Professional Documents
Culture Documents
LAPORAN
PRAKTIKUM ANATOMI TUMBUHAN
Oleh :
d. Mitokondria
Mitokondria adalah tempat di mana fungsi respirasi pada makhluk hidup berlangsung.
Respirasi merupakan proses perombakan atau katabolisme untuk menghasilkan energi atau
tenaga bagi berlangsungnya proses hidup. Dengan demikian, mitokondria adalah
"pembangkit tenaga" bagi sel.
e. Plastida
Plastida adalah organel sel yang menghasilkan warna pada sel tumbuhan. ada tiga
macam plastida, yaitu :
- leukoplast : plastida yang berbentuk amilum(tepung)
- kloroplast : plastida yang umumnya berwarna hijau. terdiri dari : klorofil a dan b
(untuk fotosintesis), xantofil, dan karoten
-kromoplast : plastid yang mengandung karoten.
f. Badan Mikro
Badan mikro mempunyai diameter 0,5-1,5 µm, dan terdapat di sitoplasma berbagai
jaringan. Badan mikro dibatasi oleh suatu selaput tunggal dengan matriks berbutir dab
serabut.di dalamnya terdapat berbagai enzim sesuai tipe maupun tempat sel atau jaringan
tersebut. Pada tumbuhan tingkat tinggi terdapat badan mikro yang di sebut peroksisom.
g. Ribosom
Ribosom terdiri dari nucleoprotein yang tersusun atas rRNA dan protein, ribosom
berfungsi sebagai sintetis protein di bawah control DNA yang ada dalam nukleus
h. Sferosom
Sferosom merupakan badan lemak yang bulat dan tampak gelap setelah difiksasi dengan
osmium tetroksida.
i. Mikrotubula
Mikrotubula berbentuk lurus, memanjang, kosong, dan tersusun atas subunit protein
membulat (globular). Mikrotubula terdapat di bagian tepi sitoplasma, dekat dengan dinding
sel yang masih tumbuh dan tipis, dalam mitosis dan meiosis, dan dalam fragmoplas yang
terdapat di dalam sel anak pada waktu telofase. Bagian dari sitoplasma yang mempunyai
banyak persamaan dengan mikrotubula adalah plasmalema dan mikroserabut selulosa dalam
dinding sel.
j. Vakuola
Vakuola merupakan ruang dalam sel yang berisi cairan (cell sap dalam bahasa
Inggris). Cairan ini adalah air dan berbagai zat yang terlarut di dalamnya. Vakuola ditemukan
pada semua sel tumbuhan namun tidak dijumpai pada sel hewan dan bakteri, kecuali pada
hewan uniseluler tingkat rendah.
fungsi vakuola adalah :
1. memelihara tekanan osmotik sel
2. penyimpanan hasil sintesa berupa glikogen, fenol, dll
3. mengadakan sirkulasi zat dalam sel
Senyawa Ergastis
Senyawa ergastis ialah bahan cadangan yang dihasilkan dari sisa sel, misalnya
tepung protein, minyak, lemak, dan lilin, kristal, dan badan silika, serta tanin.
Pati Solanum tuberosum
PIGMEN
Pigmen merupakan molekul khusus yang dapat memunculkan warna. Pigmen mampu
menyerap cahaya matahari dengan menyerap dan memantulkannya pada panjang gelombang
tertentu. Molekul pigmen yang berbeda akan memantulkan warna tertentu pada panjang
gelombang tertentu sehingga menyebabkan reaksi kimia yang berbeda.
Beberapa pigmen yang umumnya terdapat pada suatu tanaman dibagi menjadi tiga
kelompok, antara lain klorofil, anthosianin, dan karotenoid yang terdiri dari karoten dan
xanthophyl.
Alat Bahan
Mikroskop Wortel
Cover Glass Kentang
Object Glass Rhoeo discolor
Silet Aquades
Cara Kerja
Beri aquades
Gambar
Beri keterangan
Beri aquades
Gambar
Beri keterangan
3. Rhoeo discolor
Beri aquades
Gambar
Beri keterangan
Hasil Pengamatan
Wortel
Foto Kamera
Gambar literaratur
Pigmen karoten adalah pigmen warna orange yang terdapat pada wortel dan
bentuknya seperti jarum. Biasanya ditemukan di dalam plastid serta vakuola.
