Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Berdasarkan standar kompetensi 1 pada Bab Pertumbuhan dan Perkembangan
Tanaman, siswa diharapkan mampu melakukan penelitian tentang pertumbuhan
tanaman. Penelitian ini dilakukan agar siswa paham terhadap faktor-faktor internal
atau eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Selain
itu dari penelitian ini siswa diharapkan mampu menyelesaikan suatu penelitian secara
ilmiah.
1.3. Hipotesa
• Ada pengaruh suhu terhadap perkecambahan kacang hijau karena suhu
memiliki peran utama dalam aktivasi enzim ketika proses biokimia sel
tanaman berlangsung.
• Suhu yang cocok untuk proses perkecambahan kacang hijau adalah suhu
kamar.
1.3. Variabel
a. Variabel Bebas : Suhu lingkungan tempat tumbuhnya tanaman
a. Variabel Terikat : Pertambahan tinggi tanaman pada proses perkecambahan kacang hijau
1.1. Definisi Operasional
a. Variabel Bebas : Menggunakan 4 sampel yang akan diletakkan di 4
tempat yang memiliki suhu yang berbeda pula.
1) Untuk sampel pertama kita letakkan pada suhu titik
beku air (00C) yaitu di dalam freezer.
2)Sampel kedua dengan suhu rendah ± 160C yaitu di
dalam lemari es.
1
3)Sedangkan untuk sampel ketiga, kita lokasikan pada
suhu kamar yang ±280C.
4)Dan sampel terakhir dengan suhu lebih tinggi yaitu
±340C yang kita letakkan di belakang lemari es yang
selalu hidup dan mengeluarkan uap panas dari belakang
mesinnya.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Perkecambahan
Perkecambahan adalah proses pertumbuhan embrio dan komponen-
komponen biji yang memiliki kemampuan untuk tumbuh secara normal menjadi
tumbuhan baru. Setiap tumbuhan pasti mengalami fase perkecambahan.
Beberapa biji dapat mengalami perkembangan jika berada di kondisi lingkungan
yang sesuai. Namun, beberapa biji yang lain berada dalam masa dormansi. Artinya, biji
tersebut tidak tumbuh dan berkembang. Biji dapat berkecambah karena di dalamnya
terdapat embrio atau lembaga tumbuhan. Lembaga tumbuhan memiliki tiga bagian, yaitu
akar lembaga (radikula), daun lembaga (kotiledon), batang lembaga (kalkulus).
Awal perkecambahan dimulai dengan berakhirnya masa dormansi pada biji.
Berakhirnya masa dormansi ditandai dengan masuknya air ke dalam biji, disebut juga
proses imbibisi. Tahap berikutnya adalah tumbuhan akan melakukan proses
perbanyakan sel atau pembelahan aktif, namun sel-sel yang dibentuk belum mengalami
diferensiasi. Setelah mencapai massa sel tertentu, tumbuhan akan melakukan proses
diferensiasi. Diferensiasi adalah proses pertambahan jenis dan fungsi sel yang jelas.
Setelah itu akan dibentuk organ-organ melalui proses organogenesis. Proses
organogenesis berbagai organ yang berbeda bentuk serta berguna untuk melengkapi
struktur dan fungsi makhluk hidup disebut perkembangan atau morfogenesis. Apabila
daun sudah terbentuk, tumbuhan sudah mampu melakukan proses fotosintesis, yang akan
menghasilkan energi. Energi ini akan digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan.
Perkecambahan di bagi dalam 2 tipe, yaitu perkecambahan epigeal dan
perkecambahan hipogeal. Perkecambahan epigeal adalah perkecambahan yang ditandai
dengan bagian hipokotil terangkat ke atas permukaan tanah. Kotiledon akan mengalami
proses pembelahan yang sangat cepat untuk membentuk daun. Yang pada umunya
termasuk dikotil. Sedangkan perkecambahan hipogeal adalah perkecambahan yang
ditandai dengan terbentuknya bakal batang yang muncul ke permukaan tanah, sedangkan
kotiledon tetap berada di dalam tanah. Pada umumnya termasuk monokotil.
Kacang hijau adalah salh satu contoh tanaman yang memiliki tipe perkecambahan
epigeal, karena kotiledonnya terangkat ke atas.
3
b. Ukuran benih
Benih yang berukuran besar dan berat mengandung cadangan makanan
yang lebih banyak dibandingkan dengan yang kecil pada jenis yang sama.
Cadangan makanan yang terkandung dalam jaringan penyimpan digunakan
sebagai sumber energi bagi embrio pada saat perkecambahan (Sutopo, 2002).
