You are on page 1of 13

DASAR LEGAL BIMBINGAN DAN KONSELING

A. Undang-Undang No : 2 / 1989 : Sitem Pendidikan Nasional


 Pasal 1 Ayat 1 : Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta
didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/ atau latihan bagi
perannya di masa yang akan datang
 Pasal 1 Ayat 8 : Tenaga pendidikan adalah anggota masyarakat yang
bertugas membimbing , mengajar dan / atau melatih peserta didik
B. Peraturan Pemerintah
1. PP No. 28 / 1990 : Pendidikan Dasar
BAB X
Pasal 25 Ayat 1: Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada
siswa dalam rangka upaya menemukanpribadi, mengenal
lingkungan dan merencanakan masa depan
Ayat 2: Bimbingan diberikan oleh Guru Pemimbing
Ayat 3: Pelaksanaan ketentuan sebagaimana yang dimaksud
Ayat (1) dan Ayat (2) diatur oleh Menteri
2. PP No. 29 / 1990 : Pendidikan Menengah
BAB X
Pasal 27 Ayat 1: Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada
siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal
lingkungan dan merencanakan masa depan
Ayat 2: Bimbingan diberikan oleh Guru Pemimbing
3. PP No.74 / 2008 : Tugas Guru BK / Konselor dan Pengawas
Bimbingan dan Konseling
a. Tugas Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor
Guru bimbingan dan konseling/konselor memiliki tugas, tanggungjawab,
wewenang dalam pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling
terhadap peserta didik. Tugas guru bimbingan dan konseling/konselor
terkait dengan pengembangan diri peserta didik yang sesuai dengan
kebutuhan, potensi, bakat, minat, dan kepribadian peserta didik di
sekolah/madrasah.
Tugas guru bimbingan dan konseling/konselor yaitu membantu peserta
didik dalam:
1) Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang
membantu peserta didik dalam memahami, menilai bakat dan minat.
2) Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang
membantu peserta didik dalam memahami dan menilai serta
mengembangkan kemampuan hubungan sosial dan industrial yang
harmonis, dinamis, berkeadilan dan bermartabat.
3) Pengembangan kemampuan belajar, yaitu bidang pelayanan yang
membantu peserta didik mengembangkan kemampuan belajar untuk
mengikuti pendidikan sekolah/madrasah secara mandiri.
4) Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu
peserta didik dalam memahami dan menilai informasi, serta memilih
dan mengambil keputusan karir.
Jenis layanan yang diberikan oleh guru bimbingan dan
konseling/konselor adalah sebagai berikut:
1) Layanan orientasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik
memahami lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah/ madrasah
dan obyek-obyek yang dipelajari, untuk menyesuaikan diri serta
mempermudah dan memperlancar peran peserta didik di lingkungan
yang baru.
2) Layanan informasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik
menerima dan memahami berbagai informasi diri, sosial, belajar,
karir/jabatan, dan pendidikan lanjutan.
3) Layanan penempatan dan penyaluran, yaitu layanan yang membantu
peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat di
dalam kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi, program
latihan, magang, dan kegiatan ekstra kurikuler.
4) Layanan penguasaan konten, yaitu layanan yang membantu peserta
didik menguasai konten tertentu, terutama kompetensi dan atau
kebiasaan yang berguna dalam kehidupan di sekolah/madrasah,
keluarga, industri dan masyarakat.
5) Layanan konseling perorangan, yaitu layanan yang membantu
peserta didik dalam mengentaskan masalah pribadinya.
6) Layanan bimbingan kelompok, yaitu layanan yang membantu
peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan hubungan
sosial, kegiatan belajar, karir/jabatan, dan pengambilan keputusan,
serta melakukan kegiatan tertentu melalui dinamika kelompok.
7) Layanan konseling kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta
didik dalam pembahasan dan pengentasan masalah pribadi melalui
dinamika kelompok.
8) Layanan konsultasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik dan
atau pihak lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-
cara yang perlu dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau
masalah peserta didik
9) Layanan mediasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik
menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki hubungan antar
mereka.
