan, sedangkan bonus yang rendah cenderung akan mengakibatkan

mereka berusaha menurunkan laba bersih perusahaan pada periode berjalan.

The debt/equity hypothesis memprediksi bahwa semakin tinggi rasio hutang

terhadap modal sendiri, semakin besar kemungkinan manajer perusahaan

menggunakan metode akuntansi yang dapat meningkatkan laba. Semakin tinggi

rasio hutang terhadap modal sendiri, maka akan semakin dekat perusahaan kepada

batasan perjanjian hutang. Semakin dekat batas perjanjian hutang, semakin besar

kemungkinan adanya pelanggaran perjanjian dan meningkatkan biaya technical

default. Manajer cenderung akan memilih metode akuntansi untuk meningkatkan


laba sehingga dapat mengendorkan batasan hutang dan mengurangi biaya

technical default.

The political cost hypothesis memprediksi bahwa perusahaan besar

cenderung untuk menggunakan metode akuntansi yang dapat menurunkan laba.

Size diproksi sebagai variabel dalam perhatian politik. Pada dasarnya, hipotesis ini

mengasumsikan bahwa informasi itu sangat berharga, terutama tentang

keuntungan akuntansi apakah menunjukkan keuntungan secara monopoli dan

“kontrak” dengan yang lain dalam proses politik untuk menetapkan hukum dan

peraturan yang akan meningkatkan kesejahteraan mereka. Proses politik tidak

berbeda dengan proses pasar dalam hal penghormatan itu. Dengan diberikan biaya

untuk informasi dan pemantauan, manajer memiliki insentif untuk melakukan

earnings management terhadap laba akuntansi.

1.1.2 POLA-POLA DALAM MELAKUKAN EARNINGS MANAGEMENT

Ronen dan Yaari (2008) menyebutkan ada beberapa pola yang digunakan

dalam melakukan earnings management. Adapun pola-pola yang dikemukakan

oleh mereka adalah sebagai berikut:

1. Truth-telling. Di sini manajemen berusaha untuk mengungkapkan laporan

keuangan yang sebenarnya, selama laporan tersebut dapat menguntungkan

mereka. Misalnya pemilik perusahaan ingin mengetahui seberapa besar

imbalan yang akan diberikan untuk manajemen perusahaan, dan pihak

manajemen perusahaan akan melaporkan kinerja keuangan perusahaan yang

sebenarnya jika kinerja keuangan perusahaan memuaskan, sesuai dengan

harapan pemilik perusahaan.


2. Smoothing. Dalam smoothing manajemen berusaha untuk meratakan fluktuasi

laba yang terjadi pada perusahaan, sehingga jika laba yang dihasilkan

perusahaan terlalu tinggi (overstatement) atau terlalu rendah (understatement),

maka manajemen akan berusaha meratakannya. Hal ini disebabkan investor

lebih menyukai perusahaan dengan fluktuasi laba yang relatif rata (stabil).

3. Maximization and minimization. Di sini manajemen berusaha untuk

memaksimalkan (meminimalisasi) laba yang diperoleh. Manajemen

memaksimalkan laba dengan cara mengakui pendapatan dalam satu periode.

Hal ini dilakukan jika pemilik perusahaan ingin memperpanjang kontrak dari

manajemen tersebut. Manajemen meminimalisasi laba dengan cara mengakui

biaya dalam satu periode. Hal ini dilakukan jika manajemen perusahaan

menggunakan faktor politik dalam melakukan earnings management, seperti

misalnya untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah, atau untuk mengurangi

biaya pajak.

4. Taking a bath. Dalam taking a bath manajemen berusaha untuk

meminimalisasi laba sedemikian sehingga laba yang dihasilkan perusahaan

jauh di bawah laba sesungguhnya, bahkan ada kemungkinan manajemen

melaporkan bahwa perusahaan mengalami kerugian yang cukup signifikan

pada periode tersebut. Taking a bath biasanya dilakukan pihak manajemen

jika terdapat penggantian pimpinan, sehingga diharapkan pemimpin

berikutnya akan mampu untuk menaikkan laba perusahaan secara signifikan.

1.1.1 SEASONED EQUITY OFFERINGS (SEO)

Seasoned Equity Offerings (SEO) adalah penawaran saham tambahan yang

dilakukan oleh perusahaan publik yang memerlukan tambahan dana untuk


membiayai kegiatan operasional maupun investasinya, Sulistyanto (2008: 75).

Selain sebagai tambahan dana, SEO juga digunakan oleh perusahaan untuk

mencari dana untuk membayar hutang jangka panjangnya yang akan jatuh tempo.

Penawaran saham ini dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan mekanisme right

issue dan yang kedua adalah dengan mekanisme second offerings, third offerings,

dan seterusnya.

Widoatmodjo (2005) menyebutkan bahwa right issue merupakan upaya

emiten untuk menambah modal perusahaan, yang biasanya dikatakan sebagai

second issue atau third issue, tergantung sudah berapa kali emiten menawarkan

sahamnya kepada masyarakat. Dari sisi emiten right issue merupakan upaya

penambahan modal dengan biaya yang lebih murah dibanding IPO. Bagi investor,

right issue dapat berdampak positif maupun negatif. Right Issue diterjemahkan

sebagai bukti rights atau emisi klaim. Right issue sebenarnya merupakan hak

(bukan kewajiban) investor untuk membeli saham baru yang dikeluarkan emiten.

Right Issue pada akhirnya akan dikonversi menjadi saham biasa.

Penghasilan investasi right issue sama seperti penghasilan investasi pada saham

biasa, yaitu terdiri dari capital gain dan dividen. Penghasilan capital gain bisa

diperoleh dengan dua cara:

1. Investor menggunakan haknya, sehingga investor membeli saham baru,

kemudian menjual sahamnya. Jika harga jual yang didapat lebih tinggi dari

harga teoritis, maka investor akan mendapat capital gain. Jika harga pasar

meningkat akibat right issue, maka capital gain yang diterima akan semakin

besar. Jika harga pasar turun, misalnya sesuai dengan harga teoritis, maka
investor tidak akan mendapat untung maupun rugi. Jika harga pasar turun di

bawah harga teoritis maka investor akan mengalami capital loss.

2. Investor menjual haknya untuk membeli saham baru. Jika harga jual yang

diperoleh lebih tinggi dari harga rights, maka investor akan mengalami capital

gain, jika harga jual sama dengan harga rights, investor tidak akan mengalami

capital gain maupun capital loss, dan jika harga jual berada di bawah harga

rights, maka investor akan mengalami capital loss.

Untuk memperoleh penghasilan dari dividen, berarti investor harus memiliki

saham. Bagi pemegang saham lama, untuk memperoleh dividen ini, investor harus

menggunakan haknya. Untuk bisa memperoleh dividen tersebut, investor harus

menunggu sampai emiten sudah wajib menerbitkan laporan keuangan dan

membagikan dividen, dengan asumsi bahwa emiten memperoleh keuntungan.

Selain keuntungan yang bisa diperoleh investor setelah membeli right issue,

investor juga bisa mengalami risiko setelah membeli right issue. Harga saham

suatu perusahaan selalu mengalami fluktuasi naik dan turun. Terdapat anggapan

bahwa saat emiten mengeluarkan right issue, maka suplai saham emiten akan

meningkat, hal ini bisa mengakibatkan harga tertekan, sehingga menjadi salah

satu risiko dalam investasi pada right issue. Meskipun begitu risiko tersebut bisa

diminimalisir jika perusahaan ingin melakukan ekspansi sehingga mengeluarkan

right issue. Logikanya, perusahaan yang melakukan ekspansi menunjukkan

kinerja perusahaan tersebut baik. Dalam hal ini, prospek perusahaan setelah

melakukan right issue bisa diasumsikan lebih baik, dan diharapkan investasi pada

right issue akan menguntungkan.


Adanya keuntungan dan risiko dari investasi right issue tersebut

mengharuskan investor harus hati-hati dalam melakukan pembelian saham right

issue. Adapun beberapa hal yang perlu investor cermati adalah sebagai berikut:

1. Hindari membeli pada masa bearish, yaitu pada masa kondisi ekonomi sedang

mengalami resesi. Dalam kondisi seperti itu, permintaan sangat lemah,

sehingga apabila penawaran ditambah hampir dipastikan harga akan tertekan

atau menurun.

2. Pastikan prospek perusahaan baik, pastikan bahwa dana dari right issue

digunakan untuk pengembangan usaha, bukan untuk memperbaiki struktur

keuangan perusahaan. Investor harus rajin mencari informasi tentang

perusahaan tersebut.

3. Sell early-buy end, jika investor berada pada posisi jual right issue, maka

investor harus mengusahakan eksekusinya di awal masa penawaran rights,

sebaliknya jika investor berada pada posisi beli right issue, maka investor harus

mengusahakan eksekusinya di akhir masa penawaran rights.

Manfaatkan nilai right issue untuk mengambil keputusan, pastikan investor

mendapatkan tingkat keuntungan setelah membeli right issue dengan

memprediksi tingkat keuntungan yang bisa digunakan indikator nilai right issue.

1.1 KERANGKA KONSEPTUAL

Variabel
Variabel
Manajemen
Total Accruals
Independen
Dependen
Laba
Perubahan Persediaan
Discretionary Accruals
Perubahan Piutang Usaha
Perubahan Hutang Usaha

Non-Discretionary Accruals
Total Aset
Perubahan Pendapatan
Perubahan Piutang Usaha
Aset Tetap
Gambar 2.1 Kerangka konseptual

1.2 HIPOTESIS

Sulistyanto (2008), menyebutkan bahwa dalam penawaran saham perdana

(IPO), investor cenderung hanya menggunakan laporan keuangan perusahaan

sebagai satu-satunya sumber informasi untuk membuat keputusan investasinya.

Namun, setelah perusahaan memutuskan untuk mempublik, maka perusahaan

tidak lagi menjadi suatu organisasi yang tertutup yang bebas melakukan apa saja

yang diinginkan oleh pihak manajemen. Setiap keputusan dan kegiatan dari

perusahaan akan diawasi, dikontrol dan harus dapat dipertanggungjawabkan

kepada publik. Masyarakat, terutama investor, berharap dapat memperoleh

informasi yang relevan, akurat, dan netral. Upaya-upaya penyelewengan dalam

mengelola perusahaan akan dapat menyeret pihak manajemen ke pengadilan.

Dalam SEO, investor mempunyai akses dan sumber untuk memperoleh

informasi yang lebih memadai. Selain menggunakan informasi keuangan, investor

dapat menggunakan berbagai akses dan sumber informasi lain untuk menilai

apakah perusahaan layak digunakan sebagai tempat untuk berinvestasi. Meskipun

begitu, masih terdapat asimetri informasi antara pihak manajemen perusahaan

dengan investor. Sehingga, meskipun investor dapat mengetahui informasi yang

memadai, pihak manajemen perusahaan tetap menjadi pihak yang lebih tinggi

dibandingkan dengan pihak lain. Hal inilah yang mendorong dan memotivasi

manajer untuk berperilaku oportunis dengan melakukan manajemen laba agar

mempunyai kesempatan untuk memiliki issue fully subscribed. Tujuannya adalah

menyesatkan investor dalam mengambil keputusan untuk menilai saham yang

ditawarkan oleh pihak perusahaan.


Upaya tersebut sebenarnya wajar dilakukan pihak manajemen perusahaan

yang melakukan SEO, sebab secara teoritis terbukti adanya hubungan positif

antara kinerja perusahaan dengan harga saham perusahaan bersangkutan. Semakin

tinggi kinerja perusahaan maka akan semakin tinggi pula harga sahamnya, dan

begitu juga sebaliknya. Upaya rekayasa yang dilakukan oleh pihak manajemen

perusahaan adalah dengan menaikkan laba selama beberapa periode sebelum

SEO. Hal ini dilakukan sehingga pada saat SEO, kinerja perusahaan terlihat relatif

lebih baik dibandingkan dengan kinerja sesungguhnya. Tujuannya adalah agar

investor merespon positif terhadap saham yang ditawarkan oleh pihak manajemen

perusahaan.

Beberapa penelitian telah membuktikan secara empiris bahwa perusahaan

yang melakukan SEO memiliki kecenderungan untuk menaikkan laba sebelum

SEO, misalnya penelitian yang dilakukan oleh Jian dan Elder (2004), Astuti

(2005), Rao dan Dandale (2005), serta Jie, et.al. (2008). Dalam penelitian tersebut

disebutkan bahwa dengan kondisi perusahaan melakukan manajemen laba

sebelum SEO, dalam jangka panjang perusahaan akan mengalami penurunan

kinerja. Meskipun begitu, beberapa penelitian menyebutkan bahwa pasar tidak

terkejut dengan adanya penurunan kinerja perusahaan setelah SEO. Hal tersebut

juga berlaku untuk perusahaan yang melakukan right issue. Dari paparan di atas,

penulis mengambil hipotesis sebagai berikut.

Ha: Discretionary accruals sebelum right issue cenderung lebih tinggi

dibandingkan dengan discretionary accruals setelah right issue.

1.
BAB III

METODE PENELITIAN

1.

1.1 JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian yang penulis ambil adalah penelitian komparatif. Penelitian

komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan. Di sini

variabelnya masih sama dengan penelitian variabel mandiri tetapi untuk sampel

yang lebih dari satu atau dalam waktu yang berbeda (Sugiyono, 2009: 11). Penulis

membandingkan adanya indikasi manajemen laba antara sebelum dan sesudah

perusahaan melakukan right issue, pada perusahaan-perusahaan yang mempublik

di Bursa Efek Indonesia periode 2001-2007.

1.2 POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

Sugiyono (2010: 61) menyebutkan bahwa populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan

yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2001-2007, yaitu

berjumlah 423 perusahaan.

Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi (Sugiyono, 2010: 62). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian

ini menggunakan metode purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik

penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2010: 68). Adapun


pertimbangan-pertimbangan yang penulis ambil dalam pengambilan sampel

adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan yang melakukan right issue antara tahun 2001 sampai dengan

tahun 2007. Terdapat 103 perusahaan yang melakukan right issue selama

tahun 2001-2007, baik perusahaan manufaktur, jasa, dagang maupun lembaga

pembiayaan.

2. Perusahaan tersebut berada dalam kelompok industri manufaktur, jasa atau

dagang, bukan dari kelompok perusahaan perbankan, asuransi atau kelompok

lembaga keuangan lainnya. Dari 103 perusahaan yang melakukan right issue,

terdapat 41 perusahaan dari sektor lembaga pembiayaan (beberapa perusahaan

dari sektor ini melakukan right issue lebih dari sekali).

3. Perusahaan tersebut hanya melakukan satu kali right issue selama lima tahun

(karena periode amatan lebih dari lima tahun, maka perusahaan bisa saja

melakukan dua kali right issue selama periode amatan, selama right issue

pertama dan kedua berjarak lebih dari lima tahun). Perusahaan dari sektor

lembaga pembiayaan yang melakukan dua kali right issue tidak dimasukkan

ke dalam kategori ini, karena sudah masuk ke dalam kategori nomor 2.

Terdapat 17 perusahaan manufaktur, jasa atau dagang yang melakukan dua

kali right issue selama periode amatan.

4. Perusahaan tersebut menerbitkan laporan keuangan secara lengkap selama

lima tahun berturut-turut, yaitu dua tahun sebelum right issue, pada saat right

issue, dan dua tahun setelah right issue, dengan periode akuntansi yang

berakhir pada tanggal 31 Desember. Terdapat 9 perusahaan manufaktur, jasa

dan dagang yang tidak memiliki laporan keuangan lengkap pada periode
amatan. Hal ini disebabkan beberapa perusahaan yang melakukan right issue

pada tahun 2007 belum menerbitkan laporan keuangan yang berakhir pada

tanggal 31 Desember 2009, atau perusahaan tersebut delisting satu atau dua

tahun setelah melakukan right issue. Selain itu terdapat beberapa perusahaan

yang tidak memiliki nilai nominal untuk beberapa rekening yang dibutuhkan

oleh penulis.

Adapun perhitungan jumlah perusahaan sampel yang penulis ambil dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Perhitungan Sampel

No Keterangan Jumlah
1 Perusahaan yang melakukan right issue antara tahun 2001-2007 103
2 Perusahaan sektor Lembaga Pembiayaan (41)
3 Perusahaan yang melakukan dua kali right issue dalam waktu (17)
lima tahun
4 Perusahaan dengan data Laporan Keuangan kurang lengkap (9)
Jumlah Sampel Pengujian Hipotesis 36

1.1 TEKNIK DAN ALAT PENGUMPULAN DATA

Dalam penelitian ini, penulis mengambil teknik dokumentasi. Dokumentasi

adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi

buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film

dokumenter, data yang relevan penelitian (Riduwan, 2008: 31). Penulis mencari

data yang dibutuhkan oleh penulis melalui laporan keuangan yang dipublikasikan

oleh perusahaan mempublik, baik melalui internet, Indonesian Capital Market

Directory, maupun pemesanan melalui pihak ketiga.


Penulis mengambil alat pengumpulan data berupa checklist. Checklist atau

daftar cek adalah suatu daftar yang berisi subjek dan aspek-aspek yang akan

diamati. Checklist dapat menjamin bahwa peneliti mencatat tiap-tiap kejadian

sekecil apapun yang dianggap penting (Riduwan, 2008: 28). Penulis membuat

checklist berupa nama-nama perusahaan yang masuk ke dalam Bursa Efek

Indonesia selama periode 2001-2007, perusahaan yang melakukan right issue

selama tahun tersebut, jenis-jenis perusahaan, perusahaan yang melakukan dua

kali right issue, perusahaan yang kurang lengkap laporan keuangannya, dan

perusahaan yang menggunakan mata uang selain rupiah dalam laporan

keuangannya.

1.2 JENIS DAN SUMBER DATA

1.2.1 JENIS DATA

1. Data Kualitatif

Data kualitatif adalah data yang berbentuk kalimat, kata atau gambar

(Sugiyono, 2010: 23). Data kualitatif yang penulis gunakan pada penelitian ini

adalah data perusahaan yang mempublik di Bursa Efek Indonesia, data

perusahaan yang melakukan right issue selama periode amatan, data

perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan tahunan secara lengkap, dan

data jenis perusahaan yang melakukan right issue.

2. Data Kuantitatif

Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka, atau data kualitatif yang

diangkakan (skoring) (Sugiyono, 2010: 23). Data kuantitatif pada penelitian

ini adalah data yang berupa angka, yaitu laporan keuangan perusahaan selama

periode amatan, terutama data mengenai perhitungan discretionary accruals,


yaitu berupa Total Aset, Aset Tetap, Persediaan, Piutang Usaha, Pendapatan,

dan Hutang Usaha.

