Professional Documents
Culture Documents
Berbeda dengan partai politik yang berorientasi kekuasaan, gerakan mahasiswa memperjuangkan
nilai (values) yang berkaitan dengan kehidupan mahasiswa. Gerakan mahasiswa adalah
seperangkat kegiatan mahasiswa yang bergerak menentang dan mempersoalkan realitas objektif
yang dianggap bertentangan dengan realitas subjektif mereka. Hal ini teraplikasi melalui aksi-
aksi revolusioner dari yang bersifat lunak hingga sangat keras seperti pembuatan pamflet,
penyebaran poster, pembuatan tulisan di media massa, diskusi-diskusi politik, lobi, dialog, petisi,
mimbar bebas, pawai dikampus, aksi turun kejalan hingga mogok makan. Hal tersebut dilakukan
bukan karena bukan pilihan karena mereka telah melihat sinyal adanya nilai- nilai “ suci” atau “
ideal” dan bahkan “universial’ yang tidak berpihak kepada rakyat.
Akan tetapi dewasa ini, dimanakah taring gerakan mahasiswa tersebut ? Gerakan mahasiswa
ternyata ikut larut juga dalam kondisi sosial budaya masyarakat kita, mereka mulai tergerus
dalam perjalanan zaman. Mereka lebih memilih untuk berada di zona nyaman mereka dari pada
harus bersuara dalam aspirasi rakyat. Arah gerakan mahasiswa sudah tidak lagi berbicara
konteks memperjuangkan kepentingan masyarakat tertindas, tetapi lebih berbicara apa yang
dapat diuntungkan dari situasi yang sulit ini, bahkan mereka rela menggadaikan idealisme
mereka dengan mencari muka dipanggung politik atas nama rakyat (red: katanya). Gerakan
mahasiswa juga sering terlalu berani dan lurus tanpa konsep yang matang, sehingga mudah
sekali dibaca, dikendalikan, dan akhirnya dimanfaatkan gerakan kelompok yang berkepentingan.
Degradasi inilah yang menyebabkan kemerosotan daya pikir dan intelektual mahasiswa. Mereka
enggan lagi berbicara tentang ide-ide cemerlang untuk solusi masalah bangsa, apalagi
mengorbankan jiwa mereka demi tegaknya nilai-nilai ideal. Padahal mahasiswa harusnya bersifat
kritis, idealis, militan, progesive, dan revolusioner untuk mempertanyakan hal dari yang bersifat
pinggiran ke masalah yang bersifat perubahan. Mahasiswa sebagai Social Control serta motor
penggerak pembaharu seharusnya tetap peduli dan berpihak kepada masyarakat bawah karena
sampai kapan pun mahasiswa dengan semangat intelektualitasnya akan tetap memegang peranan
penting dalam mengontrol kebijakan-kebijakan pemerintah agar tetap memikirkan kebutuhan
dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat, serta menjadi penjaga demokrasi bangsa Indonesia
dengan pengorbanan ikhlasnya membela kepentingan rakyat…
Bangkitlah Mahasiswa !
GERAKAN mahasiswa dalam sejarah perubahan peradaban dunia berkali-kali telah
menorehkan tinta emasnya. Dimulai pada awal abad ke-12 dengan berdirinya Universitas
Bologna di Paris. Saat itu lebih dikenal dengan semboyan ‘Gaudeamus Igtiur, Juvenes Dum
Sumus” (kita bergembira, selagi masih muda). Pergerakan mahasiswa senantiasa memberikan
pencerahan baru dalam setiap sikapnya tak terkecuali di Indonesia, salah satu elemen yang
turut membawa negara ini merdeka ialah kaum muda (baca: mahasiswa).
Gerakan pemuda di Indonesia ini dimulai dengan Sumpah Pemuda pada tahun 1928. Namun,
istilah pemuda tersebut mengalami spesialisasi dengan sebutan mahasiswa, sosok yang
memiliki kadar intelektual tinggi. Hal ini sah-sah saja karena untuk mengadakan perubahan
bangsa tidak cukup dengan semangat ‘muda’ dituntut juga intelektual yang mumpuni dan
yang menjadikan nilai lebih mahasiswa adalah gerakan mereka relatif bebas dari berbagai
intrik politik. Sebut saja kedudukan, jabatan dan bahkan kekayaan
Peran mahasiswa pada angkatan 66, 74 dan 98 telah memberikan label The Agent of Social
Control. Apalagi perjuangan mereka tidak lain adalah penyalur lidah masyarakat yang
tertindas pada masa rezim tertentu. Kekuatan moral yang terbangun lebih disebabkan karena
mahasiswa yang selalu bergerak secara aktif. Seperti dengan turun ke jalan demi berteriak
menuntut keadilan dan pembelaan terhadap hak-hak wong cilik.
Namun seiring perjalanan waktu gerakan mahasiswa akhir-akhir ini seperti kehilangan
gregetnya, aksi-aksi penentangan terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak
memihak rakyat tidak lagi mampu mengundang simpati mereka. Bahkan rakyat cenderung
beranggapan -- mahasiswa cuma bisa ngomong dan demo melulu. Apalagi ditemukan beberapa
kasus demo bayaran. Terlebih dengan ulah mahasiswa pada saat Pilkada di beberapa daerah
akhir-akhir tahun ini. Belum lagi perilaku-perilaku negatif kian marak dibawa sebagian
mahasiswa ke dalam lingkungan sekitar kampus, sehingga dengan memukul rata rakyat
semakin yakin akan ‘kemunafikan’ mahasiswa.
Faktor-faktor eksternal di atas semakin kompleks dengan permasalahan internal yang dihadapi
oleh hampir semua organisasi pergerakan yaitu sepinya kader baru. Kader sebagai SDM
organisasi memegang peranan vital menyangkut mati hidupnya organisasi.
Hal ini disebabkan kebijakan pendidikan di Indonesia yang mulai berkiblat pada kapitalisme
dan liberalisme. Pembatasan masa studi dan biaya SPP yang membumbung tinggi adalah bukti
konkretnya.
Sudah saatnya para aktivis pergerakan mengubah orientasi dengan menegedepankan nuansa
gerakan intelektual (intellectual movement) selain gerakan masa dalam menuntaskan cita-
cita yang diawali dengan ikrar sumpah pemuda.
Secara hakiki, gerakan mahasiswa adalah gerakan intelektual—jauh dari kekerasan dan daya
juang radikalisme. Mengingat, gerakan ini bermuara dari kalangan akademis kampus—
cenderung mengedapankan rasionalitas dalam menyikapi perbagai permasalahan. Dalam
perspektif penulis, gerakan intelektual (intellectual movement) akan terbangun di atas Trias
Tradition (tiga tradisi).
Pertama, terbangun diatas tradisi diskusi (Discussion Tradition). Gerakan mahasiswa harus
memperbanyak ruang diskusi—pra-pasca pergerakan. Diskusi akan membawa gerakan
mahasiswa menjadi sebuah gerakan rasional dan terpercaya—ciri khas gerakan mahasiswa.
Lantaran itu, elemen masyarakat secara umum akan lebih menghargai isu-isu diusung oleh
gerakan mahasiswa.
Seperti dalam menurunkan demonstrasi, elemen gerakan mahaiswa harus mengkaji lebih detil
—apa, mengapa, akibat dan latar belakang—kebijakan pemerintah harus ditentang. Dari
kajian-kajian dalam bentuk diskusi lepas dengan mengundang para pakar dibidang-bidang
berkaitan dengan agenda aksi, akan mampu melahirkan gagasan-gagasan dan analisa
cemerlang.
Hari ini, Aktualisasi dan keakuratan data sangat penting bagi gerakan mahasiswa dalam
mengkritisi dan bertindak. Sebagaimana kita ketahui zaman semakin maju sehingga dalam
mengungkap sesuatu atau menghujam kritik harus berdasar, jelas, akurat dan terpercaya,
tanpa itu sulit bagi gerakan mahasiswa dalam menyakinkan rakyat dalam menyalurkan
aspirasi.
Kedua, terbangun diatas tradisi menulis (Writing Tradition). Aktivitas menulis merupakan
salah satu gerbang menuju tradisi intelektual bagi gerakan mahasiswa. Sejak dulu sampai kini,
tokoh dan intelektual bangsa Indonesia—bernotabene mantan tokoh aktivis pemuda dan
mahasiswa, banyak melemparkan gagasan atau ide-ide cemerlang, kritikan tajam dan
membangun wacana dalam bentuk tulisan.
Sebut saja nama tokoh-tokoh populer seperti, Bung Karno, Bung Hatta, M. Natsir—era pra
kemerdekaan; Abdurrahman Wahid, Amien Rais, Nurcholis Madjid, Deliar Noer, Hariman
Siregar, Arief Budiman—era 60 sampai 80-an; Anas Urbaningrum, Eef Saefulloh Fatah,
Kamarudin, Andi Rahmat (era 90-an) dan lain-lain.
