Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
Diajukan dalam rangka menyelesaikan studi Strata 1
Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
Nama : JUMIYATUN
NIM : 6301903029
Program Studi : S1/ Transfer PKLO
Jurusan : Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Fakultas : Ilmu Keolahragaan
JUMIYATUN (2005). Pengaruh Latihan Naik Turun Bangku Tumpuan Satu Kaki
Bergantian dengan Dua Kaki Terhadap Hasil Lompat Jauh Gaya Jongkok Pada
Siswa Putra Kelas V, VI SD Kalisidi 03 Ungaran Tahun Pelajaran 2004/2005.
Apakah ada perbedaan antara latihan naik turun bangku tumpuan satu kaki
bergantian dengan dua kaki terhadap hasil lompat jauh gaya jongkok pada siswa
putra kelas V, VI SD Negeri Kalisidi 03 Ungaran tahun 2004/2005.
Metode penelitian yang digunakan adalah dengan pola M-S. Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa putra kelas V, VI SD Negeri Kalisidi 03 Ungaran yang
berjumlah 24 siswa. Pengambilan sampel menggunakan tehnik total sampling.
Variabel penelitan ini terdiri dari variabel bebas yaitu latihan naik turun bangku
tumpuan satu kaki bergantian dan loncat naik turun bangku tumpuan dua kaki,
serta variabel terikat yaitu kemampuan lompat jauh gaya jongkok. Instrumen
penelitian yang digunakan adalah tes lompat jauh gaya jongkok. Analisis data
menggunakan t-test.
Analisis statistik menunjukkan hasil t-hitung yang diperoleh lebih besar
daripada t-tabel yaitu 2,250 > 2,201 , dengan taraf signifikan 5% dan derajat
kebebasan (db) 11 yang berarti ada perbedaan pengaruh antara latihan naik turun
bangku tumpuan satu kaki bergantian dengan latihan naik turun bangku tumpuan
dua kaki terhadap hasil lompat jauh gaya jongkok pada siswa putra kelas V, VI
SD Negeri Kalisidi 03 Ungaran tahun pelajaran 2004/2005. Dari perhitungan
mean, menunjukkan bahwa mean kelompok eksperimen 2 lebih besar dari mean
kelompok eksperimen 1 (354,166 > 341,666), dengan demikian latihan naik turun
bangku tumpuan dua kaki lebih dari latihan latihan naik turun bangku tumpuan
satu kaki.
Dari hasil penelitian disarankan untuk meningkatkan hasil lompat jauh gaya
jongkok dapat dilatih dengan latihan naik turun bangku tumpuan satu kaki
bergantian maupun naik turun bangku tumpuan dua kaki, dan untuk memperoleh
hasil yang lebih baik dapat melakukan latihan naik turun bangku tumpuan dua
kaki.
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah disetujui dan diajukan kepada Panitia Ujian Skripsi
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.
Semarang, 2005
Pembimbing I Pembimbing II
Menyetujui
Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Universitas Negeri Semarang
Drs. Wahadi, M. Pd
NIP. 131571551
HALAMAN PENGESAHAN
Hari : Kamis
Tanggal : 14 Juli 2005
Panitia Ujian
Ketua Sekretaris
Penguji :
Motto
“ Bekerjalah untuk dirimu seakan-akan engkau hidup selamanya dan beribadahlah
untuk akhiratmu seakan-akan engkau mati besok (HR: Ibnu Asakir)
Persembahan :
Skripsi ini dipersembahkan kepada:
1. Ayah, Ibu, Suami tercinta,
2. Almamater PKLO 2005 FIK Universitas Negeri
Semarang,
3. Keluarga besar SD N Kalisidi 03 Ungaran
KATA PENGANTAR
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
SARI .......................................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi
DAFTAR ISI.................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL............................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
1.2 Permasalahan .............................................................................. 4
1.3 Tujuan Penelitian........................................................................ 5
1.4 Penegasan Istilah ........................................................................ 5
1.5 Kegunaan Hasil Penelitian ......................................................... 8
Tabel Halaman
1. Rancangan Penelitian.......................................................................... 31
2. Rangkuman Hasil Perhitungan Statistik ............................................. 39
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Urutan Gerakan Lompat Jauh Gaya Jongkok.................................. 11
2. Cara Melakukan Gerakan Tumpuan................................................ 15
3. Sikap Badan Pada Saat Diudara ...................................................... 16
4. Latihan Naik Turun Bangku Tumpuan Satu Kaki Bergantian ........ 24
5. Latihan Naik Turun Bangku Tumpuan Dua Kaki ........................... 25
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. SK Pembimbing.......................................................................... 45
2. Surat Ijin Penelitian dari Fakultas .............................................. 46
3. Surat Ijin Penelitian dari SD ...................................................... 47
4. Populasi dan Sampel .................................................................. 48
5. Hasil Tes Awal .......................................................................... 49
6. Program Latihan ........................................................................ 53
7. Tes Akhir ................................................................................... 61
8. Analisa Data .............................................................................. 62
9. Tabel Nilai – nilai t..................................................................... 64
10. Foto-Foto .................................................................................... 65
BAB I
PENDAHULUAN
Dewasa ini telah banyak penelitian yang dilakukan dalam bidang olahraga,
disiplin ilmu yang terkait banyak menunjang program latihan olahraga. Disiplin
ilmu tersebut antara lain : ilmu biomekanika, sport medicine, fisiologi, anatomi,
waktu yang lama. Latihan dimulai diusia dini dan harus dilakukan secara
pembinaan olahraga sejak dini sangatlah penting, supaya kelak atlet mampu
mencapai kesuksesan.
