You are on page 1of 9

Menggali Potensi Nagari dalam Perda Pemerintahan Nagari

Di Kabupaten Tanah Datar

MENGEMBANGKAN POTENSI NAGARI


DALAM RANCANGAN PERDA
PEMERINTAHAN NAGARI
DI KABUPATEN TANAH DATAR
Oleh : H. Mas’oed Abidin1

NAGARI, ADALAH SATU SISTEM PEMERINTAHAN TERENDAH, DALAM


STRUKTUR MASYARAKAT MINANGKABAU,
Sifatnya multi dimensi dan multi fungsi.
Nagari mempunyai aspek formal dan informal.
Secara formal dia adalah bahagian yang integral dari pemerintahan
nasional.
Secara informal dia adalah unit kesatuan adat dan budaya
Minangkabau.

Wilayah Nagari adalah suatu aset dalam pemerintahan Nagari.


Pemerintahan Nagari harus fokus menyiasati babaliak ka Nagari
sebagai suatu sistim berpemerintahan dan melaksanakan kehidupan
anak Nagari dalam tatanan adaik basandi syarak, syarak basandi
Kitabullah.

Analisis Nagari yang paling utama adalah pemerintahan.


Bagaimana Nagari diatur dan dibangun.
Nagari adalah plural, bukan single, perbedaan sistem Nagari tersebut
membuat setiap Nagari mempunyai dinamika tersendiri.
Dari sisi adatnya, adaik salingka nagari.

KONSEP PEMERINTAHAN HARUS MAMPU MENAUNGI MASYARAKATNYA.


Pemerintahan Nagari dibingkai undang-undang Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Implementasinya di tingkat Kabupaten, ada Perda tentang
Pemerintahan Nagari.

1
Disampaikan pada Sosialisasi Ranperda Kabupaten Tanah Datar tentang Pemerintahan Nagari dan Perda
Propinsi Sumatera Barat Nomor 2 Tahun 2007 tentang Pokok-pokok Pemerintahan Nagari, bertempat di
Aula Kantor Bupati Tanah Datar di Batusangkar, pada hari Selasa, tangal 3 Juli 2007 jam 10.00 WIB.

H. Mas’oed Abidin 1
Menggali Potensi Nagari dalam Perda Pemerintahan Nagari
Di Kabupaten Tanah Datar

Dalam pelaksanaan pemerintahan di tingkat Nagari, hubungan harus


berdasarkan adat.
Maka, adat harus benar-benar dikuasai oleh semua aparat
pemerintahan Nagari.
Adat tidak semata sebagai kekayaan sains (ilmu pengetahuan) ke-
Minangkabau-an.
Adat harus dapat dilaksanakan dalam kehidupan dan hubungan
bermasyarakat.

Termasuk dalam sosialisasi kebijakan pemerintahan, sesuai dengan


perkembangan zaman dan pemanfaatan teknologi yang maju, seperti
musyawarah dalam perwujudan demokrasi, penyediaan peluang bagi
semua anak Nagari sebagai perwujudan dari hak asasi manusia.

HAKIKAT BERPEMERINTAHAN NAGARI ADALAH MEMATUHI UNDANG-UNDANG


NEGARA.
Kemudian, dapat menghidupkan jati diri kehidupan beradat dalam
tatanan bernagari. Kebanggaan orang dalam bernagari adalah
lahirnya kepeloporan dalam berbagai bidang.

Nagari itu dinamis, senantiasa berubah.


Harus diantisipasi dengan musyawarah anak Nagari yang dikuatkan
oleh Wali Nagari.
Setiap pemekaran, harus berpedoman kepada pandangan adat dalam
Nagari.

Nilai kepemimpinan di dalam Nagari, sebagai juga ditemui dalam


Keputusan Presiden
• Seorang Wali Nagari adalah putra terbaik dan penghulu
• Kesetaraan dan keterwakilan
Nilai kesetaraaan dan keterwakilan dari ninik mamak, alim
ulama,cadiak pandai dan tokoh – tokoh adat di dalam Nagari, mesti
diperhitungkan dengan cermat.
Urusan Nagari adalah urusan bersama seluruh warga masyarakat
Nagari.
Bukan hanya urusan yang muda-muda atau urusan yang tua-tua.
Bukan pula urusan ninik mamak semata.
Kerjasama antara generasi, muda dan tua, cerdik dan pandai, sangat
diperlukan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi Nagari.

