Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
Nama : Rokhani
Nim : 5351302013
Prodi : Diploma III Teknik Elektro
Jurusan : Teknik Elektro
Konsentrasi : Teknik Instalasi Listrik
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2006
i
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Tugas Akhir ini telah dipertahankan dihadapan Tim penguji Tugas Akhir
Pembimbing :
Penguji II : Penguji I :
ii
iii
ABSTRAK
iii
iv
Motto :
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (Q.S Al
Insyiroh : 5)
Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan ), kerjakanlah
dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain (Q.S Al Insyiroh :7)
Jika kamu ingin hidup bahagia di dunia, maka harus dengan ilmu.
Jika kamu ingin hidup bahagia di akherat, maka harus dengan
ilmu. Dan apabila kamu ingin hidup bahagia di dunia dan akherat,
juga harus dengan ilmu.
Belajarlah dipagi hari, bekerja disiang hari, makan disore hari dan
tidurlah dimalam hari Niscaya hidup akan bahagia
Satu-satunya musuh yang utama dalam kesuksesan adalah
kemalasan, maka perangilah kemalasan dalam diri kamu
Persembahan :
Karya tulis ini khusus aku persembahan kepada
Allah SWT atas segala rahmat dan karunian Nya
Ayah dan Ibunda tercinta
Saudara-saudaraku yang selalu mendukungku
iv
v
KATA PENGANTAR
Laporan Tugas Akhir Dalam Rangka Penyelesaian studi Program Diploma III
Dengan ini tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan bantuan bimbingan dan dorongan dalam penulisan laporan
hingga selesai.
1. Bapak Drs. Djoko Adi Widodo, M.T selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro
2. Bapak Drs. Agus Murnomo, M.T selaku Dosen Pembimbing Laporan Tugas
Akhir
3. Ayah dan Ibuku tercinta yang selalu dengan sabar dalam membimbingku
Penulis berharap semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat berguna bagi
semua pembaca dan dapat dipergunakan sebagai bahan pembanding dalam mata
Penulis
v
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ ii
ABSTRAK ....................................................................................................iii
DAFTAR ISI................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL.......................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN
B. Permasalahan................................................................................. 3
C. Pembatasan masalah...................................................................... 3
BAB II ISI
1. Elemen Pemanas...................................................................... 5
a. Perpindahan Panas............................................................ 6
1) Konduksi...................................................................... 6
2) Radiasi ......................................................................... 7
vi
vii
3) Konveksi ...................................................................... 8
2. Termostat................................................................................. 9
5. Resistor.................................................................................. 16
b. Tahanan Kawat............................................................... 18
2. Perancangana rangka............................................................ 25
7. Proses Pembuatan................................................................. 27
vii
viii
8. Konstruksi ............................................................................ 29
1. Hasil...................................................................................... 34
2. Pembahasan .......................................................................... 37
A. Kesimpulan ................................................................................. 40
B. Saran ............................................................................................ 40
LAMPIRAN
viii
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
ix
x
DAFTAR TABEL
Halaman
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cabai merah yang kita kenal selama ini sudah menjadi kebutuhan
masyarakat, khususnya kaum ibu rumah tangga. Selain memiliki rasa yang
pedas yang berfungsi sebagai perangsang nafsu makan, warna merah pada
cabai seakan memberikan kesan yang menarik pada masakan. Cabai merah
selain dikonsumsi kaum ibu, juga menjadi kebutuhan bagi dunia farmasi. Di
pembuatan obat. Bagian dari cabai merah yang memiliki rasa pedas digunakan
khususnya untuk obat luar yang berfungsi sebagai penghilang rasa gatal dan
Cabai merah memiliki sifat mudah rusak. Sifat mudah rusak ini
dipengaruhi oleh kadar air dalam cabai yang sangat tinggi sekitar 90% dari
kandungan cabai merah itu sendiri. Kandungan air yang sangat tinggi ini
dikhawatirkan pada saat musim panen raya banyak cabai yang tidak dapat
menyebabkan kadar air dalam cabai masih dalam keadaan besar, sehingga
menyebabkan pembusukan.