terus dipacu dan ditumbuh kembangkan oleh semua pihak yang terkait. Pihak-
pihak yang terkait antara lain : pemerintah, KONI, pelatih, masyarakat, atlet,
pihak swasta dan orang tua. Pola pembinaan kearah yang lebih professional,
sistematis, berkualitas dan terprogram dengan baik inilah yang akan melahirkan
Dengan demikian untuk mencapai suatu prestasi yang optimal di dunia olah
raga, keempat aspek pendukung tersebut harus dilakukan dengan baik, sesuai
Dari keempat aspek diatas yang merupakan faktor utama adalah kondisi fisik
seperti pendapat Depdikbud (2000 : 10) bahwa salah satu unsur atau faktor
penting untuk meraih suatu prestasi dalam olahraga adalah kondisi fisik,
fisik adalah satu kesatuan utuh dari konponen kesegaran jasmani, kondisi fisik
adalah salah satu prasyarat yang sangat diperlukan dalam usaha peningkatan
prestasi.
Komponen kondisi fisik yang meliputi kekuatan, daya tahan, daya ledak,
(M. Sajoto 1988 : 16). Untuk mencapai prestasi yang baik perlu dilakukan upaya-
sarana yang baik, perbaikan gizi, dokter olahraga dan ahli gizi (M. Sajoto : 10)
mengemukakan bahwa secara umum ada dua faktor penentu pencapaian prestasi
terutama tidak berpenyakit jantung, paru-paru, saraf dan jiwa; b) Bentuk dan
proporsi tubuh yang sesuai dengan cabang olah raga yang dipilihnya; c)
Kondisi fisik dan kemampuan fisik yang baik; d) Penguasaan tehnik yang
2. Faktor exogen, diantaranya adalah: a) Hubungan yang baik dan harmonis antar
pelatih, asisten pelatih dan atlet; b) Kuantitas dan kualitas sarana dan
olahraga yang jujur dan bertanggung jawab; d) Lingkungan hudup atlet haru
Salah satu faktor untuk mencapai prestasi dalam olahraga khususnya lompat
(Aip Syarifuddin dan Muhadi 1992/1993 : 73). Latihan untuk meningkatkan hasil
lompat jauh banyak ragamnya, yaitu lompat naik turun bangku, latihan jongkok
berdiri, latihan naik turun tumit, latihan squat jump, naik turun tangga dan lain-
lain (Engkos Kosasih 1993 : 89). Dari bermacam-macam metode latihan tersebut
belum diketahui dengan pasti metode mana yang paling efektif dan baik hasilnya
Untuk mengetahui hasil latihan yang baik dan efektif tersebut akan diberikan
eksperimen lompat naik turun bangku yang tujuan utamanya adalah untuk
meningkatkan hasil lompat jauh yang maksimal. Adapun metode latihan yang
diberikan adalah metode latihan naik turun bangku tumpuan satu kaki bergantian
sedangkan yang satunya diberikan latihan naik turun bangku tumpuan dua kaki.
Dalam melakukan kedua jenis latihan merupakan latihan kekuatan otot kaki.
Lingkup yang dilatih dalam kedua latihan ini adalah daya ledak otot tungkai dan
:” Pengaruh Latihan Naik Turun Bangku Tumpuan Satu Kaki Bergantian dengan
Naik Turun Bangku Tumpuan Dua Kaki Terhadap Hasil Lompat Jauh Gaya
Pelajaran 2004/2005”.
Adapun alasan lain pemilihan judul tersebut di atas adalah sebagai berikut :
Dasar
1.1.3. Metode latihan naik turun bangku tumpuan satu kaki bergantian dengan
naik turun bangku tumpuan dua kaki dapat meningkatkan hasil lompat
jauh
1.2. Permasalahan
permasalahan yang dihadapi, yang segera perlu diteliti, dikaji, dianalisis serta
adalah Apakah ada perbedaan pengaruh antara latihan naik turun bangku satu kaki
bergantian dengan naik turun bangku tumpuan dua kaki terhadap kemampuan
hasil lompat jauh gaya jongkok pada siswa putra kelas V, VI SD Negeri Kalisidi
1.3.1. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang berarti antara latihan naik
turun bangku tumpuan satu kaki bergantian dengan naik turun bangku
tumpuan dua kaki terhadap hasil lompat jauh gaya jongkok pada siswa
1.3.2. Apabila ditemukan ada perbedaan akan diuji lanjut untuk mengetahui
metode latihan mana antara naik turun bangku tumpuan satu kaki
bergantian dengan naik turun bangku tumpuan dua kaki yang memberikan
pengaruh lebih baik terhadap hasil lompat jauh gaya jongkok pada siswa
Semarang.
Pengaruh adalah daya yang ada atau yang timbul dari sesuatu
1985 : 731).
1.4.2. Latihan
dari pada berlatih atau bekerja secara berulang-ulang dengan kian hari
Jadi latihan dalam penelitian ini adalah cara melakukan lompat naik
turun bangku tumpuan satu kaki bergantian dengan latihan naik turun
pengaruh antara dua latihan, yaitu antara latihan naik turun bangku
tumpuan satu kaki bergantian dengan metode lompat naik turun bangku
1995 : 8).
1.4.4. Metode
lompat jauh gaya jongkok dengan latihan naik turun bangku tumpuan satu
kaki bergantian dengan latihan naik turun bangku tumpuan dua kaki.
