You are on page 1of 33

TANTANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI SUMBAR

MENDIDIK DAN MEMEBENTUK ANAK


MULAI DARI USIA DINI
TANTANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
DIPANDANG DARI PERPADUAN IMAN DAN
TAQWA DI SUMBAR 11

MUKADDIMAH

Sudah lama kita mendengar ungkapan, “jadilah kamu


berilmu yang mengajarkan ilmunya, atau belajar (muta’alliman),
atau menjadi pendengar (mustami’an). Dan sekali jangan menjadi
kelompok keempat, yang tidak memiliki aktifitias keilmuan
sama sekali. Yakni tidak mengajar, tidak pula belajar, serta
enggan untuk mendengar”.

1
Disampaikan oleh H. Mas’oed Abidin, Ketua Dewan Dakwah
Islamiah Indonesia Sumatra Barat – Padang, dalam pertemuan dengan
para pendidik dan Guru dan Pengelola Sekolah Taman Kanak se
Sumatra Barat di Asrama Haji Tabing Padang, pada tanggal 19 s/d 22
Juli 2001 dengan tema Integrasi Pendidikan Iman dan Taqwa
Melalui Kegiatan Bermain sambil Belajar di TK Untuk
Mendukung Adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah dengan
maksud meningkatkan kualitas diri dalam pemeranan tugas Guru dan
Guru Taman Kanak dalam membentuk generasi umat yang
bertanggung Jawab.

H. MAS’OED ABIDIN 1
PERPADUAN IMAN TAQWA DAN ILMU PENGETAHUAN

Peranan Guru – utamanya di Ranah Minang,


Sumatera Barat – adalah satu pengabdian mulia dengan
tugas sangat berat.
Kemuliaan itu terpancar dari keikhlasan membentuk
anak manusia sejak dini untuk menjadi generasi yang pintar,
berilmu dan mampu mengamalkan ilmunya, berbudi pekerti
luhur – akhlakul karimah -- dalam bertindak laku dan
berbuat untuk kebaikan dirinya sendiri, keluarganya, dan
kemaslahatan umat di kelilingnya – untuk bangsa dan
negara --, dalam cakupan yang lebih luas adalah untuk
memperoleh kebahagiaan manusia di dunia dan di akhirat.

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan


Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan
janganlah kamu melupakan bahagianmu dari
(keni`matan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada
orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik
kepadamu, dan janganlah kamu berbuat
kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang berbuat
kerusakan.2
Tugas ini sangatlah berat, karena umat hanya
mungkin dibuat melalui satu proses pembelajaran dengan
pengulangan terus menerus berkesinambungan 3 melalui
upaya pencontohan (uswah keteladanan) yang baik. Tidak
dapat tidak pekerjaan ini memerlukan ketaletenan dan
2
QS.28, Al Qashash:77.
3
Kontinuitas dan sustainable dalam rangka learning to life togethers.

2 H. MAS’OED ABIDIN
TANTANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI SUMBAR

semangat yang prima. Di simpulkan bahwa untuk


mendapatkan keberhasilan sangat banyak di dukung oleh
kearifan yang di bangun oleh kedalaman pengertian serta
pengalaman dalam membaca situasi serta upaya membentuk
kondisi yang kondusif (mendukung) di sekitar kita.

TANTANGAN DI ALAF BARU

Alaf Baru, atau Millenium Baru -- abad keduapuluh


satu --, ditandai oleh perubahan zaman dengan :
• mobilitas serba cepat dan modern,
• persaingan keras dan kompetitif,
• komunikasi serba efektif, sering tanpa
batas,
• akan banyak di temui limbah budaya
kebaratan westernisasi.
Tantangan global itu tidak bisa ditolak. Semestinya
dijawab dengan kesiapan untuk menghadapi setiap bentuk
perubahan zaman yang cepat dan penuh tantangan ini.
Globalisasi membawa tantangan sosial, budaya,
ekonomi, politik menyangkut setiap aspek kehidupan
kemanusiaan. Tidak dapat tidak, semua elemen masyarakat
di Ranah Minang berkewajiban mempersiapkan generasi
masa depan sejak dini untuk bersaing di era global ini,
karena Sumbar termasuk salah satu kawasan pengembangan
(Grouwth Triangle) Malaysia, Singapura dan Thailand.
Perubahan di era kesejagatan ini pula menjanjikan
harapan-harapan.4
4
Globalisasi menjanjikan pula harapan dan kemajuan seperti
pertumbuhan ekonomi yang pesat, menjadi alat menciptakan
kemakmuran. Masyarakat. Indonesia sebagai bagian dari Asia
Tenggara, sebelum terjadi krisis ekonomi 1997, -- dampaknya masih
terasa hingga hingga sekarang, selama tiga dasawarsa 1967-1997 --,

H. MAS’OED ABIDIN 3
PERPADUAN IMAN TAQWA DAN ILMU PENGETAHUAN

Globalisasi membawa perubahan prilaku, terutama


pada generasi muda, anak didik dan para remaja.

Dahulu rabab nan batangkai


Akini langgundi nan babungo
Dahulu adat nan bapakai
Kini pitih nan paguno. 5

Fenomena pergeseran budaya dalam tata pergaulan


mencemaskan sedang digeluti para remaja kita dan bergerak

pernah mengalami pertumbuhan ekonomi semu secara pesat. Bank


Dunia memasukkan kita kedalam "The Eight East Asian Miracle",
menjadi macan Asia bersama: Jepang, Taiwan, Korea Selatan, Hong
Kong, Thailand, Singapura, Malaysia. Dalam bidang ekonomi ini,
negara-negara Asean menikmati pertumbuhan rata-rata 7-8 %
pertahun, sementara Amerika dan Uni Eropa hanya berkesempatan
menikmati tingkat pertumbuhan ekonomi rata-rata 2,5 sampai 3 %
pertahun. Populasi Asean sekarang 350 juta, diperkirakan tahun 2003
saat memasuki AFTA, populasi ini akan mencapai 500 juta (Adi
Sasono, Cides, 1997). Sayang pertumbuhan ekonomi ini tidak dapat
dipelihara. Scenario pertumbuhan untuk tahun 2019 atau APEC
termimpikan kawasan ini akan menguasai 50,7 % kekayaan dunia.
Padahal Amerika dan Uni Eropa hanya 39,3% dan selebihnya 10 %
dikuasai Afrika dan Amerika Latin (Data Deutsche Bank, 1994).
Senyatanya angan-angan itu jauh panggang dari api. Bila mimpi ini
menjadi kenyataan, kita akan menjadi pasar raksasa yang diperebutkan
orang-orang di sekeliling. Bangsa kita akan dihadapkan pada "Global
Capitalism", apabila tidak berhati-hati keadaan akan bergeser
menjadi "Capitalism Imperialism" menggantikan "Colonialism
Imperialis" yang sudah dihalau 50 tahun silam, dan kita akan kembali
terjajah di negeri sendiri tanpa kehadiran fisik si penjajah.
5
Dahulu rebab (sejenis alat musik gesek di Pesisir, pen.) yang pakai
tangkai, sekarang langgundi (sejenis tanaman liar) yang berbunga.
Dahulu adat (budi pekerti luhur) yang dipakai, namun sekarang pitih
(uang dan materi) yang berguna (diutamakan). Satu peringatan dalam
kata-kata pepatah adat tentang terjadinya pergeseran budaya dari
mengutamakan nilai kepada mengedepankan materi.

