You are on page 1of 51

Mahasiswa dan Pergerakannya

Gerakan mahasiswa di Indonesia adalah kegiatan kemahasiswaan


yang ada di dalam maupun di luar perguruan tinggi yang
dilakukan untuk meningkatkan kecakapan, intelektualitas dan
kemampuan kepemimpinan para aktivis yang terlibat di dalamnya
demi memperjuangkan sebuah nilai.

Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, gerakan mahasiswa


seringkali menjadi cikal bakal perjuangan nasional bahkan
gerakan mahasiswa dalam sejarah perubahan peradaban dunia
berkali-kali telah menorehkan tinta emasnya seperti yang tampak
dalam lembaran sejarah bangsa karena gerakan mahasiswa yang ideal adalah gerakan mahasiswa
yang memiliki nilai- nilai kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan, berpihak pada
kepentingan rakyat, aktivitas amal nyata, konsisten dan tidak terjebak pada kepentinga materi
( uang) dan kekuasaan.

Berbeda dengan partai politik yang berorientasi kekuasaan, gerakan mahasiswa memperjuangkan
nilai (values) yang berkaitan dengan kehidupan mahasiswa. Gerakan mahasiswa adalah
seperangkat kegiatan mahasiswa yang bergerak menentang dan mempersoalkan realitas objektif
yang dianggap bertentangan dengan realitas subjektif mereka. Hal ini teraplikasi melalui aksi-
aksi revolusioner dari yang bersifat lunak hingga sangat keras seperti pembuatan pamflet,
penyebaran poster, pembuatan tulisan di media massa, diskusi-diskusi politik, lobi, dialog, petisi,
mimbar bebas, pawai dikampus, aksi turun kejalan hingga mogok makan. Hal tersebut dilakukan
bukan karena bukan pilihan karena mereka telah melihat sinyal adanya nilai- nilai “ suci” atau “
ideal” dan bahkan “universial’ yang tidak berpihak kepada rakyat.

Akan tetapi dewasa ini, dimanakah taring gerakan mahasiswa tersebut ? Gerakan mahasiswa
ternyata ikut larut juga dalam kondisi sosial budaya masyarakat kita, mereka mulai tergerus
dalam perjalanan zaman. Mereka lebih memilih untuk berada di zona nyaman mereka dari pada
harus bersuara dalam aspirasi rakyat. Arah gerakan mahasiswa sudah tidak lagi berbicara
konteks memperjuangkan kepentingan masyarakat tertindas, tetapi lebih berbicara apa yang
dapat diuntungkan dari situasi yang sulit ini, bahkan mereka rela menggadaikan idealisme
mereka dengan mencari muka dipanggung politik atas nama rakyat (red: katanya). Gerakan
mahasiswa juga sering terlalu berani dan lurus tanpa konsep yang matang, sehingga mudah
sekali dibaca, dikendalikan, dan akhirnya dimanfaatkan gerakan kelompok yang berkepentingan.

Degradasi inilah yang menyebabkan kemerosotan daya pikir dan intelektual mahasiswa. Mereka
enggan lagi berbicara tentang ide-ide cemerlang untuk solusi masalah bangsa, apalagi
mengorbankan jiwa mereka demi tegaknya nilai-nilai ideal. Padahal mahasiswa harusnya bersifat
kritis, idealis, militan, progesive, dan revolusioner untuk mempertanyakan hal dari yang bersifat
pinggiran ke masalah yang bersifat perubahan. Mahasiswa sebagai Social Control serta motor
penggerak pembaharu seharusnya tetap peduli dan berpihak kepada masyarakat bawah karena
sampai kapan pun mahasiswa dengan semangat intelektualitasnya akan tetap memegang peranan
penting dalam mengontrol kebijakan-kebijakan pemerintah agar tetap memikirkan kebutuhan
dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat, serta menjadi penjaga demokrasi bangsa Indonesia
dengan pengorbanan ikhlasnya membela kepentingan rakyat…

Bangkitlah Mahasiswa !
GERAKAN mahasiswa dalam sejarah perubahan peradaban dunia berkali-kali telah
menorehkan tinta emasnya. Dimulai pada awal abad ke-12 dengan berdirinya Universitas
Bologna di Paris. Saat itu lebih dikenal dengan semboyan ‘Gaudeamus Igtiur, Juvenes Dum
Sumus” (kita bergembira, selagi masih muda). Pergerakan mahasiswa senantiasa memberikan
pencerahan baru dalam setiap sikapnya tak terkecuali di Indonesia, salah satu elemen yang
turut membawa negara ini merdeka ialah kaum muda (baca: mahasiswa).

Gerakan pemuda di Indonesia ini dimulai dengan Sumpah Pemuda pada tahun 1928. Namun,
istilah pemuda tersebut mengalami spesialisasi dengan sebutan mahasiswa, sosok yang
memiliki kadar intelektual tinggi. Hal ini sah-sah saja karena untuk mengadakan perubahan
bangsa tidak cukup dengan semangat ‘muda’ dituntut juga intelektual yang mumpuni dan
yang menjadikan nilai lebih mahasiswa adalah gerakan mereka relatif bebas dari berbagai
intrik politik. Sebut saja kedudukan, jabatan dan bahkan kekayaan

Peran mahasiswa pada angkatan 66, 74 dan 98 telah memberikan label The Agent of Social
Control. Apalagi perjuangan mereka tidak lain adalah penyalur lidah masyarakat yang
tertindas pada masa rezim tertentu. Kekuatan moral yang terbangun lebih disebabkan karena
mahasiswa yang selalu bergerak secara aktif. Seperti dengan turun ke jalan demi berteriak
menuntut keadilan dan pembelaan terhadap hak-hak wong cilik.

Namun seiring perjalanan waktu gerakan mahasiswa akhir-akhir ini seperti kehilangan
gregetnya, aksi-aksi penentangan terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak
memihak rakyat tidak lagi mampu mengundang simpati mereka. Bahkan rakyat cenderung
beranggapan -- mahasiswa cuma bisa ngomong dan demo melulu. Apalagi ditemukan beberapa
kasus demo bayaran. Terlebih dengan ulah mahasiswa pada saat Pilkada di beberapa daerah
akhir-akhir tahun ini. Belum lagi perilaku-perilaku negatif kian marak dibawa sebagian
mahasiswa ke dalam lingkungan sekitar kampus, sehingga dengan memukul rata rakyat
semakin yakin akan ‘kemunafikan’ mahasiswa.

Faktor-faktor eksternal di atas semakin kompleks dengan permasalahan internal yang dihadapi
oleh hampir semua organisasi pergerakan yaitu sepinya kader baru. Kader sebagai SDM
organisasi memegang peranan vital menyangkut mati hidupnya organisasi.

Hal ini disebabkan kebijakan pendidikan di Indonesia yang mulai berkiblat pada kapitalisme
dan liberalisme. Pembatasan masa studi dan biaya SPP yang membumbung tinggi adalah bukti
konkretnya.

Sudah saatnya para aktivis pergerakan mengubah orientasi dengan menegedepankan nuansa
gerakan intelektual (intellectual movement) selain gerakan masa dalam menuntaskan cita-
cita yang diawali dengan ikrar sumpah pemuda.

Secara hakiki, gerakan mahasiswa adalah gerakan intelektual—jauh dari kekerasan dan daya
juang radikalisme. Mengingat, gerakan ini bermuara dari kalangan akademis kampus—
cenderung mengedapankan rasionalitas dalam menyikapi perbagai permasalahan. Dalam
perspektif penulis, gerakan intelektual (intellectual movement) akan terbangun di atas Trias
Tradition (tiga tradisi).

Pertama, terbangun diatas tradisi diskusi (Discussion Tradition). Gerakan mahasiswa harus
memperbanyak ruang diskusi—pra-pasca pergerakan. Diskusi akan membawa gerakan
mahasiswa menjadi sebuah gerakan rasional dan terpercaya—ciri khas gerakan mahasiswa.
Lantaran itu, elemen masyarakat secara umum akan lebih menghargai isu-isu diusung oleh
gerakan mahasiswa.

Seperti dalam menurunkan demonstrasi, elemen gerakan mahaiswa harus mengkaji lebih detil
—apa, mengapa, akibat dan latar belakang—kebijakan pemerintah harus ditentang. Dari
kajian-kajian dalam bentuk diskusi lepas dengan mengundang para pakar dibidang-bidang
berkaitan dengan agenda aksi, akan mampu melahirkan gagasan-gagasan dan analisa
cemerlang.

Hari ini, Aktualisasi dan keakuratan data sangat penting bagi gerakan mahasiswa dalam
mengkritisi dan bertindak. Sebagaimana kita ketahui zaman semakin maju sehingga dalam
mengungkap sesuatu atau menghujam kritik harus berdasar, jelas, akurat dan terpercaya,
tanpa itu sulit bagi gerakan mahasiswa dalam menyakinkan rakyat dalam menyalurkan
aspirasi.

Kedua, terbangun diatas tradisi menulis (Writing Tradition). Aktivitas menulis merupakan
salah satu gerbang menuju tradisi intelektual bagi gerakan mahasiswa. Sejak dulu sampai kini,
tokoh dan intelektual bangsa Indonesia—bernotabene mantan tokoh aktivis pemuda dan
mahasiswa, banyak melemparkan gagasan atau ide-ide cemerlang, kritikan tajam dan
membangun wacana dalam bentuk tulisan.

Sebut saja nama tokoh-tokoh populer seperti, Bung Karno, Bung Hatta, M. Natsir—era pra
kemerdekaan; Abdurrahman Wahid, Amien Rais, Nurcholis Madjid, Deliar Noer, Hariman
Siregar, Arief Budiman—era 60 sampai 80-an; Anas Urbaningrum, Eef Saefulloh Fatah,
Kamarudin, Andi Rahmat (era 90-an) dan lain-lain.

Bila kita balikkan ke pergerakan mahasiswa, mendukung dan menggalakkan melemparkan isu-
isu lewat tulisan perlu perhatian serius. Karena, mewacanakan isu-isu melalui media cetak
dapat dibaca oleh kalangan lebih luas—dalam artian lebih efefktif untuk menyebarkan
gagasan atau wacana ke seluruh pelosok persada nusantara, bahkan sampai manca negara.
Hal ini bersinergi dengan peran mahasiswa Indonesia, meminjam istilah Michael Fremerey
(1976) "Gerakan korektif", selain diorasikan melalui mimbar bebas dalam aksi demonstrasi
juga dapat diwujudkan bagi tokoh-tokoh pergerakan mahasiswa dalam bentuk tulisan di Media
Massa.

Lebih jauh, dalam buku Bergerak! (Peran Pers Mahasiswa dalam Penumbangan Rezim
Soeharto) Satrio Arimunandar mengemukakan bahwa gerakan mahasiswa di Indonesia tak bisa
lepas dari dukungan penuh media massa untuk menggapai hasil maksimum dalam perjuangan.
Sebagai misal, momentum penurunan rezim Orde Lama (ORLA), gerakan mahasiswa di dukung
koran mahasiswa populer "Mahasiswa Indonesia" atau ketika gerakan mahasiswa menurunkan
rezim Orde Baru (ORBA) di dukung penuh Buletin Bergerak (Media Aksi Mahasiswa UI), dalam
menyebarkan seputar agenda atau wacana gerakan mahasiswa. Hal ini penting, untuk
membangkitkan naluri mahasiswa dalam perjuangan menumpas kezhaliman dan kebatilan.

Angin segar bagi pergerakan mahasiswa, akhir-akhir ini tulisan-tulisan tokoh-tokoh pergerakan
mahasiswa (Ketua Umum Organisasi Kemahasiswaan atau Pemuda, Presiden Mahasiswa
Universitas dan lain-lain) pernah menghiasi media massa, seperti Ubaidillah (Mantan Ketum
PMII Cab. Ciputat) “Menuju Pemilu 2004 ” - Majalah UIN 24 pebruari 2004; Mamanto Fani
(Ketua Umum KAMMI Daerah Sumbar 03-05) 'Mahasiswa Aceh Kembalilah'—24 februari 2005;

Selain itu, Yuli Widy Astono (Ketua Umum KAMMI Pusat 2005-2007) 'Nasionalisme Indonesia
(Tawaran Membangun Trend Baru Gerakan Mahasiswa)'—majalah SAKSI 12 Oktober 2005;
Azman Muammar (Ketua Umum BEM UI 2005-2006) 'Demokrasi Diambang Batas'—majalah SAKSI
28 September 2005; Irwan Suwandi SN (Presiden Mahasiswa UNAND) 'Orang Miskin Dilarang
Sekolah'—Majalah SAKSI edisi Februari 2006; dan lain-lain.

Menyikapi tulisan-tulisan diatas, penulis berani berspekulasi bahwa tulisan-tulisan para tokoh
aktivis pergerakan mahasiswa (Ketua Umum Organisasi Kemahasiswaan atau Pemuda, Presiden
Mahasiswa dan lain-lain) tersebut sangat berarti dan berpengaruh bahkan bisa menjadi acuan
bagi pergerakan mahasiswa Indonesia.

Ketiga, terbangun diatas tradisi membaca (Reading Tradition). Aktualisasi isu sangat penting
bagi gerakan mahasiswa dalam bergerak. Begitu cepat pergeseran berita dan opini publik,
memaksa kita untuk senantiasa membaca—kalau tidak akan tertinggal. Kesibukan bukan
alasan tepat untuk tidak membaca, di mana atau kapan pun bisa kita luang waktu untuk
membaca—antri mengambil karcis, di bus, menjelang demonstrasi dan lain-lain.

Sebuah harapan, gerakan mahasiswa juga bisa mewacanakan semacam 'Gerakan Gemar
Membaca" dan disosialisasikan secara luas. Cara ini, dapat menunjukkan gerakan mahasiswa
ikut membantu pemerintah dalam membuka kunci gembok kebodohan serta berperan
menyelesaikan problem pendidikan Indonesia nyaris tak kunjung terselesaikan ini.

Dari berbagai permasalahan yang dihadapi dunia pergerakan, mahasiswa dengan


pergerakannya perlu mengubah paradigma perjuangannya untuk tetap bisa eksis sehingga
rakyat kembali menaruh kepercayaan.

Tema-tema perjuangan dan gerakan moralitas, pencerdasan kaum pinggiran, pengentasan


kemiskinan serta isu-isu sosial lainnya akan lebih terasa dampak manfaatnya terhadap
masyarakat kita. Jika selama ini sumbangsih pergerakan mahasiswa sebatas usulan, demo dan
pengontrol maka ke depannya dituntut sebagai pelaku dan bahkan mungkin penentu.

Namun perubahan paradigma dunia pergerakan mahasiswa hendaknya tidak mengurangi


fungsinya sebagai The Agent of Social Control serta motor penggerak pembaharu yang tetap
peduli dan berpihak kepada masyarakat bawah karena sampai kapan pun mahasiswa dengan
semangat mudanya akan tetap memegang peranan penting dalam mengontrol kebijakan-
kebijakan publik agar tetap memikirkan akar rumput dari rakyat, oleh rakyat dan untuk
rakyat. Salam perjuangan...