BAMUS (BADAN MUSYAWARAH) NAGARI, DIPILIH OLEH ANAK NAGARI,


Semestinya menjadi perwujudan dari tali tigo sapilin, tungku tigo
sajarangan.

H. Mas’oed Abidin 2
Menggali Potensi Nagari dalam Perda Pemerintahan Nagari
Di Kabupaten Tanah Datar

Implementasinya, terlihat dalam pemahaman adat.

Nagari, akan menjadi pelopor di dalam melaksanakan adat


Minangkabau yang berfalsafah Adaik basandi Syarak, Syarak basandi
Kitabullah.

BAMUS Nagari adalah bentuk perwujudan dari prinsip demokrasi


dalam berpemerintahan, semacam badan legislatif tingkat Nagari,
untuk melaksanakan pemerintahan Nagari bersama-sama Wali Nagari
(Kepala Nagari).
Maka, yang akan duduk di dalam BAMUS Nagari, semestinya hanya
beragama Islam. Karena, tidak dapat disebut Minangkabau jika tidak
beragama dengan Islam.
Keberadaan BAMUS menjadi bagian upaya mengembalikan unsur
adat ke hakikatnya.
Mengaktualisasikan fungsi dan peran tungku tigo sajarangan, melalui
keteladanan, terutama dalam pelaksananan agama dan adat.
Satu bentuk otonomi penuh pada Nagari untuk mengatur rumah
tangga Nagari dengan berpedoman pada peraturan yang ada.
Wali Nagari bersama tokoh masyarakat dalam BAMUS akan menyusun
program-program pembangunan Nagari

KEBERADAAN KERAPATAN ADAT NAGARI HARUSLAH JELAS.


KAN di tingkat Nagari adalah badan otonom yang ditetapkan oleh
anak Nagari, terikat kaum dalam Nagari, dan memegang asal usul
serta kewenangan ulayat Nagari. Keanggotaan KAN seluruhnya terdiri
dari penghulu di Nagari, bagian dari tungku tigo sajarangan,
dimuliakan oleh anak Nagari, disebut nan gadang basa batuah.

Pertanyaan mengemuka, apakah semua anggota KAN terikat dengan


LKAAM sebagai satu organisasi kemasyarakatan yang berjenjang dari
tingkat provinsi?

Apakah KAN menjadi bagian dari BAMUS Nagari atau berdiri sendiri ?.
Jalan terbaik adalah menjadikan KAN sebagai bagian dari BAMUS
Nagari.
Sewajarnya, tampak nyata hubungan antara adat dan pemerintahan
di tingkat Nagari.
Saling topang menopang dan serasi.

Melalui BAMUS Nagari, diharapkan dapat menggerakkan kembali


peran dan fungsi ninik mamak, yang selama ini tidak optimal
berperan membangun Nagari, yang disebabkan :
 Kurangnya figure penghulu dan pemangku adat yang sudah
banyak merantau.
 Kurangnya pengkaderan ninik mamak untuk memimpin Nagari.

H. Mas’oed Abidin 3
Menggali Potensi Nagari dalam Perda Pemerintahan Nagari
Di Kabupaten Tanah Datar

Semestinya, BAMUS Nagari menjadi upaya mambangkik batang


tarandam di tengah pesatnya kemajuan bidang teknologi.
Masalah asal usul dari keanggotaan BAMUS di Nagari, adalah hal yang
perlu dipertimbangkan.
Termasuk menginventarisir asset, dan permasalahan Nagari dengan
data base Nagari.

PERUBAHAN DALAM KEHIDUPAN BERADAT TELAH MERAMBAH MINANGKABAU.


