Professional Documents
Culture Documents
1.1 Mendeskripsikan Mendeskrip 1.1.1pengertian Secara individu Ulangan Uraian 1 jam Buku PKn
pengertian budaya sikan pengertian budaya politik menggali informasi melalui SMA kls
politik budaya politik studi pustaka tentang XI,Retno L,
pengertian budaya politik Esis
1.2.1tipe-tipe
1.2 menganalisis tipe- Mengidentif budaya politik Secara klasikal Ulangan Uraian 3 jam Budaya
tipe budaya politik ikasi tipe-tipe menurut Gabriel mendiskusikan tipe-tipe Politik oleh
yang berkembang budaya politik A. Almond dan budaya politik menurut Almond ,
dalam masyarakat menurut Almond, Sidney Verba Almond dan tipe-tipe budaya Bina Aksara
Indonesia dkk 1.2.2 tipe-tipe politik yang berkembang di 1984
Mengidentif budaya politik Indonesia
ikasi tipe-tipe yang Bahan
budaya politik berkembang di Internet
yang berkembang Indonesia
di Indonesia
1.3 mendeskripsikan 1.3.1 Budaya Secara kelompok Tugas Laporan 2 jam Bahan :
pentingnya Menganalis politik yang menggali informasi melalui kelompok diskusi petunjuk
sosialisasi is budaya politik berkembang di media massa tentang Dan Resume penugasan
pengembangan yang berkembang Indonesia budaya politik yang kelompok
budaya politik di Indonesia berkembang di Indonesia dan
Mempresentasikan Pengama Performance 2 jam Artikel dari
hasil temuan dan diskusi tan koran dan
kelompok (melalui media internet
power point) serta
Foto , CD
1.4 menampilkan peran 1.4.1 Budaya Secara individu Tugas kliping 2 jam Bahan :
serta budaya politik Mendeskrip Politik Partisipan mendeskripsikan temuannya individu petunjuk
partisipan sikan budaya di Indonesia mengenai budaya politik penugasan
politik partisipan partispan di Indonesia (PR) individu
di Indonesia dan
Artikel dari
koran dan
internet
serta
Foto , CD
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru MP PKn
2.1 Mendeskripsikan Mendeskrip 2.1.1pengertian Secara individu Kuis Jawaban 1 jam Buku PKn
pengertian dan sikan pengertian budaya menggali informasi melalui singkat SMA kls
prinsip-prinsip budaya demokrasi studi pustaka tentang XI,Retno L,
budaya demokrasi demokrasi pengertian budaya Esis
demokrasi
Mendeskrip 2.1.2 prinsip- Ulangan Uraian 1 jam Demokrasi,
sikan prinsip- prinsip budaya Secara klasikal HAM dan
prinsip budaya demokrasi mendiskusikan prinsip- Masyarakat
demokrasi prinsip budaya demokrasi madani, Tim
ICCE UIN
Jakarta, 2003
2.2 Megidentifikasi ciri- Mendeskris 2.2.1 Pengertian Ulangan Uraian 2 jam
ciri masyarakat ikan pengertian masyarakat Secara individu Buku PKn
madani masyarakat madani menggali informasi melalui SMA kls
madani studi pustaka tentang XI,Retno L,
Mengidentif 2.2.2 Ciri-ciri pengertian masyarakat Esis
ikasi ciri-ciri masyarakat madani dan mengidentifikasi
masyarakat Madani ciri-ciri masyarakat madani
madani
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru MP PKn
3.1 Mendeskripsikan Mendeskrip 3.1.1pengertian Secara individu Ulangan Uraian 1 jam Buku PKn
pengertian dan sikan pengertian keterbukaan menggali informasi melalui SMA kls
pentingnya keterbukaan dan 3.1.2 pengertian studi pustaka tentang XI,Retno L,
keterbukaan dan keadilan keadilan pengertian keterbukaan dan Esis
keadilan dalam Menguraik 3.1.3 Pentingnya keadilan Bahan
kehidupan an pentingnya keterbukaan dan Ulangan Uraian 1 jam internet
berbangsa dan keterbukaan dan keadilan dalam Secara klasikal
bernegara keadilan dalam kehidupan mendiskusikan alasan
kehidupan berbangsa dan pentingnya keterbukaan dan
berbangsa dan bernegara jaminan keadilan dalam
bernegara kehidupan berbangsa dan
bernegara
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru MP PKn
4.1 Mendeskripsikan Mendeskrip 4.1.1 Pengertian Secara individu Ulangan Uraian 1 jam Buku PKn
pengertian, sikan pengertian Hubungan menggali informasi melalui SMA kls
pentingnya, dan hubungan Internasional studi pustaka tentang XI,Retno L,
sarana-sarana internasional 4.1.2 Peranan pengertian hubungan Esis
hubungan Mendeskrip Hubungan internasional
internasional bagi sikan pentingnya Internasional Secara klasikal Ulangan Uraian 1 jam Bahan
suatu negara hubungan 4.1.3 Sarana- mendiskusikan peranan Internet
internasional sarana hubungan hubungan internasional dan
Mengidentif internasional sarana-sarana dalam
ikasi sarana- hubungan internasional
sarana hubungan
internasional
Buku PKn
SMA kls
XI,Retno L,
Esis
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru MP PKn
SILABUS
Nama Sekolah : SMAN 1 CIKEMBAR
Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
5.1 Mendeskripsikan Menguraik 5.1.1Sistem Secara individu Ulangan Uraian 1 jam Buku PKn
sistem hukum dan an sistem hukum dan menggali informasi melalui SMA kls
peradilan hukum dan Peradilan studi pustaka tentang sistem XI,Retno L,
internasional oeradilan Internasional hukum dan peradilan Esis
internasional internasional
Budaya
Politik oleh
Almond ,
Bina Aksara
1984
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru MP PKn
I. IDENTITAS
1. Mata Pelajaran : PKn
2. Materi Pokok : BUDAYA POLITIK
3. Kelas/Program : XI
4. Pertemuan Minggu ke : 1
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
2. Kompetensi Dasar
1.1. Mendeskripsikan pengertian budaya politik
III. INDIKATOR
1. Mendeskripsikan pengertian budaya politik
2. Menjelaskan orientasi masyarakat terhadap suatu sistem politik.
I. IDENTITAS
1. Mata Pelajaran : PKn
2. Materi Pokok : 1. Tipe-tipe budaya politik menurut Gabriel A.
Almond dan Sidney Verba.
