You are on page 1of 62

TINGKAT KESEGARAN JASMANI ANGGOTA PAGUYUBAN

LANSIA SEHAT DI KECAMATAN


CANDISARI SEMARANG

SKRIPSI
Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata I
untuk memperoleh gelar Sarjana Olahraga

Disusun Oleh
Nama : Emi Rachmawati
NIM : 6104000020
Prog. Studi : Ilmu Keolahragaan/ S- 1
Jurusan : Ilmu Keolahragaan

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2005
ABSTRAKS

Emi Rachmawati, 2005. Tingkat Kesegaran Jasmani Anggota Paguyuban


Lansia Sehat Di Kecamatan Candisari Semarang. Skripsi. Jurusan Ilmu
Keolahragaan. Fakultas Ilmu Keolahragaan. Universitas Negeri Semarang.

Pokok permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah :


Bagaimana tingkat kesegaran jasmani anggota paguyuban lasia sehat di
Kecamatan Candisari Semarang. Tujuan penelitian ini adalah : Untuk mengetahui
tingkat kesegaran jasmani yang dimiliki oleh anggota Paguyuban Lansia Sehat Di
Kecamatan Candisari Semarang.
Populasi dalam penelitian ini adalah anggota paguyuban Lansia Sehat Di
Kecamatan Candisari Semarang, yang berjumlah 30 orang wanita lanjut usia.
Penentuan sampel penelitian dilakukan dengan teknik total sampling yaitu seluruh
anggota populasi ditugaskan untuk menjadi sampel penelitian. Jadi jumlah sampel
penelitian ini adalah 30 orang. Variabel yang diselidiki dalam penelitian ini adalah
tingkat kesegaran jasmani. Istrumen yang digunakan adalah tes kesegaran jasmani
jalan cepat dengan menempuh jarak 4,82 km. Analisis data yang digunakan yaitu
analisis deskrpitif persentase.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tingkat kesegaran jasmani
anggota Paguyuban Lansia Sehat Di Kecamatan Candisari Semarang termasuk
kategori kurang sekali. Dari 30 sampel dalam penelitian ini sebanyak 23 orang
atau 77% memiliki tingkat kesegaran jasmani dengan kategori kurang sekali, 6
orang atau 20% memiliki tingkat kesegaran jasmani kurang, dan 1 orang atau 3%
memiliki tingkat kesegaran jasmani sedang dan tidak ada sutupun yang memiliki
tingkat kesegaran jasmani baik, maupun baik sekali.
Simpulan penelitian ini yang menunjukkan bahwa tingkat kesegaran
jasmani Anggota Paguyuban Lansia Sehat di Kecamatan Candisari Semarang
termasuk kategori kurang sekali. Maka peneliti menyarankan kepada anggota
untuk meningkatkan kesegaran jasmaninya dengan memperhatikan faktor-faktor
yang dapat memperngaruhi tingkat kesegaran jasmani diantaranya yaitu faktor
latihan, faktor istirahat, faktor kebiasaan hidup sehat, faktor lingkungan, serta
fakor makanan dan gizi. Bagi para pembina di Paguyupan Lansia Sehat
Kecamatan Candisari Semarang, hendaknya merencanakan program latihan bagi
anggotanya yang disesuaikan dengan golongan umur masing-masing agar
program latihan tersebut tetap pada sararan sehingga mampu meningkatkan
kesegaran jasmani dari masing-masing anggota secara efektif dan efisien.
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang

panitia ujian skripsi pada :

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Drs. Sukardi, M.Pd. Drs. M. Waluyo, M.Kes.


NIP.130340674 NIP.131485010

Mengetahui,

Ketua Jurusan Ilmu Keolahragaan

Drs. Djanu Ismanto, M.S.


NIP.131571558
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

memberikan rahmat serta hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi yang berjudul “Tingkat Kesegaran Jasmani Lanjut Usia Di

Pusat Kesehatan Masyarakat Kecamatan Candisari Semarang” dengan baik.

Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tak

terhingga kepada :

1. Dr. H. AT. Soegito, SH, MM, Rektor Universitas Negeri Semarang.

2. Drs. Sutardji, MS, Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas

Negeri Semarang.

3. Drs. Djanu Ismanto, MS. Ketua Jurusan Ilmu Keolahragaan Universitas

Negeri Semaranag.

4. Drs. Sukardi. M. Pd. Pembimbing utama, dan Drs. M. Waluyo. M. Kes.

Selaku Pembimbing Pendamping yang telah berkenan membimbing

penulis dengan keikhlasan dan kesabaran hati.

5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Keolahragan Universitas Negeri

Semarang yang telah memberi pengajaran, pengarahan, maupun bantuan

selama penulis kuliah di Fakultas Ilmu Keolahragaan.

6. Ketua Paguyuban Lansi Sehat beserta pembinanya yang telah

memberikan ijin penelitian kepada penulis kepada penulis untuk

mengadakan penelitian serta membantu terlaksananya penelitian ini.

7. Ibu-ibu anggota paguyuban Lansia Sehat di Uusat Kesehatan Masyarakat

Kecamatan Candisari Semarang.


8. Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberi dorongan, semangat dan

doanya serta rekan-rekan yang telah membantu dalam penelitian ini.

9. Kakak tercinta yang telah membantu segalanya selama ini.

10. Rekan- rekan IKOR angkatan tahun 2000 serta semua pihak yang tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga semua bantuan dan jasa yang telah diberikan kepada penulis

mendapatkan balasan dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis menyadari sepenuhnya

bahwa dalam penulisan sekripsi ini masih banyak kekurangan-kekurangan, oleh

karena itu saran dan kritik yang membangun akan penulis terima dengan terbuka

demi kesempurnaan sekripsi ini.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis,

bagi penbaca pada umumnya.

Semarang, Februari 2005

Penulis

(Emi Rachmawati)
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:

“ Kehidupan tanpa kegagalan tidak akan menghasilkan atau mencapai

keberhasilan”.

“ Mewujutkan kesuksesan diperlukan semangat, konsistensi, dan tekat

yang kuat “.

“ Keputusan kita hari ini menentukan masa depan kita, belajarlah untuk

melibatkan Tuhan dalam mengambil keputusan “.

Persembahan :

Karyaku ini kupersembahkan kepada:

1. Orang tua tercinta (yang selalu mendoakan ku).

2. Keluarga dan saudaraku yang telah memberi

dukungan aku selama ini.

3. Rekan- rekan IKOR angkatan tahun 2000 yang

telah memberi dorongan.

4. Seseorang yang telah membantu aku selama ini.

5. Almamater tercinta.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

ABSTRAK ...................................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN................................................................. v

KATA PENGANTAR.................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................. viii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix

DAFTAR GRAFIK ........................................................................................ xi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
1.1 Alasan Pemilihan Judul .............................................................. 1
1.2 Permasalahan.............................................................................. 4
1.3 Tujuan Penelitian........................................................................ 4
1.4 Manfaat Penelitian...................................................................... 5
1.5 Penegasan Istilah ........................................................................ 5

BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................... 7


2.1 Lanjut Usia ................................................................................ 7
2.1.1 Pengertian Lanjut Usia............................................................ 7
2.1.2 Proses Penuaan........................................................................ 8
2.2 Tingkat Kesegaran Jasmani....................................................... 12
2.2.1 Pengertian Kesegaran Jasmani ................................................. 12
2.2.2.Aspek Kesegaran Jasmani........................................................ 15
2.3. Kesegaran Jasmani Keseluruhan............................................... 18
2.4. Fungsi Kesegaran Jasmani ........................................................ 20
2.5. Sasaran dan Tujuan Kesegaran Jasmani ................................... 21
2.6. Komponen Kesegaran Jasmani .................................................. 22
2.7. Tes Kesegaran Jasmani .............................................................. 35
2.8. Kerangka Berfikir....................................................................... 35

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 37


3.1 Populasi Penelitian...................................................................... 37
3.2 Sampel Penelitian........................................................................ 38
3.3 Variabel Penelitian...................................................................... 38
3.4 Instrumen Tes.............................................................................. 38
3.5 Jenis Penelitian............................................................................ 40
3.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penelitian ............................ 41
3.7 Metode Analisis Data.................................................................. 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................. 44


4.1 Hasil Penelitian........................................................................... 44
4.2 Pembahasan ................................................................................ 48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 52


5.1 Simpulan ..................................................................................... 52
5.2 Saran............................................................................................ 52

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel Hal
1. Tabel tingkat kesegaran jasmani anggota paguyuban Lansia Sehat di

Kecamatan Candisari Semarang ................................................................ 44

2. Tabel Kategori Tingkat Kesegaran Jasmani Lanjut Usia di Kecamatan

Candisari Semarang pada tiap golongan umur........................................... 46

3. Tabel nama peserta tes kesegaran jasmani ................................................. 56

4. Tabel hasil penggukuran tes kesegaran jasmni .......................................... 57


DAFTAR GAMBAR

Grafik Hal

4.1. Grafik Tingkat Kesegaran Jasmani anggota Paguyuban Lansia Sehat

di Kecamatan Candisari Semarang ........................................................... 45

4.2. Grafik Tingkat Kesegaran Jasmani Anggota Paguyuban Lansia Sehat

di Kecamatan Candisari Semarang Pada Tiap Golongan umur................ 47


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Hal

1. Data Hasil Tes Kesegaran Jasmani Lanjut Usia di Kecamatan

Candisari Semarang ................................................................................... 56

2. Data Hasil Persentase Tingkat Kesegaran Jasmani Anggota

Paguyuban Lansia Sehat Di Kecamatan Candisari Semarang Pada

Kelomok Umur. ......................................................................................... 57

3. Norma Tingkat Keseagaran Jasmani 4.82 km ........................................... 58

4. Daftar Nama Petugas.................................................................................. 59

5. Daftar Frekuensi Kehadiran Anggota Paguyuban Lansia Sehat di

Kecamatan Candisari Semarang ................................................................ 60

6. Surat Keputusan Dosen Pembimbing. ....................................................... 61

7. Surat Permohonan Ijin Penelitian dari Fakultas......................................... 62

8. Surat Ijin Penelitian Dari Departemen Kesehatan. .................................... 63

9. Surat Keputusan Penguji Skripsi................................................................ 64

10. Surat Keterangan Hasil Pengujian Alat...................................................... 65

11. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian......................................................... 67


HALAMAN PENGESAHAN

Telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu

Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.

Pada hari : Kamis

Tanggal : 24 Maret 2005

Panitia Ujian

Ketua Panitia Sekretaris

Drs. Sutarji, M. Kes Drs. Taufik Hidayat, M. Kes

NIP. NIP.

Dewan Penguji,

Penguji I

Dr. Setya Rahayu, M. Kes

NIP.

Penguji II Penguji III

Drs. Sukardi, M. Pd Drs. M. Waluyo,M. Kes

NIP. 130340674 NIP. 131485010


Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Sukardi, M.Pd. Drs. M. Waluyo, M.Kes.


NIP.130340674 NIP.131485010

Mengetahui,

Ketua Jurusan Ilmu Keolahragaan

Drs. Djanu Ismanto, M.S.

