You are on page 1of 42

FUNGSI DAN PENGERTIAN AKUNTANSI BIAYA

A. Pendahuluan
Akuntansi biaya merupakan bagian yang integral dengan financial accounting.
Akuntansi biaya adalah salah satu cabang akuntansi yang merupakan alat
manajemen dalam memonitor dan merekam transaksi biaya secara sistematis, serta
menyajikannya informasi biaya dalam bentuk laporan biaya. Biaya (cost) berbeda
dengan beban (expense), cost adalah pengorbanan ekonomis yang dikeluarkan
untuk memperoleh barang dan jasa, sedangkan beban (expense) adalah expired cost
yaitu pengorbanan yang diperlukan atau dikeluarkan untuk merealisasi hasil, beban
ini dikaitkan dengan revenue pada periode yang berjalan. Pengorbanan yang tidak
ada hubungannya dengan perolehan aktiva, barang atau jasa dan juga tidak ada
hubungannya dengan realisasi hasil penjualan, maka tidak digolongkan sebagai cost
ataupun expense tetapi digolongkan sebagai loss.

B. Manfaat Akuntansi Biaya


Tujuan atau manfaat akuntansi biaya adalah menyediakan salah satu
informasi yang diperlukan oleh manajemen dalam mengelola perusahaan, yaitu
untuk :
1. Perencanaan dan Pengendalian Laba. Akuntansi biaya menyediakan informasi
atau data biaya masa lalu yang diperlukan untuk menyusun perencanaan, dan
selanjutnya atas dasar perencanaan tersebut, biaya dapat dikendalikan dan
akhirnya pengendalian dapat dipakai sebagai umpan balik untuk perbaikan
dimasa yang akan datang.
2. Penentuan Harga Pokok Produk atau Jasa. Penetapan harga pokok akan dapat
membantu dalam : (a) penilaian persediaan baik persediaan barang jadi maupun
barang dalam proses, (b) penetapan harga jual terutama harga jual yang
didasarkan kontrak, walaupun tidak selamanya penentuan harga jual
berdasarkan harga pokok, (c) penetapan laba.
3. Pengambilan Keputusan oleh Manajemen.

C. Klasifikasi Biaya
Akuntansi biaya bertujuan untuk menyajikan informasi biaya yang digunakan
untuk berbagai tujuan, sehingga penggolongan biaya juga didasarkan atas
disesuaikan dengan tujuan tersebut. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk
menggolongkan biaya diantaranya :
1. Berdasarkan Fungsi Pokok Perusahaan
a. Factory Cost (Biaya Produksi)
1. Biaya Bahan Baku (Direct Material Cost)
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor Cost)
3. Biaya Tidak Langsung (Factory Overhead)
b. Commercial Expense (Operating Expense)
1. Marketing and Selling Expense
2. General & Administration Expense
2. Berdasarkan Periode Akuntansi
a. Capital Expenditure (Pengeluaran Modal). Pengeluaran ini akan memberi
manfaat pada beberapa periode akuntansi. Jenis pengeluaran ini
dikapitalisirdan dicantumkan sebagai harga perolehan. Suatu pengeluaran
dikelompokkan sebagai capital expenditure jika pengeluaran ini memberi
manfaat lebih dari satu periode akuntansi, jumlahnya relatif besar, dan
pengeluaran ini sifatnya tidak rutin.
b. Revenue Expenditure (Pengeluaran Penghasilan). Pengeluaran ini akan
memberi manfaat pada periode akuntansi dimana pengeluaran ini terjadi.
Pengeluaran ini menjadi beban pada periode tersebut, dan dicantumkan
dalam income statement. Suatu pengeluaran dikelompokkan sebagai revenue
expenditure jika pengeluaran tersebut memberi manfaat pada periode
terjadinya pengeluaran tersebut, jumlahnya relatif kecil, dan umumnya
pengeluaran ini sifatnya rutin.
3. Berdasarkan Pengaruh Manajemen Terhadap Biaya
a. Biaya Terkendali (Controllable Cost). Adalah biaya yang secara langsung
dapat dipengaruhi oleh seorang manajer tingkatan tertentu dalam jangka
waktu tertentu.
c. Biaya Tidak Terkendali (Uncontrollable Cost). Adalah biaya yang tidak dapat
dipengaruhi oleh seorang manajer atau pejabat tingkatan tertentu.
4. Karakteristik Biaya Dihubungkan Dengan Keluarannya
a. Biaya Engineered. Adalah elemen biaya yang mempunyai hubungan phisik
yang eksplisit dengan output.
b. Biaya Discretionary. Biaya ini disebut juga managed cost atau programmed
cost adalah semua biaya yang tidak mempunyai hubungan yang akurat
dengan output.
d. Biaya Commited atau biaya kapasitas. Adalah semua biaya yang terjadi
dalam rangka untuk mempertahankan kapasitas atau kemampuan organisasi
dalam kegiatan produksi, pemasaran dan administrasi.
5. Pengaruh Perubahan Volume Kegiatan Terhadap Biaya
a. Biaya Tetap. Yaitu biaya yang jumlah tidak dipengaruhi oleh perubahan
volume kegiatan sampai pada tingkatan tertentu. Biaya tetap perunit berubah
berbanding terbalik dengan perubahan volume kegiatan.
b. Biaya Variabel. Biaya variabel mengasumsikan hubungan linear antara biaya
aktifitas tersebut. Biaya variabel yaitu biaya yang jumlah totalnya berubah
secara sebanding dengan perubahan volume kegiatan, semakin besar volume
kegiatan maka semakin besar pula jumlah total biaya variabel.
c. Biaya Semi Variabel. Yaitu biaya dimana jumlah totalnya berubah sesuai
dengan perubahan volume kegiatan, akan tetapi sifat perubahannya tidak
sebanding/proporsional.
6. Berdasarkan Objek yang dibiayainya
a. Biaya Langsung. Biaya yang terjadi atau manfaatnya dapat diidentifikasi
kepada objek atau pusat biaya tertentu.
b. Biaya Tidak Langsung. Biaya yang terjadi atau manfaatnya tidak dapat
diidentifikasi pada objek atau pusat biaya tertentu, atau biaya yang
manfaatnya dinikmati oleh beberapa objek atau pusat biaya.
D. Sistem Akuntansi Biaya
Sistem akuntansi biaya (cost system) dapat dikelompokkan menjadi dua
sistem yaitu :
1. Actual Cost System (Sistem Harga Pokok Sesungguhnya). Yaitu sistem
pembebanan harga pokok kepada produk atau pesanan yang dihasilkan sesuai
dengan harga pokok yang sesungguhnya dinikmati. Pada sistem ini, harga pokok
produksi baru dapat dihitung pada akhir periode setelah biaya sesungguhnya
dikumpulkan.
2. Standard Cost System (Sistem Harga Pokok Standar). Yaitu sistem pembebanan
harga pokok kepada produk atau pesanan yang dihasilkan sebesar harga pokok
yang telah ditentukan/ditaksir sebelum suatu produk atau pesanan dikerjakan.

