Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
Oleh :
Nama : Eko Prasetya
NIM : 6314000041
Jurusan : Pendidikan Kepalatihan Olahraga
Fakultas : Ilmu Keolahragaan
Eko Prasetya, 2004. “Hubungan Kekuatan Otot Tungkai, Panjang Tungkai Dan
Kecepatan Dribel Berlari Dengan Hasil Lay Up Shoot Pada Anggota UKM Bola
Basket Unnes Tahun Ajaran 2003/2004”.
Skripsi ini telah disetujui untuk diajukan panitia skripsi Fakultas Ilmu
Hari : ……………….
Tanggal : ……………….
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu
Hari : Sabtu
Tanggal : 19 Februari 2005
Waktu : 13.00 – 15.00
Tempat : Lab. PKLO
Ketua Sekretaris
Dewan Penguji,
Motto :
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan maka apabila kamu telah
selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain”.
Persembahan :
Singgasana Cost.
KATA PENGANTAR
bantuan, saran dan kerjasama dari berbagai pihak. Dengan segala kerendahan hati dan
4. Bapak DR. Husein AR, M.A, selaku Dosen Pembimbing I dalam penyusunan
skripsi ini.
skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga khususnya dan
7. Mahasiswa UKM bola basket UNNES Tahun ajaran 2003/2004 yang telah
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis satu persatu sebutkan atas bantuannya.
mendoakan semoga amal dan bantuan saudara mendapatkan imbalan yang sesuai,
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
SARI ................................................................................................................ ii
PERSETUJUAN............................................................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN........................................... v
KATA PENGANTAR.................................................................................... vi
DAFTAR ISI................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Alasan Pemilihan Judul............................................................... 1
2.2. Hipotesis........................................................................................ 29
4.2. Pembahasan................................................................................ 43
5.2. Saran-saran................................................................................... 48
Halaman
Lay Up Shoot.............................................................................................. 52
Halaman
Halaman
PENDAHULUAN
beberapa tahun ini. Prestasi yang beberapa tahun lalu sulit dibayangkan, sekarang
dapat terjadi. Sejumlah atlet mampu memberikan prestasi optimal pada cabang
olahraga tertentu.
Salah satu faktor penyebab terjadinya peningkatan prestasi atlet dalam cabang
olahraga adalah dengan metode pelatihan yang baik, dukungan lain juga datang dari
para ahli dibidang olahraga dan ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu yang membuat
Kemajuan prestasi atlet yang terjadi saat ini,merupakan hasil perpaduan dari
M. Sajoto (1983 : 2-5), faktor-faktor penentu pencapaian prestasi prima atlet dalam
1. Aspek biologis yang meliputi (a) Potensi atau kemampuan dasar tubuh
Fungsi organ-organ tubuh. (c) Postur dan struktur tubuh. (d) Gizi.
saraf.
yang tertib.
Faktor tersebut saling terkait antara satu dengan lainnya. Kurangnya salah satu
komponen akan mengurangi hasil atau prestasi yang dicapai. Demikian pula dalam
cabang olahraga bola basket, untuk memperoleh prestasi optimal, juga tidak lepas
dari jalan, lari dan lompat serta unsur kekuatan, kecepatan, ketepatan, kelentukan dan
lain-lain. Untuk menjadi menjadi seorang pemain basket yang baik, harus menguasai
teknik-teknik dasar permainan bola basket, karena semakin baik seorang pemain
sukses, hal ini harus ditunjang pula kondisi fisik yang baik.
Menurut peraturan Perbasi (2000 : 15), bola basket adalah permainan yang
dimainkan oleh dua regu, yang masing-masing terdiri dari lima orang pemain, tiap
mencetak angka, bola dioper, digelindingkan, atau dipantulkan ke segala arah, sesuai
dengan peraturan. Pada permainan bola basket untuk mendapatkan gerakan efektif
dan efisien perlu didasarkan pada penguasaan teknik dasar dengan baik. Teknik dasar
tersebut dapat dibagi sebagai berikut : teknik melempar dan menangkap, teknik
menggiring bola, teknik menembak, teknik gerakan berporos, teknik lay up shoot,
teknik rebound (Imam Sodikun, 1992 : 48) Oleh karena itu menembak unsur dasar
yang sangat menentukan untuk mencapai kemenangan dalam suatu pertandingan. Jadi
teknik dasar menembak harus benar-benar dikuasai oleh pemain bola basket.
Pendapat dalam buku yang berjudul Petunjuk Para Pelatih dan Pemain Bola
Basket mengatakan bahwa : “Ketrampilan terpenting dalam bola basket ini adalah
itu memasukkan bola ke dalam keranjang merupakan inti dari strategi bola basket”
keranjang. Setiap regu yang menguasai bola selalu mencari kesempatan untuk dapat
menembak. Setiap serangan selalu berusaha dapat berakhir dengan tembakan. Oleh
karena itu unsur menembak ini merupakan teknik dasar yang harus dipelajari dengan
baik dan benar serta ditingkatkan ketrampilannya dengan latihan (Perbasi, 2000:
1. Tembakan dengan dua tangan dari dada (two handed set shoot)
2. Tembakan dengan dua tangan dari atas kepala (two handed over head shoot)
Lay up shoot merupakan tembakan yang sangat efektif dimana seorang pemain
basket posisi saat menembak jaraknya lebih dekat dengan keranjang, maka perlu
dimahirkan untuk menjadi penguasaan pada pemain bola basket, umumnya pemain
yang sudah baik melakukan lay up shoot dengan sempurna karena melakukan teknik
dasar lay up shoot dengan benar yaitu dengan lompat–langkah–lompat (diawali baik
dari lompat kaki kanan atau kaki kiri ). Dilihat dari awalan lay up dapat dibagi dalam
Guna mendapatkan hasil lay up shoot yang baik dibutuhkan kekuatan otot kaki
yang bekerja secara terkoordinasi dimulai dari pangkal paha sampai betis yang dapat
menghasilkan gerakan eksplosif atau daya ledak yang maksimal. Yang dimaksud
kemampuan seseorang menerima beban dalam waktu bekerja tertentu (M. Sajoto,
1983 : 58). Jadi otot akan mencapai kekuatan maksimal bila suatu otot berulang-
ulang dilatih secara lebih dari yang biasa dilatihkan pada otot tersebut.
