Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
Diajukan Dalam Rangka Menyelesaikan Studi Strata 1
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Pada Universitas Negeri Semarang
Oleh :
1314981107
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Pembimbing I Pembimbing II
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Telah diuji dan dipertahankan dalam ujian skripsi di depan penguji pada :
Hari : Kamis
Sekretaris
Anggota Penguji II
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
“ Usaha tanpa doa adalah tidak berguna dan doa tanpa usaha adalah sia-sia “
Kupersembahkan kepada :
Memberkati
ku melangkah
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
kasih karuniaNya penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini yang merupakan salah
satu syarat mencapai gelar Strata 1 Sarjana Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan
Bapak / Ibu :
1. DR. A.T. Sugito, SH, M.M, selaku Rektor Universitas Negeri Semarang,
4. Dra. Sri Maryati Deliana, M.Si, selaku dosen pembimbing I yang telah
7. Ibu Wahyuni, Ibu Muji, Ibu Sulasmi, selaku guru siswa kelas I SD Negeri
9. Keluarga Besar Eyang Edeng & Eyang Hadi, yang telah memberikan
v
10. Teman – teman ’98, yang telah memberikan semangat untuk
menyelesaikan skripsi,
11. Dan kepada semua pihak yang telah memberi bantuan dan sumbang saran.
atas bantuan dan sumbangsihnya. Dan atas kritik dan saran dari semua pihak
Penulis
vi
DAFTAR ISI
B. Permasalahan............................................................................... 4
D. Tujuan Penelitian......................................................................... 5
A. Kreativitas ................................................................................... 8
vii
B. Pendidikan Kreatif ....................................................................... 16
G. Hipotesis ..................................................................................... 50
F. Analisi Data................................................................................. 59
A. Persiapan Penelitian..................................................................... 60
D. Pembahasan................................................................................. 67
A. Kesimpulan ................................................................................. 70
B. Saran ........................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 4.3 Hasil Deskripsi Kreativitas Karya Kerajinan Tangan (Per-Sub variabel)
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kisi-Kisi
Tangan
2005
xi
ABSTRAK
xii
BAB I
PENDAHULUAN
daya manusia dewasa ini harus cukup tinggi, dalam arti mampu
unsur yang ada. Secara psikologis mengandung arti bahwa kreativitas adalah
satuan potensi yang ada pada diri manusia. Dengan kadar yang berbeda, pada
dasarnya setiap manusia memiliki potensi ini. Dikatakan oleh Rohidi bahwa
perubahan dan kemajuan bangsa (Rohidi, 1994: 124). Ditinjau dari wawasan
1
2
ini kreativitas bukanlah hanya sekedar potensi, tetapi telah menjadi sebuah
kreativitas.
dengan mata pelajaran yang lain. Mata pelajaran ini bertujuan untuk dapat
hasil kerajinan tangan dan kesenian (Kurikulum, 1994: 25). Hal ini
membekali siswa untuk berkarya. Melalui latihan dan praktik berbagai jenis
siswa menunjukkan kreasi yang unik dan menarik. Beberapa hasil karyanya
Namun demikian ada juga siswa yang tidak bisa menampilkan suatu karya
kreatif yang tinggi . Hal ini dilihat dari bahan dan alat yang seadanya, serta
proses dan hasil karya yang kurang sesuai harapan. Kemungkinan sekali ini
hubungan positif dengan prestasi belajar. Oleh karena itu, untuk mencapai
B. Permasalahan
pertanyaan yang perlu mendapat jawaban dalam penelitian nanti, sebab itu
C. Penegasan Istilah
maka perlu batasan pada kata-kata dalam judul tersebut, selanjutnya dibentuk
definisi operasionalnya.
5
produk atau gagasan apa saja yang pada dasarnya baru, dan sebelumnya
belajar dapat diartikan sebagai hasil yang dicapai oleh siswa setelah
yang relatif permanen. Dalam penelitian ini prestasi belajar siswa dilihat
melalui nilai rata-rata rapor yang diterima pada semester I tahun pelajaran
2004 / 2005.
penelitian ini adalah siswa yang menduduki tingkat sekolah dasar kelas 1.
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
mereka.
