Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Aset pariwisata bagi daerah adalah menjadi salah satu factor yang
menunjang pembangunan daerah. Betapa tidak, di era otonomi daerah yang
memungkinkan satu daerah memiliki kewenangan besar untuk mengatur
rumah tangganya, sector pariwisata menjadi salah satu sumber pendapatan
asli daerah (PAD) yang ujungnya digunakan untuk pembangunan daerah
tersebut.
Dari enam objek wisata besar yang ada, masing-masing Dieng Plateau,
Lembah Dieng, Telaga Menjer, Kalianget, Gelanggang Renang Mangli dan
Waduk Wadaslintang, pada tahun 2007 jumlah pengunjung 205.598 orang
yang terdiri dari 9,665 wisatawan mancanegara dan 195.933 wisatawan
nusantara. Setahun berikutnya angkanya naik menjadi 219.748 pengunjung
dan pada tahun 2009 kenaikan terjadi hingga menembus 326.551 pengunjung
yang 23.235 orang merupakan wisatawan mancanegara.
Padahal, untuk sekelas objek wisata alam yang sangat indah itu,
setidaknya jumlah pengunjung harus mampu digenjot dengan angka
sedikitnya dua kali lipat dari jumlah tersebut agar kepariwisataan nasional
melonjak tinggi. Tantangan inilah yang harus dihadapi oleh Dinas Pariwisata
dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo untuk membangun sector
kepariwisataan menjadi lebih baik.
Namun, untuk mencapai target idealitas semacam itu, beberapa tantangan
harus dilewati di internal Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. Pembenahan
baik dari sector sumber daya manusia dan penerapan system menjadi langkah
awal untuk pembenahan tersebut. Keberadaan sumber daya manusia harus
menyadari sepenuhnya bahwa pembangunan sector ini lebih mengutamakan
kreativitas sumber daya manusia sendiri dibandingkan harus menjalankan
kepariwisataan dengan alur yang normative.
Pelatihan
No Nama Pendidikan
Jabatan
1 Drs. Aziz Wijaya, M.Si Administrasi X
2 Drs. Edy Riyanto Komunikasi X
3 Suprayudhi, S.Sos Sospol X
4 Muh Chamim, S.Sos Administrasi Negara X
5 Drs. Sapitya Coentjoro Administrasi Negara X
6 Drs. Rully Esmono Basuki Ekonomi X
7 Elias Sumar, S.Pd Pendidikan X
8 Supini SMEA/Sekretaris X
9 Retno Mardiningsih Bahasa Inggris X
10 Suradi, SH Ilmu Hukum X
11 Sri Setiyawati, SE Ekonomi X
12 Widi Harsono SMA/IPS X
13 Sulistriyaningsih, BA Seni Tari X
14 Fadholi, S.Sos Sospol X
15 Daldiri SMEA/Tata Niaga X
16 Edi SAntoso, S.STP Pemerintahan X
17 Bambang Triyono P, SE Ekonomi
27 Suwignyo SMEA/Perdagangan
31 Suwarno SMP
32 Muhabin SMU
33 Sumarno MAN
35 Bolot Suparman SD
36 Qomar SD
37 Kandar SMEA/Perkantoran
38 Untung SMEA
39 Liwon SMEA/Keuangan
40 Farikhun SMA
42 Sukmowati SMA
44 Saban SMP
45 Ngahad SD
46 Lukman MAN
47 Sabar SD
Belum lagi tempat wisata budaya seperti Desa Wisata Giyanti (Janti) dan
Desa Wisata Sendangsari yang berpotensi menarik wisatawan untuk study
wisata budaya khas Wonosobo.
Peneliti dalam hal ini akan menggali lebih dalam dan mendetail
mengenai kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang harus dihadapi
oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dalam menghadapi problem
kepariwisataan Wonosobo, lebih spesifik lagi mengenai pengembangan
sumber daya manusia yang ada didalamnya. Hal ini juga yang kemudian
mendorong peneliti untuk melakukan riset dengan mengambil judul
STRATEGI PENINGKATAN POTENSI SUMBER DAYA MANUSIA
PADA DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN
WONOSOBO. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan
rencana strategis pengembangan sumber daya kepariwisataan yang berujung
pada peningkatan potensi sumber daya wisata Kabupaten Wonosobo.
1.2. Rumusan Masalah
LANDASAN TEORI
Dari data yang penulis himpun, terdapat beberapa hasil penelitian ilmiah
yang hampir sama dengan yang penulis ajukan, yakni:
a. Memberi pengarahan.
b. Membimbing kerjasama.
c. Menciptakan koordinasi.
i. Mengembangkan suatu produk wisata kelas satu atau kelas elite atau
produk wisata untuk masyarakat biasa secara missal.
