Professional Documents
Culture Documents
Pengertian lainnya :
AACR ialah kode peraturan yang berhubungan dengan gambaran buku dan dokumen
lainnya, dan mencatat semuanya dibawah nama pengarangnya, atau dalam ketidak
hadiran kepengarangan, dibawah judul – judul tersebut…..
Sedangkan AACR edisi 2 ( AACR 2 ) berisi tentang pembuatan deskripsi katalog yang
telah disepakati bersama sejak tahun 1988 oleh Asosiasi Perpustakaan Amerika, Inggris,
Kanada dan negara – negara lainnya yang tergabung dalam International Federation
Library Association ( IFLA )
Berdasarkan pada : Manajemen Dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah / Darmono .
-- Jakarta : Grasindo, 1991
AACR dibuat dalam dua edisi. Edisi pertama membahas tentang aturan
katalogisasi buku dan dokumen sejenisnya, sedangkan AACR 2 membahas peraturan
katalogisasi untuk non book material atau bahan pustaka selain buku.
Sejarah AACR dimulai pada tahun 1930-an, pada tahun tersebut saturan – aturan
baru pengkatalogan diperbaharui. Kemudian pada tahun 1949 diterbitkan dan disiarkan
ALA ( American Library Association ) CODES.
Pada tahun 1956 Lubetzky mulai mengerjakan revisi tersebut. Dan pada tahun 1960 draf
revisi diterbitkan dan kemudian dimulainya kerjasama AS dengan Inggris dalam
pembuatan aturan katalogisasi.
Akhirnya sebagai cikal bakal pembuatan AACR, pada tahun 1961 diadakan Konferensi
Internasional tentang dasar – dasar katalogisasi yang diadakan di Paris atau yang sering
disebut Paris Principles.
Koleksi perpustakaan menjadi lebih bervariasi dan menarik dengan masuknya berbagai
ragam bahan non buku atau non book materials, seperti Film, video, kaset, foto, gambar,
poster, peta, microform, disket, CD-ROM, dan masih banyak media lainnya. Informasi
dewasa ini dikemas dalam berbagai bentuk. Perpustakaan yang tidak dapat menyediakan
informasi dalam bentuk yang paling sesuai dengan bidang subyek dan sifat pemakainya,
akan dipandang sebagai kurang sanggup memberi pelayanan yang baik. Untuk itu
perpustakaan berupaya mengembangkan koleksi bahan non buku disamping koleksi
lainnya.
Pengolahan bahan non buku oleh banyak pustakawan dianggap sebagai tugas yang
memberatkan dan lebih rumit bila dibandingkan dengan pengolahan monograf (buku).
Untuk tugas pengolahan ini yang diperlukan adalah pengetahuan khusus mengenai bahan
dan alatnya. Sebab pengatalog harus mencatat ciri-cirinya dalam deskripsi bibliografi.
Staf perpustakaan yang mengolah bahan bukan buku harus mengenal jenis-jenis bahan
yang telah ada, dan sekaligus secara teratur mengikuti perkembangan teknologi bahan
tersebut.
Berikut akan dijelaskan bagaimana menangani koleksi bahan bukan buku yang meliputi
penentuan sistim katalog, bahasa dalam deskripsi, penentuan sumber informasi untuk tiap
daerah, apa itu GMD, dan mengenai daerah data khusus, dan lain-lainya.
Sistem Katalog
Hal lain yang perlu pertimbangan adalah tipe katalog yang akan digunakan untuk koleksi
perpustakaan yang beraneka ragam medianya. Apakah sebaiknya dibuat katalog terpadu
atau integrated. Semua entri katalog disatukan dalam satu katalog tanpa membedakan
format bahan, ataukah lebih baik apabila ada katalog untuk monoggraf, dan katalog
tersendiri untuk tiap kelompok bahan lain.
