You are on page 1of 4

SINDROMA KORONER AKUT

Definisi
Acute Coronary Syndrome (ACS) meliputi kondisi – kondisi dimana pada dasarnya
memiliki patophysiologi sama yaitu oklusi arteri Coronaria.Anggota dari ACS :
 Unstable Angina
 Non ST elevation Myocardial Infarction (NSTEMI)
 ST Elevation Myocardial Infarction (STEMI)
Tatalaksana Unstable Angina dan NSTEMI prinsipnya sama, tatalaksana STEMI akan
dibicarakan lebih lanjut pada topik Infark Myocard Akut.

Perhatian

- Pasien ACS biasanya datang dengan salah satu gejala dibawah ini:
1. Angina berat yang diderita “baru” (<2 bulan)
2. Perburukan yang tiba-tiba dari angina yang sudah diderita ,dengan keluhan yang
semakin sering, lebih berat, lebih lama dan kurang berespon terhadap obat nitrat.
3. Nyeri angina yang berlangsung > 15 menit pada saat istirahat.
Catatan:Diagnosa Non-STEMI dibuat berdasarkan riwayat nyeri dada yang spesifik,
terdapat kenaikan cardiac enzymes tanpa dijumpai gelombang Q patologis pada EKG.
N STEMI tidak merubah gambaran EKG.

- Gambaran EKG bisa berupa:


1. depressi ST segmen
2. elevasi ST segmen yang sifatnya transien, kembali ke normal secara spontan atau
akibat pemberian obat Nitrate.
3. inversi gelombang T
4. adanya gambaran Myocard Infark terdahulu
5. Left Bundle Branch block
6. perubahan minor dan tidak spesifik
7. normal.
EKG tidak harus menunjukkan ST elevasi yang sifatnya akut-persisten.

- Cardiac enzymes konvensional (CK, CK-MB,AST,LDH) mungkin normal atau naik.


Peningkatan konsentrasi Troponin T atau I sangatlah spesifik untuk kerusakan otot
jantung dan meningkatkan resiko tinggi untuk terjadinya komplikasi.
Troponin T > 0,1 ug/liter dan Troponin I > 0,4 ug/liter adalah pertanda independen,
yang berhubungan dengan meningkatnya resiko kematian dini pada penderita ACS
tanpa gambaran ST elevasi. Semakin tinggi konsentrasi suatu Troponin semakin
tinggi pula resiko kematian dalam kurun 30-42 hari pertama. Troponin yang normal
atau tidak terdeteksi dalam kurun > 12 jam sejak timbulnya keluhan,menandakan
resiko kecil untuk terjadinya komplikasi.
- Studi Troponin T dibandingkan Troponin I menunujukkan bahwa ke duanya sama
sensitif dan spesifik, sama bagusnya dalam menilai prognosa dan mendukung perannya
dalam statifikasi faktor resiko.

- Penderita ACS dengan kondisi-kondisi dibawah ini akan mengalami resiko perburukan
klinis:
1. usia > 65 tahun
2. adanya faktor comorbid, terutama DM
3. nyeri dada spesifik > 15 menit pada saat istirahat.
4. gambaran ischemic ( ST depresi) pada saat datang atau selama serangan.
5. gelombang T terbalik
6. gagal ventricle kiri ( baik sebelum serangan ataupun selama serangan).
7. cardiac troponin yang positif
8. peningkatan protein C reaktif (diperiksa dengan metoda high sensitivity)

- Kategori Resiko Rendah :Troponin yang normal atau tidak terdeteksi dalam kurun > 12
jam sejak timbulnya keluhan , selanjutnya bila pasien ini memiliki EKG yang normal
dan normal enzym jantungnya (CK-MB) tidak memerlukan perawatan di CCU atau
HDU.

- Tujuan Terapi adalah mengontrol keluhan ,mencegah kerusakan lebih lanjut otot
jantung dan kematian. Hal ini bisa dicapai dengan terapi anti ischemic dan anti
thrombotic dini dan bila ini gagal bisa dilakukan mekanik revaskularisasi.

- Tatalaksana hipertensi dan gagal jantung pada fase akut dari ACS akan mengurangi
stress dinding ventricle dan ischemic otot jantung dan membantu dalam proses
stabilisasi pasien.

- Thrombolytic terapi tidak terbukti bermanfaat bagi pasien ACS dengan EKG tanpa ST
segmen elevasi, kecuali bagi mereka dengan suspect Infark Myocard akut disertai Left
bundle Branch Block.