1.4.5. Latihan naik turun bangku tumpuan satu kaki bergantian dengan naik
dimaksud garakan ini adalah melompat ke atas bangku tumpuan satu kaki
Latihan naik turun bangku tumpuan dua kaki yang dimaksud gerakan
ini adalah sikap kaki rapat menghadap bangku kemudian meloncat ke atas
Lompat jauh gaya jongkok adalah salah satu tehnik melompat dalam
lompat jauh. Adapun gerakan dari tehnik lompat jauh gaya jongkok adalah
sebagai berikut : pada saat lepas dari tanah (papan tolakan) keadaan sikap
lutut ditekuk dan kedua lengan di depan. Pada waktu akan mendarat kedua
kaki dijulurkan ke depan lalu mendarat pada kedua kaki dengan bagian
tumit lebih dahulu dan kedua tangan ke depan ( Aip Syarifuddin, 1992 :
93).
Setelah mengetahui perbedaan dari kedua metode latihan naik turun bangku
tumpuan satu kaki bergantian dengan naik turun bangku tumpuan dua kaki
1.5.1. Memberikan sumbangan pemikiran bagi para guru dan pelatih atlet lompat
2.1.1 Atletik
yaitu : atletik, renang, senam, sepak bola, bola basket, bola volley, tinju dan lain-
lain. Antara cabang olahraga tersebut yang ada kaitannya dengan penelitian ini
adalah atletik.
athleta (atlet). Atletik adalah satu cabang olahraga yang diperlombakan yang
meliputi nomor-nomor jalan, lari, lempar, lompat (Aip Syarifuddin, 1992 : 2).
Sejak manusia ada di bumi mereka telah melakukan gerakan berjalan, berlari,
melompat, dan melempar yang semuanya itu merupakan gerakan alami yang
menyelamatkan diri dari gangguan alam sekitarnya (Yoyo Bahagia, Ucup Yusup,
Atletik adalah salah satu cabang olahraga yang terdiri dari nomor-nomor
jalan, lari, lompat dan lempar. Atletik menjadi intisari atau ibu dari seluruh cabang
olahraga (Aip Syarifuddin 1992 : 1). Nomor lompat jauh tersebut dapat
Lompat jauh termasuk bagian nomor lompat dalam cabang olahraga atletik,
yang secara teknis maupun pelaksanaannya berbeda dengan nomor lompat yang
Menurut pendapat Aip Syarifuddin (1992 : 90) lompat jauh adalah bentuk
gerakan melompat mangangkat kaki ke atas depan dalam upaya membawa titik
berat badan selama mungkin di udara atau melayang di udara yang dilakukan
dengan cepat dan dengan jalan melakukan tolakan pada satu kaki untuk mencapai
Sudarminto (1993 : 349) menyatakan bahwa unsur utama lompat jauh dengan
awalan adalah lari awalan, bertolak, melayang di udara dan mendarat. Masing-
daya. Daya ini dikembangkan dari latihan awalan yang cepat dan lompatan ke atas
Jadi pada hakekatnya lompat jauh adalah gerakan menolak satu kaki yang
dipengaruhi oleh kecepatan horizontal dan vertical serta gaya tarik bumi untuk
Nomor lompat ada tiga gaya, yaitu gaya jongkok, gaya lenting atau
menggantung dan gaya jalan di udara (Yusuf Adisasmita : 68). Salah satu gaya
dari ketiga gaya tersebut yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah lompat
jauh gaya jongkok, karena gaya ini banyak dilakukan anak-anak sekolah karena
gaya ini dianggap paling mudah untuk dipelajari (Kurikulum SD, 1994).
Menurut Aip Syarifuddin (1992 : 90) secara tehnik lompat jauh gaya jongkok
ada empat unsur yang terdiri dari : awalan (approach run), tolakan (take off),
Pada dasarnya keempat unsur tersebut di atas tidak dapat dipisahkan satu
lompat jauh yang tidak terputus. Disamping itu dipengaruhi oleh kecepatan lari
optimal maka terlebih dahulu harus memahami dan menguasai tehnik gerakan
Berikut ini akan diuraikan satu persatu tehnik lompat jauh gaya jongkok
yaitu:
1. Awalan
yang diperoleh dari hasil awalan disebut dengan kecepatan horizontal, yang
atas depan. Supaya dapat menghasilkan daya tolakan yang besar maka
(Aip Syarifuddin, 1992 : 90). Awalan itu harus dilakukan dengan secepat-
cepatnya serta jangan mengubah langkah pada saat akan melompat. Jarak
sangat mempengaruhi hasil lompatan. Ini berarti bahwa kecepatan lari awalan
tanpa kecepatan sama sekali tidak mempunyai suatu harapan untuk mencapai
meter.
ke arah depan.
sempurna.
Tolakan atau tumpuan adalah perpindahan yang sangat cepat antara lari,
sudah siap untuk bertumpu. Seluruh tenaga dan pikirannya, harus ditujukan
terhadap ketepatan betumpu. Pada saat itu pelompat berpindah dari keadaan
lari ke melayang. Agar dapat melayang lebih jauh, selain dari kecepatan lari
awalan dibutuhkan pada tambahan tenaga dari kekuatan tumpuan, yaitu daya
dari tungkai kaki yang disertai dengan lengan dan tungkai ayun.
