Professional Documents
Culture Documents
MODUL O5
RETURN & RESIKO SUATU ASSET
2. Komponen Return
Return dari suatu investasi terdiri dari dua komponen yaitu :
• Yield : Komponen dasar yang paling sering muncul dalam investing return yaitu
dalam arus kas secara periodik yang diperoleh selama berinvestasi, baik bunga
maupun dividen. Dalam berinvestasi saham, yield-nya berupa dividen. Sedangkan
Tipe Risiko
• Unsystematic Risk / Micro Risk.
Resiko yang bisa dihilangkan melalui diversifikasi dengan menganekaragamkan
bentuk investasi. Contoh : masalah likuiditas perusahaan, kemampuan membayar
dividen, efisiensi produk, dll.
• Systematic Risk / Macro Risk.
Resiko yang tidak bisa dihilangkan melalui diversifikasi. Ukuran market risk adalah
beta (β). Contoh : pengaruh inflasi, fluktuasi nilai tukar, economic growth, dan
fluktuasi IHSG terhadap naik turunnya harga suatu asset.
Contoh soal 1:
Dividen setahun yang dibayarkan adalah sebesar Rp120,-. Harga saham bulan kemarin
adalah sebesar Rp1010,- dan bulan ini adalah sebesar Rp1100,-. Return total bulan ini
sebesar :
Rp120
Rp1100 − Rp1010 +
Return = 12 = 9.9%
Rp1010
Contoh soal 2 :
Dividen setahun yang dibayarkan adalah sebesar Rp120-. Harga saham minggu kemarin
adalah sebesar Rp1050,- dan minggu ini adalah sebesar Rp1100,-. Return total minggu
ini adalah sebesar :
Rp120
Rp1100 − Rp1050 +
Return = 52 = 4.98 %
Rp1050
• Relative Return
Relative return terkadang diperlukan untuk mengukur return dari sedikit perbedaan
dasar daripada total return. Relative return menyeleseaikan masalah ketika return negatif
karena relative return selalu positif. Relative return menambahkan 1.0 untuk total return,
dan meskipun relative return mungkin lebih kecil dari1.0, relative return akan lebih besar
dari nol, dengan mengeliminasi angka-angka yang negative.
Contoh soal :
Tabel berikut menunjukkn nilai dari relative return untuk saham PT.’A’
Untuk tahun 1990, relative return di Tabel dapat dihitung sebagai berikut :
CWIn = cumulative wealth index pada akhir periode n / indeks kemakmuran kumulatif,
mulai dari periode pertama sampai ke n
WIo = index value awal , yaitu 1 / kekayaan awal
TRn = periodik total return dalam bentuk decimal / return periode ke-t, mulai dari awal
periode (t = 1) sampai ke akhir periode (t = n)
Cumulative wealth index dapat digunakan untuk menghitung rate of return untuk periode
yang telah ditetapkan, dirumuskan sebagai berikut :
CWIn
TRn = −1
CWI (n −1)
Keterangan :
TRn = Total Return untuk periode n
CWI = Cumulative Wealth Index
Contoh soal 1 :
Indeks kemakmuran kumulatif untuk saham PT ‘A’ mulai dari tahun 1989 sampai dengan
tahun 1996 tampak di tabel berikut ini :
1989 - 1.000
1990 0.060 1.060
1991 0.077 1.142
1992 0.095 1.250
1993 0.193 1.492
1994 0.047 1.562
1995 0.113 1.738
1996 0.112 1.933
Indeks kemakmuran kumulatif ini menunjukkan kemakmuran akhir yang diperoleh dalam
suatu periode tertentu. Misalnya dengan membeli saham ‘A’ di akhir tahun 1989, maka
pada akhir tahun 1991, kemakmuran akan menjadi sebesar 114.20% dari kemakmuran
semula. Jika saham ini dipertahankan lagi, maka pada akhir tahun berikutnya akan
menjadi sebesar 125.00% dari nilai semula di akhir tahun 1990 dengan perhitungan
sebagai berikut :
CWI atau indeks kemakmuran kumulatif dapat juga dihitung berdasarkan perkalian nilai-
nilai komponennya sebagai berikut :
CWI = PHK x YK
Dengan :
CWI = Indeks kemakmuran kumulatif
PHK = Perubahan harga kumulatif
YK = Yield kumulatif
Contoh Soal 2 :
Tabel berikut menunjukkan contoh hasil perhitungan indeks kumulatif yang dihitung dari
perkalian perubahan harga kumulatif dengan yield kumulatif
Sebagai ilustrasi perhitungan, perubahan harga kumulatif (PHK), Yield Kumulatif (YK)
dan Indeks Kemakmuran Kumulatif (CWI) untuk tahun 1991 dapat dihitung sebagai
berikut :
Χ= ∑X
n
• Geometric Mean
Geometric mean return mengukur susunan tarif dari pertumbuhan (rate of growth)
sepanjang waktu. Geometric mean terkadang digunakan dalam investasi dan keuangan
untuk menggambarkan tarif pertumbuhan yang tetap dari dana investasi sepanjang
beberapa periode yang lampau. Geometric mean ditentukan sebagai akar yang paling
akhir dari produk yang dihasilkan dari perkembangan relative return.
