You are on page 1of 87

APRESIASI MAHASISWA SENDRATASIK TERHADAP PERMAINAN

DRUM DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

SKRIPSI

Diajukan dalam Rangka Menyelesaikan Studi Program Sarjana


(S1)
Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Disusun Oleh :
Nama : Harjo Ari Wibowo
NIM : 2454000015
Program Studi : Pendidikan Seni Musik
Jurusan : Sendratasik

FAKULTAS BAHASA DAN SENI


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2005
PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan sidang panitia ujian skripsi

jurusan Seni Drama Tari dan Musik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas

Negeri Semarang pada:

Hari : Rabu

Tanggal :

Dewan Penguji

Ketua Sekretaris

Prof. Dr. Rustono, M. Pd Drs. Agus Cahyono, M. Hum


NIP. 131281222 NIP. 132058805

Pembimbing I Penguji I

Drs. Suharto, S.Pd Dr. Totok Sumaryanto, M.Pd


NIP. 131902385 NIP. 131931633

Pembimbing II Penguji II

Drs. Udi Utomo, M. Si Drs. Udi Utomo, M.Si


NIP. 132041240 NIP. 132041240

Penguji III

Drs. Suharto, S.Pd


NIP. 131902385

ii
HALAMAN PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini benar-benar

hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik

sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau penemuan orang lain yang terdapat

dalam skripsi ini dikutip atau berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, Agustus 2005

Harjo Ari Wibowo


NIM. 2454000015

iii
MOTTO

Mengenali keadaan yang tidak diinginkan sebagai keadaan yang diinginkan

merupakan salah satu praktek mengubah pikiran yang paling kuat. Itulah jalan

untuk mengubah penderitaan menjadi kebahagiaan.

(Lama Zopa Rinpoche)

Persembahan:

1. Bapak dan Ibu tercinta

2. Kedua Kakakku Tercinta

3. “Dian”ku

4. Tasya dan Dheka

5. Mahasiswa 2000

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Yang Maha Pengasih,

karena dengan anugerah dan bimbingannya, penulis mempunyai kekuatan

untuk menyelesaikan skripsi ini.

Selain itu skripsi ini dapat terwujud atas bantuan dari berbagai pihak.

Dorogan dari orang tua, serta sanak saudara, dialog dan sumbang saran dengan

rekan–rekan se jurusan, serta bimbingan dari beberapa dosen, turut

memperlancar proses penyelesaian skripsi ini. Untuk itu pada kesempatan ini

penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya

kepada :

1. DR. H. A. T. Soegito, SH, MM, Rektor UNNES yang telah memberikan

kesempatan pada penulis untuk menyusun skripsi.

2. PROF. Dr. Rustono, M. Hum, Dekan Fakultas Bahasa Dan Seni yang telah

memberikan izin penelitian penlisan skripsi ini.

3. Drs. Syahrul Syah Sinaga, M. Hum, Ketua Jurusan Sendratasikyang telah

memberikan kemudahan dalam menyusun skripsa ini.

4. Drs. Suharto,S.Pd. selaku pembimbing utama yang telah membimbing

penulis dengan penuh kesabaran serta tulus ikhlas dalam menyusun skripsi

ini.

v
5. Drs. Udi Utomo M. Si, selaku pembimbing kedua yang dengan tulus

ikhlas dan penuh kesabaran memberikan bimbingan dalam penyusunan

skripsi ini.

6. Drs. Eko Rahardjo yang telah banyak memberikan bantuan dan bimbingan

dalam penyusunan skripsi ini.

7. Mahasiswa Sendratasik Angkatan 2000 yang telah banyak memberikan

dorongan dan semangat kepada penulis

Penulis menyadari adanya kekurangan dan kelemahan pada penulisan

skripsi ini. Oleh karena itu saran dan kritik dari pembaca sangat diharapkan

untuk penulisan berikutnya. Akhirnya penulis berharap agar skripsi ini ada

manfaatnya.

Semarang, Agustus 2005

Penulis

vi
SARI

Harjo Ari Wibowo. 2005. Apresiasi Mahasiswa Sendratasik FBS UNNES


Terhadap Permainan Drum Dan Faktor-Faktor yang mempengaruhinya.

Drum dapat diklasifikasikan dalam alat musik membranophone.


Permainan drum dalam sebuah musik mempunyai peranan yang sangat
penting, hal ini dikarenakan drum berfungsi sebagai pembentuk irama dan
pengendali tempo dalam membawakan sebuah lagu.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana Apresiasi
Mahasiswa Sendratasik FBS UNNES Terhadap Permainan Drum, (2) Faktor-
Faktor apa sajakah yang mempengaruhi mahasiswa Sendratasik FBS UNNES
dalam mengapresiasi permainan drum.
Metode yang digunakan adalah metode pendekatan Deskriptif
Kualitatif yang memberikan gambaran data-data yang berhubungan dengan
Apresiasi Mahasiswa Sendratasik Terhadap Permainan Drum Dan Faktor-
Faktor yang mempengaruhinya. Sumber data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah mahasiswa dan dosen jurusan Sendratasik. Teknik pengambilan
data dalam penelitian ini adalah teknik observasi, wawancara, dokumentasi.
Analisis data interaktif terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan diolah dan kemudian diseleksi atas dasar reabilitas dan
validitasnya. Keabsahan data diperiksa dengan teknik pemeriksaan keabsahan
data yaitu dengan teknik Triangulasi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa apresiasi mahasiswa Sendratasik
terhadap permainan drum adalah sebagai berikut: (1) Mahasiswa yang
berprofesi sebagai drummer lebih bisa memahami dan merasakan permainan
drum, sedangkan (2) mahasiswa yang bukan pemain drum masih kurang
dalam mengapresiasi permainan drum, mereka hanya bisa menikmati
permainan drum tetapi belum bisa memahami permainannya. Hal ini
dikarenakan faktor-faktor yang mendukung mahasiswa dalam mengapresiasi
permainan drum kurang mendukung.
Agar apresiasi mahasiswa Sendratasik terhadap permainan drum
semakin meningkat. Berdasarkan pendapat mahasiswa Sendratasik penulis
memberikan saran agar sarana dan prasarana yang berhubungan dengan
permainan drum ditambah, dan juga perlu adanya perkumpulan mahasiswa
yang sebagai drummer untuk saling bertukar pengalaman dan diadakan belajar
bersama sehingga akan saling mendukung satu sama lain.

DAFTAR ISI

vii
HALAMAN JUDUL ……...…………………………………………………..i

HALAMAN PENGESAHAN…...……………………………………………ii

HALAMAN PERNYATAAN……………...………………………………...iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN……...…………………………………….iv

KATA PENGANTAR …………..……………………………………………v

SARI ……………………………………………………..…………………...vi

DAFTAR ISI ……………………..………………………………………….vii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………..…………………...1

A.Latar Belakang Masalah ...…………………………………………….1

B. Perumusan Masalah …………………………………………………..4

C. Tujuan Penelitian ………………..……………………………………4

D.Manfaat penelitian……..……………………………………………...4

E. Garis Besar Sistematika skripsi ……..………………………………..5

BAB II LANDASAN TEORI ……………...……….…………………….….7

A. Musik..………………………………………………………………..7

1. Pengertian Musik …………………………………………………7

2. Unsur-Unsur Musik ……………………………………………....8

B. Alat Musik Drum …………………………………………………..11

1. Bagian-Bagisn Drum …………………………………………….11

2. Permainan Drum ………………………………………………...14

C. Apresiasi …………………………………………….……………..19

D. Fakor yang mempengaruhi dalam berapresiasi……...……………...23

E. Kerangka Berfikir…..………………………………………………26

viii
BAB III METODE PENELITIAN……………………………...………......28

A. Pendekatan Penelitian ……………………………………………...28

B. Teknik Pengumpulan Data ……………………………………...…28

C. Teknik Analisis Data ………………………………………………29

D. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ………....…………………...31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…………..………...32

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian………………………………. 32

1. Fakultas Bahasa Dan Seni ……………………………………….32

2. Civitas Akademika ………………………………………………33

3. Sarana Dan Prasarana ……………………………………………36

4. Latar Belakang Jurusan Sendratasik …………………………….37

5. Sarana Dan Prasarana Yang Ada Hubungannya Dengan Drum

Yang Dimiliki Sendratasik ………………………………………41

B. Mahasiswa Sendratasik Dalam Mengapresiasi Permainan Drum…. 45

1. Apresiasi Mahasiswa Bukan Pemain Drum ……………………..47

2. Apresiasi Mahasiswa Pemain Drum …………………………….54

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mahasiswa Sendratasik Dalam

Mengapresiasi Permainan Drum …………………………………...61

BAB V PENUTUP ……….…………………………………………………67

A. Simpulan …………………………………………………………...67

B. Saran …………….………………………………………………….68

DAFTAR PUSTAKA……………..………………………………………..……69

ix
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejarah instrumen drum panjangnya sama dengan ditemukannya musik

oleh umat manusia. Musik instrumental berkembang dari adanya upacara

ritual, upacara-upacara yang bersifat magis guna mendapatkan sesuatu yang

diharapkan dari makhluk atau benda yang didewa-dewakan. Alat musik yang

pertama dikenal adalah badan manusia itu sendiri atau anggota badan.

Tepukan tangan, hentakan kaki dan pukulan-pukulan tangan terhadap anggota

badan lainnya merupakan pengiring ritmik yang sangat berperan. Kemudian

orang mulai berfikir untuk pengembangan ragam instrumen sebagai hasil budi

daya manusia dengan menggunakan benda-benda alam yang masih murni

yaitu dengan menggunakan batu yang saling dipukulkan sebagai tiruan

tepukan tangan, kayu yang dipukulkan ke tanah sebagai tiruan dari hentakan-

hentakan kaki. Dalam kehidupan spiritual, upacara-upacara ritual manusia

sejak zaman prasejarah hingga zaman modern ternyata tidak lepas dari

peranan alat musik Membranophone yaitu alat musik yang memainkannya

dengan cara dipukul. Alat-alat yang termasuk dalam klasifikasi

membranophone ada dua jenis yakni bernada dan tidak bernada. Berdasarkan

pada bahan yang menyebabkan suara, drum dapat diklasifikasikan dalam alat

musik Membranophone. Dari zaman ke zaman alat musik membranophone

berkembang dalam berbagai bentuk, dan dikenal dalam istilah nama drum.

1
2

Perangkat drum standar adalah cukup dengan Bass drum, Snare drum,

midle Tom-tom, Large tom, Hi-hat cymbal, Crash cymbal, dan Ride cymbal.

Perangkat-perangkat tersebut keberadaannya saling mengisi satu sama lain

dalam membentuk sebuah irama. Akan tetapi kemajuan bermain drum

menuntut para pemain drum untuk melengkapi drum dengan asesoris pada

drum dalam rangka memenuhi kebutuhan pemain drum dalam suatu

penampilan professional dan pertimbangan keindahan visual di atas panggung.

Drum semakin berkembang sesuai dengan kemajuan teknologi, sehingga kini

telah tercipta drum elektrik yang memenuhi kebutuhan dalam menciptakan

sound yang tidak bisa dihasilkan oleh drum set.

Dalam sajian sebuah musik, drum terutama menempati posisi ritme,

dengan demikian sesuai dengan posisinya, drum berfungsi untuk menjaga

tempo dan membawa irama dalam bermain musik. Dengan demikian fungsi

drum secara total adalah sebagai fondasi musik dalam bentuk ritme. Ibarat

musik itu kehidupan, gitar adalah emosi, keyboard adalah aura, vocal adalah

perilaku, bass adalah nyawa, sedangkan drum adalah energi. Drum adalah

sebagai pengatur (motor) dalam proses penyajian sebuah lagu, cepat

lambatnya suatu lagu sangat bergantung pada seorang drummer dalam

memainkan tempo. Secara garis besar bermain drum adalah salah satu bagian

dalam bermain musik, sehubungan dengan itu maka dirasakan perlu untuk

melakukan penelitian tentang permainan drum, terutama kajian tentang

Apresiasi Mahasiswa jurusan Sendratasik FBS UNNES terhadap Permainan

drum dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya.


3

Di Sendratasik FBS UNNES terutama jurusan seni musik, ada mata

kuliah PIIP perkusi. Materi yang disajikan dalam mata kuliah tersebut adalah

instrumen drum. Disamping mahasiswa yang menempuh mata kuliah PIIP

perkusi banyak dijumpai aktifitas mahasiswa jurusan Sendratasik yang senang

bermain band di luar jam kuliah sehingga dari aktifitas bermain band tersebut

banyak bermunculan mahasiswa yang berprofesi sebagai drummer. Berkaitan

dengan hal tersebut ini perlu adanya suatu gambaran terutama menyangkut

apresiasi mahasiswa terhadap permainan drum untuk dijadikan apresiasi bagi

mereka agar tidak salah dalam memainkan drum tersebut.

Penulis ingin memberikan gambaran dan informasi tentang apresiasi

permainan drum di jurusan Sendratasik sehingga akan memberikan masukan

atau referensi bagi para drummer di lembaga-lembaga pendidikan musik

(umum, khusus) lainnya baik formal maupun nonformal. Alasan penulis

meneliti adalah karena penulis melihat selama ini belum ada yang meneliti

masalah tersebut
4

B. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang di atas masalah yang akan di kaji dalam

penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana apresiasi mahasiswa jurusan Sendratasik FBS UNNES

terhadap permainan drum?

2. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi apresiasi mahasiswa

Sendratasik dalam mengapresiasi permainan drum?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas, penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui dan mendiskripsikan:

1. Apresiasi mahasiswa Sendratasik FBS UNNES terhadap permainan

drum.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa jurusan Sendratasik dalam

mengapresiasi permainan drum.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

a. Menambah referensi tentang permainan drum mahasiswa jurusan

Sendratasik FBS UNNES pada khususnya dan kepada masyarakat pada

umumnya.
5

b. Bagi pengamat seni penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai

apresiasi mahasiswa Sendratasik terhadap permainan drum dan factor-

faktor yang mempengaruhinya.

2. Manfaat Praktis

a. Dengan diketahuinya faktor-faktor yang mempengaruhi apresiasi

mahasiswa jurusan Sendratasik FBS UNNES dalam mengapresiasi

permainan drum, maka dapat diambil langkah yang akhirnya akan dapat

meningkatkan apresiasi mahasiswa terhadap permainan drum.

b. Memberi gambaran obyektif tentang apresiasi, khususnya tentang

pemahaman, penghayatan, penikmatan, dan penghargaan mahasiswa

jurusan Sendratasik FBS UNNES terhadap permainan drum dan faktor-

faktor yang mempengaruhinya.