Tiap alternatif mempunyai kelebihan dan kekurangannya yang harus diperhatikan dan
dipertimbangkan dengan melihat faktor-faktor seperti komposisi koleksi, tujuan
perpustakaan, tipe pemakai, dan kebutuhan mereka.
Kelebihan GMD
Standard
Searchable
Tempat GMD
Setelah pernyataan judul sebenarnya atau title proper dengan didahului tanda dalam
kurung siku.
Deskripsi Bibliografis
Deskripsi bibliografi ialah susunan data bibliografi yang disusun secara teratur, sehingga
dapat diakses dari berbagai pendekatan. Deskripsi bibliografi yang dikerjakan dalam
pengatalogan deskriptif adalah merekam data bibliografis dan data fisik penting lainnya
yang diperlukan untuk dapat mengenali suatu dokumen. Dalam kegiatan ini juga
ditentukan titik pendekatan non subyek melalui pemilihan tajuk entri.
Secara ringkas dapat dikatakan bahwa deskripsi bibliografi merupakan proses
pengatalogan yang meliputi pengenalan dan penguraian fisik dokumen. Tidak mencakup
penguraian subyek dokumen. Hasil deskripsi bibliografi biasanya dituangkan dalam
bentuk katalog, yaitu sebuah kartu berukuran 7.5 x 12.5 cm.
Sumber Informasi
Data bibliografi yang dicatat dalam cantuman bibliografi harus diambil dari sumber
informasi yang ditentukan oleh peraturan pengatalogan. Untuk tiap kelompok bahan,
peraturan pengatalogan menetapkan suatu sumber informasi utama yang menjadi sumber
data terpenting. Untuk bahan cetakann seperti buku dan majalah, yang mempunyai
halaman judul, hal ini tidak jadi masalah. Lain halnya dengan bahan non buku. Bahan ini
tidak berhalaman judul, penyusun atau penanggung jawab lain, tempat terbit, penerbit,
dan tahun terbit. Data di komponen atau bagian bahan bukan buku yang dijadikan sumber
informasi utama dan tambahan sering sulit ditranskripsikan, seperti misalnya title frames
video atau film. Selain itu pada sumber-sumber ini kurang lengkap, atau berbeda-beda.
Penentuan tajuk entri utama dan entri tambahan didasarkan atas konsep atau prinsip
kepengarangan; Siapakah yang dianggap paling bertanggung jawab atas isi intelektual
atau artistik karya tersebut. Untuk bahan berupa buku, penentuan ini cukup mudah, sebab
bahan tersebut sering hasil usaha berbagai orang atau badan dengan fungsi-fungsi yang
berbeda-beda. Tetapi lain halnya untuk bahan non buku. Sering tidak jelas siapa
penanggung jawabnya. Oleh sebab itu dikenal dengan apa yang disebut diffuse
authorship atau kepengarangan kabur dan tersebar.
Rekaman Suara
Berbagai bentuk jenis rekaman suara, seperti piringan hitam, CD, pita (berbentuk
gulungan atau reel, kaset, kartridge), rekaman suara atas film (kecuali rekaman yang
berfungsi sebagai pelengkap gambar hidup). Istilah “rekaman suara” digunakan untuk
menyatakan jenis kelompok umum. Jenis medium dinyatakan dalam deskripsi fisik
dengan istilah khusus, seperti piringan hitam, kaset suara, gulungan pita suara,
selongsong (cartridge) suara, rol piano, rol organ, dan lain sejenisnya.
Sumber Informasi
Sumber informasi utama untuk jenis bahan ini ditentukan sebagai berikut :
Tipe Sumber informasi
Piringan (disc) Label
Gulungan pita (open reel-to-reel) Gulungan pita (reel) dan label
Kaset Kaset itu sendiri dan label
Kartridge Kartridge dan label
Rekaman suara atas film Kemasan dan label
Label yang dimaksudkan di sini adalah label kertas atau plastik dengan keterangan
tercetak yang melekat secara permanen dan bukan label yang terdapat pada kemasan.
