You are on page 1of 23

BAB I

PENDAHULUAN

Tata letak pabrik merupakan suatu landasan utama dalam dunia industri sehingga
sudah tidak perlu dibuktikan lagi bahwa setiap perusahaan/pabrik pasti membutuhkan lay-out
dalam menjalankan dan mengembangkan usahanya. Oleh karena itu, perencanaaan lay-out
yang baik merupakan suatu harga mati bagi kelangsungan suatu pabrik. Saking pentingnya,
lay-out yang akan digunakan harus dirancang dengan baik, sehingga para pekerja dapat
bekerja dengan efektif dan efisien. Bisa dibayangkan bila suatu pabrik bekerja tanpa ada lay-
out yang baik? Ya, tentu saja proses produksi dalam pabrik akan terganggu sehingga
mengakibatkan kerugian bagi pabrik itu sendiri. Hal ini membuat peralatan produksi yang
canggih dan mahal harganya akan tidak berarti apa-apa apabila perencanaan lay-out
dilakukan sembarang saja.
Layout pabrik disebut juga tata letak atau tata ruang didalam pabrik. Layout pabrik
adalah cara penempatan fasilitas-fasilitas produksi guna memperlancar proses produksi yang
efektif dan efisien. Fasilitas pabrik dapat berupa mesin-mesin, alat-alat produksi, alat
pengangkutan dan pengawasan barang. Perencanaan layout menurut James A Moore adalah
rencana dari keseluruhan tata letak fasilitas industri yang didalamnya, termasuk bagaimana
personelnya ditempatkan, alat-alat operasi gudang, pemindahan material, dan alat pendukung
lain sehingga akan tercipta suatu tujuan yang optimum dengan kegiatan yang ada dengan
menggunakan fasilitas-fasilitas yang ada dalam perusahaan. Dengan layout yang baik dalam
perusahaan akan menimbulkan impulse buying bagi konsumen.
Prinsip dasar penyusunan layout:
1. Integrasi secara total terhadap faktor-faktor produksi, tata letak fasilitas
pabrik dilakukan secara terintegrasi dari semua faktor yang mempengaruhi
proses produksi menjadi satu organisasi yang besar.
2. Jarak pemindahan bahan paling minimum. Waktu pemindahan bahan
dari satu proses ke proses yang lain dalam industri dapat dihemat dengan cara
mengurangi jarak perpindahan.
3. Memperlancar aliran kerja, diupayakan untuk menghindari gerakan
balik (back tracking), gerakan memotong (cross movement), dan gerak macet
(congestion), dengan kata lain material diusahakan bergerak terus tanpa adanya
interupsi oleh gangguan jadwal kerja.
4. Kepuasan dan keselamatan kerja, sehingga memberikan suasana kerja
yang menyenangkan.
5. Fleksibilitas, yaitu dapat mengantisipasi perubahan teknologi,
komunikasi, kebutuhan konsumen.
BAB II
TUNJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Tentang Desain Pabrik


2.1.1 Pengertian Dan Definisi Pabrik/Industri
Pabrik adalah setiap tempat dimana faktor-faktor manusia, mesin dan peralatan,
material, energi, modal, informasi sumber daya alam dan lain lain dikelola secara bersama
dalam suatu sistem produksi guna menghasilkan suatu produk secara efektif, efisien dan
aman.
Klasifikasi industri berdasarkan aktifitas yg dilaksanakan :
• Industri Penghasil Bahan Baku / The Primary Raw Material Industries
◊ Aktifitas produksinya mengolah sbr daya alam guna menghasilkan bahan baku
atau bahan tambahan lainnya yg dibutuhkan oleh industri lain  Industri
Perminyakan.
• Industri Manufaktur / The Manufacturing Industries
◊ Aktifitas produksinya memproses bahan baku guna dijadikan suatu produk
tertentu  Industri Mobil
• Industri Penyalur / Distribution Industries
◊ Aktifitasnya melaksanakan pelayanan jasa industri untuk didistribusikan ke
konsumen lain  Distributor Obat-Obatan
• Industri Pelayanan (Jasa) / Service Industries
◊ Aktifitasnya dibidang pelayanan / jasa baik langsung ke konsumen maupun
untuk mendukung industri  Bank
Klasifikasi industri berdasarkan output / keluaran yg dihasilkan :
• Producer Goods Industries  Industri yg outputnya akan digunakan utk proses
produksi di industri yg lain  Industri Baja
• Consumer Goods Industries  Industri yg output nya bias langusng digunakan oleh
konsumen (perorangan)  Industri Minuman

2.1.2 Macam-Macam Proses Manufaktur


Klasifikasi proses industri manufaktur :
• Continuos Process Industries / Industri yang proses produksinya berlangsung terus
menerus  proses produksi berlangsung selama 24 jam terus menerus.
• Repetitive Process Industries / Industri yang proses produksinya berlangsung secara
berulang kembali  produk dihasilkan dalam jumlah yang banyak dan proses
berlangsung dalam langkah pengerjaan yg berulang-ulang dan serupa. Proses ini
benyak mendatangkan keuntungan utk memproduksi barang-barang yang
distandartkan dalam jumlah yang besar dan biasanya tata letak fasilitas produksinya
berdasarkan aliran produk.
• Intermittent Process Industries / Industri yang proses produksinya berlangsung
terputus-putus  proses produksi berlangsung sesuai order yg diterima (job lot order)
dan pengaturan tata letak fasilitas produksinya berdasarkan aliran proses.

