You are on page 1of 72

PENGARUH LATIHAN NAIK TURUN BANGKU TUMPUAN SATU KAKI

BERGANTIAN DENGAN DUA KAKI TERHADAP HASIL


LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA PUTRA
KELAS V, VI SD KALISIDI 03 UNGARAN
TAHUN PELAJARAN 2004/2005

SKRIPSI
Diajukan dalam rangka menyelesaikan studi Strata 1
Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

Nama : JUMIYATUN
NIM : 6301903029
Program Studi : S1/ Transfer PKLO
Jurusan : Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Fakultas : Ilmu Keolahragaan

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


2005
SARI

JUMIYATUN (2005). Pengaruh Latihan Naik Turun Bangku Tumpuan Satu Kaki
Bergantian dengan Dua Kaki Terhadap Hasil Lompat Jauh Gaya Jongkok Pada
Siswa Putra Kelas V, VI SD Kalisidi 03 Ungaran Tahun Pelajaran 2004/2005.

Apakah ada perbedaan antara latihan naik turun bangku tumpuan satu kaki
bergantian dengan dua kaki terhadap hasil lompat jauh gaya jongkok pada siswa
putra kelas V, VI SD Negeri Kalisidi 03 Ungaran tahun 2004/2005.
Metode penelitian yang digunakan adalah dengan pola M-S. Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa putra kelas V, VI SD Negeri Kalisidi 03 Ungaran yang
berjumlah 24 siswa. Pengambilan sampel menggunakan tehnik total sampling.
Variabel penelitan ini terdiri dari variabel bebas yaitu latihan naik turun bangku
tumpuan satu kaki bergantian dan loncat naik turun bangku tumpuan dua kaki,
serta variabel terikat yaitu kemampuan lompat jauh gaya jongkok. Instrumen
penelitian yang digunakan adalah tes lompat jauh gaya jongkok. Analisis data
menggunakan t-test.
Analisis statistik menunjukkan hasil t-hitung yang diperoleh lebih besar
daripada t-tabel yaitu 2,250 > 2,201 , dengan taraf signifikan 5% dan derajat
kebebasan (db) 11 yang berarti ada perbedaan pengaruh antara latihan naik turun
bangku tumpuan satu kaki bergantian dengan latihan naik turun bangku tumpuan
dua kaki terhadap hasil lompat jauh gaya jongkok pada siswa putra kelas V, VI
SD Negeri Kalisidi 03 Ungaran tahun pelajaran 2004/2005. Dari perhitungan
mean, menunjukkan bahwa mean kelompok eksperimen 2 lebih besar dari mean
kelompok eksperimen 1 (354,166 > 341,666), dengan demikian latihan naik turun
bangku tumpuan dua kaki lebih dari latihan latihan naik turun bangku tumpuan
satu kaki.
Dari hasil penelitian disarankan untuk meningkatkan hasil lompat jauh gaya
jongkok dapat dilatih dengan latihan naik turun bangku tumpuan satu kaki
bergantian maupun naik turun bangku tumpuan dua kaki, dan untuk memperoleh
hasil yang lebih baik dapat melakukan latihan naik turun bangku tumpuan dua
kaki.
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah disetujui dan diajukan kepada Panitia Ujian Skripsi
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.

Semarang, 2005

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Husein Argasasmita, M.A Dr. Khomsin, M.Pd


NIP. 130189315 Nip. 131469639

Menyetujui
Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Universitas Negeri Semarang

Drs. Wahadi, M. Pd
NIP. 131571551
HALAMAN PENGESAHAN

Telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi


Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, pada:

Hari : Kamis
Tanggal : 14 Juli 2005

Panitia Ujian

Ketua Sekretaris

Drs. Sutardji, MS Drs. Wahadi, M.Pd


NIP. 130525506 NIP. 131571551

Penguji :

1. Kumbul S. Budiyanto, S.Pd. M.Kes.


NIP. 132205932

2. Dr. Husein Argasasmita, M.A.


NIP. 130189315

3. Dr. Khomsin, M.Pd.


NIP. 131469639
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto
“ Bekerjalah untuk dirimu seakan-akan engkau hidup selamanya dan beribadahlah
untuk akhiratmu seakan-akan engkau mati besok (HR: Ibnu Asakir)

Persembahan :
Skripsi ini dipersembahkan kepada:
1. Ayah, Ibu, Suami tercinta,
2. Almamater PKLO 2005 FIK Universitas Negeri
Semarang,
3. Keluarga besar SD N Kalisidi 03 Ungaran
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu


melimpahkan rahmat-Nya, sehingga atas kehendak-Nya peneliti dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan baik.
Dalam penyusunan skripsi ini, banyak mendapatkan dorongan dan bantuan
secara langsung maupun tidak langsung yang tak ternilai harganya, untuk itu pada
kesempatan ini perkenankanlah untuk menyampaikan ucapan terima kasih kepada
yang terhormat:
1. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang yang telah
memberi ijin untuk mengadakan penelitian.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNNES yang telah
memberikan persetujuan dalam penelitian ini.
3. Prof. Dr. Husein Argasasmita, M.A dan Dr. Khomsin, M.Pd yang telah
memberikan petunjuk, bimbingan dan arahan sehingga penulisan skripsi ini
dapat berjalan dengan lancar.
4. Kepala SD Negeri Kalisidi 03 Kecamatan Ungaran yang telah memberikan
ijin penggunaan siswa putra kelas V dan VI sebagai sampel penelitian.
5. Para Dosen FIK UNNES yang telah ikut serta memberikan petunjuk
6. Guru-guru SD Negeri Kalisidi 03 yang telah banyak membantu dalam
penelitian ini
7. Suami dan Orangtua terkasih yang selalu memberikan dorongan moral dalam
penyelesaian kripsi ini.
8. Rekan-rekan seperjuangan yang telah banyak membantu pelaksanaan tes awal
dan tes akhir selama penelitian
9. Siswa putra kelas V dan VI SD Negeri Kalisidi 03 Kecamatan Ungaran Tahun
Pelajaran 2004/2005 yang telah bersedia menjadi sampel dalam penelitian ini
10. Semua pihak yang telah memberikan bantuan baik langsung maupun tidak
langsung dalam peneletian skripsi ini.
Atas bantuan dan pengorbanannya yang telah diberikan, semoga mendapat
imbalan dari Allah SWT.
Semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi
pembinaan dunia olahraga atletik khususnya lompat jauh dimasa yang akan
datang.

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
SARI .......................................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi
DAFTAR ISI.................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL............................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
1.2 Permasalahan .............................................................................. 4
1.3 Tujuan Penelitian........................................................................ 5
1.4 Penegasan Istilah ........................................................................ 5
1.5 Kegunaan Hasil Penelitian ......................................................... 8

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS


2.1 Landasan Teori .............................................................................. 9
2.1.1 Atletik................................................................................... 9
2.1.2 Lompat Jauh ......................................................................... 10
2.1.3 Plyometrics dan Prinsip-Prinsip Latihan.............................. 18
2.1.4 Faktor Kondisi Fisik............................................................. 21
2.1.5 Latihan Naik Turun Bangku................................................. 21
2.1.6 Analisis Gerakan .................................................................. 25
2.2 Hipotesis ........................................................................................ 26
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Populasi Penelitian ..................................................................... 27
3.2 Sampel Penelitian dan Tehnik Pengambilan Sampel ................. 28
3.3 Variabel Penelitian ..................................................................... 29
3.4 Metode dan Rancangan Penelitian ............................................. 29
3.5 Instrumen Penelitian................................................................... 31
3.6 Tehnik Pengambilan Data .......................................................... 32
3.6.1 Waktu Penelitian ............................................................... 33
3.6.2 Tempat Penelitian.............................................................. 33
3.6.3 Obyek Penelitian .............................................................. 33
3.6.4 Alat Penelitian .................................................................. 33
3.6.5 Tenaga Pembantu Penelitian ............................................ 33
3.6.6 Pelaksanaan Penelitian ..................................................... 33
3.7 Tehnik Analisa Data ................................................................... 36
3.8 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penelitian........................... 37
3.8.1 Faktor Kesungguhan Anak................................................ 37
3.8.2 Faktor Cuaca .................................................................... 37
3.8.3 Faktor Kegiatan Anak ....................................................... 37
3.8.4 Faktor Pemberian Materi................................................... 37
3.8.5 Faktor Kehadiran .............................................................. 38
3.8.6 Faktor Psikologi ............................................................... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4.1Hasil Penelitian............................................................................ 39
4.2 Pembahasan ................................................................................ 40

BAB V SIMPULAN DAN SARAN


5.1 Simpulan..................................................................................... 42
5.2 Saran ........................................................................................... 41

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 43


LAMPIRAN – LAMPIRAN ............................................................................ 45
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1. Rancangan Penelitian.......................................................................... 31
2. Rangkuman Hasil Perhitungan Statistik ............................................. 39
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1. Urutan Gerakan Lompat Jauh Gaya Jongkok.................................. 11
2. Cara Melakukan Gerakan Tumpuan................................................ 15
3. Sikap Badan Pada Saat Diudara ...................................................... 16
4. Latihan Naik Turun Bangku Tumpuan Satu Kaki Bergantian ........ 24
5. Latihan Naik Turun Bangku Tumpuan Dua Kaki ........................... 25
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1. SK Pembimbing.......................................................................... 45
2. Surat Ijin Penelitian dari Fakultas .............................................. 46
3. Surat Ijin Penelitian dari SD ...................................................... 47
4. Populasi dan Sampel .................................................................. 48
5. Hasil Tes Awal .......................................................................... 49
6. Program Latihan ........................................................................ 53
7. Tes Akhir ................................................................................... 61
8. Analisa Data .............................................................................. 62
9. Tabel Nilai – nilai t..................................................................... 64
10. Foto-Foto .................................................................................... 65
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini telah banyak penelitian yang dilakukan dalam bidang olahraga,

dalam upaya mengembangkan prestasi olahraga yang setinggi-tingginya. Berbagai

disiplin ilmu yang terkait banyak menunjang program latihan olahraga. Disiplin

ilmu tersebut antara lain : ilmu biomekanika, sport medicine, fisiologi, anatomi,

massage, kinesiology, ilmu coaching khusus, psikologi olahraga, psikologi

kepelatihan serta banyak lagi disiplin ilmu yang lainnya.

Masalah peningkatan prestasi dibidang olahraga sebagai sasaran yang ingin

dicapai dalam pembinaan dan pengembangan di Indonesia akan membutuhkan

waktu yang lama. Latihan dimulai diusia dini dan harus dilakukan secara

berkesinambungan sampai mencapai puncak prestasi pada cabang olahraga yang

ditekuninya, selanjutnya pembinaan prestasi ditingkatkan. Dengan demikian

pembinaan olahraga sejak dini sangatlah penting, supaya kelak atlet mampu

mencapai kesuksesan.

Untuk mengikuti perkembangan itu, maka segala usaha kearah pembinaan

terus dipacu dan ditumbuh kembangkan oleh semua pihak yang terkait. Pihak-

pihak yang terkait antara lain : pemerintah, KONI, pelatih, masyarakat, atlet,

pihak swasta dan orang tua. Pola pembinaan kearah yang lebih professional,

sistematis, berkualitas dan terprogram dengan baik inilah yang akan melahirkan

atlet yang tengguh dimasa yang akan datang.


Menurut M. Sajoto (1988 : 15) faktor kelengkapan yang harus dimiliki atlet

bila ingin mencapai prestasi yang optimal, yaitu : 1) Pengembangan fisik, 2)

Pengembangan teknik, 3) Pengembangan mental, 4) Kematangan juara.

Dengan demikian untuk mencapai suatu prestasi yang optimal di dunia olah

raga, keempat aspek pendukung tersebut harus dilakukan dengan baik, sesuai

dengan cabang olahraga yang ditekuninya.

Dari keempat aspek diatas yang merupakan faktor utama adalah kondisi fisik

seperti pendapat Depdikbud (2000 : 10) bahwa salah satu unsur atau faktor

penting untuk meraih suatu prestasi dalam olahraga adalah kondisi fisik,

disamping penguasaan teknik, taktik dan kemampuan mental. Komponen kondisi

fisik adalah satu kesatuan utuh dari konponen kesegaran jasmani, kondisi fisik

adalah salah satu prasyarat yang sangat diperlukan dalam usaha peningkatan

prestasi.