NIP.131571558
B A B   I 
PENDAHULUAN

1.1 Alasan Pemilihan Judul

Proses menjadi tua adalah keadaan alamiah yang tidak dapat


dihindarkan, manusia seperti halnya semua makhluk hidup di dunia ini
mempunyai batasan keberadaannya dan akan berakhir dengan kematian.
Hingga berapa tahun yang silam masalah usia lanjut belum banyak
dibicarakan orang, umumnya justru perhatian lebih banyak tercurah pada
anak-anak dan generasi muda sebagai penerus perjuangan bangsa. Namun
bagi kita masalah usia lanjut seolah bagian masyarakat yang terpisahkan.
Mengingat semakin besarnya jumlah golongan usia lanjut di masyarakat
seiring dengan membaiknya kesehatan bangsa kita yang sedang
membangun. Angka-angka golongan usia lanjut di masyarakat akan terus
bertambah seperti pola yang terjadi pada negara maju, bagi kita yang balum
ada kesepakatan pada umur berapakah orang dikatakan usia lanjut tapi dari
berapa sumber yang di dapat menyatakan bahwa usia lanjut adalah mereka
yang berumur 65 tahun keatas (WHO, 1969) beranggapan bahwa usia
biologislah yang penting dari pada usia kronologis.
Faktor utama yang paling penting bagi kebahagiaan hidup individu
adalah kesehatan. Individu akan merasa merana apabila dirinya merasa tidak
sehat pada umumnya, khususnya kesehatan fisik, keterpaduan antara
kesehatan fisik, sehat mental dan sehat sosial merupakan pendukung yang
baku bagi kesejahteraan individu.
Usia lanjut yang berguna manurut kesehatan fisik agar dirinya bahagia
semata-mata karena masih adanya keinginan untuk membuktikan diri dalam
kehidupan di masyarakat dan tidak menjadi beban di sekitarnya. Justru
dapat membantu kaum muda secara efektif paling tidak menunjang dari segi
spiritual.
Kesegaran jasmani merupakan aspek fisik dari kesegaran menyeluruh
yang memberikan kesanggupan pada seseorang untuk menjalankan
kehidupan yang produktif dan dapat menyesuaikan diri terhadap setiap
beban stres fisik yang datang bagi kelompok usia lanjut.
Seorang yang hidup sehari-harinya kurang aktif , misalnya kondektur
bus bertingkap dibanding sopir bus, pekerja kasar di pelabuhan di banding
dengan juru tulis, atlet di banding dengan mahasiswa Fakultas Sastra dan
Filsafat, dan sebagainya akan memiliki kesegaran jasmani yang kurang baik
maka dari itu dengan banyak malakukan aktifitas gerak dapat meningkatkan
kesegaran jasmani (Sudarno Sp. 1992 : 4 – 7).
Kesegaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk melakukan
pekerjaan sehari–hari dengan mudah tanpa merasa lelah dan masih
mempunyai sisa atau cadangan tenaga untuk menikmati waktu senggang
atau untuk keperluan yang sewaktu–waktu dapat digunakan. Dengan
demikian kesegaran jasmani, merupakan wujud dari loyalitas fungsional
seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan secara tertentu dengan hasil
baik dan memuaskan tanpa kelelahan yang berarti (Sadoso
Sumosardjono,1985:19).
Peningkatan kesegaran jasmani bagi lanjut usia perlu di bina agar
berguna untuk kesehatan tubuh yang optimal. Karena bila lanjut usia
mempunyai kesegaran jasmani yang baik akan dapat melakukan tugasnya
dengan baik pula.
Bahwa kesegaran jasmani atau kondisi fisik yang baik bagi lanjut usia
akan berfungsi untuk mempertinggi kemampuan dan keamanan bagi
tubuhnya. Oleh karena itu dapat dimungkinkan jika mempunyai kesegaran
jasmani yang jelek akan berpengaruh pada penampilan fisik maupun pikiran
lanjut usia yang tidak siap dan tidak sanggup untuk menghadapi gejala-
gejala yang timbul pada dirinya akibat terjadinya proses penuaan. Untuk itu
harus tetap aktif dalam melakukan aktifitas fisiknya.
Paguyuban Lanjut Usia Sehat Kecamatan Candisari merupakan salah
satu organisasi olahraga untuk usia lanjut. Anggota dari paguyuban ini
sebagian besar berusia 45 – 60 tahun ke atas yang terdiri dari pensiunan dan
masyarakat yang berminat mengikutinya Ada juga yang berusia di bawah
45 tahun yang mengikuti kegiatan ini karena mereka ingin mengetahui
kesegaran jasmaninya.
Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini. Penelitian
ini bersifat deskriptif jadi hanya menggambarkan keadaan bagaimana
tingkat kesegaran jasmani lanjut usia di Puskesmas Kecamatan Candisari
Semarang.
Dari alasan tersebut di atas, penulis melakukan penelitia “Tingkat
Kesegaran Jasmani Lanjut Usia di Pusat Kesehatan Masyarakat
Kecamatan Candisari Semarang”
Adapun alasan pemilihan judul penelitian ini adalah :
1.1.1 Kesegaran jasmani merupakan salah satu kebutuhan yang harus dipenuhi

sebagai salah satu penunjang yang penting dalam kehidupan manusia

untuk menjaga dan meningkatkan efesiensi dan aktifitas sehari- hari.

Demikian pula bagi lansia merupakan faktor yang sangat penting

mempengaruhi kemampuan untuk melakukan aktifitas fisik.

1.1.2 Kesegaran jasmani dapat ditingkatkan dengan cara berolahraga dan

berlatih secara teratur, terukur, terarah, dan terprogram baik dilakukan di

lapangan, di rumah maupun di jalan- jalan.

1.2 Permasalahan

Permasalahan dalam penelitian ini adalah:


Susuai dengan alasan pemilihan judul maka permasalahan dari penelitian ini
adalah bagaimana tingkat kesegaran jasmani lanjut usia di Pusat Kesehatan
Masyarakat Kecamatan Candisari Semarang ?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dalam penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui tingkat kesegaran jasmani lanjut usia yang dimemiliki
lanjut usia di Pusat Kesehatan Jasmani Kecamatan Candisari Semarang.
1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian adalah :


1.4.1 Memberikan informasi kepada orang lanjut usia agar lebih mengetahui

betapa pentingnya kesegaran jasmani sehingga tercapai kualitas hidup yang

lebih baik.

1.4.2 Sebagai tambahan pustaka bagi peneliti selanjutnya tentang pengukuran

kesegaran jasmani lanjut usia.

1.4.3 Kepada anggota paguyuban lansia sehat di Kecamatan Candisari Semarang

untuk selalu memperhatikan kesegaran jasmaninya supaya terhindar dari

gangguan penyakit yang sering dikeluhkan.

1.5 Penegasan Istilah

Untuk menegaskan menafsirkan isi judul skripsi agar memperoleh


gambaran yang jelas dan mengarah pada tujuan penelitian dan terhindar dari
permasalahan yang dibicarakan, peneliti mengadakan penegasan istilah yang
meliputi:
1.5.1 Tingkat Kesegaran Jasmani

Poerwodarminto (1994 : 1060) yang dimaksud dengan tingkat adalah taraf


atau derajat. Kesegaran adalah “Keadaan (hal, sifat sebagainya), segar
kenyamanan kesehatan (Poerwadarminto, 1994: 886). ” sedangkan jasmani
adalah tubuh (yang sebenarnya) (Poerwodarminto 1994 : 405).
Soetarman mengemukakan kesegaran jasmani adalah suatu aspek fisik dari
kesegaran jasmani yang menyeluruh (total fitness) yang memberikan
kesanggupan pada seseorang untuk menjalankan hidup yang produktif dan
dapat menyesuaikan diri pada tiap-tiap pembebanan fisik, sehingga yang
dimaksud dengan tingkat kesegaran jasmani adalah kemampuan fisik
seseorang untuk melakukan tugas sehari-hari dengan mudah tanpa merasa
lelah yang berarti dan masih mempunyai sisa tenaga untuk menikmati waktu
luangnya dan untuk keperluan-keperluan yang mendadak (Sadoso
Sumosardjono, 1985 : 19). Tingkat kesegaran jasmani dalam penelitian ini
adalah Anggota Paguyuban Lansia Sehat Di Kecamatan Candisari
Semarang.
1.5.2 Lanjut Usia

Lanjut usia adalah suatu proses yang tidak dapat dihindarkan yang berumur
45 tahun ke atas (UU No.13 th 1998 tentang kesejahteraan lansia).
Yang dimaksud lansia dalam penelitian ini adalah mereka anggota
paguyuban Lansia Sehat di Kecamatan Candisari Semarang.
1.5.3 Paguyuban Lansia Sehat

Yang dimaksud Paguyuban Lansia Sehat di Kecamatan Candisari Semarang


adalah suatu organisasi yang didirikan oleh para lanjut usia untuk mengisi
sisa hidupnya sehingga para lansia tidak merasa di kucilkan dalam anggota
keluarga dan masyarakat dengan melakukan kegiatan dalam paguyuban itu
terutama kegiatan dalam berolahraga sehingga lanjut usia merasa sehat dan
senang dalam hidupnya.
B A B II

LANDASAN TEORI

2.1 Lanjut Usia (Lansia)

2.1.1 Pengertian Lanjut Usia.

Giriwijoyo dan Komariyah (2003: 12) membedakan pengertian

lanjut usia menurut 2 (dua) macam umur, yaitu umur kronologis dan umur

biologis. Umur kronologis adalah umur yang dicapai seseorang dalam

kehidupan di hitung dengan tahun alamanak atau kalender. Di Indonesia

batasan tadi belum ada, tetapi dengan usia pensiun untuk pegawai negeri

sipil adalah 56 tahun, berarti usia diatas 55 tahun barangkali termasuk dalam

golongan usia lanjut. Namun ada orang lain yang menyebutkan 60 tahun ke

atas atau 65 tahun ke atas yang termasuk kelompok usia lanjut. Umur

biologis adalah usia yang sebenarnya. Pematangan jaringan yang biasanya

dipakai sebagai indeks umur biologis. Hal ini dapat menerangkan, mengapa

orang-orang berumur kronologis sama mempunyai penampilan fisik dan

mental berbeda. Tetapi ada juga yang menyebutkan tua menjadi dua (2)

macam yaitu tua kronologis dan tua fisiologis. Tua fisiologis adalah

hilangnya kemampuan untuk menyesuaikan pada lingkungannya sedang tua

kronologis adalah tua berdasarkan umur dalam angka karena sering kita

melihat orang yang masih muda kelihatannya sudah tua demikian

sebaliknya.
2.1.2 Proses Penuaan

Terjadinya proses penuaan merupakan peristiwa yang sangat alami

dan semua manusia akan menghadapi masalah ini. Kapan persisnya

seseorang mengalami usia lanjut tidaklah sama antara orang yang satu

dengan orang yang lainya. Usia lanjut adalah suatu kejadian yang pasti akan

dialami oleh semua orang yang dikaruniai usia panjang, terjadinya tidak bisa

dihindari oleh siapapun, namun manusia dapat berupaya untuk menghambat

kejadianya.

Menurut Giriwijoyo dan Komariyah, (2003 : 4 - 5) penuaan adalah

proses biologik alami (normal) meliputi seluruh masalah kehidupan mulai

dari lahir, pertumbuhan dan perkembangan untuk mencapai kematangan

pada usia kurang lebih 30 - 35 tahun yang kemudian di ikuti dengan

kemunduran oleh adanya perubahan degeneratif yang bersifat progresif dan

graduasi mengenai bentuk tubuh (anatomi) maupun fungsinya (fisiologis)

akibat dari keausan sel disertai menurunnya kapasitas fisiologiknya, yang

terjadi selama proses kehidupan dan akan berakhir dengan kematian. Akan

tetapi kematian tidak selalu oleh karena ketuaan, dapat juga oleh karena

penyakit infeksi atau stress mental yang tidak tertahankan (tidak dapat

ditoleransi) oleh yang bersangkutan.

Mempora (1999: 14) mendefinisikan penuaan sebagai suatu

kemerosotan proses penggabungan fungsi organis dengan suatu penurunan


dalam kelangsungan hidup dan peningkatan sifat mudah terserang luka

maupun sakit.