Pada waktu menumpu seharusnya badan sudah condong ke depan, titik
berat badan harus terletak tegak dimuka titik sumber tenaga, yaitu tungkai
atas dengan sudut yang terbaik, yaitu 450. Untuk mengubah arah gerakannya,
dalam usahanya mencapai ketinggian. Pada saat bertolak dari balok tolakan,
telapak kaki depan ada titik berat badan. Telapak kaki menyentuh balok ketika
titik beratnya bergerak ke depan 3,5 kaki. Di sini ada sedikit perlambatan pada
melakukan tumpuan atau tolakan ini adalah mengubah gerak lari menjadi
tolakannya pada jarak tiga langkah terakhir. Untuk lebih jelasnya lihat gambar
dibawah ini :
Gambar 2
Keterangan :
a. Saat kaki akan menumpu pada balok lompatan
b. Saat kaki menumpu pada balok lompat
c. Saat kaki tumpu akan lepas dari balok lompat
Untuk dapat melakukan tolakan atau tumpuan yang sangat kuat ada dua
dari lari awalan dan kecepatan vertical yang diperoleh dari kekuatan tolakan
atau tumpuan. Dari kedua kecepatan ini, akan diperoleh kecepatan paduan
yang menentukan gerak titik berat badan (Yusuf Adisasmita, 1992 : 65).
Dalam tehnik lompat jauh, setelah pelompat menumpu pada balok lompat
adalah salah satu faktor yang sering dilalaikan oleh para pelompat. Setelah
menumpu dengan kaki tumpu, pelompat sering tidak memberi waktu lagi
didaratkan pada bak pasir. Dalam hal ini penting sekali meluruskan tungkai itu
Gerakan sikap tubuh di udara (waktu melayang) yang biasanya disebut gaya
Gerakan sikap badan di udara atau gaya lompatan harus benar untuk
Untuk lebih jelas lihat gambar 3 yaitu sikap badan pada saat melayang
diudara:
Gambar 3.
iliofemoral. Oleh karena itu lutut kaki tumpu harus sedikit ditekuk.
dari kurva pusat gaya yang telah dilakukan tak bisa dirubah. Bagaimanapun
4. Pendaratan
badan. Pada saat ini timbul perasaan badan akan jatuh ke belakang. Untuk
badan ke depan di atas kaki. Mendarat dilakukan dengan tumit terlebih dahulu
ditekuk dan badan membungkuk ke depan. Gerakan ini membawa titik berat
serta mencegah jauh ke belakang pada tumit yang berakibat mengurangi jarak
yang baik adalah ketika mendarat atau jatuhnya dengan kedua kaki dan tangan
meningkatkan kekuatan dan power otot tertentu. Cara yang paling baik untuk
dapat mengerahkan lebih banyak tenaga pada suatu kelompok otot, apabila kita
melatih power otot tungkai, mula-mula gerakkan tungkai kearah yang berlawanan
tanpa adanya masa berhenti, kemudian secepatnya melompat lagi sekuat tenaga
Prinsip latihan yang paling dasar adalah prinsip overload, oleh karena
(M. Sajoto, 1988 :42). Dengan latihan beban bertambah penyesuaian fisiologis
Apabila kekuatan bertambah maka program latihan berikutnya, bila tidak ada
ini dilakukan sedikit demi sedikit pada set atau jumlah repetisi tertentu, otot
otot-otot dulu yang dilatih sebelum otot yang lebih kecil. Hal ini dilakukan
khusus. Namun perlu memperhatikan pula gerak yang dihasilkan, oleh karena
mendapatkan hasil lompatan yang jauh dalam lompat jauh perlu adanya
bentuk latihan untuk meningkatkan daya ledak otot tungkai, latihan tersebut
dapat dilakukan baik dengan menggunakan alat atau tanpa alat. Menggunakan
alat dalam hal ini adalah latihan naik turun bangku tumpuan satu kaki
menurut Tohar (2004 : 54) program latihan dapat diatur dan dikontrol dengan
Depdikbud (1997 : 31) ialah kuantitas beban latihan yang biasa dinyatakan
dengan satuan jarak, jumlah beberapa elemen jenis latihan, total waktu latihan,
berat beban yang diangkat, jumlah set dalam latihan interval dan sirkuit
sebagai ukuran rangsangan motorik dalam satu unit latihan. Intensitas menurut
Tohar (2004 : 55) adalah takaran yang menunjukkan kadar atau tingkat
pengeluaran energi, alat dalam aktivitas jasmani baik dalam latihan maupun
dan set. Recovery dikatakan oleh Tohar (2004 : 55) adalah waktu yang
digunakan untuk pemilihan tenaga kembali antara satu elemen materi latihan
(1988 : 48) mengatakan bila latihan lebih dari satu rangkaian, maka masa
istirahat dalam rangkaian adalah antara 1-2 menit. Menurut Bompa yang
dikutip oleh M. Sajoto (1988 : 33) mengatakan bahwa tes untuk mengevaluasi
hasil latihan kekuatan dapat dilaksanakan setelah antara 4-6 minggu dari suatu
masa siklus latihan makro. Frekuensi menurut Tohar (2004 : 55) adalah
ulangan gerak beberapa kaki atlit harus melakukan gerakan setiap giliran.
Frekuensi tinggi berarti ulangan gerak banyak sekali dalam satu giliran.
Frekuensi dapat juga diartikan berapa kali latihan per hari atau berapa hari
Dalam penelitian ini frekuensi latihan yang dipakai adalah tiga kali per
minggu selama enam minggu. Sehingga tidak terjadi kelelahan yang kronis
dalam cabang olahraga atletik khususnya lompat jauh. Pada lompat jauh gaya
jongkok ini akan dibahas komponen kondisi fisik tentang kecepatan, kekuatan,
daya ledak, ketepatan, kelentukan koordinasi gerak (Aip Syarifuddin, 1992 : 90).