E. Sistematika Skripsi

Untuk memudahkan memahami jalan pikiran secara keseluruhan,

penelitian skripsi ini terbagi dalam tiga bagian yaitu: bagian awal berisi

halaman judul, halaman pengesahan, halaman motto dan persembahan, kata

pengantar, daftar isi, daftar lampiran. Bagian isi terbagi atas lima bab yaitu:

Bab I Pendahuluan, yang berisi tentang alasan pemilihan judul,

perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

sistematika skripsi.

Bab II Landasan Teori, meliputi teori-teori tentang alat musik drum ,

apresiasi dan faktor-faktor yang mempengaruhi dalam berapresiasi.


6

Bab III Metode Penelitian, yang berisi tentang pendekatan penelitian,

lokasi dan sasaran penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik

analisis data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan yang mencakup tentang lokasi

penelitian, apresiasi mahasiswa terhadap permainan drum dan

faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa dalam mengapresiasi

permainan drum.

Bab V Penutup, bab ini merupakan bab terakhir yang memuat tentang

kesimpulan dan saran.


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Musik

1. Pengertian Musik

Musik adalah penghayatan isi hati manusia yang diungkapkan dalam

bentuk bunyi yang teratur dengan melodi atau ritme serta mempunyai unsur

atau keselarasan yang indah (Hadi, 1985: 5). Musik adalah gerakan bunyi, dan

musik merupakan totalitas fenomena akustik yang apabila diuraikan terdiri

dari tiga pokok yaitu: 1) Unsur yang bersifat material, 2) Unsur yang bersifat

spiritual, 3) Unsur yang bersifat moral (Maryoto, 1989: 9). Musik bukanlah

sekedar emosi atau rasa akan tetapi juga rasio atau akal budi. Menurut

Gunawan (1987: 7), musik juga didefinisikan sebagai bentuk penyajian yang

ada rangkaiannya dengan nada-nada atau suara yang dapat menimbulkan rasa

puas bagi penyaji maupun penghayatnya.

Istilah musik dikenal dari bahasa Yunani yaitu Musike (Hardjana,

1983: 6-7). Musike berasal dari perkataan muse-muse, yaitu sembilan dewa-

dewa Yunani di bawah dewa Apollo yang melindungi seni dan ilmu

pengetahuan. Dalam metodologi Yunani kuno mempunyai arti suatu

keindahan yang terjadinya berasal dari kemurahan hati para dewa-dewa yang

diwujudkan sebagai bakat. Kemudian pengertian itu ditegaskan oleh

Pythagoras, bahwa musik bukanlah sekedar hadiah (bakat) dari para dewa-

7
8

dewi, akan tetapi musik juga terjadi karena akal budi manusia dalam

membentuk teori-teori dan ide konseptual.

Pengertian yang lain diungkapkan oleh Jamalus (1988: 1), bahwa

musik adalah suatu hasil karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi-

komposisi musik yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya

melalui unsur-unsur musik yaitu irama, melodi, harmoni, bentuk atau struktur

dan ekspresi sebagai satu kesatuan.

2. Unsur-unsur Musik

Unsur-unsur musik terdiri dari beberapa kelompok yang secara

bersama merupakan satu kesatuan membentuk suatu lagu atau komposisi

musik. Semua unsur musik tersebut berkaitan erat dan sama-sama mempunyai

peranan penting dalam sebuah lagu.

Menurut Jamalus (1988: 7), pada dasarnya unsur-unsur musik dapat

dikelompokkan atas:

a) Unsur-unsur pokok yaitu harmoni, irama, melodi, atau struktur lagu.

b) Unsur-unsur ekspresi yaitu tempo, dinamik dan warna nada kedua unsur

pokok musik tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

dipisahkan.

Penjelasan unsur-unsur musik tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) Harmoni

Harmoni adalah keselarasan bunyi yang merupakan gabungan dua

nada atau lebih yang berbeda tinggi rendahnya (Jamalus, 1988: 35).
9

Rochaeni (1989: 34) mengartikan harmoni sebagai gabungan beberapa

nada yang dibunyikan secara serempak atau arpegic (berurutan) walau

tinggi rendah nada tersebut tidak sama tetapi selaras kedengarannya dan

mempunyai kesatuan yang bulat.

Sebuah lagu dapat terdiri atas satu kalimat atau beberapa kalimat

musik. Jumlah kalimat ini bermaca-macam, seperti juga kalimat puisi; dua,

tiga, empat, dsb. Lagu yang sederhana terdiri atas satu kalimat musik atau

disebut bentuk lagu, satu bagian yang di dalamnya berisikan kalimat tanya

dan kalimat jawab. Biasanya lagu yang sederhana ini terdiri atas delapan

birama.

b) Irama

Irama dapat diartikan sebagai bunyi atau sekelompok bunyi dengan

bermacam-macam panjang pendeknya not dan tekanan atau aksen pada

not. Irama dapat pula diartikan sebagai ritme, yaitu susunan panjang

pendeknya nada dan tergantung pada nilai titi nada. Jamalus (1988: 8)

mengartikan irama sebagai rangkaian gerak yang menjadi unsur dasar

dalam musik. Irama dalam musik terbentuk dari sekelompok bunyi dengan

bermacam-macam lama waktu dan panjang. Irama tersusun atas dasar

ketukan atau ritme yang berjalan secara teratur. Ketukan tersebut terdiri

dari ketukan kuat dan ketukan lemah.

Menurut Sudarsono (1991: 14) dalam praktek sehari-hari irama

mempunyai dua pengertian. Pengertian pertama irama diartikan sebagai

pukulan atau ketukan yang selalu tetap dalam suatu lagu berdasarkan
10

pengelompokan pukulan kuat dan pukulan lemah. Pengertian kedua irama

diartikan sebagai pukulan-pukulan berdasarkan panjang pendek atau nilai

nada-nada dalam suatu lagu.

Sebuah lagu baik vocal maupun instrumental merupakan alur bunyi

yang teratur. Dalam lagu tersebut terdapat adanya suatu pertentangan

bunyi antara bagian yang bertekanan ringan dan bagian yang bertekanan

berat. Pertentangan bunyi yang teratur dan selalu berulang-ulang tersebut

dinamakan irama atau ritme (Sukohardi, 1988: 16).

Irama dalam bentuk musik terbentuk dari kelompok bunyi dan

diam dengan bermacam-macam panjang pendeknya nada pada tekanan

atau aksen pada not. Untuk menulis bunyi dan diam dengan bermacam-

macam panjang pendeknya, digunakan dengan notasi irama dengan bentuk

dan nilai tertentu. Untuk tekanan atau aksen pada not diperlukan tanda

birama.

c) Melodi

Melodi adalah susunan rangkaian nada (bunyi dengan getaran

teratur) yang terdengar berurutan serta bersama dengan mengungkapkan

suatu gagasan (Jamalus, 1988: 16).

d) Bentuk Lagu/Struktur Lagu

Bentuk lagu atau struktur lagu adalah susunan atau hubungan

antara unsur-unsur musik dalam suatu lagu, sehingga menghasilkan

komposisi lagu yang bermakna (Jamalus, 1988: 35).


11

e) Tanda Tempo

Tanda tempo adalah kecepatan dalam memainkan lagu dan

perubahan-perubahan dalam kecepatan lagu tersebut. Tanda tempo dibagi

dalam tiga bagian yaitu; tempo lambat, sedang, dan tempo cepat. Kuat

lemahnya suara dalam suatu lagu atau musik disebut dinamik yang

dilambangkan dengan berbagai macam lambing antara lain : forte, mezzo

forte, piano, dsb. Warna nada menurut Jamalus (1988: 40), didefinisikan

sebagai ciri khas bunyi yang terdengar bermacam-macam dan dihasilkan

oleh bahan sumber atau bunyi-bunyi yang berbeda.

f) Ekspresi

Ekspresi adalah suatu ungkapan pikiran dan perasaan yang

mencakup tempo, dinamik dan warna nada dari unsur-unsur pokok musik

yang diwujudkan oleh seniman musik penyanyi yang disampaikan pada

pendengarnya (Jamalus, 1988: 38). Dengan begitu unsur ekspresi

merupakan unsur perasaan yang terkandung di dalam kalimat bahasa

maupun kalimat musik yang melalui kalimat musik inilah pencipta lagu

atau penyanyi mengungkapkan rasa yang dikandung dalam suatu lagu.

Dalam seni musik tentunya sangat berkaitan dengan segala bentuk

bunyi-bunyian yang terbagi indah dalam yang dihasilkan dari instrumen musik

dan macamnya yang digolongkan dalam organologi, disertai kemampuan

menggunakan atau memainkan sesuai dengan fungsinya. Pengetahuan

mengenai alat-alat musik di dunia dengan menggunakan dengan pengaruhnya

satu sama lain disebut organologi. Secara singkat organologi adalah studi
12

mengenai alat-alat musik (Banoe, 2003: 312). Alat musik terdiri dari dua jenis

yaitu alat musik ritmis yang biasa kita sebut dengan perkusi dan banyak

berperan sebagai ritmik sebuah lagu. Dan alat musik melodis adalah alat

musik yang mengeluarkan nada dan banyak berperan sebagai melodi. Drum

adalah salah satu jenis alat musik ritmis yang banyak berperan sebagai ritmik

dalam sebuah lagu

B. Alat Musik Drum

1. Bagian-bagian drum

Drum adalah alat musik yang berbentuk silinder yang terbuat dari kayu

atau fiberglass, dan bagian-bagian atasnya ditutup dengan membran yang

terbuat dari mika atau kulit. Alat musik drum dibunyikan dengan cara dipukul

dan sebagai sumber suaranya adalah membran yaitu getaran dari mika atau

kulit dan memukulnya menggunakan alat yaitu stik yang terbuat dari kayu,

ada juga yang terbuat dari fiber. Fungsi alat musik drum adalah sebagai

pemegang ritmik. Sepintas alat ini sederhana tetapi sebenarnya tidak

sesederhana pikiran kita, Karena untuk mengetahui secara tepat di bagian

mana dan bagaimana alat ini harus ditabuh agar bunyi yang dihasilkan sesuai

dengan keinginan penabuhnya bersih dan tajam diperlukan banyak latihan dan

ketrampilan.
13

Alat musik drum terdiri dari beberapa bagian yaitu :

a. Bass Drum

Bass drum adalah bagian yang sangat mendasar pada drum. Pada

umumnya bass drum mempunyai ukuran 22 inci, ukuran ini adalah paling

besar di antara bagian-bagian drum yang lain. Bass drum biasanya

bersama bass gitar membentuk irama dalam suatu komposisi musik, dan

biasanya gabungan kedua instrumen itu disebut sebagai rithem section

(Budidharma, 2001: 141). Bass drum dilengkapi dengan alat pemukul

yang biasa disebut dengan nama pedal, cara memainkannya yaitu dengan

di tekan (di injak).

b. Snare Drum

Snare drum terletak di belakang bass drum di depan kedua kaki

pemain dan di samping kanan hi-hat. Pada umumnya snare drum

mempunyai ukuran 14 inci. Snare drum juga dilengkapi dengan kawat

lentur (snare) yang menempel melintang di membrane bagian bawah dan

akan bergetar apabila membrane atas dipukul dengan stik sehingga akan

menghasilkan efek suara yang khas. Kawat lentur tersebut bisa di setel

sesuai dengan keinginan kita dan juga menyesuaikan dengan musik yang

kita mainkan.

c. Middle Tom-Tom

Dalam susunan drum pada umumnya middle tom-tom terletak di

atas bass drum. Middle tom-tom terdiri dari dua tom yang mempunyai

ukuran berbeda, yaitu ukuran tom-tom satu 12 inci dan tom-tom dua 13
14

inci. Pada kenyataannya banyak para drummer professional menggunakan

tom-tom lebih dari dua, hal ini dikarenakan untuk memenuhi kebutuhan

dalam bermain musik dan mengembangkan kreatifitas dalam bermain

drum, selain itu juga untuk menciptakan tatanan panggung yang menarik.

d. Large Tom

Large tom mempunyai ukuran lebih besar dari snare drum dan

middle tom, yaitu 16 inci. Large tom terletak di belakang bass drum agak

ke kanan dan juga berada di samping kanan pemain drum.

e. Cymbal

Dalam susunan drum pada umumnya ada beberapa cymbal yang

melengkapi drum, yaitu : Hi-hat Cymbal, Crash Cymbal, dan Ride

Cymbal. Para drummer professional banyak yang menambahkan beberapa

cymbal sebagai pelengkap dalam memenuhi kebutuhan bermain drum dan

juga sebagai asesoris. Cymbal adalah bagian dari perangkat drum yang

tidak dapat dipisahkan, cymbal selalu digunakan dalam menggiringi

sebuah lagu dari awal sampai akhir.

Menurut Evans Nye (1961: 43) suatu atau dua drum dapat menjadi

elemen penting dalam lagu-lagu India, gabungan tamborin, maracas, dan drum

yang memvitalkan sebuah lagu Amerika Latin.

Dari pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa alat musik

drum mempunyai peranan penting dalam penyajian musik yaitu sebagai

pengatur tempo, yang berarti drum di sini berperan sebagai pengatur cepat dan

lambatnya sebuah lagu atau musik yang di mainkan


15

2. Permainan Drum

Permainan drum tidak dapat dipelajari hanya dengan membaca notasi

saja, hal ini dikarenakan untuk mamainkan drum perlu teknik yang sulit

didapat dengan sendirinya. Seseorang harus bisa mangkoordinasikan kedua

tangan dan kedua kaki untuk bisa bermain drum. Hal yang harus diperhatikan

oleh seorang drummer adalah bagaimana cara memegang stik dan cara

menginjakan kaki pada pedal bas drum dan pedal hi-hat yang benar. Hal ini

akan sangat berpengaruh dalam proses berlatih dan hasil dalam bermain drum

(Denny AJD 2004:48).

Berikut adalah cara memegang stik dan cara menginjakan kaki pada

pedal yang benar:

a. Cara Memegang Stik

Ada dua cara memegang stik yang biasa digunakan oleh para drummer

yaitu:

1) Cara Memegang Biasa

yaitu dengan cara menekan ibu jari dan telunjuk di antara stik

kemudian tekan semua jari pada stik.


