Professional Documents
Culture Documents
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan kesidang panitia ujian
skripsi pada:
Hari:
Tanggal:
Pembimbing I Pembimbing II
NIP.13111876210 NIP.131691527
Mengetahui:
NIP. 131764053
ii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan didepan sidang panitia ujian skripsi Fakultas Ilmu
Hari : Senin
Penguji Skripsi
NIP. 131876207
Anggota I Anggota II
NIP.13111876210 NIP.131691527
Mengetahui:
Dekan
NIP. 130367998
iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil
karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian
atau seluruhnya. Pendapat/ temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
Agus purwati
Nim.3101401022
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
(1) Cobaan tidak hanya kesusahan saja tetapi juga kesenangan, Jangan pernah menyerah
(Penulis).
(2) Janganlah kamu merasa lemah dan jangan susah karena kamu pasti menang asal
(QS.Al-imron: 139)
v
SARI
vi
hasil tangkapan. Gerakan nelayan Cilacap tahun 1978-1998 adalah merupakan
bentuk reaksi atas berbagai kebijakan dengan berbagai permasalahan nelayan
yang kompleks yang diakibatkan oleh peran organisasi nelayan dan pemerintah
yang kurang menjalankan perannya sebagaimana mestinya.
vii
PRAKATA
SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-nya, sehingga penulis
Kasus Nelayan Cilacap tahun 1978-1998)”. Sebagai salah satu syarat guna
1. Dr. H. Ari Tri Soegito, SH. MM., selaku Rektor Universitas Negeri
Semarang .
3. Drs. Jayusman, M.Hum., selaku ketua jurusan sejarah Fakultas Ilmu Sosial
skripsi.
skripsi.
6. Drs. Ba’in, M.Hum, selaku dosen penguji yang telah menguji dan
viii
7. Kepala PPNC Cilacap yang telah membantu kelancaran penulisan skripsi
Penulis
ix
DAFTAR ISI
PERNYATAAN..................................................................................... iv
SARI ....................................................................................................... vi
DAFTAR ISI.......................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
B. Permasalahan ............................................................................ 6
C. Tujuan ....................................................................................... 6
D. Manfaat ..................................................................................... 6
x
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN CILACAP
B. Keadaan Alam………………………………………………………..24
C. Riwayat Singkat……………………………………………………...27
INDONESIA
1. Masa Hindia-Belanda……………………………………………...34
2. Masa Kemerdekaan………………………………………………..38
3. Undang-undang Perikanan………………………………………..54
xi
C. Gerakan Nelayan Cilacap Tahun 1978-1998………………………...80
BAB V PENUTUP……………………………………………………………...100
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..106
LAMPIRAN-LAMPIRAN……………………………………………………...107
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
1
BAB I
PENDAHULUAN
adalah 12 mil yang diukur dari garis yang menghubungkan titik terluar pada
pesisir. Gerakan nelayan merupakan suatu reaksi atas suatu aksi yang
mendukung kebijakan ini, antara lain Jaring Trawl, Jaring Pukat, Pukat
Lingkar dan Pukat Harimau. Penggunaan alat ini dikukuhkan dalam Surat
Penerapan kebijakan ini memberi hasil yang besar namun disatu sisi
yang didominasi oleh kaum pendatang, karena nelayan tradisional tidak dapat
penghasilan akibat sumber daya ikan yang rusak karena penggunaan trawl
Keppres No. 39/1980 yang berisi tentang pelarangan penggunaan Trawl, Bom
dan alat sejenisnya yang merusak ekologi kelautan. Dasar pertimbangan dari
3
Akibat dari proses ini adalah kemiskinan dan kesenjangan sosial ekonomi
yang cukup besar oleh satu kelompok dalam masyarakat nelayan dalam
dibangun di laut seperti penambangan Pertamina dan Biji besi. Pada masa
pangkalan militer dalam menghadapi segala ancaman yang berasal dari luar.