Tingkat Provinsi
Disusun untuk suatu daerah provinsi atau kawasan tertentu oleh suatu
organisasi pariwisata tingkat nasional, atau suatubadan campuran
atau badan konsultan swasta.
Tingkat Sektoral
d. Tingkat IV : Program-Program
Suatu proyek adalah komponen terpisah dan beridir sendiri dari suatu
program tahunan.Perlu ditekankan disini bahwa siklus perencanaan
yang telah diuraikan dapat dan harus dipakaipada semua tingkatan
perencanaan. Justru sungguh layak dan patans jika suatu perencanaan
dikembangkan dengan mencakup didalamnya tujuan, metode, analisis
untung rugi, tanggung jawab, batas-batas waktu, pendanaan dan
pengawasan.
2.4.Perencanaan Strategis
a. Pendekatan system
b. Pendekatan komprehensif,
c. Pendekatan integrative
e. Pendekatan strategis
f. Dapat diimplementasikan,
g. Perencanaan terpusat
Menurut cara pandang Olsen dan Eadie (dalam Bryson 2000:189), dalam
proses perumusan perencanaan strategis harus meliputi komponen-komponen
dasar yang teridir dari :
e. Implementasi.
Tabel II.1
Litmus Test untuk Isu-isu Strategis
Pemerintah Kabupaten Wonosobo dalam Pengembangan Potensi Pariwisata
No Pertanyaan Skor 1 Skor 2 Skor 3
1 Kapan tantangan atau peluang isu- Dua tahun atau
isu strategis ada dihadapan Sekarang Tahun depan lebih dari
organisasi? sekarang
2 Seberapa luas isu tersebut akan Beberapa Seluruh instansi
Instansi tunggal
berpengaruh kepada organisasi? instansi
3 Seberapa banyak resiko Sedang
Kecil (kurang Besar (lebih dari
keuangan/eluang keuangan instansi (antara 10-25 25 persen)
dari 10 persen)
anda persen)
4 Akankah strategi-strategi bagi
pemecahan isu akan memerlukan:
1. Pengembangan sasaran dan
program pelayanan baru?
2. Perubahan signifikan dalam
sumber-sumber
keuangan/anggaran? Ya
Tidak
3. Perubahan signifikan dalam
peraturan perundang-
undangan?
4. Penambahan atau
modifikasi fasilitas utama?
5. Penambahan staf yang
signifikan?
5 Parameter
Bagaimana pendekatan yang terbaik Jelas siap Terbuka luas
luas agak
bagi pemecahan isu? diimplemntasikan
terperinci
6 Tingkat manajemen terendah
Kepala sub Kepala dinas
manakah yang dapati menetapkan Staf lini
dinas
bagaimana menaggulangi isu?
7 Kekacauan
Kekacauan pelayanan jangka
Konsekuensi apakah yang mungkin Ada gangguan pelayanan, panjang dan
biaya
terjadi bila isu ini tidak diselesaikan? inefisiensi kehilangan
besar/penghaisla
sumber dana n merosot
METODOLOGI PENELITIAN
Dari pengertian diatas, ada dua kemungkinan yang dapat diambil dalam
penelitian menggunakan metode ini, yakni mengumpulkan data untuk diuji
hipotesis dan menjawab pertanyaan mengenai situasi terakhir dari obyek
penelitian. Dalam penulisan ini, penulis mengembangkan konsep
menghimpun fakta tetapi tidak melakukan pengujian hipotesis.
a. Pengamatan (Obeservasi)
b. Wawancara (interview)
Dalam menganalisis data yang akan diperoleh dalam penelitian ini, maka
penulis akan mempergunakan teknik analisis kualititatif, yaitu teknik analisis
yang dilakukan mellaui pemikiran logis, baik secara induktif, deduktif,
analogi, maupun komparatif dengan tujuan untuk memperoleh suatulangkah
strategis dalam pengembangan pariwisata.
4.1. Visi, Misi, Mandat Kabuaten Wonosobo dan Strategi Kebijakan Sektor
Pariwisata
Tabel IV.1
Kabupaten Wonosobo
Tahun 2010
Prosentas
No Pendidikan Jenis Kelamin Jumlah
e
L P
Pendidikan Formal
1 SD 5 - 5 10,63
4,
2 SMP 2 - 2 25
3 SMA 13 4 17 36,17
17
,0
4 Sarjana Muda/Diploma 2 6 8
2
29
,7
5 S.1 9 5 14
8
6 S.2 1 - 1 2,12
Jumlah 32 15 47 100
Latihan Jabatan
0
3 Diklat Pim II - - -
Jumlah 10 9 19 40,42
Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo, diolah
Tabel IV.2.
REALISASI
No PROGRAM
ANGGARAN
Program Pengembangan Pemasaran Rp.
