Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
Diajukan dalam rangka Menyelesaikan Studi Strata I
untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
Nama : Agus Hari Utomo
NIM : 1314972256
Jurusan : Bimbingan dan Konseling
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas
Hari : Selasa
Panitia Ujian
Ketua Sekretaris
Anggota Penguji
Pembimbing I 1.
Pembimbing II 2.
3.
Drs. Suparwoto
Nip. 130368009
ii
ABSTRAK
iii
motivasi berprestasi seperti karya ilmiah, tugas belajar di rumah yang menuntut
tanggung jawab yang tinggi dan keuletan dalam mengerjakan tugas tersebut, tidak
terkecuali bagi siswa yang menjadi pengurus OSIS juga mendapatkan penugasan
tersebut. Bagi peneliti lain dapat mengkaji lebih lanjut tentang perbedaan jenis
kegiatan yang dilakukan antara siswa yang menjadi pengurus OSIS dan kaitannya
dengan motivasi berprestasi. Dengan penelitian tersebut diharapkan dapat
ditemukan jenis-jenis kegiatan yang berpengaruh terhadap peningkatan motivasi
berprestasi siswa.
iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTO :
PERSEMBAHAN :
Pakdhe dan Budhe Sumahadi terima kasih atas doa dan segalanya.
Pakdhe dan Budhe Eddy Hendrarno terima kasih atas doa dan segalanya.
v
KATA PENGANTAR
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini walaupun masih jauh dari sempurna.
ada pada penulis, maka izinkanlah penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Drs. Siswanto, MM, Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang memberikan izin
2. Drs. Suharso, M.Pd, Ketua Jurusan Bimbingan dan konseling yang telah
5. Dra. Badriyaningsih, Kepala SMU YPE Semarang yang telah memberikan izin
ini.
7. Pihak-pihak lain yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
vi
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun akan selalu penulis
harapkan.
Akhirnya penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
B. Permasalahan .......................................................... 4
viii
BAB II LANDASAN TEORI
........................................................................... 7
D. Hipotesis ................................................................. 29
ix
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Populasi .................................................................. 30
B. Sampel ..................................................................... 31
3. Suka Tantangan................................................... 42
4. Tangguh .............................................................. 43
B. Pembahasan ............................................................. 44
A. Simpulan.................................................................. 49
B. Saran ........................................................................ 50
LAMPIRAN-LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
xii
DAFTAR SISWA YANG MENJADI PENGURUS OSIS
1. Eko Setyawan
4. Ardhian Nursiyanto
5. Sriyono
6. Puji Lestari
7. Iwan Santoso
8. Daru santoso
10. Surati
12. Sukamto
16. Suprayogo
18. Khomaidi
xiii
DAFTAR SISWA YANG BUKAN PENGURUS OSIS
6. Nono Ardiyanto
7. Siti Halimah
8. Dwi Jatmiko
9. Nurhayati
19.Finatul Khikmah
20.Ahmad Syaifudin
xiv
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dalam mengikuti proses belajar di sekolah siswa memiliki peranan yang sangat
penting. Karena siswa merupakan pusat dari segala kegiatan yang dilaksanakan
Selain itu, siswa diharapkan mampu utnuk aktif mengikuti berbagai kegiatan
dari motivasi berprestasi yang siswa yang dapat wujudkan melalui wadah
organisasi siswa yang disebut Organisasi Siswa Intra Sekolah [OSIS]. Melalui
sekolah.
lembaga pendidikan lain, SMU YPE yang berdiri sejak tanggal 26 Oktober 1986
lancar. SMU YPE berjumlah 5 kelas dengan perincian kelas 1 ada 2 kelas, kelas
2 ada 1 kelas dan kelas 3 ada 2 kelas dengan jumlah siswa keseluruhan 108
siswa. Pihak sekolah sangat mendukung dengan program kerja OSIS yang selalu
disekolah tersebut.