Diposkan oleh Ogie Soegiyono di 10.24

Label: Kajian Nusantara

3 komentar:
Anonim, 8 Agustus 2009 05.06

assalamualaikum. mas, ada salah satu teman saya kurang setuju tentang ke depannya
dituntut sebagai pelaku dan bahkan mungkin penentu. karena ia menilai bahwa pelaku
seharusnya hanya orang2 yang berkepentingan saja. adapun saya sendiri setuju dalam
batasan bahwa mahasiswa bergerak sebagai pelaku hanya dalam membangun basis
massa, dan bukan sebagai penentu. menurut asumsi mas sendiri, kenapa sampai dapat
menyimpulkan bahwa mahasiswa diharuskan menjadi pelaku dan sekaligus penentu.
terima kasih. wassalammualaikum.

mahasiswa bandung
raden sopyan, 6 Januari 2010 09.21

majulah terus mahasiswa..!!!


semoga bisa merobah keadaan NKRI yang semakin terpuruk ini...!!!
MAHASISWA merupakan bagian dari perubahan dalam suatu bangsa untuk
mencapai citacita bersama. Dalam beberapa generasi terdahulu mahasiswa selalu
mengambil bagian dalam pembangunan dan kemajuan sebuah bangsa, terutama
bagi Indonesia.

Ketika zaman penjajahan, mahasiswa merupakan penggerak kebangkitan nasional.


Selain itu, pada 1997/1998 mahasiswa menjadi penggerak reformasi yang diawali
dengan kejatuhan Orde Baru. Peranannya yang begitu besar memang perlu
diperjuangkan terusmenerus. Pasalnya, mahasiswa dianggap sebagai kaum
akademis yang belum tercampur berbagai kepentingan politik dan kelompok.
Maka,sudah sewajarnya mengambil peran yang lebih penting dalam mengawasi
pemerintahan,terutama untuk pemerintahan mendatang.

Dengan tetap memperjuangkan idealisme,sikap kritis,dan kepedulian terhadap


kemajuan bangsa ini. Mahasiswa dan pergerakan merupakan satu kesatuan yang
tidak dapat dipisah di mana pergerakan merupakan upaya perhatian,pengawasan,
dan kepedulian mahasiswa bagi bangsa dan negaranya.Pergerakan juga dapat
dikatakan sebagai jiwa mahasiswa dalam menyampaikan aspirasi kendati
pergerakan mengalami transformasi dari masa ke masa.

Arah pergerakan semacam ini yang perlu diperjuangkan mahasiswa untuk


mengawasi pemerintahan di masa sekarang dengan menjunjung tinggi etika,
intelektualitas, dan semangat reformasi tanpa melakukan perbuatan anarki.
Pengawasan terhadap pemerintah harus dilakukan mahasiswa dengan
mengedepankan solusi atas permasalahan sehingga pergerakan diartikan sebagai
sebuah tindakan yang konstruktif. Adapun beberapa pergerakan mahasiswa yang
dapat dilakukan dalam rangka mengawasi pemerintah di masa sekarang adalah
sebagai berikut.

Pertama, pergerakan ekonomi, merupakan sebuah sikap atas kebijakan pemerintah


di bidang ekonomi. Pergerakan ini harus didukung dengan analisis yang mendalam
atas dampak dan permasalahan, kemudian memberikan jalan tengah.
Kedua,pergerakan politik,merupakan sebuah sikap atas keberadaan pemerintah
dalam menjalankan roda pemerintahan.Apakah sesuai dengan amanah
konstitusi,undangundang, dan Pancasila?

Jangan sampai politik yang berkembang dan muncul merupakan politik dagang sapi
yang hanya mengumbar atau berbagi kursi tanpa pelaksanaan dan tujuan yang
jelas. Ketiga,pergerakan sosial,merupakan sikap kritis yang perlu dibangun
mahasiswa dalam menciptakan kepedulian kepada sesama melalui perjuangan atas
hak, pendampingan terhadap masyarakat, dan kegiatan sosial lainnya.

Hal ini bertujuan agar pergerakan dalam pengawasan pemerintah tetap terjadi
dengan memperhatikan ketiga aspek di atas. Diharapkan hal itu memunculkan
sebuah pergerakan, perubahan,dan pembaharuan yang berkualitas sehingga
mampu membawa Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi.(*)

Felix Wisnu Handoyo


Mahasiswa Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM Yogyakarta

Lawan globalisasi!! – Tolak militerisme!! – Hukum Mati para koruptor!! – Waspadai serangan
pop kultur!! Lawan kapitalisme!! serta berderet-deret tanda seru lainnya” Semboyan, simbol,
provokasi, ajakan, atau..?!/
Sekelompok manusia yang menamakan dirinya sebagai aktivis kampus, pejuang atau pembaharu
dengan bangganya menggembar-gemborkan kata dan kalimat-kalimat diatas baik itu lewat
senandung orasi, poster dan pamplet, maupun yel-yel yang mengiringi demonstrasi mereka.
Mahasiswa sebagai oposisi yang selalu mengambil garis tegas terhadap kekuasaan pemerintah
yang sewenang-wenang terhadap rakyat, membuktikan salah satu eksistensinya melalui
pergerakan yang vertical, dengan semangat yang menggebu-gebu… menyuarakan aspirasi
rakyat, menggoyang semua sistem yang kaku para penguasa lewat demonstrasinya.
Demonstrasi, kita singkat dengan kata demo, adalah alternatif dari sebuah pergerakan
mahasiswa, ada yang turun kejalanan, kekantor-kantor pemerintah dan adapula yang melakukan
ajakan dan penyadaran-penyadaran intelektual langsung kepada mahasiswa lainnya atau kawan-
kawannya di kampus.
Demonstrasi pula yang mengantarkan mahasiswa tercatat dalam sejarah sebagai pelopor dari
setiap moment yang di ikutinya, termasuk ketika kekuatan gabungan mahasiswa tahun 1998
yang berhasil menggulingkan kediktatoran rezim orde baru dibawah naungan saktinya Soeharto.
Dan mahasiswa pula yang menjadi pelopor reformasi di tahun yang sama. Walaupun cukup
disayangkan juga ketika alur reformasi itu sudah di buka dan dijalankan, seakan mahasiswa
disini kehilangan jati diri dan tidak tahu harus melangkah kemana, sehingga pasca reformasi
1998 seakan menjadi era di mana mahasiswa terkesan diam, kehabisan isu, dan baru ketika ada
kasus tindakan kekerasan aparat pada sejumlah mahasiswa UMI di makasar, seakan mahasiswa
kembali mendapatkan angin segar pergerakannya, dan isu militerisme pun menjadi agenda dan
bendera dari aksi mahasiswa selanjutnya dan hal itu berlanjut ke saat dimana Pemilu
berlangsung, dengan tetap menempatkan jargon militerisme di dalamnya. Setelah semua isu itu
sirna, mahasiswa kembali pada tidurnya diatas tuntutan dunia akademik yang disinyalir memang
memaksa mahasiswa untuk tidak bebas bergerak. Tuntutan absen, tugas-tugas dosen dan ujian
menjadi senjata ampuh yang perlahan mematikan kreasi mahasiswa di luar agenda studinya.
Selain itu, demonstrasi juga seperti yang sering di jadikan alasan oleh kawan-kawan pergerakan,
bahwasanya demonstrasi dilakukan karena pemerintah atau orang-orang petinggi baik di kampus
maupun pejabat diluar tidak bisa diajak diskusi secara fair, mereka hanya bisa kasih janji tanpa
adanya tindakan kongkret yang dijalankan, dan oleh karena itu para aktivis pergerakan memilih
jalur demonstrasi untuk menyampaikan aspirasinya, aspirasi rakyat tentunya.
Apa yang perlu di pertanyakan dari eksistensi mereka?
Ketika kawan-kawan aktivis mengangkat satu isu pergerakannya, pastinya mereka juga telah
jauh menelusuri makna dan tindak lanjut dari hal yang mereka perjuangkan tersebut. Dan
sepatutnya juga dapat merealisasikannya di masyarakat tempat mereka tinggal, utamanya adalah
masyarakat kampus. Dan semua ajakan dan arahan yang mereka senandungkan, sudah
selayaknya pula dimulai jauh sebelum isu itu terjadi, minimal dimulai dari diri pribadi kawan
aktivis sendiri..
Yang menjadi realita dan selalu ganjil untuk di amati dari pergerakan aktivis kita, adalah
masalah ke konsistenan ruang dan waktu, dimana ketika mereka misalnya mengemborkan
masalah militerisme, kapitalisme dan pop kultur, kenyataannya pada saat itu pula pengaruh dan
produk militerisme, kapitalis dan pop cultur itu sendiri tanpa disadari atau tidak telah melekat
pada diri mereka sendiri.
Kita tentunya dapat lihat dari cara dan semua artribut maupun pakaian yang sering dikenakan
oleh para aktivis ketika melakukan aksinya maupun kesehariannya dikampus, berbagai merek
dan pola hidup kapitalis adalah kenyataan yang ada pada kehidupan para aktivis kita.
Militer, lihat beberapa kasus yang dilakukan para aktivis ketika menggelar aksinya! Apakah
berbagai bentuk bentrokan dan adu otot dengan aparat dan masyarakat adalah bukan tindakan
militerisme? Jadi apa sich militerisme itu??/..
Korupsi? Uniko (usaha nipu kolot), pinjem tugas, bolos kuliah demi suatu aksi, titip absen,
apakah itu juga tidak termasuk ke dalam kategori korupsi??
Jadi harus bagaimana sih, aktivis itu? Aktivis juga kan manusia?!
Manusia yang bijak adalah manusia yang tidak melupakan hal-hal terkecil dalam hidupnya…
(pepatah kuno)
Tanpa maksud menggurui, dan tanpa mengesampingkan isu diluar, memang sudah sepantasnya
kawan-kawan aktivis baik pergerakan maupun non pergerakan kita, lebih dulu mengutamakan
masalah-masalah di lingkungan terdekatnya dulu, sebelum melangkah jauh ke isu luar yang lebih
besar. Misalnya, masalah kecacatan akademik dan sistem pendidikan di kampus…
Penyalahgunaan wewenang birokrat, penderitaan mahasiswa miskin di kampus.. dan masih
banyak lagi hal-hal yang sudah sepatutnya diperjuangkan sampai tuntas di kampus sendiri…
Baru ketika kampus mereka sudah mapan.. atau katakanlah ideal, barulah saatnya bagi para
aktivis untuk menyikapi fenomena luar yang lebih luas, dimana hal itu pun harus dengan jaminan
bahwa para aktivisnya adalah orang-orang yang benar-benar bisa bertanggung jawab, minimal
terhadap dirinya sendiri, yang menjadi salah satu barometer atau contoh ideal bagi kawan-kawan
mahasiswa lainnya yang masih tertidur…
Dan menurut catatan, di dalam satu kampus rata-rata di Semarang saja dapat diperkirakan jumlah
aktivis yang ada rata-rata hanya 5-10 % nya saja dari keseluruhan mahasiswa yang ada, hal itu
memang memberatkan bagi kawan aktivis yang ada, banyak hal terjadi dimana aksi mereka tidak
mendapat dukungan dari kawan mahasiswa sekampusnya sendiri. Hal itu memang sangat ironis,
tapi tidak akan menjadi beban ketika yang diperjuangkan adalah kepentingan bersama, dalam
artian para kawan aktivis tersebut ikut memperjuangkan kepentingan mahasiswa lain yang
terkesan apatis, yang notabene tidak berani untuk bicara dan bertindak walaupun pada dasarnya
mereka juga merasakannya. Aksi untuk kepentingan bersama adalah langkah mulia dan pasti
akan ada yang akan mendukung, walaupun kebanyakan hanya di dalam hati. Yang pasti posisi
mahasiswa sebagai jangkar dan oposisi yang selalu mengambil garis tegas terhadap kekuasaan
yang sewenang-wenang terhadap rakyat, baik itu rakyat kampus maupun masyarakat luas pada
umumnya senantiasa harus selalu di jaga.
Terakhir, Arah perjuangan adalah merajut masa depan yang lebih baik, dan takkan pernah ada
progres tanpa perubahan pergerakkan yang massif.
Pergerakan mahasiswa telah sampai pada belokan jalan. Kini saatnya mahasiswa mengubah
pergerakannya dari pergerakan vertikal (fokus pada pemerintahan) menuju pergerakan
horisontral (menuju ke masyarakat). Pergerakan menuju ke masyarakat ini merupakan
pergerakan yang bertujuan menyejahterakan kehidupan masyarakat melalui keilmuan yang
dimilii oleh mahasiswa dengan berlandaskan pada Tri Dharma Perguruan Tinggi. Pergerakan
dengan hasil yang nyata, bukan sekedar koar-koar di jalanan yang mengurangi image
intelektualitas mahasiswa.
Perubahan pergerakan ini telah diinisiasi oleh mahasiswa ITB melalui Konferensi Mahasiswa
Indonesia ITB Fair 2010 yang diselenggarakan di Kampus Ganesha pada tanggal 5-7 Februari
2010. Konferensi yang dihadiri oleh 52 universitas ini bertujuan untuk membentuk satu
kesepahaman tentang Community Developement yang merupakan arah pergerakan yang lebih
nyata. Pergerakan yang dipelopori oleh suatu kesadaran akan peran mahasiswa di masyarakat.
Konferensi Mahasiswa Indonesia telah menghasilkan beberapa keluaran. Diantaranya adalah
terbentuknya sebuah kesepahaman bahwa mahasiswa perlu melakukan sebuah pergerakan ke
arah horisontal yang sering dikenal dengan Community Developement (Pengembangan
komunitas). Community Developement ini merupakan upaya pembangunan masyarakat yang
berorientasi pada penyelesaian persoalan, keberlanjutan, serta kemandirian melalui proses
partisipatif dan berbasis potensi lokal masyarakat. Hal ini telah dijabarkan pula dalam
Konferensi Mahasiswa Indonesia. Selain itu dalam konferensi ini juga terbentuk suatu wadah
pergerakan yang menghubungan satu perguruan tinggi dengan perguruan tinggi yang lain.
Wadah tersebut disebut Gerakan Mahasiswa Pengabdi Masyarakat.
Dalam konferensi ini juga berhasil disepakati sebuah deklarasi yang disebut dengan Deklarasi
Bandung. Deklarasi ini berhasil dibacakan pada acara puncak ITB Fair sebagai sebuah komitmen
untuk mengubah pergerakan ke arah yang lebih baik. Selain itu konferensi ini juga telah
menghasilkan “Baby Step” yang merupakan lagkah-langkah yang akan dilakukan untuk
merealisasikan Community Development yang telah mereka sepakati.
Kampus Ganesha yang dahulu merupakan pusat pergerakan mahasiswa pada era 70an dan
inisiator pergerakan menuju ke arah vertikal kini telah mengubah gerakannya. Kampus yang
sempat dimasuki oleh tentara pada tahun 1978 karena pergerakannya yang radikal telah
mengubah pemikiran akan gerakan yang lebih bermanfaat dan lebih memberikan hasil yang
nyata. Sebagaimana dahulu menjadi pelopor pergerakan, kini kampus ini kembali memelopori
pengembangan masyarakat Indonesia. Bergerak, bersinergi, dan berkarya! (taufik fa itb 07)