2.1.3 Dasar-Dasar Perancangan Pabrik


Desain pabrik merupakan keseluruhan rancangan (desain) dari suatu pabrik /
perusahaan. Tata letak pabrik merupakan perencanaan atau pengaturan fasilitas agar proses
produksi berjalan secara optimal. Perancangan tata letak pabrik adalah salah satu aktifitas yg
dilakukan di dalam mendesain pabrik secara keseluruhan. Perancangan pabrik merupakan
suatu aktifitas yg dilakukan yg meliputi perencanaan financial, penentuan lokasi, dan seluruh
perencanaan yg diperlukan utk memenuhi kebutuhan-kebutuhan fisik pabrik.
Beberapa elemen dasar yg harus diperhatikan dalam melakukan perancangan pabrik :
• Kekuatan Pemilik Modal : Sebagai modal awal utk pengadaan faslitisa produksi,
modal operasi dan modal utk kepentingan ekspansi. Biasanya diperoleh dari tabungan
pribadi, pinjaman bank, penjualan saham dan lain lain.
• Perancangan Produk : Hal ini akan berkaitan dengan macam dan jumlah mesin serta
fasilitas penunjang produksi lainnya.
• Perencanaan Volume Penjualan : Informasi ini akan berguna utk menentukan jumlah
dan kapasitas mesin yg harus disediakan.
• Pemilihan Proses Produksi : Hal ini akan berfungsi utk merencanakan proses produksi
yg paling ekonomis berdasarkan produk dan mesin yg akan digunakan.
• Analisa”Membuat” atau “Membeli” : Hal ini terkait dengan efisiensi dan efektifitas
proses produksi.
• Ukuran Pabrik : Hal ini tergantung dari volume produk yg dihasilkan dan modal yg
ditanamkan.
• Harga Jual Produk : Utk menentukan harapan keuntungan dalam persaingan di pasar
dab kulaitas produk.
• Lokasi Pabrik : Sangat dipengaruhi banyak factor dan juga modal yg ada.
• Tata Letak Pabrik : Utk menentukan penempatan mesin dan fasilitas pendukung
produksi.
• Pemilihan Type Bangunan : Utk melindungi segala fasilitas produksi dan semua
sumber daya yg ada di dalam pabrik.
• Kemungkinan Perubahan Jenis Produk Yg Dibuat/Diproduksi
• Pertumbuhan dan Perkembangan Organisasi Pabrik

2.1.4 Langkah / Prosedur Perancangan Pabrik


Tujuan dari suatu industri (organisasi usaha) adalah memuaskan kebutuhan dari
konsumennya. Cara yg ditempuh untuk tersebut adalah :
• Riset Pasar dan Peramalan Penjualan (Market Research and Market Demand) : Untuk
mengetahui dan mengidentifikasi produk yg dikehendaki oleh pelanggan dan
sekaligus dilakukan peramalan jumlah yg dibutuhkan.
• Kebijakan Manajemen (Management Policies) : Untuk memformulasikan
permasalahan yg dihadapi dan mengembangkan kebijakan yg harus ditempuh oleh
organisasi industri.
• Perancangan Produk (Product Design) : Menggambarkan macam produk yg harus
dibuat serta spesifikasi.
• Perancangan Proses dan Kegiatan Produksi / Operasional (Process Design dan
Production Actrivities) : Penetapan cara/prosedur utk memproduksi produk sesuai
dengan yg telah ditentukan.
• Perancangan Lokasi dan Tata Letak Fasilitas Pabrik (Plant Location & Lay Out) :
Mengatur aktifitas dan fasilitas yg ada guna mendapatkan proses produksi yg paling
efisien dan efektif.
• Analisis Perhitungan Biaya (Cost Accounting Analisys) : Menganlisa biaya produksi
secara keseluruhan utk menentukan modal yg diperlukan agar proyek dapat
terealisasi.
• Pengadaan Dana Finansial (Financial Funding) : Mengalokasikan dana utk menunjang
kegiatan produksi.
• Realisasi Proyek (Project Realization) : Perealisasian pengadaan-pengadaan segala
kebutuhan yg diperlukan dalam mendukung aktifitas produksi.
• Proses Manufakturing (Manufactuirng Process) : Aktifitas yg mengubah material
menjadi produk jadi yg diinginkan. Proses ini memberikan nilai tambah thd material
yang ada.
• Distribusi Output (Distibution) : Hasil dari proses manufacturing yaitu produk jadi di
distribusikan / dikirim ke pelanggan sesuai permintaan.
Secara skematis, Proses Perancangan Pabrik adalah sebagai berikut :
2.2 Teori Penentuan Lokasi Pabrik Menurut Beberapa Ahli
2.2.1 Teori Kimball
• Dekat dengan bahan mentah
• Dekat dengan pasar
• Terdapat penyediaan air yang lancar
• Tenaga kerja mudah
• Iklim yang baik
• Investasi
2.2.2 Teori Splenger dan Kleir
• Factor primer: bahan mentah, pasar, transport, buruh, tenaga/power
• Factor sekunder: fasilitas air, iklim, pajak perkreditan (invesasi)
2.2.3 Teori Alfred Weber
Yaitu mendasarkan teorinya bahwa pemilihan lokasi industri didasarkan atas prinsip
minimisasi biaya. Weber menyatakan lokasi setiap industri tergantung pada total
biaya transportasi dan tenaga kerja dimana penjumlahan keduanya harus minimum.
Tempat dimana total biaya transportasi dan tenaga kerja yang minimum adalah
identik dengan tingkat keuntungan yang maksimum.
• Pembebasan tanah
• Konstruksi pabrik
• Upah buruh
• Angkutan
• Penyusutan/depresiasi
• Factor penting: ongkos produksi, onkos transportasi
Dasar pemilihan lokasi pabrik menurut Webber:
• Market Oriented yaitu Industri ditempatkan dekat dengan pasar
• Raw Material Oriented yaitu Industri ditempatkan dekat dengan bahan bakunya
• Junction Oriented yaitu Industri ditempatkan dekat persimpangan antara pasar
dan bahan mentahnya
• Other Oriented yaitu Industri ditempatkan dekatdengan pelabuhan, jalan raya,
ongkos buruh, dsb
.