1.1.1 SUMBER DATA

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan sumber data sekunder. Sumber

data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut, misalnya

dalam bentuk tabel, grafik, diagram, gambar, dan sebagainya, sehingga lebih

informatif jika digunakan oleh pihak lain (Husein, 2003: 60). Dalam penelitian

ini, penulis mengambil datanya melalui internet, yaitu dari http://www.idx.co.id,

dan http://www.e-bursa.com dan dari Indonesian Capital Market Directory, serta

pemesanan laporan keuangan kepada perusahaan penyedia laporan keuangan bagi

perusahaan yang mempublik di Bursa Efek Indonesia, yaitu Mitra Riset.

1.2 VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

VARIABEL

1.2.1 VARIABEL PENELITIAN

1. Earnings management

2. Total accruals

3. The changes of inventory

4. The changes of accounts receivable

5. The changes of accounts payable

6. Total assets

7. The changes of revenues

8. Property, plant and equipment

9. Discretionary accruals

10. Non-discretionary accruals


1.1.1 DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL

1. Earnings management, adalah kebijaksanaan yang dilakukan manajemen

dalam memanfaatkan fleksibilitas pilihan dalam perlakuan akuntansi untuk

memberikan informasi keuangan dan arus kas di masa datang (Ronen dan

Yaari, 2008). Dalam penelitian ini, earnings management diproksi dengan

discretionary accruals.

2. Total accruals, merupakan perubahan total modal kerja akrual pada periode t

(Ronen dan Yaari, 2008). Dalam penelitian ini, total accruals adalah selisih

dari jumlah perubahan persediaan dan perubahan piutang usaha dengan

perubahan hutang usaha.

3. The changes of inventory, adalah selisih lebih pendapatan atas biaya-biaya

yang dibebankan dan yang merupakan kenaikan bersih atas modal yang

berasal dari kegiatan usaha (Soemarso, 2008: 57). Dalam penelitian ini,

perubahan persediaan adalah selisih antara persediaan tahun berjalan dengan

persediaan tahun sebelumnya yang terdapat dalam laporan posisi keuangan.

4. The changes of accounts receivable, merupakan perubahan hak klaim yang

dimiliki perusahaan terhadap seseorang atau perusahaan lain yang berasal dari

penjualan barang dan jasa sebagai kegiatan utama perusahaan antara periode

berjalan dengan periode sebelumnya (Soemarso, 2008). Dalam penelitian ini,

perubahan piutang usaha adalah selisih antara piutang usaha tahun berjalan

dengan piutang usaha tahun sebelumnya yang terdapat dalam laporan posisi

keuangan.

5. The changes of accounts payable, adalah hutang jangka pendek yang berasal

dari pembelian barang-barang atau jasa untuk keperluan usaha (Soemarso,


2008). Dalam penelitian ini, perubahan hutang usaha adalah selisih antara

hutang usaha tahun berjalan dengan hutang usaha tahun sebelumnya yang

terdapat dalam laporan posisi keuangan.

6. Total assets, merupakan jumlah total kekayaan yang dimiliki perusahaan yang

merupakan sumber daya bagi perusahaan untuk melakukan usaha (Soemarso,

2008). Dalam penelitian ini, total aset adalah jumlah total aset perusahaan

seperti yang terdapat dalam laporan posisi keuangan perusahaan.

7. The changes of revenues, merupakan perubahan jumlah yang dibebankan

kepada langganan untuk barang dan jasa yang dijual antara periode berjalan

dengan periode sebelumnya. Definisi lain adalah perubahan kenaikan bruto

dalam modal yang berasal dari barang dan jasa yang dijual antara periode

berjalan dengan periode sebelumnya (Soemarso, 2008). Dalam penelitian ini,

perubahan pendapatan adalah selisih antara pendapatan tahun berjalan dengan

pendapatan tahun sebelumnya seperti yang terdapat dalam laporan laba/rugi.

8. Property, plant and equipment, merupakan aset berwujud yang dimiliki oleh

perusahaan untuk digunakan dalam proses produksi atau menyediakan barang

dan jasa, untuk disewakan, atau untuk tujuan administrasi dan diharapkan

untuk digunakan lebih dari satu periode (Mirza, et al., 2008). Dalam penelitian

ini, aset tetap adalah nilai bersih dari aset tetap seperti yang terdapat pada

laporan posisi keuangan perusahaan.

9. Discretionary accruals, merupakan akrual yang muncul dari pemilihan

metode perlakuan akuntansi dengan tujuan untuk mengatur laba (Ronen dan

Yaari, 2008). Dalam penelitian ini discretionary accruals adalah selisih antara

total accruals dengan non discretionary accruals.


10. Non-discretionary accruals, merupakan akrual yang muncul pada periode

berjalan yang terjadi secara normal berdasarkan kinerja perusahaan dan

strategi bisnis, konvensi industri, kejadian-kejadian makro ekonomi, dan

faktor-faktor ekonomi lainnya (Ronen dan Yaari, 2008). Dalam penelitian ini

non discretionary accruals adalah jumlah lagged assets, aset tetap, dan selisih

antara perubahan pendapatan dengan perubahan piutang usaha, yang dikalikan

dengan masing-masing koefisien regresinya.

1.1 PROSEDUR ANALISIS DATA

Earnings management diasumsikan terjadi jika terdapat perbedaan antara

transaksi akrual periode berjalan dengan periode sebelumnya semata-mata karena

adanya perubahan pada discretionary accruals karena non-discretionary accruals

dianggap konstan dari periode ke periode (Jones, 1991). Untuk itu, earnings

management sebagai variabel terikat dalam penelitian ini diproksi dengan

discretionary accruals dan kemudian dihitung dengan menggunakan the

modified-Jones model. Penggunaan model Jones yang dimodifikasi ini karena

model ini memberikan hasil yang paling kuat di antara model-model yang lain

(Dechow, et al., 1995). Hal yang baru dari model ini adalah adanya perlakuan

terhadap piutang usaha. Selain itu penggunaan model Jones yang dimodifikasi

juga dianggap sebagai sesuatu yang logis. Model ini menghubungkan akrual untuk

merubah pendapatan dan aset tetap (gedung, tanah dan peralatan). Akrual dalam

pendapatan ditentukan dengan adanya perubahan pada modal kerja akrual, seperti

piutang usaha, persediaan dan hutang usaha. Sedangkan akrual dalam aset tetap

ditentukan dengan perubahan biaya penyusutan (Ronen dan Yaari, 2008).


Langkah-langkah dalam menghitung discretionary accruals adalah sebagai

berikut:

1. Mencari nilai total accruals, dengan persamaan sebagai berikut:

TAt = ∆ It + ∆ ARt - ∆ APt ....................................................................... (1)

(Ronen dan Yaari, 2008: 388)

Dimana:

TAt = total accruals;

∆ It = the changes of ending inventory;

∆ ARt = the changes of accounts receivable;

∆ APt = the changes of accounts payable.

2. Mencari nilai koefisien regresi dari setiap variabel independen (total aset,

perubahan pendapatan dan aset tetap), dengan menggunakan model

matematika (Jones model) sebagai berikut:

TAitAit-1=αi1Ait-1+β1i∆REVitAit-1+β2iPPEitAit-1+εit........................ (2)

(Ronen dan Yaari, 2008: 404)

Dimana:

TA = total accruals;

A = assets;

∆ REV = the changes of revenues;

PPE = property, plant and equipment;

ε = error term;

i = index for firm, i = 1, 2, …, N;

t = index for the period (year) in the estimation period;

αi, β1i, β2i = the coefficient regression.


Untuk mencari koefisien regresi, penulis menggunakan regresi ganda

tiga prediktor tanpa intercept, hal ini bisa dilihat dari persamaan di atas, di

mana dalam persamaan tersebut terdapat tiga variabel bebas sebagai faktor

prediktor dan tanpa menggunakan intercept. Analisis regresi ganda digunakan

jika peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya)

variabel bebas, jika dua atau lebih variabel terikat sebagai faktor prediktor

dimanipulasi (dinaikturunkan nilainya) (Sugiyono, 2010). Ada kalanya suatu

model regresi linear diformulasikan tanpa mengandung variabel konstan atau

intercept. Hasil regresi yang menunjukkan bahwa koefisien regresi variabel

konstan tidak berbeda secara signifikan dari nol mengandung pengertian

bahwa model regresi yang diuji adalah model regresi tanpa intercept (Sritua,

2006).

3. Mencari nilai non-discretionary accruals dengan menggunakan koefisien

regresi yang sudah dicari pada langkah No. 2, yaitu dengan menggunakan

model matematika (the modified-Jones model) sebagai berikut:

NDAip=αi1Aip-1+β1i∆REVip-∆ARipAip-1+β2iPPEipAip-1 ................ (3)

(Ronen dan Yaari, 2008: 434)


Dimana:

NDAip = non-discretionary accruals of firm i in period p;

Aip-1 = lagged assets of firm i;

∆ AR = the changes of accounts receivable;

αi, β1i, β2i = the coefficient regression.

4. Mencari manajemen laba yang diproksi dengan discretionary accruals,

dengan persamaan sebagai berikut:

DAit=TAitAit-1-NDAit ............................................................................ (4)

(Ronen dan Yaari, 2008: 406)

Dimana:

DAit = discretionary accruals of firm i in period t;

5. Menguji hipotesis dengan menggunakan paired t-test, dengan persamaan:

t=x1-x2s12n1+s22n2-2rs1n1s2n2

(Sugiyono, 2010: 122)

Dimana:

x1 = rata-rata sampel 1

x2 = rata-rata sampel 2

s1 = simpangan baku sampel 1

s1 = simpangan baku sampel 2

s12 = varian sampel 1

s22 = varian sampel 2

r = korelasi antara dua sampel


Pencarian koefisien regresi dengan regresi ganda tiga prediktor tanpa

intercept, dan pengujian hipotesis dengan menggunakan paired t-test dilakukan

dengan bantuan Microsoft Excel 2007. Dalam pengujian uji-t berpasangan, penulis

menggunakan analisis data t-test: paired two samples for means, dengan kriteria

pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

1. Jika thitung ≤ ttabel, maka H0 diterima, berarti discretionary accruals sebelum

right issue tidak lebih besar dari discretionary accruals sesudah right issue.

2. Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak, berarti discretionary accruals sebelum right

issue lebih besar dari discretionary accruals sesudah right issue.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1.

1.1 HASIL PENELITIAN

1.1.1 STATISTIK DESKRIPTIF

Dalam penelitian ini terdapat 36 perusahaan sampel, sehingga terdapat 180

observasi selama periode amatan, yaitu antara tahun 1999 sampai dengan tahun

2009.

Tabel 4.1 Hasil regresi linier berganda antara discretionary accruals


(sebagai variabel dependen), total accruals, dan non-discretionary
accruals (sebagai variabel independen)
AN OVA
df SS MS F S ig n if ic a n c e F
R e g re s s io n 2 4 ,2 7 4 1 3 2 1 02 2,1 3 7 0 6 6 075,41 0 0 3 E + 3 1 0
R e s id u a l 1 7 8 5 ,1 4 0 3 E - 320,8 8 7 8 1 E - 3 2
T o ta l 1 8 0 4 ,2 7 4 1 3 2 1 0 2

Dari tabel 4.1 hasil regresi linier berganda antara discretionary accruals

(sebagai variabel dependen), total accruals dan non-discretionary accruals

(sebagai variabel independen), ditunjukkan bahwa tingkat signifikansinya adalah

0 (kurang dari 0,05). Dengan derajat keyakinan 95%, hal tersebut menunjukkan

bahwa rata-rata perusahaan yang mempublik pada periode amatan melakukan

manajemen laba. Untuk keterangan lebih lengkap mengenai hasil regresi linier

berganda tersebut, dapat melihat lampiran 5.


Tabel 4.2 Hasil statistik deskriptif dari
discretionary accruals selama
periode amatan

DA

Mean -0,078880996
Standard Error 0,009894123
Median -0,088766035
Mode #N/A
Standard Deviation 0,132743589
Sample Variance 0,017620861
Kurtosis 17,31088675
Skewness 2,437751888
Range 1,407421218
Minimum -0,497101215
Maximum 0,910320003
Sum -14,19857922
Count 180
Confidence Level (95,0%) 0,019524126
Dari hasil statistik deskriptif discretionary accruals selama periode amatan

seperti yang terlihat pada tabel 4.2, ditunjukkan bahwa nilai rata-rata dari

discretionary accruals perusahaan selama periode amatan adalah -0,078880996.

Dengan demikian, disimpulkan bahwa rata-rata perusahaan sampel dalam

penelitian ini melakukan aktivitas manajemen laba dengan pola penurunan laba

(minimization).
Tabel 4.3 Hasil statistik deskriptif dari
discretionary accruals sebelum
peristiwa right issue

DA Sebelum

Mean -0,097847274
Standard Error 0,014440536
Median -0,083948031
Mode #N/A
Standard Deviation 0,086643213
Sample Variance 0,007507046
Kurtosis 3,5201844
Skewness -0,601057136
Range 0,519566999
Minimum -0,392496347
Maximum 0,127070651
Sum -3,522501847
Count 36
Confidence Level (95,0%) 0,029315845
Dari hasil statistik deskriptif discretionary accruals sebelum peristiwa right

issue seperti yang terlihat pada tabel 4.2 di atas, ditunjukkan bahwa nilai rata-rata

dari discretionary accruals sebelum peristiwa right issue adalah -0,097847274.

Dengan demikian, disimpulkan bahwa sebelum peristiwa right issue, rata-rata

perusahaan sampel melakukan aktivitas manajemen laba dengan pola penurunan

laba (minimization). Hal ini berlawanan dengan teori yang menyatakan bahwa

sebelum right issue pihak manajemen akan cenderung melakukan pola menaikkan

laba (maximization) untuk merekayasa laporan keuangannya (Sulistyanto, 2008).


Tabel 4.4 Hasil statistik deskriptif dari
discretionary accruals pada saat
peristiwa right issue

DA Pada

Mean -0,049669664
Standard Error 0,033382538
Median -0,087028595
Mode #N/A
Standard Deviation 0,20029523
Sample Variance 0,040118179
Kurtosis 15,1313941
Skewness 3,340078807
Range 1,23056948
Minimum -0,320249477
Maximum 0,910320003
Sum -1,788107912
Count 36
Confidence Level (95,0%) 0,067770155
Dari tabel 4.3 di atas, dapat dilihat hasil statistik deskriptif dari

discretionary accruals pada saat peristiwa right issue. Nilai rata-rata dari

discretionary accruals pada saat peristiwa right issue adalah -0,049669664. Hal

ini menunjukkan bahwa perusahaan melakukan aktivitas manajemen laba dengan

pola penurunan laba (minimization) pada saat peristiwa right issue. Jika

dibandingkan dengan peristiwa sebelum right issue, tampak bahwa nilai rata-rata

dari discretionary accruals pada saat peristiwa right issue lebih tinggi dari pada

sebelum peristiwa right issue. Hal ini berlawanan dengan penelitian yang

menyebutkan bahwa discretionary accruals sebelum right issue cenderung lebih

tinggi dibandingkan dengan pada saat right issue (Astuti, 2005).


Tabel 4.5 Hasil statistik deskriptif dari
discretionary accruals setelah
peristiwa right issue

DA Sesudah

Mean -0,074520384
Standard Error 0,015296734
Median -0,082110432
Mode #N/A
Standard Deviation 0,091780402
Sample Variance 0,008423642
Kurtosis 1,884529211
Skewness 0,750043694
Range 0,482482248
Minimum -0,293875929
Maximum 0,18860632
Sum -2,682733808
Count 36
Confidence Level (95,0%) 0,03105402
Nilai rata-rata dari discretionary accruals setelah peristiwa right issue

adalah negatif, yaitu -0,074520384, seperti terlihat pada tabel 4.5 di atas. Jika

dibandingkan dengan nilai rata-rata dari discretionary accruals pada saat right

issue maka nilai rata-rata dari discretionary accruals setelah peristiwa right issue

cenderung menurun. Hal ini sesuai dengan beberapa penelitian yang menyebutkan

bahwa terjadi penurunan kinerja pada perusahaan yang melakukan manajemen

laba di seputar right issue (Astuti, 2005; Rao dan Dandale, 2005). Meskipun

begitu, jika dibandingkan dengan peristiwa sebelum right issue, nilai rata-rata dari

discretionary accruals setelah peristiwa right issue cenderung lebih tinggi.

Dengan demikian, kondisi ini berlawanan dengan beberapa penelitian sebelumnya

(Astuti, 2005; Rao dan Dandale, 2005).


1.1.2 HASIL PENGUJIAN HIPOTESIS

Dalam penelitian ini penulis menggunakan t-test: paired two samples for

means untuk membuktikan apakah terdapat perbedaan discretionary accruals

sebelum dan sesudah right issue. Yaitu adanya kecenderungan discretionary

accruals yang lebih tinggi sebelum right issue dibandingkan dengan sesudah right

issue. Pengujian dengan t-test: paired two samples for means dilakukan dengan

membandingkan discretionary accruals sebelum dan sesudah right issue. Selain

itu, sebagai pembanding penulis juga membandingkan discretionary accruals

sebelum dan pada saat right issue dan pada saat right issue dan sesudah right

issue.

Tabel 4.6 Hasil t-test: paired two samples for means antara
discretionary accruals sebelum right issue dengan
discretionary accruals sesudah right issue dengan derajat
keyakinan 95%

DA Sebelum DA Sesudah
Mean -0,097847274 -0,074520384
Variance 0,007507046 0,008423642
Observations 36 36
Pearson Correlation 0,425850483
Hypothesized Mean Difference 0
df 35
t Stat -1,462553185
P(T<=t) one-tail 0,07625603
t Critical one-tail 1,68957244
P(T<=t) two-tail 0,15251206
t Critical two-tail 2,030107915
Dari tabel 4.6 di atas, dapat dilihat bahwa nilai thitung adalah -1,462553185.

Nilai ini berarti lebih kecil dari ttabel yaitu sebesar 1,68957244. Jika melihat dari

tingkat signifikansi hasil perhitungan, maka dapat dilihat bahwa tingkat


signifikansi hasil di atas adalah 0,07625603, berarti relatif lebih besar dari 0,05,

sehingga hasil pengujian secara parsial tidak signifikan. Dengan demikian berarti

bahwa H0 diterima, dan Ha ditolak. Hal ini berlawanan dengan teori dan beberapa

penelitian terdahulu (Sulistyanto, 2008; Astuti, 2005; dan Rao dan Dandale,

2005).