RomiSatriaWahono.Net
Top of Form
romisatriaw ahono
romisatriaw ahono Search pub-4564255532 1
Enter your
ISO-8859-1 ISO-8859-1 GALT:#3D81EE;G en
search terms

Bottom of Form
Learning, Researching, Entrepreneuring, Teaching, Motivating and Inspiring People

 Home

 About Me

 Publications

 Lectures

 In The News

October 20th, 2008

Arah Pergerakan Mahasiswa di Era Dunia Datar


by Romi Satria Wahono
Teriakan berantas kebodohan, menggelikan ketika keluar dari
mulut mahasiswa bodoh!
Mahasiswa pemalas yang tidak bebas dari penyakit finansial,
absurd ketika berteriak bebaskan rakyat dari kemiskinan!
Mahasiswa koruptor jam kuliah, tidak pantas berteriak anti-
korupsi!
Adalah tiga kalimat pembuka dari diskusi yang saya sampaikan,
ketika diminta mengisi acara halal bihalal KAMMI Pusat,
sekaligus launching KAMMI Online di Senayan, Jakarta, pada
hari Sabtu, 18 Oktober 2008. Kebetulan acara ini juga dihadiri
pengurus berbagai organisasi mahasiswa lain. Jadi saya gunakan kesempatan ini untuk
melakukan diskusi, kritik dan sekaligus membuka wacana teman-teman mahasiswa aktifis
organisasi pergerakan mahasiswa bahwa era sudah berubah.
Perlu kita pahami bersama bahwa masyarakat sudah sangat resistence dengan teriakan-teriakan
idealis tanpa pelaksanaan yang sering mahasiswa lakukan. Rakyat perlu teladan, rakyat perlu
studi kasus, rakyat perlu success story, dan rakyat perlu know-how yang kita milikia. Dengan
memanfaatkan berbagai solusi praktis dan nyata yang kita dapatkan dari bangku kuliah maupun
pengalaman lapangan, diharapkan dapat membantu masyarakat untuk menyelesaikan masalah
yang semakin menumpuk. Pergerakan mahasiswa di era dunia datar harus lebih cerdas, lebih
efektif, sehingga energi dan biaya yang kita miliki tidak mubadzir dan bisa dialokasikan untuk
berbagai kegiatan lain yang lebih bermanfaat. Teknologi informasi khususnya Internet dengan
jumlah pengguna yang semakin besar di Indonesia bisa menjadi satu alternatif teknologi
pendukung pergerakan mahasiswa.
Saya sebenarnya tidak berbicara muluk-muluk, tapi hanya sharing pengalaman, bagaimana
kehidupan saya semasa menjadi aktifis mahasiswa. Saya sempat meniti karir di kepengurusan
Persatuan Pelajar Indonesia di Jepang (PPI Jepang) dari level komisariat, komda, sampai menjadi
ketua umum PPI Jepang tahun 2001-2003. Di sisi lain, saya juga bergerak di sisi keilmuwan
dengan menjadi ketua umum asosiasi ilmiah yang dibuat mahasiswa Indonesia bernama IECI di
tahun yang sama. Selain bergerak di darat, era dunia datar membuat saya juga harus bergerak di
dunia maya, menciptakan usaha kreatif, menjalin kerjasama dengan organisasi lain, membangun
komunitas maya, melakukan image branding, maupun mempengaruhi orang lain lewat tulisan di
blog. Semua tetap saya lakukan dengan tetap menjaga prestasi akademik, karena tugas utama
mahasiswa adalah belajar dan prestasi akademik adalah salah satu alat ukur keberhasilan
mahasiswa dalam belajar.
Materi diskusi saya bagi menjadi dua topik utama.
1. Modal dan strategi dasar seperti apa yang harus dimiliki mahasiswa
pergerakan. Modal dasar ini penting, karena membuat teriakan kita, demo-
demo kita, kritikan kita terasa bermakna alias tidak hampa
2. Apa yang harus dipersiapkan mahasiswa menyambut era dunia datar.
Internet adalah media yang sangat efisien dan efektif untuk mendukung
pergerakan mahasiswa. Terkadang web-based influence tactics bisa lebih
efektif dan efisien daripada teriakan mahasiswa di jalan yang kadang
memacetkan ruas-ruas jalan jakarta yang sudah macet. Meskipun tentu saja
pada timing yang lain, turun jalan juga adalah alternatif strategi yang harus
kita tempuh.
PERGERAKAN MAHASISWA
Modal dan strategi dasar yang harus dimiliki mahasiswa yang merasa menjadi aktifis pergerakan
saya gambarkan di bawah.

• Jaga prestasi akademik, tugas utama mahasiswa adalah belajar, karena kedudukan di
kampus membawa implikasi bahwa mahasiswa adalah seorang akademisi, pemikir,
bergerak secara logis dan terukur. Kualitas intelektual kita terukur lewat nilai-nilai dari
mata kuliah yang kita ikuti. Ingat bahwa teriakan berantas kebodohan, menggelikan
ketika keluar dari mulut mahasiswa bodoh!
• Madzab, pemikiran dan strategi pergerakan mahasiswa juga harus dikuasai. Ini bisa
dilakukan dengan banyak membaca sejarah pergerakan mahasiswa di berbagai negara
lain, membaca biografi tokoh pergerakan mahasiswa dimanapun berada, dan tentu saja
yang sangat urgent adalah sejarah dan benang merah pergerakan mahasiswa di Indonesia.
Jangan sampai mahasiswa mengulang kesalahan yang dilakukan mahasiswa di era
sebelumnya.
• Benih-benih entrepreneurship harus dipupuk sejak masa mahasiswa. Mahasiswa harus
berusaha mengatasi masalah finansial, karena kita harus memberikan teladan dan success
story kepada masyarakat berhubungan dengan kemandirian finansial. Ingat, mahasiswa
pemalas yang tidak bebas dari penyakit finansial, absurd ketika berteriak bebaskan rakyat
dari kemiskinan. Kemandirian organisasi dan personelnya dari “sumbangan” pihak lain
yang punya kepentingan, membuat independensi organisasi mahasiswa terjaga. Membuat
teriakan kita tetap lantang kepada siapapun tanpa pandang bulu.
• Konsistensi perdjoeangan adalah kekuatan karakter aktifis mahasiswa. Pahami hakekat
dari kritik-kritik yang kita lakukan. Logikanya mahasiswa koruptor jam kuliah, tidak
pantas berteriak anti-korupsi. Think globally, but act locally.
• Public speaking dan leadership, faktor penting dalam mempengaruhi orang, karena
tidak mungkin mahasiswa dengan leadership dan public speaking yang buruk mengkritik
kepemimpinan nasional
• Opini lewat tulisan adalah faktor penting dalam teknik mempengaruhi ala mahasiswa.
Kualitas pikir seseorang diukur dari kualitas tulisan yang dihasilkan. Pergerakan
mahasiswa tak akan lepas dari masalah intelektualitas, daya pikir, daya kreatif dan
perilaku berbasis otak yang lain.
PERGERAKAN MAHASISWA 2.0
Modal pergerakan mahasiswa diatas harus dikuasai, karena itu adalah modal minimal. Meskipun
itu semua tidak cukup ketika kita bergerak di era dunia datar dengan perkembangan internet dan
web yang semakin pesat yang saat ini menuju ke generasi kedua (Web 2.0).
Barrack Obama tidak hanya mengandalkan tim suksesnya secara penuh ketika mengupload video
pidato dan kampanye lewat YouTube, tapi sebagian diupload oleh para pemilihnya dengan
sukarela. Inilah keindahan user-generated content. Influence tactics ala Web 2.0 ini saya yakin
bisa dimanfaatkan oleh aktifis pergerakan mahasiswa, sehingga berbagai opini yang kita
keluarkan akan lebih bergema, lebih luas dipahami masyarakat, dan wacana ini akan banyak
dinikmati mahasiswa lain karena mahasiswa adalah pengakses Internet di Indonesia yang
terbesar. Ingat menurut InternetWorldStats.com pengguna Internet di Indonesia mencapai 20
juta, dan menurut APJII bahkan 28 juta. Pengguna Internet di Indonesia bahkan lebih banyak
daripada Spanyol atau negara tetangga kita yang ada di Asia. Tidak ada oplah media massa di
Indonesia yang melebih angka 20 atau 28 juta, kecuali TV tentunya yang menurut berbagai
data mencapai angka 40 juta.
Kalau boleh saya gambarkan, pergerakan mahasiswa generasi kedua alias 2.0 saya pikir akan
seperti gambar di bawah.

• Tebar Keshalehan Sosial dan Kreatifitas Maya. Ini adalah sumbangan besar
mahasiswa plus sebagai solusi nyata untuk masyarakat. Efek langsungnya mungkin ke
pengguna Internet, tapi efek tidak langsungnya bisa ke masyarakat yang bahkan tidak
mengenal Internet. Misalnya, download materi IlmuKomputer.Com mungkin hanya bisa
dilakukan oleh pengguna Internet. Tapi ilmu pengetahuan yang ada di dalamnya dapat
dimanfaatkan oleh dosen dan guru untuk mengajar anak didik yang berada di berbagai
pelosok tanak air.
• Lakukan Image Branding Lewat Dunia Maya. Sekali lagi dengan 20-28 juta penguna,
Internet adalah media massa yang paling efisien dan efektif untuk melakukan marketing
dan branding baik untuk personal maupun organisasi.
• Webpreneurship. Arah entrepreneurship yang sudah kita pupuk sebelumnya, mungkin
bisa dikembangkan ke arah technopreneurship, khususnya webpreneurship. Organisasi
pergerakan mahasiswa bisa membangun lini bisnis yang memikirkan berbagai bisnis
model yang menarik, dan dari sinilah operasional organisasi dibiayai. Kemandirian
finansial ini adalah teladan yang baik bagi masyarakat, membuat teriakan lantang kita
tentang pembebasan kemiskinan dan kemandirian bangsa menjadi bermakna. Mengemis
dana dari para pejabat, mentri maupun institusi pemerintah atau swasta, sebenarnya
membuat rantai ikatan yang mengakibatkan organisasi kita tidak independen lagi. Pada
saat memimpin PPI Jepang, saya juga berkonsentrasi ke kerjasama bisnis dengan
berbagai perusahaan penerbangan, perusahaan telepon seluler dan bahkan perusahaan
elektronik yang punya pasar ke Indonesia.
• Tebar Pengaruh Lewat Tulisan di Blog. Lanjutkan influence tactic yang sudah kita
lakukan di media massa cetak, ke arah blogging di Internet. Bahkan ketika objek yang
kita bidik adalah pelajar di level SMA dan kebawah, gunakan layanan social networking
semacam Friendster yang pengguna di level itu sangat besar. Ingat, Indonesia pengguna
Friendster nomor tiga sedunia.
• Fokus di Core Competence. Ini yang mahasiswa kita sering lupakan. Jurusan yang kita
pilih di kampus seolah-olah bagaikan bidang garapan sampingan. Jurusan computing
yang kita pilih, tidak membuat kita fasih berbicara tentang statistik pornografi di Internet
ketika kita beraudiensi tentang RUU Antipornografi. Jurusan ilmu kehutanan yang kita
geluti, juga seolah-olah tidak bermakna karena kita malah mengkritik sisi lain, ketika
berteriak lantang tentang masalah kerusakan hutan kita, penebangan hutan yang liar atau
monopoli pemanfaatan hutan oleh perusahaan. Jurusan sosial politik yang kita geluti,
juga kadang tidak membuat kita fasih berbicara tentang teoritika dan strategi politik atau
komparasi sistem politik kita dengan negara lain. Wahai aktifis mahasiswa, konsisten di
kompetensi inti adalah jalan yang luruk, bijak dan bertanggungjawab. Jangan pernah
mengatakan hal yang tidak kita kuasai permasalahannya, karena itu membuat kita dan
segala sesuatu yang kita sampaikan terasa hampa.
• Leadership di Komunitas Maya. Buktikan bahwa leadership kita di dunia nyata juga
terbukti di dunia maya. Bangun komunitas, pimpin pergerakan komunitas maya, sebagai
penambah dukungan pergerakan kita di dunia nyata.
Terakhir, tiga pesan saya untuk para aktifis pergerakan mahasiswa.
1. Perdjoeangan yang mahasiswa lakukan adalah untuk memberi manfaat
bagi rakyat. Semua itu bukan bertujuan untuk jalan kita menuju senayan
(menjadi anggota DPR), jalan kita menjadi pejabat, jalan kita mendapatkan
uang secara instan, atau jalan-jalan berpamrih lain yang membuat kita tidak
ikhlash
2. Ucapan menjadi bermakna ketika kita juga bergerak melakukan perubahan
dan memberi contoh yang nyata. Think globally but act locally.
3. Kembalikan perdjoeangan ke karakter dan kredo mahasiswa yang
sebenarnya. Mahasiswa adalah akademisi, pemikir muda, intelektual muda,
entrepreneur muda dan agen perubahan bangsa. Baca kembali dengan detail
semua visi, misi dan kredo organisasi pergerakan mahasiswa kita, pasti
selalu menyebut masalah intelektualitas, jiwa pemikir dan kekuatan
akademik lain. Karena itulah akar dan dasar kita bergerak.
Tetap dalam perdjoeangan!