motivasi berprestasi siswa melalui wadah OSIS. Adapun tujuan dari pada OSIS
adalah menampung bakat, minat para siswa untuk disalurkan sesuai dengan
keinginan dan turut serta menjaga dan menjunjung tinggi almamater dalam
yang ada pada dirinya maupun dari orang lain. Pencapaian prestasi akademik
1995). Dalam hal ini dapat dikatakan keberhasilan seseorang dalam belajar tidak
2
belajarnya sehingga tercapai tujuan pendidikan seperti yang diharapkan. Tanpa
adanya motivasi berprestasi dalam diri siswa akan berakibat siswa yang
memiliki kemampuan dasar cukup tinggi tidak dapat menunjukan potensi dan
meraih prestasi yang optimal dan pada akhirnya dapat menurunkan mutu sumber
daya manusia.
keuntungan yang positif bagi siswa. Tapi satu hal yang menarik apakah setiap
pengurus OSIS mempunyai prestasi yang tinggi dari pada mereka yang bukan
menunjukkan bahwa kondisi siswa yang belum sepenuhnya sejalan dengan apa
yang bervariasi, artinya tidak semua siswa-siswa SMU yang aktif menjadi
Sementara ada siswa-siswa yang tidak terlibat secara aktif dalam kepengurusan
3
Hal di atas mendorong peneliti untuk melakukan penelitian dengan judul
dengan siswa yang bukan pengurus OSIS di SMU YPE (Yayasan Pendidikan
B. Permasalahan
berprestasi antara siswa yang menjadi pengurus OSIS dengan siswa yang bukan
C. Penegasan Judul
1. Perbedaan
(Poerwadarminta, 1990:104).
2. Motivasi Berprestasi
4
Motivasi berprestasi adalah suatu konsep yang digunakan untuk
mencapai sukses dengan suatu ukuran pencapaian hasil dan prestasi yang
memuaskan.
D. Tujuan Penelitian
Ada pun tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perbedaan motivasi
berprestasi antara siswa yang menjadi pengurus OSIS dengan siswa yang bukan
D. Manfaat Penelitian
berprestasi antara siswa yang menjadi pengurus OSIS dengan siswa yang
pertimbangan bagi guru dan orang tua serta siswa untuk melakukan
akan diperoleh dua keuntungan secara langsung yaitu dapat berprestasi lebih
5
E. Sistematika Skripsi
Garis besar dari sistematika penulisan skripsi ini dapat di jabarkan secara
ringkas yaitu :
penelitian, manfaat penelitian dan bagian akhir dari bab ini adalah
sistematika skripsi.
Bab II akan diuraikan tentang landasan teori yang berisi tentang daftar kajian
teori yang diperoleh dari buku referensi/daftar pustaka. Selain itu juga
Bab III bagian ini berisikan tentang metode penelitian yaitu penentuan obyek
Bab IV berisikan laporan dari hasil penelitian dan pembahasan. Dalam hal ini
penelitian.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Motivasi berprestasi
motif. Motif dalam bahasa inggris adalah motive yang berasal dari kata
motion yang berarti gerak atau dorongan. Motif adalah keadaan di dalam
tingkah laku ke arah suatu tujuan dengan didasari adanya suatu kebutuhan
(Tabrani, 1994:98)
(Suryabrata, 1995:70). Jadi motif bukanlah hal yang dapat diamati, tetapi
adalah hal yang dapat disimpulkan adanya karena sesuatu yang dapat kita
saksikan. Tiap aktivitas yang dilakukan seseorang itu didorong oleh sesuatu
kekuatan dari dalam diri orang itu, kekuatan pendorong inilah yang kita
sebut motif.
sedang pengertian motivasi adalah daya pengerak yang telah menjadi aktif
7
(Gunarso, 1996:92). Motif menjadi aktif pada saat tertentu, bila kebutuhan
Motivasi adalah motif atau hal yang sudah menjadi aktif pada saat
dalam diri individu untuk bertindak mencapai suatu tujuan yang konkrit
kondisi tertentu sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu. Bila
ia tidak suka, maka ia berusaha untuk meniadakan rasa tidak suka itu.
8
a. Mendorong manusia untuk berbuat (motivasi sebagai motor pengerak
laku dimana salah satu diantaranya mungkin dapat merupakan tingkah laku
yang dikehendaki.
motivasi itu sendiri tetapi juga faktor lingkungan dan faktor belajar yang
mengalami banyak kesulitan. Jika faktor lingkungan dan atau faktor belajar
dorongan bagi seseorang untuk berbuat atau ide pokok yang selalu
9
berpengaruh besar terhadap tingkah laku. Selain itu motivasi merupakan
dalam diri individu disebut motif. Motif ini dapat aktif dan dinamis yang
dirinya.
