Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh:
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR……………………………………………………….. i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………. ii
Kegiatan I : Pengamatan Morfologi koloni mikroba…………………. 1
Kegiatan II : Pewarnaan Bakteri Secara Gram………………………... 6
Kegiatan III : Pewarnaan Kapsula Bakteri……………………………... 10
Kegiatan IV : Protozologi ....................................……………………... 13
Kegiatan V : Pengamatan Telur Cacing..……………………………... 19
KEPUSTAKAAN……………………………………………………………. 22
Lampiran ………………………………………………………...... 23
iii
Kegiatan I
PENGAMATAN MORFOLOGI KOLONI MIKROBA
C. Alat : 1. Inkubator
2. Loupe
E. Cara kerja
1. Bawalah dua pasang cawan petri berisi medium lempeng ke tempat yang
banyak dilalui orang, lalu bukalah tutup cawan petri itu selama 15 menit.
Kemudian tutuplah kembali. Lakukan pada kedua medium lempeng.
2. Simpanlah medium tersebut sebuah pada suhu kamar, dan yang lain pada
suhu 370C.
3. Setelah biakan berumur 1 x 24 jam atau 2 x 24 jam, lakukan pengamatan
terhadap koloni mikroba yang tumbuh pada medium lempeng tersebut.
4. Hitunglah jumlah koloni bakteri dan koloni jamur yang tumbuh. Koloni
bakteri ditandai dengan bentuk seperti lendir, tetesan mentega, tetesan
sari buah. Koloni jamur ditandai dengan adanya miselium yang
berbentuk seperti bulu halus.
5. Lakukan pengamatan macam koloni bakteri yang tumbuh.
1
6. Lakukan pengamatan morfologi koloni dua macam koloni bakteri, yang
meliputi :
a. Warna koloni
b. Bentuk koloni
c. Tepi koloni
d. Elevasi (kenaikan permukaan koloni)
e. Kepekaan koloni
f. Mengkilat atau suram
g. Diameter koloni
Lakukan hal ini pada masing-masing koloni bakteri dan susunlah hasil
pengamatan ini dalam bentuk tabel.
Penentuan ciri-ciri (morfologi koloni bakteri mengacu pada gambar 2)
Untuk koloni jamur, lakukan pengamatan terhadap :
a. Warna koloni
b. Sifat koloni
c. Ciri-ciri yang dapat diamati
d. Ada atau tidak adanya sekat pada hifa
e. Alat perkembangbiakan
Hasil pengamatan ditulis dalam lembar kerja.
F. Bahan Diskusi
Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi jumlah dan jumlah macam bakteri
serta
jamur pada suatu tempat? Jelaskan.
2
Gambar 1 ciri-ciri koloni bakteri :
(dikutip dari : ”Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek”, oleh : Ratna Siri Hadioetomo, 1985)
3
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI Kelas :
Kelompok :
Pengamatan Bakteri
Ciri Koloni no. 1 Koloni no. 2
Morfologi Koloni
a. Warna koloni ………………………….. ……………………………
b. Bentuk koloni ………………………….. ……………………………
c. Tepi koloni ………………………….. ……………………………
d. Elevasi koloni ………………………….. ……………………………
e. Mengkilat/suram ………………………….. ……………………………
f. Diameter koloni ………………………….. ……………………………
g. Kepekatan koloni ………………………….. ……………………………
h. Jumlah koloni ………………………….. ……………………………
4
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI Kelas :
Kelompok :
Pengamatan Jamur
Ciri Koloni no. 1 Koloni no. 2
1. Morfologi Koloni
a. Warna koloni ………………………….. ……………………………
b. Miselium : ………………………….. ……………………………
panjang/pendek ………………………….. ……………………………
c. Jumlah koloni ………………………….. ……………………………
2. Morfologi Sel
a. Miselium : ada / tidak …………………………... ……………………………
b. Sekat hifa : ada / tidak …………………………... ……………………………
c. Spora : ada / tidak …………………………... ……………………………
d. Bentuk spora ………………………….. ……………………………
5. Gambar mikroskopik :
Jamur pada koloni no. 1 :
5
Kegiatan II
PEWARNAAN BAKTERI SECARA GRAM
A. Pendahuluan :
Pewarnaan secara Gram merupakan salah satu prosedur yang penting dan paling
banyak digunakan dalam klasifikasi bakteri. Dengan metode ini, bakteri dapat
dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu :
1. Bakteri gram positif, yang berwarna ungu pada akhir pewarnaan, dan
2. Bakteri gram negatif, yang berwarna merah pada akhir pewarnaan.
Karena kemampuannya membedakan suatu kelompok bakteri tertentu dari
kelompok lainnya, maka pewarnaan ini juga disebut pewarnaan diferensial.
6
E. Cara Kerja :
1. Sediakan kaca benda yang bersih, lalu lewatkan di atas api lampu spiritus.
2. Teteskan setetes aquades steril di atas kaca benda tersebut.
3. Secara aseptik ambilah inokulum bakteri yang akan diperiksa, lalu letakkan di
atas tetesan aquades itu. Kemudian ratakan perlahan-lahan.
4. Lakukan fiksasi dengan cara melewatkan sediaan tersebut di atas nyala api
lampu spiritus dengan cepat.
5. Letakkan sediaan di atas kawat penyangga yang berada di atas mangkuk
pewarna. Lalu teteskan larutan Ammonium Oksalat Kristal Violet di atas
sediaan tersebut. Tunggulah selama 1 menit.
6. Buanglah kelebihan zat warna tersebut ke dalam mangkuk dan bilaslah
sediaan dengan air kran.
7. Teteskan larutan Iodium di atas sediaan itu lalu tunggulah selama 2 menit.
8. Buangkah kelebihan larutan Iodium ke dalam mangkuk lalu bilaslah dengan
air kran.
9. Teteskan alkohol 95 % di atas sediaan, lalu biarkan 1 menit.
10. Buanglah sisa alkohol itu ke dalam mangkuk dan bilaslah sediaan dengan air
kran.
11. Teteskan larutan safranin di atas sediaan , lalu biarkan selama 30 detik.
12. Buanglah kelebihan larutan safranin itu ke dalam mangkuk, lalu bilaslah
dengan air kran.
13. Keringkan sediaan itu secara hati-hati dengan kertas penghisap, lalu
periksalah di bawah mikroskop.
Jika teknik pewarnaan saudara berhasil dengan baik, maka sel-sel bakteri
yang bersifat gram positif akan berwarna ungu, sedangkan sel-sel bakteri
yang bersifat gram negatif akan berwarna merah muda atau merah.
14. Tentukan sifat gram dari sel-sel bakteri yang berasal dari masing-masing
koloni yang diperiksa.
15. Amatilah dan tentukan bentuk sel bakteri dari masing-masing koloni
16. Hasil pengamatan ditulis dalam lembar kerja.
7
F. Bahan Diskusi :
Mengapa terjadi perbedaan reaksi dan hasil pewarnaan antara gram positif dan
gram negatif ? Jelaskan proses kimiawi yang terjadi dalam proses pewarnaan
gram !
8
(dikutip dari “Mikrobiologi dasar dalam Praktek”, oleh : Ratna Siri
Hadioetomo,1985)
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
Kelas :
Kelompok :
9
Kegiatan III
PEWARNAAN KAPSULA BAKTERI
10
4. Lakukan fiksasi dengan cara melewatkan sediaan tersebut di atas nyala api
spiritus dengan cepat.
5. Teteskan larutan kristal Violet di atas sediaan ini. ( hendaknya kaca benda
sediaan saudara letakkan di atas kawat penyangga yang telah diletakkan di
atas mangkuk pewarna). Kemudian tunggulah selama 1 menit.
6. Jepitlah kaca benda sediaan itu dengan pinsat (kedudukan tetap di atas
mangkuk pewarna), lalu bilaslah sediaan ini dengan larutan Cu S04.5H2O.
7. Keringkan sediaan dengan menggunakan kertas penghisap dengan hati-hati
agar tidak merusak sediaan.