2.3 Tujuan Dan Prinsip Yang Mendasari Tata Letak Pabrik


2.3.1 Tujuan Perencanaan Dan Pengaturan tata Letak Pabrik
Tata letak pabrik (plant lay out) / tata letak fasilitas (facilities lay out) adalah tata cara
pengaturan fasilitas-fasilitas pabrik guna menunjang kelancaran proses produksi. Fasilitas
pabrik dalam hal ini adalah mesin / peralatan dan departemen yg ada di dalam pabrik. Dari
segi biaya, tujuan dalam tata letak pabrik adalah utk meminimalkan total biaya yang
menyangkut elemen-elemen sbb :
1. Biaya konstruksi dan instalasi baik utk bangunan mesin maupun fasilitas produksi
lainnya.
2. Biaya pemindahan bahan.
Biaya produksi, maintenance, safety dan produk setengah jadi
Tujuan utama dari tata letak pabrik adalah mengatur area kerja dan segala fasilitas
produksi yg paling ekonomis utk produksi aman dan nyaman sehingga akan dapat menaikkan
moral kerja dan performance karyawan. Tata letak yg baik akan dapat memberikan
keuntungan dalam sistem produksi :
• Menaikkan Output Produksi : Tata letak yg baik akan memberikan produktifitas yg
tinggi (output lebih besar dengan biaya sama atau lebih kecil)
• Mengurangi Waktu Tunggu : Pengaturan tata letak yg terkoordinir dan terencana
dengan baik akan dapat mengurangi waktu tunggu yg berlebihan.
• Mengurangi Proses Pemindahan Bahan : Utk merubah bahan baku menjadi produk
jadi, sedikitnya satu dari tiga elemen dasar sistem produksi (bahan baku, orang,
mesin) akan berpindah. Dan kebanyakan kasus adalah pemindahan bahan baku
menjadi sorotan utama dalam rangka pengaturan tata letak dimana dengan pengaturan
yg baik, maka pemborosan yg terjadi pada pemindahan bahan dapat dikungi secara
signifikan.
• Penghematan penggunaan Area Utk Produksi, Gudang dan Service : Perencanna tata
letak yg optimal akan dapat mengatasi pemborosan pemakaian ruangan secara
berlebihan.
• Pendayagunaan Yg Lebih Besar dari Pemakaian Mesin, Tenaga Kerja, dan fasilitas
Produksi Lainnya : Tata letak yg terencana dengan baik akan banyak membantu
dalam pendayagunaan elemen-elemen produksi secara lebih efektif dan efisien.
• Mengurangi Inventory In Process : Dengan perencanaan tata letak yg baik, sehingga
waktu tunggu antar proses bias berjalan dengan baik, maka penumpukan barang
setengan jadi dapat dikurangi dan sesegera mungkin diselesaikan diproses berikutnya.
• Proses Manufakturing yg Lebih Singkat : Dengan memperpendek jarak antara operasi
satu dengan operasi berikutnya, maka proses produksi dapat di[ersingkat utk
menghasilkan produk jadi.
• Mengurangi Resiko Bagi Kesehatan dan Keselamatan Kerja dari Karyawan :
Perencanaan tata letak pabrik juga ditujukan utk membuat suasana kerja yg nyaman
dan aman bagi karyawan yg bekerja di dalamnya shg hal yg bisa dianggap
membahayakan dan ketidaknyamanan harus dihindari.
• Memperbaiki Moral dan Kepuasan Kerja : Segala sesuatu yg diatur dengan baik akan
mencipatkan suasana yg menyenangkan sehingga moral dan kepuasan kerja dapat
ditingkatkan.
• Mengurangi faktor yg bisa merugikan dan mempengaruhi kualitas dari bahan baku
ataupun produk jadi : Tata letak yg baik akan dapat mengurangi kerusakan yg bisa
terjadi pada bahan baku atau produk jadi.

2.3.2 Prinsip Dasar Dalam Perencanaan Tata Letak Pabrik


Berdasarkan tujuan, keuntungan dan aspek dasar dalam tata letak pabrik yg terencana dengan
baik, dapat disimpulkan 6 prinsip dasar sebagai berikut :
1. Prinsip Integrasi Secara Total : Tata letak pabrik merupakan integrasi secara total dari
seluruh elemen produksi yg ada menjadi satu unit operasi yg lebih besar.
2. Prinsip Perpindahan Jarak Yg Paling Minimal : Dalam proses pemindahan bahan dari
satu operasi ke operasi berikutnya, waktu dapat dihemat dengan mengurangi jarak
perpindahan tersebut.
3. Prinsip Aliran Dari Suatu Proses Kerja : Aliran kerja yg baik adalah aliran konstan
dengan minimum interupsi, kesimpangsiuran dan kemacetan dalam proses produksi
4. Prinsip Pemanfaatan Ruangan : Pengaturan ruangan yg akan dipakai secara optimum
dengan memanfaatkan tiga dimensi ruang (cubic space).
5. Prinsip Kepuasan Dan Keselamatan Kerja : Tata letak yg baik akan dapat membuat
suasana kerja menjadi menyenangkan dan memuaskan sehingga dapat meningkatkan
moral karyawan.
6. Prinsip Integrasi Secara Total : Tata letak pabrik merupakan integrasi secara total dari
seluruh elemen produksi yg ada menjadi satu unit operasi yg lebih besar.
7. Prinsip Perpindahan Jarak Yg Paling Minimal : Dalam proses pemindahan bahan dari
satu operasi ke operasi berikutnya, waktu dapat dihemat dengan mengurangi jarak
perpindahan tersebut.
8. Prinsip Aliran Dari Suatu Proses Kerja : Aliran kerja yg baik adalah aliran konstan
dengan minimum interupsi, kesimpangsiuran dan kemacetan dalam proses produksi
9. Prinsip Pemanfaatan Ruangan : Pengaturan ruangan yg akan dipakai secara optimum
dengan memanfaatkan tiga dimensi ruang (cubic space).
10. Prinsip Kepuasan Dan Keselamatan Kerja : Tata letak yg baik akan dapat membuat
suasana kerja menjadi menyenangkan dan memuaskan sehingga dapat meningkatkan
moral karyawan.
11. Prinsip Fleksibilitas : Dengan kemajuan IPTEK mengakibatkan dunia industri
berpacu utk mengimbanginya. Perubahan yg mungkin terjadi pada desain produk,
peralatan produksi, delivery dsb akan dapat berakibat pengaturan kembali (re-lay out)
tata letak yg sudah ada. Utk hal ini bila tata letak direncanakan cuup fleksible maka
penyesuaian kembali dapat dilakukan dengan lebih cepat dan murah.