Tabel 4.7 Hasil t-test: paired two samples for means antara
discretionary accruals sebelum right issue dengan
discretionary accruals pada saat right issue dengan
derajat keyakinan 95%

DA Sebelum DA Pada
Mean -0,097847274 -0,049669664
Variance 0,007507046 0,040118179
Observations 36 36
Pearson Correlation 0,128454642
Hypothesized Mean Difference 0
df 35
t Stat -1,391303079
P(T<=t) one-tail 0,086457351
t Critical one-tail 1,68957244
P(T<=t) two-tail 0,172914701
t Critical two-tail 2,030107915
Sebagai pembanding, penulis membandingkan discretionary accruals

sebelum right issue dengan discretionary accruals pada saat right issue. Tabel 4.7

menunjukkan hasil perbandingan antara discretionary accruals sebelum right

issue dengan discretionary accruals pada saat right issue, yaitu nilai thitung sebesar

-1,391303079 lebih kecil dibandingkan dengan ttabel yaitu sebesar 1,68957244

pada derajat keyakinan 95%. Dengan tingkat signifikansi sebesar 0,086457351

(relatif lebih besar dari 0,05). Dengan demikian, discretionary accruals sebelum

right issue tidak lebih besar jika dibandingkan dengan discretionary accruals pada

saat right issue. Hal ini berlawanan dengan teori dan hasil beberapa penelitian
yang ada (Sulistyanto, 2008; Astuti, 2005; dan Rao dan Dandale, 2005).

Meskipun begitu, jika dibandingkan dengan nilai pada tabel 4.6, maka nilai thitung

pada tabel 4.7 relatif lebih kecil.

Tabel 4.8 Hasil t-test: paired two samples for means antara
discretionary accruals pada saat right issue dengan
discretionary accruals sesudah right issue dengan derajat
keyakinan 95%

DA Pada DA Sesudah
Mean -0,049669664 -0,074520384
Variance 0,040118179 0,008423642
Observations 36 36
Pearson Correlation 0,043142763
Hypothesized Mean Difference 0
df 35
t Stat 0,688091873
P(T<=t) one-tail 0,247965205
t Critical one-tail 1,68957244
P(T<=t) two-tail 0,49593041
t Critical two-tail 2,030107915
Selain tabel 4.7, sebagai pembanding yang lain adalah dengan

membandingkan discretionary accruals pada saat right issue dengan

discretionary accruals sesudah right issue. Hasil yang ditunjukkan pada tabel 4.8

diperoleh nilai thitung adalah 0,688091873 lebih kecil jika dibandingkan dengan ttabel

pada pengujian satu pihak (pihak kanan) yaitu sebesar 1,68957244. Sedangkan

tingkat signifikansi dari tabel di atas adalah sebesar 0,247965205, jauh lebih besar

dari 0,05. Dengan demikian hasil pengujian di atas sangat tidak signifikan, yang

berarti bahwa discretionary accruals pada saat right issue tidak lebih besar jika

dibandingkan dengan discretionary accruals sesudah right issue.


1.2 PEMBAHASAN

Dari hasil pengujian statistik deskriptif, dapat diketahui bahwa rata-rata

perusahaan mempublik yang melakukan right issue antara tahun 2001-2007

mempraktikkan manajemen laba. Hal ini bisa dilihat dari hasil regresi linier

berganda antara discretionary accruals dengan total accruals dan non

discretionary accruals signifikan. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan

bahwa perusahaan yang melakukan right issue akan cenderung untuk melakukan

aktivitas manajemen laba, baik sebelum peristiwa right issue, maupun setelah

right issue (Sulistyanto, 2008). Perusahaan yang melakukan right issue akan

mencoba untuk merekayasa laporan keuangannya sehingga tampak bagus di mata

investor. Untuk itu, pihak manajemen melakukan aktivitas manajemen laba

dengan pola penaikan laba (maximization). Dengan kenaikan laba yang signifikan,

diharapkan investor semakin tertarik untuk membeli saham perusahaan yang

melakukan right issue. Meskipun begitu, praktik manajemen laba akan berdampak

buruk untuk perusahaan di masa yang akan datang. Manajemen laba yang

dilakukan oleh perusahaan hanya akan menguntungkan perusahaan dalam jangka

pendek. Jangka panjang, perusahaan akan mengalami penurunan kinerja setelah

peristiwa right issue secara signifikan (Astuti, 2005).

Nilai rata-rata dari discretionary accruals perusahaan mempublik yang

melakukan right issue adalah negatif. Dengan demikian, dalam melakukan

aktivitas manajemen laba, sebagian besar perusahaan tersebut melakukan

penurunan laba. Hal ini berlawanan dengan teori dan beberapa penelitian

terdahulu, dimana seperti yang dijelaskan di atas, perusahaan yang melakukan


right issue akan menaikkan laba secara signifikan. Secara teori, ada beberapa hal

yang menyebabkan perusahaan tersebut melakukan aktivitas manajemen laba

dengan menurunkan laba (minimization). Antara lain political cost hypothesis

yang memprediksi bahwa perusahaan besar cenderung untuk menggunakan

metode akuntansi yang dapat menurunkan laba. Perusahaan menurunkan laba

dengan mengakui biaya periode yang akan datang ke dalam periode berjalan.

Biasanya perusahaan melakukan aktivitas manajemen laba dengan cara

menurunkan laba saat perusahaan ingin mendapatkan bantuan dari pemerintah,

menghindari biaya pajak, atau adanya peraturan-peraturan yang baru dari

pemerintah, baik itu peraturan tentang perpajakan maupun peraturan lain yang

mengatur perusahaan. Seperti peraturan anti trust dan anti monopoli. Sedangkan

yang kedua adalah ketika terjadi pergantian kepemimpinan, dengan harapan

pemimpin yang berikutnya akan dapat menaikkan laba secara signifikan. Dalam

hal ini, pihak manajemen melakukan aktivitas manajemen laba dengan metode

taking a bath. Yaitu manajemen berusaha untuk meminimalisasi laba sedemikian

sehingga laba yang dihasilkan perusahaan jauh di bawah laba sesungguhnya,

bahkan ada kemungkinan manajemen melaporkan bahwa perusahaan mengalami

kerugian yang cukup signifikan pada periode tersebut.

Dalam konteks hubungan keagenan antara perusahaan dengan pemerintah,

perusahaan memiliki kewajiban untuk membayar pajak yang ditentukan besarnya

dengan besar kecilnya laba yang dimiliki oleh perusahaan. Semakin besar laba

yang diperoleh perusahaan, maka pajak yang dibayarkan akan semakin besar, dan

begitu juga sebaliknya. Oleh sebab itu, pihak manajemen berusaha agar laba

perusahaan selalu kelihatan lebih rendah daripada laba yang sesungguhnya


diperoleh. Kebebasan pihak manajemen dalam memilih perlakuan akuntansi,

menyebabkan pihak manajemen perusahaan memiliki lebih banyak informasi

perusahaan dari pada pemerintah. Hal ini membuat pihak manajemen melakukan

aktivitas manajemen laba dengan menurunkan laba periode tersebut sehingga

pajak yang dibayarkan cenderung relatif lebih rendah dari pada yang seharusnya.

Phillips et.al. (2002), Hanlon et.al. (2005), Gleason et.al. (2009), dan Seidman

(2010), menyatakan bahwa terdapat perusahaan melakukan aktivitas manajemen

laba untuk menekan biaya pajak yang harus dibayar pada periode berjalan.

Perubahan peraturan perpajakan juga menjadi sebab pihak manajemen

melakukan aktivitas manajemen laba. Biasanya, peraturan perpajakan yang

ditetapkan tahun ini baru dijalankan sepenuhnya oleh perusahaan pada tahun

berikutnya. Sehingga, selama tahun berjalan, pihak manajemen dapat melakukan

aktivitas manajemen laba untuk menekan besarnya pajak yang harus dibayarkan

kepada pemerintah. Hal yang cukup berperan adalah metode pencatatan dan

perhitungan persediaan. Dengan metode-metode tersebut, maka perusahaan dapat

melakukan pembelian persediaan pada waktu-waktu tertentu yang sekiranya akan

dapat mengurangi laba karena besarnya harga pokok penjualan. Cook et.al. (2006)

menyebutkan bahwa perusahaan cenderung untuk melakukan aktivitas manajemen

laba jika terjadi perubahan tingkat bunga, terutama jika perubahan tersebut terjadi

pada kuartal tiga dan kuartal empat. Bahkan Sarbanes-Oxley Act of 2002 (SOX)

tidak berpengaruh terhadap keputusan pihak manajemen untuk melakukan

aktivitas manajemen laba.

Dari hasil pengujian hipotesis, diperoleh hasil bahwa discretionary accruals

sebelum right issue tidak lebih besar jika dibandingkan dengan discretionary
accruals sesudah right issue. Hal ini berlawanan dengan teori dan penelitian

terdahulu seperti yang sudah penulis paparkan di atas. Ada beberapa hal yang

mempengaruhi mengapa hal tersebut bisa terjadi. Di antaranya, diduga adanya

upaya pihak perusahaan untuk menghindari pajak, atau adanya peraturan

perpajakan yang baru, atau bisa juga karena peraturan pemerintah yang lain yang

mungkin kurang menguntungkan bagi beberapa perusahaan. Seperti misalnya

Undang-undang No. 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan

Persaingan Usaha Tidak Sehat.

Seperti yang sudah diketahui bersama, bahwa Indonesia dikenal sebagai

negara dengan tingkat korupsi yang relatif cukup besar (bisniskeuangan.kompas.

com, 8 Maret 2010). Contoh ketika Bank Lippo menerbitkan tiga versi laporan

keuangan periode tahun 2002, yang berbeda antara satu dengan yang lain. Yaitu

laporan yang dipublikasikan dalam media massa, laporan keuangan yang

dilaporkan kepada BAPEPAM, dan laporan keuangan yang disampaikan akuntan

publik kepada manajer perusahaan (Sulistyanto, 2008). Beberapa hasil penelitian

tentang aktivitas manajemen laba dalam memanipulasi laporan keuangan untuk

menghindari pajak seperti yang sudah penulis paparkan di atas, dapat dijadikan

dasar bahwa terdapat indikasi adanya aktivitas manajemen laba untuk

menghindari pajak pada beberapa perusahaan yang mempublik di Bursa Efek

Indonesia pada periode 2001-2007.

Dari hasil penelitian dan beberapa hal yang sudah penulis paparkan di atas,

penulis mengambil beberapa alternatif kemungkinan mengapa sebagian besar

perusahaan yang melakukan right issue menggunakan metode penurunan laba

pada aktivitas manajemen labanya, di antaranya adalah:


1. Peraturan perpajakan yang berubah-ubah dalam beberapa tahun terakhir bisa

menjadi alasan mengapa perusahaan melakukan aktivitas manajemen laba

dengan menurunkan laba. Ada indikasi bahwa, peraturan perpajakan yang

baru lebih memberatkan perusahaan jika dibandingkan dengan peraturan

perpajakan yang lama. Misalnya dengan berubahnya tarif pajak yang

diberlakukan untuk wajib pajak badan, akan menyebabkan pihak manajemen

melakukan aktivitas manajemen laba dengan menurunkan laba. Sehingga

pajak yang dibayarkan oleh perusahaan akan relatif lebih rendah.

2. Peraturan anti monopoli yang baru juga bisa menjadi penyebab mengapa

perusahaan menurunkan laba (bahkan mungkin saja penurunan laba itu secara

drastis). Hal ini dimaksudkan agar saat terjadinya merger atau akuisisi, maka

apa yang mereka lakukan adalah upaya untuk memperbaiki kondisi keuangan

perusahaan yang memang sedang tidak bagus, bukan sebagai upaya untuk

memonopoli suatu jenis usaha tertentu. Upaya tersebut wajar terjadi jika

kondisi keuangan perusahaan memang sedang menurun (dalam hal ini pihak

manajemen melakukan aktivitas laba dengan menurunkan laba).

3. Pergantian kepemimpinan yang baru juga dapat menyebabkan pihak

manajemen melakukan penurunan laba. Hal ini dilakukan agar pemimpin yang

baru dapat meningkatkan laba secara lebih signifikan. Mengingat pemimpin

yang baru akan berusaha untuk menunjukkan kinerja yang lebih baik dari

pemimpin yang sebelumnya. Bonus plan hypothesis, pemimpin yang baru

akan berusaha untuk mendapatkan bonus yang semaksimal mungkin.

Sehingga dalam periode berikutnya pemimpin yang baru tersebut akan


berusaha untuk memaksimalkan laba. Bahkan tidak menutup kemungkinan dia

akan melakukan aktivitas manajemen laba dengan penaikan laba.

4. Selain dari tiga hal di atas, jika melihat periode amatan yang penulis ambil

dalam penelitian ini, terjadinya krisis ekonomi global dalam dunia ekonomi

dunia, terutama Indonesia, menyebabkan pelaku bisnis telah memprediksi hal

tersebut. Sehingga pelaku bisnis harus berhati-hati jika ingin melakukan

aktivitas manajemen laba sebelum peristiwa right issue. Mengingat bahwa

perusahaan yang melakukan aktivitas manajemen laba dengan menaikkan laba

akan mengalami penurunan kinerja perusahaan secara signifikan sesudah

melakukan penawaran right issue. Penurunan kinerja tersebut akan

berlangsung selama beberapa periode setelah penawaran right issue. Bahkan

menurut Sulistyanto (2008), dalam kondisi ekonomi perekonomian makro

yang sedang mengalami penurunan akibat terjadinya krisis ekonomi global,

perusahaan akan mengalami penurunan kinerja yang lebih tinggi dibandingkan

dengan perusahaan-perusahaan lain. Perusahaan harus menanggung dua

konsekuensi sekaligus. Pertama adalah konsekuensi aktivitas manajemen laba

yang sudah dilakukan pada periode sebelumnya. Kedua adalah konsekuensi

adanya krisis ekonomi global yang memang mengakibatkan penurunan kinerja

pada sebagian besar perusahaan di Indonesia.

5. Jian dan Elder (2004) dan Sulistyanto (2008), menyatakan investor tidak

merasa terkejut dengan adanya penurunan kinerja dari perusahaan. Begitu juga

penurunan kinerja sebelum penawaran dilakukan pun tidak menyebabkan

investor menarik investasinya. Hal ini disebabkan karena pada umumnya right

issue ditawarkan kepada pemilik saham lama. Di negara-negara berkembang,


kepemilikan saham biasanya masih dimiliki oleh keluarga dan teman. Oleh

karena itu, pihak manajemen tidak terlalu memikirkan untuk melakukan

aktivitas manajemen laba dengan menaikkan laba agar penawaran right issue

yang dikeluarkan dapat terjual atau tidak.


BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

1.

1.1 SIMPULAN

Dari hasil penelitian dan pembahasan yang sudah penulis paparkan di atas,

penulis mengambil simpulan bahwa discretionary accruals sebelum right issue

tidak lebih besar jika dibandingkan dengan discretionary accruals sesudah right

issue. Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi hal tersebut, namun penulis

lebih cenderung untuk menyimpulkan bahwa kondisi ekonomi yang tidak stabil

menjadi penyebab mengapa perusahaan berusaha untuk tidak melakukan aktivitas

manajemen laba dengan menaikkan laba sebelum peristiwa right issue. Hal ini

dimungkinkan mengingat investor tidak terlalu mempermasalahkan kondisi

keuangan perusahaan secara mendetail, mengingat right issue merupakan

penawaran saham kepada pemegang saham yang lama. Dalam kondisi

perekonomian global yang tidak stabil, melakukan aktivitas manajemen laba

dengan cara menaikkan laba akan memiliki risiko yang lebih besar pada kinerja

perusahaan di masa yang akan datang. Pada masa mendatang, perusahaan tidak

hanya harus menanggung konsekuensi karena kondisi perekonomian yang tidak

stabil, tetapi sekaligus menanggung konsekuensi karena aktivitas penaikan laba

yang dilakukan pada periode sebelumnya. Dengan demikian, pola penurunan laba

masih tetap dilakukan oleh pihak manajemen dalam melakukan aktivitas

manajemen laba.
1.2 SARAN

Dalam penelitian ini masih terdapat beberapa keterbatasan, di antaranya

adalah:

1. Penulis tidak terlalu memperhatikan kondisi setiap perusahaan, sehingga

dalam pengambilan sampel penulis hanya mempertimbangkan perusahaan

yang melakukan right issue. Beberapa perusahaan ada kemungkinan selama

periode amatan yang dilakukan penulis melakukan kegiatan yang lain yang

mengakibatkan hasil penelitian penulis berlawanan dengan teori dan penelitian

terdahulu, seperti melakukan akuisisi atau merger, melakukan penawaran

perdana, atau terdapat pergantian kepemimpinan. Untuk penelitian

selanjutnya, peneliti dapat melakukan penelitian dengan lebih memperhatikan

sampel yang digunakan. Bahkan mungkin sebagai pembanding bisa digunakan

penelitian antara perusahaan yang melakukan right issue dan yang tidak

melakukan right issue.

2. Penulis juga tidak memisahkan antara perusahaan jasa, dagang dan

manufaktur. Untuk penelitian selanjutnya, dalam melakukan perhitungan

sebaiknya dipisahkan untuk masing-masing jenis perusahaan. Peneliti dapat

melihat hasil uji-t untuk masing-masing perusahaan tersebut apakah memiliki

perbedaan yang signifikan. Dengan adanya pemisahan tersebut, akan lebih

jelas perusahaan jenis apa saja yang melakukan manajemen laba dengan cara

menaikkan laba dan perusahaan mana yang melakukan manajemen laba

dengan cara menurunkan laba. Sebagai pembanding, peneliti bisa juga

memasukkan perusahaan yang termasuk dalam indeks LQ-45.


3. Selain itu penulis masih menggunakan model Jones yang dimodifikasi dalam

melakukan analisis data. Untuk penelitian selanjutnya, peneliti dapat

menggunakan analisis data dari beberapa persamaan yang lain, seperti model

Kothari, atau Miller ratio. Model Kothari menggunakan ROA dalam

persamaannya. Pendekatan dengan menggunakan ROA dirancang untuk

menyediakan suatu perbandingan dari efektifitas pemadanan kinerja dengan

pengukuran kinerja aktivitas akrual. Model tersebut mungkin akan dapat

memberikan hasil yang lebih baik jika dibandingkan dengan model Jones yang

sudah dimodifikasi, terutama jika menggunakan sampel dengan teknik

random sampling (Kothari et.al., 2005). Sedangkan Miller ratio berusaha

memisahkan discretionary accruals dari aktivitas akrual jangka pendek saja.