(benteng pendem).
nelayan masih tetap dalam kemiskinan dan kesenjangan antara pemilik modal
Gerakan sosial nelayan Cilacap pada masa orde baru merupakan salah
dengan tuntutan penghapusan jaring trawl, Protes kedua tahun 1982 dengan
tuntutan penyelesaian modifikasi alat trawl; Protes ketiga tahun 1998 tentang
5
serta berperan memicu protes ini serta peran pemerintah yang kurang
realitas masyarakat kita. Berbeda dengan gerakan sosial petani yang sering
dibicarakan dan menjadi bahan kajian yang cukup mendalam gerakan nelayan
jarang dikupas dan dikaji. Kajian nelayan lebih mengarah pada kehidupan
ekonomi nelayan yang selalu tertinggal/ kemiskinan tanpa adanya suatu reaksi
ekologi nelayan yang selalu terganggu oleh adanya faktor-faktor dari dalam
B. Permasalahan
kemaritiman?
C. Tujuan
D. Manfaat
Baru.
E. Ruang Lingkup
pendatang.
penelitian ini adalah tahun 1978-1998, masa ini terjadi berbagai gejolak
baik kecil/ besar, dimulai dari adanya protes yang terjadi pada tahun 1970
besarnya gaji yang diterima oleh para ABK, hingga protes yang terjadi
adalah masyarakat yang miskin hal ini merupakan suatu keironisan dari
F. Tinjauan Pustaka
oleh adanya dominasi nelayan Bagan siapi-api etnis tionghoa dalam segala
faktor produksi seperti jaring dan peralatan lain sejak tahun 1982.
tuntas.
trawl. Pada perlawanan ketiga masalah keadilan dan masalah yang terkait
produksi.
menteri.
Sistem ini masih dipakai diberbagai daerah seperti sistem hak wilayah laut
Pada derajat tertentu dapat menjadi obyek pemilik tunggal berbeda dengan
merupakan akibat dari kebijakan Orde Baru yang lebih berorientasi pada
Alat tangkap Trawl sebagai salah satu bentuk dari penerapan Blue
Revolution merupakan alat tangkap yang produktif yang tidak selektif dan
G. Metode Penelitian
yaitu suatu proses menguji dan menganalisa secara historis rekaman peristiwa
yang diabadikan dalam bentuk kaset, dokumen dan peninggalan masa lampau
(Goschalk, 1975:32).
Langkah-langkahnya:
1. Heuristik
a. Studi Pustaka
Negeri Bahari.
Bajak laut.
b. Wawancara
kebijakan yang selama ini diciptakan untuk para nelayan ternyata tidak
kebijakan yang tidak sesuai/ tepat sasaran. Gerakan nelayan ini dilatar
2. Kritik Sumber
Salah satunya adalah kasus Cilacap yang terjadi pada tahun 1997.
17
Buku ini relevan karena kurun waktu sesuai dengan tema yang dibahas
3. Interprestasi
lain sedemikian rupa sehingga fakta yang satu dengan yang lain kelihatan
sebagai satu rangkaian yang masuk akal menuju kecocokan satu sama lain.
18
ekonomi dan kultural. Oleh Karena itu penulis dalam penelitian ini
yang ada dalam masyarakat nelayan, yang sangat dipengarui oleh Adat,
4. Historiografi
secara logis menurut urutan kronologis yang tematis yang jelas dan mudah
kurangnya harus memenuhi 4 hal yaitu: detail faktuil yang akurat, struktur
H. Sistematika Skripsi.
meliputi: Masa Hindia-Belanda sampai akhir Orde Lama. Masa Era Orde
Undang-undang Perikanan.
nelayan Cilacap 1982, Protes nelayan Cilacap 1998 dan Pengaruh dari
gerakan nelayan.
BAB II
GAMBARAN UMUM KABUPATEN CILACAP
timur dan 7”30”-7’45’20” garis lintang selatan. Luas wilayah kurang lebih
6,94 % dari luas propinsi Jawa Tengah yaitu 225.360,40 Ha, termasuk
Kabupaten Brebes
daerah yang mempunyai wilayah laut/ pantai. Tujuh Kecamatan ini adalah
Talun, Desa Tritih Kulon, Desa Kutawaru, Desa Donan, Desa Jetis, Desa
Adiraja, Desa Ujung Alang, Desa Ujung Gagak, Desa Binangun, Desa
umum merupakan sawah dan lahan kering, baik sawah tadah hujan,
hektar.