1
2
ada perbedaan kandungan uap air diantara udara dan bahan yang dikeringkan.
Udara mempunyai kandungan uap air yang lebih kecil dari pada bahan
sehingga dapat menghisap uap air dari bahan yang dikeringkan. Salah satu
faktor yang dapat mempercepat proses pengeringan adalah angin atau udara
yang mengalir. Dengan adanya aliran udara maka udara yang sudah jenuh
dapat diganti oleh udara kering sehingga proses pengeringan dapat berjalan
Proses pengeringan yang dilakukan oleh petani selama ini masih bersifat
matahari. Metode ini kurang efektif karena akan membutuhkan area yang luas,
waktu pengeringan yang relatif lama yaitu 10-12 hari, proses pengeringan
tergantung pada cuaca, serta efek sinar ultraviolet matahari dapat merusak
warna dari kulit cabai yang sehingga tidak terlihat cerah lagi.
suatu metode yang dapat menggantikan, namun masih memiliki fungsi yang
sama yaitu sebagai pengering yang dapat menurunkan kandungan kadar air
Berkaitan dengan hal tersebut, perlu dibuat alat pengering cabai secara
dipilih sesuai yang diinginkan, tidak membutuhkan area yang luas, kondisi
terjadi perpindahan panas yang lebih merata di semua bagian cabai yang
dikeringkan.
B. Permasalahan
cabai secara elektrik, penentuan sumber panas dan pengendali panas agar
panas dalam ruangan dapat stabil serta bagaimana cara penentuan kadar air
kering cabai.
C. Pembatasan Masalah
Penulisan laporan tugas akhir ini, agar tidak menyimpang dari inti
1. Tujuan
2. Manfaat
ISI
A. Kajian Teori
1. Elemen Pemanas
elemen pemanas sebagai sumber kalor atau panas pada alat pengering ini,
keperluan rumah tangga seperti oven, dan seterika listrik. Elemen pemanas
yang dipakai dalam pembuatan alat ini memiliki daya 300 Watt / 220 volt AC.
sebagai berikut:
perubahan bentuk
5
6
Perpindahan panas
Apabila dua logam saling berhimpitan dan suhu-suhu benda itu berbeda, maka
akan terjadi proses perpindahan panas dari benda yang panas menuju benda
cara, diantaranya :
1) Konduksi
dari daerah yang bersuhu tinggi ke daerah yang bersuhu lebih rendah didalam
Proses perpindahan panas secara konduksi tidak terjadi pada semua bahan,
umumnya penghantaran panas hanya terjadi pada bahan yang memiliki daya
hantar yang baik (konduktor). Contoh nyata dari perpindahan panas secara
2) Radiasi
dalam ruang hampa udara, sebagai contohnya adalah perambatan panas pada
oven.
Bila seberkas energi panas mengenai suatu benda maka sebagian energi
tersebut. Ciri khas pertukaran energi radiasi yang penting adalah sifatnya yang
3) Konveksi
Zat cair dan gas tidak dapat menghantarkan panas dengan baik.