Penatalaksanaan

 Monitor tanda-tanda vital pada ruang resusitasi


 Beri oksigen via masker
 Beri aspirin oral 300 m
Ini merupakan terapi utama pada ACS.Antiplateletnya bekerja dalam kurun 1 jam,
hindari enteric-coated aspirin karena akan bekerja 3-4 jam kemudian. Aspirin
mengurangi resiko kematian dan kerusakan fatal otot jantung sebanyak 50% dalam 3
bulan pertama.
 Pasang IV plug dan buat pemeriksaan ; darah lengkap, urea/elektrolit/creatinie,
cardiac enzymes, cardiac troponin I atau T , faal koagulasi, Cross Match
 Beri IV GTN 20-200 ug/menit untuk mengurangi ischemi dan nyeri. Naikkan 5-
10 ug/menit setiap 5-10 menit sampai nyeri hilang atau MAP turun 10%.
Hentikan bila terjadi hipotensi.
Catatan; Nitrat IV sangat berguna untuk pasien ACS dan hipertensi/ gagal
jantung.Tidak terbukti pemberian Nitrate intrvena lebih efektif dari pada
pemberian lewat jalur lain , tetapi pemberian intravena lebih mudah dalam
titrasi/penyessuaian dosis.Nitrate dikontra indikasikan pada infark ventricle
kanan.

 Beri Morphine IV 2,5-5 mg dengan dosis titrasi untuk mengatasi nyeri yang
menetap meskipun sudah diberikan Nitrate IV
 Beri Betablocker untuk mengurangi resiko Infark bila tidak ada kontraindikasi
seperti gagal jantung, gagal nafas,AV block derajad dua atau lebih, tekanan
sistolik < 90 mmHg. Contoh Atenolol/Metoprolol 50-100 mg/hari
 Beri Calcium Channel Blocker bersamaan dengan Betablocker atau dengan
Betablocker merupakan kontraindikasi, tetapi tidak dengan gagal jantung. Titrasi
sampai dicapai denyut nadi 60/ menit.
Contoh Diltiazem 5 mg IV selama 2-5 menit, ulangi setiap 5-10 menit dengan
dosis tidak melebihi 50 mg.Lanjutkan dengan 5-15 mg/menit.
 Heparin bila diberikan IV akan mengurangi kejadian Ischemic berulang dan
progresifitas menuju Q wave infark. Monitor dengan faal koagulasi.
Monitor ini tidak diperlukan bila memakai Low Molecular Weight Heparin, selain
itu pemakaian LMWH ini mudah diprediksi karena zat ini mengalami
bioavailability lengkap.Cara pemberian 2 kali sehari SC selama 3 hari ,
efikasinya sama dengan penggunaan Heparin.
Catatan: pemakaian obat-obatan ini terbukti mengurangi komplikasi pada
penderita unstable Angina dan NSTEMI:
1. Heparin tanpa aspirin jauh lebih efektif dari placebo
2. Heparin + Aspirin lebih efektif dari pemakaian Aspirin sendiri
3. LMWH + Aspirin lebih efektif dari pemakaian Aspirin sendiri

 Kasus-kasus dengan resiko tinggi harus diterapi dengan Glycoprotein IIb/IIIa


inhibitor selama 96 jam pertama. Demikian pula pada kasus dengan peningkatan
Troponin yang dijadwalkan Percutaneous Coronary Intervention yang sudah
mendapatkan unfractionated Heparin.Contoh abxicimab,tirofiban,eptifibatide.
 Deteksi dan koreksi faktor pencetus seperti anemi, demam,
thyrotoxicosis,hypoxia, tachydysrhythmia, aorta stenosis, obat-obat
sympathomimetk
 Buat Foto Ro thorak
 Rawat CCU.

Diagnosa Unstable Angina hanya berdasarkan klinis tanpa perubahan pada EKG atau
perubahan yang tidak spesifik dan pasien sudah bebas dari nyeri dadanya.
 Monitor pasien di ruang intermediate.
 Beri Aspirin 300 mg oral
 Pasang IV plug dan buat pemeriksaan ; darah lengkap, urea/elektrolit/creatinie,
cardiac enzymes, cardiac troponin I atau T , faal koagulasi, Cross Match
 Pasang Nitroderm patch 5-10 mg tergantung tekanan darah
 Buat foto Thorak
 Rawat di bagian Penyakit Jantung

You might also like