You are on page 1of 9

KEHAMILAN NORMAL

1. Pengertian

Menurut Federasi Obstertri dan Ginekologi Internasional, kehamilan didefinisikan sebagai


fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau
implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan
berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender
internasional. Kehamilan terbagi dalam tiga trimester, dimana trimester kesatu berlangsung
dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-1 hingga ke-27) dan trimester ketiga
13 minggu (minggu ke-28 hingga 40). (Prawirohardjo : 2008)

Proses kehamilan adalah proses dimana bertemunya sel telur dengan sel sperma hingga
terjadi pembuahan. Proses kehamilan (gestasi) berlangsung selama 40 minggu atau 280 hari
dihitung dari hari pertama menstruasi terakhir. Usia kehamilan sendiri adalah 38 minggu, karena
dihitung mulai dari tanggal konsepsi (tanggal bersatunya sperma dengan telur), yang terjadi dua
minggu setelahnya. (Arif : 200)

a. Pembuahan, Implantasi dan Perkembangan Plasenta

Pembuahan (Konsepsi) adalah merupakan awal dari kehamilan, dimana satu sel telur
dibuahi oleh satu sperma.

Ovulasi (pelepasan sel telur) adalah merupakan bagian dari siklus menstruasi normal,
yang terjadi sekitar 14 hari sebelum menstruasi. Sel telur yang dilepaskan bergerak ke ujung
tuba falopii (saluran telur) yang berbentuk corong , yang merupakan tempat terjadinya
pembuahan. Jika tidak terjadi pembuahan, sel telur akan mengalami kemunduran
(degenerasi) dan dibuang melalui vagina bersamaan dengan darah menstruasi. Jika terjadi
pembuahan, maka sel telur yang telah dibuahi oleh sperma ini akan mengalami serangkaian
pembelahan dan tumbuh menjadi embrio (bakal janin). Jika pada ovulasi dilepaskan lebih
dari 1 sel telur dan kemudian diikuti dengan pembuahan, maka akan terjadi kehamilan
ganda, biasanya kembar 2. Kasus seperti ini merupakan kembar fraternal. Kembar identik
terjadi jika pada awal pembelahan, sel telur yang telah dibuahi membelah menjadi 2 sel
yang terpisah atau dengan kata lain, kembar identik berasal dari 1 sel telur. Pada saat
ovulasi, lapisan lendir di dalam serviks (leher rahim) menjadi lebih cair, sehingga sperma
mudah menembus ke dalam rahim. Sperma bergerak dari vagina sampai ke ujung tuba
falopii yang berbentuk corong dalam waktu 5 menit. Sel yang melapisi tuba falopii
mempermudah terjadinya pembuahan dan pembentukan zigot (sel telur yang telah
dibuahi).
Implantasi adalah penempelan blastosis ke dinding rahim, yaitu pada tempatnya
tertanam.

Blastosis biasanya tertanam di dekat puncak rahim, pada bagian depan maupun dinding
belakang. Dinding blastosis memiliki ketebalan 1 lapis sel, kecuali pada daerah tertentu
terdiri dari 3-4 sel. Sel-sel di bagian dalam pada dinding blastosis yang tebal akan
berkembang menjadi embrio, sedangkan sel-sel di bagian luar tertanam pada dinding rahim
dan membentuk plasenta (ari-ari).

Plasenta menghasilkan hormon untuk membantu memelihara kehamilan dan


memungkin perputaran oksigen, zat gizi serta limbah antara ibu dan janin.
Implantasi mulai terjadi pada hari ke 5-8 setelah pembuahan dan selesai pada hari ke 9-10.
Dinding blastosis merupakan lapisan luar dari selaput yang membungkus embrio (korion).
Lapisan dalam (amnion) mulai dibuat pada hari ke 10-12 dan membentuk kantung amnion.
Kantung amnion berisi cairan jernih (cairan amnion) dan akan mengembang untuk
membungkus embrio yang sedang tumbuh, yang mengapung di dalamnya.