Menurut Hall dalam Mempora (1999: 14) terdapat hal- hal penting

tentang penuaan yaitu: 1) Penuaan secara nyata akan berlangsung terus

dalam hidup ini, sampai memasuki periode post-reproduksi, 2) Penuaan

identik dengan penurunan kapasitas fungsional sel dan organ tubuh, 3)

Penuaan menghasilkan degradasi (penurunan) elemen dalam struktur tubuh,

4) Respon organisme terhadap faktor internal dan eksternal berlangsung

semakin kurang efektif.

Pada diri manusia proses penuaan dikendalikan oleh susunan

genetik dari sel. Jika proses menua mulai berlangsung, di dalam tubuh juga

mulai terjadi perubahan-perubahan struktural yang merupakan proses

degeneratif. Misalnya sel-sel mengecil, jumlah sel berkurang, terjadinya

perubahan isi atau komposisi sel-sel, komposisi sel pembentukan jaringan

ikat yang baru untuk menggantikan sel-sel yang menghilang dengan akibat

timbulnya kemunduran fungsi organ-organ tubuh.

Beberapa kemunduran fungsi organ tubuh seperti yang disebutkan

oleh Jonathan dan Kanthlen (1992: 148-150) sebagai berikut: 1).Kulit tubuh

menjadi tipis, keriput dan tidak elastis lagi. Tipis dan keriput disebabkan

oleh karena hilangnya lapisan lemak di bawah kulit, tidak elastis lagi kerena

jaringan ikat baru dibawahnya, dan sering disebabkan kurangnya jumlah

kelenjar keringat dan minyak di bawah kulit. 2). Rambut rontok, warnanya
berubah menjadi putih, kering dan tidak lagi mengkilat. 3). Jumlah otot

berkurang, ukurannya juga menciut (atrofi), sementara jumlah jaringan ikat

bertambah. 4). Volume otot secara keseluruhan dan fungsinya menurun,

yang mengakibatkan kekuatan berkurang Jantung yang terdiri dari otot–otot

juga mengalami perubahan degeneratif. Ukuran jantung mengecil, demikian

kekuatan memompa darah ke seluruh tubuh berkurang. Hasil penelitian

membuktikan bahwa orang setelah berumur 30 tahun kemampuan jantung

memompa darah menurun 1% setiap tahunnya, hingga pada umur 80 tahun

fungsi jantung tinggal 50% atau separuhnya. 5). Berbagai pertumbuhan

darah nadi (arteri) penting, khususnya yang di jantung dan otak, mengalami

kekakuan (arterioSklerosis). Lapisan dalam (intima) pembuluh nadi tersebut

menjadi kasar atau tidak licin lagi, yang memudahkan timbulnya

pengumpalan darah dan trombosis. 6). Terjadinya degeneratif selaput lendir

dan bulu getar saluran pernafasan. Dinding gelembung pernafasan (alveoli)

menjadi kurang elastis dan rongganya menjadi lebih luas. Akibatnya terjadi

radang dan infeksi saluran pernafasan maupun paru. 7). Kadar kapur

(kalsium) dalam tulang menurun dan mengakibatkan tulang menjadi

keropos (osteoporosis) dan mudah patah. 8). Akibat degeneratif di

persendian, permukaan tulang rawannya menjadi kasar. Bila tulang rawan

tersebut hilang sama sekali, kedua ujung tulang yang keras saling bergesek

yang mengakibatkan penyakit sendi yang disebut artrosis artritis. 9). Karena

proses degeneratif, jumlah nefron (satuan fungsional dari ginjal yang

bertugas membersihkan darah) menurun yang berakibat kemampuan


mengeluarkan sisa metabolisme (sampah) melalui air seni berkurang. 10).

Banyak hal lain yang dapat mengganggu kesehatan lanjut usia, apakah itu

kelenjar prostat yang membengkak, kemampuan seks yang menurun, saraf

yang terganggu dengan adanya kemunduran fungsi otak oleh karena

perubahan pada susunan saraf dan juga gangguan dalam fungsi panca indra.

Giriwijoyo (2003: 6 - 8) menyatakan tanda- tanda khusus yang

bersifat progresif pada lanjut usia meliputi:

1) Anatomis yaitu : Tinggi badan menyusut disebabkan oleh keausan bantalan

antar tulang belakang, keausan tulang rawan sendi.Fleksibilitas sendi

menurun, Bone mineral density (kepadatan mineral dalam tulang) menurun

sehingga terjadi osteoporisis yaitu pengeroposan tulang, Gigi ompong, sakit

gusi (gingvitis), Rambut memutih botak kulit kering dan keriput.

2) Fisiologi yaitu: Sistem reproduksi-regenerasi yaitu pada wanita terjadi

menopause, yang berarti pula hilangnya fertilitas, sedang pada pria

terjadifertilitas hilang. Sistem syaraf yaitu terjadinya gangguan openglihatan

dekat (presbyopia) berkurangnya penglihatan, berkurangnya pembauan dan

rasa kecap, berkurangnya sensitivitas sensoris (rasa), melambatnya refleksi

dan reaksi, berkurangnya kemampuan koordinasi, melambatnya fungsi

mental dan mental confusion (linglung, pikun), gangguan pengandalian

buang air kecil dan buang air besar serta gangguan tidur, Sistem

kardiovaskuler yaitu dengan terjadinya tekanan darah meningkat, denyut

nadi istirahat meningkat, curah jantung maksimal menurun (kapasitas

fungsional menurun), penyakit kardio-vaskuler yaitu penyakit istemik/


infrak dan stroke, Sitem pernafasan (respirasi) yaitu terjadinya bronkritis

dan emfisema paru, terutama pada perokok, penduduk yang terpapar polusi

udara secara menahun, bekerja dilingkungan berdebu. Sistem metabolisme

dapat terjadi diabetes milites (kencing manis), hypothyroide,

hiperkolesterolemi, obesitas (kegemukan), osteoporosis, arthritis (radang

sendi), asam urat, animea, penyababnya sering terjadi pendarahan kronis

yaitu pada kangker lambung/ usus, wasir (hemoroid), kurang gizi atau

vitamin B12.

3) Psikologi yaitu menarik diri pada pergaulan, depresi, kesepian, apatis, dan

mudah tersinggung serta menurunnya rasa percaya diri, minat kerja, nafsu

sex/libido dan status finansial.

4) Lain-lain, dapat terjadi pada orang dewasa tua lebih cenderung mudah

celaka, yang disebabkan oleh; gangguan kaoordinasi yang disebabkan

menurunya : refleksi dan reasi, sensitifitas sensorik, fleksibilitas, mental

confusion. Munculnya penyakit keturunan, penyakit gaya hidup dan

keganasan yaitu penyakit kardiovaskuler, penyakit metabolisme, keganasan

kanker payudara, rahim, ovarium, prostat dan lain-lain, atrofi jaringan yaitu

elastisitas kulit menurun (kulit kendur dan keriput), jaringan lemak

berkurang (perubahan wajah dan bentuk tubuh).

2.2 Tingkat Kesegaran Jasmani

2.2.1 Pengertian Kesegaran Jasmani

Dewasa ini istilah kesegaran jasmani sering menjadi topik


pembicaraan yang menarik, pengertian jasmani menurut beberapa ahli
olahraga memang bermacam-macam. Dari beberapa pendapat itu dapat
diambil suatu kesimpulan sehingga dapat ditetapkan sebagai pedoman
dalam penelitian ini.
Menurut Sadoso Sumosardjono (1985: 19) kesegaran jasmani
adalah kemampuan seseorang untuk menuneikan tugas sehari-hari dengan
mudah tanpa merasa lelah yang berlebihan dan masih mempunyai cadangan
tenaga untuk menikmati senggang waktu dan untuk keperluan- keperluan
yang mendadak.
Menurut Dangsina Moeloek (1984) ditijau dari segi faal kesegaran
jasmani (Physical Fitness) adalah kesanggupan dan kemampuan tubuh
dalam melaksanakan tugas pembebanan fisik yang diberikan kepadanya
(pekerjaan sehari-hari) tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti.
Kesegaran jasmani pada hakikatnya berkenaan dengan kemampuan
dan kesanggupan fisik seseorang untuk melaksanakan tugasnya sehari-hari
secara efesien dan efektif dalam waktu yang relatif lama tanpa menimbulkan
kelelahan yang berarti dan masih memiliki cadangan untuk melaksanakan
aktivitas lainnya (Depdikbud PJKR, 1996 : 4).
Dari seminar kesegaran jasmani tahun 1971 di Jakarta yang di kutip
Kamiso (1991: 58) disebutkan “Seseorang yang mempunyai kesegaran
jasmani dapat diartikan orang yang mempunyai kesanggupan dan
kemampuan untuk melakukan pekerjaan dengan efisien tanpa menimbulkan
kelelahan yang berarti”.
Di tinjau dari sudut sosial orang yang mempunyai phisical fitness
baik dapat diartikan orang yang mempunyai cukup daya tahan dan kekuatan
untuk melakukan pekerjaannya dengan baik tanpa menimbulkan kelelahan
dan mempunyai kemampuan untuk mengatasi kesukaran yang tidak
terduga- duga dimana dibutuhkan usaha jasmaniah yang biasanya tidak
pernah dilakukan serta dapat dinikmati waktu luangnya (Radio Putro, 1992:
75). Orang yang kesegaran jasmaninya paling baik memiliki cadangan
energi yang paling besar, sedang orang yang kesegaran jasmaninya paling
buruk memiliki cadangan energi yang minimal (Kennenth H, 1992 : 136).
Pendapat beberapa ahli baik dari pakar olahraga dapat peneliti
simpulkan bahwa: kesegaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk
menunaikan tugas sehari-hari dengan mudah tanpa merasa lelah yang
berlebihan dan masih mempunyai cadangan tenaga untuk menikmati waktu
senggangnya dan untuk keperluan yang memdadak lainnya.
Kesegaran jasmani yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
kemampuan fisik lanjut usia menggunakan tes kesegaran jasmani jalan cepat
dengan menempuh jarak 4.82 Km.
Dalam kesegaran jasmani ada aspek penting yang harus
diperhatikan guna untuk meningkatkan kesegaran jasmani bagi lanjut usia,
kesegaran jasmani itu berhubungan dengan dua aspek yaitu aspek yang
berhubungan dengan kesehatan dan yang berhubungan dengan aspek
ketrampilan. Maka untuk lebih jelasnya akan dijalaskan sebagai berikut:
2.2.2 Aspek kesegaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan.

Kesegaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan terdiri dari


lima komponen dasar yang saling berhubungan antara yang satu dengan
yang lainnya (Harsuki, 2003: 232) komponen dasar itu antara lain :

a) Daya tahan kardivaskuler.

Komponen ini menggambarkan kamampuan dan kesanggupan melakukan


kerja dalam keadaan aerobik, artinya kemampuan dan kesanggupan sistem
peredaran darah pernapasan. Mengambil dan mengadakan atau
manyediakan oksigen yang dibutuhkan. Pada lanjut usia komponen ini
sangat penting diperhatikan mengingat banyaknya penyakit degeneratif
mengenai sistem tersebut.
b) Kekuatan otot

Kekuatan otot banyak diperlukan dalam kehidupan sehari-hari terutama


untuk tungkai yang harus menahan beban badan. Maka dari itu bagi lanjut
usia juga harus tetap menjaga kekuatan ototnya karena makin tua
seseorang makin berkurang pula kekuatan otatnya.
c) Daya tahan otot

Daya tahan otot adalah kemampuan dan kesanggupan otot untuk kerja
berulang-ulang tanpa mengalami kelelahan. Bagi lanjut usia daya tahan
otot peranannya sangat penting guna untuk menjaga komdisi tubuhnya
d) Fleksibilitas

Fleksibilitas adalah kemampuan gerak maksimal suatu persendian. Pada


lanjut usia banyak keluhan kaku pada persendian yang sering dialami oleh
lanjut usia maka dari itu dapat dilakukan latihan-latihan yang kalestenik.
e) Komposisi Tubuh

Komposisi tubuh berhubungan dengan pendidistribusian otot dan lemak

diseluruh tubuh dengan pengukuran komposisi tubuh ini memegang

peranan penting, baik untuk kesehatan tubuh maupun untuk berolahraga,

kelebihan lemak tubuh dapat menyebabkan kegemukan atau obesitas dan

meningkatkan resiko untuk menderita berbagai macam penyakit. Dalam

olahraga, kelebihan lemak ini dapat memperburuk kinerja karena tidak

memberikan sumbangan tenaga yang dihasilkan oleh kontraksi otot,

malahan memberikan bobot mati yang menambahkan beban karena

memerlukan energi tambahan untuk menggerakkan tubuh.