1. Kecepatan
Kecepatan menurut Suharno H.P.(1986 : 43) adalah kemampuan organisme
gerakan kesinambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu yang sesingkat-
singkatnya.
Kecepatan disini adalah kecepatan lari dalam lompat jauh gaya jongkok yang
mana kecepatan larinya ditentukan oleh gerakan berturut-turut dari langkah yang
dilakukan secara cepat dan tepat. Secara cepat maksudnya setelah lari awalan
lompat jauh itu untuk mendapatkan hasil lompatan yang jauh, secara tepat
maksudnya setelah lari awalan dengan kecepatan tadi diupayakan kaki tumpu
2. Kekuatan
Kekuatan adalah dasar yang paling penting dalam melatih ketrampilan gerak.
bekerja. Jadi kekuatan merupakan otot dalam menahan beban dari kerja dalam
waktu tertentu secara maksimal. Dalam lompat jauh unsur kekuatan sangatlah
penting untuk mendapatkan hasil tolakan yang kuat dan benar sehingga dapat pula
3. Daya ledak
Kekuatan daya ledak adalah kekuatan sebuah otot untuk mengatasi tahanan
beban dengan kecepatan tinggi dalam gerakan yang utuh (Suharno H.P., 1998 :
maksimum dalam waktu yang singkat dan kontraksi yang cepat. Untuk
mendapatkan tolakan yang kuat dan kecepatan yang tinggi harus memiliki daya
ledak yang besar. Jadi daya ledak otot tungkai sebagai tenaga lompat pada saat
2.1.5 Latihan Naik Turun Bangku Tumpuan Satu Kaki Bergantian dan Latihan
Program latihan dengan beban dalam beberapa hal hendaknya bersifat khusus
meningkatkan daya ledak otot tungkai menggunakan alat, yaitu naik turun bangku
tumpuan satu kaki bergantian dengan naik turun bangku tumpuan dua kaki.
Latihan naik turun bangku tumpuan satu kaki bergantian adalah bentuk
berdiri menghadap bangku kemudian kaki kiri diletakkan di atas bangku, kedua
lengan berada disamping badan, kaki kiri yang berada di atas bangku ditekuk
membentuk sudut ± 900. Dari awalan kemudian dilanjutkan dengan menolak kaki
yang berada di atas bangku dan di lantai bersama-sama secara bergantian. Pada
waktu mendarat dilakukan secepat mungkin kembali seperti pada saat posisi awal,
untuk dilanjutkan dengan gerakan yang sama berikutnya. Pada hitungan satu kaki
kiri ke atas bangku, pada waktu hitungan dua melompat kaki kiri diikuti kaki
kanan diayun setinggi mungkin dengan lutut ditekuk, hitungan tiga kaki kanan
mendarat dilantai diiringi dengan kaki kiri pada hitungan keempat. Untuk lebih
Gambar 4.
Latihan Naik Turun Bangku Tumpuan Satu Kaki Bergantian
(Yusuf Adisasmita, 1992:70)
Latihan naik turun bangku tumpuan dua kaki adalah bentuk latihan
sedikit menekuk sendi lutut ± 1350, kedua lengan berada disamping badan dengan
kedua sendi siku ditekuk ± 900 dari awalan kemudian dilanjutkan dengan
bangku, hitungan turun bangku dilanjutkan hitungan ganjil loncat di atas bangku,
kalau hitungan genap turun bangku. Untuk lebih jelasnya lihat gambar 5 dibawah
ini.
Gambar 5.
Latihan Naik Turun Bangku Tumpuan Dua Kaki
(Donal A Chu, 1992:48)
tenaga lompat, yaitu unsur daya ledak dan kekuatan otot tungkai seperti yang
mempunyai pengaruh terhadap hasil yang dicapai pada kemampuan jarak seperti
dalam pengembangan daya lompat pada kaki dan juga terhadap fleksibilitas pada
Latihan loncat naik turun bangku tumpuan satu kaki bergantian, lompatan
lebih diarahkan pada ketepatan tolakan (tumpuan). Latihan yang diarahkan pada
ketepatan tolakan diharapkan pelompat dengan tolakan yang tepat dan kuat akan
mempengaruhi hasil lompatan yang jauh dalm lompat jauh gaya jongkok.
Latihan naik turun bangku tumpuan dua kaki lompatannya lebih banyak
horizontal dan vertikal hingga menghasilkan lompatan yang jauh dalam lompat
Prediksi awal dalam latihan naik turun bangku ini adalah latihan naik turun
bangku tumpuan satu kaki bergantian diharapkan lebih baik dari pada latihan naik
turun bangku tumpuan dua kaki karena lompat jauh dipengaruhi oleh tolakan yang
2.2. Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan masih perlu
pernyataan itu dan akan ditolak bilamana kenyataan menolaknya. Dari kedua jenis
latihan, yaitu lompat naik turun bangku tumpuan satu kaki bergantian dengan
loncat naik turun bangku tumpuan dua kaki terhadap hasil lompat jauh, dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut : ada perbedaan pengaruh antara latihan naik
turun bangku tumpuan satu kaki bergantian dengan loncat naik turun bangku
tumpuan dua kaki terhadap kemampuan hasil lompat jauh gaya jongkok pada
METODE PENELITIAN
mengarah pada tujuan penelitian sesuai dengan tujuan yang diharapkan serta dapat
sebagaimana kita kenal sekarang memberikan garis-garis yang sangat cermat dan
agar pengetahuan yang dicapai dari suatu research dapat mempunyai harga ilmiah
yang setinggi-tingginya.