Tepatnya merupakan plastid tipe kromoplas, atau plasmid berpigmen selain hijau.
Pigmen ini akan tampak bila hanya terdapat atau tidak ada klorofil sama sekali.
Kentang
Foto Kamera
Gambar literatur
1. hilus
2. lamella
3. amilum
Deskripsi :
Butir-butir pati dibentuk pertama kali didalam kloroplas. Butir pati terdiri atas lapisan-lapisan
yang mengelilingi suatu titik yang disebut hilum. Lamela merupakan pelapisan pada butir
pati yang tersusun dari 2 bagian yaitu selulosa dan lignin. Pelapisan pada butir pati terlihat
sebagai akibat kepekatan molekul-molekul yang lebih banyak pada saat permulaan
terbentuknya setiap lapisan dan sedikit demi sedikit kepekatan berkurang pada lapisan terluar
karena kelebihan air.
Hilus pada umbi kentang terletak di tepi butiran atau dipinggir sehingga disebut tipe
tepung eksentris.Lamelanya berbentuk mengerucut yang berpusat pada hilus.
Pada kentang tergolong monoadelph dan ada juga yang diadelph karena memiliki 1 hilus
namun ada juga 2 hilus yang masing-masing dikelilingi lamelanya.
Amilum pada umbi kentang berfungsi sebagai cadangan makanan.
Rhoeo Discolor
Foto Kamera
Gambar literatur
Keterangan gambar :
1. dinding sel
2. stomata
3. pigmen ungu
Deskripsi :
1. Dinding sel
Senyawa yang ada didalanya selulosa dan senyawa lain hemiselulosa, pectin,
protein, serta zat seperti lignin (zat kayu) dan saberin (zat gabus).
2. Stomata
Biasanya ditemukan pada bagian yang berhubungan dengan udara terutama di
daun, batang biasa dan rhizome. Pada daun yang berfotosintesis, stomata
ditemukan dikedua permukaan daun. Berfungsi untuk jalan keluar masuknya air
dan udara pada proses respirasi atau transpirasi.
3. Pigmen Ungu (anthosianin)
Pigmen anthosianin ditemukan di epidermis, sedang sel bagian tidak mengandung
anthosianin warna Rhoeo discolor tergantung pada PH jingga, ungu / biru
(lingkungan netral atau basa).
Kloroplas + kromoplas dapat dijumpai bersama-sama dalam pigmen athosianin.
Adanya pigmen ungu tersebut menyebabkan warna hijau pada jaringan
dibawahnya tertutupi. Sehingga daunnya tidak berwarna hijau melainkan ungu.
Pembahasan
Pigmen. Pigmen karoten adalah pigmen warna oranye yang terdapat pada wortel.
Karoten merupakan pigmen warna yang terdapat pada wortel dan bentuknya ada yang berupa
jarum (terdapat pada plastida) dan ada juga yang berupa butiran (tersebar ada vakuola).
Pigmen ini akan tampak terdapat atau tidak ada klorofil sama sekali. Sitoplasma meliputi
ebagian protoplas, merupakan zat kental yang kurang lebih transparan dalam cahaya tampak.
Komponen utamanya adalah air 80-90%.(http://canbio.blogspot.com/2010/02/laporan-kumpulan-
praktikum-anatomi.html)
Kromoplas seringkali berasal dari kloroplas, namun dapat pula berasal dari sintesis
dan penempatan pigmen karotenoid seperti karotenoid pada wortel. Kristaloid karoten dalam
akar wortel dibentuk sewaktu struktur dalam plastida rusak dan tetap berhubungan dengan
selubung lipoprotein. (Estiti B. Hidayat,2004)
Klorofil adalah pigmen pemberi warna hijau yang terdapat pada kloroplas sel
tanaman. Sebagian besar klorofil terdistribusi dalam daun sehingga disebut zat hijau daun.