8. Amatilah sediaan di atas di bawah mikroskop. Sel bakteri akan berwarna biru
tua atau ungu. Apabila di sekeliling sel terdapat bayangan berwarna biru
muda, berarti sel bakteri ini mempunyai kapsula. Catatlah data pengamatan
saudara pada lembar kerja.
11
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
Kelas :
Kelompok :
Tak langsung
2 Langsung
Tak langsung
3 Langsung
Tak langsung
4 Langsung
Tak langsung
12
Kegiatan IV
PROTOZOOLOGI
A. Tujuan Khusus Pembelajaran
Setelah melakukan pengamatan, diskusi, dan studi pustaka diharapkan mahasiswa
dapat melakukan:
1. Identifikasi terhadap anggota-anggota protozoa parasit berdasar alat geraknya.
2. Mendeskripsi stadium vegetatif dan kista dari tiap jenis protozoa parasit berdasar
ciri morfologi dan anatominya.
3. Menjelaskan hubungan antara struktur suatu organ yang di temukan pada tiap jenis
parasit dengan cara hidupnya.
4. Mengelompokkan protozoa parasit berdasar organ tubuh yang diinfeksi.
5. Menyebutkan hospes definitif clan perantara dari tiap jenis protozoa parasit.
B. Teori Dasar
Protozoa merupakan hewan bersel satu yang memiliki ukuran tubuh dalam
satuan mikron. Sebagian besar anggotanya hidup di alam bebas, tetapi beberapa jenis
hidup sebagai parasit pada tubuh manusia atau hewan. Meskipun ukuran tubuhnya
hanya dalam beberapa mikron, namun tiap sel protozoa merupakan kesatuan lengkap
yang sanggup melakukan fungsi kehidupan yang pada organisme multiselular
dilakukan oleh sel-sel khusus.
Dalam hal kehidupannya sebagai hewan parasit, hampir semua anggota
protozoa hidup di dalam tubuh hospes (endoparasit) sebagai komensal atau patogen.
Pada komensal biasanya hospes hanya mengalami gangguan ringan, sementara yang
patogen dapat berakibat gangguan berat hingga kematian.
Fungsi hidup protozoa dilakukan oleh protoplasma, suatu zat yang bergranula
kasar atau halus, yang terdiri dari nukleoplasma dan sitoplasma. Sitoplasma terdiri
dari bagian luar yang tipis disebut ektoplasma, dan bagian dalam yang lebih besar
disebut endoplasma. Ektoplasma berhubungan dengan fungsi pergerakan,
pengambilan makanan, ekskresi, respirasi, dan melindungi diri. Sementara
endoplasma yang bergranula mengurus makanan dan reproduksi.
Pengamatan secara mikroskopik terhadap ektoplasma menampakkan adanya
bermacam-macam alat gerak, seperti: pseudopodium, silium, flagelum, atau
13
membran bergelombang. Makanan masuk ke dalam sitoplasma melalui setiap tempat
dalam sitoplasma atau melalui satu tempat khusus (peristoma). Endoplasma berisi
vakuola makanan, makanan cadangan, benda asing, vakuo1a kontraktil, dan benda
kromatoid. Pacta Mastigophora kemungkinan dijumpai adanya kinetoplast yang
terdiri atas benda parabasal dan blefaroplas.
Struktur inti, terutama susunan kromatin dan kariosom dapat dipergunakan
sebagai indikator untuk membedakan spesies. Susunan kromatin dapat mengumpul
atau menyebar, berbentuk butir tunggal atau batang, letaknya tersebar atau perifer.
Kariosom yang berperan dalam premitosis tampak berwarna gelap, letaknya
eksentris atau konsentris, bentuknya tetap atau tidak tetap, dan ukurannya kecil atau
besar.
Dalam lingkaran hidupnya ada yang memiliki stadium vegetatif dan kista,
atau hanya vegetatif saja. Perbedaan antara kedua stadium tampak jelas dalam hal:
ukuran, bentuk, organel-organel sel dan benda-benda lain dalam endoplasma.