E. Sistem Pengumpulan Harga Pokok


1. Job Order Cost. Yaitu suatu metode pengumpulan harga pokok produk yang
dikumpulkan untuk setiap pesanan atau kontrak. Jadi setiap ada pesanan
mempunyai harga pokok tersendiri yang dibuat dalam job cost sheet. Pada
metode ini, produksi dilakukan untuk memenuhi pesanan pelanggan.
2. Process Cost. Yaitu metode pengumpulan harga pokok produk dimana biaya
dikumpulkan untuk setiap satuan waktu. Pada metode ini, proses produksi
diperusahaan dilaksanakan secara terus menerus, barang yang dihasilkan
homogen, dan perhitungan harga pokok produksi didasarkan atas waktu. Pada
metode ini, produksi dilakukan untuk memenuhi stock.

F. Manfaat Biaya Perunit


1. Perusahaan Manufaktur
Sistem akuntansi biaya memiliki tujuan pengukuran dan pembebanan biaya
sehingga biaya perunit dari suatu produk dapat ditentukan. Informasi biaya perunit
adalah sangat penting bagi perusahaan manufaktur untuk penilaian persediaan,
penentuan laba, dan pengambilan keputusan lainnya. Pengungkapan biaya
persediaan dan penentuan laba adalah kebutuhan pelaporan keuangan yang dihadapi
setiap perusahaan pada setiap akhir periode.
Untuk menentukan biaya perunit, maka total biaya yang digunakan
tergantung tujuan informasi tersebut. Perusahaan dapat menggunakan biaya
produksi, atau biaya variabel, atau biaya produksi ditambah biaya non produksi.
Untuk pembuatan laporan keuangan untuk pihak eksternal, maka informasi biaya
perunit diperoleh dari total biaya produksi, sedangkan untuk pengambilan keputusan
untuk menerima atau menolak pesanan khusus, dalam kondisi perusahaan
beroperasi dibawah kapasitas produksi, maka informasi biaya yang dibutuhkan
adalah informasi biaya variabel.
2. Perusahaan Jasa
Perusahaan jasa juga memerlukan informasi biaya perunit. Pada dasarnya
untuk menghitung biaya perunit antara perusahaan jasa maupun perusahaan
manufaktur adalah sama. Pertama sekali, perusahaan jasa yang disediakan dan
mengidentifikasi total biaya untuk unit jasa yang disediakan.
Perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur menggunakan data biaya
dengan tujuan yang sama, yaitu untuk menentukan profitabilitas, kelayakan untuk
memperkenalkan layanan baru, membuat keputusan harga jual dan lainnya, hanya
perusahaan jasa tidak memerlukan data biaya untuk menentukan nilai persediaan,
karena jasa tidak menghasilkan produk fisik.