Sehingga, perbedaan antara model Jones yang dimodifikasi dengan Miller

ratio adalah aktivitas akrual jangka panjang. Miller ratio bisa digunakan jika

peneliti ingin melakukan penelitian kasus per kasus untuk mengetahui adanya

indikasi earnings management, dan bukan sampel perusahaan secara agregat

(Miller, 2009).
DAFTAR PUSTAKA

Chtourou, S. M., Bédard, J., dan Courteau, L. 2001. Corporate Governance and
Earnings Management. http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_
id=275053. Diunduh tanggal 20 Maret 2010.

Cook, K. A., Huston, G. R., dan Omer, T. C. 2006. Earnings Management


through Effective Tax Rates: The Effects of Tax Planning Investment and
the Sarbanes-Oxley Act of 2002. http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?
abstract_id=897749. Diunduh tanggal 28 Juni 2010.

Debby Fitriasari. 2007. Pengaruh Aktivitas dan Financial Literacy Komite Audit
terhadap Jenis Manajemen Laba. Simposium Nasional Akuntansi X Unhas
Makassar, 26-28 Juli 2007.

Dechow, P. M., Sloan, R. G., dan Sweeny, A. P. 1995. Detecting Earnings


Management. The Accounting Review Vol. 70 No. 2. p. 193-225.

Dewi Saptantinah Puji Astuti. 2005. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi


Motivasi Manajemen Laba di Seputar Right Issue. http://ejournal.unud.ac.id.
Diunduh tanggal 13 Januari 2010.

ECFIN Institute for Economic and Financial Research. 2000. Indonesian Capital
Market Directory 2000. 11th Edition.

_______. 2002. Indonesian Capital Market Directory 2002. 13th Edition.

_______. 2003. Indonesian Capital Market Directory 2003. 14th Edition.

_______. 2006. Indonesian Capital Market Directory 2006. 17th Edition.

_______. 2008. Indonesian Capital Market Directory 2008. 18th Edition.

EDJ. 2010. PERC: Indonesia Negara Paling Korup!. http://bisniskeuangan.


kompas.com/read/2010/03/08/21205485/PERC:.Indonesia.Negara.Paling.
Korup. Diakses tanggal 23 Juli 2010.

Galai, D., Sulganik, E., dan Wiener, Z. 2003. Accounting Values versus Market
Values and Earnings Management in Banks. http://papers.ssrn.com/sol3/
papers.cfm?abstract_id=459401. Diunduh tanggal 24 Maret 2010.

Gleason, C., Pincus M., dan Rego, S. O. 2009. Material Weaknesses in Tax-
Related Internal Controls and Earnings Management. http://papers.ssrn.
com/sol3/papers.cfm?abstract_id=1509765. Diunduh tanggal 28 Juni 2010.
Greenblatt, Joel. 2008. Stock Market Genius, terjemahan. Anies Lastiati.
Jakarta: Penerbit Hikmah.

Gujarati, Damodar. 2004. Basic Econometrics, 4th ed. New York: The McGraw-
Hill Companies.

Hanlon, M., Kelley, S., dan Shevlin, T. 2005. Evidence on the Possible
Information Loss of Conforming Book Income and Taxable Income.
http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=686402. Diunduh
tanggal 28 Juni 2010.

Healy, Paul M., dan Wahlen, James M. 1999. A Review of the Earnings
Management Literature and Its Implications for Standard Setting.
Accounting Horizons, Vol. 13, No. 4. p. 365-383.

Husein Umar. 2003. Metode Riset Akuntansi Terapan. Jakarta: Penerbit Ghalia
Indonesia.

I Made Sukartha. 2007. Pengaruh Manajemen Laba, dan Kepemilikan


Manajerial pada Kesejahteraan Pemegang Saham Perusahaan Target
Akuisisi. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol.10, No.3. p. 243-267.

I Putu Adnyana Usadha dan Gerianta Wirawan Yasa. 2008. Analisis Manajemen
Laba dan Kinerja Keuangan Perusahaan Pengakuisisi Sebelum dan
Sesudah Merger dan Akuisisi di Bursa Efek Indonesia.
http://ejournal.unud.ac.id. Diunduh tanggal 14 Januari 2010.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Penerbit


Salemba Empat.

Jensen, Michael C. 1993. The Modern Industrial Revolution, Exit, and the
Failure of Internal Control Systems. Journal of Finance (July, 1993). p.
831-880.

Jian Zhou dan Elder, Randal. 2004. Audit Quality and Earnings Management by
Seasoned Equity Offering Firms. Asia-Pacific Journal of Accounting and
Economics 11(2). p. 95-120.

Jie C., Zhaoyang G. dan Yi T. 2008. Causes or Consequences? Earnings


Management around Seasoned Equity Offerings. http://papers.ssrn.com/
sol3/papers.cfm?abstract_id=1108063. Diunduh tanggal 13 Juli 2010.

Jones, Jennifer J. 1991. Earnings Management during Import Relief


Investigations. Journal of Accounting Research, Vol.29, No. 2. p.193-228.
Julia H., Carmel M., dan Tobing, R. L. 2005. Pengaruh Manajemen Laba pada
Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan pada Perusahaan Manufaktur
yang termasuk Dalam Indeks LQ-45. Simposium Nasional Akuntansi VIII
Solo, 15-16 September 2005.

Komarudin A., Imam S., dan Sari A. 2007. Investigasi Motivasi dan Strategi
Manajemen Laba pada Perusahaan Publik di Indonesia. Simposium
Nasional Akuntansi X Unhas Makassar, 26-28 Juli 2007.

Kothari, S. P., Leone, A. J., dan Wasley, C. E. 2005. Performance Matched


Discretionary Accruals Measures. Journal of Accounting and Economics
39 (2005). p. 163-197.

Microsoft Excel 2007 Help. 2006. Data Analysis. Microsoft Corporation.

_______. 2006. Perform Statistical and Engineering Analysis with the Analysis
ToolPak. Microsoft Corporation.

Miller, James E. 2009. The Development of the Miller Ratio (MR): a Tool to
Detect for the Possibility of Earnings Management (EM). Journal of
Business and Economics Research, Volume 7, Number 1. p. 79-89.

Mirza, A. A., Orrell, M., dan Holt, G. J. 2008. IFRS Practical Implementation
Guide and Workbook, 2nd ed. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.

Nasution, S. dan M. Thomas. 2010. Buku Penuntun Membuat Tesis, Skripsi,


Disertasi, Makalah, ed. II. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Phillips, J., Pincus, M., dan Rego, S. O. 2002. Earnings Management: New
Evidence Based on Deferred Tax Expense. http://papers.ssrn.com/sol3/
papers.cfm?abstract_id=276997. Diunduh tanggal 28 Juni 2010.

Rahmawati, Yacob S., dan Nurul Q. 2006. Pengaruh Asimetri Informasi


terhadap Praktik Manajemen Laba pada Perusahaan Perbankan Publik
yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi IX
Padang, 23-26 Agustus 2006.

Rajgopal, S., Shivakumar, L., dan Simpson, A. 2007. A Catering Theory of


Earnings Management. http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_
id=991138. Diunduh tanggal 24 Maret 2010.

Rao, S. Narayan, dan Dandale, Sachin. 2005. Earnings Management and


Performance of Indian Equity Rights Issues. http://papers.ssrn.com/sol3/
papers.cfm?abstract_id=1155027. Diunduh tanggal 1 April 2010.

Riduwan. 2008. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung:


Alfabeta.
Ronen, Joshua dan Yaari, Varda (Lewinstein). 2008. Earnings Management:
Emerging Insights in Theory, Practice, and Research. New York: Springer.

Sawidji Widoatmodjo. 2005. Cara Sehat Investasi di Pasar Modal, Pengantar


Menjadi Investor Profesional. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Schipper, Katherine. 1989. Commentary on Earnings Management. Accounting


Horizons, Vol. 3, No. 4. p. 91-102.

Scott, William R. 2003. Financial Accounting Theory, 3rd ed. Upper Saddle
River, NJ: Prentice Hall.

Seidman, Jeri K. 2010. Interpreting the Book-Tax Income Gap as Earnings


Management or Tax Sheltering. http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?
abstract_id=1564253. Diunduh tanggal 28 Juni 2010.

Soemarso, S.R. 2008. Akuntansi, Suatu Pengantar – Jilid I ed. IV. Jakarta:
Penerbit Rineka Cipta.

Sri Sulistyanto. 2008. Manajemen Laba: Teori dan Model Empiris. Jakarta:
Grasindo.

Sritua Arief. 2006. Metodologi Penelitian Ekonomi. Jakarta: Penerbit


Universitas Indonesia.

STIE AMM Mataram. 2010. Pedoman Penyusunan Skripsi. Mataram: LP3M


STIE AMM Mataram.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Administrasi dilengkapi dengan Metode


Random. Bandung: Alfabeta.

_______. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suryadi dan Ignatius Silmenes Porang. 2003. Penuntun Penyusunan Paper,


Skripsi, Thesis, Disertasi Beserta cara pengetikannya. Surabaya: Penerbit
Usaha Nasional.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta:
Pusat Bahasa.

Watts, Ross L. dan Zimmerman, Jerold L. 1990. Positive Accounting Theory: A


Ten Year Perspective. The Accounting Review Vol. 65 No. 1. p. 131-156
LAMPIRAN
50

Lampiran 1: Daftar perusahaan sampel

No Tanggal Right Issue Kode Nama Perusahaan


1 05 Februari 2001 PTSP Pioneerindo Gourmet International Tbk
2 19 Maret 2001 ZBRA Zebra Nusantara Tbk
3 10 April 2001 INTP Indocement Tunggal Perkasa Tbk
4 23 April 2001 TMPI AGIS Tbk
5 23 Agustus 2001 HERO Hero Supermarket Tbk
6 12 Nopember 2002 ARNA Arwana Citramulia Tbk
7 18 Nopember 2002 PUDP Pudjiadi Prestige Limited Tbk
8 28 Nopember 2002 JSPT Jakarta Setiabudi Internasional Tbk
9 10 Januari 2003 ASII Astra International Tbk
10 05 Maret 2003 TIRT Tirta Mahakam Resources Tbk
11 20 Nopember 2003 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
12 20 Nopember 2003 TRST Trias Sentosa Tbk
13 15 Desember 2003 CNKO Central Korporindo Internasional Tbk
14 18 Maret 2004 ULTJ Ultra Jaya Milk Tbk
15 18 Mei 2004 UNTR United Tractors Tbk
16 22 Juni 2004 BMTR Global Mediacom Tbk
17 05 Juli 2004 RICY Ricky Putra Globalindo Tbk
18 06 Juli 2004 SUBA Suba Indah Tbk
19 09 Juli 2004 DOID Delta Dunia Petroindo Tbk
20 01 Oktober 2004 AKRA AKR Corporindo Tbk
21 22 Desember 2004 LPKR Lippo Karawaci Tbk
22 08 Juli 2005 PBRX Pan Brothers Tex Tbk
23 09 Oktober 2005 APEX Apexindo Pratama Duta Tbk
24 06 Februari 2006 TCID Mandom Indonesia Tbk
25 04 Juli 2006 SULI Sumalindo Lestari Jaya Tbk
26 07 Juli 2006 TBLA Tunas Baru Lampung Tbk
27 18 September 2006 BKSL Sentul City Tbk
28 27 Nopember 2006 CTRA Ciputra Development Tbk
29 04 Desember 2006 MLPL Multipolar Corporation Tbk
30 05 Januari 2007 MPPA Matahari Putra Prima Tbk
31 04 Mei 2007 CITA Cita Mineral Investindo Tbk
32 29 Mei 2007 MASA Multistrada Arah Sarana Tbk
33 18 Juni 2007 SMRA Summarecon Agung Tbk
34 20 Juni 2007 DSFI Dharma Samudera Fishing Industries Tbk
35 15 Juli 2007 BUDI Budi Acid Jaya Tbk
36 30 Nopember 2007 GJTL Gajah Tunggal Tbk
Lampiran 2: Data beberapa rekening akrual perusahaan sampel pada periode amatan dalam ribuan Rupiah
53

No Kode Tahun I (t) I (t-1) ∆Ι AP (t) AP (t-1) ∆AP TA (t)


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 HERO Y-2 149.395.000 130.281.000 19.114.000 176.692.000 149.434.000 27.258.000 (9.594.000)
2 Y-1 196.244.000 149.395.000 46.849.000 235.778.000 176.692.000 59.086.000 (9.767.000)
3 Y 193.449.000 196.244.000 (2.795.000) 239.375.000 235.778.000 3.597.000 (5.351.000)
4 Y+1 247.980.000 193.449.000 54.531.000 320.386.000 239.375.000 81.011.000 (14.288.000)
5 Y+2 286.705.000 247.980.000 38.725.000 417.108.000 320.386.000 96.722.000 (57.912.000)
6 INTP Y-2 464.543.640 454.883.000 9.660.640 59.122.804 83.263.000 (5.233.597) (35.841.065)
7 Y-1 562.090.298 464.543.640 97.546.658 78.029.403 59.122.804 71.488.940 118.426.869
8 Y 828.044.883 562.090.298 265.954.585 148.641.007 78.029.403 52.582.341 232.075.956
9 Y+1 875.871.806 828.044.883 47.826.923 130.611.744 148.641.007 (40.943.801) 130.192.741
10 Y+2 709.065.286 875.871.806 (166.806.520) 107.697.206 130.611.744 (22.914.538) (112.570.868)
11 PTSP Y-2 7.248.000 5.709.000 1.539.000 8.600.000 3.645.000 4.955.000 (3.014.000)
12 Y-1 11.232.000 7.248.000 3.984.000 10.333.000 8.600.000 1.733.000 1.861.000
13 Y 9.275.000 11.232.000 (1.957.000) 12.709.000 10.333.000 2.376.000 (2.598.538)
14 Y+1 9.110.651 9.275.000 (164.349) 7.371.874 12.709.000 (5.337.126) 4.225.212
15 Y+2 8.297.995 9.110.651 (812.656) 8.425.912 7.371.874 1.054.038 (2.483.991)
16 TMPI Y-2 53.463.000 52.202.000 1.261.000 30.648.000 42.195.000 (11.547.000) (7.208.000)
17 Y-1 59.987.000 53.463.000 6.524.000 41.163.000 30.648.000 10.515.000 (51.204.000)
18 Y 48.992.000 59.987.000 (10.995.000) 30.224.000 41.163.000 (10.939.000) 12.666.248
19 Y+1 50.941.500 48.992.000 1.949.500 52.401.329 30.224.000 22.177.329 13.932.374
20 Y+2 59.947.849 50.941.500 9.006.349 82.603.685 52.401.329 30.202.356 (58.573.120)
21 ZBRA Y-2 1.599.780 357.000 1.242.780 1.626.116 751.000 875.116 366.029
22 Y-1 3.848.503 1.599.780 2.248.723 2.605.782 1.626.116 979.666 1.317.414
23 Y 3.922.176 3.848.503 73.673 3.292.964 2.605.782 687.182 (682.144)
24 Y+1 5.657.534 3.922.176 1.735.358 4.506.012 3.292.964 1.213.048 543.027
25 Y+2 5.704.206 5.657.534 46.672 3.622.170 4.506.012 (883.842) 886.842
26 ARNA Y-2 10.486.000 7.320.000 3.166.000 16.269.000 9.260.000 7.009.000 569.000
27 Y-1 9.895.000 10.486.000 (591.000) 12.122.719 16.269.000 (4.146.281) 7.085.215
28 Y 15.502.843 9.895.000 5.607.843 19.645.781 12.122.719 7.523.062 14.894.452
29 Y+1 14.106.105 15.502.843 (1.396.738) 18.944.966 19.645.781 (700.815) (3.769.122)

56
Lampiran
30 2: Y+2
Data beberapa rekening
15.114.389 akrual perusahaan1.008.284
14.106.105 sampel pada periode amatan
23.791.271 dalam ribuan
18.944.966 Rupiah (lanjutan) 7.543.513
4.846.305
54

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
31 JSPT Y-2 27.706.921 12.723.696 14.983.225 19.674.835 10.821.490 8.853.345 22.584.342
32 Y-1 8.791.037 27.706.921 (18.915.884) 29.831.686 19.674.835 10.156.851 (21.873.517)
33 Y 7.278.898 8.791.037 (1.512.139) 17.378.415 29.831.686 (12.453.271) 663.941
34 Y+1 19.092.909 7.278.898 11.814.011 22.032.235 17.378.415 4.653.820 8.787.834
35 Y+2 7.154.450 19.092.909 (11.938.459) 40.833.628 22.032.235 18.801.393 (34.033.344)
36 PUDP Y-2 99.014.893 104.750.047 (5.735.154) 2.506.200 1.659.927 846.273 (12.356.702)
37 Y-1 74.804.880 99.014.893 (24.210.013) 1.778.263 2.506.200 (727.937) (27.070.223)
38 Y 82.700.294 74.804.880 7.895.414 1.918.218 1.778.263 139.955 7.002.993
39 Y+1 77.423.153 82.700.294 (5.277.141) 2.866.079 1.918.218 947.861 (6.882.273)
40 Y+2 84.165.541 77.423.153 6.742.388 2.760.773 2.866.079 (105.306) 4.535.882
41 AISA Y-2 5.095.600 7.557.000 (2.461.400) 4.570.538 3.857.000 713.538 (4.259.082)
42 Y-1 4.028.448 5.095.600 (1.067.152) 2.996.725 4.570.538 (1.573.813) (362.012)
43 Y 26.798.848 4.028.448 22.770.400 22.984.181 2.996.725 19.987.456 28.954.306
44 Y+1 43.808.665 26.798.848 17.009.817 39.348.684 22.984.181 16.364.503 8.983.872
45 Y+2 51.092.935 43.808.665 7.284.270 34.028.677 39.348.684 (5.320.007) 33.005.607
46 ASII Y-2 3.028.927.000 3.038.371.000 (9.444.000) 2.237.420.000 2.706.086.000 (468.666.000) 383.389.000
47 Y-1 2.590.775.000 3.028.927.000 (438.152.000) 1.923.702.000 2.237.420.000 (313.718.000) (291.308.000)
48 Y 1.759.560.000 2.590.775.000 (831.215.000) 1.576.022.000 1.923.702.000 (347.680.000) (477.173.000)
49 Y+1 3.334.329.000 1.759.560.000 1.574.769.000 3.739.175.000 1.576.022.000 2.163.153.000 1.190.370.000
50 Y+2 5.120.829.000 3.334.329.000 1.786.500.000 4.447.090.000 3.739.175.000 707.915.000 2.519.251.000
51 TIRT Y-2 133.881.227 94.112.758 39.768.469 60.140.340 34.147.657 25.992.683 34.686.701
52 Y-1 130.180.376 133.881.227 (3.700.851) 51.787.259 60.140.340 (8.353.081) 1.493.777
53 Y 127.024.701 130.180.376 (3.155.675) 52.595.357 51.787.259 808.098 16.775.130
54 Y+1 249.762.536 127.024.701 122.737.835 102.653.874 52.595.357 50.058.517 109.912.263
55 Y+2 310.404.429 249.762.536 60.641.893 98.522.277 102.653.874 (4.131.597) 108.086.800
56 TRST Y-2 166.637.867 168.526.000 (1.888.133) 83.768.842 45.486.000 38.282.842 7.564.173
57 Y-1 153.250.195 166.637.867 (13.387.672) 85.425.580 83.768.842 1.656.738 (8.940.381)
58 Y 187.904.508 153.250.195 34.654.313 92.944.564 85.425.580 7.518.984 16.426.392
59 Y+1 281.196.413 187.904.508 93.291.905 207.158.148 92.944.564 114.213.584 33.636.261