Cilacap1998).
dengan alat tangkap yang modern. Hasil yang diperoleh lebih banyak
perikanan tambak kurang lebih 421.52 Ha, perikanan kolam 573.96 hektar
dan perairan umum seluas 598.6 Ha. Potensi perairan laut Kabupaten
Cilacap meliputi wilayah territorial dan ZEE Indonesia. Oleh karena itu
1998).
Cumi-cumi. Budidaya ikan berupa tambak, air tawar, laut dan pembenihan
23
ikan. Jenis komoditas ekspor adalah udang, tuna, cangkalan, layur, bawal,
2. Iklim
pertahun, dengan jumlah hari hujan 147.4 hari. Bulan basah dengan curah
hujan lebih dari 200 mm perbulan. Pada bulan lembab dengan curah hujan
udara laut. Curah hujan tertinggi pada bulan November dan terendah pada
bulan Mei. Suhu maksimum 32.6 derajat dan suhu minimum 24.2 derajat.
musim ikan yaitu musim dimana keadaan laut di daerah penangkapan ikan
musim panen. Pembagian ini didasarkan pada keadaan laut, keadaan angin
dan curah hujan. Jika curah hujan tinggi maka nelayan tidak melaut karena
penangkapan ikan.
24
musim timur adalah angin yang berhembus dari timur, angin ini
penangkapan Ikan baru. Faktor curah hujan kecepatan angin bagi nelayan
B. Keadaan Alam
dibagian selatan. Dataran rendah di Jawa terdiri dari dua bagian yaitu bagian
selatan dan utara. Daerah bagaian utara Jawa banyak dialiri sungai, bagian
selatan sedikit dialiri sungai. Sungai dibagian selatan terputus oleh beberapa
dan udang, sehingga nelayan banyak mencari ikan di muara sungai, sebagai
akibatnya nelayan Cilacap banyak yang pergi melaut ke tempat yang lebih
kapal motor. Nelayan yang melaut ke lokasi yang dekat seperti perairan pantai
Cilacap tengah dengan 6 m dipermukaan air laut. Jarak terjauh dari barat ke
25
timur adalah 152 yaitu dari Dayeuhluhur ke Nusawungu. Dari utara ke selatan
23-198 dpl
8-10 dpl
4. Wilayah bagian selatan umumnya datar dan landai yang merupakan daerah
jenis yaitu:
Majenang
26
Karangpucung
dan Kawunganten
dan Kawunganten
C. Riwayat Singkat
Nama Cilacap sudah ada pada tahun 1736 (berdasar peta Francois Valantin)
dan tahun 1817 (berdasar peta Rafles), dalam buku Rafles menyebutkan
selatan yang menjadi bagianya, satu dari tiga Asisten Residen di Karsidenan
50-51).
disamping jembatan darurat yang dibangun di atas kali Serayu Desa Slarang.
dijabat oleh seorang Bupati yang menjalankan tugasnya dibantu oleh wakil
atau yang biasa disebut dengan Patih. Selain itu dibantu oleh sejumlah
29
meski jawatan ini tetap ditengah pertempuran, mereka tidak difungsikan untuk
yangterdiri dari 820.742 jiwa adalah wanita dan 821.983 jiwa adalah pria.
