You are on page 1of 15

c c

   


 c     
Pada beberapa tahun terakhir ini, karsinoma atau kanker telah menjadi salah satu
penyebab tersering kematian, tidak hanya di negara-negara berkembang tetapi juga di
negara-negara yang telah maju. Beberapa di antaranya berawal dari sebuah benjolan
yang kecil dan tampak tak berbahaya, atau disebut sebagai tumor. Bagi para penderita
tumor, tak ada sesuatu yang lebih baik selain diagnosis bahwa tumor yang diderita
merupakan tumor jinak. Namun, dalam kasus tumor ganas (kanker), diagnosis sedini
mungkin merupakan langkah yang dapat meningkatkan harapan untuk sembuh pada
pasien.
Bagi para wanita, kanker payudara ±selain kanker serviks± merupakan kanker
yang sangat ditakuti. Data dari American Cancer Society menyebutkan bahwa
meskipun telah ada perbaikan dalam hal diagnosis dini dan penatalaksanaan, hampir
seperempat perempuan yang mengidap kanker ini dapat meninggal akibat penyakit
tersebut. Oleh karena itu, banyak penelitian intensif dilakukan untuk mengetahui
penyebab kanker ini serta berbagai penanganannya.

c
    
1. Pemeriksaan tambahan apa yang harus dilakukan?
2. Apa definisi neoplasma dan klasifikasinya?
3. Apa penyebab benjolan?
4. Adakah hubungan antara suami perokok berat dengan pasien?
5. Apakah penderita perlu dioperasi?
6. Apa hubungannya dengan hereditas dan faktor-faktor lainnya?
7. Apa ada kaitan dengan laktasi?
8. Apa diagnosisnya dan bagaimana penatalaksanaannya?
9. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan fisik?
10. Bagaimana histologi, anatomi dan fisiologi kelenjar mammae?

ð
 
1. Oengetahui pemeriksaan tambahan yang harus dilakukan
2. Oengetahui definisi neoplasma dan klasifikasinya
3. Oengetahui penyebab tonjolan
4. Oengetahui hubungan antara suami perokok berat dengan pasien
5. Oengetahui apakah penderita perlu dioperasi atau tidak
6. Oengetahui hubungan dengan faktor hereditas beserta faktor-faktor lainnya
7. Oengetahui apakah ada hubungan dengan laktasi
8. Oengetahui diagnosis dan penatalaksanaannya
9. Oengetahui interpretasi hasil dan pemeriksaan fisik
10. Oengetahui histologi, anatomi, dan fisiologi kelenjar mammae.


 
1. Oahasiswa mampu menjelaskan definisi dan epidemiologi neoplasma
2. Oahasiswa mampu menjelaskan macam faktor dan risiko penyebab neoplasma
3. Oahasiswa mampu menjelaskan macam-macam proses dan diagnosis neoplasma

c c
    


      
!!! " Neoplasma diartikan sebagai setiap pertumbuhan baru yang abnormal,
khususnya suatu pertumbuhan jaringan baru yang tidak terkontrol dan
bersifat progresif.
(Dorland, 2002)
 !! !"
 #Ditinjau dari !!!, neoplasma dibedakan menjadi:
a. Oalignant Neoplasm (Tumor Ganas)
Oalignansi di sini dapat berarti:
O Äesisten terhadap perawatan; terjadi dalam wujud yang parah dan
biasanya fatal; cenderung semakin parah dan mengarah ke kematian.
O Dalam kaitannya dengan neoplasma, memiliki pertumbuhan dan
metastasis yang bersifat invasif dan merusak.
b. Benign Neoplasm (Tumor Jinak)
Jinak di sini dapat menunjukkan sifat yang ringan dari suatu penyakit
atau sifat non-melignan dari neoplasma.
#Ditinjau dari !! $$!, neoplasma dibedakan menjadi:
a. |pithelial Neoplasm (Carcinoma)
Oerupakan pertumbuhan baru yang ganas terdiri dari sel-sel epitelial
yang cenderung berinfiltrasi ke jaringan sekitarnya dan menimbulkan
metastasis.
b. Oesenchimal Neoplasm (Sarcoma)
Tumor yang terbentuk dari bahan yang mirip jaringan penyambung
embrional; jaringan yang tersusun atas sel-sel yang terkumpul mampat
dan diikat oleh jaringan fibrilar atau homogen.
(Äobbins and Cotran, 2005)

