You are on page 1of 8

AACR ialah Peraturan Katalogisasi yang pertama kali hasil kesepakatan antara ALA

( American Library Association ) & LA ( Persatuan Perpustakaan Inggris )

Pengertian lainnya :

AACR ialah kode peraturan yang berhubungan dengan gambaran buku dan dokumen
lainnya, dan mencatat semuanya dibawah nama pengarangnya, atau dalam ketidak
hadiran kepengarangan, dibawah judul – judul tersebut…..

Berdasarkan pada :       Descriptive cataloguing : A studens introduction to the Anglo


American Cataloguing Rules 1967 / James A Tait, F Dauglas Anderson.-- London : Clive
Bingley, s.a )

Sedangkan AACR edisi 2 ( AACR 2 ) berisi tentang pembuatan deskripsi katalog yang
telah disepakati bersama sejak tahun 1988 oleh Asosiasi Perpustakaan Amerika, Inggris,
Kanada dan negara – negara lainnya yang tergabung dalam International Federation
Library Association ( IFLA )

Berdasarkan pada :       Manajemen Dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah / Darmono    .
-- Jakarta : Grasindo, 1991

Sejarah AACR ( Anglo American


Cataloguing Rules ) :  
 

AACR muncul dikarenakan banyaknya perbedaan tentang peraturan pembuatan 


Katalogisasi Deskripsi yang banyak macamnya, dengan kata lain masing – masing negara
di Benua Amerika, Eropa dan Asia memiliki perbedaan dalam pedoman Katalogisasi
Deskripsi.

AACR dibuat dalam dua edisi. Edisi pertama membahas tentang aturan
katalogisasi buku dan dokumen sejenisnya, sedangkan AACR 2 membahas peraturan
katalogisasi untuk non book material atau bahan pustaka selain buku.

 
Sejarah AACR dimulai pada tahun 1930-an, pada tahun tersebut saturan – aturan
baru pengkatalogan diperbaharui. Kemudian pada tahun 1949 diterbitkan dan disiarkan
ALA ( American Library Association  ) CODES.

American Library Association pada tahun 1951 mengundang Seymour Lubetzky


seorang konsultan di Library of Congres untuk dimintai kesediaannya membuat analisis
secara umum dalam rangka merevisi ALA CODES yang telah dibuat 1949.

Pada tahun 1956 Lubetzky mulai mengerjakan revisi tersebut. Dan pada tahun 1960 draf
revisi diterbitkan dan kemudian dimulainya kerjasama AS dengan Inggris dalam
pembuatan aturan katalogisasi.

Akhirnya sebagai cikal bakal pembuatan AACR, pada tahun 1961 diadakan Konferensi
Internasional tentang dasar – dasar katalogisasi yang diadakan di Paris atau yang sering
disebut Paris Principles.

Disadur dari :    -  Descriptive cataloguing : A studens introduction to the Anglo

     American Cataloguing Rules 1967 / James A Tait, F Dauglas

     Anderson.-- London : Clive Bingley, s.a )

  -  Pengantar Ilmu Perpustakaan / Sulistyo Basuki. -- Jakarta :

     Gramedia, 1991

  -  dan dari berbagai sumber.

Katalogisasi Non Buku

Koleksi perpustakaan menjadi lebih bervariasi dan menarik dengan masuknya berbagai
ragam bahan non buku atau non book materials, seperti Film, video, kaset, foto, gambar,
poster, peta, microform, disket, CD-ROM, dan masih banyak media lainnya. Informasi
dewasa ini dikemas dalam berbagai bentuk. Perpustakaan yang tidak dapat menyediakan
informasi dalam bentuk yang paling sesuai dengan bidang subyek dan sifat pemakainya,
akan dipandang sebagai kurang sanggup memberi pelayanan yang baik. Untuk itu
perpustakaan berupaya mengembangkan koleksi bahan non buku disamping koleksi
lainnya.
Pengolahan bahan non buku oleh banyak pustakawan dianggap sebagai tugas yang
memberatkan dan lebih rumit bila dibandingkan dengan pengolahan monograf (buku).
Untuk tugas pengolahan ini yang diperlukan adalah pengetahuan khusus mengenai bahan
dan alatnya. Sebab pengatalog harus mencatat ciri-cirinya dalam deskripsi bibliografi.
Staf perpustakaan yang mengolah bahan bukan buku harus mengenal jenis-jenis bahan
yang telah ada, dan sekaligus secara teratur mengikuti perkembangan teknologi bahan
tersebut.
Berikut akan dijelaskan bagaimana menangani koleksi bahan bukan buku yang meliputi
penentuan sistim katalog, bahasa dalam deskripsi, penentuan sumber informasi untuk tiap
daerah, apa itu GMD, dan mengenai daerah data khusus, dan lain-lainya.