Dalam penelitian ini akan diuraikan beberapa hal yang berkenaan engan
mempunyai satu sifat yang sama (Sutrisno Hadi, 1988 : 220). Sedangkan menurut
Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksudkan populasi
adalah seluruh individu yang akan dijadikan objek penelitian dan dari seluruh
individu tersebut paling sedikit harus mempunyai satu sifat yang sama.
Dalam penelitian ini populasi yang dipergunakan adalah siswa putra kelas
1. Semua siswa sama dalam satu naungan sekolah, yaitu SD Negeri Kalisidi 03
Menurut Sutrisno Hadi (1988 : 221) bahwa sampel adalah sejumlah penduduk
Arikunto (1998 : 117) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diselidiki.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sampel adalah wakil atau sebagian
dari suatu populasi yang akan diteliti. Adapun yang menjadi sampel dalam
penelitian ini adalah semua siswa putra kelas V,VI SD Negeri Kalisidi 03
digunakan kurang dari 100 dapat dipilih semua, sehingga merupakan penelitian
populasi. Jika subjeknya besar dapat dipilih antara 10-15% atau 20-25% atau lebih
(Suharsimi Arikunto, 1998 : 120). Siswa putra kelas V,VI SD Negeri Kalisidi 03
awal lompat jauh gaya jongkok kemudian dirangking dan dipasangkan dengan
eksperimen 2 diberi perlakuan loncat naik turun bangku tumpuan dua kaki.
Variabel
(Suharsimi Arikunto, 1998 : 99). Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas
Variabel bebas
naik turun bangku tumpuan satu kaki bergantian dan latihan loncat naik
Variabel terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil lompat jauh gaya jongkok.
Untuk memperoleh data yang sesuai dengan tujuan penelitian ini maka
kegiatan tes awal, treatment atau latihan-latihan dan tes akhir. Dengan kegiatan
tersebut akan terlihat hubungan sebab akibat pengaruh dari pelaksanaan kegiatan
atau latihan.
2. Metode eksperimen merupakan salah satu cara untuk mencari hubngan sebab
akibat atau hubungan dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti
awal dan tes akhir yaitu lompat jauh gaya jongkok untuk menguji kebenarannya.
yang sering disebut pola M-S. Hal ini sesuai dengan pendapat Sutrisno Hadi
(2000 : 484) yang menyatakan bahwa subject matching sudah tentu sekaligus
berarti juga group matching, karena hakekat subject matching adalah sedemikian
menseimbangkan kedua group itu. Adapun pairing of subject yang setingkat atau
seimbang dijalankan atas dasar pengukuran pre eksperimen atau atas dasar
penyelidikan-penyelidikan pendahuluan.
ordinal pairing yang didapat dari hasil pre test atau tes awal , yaitu lompat jauh
gaya jongkok. Hasil tes awal dipasangkan (diseimbangkan) dengan pola A-B-B-A
dan setiap pasang dipisahkan menjadi dua kelompok, dari kedua kelompok
Instrumen Penelitian
jauh gaya jongkok. Tes ini bertujuan untuk mengukur hasil lompatan, baik
dengan loncat naik turun bangku tumpuan dua kaki dilaksanakan 16 kali
dan minggu keenam 4 set 14 repetisi. Pertemuan pertama dan terakhir untuk
pengambilan data.
mengawali dengan menentukan populasi dan memilih sampel dengan tehnik total
Kemudian peneliti mengadakan tes awal lompat jauh gaya jongkok, hasil tes
mempunyai kemampuan yang sama atau hampir sama., untuk menjadi kelompok
Januari 2005 sampai 5 Maret 2005. Penelitian ini diawali dengan tes awal
tiga kali seminggu tiap hari Selasa, Kamis dan Sabtu. Dengan pelaksanaan
dimulai sejak tanggal 25 Januari 2005 sampai dengan tanggal 5 Maret 2005
yang terbagi dalam 3 kegiatan yaitu : 1) tes awal, 2) perlakuan, dan 3) tes
akhir.
1. Tes awal
penelitian ini adalah lompat jauh yang disesuaikan dengan buku peraturan
perlombaan atletik dari PASI. Sebelum tes awal dimulai, siswa diberi
Semarang.
2. Perlakuan
yaitu 10 menit untuk pemanasan, 70 menit latihan inti dan 10 menit untuk
penenangan.
Waktu kegiatan latihan dilaksanakan pada hari Selasa, Kamis dan Sabtu
eksperimen 1 adalah naik turun bangku tumpuan satu kaki bergantian dan
kelompok eksperimen 2 adalah latihan naik turun bangku tumpuan dua kaki.
siswa sebelum melakukan latihan inti. Latihan ini sangat penting untuk
b) Latihan Inti
c) Penenangan
demikian keadaan tubuh akan pulih secara sempurna seperti semula. Adapun
3. Tes akhir
Sabtu, tanggal 5 Maret 2005 dilakukan tes akhir yang pelaksanaannya sama
dengan tes awal. Adapun tujuan dilaksanakannya tes akhir adalah untuk
mengetahui hasil yang dicapai oleh siswa baik dari kelompok eksperimen 1
Karena dalam penelitian ini merupakan nilai suatu tes dari dua kelompok
penggunaan rumus t-test peneliti menggunakan rumus pendek adalah rumus yang
serba guna dan efisien. Rumus ini dipersiapkan untuk menyelesaikan eksperimen
Md
t=
∑d2
N ( N − 1)
(Sutrisno Hadi, 1973 : 453)
Keterangan :
t = Nilai perbedaan
N = Jumlah subjek
Md = Rata-rata selisih antara X1 dan X2
D = Penyimpangan (selisih) antara X1 dan X2 dan Md
Adapun uji perbedaan menggunakan derajat kebebasan N-1 pada taraf
signifikansi 5%.