c
     % &  
Struktur khas kelenjar atau lobus pada wanita dewasa berkembang pada ujung
duktus terkecil. Jaringan kelenjar mebentuk 15 sampai 20 lobus. Setiap lobus
berbeda, sehingga penyakit yang menyerang satu lobus tidak menyerang lobus
lainnya. Sebuah lobus terdiri atas sejumlah duktus yang bermuara ke dalam satu
duktus terminal. Dekat dengan muara papilla mammae, duktus laktiferus menjadi
lebar dan membentuk sinus laktiferus. Struktur histologi kelenjar ini mengalami
sedikit perubahan selama siklus menstruasi, misalnya proliferasi sel duktus di sekitar
masa ovulasi. Perubahan ini bertepatan dengan saat kadar estrogen yang beredar
mencapai puncaknya. Bertambahnya cairan jaringan ikat pada fase pramenstruasi
menambah besar payudara. Fungsi utama payudara adalah mensekresi susu untuk
nutrisi bayi. Fungsi ini langsung dan diperantarai oleh hormon-hormon yang sama
yang mengatur fungsi sistem reproduksi. Oleh karena itu payudara dianggap sebagai
pelengkap sistem reproduksi.
(Hillegas, 2005; Junqueira, 2007)

ð
  %    % 
Diawali Perubahan fibrokistik (benjolan berlebihan pada jaringan fibrosa)
menyebabkan perubahan payudara wanita (bahaya/tidak) lalu peningkatan dan
distorsi perubahan sitik payudara yang terjadi secara normal dalam beberapa hari
selama daur haid .Untuk patogenesis tumor payudara yang mungkin akan
berkembang menjadi kanker payudara antara lain adalah (1) perubahan genetic,
(2) pengaruh hormone, dan (3) faktor lingkungan. Dari banyak mutasi yang
terjadi, gen yang banyak dipelajari adalah ekspresi berlebihan protoonkogen
|ÄBB2, yaitu anggota famili dari gen reseptor faktor pertumbuhan epidermis,
yang mengalami amplifikasi pada hampir 30% kanker payudara. Selain itu
ditemukan juga amplifikasi gen ÄAS, O C, dan mutasi gen supresor tumor ÄB1
dan TP53. Dalam kaitannya dengan pengaruh hormonal, kelebihan estrogen
endogen atau ketidakseimbangan hormone sangat berperan. Produksi hormon
tersebut berkaitan dengan waktu menarke dan menopause. |strogen merangsang
pertumbuhan sel epitel payudara normal oleh sel kanker.
(Stanley L. Äobbins a , 2007)


    &  
A. N|OPLASOA JINAK
1) FIBÄOAD|NOOA PA UDAÄA
Fibronoma adalah suatu neoplasma payudara jinak umum yang terjadi
pada semua usia, dengan insidensi tertinggi pada wanita muda. Fibroadenoma
muncul sebagai noldul padat pada payudara yang berbatas tegas dan dapat
digerakkan dengan bebas. Fibroadenoma multiple terjadi pada 10% kasus.
Umumnya, fibroadenoma terbungkus di dalam kapsul, teraba padat, dan
seluruhnya rata berwarna putih keabuan. Fibroadenoma biasanya berdiameter
1-5 cm, tetapi dapat juga lebih besar (³fibroadenoma raksasa´).
Pemeriksaan histologik menunjukkan proliferasi unsure glandula
maupun unsure stroma. Jumlah relative masing-masing komponen bervariasi
dari kasus ke kasus. Bila komponen glandula mendominasi, digunakan istilah
³adenoma tubular´ atau ³fibroadenomaperikanalikular´; bila stroma
mendominasi, digunakan istilah ³fibroadenoma intrakanalikular´.