Tonjolan kecil (vili) dari plasenta yang sedang tumbuh, memanjang ke dalam dinding
rahim dan membentuk percabangan seperti susunan pohon. Susunan ini menyebabkan
penambahan luas daerah kontak antara ibu dan plasenta, sehingga zat gizi dari ibu lebih
banyak yang sampai ke janin dan limbah lebih banyak dibuang dari janin ke ibu.
Pembentukan plasenta yang sempurna biasanya selesai pada minggu ke 18-20, tetapi
plasenta akan terus tumbuh selama kehamilan dan pada saat persalinan beratnya mencapai
500 gram.

b. Perkembangan embrio

Embrio pertama kali dapat dikenali di dalam blastosis sekitar 10 hari setelah
pembuahan. Kemudian mulai terjadi pembentukan daerah yang akan menjadi otak dan
medulla spinalis, sedangkan jantung dan pembuluh darah mulai dibentuk pada hari ke 16-
17. Jantung mulai memompa cairan melalui pembuluh darah pada hari ke 20 dan hari
berikutnya muncul sel darah merah yang pertama. Selanjutnya, pembuluh darah terus
berkembang di seluruh embrio dan plasenta.

Organ-organ terbentuk sempurna pada usia kehamilan 12 minggu (10 minggu setelah
pembuahan), kecuali otak dan medulla spinalis, yang terus mengalami pematangan selama
kehamilan. Kelainan pembentukan organ (malformasi) paling banyak terjadi pada trimester
pertama (12 minggu pertama) kehamilan, yang merupakan masa-masa pembentukan organ
dimana embrio sangat rentan terhadap efek obat-obatan atau virus. Karena itu seorang
wanita hamil sebaiknya tidak menjalani immunisasi atau mengkonsumsi obat-obatan pada
trimester pertama kecuali sangat penting untuk melindungi kesehatannya. Pemberian obat-
obatan yang diketahui dapat menyebabkan malformasi harus dihindari.
Pada awalnya, perkembangan embrio terjadi dibawah lapisan rahim pada salah satu sisi
rongga rahim, tetapi pada minggu ke 12, janin (istilah yang digunakan setelah usia
kehamilan mencapai 8 minggu) telah mengalami pertumbuhan yang pesat sehingga lapisan
pada kedua sisi rahim bertemu (karena janin telah memenuhi seluruh rahim).

c. Diagnosa Kehamilan

Jika seorang wanita yang biasanya mengalami menstruasi yang teratur mengalami
keterlambatan 1 minggu atau lebih, mungkin dia hamil. Pada awal kehamilan, wanita hamil
bisa mengalami pembengkakan payudara dan mual, kadang disertai muntah.
Pembengkakan payudara terjadi akibat bertambahnya kadar hormon wanita (terutama
estrogen, juga progesteron). Mual dan muntah terjadi akibat estrogen dan HCG (human
chorionic gonadotropin). Kedua hormon ini membantu memelihara kehamilan dan mulai
dihasilkan oleh plasenta pada sekitar 10 hari setelah pembuahan.  Pada awal kehamilan,
banyak wanita yang merasa sangat lelah dan beberapa wanita mengalami perut kembung.
Jika seorang wanita hamil, serviksnya lebih lunak dan rahim juga lebih lunak dan membesar. 
Biasanya vagina dan serviks menjadi kebiruan sampai ungu, karena pembuluhnya penuh
terisi darah.  Perubahan ini bisa terlihat pada pemeriksaan panggul. Biasanya untuk
menentukan kehamilan dilakukan tes kehamilan pada darah maupun air kemih.

Tes kehamilan ELISA (enzyme-linked immunosorbent assay) bisa dengan segera dan
mudah mendeteksi kadar HCG yang rendah di dalam air kemih.  Selama 60 hari pertama
kehamilan yang normal dengan 1 janin, kadar HCG berlipat ganda setiap 2 hari.

Cara lain untuk mendeteksi kehamilan:

1) Mendengarkan denyut jantung janin. Denyut jantung janin bisa terdengar melalui
stetoskop khusus atau USG Doppler. Dengan bantuan steteoskop khusus, denyut
jantung janin bisa terdengar pada usia kehamilan 18-20 minggu; sedangkan jika
menggunakan USG Doppler, denyut jantung janin bisa terdengar pada usia kehamilan
12-14 minggu.
2) Merasakan pergerakan janin. Ibu bisa merasakan gerakan janin pada kehamilan 16-20
minggu. Wanita yang sebelumnya pernah hamil akan meraskan gerakan janin ini lebih
awal.
3) Memeriksa rahim dengan USG. Rahim yang membesar bisa dilihat dengan USG pada
kehamilan 6 minggu, demikian juga halnya dengan denyut jantung janin.
2. Perubahan Anatomi dan Fisiologi dalam Kehamilan