2.3.3 Langkah-Langkah Perencanaan Tata Letak Pabrik


Tata Letak Pabrik berhubungan sangat erat dengan segala proses perencanaan dan
pengaturan letak dari pada mesin-mesin, peralatan, aliran bahan, dan orang-orang yg bekerja
di tiap-tiap stasiun kerja yg ada.
Secara umum pengaturan daripada semua fasilitas produksi direncanakan sehingga
diperoleh :
• Meminimumkan gerakan balik yg tidak perlu
• Transportasi yg minimum dari proses pemindahan bahan
• Pemakaian area yg minimum
• Pola aliran produksi yg terbaik
• Keseimbangan penggunaan luas area yg dimiliki
• Keseimbangan dalam lintasan area perakitan
• Kemungkinan dan fleksibilitas utk menghadapi ekspansi di masa mendatang
Proses Pengaturan segala fasilitas produksi dibedakan atas :
1. Pengaturan Tata Letak Mesin dan Fasilitas : Pengaturan semua mesin dan fasilitas yg
diperlukan utk proses produksi di dalam tiap departemen dari pabrik yg ada.
2. Pengaturan Tata Letak Departemen : Pengaturan bagian atau departemen serta
hubungannya antara satu denganlainnya di dalam pabrik.
Langkah-langkah dalam perencanaan tata letak pabrik :
• Analisa Produk : Menganalisa macam dan jumlah produk yg harus dibuat dengan
menggunakan pertimbangan kelayakan teknis dan ekonomis.
• Analisa Proses : Menganalisa macam dan urutan proses pengerjaan produksi yg telah
ditetapkan utk dibuat.
• Sigi dan Analisa Pasar : Mengidentifikasi macam dan jumlah produk yg dibutuhkan
oleh konsumen. Informasi ini digunakan utk menentukan kapasitas produksi yg
berikutnya dapat memberi keputusan tentang banyaknya mesin dan fasilitas produksi
yg diperlukan.
• Analisa Macam dan Jumlah Mesin/Equipmen dan Luas Area yg Dibutuhkan : Dengan
memperhatikan volume produk yg akan dibuat, waktu standard, jam kerja dan efisensi
mesin maka jumlah mesin dan fasilitas yg diperlukan (juga operator) dapat dihitung.
Utk selanjutnya luas area, stasiun kerja, kebutuhan area, jalan lintasan dapat di
tentukan agar proses berlangsung dengan lancar.
• Pengembangan Alternatif Tata Letak : Sebelum menentukan tata letak terbaik yg
harus dipilih, terlebih dahulu dilakuakn pengembangan alternative dengan
mempertimbangkan:
1. Analisa ekonomi yg didasarkan macam tipe layout yg dipilih
2. Perencanaan pola aliran material yg hrs berpindah dari satu proses ke proses
berikutnya
3. Pertimbangan yg terkait dengan luas area, kolom bangunan, struktur organisasi dll
4. Analisa aliran material dengan memperhatikan volume, frekwensi dan jarak
perpindahan material shg diperoleh total biaya yg paling minimum.
• Perancangan Tata Letak Mesin dan Departemen Dalam Pabrik : Hasil analisa thd
layout dipakai dasar pengaturan fasilitas fisik dari pabrik dan pengaturan departemen
penunjang,