Category: Activities, Campus, Management

Related Articles
1. Asosiasi Pengembang Software Indonesia
2. Pilih Nama Asosiasi Pengembang Software Yuk!
3. IlmuKomputer.Com Sebagai Blog Teknologi Terbaik di Pesta Blogger 2007
4. Hermawan Kartajaya dan Marketing Open Source
5. Memaknai Kuliah dan Mempersiapkan Diri di Dunia Kerja
6. Paypal.Com Masuk Indonesia
7. Mengenal Bisnis di Internet
8. IlmuKomputer.Com Goes Blog
9. Wajibnya Skill Coding Bagi Mahasiswa Computing
10.Ngadu Trafik Mahasiswa Yang Kuliah ke Jepang
11.UI dan UPI Melejit di Rangking Webometrics Juli 2008
12.10 Kiat Menjadi Entrepreneur untuk Mahasiswa Lugu (Versi Seminar)
13.Seminar dan Workshop eLearning di Jogjakarta
14.Facebook Personal Branding: Pakai Friends, Group atau Pages?
15.Kiat Meningkatkan Nilai IPK
16.Tren Konten Internet di Indonesia 2009
17.Romi Satria Wahono eUniversity
18.Hacking di Unsoed, Purwokerto
19.Online Personal Branding dan Kampanye Pemilu
20.Forum Diskusi dan Milis APPLI
This entry was posted on Monday, October 20th, 2008 at 8:49 and is filed under Activities, Campus, Management.
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from
your own site.
98 Responses to “Arah Pergerakan Mahasiswa di Era Dunia Datar”
1. Muhamad Ikhsan Says:
October 20th, 2008 at 9:50
Memang saat ini sangat perlu mahasiswa yang nggak hanya melek sosial tapi juga melek
teknologi, begitu juga sebaliknya melek teknologi & juga melek sosial.
Krisis sekarang nggak hanya bisa di suarakan lewat demo-demo jalanan, tapi juga harus
dengan demo-demo karya teknologi yang solotif…
2. Romi Satria Wahono Says:
October 20th, 2008 at 9:54

#Ikhsan: Yup setuju mas


3. yadisyahid Says:
October 20th, 2008 at 10:09
Sekarang gerakan mahasiswa lebih mengarah kepada gerakan politik praktis yang tidak
baik untuk pembelajaran. Meskipun perlu dipelajari tapi bukan sebuah tujuan utama.
seperti yang dikatakan mas romi, seharusnya mahasiswa memang membangun basis
kompetensi terlebih dahulu.
Terimakasih sudah mau hadir memenuhi undangan KAMMI PUSAT. banyak yang jatuh
hati dipandangan pertama ) kedepan bakalan yang banyak ngundang dari KAMMI.
tapi kata teman-teman lebih banyak cerita pribadinya…hehehe.
4. saifuddin Says:
October 20th, 2008 at 10:15
Think globally but act locally..:)
Setuju banget..saya kira cocok banget neh artikel dg sebuah ayat didalam alqur’an yg
artinya krg lebih begini ”Sesungguhnya Alloh tidak akan merubah keadaan yang ada
pada suatu kaum sampai mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.”
( Qs. Ar-Ro’du : 11 )
Salam Perjuangan..(saef)
5. Romi Satria Wahono Says:
October 20th, 2008 at 10:31
#yadi: ok sip. Sampaikan ke temen2 KAMMI, saya menceritakan hal yg saya lakukan,
karena kita semua sdh muak dg teori tanpa pelaksanaan kan? Saya tdk akan berteori atau
memprotes hal yg saya sendiri tdk lakukan. Aku lakukan dan aku kabarkan. Think
globaly, act localy, and teach to the people … Itulah caraku hehehe
6. Mahasiswa cyber VS mahasiswa aksi « Blogger IPB Says:
October 20th, 2008 at 11:02
[...] Arah Pergerakan Mahasiswa di Era Dunia Datar [...]
7. toim Says:
October 20th, 2008 at 11:12
kalo memakai prinsip mas romy kayak gini, mungkin reformasi di tahun 1998 gak akan
terjadi.
Abisnya gmn, nunggu mhs pinter dulu, bs nulis dulu & kudu berhasil di entrepreneur
dulu br boleh demo
8. hening Says:
October 20th, 2008 at 11:25
mantap pak romi!
setuju setuju setuju!
tapi mungkin tidak semua mahasiswa bisa begitu ya
mungkin masih terbawa romantisme 98, mengingat2 betapa gagahnya mahasiswa bisa
menumbangkan rezim, dsb.
tapi sekarang eranya memang udah berubah
selain demo2 di jalan yg perlu dilakukan pada saat2 tertentu, memang perlu juga berjuang
lewat kompetensi, seperti yg pak romi tulis.
ada yg bilang, jadi agent of change yg sebenarnya itu setelah lulus, saat bener2 terjun ke
masyarakat. maka kalo pas di kampus lebih sering turun ke jalan dan ninggalin akademis
& pengembangan kompetensi, mau ngasih apa ke masyarakat setelah lulus nanti?
makasih pak
bener2 masukan yg berharga buat para mahasiswa
9. Wahyu Says:
October 20th, 2008 at 11:54
Keren Ohm, wah kayaknya ini yang mesti aku kejar.
Makasih ya & terus berdjoeang.
10.asfarian Says:
October 20th, 2008 at 12:51
Tulisan yang sangat perlu untuk dibaca oleh para aktivis kita.
Benar-benar sebuah masukan yang sangat luar biasa Mas Romi. Salut..
Berdjoang di dunia nyata dan dunia maya!!
11.cepaxu Says:
October 20th, 2008 at 12:59
setuju kalo sekarang perlu keunggulan kompetitif. siapa yang menjadi pelopor Gerakan
Mahasiswa 2.0?
12.Romi Satria Wahono Says:
October 20th, 2008 at 14:22
#Cepaxu: Ngga perlu aku turun tangan jadi mahasiswa lagi kan hehehe
13.Yudha Susanto Says:
October 20th, 2008 at 14:53
Pak Romi, mohon konfirmasi pernyataan Bapak “Tidak ada oplah media massa di
Indonesia yang melebih angka 20 atau 28 juta”. Menurut Deputi Kepala BPPT Bidang
Teknologi Informasi, Energi dan Material, Dr. Ir. Marzan A. Iskandar (pernyataan tahun
2006) “Berdasarkan hasil survey dinyatakan bahwa saat ini teledensitas perangkat TV di
Indonesia cukup tinggi dibandingkan media informasi lain, yaitu 55% dari seluruh jumlah
keluarga di Indonesia itu memiliki TV atau terdapat 40 juta pemirsa TV, maka dapat
dinyatakan bahwa media TV merupakan sarana yang paling tepat untuk digunakan
sebagai distribusi dan diseminasi informasi di Indonesia.”. Kemudian dari AGB Nielsen
Media Research, total populasi TV sebesar 42.645.497 individu usia 5 tahun ke atas. Jadi,
TV masih menjadi media massa dengan ‘oplah’ terbesar di Indonesia. Apalagi sekarang
mulai dikenalkan teknologi TV digital (http://www.depkominfo.go.id/portal/?
act=detail&mod=berita_kominfo&view=1&id=BRT081008094501). Memang pengguna
internet Indonesia bakalan terus tumbuh, apalagi jika proyek ‘digitalisasi’ berhasil di
Kawasan Timur Indonesia.
BR,
::YDS::
14.Romi Satria Wahono Says:
October 20th, 2008 at 15:08
#Yudha: Hmmm maksud saya sebenarnya media massa cetak, berupa koran, majalah,
dsb. Tapi ini informasi yang menarik, saya tambahkan di artikel deh. Thanks mas
15.kamal Says:
October 20th, 2008 at 15:29
subhanallah… bner2 mantabz… saya juga udah lama mikir kayak gini. Saya juga pernah
buat tulisan yg mirip disini: MustafaKamal.biz – Arah pergerakan mahasiswa masa
depan.
makasi mas romi, dengan postingan dari mas romi pasti pendapat saya jadi bisa lebih
nampol karena didukung oleh orang kompeten kayak mas romi
16.ferry4ever Says:
October 20th, 2008 at 16:02
suatu pencerahan yang sangat baik sekali, mas romi.
jangan sampai kita berputar pada lingkaran “setan” :
mahasiswa takut dosen ; dosen takut rektor ; rektor takut dirjen ; dirjen takut menteri ;
menteri takut presiden dan presiden takut mahasiswa ???
siapa takut ?
17.tediscript Says:
October 20th, 2008 at 16:07
setuju pak.. saya ikut sebar2in deh page ini ke aktivis2 kampus saya…
18.IMW Says:
October 20th, 2008 at 16:32
Rom.. dulu setelah 97-an (era reformasi) aku pernah posting seperti ini, suatu oto-kritik
mahasiswa. Dampaknya banyak yg ngebomb mail box ku he he eh eh he dianggap anti
gerakan mahasiswa.
Dia fikir aku ndak tahu orangnya, tapi syukurlah setelah sekian tahun orang itu sudah
sadar, bahwa apa yang aku tulis memang begitu adanya, bahwa mahasiswa tanpa
kemampuan profesi di bidangnya mah sama aja boong, jadinya teriak doang.
19.r_aelk Says:
October 20th, 2008 at 16:51
….Inspirational !!! , Do the best!!, makasih Om Romi.
20.hanggadamai Says:
October 20th, 2008 at 17:27
wah wah wah…
saya salut sama pak romi nih..
salam dari komunitas blogger bogor yang ingin mengundang bapak lewat Pak riri satria
hehehehe
21.mahasiswa Says:
October 20th, 2008 at 17:38
oto-kritik mahasiswa(minjam istilah pak IMW )coba pak test mail box pa bnyak yang
ngebomb mail box nya lagi?,coba tolong di publikasikan e-mail tersebut untuk
pembelajaran realita-objektif mahasiswa indonesia
saya pikir(menurut saya) kita semua ingin indonesia(khususnya) maupun
dunia(umumnya)seperti berkehidupan di “surga” tanpa sebaliknya,pernah saya baca buku
“ospek 1999″ univ.atmajaya yogyakarta bagaimana dulu para alumni dari berbagai
kampus menyataka pendapatnya: ada yang jurusan hukum, dengan alasan hukum di
indonesia tidak beres, kenudian kuliah lagi mengambil jurusan ekonomi dgn alasan
ekonomi indonesia amburadul sampai2 dia sendiri capek melihat perkembangan
indonesia,coba saya tanya pendapat bapak mengenai “bayu geni” pro-kontrak antara
presiden(gelarnya Doktor loh pak dari IPB lagi..), UMY (sampai2 rektor nya berani
menundurkan diri)(koloni pro) dengan UGM ,dll(kontrak ) lebih jelas coba klik
http://www.wiryanto.wordpress.com,dll..
22.dhedhi Says:
October 20th, 2008 at 18:24

waw!
hatur tengkyu sharingnya ^_^
sepertinya ada yang salah ketik =>
di point Fokus di Core Competence :
Jurusan computing yang kita pilih, tidak membuat kita fasih berbicara tentang “statisik”
pornografi di Internet.
Statisik…? apa maksudnya statistik? atau emg bener2 statisik?
23.Crazy Blogger Says:
October 20th, 2008 at 20:30
saya prnh d ksh tw sma guru kwrgnegaraan saya klo sbnrnya demo d jln tu sulit tuk
slesaikan mslh n’ g enak
lbh baik bwt jnji dg orng yg kita demo
biz tu ngomong deh apa adanya dlm ruangan ber AC
klo mmngkinkan qta jg bkl dpt mknan
truz planggaran2 yg d bwt oleh psrta demo tu bnyk bgt, d antrnya mgkn pncmran nma
baik n’ mrusak fasilitas umum
truz biz tu jg cpk, lpr, dll….
24.joko supriyanto Says:
October 20th, 2008 at 21:08
demo ajang narsis dowang skg mah
ndak jelas apa yg di demokan
dikit2 demo dikit2 demo mulu, bahkan tugas utama sbg mahasiswa terlewatkan gara2
demo, akirnya ndak lulus2 sibuk demo
ohmaigot inikan reformasi itu ?
25.spydeeyk Says:
October 21st, 2008 at 0:42

Terima Kasih atas pencerahannya pak..


26.dedi Says:
October 21st, 2008 at 1:23
sangat membara tulisannya pak….
dedi jadi malu nih, ketika 10 jam sehari di depan komputer cuma untuk maen game n
buka situs2 bokep… tapi sering ngomongin para koruptor…..
doain aja dodi bisa galang temen2 kul sebanyak2nya untuk ngbloging…..
27.Alfa Says:
October 21st, 2008 at 9:14
Bosan tiap hari liat demo di TV, apalagi yang dilakukan mahasiswa. Coba yah klo
mereka semua pada nge-blog… Bakalan g macet jalan cuma lantaran demo-demo yang
hasilnya nihil.
28.Ardi Suharto Says:
October 21st, 2008 at 12:27
mahasiswa ber-demo kalau sesuai dengan tiga kalimat pembuka diskusi, ya.. sungguh
naif.
mahasiswa ber-demo, pertamanya ideal(?), kedua keluar-masuk penjara, ketiga “ya”
kebalikan pesan pak Romi yang ke-1 (bukan = ya).
setelah yang ketiga tercapai, ideal-nya mannaa?
Trim’s pencerahannya.
29.muhammad m Says:
October 21st, 2008 at 13:42
Mas, apakah setiap mahasiswa harus terperangkap dalam penggunaan software bajakan,
apakaah ada encouragement dari Dosen untuk menggunakan open source dalam tugas-
tugas kuliah?
30.Romi Satria Wahono Says:
October 21st, 2008 at 13:57
#Muhammad: Bisa oleh dosen dan bisa oleh kebijakan kampus. Coba ikuti tulisanku di
sini: http://romisatriawahono.net/2006/02/27/bagaimana-mahasiswa-ilmu-komputer-
belajar-mengkritisi-kurikulum-dan-gaya-pendidikan-kita/
31.isal Says:
October 21st, 2008 at 16:14
thanks mas romi. analisisnya tajam sekali… tajam ibarat pisau belati..
32.franova Says:
October 21st, 2008 at 19:35
Alhamdulillah…
beruntung saya membaca tulisan bapak..
Dan beruntung pula saya masih diingatkan saat ini, sat saya masih berstatus
mahasiswa..Insya Allah, saya akan mencoba saran-saran bapak..
33.Gyl Says:
October 21st, 2008 at 19:46
Hmm… intinya konsisten. Memang susah pak untuk konsisten itu. Dan menurut saya,
seringkali orang berpikir tidak perlu untuk berlaku konsisten.
Kurang lebih setuju sama :
Teriakan berantas kebodohan, menggelikan ketika keluar dari mulut mahasiswa bodoh!
Mahasiswa pemalas yang tidak bebas dari penyakit finansial, absurd ketika berteriak
bebaskan rakyat dari kemiskinan!
Mahasiswa koruptor jam kuliah, tidak pantas berteriak anti-korupsi!