Komponen kondisi fisik yang meliputi kekuatan, daya tahan, daya ledak,

kecepatan, kelenturan, keseimbangan, koordinasi, kelincahan, ketepatan reaksi

(M. Sajoto 1988 : 16). Untuk mencapai prestasi yang baik perlu dilakukan upaya-

upaya seperti peningkatan sarana, memperbarui metode latihan, penggunaan

sarana yang baik, perbaikan gizi, dokter olahraga dan ahli gizi (M. Sajoto : 10)

Berkaitan dengan hal tersebut di atas Suharno H.P. (1986 : 4-7)

mengemukakan bahwa secara umum ada dua faktor penentu pencapaian prestasi

maksimal yaitu faktor indogen dan faktor exogen.


1. Faktor indogen, diantaranya adalah: a) Kesehatan fisik dan mental yang baik,

terutama tidak berpenyakit jantung, paru-paru, saraf dan jiwa; b) Bentuk dan

proporsi tubuh yang sesuai dengan cabang olah raga yang dipilihnya; c)

Kondisi fisik dan kemampuan fisik yang baik; d) Penguasaan tehnik yang

sempurna; e) Penguasaan taktik; f) Aspek kejiwaan dan kepribadian yang

baik; g) Memiliki kematangan juara yang mantap.

2. Faktor exogen, diantaranya adalah: a) Hubungan yang baik dan harmonis antar

pelatih, asisten pelatih dan atlet; b) Kuantitas dan kualitas sarana dan

prasarana olahraga yang tersedia; c) Kepengurusan dan organisasi cabang

olahraga yang jujur dan bertanggung jawab; d) Lingkungan hudup atlet haru

menunjang; e) Dukungan moril dan material dari pemerintah daerah atau

pusat; f) Metode-metode latihan yang efektif dsn efisien.

Salah satu faktor untuk mencapai prestasi dalam olahraga khususnya lompat

jauh adalah kekuatan, ketepatan, kelentukan dan koordinasi gerak

(Aip Syarifuddin dan Muhadi 1992/1993 : 73). Latihan untuk meningkatkan hasil

lompat jauh banyak ragamnya, yaitu lompat naik turun bangku, latihan jongkok

berdiri, latihan naik turun tumit, latihan squat jump, naik turun tangga dan lain-

lain (Engkos Kosasih 1993 : 89). Dari bermacam-macam metode latihan tersebut

belum diketahui dengan pasti metode mana yang paling efektif dan baik hasilnya

untuk meningkatkan hasil lompat jauh.

Untuk mengetahui hasil latihan yang baik dan efektif tersebut akan diberikan

eksperimen lompat naik turun bangku yang tujuan utamanya adalah untuk

meningkatkan hasil lompat jauh yang maksimal. Adapun metode latihan yang
diberikan adalah metode latihan naik turun bangku tumpuan satu kaki bergantian

sedangkan yang satunya diberikan latihan naik turun bangku tumpuan dua kaki.

Dalam melakukan kedua jenis latihan merupakan latihan kekuatan otot kaki.

Lingkup yang dilatih dalam kedua latihan ini adalah daya ledak otot tungkai dan

kekuatan otot tungkai, sehingga dengan latihan tersebut diharapkan akan

memberikan perbedaan pada peningkatan hasil lompat jauh gaya jongkok.

Dengan memperhatikan uraian di atas maka penulis ingin penelitian berjudul

:” Pengaruh Latihan Naik Turun Bangku Tumpuan Satu Kaki Bergantian dengan

Naik Turun Bangku Tumpuan Dua Kaki Terhadap Hasil Lompat Jauh Gaya

Jongkok pada Siswa Putra Kelas V, VI SD Negeri Kalisidi 03 Ungaran Tahun

Pelajaran 2004/2005”.

Adapun alasan lain pemilihan judul tersebut di atas adalah sebagai berikut :

1.1.1. Lompat jauh merupakan materi kurikulum Pendidikan Jasmani Sekolah

Dasar

1.1.2. Pekan Olah Raga Pelajar Daerah Sekolah Dasar

1.1.3. Metode latihan naik turun bangku tumpuan satu kaki bergantian dengan

naik turun bangku tumpuan dua kaki dapat meningkatkan hasil lompat

jauh

1.2. Permasalahan

Di dalam setiap pelaksanaan penelitian selalu bertitik tolak dari adanya

permasalahan yang dihadapi, yang segera perlu diteliti, dikaji, dianalisis serta

selanjutnya diusahakan solusi pemecahannya. Permasalahan dalam penelitian ini

adalah Apakah ada perbedaan pengaruh antara latihan naik turun bangku satu kaki
bergantian dengan naik turun bangku tumpuan dua kaki terhadap kemampuan

hasil lompat jauh gaya jongkok pada siswa putra kelas V, VI SD Negeri Kalisidi

03 Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang tahun 2004 – 2005?.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1.3.1. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang berarti antara latihan naik

turun bangku tumpuan satu kaki bergantian dengan naik turun bangku

tumpuan dua kaki terhadap hasil lompat jauh gaya jongkok pada siswa

kelas V, VI SD Negeri Kalisidi 03 Kecamatan Ungaran Kabupaten

Ungaran Tahun Pelajaran 2004/2005

1.3.2. Apabila ditemukan ada perbedaan akan diuji lanjut untuk mengetahui

metode latihan mana antara naik turun bangku tumpuan satu kaki

bergantian dengan naik turun bangku tumpuan dua kaki yang memberikan

pengaruh lebih baik terhadap hasil lompat jauh gaya jongkok pada siswa

kelas V, VI SD Negeri Kalisidi 03 Kecamatan Ungaran Kabupaten

Semarang.

1.4. Penegasan Istilah / Batasan Operasional

Untuk menghindari adanya salah penafsiran atau kesalahan pengertian

terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka istilah-istilah

tersebut perlu adanya ketegasan sebagai berikut :


1.4.1. Pengaruh

Pengaruh adalah daya yang ada atau yang timbul dari sesuatu

(orang,benda dsb) yang berkuasa atau yang berkekuatan (Poerwadarminta,

1985 : 731).

1.4.2. Latihan

Latihan adalah suatu proses penyesuaian tubuh terhadap kerja yang

lebih berat dalam mempersiapkan diri untuk menghadapi situasi yang

lebih berat dan meningkatkan ketrampilan.

Menurut Harsono (1982 : 27) latihan adalah proses yang sistematis

dari pada berlatih atau bekerja secara berulang-ulang dengan kian hari

kian menambah jumlah beban latihannya atau pekerjaannya.

Jadi latihan dalam penelitian ini adalah cara melakukan lompat naik

turun bangku tumpuan satu kaki bergantian dengan latihan naik turun

bangku tumpuan dua kaki secara berulang-ulang, makin lama makin

bertambah bebannya dengan tujuan untuk mengetahui hasil yang dicapai

dalam melakukan lompat jauh gaya jongkok.

Pengaruh latihan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

pengaruh antara dua latihan, yaitu antara latihan naik turun bangku

tumpuan satu kaki bergantian dengan metode lompat naik turun bangku

tumpuan dua kaki terhadap lompat jauh gaya jongkok.


1.4.3. Daya ledak

Kemampuan seseorang untuk mempergunakan kekuatan maksimum

yang dikerahkan dalam waktu yang sependek-pendeknya (M.Sajoto,

1995 : 8).

Sedangkan daya ledak yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

daya ledak dalam melakukan lompat jauh gaya jongkok.

1.4.4. Metode

Metode adalah cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk

mencapai suatu maksud tertentu (Poerwodarminto, 1995 : 649).

Dalam penelitian ini metode diartikan sebagai cara untuk melatih

lompat jauh gaya jongkok dengan latihan naik turun bangku tumpuan satu

kaki bergantian dengan latihan naik turun bangku tumpuan dua kaki.

1.4.5. Latihan naik turun bangku tumpuan satu kaki bergantian dengan naik

turun bangku tumpuan dua kaki

Latihan naik turun bangku tumpuan satu kaki bergantian yang

dimaksud garakan ini adalah melompat ke atas bangku tumpuan satu kaki

kiri di atas bangku, kaki kanan di atas lantai. Kemudian melompat

bersama-sama kaki kanan membentuk sudut 900, kemudian kaki kiri

mendarat di atas bangku, kaki kanan mendarat di atas lantai.

Latihan naik turun bangku tumpuan dua kaki yang dimaksud gerakan

ini adalah sikap kaki rapat menghadap bangku kemudian meloncat ke atas

bangku bersama-sama, kemudian turun lagi bersama-sama.


1.4.6. Lompat jauh gaya jongkok

Lompat jauh gaya jongkok adalah salah satu tehnik melompat dalam

lompat jauh. Adapun gerakan dari tehnik lompat jauh gaya jongkok adalah

sebagai berikut : pada saat lepas dari tanah (papan tolakan) keadaan sikap

badan di udara jongkok. Dengan jalan membulatkan badan dengan kedua

lutut ditekuk dan kedua lengan di depan. Pada waktu akan mendarat kedua

kaki dijulurkan ke depan lalu mendarat pada kedua kaki dengan bagian

tumit lebih dahulu dan kedua tangan ke depan ( Aip Syarifuddin, 1992 :

93).

1.5. Kegunaan Hasil Penelitian

Setelah mengetahui perbedaan dari kedua metode latihan naik turun bangku

tumpuan satu kaki bergantian dengan naik turun bangku tumpuan dua kaki

penelitian ini, maka manfaat yang dapat diambil adalah :

1.5.1. Memberikan sumbangan pemikiran bagi para guru dan pelatih atlet lompat

jauh untuk meningkatkan prestasi lompat jauh

1.5.2. Sebagai perbandingan bagi yang berminat mengadakan penelitian

dicabang lompat jauh.


BAB II

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

2.1. Landasan Teori

2.1.1 Atletik

Di dalam aktivitas dunia olahraga dikenal berbagai macam cabang olahraga,

yaitu : atletik, renang, senam, sepak bola, bola basket, bola volley, tinju dan lain-

lain. Antara cabang olahraga tersebut yang ada kaitannya dengan penelitian ini

adalah atletik.

Atletik berasal dari bahasa Yunani athlon artinya pertandingan, perlombaan,

pergulatan atau perjuangan, sedangkan orang yang melakukannya dinamakan

athleta (atlet). Atletik adalah satu cabang olahraga yang diperlombakan yang

meliputi nomor-nomor jalan, lari, lempar, lompat (Aip Syarifuddin, 1992 : 2).

Sejak manusia ada di bumi mereka telah melakukan gerakan berjalan, berlari,

melompat, dan melempar yang semuanya itu merupakan gerakan alami yang

dilakukan sehari-hari baik dalam usahanya mempertahankan hidup ataupun untuk

menyelamatkan diri dari gangguan alam sekitarnya (Yoyo Bahagia, Ucup Yusup,

Adang Suherman, 2000 : 3).

Atletik adalah salah satu cabang olahraga yang terdiri dari nomor-nomor

jalan, lari, lompat dan lempar. Atletik menjadi intisari atau ibu dari seluruh cabang

olahraga (Aip Syarifuddin 1992 : 1). Nomor lompat jauh tersebut dapat

digolongkan ke dalam nomor lompat cabang olahraga atletik.


2.1.2. Lompat jauh

2.1.2.1. Pengertian lompat jauh

Lompat jauh termasuk bagian nomor lompat dalam cabang olahraga atletik,

yang secara teknis maupun pelaksanaannya berbeda dengan nomor lompat yang

lain seperti lompat tinggi dan lompat jangkit.

Menurut pendapat Aip Syarifuddin (1992 : 90) lompat jauh adalah bentuk

gerakan melompat mangangkat kaki ke atas depan dalam upaya membawa titik

berat badan selama mungkin di udara atau melayang di udara yang dilakukan

dengan cepat dan dengan jalan melakukan tolakan pada satu kaki untuk mencapai

jarak yang sejauh-jauhnya.

