Professional Documents
Culture Documents
NAMA : MURHABAN
NIM/NIMKO : 060205146
BAKTIYA BARAT”
ISI SKRIPSI
Kecamatan Baktiya Barat Kabupaten Aceh Utara, luas wilayah Desa Matang Bayu adalah
…. hektar dengan perincian 52,17 hektar tempat pemukiman penduduk selebihnya adalah
tanah persawahan, ladang, perkebunan dan jalan umum. Sebahagian masyarakat di Desa
Matang Bayu kecamatan Baktiya Barat Kabupaten Aceh Utara bersikap negatif terhadap
mereka.
Usaha-usaha yang dilakukan orang tua dalam pelaksanaan pembinaan akhlak anak
mereka adalah memarahi (memberi teguran) dan memberi nasehat, menyuruh anak
do’a sebelum makan, memperhatikan pergaulan anak dan membiasakan anak memakai
anak dalam keluarga adalah kurangnya waktu untuk memberikan pembinaan akhlak anak
yang disebabkan oleh kesibukan dalam pekerjaan, minimnya pengetahuan agama orang
tua dan pengaruh lingkungan. Berdasarkan hasil analisa data statistik menunjukkan
bahwa adanya keterkaitan antara sikap orang tua terhadap pendidikan agama dengan
pembinaan akhlak anak, dengan tingkat korelasi sebesar 44,4% dan termasuk dalam
kategori sedang.
Keteladanan orang tua bagi anak-anaknya dalam keluarga sebagai pendidik, dan
pengawasan orang tua terhadap pergaulan anak merupakan gambaran dari pandangan dan
Wassalam,
Penulis
MURHABAN
Nim: 060205146
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
penulisan skripsi ini. Shalawat dan salam penulis hadiahkan kepada junjungan Nabi
Lhokseumawe, NAD.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mengalami kesulitan dan hambatan
pendukung, namun kesulitan dan hambatan itu dapat ditanggulangi berkat keteguhan dan
ketabahan hati serta adanya bantuandari beberapa pihak yang turut berpartisipasi dalam
Oleh karena itu penulis ucapankan terima kasih kepada Bapak Ketua dan Para
Pembantu, Dosen beserta Para Staf dan Karyawan yang ada di Universitas Al-Muslim
Lhokseumawe yang telah memberikan pelayanan, bimbingan dan arahan selama penulis
belajar di Universitas tercinta ini hingga selesai, terutama kepada Bapak/Ibu Pembimbing
Kepala Desa Matang Bayu Kecamatan Baktiya Kabupaten Aceh Utara beserta Staf dan
Para Guru-Guru maupun para orang tua siswa, serta berbagai pihak yang turut
Tak lupa pula ucapan terima kasih penulis kepada seluruh rekan-rekan mahasiswa
yang telah banyak memberikan dukungan moril selama penulis kuliah. Teristimewa
penulis sampaikan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada Ayahanda dan Ibunda
tercinta yang juga telah rela berkorban baik secara moril maupun materil dalam
Semoga apa yang telah mereka sumbangkan kepada penulis akan menjadi pahala di
sisi Allah dan akan dilipat gandakan oleh Allah SWT. Amien…
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu dengan tidak mengurangi rasa hormat, penulis menerima kritik dan saran dari
semua pihak. Akhirnya kepada semua pembaca, penulis mengucapkan selamat membaca
skripsi ini, mudah mudahan skripsi ini bermanfaat bagi pembaca sekalian terutama
menjadi ilmu pengetahuan dan pengamalan tersendiri bagi penulis untuk masa
mendatang.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................................ iv
DAFTAR TABEL........................................................................................................ vi
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah......................................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah........................................................................................ 5
D. Rumusan Masalah............................................................................................ 5
E. Tujuan Penelitian............................................................................................. 5
F. Kegunaan Penelitian........................................................................................ 6
A. Landasan Teoritis............................................................................................. 7
1. Pengertian Sikap........................................................................................ 7
3. Pengertian Akhlak...................................................................................... 12
B. Hasil Penelitian................................................................................................ 27
C. Kerangka Fikir................................................................................................. 27
D. Hipotesa........................................................................................................... 28
A. Lokasi Penelitian.............................................................................................. 29
B. Populasi Dan Sampel....................................................................................... 34
C. Defenisi Operasional........................................................................................ 34
D. Sumber Data..................................................................................................... 36
G. Sistematika Pembahasan.................................................................................. 38
A. Kesimpulan...................................................................................................... 66
B. Saran-saran....................................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
PENDIDIKAN................................................................................................. 31
PENCAHARIAN............................................................................................. 32
V. SARANA IBADAH........................................................................................... 33
.......................................................................................................................... 41
PENDAHULUAN
Pendidikan agama erat kaitannya dengan pembinaan akhlak, tidak berlebihan bila
dikatakan bahwa pembinaan akhlak dalam pengertian islam adalah bagian yang tidak
dapat dipisahkan dari pendidikan agama. Sebab yang baik adalah yang dianggap baik
oleh agama dan yang buruk adalah apa yang dianggap buruk oleh agama. Sehingga
yang diajarkan oleh agama, sehingga seorang muslim tidak sempurna agamanya sampai
akhlaknya menjadi baik. Para filosof pendidikan Islam sepakat bahwa pembinaan akhlak
adalah jiwa pendidikan Islam, sebab tujuan pendidikan Islam adalah mendidik jiwa dan
dari pendidikan dan pengajaran bukan hanya memberikan segala ilmu yang belum
ketahui oleh anak, akan tetapi maksudnya ialah untuk memberikan pendidikan akhlak dan
mendidik jiwa mereka dengan cara menanamkan rasa fadhilah (keutamaan), memberikan
kebiasaan-kebiasaan agar mereka berlaku sopan, dan mempersiapkan mereka untuk dapat
agama, sebab untuk mencapai nilai-nilai kebajikan itu sendiri adalah bagian yang tidak
terpisahkan dengan pendidikan akhlak yang kedudukannya sangat mulia bagi umat Islam.
Akhlak merupakan cerSMPN 1an kepribadian, juga merupakan benteng yang dapat
menahan masuknya faham-faham atau ajaran-ajaran yang tidak baik dalam kehidupan
modern. Terbinanya akhlak merupakan suatu jalan untuk melakukan kebajikan, sehingga
Setiap individu mempunyai pendapat dan pandangan yang berbeda-beda tentang suatu
hal. Semua kembali kepada bagaimana cara dan dari sudut mana ia menilai. Seseorang
dapat menilai dan memberikan pendapat dan pandangan pada hal-hal yang ia ketahui.
Begitu pula dengan pendidikan agama, akan tetapi mereka memiliki perbedaan pendapat
tentang pendidikan agama, hal itu dapat terlihat dari bagaimana cara tingkah laku dan
mendidik keluarga. Sebagian mereka khususnya para orang tua berpendapat bahwa
pendidikan agama penting bagi keluarganya. Dan sebagian yang lain berpendapat bahwa
Orang tua yang berpendapat bahwa pendidikan agama penting bagi keluarganya, ia akan
bersikap positif terhadap agama. Sikap positif ini akan terlihat dari tingkahlaku sehari-
keluarganya. Begitu pula sebaliknya orang tua yang berpendapat bahwa pendidikan
agama tidak penting bagi keluarganya ia akan bersikap negatif terhadap agama dan
cenderung bertingkah laku, berfikir dan cara mendidik keluarganya tidak sesuai dengan
syariat agama.
“Khuluq dalam bahasa arab artinya adalah adab atau etika yang mengendalikan seseorang
dalam bersikap dan bertindak”. Adapun tabiat atau perangai yang memang sudah ada
pada masing-masing orang disebut watak, sedangkan akhlak adalah perangai atau sikap
membimbing dan menjadikan perangai atau sikap yang baik sebagai watak anak-anak
mereka.
Menurut pendapat para ahli jiwa mengatakan bahwa yang mengendalikan kelakuan
Banyak metode yang dilakukan oleh orang tua dalam melaksanakan pembinaan akhlak
anak. Pertama-pertama harus dimulai dari orang tua sebagai pendidik ia harus berusaha
untuk memberikan contoh yang baik kepada anak, baik dalam perbuatan maupun
perkataan. Membiasakan anak untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan syariat
agama. Melatih mereka untuk melaksanakan puasa Ramadhan secara bertahap, kemudian
orang tua dapat mengajarkan bagaimana bertingkah laku dan berbicara dengan orang
?? ??? ????? ??? ???? ??? ?? ???? ???? ? . ? ??? : ???? ?????? ??? ?????? ??? ?????? ?????
?? ??? ?????? (???? ????) ??? ????? ??????? : ??????? ??? ??????