Pergerakan 2.0 ? Wah.. sekarang sudah mulai masuk zamannya mashup pak
Pergerakan 3.0 ! ( walau pun saya gak punya gambaran gimana pergerakannya… )
34.Sutrisno Says:
October 21st, 2008 at 19:54
Setuju Mas..
Sekarang kita butuh mahasiswa yang melek teknologi ..
Juga he he he
Perlu didasari agama yang kuat…
Seperti Mas Romi
http://trisnowlaharwetan.net
35.rio Says:
October 21st, 2008 at 20:05
sangat menggugah pak… saya ingin segera cepat2 untuk Take Action ke Pergerakan
Mahasiswa 2.0
36.subhan Says:
October 22nd, 2008 at 0:00
wow, berangkat ke..PERGERAKAN MAHASISWA 2.0!!!
tapi era sekarang, nyatanya mahasiswa sudah banyak yang tertutup dengan pergerakan
organisasi.
hanya pergi kekampus untuk bermain, dan pulang untuk makan.
37.mantan kyai Says:
October 22nd, 2008 at 7:39

masalahnya saya mantan mahasiswa. jadi urusannya udah gak datar lagi.
38.crooked Says:
October 22nd, 2008 at 10:42
yeah….yeah….yeah….
39.fuad hasan Says:
October 22nd, 2008 at 11:39
Sepakat mas Romi!
Emang kadang2 menjadi ironi, mahasiswa yg kuliahnya amburadul n penampilannya
‘acak2an’ lantang ngomong perbaikan pendidikan, ngomong berantas kemiskinan, dsb.
semestinya yang diperbaiki dulu tuh mereka (mahasiswa). Konsepnya mas Romi nih,
cocok tuk menu seluruh mahasiswa Indonesia!
40.Berry Says:
October 22nd, 2008 at 13:17
Salam…
saya setuju sangat dengan mas romi…
Untuk beberapa tahun kedepan ini, Indonesia butuh orang-orang profesional dalam
disiplin ilmunya masing-masing.
sementara itu, mahasiswa saat ini banyak yang tidak paham dengan kuliah/disiplin ilmu
yang mereka pilih hari ini…
mahasiswa sekarang sibuk demo tapi miskin karya nyata. lebih baik demo dari pada
kuliah, sehingga apa yang disampaikan dosen dikelas tidak dipahami dengan baik…
masa depan tidak butuh orang-orang yang cuma bisa ngomong tapi nggak berkarya
sedikitpun… tidak mungkin dong jika sebagian besar mahasiswa sibuk ngurusin cita-
citanya untuk menuju senayan alias menjadi anggota dewan yang terhormat…
tidak banyak aktivis mahasiswa saat ini yang menguasai disiplin ilmunya masing-masing.
tapi mereka lebih “jago” ngompol alias ngomong politik, walaupu menurut hemat saya
itu hanya sebatas aktualisasi diri biar gaya and dibilang cerdas oleh yang lain meskipun ia
sendiri terkadang kurang paham dengan yang diucapkan…
ngomong politik tentu saja bukan sesuatu yang haram, malah cukup bagus sebagai
pengmbangan intelektual, namun jika hal tersebut membuat mahasiswa tidak profesional
dalam disiplin ilmunya tentu saja bangsa ini akan kehilangan sumber daya manusia
dikemudian hari…
jika sebagian besar mau jadi politikus, siapa lagi yang akan membangun teknologi bangsa
ini,..siapa yang akan membangun ekonominya, pendidikan, kesehatan dan lain
sebagainya…
menjadi politikus tidak salah namun membangun bangsa ini dapat dilakukan dengan
banyak cara sesuai dengan disiplin ilmu kita masing… jayalah mahasiswa indonesia…
http://tanmalaka-community.blogspot.com/
http://fisikamedis.blogspot.com/
41.agus sukoco Says:
October 22nd, 2008 at 14:14
blog yang membuat semangat kaum muda pa romi…
terima kasih..
42.Uwes Says:
October 22nd, 2008 at 14:53
SETUJUUUUUUUU! saya juga dulu suka demo ketika jadi ketua senat FIP UNJ di
tahun 1998. Mari BERDJOEANG Bersama sesuai kapasitas dan bidangnya masing-
masing.
43.Caleg Indonesia Says:
October 22nd, 2008 at 15:52
hidup penuh perjuangan mas…
jadi mahasiswa juga harus berjuang…
jadi pengangguran juga harus berjuang…
jadi caleg juga harus berjuang…
berjuang jadi harus!
hidup untuk berjuang!
selamat berjuang!
mari berjuang bersama!
(kok kayak iklannya politisi ya?)
44.danil Says:
October 22nd, 2008 at 18:04
ass kaifa khaluq salam kenal
http://www.khamamah.blogspot.com
45.nofree Says:
October 22nd, 2008 at 21:10
“Think globally, act locally” hmmh..kata2 siapa ya dulu, perasaan sering denger (pak
cecep kah?)It’s really true, salah satunya kita harus lebih banyak menggunakan konten2
lokal agar bangsa kita bisa lebih maju dan produktif, tidak konsumtif.
Salam,
46.adam Says:
October 22nd, 2008 at 22:17
om Romi emang jagoanku!!hehehe,,,
oiya om Romi mau minta saran dunk, aku kan mahasiswa tingkat 3, kemampuan
programming-ku buruk dan nilai2ku ga bagus2 amat, tapi aku sangat tertarik dan
semangat kalo belajar tentang html, xml, php, ajax dll yang berhubungan dengan website.
Tapi setelah banyak software web design kaya mambo,joomla, aku jadi minder dan
merasa ga ada gunanya belajar yang kaya gini. Aku harus gimana om Romi??
47.eko Says:
October 23rd, 2008 at 10:40
semua mesti proporsional ya mas? perkataan dan perbuatan mesti selaras
48.Arki Rifazka Says:
October 23rd, 2008 at 14:22
Mahasiswa harus punya prinsip dalam memperjuangkan nasib bangsa. Prinsip yang saya
baca di tulisan pak Romy ini menurut saya sudah cukup mendasar karena telah
memperhatikan beberapa peranan mahasiswa secara terintegrasi dan bahkan telah di
adjust buat kita-kita yang biasa terjun ke dunia IT.
By the way, untuk kawan-kawan yang lain, yang masih sering turun aksi ke jalan raya,
jangan biarkan aroma nikmatnya pergerakan mahasiswa menjadikan kita malas untuk
berkembang, enggan untuk keluar dari zona nyaman, karena saya tahu persis bagaimana
menguntungkannya menjadi mahasiswa, kita bisa kemana-mana dan bertemu siapapun,
dimanapun dan kapanpun itu, dengan membawa status sebagai mahasiswa. Karena
rupanya bangsa ini memang telah berhutang budi kepada Mahasiswa, sebagai elemen
yang membawa pembaruan dalam kehidupan bernegara Indonesia.
thanks
49.Zulkarnaen Arsi Says:
October 23rd, 2008 at 22:53
dosen 2.0 sudah (ditulis), (pergerakan) mahasiswa 2.0 sudah (ditulis). hm,,, nanti ada
tulisan rektor/rektorat 2.0 gak yahh? hehehe…
50.syakri Says:
October 24th, 2008 at 10:06
namba dikit pak….
Mahasiswa teriak “turunkan harga BBM” tapi demonya konvoy kendaraan bermotor…
51.NuRuSSaDaD pOEnyA™ » Pung Ketipung Pung Pung Says:
October 24th, 2008 at 10:24
[...] Mengutip Tulisannya Pak Romi : [...]
52.Hendra Leonar di Universitas Bangka Belitung Says:
October 24th, 2008 at 14:33
Selamat berjuang para Mahasiswa!
53.Fredi Sukmala Says:
October 24th, 2008 at 22:35
sudah saatny mahasiswa bergerak di dunia nyata bukan dunia kata-kata
54.adi dzikrullah Says:
October 25th, 2008 at 13:49
Ya Pak. benar yang terdapat di tulisan bapak. mahasiswa sekarang ini kritisnya nggak
melalui proses. dia semacam makanan ringat, instan banget mencetak penggerak yang
tangguh. padahal mahasiwa adalah golongan yang bisa menggerakkan suatu massa besar
guna kemajuan bangsa ini.
tapi saat ini mahasiswa hanya di nina bobokkan pada situasi yang sebenarnya membuat
dirinya hanya setengah dalam pengamatan dan pergerakan.
bayangin saja pak. kebanyakan mahasiswa aksi itu cuma ikut ikutan. saat ini mahasiswa
sering sekali aksi. padahal, jika mau jujur. masyarakat saat ini mempunyai perbedaan
pandang antara mahasiswa di jaman sekarang dengan dulu. dulu, demo merupakan
alternatis terakhir, e sekarang aksi merupakan sarapan pagi mahasiswa. makanya banyak
masyarakat yang udah nggak percaya lagi sama mahasiwa.
mungkin satu aspek yang sangat penting digali dan dikembangkan oleh mahasiswa yaitu
menulis. seharusnya mahasiswa mempunyai kekuatan yang sangat besar yaitu menulis,
nggak cuma teriak-teriak doang.
para pejuang kita telah membuktikan eksistensinya lewat tulisan. pergerakannya sangat
rapi dan bagus karena tulisan yang keluar dari keikhlasan. mungkin itu yang harus
dipertimbangkan oleh mahasiswa saat ini. sehingga kelihatan, antara MAHASISWA
IDEOLOGI, ATAU IDEAOLOGI MAHASISWA
55.kiky Says:
October 25th, 2008 at 19:27
saya sangat tertarik dengan topik diatas mengenai pergerakan mahasiswa. mas romi bisa
tidak saya mewawancarai anda seputar topik diatas via email?thank u for u attention
56.tyo Says:
October 27th, 2008 at 10:37
saya setuju
bravo..bravo..mahasiswa indonesia…
57.Mr.K Says:
October 27th, 2008 at 13:02
Sudah sekian lama saya merasakan ada ketidak”normalan” pergerakan jika hanya
dilakukan dengan gembar-gembor kata yang tidak efektif dan aplikatif…sudah saatnya,
mahasiswa harus menerapkan strategi baru agar respek dan apresiasi masyarakat terus
terjaga..
semoga saja…
K
58.noki Says:
October 28th, 2008 at 2:20
dulu masih aktif di OM. ga pernah sekalipun ikut aksi dijalan. paling biasanya membantu
dibelakang layar. memang paling mudah bersuara tp klau ada tindakan juga percuma.
noki sekarang lg fokus kuliah dan memperbaiki beberapa nilai mata kuliah yang jelek
59.Wahai Mahasiswa, Berbisnislah! « Mustafa Kamal Says:
October 28th, 2008 at 19:46
[...] Selasa, 28 Oktober 08 Beberapa waktu yang lalu saya membaca artikel yang sangat
inspiratif dari mas romi disini. Mas romi mengawali tulisannya itu dengan tiga kalimat
yang menurut saya sangat keren dan provokatif. Dan saya tertarik untuk mengupas
kalimat yang kedua: [...]
60.suwung Says:
October 29th, 2008 at 17:41
mosok pengin negara rusuh dulu baru kegiatan mahasiswanya “kelihatan”
61.isma arsyani Says:
October 30th, 2008 at 10:05
jadi ingat semasa mahasiswa dulu, ngunjungi kantor gubernur untuk unjuk aksi tapi minta
izin DOSEn…
62.yuda harja Says:
November 3rd, 2008 at 6:51

semoga akan banyak muncul mahasiswa 2.0


63.Boegies Says:
November 3rd, 2008 at 11:55
perubahan dimulai dari diri sendiri dulu…keluarga, lalu ke lingkungan yg lebih luas…
tugas anda belajar dengan tekun sesuai ilmu yang anda geluti… hindari politik praktis…
tetap berada dijalur ideal..mengawal dan mengontrol reformasi..
maju terus indonesia …bravo mahasiswa indonesia ganyang korupsi dan sindikat narkoba
64.bawono Says:
November 6th, 2008 at 14:38
menginspirasi…

*sambil menunggu format mahasiswa 3.0


65.Aswandi Says:
November 8th, 2008 at 16:05
sepertinya istilah 2.0 sudah mulai di tempelkan pada mahasiswa, semoga bukan karena
latah. yang menjadi pertanyaan saya adalah apakah mahasiswa 2.0 atau pergerakan 2.0
harus merambah dunia maya? saya pikir lebih baik kita mendefinisikan 2.0 itu sebagai
revolusi perbaikan dibidangnya.
66.salman salsabila Says:
November 11th, 2008 at 20:52
Terima Kasih Kang Romi…
tulisan ini sangat meng-inspirasi…
67.adjis Says:
November 11th, 2008 at 22:37
Pa Numpang Download tulisanya biar bisa jadi temen2 di organisasi saya,suwun
68.gr8 motivation « Imt Ciputat Says:
November 11th, 2008 at 22:47
[...] Nopember 11, 2008 oleh imt ciputat Arah Pergerakan Mahasiswa di Era Dunia Datar
[...]
69.Syahiduz Zaman » Blog Archive » Arah Pergerakan Mahasiswa di Era Dunia
Datar Says:
November 12th, 2008 at 4:56
[...] http://romisatriawahono.net/2008/10/20/arah-pergerakan-mahasiswa-di-era-dunia-
datar/ [...]
70.Rukia Says:
November 12th, 2008 at 9:55
Setuju ma om Romi, saya juga ga suka sama mahasiswa yang kerjanya demo nggak jelas
apa yang didemoin, katanya sih membawa aspirasi rakyat, tapi cuma memperlihatkan
bagaimana keburukan mereka sebagai mahasiswa. bagi saya seorang mahasiswa harus
bisa berfikir kritis dalam menyampaikan pendapatnya. Sekarang ini hampir semua media
tiap hari beritanya demo mahasiswa. Bagaimana kita sebagai mahasiswa bisa menjadi
teladan yang baik bagi rakyat negri ini dan adik2 qt yang lebih kecil. Mereka akan
berkata “Kakak2 mahasiswa aja boleh teriak2 di jalan n ngerusak kenapa qt nggak?” Apa
qt sebagai mahasiswa nggak malu tuh???
71.Shelfie Ayesha Says:
November 17th, 2008 at 2:41
wah selamat pak romi.. semog tetap membangun Indonesia..
72.A | Kha Says:
November 17th, 2008 at 20:27
Duuh.. mahasiswa kita gimana ya? Doyannya demo(tepatnya pemaksaan+anarkis).
Sangat jarang mahasiswa kita yang tetap mepertahankan prestasi akademiknya dengan
tetap berorganisasi.Penyebabnya mgk, ketika mereka pertama kali menjadi mahasiswa,
yang dipelajari adalah bagaimana cara demo dan tawuran(ini yang saya lihat di beberapa
PT di wilayah timur Indonesia). Bukannya memberikan bekal bagaimana cara belajar dan
mengembangkan diri di PT dengan cara yang benar.
Akibatnya ya… demo –> anarkis —> tawuran. Tidak jauh2 dari hal itu prestasinya.
Maka, yang membaca tulisan di atas seharusnya seudah membuat perencanaan ke depan
lagkah-langkah yang akan dilakukan agar bisa tetap berprestasi dan mengembangkan
aura keshalehannya.
regard
A | Kha
73.Eka Gibran H Says:
November 20th, 2008 at 19:09
Ada ungkapan actions speak louder than voices…
walaupun mungkin tidak mutlak benar,,, tapi itu patut diterapkan oleh mahasiswa dalam
pergerakannya… ga ada gunanya bicara tanpa tindakan…(kecuali motivator…)
74.Adhy Says:
November 21st, 2008 at 12:49
Okelah arah pergerakan mahasiswa harus sejalan antara di darat maupun dalam dunia
maya. tapi yang harus di pahami bahwa jalan pergerakan mahasiswa harus dengan
gerakan politik karena untuk dapat menyalurkan aspirasi rakyat harus dengan berkuasa.
duduk di parlement tapi gerakan ekstra parlemen tetap harus di lakukan untuk
mengingatkan calon2 kita yang duduk di parlemen.
met berjuang!!!!
Cukup Sudah jadi Bangsa KULI
Ayo bangkit jadi Bangsa MANDIRI!!!!
Bangun Dewan Mahasiswa
Rebut Demokrasi Sejati!!!
75.ninC Says:
November 21st, 2008 at 13:08
bener2 msti jadi orang ikhlas,. =D
76.riadus Says:
November 22nd, 2008 at 8:33
top pak. ternyata di indonesia masih ada yang betul-betul mau memikirkan kaum muda.
gagasan-gagasan segar nan cerdas selalu kami tunggu pak romi.
77.admin102fm Says:
November 24th, 2008 at 14:31
Benar-benar memotivasi…
Makasih banyak Mas, orang-orang seperti kami jadi terangkat martabatnya dengan
keberadaan artikel ini.
Hehe…
78.andi-dobleh Says:
November 25th, 2008 at 4:05
tugas utama mahasiswa adalah belajar, karena kedudukan di kampus membawa
implikasi bahwa mahasiswa adalah seorang akademisi, pemikir, bergerak secara logis
dan terukur. Kualitas intelektual kita terukur lewat nilai-nilai dari mata kuliah yang
kita ikuti. Ingat bahwa teriakan berantas kebodohan, menggelikan ketika keluar dari
mulut mahasiswa bodoh!
ip rendah = bodoh? sepicik itukah? klaim yang terlalu dalam, tapi tanpa dasar. IMO sih
ya mas..
lagipula sangat bertentangan dengan statement anda sendiri :
Kualitas pikir seseorang diukur dari kualitas tulisan yang dihasilkan.
79.Romi Satria Wahono Says:
November 25th, 2008 at 10:11