1 330.000.000,-
Pariwisata
Program Perencanaan Pembangunan Rp
2 750.000.000,-
Daerah
Program Peningkatan Sarana dan Rp
3 50.000.000,-
Prasarana Aparatur
Rp.
4 Program Pengembangan Nilai Budaya 150.000.000,-
Rp.
5 Program Pelayanan Administrasi Kantor 276.369.750,-
4.2.1.4. Informasi
4.2.1.5.Budaya Organisasi
Kerjasama atau kemitraan menjadi salah satu solusi yang harus ditempuh.
Kerjasama akan berdampak pada peningkatan upaya pengembangan
pariwisata secara kolektif melalui jejaring yang dibangun, baik di internal
pemerintahan, pemerintahan antar wilayah ataupun pihak swasta.
Focus kerjasama harus diarahkan pada dua hal pokok, pertama kerjasama
dengan pihak swasta yang memungkinkan dapat menjadi pemasar terbaik.
Pihak swasta yang dapat diperbantukan untuk meningkatkan potensi
pariwisata antara lain, perhotelan, biro perjalanan wisata, media massa, pihak
atau orang yang memiliki pengaruh besar yang memungkinkan untuk dapat
menarik massa mengunjungi daerah wisata yang ada.
Cara semacam itu merupakan bagian yang sangat enting dan vital
dalam upaya mendorong pengembangan potensi pariwisata.
Kunjungan-kunjungan itu harus direncanakan dengan baik, agar
mampu memberi kesan yang baik dan pengertian yang benar mengenai
keadaan objek wisata yang tersedia di daerah tersebut. Dan sebaliknya,
keuntungan secara profit dapat mereka peroleh manakala mampu
menggiring wisatawan mendatangi potensi wisata yang ada di
Wonosobo. Kesan pertama yang baik, akan berdampak pada
peningkatan produktivitas kepariwisataan pada kunjungan-kunjungan
selanjutnya.
Table IV.3
Ringkasan Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal
Pengembangan Potensi Pariwisata Kabupaten Wonosobo
No Penilaian Lingkungan S W O T
1 Lingkungan Internal
a. Sumber Daya Manusia
1. Tidak adanya pegawai yang berlatarbelakang
pendidikan khusus kepariwisataan.
2. Tingkat pendidikan pegawai secara kualitas dan
kuantitas masih rendah
Sumber Dana/Anggaran
1. Ketersediaan dana untuk pengembangan
pariwisata cukup memadai.
2. Adanya komitmen dari DPRD untuk
b.
meningkatkan anggaran pariwisata
3. DPRD selalu menaikkan porsi anggaran yang akan
diusulkan eksekutif dalam program
pengembangan pariwisata.
Sarana dan Prasarana
1. Kondisi perkantoran kurang mendukung
c.
2. Infrastruktur maupun suprastruktur kepariwisataan
belum memadai.
Informasi
1. Tersedianya data-data tentang profil
kepariwisataan.
d. 2. Dibuatnya stiker, brosur, iklan yang terkait dengan
promosi wisata.
3. Akses informasi perkembangan pariwisata dari
dalam dan luar negeri melalui internet.
Budaya Kerja
1. Dalam pelaksanaan pekerjaan, hanya menunggu
perintah atasan.
e.
2. Tidak adanya gagasan/ide yang segar dalam
rangka kemajuan daerah.
3. Etos kerja sangat kurang
2 Lingkungan Eksternal
a. Politik
1. Belum ada perangkat untuk pengembangan
pariwisata
2. Sudah diundangkannya perda No. 5/2003 tentang
pembnetukan Susuan Organisasi dan Tata Kerja
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan.
3. Dibuatnya rencana Induk Pengembangan
Pariwisata Daerah (Rippda).
4. Kebijakan Otda yang memberikan kewenangan
kepada daerah untuk menggali potensi sumber
daya alam.
5. Kebijakan Otda yang mengakibatkan anggaran
pembangunan daerah melalui subsidi pemerintah
pusat menjadi berkurang.
Ekonomi
1. Krisis ekonomi, krisis keuangan dan krisis
moneter yang terus terjadi di tingkat nasional dan
b.
internasional.
2. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Wonosobo
mengalami pertumbuhan yang kurang baik.
Sosial
1. Keindahan serta keragaman budaya yang ada.
2. Lingkungan sosial akan berubahnya di masa
mendatang.
3. Struktur kependudukan yang tidak merata.
c.
4. Kerusakan lingkungan hidup.
5. Bergulirnya paradigm baru pengembangan
pariwisata yang ramah lingkungan dan
berkelanjutan.
6. Terjadi degradasi/kerusakan nilai-nilai budaya.
Teknologi
1. Kemajuan teknologi yang pesat.
d.