Bertitik tolak dari uraian tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian yang berjudul : Hubungan Kekuatan Otot Tungkai, Panjang Tungkai dan
Kecepatan Dribel Berlari Dengan Hasil Lay Up Shoot Pada Anggota UKM Bola
1.2 Permasalahan
1.2.1 Apakah ada hubungan antara kekuatan otot tungkai dengan hasil lay up shoot
1.2.2 Apakah ada hubungan antara panjang tungkai dengan hasil lay up shoot ?
1.2.3 Apakah ada hubungan antara kecepatan dribel berlari dengan hasil lay up
shoot ?
1.2.4 Apakah ada hubungan kekuatan otot tungkai, panjang tungkai dan kecepatan
dribel berlari terhadap hasil lay up shoot pada mahasiswa UKM Bola Basket
dalam penelitian ini, maka akan dijelaskan istilah-istilah yang dianggap penting,
sehingga ada kesamaan pendapat dalam memberikan penafsiran dari judul skripsi ini.
Hasil lay up shoot yang dimaksud disini adalah kemampuan oleh seorang anggota
UKM dalam melakukan tembakan dengan teknik langkah lay up dan diukur
adalah masuknya bola ke keranjang yang berupa point.
1.3.6 UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) Bola Basket
UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) bola basket yaitu merupakan suatu wadah
kegiatan informal dari mahasiswa guna menyalurkan bakat dan minatnya pada
olahraga khususnya olahraga basket, selain kegiatan formal dalam kampus
UNNES Semarang..
1.4.1 Untuk mengetahui hubungan antara kekuatan otot tungkai dengan hasil lay up
shoot
1.4.2 Untuk mengetahui hubungan antara panjang tungkai dengan hasil lay up
shoot.
1.4.3 Untuk mengetahui hubungan antara kecepatan dribel berlari dengan hasil lay
up shoot.
1.4.4 Untuk mengetahui hubungan antara kekuatan otot tungkai, panjang tungkai
dan kecepatan dribel berlari dengan hasil lay up shoot pada mahasiswa UKM
Bola basket dimainkan oleh dua regu yang masing-masing regu berusaha
memasukkan bola ke dalam keranjang lawan dan berusaha mencegah lawan untuk
memasukkan bola atau membuat angka / score dengan cara bola dioper,
digelindingkan atau dipantulkan / dribel ke segala arah, sesuai dengan peraturan-
peraturan yang telah ditentukan.
Permainan bola basket diciptakan oleh Dr. James A. Naismith pada tahun
1891, atas anjuran Dr. Luther Halsey Gilick seorang sekretaris nasional YMCA
Anjuran untuk membuat permainan baru itu dengan syarat-syarat : dapat bermain
dalam gedung, mudah dipelajari dan menarik, anjuran ini dibuat karena mereka hanya
dengan keranjang buah persik, maka permainan baru diberi nama “Basketball”.
Pada tanggal 21 Juni 1992, atas prakarsa Dr. Elmer Beny, direktur sekolah
Swiss. Dalam konferensi ini, terbentuklah federasi bola basket internasional yang
Bola basket masuk Indonesia sesudah perang dunia II dan dibawa oleh para
perantau Cina. Pada tahun 1948, pada PON I di Surakarta, bola basket telah masuk
dalam acara pertandingan. Pada tahun 1951 , Maladi selaku sekretaris komite
olimpiade Indonesia menujuk Tonny When dan Wim Latumeten untuk mengorganisir
Seluruh Indonesia (PERBASI) dengan Tonny When sebagai ketua dan Wim
Pada tahun 1953, PERBASI diterima sebagai anggota FIBA dan pada tahun
dengan singkatan tetap PERBASI. Lambat laun permainan bola basket semakin
berkembang dan makin digemari oleh pelajar dan mahasiswa, bahkan bola basket
Menurut Perbasi dalam peraturan permainan bola basket (1998 : 15), ukuran
lapangan (court dimensions) lapangan tempat bermain harus persegi, panjang, datar,
permukaannya harus keras dan bebas dari segala rintangan. Ukurannya dengan
panjang 28 meter dan lebarnya 15 meter yang diukur dari bagian sebelah dalam garis
batas lapangan (boundary line). Minimal untuk lapangan adalah panjang 24 meter
lapangan mendapat penerangan yang cukup dan merata. Penerangan dari lampu
lapangan permainan dengan setengah lingkaran yang mempunyai radius 1,80 mm dan
terletak pada tengah-tengah titik pada garis tembakan bebas. Lihat gambar 1 lapangan
Ukuran garis dalam lapangan basket adalah 5 cm dan harus dibuat dalam
warna yang sama dan dapat dilihat secara jelas dan sempurna.
penonton, papan reklame atau rintangan yang lain. Garis yang memanjang disebut
garis samping (side lines) sedangkan garis yang pendek disebut garis akhir (end
lines).