#andi-dobleh: Coba dipahami lagi konteksnya, saya yakin tdk ada yg bertentangan kok
Kualitas pikir seorang mahasiswa memang terlihat dari tulisannya, dan alat ukur
gampangnya memang angka IPK.
IPK itu tdk penting, masalah ecek2 dan rendah. Nah, kalau yg masalah ecek2 dan rendah
aja mahasiswa tdk mampu memecahkan, apalagi masalah yg lebih kompleks dan
penting?

Pahami konteksnya punya ide lain? Tulis di blog anda, insya allah saya ikuti nanti
80.andi-dobleh Says:
November 26th, 2008 at 0:09
justru itu mas.
terlalu dangkal ketika kita mengambil kesimpulan berdasar IPK semata…
itu maksud ku ketika aku tulis :
lagipula sangat bertentangan dengan statement anda sendiri :
Kualitas pikir seseorang diukur dari kualitas tulisan yang dihasilkan
Lagipula, benarkah karena bodoh saja, maka seorang mahasiswa memperoleh IPK
rendah?? banyak penyebab-penyebab lainnya. contoh; dia masuk jurusan yang sama
sekali tidak disukainya, semua karena paksaan ortu.
Memang statement Anda itu kontekstual Mas. Hanya saja, walau demi kepentingan
pidato dan motivasi, tetap tidak membenarkan untuk mengajak orang lain melihat
permukaan saja.
Buat ku, silahkan mahasiswa berteriak, asalkan bedasarkan data/fakta atau hasil diskusi
ilmiah(yang pastinya berdasarkan data juga).
soal IP, IP sering menipu…
Aku belom punya blog Mas. (ihik2.. jadi malu nih)… ntar kalo ada aku kabarin…
81.Romi Satria Wahono Says:
November 26th, 2008 at 0:51
#andi-dobleh: Coba tenang, dibaca lagi komentarku diatas, tidak ada yang bertentangan
kok. Kualitas pikir seorang mahasiswa memang terlihat dari tulisannya, dan salah satu
alat ukur gampangnya memang angka IPK. Tidak mengukur semua tentunya.
Untuk keperluan pidato dan demo, mahasiswa IPK dibawah 2 juga absurd dan
menggelikan ketika berteriak mengkritisi pemerintah supaya membebaskan masyarakat
dari kebodohan
Saya sendiri tidak pernah berani mengatakan sesuatu yang saya tidak melakukan, itu
namanya gajak ngidak rapah kata orang jawab. Dan Islam melarang kita mengatakan
sesuatu yang tidak kita lakukan.
Pahami, lakukan dan sebarkan, itu jalan yang terbaik. Sama saja dengan fenomena yang
kita tidak setujui ketika maling teriak maling atau koruptor teriak koruptor
Jlentrehkan ide anda dalam tulisan yang komprehensif,logis dan idenya terlihat. Nggak
enak diskusi sepotong-sepotong seperti ini
82.andi-dobleh Says:
November 26th, 2008 at 1:04
ok mas…
kebiasaan diskusi di blog persma kampusku… hehehehe…
Tetep maturnuwun buat layanan diskusi singkatnya..
Juga artikelnya, overall : inspiring!
Let’s hope the best for Indonesia…
Ayo Belajar
83.augusto Says:
November 27th, 2008 at 11:33
Thanx Pak Romi,
Artikel ini sangat mencerahkan, sekaligus kritikan bagi gerakan mahasiswa yang
sekarang tambah ambradul. Cuma jago teriak-teriak di jalanan, kemudian bengong di
kosan nunggu vonis DO karena kuliah yang terbengkalai.
Kalau mau jago teriak juga harus pintar dan harus punya karya.
Btw, aku suka dengan istilah pergerakan mahasiswa 2.0
84.zakyi Says:
December 2nd, 2008 at 14:45
mas Artikelnya cukup menArik N nakal y…
Agak Kritis c CumA t”lalu NaiF,,,
MahAsiswa yG digambarkan sama mas diatas SayA berani taruhan tuh orang cenderung
individualistik n biasa kerja dialik meja tanPa tau kondisi dilapangAn sebenarnya sepeRti
apa….
seKarANg GAk PerLu OrG2 MaTerIalistik N InDIViDUaliStik,,,,Tp PErlU Org Yg
IdiAliS,PEkerjA Keras,BerjiWa SOSIaL Tinggi n Tau Gmn SituAsi D lAnpangan Agar
DiA Tau gmn Sebenarnnya Mengatasi masAlah Yg Terjadi…
Btw MakasiH DagH Ngijinin Saya Ngeritik y mas…
85.haris Says:
December 28th, 2008 at 17:43
salam kenal…
Saya suka nih artikel ini, mantap dan cukup menusuk hati…
86.rhe.. Says:
December 29th, 2008 at 6:44
mengagumkan…
aku suka tulisan-tulisan bapak romy, tetep semangat ya pak,
87.Iip Says:
January 8th, 2009 at 16:55
leadership di dunia maya, dunia yang datar.
Siapa saja bisa menjadi pemimpin tidak peduli usia,latar,keluarga atau warna politik.
Leadership di dunia datar dimotori oleh ide.
barang siapa punya ide cerdas, dan user-friendly maka siapa saja akan mengikuti. seperti
twitter itu.
makasih pak:)
88.anak jurusan telekomunikasi it telkom Bandung Says:
February 9th, 2009 at 14:03
sebuah wacana yg dapat menembus pusaran logika massa yg terlahir dari pemikiran yg
luar biasa……..
89.dim@s Says:
February 23rd, 2009 at 0:15
boleh tuh………..cuma perlu di cek lagi. thanks ya…………
90.presiden KM ITB Says:
June 17th, 2009 at 10:55
assalamualaikum
GREAT !!
inspirasional banget. memang gerakan mahasiswa di masa yg akan dtg harus bisa
mengikuti perkembangan teknologi.
webpreneur !! yuk kita bangun potensi di dunia maya…
hidup mahasiswa
91.surya suparlan Says:
December 9th, 2009 at 19:54
saya sangat setuju dngan apa yang pak romi tulis,,,,
dengan aksinya yang anarkis membuat mereka sendiri yang mendapatkan image buruk di
masyarakat,,,mahasiswa anarkis lah,tidak punya moral lah!!
mulai sekarang ayo kita jadi mahasiswa yang SESUNGGUHNYA dibutuhkan oleh
negara bahkan dunia ini,,Jangan mau menjadi pion para petinggi yang ingin berkuasa
HIDUP MAHASISWA…!!!
92.Kompetisi Website Kompas MuDA – KFC « shandyisme Says:
February 17th, 2010 at 0:57
[...] dari kemiskinan!Mahasiswa koruptor jam kuliah, tidak pantas berteriak anti-korupsi!-
Mengutip dari Arah Pergerakan Mahasiswa di Era Dunia DatarIndonesia penuh dengan
tindak pidana korupsi? Memang. Angka kemiskinan yang masih tinggi? Benar. [...]
93.Rio Says:
March 3rd, 2010 at 21:44
Mmm… Benar-benar artikel yang menarik. Kalo menurut saya kembali saja ke salah satu
ajaran Islam yang intinya jangan membahas apalagi memperdebatkan suatu hal yang kita
tidak tahu ilmunya. Orang Indonesia pintar bicara, PD nya tinggi, jadi kadang tidak tahu
diri (hanya mengingatkan diri sendiri). Sukanya debat bukan diskusi (kalo debat
mempertahankan pendapat, kalo diskusi saling memperbaiki). Jadi menurut saya untuk
mengatasi masalah seperti ini introspeksi bakal jadi obat mujarab, fokus pada bagian kita
masing-masing, jangan maunya menang sendiri. Semua orang punya tempat di dunia ini.
Dan bukan untuk saling menjatuhkan, tapi untuk saling berkolaborasi.
94.maydina Says:
March 4th, 2010 at 12:01
baru mampir ke tulisan yang ini…yup, kekurangan saya yang satu itu, semoga bisa
diatasi..
95.deni Says:
March 4th, 2010 at 15:37
Ini satu artikel yang bisa mendobrak jiwa para mahasiswa/i . . .. !
Guru Besar kita memang OK…..!
96.flipflop Says:
April 7th, 2010 at 10:15
artikel yang menggugah saya..
97.aan Says:
May 26th, 2010 at 15:22
Tulisan yang menarik.. sudah seharusnya pergerakan mahasiswa mempertimbangkan
tulisan ini..Jangan hanya bisa berteriak di jalan tapi harus bisa dibuktikan dengan karya2
yang besar..
Salam pak romi…
98.Yahya Says:
July 9th, 2010 at 6:47
Menarik, semoga hal ini berimbang pada masyarakatnya sehingga tidak sia-sia tulisan
yang menggebu-gebu di dunia maya, tapi ternyata si masyarakat tidak bisa merasakannya
karena masih buta internet dan bloging.
peregerakan tetap harus dijalanan, semakin gak ada yang turun ke jalan , pemerintahnya
semakin merasa adem ayem! berdemo agar menarik perhatian massa dan media massa !
Sehingga tidak terkungkuh dimakan zaman, SElagi bisa berjalan berjalanlah, selagi bisa
berteriak-berteriak lah, ! selemah-lemahnya perjuangan , itu cukup lewat hati !
Gie juga berdemo dengan tulisan positif yang di Pamerkan berimbang dengan
masyarakatnya ! + tidak lupa turun ke jalan !
Leave a Reply
Top of Form
Name (required)

Mail (will not be published) (required)

Website

Submit Comment 749

Bottom of Form


or just access to Romi Wahono's profile

• My Popular Articles
on Activities

○ Evolusi Perdjoeanganku
○ FAQ Mengundang Saya
○ Antara Aku, LIPI dan IKC
○ PNS Tidak Cocok Untuk ...
○ Kaleidoskop Kegiatan 2008
○ Buku "Dapat Apa Dari Universitas"
on Research
○ Tugas Akhir Itu Mudah
○ Identifikasi Masalah Penelitian
○ Jurnal Ilmiah Gratis
○ Diklat Peneliti, Siapa Takut?
○ 3 Langkah Mempopulerkan Sains
○ Arah Penelitian TI Indonesia
on Campus
○ Ketika Cinta Ini Membunuhmu
○ Pergerakan Mahasiswa 2.0
○ Tips dan Trik Memilih Jurusan
○ Tips Menjadi Mahasiswa Sukses
○ Kiat Meningkatkan Nilai IPK
○ 4 Jenis Mahasiswa
○ Dapat Apa Sih di Universitas?
○ Gaya Kuliah Jepang vs Indonesia
on e-Learning
○ RSW eUniversity
○ Memahami dg Benar e-Learning
○ Teknik Memilih LMS Open Source
○ Membuat Media Pembelajaran
○ eLearning Community Model
○ Menilai Multimedia Pembelajaran
on Entrepreneurship
○ Personal Branding Lewat Blogging
○ 10 Kiat Mahasiswa Entrepreneur
○ Arah dan Trend SDM IT
○ Menuju SDM IT Versatilis
○ 10 Resep Sukses Bangsa Jepang
○ Menjadi Pebisnis IT
○ Analisa Industri Software Lokal
○ Keberhasilan dlm Kesederhanaan
○ Lokal Konten & Daya Saing
on Networking
○ Adopsi CCNA ke Kurikulum
○ Pilih CCNA Discovery atau Explore?
○ Konsep Subnetting
○ Penghitungan Subnetting
○ Mengerjakan Soal Subnetting
○ Mengenal Sertifikasi CCNA
on Software Engineering
○ Rekayasa Perangkat Lunak
○ Requirement Engineering
○ Mengukur Kualitas Software
○ Aspek RPL di Media Pembelajaran
○ Menilai Multimedia Pembelajaran
○ Peluang Industri Software Lokal
○ Menunggu Bill Gates Indonesia
on Internet Marketing & Business
○ Mengenal Bisnis di Internet
○ Membangun Komunitas Maya
○ Strategi Branding di Internet
○ Menerima Pembayaran di Internet
○ The World is Flat dan Globalisasi
○ 10 Kekuatan Pendatar Dunia
on Technology Hacking
○ Meluruskan Salah Kaprah Hacker
○ Cybercrime dan Cyberlaw
○ Adakah Sistem Yang Aman?
○ Optimisasi Server Traffic Tinggi
○ Membangun Radio Internet
○ Padanan Aplikasi Windows-Linux
○ Teknik Pencarian dg Google
on Management
○ 3 Kita Jitu Mengatur Waktu
○ Kinerja Itu Makhluk Apa?
○ Teknik Mempengaruhi Orang Lain
○ Kekuatan Kata Para Pemimpin
○ Genesis Kekuasaan
○ Komunitas Terdidik ala Jepang
on University Ranking
○ WEBOMETRICS University Ranking
○ WEBOMETRICS Januari 2008
○ WEBOMETRICS Juli 2008
○ ARWU University Ranking
○ THES University Ranking
○ Branding University
○ INAICTA Smart Campus 2008
• My Self
Dosen, peneliti dan technopreneur. CEO PT Brainmatics dan
Founder komunitas IlmuKomputer.Com Rutinitas harian
membimbing para pedjoeang dan keluyuran ilmiah ke
berbagai kampus. Research interests pada bidang software
engineering, intelligent system dan game technology. Professional
Member dari IEEE Computer Society (90598687) dan ACM (6680333).