Bila kita balikkan ke pergerakan mahasiswa, mendukung dan menggalakkan melemparkan isu-
isu lewat tulisan perlu perhatian serius. Karena, mewacanakan isu-isu melalui media cetak
dapat dibaca oleh kalangan lebih luas—dalam artian lebih efefktif untuk menyebarkan
gagasan atau wacana ke seluruh pelosok persada nusantara, bahkan sampai manca negara.
Hal ini bersinergi dengan peran mahasiswa Indonesia, meminjam istilah Michael Fremerey
(1976) "Gerakan korektif", selain diorasikan melalui mimbar bebas dalam aksi demonstrasi
juga dapat diwujudkan bagi tokoh-tokoh pergerakan mahasiswa dalam bentuk tulisan di Media
Massa.
Lebih jauh, dalam buku Bergerak! (Peran Pers Mahasiswa dalam Penumbangan Rezim
Soeharto) Satrio Arimunandar mengemukakan bahwa gerakan mahasiswa di Indonesia tak bisa
lepas dari dukungan penuh media massa untuk menggapai hasil maksimum dalam perjuangan.
Sebagai misal, momentum penurunan rezim Orde Lama (ORLA), gerakan mahasiswa di dukung
koran mahasiswa populer "Mahasiswa Indonesia" atau ketika gerakan mahasiswa menurunkan
rezim Orde Baru (ORBA) di dukung penuh Buletin Bergerak (Media Aksi Mahasiswa UI), dalam
menyebarkan seputar agenda atau wacana gerakan mahasiswa. Hal ini penting, untuk
membangkitkan naluri mahasiswa dalam perjuangan menumpas kezhaliman dan kebatilan.
Angin segar bagi pergerakan mahasiswa, akhir-akhir ini tulisan-tulisan tokoh-tokoh pergerakan
mahasiswa (Ketua Umum Organisasi Kemahasiswaan atau Pemuda, Presiden Mahasiswa
Universitas dan lain-lain) pernah menghiasi media massa, seperti Ubaidillah (Mantan Ketum
PMII Cab. Ciputat) “Menuju Pemilu 2004 ” - Majalah UIN 24 pebruari 2004; Mamanto Fani
(Ketua Umum KAMMI Daerah Sumbar 03-05) 'Mahasiswa Aceh Kembalilah'—24 februari 2005;
Selain itu, Yuli Widy Astono (Ketua Umum KAMMI Pusat 2005-2007) 'Nasionalisme Indonesia
(Tawaran Membangun Trend Baru Gerakan Mahasiswa)'—majalah SAKSI 12 Oktober 2005;
Azman Muammar (Ketua Umum BEM UI 2005-2006) 'Demokrasi Diambang Batas'—majalah SAKSI
28 September 2005; Irwan Suwandi SN (Presiden Mahasiswa UNAND) 'Orang Miskin Dilarang
Sekolah'—Majalah SAKSI edisi Februari 2006; dan lain-lain.
Menyikapi tulisan-tulisan diatas, penulis berani berspekulasi bahwa tulisan-tulisan para tokoh
aktivis pergerakan mahasiswa (Ketua Umum Organisasi Kemahasiswaan atau Pemuda, Presiden
Mahasiswa dan lain-lain) tersebut sangat berarti dan berpengaruh bahkan bisa menjadi acuan
bagi pergerakan mahasiswa Indonesia.
Ketiga, terbangun diatas tradisi membaca (Reading Tradition). Aktualisasi isu sangat penting
bagi gerakan mahasiswa dalam bergerak. Begitu cepat pergeseran berita dan opini publik,
memaksa kita untuk senantiasa membaca—kalau tidak akan tertinggal. Kesibukan bukan
alasan tepat untuk tidak membaca, di mana atau kapan pun bisa kita luang waktu untuk
membaca—antri mengambil karcis, di bus, menjelang demonstrasi dan lain-lain.
Sebuah harapan, gerakan mahasiswa juga bisa mewacanakan semacam 'Gerakan Gemar
Membaca" dan disosialisasikan secara luas. Cara ini, dapat menunjukkan gerakan mahasiswa
ikut membantu pemerintah dalam membuka kunci gembok kebodohan serta berperan
menyelesaikan problem pendidikan Indonesia nyaris tak kunjung terselesaikan ini.
3 komentar:
Anonim, 8 Agustus 2009 05.06
assalamualaikum. mas, ada salah satu teman saya kurang setuju tentang ke depannya
dituntut sebagai pelaku dan bahkan mungkin penentu. karena ia menilai bahwa pelaku
seharusnya hanya orang2 yang berkepentingan saja. adapun saya sendiri setuju dalam
batasan bahwa mahasiswa bergerak sebagai pelaku hanya dalam membangun basis
massa, dan bukan sebagai penentu. menurut asumsi mas sendiri, kenapa sampai dapat
menyimpulkan bahwa mahasiswa diharuskan menjadi pelaku dan sekaligus penentu.
terima kasih. wassalammualaikum.
mahasiswa bandung
raden sopyan, 6 Januari 2010 09.21
Jangan sampai politik yang berkembang dan muncul merupakan politik dagang sapi
yang hanya mengumbar atau berbagi kursi tanpa pelaksanaan dan tujuan yang
jelas. Ketiga,pergerakan sosial,merupakan sikap kritis yang perlu dibangun
mahasiswa dalam menciptakan kepedulian kepada sesama melalui perjuangan atas
hak, pendampingan terhadap masyarakat, dan kegiatan sosial lainnya.
Hal ini bertujuan agar pergerakan dalam pengawasan pemerintah tetap terjadi
dengan memperhatikan ketiga aspek di atas. Diharapkan hal itu memunculkan
sebuah pergerakan, perubahan,dan pembaharuan yang berkualitas sehingga
mampu membawa Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi.(*)
Lawan globalisasi!! – Tolak militerisme!! – Hukum Mati para koruptor!! – Waspadai serangan
pop kultur!! Lawan kapitalisme!! serta berderet-deret tanda seru lainnya” Semboyan, simbol,
provokasi, ajakan, atau..?!/
Sekelompok manusia yang menamakan dirinya sebagai aktivis kampus, pejuang atau pembaharu
dengan bangganya menggembar-gemborkan kata dan kalimat-kalimat diatas baik itu lewat
senandung orasi, poster dan pamplet, maupun yel-yel yang mengiringi demonstrasi mereka.
Mahasiswa sebagai oposisi yang selalu mengambil garis tegas terhadap kekuasaan pemerintah
yang sewenang-wenang terhadap rakyat, membuktikan salah satu eksistensinya melalui
pergerakan yang vertical, dengan semangat yang menggebu-gebu… menyuarakan aspirasi
rakyat, menggoyang semua sistem yang kaku para penguasa lewat demonstrasinya.
Demonstrasi, kita singkat dengan kata demo, adalah alternatif dari sebuah pergerakan
mahasiswa, ada yang turun kejalanan, kekantor-kantor pemerintah dan adapula yang melakukan
ajakan dan penyadaran-penyadaran intelektual langsung kepada mahasiswa lainnya atau kawan-
kawannya di kampus.
Demonstrasi pula yang mengantarkan mahasiswa tercatat dalam sejarah sebagai pelopor dari
setiap moment yang di ikutinya, termasuk ketika kekuatan gabungan mahasiswa tahun 1998
yang berhasil menggulingkan kediktatoran rezim orde baru dibawah naungan saktinya Soeharto.
Dan mahasiswa pula yang menjadi pelopor reformasi di tahun yang sama. Walaupun cukup
disayangkan juga ketika alur reformasi itu sudah di buka dan dijalankan, seakan mahasiswa
disini kehilangan jati diri dan tidak tahu harus melangkah kemana, sehingga pasca reformasi
1998 seakan menjadi era di mana mahasiswa terkesan diam, kehabisan isu, dan baru ketika ada
kasus tindakan kekerasan aparat pada sejumlah mahasiswa UMI di makasar, seakan mahasiswa
kembali mendapatkan angin segar pergerakannya, dan isu militerisme pun menjadi agenda dan
bendera dari aksi mahasiswa selanjutnya dan hal itu berlanjut ke saat dimana Pemilu
berlangsung, dengan tetap menempatkan jargon militerisme di dalamnya. Setelah semua isu itu
sirna, mahasiswa kembali pada tidurnya diatas tuntutan dunia akademik yang disinyalir memang
memaksa mahasiswa untuk tidak bebas bergerak. Tuntutan absen, tugas-tugas dosen dan ujian
menjadi senjata ampuh yang perlahan mematikan kreasi mahasiswa di luar agenda studinya.