16

2) Cara Memegang Menjepit

yaitu dengan cara meletakkan stik di antara ibu jari dan telunjuk,

diletakkan dengan cara menyilang di tengah antara jari tengah dan jari

manis kemudian stik di jepit dengan ibu jari dan telunjuk, kemudian

jepit dengan jari tengah dan jari manis.


17

b. Cara Menginjak Pedal Hi-hat

Cara menginjak hi-hat ada dua macam yaitu:

1) Cara menginjak hi-hat agar tertutup yaitu dengan cara menekan telapak

kaki kiri tanpa mengangkat tumit, kemudian tekan ujung jari kaki kiri

dengan mengangkat kaki kiri.

2) Cara menginjak hi-hat agar terbuka yaitu dengan cara ujung jari kaki

kiri dengan bertumpu pada tumit kemudian angkat ujung kaki kiri.
18

c. Cara Menginjak Pedal Bass Drum

Ada dua cara menginjakkan kaki pada pedal bass drum yaitu:

1) Lemaskan telapak kaki dengan bertumpu pada tumit kaki kanan

kemudian tekan bersamaan (telapak kaki) hingga pedal bass

menyentuh pada membran bass drum.

2) Lemaskan telapak kaki kanan tanpa mengangkat tumit, kemudian tekan

ujung jari kaki kanan dengan mengangkat kaki kanan.


19

Bermain drum sama seperti ber olahraga oleh karena itu akan lebih

baik jika melakukan pemanasan terlebih dahulu, seperti melompat-lompat di

tempat, melatih single stroke, lari di tempat, dan lain-lain. Setelah pemanasan

selesai sebaiknya istirahat 10 menit sebelum melakukan latihan, hal ini akan

membuat otot-otot lebih lemas sehingga akan lebih santai digerakan sesuai

keinginan saat bermain drum. Latihan yang baik adalah menggunakan stik

yang lebih besar dan berat, kemudian mencoba bermain pelan (tidak keras)

agar jari-jari lebih terkontrol.

Berlatih drum harus rutin dan konstan, karena jika seseorang bermain

semaunya maka tidak akan ada perkembangan yang berarti dalam permainan

drum. Latihan yang baik adalah berlatih dengan tempo lambat terlebih dahulu

dan jika sudah sangat terbiasa tingkatkan tempo perlahan-lahan. Dalam

permainan drum harus melibatkan feel atau dengan kata lain harus dirasakan,

jangan pernah berfikir bahwa semakin keras pukulan akan semakin bagus dan

semakin cepat seseorang bermain drum maka semakin hebat, karena

kecepatan dan kekerasan tidak hubungannya dengan musikalitas.

C. Apresiasi Musik

Istilah apresiasi berasal dari kata berbahasa latin yaitu, apreciatio yang

artinya mengindahkan atau menghargai (Aminudin, 1987: 34). Dalam istilah

lebih luas, istilah apresiasi menurut Gove (Aminudin, 1987: 34) mengandung

makna pemahaman dan pengakuan terhadap nilai-nilai keindahan yang

diungkapkan oleh seorang pencipta karya seni.


20

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dikatakan bahwa apresiasi

adalah penilaian baik, penghargaan, misalnya terhadap karya seni. Menurut

Djelantik (1990: 69) menjelaskan bahwa apresiasi merupakan aktifitas intelek

manusia yang obyektif dari peristiwa penikmatan keindahan karya seni, yang

seolah-olah penikmatan itu dikeluarkan dari diri kita dan dijadikan obyek

untuk diselidiki lebih mendalam.

Dalam bahasa Inggris apresiasi berasal dari kata appreciation yang

artinya mengerti serta menyadari sepenuhnya hingga mampu menilai

semestinya. Sedangkan menurut Bastomi (1998: 910) dikatakan bahwa

apresiasi dapat diartikan sebagai penghayatan dan penghargaan. Sedangkan

hubungannya dengan seni meliputi: mengerti dan menyadari sepenuhnya seluk

beluk suatu hasil seni serta menjadi sensitif terhadap segi estetiknya, sehingga

mampu menikmati dan menilai karya dengan semestinya (Soedarso,

1988: 66).

Berdasar pada beberapa pendapat di atas, apresiasi dapat diartikan

sebagai pengenalan, pemahaman, pengakuan terhadap nilai keindahan.,

penilaian dan penghayatan serta penghargaan terhadap suatu hasil karya

manusia, terutama karya seni.

Menurut Wadiyo (1991: 75) kegiatan berapresiasi terhadap karya seni

dapat dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu: penikmatan, pemahaman,

penghayatan dan penghargaan. Dalam proses apresiasi, tahapan ini bukan

urutan yang mutlak, namun tahapan yang satu dengan yang lain saling
21

berkaitan. Jadi bila seseorang melakukan pengamatan terhadap karya seni, ada

kemungkinan orang tersebut langsung dapat memberikan penghargaan

ataupun penghayatan terhadap karya seni yang diamati.

Pemahaman mencakup kemampuan untuk menangkap maksud dan arti

bahan yang diamati (Winkel, 1986: 150). Pemahaman terhadap permainan

drum bagaimana upaya pengamat dalam menangkap irama dan makna dari

permainan drum tersebut yang bersifat obyektif dan unsur di luar musik yang

menunjang kehadiran permainan drum itu sendiri, biografi pencipta, latar

belakang proses penciptanya. Pemahaman yang baik terhadap permainan drum

tidak hanya mengetahui unsur musiknya saja, seperti irama melodi dan

harmoni, tetapi harus mengetahui juga tentang alat, cara bermain dan

memegang stik yang benar, proses pembuatan maupun latar belakangnya.

Pada dasarnya kegiatan berapresiasi terhadap suatu karya seni adalah

suatu proses penghayatan. Penghayatan dilakukan dengan sadar dan tanpa

prasangka untuk mendapatkan kenikmatan sampai pada rasa pesona kemudian

diakhiri dengan penghayatan pada karya seni dan senimannya (Bastomi, 1989:

91). Penghayatan diartikan telah mengalami dan merasakan sesuatu dalam

batin (Poerdarninta, 1984: 351). Menghayati karya seni berarti, suatu proses

bagaimana seseorang dengan sengaja dan tanpa prasangka ikut mengalami dan

merasakan sesuatu dari apa yang disampaikan pencipta melalui karya seni,

untuk memperoleh kenikmatan sampai pada rasa pesona. Penghayatan

terhadap karya seni dapat dilakukan dan ditempuh melalui proses

pengamatan, pemahaman, tanggapan dan evaluasi terhadap karya seni yang


22

di amati. Jadi apabila seseorang telah melakukan kegiatan tersebut sampai

dapat merasakan kenikmatan sampai rasa pesona dari karya seni yang diamati.

Penikmatan adalah suatu tanggapan dimana seseorang dapat

menghargai atau menilai sebuah karya seni dengan merasakan dan menikmati

suatu keindahan atau kebaikan karya seni tersebut dan mengerti serta dapat

menerangkan kebaikan atau keindahan yang ada pada karya seni tersebut.

Sebenarnya keindahan itu sudah dapat dirasakan oleh manusia sejak kecil. Hal

ini dapat kita saksikan pada saat sang ibu menggendong bayinya, dan sang ibu

dengan syahdu mendendangkan lagu nina bobonya. Bayi yang digendong

merasa terbuai, disayang dan dielus sehingga ia terkantuk-kantuk dan tidur

pulas. Memang bayi ini tidak mengerti apa arti lirik yang didendangkan oleh

sang ibu, namun bayi tersebut dapat merasakan atau menikmati keindahan

lagu yang dibawakan sang ibu tadi sampai ke relung hatinya (Wadiyo,

1991: 75).

Penghargaan dalam proses apresiasi adalah tingkatan apresiasi yang

paling tinggi. Menghargai dan menyukai adalah istilah-istilah yang

berhubungan tetapi keduanya tidak berarti sama. Sangatlah mungkin untuk

menyukai musik yaitu untuk mendapatkan kesenangan dari musik itu sendiri.

Menghargai musik berarti mendapatkan kesenangan dari musik itu sendiri dan

memahaminya dengan sungguh-sungguh mengapresiasinya (Bastomi,

1996: 62).

Menurut Chaplin (Muhibbin, 1995: 23) apresiasi berarti pertimbangan

atau judgment mengenai arti penting atau nilai sesuatu. Dalam penerapan
23

apresiasi sering diartikan sebagai penghargaan atuau penilaian terhadap

benda-benda, baik abstrak maupun kongkret yang memiliki nilai-nilai luhur

yang umumnya ditunjukan kepada karya seni budaya, seperti seni musik dan

seni lainnya.

Apresiasi mahasiswa terhadap permainan drum sangat tergantung

kepada banyak sedikitnya pengalaman tentang drum. Sebagai contoh, jika

seorang mahasiswa telah mengalami proses belajar berupa pengalaman secara

mendalam, maka apresiasinya dalam dunia drum akan mendalam pula.

Dengan demikian pada dasarnya seorang mahasiswa baru akan memiliki

apresiasi yang memadai terhadap drum apabila dia telah mempelajari materi-

materi yang berkaitan erat dengan obyek apresiasinya. Kesadaran mahasiswa

dalam kegiatan apresiasi dengan benar pada drum, menuntuk kearah

kesadaran pada diri sendiri, kemudian berkembang menjadi penghargaan

kepada hasil karya orang lain, sehingga secara emosional mahasiswa mampu

mengendalikan diri sendiri dan tidak mudah untuk mengambil keputusan yang

nantinya akan menjerumuskan dirinya.

D. Faktor yang Mempengaruhi dalam Berapresiasi

Faktor berasal dari bahasa Inggris, factor yang artinya Cirmuntance,

etc helping to bring about a result (Hornby, 1987: 305) yang artinya dalam

bahasa Indonesia faktor adalah kenyataan atau keadaan dan lain-lain yang

membantu mendapatkan suatu hasil. Faktor dapat dibagi dua yaitu: fakor
24

internal dan faktor eksternal, faktor internal adalah faktor yang datangnya dari

dalam dan faktor eksternal adalah faktor yang datangnya dari luar.

1. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang datangnya dari setiap individu yang

didalamnya meliputi minat dan motivasi. Faktor ini bisa berupa faktor yang

sifatnya mendukung dan bisa juga faktor yang sifatnya menghambat. Minat

hubungannya sangat erat dengan ketertarikan seseorang terhadap bidang yang

dihadapinya. Aktifitas refleks atau keseimbangan kerja sama antara daya piker

dan daya rasa hanya bisa tercapai dengan jalan membiasakan diri, yaitu

melalui sejumlah pengulangan yang rutin. Ketertarikan seseorang terhadap

karya seni cenderung akan mempengaruhi jiwanya untuk bisa langsung terjun

atau memahami karya seni tersebut. Hal ini akan sangat berpengarung

terhadap cara seseorang dalam mengapresiasi suatu karya seni. Seseorang

yang mempunyai minat akan mengapresiasi karya seni dengan sungguh-

sungguh sehingga seseorang dapat mengamati,memahami, memberi

tanggapan dapat memberi evaluasi dan dapat menghayati. Jadi perlu dukungan

minat yang cukup. Bagi seseorang yang tidak begitu dilengkapi dengan

kemampuan tetapi punya minat yang kuat, mungkin malah bisa lebih berhasil

dari pada orang yang serba dilengkapi. Dengan demikian minat adalah titik

tolak dalam mewujudkan dedikasi untuk mengasah ketajaman Intelegensia

dalam pembentukan bakat, sekaligus meningkatkan bakat intelektual

(Pandjaitan, 2000: 5).


25

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia motivasi adalah kecenderungan

hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah, keinginan yang ada hubungannya

dengan sesuatu hal. Sementara itu Cristine Harvey (1996: 5) menyebutkan

motivasi adalah kondisi yang sangat dibutuhkan semua orang. Kita

memerlukannya setiap hari untuk menjalankan kehidupan kita, untuk

membantu orang lain, untuk memimpin sekelompok orang dan untuk

mencapai tujuan kita. Kemampuan untuk memotivasi diri kita sendiri dan

orang lain akan mempengaruhi sukses kita dalam menjalankan suatu hal dan

kepuasan kita dalam kehidupan. Seseorang yang mempunyai motivasi yang

tinggi untuk mengapresiasi akan lebih terkonsep dan lebih terarah, hal ini

dikarenakan seseorang mempunyai keinginan yang kuat tehadap sesuatu

sehingga akan lebih mudah dalam menuruti kata hatinya.

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang datangnya dari luar, faktor ini bisa

berupa faktor yang sifatnya mendukung dan bisa juga berupa faktor yang

sifatnya menghambat. Sebagaimana kita ketahui bahwa proses kehidupan

manusia dapat terjadi di tiga tempat, yaitu: kehidupan dalam keluarga sebelum

masuk sekolah, masa pendidikan di sekolah dan masa remaja dalam

lingkungan masyarakat. Dari ketiga tempat tersebut sangatlah mempengaruhi

seseorang dalam mengapresiasi suatu karya seni dalam hal mengamati,

memahami, memberi tanggapan, mengevaluasi dan menghayati.

Dalam mengapresiasi karya seni setiap orang akan selalu berbeda

dengan yang lainnya, hal ini dikarenakan adanya latar belakang yang berbeda-
26

beda pula. Situasi lingkungan mempengaruhi proses dalam perkembangan

apresiasi seseorang dalam memandang suatu karya seni.

Secara keseluruhan dari pengalaman musikal yang ada dan dimiliki

seseorang akan sangat membantu dalam pemahaman dan berapresiasi seperti,

misalnya mengunjungi konser, mendengarkan radio atau rekaman kaset dan

bermain dalam orkes atau band (Hugh M. Miller, 2001: 14).

Transmisi bunyi merupakan unsur yang penting dan berpengaruh

dalam kegiatan berapresiasi. Transmisi ini dapat membantu memperluas

jangkauan wilayah bunyi yang dihasilkan melalui radio dan televisi yang

menjadikan musik dapat dinikmati oleh pendengarnya secara langsung ketika

musik itu dipergelarkan. Sedangkan untuk fonograf yang meliputi piringan

hitam, pita rekaman serta jalur bunyi pita film adalah unsure-unsur mekanik

yang menyebabkan musik dapat didengarkan tidak secara langsung, dikatakan

secara tidak langsung karena adanya perbedaan waktu antara pertunjukan yang

sebenarnya dengan pendengar yang menerima.

