Professional Documents
Culture Documents
Selain itu juga ada unsur negara ditinjau dari segi negara sebagai subyek dalam
hukum internasional yaitu suatu negara yang akan mengadakan hubungan dengan
negara lain, maka negara harus memenuhi unsur sebagaimana yang dirumuskan dalam
Konvensi Montevideo 1933 yaitu : (a) daerah tertentu, (b) penduduk yang tetap, (c)
pemerintah, (d) kesanggupan berhubungan dengan negara lain, dan (e) pengakuan.
a. Rakyat
Rakyat adalah semua orang yang berdiam dalam suatu negara atau yang
menjadi penghuni negara. Rakyat merupakan unsur terpenting dari negara karena
rakyatlah yang pertama–tama berkepentingan supaya oraganisasi dapat berjalan lancar
dan baik. Antara bangsa dengan rakyat adalah sama-sama sebagai penghuni negara,
namun terdapat perbedaan yaitu bangsa merupakan penghuni negara dalam arti politis
sedangkan rakyat merupakan penghuni negara dalam arti sosiologis.
Rakyat suatu negara dapat dibedakan :
b. Wilayah
Sebagai tempat menetap rakyat dan tempat pemerintahan melakasanakan
kegiatan, maka negara memerlukan wilayah. Wilayah (daerah) negara meliputi :
1) Wilayah daratan.
Adalah segala sesuatu yang terlihat di atas bumi seperti sungai, rawa dan
gunung. Untuk menentukan batas wilayah daratan pada umumnya ditentukan melalui
perjanjian antar negara yang bertetangga. Batas wilayah daratan dapat berupa :
2) Wilayah lautan.
Lautan yang merupakan daerah suatu negara disebut laut teritorial, sedangkan
laut yang berada di luar laut teritorial disebut laut terbuka. Suatu negara belum tentu
mempunyai wilayah lautan, seperti negara–negara yang terletak ditengah–tengah
benua dan dikelilingi negara lain, Contoh Swiss, Mongolia dsb.
Mengenai lautan terdapat 2 (dua) konsep pokok yang saling bertentangan yaitu :
1. Res Nulius : menyatakan bahwa laut tidak ada pemiliknya, karena itu laut dapat
diambil dan dimiliki sebagai wilayah oleh setiap negara.
2. Res Communis : menyatakan bahwa laut merupakan milik bersama masyarakat
internasional, karena itu laut tidak dapat diambil dan dimilki sebagai wilayah
oleh setiap negara.
Secara kenyataan dalam praktek sejak dulu hingga sekarang menunjukkan
bahwa laut dapat dimiliki dan dijadikan sebagai wilayah kedaualatan suatu negara,
walaupun kepemilikannya harus memepertimbangkan kepentingan masyarakat
internasional dalam bentuk kebebasan pelayaran.
Untuk menentukan batas wilayah lautan tidak semudah menetapkan batas
wilayah daratan sebab batas wilayah lautan lebih banyak permasalahannya dan
bermacam–macam peraturannya. Dalam hukum internasional belum terbentuk adanya
keseragaman ketentuan mengenai lebar laut teritorial setiap negara dan kebanyakan
negara menentukan sendiri– sendiri batas laut teritorialnya, ada yang 3 mil (Indonesia
sebelum Deklarasi Juanda), 12 mil (seperti Saudi Arabia, RRC, Chile, dsb), 200 mil
(El Savador), dan 600 mil (Brazilia).
Pada dewasa ini masalah yang berhubungan dengan lautan diatur dalam
Konvensi Hukum Laut internasional tahun 1982 yang diadakan di Mentengo Bay
(Jamaica) pada tanggal 10 Desember 1982.
Konvensi Hukum Laut internasional tahun 1982 antara lain menentukan :
3) Wilayah udara.
Adalah meliputi ruang angkasa/udara yang berada di atas wilayah daratan dan
laut teritorial negara. Kekuasaan atas wilayah udara diatur dalam perjanjian Paris
tahun 1919 tentang Navigasi Udara yang kemudian diganti dengan Konvensi Chicago
1944 tentang Penerbangan Sipil Internasional, yang antara lain menyebutkan bahwa
setiap negara mempunyai kedaulatan yang utuh dan eksklusif di ruang udara yang ada
di atas wilayah negaranya dan jarak ketinggian kedaulatan negara di udara ditentukan
oleh kesanggupan pesawat udara mencapai ketinggian tertentu, yang selalu berubah
tergantung kepada kemajuan teknologi penerbangan.