Sistem Katalog
Hal lain yang perlu pertimbangan adalah tipe katalog yang akan digunakan untuk koleksi
perpustakaan yang beraneka ragam medianya. Apakah sebaiknya dibuat katalog terpadu
atau integrated. Semua entri katalog disatukan dalam satu katalog tanpa membedakan
format bahan, ataukah lebih baik apabila ada katalog untuk monoggraf, dan katalog
tersendiri untuk tiap kelompok bahan lain.
Tiap alternatif mempunyai kelebihan dan kekurangannya yang harus diperhatikan dan
dipertimbangkan dengan melihat faktor-faktor seperti komposisi koleksi, tujuan
perpustakaan, tipe pemakai, dan kebutuhan mereka.

Deskripsi Lengkap dan Rinci


 Koleksi bahan non buku biasanya dipisahkan dari koleksi buku dan tidak dapat diakses
sendiri oleh pemakai. Sistem pelayanan clossed access lebih cocok untuk bahan ini yang
pada umumnya mahal dan perlu diperlakukan dengan hati-hati. Untuk bahan seperti itu
suatu cantuman bibliografi yang lengkap dan rinci diperlukan. Hanyalah lewat katalog,
pemakai dapat memperoleh gambaran tentang isi dan ciri lain dari bahan tersebut.
 Banyak bahan non buku terdiri atas beberapa satuan atau unit, seperti kumpulan slide,
kumpulan lagu. Untuk memudahkan pemakai memperoleh informasi yang diinginkan,
seharusnya pengatalogan dilakukan pada tingkat satuan terkecil, misal slide, foto, atau
lagu. Disamping pada judul kolektif karya tersebut. Tetapi bagi staf perpustakaan, ini
merupakan pekerjaan tambahan, dan perlu dipertimbangkan untung ruginya.

Pernyataan Jenis Bahan Umum


Unsur kedua dari daerah judul dan pernyataan tanggung jawab adalah mengenai General
Material Designation yang disingkat dengan GMD. General Material Designation (GMD)
merupakan pernyataan jenis bahan kelompok umum. Istilah-istilah yang digunakan yakni
bersifat umum, artinya menyebut kelompok umum dokumen tersebut. GMD merupakan
unsur optional. Bandingkan dengan metode lain untuk mengisyaratkan bentuk, misal
kode khusus dan kode warna.
Fungsi GMD
Memberitahu sedini mungkin pada pemakai mengenai format (bentuk fisik) dokumen
tersebut.
Mengisyaratkan pada pemakai bahwa diperlukan alat khusus untuk menggunakannya.
Menjadi sarana untuk membedakan dokumen dengan judul yang sama tetapi bentuk
yang berbeda.

Kelebihan GMD
Standard
Searchable

Tempat GMD
Setelah pernyataan judul sebenarnya atau title proper dengan didahului tanda dalam
kurung siku.

Daerah Data Khusus


Daerah ketiga dari deskripsi bibliografi adalah daerah yang digunakan untuk data yang
hanya berlaku untuk satu jenis bahan pustaka saja. Jadi berupa data khusus yang karena
kekhususannya tidak dapat ditampung dalam daerah-daerah lain. Data data khusus
mencatat data yang khas bagi satu kelompok bahan atau jenis publikasi tertentu.
Dalam AACR2 daerah data khusus ini digunakan untuk
o Bahan Kartografi (bab 3)----- data matematik
o Musik (bab 5) ------ musical presentation statement
o Berkas Komputer (bab 9) ------ file characteristics
o Terbitan Berkala (bab 12)----- sistim penomoran

Deskripsi Bibliografis

 Deskripsi bibliografi ialah susunan data bibliografi yang disusun secara teratur, sehingga
dapat diakses dari berbagai pendekatan. Deskripsi bibliografi yang dikerjakan dalam
pengatalogan deskriptif adalah merekam data bibliografis dan data fisik penting lainnya
yang diperlukan untuk dapat mengenali suatu dokumen. Dalam kegiatan ini juga
ditentukan titik pendekatan non subyek melalui pemilihan tajuk entri.
 Secara ringkas dapat dikatakan bahwa deskripsi bibliografi merupakan proses
pengatalogan yang meliputi pengenalan dan penguraian fisik dokumen. Tidak mencakup
penguraian subyek dokumen. Hasil deskripsi bibliografi biasanya dituangkan dalam
bentuk katalog, yaitu sebuah kartu berukuran 7.5 x 12.5 cm.