2.2.3 Aspek kesegaran jasmani yang berhubungan dengan ketrampilan.

Komponen kesegaran jasmani yang berhubungan dengan

ketrampilan ( Harsuki, 2003: 235) meliputi:

a) Keseimbangan

Keseimbangan adalah komponen yang berhubungan dengan sikap

mempertahankan keadaan keseimbangan ketika sedang diam atau

bergerak.

b) Daya ledak
Daya ledak adalah komponen yang berhubngan dengan laju ketika

seseorang melakukan kegiatan, atau daya ledak merupakan hasil dari daya

x percepatan.

c) Kecepatan

Kecepatan adalah komponen yang berhubungan dengan kemampuan untuk

melakukan gerakan dalam waktu yang sangat singkat.

d) Koordinasi

Koordinasi adalah komponen yang berhubungan dengan kemempuan


untuk menggunakan panca indra seperti penglihatan dan pendengaran,
bersama-sama dengan tubuh tertentu di dalam melakukan kegiatan motorik
dengan harmonis dan ketepatan tinggi.
e) Kelincahan

Kelincahan adalah komponen yang berhubungan dengan kemampuan


dengan cara mengubah arah posisi tubuh dengan kecepatan dan ketepatan
tinggi.
f) Kecepatan reaksi

Kecepatan reaksi adalah komponen yang berhubungan kecepatan waktu


yang digunakan antara mulai adanya simulasi atau rangsangan dengan
mulainya reaksi.

2.3 Kesegaran Jasmani Secara Keseluruhan

Kesegaran jasmani dalam arti sempit merupakan suatu aspek dari


kesegaran keseluruhan manusia. Kesegaran secara keseluruhan dapat
dijabarkan menjadi lima aspek sehingga pada kesegaran yang menyeluruh
(total fitness) yaitu; a) Kemampuan Statics, b) Kemampuan Dinamis, c)
Kemampuan jasmani, d) Kemampuan mental, e) Kemampuan sosial (Badan
Pembinaan UKS Kanwil Depdikbud Jateng, 1978: 76).
Untuk lebih jelasnya masing-masing aspek tersebut dapat
dijabarkan sebagai berikut:
a. Kemampuan statis ialah tidak adanya cacat dan penyakit.

Dengan berpangkal tidak dari arti “sehat” dimana tidak hanya berarti
tidak sakit atau cacat, melainkan juga ada kaserasian yang sempurna dari
segi fisik,mental dan sosial.
b. Kemampuan dinamis ialah kemampuan untuk melakukan kemampuan

kegiatan jasmani yang berat, yang tidak memerlukan ketangkasan

khusus. Dalam hal ini yang menjadi patokan penilaian kita adalah daya

tahan. Jadi kemampuan untuk bertahan dapat dimasukkan kedalam

kemampuan dinamis, dimaksutkan kesanggupan melakukan kemampuan

fisik yang lama tanpa menimbulkan kelelahan.

c. Ketangkasan jasmani adalah kemampuan untuk melakukan gerakan-

gerakan yang dikoordinasi dalam hal ini diperlukan ketrampilan tertentu

dan kemampuan daya tahan seperti berenang, melempar, melompat, dan

lain sebagainya. Pada gerakan yang dikoordiner terpadu komponen-

komponen pertahanan, keseimbangan, fleksibilitas, ketangkasan, agility,

ketangkasan, kekuatan, sehingga untuk semua ini diperlukan kekuatan

otot, dan daya tahan.

d. Kemampuan mental adalah kemampuan dalam menghadapi tantangan

kehidupan. Dan untuk itu tentunya diperlukan sifat-sifat mental yang

tangguh antara lain:


1) Kepercayaan terhadap diri sendiri, keuletan, ketabahan hati dan tidak
lekas putus asa.
2) Kehalusan budi dan mampu mengekang nafsu-nafsu terlarang, ramah
tamah, bersifat adil dan berprikemanusiaan.
Seseorang yang telah memiliki tuntutan hidup seperti tersebut
diatas tentu merupakan pribadi yang dapat dibanggakan dan tidak
mempunyai pula dasar ke- Tuhanan yang tangguh.
e. Kemampuan sosial hal ini dimaksutkan kemampuan seseorang untuk

berdiri sendiri tanpa menggantungkan hidupnya kepada orang lain

mempunyai cukup kekuatan dan daya tahan untuk melaksanakan tugas

dengan baik.

Pada saat ini kita sering mendengar istilah kesegaran jasmani.


Istilah ini merupakan bagian dari total fitness. Sehingga dalam total
fitness tercakup beerapa komponenyaitu:
a) Anatomical Fitness, b) Physiological Fitness, c) Psycological fitness

(Nurhasan, 1986: 23).

a) Anatomical Fitness adalah hal yang sukar dikembangkan, oleh karena

untuk pengembangannya harus dimulai sejak masa pertumbuhan

anak-anak sehingga memerlukan waktu yang sangat banyak dan

hasilnya sangat minim sekali, karena kita akan terbentur pada faktor

herditas yang tidak banyak dapat kita pengaruhi.

b) Physiological fitness adalah kemampuan tubuh untuk fungsi

fisiologinya terhadap keadaan lingkungan dan atau terhadap tugas

fisik yang mermelukan kerja otot secara efisien, tak mengalami

kelelahan yang berlebihan dan telah memperoleh pemulihan yang

sempurna sebelum datangnya tugas-tugas pada hari berikutnya.


c) Psykological fitness yang menggambarkan mengenai keadaan emosi

yang stabil berguna untuk mengatasi masalah- masalah yang dihadapi

setiap hari dari lingkungannya, cukup mempunyai kemampuan untuk

mengatasi gangguan emosi yang timbul secara mendadak.

Kesegaran jasmani dalam arti yang luas atau keseluruhan adalah


kemampuan berbuat sebaik-baiknya fisik, mental, dan spiritual untuk
melaksanakan tugas kewajiban pribadinya terhadap kesejahteraan keluarga,
orang lain, masyarakat, negara dan bangsa (M. Subroto,1979: 56)
Kesegaran jasmani erat hubungannya dengan tugas yang harus
dilaksanakan seseorang dengan kamampuan usaha jasmaniah dan dengan
kesegaran keseluruhan pribadinya. Kesegaran jasmani jangan disamakan
dengan orang lain cukup kiranya apabila masing-masing dapat malakukan
pekerjaan dengan baik serta tersedia cadamgan untuk menghadapi keadaan
yang tidak terduga yang mungkin mendadak terjadi.
Akhirnya kesegaran jasmani jangan dilihat secara sendiri, terpisah
dari aspek-aspek lainnya dan selalu dipengaruhi dengan faktor-faktor
mental dan sosial jangan lupa bahwa manusia selalu berfungsi secara
keseluruhan dan tidak sebagian demi sebagian.

2.4 Fungsi Kesegaran Jasmani

Manusia selalu mendambakan kebahagian dan kepuasan dalam


hidupnya. Kebutuhan hidup semakin hari semakin kian bertambah banyak
membuat manusia berusaha keras untuk memenuhinya, maka dengan
semakin keras manusia berusaha mengahadapi tantangan hidup dalam
memenuhi kebutuhannya diperlukan jasmani yang sehat. Dengan jasmani
yang sehat manusia akan lebih mudah melaksanakan aktivitas dan kegiatan
sehari- hari. Dan fungsi kesegaran jasmani adalah untuk mengembangkan
kemampuan kesanggupan daya kreasi dan daya tahan dari setiap manusia
yang berguna untuk mempertinggi daya kerja (Pusat Kesehatan Jasmani dan
Rekreasi, 1971: 71).

2.5 Sasaran dan Tujuan Kesegaran Jasmani

Sasaran dan tujuan kesegaran jasmani akan selalu tergantung pada


obyek yang dituju, dan obyek yang dituju tersebut adalah:
2.5.1 Golongan yang berhubungan dengan pekerjaan.

a. Kesegaran jasmani bagi olahragawan untuk meningkatkan prestasi.

b. Kesegaran jasmani bagi karyawan untuk meningkatkan efisiensi dan

produktivitas kerja.

c. Kesegaran jasmani bagi pelajar untuk mempertinggi kemampuan

belajar.

d. Kesegaran jasmani bagi lanjut usia untuk menjaga kesehatan tubuh dari

penyakit dan untuk mempertahankan hidup.

2.5.2. Golongan yang berhubungan dengan keadaan

a. Kesegaran jasmani bagi penderita cacat dan rehabilitas.

b. Kesegaran jasmani bagi ibu hamil untuk perkembangan bayi dalam

kandungan dan untuk mempersiapkan diri si ibu menghadapi saat

melahirkan.

c. Kesegaran jasmani bagi lanjut usia untuk daya tahan tubuh dan

menikmati hidup dimasa tua.


2.5.3. Golongan yang dihubungkan dengan usia

a. Kesegaran jasmani bagi anak-anak untuk menjamin pertubuhan dan

perkembangan yang baik.

b. Kesegaran jasmani bagi lanjut usia untuk mempertahankan kondisi

terhadap serangan penyakit (Badan Pembinaan UKS kanwil

Depdikbud Jateng, 1978: 77 - 78).

2.6 Komponen- komponen Kesegaran Jasmani

Kesegaran jasmani mencakup pengertian yang kompleks maka


baru dapat dipahami jika mengetahi tentang komponen-komponen
kesegaran jasmani yang saling berkaitan antara yang satu dengan yang lain,
namun masing-masing komponen memiliki ciri- ciri tersendiri yang
berfungsi pokok pada kesegaran jasmani.
Agar seseorang dapat dikatakan kesegaran jasmaninya baik maka
status setiap komponen harus berada dalam kategori baik. Komponen
kesegaran jasmani menurut para ahli ada sepuluh komponen yaitu antara
lain sebagai berikut:1) Resisten tehadap penyakit,2) Kekuatan dan daya
tahan otot, 3) Daya tahan jantung pernapasan dan peredaran darah, 4) Daya
otot, 5) Kelentukan, 6) Kecepatan, 7) Ketepatan,8) Koordinasi,9)
Keseimbangan, 10) Kelincahan (Pembinaan Jasmani Kesehatan Rekreasi,
1982: 5).
Dari ke sepuluh komponen tersebut akan di jabarkan lebih lanjut
beserta dengan peranan dari masing-masing komponen sebagai berikut:
a) Daya Tahan Terhadap Penyakit

Daya tahan terhadap penyakit sangat ditentukan oleh dua faktor,


yaitu faktor lingkungan dan faktor keturunan. Faktor lingkungan yang
penting adalah melakukan olahraga yang teratur, istirahat yang cukup
dan rekreasi sedang faktor keturunan adalah faktor yang akan
berpengaruh pada keturunan.selain itu juga perlu diperhatikan tentang
gizi dan sanitasi yang dibutuhkan. Daya tahan menyatakan keadaan yang
menekankan pada kapasitas melakukan kerja secara terus menerus dalam
suasana aerobik. Jadi dapat berlaku bagi seluruh tubuh, suatu sistem
dalam tubuh dan daerah tertentu (D. Moeloek, 1984: 4).
b) Kekuatan dan Daya Tahan Otot