2) AD|NOOALAKTASI
Adenoma laktasi kemungkinan adalah suatu fibroadenoma yang telah
mengalami perubahan laktasional. Adenoma lakasi dapat disertai dengan
peningkatan ukuran secara cepat, yang meningkatkan dugaan sebuah
karsinoma. Disarankan untuk melakukan biopsy.
3) PAPILOOA DUKTUS
Papiloma duktus adalah neoplasma jinak, yang umumnya berasal dari
duktus laktiferus mayor di dekat putting. Papiloma ini muncul sebagai secret
darah dari putting. Kebanyakan papiloma duktus berukuran kecil dengan
diameter sekitar 1 cm; tumor besar dapat teraba sebagai massa subareolar.
Secara kasar, tumor tersebut terlihat sebagai massa papilar yang
menonjol ke dalam lumen duktus yang besar. Secara histologik, terdapat
banyak sekali papilla halus yang terdiri atas inti fibrovaskular, terbungkus
oleh selapis sel epitel dan mioepitel. Kadang-kadang, papiloma terlihat sangat
kompleks secara histologik, dan sulit dibedakan dari karsinoma papilar.

4) TUOOÄ S|L GÄANULAÄ


Tumor sel granular (dulu dinamakan mioblastoma sel granular) adalah
neoplasma jinak payudara yang jarang terjadi. Tumor ini kemungkinan
berasal dari sel Schwann, dan muncul secara klinis serta pada pemeriksaan
patologik umum sebagai suatu massa infiltrative keras yang menyeruapai
karsinoma payudara. Pemeriksaan mikroskopik (memperlihatkan sel-sel besar
berinti kecil serta sitoplasma granular berlimpah) sangat penting untuk
menegakkan diagnosis.

B. N|OPLASOA GANAS


1) KAÄSINOOA PA UDAÄA
´ Faktor resiko
Secara statistic, risiko kanker payudara meningkat pada wanita
nulipara (biarawati memiliki insiden tinggi), pada wanita dengan menarke dini
dan menopause lambat, dan pada mereka yang mengalami kehamilan
pertamanya setelah usia 30 tahun. Oenyusui tampak memiliki efek protektif.
Bukti yang mengaitkan kontrasepsi oral dengan kanker payudara tida cukup
banyak; beberapa studi hanya menunjukkan peningkatan insidensi yang
sangat ringan pada wanita pengguna kontrasepsi oral.
Hiperplasia lobular dan duktus atipik pada biopsy payudara
meningkatkan risiko kanker payudara sebesar empat hingga lima kali lipat.
Äiwayat keluarga (terbatas hingga kerabat derajat pertama, yaitu ibu, saudara
perempuan, anak perempuan) menderita karsinoma payudara meningkatkan
risikonya lima kali lipat. Kerabat derajat pertama dari seorang wanita
pengidap kanker payudara bilateral sebelum menopause memiliki risiko yang
sangat tinggi. Peningkatan risiko yang disebabkan oleh hyperplasia atipik
serta riwayat keluara bersifat aditif (yaitu, keberadaan keduanya
meningkatkan risiko sebesar delapan sampai sepuluh kali lipat).
Berkembangnya karsinoma pada satu payudara meningkatkan risiko
karsinoma pada payudara yang lain sebesar sekitar enam kali lipat.
´ |tiologi
Penyebab karsinoma payudara tidak diketahui, tetapi kemungkinan
multifaktoral. Faktor-faktor berikut telah diusulkan sebagai penyebab.
a.   $   !: Faktor genetic ditunjukkan leh kecenderungan familial
yang kuat. Tidak adanya poloa pewarisan menunjukkan bahwa insidensi
familial dapat disebabkan oleh kerja banyak gen atau oleh factor
lingkungan serupa yang bekerja pada anggota keluarga yang sama. Suatu
³kromosom penanda´ (1q+) telah dilaporkan, dan peningkatan ekspresi
onkogen (?  ) telah dideteksi pada beberapa kasus. Adanya
onkogen N|U yang mengalami amplifikasi pada sel-sel kanker payudara
berhubungan dengan prognosis yang buruk.
b. $ $: Hormon banyak diyakini berperan dalam etiologi kanker
payudara. |strogen adalah hormone yang paling banyak diteliti karena
adanya bukti epidemiologi bahwa pemajanan lama terhadap estrogen
(menarke dini, menopause lambat, nuliparitas, dan tertundanya kehamilan)
meningkatkan risiko kanker payudara. Prolaktin juga dapat menyebabkan
kanker payudara, tetapi belum terbukti.
Oeskipun peran hormone dalam terjadinya karsinoma payudara belum
pasti, tidak diragukan bahwa beberapa kanker payudara memiliki sifat
bergantung hormone. Sifat bergantung hormone ini berkaitan dengan
adanya estrogen, progesterone, dan reseptor hormone steroid lain di inti
sel karsinoma payudara. Pada neoplasma yang memiliki reseptor ini,
terapi hormone (entiestrogen) dapat memperlambat pertumbuhannya dan
menyebabkan regresi tumor.
c. â! : Virus juga diduga menyebabkan karsinoma payudara. Faktor susu
Bittner adalah suatu virus (virus tumor mamalia tikus) yang menyebabkan
karsinoma payudara pada tikus; virus tersebut ditularkan melalui air susu.

