You are on page 1of 3

B.

Pers yang Bebas dan Bertanggung Jawab Sesuai Kode


Etik Jurnalistik dalam Masyarakat Demokratis di
Inonesia

1. Kode Etik Jurnalistik dan Asas-Asasnya


Kode etik jurnalistik berperan untuk membatasi tindakan pers agar
tidak anarki dan sewenang-wenang. Walaupun kode etik tersebut
membatasi suatu tindakan pers, para pelanggarnya tidak dikenakan sanksi
yang konkret. Kode etik ini pun juga tidak berlaku untuk semua kalangan
masyarakat tetapi hanya untuk masyarakat yang mempunyai profesi
tertentu seperti wartawan. Kode etik hanya diputuskan oleh pihak
organisasi tertentu dan hanya untuk kalangan tertentu.

2. Asas-asas Kode Etik Jurnalistik Persatuan Wartawan Indonesia


Dalam Kode Etik Jurnalistik Persatuan Wartawan Indonesia terdapat 4
macam asas, yaitu :

a. Profesionalitas
Dalam hal ini Pers wajib memenuhi aspek-aspek profesionalitas yaitu
1. Tidak memutarbalikkan fakta, tidak memfitnah;
2. Berimbang, adil, dan jujur
3. Mengetahui perbedaan kehidupan pribadi dan kepentingan umum;
4. Mengetahui teknis penulisan yang tidak melanggar asas praduga tak
bersalah serta tidak merugikan korban kesusilaan;
5. Mengetahui kredibilitas narasumber
6. Sopan dan terhormat dalam mencari berita;
7. Tidak melakukan plagiat
8. Meneliti semua kebenaran bahan berita terlebih dahulu;
9. Tanggung jawab moral besar (mencabut sendiri berita yang salah
walaupun tanpa ada permintaan)
b. Asas Nasionalisme
Menurut asas ini, pers juga harus bersifat nasionalis yaitu tidak menutup
mata apabila ada persoalan bangsa. Asas Nasionalisme tersebut adalah :
1. Mengabdi untuk kepentingan bangsa dan negara
2. Memerhatikan keselamatan keamanan bangsa
3. Memerhatikan persatuan dan kesatuan negara

c. Asas Demokrasi
Asas ini mengandung isi yaitu pers harus memberikan kesempatan yang
adil/fair pada semua pihak. Isi dari asas tersebut adalah :
1. Harus cover both side
2. Harus jujur dan berimbang

d. Religius
Pers harus menghormati kaidah-kaidah keagamaan, dan
pemberitaannya tidak boleh melecehkan agama. Asas religius adalah :
1. Menghormati agama, kepercayaan, dan keyakinan agama lainnya;
2. Beriman dan bertakwa.

Peranan pers secara yuridis formal yang tercantum dalam UU Pers No.
40 tahun 1999 yang diundangkan tanggal 23 september 1999 yaitu :
1. Memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui
2. Menegakkan nilai-nilai dasar demokrasi, mendorong terwujudnya
supremasi hukum, dan hak-hak asasi manusia, serta menghormati
kebhinekaan.
3. Mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yang tepat,
akurat, dan benar.
4. Melakukan pengawasan, kritik, koreksi, dan saran terhadap hal-hal
yang menyangkut kepentingan umum.
5. Memperjuangkan keadilan dan kebenaran.
3. Kode Etik Periklanan
Kode etik periklanan yaitu :
1. Iklan adalah publikasi yang berupa reklame dengan menyewa sesuatu
ruangan dengan maksud memperkenalkan sesuatu melalui media pers.
2. Iklan harus bersifat membangun dan bermanfaat serta bebas dari
amoral, asosial dan harus sopan santun.
3. Iklan harus menghormati hak publik.
4. Iklan dapat ditolak apabila :
a. Bersifat tidak jujur dan merugikan.
b. Melanggar hukum.
c. Dapat merusak pergaulan dan martabat seseorang.
d. Dapat merusak kepentingan nasional dan bertentangan dengan
Pancasila.
e. Bertentangan dengan profesi golongan lain.
f. Iklan tersebut bersifat destruktif.
5. Diwajibkan meralat iklan apabila ada kesalahan.
6. Mencabut iklan-iklan yang dipasang oleh pihak yang memberi alamat
palsu.
7. Iklan dapat ditolak oleh penerbit apabila dianggap menyalahi
kebijaksanaan penerbitan pers.
8. Iklan tidak boleh disiarkan tanpa persetujuan.
9. Dalam pemasangan iklan harus melalui Biro iklan dan juga Biro iklan
tersebut harus mendapat pengakuan dari organisasi pers yang
bersangkutan.
10.Pengawasan penataan periklanan ini dilakukan oleh dewan
kehoramatan S.P.S. yang menentukan sanksi-sanksi yang diperlukan.

Demikian kode etik yang perlu diperhatikan agar tidak terjadi pelanggaran
terhadap hak-hak asasi manusia.

You might also like