4 H. MAS’OED ABIDIN
TANTANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI SUMBAR

deras menjelmakan generasi buih yang akan terhempas di


pantai menjadi dzurriyatan dhi’afan.
Generasi buih berpeluang menjadi “X-G” the loses
generation yang lemah fisik dan ruhani menjadi mangsa madat
dan narkoba, akibatnya mereka tidak memiliki keberanian
berlomba melawan gelombang kesejagatan ini.
Hilangnya kendali para remaja sangat berdampak
terhadap ketahanan bangsa. Di antara penyebab utamanya
adalah ;

a. rusaknya sistim, pola dan politik


pendidikan,
b. hilangnya tokoh panutan,
c. mulai berkembangnya kejahatan di
kalangan orang tua,
d. luputnya tanggung jawab lingkungan
masyarakat,
e. impotensi di kalangan pemangku adat,
f. hilangnya wibawa ulama,
g. fungsi lembaga pendidikan beralih menjadi
bisnis,
h. profesi guru dilecehkan.

Penyimpangan prilaku tersebut menjadi ukuran atas


kemunduran moral dan akhlak.
Tuntunan Adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah
di Minangkabau menyebutkan,

Dek ribuik rabahlah padi,


di cupak Datuak Tumangguang.
Hiduik kalau indak ba budi,

H. MAS’OED ABIDIN 5
PERPADUAN IMAN TAQWA DAN ILMU PENGETAHUAN

duduak tagak kumari tangguang.6

Rarak kalikih dek mandalu,


tumbuah sa rumpun di tapi tabek,
Kok hilang raso jo malu,
bak umpamo kayu lungga pangabek.7
Sabda Nabi Muhammad SAW menyebutkan ,

Orang-orang penyayang akan disayangi oleh


Yang Maha Penyayang, maka sayangilah
penduduk bumi agar yang di langit ikut pula
menyayangimu. 8
Hindari sifat tertutup dan saling curiga. Hadapi
masalah dengan bersama. Caranya dengan ;

Anggang jo kekek cari makan,


Tabang ka pantai kaduo nyo,
Panjang jo singkek pa uleh kan,
mako nyo sampai nan di cito.9
6
Karena ribut (angin) rebahlah padi, digantang (cupak, bhs Min)
Datuk Temenggung, Hidup kalau tidak berbudi, duduk dan tegak
dimana saja akan serba tanggung (kumari tanggung,bhs.Min.)
7
Rusak pepaya (kalikih, bhs.Min.) karena benalu, kalau hilang rasa
dan malu, ibarat kayu longgar pengikatnya.
8
H.R. Abu Daud.
9
Enggang dan Kekek (sejenis burung) cari makan. Terbang ke pantai
kedua-duanya. Panjang dan singkat dipertautkkan (dipaulehkan,
bhs.Min), makanya sampai semua yang dicita-citakan. Arti yang sangat

6 H. MAS’OED ABIDIN
TANTANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI SUMBAR

Kuaik rumah karano sandi,


rusak sandi rumah binaso,
Kuaik bangso karano budi,
rusak budi hancua-lah bangso.10
Syarak mengajarkan al hayaa-u nisful-iman. Artinya
“malu adalah setengah dari iman”.
Budi dan malu semestinya menjadi pakaian generasi
Minang terutama perempuan remaja putri yang dipanggil
dengan bundo kanduang di ranah bundo ini telah dijuluki
limpapeh rumah nan gadang, umbun puro pegangan kunci, hiasan
di dalam kampuang, sumarak dalam nagari, nan gadang basa
batauah, kok hiduik tampek ba nasa, kalau mati tampek ba niaik,
ka unduang-unduang ka tanah suci, ka payuang panji ka sarugo. 11

PRILAKU UMAT JUGA BERUBAH


Interaksi dan ekspansi kebudayaan dari luar bergerak
cepat meluas dan berkembang pesat merubah prilaku umat
termasuk di daerah Sumatra Barat ini, seperti ;

substantif dari pendidikan kebersamaan, kerukunan, kepedulian dan


saling membantu (gotong royong).
10
Kuat rumah karena sendi, rusak sendi rumah akan binasa, kuatnya
bangsa karena berbudi, rusaknya budi (pada satu bangsa) akan
berakibat hancurlah bangsa. Bersamaan artinya dengan sebuah syair
pujangga Arab yang menulis “innama umam ul-akhlaku maa
baqiyat, wa in hum az-dzahabat akhlakuhum dzahabuu”.
11
Maknanya menjadi tiang rumah yang besar, menjadi umbun puro
pegangan kunci, menjadi perhiasan kampung dan sumarak nagari
(menjadikan nagari indah dan tentram), menjadi ikutan yang bertuah,
tempat bernazar bagi anak turunan di masa hidup, menjadi tempat
berniat di kala mati telah menjemput, menjadi teman ke tanah suci dan
pengganti payung ke sorga, al jannatu tahta aqdamil ummahaat,
sorga terletak di bawah telapak kaki ibu.

H. MAS’OED ABIDIN 7
PERPADUAN IMAN TAQWA DAN ILMU PENGETAHUAN

a. pengagungan materi secara berlebihan


(materialistik),
b. pemisahan kehidupan duniawi dari supremasi
agama (sekularistik),
c. pemujaan kesenangan indera mengejar
kenikmatan badani (hedonistik).
Penyimpangan jauh dari budaya leluhur di Ranah ini
pada akhirnya melahirkan Kriminalitas, perilaku Sadisme,
dan Krisis moral secara meluas pula. Tidak dapat tidak
hilangnya keseimbangan moral12 dalam tatanan kehidupan ber
masyarakat melahirkan krisis-krisis ;
a. Degradasi Akhlak pada tata etika individu dan
moral sosial berubah drastik. Prilaku luhur bergeser
kencang kearah tidak acuh, bahkan mentolerir
sesuatu yang pada masa sebelum disebut maksiat.
b. Pergeseran pandang cara hidup dan ukuran nilai
jadi kabur. Sekolahan yang merupakan cerminan
idealitas masyarakat mulai susah untuk di
pertahankan.
c. Erosi kepercayaan di tengah pergaulan berdampak
kepada peran orang tua, guru dan muballig di
mimbar kehidupan mengalami kegoncangan wibawa.
d. Beban institusi pendidikan terlalu besar, berujung
kepada tuntutan tanggung jawab moral sosial dan
kultural masyarakat terkekang sistim dan aturan
birokrasi membelenggu dinamika institusi, akhirnya
impoten memikul beban tanggung jawab.
e. Relevansi program pendidikan jadi pendukung
kepentingan elitis non-populis, tidak demokratis dan
orientasi pendidikan beranjak dari merebut prestasi
kepada orientasi prestise dan keijazahan.

12
dis-equilibrium

8 H. MAS’OED ABIDIN
TANTANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI SUMBAR

f. Solidaritas hilang, melebarnya jurang kesenjangan


miskin kaya dan kesempatan mendapat pendidikan
tidak merata dan melemahnya idealisme generasi
muda tentang peran kesejarahan di masa datang.