2) SISTOSAÄKOOA FILOID|S (TUOOÄ FILOID|S)


Sistosarkoma filoides (pada 80-90% kasus) adalah neoplasma ganas
derajat rendah, yang bersifat infiltratif-lokal dengan kecenderungan untuk
kambuh secara local setelah suatu eksisi sederhana. Pada 10-20% kasus,
tumor ini berperilaku seperti suatu neoplasma derajat tinggi dan bermetastasis
ke tempat-tempat yang jauh (terutama paru).
Sistosarkoma filoides secara khas membentuk massa berukuran besar,
umumnya berdiameter sekitar 5 cm. Secara makroskopis, tumor ini
menyerupai daging dengan batas yang tidak jelas serta daerah-daerah
degenerasi kistik. Secara histologist,sistosarkoma filoides tersusun atas seperti
halnya fibroadenoma komponen-komponen epitel dan stroma. Komponen
epitel sistosarkoma serupa dengan komponen epitel fibroadenoma. Stroma
sistosarkoma jauh lebih selualar disbandingkan stroma fibroadenoma, dan
sering kali memperlihatkan atipia sitologik.
3) N|OPLASOA GANAS LAIN PADA PA UDAÄA
Neoplasma ganas primer selain karsinoma dan sistosarkoma filoides
sangat jarang terjadi pada payudara. Kondisi ini mencakup angiosarkoma,
leukemia mieloblastik akut (sarcoma granulositik), limfoma maligna, dan
sarcoma yang brasal dari sel stroma. Oetastasi ke payudara dari karsinoma
pada organ lain jarang terjadi.
(Chandrasoma, OD., Taylor, Clive Ä. 2006. )


