Professional Documents
Culture Documents
ST le
O dje
h
Pa
SA H
ay
a t
IK ach
t
IT d
Re
KR G u
HAKEKAT KRITIK SASTRA
1. Pengertian Kritik Sastra
Secara etimologis, kata kritik berasal dari bahasa
Yunani, yaitu dari kata krinein (menghakimi,
membanding, menimbang). Kata krinein menjadi
bentuk dasar bagi kata kreterion (dasar, pertimbangan,
penghakiman). Orang yang melakukan
pertimbangan/penghakiman disebut krites yang berarti
hakim. Bentuk krites inilah yang menjadi dasar kata
kritik.
Secara harafiah, kritik sastra adalah upaya menentukan
nilai hakiki karya sastra dalam bentuk memberi pujian,
mengatakan kesalahan, memberi pertimbangan lewat
pemahaman dan penafsiran yang sistemik
2. Jenis Kritik Sastra
Menurut bentuk
Kritik Teoritis
Kritik Terapan
Berdasarkan Pelaksanaan
Kritik Judisial
Kritik Induktif
Kritik Impresionistik
Berdasarkan Orientasi Terhadap Karya Sastra
Mimetic criticism
Pragmatic criticism
Expresive criticism
Objective criticism
Kritik Teoritis
Kritik sastra yang berusaha (bekerja) atas dasar
prinsip-prinsip umum untuk menetapkan seperangkat
istilah yang berhubungan, pembedaan-pembedaan,
dan kategori-kategori, untuk diterapkan pada
pertimbangan-pertimbangan dan interpretasi-
interpretasi karya sastra maupun penerapan “kriteria”
(standar atau norma) untuk menilai karya sastra dan
pengarangnya.
Kritik Terapan
Merupakan diskusi karya sastra tertentu dan penulis-
penulisnya. Misalnya buku “Kesusastraan Indonesia
Modern dalam Kritik dan Esei” Jilid II (1962) dikritik
sastrawan-sastrawan dan karyanya, diantaranya
Mohammad Ali, Nugroho Notosusanto, Subagio
Sastrowardoyo, dan lain sebagainya
Kritik Judisial
Adalah kritik sastra yang berusaha menganalisis dan
menerangkan efek-efek karya sastra berdasarkan
pokoknya, organisasinya, teknik, serta gayanya, dan
mendasarkan pertimbangan-pertimbangan individu
kritikus atas dasar standar-standar umum tentang
kehebatan dan keluarbiasaan sastra
Kritik Induktif
Kritik sastra yang menguraikan bagian-bagian karya
sastra berdasarkan fenomena-fenomena yang ada
secara objektif. Kritik induktif meneliti karya sastra
sebagaimana halnya ahli ilmu alam meneliti gejala-
gejala alam secara objektif, tanpa menggunakan
standar-standar yang tetap yang berasal dari luar
dirinya.
Kritik Impresionistik
Adalah kritik sastra yang berusaha menggambarkan
dengan kata-kata, sifat-sifat yang terasa dalam bagian-
bagian khusus atau dalam sebuah karya sastra dan
menyatakan tanggapan-tanggapan (impresi) kritikus
yang ditimbulkan secara langsung oleh karya sastra.
Kritik Mimetik
Kritik yang bertolak pada pandangan bahwa karya
sastra merupakan tiruan atau penggambaran dunia
dan kehidupan manusia. Kritik ini cenderung
mengukur kemampuan suatu karya sastra dalam
menangkap gambaran kehidupan yang dijadikan suatu
objek
Kritik Pragmatik
Kritik yang disusun berdasrkan pandangan bahwa
sebuah karya sastra disusun untuk mencapai efek-efek
tertentu kepada pembaca, seperti efek kesenangan,
estetika, pendidikan, dan sebagainya. Model kritik ini
cenderung memberikan penilaian terhadap suatu
karya berdasarkan ukuran keberhasilannya dalam
mencapai tujuan tersebut.
Kritik Ekspresif
Kritik yang menekankan kepada kebolehan pengarang
dalam mengekspresikan atau mencurahkan idenya ke
dalam wujud sastra. Kritik ini cenderung menimbang
karya sastra dengan memperlihatkan kemampuan
pencurahan, kesejatian, atau visi penyair yang secara
sadar atau tidak tercermin pada karya tersebut.
Kritik Objektif
Suatu kritik sastra yang menggunakan pendekatan
bahwa suatu karya sastra adalah karya yang mandiri.
Kritik ini menekankan pada unsur intrinsik.
Fungsi Kritik Sastra
Untuk pembinaan dan pengembangan sastra
Untuk pembinaan kebudayaan dan apresiasi seni
Untuk menunjang ilmu sastra
Pembinaan dan Pengembangan Sastra
Dengan kritikan yang ada, sastrawan dapat belajar
untuk dapat meningkatkan kecakapannya ataupun
mempertimbangkan untuk memperluas daerah
garapannya. Dengan begitu, kesusastraan akan dapat
berkembang, baik corak, gaya, maupun mutunya.
Pembinaan Kebudayaan dan Apresiasi Seni
Dalam mengeritik, para kritikus menunjukkan daerah-
daerah gelap yang terdapat dalam suatu karya sastra
secara lebih baik dan lebih bermakna, yang akhirnya
dapat meningkatkan kemampuan apresiasi sastra ke
tingkat yang lebih tinggi dari sebelumnya. Hal ini
dimungkinkan karena kritikus menganalisis struktur
sastra, memberi komentar dan interpretasi,
menerangkan unsur-unsurnya, serta menunjukkan hal-
hal yang tersirat dari semua yang tersurat.
Menunjang Ilmu Sastra
Peran Kritikus Sastra
Menjalankan disiplin pribadinya sebagai jawaban
terhadap karya sastra tertentu. Berbeda dengan
seorang estetikus, karena kritikus adalah orang yang
terlatih kemampuannya dalam memisahkan hal-hal
yang bersifat emosional dengan hal-hal yang rasional.
Bertindak sebagai pendidik yang berupaya membina
dan mengembangkan kejiwaan suatu masyarakat.
Bertindak sebagai hakim yang bijaksana, yang dapat
membangkitkan kesadaran serta menghidupkan suara
hati nurani, pembinaan akl budi, ketajaman pikiran,
dan kehalusan cita rasa.
Klasifikasi Teori Sastra
Tanaka •
•
mikro
makro
Wellek • Intrinsik
• Ekstrinsik
• Objektif
Abrams •
•
•
Ekspresif
Mimetik
Pragmatik
Klasifikasi Mimetik
Abrams REALITAS
UNIVERSE
Ekspresif
Objektif
WORK
KARYA
ARTIST AUDIENCE
PENCIPTA PEMBACA
Pragmtik