Kegiatan-kegiatan layanan tersebut didukung oleh:
1) Aplikasi instrumentasi, yaitu kegiatan mengumpulkan data tentang
diri peserta didik dan lingkungannya, melalui aplikasi berbagai
instrumen, baik tes maupun nontes.
2) Himpunan data, yaitu kegiatan menghimpun data yang relevan
dengan pengembangan peserta didik, yang diselenggarakan secara
berkelanjutan, sistematis, komprehensif, terpadu dan bersifat
rahasia.
3) Konferensi kasus, yaitu kegiatan membahas permasalahan peserta
didik dalam pertemuan khusus yang dihadiri oleh pihak-pihak yang
dapat memberikan data, kemudahan dan komitmen bagi
terentaskannya masalah peserta didik, yang bersifat terbatas dan
tertutup.
4) Kunjungan rumah, yaitu kegiatan memperoleh data, kemudahan dan
komitmen bagi terentaskannya masalah peserta didik melalui
pertemuan dengan orang tua atau keluarganya.
5) Tampilan kepustakaan, yaitu kegiatan menyediakan berbagai bahan
pustaka yang dapat digunakan peserta didik dalam pengembangan
pribadi, kemampuan sosial, kegiatan belajar, dan karir/jabatan.
6) Alih tangan kasus, yaitu kegiatan untuk memindahkan penanganan
masalah peserta didik ke pihak lain sesuai keahlian dan
kewenangannya.
Beban Kerja Minimum Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor
Beban kerja guru bimbingan dan konseling/konselor adalah mengampu
bimbingan dan konseling paling sedikit 150 (seratus lima puluh) peserta
didik dan paling banyak 250 (dua ratus lima puluh) peserta didik per
tahun pada satu atau lebih satuan pendidikan yang dilaksanakan dalam
bentuk layanan tatap muka terjadwal di kelas untuk layanan klasikal
dan/atau di luar kelas untuk layanan perorangan atau kelompok bagi
yang dianggap perlu dan yang memerlukan. Sedangkan beban kerja
guru yang diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah/madrasah
membimbing 40 (empat puluh) peserta didik dan guru yang diberi tugas
tambahan sebagai wakil kepala sekolah/madrasah membimbing 80
(delapan puluh) peserta
b. Tugas Pengawas Bimbingan dan Konseling
Lingkup kerja pengawas bimbingan dan konseling untuk melaksanakan
tugas pokok diatur sebagai berikut:
1) Ekuivalensi kegiatan kerja pengawas bimbingan dan konseling
terhadap 24 (dua puluh empat) jam tatap muka menggunakan
pendekatan jumlah guru yang dibina di satu atau beberapa sekolah
pada jenjang pendidikan yang sama atau jenjang pendidikan yang
berbeda.
2) Jumlah guru yang harus dibina untuk pengawas bimbingan dan
konseling paling sedikit 40 (empat puluh) dan paling banyak 60 guru
BK.
3) Uraian lingkup kerja pengawas bimbingan dan konseling adalah
sebagai berikut.
Penyusunan Program Pengawasan Bimbingan dan Konseling
1) Setiap pengawas baik secara berkelompok maupun secara
perorangan wajib menyusun rencana program pengawasan. Program
pengawasan terdiri atas (1) program pengawasan tahunan, (2)
program pengawasan semester, dan (3) rencana kepengawasan
akademik (RKA).
2) Program pengawasan tahunan pengawas disusun oleh kelompok
pengawas di kabupaten/kota melalui diskusi terprogram. Kegiatan
penyusunan program tahunan ini diperkirakan berlangsung selama 1
(satu) minggu.
3) Program pengawasan semester adalah perencanaan teknis
operasional kegiatan yang dilakukan oleh setiap pengawas pada
setiap sekolah tempat guru binaannya berada. Program tersebut
disusun sebagai penjabaran atas program pengawasan tahunan di
tingkat kabupaten/kota. Kegiatan penyusunan program semester
oleh setiap pengawas ini diperkirakan berlangsung selama 1 (satu)
minggu.
