sebuah tubuh. Pupuk yakni kandungan gizi yang sangat dibutuhkan. Di alam, zat ini banyak tersedia, bercampur dengan sisa-sisa organisme yang mati dari tanaman atau hewan. Dalam sistem pertanian konvensional, zat pengguna yang sering dipakai adalah jenis urea serta yang dikenal dengan nama TSF. Jenis itu dibuat secara besar-besaran dan dikeluarkan oleh perusahaan resmi. Kandungannya tentu saja mempunyai zat-zat kimia buatan. Ada cara yang mudah untuk membuat pupuk di rumah, dibandingkan dengan membeli pupuk keluaran pabrik di toko pertanian. Dalam dunia pertanian ada dua macam pupuk alami, dikenal dengan nama pupuk kandang dan pupuk kompos. Pupuk kandang diperoleh dari kotoran hewan yang telah kering dan tidak berbau. Penggunaannya dapat dicampur dengan tanah dengan ukuran yang seimbang. "Sebaiknya jangan menggunakan kotoran anjing atau kucing untuk membuat pupuk kandang," pesan Edi Junaedi, insinyur pertanahan dari KONPHALINDO. Kotoran yang berasal dari binatang pemakan tumbuhan lebih banyak kandungan "gizi" bagi tanah dan tanaman. Mengandung unsur hara yang sangat diperlukan dalam proses pertumbuhan. Bahan pembuat pupuk kompos banyak terdapat di sekitar rumah. Limbah dapur seperti sisa potongan sayuran, kulit buah-buahan atau dedaunan kering amat baik untuk digunakan. Masukkan potongan-potongan ini ke dalam sebuah lubang dapat juga dipakai tong besar atau drum bekas. Kemudian timbun dengan tanah. Aduk timbunan sesering mungkin untuk mempercepat proses pembusukan. Diamkan selama lebih kurang 40 hari. Bila tanah terlihat hitam dan gembur, pupuk siap digunakan. Media tanam ini dicampur dengan pasir, tanah, serta kompos dengan perbandingan 1:1: l. Cara yang lebih sederhana yaitu dengan sistem heap (timbun). Pola ini tidak perlu menguburnya di dalam lubang tanah. Cukup sediakan wadah besar seperti drum. Berilah pasir pada bagian yang paling bawah. Kemudian tanah gembur di atasnya. Setelah itu masukkan bahan-bahan organik pembuat kompos. Jika ada, lumuri dengan kotoran hewan. Lalu taburi gerusan kapur halus secukupnya. Taruh kembali bahan-bahan serupa sesuai urutan dengan takaran yang sama, kecuali kapur. "Untuk menambah unsur yang diperlukan seperti nitrogen, dipakai air seni. Hal ini hampir serupa dengan zat yang terkandung dalam pupuk urea," kata Edi, pendamping petani organik di Kelompok Wanita Tani (KWT) Mandiri, Pancoran Hal yang paling penting dalam proses pertumbuhan pohon adalah pupuk. Pohon diibaratkan sebuah tubuh. Pupuk yakni kandungan gizi yang sangat dibutuhkan. Di alam, zat ini banyak tersedia, bercampur dengan sisa-sisa organisme yang mati dari tanaman atau hewan. Dalam sistem pertanian konvensional, zat pengguna yang sering dipakai adalah jenis urea serta yang dikenal dengan nama TSF. Jenis itu dibuat secara besar-besaran dan dikeluarkan oleh perusahaan resmi. Kandungannya tentu saja mempunyai zat-zat kimia buatan. Ada cara yang mudah untuk membuat pupuk di rumah, dibandingkan dengan membeli pupuk keluaran pabrik di toko pertanian. Dalam dunia pertanian ada dua macam pupuk alami, dikenal dengan nama pupuk kandang dan pupuk kompos. Pupuk kandang diperoleh dari kotoran hewan yang telah kering dan tidak berbau. Penggunaannya dapat dicampur dengan tanah dengan ukuran yang seimbang. "Sebaiknya jangan menggunakan kotoran anjing atau kucing untuk membuat pupuk kandang," pesan Edi Junaedi, insinyur pertanahan dari KONPHALINDO. Kotoran yang berasal dari binatang pemakan tumbuhan lebih banyak kandungan "gizi" bagi tanah dan tanaman. Mengandung unsur hara yang sangat diperlukan dalam proses pertumbuhan. Bahan pembuat pupuk kompos banyak terdapat di sekitar rumah. Limbah dapur seperti sisa potongan sayuran, kulit buah-buahan atau dedaunan kering amat baik untuk digunakan. Masukkan potongan-potongan ini ke dalam sebuah lubang dapat juga dipakai tong besar atau drum bekas. Kemudian timbun dengan tanah. Aduk timbunan sesering mungkin untuk mempercepat proses pembusukan. Diamkan selama lebih kurang 40 hari. Bila tanah terlihat hitam dan gembur, pupuk siap digunakan. Media tanam ini dicampur dengan pasir, tanah, serta kompos dengan perbandingan 1:1: l. Cara yang lebih sederhana yaitu dengan sistem heap (timbun). Pola ini tidak perlu menguburnya di dalam lubang tanah. Cukup sediakan wadah besar seperti drum. Berilah pasir pada bagian yang paling bawah. Kemudian tanah gembur di atasnya. Setelah itu masukkan bahan-bahan organik pembuat kompos. Jika ada, lumuri dengan kotoran hewan. Lalu taburi gerusan kapur halus secukupnya. Taruh kembali bahan-bahan serupa sesuai urutan dengan takaran yang sama, kecuali kapur. "Untuk menambah unsur yang diperlukan seperti nitrogen, dipakai air seni. Hal ini hampir serupa dengan zat yang terkandung dalam pupuk urea," kata Edi, pendamping petani organik di Kelompok Wanita Tani (KWT) Mandiri, Pancoran Mas, Depok. Pemberian air kencing itu banyak dilakukan oleh petani-petani organik di Jawa tengah. Mereka mengumpulkan air kotor itu dan hewan ternaknya seperti sapi atau kerbau. Kemudian disemprotkan pada lahan pertaniannya. "Air seni dari manusia pun dapat digunakan," imbuh alumnus Universitas Padjajaran Bandung itu. Campuran lain dapat pula ditambahkan dalam proses pernbuatan kompos, sekam, jerami, atau serbuk gergaji sangat baik sekali digunakan. Kumpulan dedaunan yang rontok di halaman belakang rumah juga bisa dipakai. Daripada dibakar, jadikan saja kompos.Gampangkan?