Professional Documents
Culture Documents
Kritik :
Subak merupakan suatu masyarakat hukum adat yang memiliki karakter sosio-agraris-
religius yang merupakan perkumpulan petani dan masyarakat yang mengelola air irigasi
dilahan sawah. Dengan perkembangan jaman yang begitu pesat diharapkan petani atau
masyarakat tidak melupakan subak sebagai sistem pengairan tradisional dan merupakan
salah satu kebudayaan yang terdapat di Bali.
Saran :
Pada awalnya sistem subak hanya mengelola air irigasi untuk kepentingan anggotanya.
Namun, sesuai dengan perkembangan jaman dan dengan adanya kegiatan bersifat ekonomi
maka dalam perkembangannya sistem subak juga mengelola keuangan organisasi. Dengan
adanya kegiatan ini, diharapkan petani mampu mengelola dirinya sendiri dan membentuk
organisasi mandiri.
II
SUBAK DAN USAHA – USAHA PELESTARIAN
Kritik :
Terancamnya kelestarian sumber daya air disebabkan karena manusia tidak mau
memahami kemampuan penyediaan air alami yang terbatas sehingga lajunya tidak
seimbang. Alam dianggap sebagai tambang kekayaan dan energi yang perlu dieksploitasi
dan dimanfaatkan. Berdasarkan sistem pola pikir petani dan masyarakat saat ini pada
beberapa subak di Bali, dengan merubah sistem pembagian air milik subak (tembuku) di
kawasan subak yang bersangkutan yang sebelumnya dengan sistem numbak dirubah
menjadi sistem ngerirun (sistem box) yang menurut mereka lebih efisien dan tidak
memerlukan banyak lahan.
Saran :
Permasalahan yang muncul, khususnya yang berkaitan dengan pemanfaatan air tidak
mungkin dapat dipecahkan hanya berdasarkan aturan-aturan formal. Mendayagunakan air
berdasarkan asas keselarasan dengan alam sesuai dengan konsep dasar THK yang bermakna
bahwa dalam proses berkehidupan menuju hidup yang sejahtera, manusia harus berusaha
menjaga hubungannya dengan penciptanya yakni Tuhan Yang Maha Esa (parahyangan),
manusia dengan lingkungannya (palemahan) dan manusia dengan sesamanya (pawongan)
sebagai satu kesatuan yang utuh.
III
SUBAK SEBAGAI TEKNOLOGI SEPADAN DALAM PERTANIAN BERIRIGASI
Kritik :
Manusia merupakan komponen yang sangat penting dalam sistem subak karena
sangat dominan dalam sistem pengelolaan irigasi, yakni dalam aktivitasnya untuk
mengendalikan pasokan air yang dinamis pada sistem pertanian tersebut. Subak menganut
sistem distribusi air secara proporsional maka resiko yang ada harus ditanggung secara
bersama-sama, misalkan kekurangan air yang sewaktu-waktu dapat terjadi.
Saran :
Untuk mengatasi masalah kekurangan air yang tidak terperkirakan maka anggota
subak sebaiknya melakukan pencegahan. Pada dasarnya sistem subak adalah untuk
memunculkan rasa kebersamaan, menghindari konflik dan menjaga harmoni dikalangan
mereka, sesuai prinsip dasar THK sistem irigasi subak untuk mengatur penyediaan dan
mengalokasikan air (mengelola air irigasi) atas dasar kesesuaian dengan pola pikir
masyarakat.
IV
SUBAK DAN LANDASAN TEORI TRANSFORMASI
Kritik :
Sistem irigasi adalah satu set elemen-elemen yang memiliki hubungan timbal balik
yang memiliki tujuan untuk menghasilkan pengelolaan dan pelayanan air irigasi.
Keberadaan subak di Bali sangat berperan penting, subak di Bali ternyata mampu menyerap
teknologi yang berkembang namun kemampuan sistem subak menyerap perkembangan
teknologi ditentukan oleh nilai peluang transformasinya.
Saran :
Tujuan sistem irigasi subak adalah melakukan pengelolaan dan pelayanan irigasi
berdasarkan harmoni dan kebersamaan serta berlandaskan THK. Selain itu, setiap
perkembangan teknologi yang masuk sebaiknya dipilih mana yang lebih baik sehingga tidak
merusak sistem subak di Bali dan tidak terjadi konflik di masyarakat.
V
BEBERAPA KASUS TENTANG KEMAMPUAN TRANSFORMASI SISTEM
IRIGASI SUBAK
Kritik :
Dalam perembangannya sistem irigasi subak tampaknya mengalami proses
transformasi. Meskipun THK adalah suatu konsep yang didasarkan pada ajaran agama,
namun implementasi dari THK yang terkandung dalam sistem subak di Bali adalah konsep
yang dapat diterapkan dan merupakan nilai yang universal bagi seluruh lapisan masyarakat.
Saran :
Kurang baiknya kondisi subak untuk ditransformasi mungkin karena harapan ideal
dari petani atau masyarakat di subak tersebut jauh dari kenyataan yang kini dihadapi oleh
petani yang bersangkutan. Untuk menimbulkan rasa adil maka dalam pengelolaan irigasi
bagi anggota subak, maka anggota subak mengadakan perubahan dalam standar perhitungan
ayahan.
VI
ESENSI SUBSTANSI TRANSFORMASI SISTEM IRIGASI SUBAK
Kritik :
Sistem irigasi subak merupakan suatu teknologi sepadan, maka sistem irigasi subak
bersifat memiliki peluang untuk ditransformasi ke wilayah lainnya sejauh nilai-nilai
kesepadanan teknologi yang dimiliki dapat terpenuhi. Namun nilai peluang transformasi
yang didapat sangat rendah yang disebabkan karena kesepadanan teknologi dalam bentuk
fisik dari subak terganggu dengan tidak diikuti oleh kesepadanan dalam bentuk sistem
sosial dan pola pikir masyarakat.
Saran :
Sebaiknya apabila terjadi perubahan fisik pada sistem irigasi itu, harus dibarengi
oleh kesepadanan dalam bentuk sistem sosial dan pola pikir masyarakat.