Artinya : Dari Abu Hurairah RA bahwasanya Rasulullah SAW bersabda “orang yang
naik kendaraan memberikan salam kepada orang yang berjalan orang yang berjalan
memberikan salam kepada orang yang duduk, orang yang sedikit memberikan salam
kepada orang yang banyak” (HR. Bukhari dan Muslim) Dan di dalam riwayat Bukhari
Banyak juga orang tua yang mengalami kesulitan dalam menjalankan pembinaan akhlak
anak. Mereka sudah berusaha keras untuk bertingkahlaku dan memberikan contoh yang
Namun mereka berakhlak tidak sesuai dengan yang mereka harapkan, bahkan apabila
peringatan tersebut. Namun sebagian orang tua ada yang melalaikan kepentingan
pembinaan akhlak ataupun budi pekerti anak-anak mereka, dan menganggap sepele hal
tersebut.
B. Identifikasi Masalah
C. Pembatasan Masalah
Dari beberapa masalah yang terindentifikasi, maka yang menjadi pembahasan dalam
penelitian ini dititik beratkan pada “orang tua berbeda dalam mensikapi pendidikan anak,
apakah sikap orang tua terhadap pendidikan agama mempengaruhi pembinaan akhlak
anak.
D. Rumusan Penelitian
Bertitik tolak dari latar belakang di atas, maka masalah dari penelitian ini adalah sebagai
berikut :
2. Bagaimana sikap orang tua terhadap pendidikan agama dan pembinaan akhlak
anak.
3. Problema apa saja yang dihadapi oleh orang tua dalam melaksanakan pembinaan
akhlak anaknya.
4. Upaya apa saja yang dilakukan orang tua dalam melaksanakan pembinaan akhlak
anaknya.
E. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang
sikap orang tua terhadap pendidikan agama dan kaitannya dengan pembinaan akhlak
anak di SMPN 1 Kecamatan Baktiya Kabupaten Aceh Utara. Sedangkan secara terperinci
pendidikan agama.
2. Untuk mengetahui kaitan antara sikap orang tua terhadap
4. Untuk mengetahui upaya apa saja yang dilakukan oleh orang tua
F. Kegunaan Penelitian
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teoritis
1. Pengertian Sikap
menurut W.J. Thomas yang dikutip oleh Abu Ahmadi, menyatakan bahwa “Sikap adalah
suatu kesadaran individu yang menentukan perbuatan-perbuatan yang nyata ataupun yang
menurut Abu Ahmadi “Sikap adlah suatu hal yang menentukan sifat, hakekat, baik
adanya kesediaan untuk merespon terhadap suatu situasi. Triandis (1971) menyatakan
Sikap terdiri dari tiga komponen yaitu komponen kognitif, komponen efektif, komponen
tingkah laku. Sikap selalu berkenaan dengan suatu objek, dan sikap terhadap objek
disertai dengan perasaan positif dan negatif. Orang mempunyai sikap positif terhadap
suatu objek yang bernilai dalam pandangannya dan ia akan bersikap negatif terhadap
objek yang dianggapnya tidak bernilai dan merugikan. Sikap ini kemudian mendasari dan
mendorong ke arah sejumlah perbuatan yang satu sama lainnya saling berhubungan,
orang hanya dapat bersikap terhadap hal-hal yang diketahuinya. Jadi harus ada sekedar
informasi pada seseorang untuk dapat bersikap terhadap suatu objek. Informasi
merupakan kondisi pertama untuk suatu sikap. Bila berdasarkan informasi itu timbul
tertentu.
1. Komponen kognitif yaitu yang berhubungan dengan segala mengenai fikiran. Ini
seperti ketakutan, kedengkian, antipati, dan sebagainya yang ditujukan pada pendidikan
agama.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa sikap ialah suatu perbuatan yang
bersifat psikologis yang menentukan sifat, hakekat suatu perbuatan karena adanya unsur
Sikap orang tua baik positif maupun negatif dipengaruhi beberapa faktor, selanjutnya
pendidikan agama. Sikap positif terhadap pendidikan agama ini dipengaruhi oleh
karena apabila seseorang mengerti tentang agama sudah pasti ia juga mengerti tentang
pembinaan akhlak anak, karena pembinaan akhlak adalah bagian dari pendidikan agama.
2. Keimanan
Ilmu pengetahuan tentang agama tidak menjaSMPN 1 seseorang akan taat kepada agama
tanpa adanya keimanan yang kuat dan hati yang ikhlas untuk menjalankan perintah
agama, karena sikap seseorang terhadap agama dapat terlihat dari tingkah lakunya,
ketaatannya terhadap agama, cara mendidik keluarganya, dan dari situ dapat dilihat nilai
keimanan seseorang.
3. Lingkungan
manusia merupakan makhluk social yang sesantiasa melakukan interaksi antara satu
dengan yang lainnya. Dalam interaksi tersebut disadari atau tidak terjadilah sifat saling
mempengaruhi, jika lingkungan manusia tersebut baik dalam pengamalan agama dan
Dan begitu pula dengan timbulnya sikap negatif seseorang terhadap pendidikan agama ini
1. Kurangnya pengetahuan
Ketidaktahuan orang tua bahwa pendidikan agama sangat erat kaitannya dengan
pembinaan akhlak, karena tujuan pendidikan islam adalah mendidik jiwa dan akhlak,
dimana hal yang baik adalah hal yang dianggap baik dan sesuai dengan agama.
2. materialistik
zaman selalu mengalami perubahan, perubahan tersebut juga terjadi dalam pemenuhan
kebutuhan manusia. Manusia selalu disibukkan dengan materi sehingga hampir seluruh
mengarah kepada hubbuddunya (cinta dunia), sehingga mereka tidak mempunyai waktu
3. Lingkungan
Sebagaima yang telah dijelaskan di atas bahwa faktor yang mempengaruhi sikap terhadap
ajaran agama dan perhatiannya terhadap pendidikan agama maka sangat memungkinkan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa sikap seseorang terhadap pendidikan
agama baik positif maupun negatif hal itu kembali pada bagaimana pemahamannya
terhadap pendidikan agama dan seberapa besar keinginannya untuk mendalami agama.
pengertian pendidikan agama secara definitif akan diuraikan berikut ini dengan mengutip
dan pragmatis dalam membantu anak didik agar mereka idup sesuai dengan ajaran
Islam”.
Berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari
pendidikan ia dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran agama Islam yang
telah dinyakininya secara menyeluruh serta menjadikan ajaran agama Islam sebagai suatu
akhirat kelak.
Pendapat lain yaitu Ahmad D. Marimba mendefinisikan pendidikan agama Islam yaitu :
ukuran-ukuran Islam, kepribadian ini disebut kepribadian muslim ialah kepribadian yang
memiliki, memutuskan serta berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam dan bertanggung jawab
Dari semua pengertian yang dikemikakan para ahli di atas, dapat diketahui bahwa
pendidikan agama merupakan suatu usaha yang berupa bimbingan dan pentransferan
pengetahuan agama kepada anak agar memiliki pengetahuan agama sekaligus mampu
melaksanakannya dalm kehidupan guna mencapai kebahagiaan hidup dunia dan akhirat.
3. Pengertian Akhlak
manusia sebagai makhluk social tidak dapat hidup sendirian, berarti manusia sangat
membutuhkan adanya komunikasi serta hubungan kerja sama dalam hidup dan kehidupn.
Untuk menjaga hubungan ini, maka perlu adanya seperangkat nilaiuntuk mengatur
tingkah laku setiap individu dalam komunikasi masyarakat. Mengenal hal ini Allah
menjelaskan dalam Al- Qur’an surat Al-Ahzab ayat 21 yang berbunyi sebagai berikut :
??? ??? ??? ?? ???? ???? ???? ???? ??? ??? ????????? ?????? ????? ???? ???? ?????
Artinya : “ Sesungguhnya adalah bagi kamu pada Rasulullah itu teladan yang baik, bagi
barang siapa yang mengharapkan Allah dan hari kemudian dan yang banyak ingat kepada
Allah.”
Allah sebagai pencipta manusia sangat mengetahui keadaan dan segala yang diperlukan
manusia serta apa yang baik bagi manusia dan kemuliannya. Karena itulah Allah SWT
mulia yang sangat diperlukan manusia, baik kepentingan individu maupun masyarakat.
menyempurnakannya yang pada saat itu keadaan akhlak manusia sangat buruk. Bahkan
dunia sangat ini mengalami kerusakan moral, maka Rasulullah SAW dengan membawa
agama Islam merubah tatanan jahiliyah menuju tatanan Ilahiyah. Rasullah SAW bersabda
Artinya : Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”. (HR.
AL-Bazaar).