Selain itu, demonstrasi juga seperti yang sering di jadikan alasan oleh kawan-kawan pergerakan,
bahwasanya demonstrasi dilakukan karena pemerintah atau orang-orang petinggi baik di kampus
maupun pejabat diluar tidak bisa diajak diskusi secara fair, mereka hanya bisa kasih janji tanpa
adanya tindakan kongkret yang dijalankan, dan oleh karena itu para aktivis pergerakan memilih
jalur demonstrasi untuk menyampaikan aspirasinya, aspirasi rakyat tentunya.
Apa yang perlu di pertanyakan dari eksistensi mereka?
Ketika kawan-kawan aktivis mengangkat satu isu pergerakannya, pastinya mereka juga telah
jauh menelusuri makna dan tindak lanjut dari hal yang mereka perjuangkan tersebut. Dan
sepatutnya juga dapat merealisasikannya di masyarakat tempat mereka tinggal, utamanya adalah
masyarakat kampus. Dan semua ajakan dan arahan yang mereka senandungkan, sudah
selayaknya pula dimulai jauh sebelum isu itu terjadi, minimal dimulai dari diri pribadi kawan
aktivis sendiri..
Yang menjadi realita dan selalu ganjil untuk di amati dari pergerakan aktivis kita, adalah
masalah ke konsistenan ruang dan waktu, dimana ketika mereka misalnya mengemborkan
masalah militerisme, kapitalisme dan pop kultur, kenyataannya pada saat itu pula pengaruh dan
produk militerisme, kapitalis dan pop cultur itu sendiri tanpa disadari atau tidak telah melekat
pada diri mereka sendiri.
Kita tentunya dapat lihat dari cara dan semua artribut maupun pakaian yang sering dikenakan
oleh para aktivis ketika melakukan aksinya maupun kesehariannya dikampus, berbagai merek
dan pola hidup kapitalis adalah kenyataan yang ada pada kehidupan para aktivis kita.
Militer, lihat beberapa kasus yang dilakukan para aktivis ketika menggelar aksinya! Apakah
berbagai bentuk bentrokan dan adu otot dengan aparat dan masyarakat adalah bukan tindakan
militerisme? Jadi apa sich militerisme itu??/..
Korupsi? Uniko (usaha nipu kolot), pinjem tugas, bolos kuliah demi suatu aksi, titip absen,
apakah itu juga tidak termasuk ke dalam kategori korupsi??
Jadi harus bagaimana sih, aktivis itu? Aktivis juga kan manusia?!
Manusia yang bijak adalah manusia yang tidak melupakan hal-hal terkecil dalam hidupnya…
(pepatah kuno)
Tanpa maksud menggurui, dan tanpa mengesampingkan isu diluar, memang sudah sepantasnya
kawan-kawan aktivis baik pergerakan maupun non pergerakan kita, lebih dulu mengutamakan
masalah-masalah di lingkungan terdekatnya dulu, sebelum melangkah jauh ke isu luar yang lebih
besar. Misalnya, masalah kecacatan akademik dan sistem pendidikan di kampus…
Penyalahgunaan wewenang birokrat, penderitaan mahasiswa miskin di kampus.. dan masih
banyak lagi hal-hal yang sudah sepatutnya diperjuangkan sampai tuntas di kampus sendiri…
Baru ketika kampus mereka sudah mapan.. atau katakanlah ideal, barulah saatnya bagi para
aktivis untuk menyikapi fenomena luar yang lebih luas, dimana hal itu pun harus dengan jaminan
bahwa para aktivisnya adalah orang-orang yang benar-benar bisa bertanggung jawab, minimal
terhadap dirinya sendiri, yang menjadi salah satu barometer atau contoh ideal bagi kawan-kawan
mahasiswa lainnya yang masih tertidur…
Dan menurut catatan, di dalam satu kampus rata-rata di Semarang saja dapat diperkirakan jumlah
aktivis yang ada rata-rata hanya 5-10 % nya saja dari keseluruhan mahasiswa yang ada, hal itu
memang memberatkan bagi kawan aktivis yang ada, banyak hal terjadi dimana aksi mereka tidak
mendapat dukungan dari kawan mahasiswa sekampusnya sendiri. Hal itu memang sangat ironis,
tapi tidak akan menjadi beban ketika yang diperjuangkan adalah kepentingan bersama, dalam
artian para kawan aktivis tersebut ikut memperjuangkan kepentingan mahasiswa lain yang
terkesan apatis, yang notabene tidak berani untuk bicara dan bertindak walaupun pada dasarnya
mereka juga merasakannya. Aksi untuk kepentingan bersama adalah langkah mulia dan pasti
akan ada yang akan mendukung, walaupun kebanyakan hanya di dalam hati. Yang pasti posisi
mahasiswa sebagai jangkar dan oposisi yang selalu mengambil garis tegas terhadap kekuasaan
yang sewenang-wenang terhadap rakyat, baik itu rakyat kampus maupun masyarakat luas pada
umumnya senantiasa harus selalu di jaga.
Terakhir, Arah perjuangan adalah merajut masa depan yang lebih baik, dan takkan pernah ada
progres tanpa perubahan pergerakkan yang massif.
Pergerakan mahasiswa telah sampai pada belokan jalan. Kini saatnya mahasiswa mengubah
pergerakannya dari pergerakan vertikal (fokus pada pemerintahan) menuju pergerakan
horisontral (menuju ke masyarakat). Pergerakan menuju ke masyarakat ini merupakan
pergerakan yang bertujuan menyejahterakan kehidupan masyarakat melalui keilmuan yang
dimilii oleh mahasiswa dengan berlandaskan pada Tri Dharma Perguruan Tinggi. Pergerakan
dengan hasil yang nyata, bukan sekedar koar-koar di jalanan yang mengurangi image
intelektualitas mahasiswa.
Perubahan pergerakan ini telah diinisiasi oleh mahasiswa ITB melalui Konferensi Mahasiswa
Indonesia ITB Fair 2010 yang diselenggarakan di Kampus Ganesha pada tanggal 5-7 Februari
2010. Konferensi yang dihadiri oleh 52 universitas ini bertujuan untuk membentuk satu
kesepahaman tentang Community Developement yang merupakan arah pergerakan yang lebih
nyata. Pergerakan yang dipelopori oleh suatu kesadaran akan peran mahasiswa di masyarakat.
Konferensi Mahasiswa Indonesia telah menghasilkan beberapa keluaran. Diantaranya adalah
terbentuknya sebuah kesepahaman bahwa mahasiswa perlu melakukan sebuah pergerakan ke
arah horisontal yang sering dikenal dengan Community Developement (Pengembangan
komunitas). Community Developement ini merupakan upaya pembangunan masyarakat yang
berorientasi pada penyelesaian persoalan, keberlanjutan, serta kemandirian melalui proses
partisipatif dan berbasis potensi lokal masyarakat. Hal ini telah dijabarkan pula dalam
Konferensi Mahasiswa Indonesia. Selain itu dalam konferensi ini juga terbentuk suatu wadah
pergerakan yang menghubungan satu perguruan tinggi dengan perguruan tinggi yang lain.
Wadah tersebut disebut Gerakan Mahasiswa Pengabdi Masyarakat.
Dalam konferensi ini juga berhasil disepakati sebuah deklarasi yang disebut dengan Deklarasi
Bandung. Deklarasi ini berhasil dibacakan pada acara puncak ITB Fair sebagai sebuah komitmen
untuk mengubah pergerakan ke arah yang lebih baik. Selain itu konferensi ini juga telah
menghasilkan “Baby Step” yang merupakan lagkah-langkah yang akan dilakukan untuk
merealisasikan Community Development yang telah mereka sepakati.
Kampus Ganesha yang dahulu merupakan pusat pergerakan mahasiswa pada era 70an dan
inisiator pergerakan menuju ke arah vertikal kini telah mengubah gerakannya. Kampus yang
sempat dimasuki oleh tentara pada tahun 1978 karena pergerakannya yang radikal telah
mengubah pemikiran akan gerakan yang lebih bermanfaat dan lebih memberikan hasil yang
nyata. Sebagaimana dahulu menjadi pelopor pergerakan, kini kampus ini kembali memelopori
pengembangan masyarakat Indonesia. Bergerak, bersinergi, dan berkarya! (taufik fa itb 07)
RomiSatriaWahono.Net
Top of Form
romisatriaw ahono
romisatriaw ahono Search pub-4564255532 1
Enter your
ISO-8859-1 ISO-8859-1 GALT:#3D81EE;G en
search terms
Bottom of Form
Learning, Researching, Entrepreneuring, Teaching, Motivating and Inspiring People
Home
About Me
Publications
Lectures
In The News
• Jaga prestasi akademik, tugas utama mahasiswa adalah belajar, karena kedudukan di
kampus membawa implikasi bahwa mahasiswa adalah seorang akademisi, pemikir,
bergerak secara logis dan terukur. Kualitas intelektual kita terukur lewat nilai-nilai dari
mata kuliah yang kita ikuti. Ingat bahwa teriakan berantas kebodohan, menggelikan
ketika keluar dari mulut mahasiswa bodoh!