Jika ada dua atau lebih sumber informasi utama (misal dua label pada satu piringan
hitam), sumber-sumber ini diperlakukan sebagai satu sumber utama. Bahan cetakan yang
terlampir pada pita rekaman, piringan hitam, dan sebagainya, serta kemasan dapat
digunakan sebagai sumber informasi utama apabila pada sumber-sumber itu terdapat
judul kolektif dan pada label tidak. Dalam hal seperti ini pada daerah catatan harus
disebutkan sumber yang telah digunakan sebagai sumber informasi utama. Jika dari
sumber utama tidak dapat diperoleh keterangan yang diperlukan, keterangan diambil dari
sumber-sumber di bawah ini dengan urutan prioritas, 1). Lampiran berupa bahan tekstual.
2). Kemasan. 3). Sumber lain
Berikut uraian sumber informasi tiap daerah
Daerah Sumber
1. judul dan pernyataan penanggung jawab sumber utama
2. edisi sumber utama dan kemasan
3. data khusus (tidak dipakai untuk bahan ini)
4. terbitan, penyaluran (distribusi) sumber utama dan kemasan
5. deskripsi fisik sumber mana saja
6. seri sumber utama dan bahan terlampir
7. catatan sumber mana saja
8. penomoran standar sumber mana saja
Gambar hidup atau motion pictures dan rekaman video atau video recordings meliputi
semua jenis film, termasuk film lengkap, kumpulan bagian-bagian film, trailer, film
berita dan bahan yang belum disunting.
Sumber Informasi
Sumber informasi utama bagi gambar hidup dan rekaman video adalah film itu sendiri,
yaitu title frames (gambar-gambar yang memuat judul dan keterangan lain) dan kemasan
serta label. Jika sumber informasi utama ini tidak memberiinformasi yang dibutuhkan,
sumber-sumber berikut dapat dipergunakan dengan urutan prioritas 1). Bahan tekstual
terlampir (misal skript, daftar pemotretan, bahan promosi). 2). Kemasan (yang bukan
bagian integral). 3). Sumber lain.
File Komputer
Deskripsi file komputer meliputi file atau berkas yang dapat dibaca dan diolah oleh
komputer, dan mencakup baik data maupun program-program. File ini tersimpan di
dalam atau pada media yang memungkinkan akses langsung maupun akses jarak jauh.
Sumber Informasi
Sumber informasi utama untuk file komputer adalah title screens. Jika tidak ada,
informasi yang dibutuhkan diambil dari keterangan yang merupakan bagian integral dari
file tersebut, seperti menu utama, keterangan yang merupakan bagian dari suatu program.
Jika sumber informasi yang diperlukan tidak dapat diperoleh dari sumber-sumber di atas,
informasi diambil dari sumber-sumber lain, menurut urutan prioritas. Dengan tidak dapat
diperoleh di sini juga dimaksud tidak dapat diketahui karena tidak tersedia perangkat
keras atau peralatan lainnya yang dibutuhkan untuk menampilkan dan membaca file
tersebut. Sumber lain yang dapat digunakan, didaftar menurut urutan prioritasnya ;
Pita, disket, atau media lain yang memuat file tersebut atau label-label yang terdapat pada
pita, disket, dan sebagainya.
Informasi yang berasal dari penerbit, pencipta, dan sebagainya yang disertakan sebagai
bahan terlampir.
Informasi yang tercetak pada kemasan yang dikeluarkan oleh penerbit atau distributor.
Dengan label dimaksud label kertas, plastik dan lain sebagainya yang dilekatkan oleh
pencipta, pembuat atau penerbit pada disket, kaset, dan sebagainya dan bukan label yang
ditempelkan oleh perpustakaan. Berikut uraian sumber informasi tiap daerah :
Contoh Katalog
Berikut contoh – contoh bentuk katalog bahan non buku yang meliputi peta, rekaman
suara, berkas komputer, gambar hidup dan rekaman video.