Hamzah Ya’kup mengatakan bahwa “akhlak menurut bahasa adalah budi pekerti,
perangai, tingkah laku, atau tabi’at” Dengan demikian dapat dikatakan bahwa akhlak
ialah susila, kesusilaan, tata susila, budi pekerti, kesopanan, sopan santun, adab, perangai,
Sumber akhlak dalam Islam adalah agama sebagaimana yang dikemukakan oleh Zakiyah
Daradjat bahwa sesungguhnya sumber akhlak yang paling utama adalah agama, karena
akhlak merupakan cermin dari keadaan keimanan yang terpantul dalam kehidupan sehari-
hari.
Apabila membicarakan akhlak maka tidak terlepasa dari moral sebab moral adalah :
“Kelakuan yang sesuai dengan ukuran-ukuran (nilai-nilai) masyarakat, yang timbul dari
hati dan bukan paksaan dari luar yang disertai pula oleh rasa tanggung jawab atas
Dari beberapa kutipan diatas maka jelaslah bahwa akhlak merupakan perilaku seseorang
Akhlak yang diajarkan di dalam al-Qur’an bertumpu pada aspek fitrah yang terdapat di
dalam diri manusia dan aspek wahyu (agama), kemudian kemauan dan tekad manusiawi.
1. Menumbuh kembangkan dorongan dari dalam, yang bersumber pada iman dan taqwa,
pergaulan dan latihan agar dapat membedakan mana yang baik dan yang jahat.
4. latihan untuk melakukan yang baik serta mengajak orang lain bersama-sama
5. Pembinaan dan pengulangan melaksanakan yang baik sehingga perbuatan baik itu
menjadi keharusan moral dan perbuatan akhlak terpuji, kebiasaan yang mendalam,
Akhlak Islam bukanlah yang tergantung tinggi diatas dan balasannya nanti di akhirat
sesudah mati, akan tetapi ia merupakan kebaikan dan perbaikan di waktu ini, yang
dipengaruhi oleh dua kekuatan yaitu kekuatan akhlaki dan kekuatan agama.
Muslim Nurdin mengemukakan bahwa secara istilah akhlak adalah system nilai yang
mengatur pola sikap dan tindakan manusia di atas muka bumi. Pola sikap yang dimaksud
pada istilah di atas adalah pola-pola hubungan dengan Allah, sesama manusia (termasuk
1. Pola hubungan manusia dengan Allah, seperti mentauhidkan Allah dan menghindari
syirik, bertaqwa kepada-Nya melalui berdo’a, berzikir di waktu siang ataupun malam,
baik dalam keadaan berdiri, duduk ataupun berbaring, dan bertawakkal kepada-Nya.
“Dan bertawakkallah kepada Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang”.
b. Pola hubungan manusia dengan dirinya sendiri, seperti menjaga kesucian diri dari sifat
rakus dan mengumbar nafsu dan mengembangkan keberanian dalam menyampaikan yang
kebajikan dengan :
dan dalam kesulitan, bersyukur atas nikamat Allah, rendah hati atau tawadu’ dan
menahan diri dari amarah walaupun hati tetap dalam keadaan marah,
c. Pola hubungan dengan keluarga seperti : berbakti kepada kedua orang tua, baik dalam
tutur kata, pemberian nafkah ataupun do’a, memberi bantuan material ataupun moral
d. Pola hubungan dengan masyarakat, dalam kontek kepemimpinan, pola-pola yang perlu
(seperti orang miskin, orang yang tersiksa dan orang yang tidak berpendidikan), mentaati
pemimpin, dan berperan serta sebagai anggota masyarakat perlu menjunjung tinggi
ukhuwah dalam seiman dan kemanusiaan, saling tolong menolong, pemurah dan
2. Pola hubungan dengan alam, yaitu manusia berhubungan dengan alam sekitar seperti
dengan hewan dengan tumbuhan. Manusia harus memiliki rasa kasih saying dengan
hewan, tidak membunuh hewan tanpa sebab, karena hewan merupakan bagian dari
dimana tanpa tumbuhan manusia akan kekurangan gizi yang sangat diperlukan dalam
pemenuhan perkembangna jasmani dan rohani manusia, sehingga dapat beramal dan
beriman kepada Allah SWT. Firman Allah dalam Al-Qur’an surah Al-Mu’SMPN 1un
??? ??? ?? ??????? ????? ?????? ??? ?? ?????? ???? ? ??? ????? ????? ? ???? ??????
( ???????? 21)
penting bagi kamu, kami memberi air SMPN 1um dari air susu yang ada dalam perutnya
dan juga binatang-binatang ternak itu terdapat faedah yang banyak untuk kamu, dan
Ketiga ruang lingkup diatas perlu mendapat perhatian, khususnya dalam pembinaan
keras untuk menjadi orang yang sopan dalam pembicaraan dan perbuatannya, berkata
benar dan membela kebenaran, ikhlas beramal dan rela berkorban untuk kepentingan
umat serta selalu berpegang teguh kepada keimanan dan menjauhi dari hal-hal yang
tercela”.
Ketenangan jiwa sangat dibutuhkan dalam berbuat dan berperilaku sehari-hari, dimana
dengan ketenangan itu akan dapat merasa aman dan tentramsehingga berbuat memiliki
aturan-aturan yang sesuai dengan hati nuraninya. Tetapi jika seseorang mengalami
kontrol, atau berbuat semaunya saja tanpa mempertimbangkan apakah perbuatannya baik
atau buruk. Jika hal ini terjadi maka rusaklah moral dari orang tersebut, sebab
kita semua tahu bahwa pengaruh lingkungan keluarga terhadap pembinaan nilai-nilai
tanggung jawab orang tua. Orang tua adalah kepala keluarga dan keluarga adalah sebagai
Mengingat pentingnya hidupa keluarga yang demikian, maka Islam memandang keluarga
bukan hanya sebagai persekutuan hidup terkecil saja, tetapi lebih dari itu yakni sebagai
lembaga hidup manusia yang dapat memberi kemungkinan celaka dan bahagianya
mempunyai tanggung jawab, demikian juga Islam memerintahkan kepada orang tua
untuk berbuat kasih sayang terhadap anggota keluarganya. Sebagaimana sabda Nabi
?? ??? ????? ??? ???? ??? ??? : ??? ???? ???? ??? ???? ???? ? ??? : ????? ???? ???? ?? ????
?? ????? ??? ?????? ??? ?????? ??? ?????? ??? ????? ??? ??? ??? ????? ??????? ? ????? ??
Artinya : Dari Abi Hurairah ra., berkata : Rasulullah bersabda : Demi Allah yang jiwaku
berada pada kekuasaan-Nya, kamu tidak akan masuk surga hingga beriman, dan tidak
beriman sehingga saling saying menyayangi, maukah saya tunjukkan suatu perbuatan
yang bila kamu melakukannya dapat menimbulkan kasih sayang? sebarkanlah salam
Dalam hal ini Islam telah menegaskan pada pemimpin keluarga untuk memahami
1. Orang tua berfungsi sebagai Pendidik Keluarga anak mulai dari kecil dipelihara dan
dibesarkan dalam keluarga. Segala sesuatu yang ada dalam keluarga baik berupa benda-
benda, orang-orang dan peraturan-peraturan serta adat istiadat yang berlaku dalam
menyatakan :
Melatih anak-anak adalah suatu hal yang sangat penting sekali, karena anak sebagai
amanat bagi orang tua. Hati anak itu suci bagai mutiara cemerlang, bersih dari segala
ukiran dan gambaran, ia dapat menerima segala yang diukir atasnya dan condong kepada
Berdasarkan kutipan diatas, bahwasanya anak laksana kertas putih yang belum ternoda
apa-apa, tergantung pada yang memiliki kertas tersebut akan dijadikan hitam atau putih.
Bila ini dikaitkan dengan orang tua maka sudah seharusnyalah orang tua menanamkan
ajaran agama kepada anak sejak kecil, apakah itu dalam bentuk shalat, mengajari mengaji
atau mengajar do’a-do’a serta mengajari untuk hormat kepada yang lebih tua dan
menyayangi yang lebih muda. Secara otomatis anak akan terlatih bila semua itu
dibiasakan sejak kecil. Dengan demikian akhlak anak akan terpupuk secara baik, dan
dengan akhlak yang baik itu pula anak dapat mengendalikan dirinya dari segala perbuatan
prilaku yang didapat dari orang tuanya, maka dengan prilaku itulah anak akan
mengucapkan kata-kata yang kotor yang tidak baik sudah pasti anak akan meniru
perkataan tersebut. Sebaliknya bila orang tua berkata dengan lemah lembut, maka anak
Anak yang terbiasa dengan perkataan yang lemah lembut pasti akan merasakan adanya
kasih saying antara sesama dan saling menghormati dan tidak mau berkata dengan kata
yang dapat menyinggung atau menyakiti orang lain.anak yang memiliki sifat yang lemah
lembut sudah pasti akan menyesuaikan busana yang dikenakannya, apakah itu dalam
bentuk memakai jilbab atau pakaian yang sesuai dengan aturan, norma dan kaidah-kaidah
Islami.