 % c %
ë p   
Penyakit Penjelasan

ë Perubahan nonproliferatif
ë Ditandai dengan peningkatan stroma fibrosa disertai oleh dilatasi
A. Fibrokistik duktus dan pembentukan kista dengan berbagai ukuran. Stroma
Payudara mengelilingi semua bentuk kista, terdiri atas jaringan fibrosa
yang kehilangan gambaran miksomatosa.
ë Gejala : pembengkakan dan nyeri tekan payudara menjelang
menstruasi, teraba massa yang bergerak bebas, terasa granularitas
pasa jaringan payudara, dan kadang-kadang keluar cairan yang
tidak berdarah dari puting.
ë Fibroadenoma adalah tumor jinak tersering pada payudara
perempuan.
ë Peningkatan mutlak atau nisbi aktivitas estrogen diperkirakan
berperan dalam pembentukannya, dan lesi serupa mungkin
B. Fibroadenoma muncul bersama dengan fibroadenosis.
ë Secara klinis: berbatas tegas, masa soliter, diskret, mudah
digerakkan dan konsistensi padat kenyal. Lesi mungkin
membesar pada akhir daur haid dan masa hamil. Pasca
menopause, lesi mungkin mengecil dan mengalami kalsifikasi.
ë Pemeriksaan sitogenik memperlihatkan bahwa sel stroma bersifat
monoklonal sehingga mencerminkan elemen neoplastik.
ë Tumor ini kecil tetapi sebagian besar tumbuh hingga berukuran
besar, mungkin masif sehingga payudara tampak membesar.
ë Sebagian mengalami lobulasi dan menjadi kistik, karena pada
potongan memperlihatkan celah mirip daun, tumor ini disebut
C. Tumor Filoides
tumor filoides.
ë Perubahan yang paling merugikan adalah peningkatan selularitas
stroma disertai anaplasia dan aktivitas mitotik yang tinggi,
disertai oleh peningkatan pesat ukuran, biasanya dengan invasi
jaringan payudara di sekitarnya oleh stroma maligna.
ë Keganasan yang tumbuh keluar sepanjang duktus pada puting,
yang berasal dari duktus yang lebih dalam atau kanker duktus
invasif
ë Tanda-tanda: rasa gatal, panas, keluarnya rabas, perdarahan, atau
D. Penyakit Paget
kombinasi diantaranya pada puting.
pada putting
ë Karsinoma yang mendasarinya tersebut dapat teraba hanya pada
50%-60% pasien.
ë Sel-sel paget dari tumor yang lebih dalam menginvasi epidermis
puting, menyebabkan krusta, dan tampak seperti eksim.
ë Infeksi-infeksi bakterial sering terjadi pada pascapartum semasa
awal laktasi jika organisme berhasil masuk dan mencapai
jaringan payudara melalui fisura pada puting. Organisme yang
|. Abses Payudara paling sering adalah ¢  
a .
ë Payudara menjadi merah, panas jika disentuh, membengkak, dan
nyeri tekan.
ë Gejala-gejalanya berupa demam tinggi, menggigil, dan malaise.


 % 
 $$!
Prognosis dipengaruhi oleh variabel berikut:
1. Ukuran karsinoma primer.
2. Keterlibatan kelenjar getah bening dan jumlah kelenjar getah bening yang
terkena metastasis.
3. Derajat karsinoma.
4. Tipe histologik karsinoma.
5. Invasi limfovaskular.
6. Ada tidaknya reseptor estrogen atau progresteron.
7. Laju proliferasi kanker.
8. Aneuploidi.
9. |kspresi berlebihan |ÄBB2.
Stadium tumor dipandang sebagai faktor prognosis yang paling kuat. Sistem
klasifikasi metastasis nodus tumor (TNO) pada kanker payudara adalah sistem yang
paling banyak dipakai dan bergantung pada ukuran tumor yang menyebar ke kelenjar
getah bening regional dan ada atau tidaknya metastasis jauh. Angka harapan hidup 5
tahun keseluruhan untuk kanker adalah :
ë Stadium I : 87%
ë Stadium II : 75%
ë Stadium III : 46 %
ë Stadium IV : 13%