F. Sistematika Skripsi
Bab III, dibahas tentang metode penelitian yang meliputi populasi dan
sampel, variabel penelitian, teknik dan alat pengumpul data, validitas dan
LANDASAN TEORI
bidang ini (Elizabeth B. Hurlock, 2004: 4). Perbedaan ini diantara lain
terdapat pada definisi kreativitas dan teori kreativitas yang beragam, proses
1. Definisi Kreativitas
produk atau gagasan apa saja yang pada dasarnya baru, dan sebelumnya tidak
8
9
atau metodologis.
berguna dan dapat dimengerti. Sedangkan menurut Baron (1969, dalam Utami
menciptakan sesuatu yang baru. Begitu pula menurut Haefele (1962, dalam
yang baru, dan berbeda dimana dalam mencipta bergantung pada perolehan
Ada hubungan yang erat antara definisi dan teori kreativitas. Seperti
halnya definisi kreativitas, teori kreativitas juga beragam, sehingga tidak ada
Mackler & Santz (1970) dalam Supriadi (1997: 8), antara lain adalah :
dapat berupa gabungan dari hal-hal yang telah ada sebelumnya. Kreativitas
kombinasi-kombinasi baru dan berbeda dari hal-hal yang telah ada. Keunikan
orang kreatif. Aspek ini penting dipahami sebagai dasar dalam memberikan
dapat dibedakan ke dalam ciri kognitif dan ciri non kognitif, yaitu :
banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai hal serta selalu
jawaban atau pertanyaan yang bervariasi, dapat melihat suatu masalah dari
pemikiran.
ungkapan yang baru dan unik, memikirkan cara yang tidak lazim untuk
menambahkan atau merinci secra detail dari suatu obyek, gagasan atau
ciri.
b. Ciri-ciri menyangkut sikap dan perasaan seseorang atau afektif, antara lain
adalah :
1. Rasa ingin tahu, meliputi suatu dorongan untuk mengetahui lebih banyak,
dan situasi serta peka dalam pengamatan dan ingin mengetahui dan
meneliti.
kenyataan.
belum tentu benar, tidak takut gagal, atau mendapat kritik serta tidak
1) Pribadi kreatif mempunyai kekuatan energi fisik, tetapi juga bisa tenang
2) Pribadi kreatif cerdas dan cerdik, tetapi pada saat yang sama mereka juga
naif.
ekstroversi.
penilaian karyanya.
15
namun disaat yang sama ia juga merasakan kegembiraan yang luar biasa.
secara wajar. Misalnya, siswa yang memiliki kemampuan berpikir asli, luwes
dan lancar, tetapi ia pemalas dan mudah menyerah, maka kemampuan tersebut
seperti tidak kehabisan akal dalam memecahakan suatu masalah. Karena itu
ditengarai oleh perilaku-perilaku yang bagi guru justru dianggap sebagai hal
kreatif memiliki selera humor, suka bersenda gurau sehingga nampak main-
main dalam menerima pelajaran, siswa kreatif tidak suka pada tradisi, otoritas,
dan hal-hal yang rutin, bahkan kadang-kadang terkesan nyentrik dan nyleneh,
tidak bersih dan rapi (alias nglomprot). Namun perlu diketahui bahwa ada
yang lebih esensi dari siswa kreatif ini, diantaranya adalah bahwa mereka
dapat memberi petunjuk dan arahan pada dirinya sendiri, dapat menerima
16
punya kebebasan, dalam arti tidak terbelengu pada aturan-aturan yang telah
digariskan, spontan dan fleksibel serta kontrol diri yang bersifat internal.
Pendek kata siswa kreatif itu selalu ada yang dikerjakan, unik dan berbeda.
B. Pendidikan Kreatif
adalah proses belajar pembelajaran yang melibatkan guru dan siswa, baik
dalam setting persekolahan maupun di luar sekolah. Hal yang penting bagi
guru untuk dipahami lebih dulu adalah “Bagaimana cara berpikir kreatif itu ?”
kreativitas ?”