2.4 Faktor-Faktor Dalam Penentuan Lokasi Pabrik


2.4.1 Faktor Primer
Yang dikatakan faktor-faktor utama adalah faktor-faktor yang langsung mempengaruhi
tujuan utama perusahaan. Faktor utama yang perlu diperhatikan yaitu:
a. Letak dari pasar
Alasan utama perusahaan mendirikan pabriknya dekat dengan daerah pasaran hasil
produksinya agar supaya dapat cepat melayani konsumen atau barang hasilnya dapat
cepat sampai di pasar. Jadi apabila letak perusahaan dekat dengan daerah pasar hasil
produksinya maka pelayanan kepada konsumen akan menjadi lebih cepat.
Disamping itu biaya pengangkutan produk ke pasar akan menjadi lebih rendah,
sehingga harga dapat ditekan lebih rendah dengan pengharapan jumlah produk yang
terjual lebih banyak dan akhirnya dapat diperoleh hasil penjualan yang lebih besar.
Misalnya pabrik-pabrik minuman seharusnya diletakkan dekat dengan pasar hasil
minum tersebut. Juga untuk barang-barang hasil/produk yang mudah/cepat rusak
umumnya diletakkan dekat dengan pasar dari produk tersebut, agar perusahaan tidak
menjadi rugi karena banyaknya barang hasil/produk yang rusak sehingga tidak dapat
terjual.
b. Letak dari sumber-sumber bahan mentah
Perusahaan berkepentinagan untuk selalu dapat memperoleh jumlah bahan yang
dibutuhkan dengan mudah, layak harganya, kontiniu, dan biaya pengangkutan yang
rendah serta tidak rusak sehingga apabila diproses/diolah nantinya menjadi barang
jadi, biaya produksinya dapat ditekan dan kualitas barang yang dihasilkan adalah
baik. Misalnya, pabrik kertas yang bahan mentahnya adalah kayu biasanya
diletakkan di dekat sumber bahannya, karena akan lebih murah dan lebih mudah
untuk mengangkut kertas sebagai hasilnya daripada mengangkut kayu sebagai bahan
mentahnya. Juga untuk barang-barang hasil yang dalam proses pengolahannya
terdapat pengurangan berat, dan bahannya banyak yang terbuang dalam proses
sebagai afval.
Dari keterangan di atas dapatlah dipahami bahwa adanya perusahaan/pabrik yang
berkacenderungan untuk meletakkan pabriknya di daerah yang dekat dengan sumber
bahan mentahnya, didasarkan atas dasar pertimbangan biaya pengangkutan ke pabrik
adalah besar/mahal karena volume dan berat serta jarak, apabila jarak pabrik agak
jauh.
Disamping itu, juga ada faktor lain yaitu karena dalam proses produksinya terjadi
proses pengurangan berat (weight loosing) sehingga barang jadinya mengandung
volume dan berat yang lebih kecil.
c. Fasilitas pengangkutan
Pengangkutan (transportation) merupakan suatu faktor yang penting diperhatikan,
karena kegiatan pengangkutan meliputi mengangkut dan memindahkan sampai pada
tempat tujuan kadang-kadang memakan waktu dan biaya yang sangat besar. Untuk
melaksanakan kegiatan pengangkutan ada empat jenis fasilitas pengangkutan yang
sering digunakan, yaitu:
• Kereta api
• Truck/angkutan jalan raya
• Pengangkutan melalui air
• Pengangkutan melalui udara
d. Supply dari buruh atau tenaga kerja yang tersedia
Faktor buruh atau tenaga kerja merupakan faktor yang penting bagi suatu
perusahaan, karena berhasil tidaknya pencapaian tujuan perusahaan juga dipengaruhi
oleh faktor buruh atau tenaga kerja. Salah satu faktor yang mempengaruhi efisiensi
kerja dan penekanan biaya produksi adalah tenaga kerja. Oleh karena itu pimpinan
perusahaan hendaknya berusaha mencari tempat untuk lokasi bagi perusahaan di
daerah yang tersedia cukup banyak tenaga kerja dan kualitas serta skillnya tinggi.
Jadi pemilihan suatu daerah untuk tempat lokasi suatu perusahaan/pabrik ditentukan
oleh:
• Adanya skill buruh yang diperlukan/dibutuhkan.
• Terdapatnya kuantitas yang cukup dari buruh yang diperlukan.
• Besar kecilnya atau tinggi rendahnya tingkat upah di daerah tersebut.
e. Tersedianya pembangkit tenaga listrik
Pabrik yang membutuhkan tenaga listrik yang besar akan memilih lokasinya di
daerah yang mempunyai atau dekat sumber tenaga listrik, karena di daerah ini biaya
tenaga listrik tidak begitu besar. Apabila terdapat tenaga listrik yang murah, maka
daerah itu akan menjadi lebih menarik bagi pabrik-pabrik yang baru. Jika pabrik
memilih lokasinya di daerah dimana terdapat tenaga listrik maka pabrik tidak perlu
mendirikan pembangkit tenaga listrik sendiri. Bila tidak, maka pabrik harus
mendirikan pembangkit tenaga listrik sendiri, dimana dibutuhkan investasi yang
besar. Dan perlu kita ketahui bahwa lebih murah untuk menyewa listrik/power
daripada mengadakannya sendiri dengan mendirikan pembangkit tenaga listrik.
2.4.2 Faktor Sekunder
a. Rencana masa depan
Keputusan yang diambil sekarang sebenarnya akan mempunyai pengaruh yang
penting pada masa mendatang. Seperti kita ketahui bahwa perusahaan atau pabrik itu
sesuai dengan yang dicita-citakan oleh pemilik dan manajernya supaya bertahan
terus, berkembang dan mengadakan perluasan.