Orang tua yang tidak memiliki perhatian secara serius terhadap anggota keluarga, berarti
anak terhadap alam, biasakanlah anak untuk mencintai kebersihan dan keindahan, apakah
dalam bentuk menanam bunga di sekitar halaman atau memelihara hewan yang dapat
Bagaimana mendidik anak yang berlaku dalam suatu keluarga, maka demikianlah anak
1. Jika di dalam lingkungan keluarganya, misalnya anak itu sering ditertawakan dan
diejek apabila tidak berhasil melakukan sesuatu, maka tidak sadar ia akan selalu berhati-
hati melakukan sesuatu. Dia akan menjadi oran yang selalu diliputi oleh keragu-raguan.
2. Jika di dalam lingkungan keluarganya seorang anak selalu dianggap dan dikatakan
bahwa dia masih kecil dan karena itu belum dapat melakukan sesuatu, kemungkinan
besar anak itu akan menjadi orang yang selalu merasa kecil, tidak berdaya, tidak sanggup
mengerjakan sesuatu. Ia akan berkembang menjadi orang yang bersifat masa bodoh, atau
3. sebaliknya, jika anak itu dibesarkan dan dididik oleh orang tua atau lingkungan
keluarga yang mengetahui akan kehendaknya dan berdasarkan kasih saying ia akan
tumbuh menjadi anak yang tenang dan mudah menyesuaikan diri terhadap orang tua dan
dalam mendidik anak-anaknya. Orang tua yang tidak memiliki perhatian serius terhadap
Pernyataan diatas sejalan dengan keterangan Mahyiddin Abdul Hamid, bahwa orang tua
yang tidak memiliki perhatian yang serius terhadap anak-anak, dengan tidak memberikan
bimbingan tentang hal-hal positif dan bermanfaat, berarti ia telah dengan sengaja
Mengingat buruknya akibat tersebut, dan tidak sesuai dengan keadaan sekarang ini, maka
perliu kiranya diberikan petunjuk SMPN 1imal mengurangi perasaan kurang harga diri :
a. Janganlah sering melemahkan semangat anak dalam usahanya hendak berdiri sendiri.
Dalam hal ini masih banyak orang tua yang selalu menganggap anaknya itu masih kecil
belum dapat berbuat atau mengerjakan sesuatu sehingga orang tua kerap kali melarang
anak-anaknya.
disayangkan pendapat orang tua, bahkan juga gurunya yang masih menganggap alat
pendidikan yang salah ini sebagai satu-satunya cara mendidik yang dapat mendatangkan
hasil.
c. Jangan memanjakan anak, tetapi tidak baik pula jika kita tidak memperdulikan sama
sekali. Seorang anak yang di manjakan akan kurang bertanggung jawabnya, selalu
bersandar dan SMPN 1ta pertolongan kepada orang lain, merasa tidak sanggup dan
sebagainya. Demikian pula anak yang tidak dipedulikan atau kurang terpelihara oleh
orang tuanya akan merasa bahwa dirinya itu rendah tak berharga, merasa diasingkan oleh
“Tugas utama dari keluarga bagi pendidikan anak adalah sebagai peletak dasar bagi
pendidikan akhlak dan pandangan keagamaan. Sifat dan tabi’at anak sebagian besar
diambil dari kedua orang tuanya dan dari anggota keluarga yang lain.
memelihara dan melindungi keluarga adalah suatu hal yang sangat penting dalam
sebab :
Islam membebani kedua orang tua untuk bertanggung jawab memelihara kehidupan,
bahwa anak merupakan amanat yang dibebankan kepada mereka dan Allah akan
Untuk mencapai harapan tersebut, maka ada beberapa petunjuk penting dan perlu
a. Usahakan suasana yang baik dalam lingkungan keluarga. Hal ini terutama bergantung
kepada bapak dan ibu sebagai pengatur keluarga. Dasar dari pendidikan keluarga adalah
perasaan cinta mencintai, kita hendaknya selalu berusaha agar didalam lingkungan
keluarga selalu terdapat tolong menolong, kasih saying antara anggota keluarga, dan
harus diliputi suasana keceriaan dan ketentraman. Di dalam suasana keluarga yang baik
selalu akan terdapat kejujuran, kesetiaan, keteguhan hati, kesabaran, kerajinan, kerapian
kewajiban masing-masing. Hal ini terutama menurut kedudukan dan umurnya masing-
masing. Tidak mungkin seorang anak kecil akan sama hak dan kewajibannya dengan
anak yang sudah besar. Orang tua harus berusaha agar anak-anaknya sedikit demi sedikit
secara berangsur angsur tahu akan kewajibannya sebagai anggota keluarga. Jika tiap-tiap
anggota keluarga sudah tahu dan menjalankan tugas dan kewajibannya masing-masing
menurut aturan-aturan yang berlaku dalam keluarga, akan terjelmalah ketertiban dan
c. Orang tua dan orang dewasa lainnya hendaknya mengetahui tabiat dan watak anak-
anaknya. Hal ini sudah diusahakan, karena orang tualah yang setiap hari bergaul dan
bermain dengan anak-anaknya. Dari situlah orang tua dapat mengetahui bagaimana sifat
mempermudah dalam mendidik anak kearah kedewasaan. Lagi pula adanya pengetahuan
dan pemahaman orang tua tentang watak anaknya dan adanya memahami tabiat masing-
Masih ada beberapa orang tua yang merasa khawatir anak-anaknya dapat pengaruh buruk
dari teman-temannya. Ini keliru, anak-anak calon manusia dewasa yang akan hidup
sebaya penting sekali bagi pertumbuhan jiwa anak-anak, terutama pertumbuhan perasaan
dalam suatu keluarga berjalan secara sempurna, yakni adanya saling pengertian,
kebebasan dan keterbukaan dan interaksi sesama anggota keluarga harus tetap terjaga,
dalam artian, orang tua memahami akan fungsi sebagai pemimpin keluarga, dan
sebaliknya seorang anak juga harus memahami fungsinya sebagai anggota keluarga dan
harus mentaati aturan-aturan atau perintah dari kedua orang tuanya, khususnya perintah
Penelitian ini didukung dengan literature-literatur dan sumber data yang sesuai dengan
yang dibutuhkan, dan hasil penelitian yang berjudul “Sikap apatis terhadap ajaran agama
dan hubungannya dengan pelaksanaan Ibadah Shalat (studi pada siswa SMPN 1 Baktiya
Kabupaten Aceh Utara, yang menyatakan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara
sikap apatis terhadap ajaran agama dengan pelaksanaan siswa SMPN 1 Baktiya.
C. Kerangka Berfikir
Pendidikan agama dalam keluarga adalah sebagai pendidikan luar sekolah dan
merupakan landasan awal untuk mentukan kepribadian anak, pendidikan anak merupakan
tanggung jawab orang tua terhadap anak-anaknya. Oleh sebab itu, baik buruknya nilai
agama dan tingkah laku anak tidak terlepas dari sikap orang tua dalam memberikan
Sikap orang tua terhadap pendidikan baik positif maupun negatif dipengaruhi oleh
beberapa faktor, sikap positif dipengaruhi oleh pengetahuan agama, keimanan dan
lingkungan. Sedangkan sikap negatif juga dipengaruhi oleh tiga faktor dua diantaranya
sama dengan factor yang mempengaruhi sikap positif yaitu pengetahuan agama,
materialistic lingkungan. Maka, kerangka fikir dari penelitian ini yang dapat digambarkan
D. Hipotesa
Hipotesa adalah dugaan sementara tentang apa yang akan diteliti, hipotesa dari penelitian
ini adalah bahwa adanya korelasi antara sikap orang tua terhadap pendidikan agama
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
1. Letak Geografis
Dalam pembahasan ini akan dikemukakan tentang letak geografis yang menyangkut
Penelitian ini mengambil lokasi di SMPN 1 Baktiya Kabupaten Aceh Utara, luas wilayah
SMPN 1 Baktiya adalah 618 hektar dengan perincian 52,17 hektar tempat pemukiman
penduduk selebihnya adalah tanah persawahan, ladang, perkebunan dan jalan umum.
Untuk sampai ke lokasi tersebut tidak terlalu sulit, hal ini karena lokasi mudah dijangkau
2. Keadaan Siswa
Berdasarkan data dokumentasi dari kantor kepala SMPN 1 Baktiya, diketahui jumlah
siswa pada bulan Desember 2005 adalah 4980 jiwa dengan 762 Kepala Keluarga. Jumlah
Sumber Data : Statistik pada Kantor Kepala SMPN 1 Tahun Ajaran 2000/2005
berdasarkan jenis kelaSMPN 1 lebih didoSMPN 1asi oleh jenis kelaSMPN 1 perempuan.