Tidak hanya pada daun, klorofil juga terdapat pada seluruh jaringan tanamn yang berwarna
hijau, misalnya pda batang, kar, buah, dan biji yang berwarna hijau dalam jumlah yang
terbatas. Klorofil juga merupakan molekul yang disebut fotoreseptor. Struktur dasar dari
molekul klorofil adalah adanya cincin porphyrin, koordinasi terhadap atom pusat. Hal ini
sangat mirip dengan strktur kelompok heme yang ditemukan pada hemoglobin, kecuali heme
atom pusat adalah besi pada hemoglobin, pada klorofil adalah magnesium. Macam klorofil
yaitu klorofil a adan klorofil b. klorofil a berwarna hijau tua dengan rumus C55H72O5N4Mg,
jika sinar direfleksikan tampak merah darah. Klorofil b berwarba hijau muda dengan rumus
C55H72O6N4Mg, jika sinar direfleksikan tampak merah coklat. Klorofil a terdapat pada
semua tumbuhan autotrof. Koorofil b terdapat pada ganggang hijau chlorophyta dan
tumbuhan darat. Pada umumnya klorofil banyak meresap sinar merah dan nila, klorofil larut
dalam etanol atau alkohol, aseton, methanol, eter, bensol, kloroform, tetapi tidak sama dalam
air. Untuk memisahkan klorofil a dan klorofil b dan pigmen lain (karoten, xanthophyl)
dengan teknik kromatografi.
Pigmen selanjutnya adalah karotenoid yang terbagi menjadi dua, yaitu karoten dan
xanthophyl. Karoten merupakan pigmen yang menyebabkan warna jingga pada tanaman dan
berperan sebagai provitamin A. karoten juga dapat memberi warna kuning pada wortel.
Sedangkan xanthophyl umumnya berwarna kuning. Warna kuning ini ada pada daun yang
sudah tua. Anthosianin adalah pigmen yang terdapat di sel vakuola, yang merupakan
glikosida. Pada lingkungan asam, anthosianin berwarna merah. Berwarna biru pada
lingkungan basa dan berwarna ungu pada lingkungan netral. Jadi dapat dikatakan bahwa
anthosianin merupakan pigmen tumbuhan yang dapat berubah warna sesuai dengan kondisi
lingkungannya. Beberapa contoh warna pigmen anthosianin pada tanaman, di antaranya
memberi warna merah pada bunga cana dan bayam merah. Warna ungu pada daun coleus dan
talas ubi serta memberi warna bunga telang.
Zat Ergastik. Zat ergastik merupakan hasil metabolisme yang tak terpakai atau
cadangan makanan. Dewasa ini diduga bahwa banyak diantara zat ini memiliki kuntungan
selektif dalam mebuat tumbuhan menjadi pahit atau kurang enak dan dengan demikian tidak
dimakan oleh hewan. Selain itu, banyak kristal menghambat serangga untuk memakannya
atau bertelur diatasnya. Namun kebanyakan zat ergas yang dikenal dalam sayatan histologi
belum diketahui susunan atau kegunaannya. Zat ergastik berikut meliputi pati, zat ergastik
yang mengandung protein seperti Aleuron, badan lipid dan macam-macam kristal. (Estiti B.
Hidayat. 1995).
Aliran Sitoplasma. Sitoplasma terdiri dari oksigen, hidrogen dan nitrogen. Oksigen
berjumlah sekitar 62%, karbon 20%, hidrogen 10% dan nitrogen 3%. Sisanya yang 5% terdiri
atas sekitar 30 unsur; yang terpenting diantaranya adalah Ca, Fe, Mg, CL, P, K, dan S. Selain
itu pada sel tertentu ditemukan Alkohol, Co dan Zn. Semua unsur tersebut terdapat dalam
bentuk ion atau melekat pada molekul karbon, Fosfor, misalnya terdapat dalam ATP
(Adenosin Trifosfat). Protein dalam sitoplasma terdapat dalam keadaan koloid. Protein
tersebar sebagai butiran yang amat halus, dan setiap butir terdiri dari beberapa molekul.
Umumnya protoplasma berbentuk lir-emulsi dengan protein tersebar dalam air. Banyak
partikel mampu mempertahankan air. Hal itu disebut hidrasi dan koloid yang menahan air
disebut terhidrasi, namun kadar hidrasinya bergantung pada macam-macam kondisi (Estiti B.
Hidayat, 1995).
Sitoplasma hidup bersifat bening dan transparan; indeks biar dan kemampuannya
menyerap cahaya tidak terlalu berbeda sehingga dalam keadaan hidup tak terlihat nyata.