Kekuatan adalah komponen kesegaran jasmani seseorang tentang


kemampuannya dalam mempergunakan otot untuk menerima beban
sewaktu bekerja. Daya tahan otot adalah kemampuan seseorang dalam
mempergunakan otot untuk berkontraksi secara terus menerus dalam
waktu yang lama dan beban tertentu. (M. Sajoto,1990: 16).
Adapun faktor fisiologi yang mempengaruhi kekuatan dan daya tahan
otot adalah:
a. Usia

Pada usia 12 tahun peningkatan kekuatan otot antara pria dan wanita
sama, sampai pada usia pubertas lebih cepat pria dan pencapaian
maksimal pada usia 25 tahun, pada usia 30 tahun kekuatan otot sudah
mengalami penurunan sampai usia lanjut.
b. Jenis Kelamin

Perbedaan otot pria dan wanita disebabkan oleh adanya perbedaan


otot baik dalam besar maupun proporsinya dalam tubuh, tetapi besar
nilai perbedaan ini tidak pad semua otot. Perbedaan yang nyata pria
dan wanita terlihat pada rangka-rangka wanita yang lebih pendek dari
pria.
c. Aktivitas Fisik

Dengan menghadapi beban kerja yang berat dan latihan fisik yang
teratur secara terus menerus akan meningkatkan daya tahan dan
kekuatan otot. Dengan demikian seeorang yang mempunyai kekuatan
dan daya tahan otot yang baik dapat melakukan dan memikul
pekerjaan yang berat dalam waktu lama. Sehingga orang yang
kesegaran jasmaninya baik akan mempunyai kekuatan otot yang kuat
dan mampu bekerja secara efektif dan efisien.(M. Sanjoto 1990: 16).
c) Daya Tahan Jantung, Pernapasan dan Peredaran Darah

Daya tahan jantung, pernapasan dan peredaran darah


menggunakan istilah: Daya tahan umum (General Endurance) yang
merupakan kemampuan seseorang dalam mempergunakan sistem
jantung, paru-paru dan peredaran darah secara efektif dan efisien untuk
menjalankan kerja otot dengan intensitas tinggi dalam waktu yang cukup
lama.(M. Sanjoto,1990:16).
Sistem jantung, peredaran darah dan pernapasan merupakan alat
utama dan pengukuran dari segala unsur yang diperlukan tubuh terutama
oksigen (O2) yang berfungsi untuk pembakaran pada proses pengolahan
zat-zat makanan dalam tubuh sehingga dapat menghasilkan energi yang
dihasilkan.
Jadi apabila seseorang itu mampu menggerakkan sekelompok otot
tertentu secara terus menerus dalam waktu yang lama akan menyebabkan
kerja jantung, peredaran darah dan pernapasan lebih cepat.

d) Daya Otot

Daya otot oleh para ahli disebut sebagai daya otot atau tenaga
ledak otot. Daya otot atau daya ledak otot adalah kemamapuan seseorang
untuk mempengaruhi kekuatan maksimal yang dikerahkan dalam waktu
yang sependek-pendeknya (M. sanjoto,1990: 17).
Jadi daya otot adalah kualitas yang memungkinkan otot atau
sekelompok otot untuk melakukan kerja fisik secara tiba-tiba. Dalam
kehidupan sehari-hari ini diperlukan untuk memindahkan sebagian atau
seluruhnya beban dari satu tempat yang lain dilakukan pada suatu saat
dan secara tiba-tiba. Pemakaian daya otot ini dengan tenaga otot yang
maksimal dalam waktu singkat atau pendek. Daya tahan otot dipengaruhi
oleh kekuatan otot, kecepatan kontraksi otot sehingga faktor yang
mempengaruhi kedua hal-hal tersebut akan mempengaruhi daya otot.
e) Kelentukan

Kelentukan atau daya lentur adalah efektifitas seseorang dalam


penyesuaian diri untuk segala aktivitas dengan penguluran tubuh yang
luas. Hal ini akan sangat mudah ditandai dengan tingkat fleksibilitas
persendian pada seluruh tubuh (M. Sanjoto,1995:17).
Kelentukan menyatakan kemampuan gerak maksimal yang dapat
dilakukan oleh satu persendian. Jadi meliputi hubungan antara tubuh
persendian umumnya tiap persendian mempunyai gerak tertentu sebagian
akibat struktur anatominya. Gerak yang paling penting dalam kehidupan
sehari-hari adalah fleksi batang tubuh tetapi kelentukan yang baik pada
tempat tersebut belum tentu di tempat lain pula demikian (D.
Moeloek,1984: 9).
Faktor yang mempengaruhi kelentukan usia dan aktifitas fisik,
pada usia lanjut kelentukan berkurang akibat menurunya aktivitas otot
sebagai akibat berkurang latihan (aktivitas fisik).
f) Kecepatan

Kecepatan adalah kemampuan seseorang untuk mengarjakan


gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama dan dalam waktu
yang sesingkat-singkatnya (M. Sanjoto,1995: 9).
Oleh karena itu seseorang yang mempunyai kecepatan tinggi dapat
melakukan suatu gerakan yang singkat dan waktu yang pendek setelah
menerima rangsangan. Kecepatan disini dapat didefinisikan sebagai laju
gerak berlaku untuk tubuh secara keseluruhan atau sebagian tubuh.
g) Ketepatan

Ketepatan adalah kemampuan seseorang untuk mengaedalikan


gerak-gerak bebas terhadap suatu sasaran. Sasaran ini dapat merupakan
suatu jerak atau mungkin suatu aspek langsung yang harus dikenai
dengan salah satu bagian tubuh. Jadi orang yang mempunyai tingkat
ketepatan yang baik akan dapat mengontrol dari suatu sasaran satu ke
sasaran yang lain.
h) Koordinasi

Koordinasi adalah hubungan harmonis bebrbagai fakta yang terjadi


pada suatu gerakan ( D. Moeloek,1984: 11)
Koordinasi adalah kemampuan seseorang menginteregasikan
bermacam-macam gerakan yang berbeda kedalam pola gerakan tunggal
secara efektif. Jadi apabila seseorang mempunyai koordinasi yang baik,
maka ia akan dapat melaksanakan tugas dengan mudah dan efektif. (M.
Sajoto,1995: 9).
i) Keseimbangan

Keseimbangan adalah kemampuan mempertahankan sikap tubuh


atau bagian tubuh tanpa gangguan pada keseimbangan (Depdikbud
PKJR,1997: 6)
Keseimbangan adalah kemampuan seseorang mengalihkan organ-
organ saraf otot selama melakukan gerakan yang cepat dengan
perubahan letak titik-titik gerak yang cepat pula baik dalam keadaan
statis maupun dinamis. Keseibangan adalah kemampuan tubuh untuk
mempertahankan posisi dalam bermacam- macam gerakan (M.
Sajoto,1985: 54).
j) Kelincahan

Kelincahan adalah kemampuan seseorang dalam merubah arah


dalam posisi diarena tertentu. Kelincahan adalah kemampuan merubah
arah dengan cepat dan tepat selagi tubuh bergerak dari satu tempat
ketempat yang lain (M. Sajoto,1985: 59).
Sedangkan menurut Dangsina Moeloek,(1984: 8) menggunakan
istuilah ketangkasan. Ketangkasan adalah kemampuan merubah secara
tepat arah tubuh atau bagian tubuh tanpa gangguan pada keseimbangan.
Kesegaran jasmani merupakan kemampuan seseorang untuk
melaksanakan pekerjaan sehari-hari, maka harus dikembangkan
kesepuluh komponen kesegaran jasmani tersebut dalam porsi yang sama.
Faktor- faktor yang mempengaruhi kesegaran jasmani:
Mengingat pentingnya kesegaran jasmani bagi seseorang yang
berfungsi mengembangkan kemampuan, kesanggupan dan daya tahan
diri sehingga mempertinggi daya aktifitas kerja, maka tak akan lepas dari
faktor-faktor kesegaran jasmani.faktor-faktor kesegaran jasmani antara
lain: faktor latihan, faktor istirahat, faktor kebiasaan hidup sehat, faktor
lingkungan, serta fakor makanan dan gizi (D. Moeloek, 1984: 13).
a. Faktor Latihan

Yang dimaksud latihan adalah latihan olahraga yaitu


pengulangan dari gerak tertentu, secara sistematis dan teratur
berirama dengan tujuan untuk memelihara dan meningkatkan
kemampuan seseorang dalam mencapai prestasi maksimal
(D.Moeloek, 1984: 13).
Pada waktu menentukan program latihan untuk daya tahan
kardirespirasi harus memperhatikan empat faktor latihan, yaitu:
intensitas, frekuensi. Lama dan macam latihan (Sadoso
Sumosarjono, !986: 148).
Intensitas latihan merupakan merupakan faktor yang sangat

penting untuk meningkatkan kesegaran kardiorespirasi. Intensitas

suatu kerja dapat dinyatakan dalam berbagai cara yaitu persentase

denyut nadi maksimal, persentasi konsumsi oksigen maksimal,

jumlah kalori yang diperlukan. Intensitas latihan yang harus

dilakukan oleh usia lanjut untuk memperbaiki kesegaran jasmani

dari hasil penelitian ternyata intensitas latihan yang baik untuk usia

lanjut adalah 60-80% denyut nadi maksimal dan 50-80% oksigen


maksimal. Latihan-latihan olahraga dikerjakan dengan intensitas

dibawah 60% denyut nadi maksimal tidak akan memberikan

perbaikan kepada kerja karena tidak memberikan perbaikan pada

sistem kardiorespirasi. Seseorang yang melakukan latiahan olahraga

dengan intensitas tinggi dan waktu yang pendek dengan orang yang

melakukan latihan ringan dengan intensitas rendah dan waktu yang

lama akan mendapatkan hasil yang kurang lebih sama.

Frekuensi untuk mengembangkan kapasitas daya tahan

kardiorespirasi. Orang tidak perlu berlatih setiap hari, dari pnelitian

ternyata berlatih 3-5 kali perminggu merupakan jumlah optimal

untuk memperbaiki kesegaran jasmani kardiorespirasi. Latihan setiap

hari tidak dianjurkan dapat menyebabkanbaik fisik maupun mental

menjadi terlalu lelah dan akhirnya tidak dapat menjalankan latihan.

b. Faktor Istirahat

Tubuh akan merasa lelah setelah melakukan aktifitas, hal ini

disebabkan oleh pemakaian tenaga untuk aktifitas yang

bersangkutan. Untuk mengambalikan tenaga yang telah terpakai

maka diperlukan istirahat.

c. Faktor Lingkungan

Lingkungan adalah tempat dimana seseorang itu tinggal dalam

waktu yang lama, dalam hal ini menyangkut lingkungan fisik, serta

sosial, mulai dari lingkunagan perumahan, lingkungan pekerjaan dan

sebagainya.

d. Faktor Kebiasan Hibup Sehat


Seseorang apabila menginginkan kesegaran jasmaninya tetap

terjaga, maka ia harus menerapkan cara hidup sehat dalam

kehidupan sehari-hari.

e. Faktor Makanan dan Gizi

Sejak dalam kandunagan manusia sudah memerlukan makanan dan

gizi yang cukup digunakan nutuk pertumbuhan. Jadi dalam

pembinaan kesegaran jasmani tubuh haruslah cukup makanan yang

bergizi dan mengandung unsur-unsur: protein, lemak, karbohidrat,

mineral, vitamin, dan air (D.Moeloek,1984: 14).