Sementara itu bila dilihat jumlah siswa SMPN 1 Baktiya menurut tingkat usia, maka
No Usia Frekuensi %
Sumber Data : Statistik Pada Kantor Kepala SMPN 1 Baktiya Tahun 2000/2005
Berdasarkan tabel II di atas ternyata jumlah siswa yang paling banyak jumlahnya
menurut tingkat usia adalah pada usia 6 - 7 tahun. Sedangkan jumlah siswa yang paling
Selanjutnya bila dilihat jumlah orang tua siswa menurut tingkat pendidikan, maka
No TingkatPendidikan Frekuensi %
Sumber Data : Statistik Pada Kantor Kepala SMPN 1 Baktiya Tahun 2000/2005
Bila dilihat dari tabel III di atas, tampak bahwa menurut tingkat pendidikannya, SMPN 1
Baktiya sebagian besar Orang tua siswanya adalah berpendidikan sekolah dasar.
Sedangkan frekuensi tingkat pendidikan yang paling sedikit adalah pada tingkat
pendidikan perguruan tinggi. Dan banyak juga orang tua siswa yang masih buta huruf.
Selanjutnya bila dilihat keadaan orang tua siswa berdasarkan mata pencahariaan, maka
TABEL. IV
No MataPencaharian Jumlah %
Sumber Data : Statistik Pada Kantor Kepala SMPN 1 Baktiya Tahun 2005
Berdasarkan frekuensi tabel IV di atas diketahui bahwa sebagian besar orang tua siswa
SMPN 1 Baktiya mata pencahariaanya adalah bertani, yakni mencapai dari keseluruhan
orang tua siswa yang bekerja, selisihnya cukup jauh dengan orang tua yang mempunyai
Sarana dan fasilitas yang dimaksud adalah sarana dan fasilitas pendidikan dan
peribadatan.
TABEL. V
SARANA IBADAH
No Sarana Frekuensi
1 Mushalla 1
Sumber Data : Statistik Pada Kantor Kepala SMPN 1 Baktiya Tahun 2000/2005
Bila dilihat dianalisa dari penjelasan sebelumnya, tampak bahwa jumlah penganut agama
sangat menentukan banyaknya jumlah tempat ibadah. Hal ini terlihat bahwa di SMPN 1
Baktiya hanya terdapat dua jenis rumah peribadatan yaitu Mesjid dan Mushalla.
Sementara itu bila dilihat sarana pendidikan maka diperoleh tabel sebagai berikut :
TABEL. VI
Baik
RusakRingan
RusakBerat
Sumber Data : Statistik Pada Kantor Kepala SMPN 1 Baktiya Tahun 2000/2005
Berdasarkan tabel VI di atas ternyata di SMPN 1 Baktiya memiliki sarana dan fasilitas
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMPN 1 Kecamatan Baktiya
Kabupaten Aceh Utara Tahun Ajaran 2000/2005 seluruhnya sebanyak 4980 siswa, dan
sampel dalam penelitian ini pada tahun 2005 sebanyak 80 siswa dan 80 orang tua siswa.
Sedangkan penentuan sampel dilakukan secara acak, karena sampel karena sampel
memiliki ciri-ciri khusus yakni usia siswa dari 6 tahun sampai 12 tahun.
C. Definisi Operasional
Variabel yang hendak diteliti dalam kegiatan penelitian ini ada dua variabel yaitu:
1. Sikap yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tindakan tegas atau acuh tak acuh
2. Pendidikan Agama yaitu suatu usaha yang berupa bimbingan dan pentransferan ilmu
agama kepada anak agar memiliki pengetahuan agama sekaligus melaksanakan dalam
4. Kurang senang yang dimaksud adalah terkadang bertingkahlaku, dan berkata sesuai
dengan syari’at, terkadang tidak dan mengamalkan ajaran agama hanya setengah-tengah.
yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah pembinaan akhlak anak :
2. Akhlak yang dimaksud dalam penelitian ini adalah budi pekerti yang baik dan mulia
yang sesuai dengan ukuran-ukuran (nilai) masyarakat yang timbul dari hati bukan
paksaan dari luar yang disertai rasa tanggung jawab atas kelakuannya.
3. Anak yang dimaksud peneliti adalah yang berusia 6 – 12 tahun atau yang masih duduk
4. baik yang dimaksud pada tabel XX adalah terlaksananya pembinaan akhlak anak di
dalam keluarga yang dilakukan oleh orang tua melalui keteladanannya dalam perkataan
keteladanan kepada anaknya baik dalam perbuatan maupun perkataan, ataupun orang tua
berusaha memberikan teladan akan tetapi tidak mengawasi pergaulan anak, sehingga
pembinaan akhlak kurang terlaksana dengan baik karena melalui lingkungan dan teman-
teman sepermainan juga terdapat sisi negatif yang dapat mempengaruhi akhlak anak.
6. tidak baik yang dimaksud peneliti adalah tidak terlaksananya pembinaan akhlak anak
dalam keluarga yang disebabkan oleh orang tua yang tidak melaksanakan tanggung
jawabnya sebagai pendidik bagi anak-anak mereka dan tidak peduli akan pendidikan
D. Sumber Data
Untuk mengumpulkan data dari lapangan penelitian, maka digunakan sumber data
sebagai berikut :
1. Sumber data priemer yaitu data dari lapangan dari responden secara langsung diambil
melalui angket yang disebarkan untuk orang tua yang mempunyai anak usia sekolah
2. Sumber data sekunder yaitu data pendukung yang diperoleh dari Bapak Sekolah
SMPN 1 Kecamatan Baktiya Kabupaten Aceh Utara dan beberapa literatur yang
mendukung.
memberikan keterangan dan pendapat yang usai dengan data yang dibutuhkan.
Pengolahan data dan analisa disesuaikan dengan jenis data yang diperlukan yaitu data
kualitatif, data deskripsi dengan memakai ligika berfikir induktif dan deduktif.
Sedangkan data yang bersifat kuantitatif akan diuraikan dengan menggunakan metode
X2 = fo . ft
Keterangan :
fo : Frekuensi Observasi
ft : Frekuensi Teoritik
untuk menguji besarnya keterkaitan antara variabel X terhadap variabel Y digunakan
rumus :
KK = N / X2
Keterangan :
N : Banyaknya Sampel
Setelah data tersebut diolah maka harga korelasi yang dihitung dibandingkan dengan
harga korelasi tabel. Jika harga Chi Kuadrat Observasi (Xo2) > harga Chi Kuadrat Tabel
(Xt2) maka adanya korelasi sikap orang tua terhadap pendidikan agama dengan
G. Sistematika Pembahasan
Dalam pembahasan penelitian ini penulis laksanakan ke dalam lima bab dan beberapa sub
Bab I pendahuluan yang membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah,
Bab II kajian pustaka yang membahas tentang landasan teoritis, hasil penelitian yang
sampel, defenisi operasional, sumber data, instrumrn pengumpulan data, pengolahan dan
Bab IV hasil penelitian dan pembahasan yang membahas tentang sikap orang tua
terhadap pendidikan agama, pelaksanaan pembinaan akhlak anak dalam keluarga, sikap
orang tua terhadap pendidikan agama dan pengaruhnya terhadap pendidikan agama dan
Islam, namun pada kenyataannya kurang sarana pendidikan, seperti buku-buku agama di
mereka untuk belajar ilmu agama, mereka harus pergi yang jaraknya cukup jauh, maka
Kabupaten Aceh Utara, jadi anak-anak mereka mendapatkan ilmu agama hanya melalui
sekolah, guru ngaji yang diadakan setiap malam setelah shalat maghrib kecuali malam
jum’at.
Apabila diamati dari pernyataan di atas orang tua dari anak-anak tersebut memang
memperhatikan pendidikan agama mereka. Akan tetapi dari hasil observasi yang
dilakukan, ternyata masih sering ditemukan sebagian orang tua yang kurang taat
menjalankan perintah agama. Namun demikian, istilah masih sering bukan berarti
keseluruhan masyarakat kurang taat menjalankan perintah agama, argumen ini diperkuat
dari hasil pengumpulan angket diketahui bahwa masyarakat (orang tua) di SMPN 1
Kecamatan Baktiya Kabupaten Aceh Utara, ternyata tidak seluruhnya menunjukkan sikap
negatif terhadap pendidikan agama, hal ini dapat dilihat dari beberapa indikasi, seperti
pemberian pendidikan agama kepada anak, baik secara langsung ataupun tidak langsung
seperti memasukkan anaknya ke sekolah agama seperti SMPN 1, MTsS (MTsN), MAN,
Pesantren, menyuruh anak mengerjakan shalat, membiasakan anak memakai pakaian
Sedangkan orang tua yang bersikap negatif terhadap pendidikan agama dapat dilihat dari
menganggap agama tidak penting, tidak peduli dengan pendidikan agama anaknya.
