Professional Documents
Culture Documents
A. Sosiologi Desa
1. Pengertian Desa
Sutardjo Kartohadikusumo
Desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat
tinggal suatu masyarakat yang berkuasa
mengadakan pemerintahan sendiri
C.S. Kansil
Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat
termasuk di dalamnya kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerntahan
terendah langsung dibawah camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam
ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia
2. Sosiologi Desa
a. Merupakan suatu cabang sosiologi yang
mempelajari gejala sosial di pedesaan
b. Sejarah :
- 1920 di Amerika Serikat ada mata kuliah tentang
problema kehidupan pedesaan
Rogers
Ilmu yang mempelajari fenomena masyarakat
dalam setting pedesaan
Daerah
Tanah yang produktif, lokasi, luas dan batas
yang merupakan lingkungan geografis
Penduduk
Jumlah penduduk, pertambahan penduduk,
pertambahan penduduk, persebaran penduduk
dan mata pencaharian penduduk
Tata Kehidupan
Pola tata pergaulan dan ikatan ikatan pergaulan
warga desa termasuk seluk beluk kehidupan
masyarakat desa
a. Fungsi Desa
- Dalam hubungan dengan kota desa merupakan
Heterland atau daerah dukung
Sutopo Yuwono
Salah satu peran pokok desa terletak di bidang ekonomi
blogs.unpad.ac.id/teguhaditya/wp-content/sosdeskot-tam-2.ppt
pengertian sosiologi secara umum, pengertian dan keterkaitan antara sosiologi pedesaan
dan sosiologi pertanian, ruang lingkup sosiologi pertanian dan kegunaan mempelajari
sosiologi pertanian.
Topik kuliah ini secara keseluruhan dapat diselesaikan dalam waktu 2 (dua) kali
tatap muka dengan total pertemuan sebanyak 3 jam. Setelah mengikuti kuliah ini
sosiologi pertanian; ruang lingkup sosiologi pertanian dan kegunaan sosiologi pertanian.
B. PENYAJIAN
Pengertian Sosiologi
Para sosiolog dan ahli terkait dengan sosiologi sampai saat ini masih terus
belum ada suatu kesepakatan bersama yang formal tentang pengertian sosiologi,
sungguhpun demikian ada beberapa pengertian dasar tentang sosiologi yang dapat
Berdasarkan akar katanya, Sosiologi berasal dari dua kata Yunani yaitu “socius”
yang berarti “kawan atau teman” dan “logos” yang berarti “ilmu atau pengetahuan”.
Teman atau kawan dapat dimengerti secara luas sebagai “keberadaan orang-orang lain
dalam suatu hubungan”. Dengan demikian berdasarkan asal katanya maka sosiologi
berarti “ilmu tentang berkawan” atau “ilmu tentang bagaimana manusia berkawan”.
Giddens (2004:2) mendefinisikan bahwa “sociology is the study of human social life,
Pitrin Sorokin mengatakan bahwa sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari (1)
hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala sosial, (2) hubungan
dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dan gejala non-sosial dan (3) ciri-ciri
Roucek dan Waren menyatakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari
Ouburn dan Nimkoff berpendapat bahwa sosiologi adalah penelitian secara ilmiah
terhadap interaksi sosial dan hasilnya yaitu organisasi sosial (Soekanto, 2003:20)
Doorn dan Lammers menyatakan bahwa sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang
2003:20)
Soemarjan dan Soemardi menyatakan bahwa sosiologi adalah ilmu masyarakat yang
Green (1960) dalam Raharjo (1999) menyatakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang
kelompok politik, dan lain sebagainya. Sosiologi mempelajari perilaku dan interaksi
Sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang struktur sosial dan proses-
berbagai teori sosiologi dan berbagai cabang sosiologi. Obyek kajian yang berbeda
selanjutnya menjadi cabang baru seperti sosiologi industri, sosiologi politik, sosiologi
agama dan cabang sosiologi lainnya. Perkembangan ini juga termasuk sosiologi pedesaan
dan sosiologi pertanian sebagai cabang sosiologi yang khusus mengkaji masalah tentang
suatu studi yang melukiskan hubungan manusia di dalam dan atar kelompok yang ada di
dibedakan dengan “urban”. Secara lengkap pedesaan diartikan sebagai kawasan tempat
tinggal dan kerja yang secara jelas dapat dipisahkan dari kawasan yang lain yang disebut
“kota”.
dan perkotaan dapat dilihat antara lain dari kehidupan kegamaan, individualime,
pembagian kerja, macam pekerjaan, jalan pikiran, jalan kehidupan, serta perubahan-
sosial yang terjadi di pedesaan. Bidang kajian ini menekankan pada masyarakat pedesaan
dan segala dinamikanya yang antara lain mencakup struktur sosial, proses sosial, mata
pencaharian, pola perilaku, serta berbagai transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi..