2. Tipe-tipe budaya politik yang berkembang di
Indonesia
3. Kelas/Program : XI
4. Pertemuan Minggu ke : 2
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
2. Kompetensi Dasar
1.2 Menganalisis tipe-tipe budaya politik yang berkembang dalam masyarakat
Indonesia
III. INDIKATOR
1. Mengidentifikasi tipe-tipe budaya politik menurut Almond, dkk
2. Mengidentifikasi tipe-tipe budaya politik yang berkembang di Indonesia
V. PERANGKAT PEMBELAJARAN
1. Buku Paket PKn Kelas XI
2. Majalah, Koran, dan internet
3. Buku-Buku Sumber yang Relevan
4. Surat kabar, majalah, dan internet.
I. IDENTITAS
1. Mata Pelajaran : PKn
2. Materi Pokok : Budaya Politik yang Berkembang di Indonesia
3. Kelas/Program : XI
4. Pertemuan Minggu ke : 3
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
2. Kompetensi Dasar
1.3. Mendeskripsikan pentingnya sosialisasi pengembangan budaya politik
III. INDIKATOR
1. Menganalisis budaya politik yang berkembang di Indonesia.
2. Menjelaskan pendapat para pakar tentang perkembangan budaya politik di
Indonesia.
I. IDENTITAS
1. Mata Pelajaran : PKn
2. Materi Pokok : Budaya Politik Partisipan di Indonesia
3. Kelas/Program : XI
4. Pertemuan Minggu ke : 4
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
III. INDIKATOR
1. Mendeskripsikan budaya politik partisipan di Indonesia
V. PERANGKAT PEMBELAJARAN
1. Buku Paket PKn Kelas XI
2. Majalah, Koran, dan Internet
3. Buku-Buku Sumber yang Relevan
4. Lembar Kerja Siswa
2. Kompetensi Dasar
2.1. Mendeskripsikan pengertian dan prinsip-prinsip budaya demokrasi
III. INDIKATOR
1. Mendeskripsikan pengertian budaya demokrasi
2. Mendeskripsikan prinsip-prinsip budaya demokrasi
V. PERANGKAT PEMBELAJARAN
1. Buku Paket PKn Kelas XI
2. UUD 1945 yang Telah Diamandemen
3. Buku-Buku Sumber yang Relevan
4. Lembar Kerja Siswa
5. Majalah, koran, dan internet
I. IDENTITAS
1. Mata Pelajaran : PKn
2. Materi Pokok : Pengertian Masyarakat Madani dan Ciri-ciri
Masyarakat Madani
3. Kelas/Program : XI
4. Pertemuan Minggu ke : 7
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
2. Kompetensi Dasar
2.2. Mengidentifikasi ciri-ciri masyarakat madani
III. INDIKATOR
1. Mendeskrisikan pengertian masyarakat madani
2. Mengidentifikasi ciri-ciri masyarakat madani
I. IDENTITAS
1. Mata Pelajaran : PKn
2. Materi Pokok : Demokrasi di Indonesia
3. Kelas/Program : XI
4. Pertemuan Minggu ke : 8
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
2. Kompetensi Dasar
2.3. Menganalisis pelaksanaan demokrasi di Indonesia sejak orde lama, orde baru,
dan reformasi
III. INDIKATOR
1. Menganalisis pelaksanaan demokrasi yang berkembang di Indonesia
2. Menjelaskan prinsip-prinsip Demokrasi Pancasila
3. Menganalisis pelaksanaan Demokrasi di Indonesia pada Era Orde Lama, Orde Baru,
dan Reformasi.
V. PERANGKAT PEMBELAJARAN
1. Buku Paket PKn Kelas XI
2. Majalah, Koran, dan internet
3. Buku-Buku Sumber yang Relevan
4. Lembar Kerja Siswa
I. IDENTITAS
1. Mata Pelajaran : PKn
2. Materi Pokok : Pemilihan Umum dan Perilaku yang
Mendukung Tegaknya Prinsip-Prinsip Demokrasi
3. Kelas/Program : XI
4. Pertemuan Minggu ke : 9
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
2. Kompetensi Dasar
2.4. Menampilkan perilaku budaya demokrasi dalam kehidupan sehari-hari
III. INDIKATOR
1. Menunjukkan perilaku budaya demokrasi dalam kehidupan sehari-hari
2. Memberi contoh pelaksanaan demokrasi dalam kehidupan sehari-hari.
3. Menjelaskan hakikat Pemilihan Umum, pelaksanaan Pemilihan Umum di Indonesia.
4. Menunjuk contoh perilaku yang mendukung tegaknya budaya demokrasi dalam
kehidupan sehari-hari.
V. PERANGKAT PEMBELAJARAN
1. Buku Paket PKn Kelas XI
2. Majalah, Koran, dan Internet
3. Buku-Buku Sumber yang Relevan
4. Lembar Kerja Siswa
I. IDENTITAS
1. Mata Pelajaran : PKn
2. Materi Pokok : Keterbukaan dan Jaminan Keadilan
3. Kelas/Program : XI
4. Pertemuan Minggu ke: 10
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
2. Kompetensi Dasar
3. 1. Mendeskripsikan pengertian dan pentingnya keterbukaan dan keadilan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
III. INDIKATOR
1. Mendeskripsikan pengertian keterbukaan dan keadilan
2. Menguraikan pentingnya keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara
V. PERANGKAT PEMBELAJARAN
1. Buku Paket PKn Kelas XI
2. Majalah, Koran, dan Internet
3. Buku-Buku Sumber yang Relevan
4. Lembar Kerja Siswa
III. INDIKATOR
1. Mengidentifikasi dampak penyelenggaraan pemerintahan yang tidak
transparan.
2. Menyebutkan contoh perilaku penyelenggaraan pemerintah yang tidak
transparan di Indonesia.
I. IDENTITAS
1. Mata Pelajaran : PKn
2. Materi Pokok : Sikap Keterbukaan dan Keadilan
3. Kelas/Program : XI
4. Pertemuan Minggu ke : 13
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
III. INDIKATOR
1. Menunjukkan sikap keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Menjelaskan hak dan kewajiban masyarakat dalam negara.