Sikap orang tua terhadap pendidikan agama juga dapat ditunjukkan pada bagaimana
pandangan mereka terhadap pelaksanaan sbadah shalat. Berikut ini adalah tabel tentang
TABEL VII
IBADAH SHALAT
1 Tidak memberatkan
2 Cukup memberatkan
3 Sangat memberatkan
Berdasarkan frekuensi tabel diatas menunjukkan bahwa hanya sebagaian kecil orang tua
menyatakan bahwa shalat tidak berat dilaksanakan. Hal ini dapat dilihat dari keseluruhan
responden hanya 26 orang (32,5%) yang menyatakan positif terhadap pelaksanaan ajaran
agama, selebihnya sekitar 54 orang (67,5%) responden yang masih menunjukkan sikap
negatif terhadap ajaran agama Islam. Sikap negatif tersebut disebabkan SMPN 1imnya
pengetahuan agama mereka, karena kurangnya keinginan mereka untuk mendalami ilmu
agama, mereka hanya disibukkan dengan pekerjaan mereka.
Untuk memperjelas bagaimana sikap orang tua terhadap pendidikan agama, penulis
merasa perlu memaparkan tentang bagaimana pelaksanaan ibadah puasa mereka pada
TABEL VIII
1 Sering
2 Jarang
3 Tidak Pernah
puasanya tinggal berjumlah 26 orang (32,5%) dan yang jarang meninggalkan puasanya
melaksanakan ibadah puasa pada bulan Ramadhan dengan baik hanya berjumlah 21
orang (25,0).
Untuk mengetahui lebih jelas sikap orang tua terhadap pendidikan agama, penulis merasa
perlu untuk memaparkan tentang pelaksanaan ibadah shalat. Berikut ini tabel mengenai
TABEL IX
1 Selalu
2 Jarang
3 Tidak Pernah
Berdasarkan frekuensi jawaban tabel IX diatas ternyata pengalaman ibadah shalat orang
tua siswa di SMPN 1 Kecamatan Baktiya Kabupaten Aceh Utara tergolong kurang baik,
ini dapat dilihat bahwa hanya 17,5 % dari keseluruhan responden yang melaksanakan
shalat dengan baik, bahkan sebagian besar menyatakan jarang yaitu 59 orang (73, 75) dan
7 orang (8,75%) lagi menyatakan tidak pernah melaksanakan shalat lima waktu sehari
semalam.
Terkadang sering terlihat penduduk (orang tua) pergi berladang dari pagi sampai sore,
dapat dipastikan mereka tidak melaksanakan shalat karena mereka tetap berada di ladang
dari pagi sampai sore hari tanpa membawa peralatan shalat. Demikian juga dengan para
bapak dan pemuda yang berada di warung-warung, mereka tetap berada di sana sambil
ngobrol dan SMPN 1um kopi, biasanya aktifitas tersebut mereka lakukan mulai dari sore
TABEL X
1 Sering
2 Jarang
3 Tidak Pernah
kurang baik bacaannya. Hal ini dapat dilihat bahwa responden yang bisa membaca Al-
Qur’an berjumlah 32 orang (40,0%) dan yang menyatakan kurang bisa membaca Al-
Qur’an berjumlah 36 orang (45,0%), sedangkan yang sama sekali tidak bisa membaca Al-
TABEL XI
1 Sering 15 18,75
2 Jarang 51 63,75
3 TidakPernah 14 17,5
Jumlah 80 100
Berdasarkan frekuensi jawaban tabel di atas diketahui bahwa orang tua selalu mengikuti
pengajian di sekitar tempat tinggal hanya sekitar 15 orang (18,75%) dan yang menjawab
jarang sekitar 51 orang (63,75%) ssedangkan yang menjawab tidak pernah sekitar 14
orang (17,5%).
Menurut hasil observasi yang penulis lakukan, diketahui bahwa masyarakat di SMPN 1
Kecamatan Baktiya Kabupaten Aceh Utara kurang berminat untuk menghadiri pengajian,
oleh karena itu kebanyakan orang siswa di SMPN 1 ini sangat minim pengetahuan
agamanya, karena selain buku-buku agama, mereka juga mendapatkan ilmu agama
TABEL XII
BAGI ANAK
1 Penting 28 35,0
2 KurangPenting 47 58,75
3 TidakPenting 5 6,25
Jumlah 80 100
bahwa pendidikan agama kurang penting bagi pembinaan akhlak anak yaitu berjumlah 47
orang (58,75%) dan responden yang menyatakan bahwa pendidikan agama penting bagi
pembinaan akhlak anak berjumlah 28 orang (35,0%) sementara yang menjawab yang
Dari uraian yang dikemukan di atas dapat diketahui bahwa sikap orang tua terhadap
agamanya. Secara akumulatif dapat dijelaskan Sikap Orang Tua Terhadap Pendidikan
Agama sebagai berikut :
TABEL XIII
PENDIDIKAN AGAMA
3 Senang
Kurang Senang
Tidak Senang 21
41
18 26,25
51,25
22,5
J u m l a h 80 100
Data di atas menunjukkan bahwa orang tua yang bersikap positif terhadap pendidikan
agama berjumlah 21 orang (26,25%) sedangkan yang bersikap negatif sekitar 59 orang
(73,75%), berarti jumlah responden yang bersikap negatif terhadap agama lebih besar
agama.
Selain mengurus anak-anak dan mencari nafkah, orang tua juga berkewajiban membina
akhlak anak dalam keluarga. Melakukan pembinaan akhlak dapat dilakukan sejak anak
berusia dini, dengan berbagai pembiasaan yang baik, akhlak anak dapat diarahkan secara
Dari hasil observasi dan wawancara yang penulis lakukan, pembinaan akhlak anak yang
dilakukan orang tua dalam keluarga di SMPN 1 Kecamatan Baktiya Kabupaten Aceh
Di usia kanak-kanak melakukan kesalahan itu adalah hal yang wajar, sebagai orang tua
patutlah kiranya memberikan teguran-teguran atau memarahinya dalam batas yang wajar,
kemudian memberikan nasehat kepada anak supaya anak mengerti akan kesalahannya
Untuk mengetahui lebih jelas bagaimana pembinaan akhlak anak yang dilakukan orang
tua dalam keluarga dapat dilihat dari data yang penulis peroleh dari angket, adapun data
TABEL XIV
KEPADA ANAK
3 Selalu
Jarang
Tidak Pernah 43
30
7 53,75
37,5
8,75
J u m l a h 80 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa orang tua yang selalu memarahi anaknya apabila
melakukan kesalahan kemudian memberikan nasehat frekuensinya cukup tinggi yaitu 53,
75% lebih dari separuh jumlah responden, berarti hal ini orang tua cukup memperhatikan
Menyuruh anak untuk mengerjakan ibadah shalat adalah tugas orang tua sebagai pendidik
di dalam keluarga, hal itu dilakukan agar anak terbiasa melaksanakan ibadah shalat sejak
kecil, bahkan di dalam agama orang tua dibolehkan memukul anaknya apabila tidak mau
melaksanakan shalat di usia 10 tahun. Untuk mengetahui bagaimana orang tua menyuruh
TABEL XV
MELAKSANAKAN SHALAT
3 Selalu
Jarang
Tidak Pernah 18
40
22 21,68
51,80
26,52
J u m l a h 80 100
Dari tabel diatas diketahui bahwa orang tua yang menyuruh anaknya melaksanakan shalat
hanya 18 orang (21, 68%) dan yang menyatakan jarang 40 orang (51,80%) sedangkan
yang sama sekali tidak pernah menyuruh anaknya untuk melaksanakan shalat berjumlah
Sebelum Makan
Ada sebahagian kecil orang tua yang mengajari anaknya membaca Al-Qur’an. Untuk
mengetahui bagaimana eksitensi orang tua dalam pengajaran membaca Al-Qur’an anak-
TABEL XVI
3 Guru Mengaji
Tetangga
Keluarga 67
4
9 83,75
5,0
11,25
J u m l a h 80 100
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa anak yang belajar membaca Al-Qur’an kepada
guru ngaji berjumlah 67 orang (83,75%) dan yang belajar kepada tetangga berjumlah 4
orang (5,0%), sementara yang belajar kepada keluarga berjumlah 9 orang (11,25%).
Berdasarkan frekuensi jawaban tabel diatas menunjukkan bahwa orang tua di SMPN 1
Kecamatan Baktiya Kabupaten Aceh Utara hanya sedikit yang mengajari anaknya
membaca Al-Qur’an, jumlah orang tua yang tidak pernah mengajari anaknya membaca
Al-Qur’an lebih banyak, menurut pengamatan penulis hal itu terjadi karena anak-anak di
SMPN 1 Kecamatan Baktiya Kabupaten Aceh Utara banyak yang belajar mengaji kepada
guru ngaji pada malam hari setelah shalat maghrib di mesjid atau mushallah.