Yang terdiri dari belum sekolah berjumlah 146.557 jiwa, usia belajar sejumlah
23.551 jiwa dan usia lanjut berjumlah 154.251 jiwa. (Laporan BPS Ciacap).
kabupaten Cilacap adalah salah satu penghasil padi dan pemasok padi di Jawa
Tengah. Memiliki lahan sawah seluas 63.452 hektar atau 26.67 %. Hasil
pertanian berupa Padi, Jagung, Ketela Rambat, dan Kedelai. Selain tanaman
Sedang daerah laut atau perikanan juga memiliki peran yang sama
besarnya, sebagai pemasok perikanan laut. Hasil laut berupa Ikan, Udang,
serta jenis Ikan Laut lainnya. Daerah penangkapan utama adalah Segara
nelayan pemilik.
kelas Patron dan Clien. Patron adalah orang-orang yang memilki modal,
Oleh karena itu selalu dalam posisi yang tidak menguntungkan. Dimana
adalah merupakan salah satu dari hubungan yang tidak seimbang seperti
hal-hal diatas.
mengabaikan bahaya yang disebabkan oleh kondisi alam dan iklim seperti
ombak besar dan hujan deras yang disertai dengan angin kencang.
32
sedang 10% adalah menganut agam Kristen (1.05%), Hindu (0.35%) dan
Budha (0.11%). Ajaran Kejawen masih dipegang erat oleh masyarakat, masih
ada pesta sesaji dan penyembahan terhadap roh leluhur. Hampir diseluruh
masih dipercaya adanya mitos Dewi Sri, sehingga dilaksanakan sedekah bumi
pesisir adanya kepercayaan pada Nyi Roro Kidul, diadakan sedekah laut.
upacara rutin.
antara 0-6 m di atas permukaan air laut serta beriklim tropis dengan suhu 26.4
Buruh Tani, Buruh Industri, Pedagang, PNS dan lain-lain (laporan Memori
BAB III
DI INDONESIA
1. Masa Hindia-Belanda
Ordonansi ini menetapkan lebar laut wilayah sepanjang 3 mil laut yang
diukur dari garis wilayah daratan (garis air surut pulau atau bagian pulau).
kemaritiman tunduk pada peraturan ini karena ordonasi ini juga mengatur
35
harus mendapat izin dari pemerintah, jika lebih dari 3 mil maka laut
Kelautan).
Fungsi dan tugas dari departemen ini tidak berubah dari fungsi dan tugas
yang disebut Suisan Shidozo. Terjadi penyatuan perikanan darat dan laut
Karang di perairan pantai dalam jarak tidak lebih dari 3 mil laut.
(3) Bagi yang bukan warga negara Indonesia harus dengan izin
Menteri pertanian.
sehari-hari.
2. Masa kemerdekaan
urusan pertanian.
Struktur ini tidak bertahan lama, pada tanggal 9 April 1957 susunan
perikanan dikoordinasikan.
pulau dan terbesar mempunyai sifat dan corak tersendiri. Kedua, bagi
kepulauan dan laut yang terletak diantaranya harus dianggap sebagai suatu
bulat.
wilayahnya sendiri-sendiri.
tersebut diatas.
terletak didalam batas-batas garis laut wilayah serta udara dan dasar laut.
42
alam yang ada didalamnya baik hewani dan nabati serta kekayaan bahan
1945.
Kompartemen Maritim.
Kekayaan Laut. Keadaan ini tidak berlangsung lama pada tahun 1965
mewarisi kondisi ekonomi yang cukup parah. Inflasi pada tahun 1966
mencapai angka kurang lebih 650 %. Struktur sosial, politik dan ekonomi
hampir runtuh. Harga beras pada akhir tahun 1965 menjadi Rp. 17.500,
yang parah pada tahun 1966 dan 1967 adalah berusaha memperbaiki
No. 163 tahun 1966, Departemen Minyak dan Gas Bumi serta Departemen
Perhubungan.
position yang kuat bila menghadapi institusi yang lebih tinggi hierarki
merdeka.
terjadilah konglomerasi yang rapuh dan dengan satu tiupan krisis moneter
tahun 1971. Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk meningkatkan taraf
2005:23).
adalah Jaring Trawl, Pukat harimau, Pukat udang dan Jaring berkantong.
a. Jaring Trawl
dan jaring yang disebut gawang (beam) yang merupakan sepasang alat
pembuka dan dua jaring yang ditarik oleh dua buah kapal bermotor.