Sudarminto (1993 : 349) menyatakan bahwa unsur utama lompat jauh dengan

awalan adalah lari awalan, bertolak, melayang di udara dan mendarat. Masing-

masing bagian itu memiliki gaya gerakannya sendiri yang menyumbangkan

pencapaian jarak lompatan. Namun syarat utamanya adalah pengembangan jarak

daya. Daya ini dikembangkan dari latihan awalan yang cepat dan lompatan ke atas

yang kuat dari tolakan.

Jadi pada hakekatnya lompat jauh adalah gerakan menolak satu kaki yang

dipengaruhi oleh kecepatan horizontal dan vertical serta gaya tarik bumi untuk

menghasilkan lompatan yang sejauh-jauhnya. Dibawah ini gambar lompat jauh

gaya jongkok dari tumpuan sampai mendarat.


Gambar 1.
Urutan Gerakan Lompat Jauh Gaya Jongkok
(Tamsir Riyadi, 1985 : 97)

2.1.1.2. Tehnik lompat jauh

Nomor lompat ada tiga gaya, yaitu gaya jongkok, gaya lenting atau

menggantung dan gaya jalan di udara (Yusuf Adisasmita : 68). Salah satu gaya

dari ketiga gaya tersebut yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah lompat

jauh gaya jongkok, karena gaya ini banyak dilakukan anak-anak sekolah karena

gaya ini dianggap paling mudah untuk dipelajari (Kurikulum SD, 1994).

Menurut Aip Syarifuddin (1992 : 90) secara tehnik lompat jauh gaya jongkok

ada empat unsur yang terdiri dari : awalan (approach run), tolakan (take off),

sikap badan di uadara (action in the air) serta mendarat (landing).

Pada dasarnya keempat unsur tersebut di atas tidak dapat dipisahkan satu

persatu, karena gerakannya adalah gerakan yang membentuk rangkaian gerakan

lompat jauh yang tidak terputus. Disamping itu dipengaruhi oleh kecepatan lari

awalan, kekuatan tungkai tumpu,koordinasi sewaktu melayang di udara dan

mendarat (Yusuf Adisasmita : 65).


Tujuan utama dari seorang pelompat ketika akan melompat adalah adanya

keinginan untuk melakukan lompatan yang sejauh-jauhnya. Supaya dapat

melakukan suatu lompatan yang diinginkan untuk meningkatkan hasil yang

optimal maka terlebih dahulu harus memahami dan menguasai tehnik gerakan

dalam lompat jauh.

Berikut ini akan diuraikan satu persatu tehnik lompat jauh gaya jongkok

yaitu:

1. Awalan

Awalan adalah gerakan permulaan dalam bentuk lari untuk mendapatkan

kecepatan pada waktu akan melakukan tolakan atau lompatan. Kecepatan

yang diperoleh dari hasil awalan disebut dengan kecepatan horizontal, yang

sangat berguna untuk membantu kekuatan pada waktu melakukan tolakan ke

atas depan. Supaya dapat menghasilkan daya tolakan yang besar maka

langkah lari awalan harus dilakukan dengan mantap serta menghentak-hentak

(Aip Syarifuddin, 1992 : 90). Awalan itu harus dilakukan dengan secepat-

cepatnya serta jangan mengubah langkah pada saat akan melompat. Jarak

awalan biasanya 30 – 40 meter (Engkos Kosasih, 1993 : 83).

Pendapat Yusuf Adisasmita kecepatan dan ketepatan dalam lari awalan

sangat mempengaruhi hasil lompatan. Ini berarti bahwa kecepatan lari awalan

adalah suatu keharusan untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya. Pelompat

tanpa kecepatan sama sekali tidak mempunyai suatu harapan untuk mencapai

hasil yang sebaik-baiknya (Yusup Adisasmita, 1992 : 67).


Menurut Yusuf Adisasmita (1992, 67) untuk dapat melakukan lari awalan

dengan baik, perlu memperhatikan dan melakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Jarak lari awalan tergantung pada tiap-tiap pelompat.

b. Jarak lari awalan harus cukup jauh untuk mendapatkan kecepatan

maksimal. Panjang awalan 30 – 40 meter, untuk usia SD antara 15 – 20

meter.

c. Kecepatan lari awalan dan irama langkah harus rata.

d. Pada langkah akhir, pikiran dipusatkan untuk melompat setinggi-tingginya

ke arah depan.

e. Langkah terakhir diperkecil agar dapat menolak ke atas dengan lebih

sempurna.

f. Sikap lari seperti pada lari jarak pendek.

Pada penelitian ini siswa mempergunakan awalan dengan panjang antara

15-20 meter, sesuai dengan kemampuan usia anak SD.

2. Tolakan atau tumpuan (take off)

Tolakan atau tumpuan adalah perpindahan yang sangat cepat antara lari,

awalan dan melayang. Beberapa langkah sebelum menumpu, pelompat harus

sudah siap untuk bertumpu. Seluruh tenaga dan pikirannya, harus ditujukan

terhadap ketepatan betumpu. Pada saat itu pelompat berpindah dari keadaan

lari ke melayang. Agar dapat melayang lebih jauh, selain dari kecepatan lari

awalan dibutuhkan pada tambahan tenaga dari kekuatan tumpuan, yaitu daya

dari tungkai kaki yang disertai dengan lengan dan tungkai ayun.
Pada waktu menumpu seharusnya badan sudah condong ke depan, titik

berat badan harus terletak tegak dimuka titik sumber tenaga, yaitu tungkai

menumpu pada saat pelompat menumpu (Yusuf Adisasmita, 1992 : 67).

Menurut Sudarminto (1998 : 241), mengatakan bahwa dari kecepatan

maju yang penuh pelompat harus menggerakan gerakannya dari tolakan ke

atas dengan sudut yang terbaik, yaitu 450. Untuk mengubah arah gerakannya,

maka harus mempersiapkan tolakannya pada jarak tiga langkah terakhir.

Untuk melakukan ini ia membungkuk sedikit dan langkahnya diperlambat

dalam usahanya mencapai ketinggian. Pada saat bertolak dari balok tolakan,

telapak kaki depan ada titik berat badan. Telapak kaki menyentuh balok ketika

titik beratnya bergerak ke depan 3,5 kaki. Di sini ada sedikit perlambatan pada

saat bertolak. Pendapat Soedarminto (1998 : 241) menyatakan bahwa

perlambatan itu tidak akan mempengaruhi lompatan yang dicapai asalkan

sudut yang ideal 450 dapat dicapai.

Dari pendapat trsebut di atas dapat disimpulkan tujuan pelompat jauh

melakukan tumpuan atau tolakan ini adalah mengubah gerak lari menjadi

suatu lompatan dengan menggunakan kaki tumpu terkuat, pelompat harus

mengerahkan gerakannya dari balok tolakan ke atas dengan sudut terbaik,

yaitu 450, untuk merubah arah gerakannya ia harus mempersiapkan

tolakannya pada jarak tiga langkah terakhir. Untuk lebih jelasnya lihat gambar

dibawah ini :
Gambar 2

Cara melakukan gerakan tumpuan (take off)


(Carr. 2000 : 46)

Keterangan :
a. Saat kaki akan menumpu pada balok lompatan
b. Saat kaki menumpu pada balok lompat
c. Saat kaki tumpu akan lepas dari balok lompat

Untuk dapat melakukan tolakan atau tumpuan yang sangat kuat ada dua

faktor yang harus diperhatikan, yaitu : kecepatan horizontal yang diperoleh

dari lari awalan dan kecepatan vertical yang diperoleh dari kekuatan tolakan

atau tumpuan. Dari kedua kecepatan ini, akan diperoleh kecepatan paduan

yang menentukan gerak titik berat badan (Yusuf Adisasmita, 1992 : 65).

3. Sikap badan di udara

Dalam tehnik lompat jauh, setelah pelompat menumpu pada balok lompat

maka melayanglah pelompat itu. Naiknya badan setelah tumpuan (melayang)

adalah salah satu faktor yang sering dilalaikan oleh para pelompat. Setelah

menumpu dengan kaki tumpu, pelompat sering tidak memberi waktu lagi

untuk lebih lama di udara. Biasanya tungkai tumpuannya dengan tergesa-gesa

didaratkan pada bak pasir. Dalam hal ini penting sekali meluruskan tungkai itu

dengan secepatnya untuk memperoleh ketinggian sehingga kita dapat


melayang lebih tinggi. Pada waktu naik badan harus ditahan dalam keadaan

sikap tidak kaku (rileks).

Kemudian melakukan gerakan-gerakan sikap tubuh untuk menjaga

keseimbangan dan untuk memungkinkan pendaratan yang lebih sempurna.

Gerakan sikap tubuh di udara (waktu melayang) yang biasanya disebut gaya

lompatan dalam lompat jauh (Yusuf Adisasmita, 1992 : 68).

Gerakan sikap badan di udara atau gaya lompatan harus benar untuk

menjaga keseimbangan badan dan meningkatkan pendaratan yang lebih baik.

Kesalahan gerak di udara menyebabkan seorang atlit mendarat lebih awal.

Untuk lebih jelas lihat gambar 3 yaitu sikap badan pada saat melayang

diudara:

Gambar 3.

Sikap Badan Pada Saat Di Udara


(Soegito dkk, 1994 : 147)

Menurut Soedarminto dan Soeparman (1993 : 360) menyatakan bahwa

untuk membantu tolakan ke atas, lengan harus diayunkan setinggi mungkin

atau prinsipnya adalah momentum dari bagian dipindahkan kepada


keseluruhan. Ayunan kaki ke atas mengunci sendi karena kerjanya Ligamenta

iliofemoral. Oleh karena itu lutut kaki tumpu harus sedikit ditekuk.

Menurut beberapa pendapat di atas bahwa melayang adalah pada saat

pelompat memutuskan hubungan dengan papan, gerak seperti lintasan peluru

dari kurva pusat gaya yang telah dilakukan tak bisa dirubah. Bagaimanapun

gerakan di udara membantu pelompat mengatur keseimbangan dan

menyiapkan posisi mendarat yang efektif.

4. Pendaratan

Pada waktu mendarat pelompat harus dapat mengusahakan menjulurkan

lengannya sejauh-jauhnya ke muka dengan tidak kehilangan keseimbangan

badan. Pada saat ini timbul perasaan badan akan jatuh ke belakang. Untuk

mencegahnya titik berat badan harus dibawa ke muka dengan jalan

membungkukkan badan, sehingga badan dan lutut hampir merapat dibantu

pula dengan juluran tangan ke muka. Pada waktu pendaratan, lutut

debengkokkan sehingga dapat memungkinkan suatu momentum membawa

badan ke depan di atas kaki. Mendarat dilakukan dengan tumit terlebih dahulu

mengenai tanah (Yusuf Adisasmita, 1992 : 68).

Pada saat pelompat menginjak tanah lengan diayunkan ke depan, lutut

ditekuk dan badan membungkuk ke depan. Gerakan ini membawa titik berat

badan jatuh di bawah garis melayang, memberikan momentum pada badan

serta mencegah jauh ke belakang pada tumit yang berakibat mengurangi jarak

lompatan (Soedarminto dan Soeparman, 1993 : 360).


Sikap badan pada waktu jatuh atau mendarat, yaitu si pelompat harus

mengusahakan jatuh atau mendarat dengan sebaik-baiknya. Jangan sampai

jatuhnya badan atau tangan ke belakang, karena dapat merugikan. Mendarat

yang baik adalah ketika mendarat atau jatuhnya dengan kedua kaki dan tangan

ke depan, jadi misalkan jatuhnya ke depan tidak akan merugikan (Engkos

Kosasih, 1993 : 84).

2.1.3 Plyometrics dan Prinsip-prinsip latihan

2.1.3.1 Pengertian Plyometrics

Menurut KONI (2000 : 27) plyometrics adalah metode latihan untuk

meningkatkan kekuatan dan power otot tertentu. Cara yang paling baik untuk

mengembangkan power maksimal pada otot tertentu ialah dengan meregangkan

(memanjangkan) dahulu otot-otot tersebut. Sebelum mengkontraksikan

(memendekkan) otot-otot secara eksplosif (meledak-ledak). Dengan kata lain, kita

dapat mengerahkan lebih banyak tenaga pada suatu kelompok otot, apabila kita

terlebih dahulu menggerakkan otot tersebut kearah yang berlawanan. Untuk

melatih power otot tungkai, mula-mula gerakkan tungkai kearah yang berlawanan

(jongkok), merupakan apa yang disebut sebagai fase pra-regang (pre-streching

phase). Kemudian melompat dengan sekuat tenaga keatas. Setelah mendarat,

tanpa adanya masa berhenti, kemudian secepatnya melompat lagi sekuat tenaga

keatas, sehingga seakan-akan mendarat pada bara api.