Faktor cuaca
hari lain sehingga tidak mengurangi jadwal latihan. Jadi tidak mengurangi
Kegiatan anak diluar sulit diawasi peneliti, sebab tinggal peneliti jauh
menyeluruh.
3.8.5. Faktor kehadiran
Tempat penelitian dan rumah anak hanya berlingkup satu warga, maka
sekuat tenaga dan menginginkan hasil lompatan sejauh mungkin apabila tes
akhir nanti.
BAB IV
dan kelompok eksperimen 2 dapat dilihat pada pada tabel 2 berikut ini:
berarti setelah diberi perlakuan ternyata ada perbedaan pengaruh antara latihan
naik turun bangku tumpuan satu kaki bergantian dan tumpuan dua kaki terhadap
hasil lompat jauh gaya jongkok pada siswa putra kelas V, VI SD Negeri Kalisidi
Untuk mengetahui mana yang lebih baik antara latihan naik turun bangku
tumpuan satu kaki bergantian dan tumpuan dua kaki terhadap hasil lompat jauh
gaya jongkok dilakukan uji mean. Mean kelompok 1= 341,367 dan mean
dua kaki lebih baik daripada latihan naik turun bangku tumpuan satu kaki
bergantian pada siswa putra kelas V,VI SD Negeri Kalisidi 03 Ungaran tahun
pelajaran 2004/2005.
4.2. Pembahasan
Hasil penelitian antara latihan naik turun bangku tumpuan satu kaki
bergantian dengan tumpuan dua kaki terhadap hasil lompat jauh gaya jongkok
terdapat pengaruh. Siswa yang selama ini belum pernah menerima atau
teratur dan terprogram sangat mempengaruhi hasil lompatan. Latihan naik turun
bangku selain untuk memperkuat otot tungkai juga menimbulkan daya ledak yang
optimal sehingga sangat menunjang dalam melakukan lompat jauh gaya jongkok.
Hasil penelitian antara latihan naik turun bangku tumpuan satu kaki
bergantian dengan naik turun bangku tumpuan dua kaki, terhadap hasil lompat
jauh gaya jongkok menunjukkan ada perbedaan yang berarti. Secara analisis
gerakan kedua bentuk latihan dalam penelitian ini adalah ketinggian lompatan
yang di hasilkan latihan naik turun bangku tumpuan dua kaki lebih tinggi
dibandingkan latihan naik turun bangku tumpuan satu kaki bergantian. Perbedaan
pengaruh latihan ini terutama pada lompatan yang tinggi akan menghasilkan jarak
Pada latihan naik turun bangku tumpuan dua kaki mempunyai suatu
kelebihan, yaitu adanya irama yang cepat pada waktu melakukan latihan, yaitu
hitungan 1 dan 2 jadi mempengaruhi daya ledak yang tinggi dan kekuatan otot
kaki secara maksimum. Gerakan meloncat ke atas pada posisi badan dan kaki
lompat jauh gaya jongkok, dengan demikian latihan loncat naik turun bangku
tumpuan dan kaki merupakan latihan yang berdaya guna (efektif) dan hasil guna
(efisien) di dalam pemakaian ruang gerak, waktu dan tenaga yang dihasilkan
untuk memperoleh hsil yang baik dalam melakukan lompat jauh gaya jongkok.
Kekurangan latihan naik turun bangku tumpuan satu kaki bergantian adalah
gerakan terfokus pada lompatan yang tinggi dengan satu kaki yang bertujuan
untuk ketepatan dan kekuatan tolakan saja, dengan irama yang lambat pada waktu
latihan (hitungan 1-4) membuat daya ledak dan kekuatan otot kaki kurang
maksimum.
BAB V
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil pengolahan data yang telah dilakukan,
ternyata hipotesis yang diajukan dapat diterima, dengan demikian dapat diperoleh
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara latihan naik turun
bangku tumpuan satu kaki bergantian dengan latihan loncat naik turun banku
tumpuan dua kaki terhadap hasil lompatan jauh gaya jongkok pada siswa putra
5.2. Saran
Dengan kesimpulan yang telah diambil, maka para guru atau pelatih atlit
tepat.
2. Meningkatkan hasil prestasi lompat jauh gaya jongkok dengan latihan naik
Aip Syarifuddin & Muhadi. 1992 / 1993. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.
Jakarta: Depdikbud.
Benhard, G. 1993. Atletik Prinsip Dasar Latihan Loncat Tinggi, Jauh, Jangkit dan
Loncat Galah. Terjemahan dari String Trainning Voor. Djengd.
Semarang. Dahara Prize.
Carr, Gary. 2000. Atletik (edisi terjemahan). Jakarta. Raja Grafindo Persada.