Pemindahan panas lewat zat cair dan gas terutama terjadi karena konveksi,
Tahap pertama panas akan mengalir dengan cara konduksi yaitu dari sumber
tinggi ke daerah yang bersuhu lebih rendah. Udara kemudian akan bercampur
Proses perpindahan panas secara konveksi dalam ruangan dapat dilihat pada
gambar berikut :
perbedan suhu antara kedua ruangan. Dalam hal ini udara akan bergerak dari
9
daerah yang bersuhu lebih tinggi menuju ke daerah yang bersuhu yang lebih
2. Termostat
Alat pengatur panas khusus atau termostat adalah suatu alat yang dapat
perubahan suhu. Alat ini memiliki suatu alat perasa yang peka terhadap
adalah dua buah logam atau paduan logam yang memiliki beda koefisien muai
panjang dan direkatkan satu sama lain dengan jalan mengeling atau mengelas
plat logam. Azas kerja dari termostat sendiri adalah sekrup (tombol) pengatur
berfungsi mengatur jarak antara cakram kontak. Apabila suhu sudah mencapai
nilai tertentu sesuai setting yang telah ditentukan sebelumnya, kontak akan
terputus karena logam yang ada pada bimetal membengkok. Beberapa saat
kemudian apabila suhu turun maka arus akan mengalir kembali karena logam
memutuskan arus
suatu saklar yang bekerja berdasar prinsip beda muai panjang. Saklar ini
panjang yang berbeda dilas menjadi satu. Menurut ketentuan dalam ilmu
alam (fisika) jika bahan logam atau paduan logam akan memuai jika
( Suparno, 1982 : 23 )
12
b) Termostat batang
Termostat jenis ini memiliki sepotong pipa dan sepotong kawat besar atau
batang, yang salah satu ujungnya dihubungkan pada pipa. Pipa dan batang
suhu akan menyebabkan perubahan panjang yang berbeda dari pipa dan
batang itu. Beda panjang ini digunakan untuk membuka atau menutup dua
kontak.
Termostat jenis ini memiliki alat perasa, pipa kapiler dan ruang tekan.
Ketiga bagian ini merupakan suatu keseluruhan dan diisi dengan zat cair.
Zat cair yang digunakan memiliki koefisien muai yang besar, yaitu kalau
suhunya berubah maka zat cairnya akan memuai atau mengerut dan
Dari sekian macam jenis termostat, yang dipakai dalam pembuatan alat
adalah termostat dwi logam, karena sesuai dengan media pemanas yaitu
Motor listrik adalah alat yang digunakan untuk mengubah energi listrik
menjadi gerak atau mekanik. Motor yang dipakai dalam pembuatan alat ini
Motor induksi fasa tunggal adalah motor yang dapat menghasilkan suatu
( Zuhal, 1991 : 129 ). Medan magnet ini berasal dari belitan ( stator ) setelah
dialiri oleh arus bolak-balik , maka akan menggerakkan rotor. Dari peristiwa
ini akan menghasilkan suatu medan putar. Medan putar inilah yang pada
sederhana dan harga yang relatif murah, motor induksi fasa tunggal banyak
dipakai untuk keperluan motor kecil didalam rumah tangga seperti kipas
14
angin, peniup, pompa, mesin pendingin (AC). Jenis motor motor induksi satu
Jenis kipas yang dipakai memiliki daya 40 Watt / 220 Volt dengan frekuensi
( Zuhal, 1991 : 64 )
15
( Zuhal, 1991 : 64 )
4. Lampu Indikator
kawat penghantar. Dalam kawat ini energi listrik diubah menjadi panas dan
dari kebutuhan. Sesuai fungsinya yaitu sebagai indikator maka kerja dari
lampu tergantung dari sumber yang terhubung, dalam hal ini lampu
secara otomatis akan menyala, namun setelah selang beberapa waktu apabila
panas telah melebihi setting pada termostat, maka arus akan terputus dan
pemanas. Apabila panas pada elemen pemanas telah turun maka arus akan
Mengingat konstruksi lampu yang relatif kecil dan arus yang mengalir
Maka untuk mengatasinya pada salah satu bagian kutub lampu dipasang
resistor.
16
5. Resistor
Tahanan dapat dibagi dalam dua golongan utama yaitu tahanan karbon
a. Tahanan karbon
Tahanan karbon terdiri atas sebuah batang keramik yang diberi lapisan
karbon tipis. Lapisan karbon inilah yang merupakan tahanan yang sebenarnya.