dibagi dalam tiga bagian yaitu pelaksanan, isi dan produk. Setiap bagian
tindih, yaitu diperlukan 120 segi yang berbeda fungsinya untuk memahami
dalam bentuk uji coba dan setiap uji coba harus memenuhi persyaratan
kelompok segi membentuk apa yang dinamakan faktor. Jadi faktor adalah
(konvergen). Jadi berpikir kreatif itu berarti berpikir secara beragam, muncul
dengan wajah baru atau dengan arti lain dari pada yang lain (unik). Dengan
memerlukan tingkat intelegensi yang cukup tinggi pula. Tetapi di atas ambang
intelegensi itu tidak ada korelasi yang tinggi lagi antara intelegensi dan
kreativitas. Ini berarti pada tingkat IQ diatas 120, hampir tidak ada hubungan
antara keduanya. Artinya siswa yang IQ nya tinggi tidak mesti kretif dan
19
siswa yang kreativitasnya tinggi tidak mesti harus punya IQ tinggi. Namun
ialah bahwa guru lebih memihak kepada siswa dengan IQ tinggi ketimbang
guru demikian itu karena ditentukan atau dipengaruhi oleh gaya belajar
“Jadilah anak yang kreatif”, “Kamu harus kreatif”. Namun kesempatan itu
2. Proses Kreatif
proses kreatif seseorang sedang berada. Wallas dalam The Liang Gie, 1995:
akan dipecahkan
jangka waktu
tetap, yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman. Belajar kreatif berhubungan
menit sehari untuk kreativitas; hal ini tidak akan meningkatkan kemampuan
Merupakan salah satu dari sedikit model yang menanggani masalah ini
pada setiap tingkat dari model ini, Treffinger menunjukkan saling hubungan
berpikir kreatif yang lebih majemuk. Seperti dalam model pengayaan Renzulli
22
kehidupan nyata pada tingkat ketiga. Model Treffinger terdiri dari langkah-
langkah berikut: Basic Tools, Practice with Process, dan Working with Real
Problems.
keterampilan yang dipelajari pada tingkat I dalam situasi praktis. Untuk tujuan
ini digunakan strategi seperti bermain peran, simulasi dan studi kasus.
fantasi.
kreatif tingkat III yang menerapkan keterampilan yang dipelajari pada dua
tingkat pertama terhadap tantangan dunia nyata. Siswa tidak hanya belajar
ialah suatu pola pendekatan yang digunakan untuk menciptakan iklim belajar
Dalam hal ini adalah kreativitas siswa dalam karya kerajinan tangan. Belajar
dan pembelajaran kraetif dapat berlangsung dengan lebih baik dan lancar
apabila didukung suatu iklim belajar dan pembelajaran yang kondusif, yaitu
yang dibicarakan meliputi lingkungan alam dan fisik, budaya, sosial, dan
individual.
Lingkungan yang bersifat alami atau juga buatan manusia yang dapat
aula atau ruang serba guna, sanggar kegiatan kerajinan tangan, dan
perlengkapan meubelair.
24
2) Lingkungan budaya
1994: 132)
dengan acuan yang sesuai guna mengatasi persoalan hidup secara efektif
kreativitas. Maka dari itu perlu diusahakan suasana yang memberi peluang
3) Lingkungan sosial
orang lain (Utami Munandar, 1999: 312). Dari pernyataan tersebut dapat
Melalui kegiatan diskusi ini, siswa akan mendapat pengalaman dan latihan
kerajinan tangan memberi peluang bagi siswa berhubungan satu sama lain
4) Lingkungan individual
masa bayi, masa kanak-kanak dan masa anak lanjut. Pada masa anak
lanjut, yaitu dari usia 6 sampai 13 tahun disebut pula masa anak usia
mengatakan :
dasar yang dipandang sangat penting bagi persiapan dan penyesuaian diri
sebagainya.
Di samping itu, anak usia sekolah dasar ini pada umumnya mudah diasuh.
dan pengalaman. Ciri-ciri masa anak sekolah ini antara lain ialah kondisi
tinggi antara kondisi fisik dan prestasi sekolah; sikap tunduk kepada
praktis sehari-hari yang konkret; amat realistis, ingin tahu dan ingin
1999: 4).
b. Peran Guru
pendidik dalam arti yang sesungguhnya. Kepada guru siswa melakukan proses
idntifikasi. Peluang untuk munculnya siswa yang kreatif akan lebih besar dari
guru yang kreatif pula. Guru yang kreatif mengandung pengertian ganda,
dalam proses belajar pembelajaran, dan juga adalah guru yang senang
kreativitasnya.
sehingga timbul dorongan rasa ingin tahu yang besar, serta banyak
dari unsur-unsur :
kondusif.
hari. Di samping itu dapat pula mewujudkan jiwa dan prestasi wiraswasta dan
wirakarya.
dan kemampuan siswa agar berkreasi dan menghargai kerajinan tangan. Isi
lengkap maka dapat diupayakan dari bahan / alat yang tersedia di lingkungan
tangan dan supaya lebih menarik dapat disertai dengan cerita sesuai pokok
aman dan tidak ragu-ragu melaksanakan tugas kerajinan tangan. Siswa bebas
meronce.