2. Sudah masuk jaringan internet.
3. System komputerisasi yang belum optimal.
Tabel IV.4
Matrik SWOT Pengembangan Potensi Sumber Daya Pariwisata
Di Kabupaten Wonosobo
WEAKNESS (W)
IFAS
STRENGTH (S) 1. Pendidikan pegawai
secara kualitas dan
1. Komitmen DPRD kuantitas rendah.
untuk tingkatkan 2. Kondisi perkantoran
anggaran pariwisata. kurang mendukung
2. Tersedianya data 3. Dalam pelaksaaan
tentang profil pekerjaan sering
Kepariwistaan. menunggu perintah
3. Dalam rangka atasan.
Promosi wisata 4. Tidak ada
dibuat stiker, brosur, gagasan/ide segar
serta iklan tentang dalam rangka
potensi wisata. pengembangan
EFAS
pariwisata.
5. Etos kerja kurang
OPPORTUNITIES (O) ISU STRATEGIS S-O ISO STRATEGIS W-O
1. Manfaatkan anggaran 1. Meningkatkan
1. Sudah pariwisata yang kualitas aparatur,
diundangkannya memadai untuk khusus dibidang
perda No. 5/2003 pengembangan kepariwisataan agar
tentang seluruh potensi dapat mengatasi
pembnetukan Susuan sumber daya permasalahan
Organisasi dan Tata pariwisata. pariwisata.
Kerja Dinas 2. Manfaatkan 2. Meningkatkan sarana
Pariwisata dan kemajuan teknologi dan prasarana kerja
Kebudayaan untuk meningkatkan untuk menungjang
2. Dibuatnya rencana pengembangan kegiatan pariwisata
Induk pariwisata
Pengembangan 3. Bagaimana
Pariwisata Daerah
(Rippda).
3. Kebijakan Otda yang
memberikan
kewenangan kepada
daerah untuk
menggali potensi
sumber daya alam
memanfaatkan
4. Kemajuan teknologi
potensi pariwisata
yang pesat
dengan optimal.
5. Keindahan alam dan
keragaman budaya
6. Paradigma baru
pengembangan
pariwisata yang
ramah lingkungan
7. Sudah ada jaringan
internet
THREAT (T)
4.5.6. Weakness
dari analisis isu strategis data yang merupakan kombinasi empat faktor
tersebut, telah dapat diidentifikasi delapan isu strategis, yaitu:
Litmus Test 6
Meningkatkan upaya untuk mengatasi kerusakan lingkungan hidup
Untuk pengembangan potensi sumber daya pariwisata
Kabupaten Wonosobo
Keempat isu yang termasuk dalam kategori sangat strategsi tersebut yang
harus dijawab dalam perumusan trategi
Tabel IV.13
3 1 3 3 3 3 1 1 3 3 3 1 2 2 2,30 SS
4 1 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 1 2,46 SS
5 3 1 1 1 3 1 1 1 3 3 3 3 3 2,07 S
6 1 2 3 1 3 1 3 1 3 2 1 2 3 2,00 S
7 2 2 3 1 3 3 1 1 3 3 3 2 2 2,23 SS
8 1 3 1 1 1 3 1 1 1 3 3 3 3 1,92 S
S = Strategis
Tindak lanjut dari empat isu terpilih sebagai isu yang terkategorikan
dalam isu sangat strategis dalam rangka pengembangan potensi pariwisata
dapat dipaparkan satu demi satu sebagai berikut:
5.1. KESIMPULAN
5.2. REKOMENDASI
Table V.1
No Jabatan Pendidikan
1 Kepala S2
2 Kabid S1
3 Pegawai S1/D3/SMA/SMP
4 Staff SMA/SMP/SD
Sumber:Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo
Table V.2
Rincian Program dan Realisasi
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Tahun Anggaran 2010
REALISASI
No PROGRAM
ANGGARAN
Rp.
Program Pengembangan Pemasaran 330.000.000
1
Pariwisata ,-
Rp
750.000.000
2 Program Perencanaan Pembangunan Daerah
,-
Rp
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana 50.000.000,
3
Aparatur -
Rp.
150.000.000
4 Program Pengembangan Nilai Budaya
,-
Rp.
276.369.750
5 Program Pelayanan Administrasi Kantor
,-
Table V.3
Data Pendapatan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Kabupaten Wonosobo
Tahun 2003-2010
84,5
2 2004 435.650.000 368.134.730 0
97,1
3 2005 489.250.000 475.254.950 4
113,
5 2007 562.650.000 637.324.420 27
81,5
6 2008 754.000.000 614.941.820 6
105,
7 2009 550.500.000 580.675.150 48
52,2
8 2010* 560.500.000 292.666.550 2
Table V.4.
Tingkat Popularitas Objek Wisata
Di Kabupaten Wonosobo