• Madzab, pemikiran dan strategi pergerakan mahasiswa juga harus dikuasai. Ini bisa
dilakukan dengan banyak membaca sejarah pergerakan mahasiswa di berbagai negara
lain, membaca biografi tokoh pergerakan mahasiswa dimanapun berada, dan tentu saja
yang sangat urgent adalah sejarah dan benang merah pergerakan mahasiswa di Indonesia.
Jangan sampai mahasiswa mengulang kesalahan yang dilakukan mahasiswa di era
sebelumnya.
• Benih-benih entrepreneurship harus dipupuk sejak masa mahasiswa. Mahasiswa harus
berusaha mengatasi masalah finansial, karena kita harus memberikan teladan dan success
story kepada masyarakat berhubungan dengan kemandirian finansial. Ingat, mahasiswa
pemalas yang tidak bebas dari penyakit finansial, absurd ketika berteriak bebaskan rakyat
dari kemiskinan. Kemandirian organisasi dan personelnya dari “sumbangan” pihak lain
yang punya kepentingan, membuat independensi organisasi mahasiswa terjaga. Membuat
teriakan kita tetap lantang kepada siapapun tanpa pandang bulu.
• Konsistensi perdjoeangan adalah kekuatan karakter aktifis mahasiswa. Pahami hakekat
dari kritik-kritik yang kita lakukan. Logikanya mahasiswa koruptor jam kuliah, tidak
pantas berteriak anti-korupsi. Think globally, but act locally.
• Public speaking dan leadership, faktor penting dalam mempengaruhi orang, karena
tidak mungkin mahasiswa dengan leadership dan public speaking yang buruk mengkritik
kepemimpinan nasional
• Opini lewat tulisan adalah faktor penting dalam teknik mempengaruhi ala mahasiswa.
Kualitas pikir seseorang diukur dari kualitas tulisan yang dihasilkan. Pergerakan
mahasiswa tak akan lepas dari masalah intelektualitas, daya pikir, daya kreatif dan
perilaku berbasis otak yang lain.
PERGERAKAN MAHASISWA 2.0
Modal pergerakan mahasiswa diatas harus dikuasai, karena itu adalah modal minimal. Meskipun
itu semua tidak cukup ketika kita bergerak di era dunia datar dengan perkembangan internet dan
web yang semakin pesat yang saat ini menuju ke generasi kedua (Web 2.0).
Barrack Obama tidak hanya mengandalkan tim suksesnya secara penuh ketika mengupload video
pidato dan kampanye lewat YouTube, tapi sebagian diupload oleh para pemilihnya dengan
sukarela. Inilah keindahan user-generated content. Influence tactics ala Web 2.0 ini saya yakin
bisa dimanfaatkan oleh aktifis pergerakan mahasiswa, sehingga berbagai opini yang kita
keluarkan akan lebih bergema, lebih luas dipahami masyarakat, dan wacana ini akan banyak
dinikmati mahasiswa lain karena mahasiswa adalah pengakses Internet di Indonesia yang
terbesar. Ingat menurut InternetWorldStats.com pengguna Internet di Indonesia mencapai 20
juta, dan menurut APJII bahkan 28 juta. Pengguna Internet di Indonesia bahkan lebih banyak
daripada Spanyol atau negara tetangga kita yang ada di Asia. Tidak ada oplah media massa di
Indonesia yang melebih angka 20 atau 28 juta, kecuali TV tentunya yang menurut berbagai
data mencapai angka 40 juta.
Kalau boleh saya gambarkan, pergerakan mahasiswa generasi kedua alias 2.0 saya pikir akan
seperti gambar di bawah.
• Tebar Keshalehan Sosial dan Kreatifitas Maya. Ini adalah sumbangan besar
mahasiswa plus sebagai solusi nyata untuk masyarakat. Efek langsungnya mungkin ke
pengguna Internet, tapi efek tidak langsungnya bisa ke masyarakat yang bahkan tidak
mengenal Internet. Misalnya, download materi IlmuKomputer.Com mungkin hanya bisa
dilakukan oleh pengguna Internet. Tapi ilmu pengetahuan yang ada di dalamnya dapat
dimanfaatkan oleh dosen dan guru untuk mengajar anak didik yang berada di berbagai
pelosok tanak air.
• Lakukan Image Branding Lewat Dunia Maya. Sekali lagi dengan 20-28 juta penguna,
Internet adalah media massa yang paling efisien dan efektif untuk melakukan marketing
dan branding baik untuk personal maupun organisasi.
• Webpreneurship. Arah entrepreneurship yang sudah kita pupuk sebelumnya, mungkin
bisa dikembangkan ke arah technopreneurship, khususnya webpreneurship. Organisasi
pergerakan mahasiswa bisa membangun lini bisnis yang memikirkan berbagai bisnis
model yang menarik, dan dari sinilah operasional organisasi dibiayai. Kemandirian
finansial ini adalah teladan yang baik bagi masyarakat, membuat teriakan lantang kita
tentang pembebasan kemiskinan dan kemandirian bangsa menjadi bermakna. Mengemis
dana dari para pejabat, mentri maupun institusi pemerintah atau swasta, sebenarnya
membuat rantai ikatan yang mengakibatkan organisasi kita tidak independen lagi. Pada
saat memimpin PPI Jepang, saya juga berkonsentrasi ke kerjasama bisnis dengan
berbagai perusahaan penerbangan, perusahaan telepon seluler dan bahkan perusahaan
elektronik yang punya pasar ke Indonesia.
• Tebar Pengaruh Lewat Tulisan di Blog. Lanjutkan influence tactic yang sudah kita
lakukan di media massa cetak, ke arah blogging di Internet. Bahkan ketika objek yang
kita bidik adalah pelajar di level SMA dan kebawah, gunakan layanan social networking
semacam Friendster yang pengguna di level itu sangat besar. Ingat, Indonesia pengguna
Friendster nomor tiga sedunia.
• Fokus di Core Competence. Ini yang mahasiswa kita sering lupakan. Jurusan yang kita
pilih di kampus seolah-olah bagaikan bidang garapan sampingan. Jurusan computing
yang kita pilih, tidak membuat kita fasih berbicara tentang statistik pornografi di Internet
ketika kita beraudiensi tentang RUU Antipornografi. Jurusan ilmu kehutanan yang kita
geluti, juga seolah-olah tidak bermakna karena kita malah mengkritik sisi lain, ketika
berteriak lantang tentang masalah kerusakan hutan kita, penebangan hutan yang liar atau
monopoli pemanfaatan hutan oleh perusahaan. Jurusan sosial politik yang kita geluti,
juga kadang tidak membuat kita fasih berbicara tentang teoritika dan strategi politik atau
komparasi sistem politik kita dengan negara lain. Wahai aktifis mahasiswa, konsisten di
kompetensi inti adalah jalan yang luruk, bijak dan bertanggungjawab. Jangan pernah
mengatakan hal yang tidak kita kuasai permasalahannya, karena itu membuat kita dan
segala sesuatu yang kita sampaikan terasa hampa.
• Leadership di Komunitas Maya. Buktikan bahwa leadership kita di dunia nyata juga
terbukti di dunia maya. Bangun komunitas, pimpin pergerakan komunitas maya, sebagai
penambah dukungan pergerakan kita di dunia nyata.
Terakhir, tiga pesan saya untuk para aktifis pergerakan mahasiswa.
1. Perdjoeangan yang mahasiswa lakukan adalah untuk memberi manfaat
bagi rakyat. Semua itu bukan bertujuan untuk jalan kita menuju senayan
(menjadi anggota DPR), jalan kita menjadi pejabat, jalan kita mendapatkan
uang secara instan, atau jalan-jalan berpamrih lain yang membuat kita tidak
ikhlash
2. Ucapan menjadi bermakna ketika kita juga bergerak melakukan perubahan
dan memberi contoh yang nyata. Think globally but act locally.
3. Kembalikan perdjoeangan ke karakter dan kredo mahasiswa yang
sebenarnya. Mahasiswa adalah akademisi, pemikir muda, intelektual muda,
entrepreneur muda dan agen perubahan bangsa. Baca kembali dengan detail
semua visi, misi dan kredo organisasi pergerakan mahasiswa kita, pasti
selalu menyebut masalah intelektualitas, jiwa pemikir dan kekuatan
akademik lain. Karena itulah akar dan dasar kita bergerak.
Tetap dalam perdjoeangan!