3. Menunjukkan perilaku positif terhadap upaya peningkatan jaminan keadilan.
V. PERANGKAT PEMBELAJARAN
1. Buku Paket PKn Kelas XI
2. UUD 1945 yang Telah Diamandemen
3. Majalah, koran, dan internet
4. Buku-Buku Sumber yang Relevan
5. Lembar Kerja Siswa
5. Kompetensi Dasar
4. 1. Mendeskripsikan pengertian, pentingnya, dan sarana-sarana hubungan
internasional bagi suatu negara
III. INDIKATOR
1. Mendeskripsikan pengertian hubungan internasional
2. Mendeskripsikan pentingnya hubungan internasional
3. Mengidentifikasi sarana-sarana hubungan internasional
III. INDIKATOR
1. Menguraikan tahap-tahap perjanjian internasional
V. PERANGKAT PEMBELAJARAN
1. Buku Paket PKn Kelas XI
2. Majalah, Koran, dan Internet
3. UUD 1945 yang Telah Diamandemen
4. Buku-Buku Sumber yang Relevan
5. Lembar Kerja Siswa
III. INDIKATOR
1. Menguraikan peranan ASEAN, AA dan PBB dalam meningkatkan hubungan
internasional
IV. STRATEGI PEMBELAJARAN
V. PERANGKAT PEMBELAJARAN
1. Buku Paket PKn Kelas XI
2. Majalah, Koran, dan Internet
3. UUD 1945 yang Telah Diamandemen
4. Buku-Buku Sumber yang Relevan
5. Lembar Kerja Siswa
I. IDENTITAS
1. Mata Pelajaran : PKn
2. Materi Pokok : Manfaat Kerja Sama dan Perjanjian Internasional
3. Kelas/Program : XI
4. Pertemuan Minggu ke : 17
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
2. Kompetensi Dasar
4.4. Menghargai kerja sama dan perjanjian internasional yang bermanfaat bagi
Indonesia
III. INDIKATOR
1. Menunjukkan manfaat perjanjian internasional bagi Indonesia
V. PERANGKAT PEMBELAJARAN
1. Buku Paket PKn Kelas XI
2. Majalah, Koran, dan Internet
3. UUD 1945 yang Telah Diamandemen
4. Buku-Buku Sumber yang Relevan
5. Lembar Kerja Siswa
I. IDENTITAS
1. Mata Pelajaran : PKn
2. Materi Pokok : Hukum Internasional
3. Kelas/Program : XI
4. Pertemuan Minggu ke: 18
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
2. Kompetensi Dasar
5.1. Mendeskripsikan sistem hukum dan peradilan internasional
III. INDIKATOR
1. Menguraikan sistem hukum dan peradilan internasional
V. PERANGKAT PEMBELAJARAN
1. Buku Paket PKn Kelas XI
2. Majalah, Koran, dan Internet
3. UUD 1945 yang Telah Diamandemen
4. Buku-Buku Sumber yang Relevan
5. Lembar Kerja Siswa
2. Kompetensi Dasar
5.2. Menjelaskan penyebab timbulnya sengketa internasional dan cara penyelesaian
oleh Mahkamah Internasional
III. INDIKATOR
1. Mengidentifikasi penyebab timbulnya sengketa internasional
2. Menguraikan cara penyelesaian sengketa internasional oleh Mahkamah
internasional
KUNCI JAWABAN
BAB 1
A. Pilihan Ganda
1. e
2. e
3. b
4. b
5. d
6. b
7. a
8. d
9. b
10. a
B.Esai
1. Kondisi budaya politik Indonesia dewasa ini berada dalam masa transisi. Karena
budaya politik Indonesia pernah mengalami beberapa pengaruh budaya politik seperti
budaya politik tradisional, budaya politik Islam, dan budaya politik modern. Budaya
politik tradisional adalah budaya politik yang mengedepankan satu budaya dari etnis
tertentu yang ada di Indonesia. Misalnya, budaya politik yang berangkat dari paham
masyarakat Jawa. Hal itu pernah terjadi ketika negeri ini dipimpin oleh Soeharto.
Budaya politik Islam adalah budaya politik yang lebih mendasarkan idenya pada satu
keyakinan dan nilai agama tertentu, dalam hal ini tentu saja agama Islam. Agama Islam
di Indonesia menjadi agama mayoritas dan Indonesia merupakan negara berpenduduk
muslim terbesar di dunia. Budaya politik Islam biasanya dipelopori oleh kelompok
santri. Kelompok ini identik dengan pendidikan pesantren atau sekolah-sekolah Islam.
Sedangkan budaya politik modern adalah budaya politik yang mencoba meninggalkan
karakter etnis tertentu atau pendasaran pada agama tertentu. Budaya ini sangat kuat
pengaruhynya dalam pemerintahan Orde Baru. Di dalamnya terdapat beragam
subkultur seperti kelompok birokrat, intelektual, dan militer. Dari ketiga tipe budaya
politik yang berkembang di Indonesia maka kita tidak bisa menentukan budaya politik
mana yang paling berpengaruh dalam kehidupan negara Indonesia. Tetapi ketiga tipe
budaya politik seperti yang dikemukakan oleh Almond hampir mempengaruhi seluruh
budaya politik Indonesia.
2. Masa transisi menuju demokrasi sangat berdampak pada berkembangnya budaya
politik partisipan di Indonesia. Karena masyarakat sudah memiliki pemahaman yang
baik mengenai empat dimensi penentu budaya politik. Masyarakat sudah mulai
memiliki pengetahuan yang memadai mengenai sistem politik secara umum, tentang
peran pemerintah dalam membuat kebijakan beserta penguatan, dan berpartisipasi
aktif dalam proses politik yang berlangsung. Masyarakat juga cenderung diarahkan pada
peran pribadi yang aktif dalam semua dimensi di atas, meskipun perasaan dan evaluasi
mereka terhadap perasn tersebut bisa saja bersifat menerima atau menolak. Masyarakt
mulai menyadari bahwa merekalah pemegang kedaulatan tertinggi. Mereka bukan lagi
menjadi objek politik tetapi subjek politik.
3. Politik parokial adalah budaya politik yang frekkuensi orientasi mereka terhadap
empat dimensi penentu budaya politik mendekati nol atau tidak memiliki perhatian
sama sekali terhadap keempat dimensi tersebut. Tipe budaya politik ini umumnya
terdapat pada masyarakat suku Afrika atau masyarakat pedalaman di Indonesia. Di sini
peran kepala suku, kepala kampung, atau tokoh masyarakat sangat berperan baik
dalam bidang politik, ekonomi, dan religius. Sedangkan budaya politik partisipan
adalah suatu bentuk budaya politik di mana anggota masyarakat sudah memiliki
pemahaman yang baik mengenai empat dimensi penentu budaya politik. Mereka
memiliki pengetahuai yang memadai mengenai sistem politik secara umum tentang
peran pemerintah dalam membuat kebijakan beserta penguatan, dan berpartisipasi
aktif dlaam proses politkk yang berlangsung. Jika dikaitkan dengan dimensi budaya
politik maka dimensi pertama yang membedakan antara budaya politik parokial dan
budaya partisipan. Di mana tingkat pengetahuan masyarakat mengenai sistem politik
negara, seperti pengetahuan tentang sejarah, letak geografis, dan konstitusi negara.