(dalam Martaniah, 1984:21). Konsep ini bertolak dari suatu asumsi bahwa
10
Motivasi berprestasi menurut Heckhausen (dalam Purwanto,
Heckhausen yaitu :
orang lain.
11
belajar yang tinggi, bersaing melalui usaha-usaha untuk melebihi perbuatan-
menyukai tugas yang menuntut tanggung jawab. Hal ini berarti keberhasilan
yang dicapai bukan karena bantuan orang lain atau karena fakor
itu individu juga mempunyai dorongan yang kuat untuk segera mengetahui
hasil nyata dari tindakannya, karena hal itu dapat digunakan sebagai umpan
12
menghargai waktu serta ia lebih dapat menangguhkan pemuasan
yang cukup untuk gagal. Dia suka akan perbedaan dan kekhasan
dia tidak mudah putus asa dan berusaha terus sesuai dengan
kemampuannya.
2. Fungsi Motivasi
penggerak.
dicapai.
13
Demikian pentingnya arti motivasi dalam kita melangkah untuk
tempat strategis dalam upaya keberhasilan tujuan belajar.dalam hal ini dapat
untuk melaksanakan kegiatan itu. Dengan kata lain, untuk dapat melakukan
sesuatu harus ada motivasi. Begitu juga keadaanya dalam proses belajar atau
14
Keempat unsur tersebut adalah kemampuan atau kekuatan, usaha, kesukaran
penyebab tersebut dibagi dalam dua dimensi yaitu locus of control dan
usaha.
kurangnya kemampuan.
15
kegiatan dan dapat memicu munculnya motivasi berprestasi siswa, antara
lain :
Cita-cita atau disebut juga aspirasi adalah suatu target yang ingin dicapai.
Target ini diartikan sebagai tujuan yang ditetapkan dalam suatu kegiatan
positif dan dapat pula bersifat negatif. Siswa yang mempunyai aspirasi
b. Kemampuan Belajar
konkrit tidak sama dengan siswa yang sudah sampai pada taraf
16
Jadi siswa yang mempunyai kemampuan belajar tinggi,
motivasinya.
c. Kondisi Siswa
motivasi, sehingga sebagai guru harus lebih cermat melihat kondisi fisik
d. Kondisi Lingkungan
17
kadang-kadang lemah dan bahkan hilang sama sekali, khususnya kondisi-
tidak tertarik untuk belajar. Dengan kata lain motivasi untuk belajar siswa
4. Macam-macam Motivasi
a. Motivasi Intrinsik
Motivasi Intrinsik adalah motivasi yang timbul dari diri sendiri dan
tidak dipengaruhi oleh sesuatu dari luar. Jadi tingkah laku yang
18
b. Motivasi Ekstrinsik
Termasuk dalam motif ini antara lain, rasa haus, rasa lapar. Sedangkan
pengalaman. Oleh beberapa ahli motif sekunder ini disebut juga motif
sosial. Termasuk dalam motif sosial ini adalah motif berprestasi, motif
sebagainya.
19
menimbang-nimbang dari berbagai segi untuk menentukan pilihan,
yang motivasinya bersifat intrinsik, kemauan belajarnya lebih kuat dan tidak
tergantung dari faktor di luar dirinya. Sebaliknya dengan siswa yang motivasi
antara lain:
20
Agar motivasi belajar siswa meningkat, hendaknya guru berusaha
dalam unsur ini antara lain bahan pengajar, alat bantu belajar dan upaya
hal dalam memilih mata pelajaran, antara lain tingkat kemampuan siswa,
21
Setiap siswa mempunyai cita-cita untuk mencapai kesuksesan
struktur, program kerja serta faktor pendukung dan penghambat program kerja
1. Pengertian OSIS
a. Secara Semantis
22
yang dibentuk dalam usaha mencapai tujuan bersama, yaitu
menengah.
bersangkutan.