Dalam arti luas, istilah sitoplasma dipakai sebagai zat protoplasma yang mengelilingin inti
dan organel lain. Istilah seperti sitoplasma dasar dan sitosol dipakai untuk bagian sitoplasma
di luar organel yang dibatasi membran (Estiti B. Hidayat, 1995).
Butiran Pati. Pigmen antosianin ditemukan diepidermis. Sedang sel bagian tidak
mengandung antosianin warna Rhoeo discolor tergantung pH jngga, ungu/ biru (lingkungan
netral/basa. Kloroplas + kromoplas dapat dijumpai bersama-sama dalam pigmen antosianin.
Adanya pigmen ungu tersebut menyebabkan warna hjau pada jaringan dibawahnya tertutupi,
sehingga)daunnya tidak berwarna hijaumelainkan ungu.
(http://canbio.blogspot.com/2010/02/laporan-kumpulan-praktikum-anatomi.html)
Pati. Pati merupakan senyawa polisakarida yang terdiri dari monosakarida yang
berikatan melalui ikatan oksigen. Pati merupakan zat tepung dari karbohidrat dengan suatu
polimer senyawa gluosa yang terdiri dari dua komponen utama, yaitu amilosa dan
amilopektin. Pati dihasilkan dari proses fotosintesis tanaman yang dibentuk didalam daun
(plastid) dan amiloplas seperti umbi, akar, atau biji merupakan komponen terbesar pada
sinkong, beras, sagu, jagung, kentang, talas dan umbi jalar. (http:
//eckoplanto.blogspot.com/2009/04/pati.html)
Butir-butir pati dibentuk pertama kali didalam kloroplas. Butir pati terdiri atas
lapisan-lapisan yang mengelilingi suatu titik yang disebut hilum (hillus). Lamela merupakan
pelapisan pada butir pati yang tersusundari dua bagian yaitu selulosa dan lignin. Pelapisan
pada butir pati terlihat sebagai akibat kepekatan molekul-molekul yang lebih banyak pada
saat permulaan terbentuknya setiap lapisan dan sedikit demi sedikit kepekatan berkurang
pada lapisan terluar karena kelebihan air. (http://canbio.blogspot.com/2010/02/laporan-kumpulan-
praktikum-anatomi.html
Pati adalah karbohidrat yang merupakan polimer glukosa yang terdiri dari amilosa
dan amilopektin dengan perbandingan 1:3 (besarnya perbandingan amilosa dan amiloektin ini
berbeda-beda tergantung jenis patinya). (1,4)-D-glikosidik,Amilosa memiliki struktur lurus
dengan ikatan lebih mudah larut dalam air karena banyak mengandung gugus hidroksil.
Kumpulan amilosa dalam air sulit membentuk gel sehingga kurang kental dibandingkan
amilopektin serta lebih mudah membentuk senyawa komplek dengan asam lemak dan
molekul organik. Derajat Polimerisasi dari amilosa berkisar antara 500-6000 unit glukosa .
Amilopektin (1,6) dengan struktur yang bercabang,(1,4) dan memiliki ikatan memiliki
sifat mudah mengembang dan membentuk koloid dalam air. DP amilopektin berkisar antara
105 sampai 3x106 unit glukosa. DP amilosa dan amilopektin ini dipengaruhi oleh jenis-jenis
pati (http: //eckoplanto.blogspot.com/2009/04/pati.html).
Selain amilosa dan amilopektin, di dalam pati juga ditemukan komponen lain dalam
jumlah yang sedikit, yaitu lipid (sekitar 1%), protein, fosfor dan mineral-mineral. Bagian
lipid ada yang berikatan dengan amilosa dan ada yang bebas.
Bentuk dan ukuran ganula pati berbeda-beda tergantung dari sumber tanamannya. Granula
pati beras memiliki ukuran yang kecil (3-8 µm), berbentuk poligonal dan cenderung terjadi
agregasi atau bergumpal-gumpal. Granula pati jagung agak lebih besar (sekitar 15 µm),
berbentuk bulat ke arah poligonal. Granula tapioka berukuran lebih besar (sekitar 20 µm),
berbentuk agak bulat dan pada salah satu bagian ujunnya berbentuk kerucut. Granula pati
gandum cenderung berkelompok dengan berbagai ukuran. Ukuran normalnya adalah 18 µm,
granula yang lebih besar berukuran rata-rata 24 µm dan granula yang lebih kecil berukuran 7-
8 µm. Bentuk granula pati gandum adalah bulat sampai lonjong. Pati kentang berbentuk oval
dan sangat besar, berukuran rata-rata 30-50 µm (http:
//eckoplanto.blogspot.com/2009/04/pati.html).
