Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sosial dan budaya yang secara jelas dapat terlihat melalui berbagai benda hasil
konstelasi yang ada, seperti yang ditegaskan oleh Gillin dan Gillin (Soekanto, 1994),
perubahan sosial dapat dipandang sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang
pandangan tersebut adalah suatu mitos yang perlu dihilangkan dari pandangan
realita yang terjadi di dalam masyarakat, berkaitan dengan masalah sosial yang perlu
sumber daya yang ada (pandangan hasil perkembangan). Realita dalam masyarakat
1
yang terus mengalami perubahan memiliki dimensi perubahan sosial. Sementara itu,
secara keilmuan, pengembangan kajian, penelitian, dan teori-teori baru juga dituntut
dari sosiatri, baik melalui hasil kerja lapangan (penelitian dan proyek sosiatri),
sosiatri dapat dipadukan dengan konsep paradigma dari Khun (Ritzer, 1991).
B. Permasalahan
akan dibahas dalam makalah ini adalah bagaimana hubungan antropologi dan
C. Tujuan
2
BAB II
KERANGKA TEORI
Definisi Antropologi
mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir atau
muncul berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat
istiadat, budaya yang berbeda dari apa yang dikenal di Eropa. Terbentuklah ilmu
masyarakat yang tinggal daerah yang sama, antropologi mirip seperti sosiologi tetapi
pada sosiologi lebih menitik beratkan pada masyarakat dan kehidupan sosialnya.
fase sebagai berikut: Fase Pertama (Sebelum tahun 1800-an), sekitar abad ke-15-16,
menemukan hal-hal baru. Mereka juga banyak menjumpai suku-suku yang asing
bagi mereka. Kisah-kisah petualangan dan penemuan mereka kemudian mereka catat
di buku harian ataupun jurnal perjalanan. Mereka mencatat segala sesuatu yang
berhubungan dengan suku-suku asing tersebut. Mulai dari ciri-ciri fisik, kebudayaan,
susunan masyarakat, atau bahasa dari suku tersebut. Bahan-bahan yang berisi tentang
deskripsi suku asing tersebut kemudian dikenal dengan bahan etnogragfi atau
3
pelajar di Eropa. Kemudian, pada permulaan abad ke-19 perhatian bangsa Eropa
terhadap bahan-bahan etnografi suku luar Eropa dari sudut pandang ilmiah, menjadi
Fase Kedua (tahun 1800-an), Pada fase ini, bahan-bahan etnografi tersebut
masyarakat pada saat itu. masyarakat dan kebudayaan berevolusi secara perlahan-
lahan dan dalam jangka waktu yang lama. Mereka menganggap bangsa-bangsa selain
sebagai bangsa yang tinggi kebudayaannya. Pada fase ini, Antopologi bertujuan
kebudayaan manusia.
Fase Ketiga (awal abad ke-20), pada fase ini, negara-negara di Eropa
yang kurang cocok bagi bangsa Eropa serta hambatan-hambatan lain. Dalam
kelemahan suku asli untuk kemudian menaklukannya. Untuk itulah mereka mulai
4
bangsa asli yang di jajah bangsa Eropa, mulai hilang akibat terpengaruh kebudayaan
bangsa Eropa. Pada masa ini pula terjadi sebuah perang besar di Eropa, Perang
Dunia II. Perang ini membawa banyak perubahan dalam kehidupan manusia dan
yang tak berujung. Namun pada saat itu juga, muncul semangat nasionalisme
bangsa-bangsa yang dijajah Eropa untuk keluar dari belenggu penjajahan. Sebagian
masih memendam dendam terhadap bangsa Eropa yang telah menjajah mereka
ilmu antropologi tidak lagi ditujukan kepada penduduk pedesaan di luar Eropa, tetapi
juga kepada suku bangsa di daerah pedalaman Eropa seperti suku bangsa Soami,
Definisi Sosiologi
Sebagai cabang Ilmu, Sosiologi dicetuskan pertama kali oleh ilmuwan Perancis,
August Comte. Comte kemudian dikenal sebagai Bapak Sosiologi. Namun demikian,
sejarah mencatat bahwa Émile Durkheim ilmuwan sosial Perancis yang kemudian
5
sosiologi merupakan pengetahuan kemasyarakatan yang tersusun dari hasil-hasil
pemikiran ilmiah dan dapat di kontrol secara kritis oleh orang lain atau umum.
Sosiologi merupakan sebuah istilah yang berasal dari kata latin socius yang
artinya teman, dan logos dari kata Yunani yang berarti cerita, diungkapkan pertama
kalinya dalam buku yang berjudul “Cours De Philosophie Positive” karangan August
Comte (1798-1857). Sosiologi muncul sejak ratusan, bahkan ribuan tahun yang lalu.
Namun sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari masyarakat baru lahir kemudian di
Eropa.
6
BAB III
PEMBAHASAN
lain seperti ilmu Politik yang mempelajari kehidupan politik manusia, ilmu Ekonomi
yang mempelajari ekonomi manusia atau ilmu Fisiologi yang mempelajari tubuh
manusia dan masih banyak lagi ilmuilmu lain, juga mempelajari manusia. Tetapi ilmu-
ilmu ini tidak mempelajari atau melihat manusia secara menyeluruh atau dalam ilmu
Antropologi berusaha untuk melihat segala aspek dari diri mahluk manusia pada semua
waktu dan di semua tempat, seperti: Apa yang secara umum dimiliki oleh semua
manusia? Dalam hal apa saja mereka itu berbeda? Mengapa mereka bertingkah-laku
seperti itu? Ini semua adalah beberapa contoh pertanyaan mendasar dalam studi-studi
Antropologi.