C. Langkah Kerja
1. Persiapan Bahan Amatan
Bahan amatan yang diperlukan untuk kegiatan praktikum dapatt berupa
spesimen awetan berupa preparat jadi dan spesimen segar yang berasal
dari: tinja, darah, dan sekret " suatu organ". Spesimen yang berupa
preparat jadi langsung darat diamati menggunakan mikroskop dengan
perbesaran kuat (450x atau 1000x), sedang spesimen segar yang diperoleh
perlu diproses terlebih dahulu sebelum diamati.
Diantara spesimen segar yang paling mungkin dikerjakan di laboratorium
kita adalah yang berasal dari tinja manusia, dan yang berasal dart saluran
pencernaan kecoak. Pemeriksaan nya dilakukan dengan :
a) Cara makroskopik. Yang menjadi sasaran perhatian adalah: warna tinja (kuning,
putih, hijau atau hitam), bau tinja (amis seperti bau ikan atau bau busuk), adanya
campuran (lendir, darah, potongan jaringan, sisa makanan yang belum dicernakan
atau bahan sisa pengobatan seperti minyak, atau zat-zat lain), dan konsistensi tinja
(padat, lembek atau cair).
14
b) Cara mikroskopik. Pemeriksaan tinja secara kikroskopik ini dibedakan atas: cara
langsung dengan menggunakan kaca penutup, dan tanpa kaca penutup (sediaan
apus).
15
menjadi suspensi. Sebarkan suspensi tinja di atas kaca benda hingga rata, dengan
lapisan yang tipis tetapi tetap basah. Selanjutnya periksa di bawah mikroskop
dengan pembesaran lemah (obyektif lOx).
Cara mikroskopik lain untuk mengamati protozoa parasit pada hewan (kecoak).
» Alat dan bahan yang diperlukan: alas bedah, gunting bedah, pinset, jarum
panjang, pipet kecil, kaca arloji, larutan NaCl 0,9%.
» Cara pembuatan sediaan. Setelah kecoak dibedah, pisahkan ususnya dari organ
yang lain. Keluarkan semua isi usus ke dalam larutan NaCl, aduk-aduk hingga
rata, tanpa menyertakan jaringan apapun. Ambil sedikit "campuran", letakkan di
atas kaca benda kemudian tutup dengan kaca penutup, diamati di bawah
rnikroskop dengan kekuatan lemah.
Pengamatan terhadap preparat jadi dengan pembesaran kuat (okuler 10x, obyektif
100x) harus disertai dengan penggunaan minyak emersi dan xylol. Penggunaan
minyak emersi dilakukan dengan cara meneteskan di atas kaca benda yang
mengandung "obyek" pengamatan, dan xylol digunakan untuk menghapus minyak
emersi yang melekat pada kaca benda dan pada lensa obyektif. Bila preparat
berupa hapusan/usapan, maka pada saat membersihkan sisa emersi dengan xylol
harus dilakukan dengan kecermatan dan kehati-hatian. Kecerobohan dapat
mengakibatkan terhapusnya "obyek" parasit.
2. Pengamatan
Setelah semua alat dan bahan dipersiapkan, amatilah di bawah mikroskop
dengan langkah-langkah sebagai berikut.
Kelas Rhizopoda
Dalam lingkaran hidupnya anggota-anggota dari kelas ini umumnya memiliki
dua stadium yaitu stadium vegetatif dan kista. Masing-masing stadium tersebut
memiliki Girt morfologi dan anatomi yang berbeda.
Dalam pengamatan. ciri morfologi yang dapat diperhatikan meliputi
bentuk daD ukuran dart setiap stadium, pseudopodia, serta gerakan (bila
spesimennya dalam keadaan segar). Sedang ciri anatomi yang dimaksud
16
dapat menyangkut keadaan dinding sel, dan endoplasma: inti sel (bentuk,
jumlah, macam, warna, endosom. posisi), vakuola, organel-organel
lainnya.
Anggota-anggota yang akan dipelajari dalam kegiatan ini meliputi:
Entamoeba histolytica, Entamoeba coli, Iodamoeba butschIii, Dientamoeba fragilis,
Entamoeba ginggivalis dan Endolimax nana.