Garis tengah harus dibuat sejajar dengan garis akhir dan dari titik tengah pada
Garis tembakan bebas harus dibuat sejajar dengan tiap garis akhir. Garis
tersebut mempunyai jarak 5,80 m dari sisi dalam garis akhir dan mempunyai panjang
3,60 m. Garis tersebut harus terlihat jelas bersatu dengan titik tengah kedua garis
akhir.
oleh garis akhir, garis tembakan bebas dan garis yang dimulai pada garis akhir. Sisi
luar berjarak 3 m dari titik tengah garis akhir dan berakhir pada sisi luar garis
tembakan bebas. Apabila bagian dalam daerah terlarang diwarnai, maka warna
tersebut harus sama dengan warna lingkaran tengah. Garis setengah lingkaran
tersebut harus dibuat dengan garis putus-putus yang berada pada daerah terlarang.
mempunyai ukuran 1,75 m dari dari dalam garis akhir diukur sejajar garis tembakan
bebas, lebar garis pertama 85 cm dan berakhir pada wilayah netral berukuran lebar 40
cm dan ditandai oleh blok padat dan mempunyai warna yang sama dengan garis
lainnya.
daerah yang dekat dengan keranjang lawan dan dibatasi oleh garis sejajar yang
terbentang dari garis akhir 6,25 m dari titik di lantai, langsung tegak lurus ke
pertengahan keranjang lawan. Jarak titik ini dari sisi dalam titik tengah garis akhir
adalah 1,575 m.
Gambar 1
Full Size Regulation Court
Sumber : Peraturan Permainan Bola Basket Perbasi, Hal 16
2.1.1.3. Peralatan Papan Pantul
Menurut peraturan permainan bola basket Perbasi (2000 : 19) adalah kedua
papan pantul dibuat dari bahan yang tembus pandang (kaca yang dilembutkan) dibuat
satu lapis dengan kekerasan yang sama dengan yang terbuat dari kayu setebal 3 cm.
Boleh juga menggunakan bahan yang lain asalkan sesuai dengan spesifikasi tersebut
Ukuran papan pantul adalah 1,80 m (+ 3 cm) horizontal dan 1,05 (+ 2 cm)
vertical dengan ketinggian 2,90 m diatas lantai permukaan depan kedua papan pantul
harus datar, dengan dibatasi dengan garis. Sebuah persegi panjang dibuat di belakang
ring, dengan ukuran sisi luar harus 59 cm horizontal dan 45 cm vertikal. Sisi atas
persegi panjang sejajar dengan ring bagian atas. Warna garis tersebut di atas harus
putih, bila warna papan pantul transparan dan warna hitam bila warna yang lain
Gambar 2
2a. Regulation Backboard Markings
2b. Regulation Backboard Support
Sumber : Peraturan Permainan Bola Basket Perbasi, Hal 20
2.1.1.4. Keranjang (Baskets)
Keranjang terdiri dari ring / simpai dan jala. Menurut peraturan permainan
dipasang di bagian bawah simpai atau alat yang sama untuk memasang jala.
2. Jala itu harus dipasang pada kerangka penyangga papan pantul sedemikian rupa
sehingga tidak ada beban, yang disebarkan ring, langsung ke papan pantul. Oleh
karena itu tidak boleh kontak langsung antara ring, dengan ganjalan yang
terbuat dari logam / besi dan papan pantul yang terbuat dari kaca transparan
3. Bagian atas keranjang, harus horizontal di atas lantai setinggi 3,05 m, titik
terdekat dari pinggir bagian dalam ring harus 15 cm dari muka papan pantul.
Gambar 3
Regulation Ring
Sumber : Peraturan Permainan Bola basket Perbasi, hal 22
2.1.1.5. Bahan Bola dan Ukuran Beratnya
Menurut peraturan permainan bola basket (1998 : 23) bola harus benar-benar
bundar dan berwarna orange yang telah disepakati dan berjalur 8. Terbuat dari kulit,
karet dan bahan sintetis lainnya. Kerasnya bola mempunyai daya pantul bila
dijatuhkan dari ketinggian 1,80 m maka akan memantul 1,40 m, lingkaran bola tidak
boleh kurang dari 567 gram dan lebih dari 650 gram.
3. Sinyal-sinyal
4. Score board
Untuk bisa menjadi pemain yang baik perlu menguasai fundamental (dasar-dasar
teknik taktik dan strategi) dari permainan bola basket. Adapun teknik permainan
4. Pivot.
5. Merayah.
Macam-macam teknik melempar bola, yaitu :
Tangkapan bola yang paling baik dilaksanakan dengan dua tangan, dengan jalan
meluruskan tangan untuk menjemput bola dan setelah bola terkena tangan, tangan
segera menarik guna mematahkan kecepatan bola sehingga diterima dengan tangan
secara lembut.