Minggu 2 9 16 23 30
Senin 3 10 17 24 31
Selasa 4 11 18 25
Rabu 5 12 19 26
Kamis 6 13 20 27
Jumat 7 14 21 28
Sabtu 1 8 15 22 29
Minggu 6 13 20 27
Senin 7 14 21 28
Selasa 1 8 15 22
Rabu 2 9 16 23
Kamis 3 10 17 24
Jumat 4 11 18 25
Sabtu 5 12 19 26
Minggu 6 13 20 27
Senin 7 14 21 28
Selasa 1 8 15 22 29
Rabu 2 9 16 23 30
Kamis 3 10 17 24
Jumat 4 11 18 25
Sabtu 5 12 19 26
Keterangan :
: Tes awal (Pre Test)
: Treatment (Latihan)
SD NEGERI KALISIDI 03
KECAMATAN UNGARAN KABUPATEN SEMARANG
SURAT KETERANGAN
NO : 00864/25B/2005
Yang bertandatangan di bawah ini, Kepala Sekolah Dasar Negeri Kalisidi 03,
Kecamatan Ungaran, Kabupaten Semarang menerangkan dengan sesungguhnya
bahwa :
Nama : Jumiyatun
NIM : 6301903029
Program/ Jurusan : FIK / PLKD UNNES
Semester : IV
Telah melakukan riset/ penelitian guna menyusun skripsi untuk melengkapi tugas-
tugas studi tingkat sarjana dengan judul “Perbedaaan Latihan Lompat Naik Turun
Bangku Tumpuan Satu Kaki Bergantian dengan Lompat Naik Turun Bangku
Tumpuan Dua Kaki terhadap Hasil Lompat Jauh Gaya Jongkok pada Siswa Putra
Kelas V dan VI SD Negeri Kalisidi 03 Ungaran”
Pelaksanaan riset / penelitian : dari tanggal 14 Februari 2005 sampai dengan 26
Maret 2005 di lapangan SD Negeri Kalisidi 03 Kecamatan Ungaran, Kabupaten
Semarang kemudian harap menjadikan maklum bagi yang bersangkutan dan dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.
Budiyono, Amd.Pd
NIP.130 567 680
DAFTAR PESERTA
LATIHAN LOMPAT NAIK TURUN BANGKU TUMPUAN SATU KAKI
BERGANTIAN DENGAN LOMPAT NAIK TURUN BANGKU TUMPUAN
DUA KAKI
SD NEGERI KALISIDI 03 ECAMATAN UNGARAN
Pasangan K1 K2 D Md D d2
Subjek (x1) (x2) x1 – x2 (D - Md) (D-Md)
1 2 388 366 22 - 0,4166 22,4166 502,5039
4 3 351 360 -9 - 0,4166 - 8,5834 73,6747
5 6 345 343 2 - 0,4166 2,4166 5,3995
8 7 335 342 -7 - 0,4166 - 6,5834 43,3411
9 10 325 321 4 - 0,4166 4,4166 19,5063
12 11 312 316 -4 - 0,4166 - 3,5834 12,8407
13 14 311 309 2 - 0,4166 2,4166 5,3995
16 15 297 307 -10 - 0,4166 - 9,5834 91,8415
17 18 295 289 6 - 0,4166 6,4166 41,1727
20 19 269 286 -17 - 0,4166 -16,5834 269,6689
21 22 260 251 9 - 0,4166 9,4166 88,6723
24 23 230 233 -3 - 0,4166 - 2,5834 6,6739
Jumlah 3718 3723 -5 - 0,002 1160,695
Mean 309,8333 310,25 - 0,4166 96,7245
Menghitung nilai perbedaan antara tes awal hasil lompat jauh gaya jongkok pada
kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2
∑D −5
Md = = = - 0,4166
N 12
Md − 0,4166
t= =
∑d2 1160,695
N ( N − 1) 12(12 − 1)
= - 0,1405
Kesimpulan
∑ D 384
Md = = = 31,8333
N 12
Md 31,8333
t= =
∑d 2
3149,6448
N ( N − 1) 12(12 − 1)
= 6,5169
Kesimpulan
Denagn db = N – 1 = 12 – 1= 11 dan taraf signifikansi 5% angka batas penolakan
nol dalam table t adalah 2,201 sedangkan nilai t yang diperoleh 6,517 ternyata
lebih kecil dari angka batas penolakan nol. Dengan demikian hipotesa nol ditolak,
yang berarti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil test awal dan
test akhir pada kelompok eksperimen 1.
∑D 527
Md = = = 43,9166
N 12
Md 43,9166
t= =
∑d 2
10891,916
N ( N − 1) 12(12 − 1)
= 4,8346
Pasangan K1 K2 D D d2
Subjek x1 x2 (x1 – x2) (D – Md) (D – Md)2
1 2 410 445 -35 -22,5 506,25
4 3 370 390 -20 -7,5 56,25
5 6 365 395 -30 -17,5 306,25
8 7 375 380 -5 7,5 56,25
9 10 365 380 -15 -2,5 6,25
12 11 350 330 20 32,5 105,625
13 14 360 340 20 32,5 105,625
16 15 315 325 -10 2,5 6,25
17 18 305 290 15 27,5 756,25
20 19 305 310 -5 7,5 56,25
21 22 280 310 -30 -17,5 306,25
24 23 300 355 -55 -42,5 1806,25
Jumlah 4100 4250 -150 0 4073
Mean 341,3666 43,9166 -12,5
∑ D 150
Md = = = 12,5
N 12
Md − 12,5
t= =
∑d 2
4073
N ( N − 1) 12(12 − 1)
= 2,2503
Kesimpulan