Perhatikanlah dengan teliti, kemudian buatlah deskripsi, ciri dari setiap stadium, dan
gambarlah.
Kelas Flagellata
Tidak berbeda dengan kelas sebelumnya, kelas ini dalam lingkaran hidupnya
juga memiliki stadium vegetatif dan kista. Anggota-anggota species yang sering
dipelajari adalah Trichomonas vaginalis, Giardia lamblia, Trypanosoma sp. yang
memparasitir manusia dan beberapa yang memparasitir binatang.
Perhatikanlah dengan teliti, kemudian buatlah ciri dari tiap stadium,
lengkapi dengan gambar, dan temukan perbedaannya dengan anggota
kelas Rhizopoda.
Untuk species-species lain seperti:T. rhodesiense, T. gambiense, T. crusi, T.
brucei, T. vi vax, T. uniforme, T.congolense, T. lewisi, T. equiperdum, T. Sillliae, T.
grayi, T. theileri dan Leishmania donovani dapat saudara perdalam sendiri melalui
buku teks wajib maupun penunjang.
Kelas Sporozoa
Anggota-anggota dari kelas ini dalam lingkaran hidupnya dibedakan atas
stadium vegetatif clan kista. Perubahan stadium vegetatif menjadi stadium kistanya
terjadi melalui perubahan yang cukup kompleks. Pada tiap species, perubahan demi
perubahan itu ditandai oleh ciri yang sangat khusus.
Beberapa anggota Sporozoa yang banyak dipelajari adalah yang termasuk
Coccidia (Eimeria, Isospora, Toxoplasma), dan Haemosporidia (Plasmodium sp.).
Perhatikanlah dengan cermat setiap stadium, deskripsikan ciri-ciri
khususnya, gambarlah, dan temukan perbedaan atau persamaannya
dengan anggota dari kelas yang lain!
17
Toxoplasma gondii dapat saudara perdalam sendiri melalui buku teks wajib
maupun penunjang.
Kelas Ciliata
Diantara anggota Ciliata parasit yang dapat dipelajari antara lain Balantidium
coli, clan Opalina sp. Keduanya merupakan parasit pacta hewan. Dalam lingkaran
hidupnya dibedakan atas stadium vegetatif dan kista.
Perhatikanlah dengan teliti, kemudian buatlah deskripsi, ciri dari tiap
stadium, lengkapi dengan gambar, dan temukan perbedaannya dengan
anggota kelas Rhizopoda!
18
Kegiatan V
Cara pemeriksaan tanah untuk telur cacing (Metoda Suzuki,1977)
(1) Bahan
• Saringan kawat kasa
• Alat pemusing
• Tabung sentrifuse
• larutan hipoklorit 30%
• Larutan sulfas magnesieus (282 gr/liter)
• Kaca tutup (ukuran 24 , 32 mm)
( 2 ) Cara keria
• Saring 100 gram sampel tanah dengan saringan kawat
• 5 gram tanah yang sudah disaring dimasukkan, ke dalam tabung sentrifuse
Tambahkan 20 mllarutan hipoklorit ke dalam tabung yang berisi tanah, aduk clan
diamkm se[ama I jam,
• Pusing pada kecepatan putar 2.000 rpm selama 2 menit dan buang cairan
supematan
• Tambahkan air ke dalam tabung dan pusing kembali 2 kali, untuk tiap kali 2 menit
pada kecepatan putar yang sama
• Buang cairan supematan, dan tambahkan, larutan sulfas magnesicus dengan
berat jenis 1, 260 ( 2 82 gr/1)
• Aduk dengan aplikator
• Pusing pada kecepatan putar 2.500 rpm (x 750 g) selama 5 menit
• Tambahkan, larutan sulfas magnesicus; secara hati-hati sampai mengisi penuh
tabung
• Diamkan beberapa menit
• Secara hati-hati letakkan kaca tutup sampai kontak dengan permukaan larutan
sulfas magnesieus, dan kemudian angkat kaca tutup perlahan-Iahan ke atas dan
letakkan kaca tutup yang mengandung cairan di atas kaca benda
• Periksa dengan mikroskop
19
Cara pemeriksaan telur cacing pada jari-jari tangan
(1) Bahan
• Kaca benda
• Kaca tutup
• Cawan petri
• Pinset
• Kain kasa (5 em x 5 em) Tabung sentrifuse
(1) Bahan
• Kaca berada
• Kara tutup
• Kain kasa (5 em x 5 em)
• Gelas beker
• Corong
• Tabung sentrifus
• Kuas kecil
20
• Aplikator
• Pipet
• Larutan sulfas magnesikus (berat jenis: 1,260)
21
KEPUSTAKAAN
22
Lampiran
Autoclave
Alat ini digunakan untuk mensterilkan bahan /alat/media dengan cara pemanasan
basah (moist heat ).