1. Dribel rendah.
2. Dribel tinggi.
3. Dribel lambat.
4. Dribel cepat.
1. Tembakan lari menyentuh atau memantulkan papan dengan tangan kanan atau
Dalam penelitian ini akan diuraikan lebih lanjut mengenai tembakan lay up.
Tembakan Lay-Up
Tembakan lay up adalah merupakan jenis tembakan yang diawali dari menangkap
bola atau dribel bola kemudian menumpu satu kaki dan terus melangkahkan kaki
yang lain kedepan kemudian menumpu satu kaki dilanjutkan dengan melompat
Menembak
Memasukkan
Melompat
Ki Ka Ki
Melompat melayang melangkah
Gambar 4
Momen langkah lay-up dari samping kanan pemain
Sumber : Imam Sodikun (1992) Olahraga Pilihan Bola Basket. Jakarta :
Depdikbud
Menurut Imam Sodikun (1992 : 65)) mengatakan bahwa teknik tembakan lay up
Tembakan lay up dari operan teman ; pemain berusaha menangkap bola, setelah
itu menumpu kaki yang untuk melompat sambil membawa bola ke keranjang.
Tembakan lay up dia awali dengan menggiring bola : dalan hal ini pemain
up. Penelitian ini menggunakan cara yang kedua yaitu lay up diawali dengan
cara menggiring bola baik dari sebelah kanan maupun dari sebelah kiri.
Tembakan ini dimulai dari menangkap bola , menggiring bola, menumpu satu
kai, melangkah kaki lain kedepan, menumpu satu kaki, melompat setinggi-
Gambar 5
Gerakan langkah Lay up
Sumber : Imam Sodikun (1992) Olahraga Pilihan Bola Basket. Jakarta :
Depdikbud (65)
Saat melakukan tembakan lay up, menurut Imam Sodikun (1992 ; 64) harus
1. Saat menangkap bola : adalah dilakukan dengan melayang, dari dribel atau
pantulan dribel.
2. Saat melangkah ; langkah pertama harus lebar untuk mendapatkan daya awalan
tolakan pada langkah yang kedua, dan langkah kedua harus pendek untuk
3. Saat melepas bola untuk tembakan atau memasukkan bola : kalau bisa
diletakkan dekat ring basket sedemikian rupa, tapi bila tidak bisa bola bisa
dipantulkan dari papan pantul dengan sudut yang tepat disekitar garis tengah
saat melayang, maka diperbolehkan untuk menambah dua langkah dan langkah ketiga
Hitungan langkah lay up adalah sebagai berikut : saat melayang menerima bola
dengan kaki kanan didepan, baru hitungan satu dikenakan saat kaki kanan mendarat,
dan hitungan kedua saat kaki kiri melangkah dan mendarat, sedangkan hitungan
ketiga saat melayang untuk melepaskan bola guna memasukkan atau melakukan
tembakan (lay up kanan), dan untuk melakukan lay up kiri gerakan kakinya
sebaliknya.
berikut :
Gambar 6
Tolakan dari sisi kanan dan kiri
Sumber : Imam Soeyoedi (1978/1979)
Permainan dan Metodik Buku II untuk SGO
Jakarta Depdikbud (24)
Kekuatan (Strength)
aspek lingkungan dan aspek penunjang. Dari ke 4 aspek yang dikaji adalah aspek
Kekuatan otot adalah salah satu komponen kondisi fisik yang sangat penting untuk
setiap aktivitas fisik. 2) Kekuatan adalah peran yang penting dalam rangka
pukulan, tolakan dan untuk stabilitas sendi-sendi (Harsono, 1988 : 77). Kekuatan otot
adalah kemampuan otot atau sekelompok otot untuk melakukan kerja dengan
menahan beban yang diangkat (M. Sajoto, 1983 : 16). Lebih lanjut dikatakan
kemampuan seorang atlet pada saat dalam waktu kerja tertentu (M. Sajoto, 1983 :
17). Kekuatan otot adalah kekuatan yang digunakan oleh sekelompok otot tubuh
dalam satu kontraksi maksimal (Harsono, 1988 : 176). Strength adalah kemampuan
otot tubuh untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan (Harsono, 1988 :
176
2.1.4.1. Anatomi Tungkai
Tungkai atas, yaitu dari pangkal paha sampai lutut, dalam istilah anatomi disebut
femur. Tungkai bawah yaitu dari lutut sampai pergelangan kaki, dalam istilah
anatomi disebut leg. Tungkai bawah ini terdiri dari dua tulang, yakni os tibia dan os
fibula. Os tibia atau tulang kering kerangka yang utama dari tulang bawah dan berupa
tulang pipa. Sedang os fibula atau tulang betis letaknya sebelah lateral tungkai bawah,
berupa tulang pipa. Tempurung lutut terdapat diantara tungkai atas dan tungkai
bawah.