Berat benih berpengaruh terhadap kecepatan pertumbuhan dan produksi karena
berat benih menentukan besarnya kecambah pada saat permulaan dan berat
tanaman pada saat dipanen (Blackman, dalam Sutopo, 2002).
c. Dormansi
Benih dikatakan dormansi apabila benih tersebut sebenarnya hidup tetapi
tidak berkecambah walaupun diletakkan pada keadaan yang secara umum
dianggap telah memenuhi persyaratan bagi suatu perkecambahan atau juga dapat
dikatakan dormansi benih menunjukkan suatu keadaan dimana benih-benih sehat
(viabel) namun gagal berkecambah ketika berada dalam kondisi yang secara
normal baik untuk berkecambah, seperti kelembaban yang cukup, suhu dan
cahaya yang sesuai (Lambers 1992, Schmidt 2002).
d. Penghambat perkecambahan
Menurut Kuswanto (1996), penghambat perkecambahan benih dapat
berupa kehadiran inhibitor baik dalam benih maupun di permukaan benih, adanya
larutan dengan nilai osmotik yang tinggi serta bahan yang menghambat lintasan
metabolik atau menghambat laju respirasi.
✔ Faktor Luar
Faktor luar utama yang mempengaruhi perkecambahan diantaranya :
a. Air
Penyerapan air oleh benih dipengaruhi oleh sifat benih itu sendiri
terutama kulit pelindungnya dan jumlah air yang tersedia pada media di
sekitarnya, sedangkan jumlah air yang diperlukan bervariasi tergantung kepada
jenis benihnya, dan tingkat pengambilan air turut dipengaruhi oleh suhu
(Sutopo, 2002). Perkembangan benih tidak akan dimulai bila air belum
terserap masuk ke dalam benih hingga 80 sampai 90 persen (Darjadi,1972) dan
umumnya dibutuhkan kadar air benih sekitar 30 sampai 55 persen (Kamil,
1979). Benih mempunyai kemampuan kecambah pada kisaran air tersedia.
Pada kondisi media yang terlalu basah akan dapat menghambat aerasi dan
merangsang timbulnya penyakit serta busuknya benih karena cendawan atau
bakteri (Sutopo, 2002).
Menurut Kamil (1979), kira-kira 70 persen berat protoplasma sel hidup
terdiri dari air dan fungsi air antara lain:
1. Untuk melembabkan kulit biji sehingga menjadi pecah atau robek agar
terjadi pengembangan embrio dan endosperm.
2. Untuk memberikan fasilitas masuknya oksigen kedalam biji.
3. Untuk mengencerkan protoplasma sehingga dapat mengaktifkan
berbagai fungsinya.
4. Sebagai alat transport larutan makanan dari endosperm atau kotiledon ke
titik tumbuh, dimana akan terbentuk protoplasma baru.
4
a. Suhu
Suhu optimal adalah yang paling menguntungkan berlangsungnya
perkecambahan benih dimana presentase perkembangan tertinggi dapat dicapai
yaitu pada kisaran suhu antara 26.5 sd 35°C (Sutopo, 2002). Suhu juga
mempengaruhi kecepatan proses permulaan perkecambahan dan ditentukan
oleh berbagai sifat lain yaitu sifat dormansi benih, cahaya dan zat tumbuh
giberelin.
b. Oksigen
Saat berlangsungnya perkecambahan, proses respirasi akan meningkat
disertai dengan meningkatnya pengambilan oksigen dan pelepasan CO2, air
dan energi panas. Terbatasnya oksigen yang dapat dipakai akan menghambat
proses perkecambahan benih (Sutopo, 2002). Kebutuhan oksigen sebanding
dengan laju respirasi dan dipengaruhi oleh suhu, mikro-organisme yang
terdapat dalam benih (Kuswanto. 1996).
Menurut Kamil (1979) umumnya benih akan berkecambah dalam udara
yang mengandung 29 persen oksigen dan 0.03 persen CO2. Namun untuk
benih yang dorman, perkecambahannya akan terjadi jika oksigen yang masuk
ke dalam benih ditingkatkan sampai 80 persen, karena biasanya oksigen yang
masuk ke embrio kurang dari 3 persen.
c. Cahaya
Kebutuhan benih akan cahaya untuk perkecambahannya berfariasi
tergantung pada jenis tanaman (Sutopo, 2002). Adapun besar pengaruh
cahanya terhadap perkecambahan tergantung pada intensitas cahaya, kualitas
cahaya, lamanya penyinaran (Kamil, 1979).