57
Lampiran
60 2: Y+2
Data beberapa rekening akrual
328.989.768 perusahaan47.793.355
281.196.413 sampel pada periode amatan dalam
207.754.218 ribuan Rupiah596.070
207.158.148 (lanjutan) 137.598.659
55

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
61 AKRA Y-2 46.762.709 53.275.738 (6.513.029) 73.452.644 80.710.891 (7.258.247) (16.694.885)
62 Y-1 236.463.465 46.762.709 189.700.756 127.398.531 73.452.644 53.945.887 231.800.825
63 Y 251.025.289 236.463.465 14.561.824 154.467.376 127.398.531 27.068.845 13.802.512
64 Y+1 363.720.685 251.025.289 112.695.396 193.966.198 154.467.376 39.498.822 199.035.527
65 Y+2 411.311.368 363.720.685 47.590.683 414.115.177 193.966.198 220.148.979 (131.043.612)
66 BMTR Y-2 136.125.000 128.027.000 8.098.000 161.111.000 121.592.000 39.519.000 13.442.000
67 Y-1 279.678.000 136.125.000 143.553.000 235.062.000 161.111.000 73.951.000 27.547.000
68 Y 503.603.000 279.678.000 223.925.000 270.561.000 235.062.000 35.499.000 259.352.000
69 Y+1 623.643.000 503.603.000 120.040.000 317.106.000 270.561.000 46.545.000 109.779.000
70 Y+2 926.791.000 623.643.000 303.148.000 363.993.000 317.106.000 46.887.000 529.380.000
71 CNKO Y-2 4.504.513 2.143.157 2.361.356 1.612.188 3.120.439 (1.508.251) (6.533.084)
72 Y-1 1.326.110 4.504.513 (3.178.403) 8.887.955 1.612.188 7.275.767 4.335.753
73 Y 5.194.712 1.326.110 3.868.602 5.582.189 8.887.955 (3.305.766) (1.533.224)
74 Y+1 16.683.152 5.194.712 11.488.440 10.292.249 5.582.189 4.710.060 20.509.224
75 Y+2 79.604.938 16.683.152 62.921.786 25.420.059 10.292.249 15.127.810 58.415.649
76 DOID Y-2 3.947.997 1.281.810 2.666.187 2.392.525 3.653.657 (1.261.132) 6.404.653
77 Y-1 1.588.062 3.947.997 (2.359.935) 7.764.119 2.392.525 5.371.594 (12.263.801)
78 Y 190.558.280 1.588.062 188.970.218 65.125.924 7.764.119 57.361.805 150.823.227
79 Y+1 353.180.838 190.558.280 162.622.558 36.610.218 65.125.924 (28.515.706) 179.520.579
80 Y+2 237.479.010 353.180.838 (115.701.828) 70.707.005 36.610.218 34.096.787 (125.103.421)
81 LPKR Y-2 693.279.012 598.700.709 94.578.303 44.599.310 20.489.557 24.109.753 71.940.032
82 Y-1 906.558.534 693.279.012 213.279.522 128.946.865 44.599.310 84.347.555 184.692.226
83 Y 1.451.377.829 906.558.534 544.819.295 162.826.347 128.946.865 33.879.482 623.373.802
84 Y+1 2.895.977.739 1.451.377.829 1.444.599.910 195.368.368 162.826.347 32.542.021 1.696.258.590
85 Y+2 3.673.731.892 2.895.977.739 777.754.153 214.925.269 195.368.368 19.556.901 888.036.520
86 RICY Y-2 93.217.895 111.644.004 (18.426.109) 11.011.595 16.362.392 (5.350.797) (19.515.315)
87 Y-1 92.316.019 93.217.895 (901.876) 14.919.566 11.011.595 3.907.971 (10.895.257)
88 Y 101.511.573 92.316.019 9.195.554 13.145.333 14.919.566 (1.774.233) 24.920.699
89 Y+1 148.502.035 101.511.573 46.990.462 21.090.478 13.145.333 7.945.145 65.219.876

58
Lampiran
90 2: Y+2
Data beberapa rekening akrual
195.418.897 perusahaan46.916.862
148.502.035 sampel pada periode amatan
19.693.791 dalam ribuan
21.090.478 Rupiah (lanjutan) 56.857.104
(1.396.687)
56

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
91 SUBA Y-2 19.768.000 8.508.000 11.260.000 6.496.000 7.652.000 (1.156.000) (2.217.723)
92 Y-1 47.457.529 19.768.000 27.689.529 150.377.051 6.496.000 143.881.051 41.591.437
93 Y 70.337.924 47.457.529 22.880.395 118.778.603 150.377.051 (31.598.448) (92.960.023)
94 Y+1 11.466.303 70.337.924 (58.871.621) 121.793.552 118.778.603 3.014.949 (78.824.136)
95 Y+2 14.967.138 11.466.303 3.500.835 121.150.961 121.793.552 (642.591) 1.130.742
96 ULTJ Y-2 103.295.252 101.131.964 2.163.288 80.619.359 67.486.152 13.133.207 (10.446.580)
97 Y-1 143.634.981 103.295.252 40.339.729 31.371.719 80.619.359 (49.247.640) 109.552.515
98 Y 150.019.677 143.634.981 6.384.696 31.059.123 31.371.719 (312.596) 32.593.939
99 Y+1 169.390.835 150.019.677 19.371.158 42.139.076 31.059.123 11.079.953 26.732.097
100 Y+2 147.844.571 169.390.835 (21.546.264) 55.434.366 42.139.076 13.295.290 (30.479.246)
101 UNTR Y-2 978.261.000 1.107.784.000 (129.523.000) 1.222.061.000 1.161.943.000 60.118.000 (397.156.000)
102 Y-1 814.202.000 978.261.000 (164.059.000) 855.523.000 1.222.061.000 (366.538.000) 381.051.000
103 Y 1.302.092.000 814.202.000 487.890.000 1.413.358.000 855.523.000 557.835.000 (8.787.000)
104 Y+1 2.148.103.000 1.302.092.000 846.011.000 2.061.115.000 1.413.358.000 647.757.000 1.140.374.000
105 Y+2 1.603.720.000 2.148.103.000 (544.383.000) 1.814.932.000 2.061.115.000 (246.183.000) (617.724.000)
106 APEX Y-2 121.199.297 85.272.835 35.926.462 87.022.953 127.686.369 (40.663.416) 85.202.577
107 Y-1 105.063.766 121.199.297 (16.135.531) 107.050.542 87.022.953 20.027.589 44.874.735
108 Y 106.515.614 105.063.766 1.451.848 83.408.205 107.050.542 (23.642.337) 38.566.102
109 Y+1 110.273.076 106.515.614 3.757.462 75.705.549 83.408.205 (7.702.656) 65.529.655
110 Y+2 152.607.000 110.273.076 42.333.924 89.738.000 75.705.549 14.032.451 (235.836.704)
111 PBRX Y-2 29.710.524 30.006.256 (295.732) 31.519.616 28.190.647 3.328.969 (5.506.399)
112 Y-1 35.712.908 29.710.524 6.002.384 31.900.663 31.519.616 381.047 11.309.160
113 Y 107.467.056 35.712.908 71.754.148 175.122.089 31.900.663 143.221.426 25.924.184
114 Y+1 131.791.059 107.467.056 24.324.003 172.436.883 175.122.089 (2.685.206) 89.029.901
115 Y+2 303.008.220 131.791.059 171.217.161 210.781.569 172.436.883 38.344.686 133.975.689
116 BKSL Y-2 610.542.659 759.384.144 (148.841.485) 84.965.119 101.911.945 (16.946.826) (140.921.840)
117 Y-1 590.169.774 610.542.659 (20.372.885) 84.629.175 84.965.119 (335.944) (25.083.866)
118 Y 958.981.547 590.169.774 368.811.773 90.860.623 84.629.175 6.231.448 419.000.035
119 Y+1 983.045.548 958.981.547 24.064.001 62.066.164 90.860.623 (28.794.459) 25.743.104

59
Lampiran
120 2: Y+2
Data beberapa rekening akrual
1.099.772.211 perusahaan
983.045.548 sampel pada periode
116.726.663 amatan dalam
103.402.463 ribuan
62.066.164 Rupiah (lanjutan) 90.470.879
41.336.299
57

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
121 CTRA Y-2 1.831.271.601 1.769.694.915 61.576.686 4.199.446 4.131.683 67.763 58.926.064
122 Y-1 2.644.755.435 1.831.271.601 813.483.834 7.826.394 4.199.446 3.626.948 819.960.386
123 Y 2.446.141.390 2.644.755.435 (198.614.045) 5.591.009 7.826.394 (2.235.385) (185.568.993)
124 Y+1 1.890.907.583 2.446.141.390 (555.233.807) 8.863.678 5.591.009 3.272.669 (531.932.840)
125 Y+2 1.850.906.389 1.890.907.583 (40.001.194) 9.053.789 8.863.678 190.111 14.686.702
126 MLPL Y-2 466.899.000 31.371.000 435.528.000 483.110.000 59.574.000 423.536.000 (24.269.000)
127 Y-1 735.531.000 466.899.000 268.632.000 577.037.000 483.110.000 93.927.000 250.918.000
128 Y 853.539.000 735.531.000 118.008.000 657.123.000 577.037.000 80.086.000 332.558.000
129 Y+1 944.886.000 853.539.000 91.347.000 1.010.242.000 657.123.000 353.119.000 (587.166.000)
130 Y+2 1.030.304.000 944.886.000 85.418.000 1.252.403.000 1.010.242.000 242.161.000 (140.155.000)
131 SULI Y-2 211.791.229 174.924.232 36.866.997 164.214.064 189.278.549 (25.064.485) 65.659.917
132 Y-1 228.181.827 211.791.229 16.390.598 148.674.444 164.214.064 (15.539.620) 25.876.685
133 Y 240.708.458 228.181.827 12.526.631 126.509.824 148.674.444 (22.164.620) 73.025.566
134 Y+1 305.007.997 240.708.458 64.299.539 118.527.272 126.509.824 (7.982.552) 85.931.269
135 Y+2 322.354.496 305.007.997 17.346.499 170.836.172 118.527.272 52.308.900 (42.446.708)
136 TBLA Y-2 129.297.116 115.595.439 13.701.677 44.787.743 25.152.094 19.635.649 20.509.872
137 Y-1 146.245.526 129.297.116 16.948.410 40.097.478 44.787.743 (4.690.265) (68.782.025)
138 Y 131.147.559 146.245.526 (15.097.967) 43.404.264 40.097.478 3.306.786 19.785.953
139 Y+1 436.850.101 131.147.559 305.702.542 85.533.667 43.404.264 42.129.403 294.027.123
140 Y+2 258.873.050 436.850.101 (177.977.051) 105.834.528 85.533.667 20.300.861 (183.471.257)
141 TCID Y-2 124.505.862 105.873.991 18.631.871 29.742.891 9.334.382 20.408.509 41.713.892
142 Y-1 156.805.818 124.505.862 32.299.956 39.834.927 29.742.891 10.092.036 34.131.905
143 Y 169.764.455 156.805.818 12.958.637 10.626.558 39.834.927 (29.208.369) 60.345.916
144 Y+1 166.415.233 169.764.455 (3.349.222) 3.202.049 10.626.558 (7.424.509) (24.154.574)
145 Y+2 230.155.448 166.415.233 63.740.215 29.993.978 3.202.049 26.791.929 74.476.212
146 BUDI Y-2 120.558.000 122.022.000 (1.464.000) 46.432.000 41.264.000 5.168.000 16.820.000
147 Y-1 95.922.000 120.558.000 (24.636.000) 52.530.000 46.432.000 6.098.000 (92.020.000)
148 Y 160.066.000 95.922.000 64.144.000 75.851.000 52.530.000 23.321.000 170.739.000
149 Y+1 239.894.000 160.066.000 79.828.000 67.286.000 75.851.000 (8.565.000) (11.023.000)

60
Lampiran
150 2: Y+2
Data beberapa rekening akrual
165.289.000 perusahaan
239.894.000 sampel pada periode
(74.605.000) amatan dalam
86.915.000 ribuan
67.286.000 Rupiah (lanjutan) (51.716.000)
19.629.000
58

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
151 CITA Y-2 9.048.973 13.252.623 (4.203.650) 11.590.745 5.267.295 6.323.450 (3.002.519)
152 Y-1 17.444.389 9.048.973 8.395.416 50.918.298 11.590.745 39.327.553 22.814.396
153 Y 69.131.190 17.444.389 51.686.801 85.684.827 50.918.298 34.766.529 (46.734.970)
154 Y+1 95.297.058 69.131.190 26.165.868 101.730.231 85.684.827 16.045.404 23.527.498
155 Y+2 84.037.918 95.297.058 (11.259.140) 93.093.127 101.730.231 (8.637.104) 9.383.590
156 DSFI Y-2 119.860.181 98.032.422 21.827.759 12.910.939 5.208.052 7.702.887 19.510.470
157 Y-1 77.469.205 119.860.181 (42.390.976) 24.998.996 12.910.939 12.088.057 (63.316.642)
158 Y 144.185.708 77.469.205 66.716.503 42.117.349 24.998.996 17.118.353 74.183.984
159 Y+1 111.363.240 144.185.708 (32.822.468) 39.711.034 42.117.349 (2.406.315) (42.732.636)
160 Y+2 34.745.217 111.363.240 (76.618.023) 40.112.266 39.711.034 401.232 (87.483.890)
161 GJTL Y-2 1.004.503.000 686.924.000 317.579.000 493.583.000 363.245.000 130.338.000 287.454.000
162 Y-1 1.059.611.000 1.004.503.000 55.108.000 635.938.000 493.583.000 142.355.000 (113.725.000)
163 Y 936.260.000 1.059.611.000 (123.351.000) 547.354.000 635.938.000 (88.584.000) 65.767.000
164 Y+1 1.399.407.000 936.260.000 463.147.000 1.279.893.000 547.354.000 732.539.000 (436.229.000)
165 Y+2 862.152.000 1.399.407.000 (537.255.000) 717.543.000 1.279.893.000 (562.350.000) 128.185.000
166 MASA Y-2 98.069.475 69.612.427 28.457.048 44.698.219 28.831.568 15.866.651 15.443.293
167 Y-1 109.971.537 98.069.475 11.902.062 110.814.712 44.698.219 66.116.493 (39.065.115)
168 Y 231.840.981 109.971.537 121.869.444 108.517.127 110.814.712 (2.297.585) 146.423.183
169 Y+1 356.482.000 231.840.981 124.641.019 177.438.000 108.517.127 68.920.873 100.413.704
170 Y+2 433.484.000 356.482.000 77.002.000 245.809.000 177.438.000 68.371.000 30.640.000
171 MPPA Y-2 676.322.000 410.284.000 266.038.000 544.289.000 449.409.000 94.880.000 190.919.000
172 Y-1 790.945.000 676.322.000 114.623.000 631.083.000 544.289.000 86.794.000 98.370.000
173 Y 906.377.000 790.945.000 115.432.000 966.974.000 631.083.000 335.891.000 (234.465.000)
174 Y+1 983.008.000 906.377.000 76.631.000 1.191.752.000 966.974.000 224.778.000 (198.923.000)
175 Y+2 1.171.805.000 983.008.000 188.797.000 1.294.678.000 1.191.752.000 102.926.000 71.386.000
176 SMRA Y-2 454.587.077 193.407.486 261.179.591 111.014.624 12.613.461 98.401.163 171.389.599
177 Y-1 519.194.865 454.587.077 64.607.788 93.783.488 111.014.624 (17.231.136) 106.170.527
178 Y 395.474.743 519.194.865 (123.720.122) 66.966.766 93.783.488 (26.816.722) 1.644.003
179 Y+1 511.982.880 395.474.743 116.508.137 60.244.967 66.966.766 (6.721.799) 57.504.220

61
Lampiran
180 2: Y+2
Data beberapa rekening akrual
712.901.120 perusahaan
511.982.880 sampel pada periode
200.918.240 amatan dalam
62.785.270 ribuan
60.244.967 Rupiah (lanjutan) 154.359.917
2.540.303
59