Antropologi Fisik atau sering disebut juga dengan istilah Antropologi Ragawi.
Antropologi Fisik
7
Mereka melihat perkembangan mahluk manusia sejak manusia itu mulai ada di
bumi sampai manusia yang ada sekarang ini. Beberapa ahli Antropologi Fisik
Arkeologi
sisa-sisa peralatan hidup atau senjata. Benda –benda ini adalah barang tambang
diteliti itu hidup atau bagaimana mereka datang ketempat itu atau bahkan dengan
Antropologi Sosial-Budaya
berhubungan dengan apa yang sering disebut dengan Etnologi. Ilmu ini
laku kelompok. Tingkah-laku yang dipelajari disini bukan hanya kegiatan yang
bisa diamati dengan mata saja, tetapi juga apa yang ada dalam pikiran mereka.
8
Pada manusia, tingkah-laku ini tergantung pada proses pembelajaran. Apa yang
mereka lakukan adalah hasil dari proses belajar yang dilakukan oleh manusia
bertingkah-laku ini dengan cara mencontoh atau belajar dari generasi diatasnya
dan juga dari lingkungan alam dan sosial yang ada disekelilingnya. Inilah yang
maupun kelompok yang sangat besar inilah yang menjadi objek spesial dari
atau pengkhususan disesuaikan dengan bidang kajian yang dipelajari atau diteliti.
dua contoh dari sekian banyak bentuk spesialasi dalam Antropologi Sosial-
Budaya.
sebagian tergantung pada data yang diperoleh dari dan mengenai informan atau
responden, dan sebagian lainnya dari metode ilmiah dan imajinasi ilmiah yang
merubah cara-cara hidup tertentu dari para informan atau responden agar sesuai
9
dengan dan mendukung program-program pembangunan yang telah digariskan
oleh pemerintah atau untuk kepentingan praktis lainnya yang dikelola oleh
lainnya walaupun orang tersebut kembar siam. Ada yang baik hati suka menolong
serta rajin menabung dan ada pula yang prilakunya jahat yang suka berbuat kriminal
menyakitkan hati. Manusia juga saling berhubungan satu sama lainnya dengan
Sosiologi berasal dari bahasa yunani yaitu kata socius dan logos, di mana
socius memiliki arti kawan / teman dan logos berarti kata atau berbicara. Menurut
Bapak Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, sosiologi adalah ilmu yang
sosial.
Menurut ahli sosiologi lain yakni Emile Durkheim, sosiologi adalah suatu ilmu
yang mempelajari fakta-fakta sosial, yakni fakta yang mengandung cara bertindak,
Objek dari sosiologi adalah masyarakat dalam berhubungan dan juga proses
yang dihasilkan dari hubungan tersebut. Tujuan dari ilmu sosiologi adalah untuk
10
dengan lingkungan sosialnya. Pokok bahasan dari ilmu sosiologi adalah seperti
kenyataan atau fakta sosial, tindakan sosial, khayalan sosiologis serta pengungkapan
realitas sosial.
Antropologi berasal dari kata Yunani άνθρωπος (baca: anthropos) yang berarti
"manusia" atau "orang", dan logos yang berarti ilmu. Antropologi mempelajari
dua sisi holistik dimana meneliti manusia pada tiap waktu dan tiap dimensi
perbedaan budaya antar manusia. Walaupun begitu sisi ini banyak diperdebatkan dan
11
BAB III
KESIMPULAN
budaya pada suatu kelompok masyarakat tertentu; ciri fisiknya, adat istiadat dan
kebudayaannya sedangkan sosiologi lebih menitik beratkan pada manusia dan hubungan
grounded, induktif. Teori dalam antropologi lebih cenderung tebatas pada satu
komunitas. Fokus studi antropologi lebih banyak pada nilai-nilai dan perilaku khas
sebuah komunitas.
Oleh karenanya, banyak yang mengkritik antropologi bukan kategori sains. Para
founding father ilmu sosial semisal Comte, Durkheim, terobsesi agar ilmu sosial bisa
mana pada dasarnya ada teori universal tentang gejala sosial sebagaimana ada teori
unversal tentang alam. Muncullah istilah sosiologi untuk menunjukkan bahwa ilmu
12
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah
ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas hubungan antropologi dan sosiologi.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan
akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu,
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari
bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
Penulis
i
13
i
DAFTAR ISI
Halaman
KAKAT PENGANTAR ..................................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA
ii
14
DAFTAR PUSTAKA
Lauer, Robert H. (1993). Perspektif tentang Perubahan Sosial. Jakarta: Rineka Cipta.
Ritzer, George, dan Douglas J. Goodman. (2003). Teori-teori Sosiologi Modern. Jakarta:
Predana Media.
Soetomo. (1987). Ilmu Sosiatri: Lahir dan berkembang dalam Keluarga Besar Ilmu
Sosial. Dalam Sosiatri, Ilmu, dan Metode. Ed. Agnes Sunartiningsih. Yogyakarta:
Jurusan Ilmu Sosiatri Fisipol UGM.
15