tersebut nampak bahwa keempat dimensi dari kreativitas itu saling berkaitan
mencari jawaban atas pertanyaan, “Siapakah orang kreatif itu ?” Hal-hal yang
motivasi, dan gaya berpikir. Disamping itu juga bakat-bakat kreatif beserta
layak disebut orang kreatif ?” Hal-hal yang diungkap adalah mengenai hasil
karya, prestasi, atau penampilan diri dalam bidang yang ditekuninya, misalnya
: apakah ia / mereka layak disebut sebagai orang kreatif istimewa atau tidak.
bahkan lebih dapat dipercaya daripada kriteria yang didasarkan atas skor tes
tahap-tahap proses kreatif yang paling terkenal dan diterima secara luas,
apakah yang mendorongnya ? Dorongan tersebut bisa datang dari dalam diri
Dorongan yang menjadi sumber motivasi kreatif bukan hanya dari belakang
kreatif.
dalam dua belahan yang disambung oleh segumpal serabut yang disebut
sedangkan belahan otak kiri otak menguasai belahan kanan badan. Belahan
otak kiri, terutama berfungsi untuk berpikir rasional, analitis, berurutan, linier,
humanistik mistik.
proses dan fungsi belahan otak kanan tertingkatkan, harga diri seseorang
maka fenomena yang disebut kreativitas itu telah dikaitkan dengan fungsi
Koestler (dalam Conny Semiawan, 1997: 54) juga meneliti fungsi otak
otak kanan lebih bersifat lateral (ke samping) dan divergen, sedangkan
belahan otak kiri konvergen dan vertikal (ke atas). Berfungsinya belahan otak
kanan ditandai oleh banyak (lebih dari satu) kemungkinan jawaban (fungsi
yang semakin rumit. Berbagai jenis tes dilakukan para ahli, namun belum ada
prosedur tunggal yang dapat dijadikan acuan penilaian atas pemikiran yang
dan tidak ada jawaban yang benar atau salah. Berbeda dengan tes kecerdasan
kecerdasan (Wallach & Kogan, dalam Richard C. Sprinthal, 1974: 370). Hal
ini berarti bahwa keberhasilan tes kreativitas dapat dicapai bila diberikan
dalam situasi santai namun terkontrol, tidak tegang seperti halnya dalam ujian
karena ini diperlukan sutu kondisi yang nyaman, sehingga siswa terbebas dari
utnuk satu jenis karya kerajinan tangan dilakukan tidak hanya berlangsung
dalam waktu satu pertemuan, tetapi bisa lebih. Kemungkinan terjadi pada
dari sejauh manakah keunikan dan keberbedaannya dengan siswa yang lain.
Makin unik dan asli makin tinggi skornya. Kriteria lain yang berkaitan dengan
kesenangan akan kompleksitas, rasa ingin tahu, dan imajinasi. Oleh karena itu
1. Bahan, sesuai materi yang diajarkan, bahan dapat diambil dari lingkungan
memberi contoh-contoh.
3. Motivasi, adalah dorongan psikis yang timbul pada diri siswa untuk
rancangan.
kemungkinan yang berubah. Artinya siswa tidak terpancang pada satu cara
penyelesaian tugas, tetapi dapat juga menerima cara-cara lain yang lebih
ini didasari oleh semangat yang tinggi dan keterampilan serta ide /
10. Minat, karena motivasi yang tinggi, maka siswa perhatian sekali dan mau
11. Bakat, adalah suatu kepandaian, pembawaan sejak lahir memang tidak
12. Ide / gagasan, yaitu rancangan yang tersusun dalam pikiran yang
13. Kreasi, adalah suatu hasil daya cipta dalam bentuk karya kerajinan tangan.
tidak mencela atau menilai jelek di hadapan siswa. Justru bimbingan dan
14. Komposisi, tata susun karya yang indah, selaras, dan seimbang. Karya
yang indah adalah menarik atau sedap dipandang, dilihat dari kesesuaian
17. Artistik, adalah bahwa hasil karya siswa memiliki nilai seni. Penilaian
terhadap segi artistik ini sangat relatif, maka guru sedapat mungkin
nilai ini.