4) Rencana Kepengawasan Bimbingan dan Konseling (RKBK) merupakan
penjabaran dari program semester yang lebih rinci dan sistematis
sesuai dengan aspek/masalah prioritas yang harus segera dilakukan
kegiatan supervisi. Penyusunan RKBK ini diperkirakan berlangsung 1
(satu) minggu.
5) Program tahunan, program semester, dan RKBK sekurang-kurangnya
memuat aspek/masalah, tujuan, indikator keberhasilan,
strategi/metode kerja (teknik supervisi), skenario kegiatan,
sumberdaya yang diperlukan, penilaian dan instrumen pengawasan.
Melaksanakan Pembinaan, Pemantauan dan Penilaian
1) Kegiatan supervisi bimbingan dan konseling meliputi pembinaan dan
pemantauan pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah
merupakan kegiatan dimana terjadi interaksi langsung antara
pengawas dengan guru binaanya,
2) Melaksanakan penilaian adalah menilai kinerja guru dalam
merencanakan, melaksanakan dan menilai proses pembimbingan.
3) Kegiatan ini dilakukan di sekolah binaan, sesuai dengan uraian
kegiatan dan jadwal yang tercantum dalam RKBK yang telah disusun.
Menyusun Laporan Pelaksanaan Program Pengawasan
1) Setiap pengawas membuat laporan dalam bentuk laporan per
sekolah dari seluruh sekolah binaan. Laporan ini lebih ditekankan
kepada pencapaian tujuan dari setiap butir kegiatan pengawasan
sekolah yang telah dilaksanakan pada setiap sekolah binaan,
2) Penyusunan laporan oleh pengawas merupakan upaya untuk
mengkomunikasikan hasil kegiatan atau keterlaksanaan program
yang telah direncanakan,
3) Menyusun laporan pelaksanaan program pengawasan dilakukan oleh
setiap pengawas sekolah dengan segera setelah melaksanakan
pembinaan, pemantauan atau penilaian.
Melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesionalitas guru BK
1) Kegiatan pembimbingan dan pelatihan profesionalitas guru BK
dilaksanakan paling sedikit 3 (tiga) kali dalam satu semester secara
berkelompok di Musyawarah Guru Pembimbing (MGP).
2) Kegiatan dilaksanakan terjadwal baik waktu maupun jumlah jam
yang diperlukan untuk setiap kegiatan sesuai dengan tema atau jenis
keterampilan dan kompetensi yang akan ditingkatkan.
3) Dalam pelatihan diperkenalkan kepada guru cara-cara baru yang
lebih sesuai dalam melaksanakan suatu proses pembimbingan.
Kegiatan pembimbingan dan pelatihan profesionalitas guru BK ini
dapat dilakukan melalui workshop, seminar, observasi, individual dan
group conference.
C. SK MENPAN
1. No. 84 / 1993 : Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya
Pasal 3 : Tugas Pokok Guru, adalah
a. Menyusun program pengajaran, menyajikan program
pengajaran, evaluasi belajar, analisis hasil evaluasi belajar,
serta menyusun program perbaikan dan pengajaran, terhadap
peserta didik yang menjadi tanggung jawabnya , atau
b. Menyusun Program Bimbingan, melaksanakan program
bimbingan, evaluasi pelaksanaan bimbingan, analisis
pelaksanaan bimbingan, dan tindak lanjut dalam program
bimbingan terhadap peserta didik yang menjadi tanggung
jawabnya.
2. No. 118 / 1995 : Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan
Angka Kreditnya
Sebagaimana dimaksdukan dalam angka (1) mempunyai bidang
pengawasan sbb:
a. Bidang pengawasan Taman Kanak-2 / Raudhatul Athfal/ bustanul Athfal,
Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidaiyah / Madrasah Diniyah / Sekola Dasar
Luar Biasa.
b. Bidang Pengawasan Rumpun Mata Pelajaran
c. Bidang Pengawasan Pendidikan Luar Biasa
d. Bidang Pengawasa Bimbingan dan Konseling
D. SKB MENDIKBUD dan KEPALA BAKN
No : 0433 / P / 1993 dan No. 25 Tahun 1993 “Petunjuk Pelaksanaan
Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.”