Selain itu pada pemahaman masyarakat mengenai struktur dan peran pemerintah
dalam membuat kebijakan, penguatan kebijakan yang meliputi masukan opini dari
masyarakat dan media massa kepada pemerintah. Partisipasi masyarakat dalam budaya
politik parokial sangat bergantung pada pemimpinnya sedangkan dalam budaya politik
partisipan masyarakat sudah ikut terlibat dalam sistem politik pemerintahan.
4. Menurut hemat saya, dalam menjalankan pemerintahan sekarang ini, pemerintahan
masih mengedepankan hubungan patron-klien. Hal itu masih sangat dipengaruhi oleh
budaya politik tradisioanl yang berkembang dalam masyarakat kita. Namun, sejalan
dengan perkembangan zaman, sistem ini mulai diminimalisir karena pengetahuan dan
pemahaman masyarakat akan budaya politik semakin maju. Hal itu ditunjukkan lewat
partisipasi masyarakat dalam menentukan pemimpinnya, dan kebijakan dalam
pembangunan negara.
5. Hubungan antara budaya politik dan partisipasi politik terletak pada sistem nilai
bersama yang berkembang dalam suatu masyarakat yang memiliki kesadaran untuk
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan kolektif dan penentuan kebijakan publik
untuk masyarakat seluruhnya.
6. Orientasi politik menurut Almond dan Verba sebagai berikut:
- Orientasi kognitif merupakan pengetahuan masyarakat tentang sistem politik, peran,
dan segala kewajibannya. Termasuk di dalamnya adalah pengetahuan mengenai
kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah.
- Orientasi afektif, merupakan perasaan masyarakat terhadap sistem politik dan
perannya, serta para aktor dan penampilannya. Perasaan masyarakat ini bisa saja
merupakan perasaan untuk menolak atau menerima sistem politik atau kebijakan
yang dibuat.
- Orientasi evaluatif, merupakan keputusan dan pendapat masyarakat tentang objek-
objek politik yang secara tipikal melibatkan nilai moral yang ada dalam masyarakat
dengan kriteria informasi dan perasaan yang mereka miliki.
Dari ketiga orientasi politik ini, Almond dan Verba mengidentifikasi tiga objek yang
dituju dalam orientasi politik. Ketiga objek dari orientasi politik tersebut adalah:
- Peran atau struktur dari sebuah institusi politik. Contohnya adalah peran atau
struktur badan legislatif (DPR) dan eksekutif (pemerintah) atau birokrasi. Yang dituju
pada objek ini adalah lebih pada institusinya buka aktor atau orangnya.
- Para pemegang jabatan atau aktor dari sebuah institusi negara seperti pemimpin
monarki, legislator, dan administrator. Yang dituju pada objek kedua ini justru pada
aktor atau orangnya.
- Kebijakan atau keputusan, penguatan keputusan yang dibuat oleh para aktor di
dalam negara. Yang dituju pada objek ketiga ini adalah produk dari aktor-aktor
politik.
7. Tidak mungkin suatu masyarakat memiliki budaya politik. Karena budaya politik
merupakan dimensi psikologis dari ssitem politik. Budaya politik juga merupakan kultur
politik yang berkembang dan dipraktikkan oleh suatu masyarakat tertentu. Dalam
setiap masyarakat, terdapat budaya politik yang menggambarkan pandangan mereka
mengenai proses politik yang berlangsung di lingkungannya sendiri. Jadi dapat
disimpulkan bahwa suatu masyarakat tidak mungkin tidak ada budaya politik.
8. (Jawaban untuk nomor 8 disesuaikan dengan artikel di koran atau internet)
9. Negara sangat berperan dalam membentuk partisipasi politik masyarakatnya.
Contohnya, pada masa pemerintahan Orde Baru terjadi pembatasan politik terhadap
masyarakat. Sehingga masyarakat menerima begitu saja apa yang menjadi keputusan
pemerintah atau negara. Meskipun negara membatasi partisipasi politik, namun ada
beberapa keadaan di mana para pemimpin pemeritanhan mengambil jalan lain dan
berusaha untuk mengerahkan kelompok-kelompok politik baru untuk menunjang
kedudukan mereka. Beberapa peristiwa perluasan partisipasi politik yang paling
menonjol sesungguhnya adalah telah terjadi dalam beberapa keadaan di mana pihak
yang mempunyai hasrat juga mempunyai kemampuan. Selian itu, negara sebagai suatu
organisasi merupakan satu sistem politik yang menyangkut proses penentu dan
pelaksana tujuan tertentu. Untuk mencapai tujuan tersebut, setiap insan politik harus
dapat menunjukkan partisipasinya dalam kegiatan yagn berkatain hak warga negara,
yang bertujuan untuk ikut mempengaruhi pengambilan keputusan oleh pemerintah. Hal
itu dapat dilihat dari terbentuknya organisasi-organisasi politik dan organisasi
masyarakat, lahirnya kelompok-kelompok kepentingan, kelompok-kelompok penekan
dan LSM, pelaksanaan Pemilu dan munculnya kelompok-kelompok kontemporer.
10. Syarat ideal menuju budaya politik yang demokratis adalah menempatkan rakyat
sebagai pemegang kedaulatan tertinggi. Rakyat bukan lagi menjadi objek tetapi
menjadi subjek dari sebuah negara. Karena dengan dengan mengembangkan budaya
politik demokratis diharapkan seluruh rakyat dapat memiliki peran yang lebih aktif
dalam menentukan nasib bangsa ke depan. Dengan mengembalikan kedaulatan negara
pada rakyat, maka para pemegang kekuasaan tidak lagi dipandang sebagai tuan yang
harus dilayani. Sebaliknya, mereka adalah pelayan yang harus melayani semua
kebutuhan rakyat.
BAB 2
A. Pilihan Ganda
1. a
2. b
3. c
4. a
5. a
6. c
7. a
8. b
9. c
10. a
B. Esai
1. Masyarakat madani dapat didefinisikan sebagai suatu
masyarakat yang beradab dalam membangun, menjalani, dan memaknai
kehidupannya. Untuk mencapai tata masyarakat seperiti ini, persyaratan yang harus
dipenuhi antara lain adanya keterlibatan dalam pengambilan keputusan yang
menyangkut kepentingan bersama, kontrol masyarakat dalam jalannya proses
pemerintahan, serta keterlibatan dan kemerdekaan masyarakat dalam memilih
pemimpinnya.