Selama 279 hari kehamilan rata-rata, fisiologi ibu mengalami perubahan nyata untuk
menunjang perkembangan janin dan untuk mempersiapkan ibu menjalani persalinan dan
laktasi. Perubahan dimulai pada fase luteal siklus haid, sebelum pembuahan dan implantasi,
seiring dengan dimulainya sekresi progesteron dari korpus luteum. Apabila pembuahan berhasil,
kadar progesteron dan estrogen meningkat secara progresif. Bersama-sama mereka
mengendalikan banyak perubahan pada fisiologi ibu selama kehamilan.

a. Perubahan Sistem Reproduksi


1) Uterus
Tumbuh membesar primer, maupun sekunder akibat pertumbuhan isi konsepsi
intrauterin. Estrogen menyebabkan hiperplasi jaringan, progesteron berperan untuk
elastisitas / kelenturan uterus.
Taksiran kasar perbesaran uterus pada perabaan tinggi fundus :
a) tidak hamil / normal : sebesar telur ayam (+ 30 g)
b) kehamilan 8 minggu : telur bebek
c) kehamilan 12 minggu : telur angsa
d) kehamilan 16 minggu : pertengahan simfisis-pusat
e) kehamilan 20 minggu : pinggir bawah pusat
f) kehamilan 24 minggu : pinggir atas pusat
g) kehamilan 28 minggu : sepertiga pusat-xyphoid
h) kehamilan 32 minggu : pertengahan pusat-xyphoid
i) 36-42 minggu : 3 sampai 1 jari bawah xyphoid

Ismus uteri merupakan bagian dari serviks, batas anatomik menjadi sulit ditentukan,
pada kehamilan trimester I menjadi memanjang dan lebih kuat. Pada kehamilan 16
minggu menjadi satu bagian dengan korpus, dan pada kehamilan akhir di atas 32
minggu menjadi segmen bawah uterus. Vaskularisasi sedikit, lapis muskular tipis,
mudah ruptur, kontraksi minimal sehingga berbahaya jika lemah, dapat terjadi
rupture dan mengancam nyawa janin dan nyawa ibu. Serviks uteri mengalami
hipervaskularisasi akibat stimulasi estrogen dan perlunakan akibat progesteron
(tanda Hegar), warna menjadi livide / kebiruan. Sekresi lendir serviks meningkat
pada kehamilan memberikan gejala keputihan.
2) Vagina / vulva
Terjadi hipervaskularisasi akibat pengaruh estrogen dan progesteron, warna merah
kebiruan (tanda Chadwick).
3) Ovarium
Sejak kehamilan 16 minggu, fungsi diambil alih oleh plasenta, terutama fungsi
produksi progesteron dan estrogen. Selama kehamilan ovarium tenang/beristirahat.
Tidak terjadi pembentukan dan pematangan folikel baru, tidak terjadi ovulasi, tidak
terjadi siklus hormonal menstruasi.
4) Payudara
Akibat pengaruh estrogen terjadi hiperplasia sistem duktus dan jaringan interstisial
payudara. Hormon laktogenik plasenta (diantaranya somatomammotropin)
menyebabkan hipertrofi dan pertambahan sel-sel asinus payudara, serta
meningkatkan produksi zat-zat kasein, laktoalbumin, laktoglobulin, sel-sel lemak,
kolostrum. Mammae membesar dan tegang, terjadi hiperpigmentasi kulit serta
hipertrofi kelenjar Montgomery, terutama daerah areola dan papilla akibat
pengaruh melanofor. Puting susu membesar dan menonjol.