Unsur Deskripsi Bibliografi 


Unsur-unsur deskripsi bibliografi meliputi 8 (delapan) daerah / bidang, yakni :
Daerah Judul dan pernyataan penanggung jawab (title and statement of responsibility
area), meliputi; judul sebenarnya, judul paralel dan judul lain, pernyataan penanggung
jawab atau kepengarangan.
Daerah Edisi (edition area), meliputi; keterangan edisi, pernyataan tanggung jawab
yang berhubungan dengan edisi
Daerah data khusus. Yaitu suatu daerah atau bidang yang khusus untuk menyatakan
jenis spesifik dari bahan yang dikatalog. Daerah ini digunakan khusus untuk koleksi
bahan non buku.
Daerah Impresum (penerbitan & distribusi) atau publication, distribution, etc. area,
meliputi; tempat terbit, nama penerbit, tahun terbit
Daerah Kolasi (deskripsi fisik) atau physical description area, meliputi; paginasi atau
jumlah jilid, keterangan ilustrasi, ukuran, bahan yang diikutsertakan.
Daerah seri (series area), meliputi; keterangan seri, sub seri, nomor seri
Daerah catatan (note area), disediakan untuk tambahan keterangan tentang bahan
pustaka yang diolah atau diproses.
Daerah penomoran standar (standard number and terms of availability area), meliputi;
nomor standar buku (ISBN), harga.

Sumber Informasi

 Data bibliografi yang dicatat dalam cantuman bibliografi harus diambil dari sumber
informasi yang ditentukan oleh peraturan pengatalogan. Untuk tiap kelompok bahan,
peraturan pengatalogan menetapkan suatu sumber informasi utama yang menjadi sumber
data terpenting. Untuk bahan cetakann seperti buku dan majalah, yang mempunyai
halaman judul, hal ini tidak jadi masalah. Lain halnya dengan bahan non buku. Bahan ini
tidak berhalaman judul, penyusun atau penanggung jawab lain, tempat terbit, penerbit,
dan tahun terbit. Data di komponen atau bagian bahan bukan buku yang dijadikan sumber
informasi utama dan tambahan sering sulit ditranskripsikan, seperti misalnya title frames
video atau film. Selain itu pada sumber-sumber ini kurang lengkap, atau berbeda-beda.
 Penentuan tajuk entri utama dan entri tambahan didasarkan atas konsep atau prinsip
kepengarangan; Siapakah yang dianggap paling bertanggung jawab atas isi intelektual
atau artistik karya tersebut. Untuk bahan berupa buku, penentuan ini cukup mudah, sebab
bahan tersebut sering hasil usaha berbagai orang atau badan dengan fungsi-fungsi yang
berbeda-beda. Tetapi lain halnya untuk bahan non buku. Sering tidak jelas siapa
penanggung jawabnya. Oleh sebab itu dikenal dengan apa yang disebut diffuse
authorship atau kepengarangan kabur dan tersebar.

Rekaman Suara

Berbagai bentuk jenis rekaman suara, seperti piringan hitam, CD, pita (berbentuk
gulungan atau reel, kaset, kartridge), rekaman suara atas film (kecuali rekaman yang
berfungsi sebagai pelengkap gambar hidup). Istilah “rekaman suara” digunakan untuk
menyatakan jenis kelompok umum. Jenis medium dinyatakan dalam deskripsi fisik
dengan istilah khusus, seperti piringan hitam, kaset suara, gulungan pita suara,
selongsong (cartridge) suara, rol piano, rol organ, dan lain sejenisnya.

Sumber Informasi 
Sumber informasi utama untuk jenis bahan ini ditentukan sebagai berikut :
Tipe Sumber informasi
 Piringan (disc) Label
 Gulungan pita (open reel-to-reel) Gulungan pita (reel) dan label
 Kaset Kaset itu sendiri dan label
 Kartridge Kartridge dan label
 Rekaman suara atas film Kemasan dan label