Kedua ujung batang keramik yang berlapis karbon itu dipres dengan tutup
dibubuhi dengan satu atau lebih lapisan khusus untuk mencegah penyerapan
lembab. Tahanan inilah yang mempunyai keandalan yang sangat baik dan
( Daryanto, 2004 : 6 )
Nilai ini biasanya berupa kode warna yang ada pada setiap badan resistor.
Hal ini dilukiskan dalam tiga lingkaran warna, sedangkan lingkaran keempat
( Daryanto, 2004 : 7 )
( Daryanto, 2004 : 19 )
18
Nilai resistansi yang ada pada badan resistor adalah sesuai dengan standart
Hitam 0 0 1
Coklat 1 1 10
Merah 2 2 102
Orange 3 3 103 2%
Kuning 4 4 104
Hijau 5 5 105
Biru 6 6 106
Ungu 7 7 107
Abu-abu 8 8 108
Putih 9 9 109
Emas - - 10-1 5%
Perak - - 10-2 10 %
Tanpa warna - - - 20 %
b. Tahanan kawat
Tahanan ini terdiri atas sebuah batang atau pipa keramik yang digulung
dengan kawat logam. Ujung kawat di tambatkan pada dua apitan penghubung
Kawat dan batang dilapisi dengan lapisan tahan panas. Nilai tahanan kawat
( Daryanto, 2004 : 6 )
6. Cabai Merah
dengan baik di daerah tropik dan subtropik. Umumnya tanaman cabai tumbuh
didataran rendah seperti persawahan dan ladang. Jenis dari cabai merah sangat
bervariasi, namun yang umum dikonsumsi adalah cabai jenis keriting. Cabai
memiliki dua komponen kimia yang penting yaitu capsaicin yang memberikan
rasa pedas, dan capsantin yang memberikan warna merah pada cabai.
pembuatan obat luar (obat gosok, penghilang rasa gatal dan pegal-pegal),
caranya dengan mencampur bagian dari cabai yang memiliki rasa pedas
Upaya untuk mendapatkan hasil cabai kering yang berkualitas dan tahan
kandungan air bahan dengan bantuan energi panas dari sumber panas dan
terjadinya penguapan air ke udara dari bahan yang dikeringkan. Penguapan ini
Perbedaan tekanan ini menyebabkan terjadinya uap air dari bahan ke udara
(terjadi proses penguapan yaitu dari air menjadi gas atau uap air ).
c) Waktu pengeringan
d) Sumber pemanas
Terjadinya proses penguapan air dari bahan atau proses perubahan dari
Terjadi proses perpindahan massa uap air dari permukaan bahan ke udara.
21
dibagi 3 kategori :
a) Pengeringan udara
dapat terjadi lebih cepat pada tekanan rendah dari pada tekanan tinggi.
c) Pengeringan beku
bahan tetap dipertahankan dengan baik, yaitu menjaga kondisi suhu dan
Secara garis besar proses pengeringan dapat dilakukan dengan dua cara:
matahari.
Dari keempat alat pengering, yang mempunyai nilai lebih dalam proses
bahan secara merata karena tersusun rata pada rak, penggunaan rak sebagai
Posisi rak tersebut dapat dipindah secara berurutan setiap selang beberapa
kelembapan udara
Meliputi ukuran bahan, kadar air awal dan tekanan parsial dalam
bahan
23
dapat diperkirakan jumlah energi dan waktu proses yang optimum untuk
pengeringan yang utama adalah berupa energi panas untuk meningkatkan suhu
dan menambah tenaga dalam pemindahan air. Waktu proses erat kaitannya
akibat pengeringan
Ada dua metode untuk menentukan kadar air bahan yaitu bobot basah (wet
Wa
K air = x 100 %
Wb
Wa
K air = x 100 %
Wk
B. Landasan Perencanaan
yakni dapat menghasilkan suatu bentuk karya (alat) yang dapat dipertanggung
Pembuatan alat ini berpacu pada landasan perencanaan yaitu berupa studi
pendekatan konsep yang telah ada pada literatur. Dalam metode eksperimen
Tujuan ekperimen ini adalah untuk mendapatkan data yang tepat dan
Berikut ini beberapa kebutuhan alan dan bahan yang akan dipergunakan
1 Kayu reng 2m 6 bh
2 Triplek 1x1m 1 bh
3 Gabus 1 x 0,5 m 1 bh
8 Engsel Standart 4 bh
9 Amplas Standart 5 bh
11 Kunci Standart 2 bh
12 Gergaji Standart 1 bh
13 Palu Standart 1 bh
15 Termostat standart 1 bh
2. Perancangan rangka
4. Perancangan pintu
5. Perancangan rak
7. Proses pembuatan
kerja yang siap untuk dioperasikan. Dalam proses pembuatan alat kali ini
a. Pembuatan Rangka
b. Pemasangan alat
kestabilannya.
