Professional Documents
Culture Documents
Pada tahun 1924, dengan disponsori oleh National Reasearch Council, Mayo melakukan penelitian
Hawthorne. Mayo dan beberapa rekannya meneliti pengaruh penerangan ditempat kerja terhadap
produktivitas kerja. Ketika penerangan dinaikan ternyata produktivitaspun naik. Akan tetapi ketika
penerangan dikurangi, produktivitaspun tetap naik. Akibatnya penelitian diajurkan untuk mencari
penyebabnya. Kesimpulanya ternyata kelompok pekerja terpilih terjalin hubungan emosional (merasa
senasib) yang dapat meningkatkan produktivitas pekerja. Perhatian pengawas (peneliti) terhadap mereka
memotivasinya untuk meningkatkan produktivitas kerja. Pengaruh terhadap meingkatnya produktivitas
kerja disebut sebagai Hawthorne Effect.
Berdasarkan hasil penelitian Mayo dkk, menarik kenesimpulan bahwa para bawahan akan bekerja lebih
keras apabila mereka yakin bahwa manejemen memeikirkan tentang kesejahteraan (Welfare). Mereka dan
para penyelia memberikan perhatian khusus kepadanya. Kesimpulan lain yang dikemukankan bahwa
kelompok kerja informal (Lingkungan sosial bawahan) memiliki pengaruh yang besar terhadap
produktifitas.
Diakui oleh ilmuwan manajemen sekarang bahwa mayo setidaknya telah menemukan kembali pernyataan
lama Owen,bahwa perhatian sebenarnyabagi para bawahan, mesin-mesin penting (importante machines)
yang dimaksud adalah deviden yang dibayarkan. Gaya manager akan memberikan kontribusi yang besar
terhadap produktivitas sehingga pelatihan atau training manajemen perlu mendapatkan perhatian yang
mendalam, perlu berorientasi pada pengajaran keterampilan manusiawi, bukan lagi keterampilan teknis.
Mayo mengusulkan perlunya pelatihan yang lebih mendalam mengenai psikologis, sosiologis dan
antropologi serta menggunakan metode penelitian yang lebih canggih untuk menganalisis manusia dan
lingkungan kerjanya. Ia memperkenalkan manusia social, didorong oleh keinginan untuk membentuk
hubungan dengan orang lain. Para ahli perilaku, misalnya Maslow, berpendapat bahwa konsep manusia
yang mengaktualisasikan diri akan menerangkan lebih tepat tentang motivasi individu (Maslow,1964)
Tidak dapat dipungkiri sampai sekarang bahwa para ilmuwan perilaku telah memberikan kontribusi yang
besar bagi pemahaman kita akan motivasi antarindividu, perilaku kelompok, hubungan antarpribadi
ditempat kerja serta ahli pentingnya pekerjaan bagi tiap individu. Hasil karya mereka menyebabkan para
manajer menjadi lebih peka dalam melakukan hubungan dengan bawahnya.