Pergeseran budaya dengan pengabaian nilai-nilai


agama (tidak terpadunya ilmu pengetahuan dengan iman dan
taqwa) melahirkan tatanan hidup berpenyakit sosial kronis,
antaranya
a. Kegemaran berkorupsi.
b. Akidah masyarakat bertauhid namun
berprilaku tidak mencerminkan akhlak
Islami.
c. Melalaikan ibadah.
Penanaman sikap menghargai berbangsa dalam satu
keluarga dan mempunyai kedudukan sama, dan berprilaku
saling memelihara dan menghormati, adalah modal
sesungguh dan paling utama untuk membentuk ketahanan
generasi mendatang.

Tidak tergolong umatku, yang tidak


menghormati yang tua dan tidak mengasihi yang
muda dan tidak pula mau mengarifi pandangan-
pandanga orang berilmu di antara kami.13

Dalam integrasi kaedah Adat basandi syarak, syarak


basandi Kitabullah di ranah Minang, keutamaan sikap di
13
HR. Imam Ahmad.

H. MAS’OED ABIDIN 9
PERPADUAN IMAN TAQWA DAN ILMU PENGETAHUAN

maksud muncul dalam kebiasaan hidup seperti ungkapan ;

Adat hiduik tolong manolong,


Adat mati janguak man janguak,
Adat isi bari mam-bari,
Adat tidak salang ma-nyalang.14

Mengerahkan semua potensi, tanpa disertai lalai atau


enggan, tidak berhenti sebelum benar-benar sampai menjadi
modal besar meraih berhasilnya mendidik dan mengajarkan
genarasi (anak-anak di TK/SD/MI) sedari dini untuk pandai
hidup bermasyarakat.
Ajaran Syarak di dalam Agama Islam ditekankan ,

Yang tidak bisa menyangi sesama manusia


tidak akan disayangi oleh Allah 15
Nabi Muhammad SAW menjelaskan metode yang
paling ampuh untuk mencapai sebuah keberhasilan dakwah
dan pendidikan dengan modus "Memulai dari diri sendiri,
mencontohkannya kepada masyarakat lain", (Al Hadist).
Inilah cara yang tepat dan apabila penduduk negeri
beriman dan bertaqwa dibukakan untuk mereka keberkatan
dari langit dan bumi. 16

14
Basalang tenggang, artinya saling meringankan dengan kesediaan
memberikan pinjaman untuk mendukung kehidupannya.
15
HR. Muttafaq ‘alaih, sepakat perawi hadist.
16
QS.7,al-A’raf:96.

10 H. MAS’OED ABIDIN
TANTANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI SUMBAR

MENGHAYATI SYARAK
DI GALI DARI AJARAN ISLAM

Menyeru umat kepada Islam --agama yang diberikan


Khaliq untuk manusia --, yang sangat sesuai dengan fithrah
manusia itu telah ditugaskan kepada Rasul, dan penyebaran
serta penyiarannya dilanjutkan oleh dakwah, untuk
keselamatan dan kesejahteraan hidup manusia 17.
Perintah untuk melaksanakan tugas-tugas dakwah
itu, secara kontinyu diturunkan oleh Allah SWT seperti,
1. Menyeru kejalan Allah, dengan petunjuk
yang lurus.18
2. Supaya hanya menyembah Allah. Tidak
boleh musyrik. Supaya meminta kepadaNya
dan persiapkan diri untuk kembali kepada-
Nya.19

MENANAMKAN AQIDAH TAUHID


Risalah para Rasul Allah sejak dari Adam AS adalah
memelihara manusia (makhluk Allah) tetap eksistensinya
sesuai dengan tujuan manusia dijadikan.20
Nilai hakiki kemanusiaan hanya terpelihara selama
manusia menjaga buhul (akidah), yakni pandangan dan

17
Tugas seperti ini, menjadi tugas para Rasul sebelumnya. Menjadi
sempurna dan lengkap dengan keutusan Muhammad SAW. Maka, umat
manusia menjadi penerus dan pelaksana dakwah itu sepanjang masa
(QS. Ar-Ra’d, 13 : 35). Ditegaskan dalam kalimat sederhana tapi padat,
bahwa dakwah kita adalah Dakwah Ila-Allah (QS. Ali Imran, 3 : 104).
18
QS.Al-Ahzab, 33 : 45-46
19
QS.Al Qashash, 28 : 87
20
QS.adz-Dzariyat, 56

H. MAS’OED ABIDIN 11
PERPADUAN IMAN TAQWA DAN ILMU PENGETAHUAN

perpegangan tauhid kepada Allah SWT dalam semua


tindakan ataupun pemikiran manusia. Tauhidullah wajib
dijadikan pandangan hidup (way of life) dari manusia yang
beriman. 21
Pemahaman tauhid mencakup seluruh pemahaman
mendalam kepada sifat-sifat Allah. Karena itu tauhid dapat
dipahami dalam Tauhid Rububiyah22, dan Tauhid
Uluhiyah23 sebagai konsekwensi dari pengakuan (syahadat)
kepada Allah Yang Maha Tunggal (Ahad = Esa).

TAUHID RUBUBIYAH
Manusia sebagai makhluk memerlukan sesuatu yang
bisa mengatur dirinya, membantu menyediakan kebutuhan-
kebutuhannya, yakni Khalik Yang Maha Menjadikan atau
Rabbul ‘Alamin.
Secara istilahan 24 pemahaman menurut bimbingan
Alquran, kata Rabb mengandung pengertian ;

21
tauhidic weltanschaung
22
Secara etimologis, rabb ialah yang menunjang dan menyediakan
kebutuhan orang lain, terutama menyangkut pemeliharaan,
pertumbuhan, mengatur dan menyempurnakan.
Kata Rabb dapat dipakai dengan arti Tuan, Pemilik, misalnya Rabb
el-mal yang berarti “pemilik harta”, atau Rabb el-dar, berarti ”pemilik
rumah”.
Kata Rabb juga berarti: Penguasa, pengatur, pencipta, pendidik dan
menumbuhkannya.
23
Dari kata Ilah tersebut kemudian ditambahkan awalan “Alif Lam”
atau “Lam Taukit” sehingga berbunyi Al-Ilah (ma’rifah). Selanjutnya
huruf (hamzah) dalam kata Al-Ilah (menjadi huruf Lam) di gabungkan,
sehingga waktu mengucapkannya ditebalkan menjadi “Allah”. Arti
ILAH ini mirip dengan arti kata “Khuda” dalam bahasa Parsi, atau
“Dedta, dewa” dalam bahasa Hindu. Dan “God” dalam bahasa
Inggris
24
terminologis

12 H. MAS’OED ABIDIN
TANTANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI SUMBAR

Pertama, sebagai nama dari Maha Pencipta (langit,


bumi, manusia, alam), Maha Pengatur segala urusan, Maha
Pemelihara, Maha Pemberi rizki (penjamin logistik), Maha
Penjamin stabilitas kesehatan, Maha Pendidik dan Maha
Pelindung manusia.25
Kedua, mengandung pengertian pemilik hukum,
Maha Pembuat Yang Menetapkan Hukum untuk manusia
yang diciptakanNya.26 Maka dapat digaris bawahi maksud
Tauhid Rububiyah ialah ;
”Pengalasan akan keyakinan bahwa Allah satu-satunya
Rabb (Maha Pencipta, Pengatur, Pemelihara, Penjamin
logistik atau rizki, Penjamin kesehatan, Maha Pendidik
dan Pengajar), serta meyakini secara bulat tanpa cacat
(haqqul yakin) bahwa Allah adalah Rabb yang di tangan-
Nya semata ada KEMENANGAN SECARA OBSOLUT,
pada KEKUASAANNYA semata ada HAK MEMBUAT
dan menetapkan HUKUM untuk manusia, dan hanya DIA
semata yang berhak menentukan boleh dan tidak,
menetapkan halal dan haram.”