No Kode Tahun A (t-1) REV (t) REV (t-1) ∆REV PPE (t) AR (t) AR (t-1) ∆AR
1 2 3 11 12 13 14 15 16 17 18
1 HERO Y-2 644.617.000 1.491.914.000 1.380.094.000 111.820.000 224.313.000 14.363.000 15.813.000 (1.450.000)
2 Y-1 710.404.000 1.692.338.000 1.491.914.000 200.424.000 248.467.000 16.833.000 14.363.000 2.470.000
3 Y 820.555.000 1.989.911.000 1.692.338.000 297.573.000 331.198.000 17.874.000 16.833.000 1.041.000
4 Y+1 834.197.000 2.396.961.000 1.989.911.000 407.050.000 359.972.000 30.066.000 17.874.000 12.192.000
5 Y+2 963.608.000 2.980.267.000 2.396.961.000 583.306.000 446.837.000 30.151.000 30.066.000 85.000
6 INTP Y-2 9.640.676.000 1.758.966.257 1.589.882.000 169.084.257 7.051.851.349 133.498.698 184.234.000 (50.735.302)
7 Y-1 9.859.534.122 2.447.973.309 1.758.966.257 689.007.052 8.691.187.573 225.867.849 133.498.698 92.369.151
8 Y 11.649.036.868 3.453.411.341 2.447.973.309 1.005.438.032 8.732.179.923 244.571.561 225.867.849 18.703.712
9 Y+1 11.930.019.357 3.948.282.506 3.453.411.341 494.871.165 8.541.455.141 285.993.578 244.571.561 41.422.017
10 Y+2 11.464.804.807 4.157.683.467 3.948.282.506 209.400.961 8.140.674.859 317.314.692 285.993.578 31.321.114
11 PTSP Y-2 111.247.000 114.369.000 98.651.000 15.718.000 38.493.000 1.027.000 625.000 402.000
12 Y-1 135.197.000 137.219.000 114.369.000 22.850.000 35.032.000 637.000 1.027.000 (390.000)
13 Y 147.321.000 154.133.508 137.219.000 16.914.508 34.544.692 2.371.462 637.000 1.734.462
14 Y+1 134.791.406 160.929.677 154.133.508 6.796.169 31.064.367 1.423.897 2.371.462 (947.565)
15 Y+2 124.980.729 153.304.753 160.929.677 (7.624.924) 27.338.421 806.600 1.423.897 (617.297)
16 TMPI Y-2 315.381.000 309.620.000 418.481.000 (108.861.000) 19.898.000 131.244.000 151.260.000 (20.016.000)
17 Y-1 291.932.000 313.478.000 309.620.000 3.858.000 15.196.000 84.031.000 131.244.000 (47.213.000)
18 Y 253.535.000 280.329.055 313.478.000 (33.148.945) 21.653.106 96.753.248 84.031.000 12.722.248
19 Y+1 392.422.502 346.923.097 280.329.055 66.594.042 23.439.217 130.913.451 96.753.248 34.160.203
20 Y+2 432.480.664 364.563.669 346.923.097 17.640.572 17.609.801 93.536.338 130.913.451 (37.377.113)
21 ZBRA Y-2 73.632.000 37.491.080 26.273.000 11.218.080 58.058.408 60.365 62.000 (1.635)
22 Y-1 73.111.269 43.900.797 37.491.080 6.409.717 56.001.219 108.722 60.365 48.357
23 Y 78.826.406 49.162.424 43.900.797 5.261.627 63.243.619 40.087 108.722 (68.635)
24 Y+1 78.922.749 47.492.845 49.162.424 (1.669.579) 69.981.782 60.804 40.087 20.717
25 Y+2 82.003.836 42.248.167 47.492.845 (5.244.678) 86.334.247 17.132 60.804 (43.672)
26 ARNA Y-2 132.006.000 92.243.000 76.669.000 15.574.000 114.919.000 17.373.000 12.961.000 4.412.000
27 Y-1 177.419.000 115.438.987 92.243.000 23.195.987 145.055.235 20.902.934 17.373.000 3.529.934
28 Y 221.095.422 165.081.587 115.438.987 49.642.600 184.861.645 37.712.605 20.902.934 16.809.671
29 Y+1 246.531.754 193.248.653 165.081.587 28.167.066 188.092.617 34.639.406 37.712.605 (3.073.199)
30 Y+2 248.099.816 216.956.788 193.248.653 23.708.135 220.433.923 46.020.940 34.639.406 11.381.534
31 JSPT Y-2 1.053.852.941 408.815.373 358.362.133 50.453.240 766.965.388 50.099.207 33.644.745 16.454.462
32 Y-1 1.084.528.109 628.439.269 408.815.373 219.623.896 951.479.912 57.298.425 50.099.207 7.199.218
33 Y 1.713.075.175 512.416.554 628.439.269 (116.022.715) 1.021.790.104 47.021.234 57.298.425 (10.277.191)

62
34 Y+1 1.803.258.977 431.592.374 512.416.554 (80.824.180) 1.466.653.087 48.648.877 47.021.234 1.627.643
Lampiran
35 2:
Y+2Data 2.281.990.307
beberapa rekening akrual
466.817.050 perusahaan
431.592.374sampel pada periode1.478.947.822
35.224.676 amatan dalam ribuan
45.355.385Rupiah48.648.877
(lanjutan) (3.293.492)
60

1 2 3 11 12 13 14 15 16 17 18
36 PUDP Y-2 423.020.299 55.660.019 97.213.488 (41.553.469) 74.074.606 9.837.674 15.612.949 (5.775.275)
37 Y-1 419.407.031 61.937.108 55.660.019 6.277.089 102.718.736 6.249.527 9.837.674 (3.588.147)
38 Y 412.229.854 55.332.000 61.937.108 (6.605.108) 101.494.577 5.497.061 6.249.527 (752.466)
39 Y+1 346.922.375 71.558.195 55.332.000 16.226.195 93.444.656 4.839.790 5.497.061 (657.271)
40 Y+2 340.946.469 52.341.047 71.558.195 (19.217.148) 91.813.567 2.527.978 4.839.790 (2.311.812)
41 AISA Y-2 130.214.000 57.532.626 71.068.000 (13.535.374) 41.802.572 2.831.856 3.916.000 (1.084.144)
42 Y-1 113.815.767 35.763.736 57.532.626 (21.768.890) 19.823.429 1.963.183 2.831.856 (868.673)
43 Y 86.334.594 145.289.924 35.763.736 109.526.188 214.786.247 28.134.545 1.963.183 26.171.362
44 Y+1 339.918.831 228.437.242 145.289.924 83.147.318 217.596.270 36.473.103 28.134.545 8.338.558
45 Y+2 372.438.443 229.972.897 228.437.242 1.535.655 197.812.062 56.874.433 36.473.103 20.401.330
46 ASII Y-2 26.862.744.000 29.235.113.000 28.403.770.000 831.343.000 7.052.594.000 1.648.738.000 1.724.571.000 (75.833.000)
47 Y-1 26.573.546.000 30.266.605.000 29.235.113.000 1.031.492.000 6.420.806.000 1.481.864.000 1.648.738.000 (166.874.000)
48 Y 26.185.605.000 31.512.954.000 30.266.605.000 1.246.349.000 6.079.902.000 1.488.226.000 1.481.864.000 6.362.000
49 Y+1 27.404.308.000 44.923.909.000 31.512.954.000 13.410.955.000 8.548.140.000 3.266.980.000 1.488.226.000 1.778.754.000
50 Y+2 39.145.053.000 61.172.314.000 44.923.909.000 16.248.405.000 11.495.558.000 4.707.646.000 3.266.980.000 1.440.666.000
51 TIRT Y-2 283.533.588 383.920.804 320.456.852 63.463.952 153.507.292 21.346.727 435.812 20.910.915
52 Y-1 336.352.594 380.047.479 383.920.804 (3.873.325) 205.869.591 18.188.274 21.346.727 (3.158.453)
53 Y 403.385.958 407.594.269 380.047.479 27.546.790 319.379.980 38.927.177 18.188.274 20.738.903
54 Y+1 529.009.346 748.865.269 407.594.269 341.271.000 412.093.026 76.160.122 38.927.177 37.232.945
55 Y+2 808.567.425 928.141.473 748.865.269 179.276.204 349.870.538 119.473.432 76.160.122 43.313.310
56 TRST Y-2 1.621.196.000 764.069.177 567.194.000 196.875.177 976.772.095 174.653.148 126.918.000 47.735.148
57 Y-1 1.534.876.764 781.636.342 764.069.177 17.567.165 951.090.709 180.757.177 174.653.148 6.104.029
58 Y 1.522.356.434 793.395.269 781.636.342 11.758.927 1.051.287.489 170.048.240 180.757.177 (10.708.937)
59 Y+1 1.695.869.543 903.094.832 793.395.269 109.699.563 1.313.340.621 224.606.180 170.048.240 54.557.940
60 Y+2 1.911.757.251 1.080.680.386 903.094.832 177.585.554 1.413.514.322 315.007.554 224.606.180 90.401.374
61 AKRA Y-2 623.788.821 1.288.511.138 1.455.125.354 (166.614.216) 157.858.741 177.503.440 194.943.543 (17.440.103)
62 Y-1 614.832.132 1.382.081.926 1.288.511.138 93.570.788 190.241.696 273.549.396 177.503.440 96.045.956
63 Y 692.237.056 2.187.493.186 1.382.081.926 805.411.260 767.100.050 299.858.929 273.549.396 26.309.533
64 Y+1 1.692.906.606 2.827.822.649 2.187.493.186 640.329.463 803.552.813 425.697.882 299.858.929 125.838.953
65 Y+2 1.979.762.854 3.970.323.262 2.827.822.649 1.142.500.613 1.002.838.288 467.212.566 425.697.882 41.514.684
66 BMTR Y-2 3.787.316.000 1.899.239.000 1.660.939.000 238.300.000 1.285.402.000 446.512.000 401.649.000 44.863.000
67 Y-1 4.009.558.000 1.570.843.000 1.899.239.000 (328.396.000) 2.170.035.000 404.457.000 446.512.000 (42.055.000)
68 Y 5.927.586.000 1.845.474.000 1.570.843.000 274.631.000 2.354.030.000 475.383.000 404.457.000 70.926.000

63
69 Y+1 6.769.882.000 2.276.788.000 1.845.474.000 431.314.000 2.661.632.000 511.667.000 475.383.000 36.284.000
Lampiran
70 2:
Y+2Data 7.421.334.000
beberapa rekening akrual
3.065.391.000 perusahaan
2.276.788.000sampel 788.603.000
pada periode 2.757.272.000
amatan dalam 784.786.000
ribuan Rupiah511.667.000
(lanjutan) 273.119.000
61

1 2 3 11 12 13 14 15 16 17 18
71 CNKO Y-2 250.883.223 21.186.623 66.183.745 (44.997.122) 205.230.579 9.591.711 19.994.402 (10.402.691)
72 Y-1 240.043.601 50.542.340 21.186.623 29.355.717 202.186.771 24.381.634 9.591.711 14.789.923
73 Y 568.234.024 47.503.108 50.542.340 (3.039.232) 197.613.707 15.674.042 24.381.634 (8.707.592)
74 Y+1 563.763.203 62.030.852 47.503.108 14.527.744 202.667.255 29.404.886 15.674.042 13.730.844
75 Y+2 616.234.086 262.696.694 62.030.852 200.665.842 200.388.152 40.026.559 29.404.886 10.621.673
76 DOID Y-2 39.630.182 71.815.536 89.630.710 (17.815.174) 3.274.436 12.522.422 10.045.088 2.477.334
77 Y-1 40.855.754 81.189.287 71.815.536 9.373.751 3.096.855 7.990.150 12.522.422 (4.532.272)
78 Y 40.091.825 311.638.220 81.189.287 230.448.933 522.243.599 27.204.964 7.990.150 19.214.814
79 Y+1 830.457.437 514.070.034 311.638.220 202.431.814 517.976.766 15.587.279 27.204.964 (11.617.685)
80 Y+2 924.453.880 606.552.505 514.070.034 92.482.471 488.734.291 40.282.473 15.587.279 24.695.194
81 LPKR Y-2 1.290.188.800 243.141.641 226.175.384 16.966.257 255.213.235 27.032.811 25.561.329 1.471.482
82 Y-1 1.641.528.552 1.501.507.600 243.141.641 1.258.365.959 936.685.009 82.793.070 27.032.811 55.760.259
83 Y 4.178.483.537 1.672.680.675 1.501.507.600 171.173.075 1.168.917.603 195.227.059 82.793.070 112.433.989
84 Y+1 5.556.177.857 2.004.950.543 1.672.680.675 332.269.868 1.182.560.494 479.427.760 195.227.059 284.200.701
85 Y+2 6.232.234.493 1.905.330.357 2.004.950.543 (99.620.186) 972.555.639 609.267.028 479.427.760 129.839.268
86 RICY Y-2 293.024.727 234.902.486 274.098.283 (39.195.797) 48.787.965 44.345.178 50.785.181 (6.440.003)
87 Y-1 260.765.633 207.633.610 234.902.486 (27.268.876) 44.599.062 38.259.768 44.345.178 (6.085.410)
88 Y 263.826.582 222.256.430 207.633.610 14.622.820 40.438.408 52.210.680 38.259.768 13.950.912
89 Y+1 297.376.682 313.398.160 222.256.430 91.141.730 134.818.690 78.385.239 52.210.680 26.174.559
90 Y+2 417.333.266 417.809.599 313.398.160 104.411.439 190.184.603 86.928.794 78.385.239 8.543.555
91 SUBA Y-2 740.958.280 112.635.000 139.116.000 (26.481.000) 821.586.462 13.243.168 27.876.891 (14.633.723)
92 Y-1 887.361.417 443.114.940 112.635.000 330.479.940 865.229.700 171.026.127 13.243.168 157.782.959
93 Y 1.127.996.106 429.440.231 443.114.940 (13.674.709) 830.692.417 23.587.261 171.026.127 (147.438.866)
94 Y+1 1.008.291.797 218.936.456 429.440.231 (210.503.775) 799.683.275 6.649.695 23.587.261 (16.937.566)
95 Y+2 838.121.393 37.721.875 218.936.456 (181.214.581) 753.789.241 3.637.011 6.649.695 (3.012.684)
96 ULTJ Y-2 970.601.119 408.794.011 478.403.358 (69.609.347) 790.208.402 54.327.647 53.804.308 523.339
97 Y-1 1.018.072.632 490.631.572 408.794.011 81.837.561 781.151.870 74.292.793 54.327.647 19.965.146
98 Y 1.120.850.814 546.325.458 490.631.572 55.693.886 780.338.772 100.189.440 74.292.793 25.896.647
99 Y+1 1.300.269.864 711.731.974 546.325.458 165.406.516 786.798.199 118.630.332 100.189.440 18.440.892
100 Y+2 1.254.444.148 835.229.966 711.731.974 123.497.992 790.208.402 122.992.640 118.630.332 4.362.308
101 UNTR Y-2 6.464.186.000 6.881.887.000 7.058.396.000 (176.509.000) 1.831.035.000 1.184.482.000 1.391.997.000 (207.515.000)
102 Y-1 6.096.434.000 6.872.808.000 6.881.887.000 (9.079.000) 1.954.840.000 1.363.054.000 1.184.482.000 178.572.000
103 Y 6.056.439.000 8.895.977.000 6.872.808.000 2.023.169.000 2.367.251.000 1.424.212.000 1.363.054.000 61.158.000

64
104 Y+1 6.769.367.000 13.281.246.000 8.895.977.000 4.385.269.000 4.307.775.000 2.366.332.000 1.424.212.000 942.120.000
Lampiran
105 2:
Y+2Data10.633.839.000
beberapa rekening akrual
13.719.687.000 perusahaan
13.281.246.000 sampel438.441.000
pada periode5.191.454.000
amatan dalam ribuan Rupiah
2.046.808.000 (lanjutan)
2.366.332.000 (319.524.000)
62

1 2 3 11 12 13 14 15 16 17 18
106 APEX Y-2 1.324.287.525 823.161.949 590.376.071 232.785.878 1.945.937.844 160.606.694 151.993.995 8.612.699
107 Y-1 2.616.665.275 1.021.054.420 823.161.949 197.892.471 1.865.091.065 241.644.549 160.606.694 81.037.855
108 Y 2.619.202.883 1.135.551.377 1.021.054.420 114.496.957 2.313.918.135 255.116.466 241.644.549 13.471.917
109 Y+1 3.207.286.457 1.410.743.000 1.135.551.377 275.191.623 3.062.001.948 309.186.003 255.116.466 54.069.537
110 Y+2 4.043.662.511 1.884.007.000 1.410.743.000 473.264.000 357.809.002 45.047.826 309.186.003 (264.138.177)
111 PBRX Y-2 182.393.164 264.224.822 300.118.225 (35.893.403) 18.105.919 39.667.104 41.548.802 (1.881.698)
112 Y-1 112.292.466 307.709.213 264.224.822 43.484.391 19.503.439 45.354.927 39.667.104 5.687.823
113 Y 126.772.376 1.101.502.722 307.709.213 793.793.509 61.088.841 142.746.389 45.354.927 97.391.462
114 Y+1 390.215.827 1.426.609.342 1.101.502.722 325.106.620 125.203.219 204.767.081 142.746.389 62.020.692
115 Y+2 553.846.048 1.623.450.726 1.426.609.342 196.841.384 158.867.432 205.870.295 204.767.081 1.103.214
116 BKSL Y-2 2.194.699.423 76.940.221 99.491.472 (22.551.251) 10.676.140 20.326.972 29.354.153 (9.027.181)
117 Y-1 2.076.763.394 117.640.265 76.940.221 40.700.044 9.847.794 15.280.047 20.326.972 (5.046.925)
118 Y 1.922.880.654 91.698.962 117.640.265 (25.941.303) 50.376.812 71.699.757 15.280.047 56.419.710
119 Y+1 2.636.133.692 355.786.090 91.698.962 264.087.128 45.504.568 44.584.401 71.699.757 (27.115.356)
120 Y+2 2.488.321.454 80.110.391 355.786.090 (275.675.699) 39.982.521 59.664.916 44.584.401 15.080.515
121 CTRA Y-2 4.708.426.617 738.596.736 591.326.427 147.270.309 894.001.424 29.083.278 31.666.137 (2.582.859)
122 Y-1 4.958.684.274 1.049.896.360 738.596.736 311.299.624 1.039.398.124 39.186.778 29.083.278 10.103.500
123 Y 5.306.702.693 1.185.718.207 1.049.896.360 135.821.847 1.121.462.668 49.996.445 39.186.778 10.809.667
124 Y+1 5.153.111.577 1.347.518.285 1.185.718.207 161.800.078 738.847.882 76.570.081 49.996.445 26.573.636
125 Y+2 7.484.109.407 1.303.224.368 1.347.518.285 (44.293.917) 1.326.929.511 131.448.088 76.570.081 54.878.007
126 MLPL Y-2 1.569.258.000 2.506.936.000 594.388.000 1.912.548.000 1.367.499.000 156.532.000 192.793.000 (36.261.000)
127 Y-1 4.872.717.000 7.490.735.000 2.506.936.000 4.983.799.000 1.932.840.000 232.745.000 156.532.000 76.213.000
128 Y 5.480.658.000 9.100.380.000 7.490.735.000 1.609.645.000 2.150.230.000 527.381.000 232.745.000 294.636.000
129 Y+1 7.479.242.000 10.370.107.000 9.100.380.000 1.269.727.000 1.819.748.000 201.987.000 527.381.000 (325.394.000)
130 Y+2 9.838.740.000 12.709.388.000 10.370.107.000 2.339.281.000 2.009.399.000 218.575.000 201.987.000 16.588.000
131 SULI Y-2 1.163.350.847 773.559.223 689.608.153 83.951.070 678.997.234 26.856.799 23.128.364 3.728.435
132 Y-1 1.242.449.310 829.103.977 773.559.223 55.544.754 745.356.114 20.803.266 26.856.799 (6.053.533)
133 Y 1.520.602.500 703.992.375 829.103.977 (125.111.602) 910.952.545 59.137.581 20.803.266 38.334.315
134 Y+1 1.895.945.309 1.073.890.281 703.992.375 369.897.906 1.148.399.952 72.786.759 59.137.581 13.649.178
135 Y+2 2.169.944.584 1.097.078.336 1.073.890.281 23.188.055 1.321.401.055 65.302.452 72.786.759 (7.484.307)
136 TBLA Y-2 1.151.280.525 1.191.009.913 715.576.441 475.433.472 482.418.299 194.373.107 167.929.263 26.443.844
137 Y-1 1.352.091.974 1.220.635.658 1.191.009.913 29.625.745 545.598.810 103.952.407 194.373.107 (90.420.700)
138 Y 1.451.438.727 1.193.998.873 1.220.635.658 (26.636.785) 762.187.476 142.143.113 103.952.407 38.190.706