G. Kalkulasi Biaya Produk Tradisional


Kalkulasi biaya produk tradisional hanya membebankan biaya produksi pada
produk. Pembebanan biaya utama keproduk tidak memiliki kesulitan, karena dapat
menggunakan penelusuran langsung atau penelusuran penggerak yang sangat
akurat. Tetapi sebaliknya, biaya overhead memiliki masalah dalam pembebanan
biaya ke produk, karena hubungan antara masukan dan keluaran tidak dapat
diobservasi secara fisik.
Dalam sistem biaya tradisional, untuk membebankan biaya ke produk
digunakan penggerak aktifitas tingkat unit (unit level drivers), karena ini merupakan
faktor yang menyebabkan perubahan biaya sebagai akibat perubahan unit yang
diproduksi. Contoh penggerak tingkat unit yang secara umum digunakan untuk
membebankan overhead meliputi :
1. Unit yang diproduksi
2. Jam tenaga kerja langsung
3. Tenaga kerja langsung (rupiah)
4. Jam mesin
5. Bahan langsung
Setelah mengidentifikasi penggerak (driver) tingkat unit, lalu memprediksi
tingkat keluaran aktifitas yang diukur oleh penggerak tersebut, yaitu apakah
berdasarkan aktifitas aktual yang diharapkan (expected activity level) dan aktifitas
normal (normal activity level). Expected activity level adalah output aktivitas yang
diharapkan dicapai oleh perusahaan pada tahun yang akan datang, sedangkan
normal activity level adalah output aktivitas rata-rata yang merupakan pengalaman
perusahaan dalam jangka panjang. Aktivitas normal mempunyai keunggulan berupa
penggunaan tingkat aktifitas yang sama dari tahun ketahun, sehingga pembebanan
overhead ke produk tidak begitu berfluktuasi.

H. Keterbatasan Sistem Akuntansi Biaya


Tarif pabrik menyeluruh dan tarif departemental telah digunakan beberapa
dekade dan terus digunakan secara sukses. Namun pada beberapa situasi tarif
tersebut menimbulkan distorsi yang dapat membuat stress perusahaan yang
berproduksi dalam lingkungan produksi canggih (advanced manufacturing
environment). Gejala-gejala dari sistem biaya yang ketinggalan jaman diantaranya
sebagai berikut :
1. Hasil dari penawaran sulit dijelaskan
2. Harga pesaing nampak lebih rendah sehingga kelihatan tidak masuk akal.
3. Produk-produk yang sulit diproduksi menunjukkan laba yang tinggi.
4. Manajer operasional ingin menghentikan produk-produk yang kelihatan
menguntungkan.
5. Marjin laba sulit dijelaskan
6. Pelanggan tidak mengeluh atas biaya naiknya harga
7. Departemen akuntansi menghabiskan banyak waktu untuk memberi data
biaya bagi proyek khusus.
8. Biaya produk berubah karena perubahan peraturan pelaporan
1.1. Perbedaan Akuntansi Biaya dengan Akuntansi Keuangan
Akuntansi biaya adalah bagian dari akuntansi keuangan yang membicarakan biaya
dalam arti luas. Sebagaimana diketahui bahwa tujuan akuntansi keuangan adalah
menyajikan laporan keuangan yang terdiri atas neraca, laporan laba-rugi, laporan
laba ditahan, dan laporan arus kas. Akuntansi biaya sebagai bagian dari akuntansi
keuangan hanya menyajikan sebagian elemen dari laporan laba-rugi yaitu eleman
biaya.
Akuntansi biaya dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu (1) akuntansi biaya
yang berhubungan dengan penentuan harga pokok produk dan pengendalian biaya
yang biasanya disebut akuntansi biaya; dan (2) akuntansi biaya yang berhubungan
dengan pengambilan keputusan yang biasanya disebut akuntansi manajemen.

1.2. Pengertian dan Klasifikasi Biaya


Dalam Akuntansi Biaya dikenal dua istilah, yaitu cost (harga pokok/harga perolehan)
dan expense (biaya/beban). Harga pokok adalah pengorbanan yang diukur dalam
satuan uang berupa pengurangan aktiva atau terjadinya kewajiban untuk
mendapatkan barang atau jasa yang akan memberikan manfaat di masa yang akan
datang. Biaya adalah harga pokok yang telah memberikan manfaat dan telah habis
dimanfaatkan. Dalam praktik, istilah biaya digunakan untuk kedua pengertian
tersebut di atas.