18. Fungsi, hasil karya memiliki kegunaan sebagai hiasan, mainan, atau bend
pakai. Hasil kerajinan tangan bernilai tinggi bila dilihat dari segi
laku digunakan.
cacat atau terlewatkan, teliti dan hati-hati. Kurangnya disiplin diri dan
20. Inovasi, hasil kreasi siswa merupakan penemuan baru. Hasil karya
Dalam hal penilain ini kadar kreativitas siswa diukur dari sejauh mana
teknik pemberian skor dibicarakan pada Bab III tentang Instrumen Penelitian.
E. Prestasi Belajar
dapat diartikan sebagai hasil yang dicapai oleh siswa setelah berinteraksi
permanen.
yang diperoleh dari tes hasil belajar. Tes hasil belajar ini dibuat untuk
kawasan belajar yang disebut tujuan pendidikan menjadi tiga bagian yaitu,
43
yang ditetapkan. Pada umumnya penilaian hasil belajar yang dilakukan oleh
guru, lebih ditujukan pada ranah kognitif, karena setelah siswa melakukan
tes prestasi belajar dimana berupa tes yang disusun secara terencana untuk
atau materi yang telah diajarkan. Dalam kegiatan pendidikan formal dikelas
harian.
Hasil penilaian tes formatif dan tes sumatif dituangkan dalam buku
laporan pendidikan atau buku rapor yang ditulis dengan angka Jadi prestasi
belajar siswa dapat dilihat melalui rapor yang diterima setiap semester,
sebagai bukti atau petunjuk hasil belajar dapat dilihat pada lima kategori
B.,1988: 60)
benda atau simbol yang satu dengan benda atau simbol lainnya.
penampilannya.
Fungsinya sebagai alat untuk berpikir, tetapi juga bisa dijadikan dasar
kedewasaan psikis.
46
belajar. Dalam kaitan ini yang digunakan sebagai pedoman dalam pengukuran
Suryabrata (1998: 297) bahwa rapor itu merupakan perumusan terakhir yang
diberikan oleh guru mengenai kemajuan atau hasil belajar murid-murid selama
proses belajar siswa yang diberikan kepada orang tua sebagai laporan
dari :
sekitar.
proses dan bentuk produk visual atau hasil kerajinan tangan. Di sekolah dasar,
47
didasarkan pada hasil perbuatan atau kinerja yang ditampilkan siswa. Menurut
kegiatan praktik belajar sesuai dengan tugas yang diberikan guru. Dalam
kerajinan tangan.
3. Hasil, yaitu penilaian terhadap hasil yang diperoleh siswa dari kegiatan
praktik.
48
1) Kreasi, adalah suatu hasil daya cipta dalam bentuk karya kerajinan
tangan.
2) Komposisi, tata susun karya yang indah, selaras, dan seimbang. Karya
(Depdiknas, 2004: 9)
tersebut.
49
kompetitif tanpa kreativitas maka seorang siswa akan tertinggal dari siswa-
menciptakan hal-hal yang sama sekali baru, tetapi dapat berupa gabungan dari
informasi atau unsur-unsur yang telah ada (Utami Munandar, 1992: 47)
belajar pembelajaran yang kondusif maka tentu saja prestasi belajar yang
seorang siswa akan membuat tempat pensil dari bahan kardus bekas, siswa
yang mampu membuat tempat pensil dengan memilih bahan kertas kardus
lapisan yang rata dengan lapisan bergelombang, serta bentuk tempat pensil
yang berbentuk kotak akan lebih mendapatkan prestasi yang tinggi daripada
50
siswa yang hanya mampu membuat tempat pensil dari kertas kardus yang
tangan dapat dicapai apabila siswa dapat membuat karya kerajinan tangan
dengan objek dan tema yang kreatif, dengan mengetahui hubungan antara
G. Hipotesis
2004 / 2005
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
penelitian komparasi.
penelitian korelasi.
a. Korelasi sejajar, yaitu antara keadaan pertama dengan yang kedua tidak
b. Korelasi sebab akibat, yaitu antara keadaan pertama dengan yang kedua
hubungan antara kreativitas dengan prestasi belajar karya kerajinan tangan, maka
B. Variabel Penelitian
a. Identifikasi Variabel
51
52
Dalam hal ini variabel penelitian yang menjadi obyek penelitian adalah :
kreativitas karya kerajinan tangan dan prestasi belajar karya kerajinan tangan.