Nama lainnya dikenal dengan Pukat Tarik, Tangkul Tarik, Jaring Tarik
dan Jaring Trawl Ikan, Pukat Langgasi. Alat tangkap ini merupakan
alat yang produktif untuk berbagai jenis ikan dasar utamanya udang.
47
ketegangan sosial.
waktu satu tahun terhitung 1 Juli 1980 sampai 1 Juli 1981 jumlah
sebesar Rp. 500.000,00. Kapal dan alat penangkapan ikan akan disita.
Trawl di Indonesia kecuali Laut Arafura dan sekitar Irian Jaya, masih
Desember 1982.
50
berlaku.
b. Pukat Udang.
udang adalah:
dimanfaatkan.
c. Jaring Berkantong.
dibedakan secara pasti apakah alat tangkap tersebut mirip Trawl dan
berikut:
end).
pertanian No 767/kpts/IK.210/10/1988.
3. Undang-Undang Perikanan.
tercantum bahwa: “Segala badan negara dan peraturan yang ada masih
masih berlaku.
54
Surat keputusan menteri pertanian dan lain lain, yang pada dasarnya
Eklisif.
menteri pertanian.
penangkapan ikan.
Eklusif Indonesia.
penangkapan ikan.
3 jalur penangkapan ikan yaitu jalur penangkapan ikan I, II dan III, semula
perairan pantai diukur dari permukaan air laut pada surut terendah pada
setiap pulau sampai dengan jarak 6 mil laut ke arah laut. Jalur
a. Perairan pantai yang diukur dari permukan air laut pada surut
diperbolehkan untuk:
dimodifikasi.
Perairan pantai diluar 3 mil laut sampai dengan 3 mil laut hanya
diperbolehkan untuk:
1.000 meter.
penangkapan ikan I sampai dengan 12 mil laut ke arah laut, pada jalur ini
ukuran.
seine hanya boleh beroperasi di luar Jawa 100 mil laut garis
tradisional terabaikan.
60
ini tetap kurang tepat sasaran karena kelautan masih dalam bargaining
marjinalisasi masih terus berlanjut. Hal lain dipicu adanya kebijakan Orde
tepat sasaran, karena hanya dinikmati oleh satu kelompok pemilik modal
besar dari luar daerah saja. Kebijakan yang dikeluarkan pemerintah selama
izin dengan non pemilik izin hal ini terjadi mulai masa Hindia belanda
hingga Indonesia telah merdeka bahkan sampai sat ini. Ikatan patron-klien
62
semakin kuat dan nelayan sulit lepas dari ikatan ini. Sehingga ada kesan
penyelewengan.
63
BAB IV
selalu berani, terbuka, mempunyai tingkat emosi yang tinggi serta cenderung
berikut:
rakyat.
Dari ketiga persoalan diatas persoalan yang paling mendasar dan terus
yang dimiliki nelayan sebagai nelayan tradisional dan pendega adalah bahwa
mereka tidak bisa menghindari adanya sistem sosial budaya yang disadari/
mendapat garansi dari oknum-oknum aparat sipil dan militer di daerah dan
pusat (data 4). Kerusuhan masa berupa pembakaran kapal yang terjadi pada
dalam tatanan sistem birokrasi sipil sejak tingkat pusat hingga ke daerah
masyarakat setempat.
66
ketika pada tahun 1975 adanya kedatangan nelayan yang berasal dari luar
Cilacap. Nelayan tersebut antara lain adalah nelayan Tegal, Brebes, nelayan
maka teknologi tangkap perikanan Trawl dan Pukat Harimau hampir semua
jaungkauan pencarian ikan Kapal Trawl yang berada di tengah laut. Kapal
67
Hal ini membuat para nelayan lebih memilih untuk menjadi ABK
Kapal Trwal, karena hasil tangkapan ikan yang tidak mampu mencukupi
perbaikan nasib bisa terjadi. Sungguh sesuatu yang ironis karena nelayan
jauh dengan nelayan tradisional. Hal ini diungkapkan oleh Tohirin sebagai
berikut:
ketika pada Agustus 1978 para ABK merasa tidak diperlakukan adil oleh
juragan kapal trawl dan adanya masa paceklik dimana ABK kesulitan
68
bertemu di laut atau membawa kapal kedarat menurunkan para ABK dan
nelayan Cilacap:
dapat dilihat dari ukuran perahu yang lebih besar dan alat tangkap
Perolehan hasil tangkapan oleh nelayan modern lebih banyak. Hal ini
Harimau/ Trawl untuk menjaring ikan berbagai ukuran dan jenis pada
(Nasution, 2005:11).