65
139 Y+1 2.049.162.958 1.844.208.985 1.193.998.873 650.210.112 825.277.552 172.597.097 142.143.113 30.453.984
Lampiran
140 2:
Y+2Data 2.457.120.118
beberapa rekening akrual
3.955.846.298 perusahaan
1.844.208.985sampel pada periode amatan
2.111.637.313 936.404.937dalam 187.403.752
ribuan Rupiah172.597.097
(lanjutan) 14.806.655
63

1 2 3 11 12 13 14 15 16 17 18
141 TCID Y-2 460.432.698 800.611.619 637.155.664 163.455.955 212.217.500 116.322.301 72.831.771 43.490.530
142 Y-1 588.686.608 904.763.522 800.611.619 104.151.903 240.981.936 128.246.286 116.322.301 11.923.985
143 Y 545.695.229 951.630.229 904.763.522 46.866.707 303.086.513 146.425.196 128.246.286 18.178.910
144 Y+1 672.196.585 1.018.333.575 951.630.229 66.703.346 312.970.810 118.195.335 146.425.196 (28.229.861)
145 Y+2 725.197.058 1.239.775.397 1.018.333.575 221.441.822 386.987.365 155.723.261 118.195.335 37.527.926
146 BUDI Y-2 940.653.000 1.024.621.000 929.548.000 95.073.000 575.210.000 195.289.000 171.837.000 23.452.000
147 Y-1 978.597.000 1.072.908.000 1.024.621.000 48.287.000 630.731.000 134.003.000 195.289.000 (61.286.000)
148 Y 931.614.000 1.350.298.000 1.072.908.000 277.390.000 796.624.000 263.919.000 134.003.000 129.916.000
149 Y+1 1.485.651.000 1.551.987.000 1.350.298.000 201.689.000 971.180.000 164.503.000 263.919.000 (99.416.000)
150 Y+2 1.698.750.000 1.782.132.000 1.551.987.000 230.145.000 1.054.857.000 207.021.000 164.503.000 42.518.000
151 CITA Y-2 38.949.278 80.712.184 48.926.261 31.785.923 76.478.820 12.380.989 4.856.408 7.524.581
152 Y-1 126.247.423 417.476.576 80.712.184 336.764.392 219.270.642 66.127.522 12.380.989 53.746.533
153 Y 405.530.769 846.778.352 417.476.576 429.301.776 280.190.306 2.472.280 66.127.522 (63.655.242)
154 Y+1 542.229.925 1.324.828.309 846.778.352 478.049.957 347.715.857 15.879.314 2.472.280 13.407.034
155 Y+2 722.800.552 577.862.404 1.324.828.309 (746.965.905) 460.987.255 27.884.940 15.879.314 12.005.626
156 DSFI Y-2 251.046.028 354.703.644 329.590.972 25.112.672 86.706.248 21.621.121 16.235.523 5.385.598
157 Y-1 272.744.054 191.377.172 354.703.644 (163.326.472) 85.573.191 12.783.512 21.621.121 (8.837.609)
158 Y 223.260.219 250.855.414 191.377.172 59.478.242 81.735.470 37.369.346 12.783.512 24.585.834
159 Y+1 316.161.442 257.307.073 250.855.414 6.451.659 85.588.601 25.052.863 37.369.346 (12.316.483)
160 Y+2 245.181.779 166.799.890 257.307.073 (90.507.183) 72.844.289 14.588.228 25.052.863 (10.464.635)
161 GJTL Y-2 6.341.117.000 4.834.003.000 6.807.579.000 (1.973.576.000) 3.178.874.000 634.341.000 534.128.000 100.213.000
162 Y-1 7.479.373.000 5.470.730.000 4.834.003.000 636.727.000 3.185.429.000 607.863.000 634.341.000 (26.478.000)
163 Y 7.276.025.000 6.659.854.000 5.470.730.000 1.189.124.000 3.269.739.000 708.397.000 607.863.000 100.534.000
164 Y+1 8.454.693.000 7.963.473.000 6.659.854.000 1.303.619.000 3.618.630.000 541.560.000 708.397.000 (166.837.000)
165 Y+2 8.713.559.000 7.936.432.000 7.963.473.000 (27.041.000) 3.609.236.000 644.650.000 541.560.000 103.090.000
166 MASA Y-2 794.257.026 327.152.707 222.405.205 104.747.502 819.240.454 15.571.972 12.719.076 2.852.896
167 Y-1 1.083.290.507 568.031.938 327.152.707 240.879.231 1.174.721.980 30.721.288 15.571.972 15.149.316
168 Y 1.433.688.362 898.334.865 568.031.938 330.302.927 1.223.779.663 52.977.442 30.721.288 22.256.154
169 Y+1 1.799.172.358 1.333.604.000 898.334.865 435.269.135 1.622.044.000 97.671.000 52.977.442 44.693.558
170 Y+2 2.379.024.000 1.691.475.000 1.333.604.000 357.871.000 1.692.561.000 119.680.000 97.671.000 22.009.000
171 MPPA Y-2 4.086.018.000 6.916.052.000 5.619.731.000 1.296.321.000 1.782.876.000 39.719.000 19.958.000 19.761.000
172 Y-1 4.578.376.000 8.487.654.000 6.916.052.000 1.571.602.000 2.005.128.000 110.260.000 39.719.000 70.541.000
173 Y 6.048.441.000 9.768.075.000 8.487.654.000 1.280.421.000 1.696.599.000 96.254.000 110.260.000 (14.006.000)

66
174 Y+1 8.403.470.000 7.738.485.000 9.768.075.000 (2.029.590.000) 1.903.870.000 45.478.000 96.254.000 (50.776.000)
Lampiran
175 2:
Y+2Data 9.800.729.000
beberapa rekening akrual
8.758.719.000 perusahaan
7.738.485.000sampel pada periode 2.178.493.000
1.020.234.000 amatan dalam ribuan Rupiah 45.478.000
30.993.000 (lanjutan) (14.485.000)
64

1 2 3 11 12 13 14 15 16 17 18
176 SMRA Y-2 1.478.940.628 797.931.932 632.388.471 165.543.461 754.987.396 30.569.222 21.958.051 8.611.171
177 Y-1 1.864.759.453 965.249.803 797.931.932 167.317.871 860.553.229 54.900.825 30.569.222 24.331.603
178 Y 2.191.817.465 1.027.229.644 965.249.803 61.979.841 1.295.642.651 153.448.228 54.900.825 98.547.403
179 Y+1 3.029.483.370 1.267.062.897 1.027.229.644 239.833.253 311.835.944 87.722.512 153.448.228 (65.725.716)
180 Y+2 3.629.969.131 1.197.692.629 1.267.062.897 (69.370.268) 308.637.298 43.704.492 87.722.512 (44.018.020)
65

Lampiran 3: Perhitungan discretionary accruals

67
66

No Kode Tahun 1/A(t-1) ∆REV/A(t-1) PPE (t)/A(t-1) (∆REV- ∆AR)/A(t-1) TA (t)/A(t-1) NDA DA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 HERO Y-2 1,55131,E-09 0,173467346 0,347978722 0,1757167434306 -0,014883256 0,078185566 -0,093068822
2 Y-1 1,40765,E-09 0,28212679 0,349754506 0,2786498949893 -0,013748515 0,084443505 -0,09819202
3 Y 1,21869,E-09 0,362648451 0,403626814 0,3613797978198 -0,006521196 0,099736129 -0,106257325
4 Y+1 1,19876,E-09 0,487954284 0,431519174 0,4733390314278 -0,017127849 0,111623094 -0,128750943
5 Y+2 1,03777,E-09 0,605335365 0,463712422 0,6052471544445 -0,060099127 0,125497168 -0,185596296
6 INTP Y-2 1,03727,E-10 0,017538631 0,731468556 0,0228012598909 -0,003717692 0,144450184 -0,148167876
7 Y-1 1,01425,E-10 0,069882313 0,881500836 0,0605138025405 0,012011406 0,17597543 -0,163964024
8 Y 8,58440,E-11 0,086310829 0,749605313 0,0847052276666 0,01992233 0,151553897 -0,131631567
9 Y+1 8,38222,E-11 0,04148117 0,715963226 0,0380090873645 0,010913037 0,142289185 -0,131376148
10 Y+2 8,72235,E-11 0,018264677 0,710057868 0,0155327412893 -0,009818821 0,139842971 -0,149661793
11 PTSP Y-2 8,98901,E-09 0,141289203 0,346013825 0,1376756227134 -0,027092865 0,075616729 -0,102709594
12 Y-1 7,39661,E-09 0,169012626 0,259118176 0,1718973054136 0,013765098 0,060577151 -0,046812053
13 Y 6,78790,E-09 0,114813964 0,234485864 0,1030406119969 -0,017638612 0,051803098 -0,06944171
14 Y+1 7,41887,E-09 0,050419898 0,230462519 0,0574497605582 0,031346301 0,048397937 -0,017051636
15 Y+2 8,00123,E-09 -0,061008798 0,218741091 (0,0560696601474) -0,019874992 0,039585871 -0,059460864
16 TMPI Y-2 3,17077,E-09 -0,345172981 0,063091943 (0,2817068878594) -0,022854896 -0,003829201 -0,019025695
17 Y-1 3,42546,E-09 0,013215406 0,052053218 0,1749414247153 -0,17539701 0,020231445 -0,195628456
18 Y 3,94423,E-09 -0,130747017 0,0854048 (0,1809264716903) 0,049958578 0,006324024 0,043634554
19 Y+1 2,54827,E-09 0,169699856 0,059729544 0,0826503037790 0,035503504 0,016434255 0,01906925
20 Y+2 2,31224,E-09 0,040789273 0,040718123 0,1272142076622 -0,135435234 0,015272779 -0,150708014
21 ZBRA Y-2 1,35811,E-08 0,152353325 0,788494242 0,1523755296610 0,004971059 0,163049702 -0,158078643
22 Y-1 1,36778,E-08 0,087670712 0,765972466 0,0870092953796 0,018019302 0,154889082 -0,13686978
23 Y 1,26861,E-08 0,066749548 0,80231514 0,0676202591299 -0,00865375 0,160887651 -0,169541401
24 Y+1 1,26706,E-08 -0,021154598 0,886712423 (0,0214170948354) 0,006880488 0,1722908 -0,165410313

68
Lampiran
25 3: Perhitungan discretionary
Y+2 1,21946,E-08 accruals (lanjutan)
-0,063956496 1,05280742 (0,0634239354364) 0,01081464 0,202381857 -0,191567217
67

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
26 ARNA Y-2 7,57541,E-09 0,117979486 0,870558914 0,0845567625714 0,00431041 0,175214758 -0,170904347
27 Y-1 5,63637,E-09 0,130741279 0,817585687 0,1108452476905 0,039934928 0,166357926 -0,126422998
28 Y 4,52293,E-09 0,224530203 0,836117018 0,1485011706846 0,067366623 0,172146527 -0,104779904
29 Y+1 4,05627,E-09 0,114253298 0,76295493 0,1267190310908 -0,015288586 0,156578719 -0,171867306
30 Y+2 4,03064,E-09 0,095558858 0,888488861 0,0496840392659 0,030405154 0,176721068 -0,146315915
31 JSPT Y-2 9,48899,E-10 0,047875029 0,727772688 0,0322614063854 0,021430259 0,144270143 -0,122839884
32 Y-1 9,22060,E-10 0,202506412 0,877321578 0,1958683009110 -0,020168695 0,182929666 -0,203098362
33 Y 5,83746,E-10 -0,067727743 0,59646542 (0,0617284784364) 0,000387573 0,113177738 -0,112790165
34 Y+1 5,54552,E-10 -0,044821172 0,813334693 (0,0457237834674) 0,004873307 0,156535834 -0,151662527
35 Y+2 4,38214,E-10 0,015435945 0,648095576 0,0168791987774 -0,014913886 0,127794897 -0,142708783
36 PUDP Y-2 2,36395,E-09 -0,098230437 0,175108869 (0,0845779601702) -0,02921066 0,02941054 -0,0586212
37 Y-1 2,38432,E-09 0,01496658 0,244914196 0,0235218660414 -0,064544037 0,049277838 -0,113821875
38 Y 2,42583,E-09 -0,016022876 0,246208701 (0,0141975209782) 0,016988078 0,047365307 -0,030377229
39 Y+1 2,88249,E-09 0,046771832 0,269353212 0,0486664084437 -0,019838078 0,055504107 -0,075342185
40 Y+2 2,93301,E-09 -0,056364121 0,269290271 (0,0495835491407) 0,013303795 0,049850264 -0,036546468
41 AISA Y-2 7,67967,E-09 -0,103947149 0,321029782 (0,0956212849617) -0,032708326 0,057331664 -0,090039991
42 Y-1 8,78613,E-09 -0,191264274 0,174171202 (0,1836320006524) -0,003180684 0,023539351 -0,026720035
43 Y 1,15828,E-08 1,268624579 2,487835259 0,9654858167283 0,335373165 0,542282308 -0,206909144
44 Y+1 2,94188,E-09 0,244609331 0,640141852 0,2200783045174 0,026429463 0,137906156 -0,111476694
45 Y+2 2,68501,E-09 0,004123245 0,531126863 (0,0506544782221) 0,088620301 0,10102752 -0,012407219
46 ASII Y-2 3,72263,E-11 0,030947806 0,262541831 0,0337707867819 0,014272146 0,053315881 -0,039043735
47 Y-1 3,76314,E-11 0,038816498 0,241623982 0,0450962020650 -0,010962331 0,049872778 -0,060835109
48 Y 3,81889,E-11 0,047596723 0,232184897 0,0473537655517 -0,018222722 0,048155275 -0,066377997
49 Y+1 3,64906,E-11 0,48937397 0,311926869 0,4244661459797 0,043437331 0,085413813 -0,041976482

69
Lampiran
50 3: Perhitungan discretionary
Y+2 2,55460,E-11 accruals (lanjutan)
0,415081952 0,293665664 0,3782786805781 0,064356817 0,07918819 -0,014831374
68

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
51 TIRT Y-2 3,52692,E-09 0,223832218 0,541407786 0,1500811149048 0,122337185 0,114565658 0,007771527
52 Y-1 2,97307,E-09 -0,011515669 0,612064823 (0,0021253649080) 0,004441104 0,119652801 -0,115211697
53 Y 2,47902,E-09 0,068288916 0,791747887 0,0168768566803 0,041585806 0,155906054 -0,114320248
54 Y+1 1,89033,E-09 0,645113366 0,778990067 0,5747309708211 0,207769983 0,185441542 0,022328441
55 Y+2 1,23676,E-09 0,221720785 0,432704221 0,1681528216401 0,133676916 0,09433116 0,039345756
56 TRST Y-2 6,16829,E-10 0,121438233 0,602500928 0,0919938298639 0,004665798 0,123185583 -0,118519785
57 Y-1 6,51518,E-10 0,011445326 0,619652816 0,0074684406389 -0,00582482 0,121688572 -0,127513392
58 Y 6,56876,E-10 0,007724162 0,690565932 0,0147586094151 0,010790109 0,135984148 -0,125194038
59 Y+1 5,89668,E-10 0,064686322 0,774434936 0,0325152504965 0,019834227 0,153416045 -0,133581818
60 Y+2 5,23079,E-10 0,092891267 0,739379605 0,0456042104480 0,071974964 0,147307644 -0,07533268
61 AKRA Y-2 1,60311,E-09 -0,267100356 0,253064396 (0,2391420108505) -0,026763681 0,035790551 -0,062554232
62 Y-1 1,62646,E-09 0,152189164 0,309420549 (0,0040257622710) 0,377014819 0,060319284 0,316695535
63 Y 1,44459,E-09 1,163490531 1,10814647 1,1254839946043 0,019938996 0,28147841 -0,261539413
64 Y+1 5,90700,E-10 0,378242639 0,474658679 0,3039095648729 0,117570294 0,110336391 0,007233903
65 Y+2 5,05111,E-10 0,57708963 0,506544653 0,5561201063933 -0,06619157 0,131058116 -0,197249687
66 BMTR Y-2 2,64039,E-10 0,062920548 0,339396554 0,0510749565127 0,003549215 0,069349174 -0,065799958
67 Y-1 2,49404,E-10 -0,081903292 0,541215516 (0,0714146048018) 0,006870333 0,101809717 -0,094939383
68 Y 1,68703,E-10 0,046331002 0,397131311 0,0343655916591 0,043753393 0,079687822 -0,035934429
69 Y+1 1,47713,E-10 0,063710712 0,393157813 0,0583510909053 0,016215792 0,0802875 -0,064071708
70 Y+2 1,34747,E-10 0,106261624 0,371533204 0,0694597494197 0,071332189 0,076693646 -0,005361457
71 CNKO Y-2 3,98592,E-09 -0,179354847 0,818032296 (0,1378905709807) -0,02604034 0,152162876 -0,178203216
72 Y-1 4,16591,E-09 0,12229327 0,842291858 0,0606797836338 0,018062358 0,168312163 -0,150249806
73 Y 1,75984,E-09 -0,005348557 0,347768171 0,0099753970382 -0,002698226 0,068627471 -0,071325697
74 Y+1 1,77379,E-09 0,025769231 0,359490038 0,0014135367398 0,036379146 0,070429697 -0,034050551