suatu pengaruh atau efek terhadap peristiwa lain. Dalam penelitian ini menjadi
Variabel terikat adalah variabel yang ditimbulkan atau efek dari variabel
bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah prestasi belajar
karya kerajinan tangan ini akan diukur dengan skala psikologi, yaitu skala
Sedangkan variabel prestasi belajar adalah hasil yang dicapai siswa setelah
berinteraksi dengan lingkungan, baik berupa perubahan tingkah laku baru yang
kaitan ini variabel prestasi belajar akan diukur dengan nilai rata-rata rapor mata
guru mengenai kemajuan atau hasil belajar murid-murid pada siswa kelas I SD
a. Populasi
: 115). Dalam penelitian ini populasi yang dimaksud adalah siswa kelas I SD
b. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti (Suharsimi
Arikunto 1997: 117). Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari siswa
dari tiap-tiap bagian dari populasi secara proposional (berimbang) dan acak,
dalam hal ini masing-masing kelas diambil 40% dari jumlah siswa setiap kelas
karena menurut Suharsimi Arikunto (1997: 120) apabila subjeknya kurang dari
54
100 lebih baik diambil semua, selanjutnya bila subjeknya besar lebih dari 100
dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih tergantung setidak-tidaknya :
b. sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini
c. besar kecilnya risiko yang ditanggung oleh peneliti, untuk penelitian yang
risikonya besar tentu saja jika sample besar, hasilnya akan lebih baik.
acak :
1. Membuat daftar nama siswa kelas I.01, I.02, I.03, masing-masing dengan
2. Menuliskan kelas dan nomor urut dari daftar nama tersebut pada kertas kecil
tangan dengan prestasi belajar karya kerajinan tangan, dibutuhkan teknik dan alat
raport dan dengan metode skala psikologi dengan instrumen yang dirancang oleh
peneliti sendiri. Instrumen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah skala
yang telah disediakan. Dapat dijelaskan bahwa kelebihan dari skala psikologi ini
adalah (1) pertanyaan berstruktur mudah dianalisa (2) jawaban yang diberikan
terjamin berada dalam kerangka yang relevan dengan tujuan penelitian (3)
responden.
Oleh karena itu dalam penelitian ini dicoba suatu kriteria penilaian
siswa dalam karya kerajinan tangan di sekolah dasar. Kriteria penilaian terdiri dari
artistik, fungsi, kecermatan, inovasi. Dalam hal penilaian ini kadar kreativitas
siswa diukur dari sejauh mana indikator-indikator yang ditentukan itu dapat
= baik sekali.
56
menjadi 2 yaitu :
Selalu nilai 4
Sering nilai 3
Jarang nilai 2
Selalu nilai 1
Sering nilai 2
Jarang nilai 3
Penilaian di Sekolah Dasar, aspek yang dinilai dalam tes perbuatan ini adalah :
kegiatan praktik belajar sesuai dengan tugas yang diberikan guru. Dalam
praktik. Dalam hal ini guru melakukan penilaian pada teknik, pembentukan
3. Hasil, yaitu penilaian terhadap hasil yang diperoleh siswa dari kegiatan
praktik. Dalam hal ini guru melakukan penilaian pada : kreasi, komposisi,
(Depdiknas, 2004: 9)
yang akan digunakan sebagai metode pengumpul data. Untuk itu sebelum alat
tersebut dipakai, terlebih dahulu perlu di try outkan (uji cobakan). Tujuan agar
angket tersebut dapat diketahui apakah angket tersebut sudah valid dan reliabel
atau belum. Sebagai sasaran untuk uji cobakan angket adalah sebagian dari subjek
1. Validitas
menggunakan rumus Korelasi Product Moment angka kasar dari Karl Pearson :
58
rxy = ΝΣΧΥ(ΣΧ)(ΣΥ)
√ {Ν(ΣΧ²)−(ΣΧ)²}{Ν(ΣΥ²)−(ΣΥ)²}
Keterangan :
N = jumlah subjek
2. Reliabilitas
alat ukur (Nazir, 1983: 162) dalam hal ini suatu alat ukur disebut mempunyai
reliabilitas tinggi atau dapat dipercaya, jika alat ukur itu mantap atau stabil, dapat
rumus Alpha :
k ∑σ b
2
r11 = 1 −
k − 1 σt2
Keterangan :
∑σ b
2
= Jumlah varian butir
F. Analisis Data
rxy = ΝΣΧΥ(ΣΧ)(ΣΥ)
√ {Ν(ΣΧ²)−(ΣΧ)²}{Ν(ΣΥ²)−(ΣΥ)²}
Keterangan :
N = jumlah subjek
Pada bab IV ini akan penulis laporkan hasil penelitian yang merupakan
Sekolah Dasar Negeri 01–03 Bulu Lor Tahun Pelajaran 2004/2005 baik secara
A. Persiapan Penelitian
penelitian ini. Sebelum digunakan angket ini telah diuji cobakan untuk
yang valid dan memiliki reliabilitas tinggi, angket ini telah disebarkan kepada 48
penelitian.