23
Hot Air Sterilizer
Alat ini digunakan untuk mensterilisasikan alat dengan cara pemanasan kering (dry
heat).
• Untuk sterilisasi ( pilih salah satu suhu )
• 160 0 C selama 60 menit
• 170 0 C selama 40 menit
• 180 0 C selama 20 menit
Catatan : untuk sterilisasi plate sebaiknya jangan ditumpuk-tumpuk. Buat agak
renggang
supaya sirkulasi udara panasnya merata.
• Untuk mengeringkan gelas
Keringkan gelas dari air sekering mungkin
Suhu yang digunakan 100 0 C selama 15 – 30 menit.
• Untuk mengeringkan katalis anaerob :
Suhu 160 0 C setidaknya selama 2 jam.
Mikroskop
1.1.Mikroskop Cahaya
Di bidang Mikrobiologi untuk pemeriksaaan sediaan yang diwarnai pada
umumnya digunakan mikroskop cahaya. Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam pembuatan sediaan adalah:
• sediaan tidak boleh terlalu tebal atau terlalu tipis
• berdasar pada asal biakan kuman yang akan digunakan, pembuatan sediaan
ada dua macam:
a bila biakan berasal dari perbenihan padat, maka perlu dibuat
suspensi dengan air suling (aquadest) steril.
b bila biakan kuman berasal dari perbenihan cair, maka tidak perlu
dipakai air suling steril.
24
Cara memeriksa sediaan yang diwarnai :
• Kondensor mikroskop ditempatkan setinggi mungkin.
• Diafragma mikroskop dibuka selebar mungkin.
• Menggunakan minyak emersi.
• Menggunakan obyektif dengan pembesaran 100x.
Gambaran kuman yang perlu diperhatikan :
• Bentuk sel kuman.
• Susunan sel kuman.
• Sifat pewarnaan kuman terhadap pewarnaan tertentu.
• Struktur tambahan lainnya misalnya : spora, kapsul, granula intraseluler.
Alat ini digunakan untuk mengeramkan media yang telah ditanami dengan jasad renik
(mikroorganisme) dan untuk menyimpan bahan pemeriksaan di mana kuman
terkandung akan mati bila disimpan dalam lemari es misalnya, cairan cerebrospinal,
suhu inkubator dapat diatur sesuai dengan suhu pertumbuhan optimal masing-masing
kuman. Karena kuman-kuman patogen untuk manusia termasuk golongan mesofilik,
maka pengeramannya dilakukan pada suhu 37 derajat Celcius. Alat ini juga digunakan
untuk uji sterilisasi yaitu untuk menguji apakah sterilisasi sudah baik atau tidak.
25
Lemari Pendingin (Refrigerator)
Centrifuge
Alat ini digunakan untuk memisahkan cairan, dari zat cairnya dan endapannya.
Misalnya : untuk mencentrifuge suspensi dahak penderita TBC dalam metode Petroff
Alkali.
Timbangan digital
Digunakan untuk menimbang bahan pembuat media dengan maximal berat 210 gram .
Timbangan ini menggunakan listrik dengan keakuratan yang lebih tinggi.
26
Timbangan kasar
Digunakan untuk menimbang bahan pembuat media dengan berat maximal 200 gram.
Timbangan ini digunakan secara manual.