b. Biaya dari tanah dan gedung


Jika biaya tanah dan gedung adalah murah, maka ada kemungkinan ekspansi
perusahaan/pabrik dapat dilakukan, karena tempat atau tanah pabrik itu pada
umumnya cukup luas sebab biaya investasi tanahnya tidak begitu mahal. Dan
sebaliknya harga tanah di daerah itu maka perusahaan akan sukar untuk memperoleh
tanah yang cukup luas, sehingga dalam hal ini pimpinan perusahaan perlu
memikirkan untuk mendirikan gedung yang bertingkat yang investasinya jauh lebih
mahal.
c. Kemungkinan perluasan atau ekspansi
Jika disekeliling tempat itu telah penuh ditempati, sedangkan perusahaan karena
perkembangan aktivitasnya perlu diperluas, maka perluasan perusahaan atau pabrik
hanya mungkin dilakukan dengan mendirikan gedung yang beringkat atau
menambah tingkat gedung yang sudah ada ataupun membangun gedung-gedung
yang baru di tempat yang letaknya jauh dari gedung pabrik semula. Bila perluasan
perusahaan dilakukan dengan membangun gedung-gedung yang baru di tempat yang
letaknya jauh dari gedung pabrik semula, maka akan dapat menimbulkan kesulitan-
kesulitan antara lain: biaya transport, pengawasan dan persoalan yang seharusnya
dapat jadi menjadi dua seperti listrik, mesin dan peralatan-peralatan pabrik lainnya.
d. Terdapatnya fasilitas service dan fasilitas untuk masyarakat
Bila perusahaan atau pabrik didirikan di daerah dimana tidak terdapat bengkel-
bengkel atau “service industries” maka perusahaan itu harus mendirikan sendiri
bengkel untuk mesin-mesin dan peralatannya untuk menjamin kelancaran proses
produksinya.
Disamping itu juga perlu diperhatikan apakah di daerah yang dipilih sebagai tempat
lokasi pabrik telah terdapat rumah-rumah sakit, sekolah-sekolah, mesjid, dan gereja,
taman-taman, dan tempat-tempat kegiatan olah raga atau rekreasi.
e. Fasilitas pembelanjaan
 Lembaga keuangan : bursa dan sumber potensial yang ada untuk modal
perusahaan
 Lembaga kredit : bank, koperasi, dll
Adanya “financial facilities” dapat membantu perkembangan perusahaan.
Disamping itu juga, adanya kesediaan dan kemampuan masyarakat untuk bekerja
sama dan membelanjai aktivitas perusahaan memberi sumbangan yang besar bagi
suksesnya perusahaan tersebut.
f. Persediaan air
Air yang digunakan untuk tenaga listrik ataupun keperluan industri. Jadi tersedianya
air di suatu daerah harus juga diperlukan atau dipertimbangkan dalam memilih
lokasi suatu pabrik di daerah tersebut. Pada umumnya air dibutuhkan oleh setiap
pabrik, hanya banyaknya air dibutuhkan oleh suatu pabrik berbeda dengan pabrik-
pabrik lainnya.
g. Tinggi rendahnya tingkat pajak dan UU perburuhan
Kemudahan perizinan dan keringanan pajak (tax holiday dan tariff rendah) sangat
diperlukan oleh perusahaan atau pabrik yang bersangkutan terutama untuk
membantu dapat lekas diselesaikannya pendirian dan pembangunannya sehingga
segear dapat diikuti dengan masa percobaan dan operasinya. Keringanan pajak ini
akan membantu untuk menutupi kerugian pada masa-masa percobaan dan learning
process yang praktis belum menghasilkan sesuatu yang berarti sedangkan biaya yang
dibutuhkan sangat besar terutama karena adanya biaya-biaya yang tidak diduga-duga
dan kadang-kadang jumlahnya cukup besar dan biaya- biaya untuk kegiatan
pemasaran yang sangat diperlukan. UU perburuhan ditetapkan oleh pemerintah
untuk melindungi buruh.
h. Respon masyarakat
Perlu pula diperhatikan bahwa, untuk beberapa industri sikap masyarakat ini sangat
penting untuk diperhatikan, karena masyarakat inilah yang menjadi prospective
employee. Disamping itu untuk mendirikan suatu pabrik perlu diperhatikan
pandangan atau sikap masyarakat di daerah itu yaitu apakah masyarakat itu setuju
atau tidak didirikannya pabrik di daerahnya.
Keadaan atau suasana masyarakt di daerah itu merupakan iklim bagi perkembangan
perusahaan pabrik atau industri. Dengan adanya suasana yang baik dari masyarakat,
maka suatu perusahaan dapat tumbuh dan mendapapt keuntungan-keuntungan
tertentu dari pemilihan lokasi tersebut. Hal ini karena, masyarakat di daerah dimana
perusahaan berada selain menjadi sumber tenaga kerja, juga menjadi sumber
pemasaran atau daya beli bagi barang-barangnya, terutama pabrik yang
menghasilkan barang-barang konsumsi. Makin besar masyarakatnya maka makin
besar daerah pasaran barang-barangnya, dan makin tinggi tingkat hidup masyarakat
maka makin tinggi kemampuan untuk membeli barang-barangnya.

i. Iklim
Suatu pabrik kadang-kadang membutuhkan iklim tertentu seperti kelembaban udara,
panas sinar matahari, atau variasi iklim yang lain untuk kegiatan proses
manufacturingnya. Disamping itu juga iklim yang baik dapat meninggikan moral
pekerja sehingga dapat memperbesar hasil produksinya. Oleh karena itu banyak
perusahaan yang mendirikan pabriknya di daerah yang iklimya baik dan sesuai
dengan kebutuhan proses produksi di pabrik itu.
j. Keadaan tanah
Keadaan tanah yang berawa-rawa atau keadaan susunan lapisan tanah tertentu, tidak
dapat/mungkin untuk pendirian bangunan yang didirikan untuk meletakkan atau
menahan mesin-mesin yang berat. Jadi sifat-sifat daripada tanah dan bagian-bagian
bawahnya dapat menjadi bahaya bagi gedung-gedung atau bangunan-bangunan
tertentu. Faktor-faktor lain yang perlu diperhatikan adalah luas dan keadaan daripada
letak atau lapangan, topography, pangairan, tempat pembuangan air bekas dan
kemungkinan adanya banjir.
k. Perumahan yang ada dan fasilitas lainnya
Dengan fasilitas perumahan yang kurang maka banyak perusahaan atau pabrik yang
akan didirikan harus menanggung biaya pembangunan rumah sehingga
memperbesar capital investment.

