Professional Documents
Culture Documents
Makalah
Disusun Oleh :
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) WALISONGO - SEMARANG
2010
A. PENDAHULUAN
Berbicara tentang kehidupan manusia terkesan selalu menarik. Karena
selalu menarik, maka masalahnya tidak pernah selesai atau tuntas.
Pembicaraan mengenai mahluk psikofisik ini dapat diumpamakan sebagai
suatu permainan yang tidak pernah usai.
Timbul pertanyaaan siapakah manusia itu? Pertanyaan ini nampaknya
sangat sederhana, tetapi tidak mudah memperoleh jawaban yang tepat.
Biasanya orang menjawab pertanyaan tersebut menurut latar belakangnya, jika
seseorang yang menitik beratkan pada kemampuan manusia berpikir, memberi
B. PEMBAHASAN
1. Kekuasaan Allah swt.
Dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 164 Allah swt berfirman
sebagai berikut:
Maknanya : “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih
bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut
membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang
Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia
hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan
di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan
awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh
(terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi
kaum yang memikirkan”. (Departemen Agama RI, 2005:25)
Dalam ayat di atas telah tergambar jelas betapa Allah Maha Besar
dan Maha Kuasa atas segala sesuatu. Allah menciptakan langit dan bumi
dan seisinya termasuk manusia yang telah diutus sebagai wakil-Nya di atas
bumi.
Dalam penciptaan langit, Allah menciptakannya dengan penuh
keindahan, keanehan, keluarbiasaan dan sekian banyak misteri. Seseorang
yang suka memperhatikan langit di malam maupun siang hari akan
merasakan ketakjuban yang luar biasa terhadap keindahannya. Dan
mungkin akan merasakan betapa besarnya kekuasaan Allah. Bahkan kini
C. CRITICAL TOUGHT1
Sampai sekarang ini, Tuhan tidak hanya sepenuhnya baik tetapi juga
Maha Kuasa. Pendirian ini di masa sekarang jarang dikemukakan. Tetapi mari
kita mulai dengan Tuhan yang Maha Kuasa dan sepenuhnya baik. Dapatkah
kita benar-benar percaya bahwa dunia diciptakan oleh Tuhan yang bersifat
demikian? Saya pikir sebagian besar orang akan menjawab pertanyaan
tersebut tidak sungguh-sungguh memikirkan makna yang terdapat dalam
istilah Maha Kuasa. Ketika anda memperhatikan semua penderitaan fisik yang
terdapat di muka bumi; ketika anda memperhatikan kebodohan banyak orang;
ketika anda memperhatikan bencana alam; ketika anda memperhatikan bahwa
semua kehidupan manusia hanyalah fase dari alam semesta yang fana, saya
pikir sulit beranggapan bahwa yang Maha Kuasa tidak bisa melakukan yang
lebih baik.
Saya ingat akan kejadian lain dimana saya mendiskusikan masalah
secara terbuka. Saya berdebat mengenai pertanyaan ini dengan seorang uskup.
Untuk menyanggah saya dikatakan bahwa penderitaan tidak bisa dijadikan
argumen menyanggah kebaikan Tuhan karena penderitaan adalah hukuman
atas dosa. Kebetulan ketika saya mulai berdebat masalah ini, putra saya
menjalani operasi karena penyakit tulang. Ia menderita penyakit yang berat.
Saya tidak bisa berpikir di usia enam tahun ia melakukan dosa. Tetapi tetap
1
Russel, 2009: 104-108. Betrand Russel termasuk kelompok pemikir bebas yang terus
menulis masalah agama. Agama adalah salah satu pokok masalah dari tulisan-tulisan awalnya,
buku harian rahasia yang mulai disimpannya ketika ia berumur tujuh belas tahun. Agama nampak
jelas dalam fiksi yang tidak diterbitkan yang ditulisnya awal abad 20 serta dalam fiksi yang
diterbitkan di usia tuanya. Sepanjang hidupnya Russel mendekati agama sebagai seorang filosof,
sejarawan, kritikus sosial, dan individu. Dalam salah satu riwayat hidupnya ia mengatakan bahwa
ia telah selesai dengan masalah agama ketika menginjak dewasa [yaitu] selama pergulatan yang
terekam dalam buku harian rahasianya ketika ‘Saya menolak secara berturut-turut, kehendak
bebas, hidup sesudah mati, dan kepercayaan kepada Tuhan’.
D. ANALISIS
Jika kita runut perjalanan hidup manusia semenjak masih berupa benih
yang dipancarkan kedalam rahim seorang ibu hingga manusia menutup usia
hidupnya di atas dunia, sungguh teramat besar dan teramat luas kekuasaan
Allah yang telah Ia tunjukkan dan berikan kepada manusia. Hal ini tidak
terbantahkan karena Allah telah menjelaskan di dalam al-Qur’an surat al-
Mu’minun ayat 14.
Dalam ayat tersebut telah tergambarkan secara jelas bagaimana Allah
menunjukkan kuasa-Nya, dimana Allah menjadikan benih itu menjadi
segumpal darah, lalu segumpal darah itu Allah jadikan menjadi segumpal
daging, kemudian Allah ciptakan tulang belulang dan kemudian dibungkus
dengan daging, dan Allah menjadikan manusia dalam bentuk lain. Setelah
manusia dilahirkan Allah kembali menunjukkan kepada manusia akan kuasa-
Nya dengan memberikan manusia begitu banyak kelebihan daripada mahluk-
mahluk Allah yang lainya. Subhanallah.
Allah juga telah menentukan dan menetapkan nasib setiap manusia,
ada yang ditakdirkan menjadi kuli, petani, guru, karyawan, manager, presiden
dan lain sebagainya, jalan hidup manusia telah ditentukan oleh Allah.
Walaupun sebegitu besar kasih sayang Allah yang diberikan kepada umat
manusia, tetapi tidak sedikit pula yang tidak mensyukuri nikmat tersebut,
bahkan ingkar kepada Allah.
Demikian juga halnya dengan sesuatu hal atau keadaan yang diberikan
kepada manusia seperti miskin, kaya, sakit, sehat, pintar, bodoh, dan lain
sebagainya. Yang ingin penulis sampaikan di sini adalah bahwa seseorang
jangan melihat atas apa yang telah Allah takdirkan kepadanya, akan tetapi
E. PENUTUP
Sebagai penutup makalah ini, penulis kutipkan beberapa ayat al-
Qur’an yaitu dalam surat ar-Rahman yang menjelaskan akan bukti kekuasaan
dan kasih sayang Allah kepada manusia.
F. DAFTAR PUSTAKA
Al-Ghazali, Abu Hamid bin Muhammad, Pent: Ali Yahya, S.Psi, Hikmah
Penciptaan Mahluk, Jakarta: Lentera, 1998
Daudy , Ahmad, Dr. MA, Allah dan Manusia dalam konsepsi Syaikh
Nuruddin ar-Raniry, Jakarta: CV. Rajawali, 1983
Muhammad , Dr. Abd al Basith, Semesta Ruh, cet. 3, Jakarta: PT. Serambi
Ilmu Semesta, 2004