Salah satu sifat pati adalah tidak larut dalam air dingin, karena molekulnya berantai
lurus atau bercabang tidak berpasangan, sehingga membentuk jaringan yang mempersatukan
granula pati. Selain itu, kesulitan dalam penggunaan pati adalah selain pemasakannya
memakan waktu yang cukup lama, pasta yang terbentuk juga cukup keras. Selain itu
terjadinya proses retrogradasi dan sineresis pada pati alami sering tidak dikehendaki.
Retrogradasi merupakan proses kristalisasi kembali dan pembentukan matrik pati yang telah
mengalami gelatinisasi akibat pengaruh suhu (http:
//eckoplanto.blogspot.com/2009/04/pati.html).
Untuk mengatasi hal tersebut, maka perlu dilakukan modifikasi pati sehingga
diperoleh sifat-sifat yang cocok untuk aplikasi tertentu. Modifikasi pati merupakan salah satu
upaya untuk mengubah sifat kimia dan atau fisik dari pati alami. Modifikasi pati dapat
dilakukan dengan cara pemotongan struktur molekul, penyusunan kembali struktur molekul,
oksidasi atau dengan cara melakukan substitusi gugus kimia pada molekul pati. Terdapat
beberapa metode modifikasi antara lain modifikasi kimia, fisika maupun dengan hidrolisis
(http: //eckoplanto.blogspot.com/2009/04/pati.html).
Modifikasi pati dengan cara hidrolisis dapat dilakukan dengan menggunakan asam
dan enzim. Hidrolisis pati dengan enzim dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu likuefaksi,
sakarifikasi dan isomerisasi. Langkah yang pertama adalah likuefaksi 30-40% suspensi
padatan untuk menghasilkan -amilase. Setelah likuefaksimaltodekstrin dengan
menggunakan enzim dilakukan sakarifikasi menggunakan enzim glukoamilase atau
pullulanase untuk menghasilkan sirup glukosa atau sirup maltosa. Hasil sakarifikasi
dilakukan isomerisasi dengan enzim glukosa isomerase untuk menghasilkan sirup fruktosa
(http: //eckoplanto.blogspot.com/2009/04/pati.html).
Hidrolisis dengan enzim dapat menghasilkan beberapa produk hidrolisat pati dengan
sifat-sifat tertentu yang didasarkan pada nilai DE (ekuivalen dekstrosa). Nilai DE 100 adalah
murni dekstrosa sedangkan nilai DE 0 adalah pati alami. Hidrolisat dengan nilai DE 50
adalah maltosa, nilai DE di bawah 20 adalah maltodekstrin, sedangkan hidrolisat dengan DE
berkisar antara 20-100 adalah sirup glukosa (http:
//eckoplanto.blogspot.com/2009/04/pati.html).
Modifikasi pati secara kimia dapat dilakukan dengan 3 metode yaitu substitusi, cross
linking dan gabungan antara substitusi dengan cross linking.
Metode substitusi menghasilkan pati tersubstitusi. Pati ini dibuat dari pati dalam bentuk
granula dan substitusi tingkat rendah akan menginterupsi secara linier, mencegah retrogadasi,
meningkatkan water binding capacity (kapasitas mengikat air), menurunkan suhu gelatinisasi
dan mengubah kejernihan pasta (http: //eckoplanto.blogspot.com/2009/04/pati.html).
Terdapat dua kelompok dalam pati tersubstitusi, yang didasarkan pada senyawa yang
mensubstitusinya yaitu pati ester (pati asetat, pati phospat dan pati suksinat) dan pati ether
yang meliputi carboxy methyl starch dan hydroxyl propyl starch (http:
//eckoplanto.blogspot.com/2009/04/pati.html).