disamakan dengan Sosiologi Pedesaan (Rural Sociology). Tetapi ini hanya berlaku jika
penduduk desa terutama hidup dari pertanian saja. Semakin sedikit kehidupan penduduk
di desa ditandai oleh kegiatan pertanian, semakin pantas sosiologi pertanian dipisahkan
sektor pertanian masih relatif dominan baik sebagai sektor primer maupun sekunder,
maka nampaknya dalam praktek agak sulit untuk membedakan secara tegas pokok
bahasan dan agenda kajian tentang sosiologi pedesaan dan pertanian. Tumpang tindih dan
saling terkait antara kedua pendekatan bidang sosiologi tersebut akan sangat mungkin
menurut Raharjo (1999:12) pertanian memang masih merupakan karakteristik pokok dari
umumnya desa-desa di dunia. Dilihat dari eksistensinya, desa merupakan fenomena yang
muncul dengan mulai dikenalnya cocok tanam di dunia ini. Dengan mengingat
pentingnya faktor pertanian bagi keberadaan desa, maka dapat dipahami bahwa
kebanyakan batasan sosiologi pedesaan masih selalu berkisar pada aspek pertanian.
Dalam pembahasan selanjutnya, bahan ajar ini menggunakan dua disiplin ilmu itu
tingkat perkembangannya, masih terdapat sejumlah masyarakat desa kita yang masih
terbelakang, sehingga masih tepat untuk dianalisis lewat kerangka Sosiologi Pedesaan. Di
lain pihak telah terdapat sejumlah desa yang telah maju sehingga lebih tepat untuk
menerus atau sementara tinggal di sana, sedangkan obyek sosiologi pertanian adalah
Sosiologi pedesaan lebih menggunakan pendekatan lokasi dalam hal ini “pemukiman”.
halnya sosiologi industri, yang membahas fenomena sosial dalam bidang ekonomi
organisasi pertanian, dan masalah sosial pertanian. Sebuah aspek yang sangat penting
oleh hubungan mereka dengan tanah (tata tanah), oleh hubungan pekerjaan mereka satu
dengan lainnya (tata kerja), dan oleh sistim ekonomi dan masyarakat yang ada diatas
mereka (tata kekuasaan). Keseluruhan tata sosial ini disebut sebagai hukum agraria yang
pedesaan dan masyarakat yang berprofesi sebagai petani dan menelaah hubungan-
hubungannya.
tingkah laku, sikap, perasaan, motif dan kegiatan-kegiatan petani yang umumnya hidup
dalam lingkungan pedesaan. Hasil telaah tersebut dapat digunakan untuk meperbaiki
proses sosial di pedesaan dan menuntut pembaharuan untuk masa depan. Petani
Praktek dari politik pertanian menuntut dari sosiologi pertanian antara lain tempat
dampak sosial yang akan timbul dari yang direncanakan. Sosiologi pertanian harus
sosial, mengenai penyakit dalam masyarakat dan keadaan darurat, mengenai harapan dan
dengan cara:
lain sebagainya.
C. PENUTUP
sosiologi
pertanian
REFERENSI
th
Rahardjo, 1999, Pengantar Sosiologi Pedesaan dan Pertanian, Edisi Pertama, Gadjah
Soekanto, Soerjono, 2003, Sosiologi Suatu Pengantar, Cetakan ke-36, PT. Raja Grafindo
Persada
souce : http://74.125.153.132/search?q=cache%3ABTcmdsWfhIIJ%3Alecture.brawijaya.ac.id
%2Fhandono%2Ffiles%2F2009%2F07%2F1-pengertian-
sospert.pdf+Sosiologi+Pedesaan&hl=id&gl=id
SOSIOLOGI PEDESAAN
Pengertian-pengertian
Batasan. Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari manusia dalam hubungan kelompoknya. Yang
mencakup hubungan di dalam dan antara kelompok-kelompok manusia. Unsur-unsur yang
terdapat dalam batasan ini adalah manusia, hubungan dan kelompok. Perkataan socius dalam
bahasa latin yang berarti teman, dan logos adalah ilmu atau pengetahuan, teman disini
mempunyai arti yang luas dari pada yang dimaksudkan sehari-hari, yaitu pihak lain dalam suatu
hubunga. Jadi bisa diartikan kawan maupun lawan.
Sosiologi pedesaan adalah sosiologi yang melukiskan dan mencakup hubungan manusia
didalamnya dan antara kelompok – kelompok yang ada di lingkungan pedesaan (rural dalam
bahasa inggris). Perkataan pedesaan dalam pemakaian sehari- hari mudah saja untuk dimengerti.
Tetapi jika harus diberikan batasan yang tepat adalah sukar juga. Jika kita ikuti
Maksud untuk mempelajari sosiologi pedesaan adalah untuk mengumpulkan keterangan
mengenai masyarakat pedesaan dan hubungan-hubungannya.yang melukiskan setelitinya tingkah
laku, sikap, perasaan, motif, dan kegiatan manusia yang hidup dalam lingkungan pedesaan itu.
Hasil dari penelitian sosiologi pedesaan tadi dapat di pergunakan untuk usaha-usaha perbaikan
penghidupan dan kehidupan manusia pedesaan. Misalnya usaha penyuluhan pertanian.