belajar mengajar, yang dalam hal ini sekolah dasar dan sekolah
b. Secara Organis
OSIS adalah satu-satunya wadah organisasi siswa yang sah disekolah, oleh
karena itu setiap sekolah wajib membentuk OSIS yang tidak mempunyai
c. Secara fungsional
OSIS adalah sebagai salah satu dari empat jalur pembinaan kesiswaan,
. d. Secara sistematik
untuk mencapai tujuan bersama. Oleh karena itu OSIS sebagai suatu
23
kehidupan kelompok 3) memiliki sejumlah peranan 4) terkoordinasi 5)
2. Fungsi
Sebagai salah satu jalur dari pembinaan kesiswaan, maka fungsi dari
a. Sebagai wadah
kegiatan para siswa disekolah bersama dengan jalur pembinaan yang lain
itu OSIS dalam mewujudkan fungsinya sebagai wadah dan wahana harus
b. Sebagai Motivator
terhadap anggotanya.
24
c. Sebagai Preventif
Apabila fungsi yang bersifat intelek dalam arti secara internal OSIS
dapat menggerakkan sumber daya yang ada dan secara eksternal OSIS
yang datang dari dalam maupun dari luar. Fungsi preventif OSIS akan
dapat diwujudkan.
Sebagai suatu lembaga sudah barang tentu memiliki apa yang disebut
pemberian tugas, wewenang serta tangggung jawab agar mudah dan lancar
didalam pelaksanaannya.
kepala sekolah, wakil kepala sekolah dibantu oleh guru sebagai pembina.
Adapun struktur OSIS SMU YPE adalah sebagai berikut, ketua dibantu wakil
perlengkapan, seksi seni dan olah raga kesehatan serta seksi majalah dinding.
25
Berikut ini adalah Bagan Struktur OSIS SMU YPE :
Wakil Ketua
Ketua
Pemantu Umum
a. Upacara Bendera
e. Pelaksanaan Ekstrakurikuler
26
h. Pelaksanaan Persami
a. Faktor Pendukung
sendiri, baik kepala sekolah, guru maupun siswa dan sarana prasarana
yang cukup mendukung serta pihak lainnya yang tidak dapat di sebutkan
satu persatu.
b. Faktor Penghambat
27
C. Hubungan motivasi berprestasi antara siswa yang menjadi pengurus
siswa-siswa SMU.
menjadi pengurus OSIS tidak membuat siswa merasa jenuh, akan tetapi dapat
yang terbaik. Namun yang terjadi di lapangan berbeda, tidak semua siswa yang
dari orang tua di rumah dan orang tua tidak di rumah pada SLTP N 17 Tegal
bahwa ada perbedaan yang signifikan antara siswa yang orang tuanya dirumah
dengan siswa yang orang tuanya tidak dirumah yaitu motivasi berprestasi siswa
yang orang tuanya di rumah lebih tinggi dari pada motivasi berprestasi siswa
28
siswa, mendorong sikap, jiwa, semangat persatuan dan kesatuan diantara para
Oleh karena itu adanya dorongan dari siswa sendiri terutama yang
menjadi pengurus OSIS adalah modal utama untuk menjadi yang terbaik,
dengan berbagai kegiatan yang dilakukan bukan menjadi halangan untuk tetap
berprestasi.
D. HIPOTESIS
menjadi pengurus OSIS dengan siswa yang bukan pengurus OSIS di SMU
29
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
penelitian. Berhasil tidaknya suatu penelitian dalam usaha menguji kebenaran suatu
digunakan.
A. Populasi
102). Sedangkan Sutrisno Hadi (1997 : 220) menyatakan populasi adalah seluruh
yang dimaksud untuk diselidiki. Dari dua pengertian tersebut dapat disimpulkan
bahwa populasi adalah keseluruhan dari subyek penelitian atau jumlah individu
dalam suatu dalam suatu wilayah penelitian yang mempunyai karakteristik yang
pelajaran 2004/2005.
B. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Suharsimin
Arikunto, 1998 : 117). Dalam suatu penelitian, subyek yang diambil kurang dari
100 orang maka digunakan penelitian populasi artinya seluruh subyek yang ada
menjadi sample. Sedang subyek penelitian lebih dari 100 orang maka dapat
digunakan penelitian sampel dengan prosentase sampel yang diambil antara 10%
- 15% atau 20% - 25%. Karena jumlah responden yang di gunakan sebanyak 45
siswa maka dalam penelitian ini menggunakan sampel total yaitu semua anggota
C. Variabel Penelitian
jenisnya maupun dalam tingkatannya (Sutrisno Hadi, 1989: 224). Gejala variasi
OSIS dengan siswa yang bukan pengurus OSIS di SMU YPE Semarang Tahun
variabel yang di teliti yaitu siswa yang bukan pengurus OSIS berfungsi sebagai
terikat.
D. Metode Pengumpulan Data
metode yang tepat. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam peneltian
ini adalah skala Psikologis. Skala Psikologis ini digunakan untuk mengungkap
pengurus OSIS dengan siswa yang bukan pengurus OSIS. Adapu siswa yang
dijadikan subyek penelitian adalah sejumlah siswa yang menjadi pengurus OSIS
dengan siswa yang bukan pengurus OSIS di SMU YPE Semarang Tahun
instrumen skala psikologis dapat terarah digunakan sebagai alat, maka instrumen
instrumen juga dimaksudkan agar hasil penelitian dapat diperoleh dengan valid
dan reliabel.
oleh oleh peneliti. Bentuk instrumen skala psikologi yang dibuat dan digunakan
dapat berupa pilihan ganda dengan opsen lima pilihan. Skor tiap opsen dibuat
dengan skala bertingkat atau bentuk skor rentangan (rating scale). Adapau skor
jawaban yang digunakan berkisar antara 1-5, dengan skor tiap opsen disesuaikan
dengan bentuk penyataannya. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh data yang
diharapkan.
Tabel 1.
ITEM
VARIABEL INDIKATOR + -
Berorientasi Ke Depan 5 5
Suka Tantangan 5 5
Tangguh 5 5
Jumlah 20 20
jawaban yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (R), tidak setuju (TS),
dan sangat tidak setuju (STS). Untuk pernyataan positif, nilai 5 diberikan untuk
jawaban sangat setuju, nilai 4 untuk jawaban setuju, nilai 3 untuk jawaban ragu-
ragu, nilai 2 untuk jawaban tidak setuju dan nilai 1 untuk jawaban sangat tidak
setuju. Sebaliknya untuk pernyataan negatif, nilai tertinggi 5 diberikan untuk
jawaban sangat tidak setuju, nilai 4 untuk jawaban tidak setuju, nilai 3 untuk
jawaban ragu-ragu, nilai 2 untuk jawaban setuju, dan untuk nilai 1 untuk
a. Validitas
diukur. Hasil penelitian yang valid apabila terdapat kesamaan antara data
yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya pada obyek. Jadi instrumen
yang valid merupakan syarat untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid.
yang telah disusun oleh praktikan perlu diuji cobakan sehingga instrumen
∑ XY − ∑ N ∑
( X )( Y )
rXY =
(∑ X ) Y − (∑ Y )
2 2
∑ X − ∑
2 2
N N
Keterangan:
N = Jumlah subjek
b. Reliabilitas
Reliabilitas adalah suatu alat ukur berkisar pada persoalan stabilitas skor
yang sama atau itemnya “ekuivalen” (Conny, 1982:39). Karena variabel yang
akan diteliti merupakan variabel dengan jawaban skala bertingkat maka uji
k Σσ b
2
r11 = 1 - 2
k - 1 σ t
Keterangan
F. Analisa Data
yang menjadi pengurus OSIS dengan siswa yang bukan pengurus OSIS yaitu
Χ1 − Χ 2
t=
1 1
s +
n1 n2
dimana,
S=
(n1 − 1)S12 + (n2 − 1)S 2 2
n1 + n2 − 2
Keterangan :
Χ1 = Rata-rata kelompok 1
Χ 2 = Rata-rata kelompok 2
PENGANTAR
Menjadi Pengurus OSIS dengan Siswa yang Bukan Pengurus OSIS di SMU YPE
menjadi pengurus OSIS dengan siswa yang bukan pengurus OSIS sebagai penelitian
ini memiliki arti penting yaitu memberikan informasi tentang kondisi motivasi
Untuk mencapai tujuan itu dengan segala kerendahan hati, saya mohon
kesediaan para siswa yang menjadi pengurus OSIS dengan yang bukan pengurus
Hormat saya.