Ciri-ciri masyarakat madani sebagai berikut:
Free public sphere (ruang publik yang bebas)
Ruang publik diartikan sebagai wilayah di mana masyarakat serbagai warga
negara memiliki akses penuh terhadap setiap kegiatan politik. Warga negara
berhak melakukan kegiatan secara merdeka dalam menyampaikan pendapat,
berserikat, berkumpul serta mempublikasikan informasi kepada publik.
Demokratisasi
Demokratisasi menjamin munculnya masyarakat madani. Karena pelaku politik
daslam suatu negara cenderung menyumbat masyarakat sipil. Mekanisme
demokrasilah yang memiliki kekuatan untuk mengoreksi kecenderungan itu.
Sementara itu, untuk menumbuhkan demokratisasi dibutuhkan kesiapan anggota
masyarakat berupa kesadaran pribadi, kesetaraan, dan kemandirian. Syarat-
syarat tersebut berbanding lurus dengan kesediaan untuk menerima dan memberi
secara berimbang.
Toleransi
Toleransi adalah kesediaan individu untuk menerima pandangan-pandangan
politik dan sikap sosial yang berbeda. Toleransi merupakan sikap yang
dikembangkan dalam masyarakat madani untuk menunjukkan sikap saling
menghargai dan menghormati pendapat serta aktivitas yang dilakukan oleh orang
atau kelompok masyarakat lain yang berbeda.
Pluralisme
Pluralisme adalah sikap mengakui dan menerima kenyataan masyarakat yang
majemuk disertai sikap tulus bahwa kemajemukan itu bernilai positif dan
merupakan rahmat Tuhan. Oleh karena itu, tidak ada masyarakat yang tunggal,
monolitik, sama, dan sebangun dalam segala segi.
Keadilan sosial
Keadilan sosial yang dimaksud adalah keseimbangan dan pembagian yang
proporsional antara hak dan kewajiban setiap warga negara yang mencakup
seluruh aspek kehidupan. Ini memungkinkan jika tidak adanya monopoli dan
pemusatan salah satu aspek kehidupan pada seseorang atau sekolompok
masyarakat.
Partisipasi sosial
Partisipasi sosial yagn benarb-enar bersih dari rekayasa merupakan awal yang
baik bagi terciptanya masyarakat madani. Partisipasi sosial yang bersih dapat
terjadi apabila tersedia iklim yang memungkinkan otonomi individu terjaga.
Antitesis dari masyarakat madani adalah tirani yang memasung kehidupan bagnsa
secara kultural dan struktural, serta menempatkan cara-cara manipulatif dan
represif sebagai instrumen sosialnya.
Supremasi hukum
Penghargaan terhadap supremasi hukum merupakan jaminan terciptanya
keadilan. Keadilan harus diposisikan secara netral. Artinya, tidak ada
pengecualian untuk memperoleh kebenaran di atas hukum. Ini bisa terjadi
apabila terdapat komitmen yang kuat antarkomponen bangsa untuk saling
mengikat diri dalam sistem dan mekanisme yang disepakati bersama. Demokrasi
tanpa didukung oleh penghargaan terhadap tegaknya hukum akan mengarah pada
dominasi mayoritas yang pada gilirannya menghilangkan rasa keadilan bagi
kelompok mayoritas.
Dilihat dari ciri-ciri masyarakat madani di atas, semua ciri itu sudah ada dalam
masyarakat Indonesia. Di mana setiap ciri sudah memberi ciri khas bagi bangsa
Indonesia. Free public sphere atau ruang publik yang bebas bagi masyarakat sangat
terbuka bagi masyarakat untuk menyampaikan pendapat seperti adanya kebebasan
pers, berserikat atau berkumpul. Dalam proses demokratisasi, adanya keterlibatan
masyarakat Pemilu atau pemilihan umum. Toleransi, dan pluralisme sudah nampak
dalam kehidupan bangsa Indonesia. Masyarakat saling menghormati satu sama
meskipun pandangan politik, agama, ras, sukunya berbeda. Sedangkan partisipasi
sosial dan supremasi hukum pun mulai ditegakkan. Sebagai contoh, muncul
peraturan perundang-undangan yang mengatur kehidupan bangsa. Namun, yang
masih dipertanyakan adalah ciri keadilan sosial karena keadilan sosial ini masih
dalam proses perjuangan yang panjang. Karena masih ada masyarakata yang kaya
dan miskin.
b. Demokratisasi
Untuk menumbuhkan demokratisasi dibutuhkan kesiapan anggota masyarakat
berupa kesadaran pribadi, kesetaraan, dan kemandirian. Syarat-syarat tersebut
berbanding lurus secara berimbang. Dengan demikian, mekanisme demokrasi
antarkomponen bangsa, terutama pelaku politik praktis, merupakan bagian yang
terpenting dalam menuju masyarakat madani.
c. Toleransi
Toleransi adalah kesediaan individu untuk menerima pandangan-pandangan
politik dan sikap sosial yang berbeda.
d. Pluralisme
Pluralisme adaslah sikap mengakui dan menerima kenyataan masyarakat yang
majemuk disertai sikap tulus bahwa kemajemukan itu bernilai positif dan
merupakan rahmat Tuhan.
e. Keadilan sosial
Keadilan sosial yang dimaksud adalah keseimbangan dan pembagian yang
proporsional antara hak dan kewajiban setiap warga negara yang mencakup
seluruh aspek kehidupan.
f. Partisipasi sosial
Partisipasi sosial yang benar-benar bersih dari rekayasa merupakan awal yang
baik bagi terciptanya masyarakat madani. Partisipasi sosial yang bersih dapat
terjadi apabila tersedia iklim yang memungkinkan otonomi individu terjaga.
g. Supremasi hukum
Penghargaan terhadap hukum merupakan jaminan terciptanya keadilan. Keadilan
harus diposisikan secara netral. Artinya, tidak ada pengecualian untuk
memperoleh kebenaran atas hukum.
BAB 3
A. Pilihan Ganda
1. a
2. e
3. c
4. b
5. a
6. e
7. d
8. a
9. b
10. a
B. Esai
1. Pernyataan UUD 1945 tentang keadilan sebagai berikut:
Keadilan yang dimaksud adalah memberi hak peada yang berhak menerimanya.
Dalam hal ini, menurut UUD 1945 adalah rakyat yang berhak menerima apa yang
menjadi haknya. Seperti pernyataan dalam pasal 34 UUD 1945, menyatakan ”Fakir
miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara. Yang dimaksud dengan
fakir miskin adalah orang yang sama sekali tidak mempunyai sumber mata
pencaharian dan tidak mempunyai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pokok
yang layak bagi kemanusiaan.