Related Articles
1. Asosiasi Pengembang Software Indonesia
2. Pilih Nama Asosiasi Pengembang Software Yuk!
3. IlmuKomputer.Com Sebagai Blog Teknologi Terbaik di Pesta Blogger 2007
4. Hermawan Kartajaya dan Marketing Open Source
5. Memaknai Kuliah dan Mempersiapkan Diri di Dunia Kerja
6. Paypal.Com Masuk Indonesia
7. Mengenal Bisnis di Internet
8. IlmuKomputer.Com Goes Blog
9. Wajibnya Skill Coding Bagi Mahasiswa Computing
10.Ngadu Trafik Mahasiswa Yang Kuliah ke Jepang
11.UI dan UPI Melejit di Rangking Webometrics Juli 2008
12.10 Kiat Menjadi Entrepreneur untuk Mahasiswa Lugu (Versi Seminar)
13.Seminar dan Workshop eLearning di Jogjakarta
14.Facebook Personal Branding: Pakai Friends, Group atau Pages?
15.Kiat Meningkatkan Nilai IPK
16.Tren Konten Internet di Indonesia 2009
17.Romi Satria Wahono eUniversity
18.Hacking di Unsoed, Purwokerto
19.Online Personal Branding dan Kampanye Pemilu
20.Forum Diskusi dan Milis APPLI
This entry was posted on Monday, October 20th, 2008 at 8:49 and is filed under Activities, Campus, Management.
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from
your own site.
98 Responses to “Arah Pergerakan Mahasiswa di Era Dunia Datar”
1. Muhamad Ikhsan Says:
October 20th, 2008 at 9:50
Memang saat ini sangat perlu mahasiswa yang nggak hanya melek sosial tapi juga melek
teknologi, begitu juga sebaliknya melek teknologi & juga melek sosial.
Krisis sekarang nggak hanya bisa di suarakan lewat demo-demo jalanan, tapi juga harus
dengan demo-demo karya teknologi yang solotif…
2. Romi Satria Wahono Says:
October 20th, 2008 at 9:54
waw!
hatur tengkyu sharingnya ^_^
sepertinya ada yang salah ketik =>
di point Fokus di Core Competence :
Jurusan computing yang kita pilih, tidak membuat kita fasih berbicara tentang “statisik”
pornografi di Internet.
Statisik…? apa maksudnya statistik? atau emg bener2 statisik?
23.Crazy Blogger Says:
October 20th, 2008 at 20:30
saya prnh d ksh tw sma guru kwrgnegaraan saya klo sbnrnya demo d jln tu sulit tuk
slesaikan mslh n’ g enak
lbh baik bwt jnji dg orng yg kita demo
biz tu ngomong deh apa adanya dlm ruangan ber AC
klo mmngkinkan qta jg bkl dpt mknan
truz planggaran2 yg d bwt oleh psrta demo tu bnyk bgt, d antrnya mgkn pncmran nma
baik n’ mrusak fasilitas umum
truz biz tu jg cpk, lpr, dll….
24.joko supriyanto Says:
October 20th, 2008 at 21:08
demo ajang narsis dowang skg mah
ndak jelas apa yg di demokan
dikit2 demo dikit2 demo mulu, bahkan tugas utama sbg mahasiswa terlewatkan gara2
demo, akirnya ndak lulus2 sibuk demo
ohmaigot inikan reformasi itu ?
25.spydeeyk Says:
October 21st, 2008 at 0:42
Pergerakan 2.0 ? Wah.. sekarang sudah mulai masuk zamannya mashup pak
Pergerakan 3.0 ! ( walau pun saya gak punya gambaran gimana pergerakannya… )
34.Sutrisno Says:
October 21st, 2008 at 19:54
Setuju Mas..
Sekarang kita butuh mahasiswa yang melek teknologi ..
Juga he he he
Perlu didasari agama yang kuat…
Seperti Mas Romi
http://trisnowlaharwetan.net
35.rio Says:
October 21st, 2008 at 20:05
sangat menggugah pak… saya ingin segera cepat2 untuk Take Action ke Pergerakan
Mahasiswa 2.0
36.subhan Says:
October 22nd, 2008 at 0:00
wow, berangkat ke..PERGERAKAN MAHASISWA 2.0!!!
tapi era sekarang, nyatanya mahasiswa sudah banyak yang tertutup dengan pergerakan
organisasi.
hanya pergi kekampus untuk bermain, dan pulang untuk makan.
37.mantan kyai Says:
October 22nd, 2008 at 7:39
masalahnya saya mantan mahasiswa. jadi urusannya udah gak datar lagi.
38.crooked Says:
October 22nd, 2008 at 10:42
yeah….yeah….yeah….
39.fuad hasan Says:
October 22nd, 2008 at 11:39
Sepakat mas Romi!
Emang kadang2 menjadi ironi, mahasiswa yg kuliahnya amburadul n penampilannya
‘acak2an’ lantang ngomong perbaikan pendidikan, ngomong berantas kemiskinan, dsb.
semestinya yang diperbaiki dulu tuh mereka (mahasiswa). Konsepnya mas Romi nih,
cocok tuk menu seluruh mahasiswa Indonesia!
40.Berry Says:
October 22nd, 2008 at 13:17
Salam…
saya setuju sangat dengan mas romi…
Untuk beberapa tahun kedepan ini, Indonesia butuh orang-orang profesional dalam
disiplin ilmunya masing-masing.
sementara itu, mahasiswa saat ini banyak yang tidak paham dengan kuliah/disiplin ilmu
yang mereka pilih hari ini…
mahasiswa sekarang sibuk demo tapi miskin karya nyata. lebih baik demo dari pada
kuliah, sehingga apa yang disampaikan dosen dikelas tidak dipahami dengan baik…
masa depan tidak butuh orang-orang yang cuma bisa ngomong tapi nggak berkarya
sedikitpun… tidak mungkin dong jika sebagian besar mahasiswa sibuk ngurusin cita-
citanya untuk menuju senayan alias menjadi anggota dewan yang terhormat…
tidak banyak aktivis mahasiswa saat ini yang menguasai disiplin ilmunya masing-masing.
tapi mereka lebih “jago” ngompol alias ngomong politik, walaupu menurut hemat saya
itu hanya sebatas aktualisasi diri biar gaya and dibilang cerdas oleh yang lain meskipun ia
sendiri terkadang kurang paham dengan yang diucapkan…
ngomong politik tentu saja bukan sesuatu yang haram, malah cukup bagus sebagai
pengmbangan intelektual, namun jika hal tersebut membuat mahasiswa tidak profesional
dalam disiplin ilmunya tentu saja bangsa ini akan kehilangan sumber daya manusia
dikemudian hari…
jika sebagian besar mau jadi politikus, siapa lagi yang akan membangun teknologi bangsa
ini,..siapa yang akan membangun ekonominya, pendidikan, kesehatan dan lain
sebagainya…
menjadi politikus tidak salah namun membangun bangsa ini dapat dilakukan dengan
banyak cara sesuai dengan disiplin ilmu kita masing… jayalah mahasiswa indonesia…
http://tanmalaka-community.blogspot.com/
http://fisikamedis.blogspot.com/
41.agus sukoco Says:
October 22nd, 2008 at 14:14
blog yang membuat semangat kaum muda pa romi…
terima kasih..
42.Uwes Says:
October 22nd, 2008 at 14:53
SETUJUUUUUUUU! saya juga dulu suka demo ketika jadi ketua senat FIP UNJ di
tahun 1998. Mari BERDJOEANG Bersama sesuai kapasitas dan bidangnya masing-
masing.
43.Caleg Indonesia Says:
October 22nd, 2008 at 15:52
hidup penuh perjuangan mas…
jadi mahasiswa juga harus berjuang…
jadi pengangguran juga harus berjuang…
jadi caleg juga harus berjuang…
berjuang jadi harus!
hidup untuk berjuang!
selamat berjuang!
mari berjuang bersama!
(kok kayak iklannya politisi ya?)
44.danil Says:
October 22nd, 2008 at 18:04
ass kaifa khaluq salam kenal
http://www.khamamah.blogspot.com
45.nofree Says:
October 22nd, 2008 at 21:10
“Think globally, act locally” hmmh..kata2 siapa ya dulu, perasaan sering denger (pak
cecep kah?)It’s really true, salah satunya kita harus lebih banyak menggunakan konten2
lokal agar bangsa kita bisa lebih maju dan produktif, tidak konsumtif.
Salam,
46.adam Says:
October 22nd, 2008 at 22:17
om Romi emang jagoanku!!hehehe,,,
oiya om Romi mau minta saran dunk, aku kan mahasiswa tingkat 3, kemampuan
programming-ku buruk dan nilai2ku ga bagus2 amat, tapi aku sangat tertarik dan
semangat kalo belajar tentang html, xml, php, ajax dll yang berhubungan dengan website.