Konsekwensi keyakinan tauhid Rububiyah adalah


lahirnya kepatuhan muthlak kepada kekuasaan dan hukum-hukum
Allah sebagai satu-satunya Rabb.27 Penolakan terhadap
wahyu Alquran hukumnya kufur, dzalim, fasiq dan
musyrik, karena adalah pengingkaran terhadap AQIDAH
RUBUBIYAH.28

25
Lihat QS.96:1-5, 10:3, 31, 32, 2:21, 22, 42:11-12, 106:3-4.
26
Lihat QS.42:10, 7:2-3, 6:114, 32:2,3, 10:37, 12:40. Lihat QS.42:10,
7:2-3, 6:114, 32:2,3, 10:37, 12:40.
27
Artinya, bila ada yang membuat atau memproduksi hukum di luar
wahyu, seperti membolehkan menurut hukum apa yang dilarang
oleh wahyu, berarti telah mengakui atau memproklamasikan dirinya
sebagai Rabb/Tuhan tandingan di planet bumi (musyrik Rububiyah),
seperti contohnya Fir’aun, Namrudz (Nebukadnezar).
28
Lihat QS. 5:44-45, 47

H. MAS’OED ABIDIN 13
PERPADUAN IMAN TAQWA DAN ILMU PENGETAHUAN

Konsekwensi keyakinan kepada tauhid Rububiyah


ini adalah seluruh produk rasio manusia di luar wahyu yang
ditujukan untuk mengatur manusia dan dipaksakan
pelaksanaannya kepada manusia untuk mengikutinya, dapat
dianggap telah melaksanakan aturan hukum hewani atau
hukum jahiliyah.29
Realisasi Aqidah rububiyah dibuktikan dengan
pengakuan (ikrar, janji, syahadat), yang jelas terlihat dalam
kerelaan dalam memberlakukan Hukum-Hukum Allah yang
telah diterima tanpa paksa sebagai Rabb-nya. Pemberlakuan
hukum-hukum Allah tampak dalam seluruh karya cipta,
kreasi, imaginasi, yang dibuktikan dalam tingkah serta
amaliah sehari-hari, termasuk mendidik dan asas-asas yang
diberikan.
Jika pemberlakuan hukum-hukum Allah Rabbul
‘alamin tidak tampak dalam perlakuan keseharian seseorang
hamba, berarti telah memberikan pengakuan palsu dan
melakukan kebohongan besar terhadap Allah.

Dalam kondisi seperti ini seorang hamba akan jatuh


kepada penilaian “tidak dianggap beragama sedikit pun”,
sampai kepada suatu keadaan hamba itu berbalik kepada
kesadaran dengan kerelaan (taubat nashuha) sesungguhnya,
artinya bersedia kembali menegakkan ketentuan-ketentuan
wahyu. 30
29
Lihat QS. 31:30, 10:32, 36.
30
Lihat juga QS.5:68
Dalam realisasi praktek hukum, tentu tidak mungkin tanpa pelaku
hukum (manusia) atau aparatur pemerintah (lembaga) hukum yang
berwenang (Qanunisasi, kodifikasi hukum) dan syah (proklamasi).
Berbicara masalah Aparatur (Pelaksana hukum dan Lembaga
Pemerintahan) menurut Wahyu Allah berarti berbicara tentang Akidah
Mulkiyah. Tidak dapat dipungkiri bahwa Aqidah rububiyah dalam
realisasinya adalah mewujudkan akidah mulkiyah. Misalan yang

14 H. MAS’OED ABIDIN
TANTANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI SUMBAR

Sistem dan Pola mewujudkan Mulkiyah Allah di Bumi


merujuk kepada Sunnah, mestinya dibangun dan ditegakkan
dengan sistem kooperatif melalui lembaga musyawarah
(kelembagaan syura) di nagari-nagari, musyawarah sesama
orang beriman dan bertaqwa. Tidak ada kamus di dalam
Kitabullah (Alquran) musyawarah untuk menetapkan hal
yang bertalian keperluan orang mukmin mesti merujuk
kepada orang kafir.
Inilah prinsip utama adat basandi syarak, syarak basandi
Kitabullah itu.31 Non kooperatif sesama muslim akan
membuka peluang untuk adanya tawar menawar 32 antara
mukmin dan kafir. Padahal Kitabullah (Alquran) telah
menginformasikan bahwa iblis sejak dari awal sudah
menyatakan penolakan terhadap berlakunya hukum Allah di

sederhana dan mudah dipahami adalah hukum Zakat, menurut undang-


undang Rabb, atau Wahyu Allah dalam QS. 9:103.
Catatan : (1). Perintah wahyu untuk mengambil zakat, dengan kata
perintah (khuz, ambil, pungut) ditujukan kepada Muhammad
Rasulullah (dalam kaitan ini, Rasulullah adalah selaku
Aparatur/petugas Allah). (2). Zakat harus melalui prosedur Aparatur
Lembaga Pemerintahan Allah.
Khalifah Abu Bakar el Siddiq, Khalifah pertama sesudah Muhammad
SAW. Melaksanakan undang-undang Rabb ini dengan tegas, walaupun
Muhammad SAW sudah tiada, tetapi hukumnya tetap berlaku sebagai
bukti dari Tauhid Rububiyah yang wujud dalam Tauhid Mulkiyah,
yaitu menghukum orang-orang yang tidak membayar zakat melalui
penguasa-penguasa didaerah atau melalui para utusan aparatur yang
dikirim untuk melaksanakan ketentuan pungutan zakat ini, bahkan ada
yang sampai diperangi, dalam hal ini sudah sampai kepada tingkat
halal darahnya. (Lihat ketentuan perjalanan sejarah zakat didalam
hadist, dan atsar shahabi).
31
Makna dan maksud musyawarah di dalam Alquran 3:159. Dalam
merealisasikan pemerintahan yang mendasarkan kepada pengakuan
kedaulatan Allah di bumi (Khalifatullah fil ardhi), tidak sama dengan
sistim parlementer ala Barat.
32
burgaining position

