Professional Documents
Culture Documents
1. Pengertian
Proses kehamilan adalah proses dimana bertemunya sel telur dengan sel sperma hingga
terjadi pembuahan. Proses kehamilan (gestasi) berlangsung selama 40 minggu atau 280 hari
dihitung dari hari pertama menstruasi terakhir. Usia kehamilan sendiri adalah 38 minggu, karena
dihitung mulai dari tanggal konsepsi (tanggal bersatunya sperma dengan telur), yang terjadi dua
minggu setelahnya. (Arif : 200)
Pembuahan (Konsepsi) adalah merupakan awal dari kehamilan, dimana satu sel telur
dibuahi oleh satu sperma.
Ovulasi (pelepasan sel telur) adalah merupakan bagian dari siklus menstruasi normal,
yang terjadi sekitar 14 hari sebelum menstruasi. Sel telur yang dilepaskan bergerak ke ujung
tuba falopii (saluran telur) yang berbentuk corong , yang merupakan tempat terjadinya
pembuahan. Jika tidak terjadi pembuahan, sel telur akan mengalami kemunduran
(degenerasi) dan dibuang melalui vagina bersamaan dengan darah menstruasi. Jika terjadi
pembuahan, maka sel telur yang telah dibuahi oleh sperma ini akan mengalami serangkaian
pembelahan dan tumbuh menjadi embrio (bakal janin). Jika pada ovulasi dilepaskan lebih
dari 1 sel telur dan kemudian diikuti dengan pembuahan, maka akan terjadi kehamilan
ganda, biasanya kembar 2. Kasus seperti ini merupakan kembar fraternal. Kembar identik
terjadi jika pada awal pembelahan, sel telur yang telah dibuahi membelah menjadi 2 sel
yang terpisah atau dengan kata lain, kembar identik berasal dari 1 sel telur. Pada saat
ovulasi, lapisan lendir di dalam serviks (leher rahim) menjadi lebih cair, sehingga sperma
mudah menembus ke dalam rahim. Sperma bergerak dari vagina sampai ke ujung tuba
falopii yang berbentuk corong dalam waktu 5 menit. Sel yang melapisi tuba falopii
mempermudah terjadinya pembuahan dan pembentukan zigot (sel telur yang telah
dibuahi).
Implantasi adalah penempelan blastosis ke dinding rahim, yaitu pada tempatnya
tertanam.
Blastosis biasanya tertanam di dekat puncak rahim, pada bagian depan maupun dinding
belakang. Dinding blastosis memiliki ketebalan 1 lapis sel, kecuali pada daerah tertentu
terdiri dari 3-4 sel. Sel-sel di bagian dalam pada dinding blastosis yang tebal akan
berkembang menjadi embrio, sedangkan sel-sel di bagian luar tertanam pada dinding rahim
dan membentuk plasenta (ari-ari).
Tonjolan kecil (vili) dari plasenta yang sedang tumbuh, memanjang ke dalam dinding
rahim dan membentuk percabangan seperti susunan pohon. Susunan ini menyebabkan
penambahan luas daerah kontak antara ibu dan plasenta, sehingga zat gizi dari ibu lebih
banyak yang sampai ke janin dan limbah lebih banyak dibuang dari janin ke ibu.
Pembentukan plasenta yang sempurna biasanya selesai pada minggu ke 18-20, tetapi
plasenta akan terus tumbuh selama kehamilan dan pada saat persalinan beratnya mencapai
500 gram.
b. Perkembangan embrio
Embrio pertama kali dapat dikenali di dalam blastosis sekitar 10 hari setelah
pembuahan. Kemudian mulai terjadi pembentukan daerah yang akan menjadi otak dan
medulla spinalis, sedangkan jantung dan pembuluh darah mulai dibentuk pada hari ke 16-
17. Jantung mulai memompa cairan melalui pembuluh darah pada hari ke 20 dan hari
berikutnya muncul sel darah merah yang pertama. Selanjutnya, pembuluh darah terus
berkembang di seluruh embrio dan plasenta.
Organ-organ terbentuk sempurna pada usia kehamilan 12 minggu (10 minggu setelah
pembuahan), kecuali otak dan medulla spinalis, yang terus mengalami pematangan selama
kehamilan. Kelainan pembentukan organ (malformasi) paling banyak terjadi pada trimester
pertama (12 minggu pertama) kehamilan, yang merupakan masa-masa pembentukan organ
dimana embrio sangat rentan terhadap efek obat-obatan atau virus. Karena itu seorang
wanita hamil sebaiknya tidak menjalani immunisasi atau mengkonsumsi obat-obatan pada
trimester pertama kecuali sangat penting untuk melindungi kesehatannya. Pemberian obat-
obatan yang diketahui dapat menyebabkan malformasi harus dihindari.