Tapi setelah banyak software web design kaya mambo,joomla, aku jadi minder dan
merasa ga ada gunanya belajar yang kaya gini. Aku harus gimana om Romi??
47.eko Says:
October 23rd, 2008 at 10:40
semua mesti proporsional ya mas? perkataan dan perbuatan mesti selaras
48.Arki Rifazka Says:
October 23rd, 2008 at 14:22
Mahasiswa harus punya prinsip dalam memperjuangkan nasib bangsa. Prinsip yang saya
baca di tulisan pak Romy ini menurut saya sudah cukup mendasar karena telah
memperhatikan beberapa peranan mahasiswa secara terintegrasi dan bahkan telah di
adjust buat kita-kita yang biasa terjun ke dunia IT.
By the way, untuk kawan-kawan yang lain, yang masih sering turun aksi ke jalan raya,
jangan biarkan aroma nikmatnya pergerakan mahasiswa menjadikan kita malas untuk
berkembang, enggan untuk keluar dari zona nyaman, karena saya tahu persis bagaimana
menguntungkannya menjadi mahasiswa, kita bisa kemana-mana dan bertemu siapapun,
dimanapun dan kapanpun itu, dengan membawa status sebagai mahasiswa. Karena
rupanya bangsa ini memang telah berhutang budi kepada Mahasiswa, sebagai elemen
yang membawa pembaruan dalam kehidupan bernegara Indonesia.
thanks
49.Zulkarnaen Arsi Says:
October 23rd, 2008 at 22:53
dosen 2.0 sudah (ditulis), (pergerakan) mahasiswa 2.0 sudah (ditulis). hm,,, nanti ada
tulisan rektor/rektorat 2.0 gak yahh? hehehe…
50.syakri Says:
October 24th, 2008 at 10:06
namba dikit pak….
Mahasiswa teriak “turunkan harga BBM” tapi demonya konvoy kendaraan bermotor…
51.NuRuSSaDaD pOEnyA™ » Pung Ketipung Pung Pung Says:
October 24th, 2008 at 10:24
[...] Mengutip Tulisannya Pak Romi : [...]
52.Hendra Leonar di Universitas Bangka Belitung Says:
October 24th, 2008 at 14:33
Selamat berjuang para Mahasiswa!
53.Fredi Sukmala Says:
October 24th, 2008 at 22:35
sudah saatny mahasiswa bergerak di dunia nyata bukan dunia kata-kata
54.adi dzikrullah Says:
October 25th, 2008 at 13:49
Ya Pak. benar yang terdapat di tulisan bapak. mahasiswa sekarang ini kritisnya nggak
melalui proses. dia semacam makanan ringat, instan banget mencetak penggerak yang
tangguh. padahal mahasiwa adalah golongan yang bisa menggerakkan suatu massa besar
guna kemajuan bangsa ini.
tapi saat ini mahasiswa hanya di nina bobokkan pada situasi yang sebenarnya membuat
dirinya hanya setengah dalam pengamatan dan pergerakan.
bayangin saja pak. kebanyakan mahasiswa aksi itu cuma ikut ikutan. saat ini mahasiswa
sering sekali aksi. padahal, jika mau jujur. masyarakat saat ini mempunyai perbedaan
pandang antara mahasiswa di jaman sekarang dengan dulu. dulu, demo merupakan
alternatis terakhir, e sekarang aksi merupakan sarapan pagi mahasiswa. makanya banyak
masyarakat yang udah nggak percaya lagi sama mahasiwa.
mungkin satu aspek yang sangat penting digali dan dikembangkan oleh mahasiswa yaitu
menulis. seharusnya mahasiswa mempunyai kekuatan yang sangat besar yaitu menulis,
nggak cuma teriak-teriak doang.
para pejuang kita telah membuktikan eksistensinya lewat tulisan. pergerakannya sangat
rapi dan bagus karena tulisan yang keluar dari keikhlasan. mungkin itu yang harus
dipertimbangkan oleh mahasiswa saat ini. sehingga kelihatan, antara MAHASISWA
IDEOLOGI, ATAU IDEAOLOGI MAHASISWA
55.kiky Says:
October 25th, 2008 at 19:27
saya sangat tertarik dengan topik diatas mengenai pergerakan mahasiswa. mas romi bisa
tidak saya mewawancarai anda seputar topik diatas via email?thank u for u attention
56.tyo Says:
October 27th, 2008 at 10:37
saya setuju
bravo..bravo..mahasiswa indonesia…
57.Mr.K Says:
October 27th, 2008 at 13:02
Sudah sekian lama saya merasakan ada ketidak”normalan” pergerakan jika hanya
dilakukan dengan gembar-gembor kata yang tidak efektif dan aplikatif…sudah saatnya,
mahasiswa harus menerapkan strategi baru agar respek dan apresiasi masyarakat terus
terjaga..
semoga saja…
K
58.noki Says:
October 28th, 2008 at 2:20
dulu masih aktif di OM. ga pernah sekalipun ikut aksi dijalan. paling biasanya membantu
dibelakang layar. memang paling mudah bersuara tp klau ada tindakan juga percuma.
noki sekarang lg fokus kuliah dan memperbaiki beberapa nilai mata kuliah yang jelek
59.Wahai Mahasiswa, Berbisnislah! « Mustafa Kamal Says:
October 28th, 2008 at 19:46
[...] Selasa, 28 Oktober 08 Beberapa waktu yang lalu saya membaca artikel yang sangat
inspiratif dari mas romi disini. Mas romi mengawali tulisannya itu dengan tiga kalimat
yang menurut saya sangat keren dan provokatif. Dan saya tertarik untuk mengupas
kalimat yang kedua: [...]
60.suwung Says:
October 29th, 2008 at 17:41
mosok pengin negara rusuh dulu baru kegiatan mahasiswanya “kelihatan”
61.isma arsyani Says:
October 30th, 2008 at 10:05
jadi ingat semasa mahasiswa dulu, ngunjungi kantor gubernur untuk unjuk aksi tapi minta
izin DOSEn…
62.yuda harja Says:
November 3rd, 2008 at 6:51
#andi-dobleh: Coba dipahami lagi konteksnya, saya yakin tdk ada yg bertentangan kok
Kualitas pikir seorang mahasiswa memang terlihat dari tulisannya, dan alat ukur
gampangnya memang angka IPK.
IPK itu tdk penting, masalah ecek2 dan rendah. Nah, kalau yg masalah ecek2 dan rendah
aja mahasiswa tdk mampu memecahkan, apalagi masalah yg lebih kompleks dan
penting?
Pahami konteksnya punya ide lain? Tulis di blog anda, insya allah saya ikuti nanti
80.andi-dobleh Says:
November 26th, 2008 at 0:09
justru itu mas.
terlalu dangkal ketika kita mengambil kesimpulan berdasar IPK semata…
itu maksud ku ketika aku tulis :
lagipula sangat bertentangan dengan statement anda sendiri :
Kualitas pikir seseorang diukur dari kualitas tulisan yang dihasilkan
Lagipula, benarkah karena bodoh saja, maka seorang mahasiswa memperoleh IPK
rendah?? banyak penyebab-penyebab lainnya. contoh; dia masuk jurusan yang sama
sekali tidak disukainya, semua karena paksaan ortu.
Memang statement Anda itu kontekstual Mas. Hanya saja, walau demi kepentingan
pidato dan motivasi, tetap tidak membenarkan untuk mengajak orang lain melihat
permukaan saja.
Buat ku, silahkan mahasiswa berteriak, asalkan bedasarkan data/fakta atau hasil diskusi
ilmiah(yang pastinya berdasarkan data juga).
soal IP, IP sering menipu…
Aku belom punya blog Mas. (ihik2.. jadi malu nih)… ntar kalo ada aku kabarin…
81.Romi Satria Wahono Says:
November 26th, 2008 at 0:51
#andi-dobleh: Coba tenang, dibaca lagi komentarku diatas, tidak ada yang bertentangan
kok. Kualitas pikir seorang mahasiswa memang terlihat dari tulisannya, dan salah satu
alat ukur gampangnya memang angka IPK. Tidak mengukur semua tentunya.
Untuk keperluan pidato dan demo, mahasiswa IPK dibawah 2 juga absurd dan
menggelikan ketika berteriak mengkritisi pemerintah supaya membebaskan masyarakat
dari kebodohan
Saya sendiri tidak pernah berani mengatakan sesuatu yang saya tidak melakukan, itu
namanya gajak ngidak rapah kata orang jawab. Dan Islam melarang kita mengatakan
sesuatu yang tidak kita lakukan.