Telapak kaki terdiri dari tarsalia, metatarsalia dan falanx. Tulang tarsalia
mendukung beban berat saat berdiri dan berjumlah tujuh buah, yang secara kolektif
dinamakan tarsus. Tulang-tulang metatarsalia hanya berjumlah lima buah dan berupa
Pada umumnya otot dibagi menjadi 3 jenis yaitu : otot polos, jantung dan otot
kerangka. Otot polos tidak mempunyai garis-garis melintang, sedang otot jantung dan
otot kerangka mempunyai garis-garis melintang. Otot polos dan otot jantung dalam
kontraksinya secara ritmik tanpa adanya persyarafan dari luar, disebabkan adanya sel-
sel pengatur langkah “pacemaker” yang menimbulkan impuls secara spontan. Otot
kerangka dalam kontraksinya karena adanya rangsangan saraf sebagai impuls menuju
memberitahukan untuk melakukan tarikan. Isyarat-isyarat ini dibawa oleh saraf yang
terdiri dari sel-sel saraf yang khusus. Proses kontraksi yang kenyataannya dari suatu
serabut otot dimulai pada saat serabut menerima impuls saraf elektris yang dihantar
sel-sel saraf. Selain rangka tulang yang membentuk rangka tungkai, tungkai yang
Dalam kontraksi otot sedirian, tetapi merupakan kelompok. Gerakan apapun yang
diberikan merupakan hasil koordinasi gerakkan beberapa otot. Demikian halnya pada
otot tungkai yang dalam melakukan kontrasi selalu dengan koordinasi antara otot satu
dengan otot yang lain (Pearce Evelyn, 1986 : 21). Adapun otot yang terkait dalam
Menurut M. Sajoto (1983 : 70) tubuh manusia terdiri dari banyak sekali jaringan
Jaringan otot keseluruhan merupakan satu kesatuan yang cukup besar dan
James A. Baley (1986 : 16) menyebutkan ada 656 otot dan tulang dalam tubuh
(1997 : 30) menerangkan bahwa untuk mencapai suatu prestasi dalam bidang
olahraga disamping latihan rutin juga harus dipenuhi faktor-faktor lainnya. Faktor
lain itu antara lain : Keadaan (somatic), umur, psikis, bentuk tubuh / hibitus
mempunyai arti yang besar dan dapat menimbulkan prestasi seseorang. Dengan
dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Suharno H.P (1995 : 30) berpendapat bahwa
kemudahan bergerak, proses system saraf dan perangkat otot untuk melakukan
gerakan dalam satuan waktu tertentu (U. Jonath, E. Haag, R. Krempel, 1978 : 19).
waktu yang dibutuhkan seseorang untuk melakukan satu rangkaian gerakan yang
sesingkat-singkatnya.
Dalam dribel, khususnya pada saat melakukan lay up kecepatan yang digunakan
adalah kecepatan bergerak dengan memantulkan bola dengan cepat. Sedangkan yang
sedangkan waktunya dihitung antara permulaan dan akhir suatu gerakan (Harsono,
1988 : 217).
Kekuatan adalah tenaga yang dipakai untuk mengubah keadaan gerak atau bentuk
suatu benda (Russel, Bounce, Robert, 1984 : 181). Cara otot berkontraksi untuk
menentukan macam gerakan dan gerakan yang dihasilkannya (Russel, dkk, 1984 :
150). Kekuatan otot adalah kekuatan maksimum yang digunakan dengan satu
Dari keterangan diatas dapat diambil suatu pengertian bahwa kekuatan adalah
penyebab adanya gerakan ketrampilan. Dalam hal ini adalah kekuatan otot tungkai
terhadap hasil lay up dalam permainan bola basket adalah merupakan fungsi kekuatan
yang dimaksud.
dominan. Karena semakin besar kekuatan otot tungkai maka semakin besar pula
tolakan atau daya ledak kaki untuk melompat kearah ring basket.
Telah dikemukan diatas, bahwa banyak faktor yang dapat memberikan pengaruh
untuk hasil lay up shoot dalam bola basket. Salah satu faktor tersebut adalah keadaan
dalam hal ini panjang tungkai sangat berpengaruh pada panjang langkah yang
dihasilkan untuk mendekatkan diri pada ring basket. Jadi makin panjang tuas tungkai
Shoot.
Dalam penelitian ini awalan melakukan lay up shoot yaitu dengan dribel berlari,
karena dalam permainan bola basket gerakannya dinamis sehingga banyak sekali
mendribel bola dengan berlari dan diakhiri dengan menembakkan bola kearah ring
lay up shoot.
Semakin cepat seorang pemain mendribel bola berlari maka semakin sulit lawan
untuk merebut atau menghalangi seorang pemain basket untuk mendekatkan diri
kearah ring basket dan melakukan tembakan langsung atau lay up shoot ke keranjang.
Hipotesis
Arikunto, 1998 : 62). Pendapat lain mengatakan bahwa hipotesis adalah asumsi atau
duagaan mengenai hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu yang sering dituntut
benar atau mungkin salah. Hipotesis akan ditolak jika salah atau palsu dan diterima
landasan teori yang telah dijelaskan tersebut, maka dapat diajukan hipotesis sebagai
berikut :
1. Ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot tungkai dengan hasil lay up
shoot.
2. Ada hubungan yang signifikan antara panjang tungkai dengan hasil lay up shoot.
3. Ada hubungan yang signifikan antara kecepatan dribel berlari dengan hasil lay up
shoot.
4. Ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot tungkai, panjang tungkai dan
kecepatan dribel berlari dengan hasil lay up shoot pada anggota UKM Bola
METODE PENELITIAN
Suatu penelitian yang dilakukan dengan baik pada dasarnya ada tiga hal pokok
yang dicapai dari suatu penulisan dapat mempunyai harga ilmiah yang setinggi-
mengarah pada tujuan penelitian, agar hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai. Dalam penelitian ini yang ingin diteliti adalah besar sumbangan
kekuatan otot tungkai, panjang tungkai dan kecepatan dribel berlari terhadap hasil lay
up shoot. Sehingga survey dengan teknik tes dan pengukuran dirasa sebagai cara yang
tepat untuk mendapatkan data dari sejumlah unit atau individu dalam penelitian.