4) Daerah ekstrateritorial (daerah konvensional).
Yaitu merupakan wilayah atau tempat–tempat yang menurut kebiasaan hukum
internasional diakui sebagai wilayah/daerah kekuasaan negara tertentu, meskipun
sebenarnya wilayah atau tempat itu berada di wilayah negara lain.
Contoh : (a) Tempat perwakilan diplomatik (kedutaan, (b) Kapal laut berbendera
negara tertentu yang berlayar di laut terbuka
Permanen : kedaulatan akan tetap ada selama negara itu masih ada.
Absolut : dalam negara tidak ada kekuasaan lain yang lebih tinggi dari
kekuasaan negara.
Tidak dibagi-bagi : kedaulatn merupakan satu–satunya kekuasaan tertinggi.
Tidak terbatas : kedaulatan itu meliputi semua orang dan golongan tanpa
kecuali.
Asli : kedaulatan tidak berasal dari kekuasaan lain yang lebih tinggi.
Sumber Kedaulatan.
Ada beberapa teori yang membahas secara rasional mengenai bagaimana dan
asal mula kedaulatan. Teori–teori itu antara lain :
George Jellinek.
Paul Laband : “Tidak ada negara tidak ada kekuasaan tertinggi”.
5) Teori Kedaulatan Hukum.
Menurut teori ini, kekuasaan tertinggi dalam negara terletak pada hukum.
Dasar pemikiran teori ini adalah bahwa pemerintah memiliki atau mendapat
kekuasaan atau kewenangan berdasarkan hukum yang berlaku, oleh sebab itu yang
berdaulat adalah hukum. Negara harus mentaati tata tertib hukum karena hukum
terletak di atas kekuasaan manapun dalam negara. Pemerintah dan lembaga negara
lain dalam melaksanakan tugas dan fungsinya harus menurut hukum yang berlaku.
Oleh sebab itu menurut Krabbe sebaiknya negara merupakan negara hukum
yang berarti bahwa setiap tindakan negara harus berdasarkan atas hukum.
Penganut teori kedaulatan hukum adalah : Immanuel Kant, Krabbe dan Leon Duguit.
Gagasan negara hukum tersebut di atas, mula pertama kalinya dicetuskan oleh
Immanuel Kant dan gagasannya itu disebut negara hukum murni/klasik/dalam arti
sempit atau negara hukum formal. Pada jaman modern, teori negara hukum murni
sudah banyak ditinggalkan orang dan diganti dengan teori negara hukum
modern/dalam arti luas atau negara hukum material dan disebut juga sebagai negara
kesejahteraan (Welfare State) yang dikembangkan oleh Kranenburg dan Utrecht.
-Pendudukan
-Fusi
-Cessie
-Penaikan (accesie)
-Aneksasi
-Proklamasi
-Pembentukan (innovasion)
-Separatisme
Pendekatan Teoritis
Memahami proses terjadinya negara melalui teori yang dikemukakan oleh para ahli :
-Teori Ketuhanan
-Teori Kekuasaan
BENTUK NEGARA
KESATUAN
Adalah suatu negara merdeka dan berdaulat yang memiliki pemerintah pusat dan
berkuasa mengatur seluruh wilayah.
-Ciri-ciri :
-Mempunyai 1 UUD
-Mempunyai 1 presiden
SERIKAT (Federasi)
-Disebut gabungan, suatu negara yang terdiri dari beberapa negara bagian yang tidak
berdaulat. Kedaulatan tetap dipegang oleh pusat.
-Ciri-ciri :
-Aturan yang dibuat pusat tidak lgs bisa dilaksanakan daerah, hrs dgn persetujuan
parlemen negara bagian
BENTUK KENEGARAAN
(dibentuk s/d abad 19)
-Pada dasarnya negara ini sudah merdeka, dibentuk karena suatu tujuan tertentu, mis :
-Perserikatan negara
-Uni
-Dominion
-Pada dasarnya negara ini belum merdeka,karena masih mendapat perlindungan dari
negara lain, mis:
-Protektorat
-Mandat
-Trustee
Tujuan dibentuk negara adalah untuk membentuk kekuasaan, demi kelangsungan sang
raja pribadi
Tujuan dibentuk negara adalah membentuk kekuasaan yang mutlak, demi kebesaran
bangsa dan negara