Plyometrics merupakan bentuk latihan untuk mendapatkan eksplosive power

(KONI, 2000 : 27).


2.1.3.2 Prinsip – Prinsip Latihan

a. Prinsip – Prinsip Penambahan Beban Bertambah ( Overload )

Prinsip latihan yang paling dasar adalah prinsip overload, oleh karena

tanpa penerapan prinsip tersebut tidak mungkin berprestasi atlit akan

meningkat. Penerapan sitem overload apabila atlit sudah merasa ringan

dengan beban yang diberikan maka beban latihan harus ditingkatkan

(M. Sajoto, 1988 :42). Dengan latihan beban bertambah penyesuaian fisiologis

dalam tubuh yang mendorong meningkatkan kekuatan otot.

b. Prinsip Peningkatan Beban Terus Menerus

Otot yang menerima beban latihan berlebih kekuatanya akan bertambah.

Apabila kekuatan bertambah maka program latihan berikutnya, bila tidak ada

penambahan beban, tidak lagi dapat menambah kekuatan. Penambahan beban

ini dilakukan sedikit demi sedikit pada set atau jumlah repetisi tertentu, otot

belum merasa lelah penambahan demikian dinamakan prinsip penambahan

beban secara progresif (M. Sajoto, 1988).

c. Prinsip Pengaturan Suatu Latihan

Latihan berbeban hendaknya diatur sedemikian rupa, sehingga kelompok

otot-otot dulu yang dilatih sebelum otot yang lebih kecil. Hal ini dilakukan

agar kelompok otot kecil tidak mengalami kelelahan lebih dahulu.

d. Prinsip Kekhususan Program Latihan

Menurut O’shea dalam bukunya M. Sajoto (1988 : 42) menyatakan bahwa

semua program latihan harus berdasarkan “SAID” yaitu Specific Adaptation

to Imposed Demands. Prinsip tersebut menyatakan bahwa latihan hendaknya


bersifat khusus, sesuai dengan sasaran yang akan dicapai. Bila akan

meningkatkan kekuatan, maka program latihan harus memenuhi syarat untuk

tujuan meningkatkan kekuatan.

Program latihan dengan beban dalam beberapa hal hendaknya bersifat

khusus. Namun perlu memperhatikan pula gerak yang dihasilkan, oleh karena

itu latihan berbeban hendaknya dikaitkan dengan latihan peningkatan

ketrampilan motorik khusus. Dengan kata lain latihan beban menuju

peningkatan kekuatan, hendaknya diprogram yang menuju nomor-nomor

cabang olahraga yang bersangkutan. Seperti diketahui bahwa untuk

mendapatkan hasil lompatan yang jauh dalam lompat jauh perlu adanya

bentuk latihan untuk meningkatkan daya ledak otot tungkai, latihan tersebut

dapat dilakukan baik dengan menggunakan alat atau tanpa alat. Menggunakan

alat dalam hal ini adalah latihan naik turun bangku tumpuan satu kaki

bergantian dengan dua kaki.

Selain keempat prinsip yang cukup mendasar untuk program latihan

menurut Tohar (2004 : 54) program latihan dapat diatur dan dikontrol dengan

cara memvariasikan beban latihan seperti volume, intensitas, recovery dan

frekuensi dalam suatu unit program latihan harian. Volume menurut

Depdikbud (1997 : 31) ialah kuantitas beban latihan yang biasa dinyatakan

dengan satuan jarak, jumlah beberapa elemen jenis latihan, total waktu latihan,

berat beban yang diangkat, jumlah set dalam latihan interval dan sirkuit

sebagai ukuran rangsangan motorik dalam satu unit latihan. Intensitas menurut

Tohar (2004 : 55) adalah takaran yang menunjukkan kadar atau tingkat
pengeluaran energi, alat dalam aktivitas jasmani baik dalam latihan maupun

pertandingan. Intensitas latihan plaiometrik dapat ditingkatkan dengan

penambahan beban pada hal-hal tertentu dengan peningkatan jumlah repetisi

dan set. Recovery dikatakan oleh Tohar (2004 : 55) adalah waktu yang

digunakan untuk pemilihan tenaga kembali antara satu elemen materi latihan

dengan elemen berikutnya. Menurut O’Shea yang dikutip oleh M. Sajoto

(1988 : 48) mengatakan bila latihan lebih dari satu rangkaian, maka masa

istirahat dalam rangkaian adalah antara 1-2 menit. Menurut Bompa yang

dikutip oleh M. Sajoto (1988 : 33) mengatakan bahwa tes untuk mengevaluasi

hasil latihan kekuatan dapat dilaksanakan setelah antara 4-6 minggu dari suatu

masa siklus latihan makro. Frekuensi menurut Tohar (2004 : 55) adalah

ulangan gerak beberapa kaki atlit harus melakukan gerakan setiap giliran.

Frekuensi tinggi berarti ulangan gerak banyak sekali dalam satu giliran.

Frekuensi dapat juga diartikan berapa kali latihan per hari atau berapa hari

latihan per minggu.

Dalam penelitian ini frekuensi latihan yang dipakai adalah tiga kali per

minggu selama enam minggu. Sehingga tidak terjadi kelelahan yang kronis

dengan lama latihan enam minggu tersebut.

2.1.4. Faktor kondisi fisik yang mempengaruhi kemampuan lompat jauh

Dalam melakukan suatu latihan harus diketahui faktor-faktor yang

mempengaruhi atau memberi peran bagi tercapainya prestasi yang maksimal

dalam cabang olahraga atletik khususnya lompat jauh. Pada lompat jauh gaya
jongkok ini akan dibahas komponen kondisi fisik tentang kecepatan, kekuatan,

daya ledak, ketepatan, kelentukan koordinasi gerak (Aip Syarifuddin, 1992 : 90).

Kondisi fisik yang akan dibatas dalam penelitian ini adalah:

1. Kecepatan
Kecepatan menurut Suharno H.P.(1986 : 43) adalah kemampuan organisme

atlit dalam melakukan gerakan-gerakan dengan waktu yang sesingkat-singkatnya

untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya. Sedangkan Sajoto (1995 : 9)

menyatakan bahwa kecepatan adalah kemampuan seseorang untuk mengerjakan

gerakan kesinambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu yang sesingkat-

singkatnya.

Kecepatan disini adalah kecepatan lari dalam lompat jauh gaya jongkok yang

mana kecepatan larinya ditentukan oleh gerakan berturut-turut dari langkah yang

dilakukan secara cepat dan tepat. Secara cepat maksudnya setelah lari awalan

lompat jauh itu untuk mendapatkan hasil lompatan yang jauh, secara tepat

maksudnya setelah lari awalan dengan kecepatan tadi diupayakan kaki tumpu

dapat jatuh dibalok tumpuan.

2. Kekuatan

Kekuatan merupakan unsur yang penting dan perlu mendapatkan perhatian

khususnya dalam melaksanakan program latihan. Latihan kekuatan mendapat

porsi lebih banyak dibandingkan unsur yang lainnya.

Kekuatan adalah dasar yang paling penting dalam melatih ketrampilan gerak.

Menurut Sajoto (1995 : 8) komponen kondisi fisik seseorang tentang

kemampuannya dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu

bekerja. Jadi kekuatan merupakan otot dalam menahan beban dari kerja dalam
waktu tertentu secara maksimal. Dalam lompat jauh unsur kekuatan sangatlah

penting untuk mendapatkan hasil tolakan yang kuat dan benar sehingga dapat pula

melakukan tolakan yang tinggi.

3. Daya ledak

Kekuatan daya ledak adalah kekuatan sebuah otot untuk mengatasi tahanan

beban dengan kecepatan tinggi dalam gerakan yang utuh (Suharno H.P., 1998 :

36). Daya ledak adalah kemampuan seseorang untuk mempergunakan kekuatan

maksimum dalam waktu yang singkat dan kontraksi yang cepat. Untuk

mendapatkan tolakan yang kuat dan kecepatan yang tinggi harus memiliki daya

ledak yang besar. Jadi daya ledak otot tungkai sebagai tenaga lompat pada saat

melakukan tolakan pada papan tolak setelah melakukan awalan untuk

memperoleh kecepatan vertical sehingga memperjauh hasil lompatan.

2.1.5 Latihan Naik Turun Bangku Tumpuan Satu Kaki Bergantian dan Latihan

Naik Turun Bangku Tumpuan Dua Kaki.

Program latihan dengan beban dalam beberapa hal hendaknya bersifat khusus

sesuai dengan cabang olahraga yang bersangkutan. Bentuk latihan untuk

meningkatkan daya ledak otot tungkai menggunakan alat, yaitu naik turun bangku

tumpuan satu kaki bergantian dengan naik turun bangku tumpuan dua kaki.

2.1.5.1. Latihan naik turun bangku tumpuan satu kaki bergantian

Latihan naik turun bangku tumpuan satu kaki bergantian adalah bentuk

latihan plyometrics. Untuk melakukan gerakan tersebut diawali dengan posisi

berdiri menghadap bangku kemudian kaki kiri diletakkan di atas bangku, kedua

lengan berada disamping badan, kaki kiri yang berada di atas bangku ditekuk
membentuk sudut ± 900. Dari awalan kemudian dilanjutkan dengan menolak kaki

yang berada di atas bangku dan di lantai bersama-sama secara bergantian. Pada

waktu mendarat dilakukan secepat mungkin kembali seperti pada saat posisi awal,

untuk dilanjutkan dengan gerakan yang sama berikutnya. Pada hitungan satu kaki

kiri ke atas bangku, pada waktu hitungan dua melompat kaki kiri diikuti kaki

kanan diayun setinggi mungkin dengan lutut ditekuk, hitungan tiga kaki kanan

mendarat dilantai diiringi dengan kaki kiri pada hitungan keempat. Untuk lebih

jelasnya lihat gambar 4 dibawah ini.

Gambar 4.
Latihan Naik Turun Bangku Tumpuan Satu Kaki Bergantian
(Yusuf Adisasmita, 1992:70)

2.1.5.2. Latihan naik turun bangku tumpuan dua kaki

Latihan naik turun bangku tumpuan dua kaki adalah bentuk latihan

plyometrics dengan menggunakan dua tungkai secara bersamaan. Untuk

melakukan gerakan tersebut diawali dengan posisi berdiri menghadap bangku

sedikit menekuk sendi lutut ± 1350, kedua lengan berada disamping badan dengan

kedua sendi siku ditekuk ± 900 dari awalan kemudian dilanjutkan dengan

menolak, kedua kaki bersama-sama melompat ke atas bengku ke tempat semula.

Pendaratan dilakukan secepat mungkin pada posisi awal, untuk dilanjutkan


dengan gerakan yang sama berikutnya. Pada waktu hitungan satu loncat di atas

bangku, hitungan turun bangku dilanjutkan hitungan ganjil loncat di atas bangku,

kalau hitungan genap turun bangku. Untuk lebih jelasnya lihat gambar 5 dibawah

ini.

Gambar 5.
Latihan Naik Turun Bangku Tumpuan Dua Kaki
(Donal A Chu, 1992:48)

2.1.6 Analisa Gerak

Kedua bentuk latihan di atas bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan

tenaga lompat, yaitu unsur daya ledak dan kekuatan otot tungkai seperti yang

dikemukakan oleh Suharno H.P.(1993 : 27-28) bahwa latihan-latihan otot

mempunyai pengaruh terhadap hasil yang dicapai pada kemampuan jarak seperti

dalam pengembangan daya lompat pada kaki dan juga terhadap fleksibilitas pada

otot dan persendian.