Klasifikasi biaya:
1. Elemen produk (harga pokok produk):
a. Bahan baku (direct materials)
Bahan (materials) dibedakan menjadi bahan baku dan bahan penolong (indirect
materials). Bahan baku adalah semua bahan yang dapat diidentifikasikan dengan
produk jadi, yang dapat ditelusur ke produk jadi, dan yang merupakan bagian
terbesar dari biaya produksi. Bahan penolong adalah semua bahan yang bukan
termasuk bahan baku.
b. Tenaga kerja langsung (direct labor)
Tenaga kerja dapat dibedakan menjadi tenaga kerja langsung (direct labor) dan
tenaga kerja tidak langsung (indirect labor). Tenaga kerja langsung adalah semua
tenaga kerja yang melaksanakan proses produksi yang dapat ditelusur ke produk jadi
dan merupakan bagian terbesar dari biaya tenaga kerja. Tenaga kerja tidak langsung
adalah semua tenaga kerja yang tidak dapat dipertimbangkan sebagai biaya tenaga
kerja langsung.
c. Overhead pabrik (factory overhead)
Biaya overhead pabrik adalah semua biaya produksi selain biaya bahan baku dan
biaya tenaga kerja langsung. Oleh karena itu, biaya overhead pabrik terdiri atas biaya
bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung, dan biaya produksi tidak
langsung lainnya.
Kata kunci: Analisis Biaya Pemasaran, Pengendalian Biaya, Penyusunan Anggaran
Biaya, Pengumpulan Biaya Pemasaran yang Sesungguhnya Terjadi, Analisis
Penyimpangan Biaya.

1. Analisis Biaya Pemasaran


Aktivitas pemasaran sangat penting untuk menunjang kegiatan perusahaan dalam upaya
mencapai tujuannya, untuk itu sampai tingkat tertentu hal itu diimbangi pula dengan
besarnya biaya pemasaran yang harus dikeluarkan oleh perusahaan. Pengertian biaya
pemasaran dibedakan menjadi dua kategori yaitu :
“Dalam arti sempit, biaya pemasaran diartikan sebagai biaya penjualan, yaitu biaya-biaya
yang dikeluarkan untuk menjual produk ke pasar. Dalam arti luas biaya pemasaran
meliputi semua biaya yang terjadi sejak saat produk selesai diproduksi dan di simpan
dalam gudang sampai dengan produk tersebut diubah kembali dalam bentuk uang tunai”.
( Mulyadi, 1992 )
Karena pertambahan jumlah dan proporsi biaya pemasaran terhadap total biaya, maka
sangat diperlukan strategi dan kebijakan pengendalian atas biaya pemasaran yang tepat.
Dalam strategi dan kebijakan pengendalian biaya pemasaran diperlukan analisis biaya
pemasaran yang memadai. Analisis ini meliputi :
1. Analisis baya pemasaran menurut biaya atau obyek pemasaran.
2. Analisis biaya pemasaran menurut fungsi pemasaran.
3. Analisis biaya pemasaran menurut usaha pemasaran. ( Mulyadi, 1992 ).

2. Pengendalian Biaya Pemasaran


Pengendalian merupakan salah satu aktivitas fungsional yang melekat pada pengertian
manajemen sebagai sebuah aktivitas.
“ Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan dan
pengendalian sebagai upaya anggota organisasi dan proses penggunaan semua sumber
daya organisasi lainnya untuk tercapainya tujuan organisasi yang telah ditetapkan”.
( Stoner, 1992 )
Dari definisi di atas, tampak bahwa pengendalian merupakan salah satu aspek dari proses
manajemen dalam upaya pencapaian tujuan organisasi. Pengertian pengendalian menurut
Usry-Matz ( 1987 ) :
“Pengendalian merupakan usaha sistematis perusahaan untuk mencapai tujuan dengan
cara membandingkan prestasi kerja dengan rencana. Kegiatan harus terus menerus
diawasi jika manajemen ingin tetap berada dalam batas-batas ketentuan yang telah
digariskan. Hasil nyata dari setiap kegiatan dibandingkan dengan rencana dan bila
terdapat perbedaan besar dapat diabil tindakan perbaikan”.
Definisi ini memberikan gambaran yang nyata akan keharusan adanya perbandingan
kondisi nyata dengan rencana sebagai makna pengendalian.
Pengendalian biaya pemasaran merupakan salah satu bidang pengendalian biaya secara
keseluruhan. Pengertian biaya pemasaran ditinjau dari kegiatan pemasaran adalah
meliputi semua biaya dalam rangka menyelenggara kan kegiatan pemasaran yaitu :
a. Order getting cost yang merupakan biaya untuk memperoleh pesanan.
b. Order Filling Cost yang merupakan biaya untuk memenuhi pesanan.
Apabila ditinjau dari segi terjadinya biaya pemasaran, pengertian biaya pemasaran adalah
semua biaya yang terjadi dalam rangka memasarkan produk yang timbul dari saat produk
siap dijual sampai dengan diterimanya hasil tunai penjualan.