Dapat dihubungi melalui jalur komunikasi di bawah:


○ Mobile: 0878-80480485
○ Fax: 021-83793384
○ Email: romi@brainmatics.com

○ YM: romi_sw

• My Schedule
September 2010

M T W T F S S

1 2 3 4 5

6 7 8 9 10 11 12

13 14 15 16 17 18 19

20 21 22 23 24 25 26

27 28 29 30

• My Category
○ Activities (47)
○ Campus (48)
○ Complaint (4)
○ eLearning (31)
○ Entrepreneurship (16)
○ Family (9)
○ Game Technology (2)
○ Hacking (2)
○ Internet Marketing & Business (14)
○ Internet Technology (29)
○ Knowledge Management (9)
○ Management (23)
○ Networking (8)
○ Open Source (16)
○ Research (19)
○ Security (4)
○ Software Engineering (19)

• My Recent Comments
○ Heru Purwanto: mo komentar tapi dah telat lama bngt :(...
○ bisnis di rumah: kalau teknik mencari posisi kita dengan kata kunci
yang kita...
○ Anas: Terimakasih telah berbagi ilmu pengetahuan . . ....
○ yansa maulana: bagus gan!!...
○ Wong Bergota: hmmmm..... sok kapan iso dadi tonggone ning kota
wisata.......
○ Victor Meidy: Nice! :) buat temen-temen yang lagi nyari tutorial
tentang...
○ Victor Meidy: Nice! Buat temen-temen yang lagi nyari tutorial
tentang hac...
○ Heru Purwanto: Terhaku saya baca puisinya, hehehe......
○ dep: thx pak, saya masih saja bingung mau diisi apa blog punya sa...
○ wirawan: core competence adalah salah satu cara terbaik dalam
menggap...
○ tony: wah.. kebetulan sekali saya baru sedang menghadapi
permasala...
○ brian: selama ini ane ngeblog cuma asal ngeblog... ternyata ada
rum...

• My Recent Readers

Recent Visitors

You! Join Now.


syakri

Laam

fahar

empe

Yadie Jager

pulsaelektrikmurah

ben
Edy

See all 1,093 members...

Grab This!

MyBlogLog

Sites Authored

Ever wonder who's visiting your site?


This widget updates automatically whenever a MyBlogLog member views your site with their avatar and
links to their profile and websites. Introduce your readers to each other, register for access to free stats, and
help make the web more personable.
Want a widget of your own? Grab This!
Want one of your own? Enter your site's URL below.

Website URL:

No adult content is on this website.

Please wait...

Copy and Paste this code into your sidebar HTML. For help, please see our Tutorials.

My Portfolios
I have delivered several lectures, papers and projects on the topics of software
engineering, e-learning, internet business, open source, entrepreneurship, network
security and knowledge management at the following institutions:
Copyright © 2006-2009 RomiSatriaWahono.Net. All rights reserved.
Seluruh artikel di RomiSatriaWahono.Net dapat anda perbanyak, cetak, modifikasi dan
distribusikan secara bebas,
asal tetap mencantumkan nama penulis dan URL lengkap artikel.
Powered by IlmuKomputer.Com, Gegar.Com, Brainmatics.Com and Wordpress.Org
 RSS Feed

 RSS Comments

 TECHNORATI Favorites

 XHTML 1.1 Validator


Join today to get your own Multiply
site

WELL COME TO MY LIVE


HomeBlogPhotosMusicCalendarLinks

Jul 19, '07 4:14 PM


TENTANG PERGERAKAN MAHASISWA
for everyone

Oleh Iwan Joeyz


Malam ini sepulang dari misa sore, saya berdiskusi dengan adek saya tentang
pergerakan mahasiswa. Adek saya adalah salah satu petinggi BEM di
kampusnya saat ini. Dia bercerita mengenai dinamika dan kondisi gerakanscathzi
mahasiswa di kampusnya itu. Ada banyak cerita yang muncul, mulai dari • Photos of
cerita yang heroik sampai cerita yang paling konyol. iwan
Cukup banyak cerita yang sama dengan pengalaman saya sewaktu di fisipol • Personal
tempo dulu. Cerita tentang perjuangan mahasiswa dengan pergerakannya Message
yang ingin membela rakyat kecil dengan menegakkan keadilan di negeri ini.
Sungguh merupakan suatu niatan yang mulia dan sudah menjadi tugas • RSS Feed
[?]
mahasiswa sebagai agent of change di negeri yang sedang belajar
berdemokrasi ini.Sejarah telah membuktikan bahwa gerakan mahasiswa • Report
merupakan kekuatan politik yang cukup diperhitungkan di negeri ini. Saya Abuse
pribadi kagum dan salut dengan keberanian teman-teman yang berjuang
dalam pergerakan mahasiswa untuk memperjuangkan hak-hak rakyat kecil.
Dulu waktu di SMA saya sangat menyukai pelajaran Tata Negara dan juga
Wawasan Kebangsaan. Saya tertarik dengan dunia politik dan sering
berdiskusi dengan teman atau kakak kelas yang telah menjadi aktivis
gerakan. Pertama kali mengenal teknik-teknik melakukan demo pada waktu
melaksanakan OSPEK di fakultas fisipol. Hal ini membuat saya semakin
bersemangat dan berminat untuk memasuki salah satu gerakan di kampus
fisipol pada era 1998. Namun niatan itu saya urungkan ketika saya melihat
beberapa fenomena yang tidak sehat dalam dunia gerakan mahasiswa itu
sendiri.
berapa diantaranya adalah :- Gerakan mahasiswa identik dengan intimidasi
dan kekerasan. Mahasiswa yang katanya anti militerisme ternyata justru
memelihara karakter kekerasan militer dengan melakukan intimidasi pada
orang-orang yang berbeda pendapat. Pemeliharaan budaya militerisme dan
intimidasi bisa dilihat dari OSPEK di tahun 90an waktu itu. Saya dan
beberapa teman saya pernah disidang dan diintimidasi karena berbeda
pendapat dengan gerakan aliran tertentu. - Setiap gerakan mahasiswa
memiliki visi yang berbeda-beda dan terlalu eksklusif dengan kelompoknya
sendiri sehingga saya seringkali melihat satu sama lain malah sibuk berkelahi
sendiri. Mereka cenderung membela kepentingan berdasarkan kebenaran
menurut kelompoknya sendiri.
- Anarkis. Kebanyakan demonstrasi berakhir dengan kerusuhan dan
pengrusakan hasil-hasil pembangunan sehingga negeri ini justru tidak pernah
maju dalam pembangunan namun semakin rusak dan kacau.
- Komitmen sesaat dan kemunafikan. Hampir sama dengan apa yang
diceritakan dalam film GIE. Beberapa senior aktivis gerakan jaman dahulu
ketika sudah menduduki kursi pemerintahan meninggalkan komitmennya
karena uang ataupun kesenangan lainnya. Bisa dilihat dari daftar koruptor
yang beberapa diantaranya mempunyai track record sebagai mantan aktivis
gerakan mahasiswa.
- Beberapa fakta yang pernah beredar di kalangan dosen menyebutkan
bahwa sebagian besar mahasiswa yang menjadi aktivis demo dalam suatu
gerakan mahasiswa tidak memiliki prestasi akademik di kampusnya. Muncul
sebuah persepsi bahwa gerakan mahasiswa hanyalah sebuah tempat pelarian
masalah orang-orang yang tak berakal. Ini dikuatkan dengan budaya
mengutamakan kekerasan dalam tiap aksi. Lebih memilih menggunakan otak
di kaki daripada di kepala ?
Cerita adek saya membuat saya semakin yakin bahwa beberapa fenomena
yang tidak sehat diatas masih saja terjadi saat ini. Jika saja gerakan
mahasiswa bisa melepaskan diri dari hal - hal yang tersebut di atas, saya
yakin semakin banyak orang yang bersimpati dan mendukung pergerakan
mahasiswa.
Dalam suatu kesempatan, seorang adek kelas saya menuliskan sebuah
semboyan yang berbunyi “Mendidik Rakyat dengan Pergerakan dan
Mendidik Penguasa dengan Perlawanan”. Sebuah semboyan yang cukup
bagus filosofinya dan juga sering diusung oleh sebuah gerakan mahasiswa
tertentu.
Pertanyaan saya adalah
Apakah kerusuhan anarkis dalam setiap demo yang marak terjadi akhir-akhir
ini merupakan kesalahan tafsir mahasiswa terhadap semboyan ini?
Menafsirkan pergerakan dan perlawanan sebagai sebuah aksi radikal yang
berujung pada kekerasan?
Jika benar demikian, saya rasa akan terjadi sebuah peperangan yang
berkepanjangan antar saudara sebangsa sendiri. Hal ini disebabkan karena
demokrasi merupakan pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk
rakyat. Sebagian rakyat dididik untuk bergerak dan melawan penguasa yang
merupakan bagian rakyat yang lain. Sedangkan sebagian rakyat lain yang
duduk sebagai penguasa selalu bersiap untuk menghadapi perlawanan dari
rakyat yang lainnya. Maka terjadilah perang dari rakyat, oleh rakyat dan
untuk kehancuran rakyat itu sendiri.
Tidakkah seharusnya Rakyat dan Penguasa adalah mitra abadi yang
seharusnya saling membangun dan saling melengkapi satu sama lain?
Diposting oleh JARINGAN MAHASISWA INDONESIA di Thursday, June
07, 2007
Prev: KETIKA MAHASISWA MENUJU PUNCAK INTELEKTUALITAS
Next: BEASISWA DIPERGURUAN TINGGI
reply share

Sponsored Links

Aneka Asesories Fast PO Earmuffs


Kalung Baby Banz
Hand made untuk ♥ PERIODE ORDER ♥ PO
keindahan penampilan Dibuka : 16 SEPTEMBER
para wanita...= ) 2010 PO Ditutup : 25
SEPTEMBER 2010
Estimasi Barang tiba di
Surabaya : 6 Oktober
2010 ♥ HOW TO ORDER
♥ Kami meneri

audio reply video reply


Add a Comment
Top of Form
U2FsdGVkX19.zw reply 1

reply 265:U2FsdGVkX1

F
o
r
: Add a comment to this blog entry, for
everyone

Send scathzi a personal message


S
u
b
j Re: TENTA
e
c
t
:

Quote original
message

Preview
Submit & Spell Check

submitted

Bottom of Form
© 2010 Multiply · English · About · Blog · Terms · Privacy · Corporate · Advertise ·
Translate · API · Contact · Help

| home | psychology | ergonomics | psychoblogology | internet | journey |


Oktavianus Ken
Manungkarjono.
mahasiswa dan pergerakannya Live in JOGJA [IDX0058] -
Anda datang dari www.google.co.id mencari tentang INDONESIA,
mahasiswa dan pergerakannya. Mungkin Anda juga tertarik interested in study about
membaca artikel terkait lainnya: human behavior, enjoy some
activities like coding, hiking
Cerita Tentang Pergerakan Mahasiswa in the mountains, surfing on
Pergerakan Aksi Massa Mahasiswa Indonesia Terjebak dalam the net, and listening
Tong Kosong? 'hanging'.
Food Court Plaza Campus UGM Life Age: 11287 days
10 Alasan Mengapa Ospek Harus Dihapuskan Dari Sistem
Pendidikan di Indonesia Emotional
GMC Health Center – Pusat Kesehatan Masyarakat UGM 62.3%
Physical
-99.8%
Sunday, 05.02.2006 23:28
Intellectual
Cerita Tentang Pergerakan Mahasiswa 18.9%
Posted on Social Life.

Malam ini sepulang dari misa sore, saya berdiskusi dengan Blog Disclaimer
adek saya tentang pergerakan mahasiswa. Adek saya adalah Contact Me
salah satu petinggi BEM di kampusnya saat ini. Dia bercerita Curriculum Vitae
mengenai dinamika dan kondisi gerakan mahasiswa di SideNotes
kampusnya itu. Ada banyak cerita yang muncul, mulai dari Sitemap
cerita yang heroik sampai cerita yang paling konyol.
Cukup banyak cerita yang sama dengan pengalaman saya Categories
sewaktu di fisipol tempo dulu. Cerita tentang perjuangan Anything (14)
mahasiswa dengan pergerakannya yang ingin membela rakyat Blogging (4)
kecil dengan menegakkan keadilan di negeri ini. Sungguh Bureaucracy (3)
merupakan suatu niatan yang mulia dan sudah menjadi tugas Collection (5)
mahasiswa sebagai agent of change di negeri yang sedang Computer Health (9)
belajar berdemokrasi ini. Ergonomics (15)
Faith (22)
Sejarah telah membuktikan bahwa gerakan mahasiswa Human Health (6)
merupakan kekuatan politik yang cukup diperhitungkan di Intermezzo (7)
negeri ini. Saya pribadi kagum dan salut dengan keberanian Internet (20)
teman-teman yang berjuang dalam pergerakan mahasiswa Journey (23)
untuk memperjuangkan hak-hak rakyat kecil. Dulu waktu di Linux (5)
SMA saya sangat menyukai pelajaran Tata Negara dan juga Poetry (1)
Wawasan Kebangsaan. Saya tertarik dengan dunia politik dan Psychoblogology (24)
sering berdiskusi dengan teman atau kakak kelas yang telah Psychology (19)
menjadi aktivis gerakan. Pertama kali mengenal teknik-teknik Social Life (34)
melakukan demo pada waktu melaksanakan OSPEK di Waktu Hujan (22)
fakultas fisipol. Hal ini membuat saya semakin bersemangat
Top of Form
dan berminat untuk memasuki salah satu gerakan di kampus
blog.kenz.or.id
fisipol pada era 1998. Namun niatan itu saya urungkan ketika
saya melihat beberapa fenomena yang tidak sehat dalam dunia Masukkan
gerakan mahasiswa itu sendiri. Kata Kunci
Beberapa diantaranya adalah :
- Gerakan mahasiswa identik dengan intimidasi dan
kekerasan. Mahasiswa yang katanya anti militerisme ternyata
justru memelihara karakter kekerasan militer dengan Web Blog.Kenz
melakukan intimidasi pada orang-orang yang berbeda Kirim formulir pencarian
pendapat. Pemeliharaan budaya militerisme dan intimidasi bisa
dilihat dari OSPEK di tahun 90an waktu itu. Saya dan
beberapa teman saya pernah disidang dan diintimidasi karena Pencarian Google
berbeda pendapat dengan gerakan aliran tertentu.
pub-8712834920
- Setiap gerakan mahasiswa memiliki visi yang berbeda-beda
dan terlalu eksklusif dengan kelompoknya sendiri sehingga
saya seringkali melihat satu sama lain malah sibuk berkelahi 1
sendiri. Mereka cenderung membela kepentingan berdasarkan
kebenaran menurut kelompoknya sendiri. ISO-8859-1