Pati asetat merupakan hasil asetilasi pati dimana granula pati diesterkan dengan grup
asetat dengan mensubstitusi gugus hidroksil pati. Proses asetilasi dapat meningkatkan
kestabilan pasta dan kejernihan, serta dapat mencegah retrogadasi. Tingkat asetilasi juga
dapat dibatasi hingga dapat memperbaiki sifat-sifat yang diperlukan. Pati asetat banyak
diapliksikan pada persiapan produk-produk beku seperti es krim, cheese cake dan produk
lainnya (http: //eckoplanto.blogspot.com/2009/04/pati.html).
Pati phospat memiliki dua kelompok, yang pertama termasuk dalam pati tersubstitusi
dan yang kedua termasuk dalam cross linked starch. Dalam kelompok pati tersubstitusi, pati
phosphat memiliki fungsi yang hampir sama dengan pati asetat, dimana grup phosphat
berfungsi untuk mencegah retrogadasi. Adapun pati phosphat dalam kelompok cross linked
starch dapat digunakan untuk menstabilkan viskositas (http:
//eckoplanto.blogspot.com/2009/04/pati.html).
Modifikasi dengan metode suksinilasi merupakan proses suksinilasi pati dengan asam
suksinat atau alkenil suksinat. Pati termodifikasi dengan metode ini dapat mencegah
retrogradasi, meningkatkan sifat hidrofobik pati serta dapat membantu pembentukan emulsi.
Kelompok pati tersubstitusi dalam kelompok ether, secara umum dikelompokkan sebagai
berikut:
• Anionik (Carboxy methyl starches)
• Kationik (Quaternery ammonium)
• Non ionik (Hydroxy alkyl starches)
Pati ether memiliki kejernihan yang lebih baik, lebih resisten terhadap retrogadasi dan
memiliki viskositas yang lebih tinggi. Pati ether jenis Carboxy methyl dan Hydroxy prophyl
lebih disukai karena memiliki sifat-sifat fungsional yang lebih baik dibandingkan kelompok
pati ester (starch acetate and monostarch phosphates). Pati Hydroxy prophyl hampir sama
dengan pati asetat hanya saja grup pensubstitusinya lebih besar dan grup Hydroxy prophyl
tersebut berfungsi untuk mencegah retrogradasi (http:
//eckoplanto.blogspot.com/2009/04/pati.html).
Metode Cross Linking dapat dilakukan dengan berbagai tingkat. Dengan metode ini
dapat mengurangi elastisitas pati alami, dan pati yang dihasilkan lebih toleran terhadap
adukan yang tinggi dalam pemrosesan. Pati yang dihasilkan juga lebih tahan terhadap panas
dan tidak mudah dipengaruhi oleh adanya asam atau gula (http:
//eckoplanto.blogspot.com/2009/04/pati.html).
Modifikasi pati secara fisik yang umum digunakan adalah pragelatinisasi. Pati
pragelatinisasi dibuat dengan cara memasak pati di atas suhu gelatinisasinya dan
mengeringkannya dengan cara menggiling lewat rol-rol yang dipanaskan. Pati pragelatinisasi
ini jika terkena air maka akan larut dengan mudah tanpa memasaknya kembali (http:
//eckoplanto.blogspot.com/2009/04/pati.html).
Pati pragelatinisasi telah banyak digunakan dalam berbagai aplikasi industri dimana
fasilitas pemasakan tidak tersedia atau kelarutan yang cepat sangat diharapkan. Industri kertas
memanfaatkan pati ini dalam campuran pulp agar kertas yang dihasilkan lebih kuat. Pati
pragelatinisasi juga digunakan dalam pembuatan makanan instan seperti puding dan
dimanfaatkan juga dalam pengeboran minyak sebagai kontrol terhadap viskositas lumpur
pengeboran (http: //eckoplanto.blogspot.com/2009/04/pati.html).
Dunia industri makanan sudah mulai melirik penggunaan pati termodifikasi ini
sebagai bahan penolong bagi produk makanan tertentu Pati termodifikasi berfungsi sebagai
bahan pengisi, pengental, pengemulsi dan pemantap bagi makanan. Dengan penambahan pati
termodifikasi produk makanan akan mempunyai keunggulan kualitas baik dari penampakan
secara fisik, rasa, konsistensi, warna, zat gizi atau pun proses pengolahan yang lebih mudah
dan cepat. Adapun industri makanan yang memanfaatkan pati pragelatinisasi adalah dalam
pembuatan pie sebgai bahan pengisi, campuran saus, bahan pelapis, persiapan bumbu masak
dan dalam pembuatan roti (http: //eckoplanto.blogspot.com/2009/04/pati.html).