5. Privatisasi BUMN dilakukan pemerintah belakangan ini menurut hemat saya tidak
sesuai dengan pasal 33 UUD 1945. Karena kemakmuran masyarakat sebenarnya lebih
diutamakan dalam penjelasan pasal tersebut, bukan kemakmuran perorangan. Jika
dilakukan privatisasi BUMN maka upaya untuk mensejahterakan rakyat semakin
berkurang karena sumber untuk mensejahterakan rakyat sudah berada di pihak
privat bukan pemerintah.
6. Ada kaitan erat antara birokrasi pemerintah yang akuntabel dan peningkatan
pertumbuhan ekonomi. Karena akuntabilitas dalam birokrasi dimaksudkan bahwa
setiap aktivitas dan penggunaan dana yang dilakukan oleh pemerintah dan
pembangunan harus dapat dipertanggung jawabkan. Akuntabilitas sebagai
perwujudan good governance dapat berbentuk akuntalibitas program, keuangan, dan
politik. Upaya peningkatan birokrasi pemerintah yang akuntabel berkaitan erat
dengan pertumbuhan ekonomi nasional sebagai pelaksanaan tanggung jawab
pemerintah atas tuntutan publik, baik dalam statusnya sebagai warga negara
maupun sebagai pembayar pajak. Pemerintah yang akuntabel memiliki daya tanggap
yang tinggi terhadap kebutuhan dan kepentingan masyarakat. Hubungan yang erat
terdapat pada pengelolaan birokrasi yang efisien dan efektif yang menjadi syarat
terpenting dalam penyediaan pelayanan publik yang memiliki kualitas tinggi dengan
harga yang murah dan terjangkau oleh masyarakat.
7. Persamaan antara birokrasi pada zaman kolonial dan pada masa sekarang ini sebagai
berikut;
- Birokrasi menjadi alat dan sarana yang efektif untuk menguasai rakyat. Birokrasi
baik pemerintah kolonial maupun pemerintah Indonesia selalu mendominasi
rakyat melalui kekuasaan yang disandang sehingga terbentuk hubungan yang
tidak imbang antara pemerintah yang berkuasa dan rakyat yang dikuasai.
- Peranan rakyat terhadap eksistensi birokrasi pemerintah kurang memperoleh
perhatian dan penekanan dalam kehidupan negara. Mereka yang menjabat
memiliki kekuasaan yang tidak dimiliki oleh rakyat.
- Perilaku birokrasi selalu diwarnai dengan sikap sopan yang harus dilakukan oleh
orang yang kekuasaannya lebih rendah.
- Birokrasi menjadi alat penguasa yang tidak mungkin netral dari kepentingan
politik penguasa.
8. Prasyarat yang dibutuhkan untuk terwujudnya pemerintah yang transparan:
a. Kontrol internal penyelenggara negara berupa penanaman keimanan yang
berdimensi akhlak atau moral individu penyelenggara negara.
b. Perbaikan kontrol masyarakat. Masyarakat harus peduli terhadap tindak
korupsi yang dilakukan anggota masyarakat dan penyelenggara negara.
c. Perbaikan budaya yang kondusif, dengan cara memperbaiki budaya yang
sudah rusak, misalnya budaya yang menganggap pejabat kaya raja adalah
lumrah, budaya takut mengkritik, dan budaya takut mengontrol.
d. Perbaikan sistem politik yang menciptakan keterbukaan dan melibatkan
kontrol masyarakat dalam penyelenggaraan negara.
10. Parameter yang dapat dijadikan ukuran pemerintah telah mewujudkan keadilan dan
kesejahteraan pada dasarnya diperulkan jaminan UU, bantuan dan rehabilitasi sosial,
proses pemberian bantuan, jaring pengaman sosial, partisipasi masyarakat,
transparansi, dan hak serta kewajiban dalam jaminan kesejahteraan sosial.
BAB 4
A. Pilihan Ganda
1. e
2. e
3. c
4. b
5. a
6. c
7. a
8. a
9. b
10. e
B. Esai
1. Hubungan internasional memiliki implikasi hak dan kewajiban negara yang melakukan
hubungan karena hubungan internasional diperlukan demi kepentingan nasional yang
meliputi kepentingan ekonomi, politik, sosial, budaya, pertahanan keamanan, dan
kedaulatan wilayah. Konsep kepentingan nasional merupakan dasar untuk
menjelaskan perilaku luar negeri suatu negara. Kepentingan nasional juga dapat
dijelaskan sebagai suatu tujuan fundamental dan faktor penentu akhir yang
mengarahkan para pembuat keputusan dari suatu negara dalam merumuskan
kebijakan luar negerinya. Selain itu, hubungan internasional berdampak pada hak dan
kewajiban negara tersebut guna memelihara perdamaian dunia yang meliputi
penyelesaian konflik secara damai, dan membuat perjanjian damai.
2. Menurut hemat saya, diplomasi yang dilakukan oleh Indonesia untuk memperbaiki
citra bangsa Indonesia di mata internasional adalah Indonesia harus bersifat netral,
terlepas dari nilai-nilai apakah bermoral atau tidak bermoral. Penggunaan dan nilai-
nilai diplomasi harus sesuai dengan tujuan, kemampuan, dan kemahiran pelaksanaan.
Maka kementerian luar negeri, kedutaan besar, atau konsulat yang mewakili negara
perlu melakukan pendekatan-pendekatan persuasif dengan negara-negara yang akan
diadakan kerja sama. Mereka harus membangun citra atau image yang baik tentang
Indonesia.
4. Peranan ASEAN dalam penyelesaian masalah internasional saat ini sebagai berikut:
a. ASEAN Regional Forum (ARF)
Keanggotaan ARFsemakin meluas, mulai dari 10 negara ASEAN, Amerika Seritak,
Australia, RRC, India, Jepang, Kanada, Korea Selatan, Selandia Baru, Rusia, dan
Uni Eropa, serta Papua Niugini dan Mongolia, sebagai peninjau ARF. Dalam ARF
ASEAN tetap memegang peranan penting. Tujuan dari ARF ini adalah
meningkatkan kerja sama politik dan keamanan di Asia Pasifik.
b. ASEAN memelopori Perjanjian Persahbatan dan Kerja sama di Asia
Tenggara (TAC.
Pada kesempatan ini, Jepang dan Pakistan juga turut menandatangani Perjanjian
Persahabatan dan Kerja Sama di Asia Tenggara (TAC) pada tanggal 2 Juli 2004.