Tak seorangpun dapat berharap untuk memahami dalam sekali dengar

segala hal yang terjadi dalam sebuah bagian musik. Kita tidak dapat

menangkap kesan terhadap pendangaran secepat kita menangkap kesan-kesan

visual. Oleh sebab itu, dalam ini fonograf sangat membantu sekali bagi

apresiator untuk mendengarkan secara berulang-ulang lagu yang ingin

dipahami. Keberadaan fasilitas dan sarana penunjang dalam kegiatan

berapresiasi dapat mempengaruhi keinginan seseorang untuk tetap mangamati,


27

menghayati, menilai dan menghargai karya seni (Hugh M. Miller, 2001: 16-

19).

E. Kerangka Berfikir

Pengaruh seni dalam pembangunan watak dan kematangan jiwa masih

diyakini oleh para pendidik. Pendidikan seni memang penting untuk diberikan

terutama pada saat anak memasuki tahap perkembangan dan perubahan dalam

masa remaja. Dengan mengaktualisasikan diri melalui seni, remaja akan

belajar mengasah kepekaan perasaan, keutamaan-keutamaan yang dimiliki

oleh manusia yang utuh yang bersumber dari olah rasa itu, yaitu berempati,

bersosialisasi, peka akan kebutuhan orang lain, dan cinta damai.

Secara garis besar bermain drum adalah salah satu bagian dalam

bermain musik. Drum terutama menempati posisi ritme, sesuai dengan

posisinya kewajiban drum berfungsi menjaga tempo dan membawa irama

dalam bermain musik. Dengan demikian fungsi dan kewajiban drum secara

total adalah sebagai fondasi musik dalam bentuk ritme.

Menjadi seorang drummer tidak hanya bisa bermain drum saja tetapi

juga harus mengetahui peranan yang sesungguhnya tentang drum, baik dari

segi permainan, peralatan, panggung ataupun gaya permainan (aksi panggung)

pada saat pementasan.

Jurusan Sendratasik FBS UNNES merupakan salah satu tempat yang

mencetak banyak drummer. Bukan hanya mahasiswa yang mengambil mata

kuliah perkusi saja yang bisa bermain drum, tetapi para mahasiswa yang tidak
28

mengambil mata kuliah perkusi dan belajar bermain drum untuk kebutuhan

bermusik di luar jam kuliah. Dengan adanya aktifitas bermain musik band di

luar jam kuliah diharapkan akan menghasilkan prestasi yang tinggi dan

menjadi pemacu bagi para drummer sebagai wadah dalam bermain dan

berkarya musik. Dari penjelasan itulah peneliti ingin memaparkan kajian

tentang apresiasi mahasiswa Sendratasik dalam mengapresiasi permainan

drum dan faktor yang mempengaruhinya.

Apresiasi mahasiswa Sendratasik terhadap permainan drum

menyangkut pemahaman, penghayatan, penikmatan, dan penghargaan baik

apresiasi pada saat mendengarkan musik ataupun pada saat mendengarkan

konser musik langsung dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi

mahasiswa jurusan Sendratasik dalam mengapresiasi permainan drum dalam

rangka mencapai pengakuan estetis, ekspresi dan kreasi.

Apresiasi • Pemahaman
Mahasiswa • Penghayatan
• Penikmatan
• Penghargaan

Faktor-
Faktor Apresiasi

• Pengakuan Estetis
• Ekspresi
• Kreasi
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan

interaksi simbolik yang mempunyai sifat deskriptif, artinya permasalahan

yang dibahas dalam penelitian ini tidak berkenaan dengan angka-angka, tetapi

bertujuan untuk menggambarkan atau menguraikan tentang hal-hal yang

berhubungan dengan keadaan (Moleong, 1994:103).

B. Teknik Pengumpulan Data

Agar diperoleh data dan keterangan yang akurat, relevan, reliable,

maka harus digunakan suatu teknik pengumpulan data yang tepat sesuai

sengan tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini. Teknik pengumpulan data

yang digunakan:

1. Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi adalah teknik pengumpulan data mengenai hal-hal

yang variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,

prasasti, notulen, legger, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 1998: 236).

Dalam teknik ini data yang dicari berupa daerah letak dan bentuk kondisi

bangunan tempat latihan (studio), data keadaan mahasiswa, alat bantu, foto-

foto yang berhubungan dengan kegiatan permainan drum.

29
30

2. Teknik Observasi

Teknik observasi adalah kegiatan pengamatan, meliputi kegiatan

pemusatan perhatian terhadap sesatu objek yang menggunakan seluruh alat

indera yang dapat dilakukan melalui indera pengelihatan, penciuman,

pendengaran, peraba, dan pengecap (Arikunto, 1998: 146).

Dalam penelitian ini menggunakan jenis observasi langsung. Di

samping itu juga menggunakan kamera foto untuk mendokumentasikan

kegiatan dalam proses kegiatan pentas ataupun pada saat latihan drum untuk

membantu keabsahan data yang telah diperoleh.

3. Teknik Wawancara

Wawancara (interview) adalah sebuah dialog yang dilakukan

pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara

(Arikunto, 1998: 145).

Wawancara guna memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian

ini dilakukan kepada mahasiswa jurusan Sendratasik, baik yang mengambil

mata kuliah PIIP perkusi maupun tidak, baik yang berprofesi sebagai drummer

ataupun bukan drummer. yaitu wawancara mengenai apresiasinya terhadap

permainan drum dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi apresiasi

mahasiswa Sendratasik dalam mengapresiasi permainan drum.

C. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyusunan data agar dapat ditafsirkan.

Menyusun data berarti menggolongkan dalam pola, tema, atau kategori


31

(Nasution, 1988:126). Analisis data digunakan untuk menjawab masalah

menggunakan data yang dikumpulkan secara absah. Analsis data dilakukan

baik ketika mengumpulkan data maupun setelah mengumpulkan data. Analisis

data meliputi kegiatan mengumpulkan data, reduksi, penyajian, dan verivikasi.

Proses terakhir adalah menarik kesimpulan dan verivikasi dari permulaan

pengumpulan data sampai penelitian berakhir. Seluruh data direduksi serta

ditinjau ulang dengan diuji kebenarannya sampai benar-benar absah.

Data yang diperoleh yaitu tentang Permainan Mahasiswa Sendratasik

Terhadap Permainan Drum ditulis dan diketik dalam bentuk uraian atau

laporan terperinci. Laporan ini akan bertambah banyak dan semakin lengkap.

Laporan itu perlu direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal yang penting, dicari

tema atau polanya. Data yang direduksi memberi gambaran yang lebih tajam

tentang hasil pengamatan, juga mempermudah peneliti untuk mencari kembali

data yang diperlukan. Secara sistematis proses analisis data yang dimaksudkan

dapat digambarkan dalam model sebagai berikut:

Model Interaktif (Miles dan Huberman 1992:15-21)

Pengumpulan Data

Penyajian Data

Reduksi Data

Kesimpulan
Penarikan/verifikasi
32

D. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Untuk menetapkan keabsahan (trus worthiness) data diperlukan teknik

pemeriksaan, pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah

kriteria tertentu. Teknik yang dipakai dalam penelitian ini memakai kriterium

derajat kepercayaan (Kredibility), yaitu pelaksanaan inkuiri dengan

pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda yang sedang diteliti sehingga

tingkat kepercayaan penemuan dalam kriterium ini dapat dipakai.

Untuk menguji validitas dalam penelitian ini digunakan teknik

Triangulasi. Tujuannya adalah memverivikasi atau mengkonfirmasi informasi.

Artinya mengecek kebenaran data tertentu dan membandingkan dengan data

yang diperoleh dari sumber lain pada berbagai fase penelitian lapangan, pada

waktu berlainan, dan dengan menggunakan metode yang berlainan.

Triangulasi tidak sekedar menilai kebenaran data, akan tetapi juga

untuk menyelidiki keabsahan tafsiran kita mengenai data itu. Dengan

Triangulasi ada pula kemungkinan bahwa kekurangan dalam informasi

pertama mendapat tambahan pelengkap.

Teknik Triangulasi yang digunakan adalah dengan menggunakan

sumber data. Informasi dari berbagai mahasiswa sendratasik FBS UNNES

dipadukan dengan informasi dari berbagai pihak yaitu Dosen-dosen

Sendratasik yang berkaitan dengan permasalahan ini dan pengurus jurusan

Sendratasik sehingga data yang diperoleh dapat dapat dipercaya.


33

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Fakultas Bahasa dan Seni UNNES

Universitas Negeri Semarang mempunyai berbagai macam fakultas. Di

antaranya yaitu fakultas bahasa dan seni, yang berlokasi di jalan Sekaran Desa

Sekaran, Kecamatan Gunungpati Semarang Jawa Tengah. Fakultas Bahasa dan

Seni terletak di tengah-tengah perkampungan penduduk yang sekaligus

pemukiman tersebut dimanfaatkan sebagai rumah pondokan dan pertokoan, yang

secara tidak langsung dengan adanya Universitas ini telah membantu

perekonomian masyarakat setempat.

Kampus fakultas bahasa dan seni (FBS, UNNES) merupakan salah satu

kampus yang boleh dibilang sangat strategis. Hal ini dikarenakan letaknya di

pinggir jalan utama Desa Sekaran. Dengan berkembangnya sarana transportasi

pada akhir-akhir ini untuk menuju ke lokasi kampus fakultas bahasa dan seni

UNNES dapat dengan mudah ditempuh baik dengan kendaraan pribadi maupun

dengan angkutan umum yang beroperasi setiap hari. Angkutan umum jurusan

UNNES yang beroperasi setiap hari pasti melewati kampus fakultas bahasa dan

seni baik yang dari arah Semarang maupun dari arah Ungaran. Dari arah kota

Semarang naik angkutan jurusan UNNES kemudian turun di Masjid Ulul Albab

UNNES tepatnya di pintu masuk kampus fakultas bahasa dan seni dari arah
34

Ungaran angkutan umum jurusan UNNES yang beroperasi setiap hari hanya

sampai Masjid Ulul Albab UNNES yang terletak di sebelah kanan pintu masuk

kampus fakultas bahasa dan seni. Tetapi angkutan umum ini hanya beropersi

sampai pukul 18.00 WIB dan selebihnya hanya ojek yang beroprasi sampai larut

malam.

2. Civitas Akademika

Civitas akademika FBS UNNES meliputi: Dekan, Pembantu Dekan I,

Pembantu Dekan II, Pembantu Dekan III, Senat Fakultas, Bagian Tata Usaha,

Ketua Jurusan, Ketua Laboratorium, Dosen, dan Mahasiswa. Masing-masing

mempunyai tugas dan tanggung jawab sendiri-sendiri. Dekan mempunyai tugas

memimpin penyelenggaraan, pendidikan, penelitian, pengabdian kepada

masyarakat, membina tenaga kependidikan, mahasiswa, tenaga administratif dan

administratif fakultas. Dekan bertanggung jawab kepada Rektor. Dekan dibantu

oleh tiga orang pembantu dekan dalam melaksanakan tugasnya yaitu: (1)

Pembantu Dekan bidang Akademik yang disebut Pembantu Dekan I, yang

bertugas memimpin pelaksanakan pendidikan dan pengabdian masyarakat. (2)

Pembntu Dekan bidang Administrasi Umum yang disebut Pembantu Dekan II,

yang bertugas memimpin pelaksanaan kegiatan di bidang administrasi umum dan

keuangan. (3) Pembantu Dekan bidang Kemahasiswaan, yang disebut Pembantu

Dekan III, yang bertugas memimpin pelaksanaan pembinaan mahasiswa serta

layanan kesejahteraan mahasiswa.


35

Senat fakultas merupakan badan normatif dan perwakilan tertinggi di

tingkat fakultas yang memiliki wewenang untuk menjabarkan kebijakan dan

peraturan UNNES untuk fakultas yang bersangkutan. Tugas pokok senat fakultas

adalah merumuskan kebijakan akademik fakultas, memutuskan norma dan tolak

ukur pelaksanaan tugas fakultas, menilai pertanggungjawaban pimpinan fakultas

atas pelaksanaan kebijakan akademik yang ditetapkan, memnerikan pertimbangan

kepada pimpinan UNNES mengenai calon yang diusulkan untuk menjadi

pimpinan fakultas. Senat fakultas terdiri atas: guru besar, pimpinan fakultas, ketua

jurusan atau ketua program, dan wakil dosen.

Bagian Tata Usaha Fakultas mempunyai tugas melaksanakan administrasi

pendidikan, administrasi umum, administrasi perlengkapan, administrasi

kepegawaian, administrasi keuangan, dan administrasi kemahasiswaan di

fakultas.

Jurusan adalah pelaksana akademik pada fakultas yang melaksanakan

pendidikan akademik dan profesional dalam sebagian atau cabang ilmu

pengetahuan, olah raga, seni dan budaya. Jurusan mempunyai tugas

melaksanakan pendidikan akademik dan profesional satu atau seperangkat cabang

ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya. Dalam suatu jurusan dikelola oleh

ketua jurusan yang dibantu sekretaris jurusan. Jurusan Seni Drama Tari dan

Musik bernaung di bawah Fakultas Bahasa dan Seni, UNNES

Laboratorium merupakan perangkat penunjang pelaksanaan pendidikan

pada jurusan dalam pendidikan akademik dan profesional. Laboratorium


36

mempunyai tugas melakukan kegiatan dalam cabang ilmu pengetahuan,

teknologi, olahraga, seni dan budaya tertentu sebagai penunjang pelaksanaan

tugas jurusan sesuai dengan bidangnya.

Dosen adalah tenaga kependidikan di lingkungan fakultas yang berada di

bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Dekan. Dosen mempunyai tugas

utama mengajar, membimbing dan melatih mahasiswa, serta melakukan

penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

Mahasiswa merupakan salah satu komponen civitas akademika yang

menjadi objek pengajaran.

Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang mempunyai

beberapa jurusan, antara lain yaitu:

a. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia dengan program studi:

• Program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia S1

• Program studi Pendidikan Bahasa Jawa S1

• Program studi Sastra Indonesia S1

• Program studi Sastra Indonesia Ekstensi S1

b. Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris dengan program studi:

• Program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Inggris S1

• Program studi Sastra Inggris S1

• Program studi Sastra Inggris Ekstensi S1


37

c. Jurusan Bahasa dan Sastra Asing dengan program studi:

• Program studi Pendidikan Bahasa Perancis S1

• Program studi Sastra Perancis S1

• Program studi Bahasa Perancis Kepariwisataan D3

• Program studi Bahasa Jepang Kepariwisataan D3

d. Jurusan Seni Drama, Tari dan Musik dengan program studi:

• Program studi Pendidikan Seni Musik S1

• Program studi Pendidikan Seni Tari S1

e. Jurusan Seni Rupa dengan program studi:

• Program studi Pendidikan Seni Rupa S1

• Program studi Desain Grafis Komputer D3

3. Sarana dan Prasarana

Sarana yang mendukung aktivitas mahasiswa FBS di Universitas Negeri

Semarang yang digunakan sebagai tempat perkuliahan antara lain yaitu: Gedung

BI yang digunakan untuk perkuliahan mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra

Indonesia yang terdiri atas empat macam program studi tersebut, Gedung B2

adalah gedung yang digunakan untuk perkuliahan maasiswa Jurusan Seni Drama

Tari dan Musik, Gedung B3 yaitu gedung yang digunakan untuk perkuliahan

mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris dan sebagian dari lantai I digunakan sebagai

Tata Usaha (TU), Gedung B4 yaitu gedung yang digunakan untuk perkuliahan
38

mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Asing, Gedung B5 yaitu gedung yang

digunakan untuk perkuliahan mahasiswa Jurusan Seni Rupa dan Desain Grafis,

Gedung B6 yaitu gedung yang digunakan untuk pertunjukan dan pementasan Sani

Drama, Tari, dan Musik. Selain itu juga digunakan tempat perkuliahan praktek

tari, Gedung B7 yaitu gedung yang digunakan untuk perkuliahan praktek

mahasiswa Jurusan Seni Drama, Tari, dan Musik, selain itu juga untuk

menyimpan inventaris Jurusan Sendratasik.

Mengenai fasilitas-fasilitas yang lain yang juga mendukung aktivitas

mahasiswa FBS antara lain adanya sarana ibadah, yaitu seperti Masjid Ulul

Albab, lapangan sepak bola, lapangan bola volley, lapangan basket, kafetaria,

panggung terbuka, lapangan parkir, gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa

(PKM,FBS) dan sebuah gedung baru yang belum selesai dibangun, rencana

gedung tersebut akan dibangun sebagai gedung administrasi dan kantor jurusan

yang ada di FBS.

Kebanyakan para mahasiswa FBS UNNES bertempat tinggal di sekitar

kampus FBS yang berstatus rumah pondokan. Walaupun demikian, ada juga

mahasiswa yang asli dari Semarang, kebanyakan mereka pulang ke rumah

masing-masing dan letaknya menyebar di kota Semarang, itupun sebagian dari

mahasiswa FBS UNNES


39

4. Latar Belakang Jurusan Sendratasik FBS UNNES

Letak kampus jurusan Sendratasik agak jauh dari pusat kota. Walaupun

transportasi sudah lancar tetapi hal ini sering merepotkan bagi mahasiswa yang

memerlukan kebutuhan sehari-hari yang tidak tersedia di sekitar kampus,

sehingga mereka terpaksa harus turun ke pusat kota yang segalanya jauh lebih

lengkap. Namun demikian keadaan ini tidak berpengaruh kepada penciptaan iklim

belajar yang kondusif bagi mahasiswa, justru lingkungan yang jauh dari pusat

kota tersebut sangat menguntungkan untuk lebih fokus pada perkuliahan.

Gambar 1: Gedung Sendratasik yang digunakan untuk perkuliahan dan ruang


dosen. (Harjo Ari Wibowo.2005)
40

Gambar 2: Aula Sendratasik yang digunakan untuk perkuliahan dan pementasasan


tari atau musik. ( Harjo Ari Wibowo.2005)

Gambar 3: Gedung Sendratasik yang biasa digunakan sebagai tempat


perkuliahan dan laboratorium. (Harjo Ari Wibowo.2005)
41

Menurut Bapak Kelly Puspita salah satu dosen di Jurusan Sendratasik,

bahwa program Pendidikan Seni Musik dan program Pendidikan Seni Tari dibuka

pada tahun 1982. Proses perkuliahan pada saat itu masih dilaksanakan di kampus

lama yaitu di jalan Kelud. Kemudian pindah ke-Swakul dan kemudian kembali ke

kampus Kelud setelah itu pindah ke kampus Pegandan, dan selanjutnya di kampus

baru IKIP Semarang yang sekarang berubah menjadi Universitas Negeri

Semarang (UNNES) yang terletak di jalan raya Sekaran, Desa Sekaran,

Kecamatan Gunungpati, Semarang.

Menurut bapak Eko Raharjo, pada tahun 1992 program pendidikan

Sendratasik masih bernaung di bawah jurusan Pendidikan Seni Rupa dan

Kerajinan Tangan yang pada waktu itu di pimpin oleh Drs. Suyadi H.S,

sedangkan program Seni Tari di pimpin oleh ibu Dra. Wahyu Lestari. Kedua

program tersebut melakukan aktivitas perkuliahan di kampus kelud, selang

beberapa bulan kemudian tempat perkulahan tersebut pindah lagi di kampus

Pegandan yang pada waktu itu juga terjadi pergantian pimpinan, yaitu Drs.

Wadiyo menggantikan Drs. Suyadi H.S. dan Bapak Drs. Bintang H.P

manggantikan Ibu Dra. Wahyu Lestari.

Latar belakang dibukanya program pendidikan seni musik dan pendidikan

seni tari adalah pada waktu itu kebutuhan guru musik dan guru tari di lapangan

sangat kurang terutama di SLTP dan juga pentingnya pendidikan seni musik dan

seni tari untuk sekolah umum. Dengan diajarkannya pendidikan estetis dan
42

estetika lewat musik, adalah cara yang paling efektif, dan pendidikan seni itu satu

di antaranya adalah pendidikan seni musik.

Pada tahun 1995 program pendidikan seni musik dan seni tari

memisahkan diri dari jurusan pendidikan Seni Rupa dan Kerajinan Tangan.

Kemudian kedua program tersebut telah berubah menjadi jurusan Pendidikan

Seni Drama, Tari dan Musik yang dikenal dengan Sendratasik.

Jurusan Pendidikan Sendratasik merupakan salah satu jurusan yang

mencakup 3 program seni yaitu Seni Drama, Seni Tari, dan Seni Musik. Adapun

latar belakang dibukanya program pendidikan Sendratasik adalah menghendaki

kelulusannya mampu mengajarkan seni drama, tari, dan musik, agar dapat

memenuhi kebutuhan guru Kerajinan Tangan dan Kesenian (Kertangkes).

Dengan dibentuknya Jurusan Pendidikan Sendratsik, jurusan menyusun

dua kurikulum, yaitu untuk program pendidikan seni musik dan program

pendidikan seni tari yang berdasarkan pada kurikulum nasional 1994. Namun

pimpinan IKIP Semarang memberikan tanggapan supaya kedua kurikulum

tersebut dijadikan satu menjadi kurikulum Sendratasik, pada tahun 1995. pada

tahun 1996 kurikulum yang berlaku di Jurusan Sendratasik berubah lagi yaitu

dengan dipisahnya kurikulum pendidikan seni musik dan seni tari, sampai pada

tahun 1999. Dengan berdirinya UNNES secara otomatis, Jurusan Pendidikan

Sendratasik berubah menjadi Jurusan Sendratasik dengan Program Studi

Pendidikan Seni Musik dan Program Studi Pendidikan Seni Tari dengan

menggunakan kurikulum tahun 2004.


43

Jurusan Sendratasik dipimpin oleh Ketua Jurusan, dan dibantu oleh Ketua

Program Studi, sekretaris Jurusan dan Kepala Laboratorium. Pada tahun 2005

Ketua Jurusan Sendratasik yaitu Drs. Syahrul Syah Sinaga, M.Hum, Ketua

Program Studi yaitu Drs. Udi Utomo M.Si, Sekretaris Jurusa yaitu Agus Cahyono

dan Kepala Laboratorium yaitu Drs. Joko Wiyoso.

5. Sarana dan prasarana yang ada hubungannya dengan Drum yang dimiliki

jurusan Sendratasik

Drum adalah alat musik membranophone, karena termasuk jenis alat

musik yang bermembran dan cara memainkannya yaitu di pukul. Pada umumnya

drum set terdiri dari Bass Drum, Snare Drum, Small tom-tom, Medium tom-tom,

large tom-tom, Hi hat, Crash Cymbal, dan Ride Cymbal. Akan tetapi sekarang

banyak dijumpai drum yang bagian-bagiannya lebih dari drum set biasa,

contohnya dengan adanya penambahan tom-tom ukuran 10” yaitu lebih kecil dari

medium tom-tom, adanya dua large tom-tom, adanya dua bass drum, splash

cymbal, chinesse cymbal, dan lain-lain. Menurut Hadi Susanto mahasiswa

Sendratasik angkatan 2000, itu hanya penambahan saja. Hal ini dilakukan dalam

rangka untuk mendapatkan sound yang berbeda yang susah didapatkan dari

bagian drum set standar dan juga disesuaikan dengan kebutuhan musik dan apa

yang diinginkan seorang drummer.


44

Budi Arif mahasiswa Sendratasik angkatan 2001 mengatakan,

penambahan itu sendiri selain untuk mendapatkan sound yang diinginkan juga

agar seorang drummer dapat berkreasi sebebas-bebasnya untuk memadukan

bagian-bagian drum yang memiliki jenis suara yang berbeda dan menjadi suatu

pola ritmis yang bisa berpadu dengan alat musik lain dan enak untuk didengarkan.

Penambahan ini akan sangat menguntungkan seorang drummer dalam melakukan

demo drum untuk menunjukan semua kemampuan dan kreasinya.

Ada bermacam-macam merek dan karakter drum yang dijual di pasaran

dengan jenis dan karakter yang bermacam-macam. Adanya berbagai macam

produk drum seorang drummer dapat memilih dan menyesuaikan jenis dan

karakter drum yang cocok dengan keinginan dan selera musiknya. Dari sekian

banyak jenis drum tersebut jurusan seni musik mempunyai 3 jenis drum dengan

merek Rolling, drum ini berwarna silver dan bermembran hitam. Drum ini aktif di

gunakan dari tahun 1996 sampai awal tahun awal tahun 2001 dan selalu berada di

ruang latihan drum (band) yang berada di gedung B7, drum ini merupakan sarana

yang digunakan bagi mahasiswa yang mangambil mata kuliah PIIP Perkusi dan

digunakan untuk latihan band baik untuk latihan biasa maupun untuk persiapan

kegiatan pementasan. Akan tetapi drum rolling tersebut sampai saat ini sudah

rusak dan tidak bias digunakan lagi karena lock (pengunci membran) sudah rusak

dan rangka-rangka drum yang sudah bengkok karena perubahan suhu dan sudah

terlalu tua sehingga drum ini sudah tidak digunakan dan tidak mungkin lagi untuk

diperbaiki. Drum yang kedua bermerek Prince, drum ini berwarna hitam dan
45

bermembran putih bening. Drum ini merupakan drum kesayangan mahasiswa

sendratasik pada saat itu karena mampu menghasilkan suara yang empuk dari

setiap pukulannya dibandingkan dengan drum-drum lain yang ada di jurusan

sendratasik pada saat itu, dan drum ini hanya digunakan untuk acara pementasan

saja, sedangkan untuk latihan masih menggunakan drum rolling. Akan tetapi

drum ini juga sekarang sudah tidak bisa digunakan lagi dikarenakan sudah rusak.

Drum yang ketiga bermerek Tama Rockstar, drum ini berwarna merah dan

bermembran putih bening. Drum ini adalah drum yang paling baru dan paling

bagus yang dimiliki jurusan Sendratasik. Drum ini di beli di toko Kurnia Musik

Semarang dan drum ini langsung diaktifkan oleh Ketua Laboratorium untuk

dipakai latihan mahasiswa dikarenakan drum-drum sebelumnya sudah tidak layak

pakai lagi. Hingga saat ini keadaan drum tersebut masih baik dan digunakan oleh

mahasiswa Sendratasik untuk latihan band dan mahasiswa yang mengambil mata

kuliah PIIP Perkusi. Sebagai cadangan rangka-rangka drum dari drum rolling dan

prince yang masih bisa digunakan dipadukan menjadi satu set drum agar bisa

digunakan untuk latihan.


46

Gambar 4: Salah satu drum yang dimiliki Jurusan Sendratasik.


Sumber foto: Harjo Ari Wibowo, Juli 2005

Selain ketiga drum yang dimiliki jurusan Sendratasik ada dua set drum yang

dititipkan di laboratorim Sendratasik yaitu drum bermerek Yamaha, yaitu drum

yang dimiliki UKM Band UNNES yang pada saat itu keadaan UKM Band sedang

masa transisi kepemimpinan dan tidak ada yang merawat alat-alatnya, kebetulan

anggota UKM Band kebanyakan dari mahasiswa jurusan Sendratasik mempunyai

inisiatif untuk menyelamatkan alat-alat tersebut agar tetap terawat dan hal ini

disetujui oleh ketua Laboratorium pada saat itu yaitu Drs. Udi Utomo M.Si. Drum

yang kedua bermerek Pearl, yaitu drum milik Fakultas Bahasa dan Seni (FBS).
47

Drum ini boleh digunakan oleh jurusan-jurusan yang lain tetapi harus melewati

ijin dari fakultas.

Untuk urusan aksesoris tambahan baik jurusan seni musik maupun

mahasiswa sendratasik agaknya belum banyak yang mempunyai, ini terbukti dari

tidak dimilikinya aksesoris tambahan untuk drum tersebut oleh jurusan seni musik

pada saat main pun mahasiswa tidak pernah memakai aksesoris tambahan pada

drum. Aksesoris yang biasanya digunakan oleh drummer-drummer adalah

tambahan pada cymbal seperti splash cymbal, chinesse cymbal, double pedal, dll.

Mereka tidak menggunakan aksesoris tambahan karena memang alatnya tidak

ada, kalau memang alatnya ada pasti digunakan. Pada saat ini jurusan sendratasik

pun belum memiliki mikrofon khusus untuk drum dan masih menggunakan

mikrofon biasa sehingga suara yang dihasilkan pun masih kurang sempurna.

Canggih mahasiswa sendratasik angkatan 2003 mengatakan, tidak usah

menggunakan aksesorispun permainan drum masih tetap bisa berjalan karena

permainan drum pada sebuah lagu biasanya menggunakan peralatan drum standar

kalaupun ada suara lain yang dihasilkan oleh aksesoris tambahan dalam sebuah

lagu masih bisa diwakili oleh peralatan yang ada dalam drum standar, semua itu

kembali pada kretifitas seorang drummer.