2.5 Dasar-Dasar Perencanaan Dalam Penentuan Lokasi Pabrik


Ada dua langkah utama yang seharusnya diambil dalam proses penentuan lokasi suatu
pabrik, yaitu pemilihan daerah atau territorial secara umum dan pemilihan berdasarkan size
dari jumlah penduduk (community) serta lahan secara khusus. Pemilihan territorial secara
umum adalah untuk mendapatkan informasi secara umum adalah untuk mendapatkan
informasi secara umum dan setelah itu baru kemudian ditentukan community dan lahan (size)
yang dikehendaki secara khusus, yang mana untuk ini alternative pemilihannya dapat
diklasifikasikan ke dalam daerah di kota besar, di pinggir kota, atau jauh diluar kota. Disini
macam proses manufacturing ikut pula menentukan pemilihan size dari pabrik yang akan
didirikan. Contoh lokasi di daerah terpencil yang jauh dari keramaian kota akan sangat
dikehendaki untuk pabrik yang akan memproduksi bahan peledak.
Selanjutnya, beberapa kondisi umum seperti tersebut dibawah ini akan ikut pula
mengambil peranan di dalam proses penentuan lokasi pabrik, yaitu :
a. Lokasi di kota besar (city location).
• Diperlukan tenaga kerja terampil dalam jumlah yang besar.
• Proses produksi sangat tergantung pada fasilitas – fasilitas yang umumnya
hanya terdapat di kota besar saja seperti listrik, gas dan lain – lain.
• Kontak dengan suppliers dekat dan cepat.
• Sarana transportasi dan komunikasi mudah didapatkan.
b. Lokasi di pinggir kota (Sub urban location)
• Semi-skilled atau female labor mudah diperoleh.
• Menghindari pajak yang berat seperti halnya kalau lokasi terletak di kota
besar.
• Tenaga kerja dapat tinggal berdekatan dengan lokasi pabrik.
• Rencana ekspansi pabrik akan mudah dibuat.
• Populasi tidak begitu besar sehingga masalah lingkungan tidak banyak timbul.
c. Lokasi jauh di luar kota (country location)
• Lahan yang luas sangat diperlukan baik untuk keadaan sekarang maupun
rencana ekspansi yang akan datang.
• Pajak terendah bisa diperoleh.
• Tenaga kerja tidak terampil dalam jumlah besar lebih dikehendaki.
• Upah buruh lebih rendah mudah didapatkan.
• Baik untuk proses manufacturing produk – produk berbahaya.
Untuk menentukan luas tanah yang dibutuhkan dalam pendirian suatu pabrik, maka
hal ini dapat dicari dengan menggunakan perumusan umum, yaitu sekurang – kurangnya lima
ratus kali luas area yang betul – betul dipakai untuk penempatan segala fasilitas produksi
yang dibutuhkan. Hal ini dimaksudkan untuk memberi tempat yang cukup lapang buat
keperluan membongkar / memuat barang, fasilitas parkir, area untuk gudang dan lain – lain.
Lokasi akan menentukan dekat tidaknya pabrik tersebut ke sumber bahan baku
ataupun jasa pemasarannya. Jarak dari pabrik ke kedua tempat ini akan menentukan pula
metode transportasi yang sebaiknya dipergunakan. Metode - dan juga macamnya –
transportasi ini akan kembali menentukan apakah tata letak seharusnya direncanakan dengan
memberikan fasilitas-fasilitas untuk keperluan membongkar/memuat barang dari railroad,
kapal, trak dan lain-lain atau tidak. Demikian juga disini pengaturan dari departemen
penerimaan dan/atau pengiriman barang ( receiving & shipping department) akan mempunyai
macam variasi dalam perencanaan letaknya yang harus disesuaikan pula dengan macam dan
metode transportasi yang dipergunakan. Selanjutnya kemungkinan adanya ekspansi di masa
yang akan dating ikut pula menentuka lokasi pabrik ini. Untuk pabrik yang berlokasi di kota
besar biasanya akan mengarah vertical yaitu dengan cara menambah tingkat/lantai bangunan
yang sudah ada. Hal ini jauh berbeda dengan pabrik yang mengambil lokasi jauh di luar kota
besar dimana factor tanah relative tidak menjadi masalah utama, sehingga arah ekspansi
pabrik bias dilaksanakan kea rah horizontal.

2.6 Tahap-Tahap Pemilihan Serta Metode Penilaian Lokasi Suatu Pabrik


2.6.1 Tahapan Pemilihan Lokasi Pabrik
A. Tahap pertama
Melihat kemungkinan daerah-daerah alternatif. Yang perlu diperhatikan: jenis
proses, jenis produk, sumber bahan mentah, dan tempat pemasaran.
B. Tahap kedua
Melihat pengalaman orang lain atau pengalaman sendiri. Menentukan kekhususan
pabrik tersebut, seperti mengenai lokasi, pengangkutan dan lain-lain.
C. Tahap ketiga
Mempertimbangkan dan menilai masyarakat untuk daerah lokasi pabrik yang
dianggap paling menguntungkan.

2.6.2 Metode-metode Pemilihan Lokasi Pabrik


A. Metode Break Even Analisis
Lokasi alternatif A, B dan C memiliki stustur ongkos seperti pada data tabel. Produk
yang dibuat bisa dijual dengan harga RP. 180.000/unit. Tentukan lokasi yang paling
ekonomis jika volume produksi diharapkan 200 unit per tahun.
Lokasi Ongkos Tetap/tahun Ongkos variabel/unit
A Rp. 40 juta Rp. 100.000
B 80 juta 60.000
C 160 juta 20.000

Ongkos total (OT) = Ongkos tetap + Jumlah unit x Ongkos variabel.


Ongkos total pada Lokasi A = 40 juta + 100.000 x 2000 = 240 juta
Ongkos total pada Lokasi B = 80 juta + 60.000 x 2000 = 200 juta
Ongkos total pada Lokasi A = 160 juta + 20.000 x 2000 = 200 juta
Penjualan = 2000 x Rp 180.000 = 360 juta