H. MAS’OED ABIDIN 15
PERPADUAN IMAN TAQWA DAN ILMU PENGETAHUAN

bumi melalui penolakan langsung terhadap lembaga


Khalifah fil ardhi 33 sejak dari kekhalifahan Adam AS ketika
mulai dinyatakan Allah berlaku di hadapan para malaikat
Nya. Satu-satunya sistem dalam membentuk lembaga
pemerintahan yang adil di bumi adalah dengan sistim
musyawarah ahlul ‘aqdi yakni ;
• para ahli yang amanah,
• tidak diragukan loyalitasnya terhadap
bangsa,negara dan nagari,
• terukur kapabelitasnya,
• diyakini memiliki keimanan dan ketaqwaan
kepada Allah
• setia terhadap agama
• kesediaan menghayati dan mengambil
petunjuk Kitabullah (Alquran).
Dengan demikian para pemimpin di nagari-nagari
akan berada di dalam suatu struktur masyarakat yang
berdiri kukuh, excellences dan egaliter dengan tatanan yang
diatur oleh adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah dan
secara jelas terpisah dari struktur kelembagaan jahili.34

33
Lembaga Pemerintahan Allah di bumi, lihat QS. Al Baqarah, 2:3.
34
Kelembagaan Jahili, suatu bentuk kelembagaan yang mengutamakan
kepentingan kelompok dan penghargaan terhadap nepotisme
(jahilliyah). Kelembagaan pemerintahan madaniyah yang ditumbuhkan
Rasulullah SAW adalah penghormatan kepada law enforcment yang
kuat, dengan mengutamakan pelaksanaan hukum dan undang-undang
ketimbang kepentingan kaum dan suku. Lebih mendalam pola dan
sistim kepemerintahan berdaulat kepada kekuasaan Allah dapat di lihat
di dalam QS. 60:4, 4:60, 4:97, 4:140, 2:256, 257, 9:71, 36:16, 5:50.

16 H. MAS’OED ABIDIN
TANTANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI SUMBAR

TAUHID ULUHIYAH
Menurut asal usul (etimologis) kata Ilah35 (Tuhan)
Allah adalah Al Ma’bud (sesuatu yang disembah).
Kata Ilah dipahami sebagai kata yang memiliki
makna Zat yang memiliki kekuasaan yang tidak terbatas.36
Konsekwensi dari kata Allah yang mengandung arti
al Ma’bud (sesuatu yang disembah), secara maknawi
(terminology) adalah pengabdian hanya kepada Allah SWT
dan hanya kepada Allah seorang hamba minta
pertolongan.37

Realisasinya dipahamkan bahwa ;


1. Islam tidak mengenal ada “pengabdian kepada
benda”. Pengabdian kepada benda apapun selain
Allah adalah suatu sikap yang munafik dan syirik
(musyrik). Konsekwensnya seorang muslim dituntut
semata-mata mengabdi (menyembah) hanya kepada
Allah saja, tidak pada yang lain.38
2. Seluruh Rasul diutus dengan Misi Tauhid atau
“paradigma tauhid” – Laa ilaaha illa Allah – sebagai
satu misi risalah.39.

35
Kata-kata Allah menurut bahasa Arab, yang secara harfiyah
(Etimologi) berasal dari kata Ilah - yakni Al Ma’bud, sesuatu yang
dianggap berkuasa dan besar, mempunyai nilai yang pantas disembah
dan ditaati sepenuh hati.
36
Arti ILAH ini mirip dengan arti kata “Khuda” dalam bahasa Parsi,
atau “Dedta, dewa” dalam bahasa Hindu. Dan “God” dalam bahasa
Inggris.
37
Lihat QS.1:5
38
Lihat QS.24:56, 18:110, 1:5.
39
Lihat QS.7:59, 7:72, 16:36.

H. MAS’OED ABIDIN 17
PERPADUAN IMAN TAQWA DAN ILMU PENGETAHUAN

3. Konsepsi Tauhid konsepsi tertinggi dalam ajaran ke-


Tuhanan.40 Ajaran Islam adalah Monotheisme berarti
setiap Muslim menolak pengamalan semua bentuk
ideologi dan falsafah di luar konsepsi tauhid tersebut.
4. Konsepsi Tauhid Uluhiyah harus istiqamah 41
terhadap hukum wahyu dalam gagasan keyakinan
dan gerak pelaksanaan. Tanpa konsistensi keyakinan
ini secara gagasan maupun gerak akan dinyatakan
sebagai syirik (musyrik).42.
5. Realisasi tauhid uluhiyah adalah pengabdian
(ibadah) hanya kepada Allah, semata-mata dapat
terwujud kepada di akuinya lembaga kedaulatan
Allah di bumi (Mulkiyah Allah)43.

PELAKSANANYA SETIAP MUSLIM


Setiap mukmin adalah umat dakwah pelanjut Risalah
Rasulullah (Islam).
Umat yang menjadi harapan masyarakat dunia, mesti
meniru watak-watak, yang ditunjukkan oleh pendakwah
pertama, Rasulullah SAW dan meneladani pribadi
Muhammad SAW dalam membentuk effectif leader di arena
pendidikan di medan dakwah, karena pendidikan,
pengajaran dan dakwah itu sasarannya satu, menuju kepada
inti dan isi Agama Islam. 44
40
The Highest conception of Godhead.
41
konsisten
42
Lihat QS.6:106, 41:6,7
43
Lihat QS.4:64, 4:80, 9:71, 120, 47:2,19, 47:33.
44
QS. Al Ahzab, 33 : 21).

18 H. MAS’OED ABIDIN
TANTANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI SUMBAR

Berhasilnya upaya pendidikan sangat ditopang oleh


rapinya pengorganisasian (nidzam) yang dimilikinya. (Al
Hadist).

MEMBUAT GENERASI MASA DEPAN

Perkembangan kedepan sangat banyak ditentukan


pemeranan remaja menjadi generasi penerus dan pewaris
dengan ruang interaksi yang jelas untuk menjadi agen
sosialisasi untuk menggerakkan dan mempertahankan
kelanjutan kehidupan kkedepan (survival). Maka kita amat
memerlukan tampilnya generasi yang handal terdidik sejak
dari dini dengan mengembangkan beberapa sikap;
• Memiliki daya kreatif dan innovatif,
• Integrasi dalam kerja sama berdisiplin,
• Kritis dan dinamis,
• Memiliki vitalitas tinggi,
• Istiqamah dan tidak mudah terbawa arus,
• Sanggup menghadapi realita baru di era
kesejagatan.
• Memahami nilai-nilai budaya luhur,
• Siap bersaing dalam knowledge based
society,
• Memiliki sibghah atau jati diri dan selalu
menjaga destiny-nya.
• Berakhlak teguh kepada nilai-nilai mulia
iman dan taqwa.
• Mempunyai motivasi tinggi berserah
kepada Allah (tawakkal).
• Taat beragama, patuh kepada aturan (law-
enforcment)

H. MAS’OED ABIDIN 19
PERPADUAN IMAN TAQWA DAN ILMU PENGETAHUAN

• Memiliki sikap qanaah diri menjadi agen


perubahan,
• Mengamalkan nilai-nilai Islam sebagai
kekuatan spritual,
• Melahirkan motivasi emansipatoris
mewujudkan kemajuan fisik-material,
tanpa mengorbankan nilai-nilai
kemanusiaan.