(Mukayat, 1991 :39). Subjek penelitian perlu ditetapkan secara akurat, sebab dapat
atau tidaknya data yang terkumpul itu dianalisis dan kesimpulannya untuk menjawab
yang dipilih dan berapa tinggi relevansinya dengan permasalahan. Sampel harus
observasi (pengukuran) itu objektif dan dapat dipakai untuk mengambil generalisasi.
Agar sampel representatif maka harus memenuhi tiga syarat, yaitu : pertama, populasi
memadai dan ketika teknik pemilihan sampel akurat dan benar (Mukayat, 1991 : 41).
3.1.1. Populasi.
penelitian. Sedangkan menurut Sutrisno Hadi (1998 : 22) yang dimaksud populasi
individu yang akan dijadikan objek penelitian dan keseluruhan dari individu tersebut
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi Arikunto,
1998 : 117). Dalam penelitian ini karena merupakan penelitian survey, maka sampel
yang dipilih haruslah representatif dan sesuai dengan rancangan penelitian. Penentuan
jumlah sampel berdasarkan asumsi bahwa apabila subjek penelitian kurang dari
penelitian populasi (Suharsimi Arikunto, 1998 : 107). Oleh karena itu jumlah
populasi yang ada 35 orang semua digunakan sebagai sampel dan teknik sampling
Istilah tidak pernah ketinggalan setiap penelitian. Sutrino Hadi (1998 : 159),
menurut Suharsimi Arikunto (1998 : 91), variabel adalah objek penelitian atau apa
gejala adalah subjek penelitan dan variabel adalah objek penelitian yang bervariasi.
Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel bebas dan satu variabel terikat, dengan
Penelitian ini menggunakan metode survei dengan teknik pengukuran dan tes.
Penelitian survei mengkaji populasi (universal) yang besar maupun yang kecil untuk
menyeleksi serta mengkaji sampel yang dipilih dari populasi itu, untuk menemukan,
insidensi, distribusi dan interelasi dari variabel-variabel sosiologis, dan psikologis
(Nurhasan, 1986 : 16).
Teknik pengukuran dan tes adalah suatu proses untuk memperoleh data secara
obektif, kuantitatif dan hasilnya dapat diolah secara statistika (Nurhasan, 1986 : 12).
Dengan alat pengukuran dan tes akan diperoleh data yang merupakan hasil
pengukuran dan tes. Suatu ciri yang khas dari pengukuran dan tes meliputi hasil-hasil
atau bentuk angka atau skor dan hasilnya dapat diolah dengan statistik. Untuk
memperoleh atau yang akurat diperlukan alat ukur yang sahih dan terandalkan, dan
ditunjang oleh para pelaksana yang telah berpengalaman dan pengetahuan tes dan
pengukuran yang tak kalah pentingnya dalam melaksanakan tes dan pengukuran
adalah faktor ketelitian dan kecermatan (Nurhasan, 1986 : 13).
Survey merupakan suatu cara mengumpulkan individu untuk dianalisis. Data-
data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah :
a. Hasil tes kekuatan otot tungkai dalam satuan kilogram.
Analisis data atau pengolahan data merupakan suatu langkah penting dalam
suatu penelitian. Dalam suatu penelitian seorang peneliti dapat menggunakan dua
jenis analisis, yaitu analisis statistik dan analisis non statistik.
Menurut Sutrino Hadi (1998 : 221) pada pokoknya statistik mempunyai dua
pengertian yang luas dan pengertian yang sempit. Dalam pengertian yang sempit
statistik digunakan untuk menunjukkan semua kenyataan yang berwujud angka-angka
sedangkan dalam pengertian luas yaitu pengertian teknik metodologi, statistik cara-
cara ilmiah yang dipersiapkan untuk mengumpulkan, mengajukan dan menganalisis
data yang berwujud angka.