48

B. Mahasiswa Sendratasik dalam Mengapresiasi Permainan Drum

Musik bagi mahasiswa Sendratasik merupakan hal yang tidak asing lagi,

hal ini dikarenakan hampir setiap hari mereka mendengarkan musik bahkan

memainkannya juga, karena dalam perkuliahan pun mereka selalu berhubungan

dengan alat musik. Bagi mahasiswa Sendratasik, konsentrasi musik,

mendengarkan musik atau memainkan alat musik bukan hanya untuk sekedar

iseng atau mengisi waktu luang saja melainkan sebuah tuntutan dari disiplin ilmu

yang mereka pelajari.

Kegiatan mendengarkan musik atau memainkan alat musik bukan hanya

dilakukan saat perkuliahan saja melainkan pada saat senggang pada saat ada

kegiatan dalam bermusik. Kegiatan bermusik yang ada di sekitar kampus

Sendratasik UNNES di luar mata kuliah sangat beragam dan banyak sekali, satu

diantaranya adalah band yang diadakan oleh UKM maupun kegiatan band yang

dilakukan oleh masing-masing kelompok band yang ada secara individu

perkelompok masing-masing. Dari kegiatan tersebut bermunculan para drummer.

Dari beberapa pengamatan yang dilakukan oleh peneliti khususnya untuk

jenis profesi personil dalam sebuah band, drummer secara umum mendapat

perhatian lebih dari mahasiswa Sendratasik. Hal ini terbukti banyak mahasiswa

yang ingin belajar drum baik belajar sendiri maupun minta diajari oleh senior

mereka. Danu Vidaya mahasiswa angkatan 2002 yang berprofesi sebagai bassis

mengatakan, keinginannya menjadi seorang drummer karena terlihat lebih keren

dan lebih asyik saat bermain dan terlihat lebih lepas dalam berekspresi.
49

Menurut pengamatan Zulkifli alumni Sendratasik yang berprofesi sebagai

drummer mengatakan, apresiasi mahasiswa Sendratasik terhadap peranan

drummer baik yang menyamgkut permainan ataupun yang lainnya masih pada

tahap penikmatan dan penghargaan, pengamatan tersebut berdasarkan pada

kurangnya pengetahuan dan pemahaman mereka terhadap permainan drum.

Zulkifli juga melihat bahwa mahasiswa Sendratasik masih belum dapat maksimal

dalam memahami ataupun memainkan drum dikarenakan rendahnya dan

pengetahuan mahasiswa terhadap peranan maupun drum itu sendiri.

Tingkat mengapresiasikan permainan drum berbeda antara mahasiswa satu

dengan yang lain, semua itu tergantung sebesar-besarnya kepada sikap mahasiswa

sebagai seorang apresiator. Dari hasil temuan yang peneliti lakukan di lapangan,

dalam penelitian ini ternyata peneliti mendapatkan adanya perbedaan dalam

mengapresiasikan permainan drum tersebut terlihat ketika peneliti mengadakan

pegamatan dan wawancara dengan mahasiswa yang berprofesi sebagai drummer

atau sering memainkan drum dan mahasiswa yang hanya mengamati saja. Berikut

ini beberapa gambaran mahasiswa jurusan Sendratasik dalam mengapresiasikan

permainan drum diantaranya yaitu: (1) mahasiswa Sendratasik yang hanya

sekedar mengamati dan menikmati permainan drum tanpa pernah dengan

kesadaran yang serius mempelajari permainan drum tersebut atau dengan kata

lain bukan pemain drum (2) mahasiswa Sendratasik yang sering berperan dan ikut

terlibat sebagai drummer dalam sebuah permainan musik.


50

1. Apresiasi Mahasiswa Bukan Pemain Drum

Dalam mengapresiasi permainan drum, apresiasi mahasiswa bukan

pemain drum dibagi dalam 4 tahap yaitu; penikmatan, pemahaman, penghargaan,

dan penghayatan.

a) Pemahaman

Pemahaman adalah kemampuan sesorang untuk menangkap maksud dan

arti dari apa yang di lihat atau di amati. Pemahaman mahasiswa Sendratasik

terhadap permainan drum adalah bagaimana upaya dari pengamat dalam

menangkap irama dan makna dari permainan drum tersebut.

Sazli Andi mahasiswa Seni Musik angkatan 2000 mengaku bahwa Dia

bisa memahami permainan drum, hal ini terbukti dia bisa menangkap jenis irama

yang dimainkan dalam permainan musik tersebut. Sazli juga berpendapat bahwa

drum adalah pembentuk irama dan mengatur jalannya penampilan musik dari

awal sampai akhir. Untuk masalah alat musik drum Sazli mengaku tidak terlalu

tahu, dia hanya mengetahui merek-merek drum terkenal yang sering digunakan

oleh musisi-musisi yang sering muncul di acara televisi.

Rifan Fauzi mahasiswa Seni Musik angkatan 2001 mengatakan dalam

memahami permainan drum dia mengaku kesulitan karena selama ini dia tidak

mengikuti dengan benar tentang permainan drum, dia hanya mengetahui sedikit

tentang drum setelah mengikuti mata kuliah perkusi. Rifan juga mengaku kurang
51

begitu paham mengenai teknik-teknik drum, dia lebih bisa menikmati permainan

musik secara keseluruhan.

Dari pernyataan yang diucapkan dari beberapa mahasiswa jurusan

Sendratasik dapat di tarik kesimpulan mengenai seberapa jauh mahasiswa

Sendratasik dalam memahami permainan drum. Sazli Andi salah satu contoh

mahasiswa bukan pemain drum yang bisa memahami permainan drum dan bisa

merasakan permainan drum tersebut dan mengetahui jenis irama yang di mainkan.

Sazli juga mengatakan bahwa dia tidak terlalu faham mengenai alat musik drum

dan cara menyetel drum tetapi untuk permainan dia sedikit faham tentang dasar-

dasar bermain drum. Hal yang dialami Sazli berbeda dengan apa yang dialami

Rifan, Dia mengaku kesulitan dalam memahami permainan drum, dia hanya

mengetahui dasar-dasar bermain drum dari mata kuliah perkusi akan tetapi

menurutnya itu masih sangat kurang dan dia juga kurang begitu tahu tentang

bagaimana cara mengeset drum karena selama ini dia tidak pernah mencoba untuk

mengotak-atik drum.

b) Penghayatan

Penghayatan merupakan salah satu kegiatan dalam mengapresiasi.

Penghayatan dilakukan dengan sadar tanpa prasangka untuk mendapatkan

kenikmatan sampai pada rasa pesona kemudian diakhiri dengan penghayatan pada

karya seni dan senimannya.


52

Firman Alif mahasiswa Sendratasik angkatan 2001 mengatakan bahwa dia

bisa menghayati suatu pertunjukan musik apabila musik tersebut digarap dengan

serius dan penampilan yang sempurna sehingga ada kesatuan antara personil satu

dengan yang lainnya. Mengenai permainan drum Firman mengatakan belum bisa

menghayati karena penghayatan membutuhkan proses dan waktu lama agar bisa

merasakan permainan drum dan harus mengetahui tentang irama dan permainan

drum.

Tri Setyo Utomo mahasiswa angkatan 2002 menambahkan bahwa dia bisa

menghayati permainan drum pada jenis-jenis musik tertentu seperti pada musik

Rock yang banyak menggunakan double pedal dan musik yang di variasi dengan

ketukan sinkop. Permainan dalam jenis musik seperti ini drum adalah yang paling

utama dan biasanya permaiannya lebih menonjol dibandingkan alat musik yang

lain sehingga pendengar akan lebih memperhatikan permainan drumnya.

Menurutnya sebelum menghayati permainan drum seseorang harus bisa

menikmati terlebih dahulu, dia juga mengaku ingin bisa bermain drum tetapi dia

selalu tidak sabar dalam berlatih akhirnya keinginan tersebut belum tercapai, dia

hanya bisa menghayati permainan drum karena kebetulan dia adalah pemain

kendang jadi dia tidak begitu asing dengan ketukan dan tempo.

Penghayatan adalah kegiatan berapresiasi yang sangat penting. Seseorang

akan semakin tahu dan maju apabila sudah bisa memahami dan menghayati atas

sesuatu yang sedang dipelajari atau dijalani.


53

c) Penikmatan

Dalam menikmati sesuatu seseorang mempunyai pendapat yang berbeda-

beda menurut pada pemikiran dan sudut pandang masing-masing. Apabila kita

menikmati pemandangan pegunungan di pagi hari pada saat liburan, maka kita

akan dapat merasakan kesegaran udara pegunungan, fikiran menjadi lebih segar

dan kita dapat menikmati keindahan pegunungan, hal ini akan berbeda kalau kita

mengadakan penelitian pada penikmat musik dan pemain musik. Dari musik yang

mereka dengarkan sebenarnya apa yang mereka nikmati?. Dari hasil penelitian

yang dilakukan di jurusan Sendratasik terhadap mahasiswa bukan pemain drum

apakah mereka menikmati permainan drum dalam musik yang mereka tonton dan

mereka dengar adalah sebagai berikut:

Nur Puji Ardianing (Dian), mahasiswa seni musik angkatan 2003 dalam

menikmati pertunjukan musik dia lebih mengamati performance dari setiap

personil mengenai cara berinteraksi dengan penonton, dan penguasaan panggung

karena dia lebih bisa menikmati pertunjukan musik apabila dari penyaji bisa

menampilkan sajian yang bagus dan terkesan tidak kaku. Mengenai permainan

drum Dian mengaku belum bisa menilai atau mengkritik, dia hanya bisa

merasakan tempo yang dimainkan oleh drummer apakah semakin cepat atau

semakin lambat, permainan drum akan lebih bisa dirasakan apabila tempo selalu

tetap.

Rohman Hidayat, mahasiswa Seni Musik angkatan 2003 dalam menikmati

suatu pertunjukan musik dia lebih terfokus untuk melihat kemampuan dari
54

masing-masing personil dan aransemen yang dibuat oleh penyaji, karena menurut

dia seseorang bisa belajar dari apa yang dia lihat. Hal ini dilakukan Rohman

Hidayat karena dia ingin mendalami musik lebih jauh dan belajar dari berbagai

pengalaman. Rohman juga mengaku ingin belajar dan mendalami drum, hal ini

dilakukan karena dia tertarik melihat orang bermain drum yang terkesan lepas dan

bisa melepaskan emosinya dan terlihat sangat menikmati permainannya sendiri.

Rohman juga mengatakan walaupun bukan fokus utama, drum tetap menjadi

pelengkap yang membawa kita lebih asik dalam menikmati pertunjukan musik.

Permainan terkadang tidak begitu diperhatikan oleh penikmat musik.

Dalam sebuah pertunjukan musik, khususnya band ada jenis musik tertentu yang

menonjolkan unsur lain dalam bermusik selain permainan, biasanya ini dilakukan

oleh band-band komersial. Banyak band komersil yang menggunakan senjata

dengan menulis lirik-lirik yang menyentuh, biasanya band-band seperti ini banyak

disukai oleh kaum hawa. Santya mahasiswa Seni Musik angkatan 2003 adalah

salah satu contoh mahasiswa yang menyukai jenis musik seperti ini, dalam

menikmati musik kebanyakan Santya menikmati lirik dan lagu yang di bawakan ,

musik baginya dalam sebuah lagu hanya sebuah iringan saja. Mengenai

permainan drum Santya mengaku tidak tahu sama sekali.

Dari pendapat di atas bahwa mahasiswa Sendratasik yang bukan pemain

drum dalam mengamati permainan drum hampir terjadi kesamaan. Dian dalam

menikmati pertunjukan musik lebih tertuju pada performance dan cara

interaksinya terhadap penonton dan untuk masalah permainan drum Dian belum
55

faham, Dia hanya bisa merasakan tempo yang dimainkan oleh drummer. Rohman

Hidayat dalam menikmati pertunjukan musik dia lebih memperhatikan

kemampuan dari personil dan aransemen yang diciptakan. Permainan drum

merupakan bagian dari kesuksesan dalam pertunjukan yang melengkapi suatu

grup musik. Sama halnya dengan Santya Dia kurang bisa menikmati permainan

drum karena Dia lebih terfokus pada lirik-lirik yang ada palam lagu tersebut.

Sebenarnya dia menikmati permainan drum karena Dia juga ikut bergoyang pada

saat menikmati musik tersebut, hanya saja dia tidak sadar kalau permainan yang

dia nikmati itu tidak akan nikmat kalau tidak ada permainan drum di dalamnya.

d) Penghargaan

Penghargaan adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang dari

dalam hati. Penghargaan mahasiswa satu dengan yang lainnya tentu akan berbeda.

Penghargaan adalah tingkatan apresiasi yang paling tinggi. Menghargai dan

menyukai adalah istilah-istilah yang berhubungan tetapi keduanya tidak berarti

sama. Sangatlah mungkin untuk mendapatkan kesenangan dari musik itu sendiri.

Menghargai musik berarti mendapatkan kesenangan dari musik itu sendiri dan

memahaminya dengan sungguh-sungguh mengapresiasikannya.

Muhamad Firdaus mahasiswa Seni Musik angkatan 2000 mengatakan

bahwa dia bisa mendapatkan kesenangan dari sebuah permainan drum pada jenis

musik irama tertentu seperti Fungk. Firdauus menyenangi permainan drum pada

jenis musik ini karena permainan drumnya sangat menarik dan berenergi serta
56

membuat pendengar mengangguk-anggukan kepalanya. Firdaus sedikit banyak

berusaha memahami permainan drum pada jenis musik ini, karena Dia juga

menyukai jenis musik ini dan juga karena Dia seorang Bassis, jadi Dia

membutuhkan pemahaman permainan drum untuk dijadikan tumpuan dalam

menjatuhkan ketukan bass nya membentuk Rhytem Section dalam bermain musik.

Tiyas Bayu mahasiswa Seni Musik angkatan 2003 dalam menghargai

permainan drum dalam satu grup musik Dia hanya memberikan penghargaan atau

menghargai seorang drummer sebagai anggota personil dalam satu grup musik

karena menurutnya tanpa adanya seorang pemain drum maka grup musik itu tidak

akan bisa berjalan karena drummer adalah pengendali dalam sebuah permainan

musik. Untuk masalah permainan drum Dia tidak tahu sama sekali karena Dia

tidak pernah mempelajari permainan drum karena Dia adalah pemain Keyboard.