Dipahami kekuatan ruhaniyah (spiritual emosional)


dengan basis iman dan taqwa memberi ketahanan kepada
umat. Hubungan ruhaniyah ini akan lebih lama bertahan
daripada hubungan struktural fungsional.
Generasi baru yang mampu mencipta akan menjadi
syarat utama keunggulan yang memiliki budaya individu
dan masyarakat yang mampu mempersatukan seluruh
potensi yang ada. Generasi muda (anak didik) mesti disiap-
kan menjadi aktor utama dalam pentas kesejagatan. Anak
didik (remaja, generasi muda pengganti) yang dibina dengan
budaya kuat berintikan nilai-nilai dinamik yang relevan
dengan realiti kemajuan di era globalisasi akan tampil
menjadi generasi penopang bangsa. Generasi masa depan
mesti memiliki sikap akhlak dan ilmu pengetahuan terintegrasi
dengan bekalan-bekalan ;

• budaya luhur (tamaddun),


• berpaksikan tauhidik,
• kreatif dan dinamik,
• utilitarian ilmu berasaskan epistemologi
Islam yang jelas,
• tasawwur (world view) yang integratik dan
umatik sifatnya
• bermanfaat untuk semua, terbuka dan
transparan.

20 H. MAS’OED ABIDIN
TANTANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI SUMBAR

Pendidikan mesti dikembangkan kearah pendidikan


akhlak, budi pekerti berasaskan iman dan taqwa yang
terintegrasi dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Maka konsekwensinya tentulah memulai dengan
melatih dan mengajarkan akhlaqul-karimah (budi pekerti
sempurna) yang menjadi tujuan sebenar dari proses
pendidikan, dan akan menjadi wadah diri dalam menerima
ilmu-ilmu lainnya. Ilmu yang benar membimbing umat kearah
amal karya, kreasi, inovasi, motivasi yang shaleh (baik).

Diyakini bahwa Akhlak merupakan,


• jiwa pendidikan,
• inti ajaran agama,
• buah dari keimanan.

Sebaik-baik mukmin seseorang adalah yang


paling sempurna akhlaknya.45

Mendidik tidak dapat dipisah dari gerakan dakwah


dengan menggalang pengertian dan koordinasi dengan
mempertajam faktor pendukung dan membuka pintu dialog
persaudaraan (hiwar akhawi).

Aktualisasi nilai Alquran tampil dalam gerak amal


terus menerus berkesinambungan (kontinyu) pada seluruh
45
H.R. Thabarani dan Abu Nu’aim.

H. MAS’OED ABIDIN 21
PERPADUAN IMAN TAQWA DAN ILMU PENGETAHUAN

aktivitas kehidupan manusia, melalui ;


a. kemampuan bergaul,
b. mencintai,
c. berkhidmat,
d. menarik dan mengajak (dakwah) ,
e. merapatkan potensi barisan (shaff),
f. mengerjakan amal-amal Islami secara
bersama-sama (jamaah),
Gerakan ini membuahkan agama yang mendunia dan
menjadi gerakan antisipatif terhadap arus globalisasi negatif
di abad ini. Alquran mendeskripsikan peran agama Islam
menjadi kamal (sempurna) dengan nikmat yang utuh, dan
agama yang di ridhai.46 "Dan siapakah yang lebih baik
agamanya dari pada orang yang menyerahkan dirinya
kepada Allah secara ikhlas, yakni orang Muslim, merekapun
mengerjakan kebaikan-kebaikan".47
Setiap Muslim, dengan nilai-nilai Alquran wajib
mengemban missi berat dan mulia ini dengan program jelas
merombak kekeliruan ke arah kebenaran (al madaniyah,
modernitas) dengan gerakan utuh dan terprogram -- tidak
mungkin dengan kerja sambilan --, karena buah yang dipetik
sesuai dengan bibit yang ditanam.
Langkah awal dakwah Ila-Allah – bidang pendidikan
di ranah Minang Sumatra Barat -- adalah kewajiban
menapak tugas menyampaikan (tabligh), mengajak
(dakwah) dan mengujudkan kehidupan berakhlak agama di
dunia (dinul-harakah al-alamiyyah) – di Minangkabau
disebut adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah --, yang
menjadi tugas "umat dakwah" menurut nilai Alquran.48
Maka setiap Muslim harus memulai gerakan

46
QS.Al Maidah, 5 : 3.
47
QS. An Nisak, 4 : 125.
48
Lihat pada QS. Ali Imran, 3 : 104.

22 H. MAS’OED ABIDIN
TANTANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI SUMBAR

perbaikan (ishlah) itu dengan,


a. Perbaikan kualitas diri dimulai dari diri murabbi
(pendidik, guru, pemimpin masyarakat dan rumah
tangga) kemudian dilanjutkan kepada lingkungan
anak nagari.

dan setiap kamu adalah pemimpin, dan


setiap pemimpin akan diminta
pertanggungan jawab atas pimpinannya.

b. Perbaikan kualitas lingkungan meliputi hubungan


sosial masyarakat, sosial ekonomi, kebudayaan dan
pembinaan alam lingkungan supaya tetap indah
lestari dan memberikan manfaat untuk kehidupan
umat manusia terus menerus turun temurun yang
disebut pengembangan yang bersifat pembangunan
berkesinambungan.49

Allah itu indah dan sangat menyenangi


keindahan 50
Pendidikan dan Dakwah ini tidak boleh berhenti dan
mesti dipertahankan terus menerus sesuai dengan variasi
zaman yang selalu berubah. Dakwah di bidang pendidikan
pada masa lalu berbentuk madrasah dan surau lahir dengan
spontan. Jumlah pendidikan Islam -- madrasah, taman kanak-
kanak Islam – berkembang atas inisiatif masyarakat Muslim –

49
sustainable development
50
HR.Muslim dan Turmudzi.

H. MAS’OED ABIDIN 23
PERPADUAN IMAN TAQWA DAN ILMU PENGETAHUAN

termasuk di Ranah Minang -- di tengah komunitas masyarakat


Muslim.51
Fenomena di abad ini menggambarkan terjadi stagnasi yang
signifikan. Pemberian ilmu pengetahuan tidak lagi sejajar
dengan penanaman akhlak budi pekerti. Ilmu menduduki
peringkat unggul di samping budi akhlak hanya sebagai
pelengkap semata.52

MEMBANGUN SUMBER DAYA UMAT (SDU)


Kita berkewajiban menggerakkan potensi Sumber
Daya Manusia (SDM) menjadi Sumber Daya Umat (SDU)
yang bercirikan kebersamaan berasas "gotong royong", berat
sepikul ringan sejinjing dengan prinsip ta'awunitas. Untuk itu,
beberapa model perlu dikembangkan di kalangan para
pendidik.
• pemurnian wawasan fikir disertai
kekuatan zikir,
• penajaman visi,
• perubahan melalui ishlah atau perbaikan,
• mengembangkan keteladanan uswah
hasanah,
• sabar, benar, dan memupuk rasa kasih
sayang melalui pengamalan warisan
spiritual religi.
• Menguatkan solidaritas beralaskan pijakan
iman dan adat istiadat luhur,

51
Ekspansi ormas Islam seperti Muhammadiyah, Perti dan lain-lainnya
gesit sekali.
52
Merosotnya peran kelembagaan pendidikan madrasah di Minangkabau
juga dalam bentuk surau, mendorong para elit untuk mengadopsi istilah
pondok pesantren yang semula nyaris di identikkan dengan
perguruan tradisional di Jawa, dengan maksud antisipasi fenomena
yang telah terjadi.