Gambar 2.1 Break Even Analisis


Titik C’, B’, dan A’ adalah titik pulang pokok untuk lokasi C, B, dan A. Tampak pada
volume produksi 2000 unit, tidak ada lokasi yang cocok, yang mencapai titik pulang
pokok/titik impas. Lokasi C memiliki titik impas pada volume sekitar 900 unit, sedangkan
yang lainnya jauh lebih kecil. Jadi volume 900 unit dekat dengan angka 2000 unit. Jika
alternatif yang ada hanya tiga, maka pilihan terbaik jatuh pada lokasi “C”. Meskipun titik
impas tidak tercapai pada volume yang diharapkan yakni 2000 unit.
Kebutuhan Nilai Jakarta Bandung T Karang
Pabrik Lokasi (Lokasi A) (Lokasi B) (Lokasi C)
yang Ideal
Pasar 35 35 30 25
Pengangkutan 25 25 25 20
Bahan Baku 15 5 12 15
Tenaga kerja 10 8 10 8
Tenaga Listrik 10 10 10 8
Iklim 5 5 4 4
Jumlah Total 100 88 91 80
Nilai ini ditentukan dengan memperbandingkan lokasi sebenarnya denganlokasi yang
ideal. Lokasi yang mempunyai total nilai yang tertinggi untuk keenam faktor tersebut yang
dipilih. Dalam hal ini lokasi B yang dipilih, karena lokasi B mempunyai angka yang tertinggi,
yaitu angka nilai 91 dari nilai 100 yang mungkin, jika dibandingkan dengan angka nilai 88
untuk lokasi A dan nilai 80 untuk lokasi C.

B. Metode Perbandingan Biaya


Tabel berikut menggambarkan perhitungan biaya sampai barang jadi diserahkan
kepada langganan untuk empat tempat lokasi yang mungkin bagi pabrik tepung tapioka yang
dapat mensupply suatu pasar tertentu dimana dapat diharapkan 1.000.000 karung tapioka
akan dapat terjual setiap bulannya
dari tabel ini dapat dilihat bahwa daerah tempat lokasi B mempunyai jumlah biay yang
terendah yaitu Rp.119, - per karung
Yang terpenting dalam biaya- biaya yang diperbandingkan untuk pemilihan lokasi
suatu pabrik tidak hanya biaya operasi/pengerjaan saja tapi juga biaya distribusi dan biaya-
biaya lainnya yang terjadi. Jadi biaya- biaya dari seluruh faktor- faktor yang terjadi dalam
suatu usaha perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi ini
Perhitungan Biaya Sampai Barang Diserahkan Kepada Langganan Untuk Berbagai
Lokasi Pabrik Tepung Tapioka Bagi Satu Karung Tepung
Jenis Biaya (Lokasi A) (Lokasi B) (Lokasi C) (Lokasi D)

Bahan Baku Rp. 50 Rp. 40 Rp. 35 Rp. 50


Bahan Bakar dan Rp. 15 Rp. 15 Rp. 20 Rp. 15
Pembangkit Listrik
Biaya Pengerjaan Rp. 20 Rp. 15 Rp. 20 Rp. 20
- TK dan Pengawas Rp. 10 Rp. 10 Rp. 15 Rp. 10
- Laboratorium Reparasi
Biaya Biaya lainnya
- Administrasi Rp. 5 Rp. 8 Rp. 10 Rp. 10
- Asuransi Rp. 5 Rp. 5 Rp. 5 Rp. 5
- Pajak Rp. 4 Rp. 4 Rp. 4 Rp. 4
- Bunga Pinjaman Rp. 3 Rp. 3 Rp. 3 Rp. 3
- Pengepakan Karung Rp. 4 Rp. 4 Rp. 4 Rp. 4
dan karung yang rusak
- Penjualan Rp. 5 Rp. 7 Rp. 10 Rp. 8
- Pengangkutan Rp. 5 Rp. 8 Rp. 15 Rp. 10

Jumlah Total Rp. 126 Rp. 119 Rp. 141 Rp. 134

C. Metode Delphi
Metoda yang mempergunakan suatu prosedur yang sistematik untu mendapatkan
suatu kelompaok atau tim ahli.
Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan penilaian gabungan sebuah perusahaan
untuk lokasi Jakarta, Yogyakarta dan Surabaya berdasarkan 5 faktor
Alternatif Pasar Biaya Tersedianya Biaya BahanPajak
Lokasi Potensial TK Air Mentah
Jogjakarta 2 3 5 4 3
Jakarta 5 3 1 4 2
Surabaya 3 4 4 2 5

Untuk setiap faktor, diberikan penilaian relatif diantara berbagai alternatif lokasi
( nilai 1 sampai 10 ). Setiap faktor diberi bobot sebagai berikut: potensi pasar 30 %, biaya
tenaga kerja 20 %, tersedianya air 30 %, biaya bahan mentah 10 %, pajak 10 %. Dari tabel
diatas, nilai tertimbang total tertinggi adalah kota Surabaya sebagai pilihan kota alternatif
lokasi.

D. Metode penilaian hasil values


Penggunaan dari faktor- faktor yang dapat diukur dalam pemilihan suatu plant site
untuk pabrik tapioca
Kebutuhan Nilai Lokasi Jakarta Bandung T Karang
Pabrik yang Ideal (Lokasi A) (Lokasi B) (Lokasi C)
Pasar 35 35 30 25
Pengangkutan 25 25 25 20
Bahan Baku 15 5 12 15
Tenaga kerja 10 8 10 8
Tenaga Listrik 10 10 10 8
Iklim 5 5 4 4
Jumlah Total 100 88 91 80

BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini, antara lain :
1. Penentuan lokasi pabrik yang baik dapat berakibat pada lancarnya
proses produksi pabrik tersebut.
2. Lokasi yang baik dapat menunjang efisiensi dan efektivitas
suatu pabrik.
3. Banya sekali variabel yang harus dipertimbangkan dalam
menentukan lokasi suatu pabrik dengan tujuan mendapat keuntungan ekonomis sesuai
dengan tujuan organisasi perusahaan.
4. Faktor-faktor penentuan lokasi pabrik terbagi dua, yaitu:
- Faktor primer
- Faktor sekunder
5. Metode pemilihan lokasi pabrik, yaitu :
- Metode Break Even Analisis
- Metode penilaian hasil values
- Metode Perbandingan Biaya
- Metode Delphi

You might also like