Latihan loncat naik turun bangku tumpuan satu kaki bergantian, lompatan

lebih diarahkan pada ketepatan tolakan (tumpuan). Latihan yang diarahkan pada

ketepatan tolakan diharapkan pelompat dengan tolakan yang tepat dan kuat akan

menghasilkan lompatan horizontal yang tinggi, dengan demikian akan

mempengaruhi hasil lompatan yang jauh dalm lompat jauh gaya jongkok.
Latihan naik turun bangku tumpuan dua kaki lompatannya lebih banyak

kearah vertikal, sehingga akan menghasilkan ketinggian yang optimal. Dengan

latihan ini diharapkan pelompat setelah bertumpu akan menghasilkan kekuatan

horizontal dan vertikal hingga menghasilkan lompatan yang jauh dalam lompat

jauh gaya jongkok.

Prediksi awal dalam latihan naik turun bangku ini adalah latihan naik turun

bangku tumpuan satu kaki bergantian diharapkan lebih baik dari pada latihan naik

turun bangku tumpuan dua kaki karena lompat jauh dipengaruhi oleh tolakan yang

tepat dan kuat.

2.2. Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan masih perlu

dibuktikan kebenarannya ( Sutrisno Hadi, 1988 : 257). Menurut Suharsimi

Arikunto (1998 : 20) hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasalahan

penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.

Suatu hipotesis akan diterima kalau bahan-bahan penyelidikan membenarkan

pernyataan itu dan akan ditolak bilamana kenyataan menolaknya. Dari kedua jenis

latihan, yaitu lompat naik turun bangku tumpuan satu kaki bergantian dengan

loncat naik turun bangku tumpuan dua kaki terhadap hasil lompat jauh, dapat

dirumuskan hipotesis sebagai berikut : ada perbedaan pengaruh antara latihan naik

turun bangku tumpuan satu kaki bergantian dengan loncat naik turun bangku

tumpuan dua kaki terhadap kemampuan hasil lompat jauh gaya jongkok pada

siswa putra kelas V, VI SD Negeri Kalisidi 03 Kecamatan Ungaran, Kabupaten

semarang tahun 2004-2005.


BAB III

METODE PENELITIAN

Penggunaan metode penelitian dalam suatu research harus tepat dan

mengarah pada tujuan penelitian sesuai dengan tujuan yang diharapkan serta dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Sutrisno Hadi (1988 : 4) berpendapat bahwa “Metodologi Research”

sebagaimana kita kenal sekarang memberikan garis-garis yang sangat cermat dan

mengajukan syarat-syarat yang sangat keras. Maksudnya adalah untuk menjaga

agar pengetahuan yang dicapai dari suatu research dapat mempunyai harga ilmiah

yang setinggi-tingginya.

Dalam penelitian ini akan diuraikan beberapa hal yang berkenaan engan

metode penelitian, adalah sebagai berikut :

3.1. Populasi Penelitian

Populasi adalah seluruh penduduk yang dimaksudkan untuk diselidiki.

Populasi dibatasi sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikit

mempunyai satu sifat yang sama (Sutrisno Hadi, 1988 : 220). Sedangkan menurut

Suharsimi Arikunto (1998 : 155) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.

Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksudkan populasi

adalah seluruh individu yang akan dijadikan objek penelitian dan dari seluruh

individu tersebut paling sedikit harus mempunyai satu sifat yang sama.
Dalam penelitian ini populasi yang dipergunakan adalah siswa putra kelas

V,VI SD Negeri Kalisidi 03, Kecamatan Ungaran, Kabupaten Semarang Tahun

Pelajaran 2004/2005.. Adapun yang mendasari pengambilan populasi ini adalah :

1. Semua siswa sama dalam satu naungan sekolah, yaitu SD Negeri Kalisidi 03

Tahun Pelajaran 2004/2005.

2. Semua siswa berjenis kelamin sama, yaitu putra

3. Masing-masing siswa pernah mendapatkan pelajaran atletik cabang lompat

jauh gaya jongkok.

Sampel Penelitian dan Teknik Pengambilan Sampel

Menurut Sutrisno Hadi (1988 : 221) bahwa sampel adalah sejumlah penduduk

yang jumlahnya kurang dari jumlah populasi. Sedangkan menurut Suharsimi

Arikunto (1998 : 117) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diselidiki.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sampel adalah wakil atau sebagian

dari suatu populasi yang akan diteliti. Adapun yang menjadi sampel dalam

penelitian ini adalah semua siswa putra kelas V,VI SD Negeri Kalisidi 03

Kecamatan Ungaran, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2004/2005.

Sebagai pedoman untuk mendapatkan sampel adalah jika subjek yang

digunakan kurang dari 100 dapat dipilih semua, sehingga merupakan penelitian

populasi. Jika subjeknya besar dapat dipilih antara 10-15% atau 20-25% atau lebih

(Suharsimi Arikunto, 1998 : 120). Siswa putra kelas V,VI SD Negeri Kalisidi 03

Kecamatan Ungaran, Kabupaten Semarang berjumlah 24 siswa maka peneliti

menggunakan total sampling.


Sampel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok

eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 sesudah diadakan pengambilan tes

awal lompat jauh gaya jongkok kemudian dirangking dan dipasangkan dengan

menggunakan rumus A-B-B-A. Kelompok eksperimen 1 diberi perlakuan lompat

naik turun bangku tumpuan satu kaki bergantian. Sedangkan kelompok

eksperimen 2 diberi perlakuan loncat naik turun bangku tumpuan dua kaki.

Variabel

Variabel adalah gejala yang bervariasi yang menjadi objek penelitian

(Suharsimi Arikunto, 1998 : 99). Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas

dan satu variabel terikat.

Variabel bebas

Variabel bebas adalah variabel yang menyebabkan atau yang

mempengaruhi. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah latihan lompat

naik turun bangku tumpuan satu kaki bergantian dan latihan loncat naik

turun bangku tumpuan dua kaki.

Variabel terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau variabel akibat.

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil lompat jauh gaya jongkok.

Metode dan Rancangan Penelitian

Untuk memperoleh data yang sesuai dengan tujuan penelitian ini maka

dipergunakan eksperimen, yaitu dengan memberikan perlakuan pada siswa berupa

kegiatan tes awal, treatment atau latihan-latihan dan tes akhir. Dengan kegiatan
tersebut akan terlihat hubungan sebab akibat pengaruh dari pelaksanaan kegiatan

atau latihan.

Penelitian ini mempergunakan metode eksperimen didasarkan pada :

1. Metode eksperimen merupakan salah satu metode paling tepat untuk

menyelidiki sebab akibat (Sutrisno Hadi, 1988 : 127).

2. Metode eksperimen merupakan salah satu cara untuk mencari hubngan sebab

akibat atau hubungan dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti

dengan mengurangi atau menyisihkan faktor lain yang bisa mengganggu

(Suharsimi Arikunto, 1998 : 4)

Memperhatikan pendapat di atas dapat dikatakan bahwa dasar

mempergunakan metode eksperimen adalah kegiatan percobaan yang meliputi tes

awal dan tes akhir yaitu lompat jauh gaya jongkok untuk menguji kebenarannya.

Metode eksperimen ini mempergunakan pola Macthing by Subject Design

yang sering disebut pola M-S. Hal ini sesuai dengan pendapat Sutrisno Hadi

(2000 : 484) yang menyatakan bahwa subject matching sudah tentu sekaligus

berarti juga group matching, karena hakekat subject matching adalah sedemikian

rupa sehingga pemisahan pasangan-pasangan subjek (pair of subject) masing-

masing kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 secara otomatis akan

menseimbangkan kedua group itu. Adapun pairing of subject yang setingkat atau

seimbang dijalankan atas dasar pengukuran pre eksperimen atau atas dasar

penyelidikan-penyelidikan pendahuluan.

Tiap-tiap eksperimen akhirnya membandingkan sedikitnya dua kelompok

dalam segi-segi yang dieksperimankan. Pendeknya mencari perbedaan antara sifat


keadaaan atau tingkah laku dua kelompok (atau lebih) menjadi kegiatan utama

dalam kebanyakan penyelidik-penyelidik ilmiah (Sutrisno Hadi, 1988 : 260).

Peneliti dalam penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan

ordinal pairing yang didapat dari hasil pre test atau tes awal , yaitu lompat jauh

gaya jongkok. Hasil tes awal dipasangkan (diseimbangkan) dengan pola A-B-B-A

dan setiap pasang dipisahkan menjadi dua kelompok, dari kedua kelompok

tersebut diundi untuk menjadi kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen

2, sehingga masing-masing kelompok berangkat dari titik tolak yang sama.

Rancangan penelitian dapat digambarkan pada tabel 1 berikut ini.

Tabel 1. Rancangan Penelitian


Kelompok Tes Awal (pre-test) Treatmen Tes Akhir
(Post-Test)
Kelompok 1 Lompat jauh gaya Naik turun bangku Lompat jauh
jongkok tumpuan satu kaki gaya jongkok
bergantian
Kelompok 2 Lompat jauh gaya Naik turun tumpuan Lompat jauh
jongkok dua kaki gaya jongkok

Instrumen Penelitian

3.5.1 Instrumen Test

Instrument yang dipergunakan dalam penelitian ini adalahtes lompat

jauh gaya jongkok. Tes ini bertujuan untuk mengukur hasil lompatan, baik

pada tes awal maupun tes akhir.

3.5.2 Program Latihan

Program latihan naik turun bangku tumpuan satu kaki bergantian

dengan loncat naik turun bangku tumpuan dua kaki dilaksanakan 16 kali

pertemuan (6 minggu) yang setiap minggunya 3 kali pertemuan. Minggu


pertama 3 set 6 repetisi, minggu kedua 4 set 6 repetisi, minggu ketiga 4 set 8

repetisi, minggu keempat 4 set 10 repetisi, minggu kelima 4 set 12 repetisi

dan minggu keenam 4 set 14 repetisi. Pertemuan pertama dan terakhir untuk

pengambilan data.

Tehnik Pengambilan Data

Sebelum penelitian dimulai, peneliti mencari objek penelitian, setelah

mendapatkan objek penelitian peneliti mengajukan surat permohonan untuk

mengadakan penelitian kepada Kepala SD Negeri Kalisidi 03 Kecamatan

Ungaran, Kabupaten Semarang. Setelah mendapatkan persetujuan peneliti

mengawali dengan menentukan populasi dan memilih sampel dengan tehnik total

sampel, yaitu semua populasi diikutkan sebagai sampel.

Langkah berikutnya menentukan judul skripsi bersama pembimbing yang

kemudian dituangkan ke dalam bentuk rancangan skripsi guna mendapatkan surat

persetujuan penelitian dari Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan UNNES berupa

Permohonan Ijin Penelitian Kepada Kepala SD Negeri Kalisidi 03.

Kemudian peneliti mengadakan tes awal lompat jauh gaya jongkok, hasil tes

dimasukkan dengan rumus A-B-B-A, sehingga terbentuk dua kelompok yang

mempunyai kemampuan yang sama atau hampir sama., untuk menjadi kelompok

eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2.

3.6.1 Waktu Peneletian

Penelitian ini dilaksanakan selama 6 minggu, yaitu mulai tanggal 25

Januari 2005 sampai 5 Maret 2005. Penelitian ini diawali dengan tes awal

pada tanggal 25 Januari 2005 dan hari-hari berikutnya merupakan latihan,


serta tes akhir dilaksanakan pada 5 Maret 2005.. Penelitian ini dilaksanakan

tiga kali seminggu tiap hari Selasa, Kamis dan Sabtu. Dengan pelaksanaan

tiap sore pukul 15.00 WIB sampai selesai.

3.6.2 Tempat Penelitian

Tempat Penelitian yang dipergunakan adalah lapangan SD Negeri

Kalisidi 03 Kecamatan Ungaran, Kabupaten Semarang.

3.6.3 Obyek Penelitian

Siswa putra kelas V, VI SD Negeri Kalisidi 03 Kecamatan Ungaran,

Kabupaten Semarang sebagai obyek penelitian yang berjumlah 24 siswa.

3.6.4 Alat Penelitian

Alat perlengkapan dalam penelitian adalah : bangku setinggi 36 cm,

bendera, roll metter, cangkul, bak pasir.