Pada awalnya, perkembangan embrio terjadi dibawah lapisan rahim pada salah satu sisi
rongga rahim, tetapi pada minggu ke 12, janin (istilah yang digunakan setelah usia
kehamilan mencapai 8 minggu) telah mengalami pertumbuhan yang pesat sehingga lapisan
pada kedua sisi rahim bertemu (karena janin telah memenuhi seluruh rahim).
c. Diagnosa Kehamilan
Jika seorang wanita yang biasanya mengalami menstruasi yang teratur mengalami
keterlambatan 1 minggu atau lebih, mungkin dia hamil. Pada awal kehamilan, wanita hamil
bisa mengalami pembengkakan payudara dan mual, kadang disertai muntah.
Pembengkakan payudara terjadi akibat bertambahnya kadar hormon wanita (terutama
estrogen, juga progesteron). Mual dan muntah terjadi akibat estrogen dan HCG (human
chorionic gonadotropin). Kedua hormon ini membantu memelihara kehamilan dan mulai
dihasilkan oleh plasenta pada sekitar 10 hari setelah pembuahan. Pada awal kehamilan,
banyak wanita yang merasa sangat lelah dan beberapa wanita mengalami perut kembung.
Jika seorang wanita hamil, serviksnya lebih lunak dan rahim juga lebih lunak dan membesar.
Biasanya vagina dan serviks menjadi kebiruan sampai ungu, karena pembuluhnya penuh
terisi darah. Perubahan ini bisa terlihat pada pemeriksaan panggul. Biasanya untuk
menentukan kehamilan dilakukan tes kehamilan pada darah maupun air kemih.
Tes kehamilan ELISA (enzyme-linked immunosorbent assay) bisa dengan segera dan
mudah mendeteksi kadar HCG yang rendah di dalam air kemih. Selama 60 hari pertama
kehamilan yang normal dengan 1 janin, kadar HCG berlipat ganda setiap 2 hari.
1) Mendengarkan denyut jantung janin. Denyut jantung janin bisa terdengar melalui
stetoskop khusus atau USG Doppler. Dengan bantuan steteoskop khusus, denyut
jantung janin bisa terdengar pada usia kehamilan 18-20 minggu; sedangkan jika
menggunakan USG Doppler, denyut jantung janin bisa terdengar pada usia kehamilan
12-14 minggu.
2) Merasakan pergerakan janin. Ibu bisa merasakan gerakan janin pada kehamilan 16-20
minggu. Wanita yang sebelumnya pernah hamil akan meraskan gerakan janin ini lebih
awal.
3) Memeriksa rahim dengan USG. Rahim yang membesar bisa dilihat dengan USG pada
kehamilan 6 minggu, demikian juga halnya dengan denyut jantung janin.
2. Perubahan Anatomi dan Fisiologi dalam Kehamilan
Selama 279 hari kehamilan rata-rata, fisiologi ibu mengalami perubahan nyata untuk
menunjang perkembangan janin dan untuk mempersiapkan ibu menjalani persalinan dan
laktasi. Perubahan dimulai pada fase luteal siklus haid, sebelum pembuahan dan implantasi,
seiring dengan dimulainya sekresi progesteron dari korpus luteum. Apabila pembuahan berhasil,
kadar progesteron dan estrogen meningkat secara progresif. Bersama-sama mereka
mengendalikan banyak perubahan pada fisiologi ibu selama kehamilan.
Ismus uteri merupakan bagian dari serviks, batas anatomik menjadi sulit ditentukan,
pada kehamilan trimester I menjadi memanjang dan lebih kuat. Pada kehamilan 16
minggu menjadi satu bagian dengan korpus, dan pada kehamilan akhir di atas 32
minggu menjadi segmen bawah uterus. Vaskularisasi sedikit, lapis muskular tipis,
mudah ruptur, kontraksi minimal sehingga berbahaya jika lemah, dapat terjadi
rupture dan mengancam nyawa janin dan nyawa ibu. Serviks uteri mengalami
hipervaskularisasi akibat stimulasi estrogen dan perlunakan akibat progesteron
(tanda Hegar), warna menjadi livide / kebiruan. Sekresi lendir serviks meningkat
pada kehamilan memberikan gejala keputihan.
2) Vagina / vulva
Terjadi hipervaskularisasi akibat pengaruh estrogen dan progesteron, warna merah
kebiruan (tanda Chadwick).
3) Ovarium
Sejak kehamilan 16 minggu, fungsi diambil alih oleh plasenta, terutama fungsi
produksi progesteron dan estrogen. Selama kehamilan ovarium tenang/beristirahat.
Tidak terjadi pembentukan dan pematangan folikel baru, tidak terjadi ovulasi, tidak
terjadi siklus hormonal menstruasi.
4) Payudara
Akibat pengaruh estrogen terjadi hiperplasia sistem duktus dan jaringan interstisial
payudara. Hormon laktogenik plasenta (diantaranya somatomammotropin)
menyebabkan hipertrofi dan pertambahan sel-sel asinus payudara, serta
meningkatkan produksi zat-zat kasein, laktoalbumin, laktoglobulin, sel-sel lemak,
kolostrum. Mammae membesar dan tegang, terjadi hiperpigmentasi kulit serta
hipertrofi kelenjar Montgomery, terutama daerah areola dan papilla akibat
pengaruh melanofor. Puting susu membesar dan menonjol.