Timbangan Halus
Timbangan ini sama dengan timbangan digital sebelumnya hanya timbangan ini
keakuratanya lebih tinggi dan lebih halus.
pH Meter
Alat ini digunakan untuk mengukur kadar keasaman dan basa suatu cairan
Misalnya : H2SO4 bersifat asam pH < 7
NaOH bersifat basa pH > 7
pH normal = 7
batas pH = 14
27
Waterbath
Alat ini digunakan untuk memberikan suasana yang dibutuhkan oleh suatu pemeriksaan
tertentu, misalnya untuk memanasi plasma kelinci dalam uji Koagulase Staphylococcus
aureus.
Cara membuat sediaan kuman yang siap untuk diwarnai dari biakan kuman yang
diambil dari medium padat
- Siapkan gelas obyek yang bersih (bila perlu dibersihkan dengan kapas
alkohol)
- Pijarkan sengkelit dengan posisi tegak dan dinginkan sebentar.
- Ambil air suling steril dengan sengkelit yang telah dipijarkan itu secara
aseptis
- Lewatkan mulut tabung air suling steril itu dekat api lampu spiritus lalu
tutup kembali dengan tutupnya
- Letakkan air suling steril itu pada gelas obyek yang telah bersih
- Pijarkan lagi sengkelit dengan posisi tegak dan dinginkan sebentar
- Ambil sedikit kuman dari biakkan padat yang telah disediakan dengan
menggunakan sengkelit tersebut.
- Lewatkan mulut tabung biakkan kuman itu dekat lampu spiritus lalu tutup
kembali dengan tutupnya.
- Campurkan kuman dengan air suling pada gelas obyek hingga rata dengan
menggunakan sengkelit.
- Lebarkan campuran itu ke tepi dengan sengkelit yang diputar-putar sehingga
didapatkan sediaan yang tidak terlalu tebal ataupun tidak terlalu tipis.
- Keringkan sediaan itu di udara sedangkan sengkelitnya dipijarkan lagi agar
steril.
- Fiksasilah dengan cara melewatkan gelas Obyek itu diatas api lampu spiritus
beberapa kali pada permukaan yang tidak ada sediaannya dengan maksud agar
sediaan itu dapat menempel kuat pada permukaan gelas obyek, dan kuman mati
sehingga menyerap warna lebih baik.
- Sediaan dibiarkan dingin
Sediaan yang diperoleh siap untuk diwarnai.
Cara membuat sediaan kuman yang siap untuk diwarnai dari biakan kuman yang
diambil dari medium Cair
- Siapkan gelas obyek yang bersih (bila perlu dibersihkan dengan kapas
alkohol)
28
- Pijarkan sengkelit dengan posisi tegak dan dinginkan sebentar.
- Ambil biakan kuman yang akan diperiksa dengan sengkelit yang telah
dipijarkan secara aseptis.
- Lewatkan mulut tabung tersebut dekat api lampu spiritus lalu tutup kembali
dengan tutupnya.
- Letakkan biakan cair itu ( yang ada pada ujung sengkelit ) pada gelas obyek
yang telah bersih.
- Lebarkan campuran itu ke tepi dengan sengkelit yang diputar-putar sehingga
didapatkan sediaan yang tidak terlalu tebal ataupun tidak terlalu tipis.
- Keringkan sediaan itu di udara sedangkan sengkelitnya dipijarkan lagi agar
steril.
- Fiksasilah dengan cara melewatkan gelas Obyek itu di atas api lampu
spiritus beberapa kali pada permukaan yang tidak ada sediaannya dengan
maksud agar sediaan itu dapat menempel kuat pada permukaan gelas obyek.
- Sediaan dibiarkan dingin.
Sediaan yang diperoleh siap untuk diwarnai.
Catatan : Cara membuat sediaan untuk semua jenis kuman yang akan diwarnai
adalah sama seperti tersebut di atas.
Pewarnaan Gram
Catatan :
Kuman yang berwarna biru-ungu disebut kuman gram positif
Kuman yang berwarna merah disebut kuman gram negatif
Tugas Lugol : sebagai mordant, membuat kompleks Kristal violet – Iodine, sehingga
kristal violet sulit keluar dari dinding sel kuman.
29