protes.
para ABK Kapal Trawl yang membuang ikan, hal ini dianggap
2002: 68).
penanggung jawab kapal dan anak buah kapal). Juragan memiliki ciri
kenaikan gaji ABK, pembagian hasi tangkapan yang tidak adil dan
Tauke Cina.
(10-14 hari) mampu membawa hasil tangkapan ikan 3-4 ton. Hasil ini
yang harus dibagi dengan anggota yang ikut dalam kapal (data 5).
saja ditanggapi dengan negatif. Laut adalah milik nenek moyang yang
diwariskan secara turun temurun dan hanya untuk mereka, orang luar
awak Kapal Pukat Harimau menuntut agar gaji mereka dinaikan. Pada saat
Tuntutan lain adalah agar kapal Pukat harimau tidak beroperasi di perairan
rumah yang merupakan milik Etnis Tionghoa. Pemicu dari unjuk rasa ini
adalah adanya isu akan datangnya Kapal Trawl sejumlah 500 kapal Pukat
pemilik modal besar dari luar daerah dan persaingan yang tidak seimbang
diantaranya:
(Wahono, 2002:167).
keterbatasan sumber daya ikan dan sifat open acces dari perikanan
(Nasution, 2002:12).
nelayan.
hanya dalam acara pemilihan ketua dan wakil dari nelayan yang
sebagai ancaman.
dengan masa pasca kolonial. Seperti pada masa kolonial pada masa
alternatif pembangunan.
adalah tertib sosial yang semu, yaitu tertib tetapi penuh dengan
perjuangan ke-2 Tahun 1982 dan perjuangan ke-3 pada Tahun 1998.
tercapai akibat tidak tepat sasaran. Dimana hanya dinikmati oleh sekelompok
kecil nelayan.
(Tribawono, 2002:68).
putih dan windu yang harganya lebih mahal. Sifat biologis udang adalah
senang berada di tepi/muara sungai. Oleh karena itu Kapal Trawl banyak
81
diantara nelayan dalam berbagai skala usaha harus bersaing secara ketat.
harimau.
menangkap ikan yang pada saat itu dikuasai oleh Kapal Trawl serta
Padahal nelayan tradisional saat itu sulit menangkap ikan bahkan sering
Dengan solusi ini diharapkan semua ketegangan yang ada pada masyarakat
nelayan selama ini selesai dan tidak terjadi adanya konflik yang sama.
besar. Meski masalah telah selesai akan timbul masalah yang kembali.
sepakat timbulah hal yang tak terduga yang akhirnya pada tindakan yang
tangkap yang semula bukan termasuk Jaring Trawl ternyata menjadi alat
termasuk dalam Jaring Trawl. Hal ini menimbulkan konflik dan keresahan
No. 11 tahun 1982 tentang daerah wilayah penangkapan dan alat tangkap
yang boleh digunakan. Dengan Keppres ini diharapkan konflik akan reda
dan tidak terjadi lagi pelanggaran yang dapat merugikan satu pihak
terutama nelayan.
masih mendominasi, hal yang sama terjadi pada perlawanan yang ketiga,
hari jumat kliwon oleh para nelayan pendatang Etnis Tionghoa, padahal
bordeline expansion).
nelayan pemilik dari Etnis Tionghoa dalam segala bidang usaha perikanan
baik dari segi penangkapan dan penyediaan faktor produksi seperti jaring
dan peralatan lain. Pertarungan ini sering dimenangkan oleh individu atau
87
yang masuk ke wilayah Cilacap. Kapal ini adalah kapal yang memakai
penduduk asli yang menjadi ABK kapal para pendatang, karena hasil yang
tidak adil karena merasa mereka yang berhak menikmati apa yang
kliwon oleh nelayan pendatang yang selama ini disakralkan oleh nelayan
masyarakat nelayan.