b. Perubahan Sistem Sirkulasi


Selama kehamilan, jumlah darah yang dipompa oleh jantung setiap menitnya
(cardiac output, curah jantung) meningkat sampai 30-50%. Peningkatan ini mulai terjadi
pada kehamilan 6 minggu dan mencapai puncaknya pada kehamilan 16-28 minggu. 
Karena curah jantung meningkat, maka denyut jantung pada saat istirahat juga
meningkat (dalam keadaan normal 70 kali/menit menjadi 80-90 kali/menit).
Setelah mencapai kehamilan 30 minggu, curah jantung agak menurun karena rahim
yang membesar menekan vena yang membawa darah dari tungkai ke jantung. Selama
persalinan, curah jantung meningkat sebesar 30%, Setelah persalinan curah jantung
menurun sampai 15-25% diatas batas kehamilan, lalu secara perlahan kembali ke batas
kehamilan.
Peningkatan curah jantung selama kehamilan kemungkinan terjadi karena adanya
perubahan dalam aliran darah ke rahim. Karena janin terus tumbuh, maka darah lebih
banyak dikirim ke rahim ibu.  Pada akhir kehamilan, rahim menerima seperlima dari
seluruh darah ibu.
Ketika melakukan aktivitas/olah raga, maka curah jantung, denyut jantung dan laju
pernafasan pada wanita hamil lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang tidak
sedang hamil.  Rontgen dada dan EKG menunjukkan sejumlah perubahan dalam
jantung, dan kadang terdengar murmur jantung tertentu serta ketidakteraturan irama
jantung.  Semua perubahan tersebut adalah normal terjadi pada masa hamil, tetapi
beberapa kelainan irama jantung mungkin akan memerlukan pengobatan khusus.
Selama trimester kedua biasanya tekanan darah menurun tetapi akan kembali
normal pada trimester ketiga.
Volume darah akan meningkat secara progresif mulai minggu ke-6 – 8 kehamilan
dan mencapai puncaknya pada minggu ke-32 – 34 dengan perubahan kecil setelah
minggu tersebut. Volume plasma akan meningkat kira-kira 40-45%. Eritropotein ginjal
kan meningkatkan jumlah sel darah merah sebanyak 20-30 %, tetapi tidak sebanding
dengan peningkatan volume plasma sehingga akan mengakibatkan hemodilusi dan
penurunan konsentrasi hemoglobin dari 15 g/dl menjadi 12,5 g/dl dan pada 6%
perempuan bias mencapai dibawah 11 g/dl yang pada kehamilan lanjut merupakan
suatu keadaan abnormal atau anemia. Volume darah akan kembali seperti semula pada
2-6 minggu setelah persalinan.
c. Perubahan Sistem Perkemihan
Selama kehamilan, ginjal bekerja lebih berat. Ginjal menyaring darah yang
volumenya meningkat (sampai 30-50% atau lebih), yang puncaknya terjadi pada
kehamilan 16-24 minggu sampai sesaat sebelum persalinan (pada saat ini aliran darah
ke ginjal berkurang akibat penekanan rahim yang membesar).
Dalam keadaan normal, aktivitas ginjal meningkat ketika berbaring dan menurun
ketika berdiri. Keadaan ini semakin menguat pada saat kehamilan, karena itu wanita
hamil sering merasa ingin berkemih ketika mereka mencoba untuk berbaring/tidur.
Pada akhir kehamilan, peningkatan aktivitas ginjal yang lebih besar terjadi pada wanita
hamil yang tidur miring. Tidur miring mengurangi tekanan dari rahim pada vena yang
membawa darah dari tungkai sehingga terjadi perbaikan aliran darah yang selanjutnya
akan meningkatkan aktivitas ginjal dan curah jantung.

d. Perubahan Sistem Pernafasan


Ruang yang diperlukan oleh rahim yang membesar dan meningkatnya
pembentukan hormon progesteron menyebabkan paru-paru berfungsi lain dari
biasanya. Wanita hamil bernafas lebih cepat dan lebih dalam karena memerlukan lebih
banyak oksigen untuk dirinya dan untuk janin. Lingkar dada wanita hamil agak
membesar.
Lapisan saluran pernafasan menerima lebih banyak darah dan menjadi agak
tersumbat oleh penumpukan darah (kongesti). Kadang hidung dan tenggorokan
mengalami penyumbatan parsial akibat kongesti ini. Tekanan dan kualitas suara wanita
hamil agak berubah.