Para Menteri Luar Negeri ASEAN dalam komunike bersama mendorong negara-
negara non-Asia Tenggara lailn turut menandatangani TAC.
c. Peranan ASEAN dalam masalah Asia Timur
ASEAN hanya dapat melakukan lobi-lobi dan diplomasi dalam momen penting
negara-negara ASEAN seperti KTT Asia-Afrika dan pertemuan-pertemuan lainnya.
5. Yang saya ketahuai tentang WTO adalah salah satu organisasi antarpemerintah yang
anggotanya terdiri dari delegasi resmi pemerintah negara-negara yang berhubungan
dengan perdagangan dunia. Dampaknya terhadap Indonesia, lewat organisasi
perdagangan dunia, berbagai produk yang dihasilkan oleh Indonesia dapat dipasarkan
atau dikenal di luar negeri. Semakin banyak orang mengenal kekayaan Indonesia dan
banyak investor ingin menanamkan modalnya di Indonesia. Selain itu, banyak produk-
produk dari luar negeri bebas diperdagangkan di Indonesia. Namun di sisi lain, dengan
adanya era perdagangan dunia ini, produk-produk Indonesia kadang-kadang kalah
saing dengan produk-produk dari luar negeri. Dan juga orang-orang Indonesia mulai
merasa gengsi kalau menggunakan produk dalam negeri. Mereka merasa menggunakan
produk luar negeri lebih bermutu daripada produk dalam negeri. Jadi pengaruh WTO
di satu sisi membawa dampak positif tetapi di sisi lain membawa dampak negatif.
6. Tahap-tahap perjanjian internasional selalu berpedoman pada Konvensi Wna 1969
tentang Hukum Perjanjian Internasional. Dalam Konvensi itu disebutkan tahapan
dalam pembuatan perjanjian internasional, baik perjanjian bilateral maupun
perjanjian multilateral. Tahap-tahap perjanjian internasional sebagai berikut:
a. Perundingan (Negotiation)
Perundingan merupakan perjanjian tahap pertama antarpihak/negara tentang
objek tertentu. Jika belum pernah ada perjanjian yang dibuat oleh subjek yang
akan membuat perjanjian, maka terlebih dahulu diadakan penjajakan (survei)
atau pembicaraan pendahuluan oleh masing-masing pihak yang berkepentingan.
Pada tahap negosiasi atau perundingan dapat diwakili oleh pejabat dengan
menunjukkan surat kuasa penuh (fullpowers). Negosiasi bisa dilakukan oleh
kepala negara, kepala pemerintahan, menteri luar negeri, atau duta besar. Jika
ada kepercayaan dan kesepakatan maka ditindak lanjuti dengan tahapan kedua.
b. Penandatanganan (Signature)
Untuk perjanjian yang bersifat bilateral, perjanjian internasional biasanya
dilakukan oleh para menteri luar negeri (menlu) atau kepala pemerintahan.
Untuk perjanjian multilateral, penandatangan teks perjanjian sudah dianggap
sah jika 2/3 suara peserta yang hadir memberikan suara, kecuali jika ditentukan
lain. Namun, perjanjian belum dapat diberlakukan oleh masing-masing negara,
sebelum diratifikasi oleh masing-masing negara.
c. Pengesahan (Ratification)
Penandatangan atas perjanjian hanya bersifat sementara dan masih harus
dikuatkan dengan pengesahan atau penguatan. Inilah yang siebut dengan
ratifikasi. Ratifikasi merupakan suatu cara yang sudah melembaga dalam
kegiatan perjanjian internasional. Adanya ratifikasi memberi keyakinan pada
lembaga-lembaga perwakilan rakyat bahwa wakil yang menandatangani suatu
perjanjian tidak melakukan hal-hal yang bertentangan dengan kepentingan
umum dan tidak merugikan rakyatnya. Suatu negara mengikatkan diri pada suatu
perjanjian dengan syarat apabila telah disahkan oleh badan yang berwenang di
negaranya.
Contoh perjanjian internasional Indonesia dengan negara lain yang sudah
diratifikasi:
- Kerja sama RI – Kanada dalam bidang pembangunan. Kerja sama dengan
Pemerintah Kanada meliputi proyek-proyek bantuan teknik dan buka
merupakan proyek-proyek konstruksi atua pengadaan peralatan. Oleh karena
itu, komponen pengiriman tenaga ahli dan studi kebijaksanaan/seminar
cukup besar.
- Kerja sama RI – RRC dalam bidang pertanian. Kerja sama bilateral bidang
pertanian (termasuk perikanan) dengan RRC didasari oleh beberapa
kesepakatan seperti Minutes of Talk, Record of Discussion of the First Meeting
between Indonesia and the People’s Republic of China on Fisheries Issue dan
lain sebagainya.
- Kerja sama dengan pemerintah Iran terutama dalam bidang kebudayaan dan
pariwisata.
- Kerja sama Kanada dengan beberapa negara ASEAN.
- RI – ASEAN
- Arab Saudi dengan negara-negara Teluk.
7. Menurut hemat saya, masuk menjadi anggota PBB bukan merupakan syarat mutlak
bagi Indonesia untuk eksis dalam pergaulan internasional. Sebagai contoh pada masa
pemerintahan Presiden Soekarno, negara Indonesia masih tetap eksis melakukan kerja
sama dengan negara-negara lain. Indonesia masih bekerja sama dengan Filipina,
Singapura, dan negara-negara lain. Selain itu, keterlibatan PBB akhir-akhir ini
dipertanyakan setelah Amerika melakukan invansi ke Irak. Amerika sebagai salah satu
negara anggota PBB tidak menjaga perdamaian tetapi bahkan menciptakan
peperangan yang berkepanjangan di Irak.
8. Organisasi internasional nonpemerintah yang saya ketahui adalah Palang Merah
Internasional (PMI). Organisasi ini biasanya bergerak di bidang kemanusiaan ketika
terjadi bencana di sebuah negara. Organisasi selalu siap membantu negara yang
mengalami bencana tersebut. Biasanya organisasi ini bergerak dalam bidang
kemanusiaan. Mereka menolong atau membantu orang-orang yang terkena bencana.
Orang-orang yang masuk dalam organisasi ini dilindungi oleh lembaga yang
berwewenang.
9. Kerja sama internasional antara Indonesia dan Iran terjadi dalam bidang kebudayaan
dan pariwisata. Cultural Agreement ditandatangani pada tanggal 27 April 1971. Draft
kerja sama itu dibuat kembali dan ditandatangani kembali pada tanggal 10 Mei 2006
pada saat Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad berkunjung ke Indonesia.