Adat ndak dipacik arek, agamo ndak dipagang taguah.
Fakta menunjukkan bahwa adat tidak berdampak banyak terhadap
generasi muda itu. Ketika buku susah dicari, tempat bertanya juga
tidak ada, banyak ninik mamak yang tidak mengerti adat, dan
generasi muda di Nagari mulai kebingungan.
Solusinya dari generasi muda adalah adanya kegiatan kembali ke
surau berupa pendidikan untuk pembinaan karakter.

Bila diamati, memang sedang terjadi perubahan ;


• Terjadi krisis identitas pada generasi muda Minagkabau akibat
terjadi perubahan dalam nilai – nilai adat Minangkabau
tersebut.
• Adat tidak memberi pengaruh yang terlalu banyak terhadap
generasi muda Minangkabau.
• Generasi tua tidak lagi memberikan suri teladan lagi kepada
generasi muda sehingga menimbulkan sikap apatis generasi
muda terhadap adat Minangkabau sendiri.
• Solusi yang ditawarkan adalah kembali ke surau dengan cara
membuat suatu pendidikan informal.

SURAU ADALAH SUATU INSTITUSI YANG KHAS DALAM MASYARAKAT


MINANGKABAU
INANGKABAU.
Fungsinya bukan sekedar tempat sholat.
Juga sebagai tempat pendidikan dan tempat mendapat pengajaran
bagi anak muda.
Banyak tokoh-tokoh besar tanah air dan tokoh Nagari di Minangkabau
lahir dari surau.
Pengelolaan surau sekarang bisa dihidupkan kembali.
Esensi dan semangatnya lewat menggerakkan kebersamaan anak
Nagari.

Upaya dapat dilakukan dalam menyiapkan Nagari berprestasi, dimulai


dengan program kembali ke surau, dengan cara ;

H. Mas’oed Abidin 4
Menggali Potensi Nagari dalam Perda Pemerintahan Nagari
Di Kabupaten Tanah Datar

1. memberikan pendidikan dan pelatihan adat basandi syarak-


syarak basandi kitabullah terutama kepada generasi muda di
Nagari.
2. memberikan penyegaran pada tokoh-tokoh masyarakat melalui
pelatihan dan workshop tentang adat basandi syarak-syarak
basandi kitabullah.
3. mengevaluasi struktur kelembagaan dalam Nagari

Maka, pada beberapa Nagari yang sudah berdaya, dirasakan perlu


adanya dewan pendidikan nagari yang dilengkapi dengan sarana-
sarana untuk memajukan anak Nagari diataranya, ada perpustakaan
Nagari, sebagai bagian dari menghidupkan kembali banagari dan
basurau melalui menghidupkan semangat menggalakkan kembali
pendidikan dan pengajaran bagi anak muda.

Pendidikan dapat dilaksanakan di berbagai tempat di lingkungan ba-


korong ba-kampuang, ba-jorong atau ba-kaum.

Karena itu, kegiatan surau dikelola oleh alim ulama dan cerdik pandai
yang disebut suluah bendang di dalam Nagari.

Alim Ulama di Nagari adalah bagian seutuhnya dari tali tigo sapilin, di
tingkat Nagari itu.
Adanya Majelis Ulama Nagari sebagai suluah bendang adalah benteng
agama di Nagari.

Pertanyaan mengemuka adalah, apakah alim ulama suluah bendang


di Nagari yang menjadi bagian dari Majelis Ulama Nagari itu berinduk
ke MUI sebagai satu organisasi yang berjenjang sampai ke tingkat
provinsi ataupun pusat? Sebagaimana kita ketahui, MUI adalah
wadah musyawarah dari ulama dan cendekiawan muslim yang
berhimpun dalam ormas-ormas Islam.

FILOSOFI HIDUP NAGARI-NAGARI DI MINANGKABAU BERSUMBER DARI


ALAM.
Alam takambang jadi guru dan diberi ruh oleh Islam.
Konsep ABS-SBK adalah kristalisasi ajaran hukum alam yang
bersumber dari Islam.
Yang diperlukan sekarang adalah pemantapan dan pengamalan.
Maka, prinsip-prinsip ABS-SBK harus masuk ke dalam seluruh
kehidupan secara komprehensif.
Dengan perpaduan yang baik, kebudayaan Minangkabau akan
berlaku universal.