Peneliti
PETUNJUK PENGISIAN ANGKET
2. pilihlah salah satu dari 5 jawaban yang tersedia yang paling sesuai dengan diri anda
3. Apabila anda ingin mengubah jawaban, maka dapat memberikan tanda sama
dengan (=) pada jawaban tersebut dan anda dapat memilih jawaban yang lain
4. Pilihan jawaban hendaknya berdasarkan pada, pemikiran dan keadaan anda saat
ini. Untuk itu kami harapkan anda menjawab dengan sejujurnya dan jawaban yang
5. Bila anda telah selesai, periksalah kembali apabila ada yang terlewati. Sebelumnya
kami sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kerja sama yang anda
SELAMAT MENGERJAKAN
INSTRUMEN PENELITIAN
NO Pernyataan SS S R TS STS
MOTIVASI BERPRESTASI
ITEM
VARIABEL INDIKATOR + -
berprestasi Berorientasi Ke Depan 10, 11, 12, 13, 14 15, 16, 17, 18
Suka Tantangan 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27
Jumlah 19 18
DAFTAR PUSTAKA
Abror, Abd. Rachman. 1993. Psikologi Pendidikan. PT. Tiara Wacana. Yogjakarta.
Gunarso, S.D dan Y.S.D. Gunarso. 1996. Psikologi Praktis : Anak, remaja dan
keluarga. BPK Gunung Mulia, Jakarta.
Nanang W, 2002. Pengaruh Pola Asuh Orang Tua terhadap Motivasi Berprestasi
Siswa Kelas II SMU Veteran Purwokerto. Skripsi. Semarang : Fakultas
Imu Pendidikan UNNES.
Sudi Harsih. 2005. Perbedaan Motivasi Belajar antara Siswa yang Ber-Nun Tinggi,
Sedang, Rendah. Skripsi. Semarang : Fakultas Ilmu Pendidikan UNNES.
Thoha, Miftah, 1983. Perilaku Organisasi. (konsep dasar dan aplikasinya). Jakarta:
Rajawali Press.
Pembahasan pada bab ini adalah hasil dari studi lapangan untuk
siswa yang menjadi pengurus OSIS dan bukan pengurus OSIS di SMA YPE
analisis deskriptif dan untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada perbedaan
motivasi berprestasi antara siswa yang menjadi pengurus OSIS dan bukan
Responden penelitian ini adalah siswa kelas I, II dan III SMA YPE
Semarang sebanyak 45 siswa, yang terdiri dari 25 siswa bukan pengurus OSIS
Mean tertinggi =5
Mean terendah =1
Tabel 2.
Kriteria penentuan tingkatan motivasi beprestasi
Interval Kriteria
1,00 – 1,80 Sangat rendah
1,81 – 2,60 Rendah
2,61 – 3,40 Cukup
3,41 – 4,20 Tinggi
4,21 – 5,00 Sangat tinggi
OSIS dan bukan pengurus OSIS dapat dilihat pada tabel 3 berikut.
Tabel 3.
Rata-rata motivasi beprestasi Siswa
Kelompok N Mean Kriteria
Berorientasi sukses Pengurus OSIS 20 3.34 Cukup
Bukan pengurus OSIS 25 3.14 Cukup
Berorientasi ke depan Pengurus OSIS 20 3.46 Tinggi
Bukan pengurus OSIS 25 3.20 Cukup
Suka tantangan Pengurus OSIS 20 3.21 Cukup
Bukan pengurus OSIS 25 2.92 Cukup
Tangguh Pengurus OSIS 20 3.41 Tinggi
Bukan pengurus OSIS 25 3.12 Cukup
Total Pengurus OSIS 20 3.36 Cukup
Bukan pengurus OSIS 25 3.10 Cukup
siswa yang menjadi pengurus OSIS mencapai 3,36 dan yang bukan pengurus
OSIS mencapai 3.10. Keduanya pada interval yang sama yaitu dalam kategori
cukup, namun jika dilihat dari rata-ratanya ada kecenderungan bahwa motivasi
berprestasi siswa yang menjadi pengurus OSIS lebih tinggi daripada yang
bukan pengurus OSIS. Hal ini dapat dilihat dari distribusi frekuensi tingkatan
Tabel 4.