Penandatanganan draf dilakukan oleh Sekjen Depbudpar, Dr. Sapta Nirwandar, serta
Deputi Menteri untuk Asia Pasifik dan CIS dari Kementerian Luar Negeri Iran, Mehdi
Safari.
Untuk bidang kepariwisataan, kerja sama dituangkan dalam MoU on Tourism yang
pernah ditandatangani pada atangal 16 Desember 2002. Sebagai tindak lanjut,
dibentuklah The First Working Group Meeting on Tourism between Indonesia-Iran
yang hasilnya dituangkan dalam bentuk Minutes of Meeting yang ditandatangani pada
tanggal 8 Februari 2006. Pertemuan Menbudpar dengan Presiden Iran menghasilkan
kesepakatan-kesepakatan berikut:
a. Dalam Working Group Meeting telah dibicarakan upaya-upaya
peningkatan kerja sama bidang kebudayaan dan pariwisata.
b. Hubungan baik selama ini diharapkan dapat ditingkatkan dari
hubungan kerja sama bilateral menjadi kerja sama regional dan internasional.
c. Pemerintah Iran menyampaikan ucapan terimakasihnya atas
dukungan Pemerintah Indonesia terhadap usaha Iran memperoleh haknya dalam
pembangunan ilmu pengetahuan.
d. Indonesia dan Iran sepakat untuk mengembangkan kerja sama
investasi di bidang spa dan pembuatan film.
e. Pemerintah Iran berharap agar Pemerintah Indonesia dapat
memberikan fasilitas visa terhadap wisatawan Iran yang berkunjung ke Indonesia,
sebagaimana yang telah Pemerintah Iran berikan kepada wisatawan Indonesia
yang berkunjung ke Iran. Menbudpar menampung permintaan tersebut dan
menginstruksikan pada unit-unit terkait untuk disampaikan pada instansi yang
berwenang.
f. Wakil presiden Iran mengundang Menbudpar untuk berkunjung ke
Iran.
10. Menurut pendapat saya, hubungan kerja sama di antara enam negara tersebut harus
diterapkan secara serius lewat penegakan hukum. Jika tidak maka human trafficking
akan terus berlanjut. Maka yang harus dilakukan oleh keenam negara dan pemerintah
tersebut membentuk sebuah perjanjian yang harus diaplikasikan dalam kehidupan
bersama.
BAB 5
A. Pilihan Ganda
1. c
2. b
3. e
4. c
5. a
6. c
7. c
8. c
9. c
10. a
B. Esai
1. Tiga macam perjanjian yang telah menjadi hukum internasional yang bersifat umum
antara lain:
a. Negara
Negara merupakan subjek hukum internasional dalam arti yang klasik. Artinya,
semenjak lahirnya hukum internasional, negara sudah diakui sebagai subjek
hukum internasional. Bahkan , hingga sekarang pun, masih ada anggapan bahwa
hukum internasional pada hakikatnya adalah hukum antar negara.
b. Takhta Suci
Takhta Suci (Vatikan) merupakan subjek hukum internasional. Hal ini merupakan
peninggalan sejarah masa lalu. Ketika itu, Paus bukan hanya merupakan kepala
Gereja Roma, tetapi memiliki pula kekuasaan duniawi. Hingga sekarang, takhta
suci mempunyai perwakilan diplomatik di banyak ibukota negara. Takhta suci
merupakan suatu subjek hukum dalam arti yang penuh. Ia mempunyai kedudukan
sejajar dengan negara.
c. Palang Merah Internasional
Palanga Merah Internasional mempunyai tempat tersendiri dalam sejarah hukum
internasional. Kedudukan Palang Merah Internasional sebagai subjek hukum
internasional, lahir karena sejarah masa lalu. Pada umumnya, kini Palang Merah
Internasional diakui sebagai organisasi internasional yang memiliki kedudukan
sebagai subjek hukum internasional, walaupun ruang lingkupnya terbatas.
2. Indonesia sebenarnya, tidak berhak kehilangan kehilangan Pulau Sipadan dan Ligitan
hanya karena kepatuhan Indonesia pada hukum internasional yang telah mengatur
perbatasan tersebut. Jika Indonesia dapat membuktikan catatan sejarah atau
budaya, posisi strategis, atau sumber daya ekonomi, misalnya adanya minyak bumi
atau air tanah maka Indonesia tidak perlu kehilangan Pulau Sipadan dan Ligitan.
3. Indonesia berhak memiliki Blok Ambalat dan memanfaatkan sumber daya alam yang
terdapat di dalamnya karena dilihat dari posisi, batas, dan sumber daya alamnya,
Blok Ambalat termasuk dalam wilayah negara Indonesia. Maka Indonesia berhak
memiliki Blok Ambalat.
4. Jika terjadi pergeseran patok pada batas wilayah darat antara RI dan Malaysia, maka
kasus tersebut termasuk sengketa teritorial karena suatu negara Malaysia mengkalim
sebuah wilayah itu berada di wilayahnya. Jenis sengketa ini sering terjadi karena
alasan budaya dan sejarah. Kelompok budaya tertentu mungkin telah menempati
sebuah daerah dalam jangka waktu yang lamadan mendasarkan klaim mereka atas
wilayah tersebut.
8. Kawasan Asia Pasifik lebih stabil bila dibandingkan dengan kawasan Timur Tengah
karena sengketa mengenai batas negara yang muncul ketika suatu negara mengklaim
daerah di suatu negara yang berdekatan karena hal-hal tertentu yang dimiliki oleh
daerah tersebut. Hal tersebut meliputi catatan sejarah atau budaya, posisi strategis,
atau sumber daya ekonomi, misalnya adanya minyak bumi atau air tanah. Misalnya,
sengketa antara Israel dan Palestina, antara Israel dan Lebanon dan lain sebagainya.
Sengketa seperti ini membuat wilayah atau kawasan Timur Tengah menjadi tidak
stabil. Sedangkan kawasan Asia Pasifik lebih stabil karena batas wilayah, budaya,
dan sumber daya alam jelas dibatasi secara jelas dan pasti. Semuanya dilakukan
lewat perjanjian yang tegas.
10. Terorisme dianggap sebagai kejahatan yang lintas batas negara karena dewasa ini
aksi terorisme yang semakin mengancam keamanan negara dan penggunaan senjata
nuklir. Negara-negara di dunia, terutama Perserikatan Bangsa-Bangsa, perlu
menahan diri untuk tidak mengorganisasi, menganjurkan, membantu, mengambil
inisiatif, atau berperang dalam aksi-aksi terorisme. Karena perang terhadap
terorisme harus dilakukan secara hati-hati karena masih banyak negara yang tidak
peduli terhadap kejahatan terorisme.