e. Perubahan Sistem Pencernaan


Rahim yang semakin membesar akan menekan rektum dan usus bagian bawah
sehingga terjadi sembelit (konstipasi). Sembelit semakin berat karena gerakan otot di
dalam usus diperlambat oleh tingginya kadar progesteron.
Wanita hamil sering mengalami heartburn (rasa panas di dada) dan sendawa, yang
kemungkinan terjadi karena makanan lebih lama berada di dalam lambung dan karena
relaksasi sfingter di kerongkongan bagian bawah yang memungkinkan isi lambung
mengalir kembali ke kerongkongan.
Ulkus gastrikum jarang ditemukan pada wanita hamil dan jika sebelumnya
menderita ulkus gastrikum biasanya akan membaik karena asam lambung yang
dihasilkan lebih sedikit.
f. Perubahan Sistem Metabolisme
Metabolisme secara harafiah berarti perubahan, digunakan untuk menyebut semua
transformasi kimiawi dan energi yang terjadi di dalam tubuh. Umumnya, kehamilan
mempunyai efek pada metabolisme, karena itu wanita hamil perlu mendapat makanan
yang bergizi dan dalam kondisi sehat.
Metabolisme yang terjadi selama kehamilan
1) Basal Metabolic Rate
Pada wanita hamil basal metabolic rate, ( BMR ) meninggi hingga 15-20 %, terutama
pada trimester akhir.Sistem endokrin juga meninggi dan tampak lebih jelas kelenjaer
gondoknya (grandula tireoidea).
2) Asam Alkali
Keseimbangan asam alkali ( acic-base balance ) sedikit mengalami perubahan
konsentrasi alkali :
a. Wanita tidak hamil : 155 mEq/liter
b. Wanita hamil : 145 mEq/liter
c. Natrium serum : turun dari 142 menjadi 135 mEq/liter
d. Bikarbonat plasma : turun dari 25 menjadi 22 mEq/liter
3) Metabolisme Protein
Protein dibutuhkan dalam jumlah yang banyak pada kehamilan untuk
perkembangan fetus, alat kandungan, payudara dan badan ibu, serta untuk
persiapan laktasi. Maka dari itu perlu diperhatikan agar wanita hamil memperoleh
cukup protein selama hamil. Diperkirakan 1gram protein setiap kilogram berat
badan dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pada pemeriksaan plasma protein
ditemukan adanya penurunan pada fraksi albumin dan pula sedikit penurunan
gamma globulin. Perubahan- perubahan dalam plasma protein ini dalam satu
minggu postpartum kembali kepada keadaan sebelum adanya kehamilan.
4) Metabolisme Hidrat Arang
Seorang wanita hamil sering merasa haus, nafsu makan kuat, sering kencing dan
kadang kala di jumpai glukosuria yang mengingatkan kita pada DM. Dalam
kehamilan, pengaruh kelenjar endokrim agak terasa, seperti somatomamotropin,
plasma insulin dan hormon-hormon adrenal -17-ketosteroid. Untuk rekomendasi,
harus di perhatikan sungguh-sungguh hasil GTT oral dan GTT intravena.
5) Metabolisme Lemak
Metabolisme lemak juga terjadi. Kadar kolestrol meningkat sampai 350 mg atau
lebih per 100 cc. Hormon somatomamotropin mempunyai peranan dalam
pembentukan lemak pada payudara. Deposit lemak lainnya terdapat dibadan, perut,
paha dan lengan.
6) Metabolisme Mineral
a) Kalsium :
Dibutuhkan rata-rata 1.5 gram sehari sedangkan untuk pembentukan tulang-
tulang terutama dalam trimesrer trakhir dibutuhkan 30-40 gram.
b) Fosfor :
Dibutuhkan rata-rata 2 gram/hari
c) Zat Besi :
Dibutuhkan tambahan zat besi kurang lebih 800 mg /atau 30-50 mg sehari.
d) Air :
Wanita hamil cenderung mengalami retensi air.
7) Kenaikan Berat Badan
Berat badan wanita hamil akan naik sekitar 6.5-16.5 kg. Kenaikan berat badan yang
terlalu banyak di temukan pada pre-eklamsi dan eklamsi. Kenaikan berat badan
wanita hamil di sebabkan oleh :
a) Janin, uri, air ketuban, uterus
b) Payu dara, kenaikan volume darah, lemak, protein dan retensi air.
8) Kalori
a) Kebutuhan kalori meningkat selama kehamilan dan laktasi. Kalori yang di
butuhkan untuk ini terutama diperoleh dari pembakaran zat arang, khususnya
sesudah kehamilan lima bulan keatas. Namun, bila dibutuhkan dipakai lemak ibu
untuk mendapatakan tambahan kalori.
b) Wanita hamil memerlukan makanan yang bergizi dan harus mengandung banyak
protein di Indonesia masih banyak dijumpai penderita defisiensi zat besi dan
vitamin B oleh karena itu wanita hamil harus diberikan Fe dan roboransia yang
berisi mineral dan vitamin.