Pahami, lakukan dan sebarkan, itu jalan yang terbaik. Sama saja dengan fenomena yang
kita tidak setujui ketika maling teriak maling atau koruptor teriak koruptor
Jlentrehkan ide anda dalam tulisan yang komprehensif,logis dan idenya terlihat. Nggak
enak diskusi sepotong-sepotong seperti ini
82.andi-dobleh Says:
November 26th, 2008 at 1:04
ok mas…
kebiasaan diskusi di blog persma kampusku… hehehehe…
Tetep maturnuwun buat layanan diskusi singkatnya..
Juga artikelnya, overall : inspiring!
Let’s hope the best for Indonesia…
Ayo Belajar
83.augusto Says:
November 27th, 2008 at 11:33
Thanx Pak Romi,
Artikel ini sangat mencerahkan, sekaligus kritikan bagi gerakan mahasiswa yang
sekarang tambah ambradul. Cuma jago teriak-teriak di jalanan, kemudian bengong di
kosan nunggu vonis DO karena kuliah yang terbengkalai.
Kalau mau jago teriak juga harus pintar dan harus punya karya.
Btw, aku suka dengan istilah pergerakan mahasiswa 2.0
84.zakyi Says:
December 2nd, 2008 at 14:45
mas Artikelnya cukup menArik N nakal y…
Agak Kritis c CumA t”lalu NaiF,,,
MahAsiswa yG digambarkan sama mas diatas SayA berani taruhan tuh orang cenderung
individualistik n biasa kerja dialik meja tanPa tau kondisi dilapangAn sebenarnya sepeRti
apa….
seKarANg GAk PerLu OrG2 MaTerIalistik N InDIViDUaliStik,,,,Tp PErlU Org Yg
IdiAliS,PEkerjA Keras,BerjiWa SOSIaL Tinggi n Tau Gmn SituAsi D lAnpangan Agar
DiA Tau gmn Sebenarnnya Mengatasi masAlah Yg Terjadi…
Btw MakasiH DagH Ngijinin Saya Ngeritik y mas…
85.haris Says:
December 28th, 2008 at 17:43
salam kenal…
Saya suka nih artikel ini, mantap dan cukup menusuk hati…
86.rhe.. Says:
December 29th, 2008 at 6:44
mengagumkan…
aku suka tulisan-tulisan bapak romy, tetep semangat ya pak,
87.Iip Says:
January 8th, 2009 at 16:55
leadership di dunia maya, dunia yang datar.
Siapa saja bisa menjadi pemimpin tidak peduli usia,latar,keluarga atau warna politik.
Leadership di dunia datar dimotori oleh ide.
barang siapa punya ide cerdas, dan user-friendly maka siapa saja akan mengikuti. seperti
twitter itu.
makasih pak:)
88.anak jurusan telekomunikasi it telkom Bandung Says:
February 9th, 2009 at 14:03
sebuah wacana yg dapat menembus pusaran logika massa yg terlahir dari pemikiran yg
luar biasa……..
89.dim@s Says:
February 23rd, 2009 at 0:15
boleh tuh………..cuma perlu di cek lagi. thanks ya…………
90.presiden KM ITB Says:
June 17th, 2009 at 10:55
assalamualaikum
GREAT !!
inspirasional banget. memang gerakan mahasiswa di masa yg akan dtg harus bisa
mengikuti perkembangan teknologi.
webpreneur !! yuk kita bangun potensi di dunia maya…
hidup mahasiswa
91.surya suparlan Says:
December 9th, 2009 at 19:54
saya sangat setuju dngan apa yang pak romi tulis,,,,
dengan aksinya yang anarkis membuat mereka sendiri yang mendapatkan image buruk di
masyarakat,,,mahasiswa anarkis lah,tidak punya moral lah!!
mulai sekarang ayo kita jadi mahasiswa yang SESUNGGUHNYA dibutuhkan oleh
negara bahkan dunia ini,,Jangan mau menjadi pion para petinggi yang ingin berkuasa
HIDUP MAHASISWA…!!!
92.Kompetisi Website Kompas MuDA – KFC « shandyisme Says:
February 17th, 2010 at 0:57
[...] dari kemiskinan!Mahasiswa koruptor jam kuliah, tidak pantas berteriak anti-korupsi!-
Mengutip dari Arah Pergerakan Mahasiswa di Era Dunia DatarIndonesia penuh dengan
tindak pidana korupsi? Memang. Angka kemiskinan yang masih tinggi? Benar. [...]
93.Rio Says:
March 3rd, 2010 at 21:44
Mmm… Benar-benar artikel yang menarik. Kalo menurut saya kembali saja ke salah satu
ajaran Islam yang intinya jangan membahas apalagi memperdebatkan suatu hal yang kita
tidak tahu ilmunya. Orang Indonesia pintar bicara, PD nya tinggi, jadi kadang tidak tahu
diri (hanya mengingatkan diri sendiri). Sukanya debat bukan diskusi (kalo debat
mempertahankan pendapat, kalo diskusi saling memperbaiki). Jadi menurut saya untuk
mengatasi masalah seperti ini introspeksi bakal jadi obat mujarab, fokus pada bagian kita
masing-masing, jangan maunya menang sendiri. Semua orang punya tempat di dunia ini.
Dan bukan untuk saling menjatuhkan, tapi untuk saling berkolaborasi.
94.maydina Says:
March 4th, 2010 at 12:01
baru mampir ke tulisan yang ini…yup, kekurangan saya yang satu itu, semoga bisa
diatasi..
95.deni Says:
March 4th, 2010 at 15:37
Ini satu artikel yang bisa mendobrak jiwa para mahasiswa/i . . .. !
Guru Besar kita memang OK…..!
96.flipflop Says:
April 7th, 2010 at 10:15
artikel yang menggugah saya..
97.aan Says:
May 26th, 2010 at 15:22
Tulisan yang menarik.. sudah seharusnya pergerakan mahasiswa mempertimbangkan
tulisan ini..Jangan hanya bisa berteriak di jalan tapi harus bisa dibuktikan dengan karya2
yang besar..
Salam pak romi…
98.Yahya Says:
July 9th, 2010 at 6:47
Menarik, semoga hal ini berimbang pada masyarakatnya sehingga tidak sia-sia tulisan
yang menggebu-gebu di dunia maya, tapi ternyata si masyarakat tidak bisa merasakannya
karena masih buta internet dan bloging.
peregerakan tetap harus dijalanan, semakin gak ada yang turun ke jalan , pemerintahnya
semakin merasa adem ayem! berdemo agar menarik perhatian massa dan media massa !
Sehingga tidak terkungkuh dimakan zaman, SElagi bisa berjalan berjalanlah, selagi bisa
berteriak-berteriak lah, ! selemah-lemahnya perjuangan , itu cukup lewat hati !
Gie juga berdemo dengan tulisan positif yang di Pamerkan berimbang dengan
masyarakatnya ! + tidak lupa turun ke jalan !
Leave a Reply
Top of Form
Name (required)
Website
Bottom of Form
•
or just access to Romi Wahono's profile
• My Popular Articles
on Activities
○ Evolusi Perdjoeanganku
○ FAQ Mengundang Saya
○ Antara Aku, LIPI dan IKC
○ PNS Tidak Cocok Untuk ...
○ Kaleidoskop Kegiatan 2008
○ Buku "Dapat Apa Dari Universitas"
on Research
○ Tugas Akhir Itu Mudah
○ Identifikasi Masalah Penelitian
○ Jurnal Ilmiah Gratis
○ Diklat Peneliti, Siapa Takut?
○ 3 Langkah Mempopulerkan Sains
○ Arah Penelitian TI Indonesia
on Campus
○ Ketika Cinta Ini Membunuhmu
○ Pergerakan Mahasiswa 2.0
○ Tips dan Trik Memilih Jurusan
○ Tips Menjadi Mahasiswa Sukses
○ Kiat Meningkatkan Nilai IPK
○ 4 Jenis Mahasiswa
○ Dapat Apa Sih di Universitas?
○ Gaya Kuliah Jepang vs Indonesia
on e-Learning
○ RSW eUniversity
○ Memahami dg Benar e-Learning
○ Teknik Memilih LMS Open Source
○ Membuat Media Pembelajaran
○ eLearning Community Model
○ Menilai Multimedia Pembelajaran
on Entrepreneurship
○ Personal Branding Lewat Blogging
○ 10 Kiat Mahasiswa Entrepreneur
○ Arah dan Trend SDM IT
○ Menuju SDM IT Versatilis
○ 10 Resep Sukses Bangsa Jepang
○ Menjadi Pebisnis IT
○ Analisa Industri Software Lokal
○ Keberhasilan dlm Kesederhanaan
○ Lokal Konten & Daya Saing
on Networking
○ Adopsi CCNA ke Kurikulum
○ Pilih CCNA Discovery atau Explore?