70
Lampiran
75 3: Perhitungan discretionary
Y+2 1,62276,E-09 accruals
0,325632493 (lanjutan)
0,325181869 0,3083960678540 0,094794576 0,08134292 0,013451656
69

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
76 DOID Y-2 2,52333,E-08 -0,449535508 0,082624803 (0,5120468031159) 0,161610487 -0,01323297 0,174843457
77 Y-1 2,44764,E-08 0,229435271 0,075799727 0,3403687764519 -0,300173165 0,034377257 -0,334550423
78 Y 2,49427,E-08 5,748028008 13,02618674 5,2687578826856 3,761944661 2,851624658 0,910320003
79 Y+1 1,20416,E-09 0,243759409 0,62372464 0,2577489097734 0,216170716 0,136856527 0,079314189
80 Y+2 1,08172,E-09 0,100040113 0,528673525 0,0733268348660 -0,135326839 0,107666451 -0,24299329
81 LPKR Y-2 7,75080,E-10 0,013150213 0,197810766 0,0120096957903 0,055759306 0,039399147 0,016360159
82 Y-1 6,09188,E-10 0,766581829 0,570617555 0,7326133307488 0,112512345 0,153730796 -0,041218451
83 Y 2,39321,E-10 0,040965358 0,279746849 0,0140575128464 0,149186612 0,055550788 0,093635824
84 Y+1 1,79980,E-10 0,059801878 0,212837048 0,0086514809708 0,305292349 0,042146808 0,263145541
85 Y+2 1,60456,E-10 -0,015984666 0,156052478 (0,0368181675862) 0,142490871 0,028423773 0,114067098
86 RICY Y-2 3,41268,E-09 -0,133762763 0,166497775 (0,1117850849495) -0,06659955 0,0261632 -0,09276275
87 Y-1 3,83486,E-09 -0,104572354 0,171031211 (0,0812356511719) -0,041781798 0,0288045 -0,070586298
88 Y 3,79037,E-09 0,055425878 0,153276473 0,0025467790050 0,094458636 0,030140878 0,064317758
89 Y+1 3,36274,E-09 0,306485799 0,453359991 0,2184676033207 0,219317384 0,101262365 0,118055019
90 Y+2 2,39617,E-09 0,250187195 0,455713978 0,2297154140595 0,136239089 0,102368868 0,033870222
91 SUBA Y-2 1,34960,E-09 -0,035738854 1,108816089 (0,0159891282948) -0,002993047 0,216065896 -0,219058943
92 Y-1 1,12694,E-09 0,372429918 0,97505896 0,1946185372628 0,04687091 0,201984113 -0,155113203
93 Y 8,86528,E-10 -0,012123011 0,73643199 0,1185856549402 -0,082411652 0,150921431 -0,233333083
94 Y+1 9,91776,E-10 -0,208772674 0,793106993 (0,1919743962769) -0,078175917 0,144179748 -0,222355665
95 Y+2 1,19314,E-09 -0,216215196 0,89937955 (0,2126206280956) 0,001349139 0,163790693 -0,162441555
96 ULTJ Y-2 1,03029,E-09 -0,071717769 0,814143304 (0,0722569597614) -0,010763 0,155170532 -0,165933532
97 Y-1 9,82248,E-10 0,080384796 0,76728501 0,0607740676404 0,10760776 0,153639503 -0,046031743
98 Y 8,92179,E-10 0,049688937 0,696202173 0,0265844826339 0,029079641 0,137766146 -0,108686505
99 Y+1 7,69071,E-10 0,127209374 0,605103772 0,1130270169824 0,020558884 0,124902661 -0,104343777

71
Lampiran
100 3: Perhitungan discretionary
Y+2 7,97166,E-10 accruals
0,098448378 (lanjutan)
0,62992713 0,0949708954280 -0,024297013 0,128723554 -0,153020567
70

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
101 UNTR Y-2 1,54699,E-10 -0,027305681 0,283258403 0,0047965822766 -0,061439445 0,055706199 -0,117145644
102 Y-1 1,64030,E-10 -0,001489231 0,320653024 (0,0307804529664) 0,062503916 0,060981107 0,001522809
103 Y 1,65114,E-10 0,334052568 0,39086516 0,3239545548135 -0,001450853 0,095089841 -0,096540693
104 Y+1 1,47724,E-10 0,647810792 0,636363045 0,5086367750485 0,168460951 0,153735751 0,014725199
105 Y+2 9,40394,E-11 0,041230735 0,488201298 0,0712785852786 -0,058090404 0,099628839 -0,157719243
106 APEX Y-2 7,55123,E-10 0,175781976 1,469422469 0,1692783287376 0,064338428 0,297270969 -0,232932541
107 Y-1 3,82166,E-10 0,075627736 0,712774035 0,0446578387830 0,017149589 0,142046865 -0,124897275
108 Y 3,81796,E-10 0,043714428 0,883443642 0,0385709105070 0,014724366 0,175095653 -0,160371287
109 Y+1 3,11790,E-10 0,085802009 0,954701736 0,0689436659196 0,020431494 0,190784143 -0,170352649
110 Y+2 2,47301,E-10 0,117038452 0,088486366 0,1823599706934 -0,058322549 0,027787015 -0,086109564
111 PBRX Y-2 5,48266,E-09 -0,196791383 0,099268627 (0,1864746696318) -0,030189722 0,008718455 -0,038908177
112 Y-1 8,90532,E-09 0,387242284 0,173684306 0,3365904173838 0,100711654 0,053315317 0,047396338
113 Y 7,88815,E-09 6,261565288 0,481878174 5,4933264562305 0,204493951 0,409726238 -0,205232288
114 Y+1 2,56268,E-09 0,833145653 0,320856332 0,6742061951270 0,228155536 0,101501327 0,126654209
115 Y+2 1,80556,E-09 0,355408122 0,286844029 0,3534162078195 0,241900596 0,076425659 0,165474937
116 BKSL Y-2 4,55643,E-10 -0,010275326 0,004864511 (0,0061621513444) -0,064210087 0,000598104 -0,06480819
117 Y-1 4,81519,E-10 0,019597824 0,004741895 0,0220280120172 -0,012078346 0,002192792 -0,014271138
118 Y 5,20053,E-10 -0,013490854 0,026198616 (0,0428320982005) 0,217902257 0,002667377 0,215234881
119 Y+1 3,79343,E-10 0,100179717 0,017261859 0,1104657494738 0,009765477 0,009720929 4,45485E-05
120 Y+2 4,01877,E-10 -0,110787816 0,016068069 (0,1168483330530) 0,036358196 -0,003565091 0,039923287
121 CTRA Y-2 2,12385,E-10 0,03127803 0,189872647 0,0318265909591 0,012515022 0,038983627 -0,026468605
122 Y-1 2,01666,E-10 0,062778674 0,209611677 0,0607411376399 0,165358458 0,044506631 0,120851827
123 Y 1,88441,E-10 0,025594395 0,21132947 0,0235574116796 -0,034968794 0,042707691 -0,077676485
124 Y+1 1,94058,E-10 0,03139852 0,14337898 0,0262417065843 -0,103225562 0,029564606 -0,132790168

72
Lampiran
125 3: Perhitungan discretionary
Y+2 1,33616,E-10 accruals (lanjutan)
-0,005918395 0,177299588 (0,0132509986970) 0,001962385 0,033934846 -0,031972461
71

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
126 MLPL Y-2 6,37244,E-10 1,218759439 0,871430319 1,2418665381983 -0,015465271 0,241838177 -0,257303448
127 Y-1 2,05224,E-10 1,022796727 0,396665762 1,0071559665788 0,051494474 0,135454483 -0,083960008
128 Y 1,82460,E-10 0,293695575 0,392330629 0,2399363361115 0,060678481 0,09055228 -0,029873799
129 Y+1 1,33703,E-10 0,169766803 0,243306474 0,2132730830210 -0,078506084 0,059858765 -0,138364849
130 Y+2 1,01639,E-10 0,237762254 0,204233367 0,2360762658633 -0,014245218 0,053521919 -0,067767138
131 SULI Y-2 8,59586,E-10 0,072163157 0,583656457 0,0689582469526 0,05644034 0,118175205 -0,061734866
132 Y-1 8,04862,E-10 0,044705851 0,599908671 0,0495781087439 0,020827156 0,120242787 -0,099415632
133 Y 6,57634,E-10 -0,082277651 0,599073423 (0,1074876024471) 0,0480241 0,111060602 -0,063036503
134 Y+1 5,27441,E-10 0,19509946 0,605713649 0,1879003188061 0,045323707 0,129321244 -0,083997537
135 Y+2 4,60841,E-10 0,010686013 0,608956129 0,0141350900047 -0,019561194 0,119978139 -0,139539334
136 TBLA Y-2 8,68598,E-10 0,412960579 0,419027586 0,3899915079342 0,017814834 0,104392791 -0,086577957
137 Y-1 7,39595,E-10 0,021911043 0,403521965 0,0887857093367 -0,050870818 0,084063219 -0,134934037
138 Y 6,88972,E-10 -0,018351987 0,525125492 (0,0446642974271) 0,013631959 0,10019707 -0,086565111
139 Y+1 4,88004,E-10 0,317305224 0,402738859 0,3024435541256 0,143486452 0,096178238 0,047308215
140 Y+2 4,06981,E-10 0,859395232 0,381098559 0,8533692116390 -0,074669226 0,123577682 -0,198246908
141 TCID Y-2 2,17187,E-09 0,355005098 0,460908838 0,2605493170253 0,090597154 0,105155936 -0,014558782
142 Y-1 1,69870,E-09 0,176922494 0,40935522 0,1566672602139 0,057979754 0,089102496 -0,031122742
143 Y 1,83252,E-09 0,085884399 0,555413529 0,0525710973368 0,110585383 0,1117074 -0,001122017
144 Y+1 1,48766,E-09 0,099231903 0,465594168 0,1412283387307 -0,035933795 0,099221379 -0,135155174
145 Y+2 1,37894,E-09 0,305353999 0,533630633 0,2536054083110 0,102697896 0,118988129 -0,016290233
146 BUDI Y-2 1,06309,E-09 0,101071277 0,611500734 0,0761396604274 0,017881195 0,124036404 -0,106155209
147 Y-1 1,02187,E-09 0,04934309 0,644525785 0,1119694828413 -0,094032579 0,132556423 -0,226589002
148 Y 1,07341,E-09 0,297752073 0,855100932 0,1582994673760 0,183272257 0,176424105 0,006848152
149 Y+1 6,73106,E-10 0,135757994 0,653706692 0,2026754601182 -0,007419643 0,139561383 -0,146981026

73
Lampiran
150 3: Perhitungan discretionary
Y+2 5,88668,E-10 accruals (lanjutan)
0,135479029 0,620960706 0,1104500367918 -0,030443561 0,127857731 -0,158301292
72

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
151 CITA Y-2 2,56744,E-08 0,816085038 1,963549106 0,6228958082355 -0,077087924 0,420013291 -0,497101215
152 Y-1 7,92095,E-09 2,667495177 1,736832616 2,2417713746125 0,180711776 0,468603255 -0,28789148
153 Y 2,46590,E-09 1,058617024 0,690922434 1,2155847488850 -0,115243956 0,205005521 -0,320249477
154 Y+1 1,84424,E-09 0,881636986 0,641270135 0,8569112503335 0,043390261 0,174693989 -0,131303728
155 Y+2 1,38351,E-09 -1,033432948 0,637779334 (1,0500428214947) 0,012982267 0,064513298 -0,05153103
156 DSFI Y-2 3,98333,E-09 0,100032142 0,345379884 0,0785795105270 0,077716705 0,072099366 0,005617339
157 Y-1 3,66644,E-09 -0,598826884 0,313749062 (0,5664243114902) -0,232146736 0,028873324 -0,261020061
158 Y 4,47908,E-09 0,266407702 0,366099569 0,1562858271674 0,332275872 0,080615905 0,251659968
159 Y+1 3,16294,E-09 0,020406217 0,270711699 0,0593625265664 -0,135160808 0,056384122 -0,19154493
160 Y+2 4,07861,E-09 -0,369143186 0,297103191 (0,3264620573619) -0,356812363 0,039394564 -0,396206928
161 GJTL Y-2 1,57701,E-10 -0,311234756 0,501311362 (0,3270384381805) 0,045331761 0,079322924 -0,033991163
162 Y-1 1,33701,E-10 0,085131066 0,425895192 0,0886712027867 -0,015205152 0,088434856 -0,103640008
163 Y 1,37438,E-10 0,163430445 0,449385344 0,1496132847262 0,009038864 0,096530943 -0,087492079
164 Y+1 1,18278,E-10 0,154188804 0,428002531 0,1739218680087 -0,051596078 0,093742347 -0,145338425
165 Y+2 1,14764,E-10 -0,003103324 0,414209165 (0,0149343109974) 0,014710981 0,080198977 -0,065487996
166 MASA Y-2 1,25904,E-09 0,131881115 1,031455092 0,1282892094933 0,019443697 0,209211621 -0,189767924
167 Y-1 9,23113,E-10 0,22235885 1,084401619 0,2083743128380 -0,036061532 0,224171214 -0,260232746
168 Y 6,97502,E-10 0,230386837 0,853588336 0,2148631328570 0,102130412 0,179375999 -0,077245587
169 Y+1 5,55811,E-10 0,241927425 0,901550089 0,2170862481648 0,055811053 0,188889276 -0,133078223
170 Y+2 4,20340,E-10 0,150427654 0,711451839 0,1411763815750 0,012879231 0,147330233 -0,134451002
171 MPPA Y-2 2,44737,E-10 0,31725778 0,436335816 0,3124215311827 0,046724953 0,103325756 -0,056600803
172 Y-1 2,18418,E-10 0,343266259 0,437956166 0,3278588302927 0,021485784 0,104529254 -0,083043469
173 Y 1,65332,E-10 0,211694385 0,280501868 0,2140100234093 -0,038764535 0,06717984 -0,105944374
174 Y+1 1,18998,E-10 -0,241518087 0,226557601 (0,2354758212976) -0,023671531 0,030813955 -0,054485486

74
Lampiran
175 3: Perhitungan discretionary
Y+2 1,02033,E-10 accruals (lanjutan)
0,104097767 0,222278669 0,1055757178879 0,007283744 0,04955984 -0,042276096
73

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
176 SMRA Y-2 6,76160,E-10 0,111933811 0,510492025 0,1061112846783 0,115886734 0,105991005 0,009895729
177 Y-1 5,36262,E-10 0,089726249 0,461482165 0,0766781301309 0,05693524 0,09471022 -0,03777498
178 Y 4,56242,E-10 0,02827783 0,591127077 (0,0166836712381) 0,000750064 0,114719558 -0,113969494
179 Y+1 3,30089,E-10 0,079166387 0,102933704 0,1008617416507 0,018981527 0,025934571 -0,006953044
180 Y+2 2,75484,E-10 -0,019110429 0,085024772 (0,0069841497503) 0,042523755 0,016237449 0,026286305

75
74

Lampiran 4: Data discretionary accruals sebelum right issue, pada saat right
issue dan sesudah right issue.
No Kode DA Sebelum DA Pada DA Sesudah
1 HERO -0,095630421 -0,106257325 -0,157173619
2 INTP -0,15606595 -0,131631567 -0,14051897
3 PTSP -0,074760823 -0,06944171 -0,03825625
4 TMPI -0,107327076 0,043634554 -0,065819382
5 ZBRA -0,147474212 -0,169541401 -0,178488765
6 ARNA -0,148663673 -0,104779904 -0,15909161
7 JSPT -0,162969123 -0,112790165 -0,147185655
8 PUDP -0,086221537 -0,030377229 -0,055944327
9 AISA -0,058380013 -0,206909144 -0,061941956
10 ASII -0,049939422 -0,066377997 -0,028403928
11 TIRT -0,053720085 -0,114320248 0,030837099
12 TRST -0,123016588 -0,125194038 -0,104457249
13 AKRA 0,127070651 -0,261539413 -0,095007892
14 BMTR -0,080369671 -0,035934429 -0,034716582
15 CNKO -0,164226511 -0,071325697 -0,010299448
16 DOID -0,079853483 0,910320003 -0,08183955
17 LPKR -0,012429146 0,093635824 0,18860632
18 RICY -0,081674524 0,064317758 0,07596262
19 SUBA -0,187086073 -0,233333083 -0,19239861
20 ULTJ -0,105982638 -0,108686505 -0,128682172
21 UNTR -0,057811417 -0,096540693 -0,071497022
22 APEX -0,178914908 -0,160371287 -0,128231106
23 PBRX 0,00424408 -0,205232288 0,146064573
24 BKSL -0,039539664 0,215234881 0,019983918
25 CTRA 0,047191611 -0,077676485 -0,082381315
26 MLPL -0,170631728 -0,029873799 -0,103065993
27 SULI -0,080575249 -0,063036503 -0,111768435
28 TBLA -0,110755997 -0,086565111 -0,075469347
29 TCID -0,022840762 -0,001122017 -0,075722703
30 BUDI -0,166372106 0,006848152 -0,152641159
31 CITA -0,392496347 -0,320249477 -0,091417379
32 DSFI -0,127701361 0,251659968 -0,293875929
33 GJTL -0,068815585 -0,087492079 -0,10541321
34 MASA -0,225000335 -0,077245587 -0,133764613
35 MPPA -0,069822136 -0,105944374 -0,048380791
36 SMRA -0,013939626 -0,113969494 0,00966663
Lampiran 5: Regresi linier berganda antara discretionary accruals (sebagai variabel dependen) dengan total accruals dan
non-discretionary accruals (sebagai variabel independen)

SUMMARY OUTPUT

Regression Statistics
Multiple R 1
R Square 1
Adjusted R Square 0,994382022
Standard Error 1,69936E-16
Observations 180

ANOVA
df SS MS F Significance F
Regression 2 4,274132102 2,137066051 7,4003E+31 0
Residual 178 5,1403E-30 2,88781E-32
Total 180 4,274132102

Coefficients Standard Error t Stat P-value Lower 95% Upper 95% Lower 95,0% Upper 95,0%
Intercept 0 #N/A #N/A #N/A #N/A #N/A #N/A #N/A
TA (t)/A(t-1) 1 8,22111E-17 1,21638E+16 0 1 1 1 1
NDA -1 9,71831E-17 -1,02899E+16 0 -1 -1 -1 -1

77

You might also like