Suatu alat evaluasi dikatakan mempnyai validitas yang tinggi, jika dapat
mengukur apa yang sebenarnya diukur. Dalam uji coba angket ini penulis
mengambil 20 siswa sebagai subyek try out (daftar nama siswa yang menjadi
Untuk menguji validitas setiap butir, maka score-score yang ada dalam
butir yang dimaksud dikoordinasikan dengan score total. Score butir sebagai nilai
60
61
X, dan score total sebagai nilai Y. Dengan diperoleh indeks validitas setiap butir
item dapat diketahui butir-butir manakah yang tidak memenuhi syarat validitas.
kreativitas karya kerajinan tangan pada item nomor 1 diperoleh 0,474 > 0,444
maka item pengumpul data dinyatakan valid dengan kriteria rxy > r tabel.
berkisar antara 0,445 sampai 0,831. Jika dibandingkan dengan r tabel. maka seluruh
item dinyatakan valid (ringkasan kesahihan item angket tentang karya kerajinan
2. Reliabilitas
reliabel jika alat tersebut dapat dipercaya konstisten dan stabil. Jadi yang
20 diperoleh 0,444 sedangkan r11 hitung 1,0172, sehingga r11 > rtabel maka
Dengan berpedoman pada hasil analisis validitas dan reliabilitas ini yang
hasilnya valid dan reliabel maka instrumen penelitian layak digunakan sebagai
B. Hasil Penelitian
kerajinan tangan) dengan skor tertinggi 4 dan skor terendah 1dengan jumlah item
kreativitas karya kerajinan tangan rata-rata 87,7% dengan kriteria sangat tinggi.
Indikator yang paling sering muncul dalam kreativitas karya kerajinan tangan
termasuk kriteria sangat tinggi, maksudnya bahwa siswa yang kreatif dalam
melakukan kegiatan belajar dalam hal ini kerajinan tangan. Sedangkan indikator
yang terendah adalah siswa merasa takut salah maka sebagian sudah dibuat di
rumah yang mencapai 81,8%, dengan kriteria tinggi, artinya siswa jarang
Variabel)
Berdasarkan tabel 4.3. diatas maka dapat dimengerti bahwa kreativitas karya
maksudnya siswa yang melakukan kegiatan kerajinan tangan secara kreatif sangat
tinggi. Siswa yang mempunyai minat untuk melakukan kerajinan tangan secara
kreatif mencapai 90,1% termasuk kriteria yang sangat tinggi, ini menunjukkan
bahwa kreativitas akan muncul bila ada minat yang tinggi dari dalam diri untuk
mencapai 84,4% dengan kriteria tinggi, maksudnya siswa masih rendah untuk
merangkai sebuah benda sebagai keseluruhan yang utuh atau dengan kata lain
walaupun jarang siswa dalam merangkai dan mengamati hasil karya masih ada
bagian-bagian terlewati.
Di dalam Bab III sudah dijelaskan bahwa untuk menganalisis data dalam
penyusunan skripsi ini penulis menggunakan analisa kuantitaif atau statistik untuk
digunakan adalah rumus Korelasi Product Moment angka kasar dari Karl
Pearson:
67
diperoleh skor 0,300, sedangkan untuk rtabel dengan N = 48 dan dengan signifikasi
5% diperoleh 0,284. Jelas bahwa rxy > rtabel .(lampiran 6. Hasil Penelitian). Dari
sedangkan ttabel untuk dk=n-1=48-1=47 adalah 1,680, jelas bahwa thitung > ttabel.
Karya Kerajinan Tangan dapat teruji kebenarannya dan hipotesis kerja diterima
kebenarannya.