%
      &  
ë  ' !
1. Oenghentikan atau mengubah kebiasaan hidup (a a  yang
memperbesar risiko mendapat tumor atau bahkan kanker ,seperti :
kebiasaan merokok, makan sirih (menginang), berjemur di terik matahari,
makan dan minum, dan menjag hygiene dengan baik
2. Oelindungi diri atau menghindari kontak dengan karsinogen
3. Oenjaga diri terhadap tumor maupun kanker ,seperti melakukan SADAÄI
bulanan dengan pemeriksaan klinis payudara tahunan (Clinical Breast
|amination /Â CB|) oleh seorang ahli dan mamografi, sangat
bermanfaat untuk mendeteksi kanker payudara sejak dini. Langkah-
langkah untuk melakukan SADAÄI, yaitu:
´  ! (!() * !
Berdirilah seperti biasa di depan cermin, dan perhatikan
kesimetrisan kedua payudara Anda. Lalu angkat kedua lengan Anda
melewati kepala. Perhatikan, apakah ada perubahan bentuk di setiap
payudara, pembengkakan, lekukan, atau perubahan di setiap puting.
Kenalilah payudara anda sebagaimana anda mengenali wajah anda
sendiri. Oasa jerawat kecil anda bisa menyadari dengan jelas tetapi
payudara berubah anda tidak sadar? jangan buat si payudara menjadi
cemburu dengan wajah anda

´  !  + ) ( )$!!+ (! !


Untuk melakukan pemeriksaan pada payudara sebelah kanan,
angkat lengan kanan anda ke belakang kepala, lalu gunakan jari-jari
tangan kiri untuk melakukan pemeriksaan. Lakukan langkah-langkah
sebaliknya untuk memeriksa payudara sebelah kiri.Â

´  !  + ) (  + + !



Berbaringlah di atas permukaan yang keras. Saat melakukan
pemeriksaan pada payudara kanan, letakkan bantal di bawah pundak
kanan. Kemudian letakkan lengan kanan di belakang kepala. Äatakan
jari-jari tangan kiri pada payudara kanan, dan tekan secara lembut
dengan gerakan memutar searah jarum jam. Oulailah pada bagian
paling puncak dari payudara kanan (posisi jam 12), kemudian bergerak
ke arah jam 10 dan seterusnya, sampai kembali ke posisi jam 12.
Setelah itu, pindahkan jari-jari Anda kira-kira 2 cm mendekati puting.
Teruskan gerakan memutar seperti sebelumnya hingga seluruh bagian
payudara, termasuk puting selesai diperiksa. Lakukan hal yang sama
pada payudara sebelah kiri. Teknik SADAÄI yang benar harus
menggunakan buku jari dari ketiga jari tengah Anda, bukan ujung jari.
Anda sangat dianjurkan untuk mengulang-ulang gerakan melingkar
dengan buku jari yang disertai dengan sedikit penekanan. Namun
penekanan yang berlebihan dapat menyebabkan tekanan pada tulang
rusuk dan akan terasa seperti benjolan.
´ )$)  ! 
Pemeriksaan payudara sendiri sebaiknya dilakukan sebulan sekali.
Para wanita yang sedang haid sebaiknya melakukan pemeriksaan pada
hari ke-5 sampai ke-7 setelah masa haid bermula, ketika payudara
mereka sedang mengendur dan terasa lebih lunak.
Jika menemukan adanya benjolan atau perubahan pada payudara
yang membuat diri Anda resah, segera konsultasikan ke dokter. Jika
dokter menginformasikan bahwa hasil pemeriksaannya menunjukkan
tidak adanya kelainan tapi Anda masih tetap resah, Anda bisa meminta
kunjungan lanjutan. Anda juga bisa meminta pendapat kedua dari
seorang dokter spesialis.
Para wanita yang telah berusia 20 dianjurkan untuk mulai
melakukan SADAÄI bulanan dan CB| tahunan, dan harus melakukan
pemeriksaan mamografi setahun sekali bila mereka telah memasuki
usia 40.