Kesimpulan
Pertanyaan
1. Ada berapa bentuk kromoplas dalam korteks wortel? Nyatakan dalam gambar anda!
2. Terdapat pada bagian sel yang mana kromoplas tersebut (dinding, sitoplasma, atau
vakuola)? Bagaimana anda dapat mengetahuinya?
3. Apa saja yang terlihat pada kerokan bagian dalam umbi kentang?
4. Bagaimana membedakan butir tunggal, butir majemuk, dan butir sederhana?
5. Jelaskan hasil pengamatan anda tentang lapisan-lapisan butir amilum apabila
pengarah halus diubah-ubah?
6. Bagaimana pembentukan butir majemuk dibandingkan dengan butir sederhana?
7. Apakah yang dapat anda simpulkan dari seluruh hasil pengamatan anda tentang sel
tumbuhan dan bagian-bagiannya? Apakah kekhasan sel tumbuhan yang anda
temukan?.
Jawaban petanyaan
1. Bentuk kromoplas dalam sel korteks wortel ada 2, yaitu: bentuk persegi, jarum, dll.
Dan tidak semua pewarnaan kuning / merah jingga disebabkan oleh plastida, macam
kromoplas mungkin saja oleh larutan zat warna lain.
2. Kromoplas terdapat menyebar pada sitoplasma cara mengetahuinya dengan cara
mengamati debngan menggunakan mikroskop.
3. Pada kerokan bagian dalam umbi kentang terdapat butiran-butiran seperti air. Butir
pati, garis spiral pad butir pati.
4. Pada kentang yang diamati hanya trelihat butir tunggal saja sebab butiran tersebut
terpisah satu sama lain dengan cara membedakannya butir tunggal hanya terdapat 1
hilium yang dikelilingi oleh lamela. Butir majemuk terdapat lebih dari 1hilium dan
masing-masing di kelilingi lamela ,tetapi tidak dikelilingi lamela bersama. Butir
sederhana hampir sama dengan butir tunggal memilikim1 hilium.
5. Jika pengarah halus diubah-ubah maka lapisan-lapisan butir amilum akan terlihat
lebih jelas dan terfokuskan serta kandungankarotenoid terlihat jelas warna yang
terdapat dalam kerokan wortel yang diamati.
6. Pembentukan butir tepung pertama kali dibentuk dalam kloroplas butir majemuk/
poliadeif adalah butir amilum yang mempunyai lebih dari 1 hilium. Masing-masing
dikelilingi oleh lamela bersama, sedangkan butir sederhana hanya mempunyai 1
hilium. Proses pembentukannya yaitu karena adanya pemadatan molekul dan
perbedaan kadar air pada awalpertumbuhan tiap lapisan.
7. Dari pernyataan yang kita ketahui bahwa sel tumbuhan itu terdapat bagian-bagiannya
seperti sitoplasma, inti sel, dan butir-butir plastida. Sehingga kita tau bahwa pada sel
tumbuhan dapat dilihat dari warna/pigmen serta bentuk-bentuk sel itu sendiri dan
dapat mengetahui zat ergastik untuk benda-benda mati yang terdapat dalam sel-sel
tumbuhan. Ciri khususnya dengan adanyadinding sel yang tidak terdapat pada sel
hewan.
Daftar Pustaka
Campbell. Biologi edisi ke-5. Jakarta : Erlannga.
Estiti B. Hidayat. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung : Penerbit ITB.
http://canbio.blogspot.com/2010/02/laporan-kumpulan-praktikum-anatomi.html
http: //eckoplanto.blogspot.com/2009/04/pati.html)
http://www.wikipedia.org/sel_tumbuhan.htm
TABEL PEMBAGIAN TUGAS
No Nama Pembagian
1 Nacevi Maulana Dasar Teori,
Kesimpulan
2 Lukita Octavia Pembahasan, Daftar
Pustaka
3 Hanifah Nugraha Hasil Pengamatan,
Metode Praktikum
4 Ira Qurratulaini H
5 Istiqomah
6 Nurkomalasari