24 H. MAS’OED ABIDIN
TANTANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI SUMBAR

“nan kuriak kundi nan sirah sago,


nan baik budi nan indah baso”
• Intensif menjauhi kehidupan materialistis,
“dahulu rabab nan batangkai
kini langgundi nan babungo,
dahulu adat nan bapakai
kini pitih nan paguno”.
GERAKAN UMAT MESTI TERPADU
Umat mesti menghadapi pergeseran zaman dengan
menampilkan penyesuaian agar tidak kalah. Namun mesti di
awasi bahwa penyesuaian tidak boleh mencerabutkan umat
dari nilai tamadun luhur yang diwarisi.
Keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT
menjadi kunci segalanya. Upaya mesti disejalankan
(terintegrasi) dalam pengajaran kepada generasi (anak didik)
sejak dini.
a. Memantapkan watak terbuka,
b. Pendidikan moral tauhid (iman dan taqwa),
c. Mengamalkan nilai-nilai amar makruf nahi
munkar, (QS.31, Lukman:13-17).
d. Integrasi moral dan ilmu yang kuat,
e. Berakhlak dan penghormatan terhadap orang
tua,
f. Beradab percakapan di tengah pergaulan,
g. Menghayati ajaran agama tafaqquh fid-diin,
dan berpijak pada nilai-nilai Islami yang
universal, tafaqquh fin-naas.
h. Perhatian besar terhadap masalah sosial dan
umatisasi,
i. Teguh memilih kebersamaan dengan ukuran
moralitas taqwa,
j. Responsif dan kritis terhadap perkembangan
zaman,

H. MAS’OED ABIDIN 25
PERPADUAN IMAN TAQWA DAN ILMU PENGETAHUAN

k. Mengenal kehidupan duniawi yang bertaraf


perbedaan,
l. Memacu penguasaan ilmu pengetahuan,
m. Kaya dimensi dalam pergaulan mencercahkan
rahmatan lil ‘alamin,
n. Menampilkan kecerahan bagi seluruh alam.
o. Ibadah yang teratur menjadi awal dari
ketahanan diri dan bangsa.
Ketahanan umat ada pada kekuatan ruhaniyah
keyakinan agama dengan iman taqwa dan siasah
kebudayaan. Intinya adalah tauhid. Implementasinya
akhlak. Umat masa kini akan menjadi baik dan kembali
berjaya, bila sebab kejayaan umat terdahulu dikembalikan,
yaitu bertindak atas dasar ajaran Alquran dan selalu
mengajak orang lain untuk menganutnya.

siapapun yang membawa seseorang kepada


petunjuk hidayah Allah – kemudian di ikutinya
petunjuk itu --, maka dia akan mendapatkan
balasan sebagaimana balasan yang diterima
oleh orang yang mengikutnya, tanpa
mengurangi sedikitpun pahala yang mereka
peroleh. 53

PERAN MASYARAKAT
1. Dalam pemberdayaan manajemen pendidikan, yang
lebih accountable dari segi keuangan agar sumber
finansial masyarakat di pertanggung jawabkan secara
lebih efisien dan peningkatan kualitas pendidikan
dapat dicapai. Dan segi organisasi lebih menjadi
53
H.R. Imam Muslim dan Ash-habus-Sunan.

26 H. MAS’OED ABIDIN
TANTANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI SUMBAR

viable dan bertahan hidup terus, berjalan, bergairah,


aktif dan giat, juga durable bertahan lama sesuai
perubahan dan tantangan zaman yang berlaku.
2. Peran serta masyarakat dalam pengembangan
berkualitas unggulan54, mendorong sekolah (TK)
menjadi lembaga penghasil anak didik berparadigma
ilmu yang komprehensif, yakni pengetahuan agama
(iman dan taqwa) plus keterampilan.

Peningkatan peran serta masyarakat dalam


pengelolaan sumber sumber belajar yang terdapat di dalam
masyarakat sehingga sistim pendidikan Islam tidak terpisah
dan menjadi bagian integral dari masyarakat Muslim
keseluruhan.

Siapa yang dikehendaki Allah untuk mereka


kebaikan maka diberikan padanya
pemahaman kepada agama (Islam)55

Pengembangan kearah pemahaman agama (Islam) --


apabila dikaitkan dengan konsep Adat basandi syarak, syarak
basandi Kitabullah di ranah Minang Sumatra Barat ini –
sebenarnya membuka peluang kepada sekolah-sekolah
(TK/MI dan Madrasah) bisa menjadi core, inti, mata dan
pusar dari masyarakat belajar.56
Sasarannya, membuat anak didik menjadi terdidik,
berkualitas, capable, fungsional, integrated ditengah

54
quality oriented
55
HR. Muttafaq ‘alaihi.
56
learning society,

H. MAS’OED ABIDIN 27
PERPADUAN IMAN TAQWA DAN ILMU PENGETAHUAN

masyarakat. Untuk mencapai sasaran ini, maka setiap


Muslim harus jeli ('arif) dalam menangkap setiap pergeseran
yang terjadi di dalam perubahan zaman ini. 57

KONSEP REDHA ALLAH


Peran serta masyarakat dituntut sangat besar. Tidak
adil rasanya kalau seluruh beban dipikulkan kepundak
masyarakat khususnya dalam bidang dana, daya dan tenaga
pengajar.
• Langkah awal menanamkan kesadaran tinggi58,
tentang perlunya perubahan dinamik yang futuristik,
dengan langkah penggarapan secara sistematik dan
pendekatan proaktif mendorong kearah proses
pengupayaan.59
• Langkah kedua melakukan tahapan perencanaan
kerja yang terarah, mewujudkan keseimbangan dan
minat (motivasi) kepada iptek, keterampilan dan
siyasah. Kegagalan pencapaian konsep visi dan misi
karena lemahnya metodologi dalam operasional.
• Langkah ketiga memantapkan tahapan pelaksanaan
atau aktualisasi secara sistematis.60 Bila pendidikan

57
Di dalam memasuki abad keduapuluhsatu ini masyarakat harus
menjaring peluang-peluang yang ada, sehingga memiliki visi jauh ke
depan. "Laa tansa nashibaka minaddunya", artinya "jangan sampai
kamu melupakan nasib/peranan kamu dalam percaturan hidup
dunia.Lihat juga Q.S. 28: 77.
58
to create the high level awareness.
59
the process of empowerment – proses penguatan dan pemerkasaan –.
Aspek pendidikan dan latihan menjadi faktor utama dalam
pengupayaan.