4
 ) !
Kanker payudara biasanya dianggap dapat dioperasi apabila secara teknis semua
jaringan kanker dapat diangkat, apabila tumor tidak mengenai atau terfiksasi ke kulit
atau struktur yang lebih dalam pada payudara, dan apabila tumor belum bermetastasis
melewati kelenjar limfe kerjalaris atau mamaria eksterna. Tindakan bedah yang
paling ekstensif adalah mastektomi radikal. Pada operasi ini payudara diangkat
bersama dengan otot pektoralis mayor dan minor dan sebagian kulit di atasnya.
Karena besarnya cacat kosmetik yang ditimbulkan, maka tindakan ini jarang
dilakukan. Sebagian besar bentuk mastektomi radikal modifikasi membiarkan otot
pektoralis mayor utuh, memerlukan lebih sedikit pengangkatan kulit, dan biasanya
lebih sedikit memerlukan pengangkatan kelenjar. Oastektomi sederhana atau total
adalah pengangkatan payudara dengan pengangkatan sebagian kecil kulit. Tindakan
bedah yang mempertahankan payudara adalah eksisi luas, lumpektomi atau tilektomi,
mastektomi segmental, dan kuadrektomi.
^
 (!$  )!
Pemilihan antara tindakan bedah yang mengkonservasi payudara ditambah
radioterapi dan mastektomi akan bergantung pada penilaian pasien mengenai
keuntungan relatif dan efek samping yang berkaitan dengan kedua tindakan tersebut.
,
 )!! ! (' 
ë Kemoterapi kombinasi
Kemoterapi kombinasi memberikan beberapa keuntungan sebagai berikut,
1)pemusnahan sel- sel kanker dapat terjadi secara maksimal dengan kisaran
toksisitas yang masih dapat ditoleransi tubuh pasien, 2)lebih luasnya kisaran
interaksi antara obat dan sel tumor dengan abnormalitas genetik yang
berbeda pada populasi tumor yang heterogen, dan 3)kemoterapi kombinasi
dapat mencegah atau memperlambat timbulnya resistensi obat selular.
ë Terapi hormonal
Tamoksifen paling sering dipakai sebagai terapi ajuvan pada perempuan
dengan kanker payudara yang telah direseksi. |fek estrogenik tamoksifen
yang bermanfaat adalah penurunan kolesterol total, pemeliharaan densitas
tulang pada perempuan pascamenopause, dan mungkun penurunan penyakit
kardiovaskular.
ë Terapi nutrisi
Terapi nutrisi bergantung pada kondisi pasien, ststus nutrisi, tipe, dan lokasi
tumor, serta indikasi terapi untuk pasien. Strategi dukungan nutrisi
tergantung dari masalah nutrisi yang dihadapi dan derajat deplesi.
(Abdulmutholib, 2007),(Henderson, 1995),(Noorwati, 2007),(Noorwati, Äirin, 2007)
 
c c
c   
Dalam skenario I blok neoplasma, maka dapat diperoleh informasi dari
Anamnesis sebagai berikut : wanita usia 30 tahun, memiliki 2 orang anak, anak yang
tekecil berusia 2 tahun. Benjolan pada payudara kiri sejak 6 bulan. Penderita tidak
melakukan sadari secara rutin, suami penderita perokok berat. Tidak memiliki
riwayat penyakit keluarga. Sementara dari pemeriksaan fisik diperoleh data sebagai
berikut : benjolan solid sebesar duku, berbatas tegas, mudah di gerakkan, tidak ada
pembesaran kelenjar limfe aksila. Interpretasi dari informasi tersebut adalah:

ë Usia 30 tahun, berarti penderita merupakan wanita dalam masa reproduksi


sehingga jaringan setempat memiliki sensitifitas terhadap esterogen.
ë Oemiliki dua orang anak, anak yang terkecil berusia dua tahun,
ë Benjolan pada payudara kiri sejak 6 bulan,
ë Penderita tidak melakukan sadar secara rutin, berarti kemungkinan benjolan
sudah ada lebih dari 6 bulan yang lalu tetapi penderita tidak menyadarinya,
sehingga ada kemunngkinan pertumbuhan benjolan tersebut lambat.
ë Suami penderita perokok berat, Senyawa polisiklik aromatic hidrokarbon
yang terkandung dalam asap rokok juga merupakan salah satu karsinogen
kimiawi, walaupun karsinogen ini lebih sering terkait pada kanker paru.
ë Tidak ada riwayat penyakit keluarga, berarti tidak terdapat faktor herediter.
ë Benjolan solid sebesar duku, berarti ukuran benjolan tersebut sekitar 2-5 cm
dengan konsistensi padat.
ë Berbatas tegas, berarti dapat dibedakan dengan jaringan sekitarnya,
kemungkinan juga memiliki simpai/ kapsul.
ë Dapat digerakkan, berarti benjolan tersebut tidak melakukan invasi maupun
infiltrasi terhadap jaringan di sekitarnya.
ë Tidak ada pembesaran kelenjar limfe aksila, berarti benjolan tersebut tidak
bermetastase ke kelenjar limfe aksila

Dalam menegakkan diagnosis menegnai bejolan di payudara, maka harus di


bedakan antara benjolan yang disebabkan oleh neoplasma dan benjolan yang bukan
disebabkan oleh neoplasma. DD dari benjolan payudara non neoplasma berupa
galaktokel dan abses payudara. Kemungkinan benjolan tersebut galaktokel dapat di
singkirkan sebab klinis galaktokel berupa Konsistensi keras, nyeri tekan, terdapat
kista. Kemungkinan abses payudara juga dapat disingkirkan sebab klinis abses
payudara berupa benjolan, nyeri, merah, suhu lokal panas, fisura/luka pada puting,
abses (nanah), demam, pembesaran limfonodi. Setalah menyingkirkan kedua DD
tersebut, maka DD yang disebabkan oleh neoplasma yaitu neoplasma ganas dan
neplasma jinak. Berdasarkan anamnesis dan hasil pemeriksaan fisik, maka diagnosis
mengarah pada Fibroadenoma Oammae (FAO) yang merupakan tumor jinak.
Namun, FAO juga harus dibedakan dengan tumor ganas stadium awal.

Untuk mendapatkan diagnosis pasti hanya dapat dilakukan dengan melakukan


pemeriksaan tambahan. Pemeriksaan tambahan dapat yang dilalukan antara lain:
radiologi diagnosis dengan mammografi, USG, Äontgen Thora, CT Scan, Bone
Scan, Fine Needle Aspiration Biopsy.
c câ
    
 
Berdasarkan anamnesisdan pemeriksaan fisik dalam skenario, kami belum
bisa menegakkan diagnosis pasti dari penderita karena masih diperlukan
beberapa pemeriksaan tambahan. Hipotesis kami penderita mengalami

aa(tumor jinak pada payudara).
  
1. Untuk mendapatkan diagnosis pasti perlu dilakukan pemeriksaan
makroskopis dan mikroskopis di laboratorium PA.
2. Sebaiknya suami pasien disarankan untuk berhenti merokok.
 
c câ
   
Abdulmuthalib.2007.
   
 a
 ¢ a  a
 Dalam buku
 a  . Jakarta: FKUI
Budi Darmawan Oachsoos.2007. aa    
   Dalam
buku  a  . Jakarta: FKUI
Dorland, W.A. Newman. 2002.   a a
 
. |disi 29. Jakarta:
|GC
Henderson, I. Craig.1995. a
  
 Dalam buku ?

 
 

  a   volume 4. Jakarta: |GC.
Hillegas, K. B. 2006.    a 
 a 
 a  a  |disi 6.
Jakarta: |GC.
Junqueira, L. C. 2007. ?  
a    Jakarta: |GC.
Noorwati Sutandyo.2007.a
 ?
  a
 Dalam buku 
a  . Jakarta: FKUI
Noorwati Sutandyo dan Äirin H.2007.a

    aa
Dalam
buku  a  . Jakarta: FKUI
Äobbins dan Cotran. 2005.     a a. Philadelphia: |lsevier
Äobbins, Stanley L. a .2007.  
        . Jakarta:
|GC.

You might also like