Unsur-unsur tersebut diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1). Protein

Dangsina Moeloek (1984: 12) mengatakan bahwa ada dua

macam protein, yaitu protein nabati dan protein hewani. Protein

hewani tinggi nilainya daripada nabati, sebab protein hewani

mengandung macam-macam asam amino yang masuk kedalam

tubuh, sebab apabila tidak maka tubuh akan mengalami

gangguan. Protein berfungsi sebagai bahan pembangun tubuh,

untuk pertumbuhan, untuk menggantikan sel-sel tubuh yang

rusak, pembuatan enzim, hormon, pigment,dan hasil kalori.

2). Lemak

Lemak merupakan bahan yang banyak memberikan kalori. Lemak

juga berfungsi sebagai pelarut vitamin A, D, E, K. selain itu lemak

berfungsi sebagai pelindung terhadap perusak mekanis.

Fungsi utama dari lemak adalah memberi tenaga kepada tubuh.


Satu gram lemak jika dibakar dalam tubuh akan menghasilkan
sembilan kalori.maka dari itu untuk lanjut usia harus dapat
mengurangi konsumsi lemak. Makanan yang baik bagi lanjut usia
tidak boleh mengandung lemak lebih dari 20 % jumlah kalori
yang dipakai.
3). Karbohidrat
Karbohidrat adalah zat makanan yang memberikan tenaga paling
banyak. Zat ini juga berfungsi sebagai pembakar lemak, karena
karbohidrat maka penghancuran protein sebagai tenaga
berkurang, sehingga protein banyak dimanfaatkan sebagai bahan
pembangun (Dangsina Moeloek, 1984: 12).. Satu gram hidrat
arang akan menghasilkan empat lakori. Dalam hidangan sehari-
hari hidrat arang memegang peranan penting sebagai sumber
tenaga, walaupun tiap satu gram hidrat arang menghasilkan kalori
sedikit dibanding lemak. Tetapi sebagai lanjut usia harus tetap
memperhatikan komposisi makanan dan harus seimbang sesuai
dengan keadaan tubuhnya.
4). Garam-garam Mineral
Garam- garam mineral berfungsi sebagi bahan pembangun tubuh,
memberikan tenaga osmose yang tertentu dan tetap bagi cairan
tubuh. Kegunaan garam-garam mineral yaitu memberikan
tekanan osmose yang tertentu dan tetap bagi cairan tubuh (lebih-
lebih garam dapur atau NaCl, mempunyai fungsi bersifat
terhadap otot-otot dan sel-sel.
Fungsi zat pembangun dari tubuh kita seperti garam-garam Ca
untuk pembentukan tulang-tulang dan garam-garam Fe untuk
pembentukan sel-sel darah merah. berfungsi dalam pengangkutan
oksigen dari paru-paru kejaringan tubuh dan sebaliknya
karbondioksida dari jaringan tubuh keperu-paru. garam-garam
mineral turut menentukan dalam sistem paru atau pernepasan
dalam tubuh dan juga mempengaruhi sistem peredaran darah.
Apabila seeorang memiliki sitem peredaran darah yang baik
maka dimungkinkan ia memiliki kesegaran jasmani yang baik.
5). Vitamin
Vitamin berfungsi sebagai penjaga agar tubuh tetap normal.
Vitamin dalam tubuh haruslah tetap sebab apabila kekurangan
vitamin tertentu akan memjadi penyakit tertentu pula. Tetapi
apabila kelebihan juga tidak berfungsi. Bila kekurangan salah
satu vitamin disebut avitaminosis. Fungsi utama vitamin adalah
mengatur proese metabolisme protein lemak dan hidrat arang.
Kebutuhan vitamin dapat diperoleh dari sayur-sayuran dan buah-
buahan. Pada lanjut usia vitamin memang sangat diperlukan
untuk mencegah terjadinya osteoporoses (pengroposan tulang)
pada tulang.

6). Air
Kebutuhan tubuh akan air dapat dikatakan nomor dua setelah
oksigen. Orang akan hidup tanpa makan untuk beberapa minggu.
Tetapi tanpa air orang akan bertahan hidup hanya untuk beberapa
hari. Kehilangan air 10% dari cairan tubuh akan sangat
membahayakan, kematian biasanya terjadi bila tubuh kehilangan
cairan tubuh mencapai 20%.
Pada lanjut usia kebutuhan air sangat penting dan perlu
diperhatikan oleh karena lanjut usia cenderung mengalami
dehidrasi.oleh karena itu minum perlu diprogram secara sadar,
jangan hanya minum setelah merasa haus. Dengan adanya rasa
haus menunjukkan telah adanya kekurangan air. Kebutuhan air
adalah sekitar 2,5 L/ hari yang dapat dipenuhi dari minuman 6 - 7
gelas/ hari dan dari makanan termasuk sayuran dan buah-buahan.
Adapun fungsi air dalam tubuh itu sendiri adalah sebagai zat
pembangun, sebagi zat pengaturdan pelarut hasil pencernaan
makanan dalam tubuh juga sebagai pengaturan panas.Jika
seseorang memiliki metabolisme tubuh yang baik mak akan
dimungkinkan memiliki tingkat kesegaran jasmani yang baik.
2.7 Tes Kesegaran Jasmani

Tingkat kesegaran jasmani seseorang dapat diketahui dengan


mengadakan tes kesegaran jasmani. Dalam hal ini ada beberapa tes
kesegaran jasmani untuk lanjut usia, akan tetapi peneliti hanya
menggunakan tes kesegaran jasmani yang cocok dan sesuai untuk lanjut
usia. Yang peneliti gunakan untuk mengukur tingkat kesegaran jasmani
lanjut usia yaitu dengan menggunakan tes jalan cepat 4.82 Km karena hanya
tes inilah yang paling sesuai walaupun masih ada tes lain untuk mengukur
tingkat kesegaran jasmani lanjut usia.
2.8 Kerangka Berfikir

Kesegaran jasmani merupakan faktor yang sangat penting bagi


seseorang, khususnya bagi lanjut usia. Dengan kesegaran jasmani yang baik
lanju usia dapat melakukan aktivitas kerja yang baik, terukur, teratur dan
terarah, maka dari itu lanjut usia dapat hidup secara sehat serta bahagia
karena terhindar dari gangguan penyakit yang sering di alami oleh setiap
lanjut usia yang di sebabkan karena proses degeneratif atau penurunan
fungsi organ tubuh akibat proses penuaan. Tingkat kesegaran jasmani tak
lepas dari aspek yang mempengaruhinya. Aspek yang harus dipenuhi agar
kesegaran jamani lanjut usia terjaga denga baik yaitu aspek yang
berhubungan dengan kesehatan meliputi daya tahan kardiovaskuler, daya
tahan otot, kelenturan, komposisi tubuh, kekuatan otot dan aspek yang
berhubungan dengan ketrampilan keseimbangan, ketepatan, kecepatan,
keseimbangn, koordinasi, kelincahan. Bila kebutuhan aspek tersebut
dipenuhi maka lanjut usia dapat melakukan aktivitas sehari-harinya tanpa
menimbulkan rasa lelah yang berarti.
Kesegaran jasmani bagi lanjut usia memang sangat berarti untuk
menjaga kondisi tubuh dari penyakit yang sering dikeluhkan, menghambat
dari proses penuaan yang disebabkan karena proses degeneratif,
memperpanjang harapan hidup, maka dari itu dengan berolahraga dan
melakukan aktifitas dapat meningkatkan kesegaran jasmani lanjut usia.
BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam penentuan metode yang digunakan dalam penelitian harus benar-

benar teliti sehingga nantinya akan diperoleh hasil yang sesuai dengan kenyataan

yang ada dilapangan. Demikian dengan analisisnya bersifat faktual, dikondisikan

dengan tujuan penelitian sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah

sesuai dengan kaidah yang berlaku.

Sebelum mulai dengan masalah penentuan obyek penelitian, ada beberapa

hal yang harus diperhatikan yaitu mengenai langkah-langkah yang harus dipenuhi

supaya tidak terjadi kesalahan dalam penelitian. Untuk mengurang atau

menghindari kesalahan yang mungkin terjadi dalam penelitian perlu adanya

pemisahan tentang langkah- langkah untuk menentukan obyek penelitian antara

lain:

3.1 Populasi

Seluruh penduduk yang dimaksudkan untuk diselidiki disebut

populasi. Populasi dibatasi oleh sejumlah penduduk atau individu yang

paling sedikit mempunyai satu sifat yang sama. Pengertian tersebut

mengandung makna bahwa populasi adalah individu yang dijadikan obyek

penelitian dan keseluruhan dari individu tersebut paling sedikit mempunyai

satu sifat yang sama (Sutrisno Hadi, 2000:220).


Populasi dalam penelitian ini adalah Anggota Paguyuban Lansia Sehat

di Kecamatan Candisari Semarang, yang berjumlah 30 orang wanita lanjut

usia.

3.2 Sampel

Menurut Sutrisno Hadi, sampel merupakan sebagian dari populasi atau

sejumlah penduduk yang jumlahnya kurang dari jumlah populasi

(2000:221). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lanjut Usia

Di Pusat Kesehatan Masyarakat Kecamatan Candisari Semarang.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan

total sampling pada Anggota Paguyuban Lansia Sehat di Pusat Kesehatan

Masyarakat Kecamatan Candisari Semarang yang berusia 45 - 60 tahun

keatas.

3.3 Variabel Penelitian

Setiap penelitian mempunyai obyek yang dijadikan sasaran dalam

penelitian. Obyek yang sering disebut gejala, sedangkan gejala-gejala yanh

menunjukkan variasi baik jenisnya maupun tingkatannya disebut variable

(Sutrisno Hadi, 1990:224).

Variabel yang diselidiki dalam penelitian ini adalah Tingkat Kesegaran

Jasmani pada Lanjut Usia.


3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan

hasilnya lebih baik, dalm arti lebih cermat lengkap dan sistematit sehingga

lebih mudah diolah (Suharsimi Arikunto, 1998: 136).

Instrumen ini menggunakan tes kesegaran jasmani (jalan cepat) dengan

menempuh jarak 4,82 km untuk lanjut usia menurut Cooper (Kuntaraf

Jonathan 1992: 282). Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam

pelaksanaan tes kesegaran jasmani yaitu:

3.4.1 Ketentuan umum pelaksanaan tes jalan 4.82 km untuk peserta

a. Tes dilaksanakan dalam waktu satu hari.

b.Tes ini memerlukan tenaga oleh karena itu peserta yang mengikuti tes

harus dalam keadaan sehat dan siap untuk melaksanakan tes. Bila

kesehatan peserta yang di tes meragukan hendaknya peserta diperiksa oleh

dokter terlebih dahulu.

c. Untuk mendapatkan hasil tes yang dapat dipercaya pengetes haruslah

sudah terampil dan paham benar mengenai pelaksaan tes, oleh sebab itu

sebelub tes dilaksanakan pengetes harus dilatih sehingga pengetes telah

menguasai betul- betul bagaiman melakukan tes tersebut.

3.4.2 Petunjuk Umum Pelaksanaan Tes Kesegaran Jasmani

a. Pada waktu pelaksanaan tes hendaknya peserta dalam keadaan sehat dan

siap untuk melaksanakan tes.


b.Saat melaksanakan hendaknya orang yang di tes memakai pakaian

olahraga, sepatu olahraga.

Sebelum melaksanakan tes orang yang dites hendaknya:

a) Telah memahami benar tes yang akan dilakukan dan menguasai cara

melaksanakannya.

b) Diharapkan melakukan pemanasan terlebih dahulu sebelum melakukan

tes.

c) Diharapkan sudah makan pagi sedikitnya 2 jam sebelum melakukan tes.

d) Jika tidak dapat melaksanakan tes maka dinyatakan gagal.

3.4.3 Petunjuk Umum Pelaksanaan Tes Untuk Petugas

a. Harap memberikan pemanasan terlebih dahulu.

b. Memberi Nomer dada atau peserta yang jelas dan mudah dilihat oleh

petugas.

c. Bagi peserta yang tidak dapat melaksanakan tes di beri nilai

d. Untuk mencatat hasil tes dapat menggunakan formulir tes.