Contoh soal 1 :
Harga dari suatu saham pada periode ke-0 (periode awal) adalah Rp500,-. Pada periode
selanjutnya (periode ke-1), harga saham ini meningkat menjadi Rp600,- dan turun di
periode ke-2 menjadi Rp550,-. Return untuk masing-masing periode adalah sebagai
berikut :
R1 =(Rp660 – Rp500)/Rp500
=0.20 atau 20%
R2 =(Rp550 – Rp600)/Rp600 = - 0.083 atau - 8.33%
Rata-rata Return yang dihitung berdasarkan dengan metode aritmatika adalah sebesar :
(0.2 − 0.833 )
RA = = 0.05833 %atau 5.833 %
2
Jika dihitung dengan metode rata-rata aritmatika pertumbuhan harga saham ini adalah
sebesar 5.8335. Jika return ini benar dan harga bertumbuh dengan tingkat 5.833% maka
untuk periode ke 2, harga saham ini seharusnya menjadi Rp560.03 (Rp500 x 1.05833 x
1.05833). Padahal harga saham ini di akhir periode ke-2 adalah sebsar Rp550,-. Dengan
demikian return yang dihitung dengan metode rata-rata aritmatik ini kurang tepat. Jika
dihitung dengan metode rata-rata geometrik, pertumbuhan harga saham ini adalah
4.883%. Dengan menggunakan tingkat pertumbuhan ini harga saham di akhir periode ke-
2 seharusnya Rp550,- (Rp500 x 1.04883 x 1.04833) sesuai dengan nilai yang sebenarnya.
Jadi metode rata-rata geometrik lebih tepat digunakan untuk situasi yang melibatkan
pertumbuhan, sedang metode rata-rata aritmatika lebih tepat digunakan untuk
menghitung rata-rata untuk satu periode yang sama dari banyak return tanpa melibatkan
pertumbuhan.
Rata-rata geometric juga banyak digunakanuntuk menghitung CWI. Jika rata-rata
geometric diketahui, CWI untuk suatu periode tertentu dapat dihitung dengan rumus :
CWIt = (1 + RG)n bv
Dengan :
CWI = indeks kemakmuran kumulatif
T = periode ke-t
N = lama periode dari periode dasar ke periode ke-t
Bv = nilai dasar
Contoh soal :
Hubungan antara return rata-rata aritmatika dan rata-rata geometric adalah sebagai
berikut :
(1 + RG)2 ≈ (1 + RA)2 –(SD)2
Contoh soal :
Rata-rata aritmatik untuk return dari tahun 1990 sampai dengan tahun 1996 adalah
Contoh soal 1 :
Return sebesar 17% yang diterima setahun dari sebuah surat berharga jika disesuaikan
dengan tingkat inflasi sebesar 5 % untuk tahun yang sama, akan memberikan return riel
sebesar :
TR(ia) = [(1+0.17)/(1+0.05)]-1
= 0.11429 atau 11.429%.
Diversifikasi internasional sekarang semakin dibicarakan, karena diversifikasi seperti ini
dapat menurunkan tingkat resiko yang sudah tidak dapat diturunkan lagi akibat
diversifikasi domestic. Jika investasi dilakukan di luar negeri, pengembalian yang
diperoleh perlu disesuaikan dengan kurs mata uang yang berlaku sebagai berikut :
Contoh soal 2 :
Investor Indonesia yang membeli saham perusahaan Amerika pada awal tahun1997
mendapatkan return tahunan sebesar 15%. Pada saat membeli saham ini, harga kurs beli
us$ adalah sebesar Rp2000,- dan pada akhir tahun, kurs jual adalah sebesar Rp2100,- per
US$. Return bersih yang diperoleh setelah disesuaikan dengan kurs adalah sebesar :
dan U.S. Electric yang diperlihatkan dalam Tabel 5-2 adalah 15%. Jenis tabel ini disebut
matriks poyoff.