Bacaan perkataan desa hanya dipakai di daerah jawa, Madura, bali, perkataan dusun dipakai di
daerah sumatera selatan : di Maluku orang mengenal nama dusun dati, di batak perkataan dusun
dipakai buat nama pendukuan. Di aceh orang memakai nama gambong dan meunasah buat
daerah-hukum yang paling bawah. Di batak daerah-hukum setingkat dengan desa diberi nama
kuta, uta atau huta.daerah –hukum di minangkabau dinamakan nagari, daerah-gabungan ada
yang dinamakan luha, di daerah sumatera timur daerah-hukum yang paling bawah ialah suku.
Disumatera selatan(kerinci, Palembang, Bengkulu) daerah-hukum di lampung nama dusun atau
tiuh, di minahasa wanua, didaerah makasar ialah daerah-gaukang, dibugis adalah daerah-
matowa.
Penularan masyarakat ( social contagion)
hal ini adalah penyebaran gagasan, sikap atau pola tingkah laku kepada sejumlah banyak orang,
karena interaksi social dengan sedikit pencerminan akal (Ratio), bentuk penularan masyarakat ini
bemacam-macam
Mode, yaitu suatu yang aktif relatif singkat waktunya dan mengenai cara menghias diri, cara
berbicara dan lain-lain pola tingkah laku. Ada sedikit tekanan untuk berlaku seragam itu, bukan
kerena agama atau moral, tetapi karena banyak orang telah berbuat demikian sehingga lain-
lainnya juga tidak mau ketinggalan. Contoh jelas adalah mode pada cara pakaian golongan
wanita.
Kegemaran, ini adalah pola tingkah laku yang pendek sekali umurnya dan daya tariknya terletak
pada sifat kebaru-baruannya itu. Umpamanya cara berpakaian istimewa untuk sementara waktu,
riasan rambut, model sepatu yang istimewa, dst
Kegila-gilaan, juga umumnya pendek sekali dan daya tariknya baru dan serem. Contohnya
seperti saling bermusuhan antara kelompok- kelompok pemuda, ngebut dengan sepeda motor,
pemborongan barang-barang karena takut harganya naik,
Epidemic sosiologi, hal ini mengenai penularan sosial dalam lapisan masyarakat yang luas.
Biasanya dengan penuh emosi dan adanya kepentingan umum, kadang-kadang bersifat penyakit
psychis. Contohnya seperti upacara magis dalam masa-masa genting. Sikap bermusuhan
terhadap golongan tertentu, sikap takut dan gelisah terhadap keadaan ekonomi yang memburuk
Gerakan masa,yang terdiri dari kerusuhan, kerusuhan sebagai aksi protes yang telah
dikoordinasikan, tetapi secara spontan oleh berbagai lapisan masyarakat dimana-mana, karena
merasa tidak puas dengan kondisi yang ada dan kegelisahan sosial. Gerakan masa berbeda
dengan gerakan sosial, karane yang pertama tidak ada rencana dan pimpinan yang tersusun rapi.
http://dwimercy.blogspot.com/2009/06/sosiologi-pedesaan.html
ineddocument.write(date_mmm);undefined
Bidang Ekonomi
Pada bidang ekonomi, yang menjadi ukuran terdeferensiasinya suatu masyarakat adalah
kepemilikan seseorang terhadap suatu sumber daya yang bisa menghasilkan keuntungan, baik
secara materiil maupun immateriil. Kami mengelompokkan orang-orang masyarakat
Kampung Cikadongdong ke dalam lapisan yang teratas yakni:
1) Orang-orang yang mempunyai sawah karena lahan persawahan adalah sebagai tempat penting
bagi masyarakat setempat untuk mengais kehidupan di kampung tersebut.
2) Orang-orang yang mempunyai toko karena toko juga merupakan lahan bisnis yang dapat
menghasilkan keuntungan secara meteriil bagi sang pemilik toko.
3) Orang-orang yang mempunyai kerbau karena pandangan penduduk setempat siapa yang bisa
untuk membeli kerbau adalah hanya orang-orang yang beruang saja, bahkan dengan adanya
kerbau si pemilik bisa menyewakannya untuk menggarap sawah.
Pada lapisan menengah kami menempatkan:
1) Orang yang bekerja sebagai tukang ojek karena walaupun mereka tidak memiliki komoditas
yang besar untuk mencari penghasilan tetapi dengan bekerja sebagai tukang ojek mereka
setidaknya bisa mencukupi kehidupannya sehari-hari dengan jerih payah keringatnya sendiri.
Sebagian besar tukang ojek di Kampung Cikadongdong membeli motor dengan cara kredit,
sehingga dengan penghasilan yang mereka dapatkan mereka juga masih mempunyai kewajiban
untuk melunasi uang kreditan motor tiap bulannya.
2) Orang yang memiliki warung. Berbeda dengan toko, yang disebut warung di sini adalah yang
berukuran yang lebih kecil dan yang disediakan juga relatif seadanya atau kurang lengkap.
Sedangkan untuk pelapisan di tingkat bawah ditempati oleh buruh tani karena tidak mempunyai
lahan atau tempat usaha yang tetap bahkan alat transportasi yang memadai.
http://blog.unila.ac.id/rone/mata-kuliah/sosiologi-pedesaan/