Data yang dinilai adalah data variabel bebas, kekuatan otot tungkai (x1),
panjang tungkai (x2), kecepatan dribel berlari (x3) serta variabel terikat kemampuan
melakukan lay up shoot. Karena data-data penelitian ini berupa angka-angka (data
kualitatif), maka perlu diambil langkah-langkah dalam menganalisis data dalam
∧
penelitian ini menggunakan analisis regresi ganda dengan rumus Y = a + bX . Adapun
langkah-langkah untuk mencari harga regresi adalah :
Keterangan :
Y : Kriterium
X : Prediktor
A : Bilangan koefisien prediktor
K : Bilangan koefisien
Dari persamaan tersebut diuraikan untuk mendapatkan harga koefisien dari
setiap prediktor yaitu a1, a2, a3, dari persamaan simultan sebagai berikut :
∑x y = a ∑x + a 2 ∑ x1 x 2 + a3 ∑ x1 x3
2
1). 1 1 1
∑x y = a1 ∑ x1 x 2 + a 2 ∑ x 2 + a3 ∑ x 2 x3
2
2). 2
∑x y = a1 ∑ x1 x3 + a 2 ∑ x 2 x3 + a3 ∑ x3
2
3). 3
(∑ X ) (∑ Y )
∑ XY − N
rxy =
⎧ ( ∑ X ) 2 ⎫⎧ (∑ Y ) 2 ⎫
⎨∑ X − ⎬ ⎨∑ Y −
2 2
⎬
⎩ N ⎭⎩ N ⎭
Keterangan :
∑X Y 1
= Jumlah produk antara X1 dengan Y
∑X Y 2
= Jumlah produk antara X2 dengan Y
∑X Y 3
= Jumlah produk antara X3 dengan Y
∑Y 2
= Jumlah kuadrat kriterium Y
3.4.3. Uji signifikansi
dengan maksud untuk menguji signifikan garis yang bersangkutan. Dari analisis
varians. Untuk analisis regresi bilangan bilangan F diperoleh dari rumus sebagai
berikut :
R 2 ( N − m −1 )
Freg =
m (1 − R 2 )
Keterangan :
Apabila Freg telah diuji hasilnya signifikan, maka dianalisis dapat diteruskan
dengan menghitung besar sumbangan relatif dan besar sumbangan efektif dari
JKreg = R2 ( ∑ Y 2 )
a1 ∑ x1 y
SR % x1 = X 100 %
JK reg
a2 ∑ x2 y
SR % x 2 = X 100 %
JK reg
a3 ∑ x3 y
SR % x3 = X 100 %
JK reg
SE % x1 = SR % x1 X R2
SE % x2 = SR % x2 X R2
SE % x3 = SR % x3 X R2
Keterangan :
JKreg = Jumlah kuadrat regresi
R2 = Efektivitas regresi
BAB IV
Setelah memperoleh data dari hasil tes dan pengukuran yang telah
dilaksanakan yaitu kekuatan otot tungkai, panjang tungkai, kecepatan dribel berlari
Dari perhitungan hasil analisis data antara kekuatan otot tungkai dengan hasil
lay up shoot, diketahui rx1y = 0,558. Kemudian data tersebut diuji signifikansi korelasi
0,334, yang berarti rx1y > rtabel. Dengan demikian dapat disimpulkan ada hubungan
positif dan signifikan antara kekuatan otot tungkai dengan hasil lay up shoot dan
Dari perhitungan hasil analisis data antara kekuatan otot tungkai dengan hasil
lay up shoot, diketahui rx2y = 0,460. Kemudian data tersebut diuji signifikansi korelasi
hubungan positif dan signifikan antara kekuatan otot tungkai dengan hasil lay up
Dari perhitungan hasil analisis data antara kekuatan otot tungkai dengan hasil
lay up shoot, diketahui rx3y = 0,33. Kemudian data tersebut diuji signifikansi korelasi
adalah 0,334, yang berarti rx1y > rtabel. Dengan demikian dapat disimpulkan ada
hubungan positif dan signifikan antara kekuatan otot tungkai dengan hasil lay up
koefisien masing-masing prediktor yaitu a1, a2, a3 dari persamaan simultan sebagai
berikut:
Dari persamaan tersebut dapat dilihat bahwa harga koefisien a3 lebih besar
4.1.3. Mencari Koefisien Korelasi Antara Kriterium Y dengan Prediktor X1, X2,
X3 dengan rumus :
JK (Re g ) 1485.3524
R y (1, 2,3) = = = 0.6610
Σy 2 3400.0000
Dari perhitungan diperoleh rhit = 0,6610 dan rtabel = 0.334 dengan taraf
signifikansi 5%. Sehingga rhit > rtabel, maka korelari antara X1, X2, X3 dengan Y
bermakna.
Sumbangan Relatif.
a1 Σx1 y = − 0.4082 [ − 1897 .8285 ] = 774 .6479
a 2 Σx 2 y = − 0.2960 [ − 1563 .8288 ] = 462 .9105
a 3 Σx 3 y = − 0.2183 [ − 1135 .3405 ] = 247 .7940 +
1485 .3524
774.6479
SR%X 1 = x 100% = 52.152%
1485.3524
462.9105
SR%X 2 = x 100% = 31.165%
1485.3524
247.7940
SR%X 3 = x 100% = 16.683%
1485.3524
Sumbangan Efektif
JK (Reg )
Efektivita s garis regresi = x 100%
Σy 2
1485.3524
= x 100%
3400.0000
= 43.687%
774.6479
SE%X1 = x 43.687% = 22.784%
1485.3524
462.9105
SE%X 2 = x 43.687% =13.615%
1485.3524
247.7940
SE%X 3 = x 43.687% = 7.288%
1485.3524
Sehingga diperoleh sumbangan efektif dan relatif terbesar yaitu kekuatan otot
tungkai terhadap hasil lay up shoot, yang besarnya SR = 52,152% dan SE = 22,784%.
4.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh adanya hubungan antara kekuatan
otot tungkai, panjang tungkai dan kecepatan dribel berlari dengan hasil lay up shoot.
Hal ini dapat dilihat pada pembahasan dari hasil analisis korelasi dan regresi tiap
prediktor yaitu kekuatan otot tungkai (X1), panjang tungkai (X2) dan kecepatan
dribel berlari (X3) dengan kriterium yaitu hasil lay up shoot (Y) sebagai berikut :
tungkai terhadap hasil lay up shoot sebesar 52,152% dan sumbangan efektif (SE)
sebesar 22,784%. Dengan demikian dapat dikatakan ada kontribusi yang berarti dari
kekuatan otot tungkai dengan hasil lay up shoot. Jadi bila seseorang memiliki
kekuatan otot tungkai yang baik, maka makin baik pula hasil lay up shoot yang
dihasilkan.
rx1y sebesar 0,558, dan dari hasil uji keberartian dengan menggunakan uji t diperoleh
thitung 3,865 sedangkan ttabel pada taraf signifikan 5% didapat nilai sebesar 2,03.
