You are on page 1of 3

.

Transpor pasif

Transpor pasif merupakan perpindahan zat yang tidak memerlukan energi. Perpindahan
zat ini terjadi karena perbedaan konsentrasi antara zat atau larutan. Transpor pasif melalui
peristiwa difusi, osmosis, dan difusi terbantu.

a. Difusi

Difusi dapat diartikan perpindahan zat (padat, cair, dan gas) dari larutan
konsentrasi tinggi (hipertonis) ke larutan dengan konsentrasi rendah (hipotenis). Dengan
kata lain setiap zat akan berdifusi menuruni gradien konsentrasinya. Hasil dari difusi
adalah konsentrasi yang sama antara larutan tersebut dinamakan isotonis. Kecepatan zat
berdifusi melalui membran sel tidak hanya tergantung pada gradien konsentrasi, tetapi
juga pada besar, muatan, dan daya larut dalam lemak (lipid). Membran sel kurang
permeabel terhadap ion-ion (Na+, Cl–, K+) dibandingkan dengan molekul kecil yang
tidak bermuatan. Dalam keadaan yang sama molekul kecil lebih cepat berdifusi melalui
membran sel daripada molekul besar. Molekul-molekul yang bersifat hidrofobik dapat
bergerak dengan mudah melalui membran daripada molekul-molekul hidrofolik.
Molekul-molekul yang besar dan ion dapat bergerak melalui membran.

b. Difusi terfasilitasi

Difusi terfasilitasi melibatkan difusi dari molekul polar dan ion melewati membran
dengan bantuan protein transpor. Protein transpor merupakan protein khusus yang
menyediakan suatu ikatan ſ sik bagi molekul yang sedang bergerak. Protein transpor juga
merentangkan membran sel sehingga menyediakan suatu mekanisme untuk pergerakan
molekul. Difusi terfasilitasi juga merupakan transpor pasif karena hanya mempercepat
proses difusi dan tidak merubah arah gradien konsentrasi.

c. Osmosis
Osmosis merupakan difusi air melalui selaput semipermeabel. Air akan bergerak dari
daerah yang mempunyai konsentrasi larutan rendah ke daerah yang mempunyai
konsentrasi larutan tinggi. Tekanan osmosis dapat diukur dengan suatu

alat yang disebut osmometer. Air akan bergerak dari daerah dengan tekanan osmosis
rendah ke daerah dengan tekanan osmosis tinggi. Sel akan mengerut jika berada pada
lingkungan yang mempunyai konsentrasi larutan lebih tinggi. Hal ini terjadi karena air
akan keluar meninggalkan sel secara osmosis. Sebaliknya jika sel berada pada lingkungan
yang hipotonis (konsentrasi rendah) sel akan banyak menyerap air, karena

air berosmosis dari lingkungan ke dalam sel. Jika sel-sel tersebut adalah sel tumbuhan,
maka akan terjadi tekanan turgor apabila dalam lingkungan hipotonis. Sebaliknya jika sel
tumbuhan beradapada lingkungan hipertonis, dapat mengalami plasmolisis yaitu
terlepasnya sel dari dinding sel.

2.Transport aktif

Pada transpor aktif diperlukan energi dari dalam sel untuk melawan gradien konsentrasi.
Transpor aktif sangat diperlukan untuk memelihara keseimbangan molekul-molekul di
dalam sel. Sumber energi untuk transpor aktif adalah ATP (adenosin trifosfat).

Transpor aktif primer dan sekunder

Transpor aktif primer membutuhkan energi dalam bentuk ATP, sedangkan transpor aktif
sekunder memerlukan transpor yang tergantung pada potensial membran. Kedua jenis
transpor tersebut saling berhubungan erat karena transpor aktif primer akan menciptakan
potensial membran dan ini memungkinkan terjadinya transpor aktif sekunder.Transpor
aktif primer dicontohkan pada keberadaan ion K+ dan Na+ dalam membran. Kebanyakan
sel memelihara konsentrasi K+ lebih tinggi di dalam sel daripada di luar sel. Sementara
konsentrasi Na+ di dalam sel lebih kecil daripada di luar sel.Transpor aktif sekunder
dicontohkan pada asam amino dan glukosa dengan molekul pengangkutannya berupa
protein transpor khusus. Pengangkutan tersebut bersama dengan pengangkutan Na+
untuk berdifusi ke dalam sel. Pengangkutan Na+ adalah transpor aktif primer yang
memungkinkan terjadinya pontensial membran, sehingga asam amino dan glukosa dapat
masuk ke dalam sel.

You might also like