H. Mas’oed Abidin 5
Menggali Potensi Nagari dalam Perda Pemerintahan Nagari
Di Kabupaten Tanah Datar

Langkah sekarang adalah, menjabarkan ajaran ABS-SBK, secara


sistematis dan terprogram ke dalam berbagai sistem kehidupan.

Dimulai dalam pelaksanaan pemerintahan di tingkat Nagari, seperti,


kebersamaan, gotong royong, sahino samalu, kekerabatan, dan
penghormatan sesama, atau barek sapikue ringan sajinijing, yang
menjadi kekuatan di dalam incorporated social responsibility.

Kekusutan dalam masyarakat Minangkabau, khususnya di tingkat


Nagari-nagari dapat diatasi dengan komunikasi dengan generasi
muda.

Persoalan prilaku harus mendapatkan porsi yang besar, selain


persoalan kelembagaan. Prilaku orang Minang terutama generasi
muda sangat mengkhawatirkan.
Selain lemahnya komunikasi, masalah yang muncul di Nagari adalah
rapuhnya solidaritas.
Diperlukan sosialisasi nilai-nilai budaya Minangkabau.
Selanjutnya, membentuk kembali struktur masyarakat adat di Nagari-
nagari.

HUBUNGAN KERABAT DI MINANGKABAU BERLANGSUNG HARMONIS DAN


TERJAGA BAIK.
Hal tersebut terjadi karena perasaan kekeluargaan dan perasaan
malu kalau tidak membina hubungan dengan keluarganya dengan
baik.
Seseorang akan dihargai oleh sukunya atau keluarganya apabila ia
berhasil menyatu dengan kaumnya dan tidak membuat malu
kaummya.
Hubungan kekerabatan masyarakat Minangkabau yang kompleks
senantiasa dijaga dengan baik oleh ninik mamak dan penghulu di
Nagari.
Seseorang akan dianggap ada apabila ia berhasil menjadi sosok yang
diperlukan di kaumnya dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan
dari kelompoknya.

Nilai-nilai ideal dalam kehidupan yang mesti dihidupkan terus dalam


menata kehidupan bernagari, antara lain adalah,
1) rasa memiliki bersama,

H. Mas’oed Abidin 6
Menggali Potensi Nagari dalam Perda Pemerintahan Nagari
Di Kabupaten Tanah Datar

2) kesadaran terhadap hak milik,


3) kesadaran terhadap suatu ikatan,
4) kesediaan untuk pengabdian,
5) dampak positif dari satu ikatan perkawinan, seperti mengurangi
sifat-sifat buruk turunan serta mempererat mata rantai antar
kaum.

Pembangunan Nagari-nagari harus memakai pola keseimbangan dan


pemerataan.
Peningkatan usaha ekonomi masyarakat Nagari dipacu dengan
mengkaji potensi Nagari.
Ada Nagari yang lebih baik ekonomi masyarakatnya (seperti, Rao-
Rao, Situmbuak, Sumaniak, Limo Koum, Padang Gontiang, Lintau,
Batipuah, Pandai Sikek).
Ada pula Nagari yang miskin (seperti Atar, Rambatan, Tanjuang Ameh,
Saruaso, Padang Lua dan Tanjuang Alam). Pengalokasian dana
hendaknya berimbang.
Kekekrabatan dapat dijaga oleh ninik mamak dan penghulu yang
dihimpun dalam KAN;
a) dibalut dengan satu sistem pandangan banagari,
b) cinta kepada Nagari yang sama dipunyai,
c) kegiatan pembangunan yang dipersamakan.

NAGARI ITU DISEBUT ORANG, SEBAGAI REPUBLIK-REPUBLIK KECIL.


Nagari-nagari di Minangkabau telah memenuhi unsur-unsur suatu
negara.
Unsur-unsur Nagari adalah suku (masyarakat/rakyat), wilayah, dan
penghulu (pemerintahan), serta kedaulatan (adaik salingka nagari).
Walaupun, struktur Nagari yang sebenarnya itu, sudah tidak
ditemukan lagi saat ini,
Pemerintahan Nagari, harus berupaya untuk membangun kembali
struktur Nagari ini.