Karena thitung ≥ ttabel, dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang berarti antara
memberikan kontribusi yang cukup besar dalam menyumbang keberhasilan dalam lay
up shoot. Kekuatan otot tungkai yang baik, secara teknis memberikan hasil pada
ketinggian lompatan, sebagai salah satu aspek penting dalam melakukan lay up shoot.
Berorientasi pada kenyataan tersebut terlihat bahwa kekuatan otot tungkai
sangat diperlukan bagi seorang pemain bola basket untuk memberi dukungan pada
saat melakukan tolakan kaki pada saat lompatan untuk melakukan lay up.
terhadap hasil lay up shoot sebesar 31,165% dan sumbangan efektif (SE) sebesar
13,615%. Dengan demikian dapat dikatakan ada kontribusi yang berarti dari panjang
tungkai dengan hasil lay up shoot. Jadi bila seseorang memiliki panjang tungkai yang
baik, maka makin baik pula hasil lay up shoot yang dihasilkan.
rx1y sebesar 0,460 dan dari hasil uji keberartian dengan menggunakan uji t diperoleh
thitung 2,976 sedangkan ttabel pada taraf signifikan 5% didapat nilai sebesar 2,03.
Karena thitung ≥ ttabel, dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang berarti antara panjang
memberikan kontribusi yang cukup besar dalam menyumbang keberhasilan dalam lay
up shoot. Panjang tungkai yang baik, secara teknis memberikan hasil pada panjang
langkah untuk mendukung dari awalan tolakan lompatan, sebagai salah satu aspek
diperlukan bagi seorang pemain bola basket untuk memberi dukungan pada saat
melakukan awalan tolakan kaki pada saat lompatan untuk melakukan lay up.
berlari terhadap hasil lay up shoot sebesar 16,683% dan sumbangan efektif (SE)
sebesar 7,288%. Dengan demikian dapat dikatakan ada kontribusi yang berarti dari
kecepatan dribel berlari dengan hasil lay up shoot. Jadi bila seseorang memiliki
kecepatan dribel berlari yang baik, maka makin akan baik pula hasil lay up shoot
yang dihasilkan.
rx1y sebesar 0.33 dan dari hasil uji keberartian dengan menggunakan uji t diperoleh
thitung 2,035 sedangkan ttabel pada taraf signifikan 5% didapat nilai sebesar 2,03.
Karena thitung ≥ ttabel, dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang berarti antara
memberikan kontribusi yang cukup besar dalam menyumbang keberhasilan dalam lay
up shoot. Kecepatan dribel berlari yang baik, secara teknis memberikan hasil pada
kestabilan pada saat langkah sebagai awalan tolakan pada saat lompatan, sebagai
sangat diperlukan bagi seorang pemain bola basket untuk memberi dukungan pada
saat melakukan langkah pertama sebagai awalan tolakan kaki pada saat lompatan
Dengan demikian jelaslah bahwa kekuatan otot tungkai, panjang tungkai dan
kecepatan dribel berlari mempunyai pengaruh yang penting dalam melakukan
gerakan lay up shoot.
Adapun total sumbangan efektif yang diperoleh yaitu sebesar 43,687%, yang
dihasilkan dari kekuatan otot tungkai sebesar 22,784%, panjang tungkai sebesar
tersebut dari ke-3 prediktor hanya menyumbangkan 43,687% dari keseluruhan hasil
lay up shoot. Sedangkan sisanya 56,313% dipengaruhi oleh faktor yang lain,
gerakan.
BAB V
5.1. Simpulan
berikut :
5.1.1 . Ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot tungkai dengan hasil lay
up shoot.
5.1.2. Ada hubungan yang signifikan antara panjang tungkai dengan hasil lay up
shoot.
5.1.3. Ada hubungan yang signifikan antara kecepatan dribel berlari dengan hasil lay
up shoot.
5.1.4. Ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot tungkai, panjang tungkai
5.2. Saran-saran
Berdasarkan hasil kesimpulan di atas, maka peneliti menyarankan sebagai
berikut :
Ambler Vic, 1982. Petunjuk Untuk Pelatih Dan Pemain Bola Basket. Bandung :
CV Pionir
Engkos Kosasih, 1993. Teknik Dan Program Latihan. Jakarta : Akademika Presindo
Imam Sodikun, 1992. Olahraga Pilihan Bola Basket. Jakarta : PPLPTK Dirjen Dikti
Depdikbud
Imam Soejeodi, 1979. Permainan Dan Metodik Jilid II. Jakarta : Dirjen Dikdasmen
Depdikbud
James A. Balley, 1986. Atletik Untuk Coach, Atlet, Guru Olahraga Dan Umum.
Bandung : CV Pionir
Jonath U. Et All, 1978. Lari Estafet, Loncat dan Latihan Teknik Taktik. Jakarta :
Passa Jaya Putra Offsed
Purwadharminta W.J.S, 1979. Kamus Dan Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai
Pustaka.
Sarumpaet, Zulfar Djazet, Parno dan Imam Sodikun, 1992. Permainan Besar. Jakarta
: Depdikbud.
Lampiran 2