8. Kostruksi
bentuk alat yang sesungguhnya. Alat pengering yang telah dirakit menjadi
b) Dinding penutup
yang telah dibuat. Dinding penutup terdiri atas dua bagian utama
yaitu:
maka udara disekitar ruang pengering tidak akan cepat turun. Hal
tepi (pada gambar). Dinding ini terbuat dari kawat kasa dengan tujuan
sumber pemanas.
e) Penyangga rak
Penyangga rak pengering ini terbuat dari kayu reng 3x2 cm.
f) Rak pengering
penyangga rak. Rak penyangga terbuat dari kawat kasa yang dipaku
dengan kayu.
g) Fentilasi udara
dalam arti untuk menguapkan uap air pada cabai yang dikeringkan.
Bagian pintu dipasang pada sisi depan ruang pengering dan ruang
pintu ini terbuat dari kaca bening agar dapat melihat kondisi cabai dan
9. Gambar Rangkaian
Prinsip kerja dari alat ini sederhana dan tidak begitu rumit. Tegangan
yang dipakai adalah sumber AC (220 V), dimana arus mengalir melewati
mengatur panas, dalam arti sebagai saklar otomatis bila panas melebihi
akan bekerja. Arus pada elemen pemanas akan mengubah energi listrik
menjadi panas atau kalor. Panas ini akan dihembuskan oleh kipas menuju
33
yang ada pada cabai. Apabila suhu dalam ruangan pengering sudah sesuai
dengan yang diinginkan, maka ventilasi dapat dibuka dengan tujuan uap
air dapat keluar dan digantikan dengan udara dari ruang pemanas. Cara ini
dengan ciri-ciri merah mengkilap, mulus dan seperti berminyak. Ciri fisik
Alat yang terdiri atas 4 rak diisi cabai merah masing-masing 1 kg / rak,
dan ditempatkan pada penyangga. Suhu didalam ruang sumber kalor lebih
besar dari udara luar, maka terjadilah perpindahan panas karena adanya
permukaan bahan terlalu cepat kering sehingga kurang bisa diimbangi dengan
Disamping dari pada itu operasi pengeringan dengan suhu yang terlalu tinggi
dapat merusak kemampuan fisiologi pada biji sehingga tidak layak sebagai
bibit tanaman.
34
1. Hasil
Rak pengering yang sudah terisi sesuai dengan kapasitas kemudian ditaruh
pada rak penyangga dan ditutup. Alat pengering kemudian ditutup dengan
rapat agar suhu dalam ruangan nantinya tidak keluar. Dalam pengoperasian
alat ini perlu diperhatikan kestabilan suhu dalam ruangan, caranya dengan
Ketika awal pengeringan, tentu kadar air masih cukup tinggi, maka untuk
mengurangi kadar air ini lebih cepat maka suhu pada termometer
diperbolehkan melebihi 50 0 C.
dilakukan pergantian posisi rak. Pergantian posisi rak dapat dilakukan setiap
0
30 menit atau 1 jam semenjak suhu udara sudah mencapai 50 C. Untuk
memudahkannya setiap rak diberi nomor (rak terbawah no.1 dan rak teratas
no.4).