3. Penyusunan Anggaran Biaya Pemasaran


Penyusunan biaya pemasaran sangat dipengaruhi oleh besarnya anggaran penjualan yang
diharapkan akan dapat dicapai oleh perusahaan, oleh karena itu penyusunan anggaran
biaya pemasaran dilakukan setelah anggaran penjualan disusun. Langkah-langkah dalam
menyusun anggaran biaya pemasaran adalah sebagai berikut :
a. Menyusun anggaran biaya pemasaran berdasarkan jenis atau elemen biaya pemasaran.
b. Mendistribusikan setiap jenis biaya pemasaran ke dalam setiap fungsi pemasaran

4. Pengumpulan Biaya Pemasaran yang Sesungguhnya Terjadi


Langkah-langkah dalam pengumpulan biaya pemasaran yang sesungguhnya terjadi
adalah meliputi :
a. Atas dasar dokumen atau bukti asli transaksi biaya pemasaran yang sah.
b. Mendistribusikan biaya pemasaran sesungguhnya terjadi kepada setiap fungsi.
c. Mengalokasikan biaya pemasaran yang sesungguhnya terjadi dari setiap fungsi ke
dalam setiap pusat laba yang digukanan dalam menanalisis efektifitas usaha pemasaran.

5. Analisis Penyimpangan Biaya Pemasaran


Pengawasan biaya pemasaran tidak cukup dengan menentukan profitabilitas setiap pusat
laba dalam usaha pemasaran, tetapi juga bagaimana perusahaan dapat melaksanakan
kegiatan pemasaran dengan efisien. Cara yang lazim digunakan adalah dengan mengukur
kegiatan setiap fungsi pemasaran dengan menggunakan tarip yang dianggarkan atau tarip
standar.
Untuk melakukan analisis biaya pemasaran, ada dua kategori pendekatan analisis yaitu :
a. Analisis menurut jenis biaya atau obyek pengeluaran.
b. Analisis biaya pemasaran menurut fungsi pemasaran.

6. Konsep Operasional variabel


Ada dua variabel yang diperbandingkan dalam penelitian ini yaitu :
a. Biaya pemasaran yang dianggarkan.
b. Biaya pemasaran yang sungguh-sungguh terjadi.
Pengertian pajak
Pajak adalah iyuran wajib yang dipungut oleh pemerintah dari masyarakat (wajib
pajak) untuk menutupi pengeluaran rutin negara dan biaya pembangunan tanpa balas jasa
yang dapat ditunjuk secara langsung.

Pengetian pajak menurut bebetapa ahli :

1.Prof Dr Adriani

pajak adalah iuran kepada negara yang dapat dipaksakan, yang terutang oleh wajibpajak
membayarnya menurut peraturan derngan tidak mendapat imbalan kembali yang dapat
ditunjuk secara langsung.

2. Prof. DR. Rachmat Sumitro,SH

pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara (peralihan kekayaan dari kas rakyat ke sector
pemerintah berdasarkan undang-undang)

(dapat dipaksakan dengan tiada mendapat jasa timbal (tegen prestasi)yang langsung
dapat ditunjukkan dan digunakan untuk membiayai pengeluaran umum.

Lima unsur pokok dalam defenisi pajak

• Iuran / pungutan
• Pajak dipungut berdasarkan undang-undang
• Pajak dapat dipaksakan
• Tidak menerima kontra prestasi
• Untuk membiayai pengeluaran umun pemerintah

Karakteristik pokok dari pajak adalah: pemunngutanya harus berdasarkan undang-


undang. diperlukan perumusan macam pajak dan berat ringannya tariff pajak itu, untuk
itulah masyarakat ikut didalam menetapkan rumusannya.

Ketentuan mengenai penghasilan tidak kena pajak (PTKP)


1. untuk wajib pajak pertahun PTKP adalah Rp. 2.880.000;

2. untuk istri dan suami Rp. 1.440.000;

3. tambahan untu8k seorang istri Rp. 2.880.000; diberikan sapabila ada


penghasilan istri yang digabungkan dengan penghasilan suami dalam hal
istri.