Kemudian untuk mengetahui pembiasaan anak untuk membaca do’a sebelum makan
TABEL XVII
MEMBIASAKAN ANAK
3 Selalu
Jarang
Tidak Pernah 4
32
44 5,0
40,0
55,0
J u m l a h 80 100
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa orang tua yang selalu membiasakan anaknya
membaca do’a sebelum makan sangat kurang yaitu hanya 5% dari seluruh jumlah
responden, dan lebih banyak yang menjawab tidak pernah yaitu berjumlah 44 orang
(55%).
Menurut penulis, hal ini terjadi karena kebanyakan masyarakat di SMPN 1 Kecamatan
Baktiya Kabupaten Aceh Utara jarang makan bersama, maka dari itu orang tua tidak
Salah satu sifat yang tumbuh pada anak normal ialah ingin bermain, untuk itu anak-anak
bertambah, jadi berteman itu perlu, hal itu merupakan bagian positif dari kegiatan
berteman.
Berteman juga memiliki sisi negatif, pengaruh yang buruk bisa saja diperoleh dari
berteman, oleh karena itu orang tua juga perlu memperhatikan pergaulan anak-anak
mereka, dan berhati-hati dalam memilih teman bagi anaknya. Untuk mengetahui
bagaimana perhatian orang tua terhadap pergaulan anak-anak mereka, dapat dilihat pada
tabel berikut :
TABEL XVIII
PERGAULAN ANAK
3 Selalu
Jarang
Tidak Pernah 27
40
13 33,75
50,0
16,25
J u m l a h 80 100
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa responden yang selalu memperhatikan pergaulan
anak berjumlah 27 orang (33,75%) dan yang jarang sekitar 40 orang (50%) sedangkan
Menurut data diatas ternyata manyoritas orang tua kurang memberikan perhatain
terhadap pergaulan anak-anaknya, sikap yang ditunjukkan oleh orang tua ini sangat tidak
mendukung pembinaan akhlak anak, karena bagaimanapun melalui pergaulan anak sering
terpengaruh untuk melakukan hal-hal yang negatif yang dapat merusak akhlak anak
Sebahagian orang tua ada yang membiasakan anak berpakaian rapi dan sopan yaitu
menutup aurat. Car ini dilakukan dengan membiasakan anak menggunakan pakaian yang
sopan sejak anak masih kecil, sehingga ketika remaja anak sudah terbiasa memakainya.
Untuk mengetahui bagaimana orang tua membiasakan anak memakai pakaian yang
TABEL XIX
MENUTUP AURAT
3 Selalu
Jarang
Tidak Pernah 11
25
44 13,75
31,25
55,0
J u m l a h 80 100
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa responden yang selalu membiasakan anaknya
memakai pakaian menutup aurat hanya ii orang (13,75%), dan yang menjawab jarang
adalah sebanyak 25 orang (31,25%) sedangkan responden yang menjawab tidak pernah
Menurut data diatas ternyata pembiasaan memakai pakaian menutup aurat yang
dilakuakan orang tua pada anak-anaknya tergolong kurang, hal itu memang terlihat dalam
masih sedikit orang tua, khususnya kaum ibu yang memakai pakaian yang menutup aurat
pengajian. Sedangkan anak-anak mereka memakai pakaian menutup aurat hanya pada
Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui pembinaan akhlak anak dalam keluarga adlah
TABEL XX
3 Baik
Kurang Baik
Tidak Baik 13
42
25 16,25
52,5
31,25
J u m l a h 80 100
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebahagian kecil saja orang tua yang
melaksanakan pembinaan akhlak anak dengan baik yaitu sebanyak 13 orang (16,25%),
sementara itu orang tua yang kurang baik dalam pembinaan akhlak anak sebanyak 42
orang (52,5%), sedangkan yang lainnya yaitu sebanyak 25 orang (31,25%) sama sekali
C. Pengaruh Sikap Orang Tua Terhadap Pendidikan Agama Dengan Pembinaan Akhlak
Anak
Berdasarkan uraian terdahulu pasal A menjelaskan bahwa sikap orang tau terhadap
pendidikan agama dapat dinilai dari tingkahlakunya dalam kehidupan sehari-hari, dan
Kemudian pada pasal B menjelaskan bahwa pembinaan akhlak anak dalam keluarga di
SMPN 1 Kecamatan Baktiya Kabupaten Aceh Utara kurang baik, karena mereka
menganggap pembinaan akhlak itu tidak terlalu penting, dan mereka beranggapan bahwa
dengan disekolahkannya anak mereka maka itu cukup untuk mendidik akhlak anak
mereka.
Orang tua yang kurang mengerti akan ajaran-ajaran agama dan tidak memiliki
pengetahuan tentang agama dengan baik, maka merekapun tidak mengetahui akan
pentingnya akhlak bagi anak dan besarnya tanggung jawab orang tua untuk membekali
anaknya dengan pendidikan akhlak. Kenyataan ini menunjukkan bahwa sikap orang tua
anak dalam keluarga. Maka dengan demikian dapat diketahui bahwa adanya pengaruh
yang ditimbulkan sikap orang tua terhadap pendidikan agama dengan pembinaan akhlak
anak, dengan adanya proses saling mempengaruhi maka antara sikap orang tua terhadap
Dalam pembahasan kali ini akan dilakukan uji korelasi pengaruh antara sikap orang tua
terhadap pendidikan agama dengan pembinaan akhlak anak. Dalam hipotesa yang penulis
ajukan disebutkan bahwa adanya keterkaitan antara sikap orang tua terhadap pendidikan
agama dengan pembinaan akhlak anak. Untuk membuktikan kebenaran hipotesa tersebut
akan dilakuklan pengukuran terhadap variabel X (Variabel Bebas) yaitu sikap orang tua
terhadap pendidikan agama dan Variabel Y (Variabel Terikat) yaitu pembinaan akhlak
anak. Kedua data tersebut penulis dapatkan melalui dari tabel silang berikut :
TABEL XXI
No Sikap Orang Tua Terhadap Pendidikan Agama Pembinaan Akhlak Anak Total Baris
1.
2.
3 Senang
Kurang Senang
Tidak Senang 10
3
0 9
22
11 2
16
7 21
41
18
Total Kolom 13 42 25 80
Untuk menguji kebenaran hipotesa tersebut adalah dengan menggunakan rumus Uji Chi
X2 =
Keterangan :
fo = frekuensi observasi
fh = frekuensi harap
sebelum sampai kepada tahapan penghitungan hasil Chi Kuadrat, terlebih dahulu perlu
fh =
Keterangan :
N : Jumlah data sikap orang tua terhadap pendidikan agama digabung dengan jumlah data
Dengan menggunakan rumus diatas maka fh – nya dapat dihitung sebagai berikut :
1. fh = 2. fh =
3. fh = 4. fh =
5. fh = 6. fh =
7. fh = 8. fh =
9. fh =
Setelah fh dapat diketahui maka Chi Kuadratnya dapat pula dihitung dengan
TABEL XXII
1 2 3 4 5
Senang Baik
Kurang Baik
Tidak Baik 10
2 3,4
11,0
6,6 12,811
0,363
3,206
Kurang Baik
Tidak Baik 3
22
16 26,7
21,5
12,8 2,043
0,012
0.8
Kurang Baik
Tidak Baik 0
11
7 2,9
9,5
5,6 12,9
0,236
0,35
J u m l a h 80 80,0 19.82
Dari tabel di atas telah diperoleh harga Chi Kuadrat sebesar 19,82.
Kemudian perlu pula dihitung derajat bebasnya (db) dengan menggunakan rumus db : K
–1xB–1
Keterangan :
K : Data tentang sikap orang tua terhadap pendidikan agama ada 3 macam.
Setelah diperoleh db maka harga kritiknya dapat dengan mengambil angka pada tabel
harga kritik yang tersedia dengan mengambil salah satu angka pada barisan db = 4 yang
berada pada kolom interval kepercayaan 99% yang mendekati angka 19,82, dan ternyata
Berdasarkan kenyataan ini dapat diketahui bahwa harga Chi Kuadratnya lebih tinggi dari
harga yang tersedia ( 19, 82 > 13,3). Dengan demikian hipotesa yang penulis ajukan
diterima, maka dapat disimpulkan bahwa adanya korelasi yang signifikan antara sikap
Kebenaran hipotesa ini dapat diyakini 99%, namun kekuatan keterkaitan antara kedua
KK =
KK =
KK =
KK =
KK = 0,444
tergolong sedang, hal ini dapat dibuktikan berdasarkan besarnya angka korelasi
interpritasi variabel X dan Y merujuk kepada pedoman statistik yang dikemukakan oleh
1. Apabila besarnya angka korelasi antara 0,00 – 0,20 maka terdapat korelasi antara
variabel X dan Y yang sangat lemah atau dianggap tidak ada korelasi.