3.6.5 Tenaga Pembantu Penelitian

Demi kelancaran penelitian peneliti dibantu oleh beberapa rekan guru

Penjas Kecamatan Ungaran, serta beberapa rekan mahasiswa yang

membantu dalam pelaksanaan tes awal dan tes akhir

3.6.6 Pelaksanaan Penelitian

Secara keseluruhan penelitian ini dilaksanakan selama 6 minggu yang

dimulai sejak tanggal 25 Januari 2005 sampai dengan tanggal 5 Maret 2005

yang terbagi dalam 3 kegiatan yaitu : 1) tes awal, 2) perlakuan, dan 3) tes

akhir.
1. Tes awal

Tes awal dilaksanakan dilapangan olahraga SD Negeri Kalisidi 03

Kecamatan Ungaran, Kabupaten Semarang. Tes yang dilakukan dalam

penelitian ini adalah lompat jauh yang disesuaikan dengan buku peraturan

perlombaan atletik dari PASI. Sebelum tes awal dimulai, siswa diberi

penjelasan mengenai pelaksanaan tes lompat jauh. Sesudah diberi

penjelasan baru penjelasan baru dilaksanakan tes awal. Tes awal

dilaksanakan tanggal 25 Januari 2005 pukul 08.00 WIB sampai dengan

selesai dilapangan SD Negeri Kalisidi 03 Kecamatan Ungaran, Kabupaten

Semarang.

2. Perlakuan

Penelitian ini dilaksanakan selama 6 minggu, setiap minggu 3 kali

pertemuan mulai tanggal 25 Januari 2005 sampai 5 Maret 2005 dengan

demikian penelitian ini dilaksanakan selama 16 kali pertemuan. Sedangkan

setiap pertemuan dilaksanakan selama ± 90 menit, dengan pengaturan waktu

yaitu 10 menit untuk pemanasan, 70 menit latihan inti dan 10 menit untuk

penenangan.

Waktu kegiatan latihan dilaksanakan pada hari Selasa, Kamis dan Sabtu

dimulai pukul 15.00 – 16.30 WIB. Materi latihan pada kelompok

eksperimen 1 adalah naik turun bangku tumpuan satu kaki bergantian dan

kelompok eksperimen 2 adalah latihan naik turun bangku tumpuan dua kaki.

Untuk penyajian materi disesuaikan dengan alokasi waktu yang tersedia.

Sedangkan mengenai pengaturan waktu latihan adalah sebagai berikut:


a) Pemanasan

Pemanasan diberikan pada siswa dengan tujuan untuk persiapan fisik

siswa sebelum melakukan latihan inti. Latihan ini sangat penting untuk

mengadakan perubahan dalam fungsi organ tubuh guna menghadapi fisik

yang lebih berat (Tohar, 2004 : 4).

b) Latihan Inti

Latihan inti dilaksanakan sesuai dengan program latihan materi diberikan

sesuai dengan jadwal latihan. Jadwal latihan terlampir pada lampiran 6.

Setelah melakukan latihan sesuai dengan kelompoknya masing-masing

kemudian latihan lompat jauh gaya jongkok

c) Penenangan

Penenangan dilaksanakan selama 10 menit dan hal ini bertujuan untukm

memulihkan kembali kondisi badan sesudah menerima materi latihan, dengan

demikian keadaan tubuh akan pulih secara sempurna seperti semula. Adapun

gerakan yang digunakan untuk penenangan bisa melakukan gerakan-gerakan

stretching kembali. Selanjutnya bisa diberi penjelasan atau koreksi secara

keseluruhan selama jalannya latihan, kesan dan pesan untuk membangkitkan

motivasi latihan berdoa dan dibubarkan.

3. Tes akhir

Setelah program latihan dilaksanakan selama 16 kali pertemuan pada hari

Sabtu, tanggal 5 Maret 2005 dilakukan tes akhir yang pelaksanaannya sama

dengan tes awal. Adapun tujuan dilaksanakannya tes akhir adalah untuk
mengetahui hasil yang dicapai oleh siswa baik dari kelompok eksperimen 1

dan kelompok eksperimen 2 setelah mengikuti program latihan.

Teknik Analisa Data

Karena dalam penelitian ini merupakan nilai suatu tes dari dua kelompok

eksperimen yang sudah di-macth-kan pada masing-masing individunya, maka

untuk pengetesan signifikan menggunakkan t-test dengan rumus pendek (short

methode). Sesuai dengan pendapat Sutrisno hadi (1973 : 453).

Analisis terhadap hasil-hasil eksperimen yang didasarkan atas subject

matching selalu menggunakan t-test pada correlated sample. Mengenai

penggunaan rumus t-test peneliti menggunakan rumus pendek adalah rumus yang

serba guna dan efisien. Rumus ini dipersiapkan untuk menyelesaikan eksperimen

yang mennggunakan matched subject design (Sutrisno Hadi, 1973 : 453)

3.7.1. Uji Beda


Untuk menghitung perbedaan peningkatan hasil lompat jauh gaya

jongkok dengan rumus t-test. Rumus t-test digunakan dalam eksperimen-

eksperimen yang menggunakan sampel-sampel yang berkorelasi, yaitu

sampel-sampel yang sudah disamakan salah satu variabel t-test yang

digunakan adalah sebagai berikut :

Md
t=
∑d2
N ( N − 1)
(Sutrisno Hadi, 1973 : 453)
Keterangan :
t = Nilai perbedaan
N = Jumlah subjek
Md = Rata-rata selisih antara X1 dan X2
D = Penyimpangan (selisih) antara X1 dan X2 dan Md
Adapun uji perbedaan menggunakan derajat kebebasan N-1 pada taraf

signifikansi 5%.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penelitian

Faktor kesungguhan anak

Kesungguhan anak dalam melakukan latihan sangat besar pengaruhnya

terhadap hasil penelitian. Peneliti memberikan motivasi selama latihan

sehingga anak mempergunakan tenaganya secara maksimal.

Faktor cuaca

Latihan dilakukan pada sore hari, turunnya hujan dapat mengganggu

jalannya latihan.apabila terjadi hujan saat latihan, latihan diganti dengan

hari lain sehingga tidak mengurangi jadwal latihan. Jadi tidak mengurangi

jumlah pertemuan yang sudah dijadwalkan.

3.8.3. Faktor kegiatan anak

Kegiatan anak diluar sulit diawasi peneliti, sebab tinggal peneliti jauh

dari anak. Untuk mengontrol kegiatan anak peneliti memberikan pengertian-

pengertian agar di luar penelitian tidak melakukan aktivitas yang sama

dengan treatmen penelitian.

3.8.4. Faktor pemberian materi

Melihat kemampuan anak yang berbeda-beda peneliti selalu

memberikan materi dengan jelas disertai dengan contoh-contoh sebelum

pelaksanaan latihan dan sesudah latihan diberikan evaluasi secara

menyeluruh.
3.8.5. Faktor kehadiran

Tempat penelitian dan rumah anak hanya berlingkup satu warga, maka

anak dengan rajin mengikuti latihan, biarpun demikian peneliti selalu

menyiapkan daftar hadir.

3.8.6. Faktor psikologi

Kehadiran peneliti pada waktu latihan membuat anak mempunyai rasa

persaingan dalam melakukan kegiatan latihan. Anak selalu berlatih dengan

sekuat tenaga dan menginginkan hasil lompatan sejauh mungkin apabila tes

akhir nanti.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

Untuk mencari perbedaan pengaruh hasil latihan dari kelompok eksperimen 1

dan kelompok eksperimen 2 dapat dilihat pada pada tabel 2 berikut ini:

Tabel 2. Tabel Rangkuman Hasil Perhitungan Statistik

Kelompok N M t-hitung t-tabel Keterangan


Eksperimen 1 12 341,67
2,250 2,201 Signifikan
Eksperimen 2 12 354,167

Dari hasil perhitungan statistik diperoleh t-hitung 2,250 kemudian t-tabel

dengan db 11 dan taraf signifikan 5% diperoleh hasil 2,201 dengan demikian

berarti setelah diberi perlakuan ternyata ada perbedaan pengaruh antara latihan

naik turun bangku tumpuan satu kaki bergantian dan tumpuan dua kaki terhadap

hasil lompat jauh gaya jongkok pada siswa putra kelas V, VI SD Negeri Kalisidi

03 Kecamatan Ungaran diterima.

Untuk mengetahui mana yang lebih baik antara latihan naik turun bangku

tumpuan satu kaki bergantian dan tumpuan dua kaki terhadap hasil lompat jauh

gaya jongkok dilakukan uji mean. Mean kelompok 1= 341,367 dan mean

kelompok 2 = 354,167 , berarti M K1 < M K2 maka latihan naik turun tumpuan

dua kaki lebih baik daripada latihan naik turun bangku tumpuan satu kaki

bergantian pada siswa putra kelas V,VI SD Negeri Kalisidi 03 Ungaran tahun

pelajaran 2004/2005.
4.2. Pembahasan

Hasil penelitian antara latihan naik turun bangku tumpuan satu kaki

bergantian dengan tumpuan dua kaki terhadap hasil lompat jauh gaya jongkok

terdapat pengaruh. Siswa yang selama ini belum pernah menerima atau

melakukan program latihan yang berkesinambungan setelah diberi latihan secara

teratur dan terprogram sangat mempengaruhi hasil lompatan. Latihan naik turun

bangku selain untuk memperkuat otot tungkai juga menimbulkan daya ledak yang

optimal sehingga sangat menunjang dalam melakukan lompat jauh gaya jongkok.

Hasil penelitian antara latihan naik turun bangku tumpuan satu kaki

bergantian dengan naik turun bangku tumpuan dua kaki, terhadap hasil lompat

jauh gaya jongkok menunjukkan ada perbedaan yang berarti. Secara analisis

gerakan kedua bentuk latihan dalam penelitian ini adalah ketinggian lompatan

yang di hasilkan latihan naik turun bangku tumpuan dua kaki lebih tinggi

dibandingkan latihan naik turun bangku tumpuan satu kaki bergantian. Perbedaan

pengaruh latihan ini terutama pada lompatan yang tinggi akan menghasilkan jarak

yang lebih jauh.

Pada latihan naik turun bangku tumpuan dua kaki mempunyai suatu

kelebihan, yaitu adanya irama yang cepat pada waktu melakukan latihan, yaitu

hitungan 1 dan 2 jadi mempengaruhi daya ledak yang tinggi dan kekuatan otot

kaki secara maksimum. Gerakan meloncat ke atas pada posisi badan dan kaki

membentuk sudut. Sesuai dengan gerakan melayang pada waktu melakukan

lompat jauh gaya jongkok, dengan demikian latihan loncat naik turun bangku

tumpuan dan kaki merupakan latihan yang berdaya guna (efektif) dan hasil guna
(efisien) di dalam pemakaian ruang gerak, waktu dan tenaga yang dihasilkan

untuk memperoleh hsil yang baik dalam melakukan lompat jauh gaya jongkok.

Kekurangan latihan naik turun bangku tumpuan satu kaki bergantian adalah

gerakan terfokus pada lompatan yang tinggi dengan satu kaki yang bertujuan

untuk ketepatan dan kekuatan tolakan saja, dengan irama yang lambat pada waktu

latihan (hitungan 1-4) membuat daya ledak dan kekuatan otot kaki kurang

maksimum.
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil pengolahan data yang telah dilakukan,

ternyata hipotesis yang diajukan dapat diterima, dengan demikian dapat diperoleh

kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara latihan naik turun

bangku tumpuan satu kaki bergantian dengan latihan loncat naik turun banku

tumpuan dua kaki terhadap hasil lompatan jauh gaya jongkok pada siswa putra

kelas V,VI SD Negeri Kalisidi 03 kecamatan Ungaran, Kabupaten Semarang,

Tahun Pelajaran 2004/2005.

5.2. Saran

Dengan kesimpulan yang telah diambil, maka para guru atau pelatih atlit

khususnya cabang lompat jauh disarankan hal-hal sebagai berikut :

1. Melatih lompat jauh gaya jongkok hendaknya menggunakan latihan yang

tepat.

2. Meningkatkan hasil prestasi lompat jauh gaya jongkok dengan latihan naik

turun bangku tumpuan dua kaki.


DAFTAR PUSTAKA

Aip Syarifuddin. 1992. Atletik. Jakarta: Depdikbud.