4. Rp. 1.440.000;tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah ,misalnya


(ayah,ibu atau anak kandung atau semenda) dalam garis keturunan lurus
sertaanak angkat yang menjadi tanggungan sepenuhnya paling banyak tiga
orang untuk ssetiap keluarga.

Enam undang-undang hasil tax reform tahun 2000

1. UU RI NO 16 tentang prubahan kedua atas uu no. 6 thn 1983 yaitu tentang


ketentuan umum dan tata cara perpajakan
2. UU RI NO 17 tahun 2000 tentang perubahan kedua atas uu no 7 thn 1983 tentang
pajak penghasilan
3. UU RI NO 18 tahun 2000 tentang perubahan kedua atas uu no 8 thn 1983 tentang
pajak pertambahan nilai barang dan jasa dan pajak penjualan atas barang mewah
4. UU RI NO 19 tahun 2000 tentang perubahan atas uu no 19 thn 1997 tentang
penghasilan pajak dengan surat paksa
5. UU RI NO 20 tahun 2000 tentang perubahan uu no 21 thn 1997 tentang peralihan
hak atas tanah dan bangunan . kelima uu ini diundangkan pada tanggal 2 agustus
2000 dan berlaku sejak 1 januari 2001
6. UU RI NO 34 tahun 2000 tentangperubahan atas undang-undang no 18 thn 1997
tentang pajak daerah dan retribusi daerah. Undang-undng ini diundangkan pada
tanggal 20 Desember 2000 dan berlaku saat diundangkan.

Satu undang-undang hasil tax reform tahun 1985

7. UU RI NO 17tahun 1985 tentang bea dan material


Satu undang undang hasil tax reform tahun 1994

8. UU RI NO 17 thun 1994 tentang perubahan atas uu no 12 thn 1985 tentang pajak


bumi dan bangunan

Satu undang-undang hasil tax reform thn 2002

9. UU RI NO 14 tahun 2002 tentang pengadiloan pajak sebagai penhganti uu no 17


thn 1997 tentang badan penyelesaian sengketa pajak .

Pasal 79 mencantumkan sunber pendapatan daerah terdiri dari

a. PAD (pendapatan asli daerah )

• Hasil pajak daerah

• Hasil retribusi daerah

• Hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan

• Dan lain-lain penghasilan daerah yang sah

b. dana perimbangan

c. pinjaman daerah

pasal 80 ayat 1

dana perimbangan sebagaimana dimaksut dalam pasal 79 terdiri atas

• bagian daerah dari penerimaan PBB, biaya perolehan hak atas tanah dan
bangunan dan penerimaan atas sda
• dana alokasi umum
• dana alokasi khusus
ayat 2

bagian dari PBB sector pedesaan perkotaan serta perkebunan serta biaya perolehan
hak atas tanah dan bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diterima langsung
oleh daeerah penghasil.

Ayat3

Bagian daerah dari sector pertambangan dan kehutanan dan penerimaan SDA
sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diterima oleh daerah penghasil dan daerah linnya
untuk pemerataan sesuai dengan undang-undang

Ayat 4

Ketentuan lebih lanjut sebagaimana dimaksu pada ayat 1,2 dan 3 ditetapkan undang
undang.

Berdasarkan UU NO 34 THN 2000 tentang perubahan atas uu no 18b thn 1997


tentang pajak daerah dan retribusi daerah maka jenis pajak untuk profinsi kabupaten,
kota adalah sebagai berikut:

a. jenis pajak propinsi terdiri dari

• pajak kendraan bermotor dengan kendraan atas air, bbn kendraan bermotor
dan atas air

• pajak bahan bakar kendraan bermotor

• pajak pengeambilan dan pemanfaatan air bawh tanah dan permukaan

b. jenis pajak kabupaten kota

• pajak hotel, restoran, hiburan , pajak reklame, pajak penerangan jalan ,


pajak pengambilan bahan galian golongan c , pajak parkir
untuk lebih mendalami mata kuliah perpajakan secara garis besar kita harus
mengetahui :

1. siapa yang dikenakan pajak( subjek pajak)

2. apa yang dikenakan pajak ( objek pajak)

3. berapa pajaknya (tariff pajak)

4. bagaimana melaksanakan hukum pajak

* pajak dapat dipaksakan

Undang-undang memberikan wewenang kepada fiskus untuk memaksa wp untuk


mematuhi dan melaksanakan kewajiban pajaknya. Sebab undang undang menurut sanksi-
sanksi pidana fiscal (pajak) sanksi administrative yang kususnya diatur oleh undang-
undang no 19 tahun 2000 termasuk wewenang dari perpajakan untuk mengadsakan
penyitaan terhadap harta bergerak/ tetap wajib pajak.