selalu terjadi pada masyarakat yang heterogen. Konflik ini muncul dalam
ekonomi para pemilik modal besar dari luar daerah dan persaingan yang
yang ada.
bentuk ancaman bagi usaha perikanan yang dilakukan selama ini. Isu ini
dibantah oleh Cembong yang juga pemilik kapal, Hanya ada kapal 5-10
yang akan didatangkan ke Cilacap dan hal ini sudah dibicarakan dengan
bahwa dana pembangunan pintu sudetan telah disetujui dan dana tersebut
telah disetujui dan diturunkan dari pusat ke daerah. Setelah beberapa bulan
pelabuhan.
saja. Dana pada saat itu belum keluar, perlu waktu dan perencanaan yang
90
Oktober 2005).
pertanian agar air laut yang asin tidak masuk persawahan, sehingga sawah
pinggiran pantai tetap subur. Karena pintu keluar dari muara sungai terlalu
jauh, sebagai jalan pintas yang efektif akhirnya para nelayan lebih
memilih lewat pintu sudetan. Karena pintu sudetan yang sempit kapal-
gelombang air laut dapat masuk ke Kaliyasa karena kolam menjadi Muara
22 Oktober 2005).
dengan orang yang dapat dipercaya oleh mereka. Oleh karenanya dalam
nelayan hanya untuk memilih ketua dan wakil nelayan yang akan
tepat sasaran tetapi juga sistem pelelangan ikan yang diberlakukan pada
TPI yang tidak memberikan hasil yang layak bagi nelayan, karena
keuntungan sebesar-besarnya.
dan pemerintah daerah. Hasilnya adalah Daun pintu Sudetan segera dibuka
92
dengan perjuangan tahun 1998, dimana dalam keadaan krisis dan kondisi
Udang 3 kali lipat, tetapi tingkat persaingan makin tinggi karena wilayah
menurun.
93
Perjuangan dengan masa bagi nelayan dianggap lebih memberi hasil yang
pengawasan terhadap masa serta tidak dengan tuntutan yang jelas, dan
pelelangan ikan yang kurang adil (dikuasai oleh satu bakul dengan harga
yang ditetapkan oleh bakul) yang tujuannya untuk keuntungan bakul ikan
pembakaran kapal serta penjarahan rumah, toko milik para Touke Cina.
mempunyai kekuatan yang tidak bisa dianggap remeh. Mereka akan selalu
bereaksi terhadap apapun yang dirasa merugikan nelayan. Aksi ini dapat
berupa cara-cara diam atau dengan anarkis. Terdapat beberapa pengaruh dari
tidak begitu sangat terlihat, setelah gerakan nelayan ini kehidupan nelayan
kembali seperti biasa. Bagi nelayan aksi ini adalah sebagai wujud/bukti
95
oleh Kapal Trawl. Dengan protes nelayan kehidupan nelayan akan kembali
pendatang).
merasa selama ini bersikap baik terhadap nelayan tradisional tetapi dengan
adanya aksi nelayan mereka merasa yang paling sangat dirugikan. Rumah
bahwa kami tidak bersalah kenapa kami yang menjadi korban. Kami
96
sangat trauma dan takut untuk memulai usaha kami kembali. Semua
tumpuan hidup telah musnah dan tidak ada ganti rugi apapun dari pihak
pemerintah. Kami bahkan tidak tahu harus minta bantuan dan tolong pada
akibat positif bagi nelayan, dimana nelayan lebih efisien dalam waktu dan
bahan bakar untuk keluar laut. Jalur yang dilalui nelayan tidak perlu
memutar. Perahu catir dan compreng dapat bebas berlalu lalang tanpa
takut kecelakaan.
tidak ada. Dengan keadaan ini membuat kapal-kapal nelayan yang lalu-
setiap tahun dan memerlukan dana yang cukup besar. Kapal-kapal kandas
yang dibawa gelombang laut dan kapal menabrak tentaprot akibat tidak
lagi disikapi dengan cara kekerasan. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi
hal sama. Setelah peristiwa tahun 1998 hampir tidak terjadi lagi aksi-aksi
nelayan yang anarkis, nelayan merasa lebih nyaman dan merasa tenang.