Pasal 1, ayat :
(4) Guru Pembimbing adalah guru yang mempunyai tugas, tanggung jawab,
wewenang dan hak secara penuh dalam kegiatan BK terhadap sejumlah
peserta didik
(10) Penyusunan program BK adalah membuat rencana Pelayanan BK
dalam bidang bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karir
(11) Pelaksanaan BK adalah melaksanakan fungsi pelayanan ;
pemahaman, pencegahan, pengentasan, pemeliharaan dan
pengembangan dalam bidang bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karir
(12) Evaluasi pelaksanaan BK adalah kegiatan menilai layanan BK dalam
bidang bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karir
(13) Analisis Evaluasi pelaksanaan BK adalah menelaah hasil evaluasi
pelaksanaan BK yang mencakup layanan ; orientasi, informasi,
penempatan dan penyaluran, pembelajaran, konseling individu,
konseling kelompok dan bimbingan kelompok
(14) Tindak Lanjut pelaksanaan BK adalah kegiatan menindaklanjuti
hasil analisis evaluasi layanan ; orientasi, informasi, penempatan dan
penyaluran, pembelajaran, konseling individu, konseling kelompok dan
bimbingan kelompok
Pasal 4, ayat :
(1) Standart prestasi kerja Guru Pratama s.d. Guru Dewasa Tingkat 1 dalam
melaksanakan PBM atau BK:
a. Persiapan program pengajaran/ praktik/ BK
b. Penyajian program pengajaran/ praktik/ BK
c. Evaluasi program pengajaran/ praktik/ BK
(2) Standart prestasi kerja Guru Pembina s.d. Guru Utama, selain tsb. pada
ayat (1) ditambah :
a. Analisis hasil evaluasi pengajaran/ praktik/ BK
b. Penyusunan program pengajaran/ praktik/ BK
c. Evaluasi program pengajaran/ praktik/ BK
(3) Khusus Standart prestasi kerja Guru Kelas, selain tsb. pada ayat (2)
sesuai dengan jenjang jabatannya ditambah melaksanakan program BK
di kelas yang menjad tanggung jawabnya
Pasal 5, ayat :
(1) Jumlah peserta didik yang harus dibimbing oleh seorang GP adalah 150
orang
(4) Kelebihan peserta didik bagi GP yang dapat diberi angka kredit adalah 75
orang berasal dari pelaksanaan program BK
(7) GP yang menjadi Kepala Sekolah, wajib melaksanakan BK terhadap 75
orang peserta didik
(9) Guru sebagaimana tsb Ayat (7) yang menjadi Wakil Kepala Sekolah wajib
melaksanakan BK terhadap 75 orang peserta didik
E. SK MENDIKBUD
No 025/O/1995 : Petunjuk Teknis Ketentuan Pelaksanaan Jabatan
Fungsional Guru dan Angka Kreditnya
1. BK adalah pelayanan bantuan untuk peserta
didik, baik secara perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri
dan berkembang secara optimal, dalam bimbingan ; pribadi, sosial,
belajar, karir, melalui berbagai jenis pelayanan dan kegiatan pendukung
berdasarkan norma-norma yang berlaku.
2. Bimbingan Karir kejuruan adalah bimbingan /
layanan yang diberikan oleh Guru mata Pelajaran Kejuruan, dalam
membentuk sikap dan pengembangan
keahlian profesi peserta didik agar mampu mengantisipasi potensi
lapangan kerja.