MARTIN PRODUCTS
U.S ELECTRIC ________
PERMINTAAN PROBABILITAS TINGKAT
TINGKAT
PRODUK TERJADINYA PENGEMBALIAN
PENGEMBALIAN
PERUSAHAAN PERMINTAAN INI JIKA PERMINTAAN PRODUK
JIKA PERMINTAAN PRODUK
INI TERJADI (2) x (3)
INI TERJADI (2) x (5)
(1 ) (2) (3) =(4)
(5) =(6)
Kuat 0,3 100% 30% 20%
6%
Normal 0,4 15 6 15
6
Lemah 0,3 (70) (21) 10
3
1,0 k=15%
k= 15%
∑PiKi
i =1
=
Tingkat pengembalian yang diharapkan U.S. Electric adalah juga sebesar 15% :
k = 0,3(20%) + 0,4(15%) + 13(10%)
= 15%
Contoh soal :
Tuan X menghadapi 2 macam investasi antara membeli saham A dan saham B dengan
probabilitas masing-masing adalah
Berdasarkan data tersebut maka Tuan X harus menghitung terlebih dahulu berapa
Expected Return, Varian dan standart Deviasi baik saham A dan saham B :
o Perhitungan Varian
n
Formula = ∑[ki − E ( R)]
T =1
2
x Pr ob
Varian A ={[100%-15%]²x30%}+{[15%-15%]²x40%]+{[(70%)-15%]²x30%}
= 0,4335
Berdasarkan hasil diatas maka sebaiknya memilih saham B, karena dengan return 15%
sama dengan return saham A, tetapi memiliki tingkat resiko yang rendah yaitu hanya
3,38%
Perhitungan Varian
n
Formula = varian =
∑ }/ n − 1
{ K
T= 1
− E
i ( R ) 2
n
Formula = ∑{Ki − E ( R)
T =1
2
} / n −1
Contoh soal :
Terdapat kesempatan investasi pada dua kesempatan pada proyek A dan B selama tahun
2004-2008, yaitu :
Tahun forecast return A forecast return B
2004 8% 16%
2005 10% 14%
2006 12% 12%
2007 14% 10%
2008 16% 8%
Berdasarkan data diatas berapa Expected return A dan B serta berapa varian & standar
deviasi A dan B selama 2004-2008 ?
o Expected return
n
Formula = E(R) = ∑[ Ki ] / n
T =1
o Varian
n
Formula = varian =
∑ }/ n − 1
{ K
T= 1
− E
i ( R ) 2
o Standart deviasi
Standart deviasi A = √10% =3,16%
Standart deviasi B =√10% = 3,16%
Simpulan :
Selama lima tahun berinvestasi ternyata menghasilkan expected return A dan B sebesar
10% dengan tingkat resiko 3,16%. Karena sama maka investor boleh memilih
kesempatan investasi A atau B.
dan rata-rata saham mempunyai pengembalian yang diperlukan kM = 11%. Oleh karena
itu premi resiko pasar adalah 5% :
RPM = kM-kRF
= 11% - 6%
= 5%
Jika satu saham memiliki resiko dua kali lipat daripada lainnya, maka premi
resikonya akan menjadi dua kali lebih tinggi, sementara jika resiko hanya setengahnya,
maka premi resiko juga akan menjadi setengah lebih kecil. Lebih lanjut, kita dapat
mengukur resiko relative saham dengan koefisien beta. Jika kita mengetahui premi resiko
pasar, RPM, dan resiko saham yang diukur oleh koefisien betanya, βi, kita dapat
menemukan premi risiko saham sebagai hasil kali (RPM)βi. Sebagai contoh, jika βi= 0,5
dan RPM = 5%, maka RPi adalah 2,5% :
Premi resiko untuk saham i = RPi = (RPM)βi
= (5%)(0,5)
= 2,5%
Pengembalian yang diperlukan untuk setiap investasi dapat dinyatakan dalam rumus
sebagai :
Pengembalian yang diperlukan = Pengembalian bebas risiko + Premi risiko.
Disini pengembalian resiko bebas mencakup premi untuk inflasi yang diharapkan,
dan kita mengasumsikan bahwa aktiva mempunyai jatuh tempo dan likuiditas yang sama.
Menurut kondisi ini, pengembalian yang diperlukan atas saham i dapat ditulis sebagai
berikut :
Persamaan SML : ki = kRF + (kM –kRF)βi
= kRF + (RPM)βi
= 6% + (11% - 6%)(0,5)
= 6% + 5%
= 8,5%
Persamaan di atas ini disebut Security Market Line (SML).
Jika beberapa saham lainnya seperti j adalah lebih berisiko dibandingkan saham i dan
mempunyai βj = 2,0 ,maka tingkat pengembalian yang diperlukan adalah 16% :
kj = 6% + 5%(2,0) = 16%
Saham rata-rata dengan β = 1,0 akan mempunyai pengembalian yang diperlukan
sebesar 11%, yang sama dengan pengembalian pasar :
kA = 6% + (5%)1,0 = 11% = kM