Distibusi Frekuensi motivasi beprestasi Siswa
Kelompok Motivasi
Pengurus Osis Bukan pengurus OSIS Berprestasi
f % f %
25 100% 13 65% Cukup
7 35% Tinggi
25 100% 20 100% Total
sedangkan dari 20 siswa yang menjadi pengurus OSIS terdapat 13 siswa atau
65% mempunyai motivasi berprestasi yang cukup dan 7 siswa atau 35%
1. Berorientasi Sukses
mencapai 3.34 dan yang bukan pengurus OSIS sebesar 3.14. Rata-rata
kedua kelompok tersebut pada interval yang sama yaitu dalam kategori
yang lebih tinggi daripada siswa yang bukan pengurus OSIS. Hal ini dapat
sukses yang cukup dan 2 siswa atau 8% dalam kategori tinggi, sedangkan
dari 20 siswa yang menjadi pengurus OSIS terdapat 10 siswa atau 50%
2. Berorientasi Ke Depan
mencapai 3.46 dalam kategori tinggi dan yang bukan pengurus OSIS
sebesar 3.20 dalam kategori cukup. Jika dilihat dari besarnya rata-ratanya
orientasi ke depan yang lebih tinggi daripada siswa yang bukan pengurus
OSIS. Hal ini dapat dilihat juga dari distribusi frekuensi pada tabel 6.
Tabel 6.
Distibusi Frekuensi Berorientasi Ke Depan
Kelompok
Pengurus Osis Bukan pengurus OSIS Berorientasi ke depan
f % F %
2 8 Rendah
16 64 10 50 Cukup
7 28 9 45 Tinggi
1 5 Sangat tinggi
25 100% 20 100 Total
Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa dari 25 siswa yang bukan
yang cukup, 7 siswa atau 28% dalam kategori tinggi dan 2 siswa atau 8%
cukup dan 9 siswa atau 45 % siswa dalam kategori tinggi dan 1 siswa atau
3. Suka Tantangan
pada kelompok siswa yang menjadi pengurus OSIS mencapai 3,21 dalam
kategori cukup dan yang bukan pengurus OSIS sebesar 2,92 juga dalam
daripada siswa yang bukan pengurus OSIS. Hal ini dapat dilihat juga dari
Tabel 7.
Distibusi Frekuensi Tingkat Kesukaan terhadap Tantangan
Kelompok
Pengurus Osis Bukan pengurus OSIS Suka Tantangan
f % f %
1 4 1 5 Rendah
24 96 13 65 Cukup
6 30 Tinggi
25 100% 20 100 Total
siswa atau 65% dalam kategori cukup, 6 siswa atau 30% siswa dalam
4. Tangguh
3,41 dalam kategori tinggi dan yang bukan pengurus OSIS sebesar 3,12
daripada siswa yang bukan pengurus OSIS. Hal ini dapat dilihat juga dari
Tabel 8.
Distibusi Frekuensi Tingkat Ketangguhan Siswa
Kelompok Ketangguhan
Pengurus Osis Bukan pengurus OSIS
f % f %
24 96 12 60 Cukup
1 4 8 40 Tinggi
25 100% 20 100 Total
terdapat 12 siswa atau 60% dalam kategori cukup dan 8 siswa atau 40%
diperoleh nilai thitung > ttabel atau probabilitas < 0,05 dapat disimpulkan
hipotesis nol ditolak yang berarti ada perbedaan yang signifikan. Hasil uji
Tabel 9
Hasil Uji Hipotesis
Indikator t hitung Sig (2-tailed) Kriteria
Berorientasi sukses 2.420 0.021 Berbeda nyata
Berorientasi ke depan 2.616 0.012 Berbeda nyata
Suka tantangan 3.237 0.003 Berbeda nyata
Tangguh 3.197 0.004 Berbeda nyata
Total 4.060 0.000 Berbeda nyata
probabilitas 0,000 < 0,05, yang berarti hipotesis diterima karena signifikan.
Hal ini menunjukkan bahwa secara nyata ada perbedaan motivasi berprestasi
antara siswa yang menjadi pengurus OSIS dan yang bukan pengurus OSIS.