D. Pembahasan
Dari daftar isian responden sebanyak 48 siswa kelas I SD Negeri Bulu Lor
01-03 didapatkan tabulasi data dan hasil perhitungan yang memberikan gambaran
antara variabel x dan variabel y diperoleh skor 0,300, sedangkan untuk rtabel
dengan N = 48 dan dengan signifikasi 5% diperoleh 0,284. Jelas bahwa rxy > rtabel
68
Hasil analisis diatas didukung dengan adanya teori yang dikemukan para
kegiatan praktik belajar sesuai dengan tugas yang diberikan guru. Dalam
praktik. Dalam hal ini guru melakukan penilaian pada teknik, pembentukan
3. Hasil, yaitu penilaian terhadap hasil yang diperoleh siswa dari kegiatan
praktik. Dalam hal ini guru melakukan penilaian pada : kreasi, komposisi,
Maka dari semua kegiatan yang dilakukan dan disimpan di sekolah dapat
disimpulkan siswa yang kreatif dalam membuat karya kerajinan tangan adalah
siswa yang melakukan dengan bahan yang beragam, tepat dalam penggunaan alat,
kegiatan, minat yang tinggi, bakat yang berkembang dengan baik, adanya
keterpaduan unsur-unsur yang berbeda, membuat bhasl karya yang memiliki nilai
seni, membuat benda yang memiliki fungsi/berguna, kecermatan yang tinggi, serta
bahwa ada hubungan yang signifikan antara kreativitas dengan prestasi belajar
karya kerajinan tangan pada siswa kelas I SD Negeri Bulu Lor 01-03 Semarang.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan pada bab IV, maka
belajar karya kerajinan tangan siswa kelas I SD Negeri Bulu Lor 01-03 Semarang
tahun pelajaran 2004/2005. Hal ini dapat dibuktikan bahwa : berdasarkan hasil
perhitungan uji korelasi antara variabel x dan variabel y diperoleh skor 0,300,
Jelas bahwa rxy > rtabel . Dari perhitungan uji keberartian korelasi diperoleh harga
thitung sebesar 2,130, sedangkan ttabel untuk dk=n-1=48-1=47 adalah 1,680, jelas
bahwa thitung > ttabel. Dengan dua informasi ini mengisyaratkan bahwa kreativitas
hipotesis nihil yang berbunyi tidak ada hubungan positif kreativitas dengan
prestasi belajar karya kerajinan tangan siswa kelas I SD Negeri Bulu Lor 01 - 03
Semarang tahun pelajaran 2004 / 2005 data ditolak. Dan hipotesis kerja yang
berbunyi ada hubungan yang signifikan antara kreativitas dan prestasi belajar
karya kerajinan tangan siswa kelas I SD Negeri Bulu Lor 01 - 03 Semarang tahun
implikasi yang merupakan dampak teoritis dan mengacu pada teori-teori keilmuan
71
yang ada. Implikasi tersebut : siswa yang kreatif dalam membuat karya kerajinan
tangan adalah siswa yang melakukan dengan bahan yang beragam, tepat dalam
kegiatan, memiliki minat yang tinggi, bakat yang berkembang dengan baik,
adanya ide/gagasan yang besar, kreasi dalam berkarya, komposisi yang seimbang,
keterpaduan unsur-unsur yang berbeda, membuat hasil karya yang memiliki nilai
seni, membuat benda yang memiliki fungsi/berguna, kecermatan yang tinggi, serta
mencapai prestasi belajar yang tinggi dan nantinya dapat berguna bagi diri sendiri
serta masyarakat.
B. Saran
nantinya dapat mencapai prestasi belajar yang tinggi dan berguna sampai masa
Dan hendaknya guru dan orang tua senantiasa aktif untuk memberikan
dalam melakukan tindakan namun hanya memberi contoh. Serta untuk sekolah
kreativitas siswa.
kreativitas kepada guru mata pelajaran dan siswa didiknya, dimana bimbingan
kreativitas menurut penelitian ini merupakan salah satu aspek bimbingan belajar
yang nantinya dapat meningkatkan prestasi belajar. Serta guru pembimbing dapat
Dan dari penelitian ini diharapkan adanya kajian yang lebih luas tentang
kreativitas atau penelitian sejenis untuk melengkapi penelitian yang sederhana ini,
Munandar S.C. Utami. 1992. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah.
Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Purwanto Edy. 2004. Saya Ingin Terampil dan Kreatif. Bandung : Grafindo Media
Pratama.
The Liang Gie. 1980. Cara Belajar yang Efesien. Jakarta : Gajah Mada University
Press.
Tim MKDK IKIP Semarang, 1998. Belajar dan Pembelajaran. Semarang : Depdikbud
FIP IKIP Semarang.
Daftar Anak Kelas I SD Negeri Bulu Lor 01-03 Tahun 2004/2005 Sebagai Try Out