3.4.4 Petujuk Penilaian

Penilaian kesegaran jasmani dinilai dengan menggunakan table norma untuk

menentukan klasifikasi atau kategori tingkat kesegaran jasmani.

3.4.5 Alat dan Perlengkapan

Alat dan perlengkapan yang digunakan dalam penelitian ini adalah lintasan

jalan yang datar (Stadion Tri Lomba Juang Semarang), stopwath, peluit,

nomor dada, bendera dan formulir tes.


3.5 Jenis Penelitian

Jenis penelitian merupakan faktor penting dalam penelitian karena

berhubungan langsung dengan data yang diperoleh, untuk memperoleh data

yang sesuai, maka dalam penelitian ini digunakan penelitian dengan metode

survey. Sedangkan untuk mengumpulkan data digunakan tes dan

pengukuran kesegaran jasmani serta wawancara dengan pembina Lanjut

Usia Di Pusat Kesehatan Masyarakat Kecamatan Candisari Semarang.

Adapun hal-hal yang dilakukan untuk pengumpulan data adalah:

a. Cara Mendapatkan Data

Menyusun daftar peserta yang dijadikan subyek penelitian.

b. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 17-25 januari 2005 sedang

pengambilan data dilaksanakan pada:

Hari : Minggu,

Tanggal : 23 Januari 2005

Pukul : 07.00 WIB sampai selesai.

c. Lokasi Penelitian

Tes dilakukan di Stadion Tri Lomba Juang Semara

3.6 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penelitian

Dalam penelitian ini telah diusahakan untuk menghindari

kemungkinan bila terjadi kesalahan selama melakukan penelitian

sehubungan dengan pengambilan data maka dibawah ini dikemukakan


adanya variabel yang dikendalikan meliputi beberapa factor dan usaha untuk

menghindarinya.Adapun factor-faktor tersebut adalah:

3.6.1 Faktor Kesungguhan Hati

Kesungguhan hati dari peserta dalam melakukan kegiatan penelitian tidak

sama, sehingga dapat mempengaruhi hasil penelitian. Untuk

menghindarinya diupayakan agar setiap individu dianjurkan untuk

bersungguh-sungguh dalam melakukan tes.

3.6.2 Faktor Cuaca

Karena pelaksanaan tes ditempat lapangan terbuka maka factor cuaca sangat

diperhitungkan khususnya hujan yang dapat mengganggu jalannya

penelitian. Bila hal ini terjadi maka penelitian hari itu diganti dengan hari

lain.

3.6.3 Faktor Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian diupayakan selengkap mungkin dan

dipersiapkan sebelum tes di mulai. Hal ini untuk menujang kelancaran demi

jalannya penelitian.

3.6.4 Faktor Tenaga Penelitian

Karena tes dalam penelitian ini membutuhkan kecermatan dan ketelitian

yang tinggi. Maka factor tenaga penelitian sangat diperhatikan.penguasaan

materi tes yang akan dilaksanakan, kesanggupan untuk bekerja secara

profesianal sesuai dengan tugas yang dibebankan sehingga dalam

pelaksanaan pengambilan data berjalan dengan benar dan kesalahan dapat

dikurangi sekecil mungkin.


3.6.Analisis Data

Untuk memperoleh suatu generalisasi atau kesimpulan masalah yang

diteliti. Maka analisis data merupakan salah satu langkah penting dalam

penelitian, karena dengan analisis data akan dapat ditarik kesimpulan

mengenai masalah yang akan diteliti. Untuk menganalisis data diperlukan

suatu teknis analisis yang sesuai dengan bentuk data yang terkumpul.

Dalam hal ini karena data yang terkumpul berupa angka-angka hasil

tes, maka standar derajat kesegaran jasmani setiap peserta dapat ditetapkan.

Selanjutnya dimunculkan rata-rata status kesegaran jasmani untuk kelompok

usia 44-49 tahun, 50-59 tahun dan 60 tahun keatas sebagai gambaran

keberhasilan.

Yang menyatakan cara-cara ilmiah yang dipersiapkan untuk

mengumpulkan data dengan menganalisa data penyelidikan yang berwujud

angka.

Dengan analisis data maka obyektifitas dari hasil penelitian akan lebih

terjamin. Analisis data dapat memberikan efisiensi dan aktivitas kerja karena

dapat membuat data lebih ringkas bentuknya (untuk data dan norma

terlampir).

3.6.1. Analisis persentase

Analisis persentase ( % ) yang disajikan pada hasil penelitian adalah

hasil dari pengkategorian seluruh sampel menurut jenjang usia, dalam hal ini

usia 45-49 tahun, 50-59 tahun dan 60 tahun keatas.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1. Diskriptif Data

Hasil pengukuran tingkat kesegaran jasmani pada 30 orang anggota

Paguyuban Lansia Sehat di Kecamatan Candisari Semarang dilakukan

dengan tes kesegaran jasmani jalan cepat menempuh jarak 4.82 Km

diperoleh hasil seperti pada terangkum pada tabel berikut:

Tabel 4.1

Kategori Tingkat Kesegaran Jasmani anggota Paguyuban Lansia Sehat di

Kecamatan Candisari Semarang

Kategori Frekunesi Persentase


o.
Baik Sekali 0 0.00%
. Baik 0 0.00%
Sedang 1 3%
. Kurang 6 20%
Kurang Sekali 23 77%
.

.
Jumlah 30 100%
Sumber : Data Primer Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel 4.1 di atas diketahui bahwa sebagain besar

anggota Paguyuban Lansia Sehat di Kecamatan Candisari Semarang

memiliki tingkat kesegaran jasmani kurang sekali yaitu sebanyak 23 orang


atau 77% selebihnya yaitu 6 orang atau 20% meiliki tingkat kesegaran

jasmani kurang dan 1 orang atau 3% memiliki tingkat kesegaran jasmani

sedang, dan tidak ada sutupun yang memiliki tingkat kesegaran jasmani baik

dan baik sekali. Lebih jelasnya distribusi tingkat kesegaran jasmani anggota

Paguyuban Lansia Sehat di Kecamatan Candisari Semarang dapat dilihat

pada gambar berikut.

77%
80%

70%

60%
50%
Persentase 40%

30% 20%

20%
0% 0% 3%
10%

0%
Baik Baik Sedang Kurang Kurang
Sekali Sekali

Kategori

Gambar 4.1
Grafik Tingkat Kesegaran Jasmani Anggota Paguyuban Lansia Sehat di Pusat Kesehatan
Masyarakat Kecamatan Candisari Semarang

4.1.2. Analisis Data

Ditinjau dari golongan umurnya, maka anggota Paguyupan Lansia

Sehat di Kecamatan Candisari Semarang dapat dipisahkan menjadi tiga

golongan yaitu usia 40-49 tahun, 50-59 tahun dan 60 tahun atau lebih.

Tingkat kesegaran jasmani dari anggota Paguyupan Lansia Sehat di


Kecamatan Candisari Semarang ditinjau dari masing-masing golongan umur

diperoleh hasil seperti disajikan pada tabel berikut :

Tabel 4.2.
Kategori Tingkat Kesegaran Jasmani anggota Paguyupan Lansia Sehat di
Kecamatan Candisari Semarang pada Tiap Golongan Umur
Kateg 40 –49 50-59 > 60
o. ori Tahun Tahun Tahun
f % F % F %
Baik 0 0 0 0 0 0
. Sekali 0 .00% 0 .00% 0 .00%
Baik 0 0 0 0 1 0
. Sedan 1 .00% 3 .00% 2 .00%
g 9 0 1 0 4 1
. Kuran .00% 0 .00% 4%
g 1 2 2
. Kuran 0% 3% 9%
gSekali 9 7 5
. 0% 7% 7%
Jumlah 1 1 1 1 7 1
0 00% 3 00% 00%
Sumber : Data Primer Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel 4.2 di atas diketahui bahwa sebagian besar

anggota Paguyuban Lansia Sehat di Kecamatan Candisari Semarang pada

golongan umur 40-49 tahun sebagian besar memiliki tingkat kesegaran

jasmani kurang sekali yaitu sebanyak 9 orang atau 90% dan selebihnya yaitu

1 orang atau 10% meiliki tingkat kesegaran jasmani kurang. Pada golongan

umur 50-59 tahun sebagian besar memiliki tingkat kesegaran jasmani

kurang sekali yaitu sebanyak 10 orang atau 77% dan selebihnya yaitu 3

orang atau 23% memiliki tingkat kesegaran jasmani kurang. Pada golongan

umur 60 tahun atau lebih sebagian besar memiliki tingkat kesegaran jasmani

kurang sekali yaitu sebanyak 4 orang atau 57% dan 2 orang atau 29%

meiliki tingkat kesegaran jasmani kurang dan 1 orang atau 14% memiliki
tingkat kesegaran jasmani sedang. Untuk lebih jelasnya distribusi tingkat

kesegaran jasmani anggota Paguyuban Lansia Sehat di Kecamatan Candisari

Semarang dari tiap-tiap golongan umur dapat dilihat pada gambar berikut.

90%
77%
90%
80%
70% 57%
60%
50% 29%
Persentase
40% 23%
30% 14%
20% 0% 10%
0% 0%
10% 0% 0% 0% 0% 0%
0%
Baik Baik Sedang Kurang Kurang
Sekali Sekali
Gambar 4.2
Grafik Tingkat Kesegaran Jasmani anggota Kategori
paguyuban
40 - 49 TH 50 - 59 TH > 60Lanjut
TH Usia di Pusat Kesehatan
Masyarakat Kecamatan Candisari Semarang pada tiap Golongan Umur

4.1.3 Hasil Analisis Data

Berdasarkan analisis data di atas maka dapat diketahui hasil


analisis data tingkat kesegaran jasmani anggota Paguyuban Lansia
Sehat di Kecamatan Candisari Semarang yang dilihat dengan jelas
bahwa hasil analisis data ditinjau dari tiap-tiap golongan umur yang
diketahui bahwa sebagian besar tingkat kesegaran jasmani lanjut usia
di pusat kesehatan masyarakat kecamatan candisari semarang masuk
dalam kategorikurang sekali.

Tetapi jika dilihat dari bobot pesentasenya terlihat bahwa


golongan usia 60 tahun atau lebih memiliki tingkat kesegaran jasmani
yang lebih baik bila dibandingkan dengan anggota lanjut usia yang
lain. Akan tetapi tingkat kesegaran jasmani yang paling buruk dimiliki
oleh anggota lanjut usia dengan golongan usia 40-49 tahun yaitu
sebagian besar (90%) tingkat kesegaran jasmaninya kurang.
4.2 Pembahasan

Kondisi fisik atau kesegaran jasmani seseorang memegang peranan

penting dalam kehidupan sehari-hari terutama untuk mendukung segala aktivitas

yang dilakukan, baik itu dalam bekerja maupun kegiatan yang lain. Sasaran dan

tujuan kesegaran jasmani akan selalu tergantung pada obyek yang dituju. Bagi

lanjut usia kesegaran jasmani untuk menjaga kesehatan tubuh dari penyakit dan

untuk mempertahankan hidup.

Salah satu kegiatan yang diikuti oleh masyarakat di Kecamatan Candisari

Semarang pada saat memasuki usia lanjut adalah bergabung dalam Paguyupan Lansia

Sehat. Berdasarkar hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kesegaran jasmani

anggota Paguyuban Lansia Sehat di Kecamatan Candisari Semarang sebagian besar adalah

kurang. Dari 30 anggota Paguyuban Lansia Sehat yang menjadi sampel dalam penelitian ini

tidak ada satupun yang memiliki tingkat kesegaran yang baik.