2. Apabila besarnya angka korelasi antara 0,20 – 0,40 maka terdapat korelasi antara
variabel X dan Y yang lemah atau rendah.
3. Apabila besarnya angka korelasi antara 0,40 – 0,70 maka terdapat korelasi antara
4. Apabila besarnya angka korelasi antara 0,70 – 0,90 maka terdapat korelasi antara
5. Apabila besarnya angka korelasi antara 0,90 – 1,00 maka terdapat korelasi antara
Dengan merujuk kepada pedoman statistik diatas dapat dikemukakan bahwa hasil
penelitian yang penulis lakukan tergolong sedang, karena nilai korelasinya berkisar
antara 0,40 – 0,70. bila dipresentasikan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 44,4 %
(Hasil perkalian 0,444 x 100% = 44,4 %), tingkat korelasi antara sikap orang tua terhadap
pendidikan agama dengan pembinaan akhlak anak menunjukkan bahwa pengetahuan dan
pemahaman tentang agama menentukan sikap seseorang terhadap pendidikan agama dan
baik buruknya pelaksanaan pembinaan akhlak anak dalam keluarga ditentukan oleh
bagaimana orang tua menyikapi pendidikan agama. Dengan demikian hipotesa penulis
Dari hasil wawancara dan observasi yang penulis lakukan, maka ditemukan adanya
beberapa problema yang dihadapi orang tua dalam memberikan pembinaan akhlak
terhadap anak dalam keluarga. Problema tersebut berasal dari beberapa faktor :
Banyaknya diantara para orang tua yang bekerja di luar rumah dan lebih disibukkan
sekolah atau kepada guru ngajinya. Kurangnya kesadaran orang tua ini menyebabkan
Sangat SMPN 1imnya pengetahuan agama orang tua, menyebabkan pembinaan akhlak
kepada anak kurang mutunya, sehingga hasil yang diperoleh juga kurang baik. Meskipun
anak diberi pembinaan tetapi tetap saja anak berakhlak kurang baik.
yang berat dalam pembinaan akhlak anak. Pengaruh tersebut tidak hanya dari teman-
teman sepermainan anak, akan tetapi dari lingkungan tempat tinggal anak yang banyak
menyediakan sarana permainan seperti play station. Kondisi ini mengakibatkan anak
lebih banyak bermain dari pada belajar atau mengerjakan hal-hal yang bermanfaat bagi
diri mereka.
Dari beberapa problema tersebut di atas maka upaya penanggulangannya yang dapat
dilakukan adalah :
Orang tua harus berusaha agar dapat meluangkan waktunya secara khusus untuk
memberikan pembinaan akhlak kepada anak. Menyediakan waktu ini tidak harus banyak,
tetapi orang tua harus dapat memanfaatkan waktu yang ada untuk diisi dengan pembinaan
menyisipkan pendidikan, seperti mengajak anak membaca do’a ketika membiasaan anak
mengenakan pakaian yang sopan setiap harinya serta lainnya. Dengan cara ini maka
Sesering mungkin orang tua memberikan nasehat dan penjelasan kepada anak tentang
pentingnya belajar dibandingkan dengan menonton Televisi atau Play Station. Ajarkan
anak untuk mengatur jadwal kegiatannya tanpa mengenyampingkan waktu bermain anak
meski hanya sebentar. Dengan cara ini anak dapat dibina akhlaknya dan anak juga dapat
Demikian beberapa upaya penanggulangan yang dapat dilakukan oleh para orang tua
BAB V
A. Kesimpulan
Kecamatan Baktiya Kabupaten Aceh Utara bersikap negatif terhadap pendidikan agama
sehingga mereka kurang mempedulikan pembinaan akhlak anak-anak mereka, hal itu
dapat diketahui dari tabel XIII responden yang menjawab kurang senang berjumlah 18
orang (22,5%) sementara itu sebagian lain menjawab senang dan bersikap positif
2. Usaha-usaha yang dilakukan orang tua dalam pelaksanaan pembinaan akhlak anak
adalah memarahi (memberi teguran) dan memberi nasehat, menyuruh anak melaksanakan
shalat, mengajari anak membaca Al-Qur’an, membiasakan anak membaca do’a sebelum
makan, memperhatikan pergaulan anak dan membiasakan anak memakai pakaian yang
menutup aurat.
3. Berdasarkan hasil analisa data statistik menunjukkan bahwa adanya keterkaitan antara
sikap orang tua terhadap pendidikan agama dengan pembinaan akhlak anak, dengan
4. Problematika yang dihadapi orang tua dalam melaksanakan pembinaan akhlak anak
dalam keluarga adalah kurangnya waktu untuk memberikan pembinaan akhlak anak yang
disebabkan oleh kesibukan dalam pekerjaan, SMPN 1imnya pengetahuan agama orang
5. Keteladanan orang tua bagi anak-anaknya dalam keluarga sebagai pendidik, dan
pengawasan orang tua terhadap pergaulan anak merupakan gambaran dari pandangan dan
B. Saran- saran
1. Disarankan kepada orang tua khususnya dan umumnya kepada guru-guru di SMPN 1
Kecamatan Baktiya Kabupaten Aceh Utara untuk lebih meningkatkan ilmu-ilmu agama
2. Disarankan kepada orang tua dan guru-guru SMPN 1 Kecamatan Baktiya Kabupaten
Aceh Utara supaya memberikan contoh yang baik kepada anak baik dalam ucapan,
4. Supaya orang tua dan guru-guru SMPN 1 Kecamatan Baktiya Kabupaten Aceh Utara
lebih memperhatikan pergaulan anak dan menggunakan waktu luang yang ada untuk
memberikan arahan ataupun pendidikan yang dapat membantu dalam pembinaan akhlak
anak.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Mahadi, Pendidikan Anak Menurut Islam, Jakarta, Rineka Cipta, 1993
Depertemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahannya, Bandung, Gema Risalah, Press,
1989
Imam Nawawi, Terjemahan Riyadhus Shalihin Jilid II, Jakarta, Pustaka Amani, 1996
Mahyiddin Abdul Hamid, Pendidikan Anak Menurut Islam, Jakarta, Rineka Cipta, 1999
1970
M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis Dan Praktis, Bandung, Remaja Rosda
Karya, 1994
Muhammad Faiz Al-Math, 1100 Hadist Terpilih, Jakarta Insan Pers, 1996
Muhammad Nur Abdul Hanafiyah, Mendidik Anak Bersama Rasul, Bandung, Al-Bayan,
1997
Muslich Shabir, Terjemahan Riyadhus Shalihin Jilid II, Semarang, Toha Putra, 1996
1991
1998
1993
1. Berapa luas areal Sekolah SMPN 1 Kecamatan Baktiya Kabupaten Aceh Utara
ini ?.........Hektar
9. Berapa jumlah sarana atau fasilitas pendidikan yang ada di SMPN 1 ini ?
10. menurut Bapak bagaimana aktifitas keagamaan yang dilaksanakan oleh anak ?
11. Apakah Bapak aktif melaksanakan ajaran agama misalnya pergi ke mesjid untuk
12. apakah menurut Bapak anak-anak disini sudah mendapatkan bimbingan dan perhatian
13. menurut Bapak apa saja usaha yang dapat dilakukan untuk menjaga agar anak-anak di
DAFTAR ANGKET
2. Berilah Tanda Silang (X) pada salah satu alternatif jawaban yang paling benar menurut
anda
4. Atas kesediaan anda mengisi angket ini, saya mengucapkan terima kasih.
B. Identitas Responden
Nama :
Kelas :
Alamat Sekolah :
C. Daftar angket
B. Jarang
3. Apakah Bapak/Ibu melaksanakan shalat sehari semalam dalam sebulan terakhir...........
A. Selalu
B. Jarang
C. Tidak Pernah
B. Kurang Bisa
7. Apakah menurut Bapak/Ibu kelakuan orang tua dapat memepengaruhi akhlak anak.......
8. Apakah Bapak/Ibu memarahi dan menasehati anak jika berbuat kesalahan .........
A. Selalu
B. Jarang
C. Tidak pernah
9. Apakah Bapak/Ibu memberikan hukuman fisik (memukul, mencubit, menjewer)......
B. Jarang
10. Apakah Bapak/Ibu menyuruh anak melaksanakan shalat limawaktu sehari semalam....
B. Jarang
B. Tetangga
B. Jarang
13. jika anak Bapak/Ibu dapat mengerjakan tugas yang anda berikan dengan baik apakah
B. Perlengkapan Sekolah
B. Jarang
15. Apakah Bapak/Ibu membiasakan anak berpakaian menutup aurat......
B. Jarang