Label yang dimaksudkan di sini adalah label kertas atau plastik dengan keterangan
tercetak yang melekat secara permanen dan bukan label yang terdapat pada kemasan.
Jika ada dua atau lebih sumber informasi utama (misal dua label pada satu piringan
hitam), sumber-sumber ini diperlakukan sebagai satu sumber utama. Bahan cetakan yang
terlampir pada pita rekaman, piringan hitam, dan sebagainya, serta kemasan dapat
digunakan sebagai sumber informasi utama apabila pada sumber-sumber itu terdapat
judul kolektif dan pada label tidak. Dalam hal seperti ini pada daerah catatan harus
disebutkan sumber yang telah digunakan sebagai sumber informasi utama. Jika dari
sumber utama tidak dapat diperoleh keterangan yang diperlukan, keterangan diambil dari
sumber-sumber di bawah ini dengan urutan prioritas, 1). Lampiran berupa bahan tekstual.
2). Kemasan. 3). Sumber lain
Berikut uraian sumber informasi tiap daerah
  Daerah Sumber
1. judul dan pernyataan penanggung jawab sumber utama
2. edisi sumber utama dan kemasan
3. data khusus (tidak dipakai untuk bahan ini)
4. terbitan, penyaluran (distribusi) sumber utama dan kemasan
5. deskripsi fisik sumber mana saja
6. seri sumber utama dan bahan terlampir
7. catatan sumber mana saja
8. penomoran standar sumber mana saja

Gambar Hidup dan Rekaman Video

Gambar hidup atau motion pictures dan rekaman video atau video recordings meliputi
semua jenis film, termasuk film lengkap, kumpulan bagian-bagian film, trailer, film
berita dan bahan yang belum disunting.

Sumber Informasi 
Sumber informasi utama bagi gambar hidup dan rekaman video adalah film itu sendiri,
yaitu title frames (gambar-gambar yang memuat judul dan keterangan lain) dan kemasan
serta label. Jika sumber informasi utama ini tidak memberiinformasi yang dibutuhkan,
sumber-sumber berikut dapat dipergunakan dengan urutan prioritas 1). Bahan tekstual
terlampir (misal skript, daftar pemotretan, bahan promosi). 2). Kemasan (yang bukan
bagian integral). 3). Sumber lain.

Berikut uraian sumber informasi tiap daerah :


  Daerah Sumber
1. judul dan pernyataan penanggung jawab sumber utama
2. edisi sumber utama dan bahan terlampir
3. data khusus (tidak dipakai untuk bahan ini)
4. terbitan, penyaluran (distribusi) sumber utama dan bahan terlampir
5. deskripsi fisik sumber mana saja
6. seri sumber utama dan bahan terlampir
7. catatan sumber man saja
8. penomoran standar sumber mana saja

File Komputer
Deskripsi file komputer meliputi file atau berkas yang dapat dibaca dan diolah oleh
komputer, dan mencakup baik data maupun program-program. File ini tersimpan di
dalam atau pada media yang memungkinkan akses langsung maupun akses jarak jauh.

Sumber Informasi 
Sumber informasi utama untuk file komputer adalah title screens. Jika tidak ada,
informasi yang dibutuhkan diambil dari keterangan yang merupakan bagian integral dari
file tersebut, seperti menu utama, keterangan yang merupakan bagian dari suatu program.
Jika sumber informasi yang diperlukan tidak dapat diperoleh dari sumber-sumber di atas,
informasi diambil dari sumber-sumber lain, menurut urutan prioritas. Dengan tidak dapat
diperoleh di sini juga dimaksud tidak dapat diketahui karena tidak tersedia perangkat
keras atau peralatan lainnya yang dibutuhkan untuk menampilkan dan membaca file
tersebut. Sumber lain yang dapat digunakan, didaftar menurut urutan prioritasnya ;
Pita, disket, atau media lain yang memuat file tersebut atau label-label yang terdapat pada
pita, disket, dan sebagainya.
Informasi yang berasal dari penerbit, pencipta, dan sebagainya yang disertakan sebagai
bahan terlampir.
Informasi yang tercetak pada kemasan yang dikeluarkan oleh penerbit atau distributor.
Dengan label dimaksud label kertas, plastik dan lain sebagainya yang dilekatkan oleh
pencipta, pembuat atau penerbit pada disket, kaset, dan sebagainya dan bukan label yang
ditempelkan oleh perpustakaan. Berikut uraian sumber informasi tiap daerah :

  Daerah Sumber Informasi


1. judul dan pernyataan penanggung jawab sumber utama, disket/kaset, atau 
label
2. edisi sumber utama dan bahan terlampir
3. data khusus (tidak dipakai untuk bahan ini)
4. terbitan, penyaluran (distribusi) sumber utama dan bahan terlampir
5. deskripsi fisik sumber mana saja
6. seri sumber utama dan bahan terlampir
7. catatan sumber mana saja
8. penomoran standar sumber mana saja

Contoh Katalog
Berikut contoh – contoh bentuk katalog bahan non buku yang meliputi peta, rekaman
suara, berkas komputer, gambar hidup dan rekaman video.

You might also like