3. a. Pada SLTP dan SMU terdapat Guru Mata
Pelajaran dan GP
b.Pada SLTP yang menyelenggarakan program keterampilan dan SMK
terdapat Guru Mata Pelajaran , Guru Praktik dan GP
4. Tugas Guru Pembimbing :
a. Setiap GP diberi tugas BK sekurang-kurangnya terhadap 150 orang
siswa
b. Bagi sekolah yang tidak memiliki GP yang berlatar belakang BK ,maka
guru yang telah mengikuti penataran BK se-kurang-2nya 180 jam dapat
diberi tugas sebagai GP. Penugasan ini bersifat sementara sampai guru
yang ditugasi itu mencapai taraf kemampuan BK se-kurang-2nya setara
D3 atau di sekolah tsb. ada GP yang berlatar belakang minimal D3
bidang BK.
c. Pelaksanaan kegiatan BK dapat diselenggarakan di dalam / di luar jam
pelajaran sekolah . Kegiatan BK di luar sekolah se-banyak-2nya 50 %
dari keseluruhan kegiatan bimbingan untuk seluruh siswa d sekolah itu,
atas persetujuan Kepala Sekolah
d. GP yang tidak memenuhi jumlah siswa yang diberi pelayanan BK diberi
tugas sbb:
(1) Memberikan pelayanan BK di sekolah lain baik negeri maupun
swasta. Penugasan dilakukan secara tertulis oleh pejabat yang
berwenang se-kurang-2nya Kepala Kantor Kabupaten Kotamadya ,
atau
(2) Melakukan kegiatan lain dengan ketentuan bahwa setiap 2 jam
efektif disamakan dengan membimbing 8 orang siswa. Kegiatan lain
tsb. misalnya menjadi pengelola perpustakaan da tugas sejeis yang
ditetapkan Dirjen PDM. Penugasan tsb. dapat diberikan se-banyak-
2nya 12 jam efektif. Kegiatan tsb. tidak dinilai lagi pada unsur
penunjang karena telah digunakan untuk memenuhi jumlah
kewajiban siswa yang harus dibimbing
e. Bagi GP yang jumlah siswa yang dibimbing kurang dari 150 siswa diberi
angkat kredit secara proporsional
f. Bagi GP yang jumlah siswa yang dibimbing > 150 siswa, diberi bonus
angka kredit bimbingan dari butir kegiatan melaksanakan program BK.
Pemberian angka kredit kelebihan siswa yang dibimbing se-banyak-
2nya 75 siswa.
5. Pelaksanaan Kegiatan BK:
Setiap kegiatan menyusun dan melaksanakan program, mengevaluasi,
menganalisis, dan melaksanakan kegiatan tindak lanjut, kegiatannya
meliputi : bidang bimbingan dan layanan serta kegiatan pendukung
F. PERMENDIKNAS (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional)
1. PERMENDIKNAS No.22 / 2006 (Standar Isi Untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah)
2. PERMENDIKNAS No.27 / 2008 : Kualifikasi dan Kompetensi
Konselor
Keberadaan konselor dalam sistem pendidikan nasional dinyatakan
sebagai salah satu kualifikasi pendidik, sejajar dengan kualifikasi guru,
dosen, pamong belajar, tutor, widyaiswara, fasilitator, dan instruktur (UU
No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 6). Masing-masing kualifikasi pendidik,
termasuk konselor, memiliki keunikan konteks tugas dan ekspektasi
kinerja. Standar kualifikasi akademik dan kompetensi konselor
dikembangkan dan dirumuskan atas dasar kerangka pikir yang
menegaskan konteks tugas dan ekspektasi kinerja konselor.
Konteks tugas konselor berada dalam kawasan pelayanan yang bertujuan
mengembangkan potensi dan memandirikan konseli dalam pengambilan
keputusan dan pilihan untuk mewujudkan kehidupan yang produktif,
sejahtera, dan peduli kemaslahatan umum. Pelayanan dimaksud adalah
pelayanan bimbingan dan konseling. Konselor adalah pengampu
pelayanan ahli bimbingan dan konseling, terutama dalam jalur pendidikan
formal dan nonformal.
Ekspektasi kinerja konselor dalam menyelenggarakan pelayanan ahli
bimbingan dan konseling senantiasa digerakkan oleh motif altruistik, sikap
empatik, menghormati keragaman, serta mengutamakan kepentingan
konseli, dengan selalu mencermati dampak jangka panjang dari pelayanan
yang diberikan.