Tiyas juga mengatakan bahwa peranan drummer sangatlah penting dalam

penyajian sebuah musik walaupun tidak semua jenis musik menggunakan alat

musik drum. Pendapat serupa juga di sampaikan oleh Arum Sari mahasiswa seni

musik angkatan 2003 bahwa Dia tidak tahu sama sekali tentang permainan drum,

menurutnya drum adalah salah satu alat musik dan dan dimainkan dengan cara

dipukul dan untuk masalah teknik permainan drum dia tidak mengetahuinya.

Tidak semua mahasiswa yang bukan pemain drum tidak bisa meghargai

permainan drum, hal ini terbukti dari pernyataan yang di ungkapkan Firdaus yang

seorang bassis, dia bisa menghargai permainan drum karena dalam bermain musik

bass dengan drum merupakan satu kesatuan dalam membentuk pondasi musik.
57

Mahasiswa yang lain mengaku belum bisa menghargai permainan drum dari segi

teknik permainan tetapi hanya bisa menghargai drummer sebagai salah satu

personal dari sebuah grup musik.

2. Apresiasi Mahasiswa Pemain Drum

Apresiasi mahasiswa pemain drum di jurusan Sendratasik terhadap

permainan drum diuraikan dalam 4 tahap yaitu; penikmatan, pemahaman,

penghargaan dan penghayatan.

a) Pemahaman

Memahami berarti tahu dan mengerti tentang apa yang sedang di amati.

Pemahaman mahasiswa pemain drum di jurusan Sendratasik dalam memahami

permainan drum adalah sebagai berikut:

Menurut Rifan Fauzan mahasiswa Sendratasik angkatan 2000 mengaku

dalam memahami permainan drum dia harus mengamati dengan sungguh-

sungguh, karena hanya dengan satu kali mendengarkan atau melihat dia belum

tentu bisa faham dengan maksud permainan drumnya. Rifan mengaku dalam

pemahaman permainan drum dalam sebuah lagu dia perlu mendengarkan kaset

secara berulang-ulang sampai benar-benar faham. Terkadang dia juga

menggunakan Walkman agar bisa mencoba langsung mengikuti lagu tersebut.

Mengenai pemahaman tentang alat dia mengaku kurang faham, aplagi dengan

kemajuan teknologi sekarang ini, dia belum pernah mencoba untuk memainkan
58

drum loop atau drum elektrik dikarenakan kampus tidak mempunyai alat tersebut

sehingga dia tidak pernah tahu.

Canggih Suprayogi mahasiswa Sendratasik angkatan 2003 mengatakan

bahwa dia perlu mendengarkan secara berulang-ulang untuk memahami sebuah

permainan drum. Canggih terbiasa belajar dengan menggunakan kaset dan

didengarkan dengan berulang-ulang sampai akhirnya dia faham dengan

permainan drumnya, bentuk iramanya dan kapan dia harus berhenti dan

memainkannya. Untuk masalah pemahaman tentang drum, Canggih mengatakan

bahwa dia mengetahui alat drum biasa aja seperti yang ada di kampus dan studio

musik sekitar. Masalah perlengkapan dan asesoris lain seperti cymbal dan double

pedal dia jarang menggunakannya karena kampus tidak mempunyai alat tersebut.

Dari beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pemahaman

mahasiswa Sendratasik terhadapa permainan drum didapatkan karena mereka

sering belajar sendiri, yaitu dengan mendengarkan kaset, membaca buku tentang

pengetahuan drum atau yang lain. Sedangkan untuk pemahaman tentang alat

mereka saat ini hanya faham dengan alat yang sudah ada sedang untuk alat-alat

dan asesoris drum yang lainnya mereka belum memahaminya.

b) Penghayatan

Menghayati permainan drum berarti suatu proses bagaimana seseorang

dengan sengaja dan tanpa prasangka ikut mengalami dan merasakan sesuatu dari

apa yang disampaikan pencipta atau pemain melalui karya seni untuk
59

memperoleh kenikmatan sampai pada rassa pesona. Berikut pernyataan

mahasiswa di jurusan Sendratasik dalam menghayati permainan drum.

Dimas mahasiswa Sendratsik angkatan 2002 mengatakan bahwa dalam

menghayati perrmainan drum perlu konsentrasi yang tinggi. Dimas mengatakan

setidaknya dia harus hafal dengan materi yang dia mainkan dan mencoba

merasakan permainannya sendiri sehingga permainan yang muncul sesuai dengan

harapan. Sedangkan dalam menghayati permainan orang lain Dimas mengaku

kurang bisa karena biasanya dalam melihat suatu pertunjukan musik biasanya

adalah keseluruhan lagu yang ditampilkan, sedangkan untuk menghayati

permainan drumnya saja perlu konsentrasi tinggi, biasanya dia hanya bisa

menikmati dan mencoba memahami permainan drumnya, belum ke tahap

menghayati.

Danu Prima Dita mahasiswa Sendratasik angkatan 2002 mengatakan

bahwa selama ini dia bisa menghayati permainan drum hanya pada jenis musik

tertentu yaitu seperti musik Rock. Menurutnya pada jenis musik ini permainan

drumnya lebih nyata dan berteknik. Danu lebih senang menikmati permainan

drum pada jenis musik ini dan terasa pas untuk didengarkan dibandingkan jika

danu mendengarkan jenis musik yang lain yang terkesan lembut dan cengeng.

Dari pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa menghayati bukan

pekerjaan yang mudah. Dimas menjelaskan bahwa dalam menghayati permainan

drum dia perlu konsentrasi yang tinggi. Dimas mengaku bahwa dia harus hafal

terlebih dahulu dengan lagu yang akan dimainkan, dia lebih sering menghayati
60

keseluruhan penampilan dalam suatu pertunjukan. Sedangkan yang di alami Danu

adalah dia lebih bisa menghayati permainan drum pada jenis musik tertentu,

karena dia suka dengan permainan drum yang terdengar mantap dan aksennya

jelas. Danu mengatakan bahwa seseorang akan bisa menghayati sebuah

pertunjukan musik apabila suka dengan musik yang dimainkan, begitu pula

apabila seseorang akan menampilkan suatu pertunjukan musik seseorang selain

suka dengan musiknya juga harus hafal dan berkonsentrasi untuk bisa menghayati

apa yang sedang dimainkan sehaingga akan muncul permainan yang bagus dan

enak untuk dinikmati yang akan membuat penonton terkesan dalam menikmati

pertunjukan tersebut terutama pada pertunjukan drumnya.

Apresiasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang dari dalam hati

tanpa adanya suatu paksaan. Dalam menikmati sesutu seseorang memiliki

pendapat yang berbeda menurut sudut pandang masing-masing, ada yang mampu

membentuk gambaran saja, ada yang mampu menginterpretasikan dan ada yang

mampu menilai dan menghargai. Hal tersebut dikarenakan karena seseorang

memiliki latar belakang yang berbeda-beda yaitu, pengalaman seseorang pernah

bermain drum, pernah mengamati permainan drum orang lain, bahkan ada yang

tidak tahu sama sekali tentang permainan drum. Seseorang akan menjadi

apresiator yang baik apabila memiliki pengalaman seni yang baik sehingga

mampu menilai dan memahami permainan drum secara obyektif. Dalam

berapresiasi dibutuhkan kemampuan untuk mamahami mengenai obyek yang


61

akan di apresiasi, karena kurangnya pemahaman akan berpengaruh terhadap

obyek yang di apresiasi dalam penilaian.

Kemampuan mahasiswa pemain drum dan mahasiswa bukan pemain drum

tentunya akan sangat berbeda. Mahasiswa bukan pemain drum biasanya kurang

memiliki pengalaman tentang permainan drum, mereka hanya sebatas mengamati,

melihat, mendengar dan menikmati tetapi mereka belum bisa memahami dan

menghargai permainan drum secara baik dan benar. Sedangkan mahasiswa

pemain drum tentunya lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa bukan pemain

drum dikarenakan mereka punya pengalaman bermain drum. Seseorang akan

menjadi apresiator yang baik apabila seseorang sudah merasakan langsung pada

apa yang di apresiasi, artinya apresiator memainkan drum secara langsung baik

dalam pentas maupun latihan biasa dan bukan hanya sebagai penikmat, tetapi

tetap menjadi intelektual apresiator yaitu tetap mencari ilmu dan sesuatu yang

tersembunyi dari permainan orang lain yang di lihat atau di dengarkan.

c) Penikmatan

Proses menikmati musik antara mahasiswa satu dengan yang lain tentu

akan berbeda. Mahasiswa Sendratasik pemain drum tentu lebih bisa menikmati

permainan drumnya dibandingkan dengan mahasiswa yang bukan pemain drum.

Berikut adalah penikmatan mahasiswa pemain drum di jurusan Sendratasik dalam

menikmati permainan drum.


62

Hadi Susanto mahasiswa angkatan 2000 menjelaskan bahwa dalam

menikmati permainan drum dia benar-benar menikmati, karena pada dasarnya dia

sangat suka dengan permainan drum sehingga dalam menikmati suatu

pertunjukan musik dia lebih terfokus untuk mengamati drummer dan

permainannya. Hadi selalu berusaha mengamati dan menikmati permainan

drumnya walaupun permainannya kurang bagus. Menurutnya selain menikmati

juga dia bisa sambil belajar, hal ini dilakukan karena dia adalah seorang

drummer.

Tri Ahmad mahasiswa Sendratasik angkatan 2002 mengatakan dalam

menikmati permainan drum dalam sebuah pertunjukan musik dia lebih tertuju

pada jenis-jenis musik tertentu. Dia lebih suka pada permainan drum yang

semangat dan membuat berkeringat sehingga terlihat lebih puas, seperti

permainan drum pada musik Punk dan Grunge. Hal ini dikarenakan dia adalah

seorang drummer sebuah grup musik punk dan dia juga suka dengan aliran musik

tersebut.

Pendapat di atas merupakan beberapa contoh tentang bagaimana cara

mahasiswa Sendratasik yang berprofesi sebagai drummer dalam menikmati

permainan drum. Kebanyakan para drummer di jurusan Sendratasik mengamati

permainan drum karena mereka adalah seorang drummer, tetapi mereka juga

mengakui bahwa dalam menikmati permainan drum mereka juga bisa sambil

belajar. Tetapi ada juga yang memilih-milih dalam menikmati permainan drum

seperti yang dikemukakan oleh Tri Ahmad tentang kesenangannya terhadap


63

permainan drum pada musik punk, karena Tri Ahmad suka dengan jenis aliran

musik ini dan permainan drumnya sangat bersemangat.

Gambar 5: Mahasiswa Sendratasik sedang berlatih drum secara individu.


Sumber foto: Harjo Ari Wibowo, Juli 2005.

d) Penghargaan

Penghargaan adalah tingkatan apresiasi yang paling tinggi. Menghargai

berarti mendapatkan kesenangan dari musik itu sendiri dan memahaminya dengan

sungguh-sungguh mengapresiasikannya. Berikut pendapat mahasiswa jurusan

Sendratasik yang berprofesi sebagai drummer dalam menghargai permainan

drum.

Reza Wahyu Adi mahasiswa Sendratasik angkatan 2003 mengatakan

bahwa penghargaan terhadap perminan drum dia dapatkan setelah dia sering

berlatih drum. Dia menyadari bahwa drum adalah alat musik yang tidak gampang
64

dan harus belajar serius dan konstan. Reza juga mengatakan bahwa pengalaman

dan pergaulan yang luas sangatlah penting, kita bisa saling tukar informasi dan

pengalaman dengan sesama drummer untuk menambah wawasan dan apresiasi

sehingga kita tidak salah dalam melangkah.

Andi Surya mahasiswa Sendratasik angkatan 2002 mengatakan bahwa dia

sangat menghargai karena dia adalah seorang drummer. Andi mengatakan bahwa

seharusnya seorang drummer faham dengan permainan drum dan Andi akan

berusaha melakukan banyak cara untuk memahami permainan drum. Setiap ada

waktu luang Andi selalu berusaha untuk pergi ke kampus degan tujuan untuk

belajar drum, Andi juga sering menonton VCD yang berisi pelajaran bermain

drum, Andi juga berusaha bisa mengamati permainan drum pada sebuah

pertunjukan musik atau konser-konser dari musisi ternama.

Menghargai permainan drum adalah sesuatu yang sulit bagi mahasiswa

yang kurang suka terhadap alat musik drum, karena untuk menghargai seseorang

setidaknya harus suka dengan alat musiknya dan punya rasa ingin tahu tentang

alat itu. Seperti yang dikatakan Reza bahwa dia bisa menghargai permainan drum

setelah dia sering berlatih dan berusaha untuk menemukan permainan drum yang

benar, Reza juga berusaha mencari teman-teman satu profesi sebagai drummer

agar bisa berbagi pengalaman dan ilmu bermain drum. Hal ini juga terjadi dengan

Andi Surya mengatakan bahwa seseorang bisa menghargai permainan apabila dia

faham dengan yang dimainkan, begitu pula dengan permainan drum. Dia

berusaha memahami permainan drum dengan berbagai cara, dia belajar di


65

kampus, menonton VCD pelajaran drum, dan mencoba mengamati permainan

orang lain.

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Apreiasi Mahasiswa Sendratasik Dalam

Mengapresiasi Permainan Drum

Kegiatan perkuliahan di jurusan Sendratasik hampir semuanya

berhubungan dengan musik. Mahasiswa bebas memilih alat musik mana yang

akan di pelajari sesuai dengan keinginan masing-masing. Namun demikian

permainan drum tidak semua mahasiswa Sendratasik mempelajarinya kecuali

mahasiswa yang berprofesi sebagai drummer, sedangkan mahasiswa yang

berprofesi bukan drummer terkadang hanya melihat dan mendengarkan belum

sampai tahap pembelajaran. Akan tetapi Sebagai mahasiswa seni musik bisa

mengapresiasi permainan drum. Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi

mahasiswa jurusan Sendratasik dalam mengapresiasi permainan drum.

1. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang datangnya dari dalam, biasanya berupa

minat dan motivasi. Faktor ini biasanya berupa faktor pendukung maupun faktor

penghambat. Berikut adalah faktor pendukung dan faktor penghambat mahasiswa

Sendratasik yang berupa minat dan motivasi adalah sebagai berikut:

a) Faktor Pendukung

Dalam mempelajari sesuatu akan sangat sulit apabila tidak diimbangi

dengan minat dari dalam untuk belajar. Minat mahasiswa Sendratasik untuk
66

mengapresiasi permainan drum banyak terlihat pada mahasiswa yang berprofesi

sebagai drummer. Reza Wahyu mahasiswa angkatan 2003 yang berprofesi

sebagai drummer mengaku berminat menjadi seorang drummer dan akan

mempelajari permainan drum secara mendalam. Reza banyak melakukan berbagai

cara untuk bisa mempelajari permainan drum, dia selalu memanfaatkan waktu

setelah kuliah untuk bermain drum, Reza mengaku banyak belajar teknik

permainan drum dari berbagai teman dan kakak kelas yang mau mengajarinya,

dari membaca buku tenteng permainan drum baik dengan cara membeli atau

meminjam, menonton pertunjukan langsung ataupun melihat VCD konser dan

juga karena pengalamannya yang sering tampil dalam suatu pertunjukan musik

sebagai drummer.

Motivasi yang mendukung dalam mengapresiasi permainan drum banyak

dialami oleh mahasiswa Sendratasik, salah satunya terjadi pada Muhamad Firdaus

mahasiswa angkatan 2000. Dia mengaku sering mengamati permainan drum

karena dia adalah seorang bassis, dia merasa bahwa permainan drum sangat

mendukungya dalam mempelajari irama-irama lagu karena dalam sebuah musik

atau lagu bass selalu bekerja sama dengan drum membentuk rhytem section. Dia

terdorong untuk mengetahui permainan drum karena dia ingin menjadi pemain

bass yang baik yang bisa berpadu dengan permainan drum dalam bentuk irama

apapun.
67

b) Faktor Penghambat

Faktor yang menghambat mahasiswa Sendratasik dalam mengpresiasi

permainan drum adalah minat mahasiswa yang hanya mempelajari mepelajari,

dalam artian mahasiswa tersebut tidak berminat untuk belajar drum. Hal ini

banyak dialami mahasiswa Sendratasik seperti Rifan Fauzi mahasiswa

Sendratasik angkatan 2001 yang berprofesi sebagai gitaris, dia mengaku tidak

bisa mengapresiasi permainan drum karena dia tidak berminat pada permainan

drum dan tidak mau berusaha untuk mempelajarinya. Rifan mengatakan bahwa

dia lebih terfokus pada permainan gitar dan berusaha mempelajari permainan

drum secara mendalam.

Minat adalah dasar dalam mempelajari sesuatu dengan demikian motivasi

tidak akan timbul apabila tidak ada minat dari dalam hati. Hal ini terjadi karena

mereka mempunyai keinginan dan kebebasan untuk memilih alat yang di senangi.

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang datangnya dari luar, biasanya berupa

faktor lingkungan yang meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolahan dan

lingkungan masyarakat serta faktor yang lainnya. Faktor eksternal bisa berupa

faktor pendukung dan faktor penghambat.

a) Faktor Pendukung

Manusia tidak akan bisa hidup tanpa ada bantuan orang lain terutama

bantuan dari keluarga. Menurut Tri Ahmad mahasiswa angkatan 2002

mengatakan bahwa dalam hal bermusik pun demikian, dia mengatakan bahwa dia
68

tidak akan bisa bermain tanpa ada dukungan dari keluarganya. Sebagai buktinya

semenjak kecil Tri Ahmad tidak pernah dilarang apabila bermain musik,

orangtuanya selelu mendukung apabila dia ingin bermain musik di rental studio

musik bahkan selalu memberinya uang saku dan selalu mengantar apabila dia

pentas atau mengikuti festival pada saat masih di bangku SLTAuntuk

menyaksikan dan memberi dukungan.

Pengalaman bermain drum Tri Ahmad semakin bertambah setelah dia

melanjutkan kuliah di jurusan Sendratasik, dia banyak mendapatkan teman yang

sama-sama ingin mendalami musik. Dia mengaku banyak mendapat tambahan

pengalaman dalam mengapresiasi permainan drum setelah bergaul dengan teman

satu jurusannya terutama dengan sesama bassis dan juga tentunya bimbingan dari

kakak kelas.

Dalam lingkungan masyarakat Tri Ahmad juga banyak mendapatkan

pengalaman, karena dia tidak hanya belajar di kampus tetapi dia juga belajar di

lingkungan rumahnya dengan cara membentuk sebuah grup band dan dia

berperan sebagai drummer. Dia mangatakan bahwa belajar langsung dengan

instrumen adalah proses belajar yang paling baik untuk lebih memahami alat dan

permainan drum itu sendiri.

b) Faktor Penghambat

Lingkungan terkadang memberi perngaruh baik akan tetapi juga terkadang

kurang bisa mendukung. Hal ini terjadi pada Nur Puji Ardianing mahasiswa

angkatan 2003 yang biasa di panggil Dian mengaku bahwa lingkungan di


69

rumahnya kurang mendukung untuk belajar musik. Orang tua Dian tidak suka

dengan musik dan sibuk dengan pekerjaannya sehingga Dian merasa sendiri

dalam belajar musik. Mengenai permainan drum Dian mengaku kurang begitu

tahu, dia sering mengamati permainan drum apabila pacarnya sedang bermain

drum karena pacarnya adalah seorang drummer tetapi dia tidak mencoba

mengamati dan memahami permainan drumnya karena dia adalah seorang

vokalis.

Dian adalah salah satu mahasiswa Sendratasik, tetapi dia mengaku masih

sulit untuk mengamati permainan drum karena dia lebih sering mengamati vokal.

Dalam menikmati suatu pertunjukan musik Dian lebih sering mengamati

performance dari keseluruhan personil penampil terutama pada vokalisnya.

Dalam lingkungan masyarakat di rumah Dian merupakan orang yang jarang

keluar rumah, dia akan keluar rumah kalau ada kepentingan sehingga dia merasa

kurang berkembang apabila sering di rumah makannya dia sekarang memilih kos

di daerah dekat kampus agar bisa belajar di kampus dan bertanya dengan teman-

temannya apabila menemukan kesulitan.

Dian adalah mahasiswa Sendratasik yang kurang bisa dalam

mengapresiasi permainan drum. Hal ini dikarenakan lingkungan keluarga dan

masyarakatnya kurang mendukung. Dian hanya bisa belajar musik apabila sering

berada di kampus, tetapi apresiasi dalam bidang vokal tidak diragukan.


71

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Apresiasi Mahasiswa Sendratasik Terhadap Permainan Drum

untuk Setelah dilakukan penelitian pada mahasiswa Sendratasik FBS

UNNES terhadap permainan drum dapat disimpulkan mahasiswa Sendratasik

menunjukan sikap yang apresiatif, terutama pada mahasiswa yang berprofesi

sebagai drummer dan sering terlibat langsung dalam sebuah pertunjukan menjadi

pemain drum. Kebanyakan dari mereka yang berprofesi sebagai drummer bisa

memahami permainan drum yang mereka lihat dan mau belajar untuk mendalami

permainan drum dan mereka juga merasa senang dan nyaman sebagai seorang

drummer. Sedangkan mahasiswa yang bukan permain drum mereka kurang bisa

berapresiasi dikarenakan kurangnya pengalaman dalam hal permainan drum dan

rasa ingin tahu mereka cukup rendah sehingga tingkat apresiasi mereka hanya

pada taraf penikmatan. Hal ini terbukti dengan adanya sikap bahwa mereka

memperhatikan permainan drum pada sebuah lagu hanya sekedar menikmati

lagunya sedangkan untuk memahami permainan drumnya mereka belum bisa.


72

2. Faktor yang Mempengaruhi Apresiasi Mahasiswa Jurusan Sendratasik

Dalam Mengapresiasi Permainan Drum

Faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa Sendratasik dalam

mengapresiasi permainan drum ada 2 macam yaitu faktor internal dan faktor

eksternal. Pada faktor internal , faktor yang mendukung adalah minat dan

motivasi dari mahasiswa untuk mempelajari permainan drum dengan kemauan

sendiri dan didasari rasa suka, sedangkan faktor penghambatnya adalah seseorang

lebih termotivasi pada instrumen lain sehingga tidak terlalu memperhatikan drum

dan teknik permainannya. Pada faktor eksternal, faktor yang mendukung

mahasiswa dalam mengapresiasi permainan drum adalah dorongan keluarga,

teman sekolahnya dan lingkungan sekitar yang selalu mendorong untuk selalu

berapresiasi dalam bermusik sedanglan untuk faktor penghambatnya adalah

lingkungan keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakatnya tidak ada yang

mendukung, hal ini dikarenakan mereka tidak tahu dan tidak peduli tentang

permainan drum.

B. Saran

1. Pemain drum yang baik adalah tahu tentang apa yang dimainkan dan bisa

merasakan sehingga perlu adanya peningkatan apresiasi tentang permainan

drum yaitu meningkatkan jadwal latihan.


73

2. Perlu adanya penambahan sarana dan prasarana di jurusan Sendratasik FBS

UNNES yang berhubungan dengan drum agar mahasiswa tetap semangat

berlatih dan tidak merasa ketinggalan zaman.

3. Perlu adanya dukungan lingkungan terutama teman sekampus dan diadakan

latihan bersama sesama drummer yang ada di jurusan Sendratasik FBS

UNNES agar bisa saling memberik masukan dan berbagi pengalaman.

4. Harus sering berlatih dan membaca buku tentang pengetahuan drum dan

meningkatkan jam terbang.


74

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, dkk 1998. Psikologi umum. Yogyakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:


PT.Bima Aksara.

Bastomi, Suwaji. 1992. Apresiasi Kesenian Tradisional. Semarang: Semarang


Press.

Budidharma, Pra. 2000. Bukan Sekedar Teori. Dalam Hai Musik No. 1. Jakarta
PT. Penerbitan Remaja Hai.

Denny AJD. 2003. Panduan Praktis Bermain Drum. Jakarta. PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia.

Djelantik, A. A. M. 1990. Pengantar Dasar Ilmu Estetika. Denpasar: Sekolah


Tinggi Seni Indonesia (STSI) Denpasar

Evans Nye. Robert. 1961. Music In Teh Elementary School. New York: Prantice
Hall Inc.

Gunawan, H. 1987. Pelajaran Seni Musik. Surakarta: Widya Duta.

Hadi, S. 1985. Seni Musik. Klaten: PT. Intan Pariwara.

Hardjana, S. 1983. Estetika Musik. Jakarta: Depdikbud.

Harvey, Cristine. 1996. Motivasi Yang Sukses Dalam Sepekan. Jakarta Megapoin

Hornby, As. 1987. Oxford Advanced Learners Dictionari of Current English.


Oxford University Press.

Miller & Hugh M. 2001. Apresiasi Musik. Yogyakarta: Yayasan Lentera Budaya.

Jamalus. 1988. Musik dan Praktek Perkembangan Buku Sekolah Pendidikan


Guru. Jakarta: CV. Titik Terang.

Koentjaraningrat. 1991. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT.


Gramedia.

Maryoto. 1989. Sejarah Musik. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi.

Meleong. 1989. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
75

Pandjaitan, Todung. 2000. Boom Bass Tech. Dalam Hai Musik No. 1. Jakarta: PT.
Penerbitan Remaja Hai.

Rochaeni. 1989. Seni Musik III. Bandung: Ganesa Exact.

Roy Burns, 2003. Mau Jadi Drummer Profesional? Ini Penduannya! Jakarta. PT.
Gramedia Pustaka Pratama.

Sudarsono, 1991. Pendidikan Seni Musik. Jakarta: Departemen P&K.

Suharto, dkk. 1995. Serba-serbi Keroncong. Jakarta: Musika.

Sukohardi, 1987. Teori Musik Umum. Yogyakarta: PML.

Wadiyo, 1991. Musik Pop Indonesia Dan Kemungkinan Penggemarnya dalam


Pendidikan Seni Musik Di Sekolah Dalam Media (No. 7 Th. XIV
Desember) FPBS IKIP Semarang.

Winkel, W.S. 1982. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Gramedia.


PEDOMAN OBSERVASI

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi pada:

- Jurusan Sendratasik (seni musik) FBS UNNES sebagai lokasi penelitian

apresiasi mahasiswa jurusan Sendratasik terhadap permainan drum.

- Peneliti melaksanakan observasi pada apresiasi mahasiswa Sendratsik

terhadap permainan drum mulai dari beberapa tahapan yaitu penikmatan,

penghargaan, pemahaman, dan penghayatan.

- Peneliti melaksanakan observasi pada peralatan yang dibutuhkan dalam

bermain drum, mulai dari peralatan dasar sampai pada peralatan pendukung

lainnya.

- Peneliti melaksanakan observasi untuk mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi apresiasi mahasiswa jurusan Sendratasik dalam mengapresiasi

permainan drum.
PEDOMAN WAWANCARA

Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara pada:

I. Dosen Jurusan Sendratasik dan pengelola Lab Sendratasik

- Bagaimana latar belakang berdirinya jurusan Sendratasik di Fakultas Bahasa dan

Seni UNNES ?

- Ada berapa drum yang dimiliki jurusan selama ini?

- Ada berapa peralatan yang dimiliki jurusan yang bisa menunjang sarana dan

prasarana para drummer di jurusan seni musik?

- Ada berapa ruang yang diguakan untuk latihan band mahasiswa seni musik dan

berapa luas ruang tesebut?

- Bagaimana proses peminjaman alat (drum) yang ada di lab?

- Faktor-faktor apa sajakah yang banyak mempengruhi mahasiswa seni musik

dalam mengapresiasikan permainan drum pada kelompok rum selama ini?

II. Mahasiswa Sendatask

- Apa yang mendorong mahasiswa Sendratasik (seni musik) dalam mengapresiasi

permainan drum pada kelompok band.

- Bagaimana penikmatan mahasiswa jurusan dalam menikmati permainan drum?

- Bagaimana pemahaman mahasiswa jurusan Sendratasik dalam memahami

permainan drum?

- Bagaimana penghayatan mahasiswa jurusan Sendratasik dalam menghayati

permainan drum?
- Bagaimana penghargaan mahasiswa jurusan Sendratasik dalam menghargai

permainan drum?

- Media apa saja yang membantu mereka dalam mengapresiasi permainan drum?

- Permainan drum pada jenis musik apa yang mereka sukai?

- Teknik apa saja yang telah mereka pelajari


PEDOMAN DOKUMENTASI

Dalam nengumpulkan data penulis mendokumentasikan:

1. Foto gedung B2 Sendratasik FBS UNNES

2. Foto gedung B6 Sendratasik FBS UNNES

3. Foto gedung B7 Sendratasik FBS UNNES

4. Foto Instrumen drum Sendratasik FBS UNNES

5. Foto mahasiswa Sendratasik berlatih drum

You might also like