Dilihat dari rata-rata skor pada kelompok siswa yang menjadi pengurus OSIS
lebih tinggi daripada kelompok siswa yang bukan pengurus OSIS, maka dapat
3.46 3.41
3.34
3.40 3.14 3.2 3.21 3.12
2.92
2.60
1.80
1.00
Tangguh
tantangan
Berorientasi
Berorientasi
ke depan
Suka
sukses
Gambar 1
Perbedaan Motivasi Berprestasi antara Siswa yang Menjadi Pengurus OSIS
dan Bukan Pengurus OSIS
C. Pembahasan
perbedaan motivasi berprestasi antara siswa yang menjadi pengurus OSIS dan
yang bukan pengurus OSIS. Dilihat dari rata-ratanya secara nyata siswa yang
daripada yang bukan pengurus OSIS. Ini berarti siswa yang menjadi pengurus
tantangan dan lebih tangguh daripada siswa yang bukan pengurus OSIS.
yang menyatakan bahwa anak yang diberi kesempatan untuk berperilaku benar
prestasi sosial. Demikian juga pada hasil penelitian ini, dengan adanya
keikutsertaan siswa pada kegiatan OSIS, akan tertanam rasa disiplin diri yaitu
melaksanakan kegiatan OSIS dengan tepat waktu, yang akhirnya akan tumbuh
dan berorientasi untuk sukses. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan pengurus
kegiatan tersebut siswa lebih dituntut agar dapat melaksanakan kegiatan dalam
belajarnya. Jelas bahwa siswa yang terbiasa dengan kegiatan OSIS dapat
berpengaruh pada motivasi berprestasi yang lebih tinggi daripada yang buka
pengurus OSIS tidak membuat siswa merasa jenuh, akan tetapi dapat
yang terbaik.
sebaya dan kehidupan kemasyarakatan yang aman, tentram, tertib dan indah
maka semangat dan motivasi belajar dengan mudah diperkuat. OSIS dalam hal
dapat membentuk sikap yang positif yang dapat berpengaruh pada motivasi
berprestasi siswa.
jiwa, semangat persatuan dan kesatuan diantara para siswa serta tempat sarana
yang menjadi pengurus OSIS adalah modal utama untuk menjadi yang terbaik,
dengan berbagai kegiatan yang dilakukan bukan menjadi halangan untuk tetap
berprestasi.
A. Simpulan
yang nyata motivasi berprestasi antara siswa yang menjadi pengurus OSIS dan
bukan pengurus OSIS pada SMA YPE Semarang, dimana motivasi berprestasi
siswa yang menjadi pengurus lebih tinggi daripada yang bukan pengurus
OSIS, ditunjukkan dari hasil uji t diperoleh 4,060 dengan probabilitas 0,000 <
0,05. Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang menjadi pengurus OSIS
menjadi pengurus OSIS mencapai 3,34 lebih tinggi daripada yang bukan
pada siswa yang menjadi pengurus OSIS mencapai 3,46 lebih tinggi daripada
yang bukan pengurus OSIS yaitu 3,20. Rata-rata untuk indikator suka tantang
pada siswa yang menjadi pengurus OSIS mencapai 3,21 lebih tinggi daripada
yang bukan pengurus OSIS yaitu 2,92. Rata-rata untuk indikator tangguh pada
siswa yang menjadi pengurus OSIS mencapai 3,41 lebih tinggi daripada yang
B. Saran
2. Bagi siswa yang bukan pengurus OSIS hendaknya juga diberikan kegiatan
karya ilmiah, tugas belajar di rumah yang menuntut tanggung jawab yang
tersebut.
3. Bagi peneliti lain dapat mengkaji lebih lanjut tentang perbedaan jenis
kegiatan yang dilakukan antara siswa yang menjadi pengurus OSIS dan
Agus Hari Utomo, 2005. Perbedaan Motivasi Berprestasi Siswa antara Siswa
yang Menjadi Pengurus OSIS dan Siswa yang Bukan Pengurus OSIS di SMU YPE
(Yayasan Pendidikan Ekonomi) Semarang Tahun Pelajaran 2004-2005. Skripsi.
Jurusan Bimbingan dan Konseling. Fakultas Ilmu Pendidikan. UNNES.