Dalam hokum pajak Indonesia dikenal lembaga sandera atau girling yaitu wajib
pajak yang pada dasarnya mampu membayar pajak namun selalu menghindari
pembayaran pajak dengan berbagai dalih, maka fiskus dapat menyandera wp dengan
memasukkannya kedalam penjara.

* Pajak tidak menerima kontra prestasi

Ciri kas pajak dibandiong dengan jenis pungutan lainnya adalah wajib pajak (tax
payer ) tidak menerima jasa timbal yang dapat ditunjuk secara langsung dari pemerintah
namun perlu dipahami bahwa sebenarnya subjek pajak ada menerima jasa timbal tetapi
diterima secara kolektif bersama dengan masyarakat lainnya.

* Untuk membiayai biaya umum pemerintah


Pajak yang dipungut tidak pernah ditujukan untuk biaya khusus . dipandang dari
segi hokum maka pajak akan terutang apabila memenuhi syarat subjektif dan
syaratobjektif .

Syarat objektif : ,yang berhubungan dengan objek pajak misalnmya adanya


penghasilan atau penyeerahan barang kena pajak . syarat subjektif adlah syarat yang
berhubungan dengan subjek pajak , apakah orang pribadi atau badan.

Struktur pajak di Indonesia berdasarkan urian diatas adalah sebagai berikut:

1. pajak penghasilan (PPh)


2. pajak pertambahan nilaio barang dan jasa dan penjualan atas baeang mewah
3. pajak bumi dan bangunan
4. pajak daerah dan retribbusi daerah
5. bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB)
6. bea materai

untuk mewujudkan pajak-pajak tersebut menjadi kenyataan, terdapat hokum pajak formal
yaitu UU RI NO 16 thn 2000 tentang perubahan kedua dari uu no 6 1983 tentang
ketentuan umum dan tata cara perpajakan.

Bagi wajib pajak yang menghindari pajak uu no 19 thn 2000 tentang p[enagihan
pajak dan surat paksa.

Bagi wajib pajak yang banding berdasarkan uu no 17 thn 1997 tentang badan
penyelesaian sengketa pajak BPSP tyelah disebutkan diatas telah diubah dan diganti
dengan uu no 14 thn 2002 tentang penaagihan pajak

Fungsi pajak
Fungsi budgetair

Fungsi budgeteir merupakan fungsi utama pajak dan fungsi fiscal yaitu suatu
fungsi dimana pajak dipergunakan sebagai alat untuk memasukkan dana secara optimal
ke kas negara berdasarkan undang-undang perepajakan yang berlaku “segala pajak untuk
keperkuan negara berdasarkan undang-undang.

Yang dimaksud dengan memasukkan kas secara optimal adalah sebagi berikut:

• jangan sampai ada wajib pajak/subjek pajak yang tidak membayar kewajiban
pajaknya.

• Jangan sampai wajib pajak tidak melaporkan objek pajak kepada fiskus

• Jangan sampai ada objek pajak dai pengamatan dan perhitungan fiskkus yang
terlepas

Dengan demikian maka optimalisasi pemasukan dana ke kas negara tercipta atas
usaha wajib pajak dan fiskus.

System pemungutan pajak suatu negara menganut dua system :

1. Self assessment system; menghitung pajak sendiri


2. official assessment system ;menghitung pajak adalah pihak fiscus

factor yang turut mempengaruhi optimalisasi pemasukan dana kekas negara adlah

1. filsafat negara

negara yang berideologi yang berorientasi kepada kesejahtraan rakyat banyak


akan mendapat dukungan dari rakyatnya dalam hal pembayaran pajak. Untuk itu
rakyat diikut sertakan dalam menentukanberat rinngannya pajak melalui
penetapan undang-undang perpajakan oleh DPR sebaliknya dinegara yang
berorientasi kepada kepenmtingan penguasa sangat sulit untuk mengharapkan
partisipasi masyarakat untuk kewajiban pajaknya.

2. kejelasan undang-undang dan peraturan perpajakan


yang jelas mudah dan sederhana serta pasti akan menimbulkan penafsiran yang
baik dipihak fiscus maupun dipihak wajib pajak

3. tingkat pendidikan penduduk / wajib pajak

secara umum dapat dikatakan bahwa semakin tinggi pendidikan wajib pajak maka
makin mudah bagi mereka untuk memahami peraturan perpajakan termasuk
memahami sanksi administrasi dan sanksi pidana fiscal.

4. kualitas dan kuantitas petugas pajak setempat

ssangat menentukan efektifitas uu dan peraturan perpajakan . fiscus yang


professional akan akan berusaha secara konsisten untuk menggali objek pajak
yang menurut ketentuan pajak harus dikenakan pajak.