Menghidupkan suasana berpemerintahan Nagari yang diikat dalam


satu PERDA tentang Pemerintahan Nagari mesti ditindak-lanjuti
dengan ;
• Membangun kembali masyarakat adat Minangkabau, dengan
cara meminta pemerintah Nagari mengeluarkan peraturan bagi
tiap suku untuk melengkapi kembali perangkat-perangkatnya.
• Selanjutnya , yang dipilih menjadi Wali Nagari adalah yang
memiliki kekuasaan sebagai penghulu adat di Nagari tersebut,

H. Mas’oed Abidin 7
Menggali Potensi Nagari dalam Perda Pemerintahan Nagari
Di Kabupaten Tanah Datar

dengan kualifikasi keilmuan, kejujuran, kesetiaan kepada


negara, serta keahlian dalam pemerintahan.
• Selanjutnya, melahirkan peraturan Nagari, bahwa ada
kewajiban bagi para perantau satu Nagari untuk membantu
mengembangkan kampung halamannya melalui sumbangan,
bantuan, pemikiran dan lainnya, termasuk dalam penguatan
perangkat pemerintahan Nagari.

Padang, 2 Juli 2007

H. MAS’OED ABIDIN
TEMPAT/TANGGAL LAHIR : Koto Gadang Bukittinggi, 11 Agustus 1935

AYAH dan IBU : H.Zainal Abidin bin Abdul Jabbar Imam Mudo dan Khadijah binti
Idriss,

Suku : Piliang

RIWAYAT PENDIDIKAN : Surau Lakuak, Madrasah Rahmatun Niswan Koto Gadang,


Thawalib Lambah Syekh Abdul Muin, Thawalib Parabek, SR
KGadang, SMP II Bukittinggi, SMA Bukittinggi, FKIP Medan
(1963).

Pengalaman Organisasi : Sekum Komda PII Tapsel (1961-1963), Ketum HMI Sidempuan
(1963-1966), KAMI Medan (1966-1967), Dewan Dakwah Islamiyah
Indonesia (1967-sekarang), Sekretaris Dewan Pembina ICMI Orwil
Sumbar (2004-2006), Direktur PPIM Sumbar (2003-2006), Ketua MUI
Sumbar Bidang Dakwah (2003-2006), Wk.Ketua Dewan Penasehat
MUI Sumbar (sekarang).

JABATAN SEKARANG : Ketua Umum BAZ Sumbar.

ALAMAT SEKARANG : Jalan Pesisir Selatan V/496 Siteba Padang (KP - 25146),
Fax/Telepon 0751-7052898, Tel:0751-7058401.

LAIN-LAIN:

Personal Web-site/Mailing list : http://masoedabidin@yahoogroups.com

Email masoedabidin@yahoo.com

masoedabidin@hotmail.com

BUKU YANG SUDAH DITERBITKAN ;

H. Mas’oed Abidin 8
Menggali Potensi Nagari dalam Perda Pemerintahan Nagari
Di Kabupaten Tanah Datar

1. Islam Dalam Pelukan Muhtadin MENTAWAI, DDII Pusat, Percetakan ABADI, Jakarta - 1997.

2. Dakwah Awal Abad, Pustaka Mimbar Minang, Padang - 2000.

3. Problematika Dakwah Hari Ini dan Esok, Pustaka Mimbar Minang, Padang – 2001.

4. Pernik Pernik Ramadhan, Pustaka Mimbar Minang, Padang – 2001.

5. Suluah Bendang, Berdakwah di tengah tatanan Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah di
Minangkabau, Pustaka Mimbar Minang, Padang - 2001.

6. Surau Kito, PPIM – Padang, 2004.

7. Adat dan Syarak di Minangkabau, PPIM – Padang, 2004.

8. Implementasi ABSSBK, PPIM – Padang, 2005.

9. Silabus Surau, PPIM – Padang, 2005.

H. Mas’oed Abidin 9

You might also like