Menurut Adriance and Brison dalam Sutopo (2002) pengaruh cahaya
terhadap perkecambahan benih dapat dibagi atas 4 golongan yaitu golongan
yang memerlukan cahaya mutlak, golongan yang memerlukan cahaya untuk
mempercepat perkecambahan, golongan dimana cahaya dapat menghambat
perkecambahan, serta golongan dimana benih dapat berkecambah baik pada
tempat gelap maupun ada cahaya.
d. Medium
Medium yang baik untuk perkecambahan haruslah memiliki sifat fisik
yang baik, gembur, mempunyai kemampuan menyerap air dan bebas dari
organisme penyebab penyakit terutama cendawan (Sutopo, 2002). Pengujian
viabilitas benih dapat digunakan media antara lain substrat kertas, pasir dan
tanah.
5
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Objek Penelitian
Pertumbuhan biji kacang hijau.
6
1. Biji-biji kacang hijau direndam beberapa saat untuk memilih butir-butir biji
terbaik, yaitu yang berada di dasar air ketika direndam.
2. Sementara itu, kita mempersiapkan media tanam berupa 4 wadah gelas plastik
yang telah di beri kapas basah di bagian dasarnya dengan jumlah kapas dan
kuantitas air (4 sendok makan penuh) yang sama.
*) khusus untuk 1 wadah sampel yang akan dikondisikan pada suhu 00C, sehari
sebelumnya telah kita bekukan diantara sekaleng es beku permanen.
3. Biji-biji yang telah dipilih kemudian dimasukkan kedalam wadah media tanam
yang telah di persiapkan sebelumnya. Paha tahap ini untuk jumlah banyaknya biji
pada masing-masing sampel, kita samakan sebanyak 11 butir untuk masing-
masingnya.
5. Peletakkan sampel kita tempatkan pada 4 lingkungan dengan suhu yang berbeda :
1) Pada Freezer dengan 00C.
2) Pada lemari es dengan 160C.
3) Pada suhu kamar dengan 280C.
4) Pada ruangan belakang kulkas yang bersuhu panas 340C.
1. Setiap harinya diberikan air dengan kuantitas sama (1 sendok makan), suhu
ruangan dan waktu yang sama pula. Disertai dengan proses pengukuran
pertambahan tinggi tanaman setiap harinya selama 1 minggu (7 hari).
Dan menentukan tanaman mana yang paling cepat tumbuh dan pada kondisi suhu
berapa tanaman dapat tumbuh maksimal.
7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Kelompok Percobaan
1. Sampel 1 : Perlakuan dengan kondisi suhu lingkungan 00C.
2. Sampel 2 : Perlakuan dengan kondisi suhu lingkungan 160C.
3. Sampel 3 : Perlakuan dengan kondisi suhu lingkungan 280C.
4. Sampel 4 : Perlakuan dengan kondisi suhu lingkungan 340C.
Sampel
- - - - - - - -
1
Sampel
- - - - - - - -
2
Sampel
1,5 3,5 4,5 17 30 35 43 19,21
3
Sampel
1 3 4 15 25 32 40 17,14
4
4.2. Grafik
4.3. Hasil
Tanaman yang diletakkan di tempat yang bersuhu 00C dan 160C, tidak terjadi
perkecambahan. Sedangkan tanaman yang diletakkan di tempat yang bersuhu 280C
lebih lambat daripada tanaman yang diletakkan di tempat yang bersuhu 340C.
8
BAB V
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa suhu sangat berpengaruh terhadap
perkecambahan tumbuhan, khususnya kacang hijau. Kacang hijau yang ditanam pada
suhu 340C, terbukti pertumbuhannya lebih cepat daripada yang lain. Hal ini disebabkan
karena, pada umumnya, tumbuhan mampu tumbuh secara optimum pada suhu ± 22°C -
37°C. Jika tumbuhan ditanam pada suhu di bawah atau di atas suhu tersebut, maka
pertumbuhan maupun perkembangan tumbuhan akan terganggu. Di suhu dingin atau
bahkan terlalu dingin, mengakibatkan enzim tanaman tidak beraktivitas, sehingga akan
menghambat proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Sedangkan di suhu yang
terlalu panas, enzim tumbuhan akan rusak, sehingga juga akan menghambat proses
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
9
DAFTAR PUSTAKA
http://www.irwantoshut.com/seed_viability_factor.html
Aryulina, Diah, dkk. 2006. Biologi 3 SMA dan MA untuk Kelas XII. Jakarta: Esis.
10
LAMPIRAN
BAHAN – BAHAN
11
HASIL PENELITIAN HARI PERTAMA
12