g. Perubahan Sistem Muskuloskeletal


Berat uterus gravid mengubah pusat gravitasi wanita dengan mengubah sudut
inklinasi pintu atas panggul terhadap bidang horizontal. Spina lumbalis dalam keadaan
normal konveks secara anterior, tetapi lengkung ini semakin nyata oleh kombinasi efek
progesteron, relaksin, dan berat uterus pada diskus antarvertebra. Lordosis spinalis yang
terjadi mengompensasi pergeseran pusat gravitasi. Pada akhir kehamilan, banyak
wanita mengambil postur tipikal ketika mereka berdiri dan berjalan dengan punggung
melengkung dan bahu ditahan ke belakang. Lordosis bertambah dalam oleh postur
tubuh yang kurang baik, kegemukan, gangguan tulang, tuberkulosis, dan penggunaan
sepatu berhak tinggi.
Estrogen dan relaksin memengaruhi komposisi tulang rawan dan jaringan ikat
sendi panggul, yang melunak sebagai persiapan untuk persalinan. Simfisis pubis dan
sendi sakroiliaka menjadi lebih lentur dan mobile sehingga panggul menjadi lebih lebar
yang menyebabkan gerakan tidak stabil dan gerakan seperti bebek saat berjalan.
Dengan demikian, wanita hamil mungkin mengalami ketegangan ligamenfum atau otot
dan rasa tidak nyaman atau nyeri. Insiden nyeri punggung meningkat terutama setelah
bulan ke-5. Sebagianwanita mungkin mengalami nyeri punggung yang parah, sering
memuncak pada malam hari. Kadang-kadang pada akhir kehamilan simfisis pubis
terpisah. Keadaan ini, yang disebut sebagai diastasis, dapat menyebabkan wanita hamil
merasa sangat tidak nyaman saat berjalan atau saat kedua tungkai bawahnya
diabduksikan. Punggung bawah juga terpengaruh oleh perubahan payudara,
peregangan ligamentum rotundum, dan penurunan tonus otot abdomen.
Pada trimester ketiga, tekanan oleh uterus dapat menyebabkan peregangan atau
penekanan saraf dan pembuluh darah yang menimbulkan rasa baal dan kesemutan di
ekstremitas. Kram tungkai bawah, terutama otot betis dan paha, sering terjadi pada
paruh kedua kehamilan. Kram tersebut mungkinberkaitan dengan metabolisme
kalsium/fosfor dan peningkatan iritabilitas neuromuskulus. Peningkatan kadar fosfat
diperkirakan menjadi penyebab dan penurunan asupan susu sering memberi manfaat.
Sekitar 10% wanita hamil mengalami restless leg syndrome 10-20 menit setelah tidur;
penyebabnya tidak diketahui, tetapi mungkin berkaitan dengan anemia (Blackburn &
Loper, 1992).
h. Perubahan Sistem Hormonal
Kehamilan mempengaruhi hampir semua hormon di dalam tubuh. Plasenta
menghasilkan sejumlah hormon untuk membantu tubuh dalam mempertahankan
kehamilan. Hormon utama yang dihasilkan oleh plasenta adalah HCG, yang berperan
mencegah ovulasi dan merangsang pembentukan estrogen serta progesteron oleh
ovarium untuk mempertahankan kehamilan.
Plasenta juga menghasilkan hormon yan gmenyebabkan kelenjar tiroid menjadi
lebih aktif. Kelenjar tiroid yang lebih aktif menyebabkan denyut jantung yang cepat,
jantung berdebar-debar (palpitasi), keringat berlebihan dan perubahan suasana hati;
selain itu juga bisa terjadi pembesaran kelenjar tiroid. Tetapi hipertiroidisme
(overaktivitas kelenjar tiroid) hanya terjadi pada kurang dari 1% kehamilan.
Plasenta juga menghasilkan melanocyte-stimulating hormone yang menyebabkan
kulit berwarna lebih gelap dan hormon yang menyebabkan peningkatan kadar hormon
adrenal di dalam darah. Peningkatan kadar hormon in kemungkinan menyebabkan
tanda peregangan berwarna merah muda pada kulit perut.
Selama kehamilan diperlukan lebih banyak insulin yang dihasilkan oleh pankreas.
Karena itu penderita diabetes yang sedang hamil bisa mengalami gejala diabetes yang
lebih buruk.

You might also like