Sosok utuh kompetensi konselor mencakup kompetensi akademik dan
profesional sebagai satu keutuhan. Kompetensi akademik merupakan
landasan ilmiah dari kiat pelaksanaan pelayanan profesional bimbingan
dan konseling. Kompetensi akademik merupakan landasan bagi
pengembangan kompetensi profesional, yang meliputi: (1) memahami
secara mendalam konseli yang dilayani, (2) menguasai landasan dan
kerangka teoretik bimbingan dan konseling, (3) menyelenggarakan
pelayanan bimbingan dan konseling yang memandirikan, dan (4)
mengembangkan pribadi dan profesionalitas konselor secara
berkelanjutan.
Unjuk kerja konselor sangat dipengaruhi oleh kualitas penguasaan ke
empat komptensi tersebut yang dilandasi oleh sikap, nilai, dan
kecenderungan pribadi yang mendukung. Kompetensi akademik dan
profesional konselor secara terintegrasi membangun keutuhan kompetensi
pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.
Pembentukan kompetensi akademik konselor ini merupakan proses
pendidikan formal jenjang strata satu (S-1) bidang Bimbingan dan
Konseling, yang bermuara pada penganugerahan ijazah akademik Sarjana
Pendidikan (S.Pd) bidang Bimbingan dan Konseling. Sedangkan
kompetensi profesional merupakan penguasaan kiat penyelenggaraan
bimbingan dan konseling yang memandirikan, yang ditumbuhkan serta
diasah melalui latihan menerapkan kompetensi akademik yang telah
diperoleh dalam konteks otentik Pendidikan Profesi Konselor yang
berorientasi pada pengalaman dan kemampuan praktik lapangan, dan
tamatannya memperoleh sertifikat profesi bimbingan dan konseling
dengan gelar profesi Konselor, disingkat Kons.
3. PERMENDIKNAS No.39 / 2009 (Tentang Beban Kerja Guru dan
Pengawas Satuan Pendidikan)
Permendiknas ini ini terdiri dari 8 pasal yang didalamnya memuat
berbagai ketentuan tentang beban kerja guru, guru BK/konselor, kepala
sekolah, wakil kepala sekolah, guru pembimbing khusus dan pengawas
sekolah.
Dalam Permendiknas ini dikemukakan pula tentang ketentuan bagi guru
yang tidak dapat memenuhi beban kerja. Selain itu, karena saat ini
pengawas sekolah pun masih dipandang sebagai guru, maka dalam
pasal 4 diatur pula tentang beban kerja pengawas sekolah yakni
melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru dan
pengawasan .
Dalam Peraturan ini juga mengamanatkan kepada Dinas Pendidikan
Provinsi/Kab’Kota dan Kanwil Depag dan Kandepag untuk dapat
menyelesaikan rencana kebutuhan dan redistribusi guru, baik pada tingkat
satuan pendidikan maupun kabupaten/kota, paling lama 2 tahun setelah
diberlakukannya peraturan ini (pasal 5 ayat 2).

Sumber :

Depdiknas. 2009. Pedoman Pelaksanaan Tugas Guru dan Pengawas: Jakarta,


Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Sudrajat, Akhmad. 2010. Kualifikasi dan Kompetensi Konselor (PERMENDIKNAS
NOMOR 27 TAHUN 2008):
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/12/16/kualifikasi-dan-
kompetensi-konselor-permendiknas-nomor-27-tahun-2008/
Mungin Eddy Wibowo, 2003, Konseling Dalam Sistem Pendidikan Nasional,
Konvensi Nasional ABKIN, Bandung
_____________________, 2003, Pemantapan Profesionalisme Profesi Konseling,
Konvensi Nasional ABKIN, Bandung
DASAR LEGAL BIMBINGAN DAN KONSELING
DI SEKOLAH

Disusun Oleh :
Altingiana Ayuningsih NIP. 19540424 198503
2 003
Siti Farida Basyarah, S.Pd NIP 19841126 201001 2
014

You might also like