Aip Syarifuddin & Muhadi. 1992 / 1993. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.
Jakarta: Depdikbud.

Benhard, G. 1993. Atletik Prinsip Dasar Latihan Loncat Tinggi, Jauh, Jangkit dan
Loncat Galah. Terjemahan dari String Trainning Voor. Djengd.
Semarang. Dahara Prize.

Carr, Gary. 2000. Atletik (edisi terjemahan). Jakarta. Raja Grafindo Persada.

Depdikbud. 1997. Kondisi Fisik Anak-Anak Sekolah Dasar. Jakarta. Depdikbud.


2004. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi SD dan MI. Jakarta:
Dharma Bhakti.

Donald A. Chu. 1992. Plyometrics.

Engkos Kosasih. 1985. Olahraga Tehnik dan Program Latihan. Jakarta:


Akademika Presindo.

KONI. 2000. Panduan Kepelatihan. Jakarta: KONI

Harsono. 1988. Ilmu Coaching. Jakarta: KONI pusat

M. Sajoto. 1988. Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Semarang: Dahara


Prize.

M. Sajoto. 1988. Peningkatan dan Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga.


Semarang: Dahara Prize.

Soedarminto dan Soeparman. 1993. Materi Pokok Kinesiologi. Jakarta:


Depdikbud.

Soegito dkk. 1994. Pendidikan Atletik. Jakarta: Depdikbud.

Suharsimi Arikunto. 1998. Prosedur Penelitian. Yogyakarta: Rinika Cipto.

Sutrisno Hadi. 1973. Metodologi Research. Yogyakarta: UGM


. 2000. Statistik II. Jakarta: Andi

Tamsir Riyadi. 1985. Petunjuk Atletik. Yogyakarta. FPOK IKIP Yogyakarta.

Tohar. 2004. Ilmu Kepelatihan Lanjut. Semarang. FIK UNNES.


Yoyo Bahagia dkk. 1999. Atletik. Jakarta: Depdikbud.

Yusuf Adisasmita. 1992. Olahraga Pilihan Atletik. Jakarta: Depdikbud.


KALENDER PENELITIAN

BULAN JANUARI 2005

Minggu 2 9 16 23 30
Senin 3 10 17 24 31
Selasa 4 11 18 25
Rabu 5 12 19 26
Kamis 6 13 20 27
Jumat 7 14 21 28
Sabtu 1 8 15 22 29

BULAN PEBRUARI 2005

Minggu 6 13 20 27
Senin 7 14 21 28
Selasa 1 8 15 22
Rabu 2 9 16 23
Kamis 3 10 17 24
Jumat 4 11 18 25
Sabtu 5 12 19 26

BULAN MARET 2005

Minggu 6 13 20 27
Senin 7 14 21 28
Selasa 1 8 15 22 29
Rabu 2 9 16 23 30
Kamis 3 10 17 24
Jumat 4 11 18 25
Sabtu 5 12 19 26
Keterangan :
: Tes awal (Pre Test)

: Treatment (Latihan)

: Tes akhir (Post Test)

Hari latihan : Selasa, kamis dan jumat


Jam 14.00-16.00
Tempat : halaman SD Negeri Kalisidi 03 Ungaran

SD NEGERI KALISIDI 03
KECAMATAN UNGARAN KABUPATEN SEMARANG

SURAT KETERANGAN
NO : 00864/25B/2005

Yang bertandatangan di bawah ini, Kepala Sekolah Dasar Negeri Kalisidi 03,
Kecamatan Ungaran, Kabupaten Semarang menerangkan dengan sesungguhnya
bahwa :
Nama : Jumiyatun
NIM : 6301903029
Program/ Jurusan : FIK / PLKD UNNES
Semester : IV
Telah melakukan riset/ penelitian guna menyusun skripsi untuk melengkapi tugas-
tugas studi tingkat sarjana dengan judul “Perbedaaan Latihan Lompat Naik Turun
Bangku Tumpuan Satu Kaki Bergantian dengan Lompat Naik Turun Bangku
Tumpuan Dua Kaki terhadap Hasil Lompat Jauh Gaya Jongkok pada Siswa Putra
Kelas V dan VI SD Negeri Kalisidi 03 Ungaran”
Pelaksanaan riset / penelitian : dari tanggal 14 Februari 2005 sampai dengan 26
Maret 2005 di lapangan SD Negeri Kalisidi 03 Kecamatan Ungaran, Kabupaten
Semarang kemudian harap menjadikan maklum bagi yang bersangkutan dan dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.

Ungaran, 27 Maret 2005


Kepala SD Negeri Kalisidi 03

Budiyono, Amd.Pd
NIP.130 567 680

DAFTAR PESERTA
LATIHAN LOMPAT NAIK TURUN BANGKU TUMPUAN SATU KAKI
BERGANTIAN DENGAN LOMPAT NAIK TURUN BANGKU TUMPUAN
DUA KAKI
SD NEGERI KALISIDI 03 ECAMATAN UNGARAN

Nomor Nama Siswa Jenis Kelamin Kelas Ket.


Urut Induk
1. Arif Ahrori L VI
2. Dian Pamungkas L VI
3. M. Shokibi L VI
4. Sunarso L VI
5. Agung Binarso L VI
6. Luhur Adi D. L VI
7. Nurhadi L VI
8. Ardi Pradita L VI
9. Edi Sunarso L VI
10. Galuh L V
11. Jumeri L V
12. M. Nursyarifudin L V
13. Zuli Setiyadi L V
14. Hendro Suharno L V
15. M. Ali L V
16. Tri Sepdiyanto L V
17. Taryono L V
18. Zaenal L V
19. Prasito L V
20. Taufik L V
21. R. Huda L V
22. Fajar Sunarko L V
23. Safii L V
24. Nurkhafidin L V

HASIL TEST AWAL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA


PUTRA V DAN VI SD NEGERI KALISIDI 03 KECAMATAN UNGARAN

No. Nama Lompatan dalam cm Hasil


Dada I II III
1. Arif Ahrori 350 364 366 366
2. Dian Pamungkas 308 334 343 343
3. M. Shokibi 302 345 308 345
4. Sunarso 307 300 300 307
5. Agung Binarso 285 303 312 312
6. Luhur Adi D. 270 309 253 309
7. Nurhadi 290 291 297 297
8. Ardi Pradita 260 223 242 260
9. Edi Sunarso 351 340 329 351
10. Galuh 335 310 342 342
11. Jumeri 325 325 304 325
12. M. Nursyarifudin 268 269 265 269
13. Zuli Setiyadi 341 377 388 388
14. Hendro Suharno 268 311 310 311
15. M. Ali 286 276 256 286
16. Tri Sepdiyanto 293 295 268 295
17. Taryono 353 340 360 360
18. Zaenal 311 309 321 321
19. Prasito 296 335 333 335
20. Taufik 278 289 284 289
21. R. Huda 305 290 316 316
22. Fajar Sunarko 248 251 209 251
23. Safii 200 233 225 233
24. Nurkhafidin 225 230 230 230

DAFTAR RANKING HASIL TEST DAN HASIL MATCHING YANG


DIGUNAKAN DALAM PEMBAGIAN KELOMPOK LOMPAT JAUH
SISWA PUTRA SD NEGERI KALISIDI 03 KECAMATAN UNGARAN

Nomor Nama Hasil Pasangan Rumus MC Hasil


Urut Dada Awal no urut MC Pasang Maching
1. 13 Zuli Setiyadi 388 1 2 A 13 1 388 366
2. 1 Arif Ahrori 366 B
3. 17 Taryono 360 4 3 B 9 17 351 360
4. 9 Edi Sunarso 351 A
5. 3 M. Shokibi 345 5 6 A 3 2 345 343
6. 2 Dian Pamungkas 343 B
7. 10 Galuh 342 8 7 B 19 10 335 342
8. 19 Prastio 335 A
9. 11 Jumeri 325 9 10 A 11 18 325 321
10. 18 Zaenal 321 B
11. 21 R. Huda 316 12 11 B 5 21 312 316
12. 5 Agung Binarso 312 A
13. 14 Hendro Suharno 311 13 14 A 14 6 311 309
14. 6 Luhur Adi D. 309 B
15. 4 Sunarso 307 16 15 B 7 4 297 307
16. 7 Nurhadi 297 A
17. 16 Tri Septiyanto 295 17 18 A 16 20 295 289
18. 20 Taufik 289 B
19. 15 M. Ali 286 20 19 B 12 15 269 286
20. 12 M. Nursyarifudin 269 A
21. 8 Ardi Pradita 260 21 22 A 8 22 260 251
22. 22 Fajar H. 251 B
23. 23 Safii 233 24 23 B 24 23 230 233
24. 24 Nurkhafidin 230 A

PEMASANGAN SAMPEL PENELITIAN HASIL TEST AWAL


LOMPAT JAUH

Kelompok Eksperimen I Kelompok Eksperimen II


No. Nama Hasil Ranking No. Nama Hasil Ranking
Dada Dada
13 Zuli Setiyadi 388 1 1 Arif Ahrori 366 2
9 Edi Sunarno 351 4 17 Taryono 360 3
3 M. Shokibi 345 5 2 Dian Pamungkas 343 6
19 Prastio 355 8 10 Galuh 342 7
11 Jumeri 325 9 18 Zaenal 321 10
5 Agung Binarso 312 12 21 R. Huda 316 11
14 Hendro Suharno 311 13 6 Luhur Adi N. 309 14
7 Nurhadi 297 16 4 Sunarso 307 15
16 Tri Supriyadi 294 17 20 Taufik 289 18
12 M. Nursyarifudin 269 20 15 M. Ali 286 19
8 Aldi Pradita 260 21 22 Fajar Sunarko 251 22
24 Nur Khafidin 230 24 23 Safii 233 23
Keterangan :
1. Kelompok eksperimen I mendapat perlakuan latihan lompat naik turun
bangku tumpuan satu kaki bergantian
2. Kelompok eksperimen II mendapat perlakuan latihan lompat naik turun
baangku tumpuan dua kaki

TABEL KERJA UNTUK MENGHITUNG NILAI PERBEDAAN ANTARA


TES AWAL HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA
EKSPERIMEN 1 DAN EKSPERIMEN 2

Pasangan K1 K2 D Md D d2
Subjek (x1) (x2) x1 – x2 (D - Md) (D-Md)
1 2 388 366 22 - 0,4166 22,4166 502,5039
4 3 351 360 -9 - 0,4166 - 8,5834 73,6747
5 6 345 343 2 - 0,4166 2,4166 5,3995
8 7 335 342 -7 - 0,4166 - 6,5834 43,3411
9 10 325 321 4 - 0,4166 4,4166 19,5063
12 11 312 316 -4 - 0,4166 - 3,5834 12,8407
13 14 311 309 2 - 0,4166 2,4166 5,3995
16 15 297 307 -10 - 0,4166 - 9,5834 91,8415
17 18 295 289 6 - 0,4166 6,4166 41,1727
20 19 269 286 -17 - 0,4166 -16,5834 269,6689
21 22 260 251 9 - 0,4166 9,4166 88,6723
24 23 230 233 -3 - 0,4166 - 2,5834 6,6739
Jumlah 3718 3723 -5 - 0,002 1160,695
Mean 309,8333 310,25 - 0,4166 96,7245
Menghitung nilai perbedaan antara tes awal hasil lompat jauh gaya jongkok pada
kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2

∑D −5
Md = = = - 0,4166
N 12

Md − 0,4166
t= =
∑d2 1160,695
N ( N − 1) 12(12 − 1)

= - 0,1405

Kesimpulan

Dengan db = n - 1 =12 – 1 = 11 dan taraf signifikansi 5% angka batas penolakan


nol dalam table t adalah 2,201 sedangkan nilai t yang diperoleh – 0,1405, ternyata
lebih kecil dari angka batas penolakan nol. Dengan demikian hipotesa nol
diterima, yang berarti bahwa tidak trdapat perbedaan yang signifikan antara hasil
tes awal pada kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2.
HASIL TEST AKHIR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA
PUTRA V DAN VI SD NEGERI KALISIDI 03 KECAMATAN UNGARAN