5. strategi yang diterapkan organisasi yang mengadministrasikan pajak di Indonesia

unit-unit untuk ini adalah

• kantor pelayanan pajak


• kantor pemeriksaan dan penyelidikan pajak yanmg dilakukan dirjen pajak

perwujudan fungsi budgetair dalam kehidupan kenegaraan dapat terlihat dalam APBN
yang setiap tyahun disahkan dengan undang-undang. Penerimaan negara selalu
meningkat dari tahun ketahun khususnya setelah reformasi uu perpajakan thn 1983/1984.

Fungsi regulerend

Atau fungsi mengatur dan sebagainya juga fungsi pajak dipergunakan oleh
pemerintah sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu , dan sebagainya sebagai fungsi
tambahan karena fungsi ini hanya sebagai pelengkap dari fungsi utama pajak. Untuk
mencapai tujuan tersebut maka pajak dipakai sebagai alat kebijakan, mis : pajak atas
minuman keras ditinggikan untuk mengurangi konsumsi fasilitas perpajakan sehingga
perwujudan dari pajak regulerend yang terdapat dalam UU No I tahun 1967 tentang
penanaman modal asing. Contoh:
1) bea materai modal

2) bea masuk dan pajak penjualan

3) bea balik nama

4) pajak perseroan

5) pajak devident

YUSDIFIKASI PAJAK DAN PRINSIP PEMUNGUTAN PAJAK

Dalam hal ini akan dikemukakan asas-asas pemungutan pajak dan alas an-alasan
yang menjdi dasar pembenaran pemungutan pajak oleh fiskus negara, sehingga fiskus
negara merasa punya wewenang untuk memungut pajak dari penduduknya.

Teori asas pemungutan pajak :

1) Teori ansuransi

Negara berhak memungut pajak dari penduduk karena menurut teori ini negara
melindungi semua rakyat dan rakyat membayar premi pada negara.

2) Teori kepentingan

Bahwa negara berhak memungut pajak karena penduduk negara tersebut mempunyai
kepentingan pada negara, makin besar kepentingan penduduk kepada negara maka
makin besar pula pajak yang harus dibayarnya kepada negara.

3) Teori bakti

Mengajarkan bahwa pwnduduk adalah bagian dari suatu negara oleh karena itu
penduduk terikat pada negara dan wajib membayar pajak pada negara dalam arti
berbakti pada negara.

4) Teori gaya pikul


Teori ini megusulkan supaya didalam hal pemungutan pajak pemerintah
memperhatikan gaya pikul wajib pajak.

5) Teori gaya beli

Menurut teori ini yustifikasi pemungutan pajak terletak pada akibat pemungutan
pajak. Misalnya tersedianya dana yang cukup untuk mrmbiayai pengeluaran umum
negara, karena akibat baik dari perhatian negara pada masyarakat maka pemuingutan
pajak adalah juga baik.

6) Teori pembangunan

Untuk Indonesia yustifikasi pemungutan pajak yang paling tepat adalah pembangunan
dalam arti masyarakat yang adil dan makmur

Disamping itu terdapat juga asas-asas pemungutan pejak seperti:

• Asas yuridis yang mengemukakan supaya pemungutan pajak didasarkan pada


undang-undang
• Asas ekonomis yang menekankan supaya pemungutan pajak jangan sampai
menghalangi produksi dan perekonomian rakyat
• Asas finansial menekankan supaya pengeluaran-pengeluaran untuk memungut
pajak harus lebih rendah dari jumlah pajak yang dipungut.

Prisip-prinsip pemungutan pajak:

Menurut Era Saligman ada empat Prisip pemungutan pajak:

• Prisip fiscal

• Prinsip Administrative

• Prinsip ekonomi
• Prinsip Etika
HUKUM PAJAK

Adalah: Keseluruhan dari peraturan-peraturan yang meliputi wewenang pemerinth


untuk mengambil kekayaan seseorang dan menyerahkannya kembali kepada masyarakat
melalui kas negara. Sehingga hukum pajak tersebut merupakan hukum publik yang
mengatur hubungan negara dan orang-orang atau badan-badan hukum yang berkewajiban
membayar pajak.

Hukum pajak dibedakan atas:

1. Hukum pajak material

Yaitu: memuat ketentuan-ketentuan tentang siapa yang dikenakan pajak dan siapa-
siapa yang dikecualikan dengan pajak dan berapa harus dibayar.

2. Hukum pajak formal

Yaitu: memuat ketentuan-ketentuan bagaiman mewujudkan hukum pajak material


menjadi kenyataan.

You might also like