Dengan kurangnya tingkat kesegaran jasmani yang dimiliki anggota Paguyuban

Lansia Sehat di Kecamatan Candisari Semarang tersebut akan mengganggu mereka dalam

menjalani kehidupannya dimasa-masa tuanya. Dangsina Moeloek (1984) menjelaskan

bahwa dengan memiliki kesegaran jasmani yang baik maka akan memungkinkan seseorang

memiliki kesanggupan dan kemampuan tubuh dalam melaksanakan tugas pembebanan fisik

yang diberikan kepadanya (pekerjaan sehari-hari) tanpa menimbulkan kelelahan yang

berarti. Menurut Badan Pembinaan UKS kanwil Depdikbud Jateng (1978: 77-78) kesegaran

jasmani bagi lanjut usia untuk mempertahankan kondisi terhadap serangan penyakit.

Usaha untuk mempertahan kesegaran jasmani bagi usia lanjut perlu dilakukan

sebab, saat manusia memasuki usia lanjut terjadi kemerosotan proses penggabungan fungsi

organis dengan suatu penurunan dalam kelangsungan hidup dan peningkatan sifat mudah

terserang luka maupun sakit. Beberapa kemunduran fungsi organ tubuh pada usia lanjut

diantaranya yaitu kulit tubuh menjadi tipis, keriput dan tidak elastis lagi, rambut rontok,

volume otot secara keseluruhan dan fungsinya menurun, yang mengakibatkan kekuatan
berkurang, jantung yang terdiri dari otot–otot juga mengalami perubahan degeneratif,

berbagai pertumbuhan darah nadi (arteri) penting, khususnya yang di jantung dan otak,

mengalami kekakuan (arteriosklerosis). Lapisan dalam (intima) pembuluh nadi tersebut

menjadi kasar atau tidak licin lagi, yang memudahkan timbulnya pengumpulan darah dan

trombosis, terjadinya degeneratif selaput lendir dan bulu getar saluran pernafasan, dinding

gelembung pernafasan (alveoli) menjadi kurang elastis dan rongganya menjadi lebih luas.

Akibatnya terjadi radang dan infeksi saluran pernafasan maupun paru, kadar kapur

(kalsium) dalam tulang menurun dan mengakibatkan tulang menjadi keropos (osteoporosis)

dan mudah patah, akibat degeneratif di persendian, permukaan tulang rawannya menjadi

kasar. Bila tulang rawan tersebut hilang sama sekali, kedua ujung tulang yang keras saling

bergesek yang mengakibatkan penyakit sendi yang disebut artrosis artritis.

Mengingat pentingnya kesegaran jasmani bagi lanjut usia, maka perlu upaya

peningkatan tingkat kesegaran jasmani tersebut. Secara umum banyak sekali faktor-faktor

yang mempengaruhi tingkat kesegaran jasmani seseorang diantaranya yaitu faktor latihan,

faktor istirahat, faktor kebiasaan hidup sehat, faktor lingkungan, serta fakor makanan dan

gizi.

Yang dimaksud latihan adalah latihan olahraga yaitu pengulangan dari gerak

tertentu, secara sistematis dan teratur berirama dengan tujuan untuk memelihara dan

meningkatkan kemampuan seseorang dalam mencapai prestasi maksimal. Kegiatan latihan

yang dilakukan oleh lanjut usial anggota Paguyuban Lansia Sehat di Kecamatan Candisari

Semarang adalah, senam sehat, jalan sehat dan kegiatan-kegiatan yang lain yang

menekankan kativitas fisik.

Istirahat yang cukup dapat mengambalikan tenaga yang telah terpakai setelah

melakukan aktifitas, hal ini disebabkan oleh pemakaian tenaga untuk aktifitas yang

bersangkutan.

Lingkungan merupakan tempat dimana seseorang itu tinggal dalam waktu yang

lama, dalam hal ini menyangkut lingkungan fisik, serta sosial, mulai dari lingkunagan

perumahan, lingkungan pekerjaan dan sebagainya. Untuk dapat memiliki tingkat kesegaran
jasmani dapat dimulai dengan menjaga kebersihan lingkungan dan suasana lingkungan

yang yaman.

Seorang lanjut usia apabila menginginkan kesegaran jasmaninya tetap terjaga,

maka ia harus menerapkan cara hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari. Sejak dalam

kandunagan manusia sudah memerlukan makanan dan gizi yang cukup digunakan uutuk

pertumbuhan. Jadi dalam pembinaan kesegaran jasmani tubuh haruslah cukup makanan

yang bergizi dan mengandung unsur-unsur: protein, lemak, karbohidrat, mineral, vitamin,

dan air.

Tingkat kesegaran jasmani lanjut usia memang sangat diperlukan selain

untuk menjaga kondisi tubuhnya dari pnyakit yang sering timbul akibat proses

degeneratif atau penurunan fungsi tubuh maka lanju usia harus terus melakukan

aktifitas olahraga dan jangan lupa lanjut usia harus selalu memeriksakan

kesehatannya kepada dokter apabila terjadi gangguan pada tubuhnya setelah

melakukan aktifitas.
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari hasil Penelitian dan pembahasan maka peneliti dapat menarik

kesimpulan yaitu :

Tingkat kesegaran jasmani anggota Paguyuban Lansia Sehat di

Kecamatan Candisari Semarang anggotanya memiliki rata-rata tingkat

kesegaran jasmani kurang sekali. Persentase tingkat kesegaran jasmani

lanjut usia di Kecamatan Candisari Semarang yang memiliki kategori sangat

kurang sebanyak 23 orang dengan persentase 77%, kategori kurang

sebanyak 6 orang dengan persentase 20% dan 1 orang dengan persentase 3%

kategorinya sedang dan tidak ada satupun yang memiliki tinmgkat kesegaran

jasmani baik dan baik sekali dengan prosentasenya 0%.

5.2 Saran–Saran

Dari kesimpulan dari hasil penelitian di atas maka peneliti menyarankan

sebagai berikut :

(1) Mengingat Tingkat kesegaran jasmani sangat penting peranannya bagi

manusia saat lajut usia, maka bagi anggota Paguyupan Lansia Sehat di

Kecamatan Candisari Semarang hendaknya meningkatkan kesegaran

jasmaninya yang baru dalam kategori kurang dengan lebih

memperhatikan faktor-faktor yang dapat memperngaruhi tingkat


52
kesegaran jasmaninya diantaranya yaitu faktor latihan, faktor istirahat,

faktor kebiasaan hidup sehat, faktor lingkungan, serta fakor makanan

dan gizi.

(2) Bagi para pembinan di Paguyupan Lansia Sehat Kecamatan Candisari,

hendanya merencanakan program latihan bagi anggotanya yang

disesuaikan dengan golongan umur masing-masing agar program latihan

tersebut tetapt pada sararan dan mampu meningkatkan kesegaran

jasmani dari masing-masing anggota secara efektif dan efisien.


DAFTAR PUSTAKA

Suharsimi Arikunto. 1997.Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Santoso Giriwijoyo dan Komariyah Lilis. 2003. Olahraga Kesehatan dan


Kebugaran Jasmani Lanjut Usia. Bandung: UPI.

Mempora. 1999. Pedoman Pembinaan Kesehatan Jasmani Untuk Lanjut Usia.


Jakarta. Kantor Menteri Negara Pemuda Dan Olahraga.

Sadoso Sumosarjono. 1985. Kesehatan Olahraga. Jakarta: PT Grafidian Jaya.

Kuntaraf Jonathan dan Kathleen. 1992. Olahraga Sumber Kesehatan. Bandung:


Percetakan Advent Indonesia.

Sutrisno Hadi. 2000. Statistik Jilid 2. Yokyakarta: Andi offset.

M. Sajoto. 1988.Pembinaan Kondisi Fisik. Jakarta: Gramedia.

Harsuki. 2003. Perkembangan Olahraga Terkini Para Pakar. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.

Pate Rotella. 1993. Dasar-dasar Ilmiah Kepelatihan (terjemahan Kasio).


Semarang: IKIP Press.

Dangsina Moeloek. 1984. Kesehatan dan Olahraga. Jakarta: Fakultas Kedokteran


Universitas Indonesia.

Sudarno SP. 1992. Prosedur Penelitian Kesegaran Jasmani. Jakarta: Departemen


Pendidikan dan Kebudayaan.

Poerwadarminta, 2002. Kamus Umum Bahasa Inadonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Sadoso Sumosarjono. 1996. Pengetahuan Praktis Kesehatan dalam Olahraga.


Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Nurhasan. 2001. Tes Dan Pengukuran Dalam Pendidikan Jasmani. Jakarta:
Depdikbud.
Radio Putro. 1975.Kinesiologi & Body Mekanik. Jakarta: Depdikbud.
Sadoso Sumosarjono, 1986. Pengetahuan Praktis Kesehatan Dalam Olahraga.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
M. Subroto, 1979. Pengetahuan Pendidikan Kesegaran Jasmani. Jakarta:
Depdikbud.
PKJR. 1971.Pembianaan Olahraga Kesegaran Jasmani . Jakarta:Depdikbud.

Badan Pembina UKS. 1978. Pengetahuan mengajar Usaha Kesehatan Sekolah.


Jakarta: Depdikbud.
PJKR. 1982. Pembinaan Jasmani Kesehatan Rekreasi. Jakarta. Depdikbud.

You might also like

  • Doc
    Doc
    Document71 pages
    Doc
    Septian Fals Mania
    No ratings yet
  • Skripsi: Universitas Negeri Semarang 2005
    Skripsi: Universitas Negeri Semarang 2005
    Document76 pages
    Skripsi: Universitas Negeri Semarang 2005
    rizevi
    No ratings yet
  • 91
    91
    Document91 pages
    91
    jhon
    No ratings yet
  • 93
    93
    Document72 pages
    93
    jhon
    No ratings yet
  • 92
    92
    Document92 pages
    92
    jhon
    0% (1)
  • 96
    96
    Document66 pages
    96
    jhon
    No ratings yet
  • 90
    90
    Document87 pages
    90
    Reza Safrullah
    No ratings yet
  • 89
    89
    Document54 pages
    89
    jhon
    No ratings yet
  • 85
    85
    Document65 pages
    85
    jhon
    No ratings yet
  • 84
    84
    Document58 pages
    84
    jhon
    No ratings yet
  • 88
    88
    Document63 pages
    88
    jhon
    No ratings yet
  • 87
    87
    Document65 pages
    87
    jhon
    No ratings yet
  • 82
    82
    Document87 pages
    82
    jhon
    No ratings yet
  • 80
    80
    Document66 pages
    80
    jhon
    100% (2)
  • 75
    75
    Document55 pages
    75
    jhon
    No ratings yet
  • Pengaruh Latihan Awalan 9 Dan 11 Langkah Terhadap
    Pengaruh Latihan Awalan 9 Dan 11 Langkah Terhadap
    Document93 pages
    Pengaruh Latihan Awalan 9 Dan 11 Langkah Terhadap
    Irpan Riyanto
    0% (1)
  • 79
    79
    Document99 pages
    79
    jhon
    No ratings yet
  • 77
    77
    Document111 pages
    77
    jhon
    No ratings yet
  • 72
    72
    Document58 pages
    72
    jhon
    No ratings yet
  • 78
    78
    Document68 pages
    78
    jhon
    No ratings yet
  • 76
    76
    Document76 pages
    76
    jhon
    No ratings yet
  • Sikap Duduk Kerja
    Sikap Duduk Kerja
    Document61 pages
    Sikap Duduk Kerja
    Nur Hasanah
    50% (2)
  • 73
    73
    Document64 pages
    73
    jhon
    No ratings yet
  • 71
    71
    Document74 pages
    71
    jhon
    No ratings yet
  • 736
    736
    Document103 pages
    736
    jhon
    No ratings yet