1 1-2-3-4
2 4-1-2-3
3 3–4–1-2
4 2–3–4-1
20 30 50
4.30 30 50
4.15 30 51
4.20 30 50
4.25 30 51
4.30 30 50
4.15 30 50
4 30 51
4.20 30 50
4 30 50
4.15 30 51
4 30 50
4.20 30 50
4 30 50
4.15 30 50
4.10 30 51
4.15 30 50
4 30 50
4.20 30 50
36
4.15 30 50
4.10 30 51
4.10 30 50
4 30 51
4.20 30 51
4.10 30 50
4.15 30 50
4.20 30 50
4 30 50
4.15 30 51
4.10 30 50
4.05 30 50
4.10 30 51
4.20 30 50
4.10 30 50
4.15 30 50
4 30 51
4.15 30 50
4.20 30 50
4 30 50
4.10 30 50
4 30 51
37
4.15 30 50
4.10 30 50
4 30 51
4.10 30 50
4.10 30 50
2. Pembahasan
data hasil percobaan diketahui bahwa pada saat alat di beri catu daya atau arus
dan rangkaian mulai bekerja terjadi perubahan suhu, dalam arti suhu dalam
sedikit demi sedikit mulai naik. Suhu yang dikehendaki dalam ruang
0
pengering adalah 50 C. Suhu sekian ini diperoleh setelah pengeringan
dengan membuka ventilasi udara setiap kali udara dalam ruang pengering
udara dalam ruangan juga untuk menghembuskan uap air yang ada dalam
ruangan. Cara seperti ini dilakukan secara terus menerus selama proses
4 jam ini nantinya untuk mencari hasil kandungan air bahan pangan yang
dikehendaki yaitu dengan mencari ratio antara bobot atau kadar air bahan.
38
a. suhu lingkungan : 27 0 C
b. kapasitas pengeringan : 4 kg
P=VI
P 340
I= = = 1,5 Ampere
V 220
n. konsumsi energi :
Q = m c ∆t
0
Q = 4 x 2,24 x (100 – 50 C)
= 4 x 2,24 x 50
= 448 Kj
39
448
Q=
4 x 3600
= 0,03 Kj / det
menguapkan kandungan air pada cabai merah yang tadinya sekitar 90%
90
jumlah air : x 1 kg : 0,9 kg
100
0,1 0,1
berat cabai kering : = x 100 : 0,111 kg
90 90
100
10
jumlah air pada cabai kering : x 0,111 : 0,0111 kg
100
Wa
Kair = x 100 %
Wk
0,0111
= x 100 %
0,111
= 10 %
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari data hasil pengukuran dan pengujian maka dapat ditarik kesimpulan:
pengeringan.
elemen pemanas.
B. Saran
Dari data hasil pengukuran dan pengujian perlu diperhatikan hal-hal yang
40
DAFTAR PUSTAKA
Harten, Van. 1983. Instilasi Listrik Arus Kuat 2. Jakarta : Bina Cipta
41
42
Keterangan :
1) Buah berjamur : Cabai kering yang dicemari jamur dan luas
pencemarannya 0,5 cm 2 atau lebih
2) Berserangga (insect infested) : cabai kering yang dicemari oleh serangga,
baik yang menimbulkan lubang atau ditumbuhi jaringan (webbing) atau
mengandung serangga (hidup atau mati)
3) Excrate : kotoran tikus atau lain
4) Benda asing : semua benda yang bukan cabai kering, seperti batu, tanah,
potongan logam, tali batang dan tangkai buah
5) Buah cacat : cabai kering yang berwarna hitam, kuning, belang serta buah
hancur dan busuk disebabkan cacat rusak karena panen muda, panen
musim hujan, atau penjemuran tidak sempurna atau rusak karena mekanis
6) Ka : kadar air