○ Konsep Subnetting
○ Penghitungan Subnetting
○ Mengerjakan Soal Subnetting
○ Mengenal Sertifikasi CCNA
on Software Engineering
○ Rekayasa Perangkat Lunak
○ Requirement Engineering
○ Mengukur Kualitas Software
○ Aspek RPL di Media Pembelajaran
○ Menilai Multimedia Pembelajaran
○ Peluang Industri Software Lokal
○ Menunggu Bill Gates Indonesia
on Internet Marketing & Business
○ Mengenal Bisnis di Internet
○ Membangun Komunitas Maya
○ Strategi Branding di Internet
○ Menerima Pembayaran di Internet
○ The World is Flat dan Globalisasi
○ 10 Kekuatan Pendatar Dunia
on Technology Hacking
○ Meluruskan Salah Kaprah Hacker
○ Cybercrime dan Cyberlaw
○ Adakah Sistem Yang Aman?
○ Optimisasi Server Traffic Tinggi
○ Membangun Radio Internet
○ Padanan Aplikasi Windows-Linux
○ Teknik Pencarian dg Google
on Management
○ 3 Kita Jitu Mengatur Waktu
○ Kinerja Itu Makhluk Apa?
○ Teknik Mempengaruhi Orang Lain
○ Kekuatan Kata Para Pemimpin
○ Genesis Kekuasaan
○ Komunitas Terdidik ala Jepang
on University Ranking
○ WEBOMETRICS University Ranking
○ WEBOMETRICS Januari 2008
○ WEBOMETRICS Juli 2008
○ ARWU University Ranking
○ THES University Ranking
○ Branding University
○ INAICTA Smart Campus 2008
• My Self
Dosen, peneliti dan technopreneur. CEO PT Brainmatics dan
Founder komunitas IlmuKomputer.Com Rutinitas harian
membimbing para pedjoeang dan keluyuran ilmiah ke
berbagai kampus. Research interests pada bidang software
engineering, intelligent system dan game technology. Professional
Member dari IEEE Computer Society (90598687) dan ACM (6680333).
○ YM: romi_sw
• My Schedule
September 2010
M T W T F S S
1 2 3 4 5
6 7 8 9 10 11 12
13 14 15 16 17 18 19
20 21 22 23 24 25 26
27 28 29 30
• My Category
○ Activities (47)
○ Campus (48)
○ Complaint (4)
○ eLearning (31)
○ Entrepreneurship (16)
○ Family (9)
○ Game Technology (2)
○ Hacking (2)
○ Internet Marketing & Business (14)
○ Internet Technology (29)
○ Knowledge Management (9)
○ Management (23)
○ Networking (8)
○ Open Source (16)
○ Research (19)
○ Security (4)
○ Software Engineering (19)
• My Recent Comments
○ Heru Purwanto: mo komentar tapi dah telat lama bngt :(...
○ bisnis di rumah: kalau teknik mencari posisi kita dengan kata kunci
yang kita...
○ Anas: Terimakasih telah berbagi ilmu pengetahuan . . ....
○ yansa maulana: bagus gan!!...
○ Wong Bergota: hmmmm..... sok kapan iso dadi tonggone ning kota
wisata.......
○ Victor Meidy: Nice! :) buat temen-temen yang lagi nyari tutorial
tentang...
○ Victor Meidy: Nice! Buat temen-temen yang lagi nyari tutorial
tentang hac...
○ Heru Purwanto: Terhaku saya baca puisinya, hehehe......
○ dep: thx pak, saya masih saja bingung mau diisi apa blog punya sa...
○ wirawan: core competence adalah salah satu cara terbaik dalam
menggap...
○ tony: wah.. kebetulan sekali saya baru sedang menghadapi
permasala...
○ brian: selama ini ane ngeblog cuma asal ngeblog... ternyata ada
rum...
• My Recent Readers
Recent Visitors
Laam
fahar
empe
Yadie Jager
pulsaelektrikmurah
ben
Edy
Grab This!
MyBlogLog
Sites Authored
Website URL:
Please wait...
Copy and Paste this code into your sidebar HTML. For help, please see our Tutorials.
My Portfolios
I have delivered several lectures, papers and projects on the topics of software
engineering, e-learning, internet business, open source, entrepreneurship, network
security and knowledge management at the following institutions:
Copyright © 2006-2009 RomiSatriaWahono.Net. All rights reserved.
Seluruh artikel di RomiSatriaWahono.Net dapat anda perbanyak, cetak, modifikasi dan
distribusikan secara bebas,
asal tetap mencantumkan nama penulis dan URL lengkap artikel.
Powered by IlmuKomputer.Com, Gegar.Com, Brainmatics.Com and Wordpress.Org
RSS Feed
RSS Comments
TECHNORATI Favorites
Sponsored Links
reply 265:U2FsdGVkX1
F
o
r
: Add a comment to this blog entry, for
everyone
Quote original
message
Preview
Submit & Spell Check
submitted
Bottom of Form
© 2010 Multiply · English · About · Blog · Terms · Privacy · Corporate · Advertise ·
Translate · API · Contact · Help
Malam ini sepulang dari misa sore, saya berdiskusi dengan Blog Disclaimer
adek saya tentang pergerakan mahasiswa. Adek saya adalah Contact Me
salah satu petinggi BEM di kampusnya saat ini. Dia bercerita Curriculum Vitae
mengenai dinamika dan kondisi gerakan mahasiswa di SideNotes
kampusnya itu. Ada banyak cerita yang muncul, mulai dari Sitemap
cerita yang heroik sampai cerita yang paling konyol.
Cukup banyak cerita yang sama dengan pengalaman saya Categories
sewaktu di fisipol tempo dulu. Cerita tentang perjuangan Anything (14)
mahasiswa dengan pergerakannya yang ingin membela rakyat Blogging (4)
kecil dengan menegakkan keadilan di negeri ini. Sungguh Bureaucracy (3)
merupakan suatu niatan yang mulia dan sudah menjadi tugas Collection (5)
mahasiswa sebagai agent of change di negeri yang sedang Computer Health (9)
belajar berdemokrasi ini. Ergonomics (15)
Faith (22)
Sejarah telah membuktikan bahwa gerakan mahasiswa Human Health (6)
merupakan kekuatan politik yang cukup diperhitungkan di Intermezzo (7)
negeri ini. Saya pribadi kagum dan salut dengan keberanian Internet (20)
teman-teman yang berjuang dalam pergerakan mahasiswa Journey (23)
untuk memperjuangkan hak-hak rakyat kecil. Dulu waktu di Linux (5)
SMA saya sangat menyukai pelajaran Tata Negara dan juga Poetry (1)
Wawasan Kebangsaan. Saya tertarik dengan dunia politik dan Psychoblogology (24)
sering berdiskusi dengan teman atau kakak kelas yang telah Psychology (19)
menjadi aktivis gerakan. Pertama kali mengenal teknik-teknik Social Life (34)
melakukan demo pada waktu melaksanakan OSPEK di Waktu Hujan (22)
fakultas fisipol. Hal ini membuat saya semakin bersemangat
Top of Form
dan berminat untuk memasuki salah satu gerakan di kampus
blog.kenz.or.id
fisipol pada era 1998. Namun niatan itu saya urungkan ketika
saya melihat beberapa fenomena yang tidak sehat dalam dunia Masukkan
gerakan mahasiswa itu sendiri. Kata Kunci
Beberapa diantaranya adalah :
- Gerakan mahasiswa identik dengan intimidasi dan
kekerasan. Mahasiswa yang katanya anti militerisme ternyata
justru memelihara karakter kekerasan militer dengan Web Blog.Kenz
melakukan intimidasi pada orang-orang yang berbeda Kirim formulir pencarian
pendapat. Pemeliharaan budaya militerisme dan intimidasi bisa
dilihat dari OSPEK di tahun 90an waktu itu. Saya dan
beberapa teman saya pernah disidang dan diintimidasi karena Pencarian Google
berbeda pendapat dengan gerakan aliran tertentu.
pub-8712834920
- Setiap gerakan mahasiswa memiliki visi yang berbeda-beda
dan terlalu eksklusif dengan kelompoknya sendiri sehingga
saya seringkali melihat satu sama lain malah sibuk berkelahi 1
sendiri. Mereka cenderung membela kepentingan berdasarkan
kebenaran menurut kelompoknya sendiri. ISO-8859-1
Anda juga tidak perlu memindahkan tulisan blog Anda di komentar blog
ini, gunakanlah alamat trackback ini untuk menghubungkannya.
Terima kasih, semoga membawa manfaat.
14 Responses :
Leave a Reply
Click here to cancel reply.
Top of Form
Name (required)
XHTML: You can use these tags: <a href="" title=""> <abbr title="">
<acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del
datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <strike> <strong>
Submit Comment
283
CAPTCHA Code
pL7spib6X0dNw 4
http%3A//w w w .g