November 2004).
terhadap adanya dominasi oleh kaum pendatang, karena para Tauke Cina
bahasa Cina juga menjadi alasan lain dari sikap angkuh para Tauke Cina.
pendatang harus tunduk pada aturan yang ada dalam masyarakat nelayan
asli.
99
BAB V
PENUTUP
penguasa alat modern yang bermodal besar (nelayan Cina Bagan) dengan
Trawl masih beroperasi. Modifikasi jaring tangkap meski telah diatur juga
melakukan gerakan.
kedatangan nelayan yang berasal dari luar daerah Cilacap yaitu para Tauke
Gerakan nelayan Cilacap dilakukan dalam tiga tahap yaitu pertama tahun
100
penyelesaian alat tangkap modifikasi trawl dan ketiga tahun 1998 dengan
tuntas terkait dengan masalah sosial, ekonomi dan budaya. Yang menjadi
Cina yang kurang menghargai tradisi pelarangan melaut pada hari jumat
pemerintah Orde baru yang dirasakan nelayan daerah kurang adil, tidak
SARI
Lampiran 2
BIODATA INFORMAN
MOTTO
(1) Cobaan tidak hanya kesusahan saja tetapi juga kesenangan, Jangan pernah menyerah
(Penulis).
(2) Janganlah kamu merasa lemah dan jangan susah karena kamu pasti menang asal
(QS.Al-imron: 139)
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil
karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian
atau seluruhnya. Pendapat/ temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
Agus purwati
Nim.3101401022
106
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan kesidang panitia ujian
skripsi pada:
Hari:
Tanggal:
Pembimbing I Pembimbing II
NIP.13111876210 NIP.131691527
Mengetahui:
NIP. 131764053
107
PRAKATA
SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-nya, sehingga penulis
Kasus Nelayan Cilacap tahun 1978-1998)”. Sebagai salah satu syarat guna
1. Dr. H. Ari Tri Soegito, SH, MM, selaku Rektor Universitas Negeri
Semarang .
3. Drs. Jayusman, M.Hum, selaku ketua jurusan sejarah Fakultas Ilmu Sosial
skripsi.
skripsi.
6. Drs. Ba’in, M.Hum, selaku dosen penguji yang telah menguji dan
Penulis
109
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan didepan sidang panitia ujian skripsi Fakultas Ilmu
Hari:
Tanggal:
Penguji Skripsi
NIP.
Anggota I Anggota II
NIP.13111876210 NIP.131691527
Mengetahui:
Dekan
Drs. Sunardi
NIP. 130367998
110
Lampiran 2
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
1. Lokasi Penelitian………………………………………………………………25
2. Informan……………………………………………………………………….28
3. Perahu/ kapal modern………………………………………………………….31
113
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………………………...ii
PENGESAHAN KELULUSAN………………………………………………….iii
PERNYATAAN…………………………………………………………………..iv
SARI………………………………………………………………………………vi
PRAKATA……………………………………………………………………….vii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….viii
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………..
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN
B. Permasalahan………………………………………………………….6
C. Tujuan…………………………………………………………………6
D. Manfaat………………………………………………………………..6
Tinjauan Pustaka
Metode Penelitian
Sistematika Skripsi
114
B. Keadaan Alam
C. Riwayat Singkat
INDONESIA
1. Masa Hindia-Belanda
2. Masa Kemerdekaan
3. Undang-undang Perikanan
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
116
adalah:
dan dikuasai
menimbulkan konflik
Borderline Expansions).
nelayan asli.
118
versus buruh dan Patron versus Client, yang pada dasarnya adalah
dkk, 2002:174).