No. Nama Lompatan dalam cm Hasil


Dada I II III
1. Arif Ahrori 410 400 445 445
2. Dian Pamungkas 395 350 38 395
3. M. Shokibi 345 365 365 365
4. Sunarso 315 325 300 325
5. Agung Binarso 335 350 345 350
6. Luhur Adi D. 320 340 305 340
7. Nurhadi 295 315 310 315
8. Ardi Pradita 275 280 230 280
9. Edi Sunarso 330 330 340 340
10. Galuh 380 380 345 380
11. Jumeri 365 350 355 365
12. M. Nursyarifudin 295 305 305 305
13. Zuli Setiyadi 410 405 390 410
14. Hendro Suharno 280 320 360 360
15. M. Ali 245 265 310 310
16. Tri Sepdiyanto 280 250 305 305
17. Taryono 370 390 380 390
18. Zaenal 360 365 380 380
19. Prasito 330 375 355 375
20. Taufik 330 355 290 355
21. R. Huda 330 260 330 330
22. Fajar Sunarko 285 310 305 310
23. Safii 355 220 295 355
24. Nurkhafidin 250 270 300 300

REKAPITULASI DATA TES AWAL DAN TES AKHIR LOMPAT JAUH


GAYA JONGKOK KELOMPOK EKSPERIMEN 1

No Nama Tes Awal Tes Akhir Peningkatan


(cm) (cm) (cm)
1 Zuli S. 388 410 22
2 Edi 351 370 21
3 M. Shokibi 345 365 20
4 Prastio 335 375 40
5 Jumeri 325 365 40
6 Agung B. 312 350 38
7 Hendro S. 311 360 49
8 Nurhadi 297 315 18
9 Tri Sepdiyanto 295 305 10
10 M. Nursyarifudin 269 305 36
11 Ardi P.D. 260 280 20
12 Nurkhafidin 230 300 70
Jumlah 3718 4100 382
Mean 31,8333
309,8333 341,6666
REKAPITULASI DATA TES AWAL DAN TES AKHIR LOMPAT JAUH
GAYA JONGKOK KELOMPOK EKSPERIMEN 2

No Nama Tes Awal Tes Akhir Peningkatan


(cm) (cm) (cm)
1 Arif Ahrori 366 445 75
2 Taryono 360 390 30
3 Dian P. 343 395 52
4 Galuh 342 380 38
5 Zaenal 321 380 59
6 R. Huda 316 330 14
7 Luhur A.D. 309 340 31
8 Sunarso 307 325 18
9 Taufik 289 290 1
10 M. Ali 286 310 24
11 Fajar 251 310 59
12 Safii 233 355 122
Jumlah 3723 4250 527
Mean 310,25 43,9166
354,1666
TABEL KERJA UNTUK MENGHITUNG NILAI PERBEDAAN ANTARA
TEST AWAL DAN TEST AKHIR HASIL LOMPAT JAUH GAYA
JONGKOK PADA KELOMPOK 1

No Test akhir Test Awal D d d2


Subjek (cm) (cm) x1 – x2 (D - Md) (D - Md)2
1 410 388 22 - 9,8333 96,6937
2 370 351 19 -12,8333 164,6935
3 365 345 20 -11,8333 140,0367
4 375 335 40 8,1667 66,6945
5 365 325 40 8,1667 66,6745
6 350 312 38 6,1667 38,0282
7 360 311 49 17,1667 294,6955
8 315 297 18 -13,8333 191,3602
9 305 295 10 -21,8333 476,6930
10 305 269 36 4,1667 17,3614
11 280 260 20 -11,8333 140,0267
12 300 230 70 38,1667 1456,6969
Jumlah 4100 3718 384 0,0004 3149,6448
Mean 341,6666 309,8333 31,8333
Menghitung nilai perbedaan antara tes awal dan tes akhir hasil lompat jauh gaya
jongkok pada kelompok eksperimen 1

∑ D 384
Md = = = 31,8333
N 12

Md 31,8333
t= =
∑d 2
3149,6448
N ( N − 1) 12(12 − 1)

= 6,5169

Kesimpulan
Denagn db = N – 1 = 12 – 1= 11 dan taraf signifikansi 5% angka batas penolakan
nol dalam table t adalah 2,201 sedangkan nilai t yang diperoleh 6,517 ternyata
lebih kecil dari angka batas penolakan nol. Dengan demikian hipotesa nol ditolak,
yang berarti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil test awal dan
test akhir pada kelompok eksperimen 1.

TABEL KERJA UNTUK MENGHITUNG NILAI PERBEDAAN ANTARA


TEST AWAL DAN TEST AKHIR HASIL LOMPAT JAUH GAYA
JONGKOK PADA EKSPERIMEN 2

No Test Akhir Test Awal D d d2


(cm) (cm) x1 – x2 (D – Md) (D – Md)2
1 445 366 79 35,0834 1230,8449
2 390 360 30 -13,9166 193,6717
3 395 343 52 8,0834 65,3413
4 380 342 38 - 5,9166 35,0061
5 380 321 59 15,0834 227,5089
6 330 316 14 -29,9166 895,0029
7 340 309 31 -12,9166 166,8385
8 325 307 18 -25,9166 671,6701
9 290 289 1 -42,9166 1841,8345
10 310 286 24 -19,9166 396,6709
11 310 251 59 15,0834 227,5089
12 355 233 122 78,0834 6097,0173
Jumlah 4250 3723 527 0,0008 10891,916
Mean
354,1666 310,25 43,9166

∑D 527
Md = = = 43,9166
N 12

Md 43,9166
t= =
∑d 2
10891,916
N ( N − 1) 12(12 − 1)

= 4,8346

TABEL KERJA UNTUK MENGHITUNG NILAI PERBEDAAN ANTARA


TEST AKHIR HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA
KELOMPOK EKSPERIMEN 1 DAN KELOMPOK EKSPERIMEN 2

Pasangan K1 K2 D D d2
Subjek x1 x2 (x1 – x2) (D – Md) (D – Md)2
1 2 410 445 -35 -22,5 506,25
4 3 370 390 -20 -7,5 56,25
5 6 365 395 -30 -17,5 306,25
8 7 375 380 -5 7,5 56,25
9 10 365 380 -15 -2,5 6,25
12 11 350 330 20 32,5 105,625
13 14 360 340 20 32,5 105,625
16 15 315 325 -10 2,5 6,25
17 18 305 290 15 27,5 756,25
20 19 305 310 -5 7,5 56,25
21 22 280 310 -30 -17,5 306,25
24 23 300 355 -55 -42,5 1806,25
Jumlah 4100 4250 -150 0 4073
Mean 341,3666 43,9166 -12,5

∑ D 150
Md = = = 12,5
N 12

Md − 12,5
t= =
∑d 2
4073
N ( N − 1) 12(12 − 1)

= 2,2503

Kesimpulan

Denagn db galat = n - 1 =12 – 1 = 11 dan taraf signifikansi 5% angka batas


penolakan hipotesa nol adalah 2,201 sedangkan nilai t yang diperoleh 2,250 ,
ternyata lebih besar dari angka batas penolakan nol. Dengan demikian hipotesa
nol ditolak, yang berarti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tes
awal pada kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2.
TABEL NILAI-NILAI t
Taraf Signifikan
d.b
50% 40% 20% 10% 5% 2% 1% 0,20%
1 1,000 1,376 3,078 6,314 12,71 31,82 63,66 636,69
2 0,816 0,061 1,886 1,920 2,303 2,965 2,925 31,596
3 0,765 0,978 1,638 1,353 2,182 2,541 2,841 12,941
4 0,741 0,941 1,533 1,132 2,776 2,747 2,604 8,610
5 0,727 0,920 1,476 1,015 2,571 2,365 2,032 6,859

6 0,718 0,906 1,440 1,943 2,447 2,143 2,707 5,959


7 0,771 0,896 1,415 1,895 2,365 2,998 2,499 5,405
8 0,706 0,889 1,397 1,860 2,306 2,896 2,355 5,041
9 0,703 0,883 1,383 1,833 2,262 2,821 2,25 4,781
10 0,700 0,879 1,372 1,812 2,228 2,764 2,169 4,587

11 0,697 0,876 1,363 1,796 2,201 2,718 2,106 4,437


12 0,695 0,873 1,356 1,782 2,179 2,681 2.055 4,318
13 0,694 0,870 1,350 1,771 2,160 2,650 2,012 4,221
14 0,692 0,868 1,345 1,761 2,145 2,624 2,977 4,140
15 0,691 0,866 1,341 1,753 2,131 2,602 2,947 4,073

16 0,690 0,865 1,337 1,746 2,120 2,583 2,921 4,015


17 0,689 0,863 1,333 1,740 2,110 2,567 2,898 3,965
18 0,688 0,862 1,330 1,734 2,101 2,552 2,878 3,922
19 0,688 0,861 1,328 1,729 2,093 2,539 2,861 3,883
20 0,687 0,860 1,325 1,725 2,086 2,528 2,845 3,850

21 0,686 0,859 1,323 1,721 2,080 2,518 2,831 3,819


22 0,686 0,858 1,321 1,717 2,074 2,508 2,819 3,792
23 0,685 0,858 1,319 1,714 2,069 2,500 2,807 3,767
24 0,685 0,857 1,318 1,711 2,064 2,492 2,797 3,745
25 0,684 0,856 1,316 1,708 2,060 2,485 2,787 3,725

26 0,684 0,856 1,315 1,706 2,056 2,479 2,779 3,307


27 0,684 0,855 1,314 1,703 2,052 2,473 2,771 3,690
28 0,683 0,855 1,313 1,701 2,048 2,467 2,763 3,674
29 0,683 0,854 1,311 1,669 2,045 2,462 2,756 3,659
30 0,683 0,854 1,310 1,697 2,042 2,457 2,750 3,646

Sumber : (Sutrisno Hadi, 2001 : 358)

You might also like

  • 96
    96
    Document66 pages
    96
    jhon
    No ratings yet
  • 92
    92
    Document92 pages
    92
    jhon
    0% (1)
  • 91
    91
    Document91 pages
    91
    jhon
    No ratings yet
  • Skripsi: Universitas Negeri Semarang 2005
    Skripsi: Universitas Negeri Semarang 2005
    Document76 pages
    Skripsi: Universitas Negeri Semarang 2005
    rizevi
    No ratings yet
  • Doc
    Doc
    Document71 pages
    Doc
    Septian Fals Mania
    No ratings yet
  • 90
    90
    Document87 pages
    90
    Reza Safrullah
    No ratings yet
  • 89
    89
    Document54 pages
    89
    jhon
    No ratings yet
  • 87
    87
    Document65 pages
    87
    jhon
    No ratings yet
  • 85
    85
    Document65 pages
    85
    jhon
    No ratings yet
  • 88
    88
    Document63 pages
    88
    jhon
    No ratings yet
  • Pengaruh Latihan Awalan 9 Dan 11 Langkah Terhadap
    Pengaruh Latihan Awalan 9 Dan 11 Langkah Terhadap
    Document93 pages
    Pengaruh Latihan Awalan 9 Dan 11 Langkah Terhadap
    Irpan Riyanto
    0% (1)
  • 82
    82
    Document87 pages
    82
    jhon
    No ratings yet
  • 80
    80
    Document66 pages
    80
    jhon
    100% (2)
  • 77
    77
    Document111 pages
    77
    jhon
    No ratings yet
  • 81
    81
    Document62 pages
    81
    jhon
    No ratings yet
  • 84
    84
    Document58 pages
    84
    jhon
    No ratings yet
  • 73
    73
    Document64 pages
    73
    jhon
    No ratings yet
  • 79
    79
    Document99 pages
    79
    jhon
    No ratings yet
  • 71
    71
    Document74 pages
    71
    jhon
    No ratings yet
  • 78
    78
    Document68 pages
    78
    jhon
    No ratings yet
  • 76
    76
    Document76 pages
    76
    jhon
    No ratings yet
  • Sikap Duduk Kerja
    Sikap Duduk Kerja
    Document61 pages
    Sikap Duduk Kerja
    Nur Hasanah
    50% (2)
  • 75
    75
    Document55 pages
    75
    jhon
    No ratings yet
  • 72
    72
    Document58 pages
    72
    jhon
    No ratings yet
  • 736
    736
    Document103 pages
    736
    jhon
    No ratings yet