28 H. MAS’OED ABIDIN
TANTANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI SUMBAR

ingin dijadikan cara 61 Untuk mencapai keberhasilan


di samping kurikulum ilmu terpadu dan holistik
sangat perlu pembentukan kualita pendidik
(murabbi) sedari awal mendapatkan pembinaan.62

KHATIMAH

1. MEYAKINKAN PERANAN AJARAN ISLAM


a. Kemenangan hanya di sisi Allah. 63

b. Allah akan menolong setiap orang yang


membantunya. 64
60
the level of actualization – tingkat aksi ini menjadi buah dari
pengupayaan yang dilakukan terus menerus.
61
modus operandus
62
Perlu ada pendekatan integratif dengan mempertimbangkan
seluruh aspek metodologis berasas kokoh tamaddun yang holistik
dan bukan utopis.
63
Sesuai Firman Allah yang artinya, “(Ingatlah!), ketika kamu
memohon pertolongan kepada Rabb-mu, lalu diperkenankan-Nya
bagimu : “Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan
kepadamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut”. Dan
Allah tidak menjadikannya (mengirimkan bantuan itu), melainkan
sebagai kabar gembira dan agar hatimu menjadi tenteram karenanya.
Dan kemenangan itu hanyalah dari sisi Allah. Sesungguhnya Allah
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (QS.8, Al-Anfal : 9-10).
64
Firman Allah menyebutkan : Artinya, “Jika Allah menolong kamu,
maka tidak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah

H. MAS’OED ABIDIN 29
PERPADUAN IMAN TAQWA DAN ILMU PENGETAHUAN

c. Kuatkan hati, karena Allah selalu beserta


orang yang beriman. 65

2. MENETAPKAN LANGKAH KEDEPAN


a. Meletakkan dasar pembentukan dan
pembinaan human capital melalui keluasan
ruang gerak melalui pendidikan sambil
bermain,
b. Pembinaan generasi muda (anak didik) yang
akan mewarisi pimpinan berkualiti, memiliki
jati diri, padu dan lasak, integreted inovatif.
c. Mengasaskan agama dan akhlak mulia sebagai
dasar pembinaan generasi muda (anak didik).
d. Langkah drastik mencetak ilmuan Muslim yang
benar-benar beriman dan bertaqwa.
e. Pembinaan minat dan wawasan generasi muda
(anak didik) kedepan yang bersatu dengan
akidah, budaya dan bahasa bangsa.

membiarkan kamu (tidak memberikan pertolongan), maka siapakah


gerangan yang dapat menolong kamu selain dari Allah sesudah itu ?
Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang Mukmin
bertawakkal” (QS.3, Ali “Imran : 160).
65
Sesuai Firman Allah Artinya, “Jikalau kamu tidak menolongnya
(Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya, yaitu
ketika orang kafir (musyrikin Makkah) mengeluarkannya (dari
Makkah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya
berada dalam gua, diwaktu dia berkata kepada temannya “Janganlah
kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita” Maka Allah
menurunkan ketenangan-Nya kepada Muhammad dan membantunya
dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Allah menjadikan
seruan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah
itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (QS.9,
at-Taubah : 40).

30 H. MAS’OED ABIDIN
TANTANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI SUMBAR

f. Secara sungguh-sungguh mewujudkan


masyarakat madani yang berteras kepada
prinsip keadilan (equity) sosial yang terang.
g. Membentuk watak pandai menerima nikmat
dengan wajib mensyukurinya. "Lain syakartum
la adzidannakum", bila kamu mampu menjaga
nikmat Allah (syukur), niscaya nikmat itu akan
ditambah.

3. GENERASI TAAT HUKUM


Upaya ini dapat dilakukan dengan cara ;
• Memulai dari lembaga keluarga dan
rumah tangga,
• Memperkokoh peran orang tua, ibu
bapak ,
• Fungsionalisasi peranan ninik mamak
dan unsur masyarakat secara efektif,
• Memperkaya warisan budaya, setia,
cinta dan rasa tanggung jawab patah
tumbuh hilang berganti,
• Menanamkan akidah shahih (tauhid),
dan istiqamah pada agama yang dianaut,
• Menularkan ilmu pengetahuan yang
segar dengan tradisi luhur (Apabila sains
dipisah dari akidah syariah dan akhlak akan
melahirkan saintis tak bermoral agama,
konsekwensinya ilmu banyak dengan
sedikit kepedulian ),
• Menanamkan kesadaran, tanggung
jawab terhadap hak dan kewajiban asasi
individu secara amanah,
• Penyayang dan adil dalam memelihara
hubungan harmonis dengan alam,

H. MAS’OED ABIDIN 31
PERPADUAN IMAN TAQWA DAN ILMU PENGETAHUAN

• Melazimkan musyawarah dengan disiplin


dan teguh politik, kukuh prinsip,
• Hemat untuk menopang kehidupan
berekonomi,
• Bijak memilih prioritas yang hak sebagai
nilai puncak budaya Islam yang benar.
• Menanamkan keyakinan akidah (iman
dan taqwa) yang benar, karena sesuatu
akan selalu indah selama benar.
• Budaya adalah wahana kebangkitan
bangsa. Maju mundurnya suatu bangsa
ditentukan oleh kekuatan budayanya.

Demikianlah semoga Allah senantiasa Meridhai.

Padang , 21 Juli 2001

32 H. MAS’OED ABIDIN
1
H. MAS’OED ABIDIN
Lahir tanggal : 11 Agustus 1935 di Kotogadang, Bukittinggi,
Dari pasangan : H.Zainal Abidin bin Abdul Jabbar Imam Mudo dan Khadijah binti Idriss.
Pendidikan : Surau (Madrasah) Rahmatun Niswan Koto Gadang, Sumatra Thawalib
pimpinan Syeikh H. Abdul Mu’in Lambah, Thawalib Parabek, SR Kotogadang, SMP II Negeri,
SMA A/C Bukittinggi (1957), dan FKIP UNITA Padangsidempuan, IKIP Medan (1963).

Organisasi : Sekum Komda PII Tapanuli Selatan (1961-1963), Ketua HMI Cabang
Padangsidempuan yang pertama (1963 – 1967), Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Sumbar
(1967- sekarang).

Jabatan sekarang:Wakil Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Perwakilan Sumbar di


Padang (2000-2005) dan Ketua MUI Sumbar Membidangi Dakwah (2001-2005), Sekretaris
Dewan Pembina ICMI Orwil Sumbar.

Alamat sekarang : Jalan Pesisir Selatan V/496 Siteba Padang (KP - 25146),
Fax/Telepon 52898, Tel: 58401.
Kantor DDII Sumbar, Jl.Srigunting No.2 ATB Padang, Tel: 0751-53072.

Buku yang sudah diterbitkan ;


1. Islam Dalam Pelukan Muhtadin MENTAWAI, DDII Pusat, Percetakan ABADI, Jakarta -
1997.
2. Dakwah Awal Abad, Pustaka Mimbar Minang, Padang - 2000.
3. Problematika Dakwah Hari Ini dan Esok, Pustaka Mimbar Minang, Padang – 2001.

Dalam proses Pencetakan ;


1. Taushiyah DR. Mohammad Natsir, Pusataka Mimbar Minang, Padang –2001.
2. Pernik Pernik Ramadhan, Pustaka Mimbar Minang, Padang – 2001.
3. Dakwah Komprehensif, DDII Pusat, Media Dakwah, Jakarta – 2001.
4. Suluah Bendang, Berdakwah di tengah tatanan Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi
Kitabullah di Minangkabau, Pustaka Mimbar Minang, Padang - 2001.

Web-site : http://www.masoedabidin.web.id
Mailgroup : http://abssbkranahnagaribundo@yahoogroups.com
mailto : masoedabidin@mimbarminang.com
masoedabidin@yahoo.com
masoedabidin@hotmail.com

You might also like