- Anarkis. Kebanyakan demonstrasi berakhir dengan


ISO-8859-1
kerusuhan dan pengrusakan hasil-hasil pembangunan sehingga
negeri ini justru tidak pernah maju dalam pembangunan namun
semakin rusak dan kacau. GALT:#336699;G

- Komitmen sesaat dan kemunafikan. Hampir sama dengan in


apa yang diceritakan dalam film GIE. Beberapa senior aktivis
gerakan jaman dahulu ketika sudah menduduki kursi Bottom of Form
pemerintahan meninggalkan komitmennya karena uang Recent Posts
ataupun kesenangan lainnya. Bisa dilihat dari daftar koruptor Iklan Mega Prabowo Yang
yang beberapa diantaranya mempunyai track record sebagai Ditolak Tayang
mantan aktivis gerakan mahasiswa.
- Beberapa fakta yang pernah beredar di kalangan dosen Pasal 27 Ayat 3 UU ITE :
menyebutkan bahwa sebagian besar mahasiswa yang menjadi Orang Miskin Dilarang
aktivis demo dalam suatu gerakan mahasiswa tidak memiliki Mengkritik Di Internet?
prestasi akademik di kampusnya. Muncul sebuah persepsi
bahwa gerakan mahasiswa hanyalah sebuah tempat Pemilu Legislatif 2009 :
pelarian masalah orang-orang yang tak berakal. Ini Saya Dipaksa Golput!
dikuatkan dengan budaya mengutamakan kekerasan dalam tiap
aksi. Lebih memilih menggunakan otak di kaki daripada di Seusai Diperkosa,
kepala ? Mahasiswi Cantik Dibuang
Cerita adek saya membuat saya semakin yakin bahwa di Halte
beberapa fenomena yang tidak sehat diatas masih saja terjadi
saat ini. Jika saja gerakan mahasiswa bisa melepaskan diri dari Sebenarnya Siapa Pemecah
hal – hal yang tersebut di atas, saya yakin semakin banyak Belah Persatuan Indonesia?
orang yang bersimpati dan mendukung pergerakan mahasiswa. Blog Penghina Nabi atau
Hiperbola Detik.Com atau
Dalam suatu kesempatan, seorang adek kelas saya menuliskan Diskriminasi Pemerintah
sebuah semboyan yang berbunyi “Mendidik Rakyat dengan RI?
Pergerakan dan Mendidik Penguasa dengan Perlawanan”.
Sebuah semboyan yang cukup bagus filosofinya dan juga
sering diusung oleh sebuah gerakan mahasiswa tertentu.
Pertanyaan saya adalah :
- Apakah kerusuhan anarkis dalam setiap demo yang marak
terjadi akhir-akhir ini merupakan kesalahan tafsir mahasiswa
terhadap semboyan ini? Menafsirkan pergerakan dan
perlawanan sebagai sebuah aksi radikal yang berujung pada Jangan Asal
kekerasan? Copy Paste, Blog Juga
Jika benar demikian, saya rasa akan terjadi sebuah peperangan Hasil Karya Cipta.
yang berkepanjangan antar saudara sebangsa sendiri. Hal ini
disebabkan karena demokrasi merupakan pemerintahan dari Bloglines
rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Sebagian rakyat dididik Feedburner
untuk bergerak dan melawan penguasa yang merupakan bagian Get KlipFolio
rakyat yang lain. Sedangkan sebagian rakyat lain yang duduk Get Firefox
sebagai penguasa selalu bersiap untuk menghadapi perlawanan Get Opera
dari rakyat yang lainnya. Maka terjadilah perang dari Valid XHTML
rakyat, oleh rakyat dan untuk kehancuran rakyat itu
sendiri.
RSS Entries
Tidakkah seharusnya Rakyat dan Penguasa adalah mitra abadi
yang seharusnya saling membangun dan saling melengkapi RSS Comments
satu sama lain? Sepertinya tidak untuk di negeri ini. ;)
RSS SideNotes
Tags: indonesia, kekerasan, pergerakan mahasiswa, refleksi
41q. 0.795s.
Powered by WordPress
Mood : © 2006
All rights reserved.
Blog adalah suatu representasi dari individu penulisnya, baik pikiran,
pengalaman, perasaan dan sebagainya (Manungkarjono, 2007). Blog juga
merupakan suatu hasil karya cipta yang dilindungi UU 19 tahun 2002
tentang Hak Cipta.

Anda tidak perlu mengcopy-paste keseluruhan artikel ini dan meletakkan di


blog Anda, gunakanlah cara yang lebih elegan yaitu dengan pengutipan
yang dilengkapi sumber informasi ataupun menggunakan alat kliping
online seperti :

Anda juga tidak perlu memindahkan tulisan blog Anda di komentar blog
ini, gunakanlah alamat trackback ini untuk menghubungkannya.
Terima kasih, semoga membawa manfaat.
14 Responses :

1. February 6th, 2006 at 11:47 | Reply | moon Says:


di kampus dulu, yang menyertai pergerakan mahasiswa (kami
panggil sebagai perwakilan pelajar)kebanyakannya yang
handal juga dalam akademik mereka.
Pemilihan itu berdasarkan prtestasi akademik. Kalau tidak
bagus, maka tidak akan dilantik jadi perwakilan pelajar :-)

2. September 7th, 2007 at 12:01 | Reply | wils Says:


saya sangat sependapat dengan pernyataan anda tentang arah
pergerakan mahasiswa yang telah melenceng dari aturan2 yang
dahulunya dijadikan asa dari sebuah pergerakan seorang
mahasiswa…..
namun dengan tidak adanya aksipertanyaan apa solusi dari
semua kejadian tersebut? karena tidak dibutuhkan pernyataan
saja namun didukung oleh solusi..

3. November 12th, 2007 at 6:51 | Reply | Nusantara Says:


Ada Beberapa hal yang sepakat dari anda ketika anda melihat
pergerakan mahasiswa saat ini
1. nilai Kekerasan dan intimidasi yang di pelihara
2. Mahasiswa adalah klompok dalam struktur negara yang
memiliki pera politik yang signifikan.
tetapi, ada beberapa hal yang mesti kita ingat bahwa dinamika
kelompok pergerakan kaum muda (demikian saya
menyebutnya) lahir memang dari siapa yang mengandungnya
maksudnya adalah Era 1928 (era persatuan nasional atau
kebangkitan gerakan) lahir dari siste kolonialism yang akut
dan krisis berkepanjangan negara-negara eropa. generasi 1945
lahir dari kronik politik perang dunia. dan 1998 lahir dari
kemiskinan massal dan krisis ekonomi. artinya ini adalah
sebuah antitesis dari sebuah jaman, cukup di sayang ketika
anda mencoba menganalisa sejarah pergerakan mahasiswa itu
tetapi anda justru memposisikan berada di luar koridornya.
artinya anda tidak menjelaskan secara detail konflik dari
pergultan ide kaum muda

4. November 12th, 2007 at 7:45 | Reply | kenz Says:


@Nusantara
Terima kasih atas masukannya, saya memang tidak detail
menjelaskan konflik pergulatan ide kaum muda karena
memang tulisan ini hanya sebatas pada pikiran dan
pengalaman saya semata dan bukan analisis ilmiah.

5. June 2nd, 2008 at 9:11 | Reply | somebody Says:


klo gitu, kenapa kampus seperti ugm, ui , itb dan bbrp kampus
top lainnya pergerakan mahasiswanya justru lbh hidup???
akademik bukanlah segalanya…..
Bill gates, sony sugema dll, contoh dari org2 yg ga berhasil
secara akademik, lalu apakah mereka gagal???
Brarti parameternya lah yg berubah….
6. July 25th, 2008 at 18:41 | Reply | cerita mahasiswa «
Tuturbagariang_hot man Says:
[...] Cerita Tentang Pergerakan Mahasiswa Pergerakan Aksi
Massa Mahasiswa Indonesia Terjebak dalam Tong Kosong? 10
Alasan Mengapa Ospek Harus Dihapuskan Dari Sistem
Pendidikan di Indonesia GMC Health Center Gempa Bumi
Jogja : Bencana Moralita [...]

7. September 24th, 2008 at 10:41 | Reply | YoGie Says:


Hai Bung ……………………
Bisa 9′ mikir dulu sblm Nulis, Negri akan mnjd Negri
KOruptor kalau tidak ada mahasiswa2 kritis. cOBA
BAYANGKAN iNDONESIA INI HANYA DI ISI Oleh
mahasiswa2 banci yang takut demo………
Ketika menjadi mahasiswa, y lakukanlah sesuatu yang telah
mnjadi kodrat sebagai mahasiswa. Bukan sebagai mahasiswa
Cupu, Culun, Pengecut, banci. Pasti para koruptor gembira
membaca tulisan saudara dan bukan tidak mungkin saudara
akan diberi Reward

8. September 24th, 2008 at 16:45 | Reply | Kenz Says:


@YoGie
kasihan banget kamu Gie :D
bayanganmu cuma BANCI melulu, ada apa kamu dengan
banci?
buka pikiranmu,
saya gak pernah melarang mahasiswa berpikir kritis :D
tapi demo bukan satu-satunya cara untuk menunjukkan
kekritisan mahasiswa.
lagi-lagi komentar di atas cuma membuktikan begitu
dangkalnya, teman-teman yang pro demo.
dalam pikirannya cuma takut dibilang pengecut dan banci,

9. November 30th, 2008 at 13:42 | Reply | sayacintabangsasaya Says:


terlepas dari tulisan anda,ada beberapa hal yang mungkin ingin
saya komentari. melakukan demo dan berbagai tindakan kritis
terhadap kebijakan pemerintah memang sudah menjadi bagian
yang mendarah daging dari para mahasiswa. akan tetapi
memang perjuangan itu tidak harus dengan selalu mengkritisi
pemerintah.banyak para mahasiswa di Indonesia terlalu “sok
tahu dan sok mengerti”.daripada melakukan hal-hal yang tidak
berguna dan banyak menghabiskan waktu,lebih bijaksana
kalau kita sama-sama sesama mahasiswa berkaca dengan diri
kita terlebih dahulu. pantaskah kita perbaiki pemerintahan
kalau kita saja belum mampu perbaiki diri kita masing-
masing.ingat pepatah yang mengatakan kalau ingin perbaiki
semua hal yang ingin kau perbaiki,langkah awal adalah
perbaiki diri kita terlebih dahulu.
no offense.!

10. April 27th, 2009 at 14:17 | Reply | dHede LISMI-MU Says:


waduh abang,,,,, parah banget struktur berfikirmu…. klo ga
ada mahasiswa kritis revolusioner, bangsa n negeri ini akan
hancur coz ga ada yang ngontrol manusia-manusia yang lagi
asik di senayan n istana. jadi banyak baca buku yang bener n
kudu pertajam analisismu.. coz tunpul banget mengkaji relitas
sosial negeri koruptor ini. tapi ga pa_pa, hidup ini butuh
kontradiksi, kayak loe.. moga aja ngga nyasar yaCk…

11. April 27th, 2009 at 16:48 | Reply | Kenz Says:


@dHede LISMI-MU: seberapa parah struktur berpikir saya?
bagaimana kamu mengukur tingkat keparahannya? apakah
saya melarang mahasiswa untuk revolusioner dalam tulisan
ini?
setumpul apa? dan nyasar kemana?
mengkaji realitas sosial apa? apakah Anda mahasiswa
revolusioner yang kritis yang memiliki struktur pikiran yang
hebat? perubahan apa yang sudah Anda ciptakan di Indonesia?

12. September 8th, 2009 at 22:03 | Reply | Piymen Makassar Says:


salam perjuangan….
gagasan kanda soal pergerakan sangat idialis bagi mekanisme
pergerakan kedepannya…… namun sangat disayangkan,
pergerakan yg ada dizaman kanda sangat berbeda dgn yg ada
skrng… sy kuliah dikampus hijau umi makassar, salah satu
mahasiswa berideologi bangkit dan bergerak, namun badai
moderenisasi tlh menggilas teriakan kami…. dan berubah
menjadi kampus kalem…. yaa… biarlah sy jg kan dah mau
selesai……….!!!!! ikut arus aja dech………!!!
tak ada lagi agen perubah yg ada agen berubah……..!!!
hormatQ…..
Piymen Makassar
Universitas Muslim Indonesia
13. January 12th, 2010 at 7:18 | Reply | rufadi Says:
kalau menerut ku sie,……….
demo dengan kretifitas (atraksi seni), malah belum/tidak
mndapat perhatian dari kalangan sama sekali,…… mungkin
dengan adanya “chaos” antara pihak pendemo “mahasiswa”
dengan “aparat keamanan” akan membuat media melirik untuk
mempublikasikan sehingga mendapat perhatian yang besar,
……….. namun apa harus dengan cara “kotor” demikian,
………. untuk bukti nyata terhadap pengabdian masyarakat
mending membuat sebuah organisasi LSM “merakyat”
bentukan sendiri dengan kontribusi dari teman2 mahasiswanya
dari pada harus berteriak keras2, berpanas2 ria malah ada
benturan dengan aparat keamanan (yang akan mengamankan
masyarakat sekitar),………………….. membantu dengan
keahlian kita masing2,……. sebagai contoh, mahasiswa
dibidang ekonomi turun kemasyarakat menyadarkan untuk
program koperasi,……… bidang pendidikan (guru)
memberikan les gratis kepada anak2 SD/SMP/SMA yg lemah
perekonomian orang tuanya,……. mahasiswa di bidang seni
memberikan pelatihan berupa kesenian (lukis/tari/suara)
kepada anak2 sebuah desa,……….(dll) itu malah lebih
bermanfaat lebih di hargai dari pergerakan kita, serta
masyarakat akan lebih hormat kepada mahasiswa-mahasiswa
tersebut.
salam kenal
http://rufadi.blogspot.com/

14. August 21st, 2010 at 2:46 | Reply | asep Says:


saya ingin tanya,menurut anda apakah organisasi extra kampus
itu penting??
karena di kampus saya hal ini malah menjadi ajang kaderisasi
dan perebutan mahasiswa..

Leave a Reply
Click here to cancel reply.
Top of Form
Name (required)

Mail (will not be published) (required)


Website

XHTML: You can use these tags: <a href="" title=""> <abbr title="">
<acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del
datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <strike> <strong>

Submit Comment

283

CAPTCHA Code

pL7spib6X0dNw 4

http%3A//w w w .g

Currently you have JavaScript disabled. In order to post


comments, please make sure JavaScript and Cookies are
enabled, and reload the page. Click here for instructions on
how to enable JavaScript in your browser.
Bottom of Form

You might also like