You are on page 1of 4

PENDAHULUAN

Ketika Islam mengalami masa kemunduran sekitar abad ke-11 disebabkan berbagai
macam permasalahan diantaranya adalah konfliknya umat Islam dengan umat Kristen
yang tidak bisa diatasi lagi. Hal tersebut dimanfaatkan oleh Eropa. Eropa mulai bangkit
dari keterbelakangan, kebangkitan tersebut bukan saja terlihat dalam bidang politik,
dengan mengalahkan kerajaan-kerajan Islam dan bagian dunia yang lain. Tetapi terutama
dalam bidang pengetahuan dan teknologi. Kemajuan Eropa saat ini tidak bisa dipisahkan
dari pemerintahan Islam yang pernah jaya di Spanyol. Dari Spanyol Islamlah Eropa,
itulah sedikit gambaran yang akan di bahas dalam makalah ini terkait sejarah Islam yakni
runtuhnya Daulah Bani Umayyah di Andalusia yang dipengaruhi oleh dua faktor yaitu
faktor intern dan ekstern.

PEMBAHASAN

Berawal dari berakhirnya kekuasaan umar II (717-720), suasana perpolitikan Dinasti


Umayyah di Andalusia semakin memanas, seperti terjadinya sebagai masyarakat tidak
mau membayat zakat, pemberontakan terjadi dimana-mana sampai pada masa
kekhalifahan Yazid II dan Hisyam I. pada masa ini pula kaum Syiah mulai melancarkan
serangan secara berlahan. ketika Hisyam naik tahta dalam usia sebelas tahun. Oleh karena
itu kekuasaan aktual berada di tangan para pejabat. Pada tahun 981 M, Khalifah
menunjuk Ibn Abi Amir sebagai pemegang kekuasaan secara mutlak. Dia seorang yang
ambisius yang berhasil menancapkan kekuasaannya dan melebarkan wilayah kekuasaan
Islam dengan menyingkirkan rekan-rekan dan saingan-saingannya
Hisyam (724-743) adalah khalifah yang kuat dan efektif, yang mampu mengembalikan
kerajaan pada basis ekonomi yang lebih kuat, tetapi dia mencapai itu semua dengan
menjadikan negaranya lebih cenderung pada sentralisasi dan kekkuasaaannya lebih
otokratis. Ada beberapa hal yang menyebabkan runtuhnya Bani Umayyah di Spanyol di
antaranya adalah faktor intern (dalam) dan ekstern (luar), berikut ini:
A. Faktor dari dalam (intern)
1. Tidak jelasnya sistem peralihan kekuasaan
Dalam hal ini menyebabkan terjadinya persaingan tidak sehat di antara kalangan keluarga
istana. Yaitu perebutan kekuasaan di antara ahli waris. Dan Ketika kekhalifahan Hisyam
ibn Hakam, timbulnya perselisihan di kalangan pejabat tinggi Negara dan orang istana,
sehingga terpecah menjadi dua kelompok; kelompok militer yang didominasi oleh Slav
dan kelompok sipil dengan tokohnya al-Hajib al-Mansur yang didukung oleh menterinya.

Oleh karena itu, mereka berpendapat bahwa kekhalifahan sebaiknya diserahkan kepada
pamannya Hisyam, al-Mughirah ibn Abdurrahman al-Natsir. Sementara kelompok sipil
mengharapkan kekhalifahan dipegang oleh Hisyam, agar kendali pemerintahan tetap
dipegangn oleh para penguasa bersama khalifah Hisyam kecil itu. Dari perdebatan
tersebut menyebabkan terbunuhnya al-Mughirah yang diduga pembunuhnya dari pihak
sipil.
Granada yang merupakan pusat kekuasaan Islam terakhir di Spanyol jatuh ketangan
Ferdinan dan Isabella, di antaranya juga disebabkan permasalahan ini. Dari perselisihan
tersebut memberikan peluang bagi mereka untuk melancarkan serangan mereka.
2. Tidak adanya ideologi pemersatu
Dengan ini terjadi konflik politik, sehingga timbulnya kelompok oposisi. Persaingan
terjadi antara Arab Utara dengan Arab Selatan, di samping itu pula timbulnya kerajaan
kecil (Muluk al-Thawaif), mengakibatkan terjadi pemberontakan dimana-mana dan
pengacauan politik. Kelompok tersebut mengadakan pemberontakan yang berdampak
bagi stabilitas politik kekuasaan Bani Umayyah di Spanyol.
Kalau di tempat-tempat lain para muallaf diperlakukan sebagai orang Islam yang
sederajat, di Spanyol, sebagaimana politik yang dijalankan Bani Umayyah di Damaskus,
orang-orang Arab tidak pernah menerima orang-orang pribumi. Setidak-tidaknya sampai
abad ke-10 M, mereka masih memberi istilah 'ibad dan muwalladun kepada para muallaf
itu, suatu ungkapan yang dinilai merendahkan.
Akibat dari kelompok – kelompok etnis tersebut yang non-Arab yang ada sering
menggerogoti dan merusak perdamaian. Hal itu mendatangkan dampak besar terhadap
sejarah sosio-ekonomi negeri tersebut. Hal ini menunjukan tidak adanya ideologi yang
dapat memberi makna persatuan, disamping kurangnya figur yang dapat menjadi
personifikasi ideologi itu.
3. Para penguasa islam cukup puas dengan menerima upeti dan tidak melakukan
islamisasi secara sempurna
Tidak hanya itu dilakukan pemerintahan tersebut akan tetapi ketika melakukan islamisasi
membiarkan mereka mempertahankan hukum dan adat kebiasaan orang nasrani.
Akibatnya dengan kehadiran bangsa Arab menimbulkan rasa iri dan membangkitkan rasa
kebangsaan bangsa spanyol yang Kristen. Berbagai usaha yang dilakukan oleh pihak
yang tidak bertanggung jawab itu, untuk berupaya semaksimal mungkin untuk mengadu
domba sesama muslim.
B. Faktor dari luar (ekstern)
1. Timbulnya semangat orang-orang Eropa untuk menguasai kembali Andalusia
Hal ini merupakan keinginan bangsa Eropa yang sudah lama terpendam, mereka ingin
merebut kembali tanah air mereka dari tangan penguasa muslim. akan tetapi keinginan
mereka masih belum terlaksana, karena islam pada waktu itu mempunyai kekuatan besar.
Ketika kekuatan islam melemah, ini merupakan kesempatan emas bagi sekelompok
komunitas yang tidak senang dengan kedatangan islam. Beberapa daerah belum dikuasai
Islam
Berawal dari saat Thariq dan Musa ketika menaklukkan wilayah Andalusia karena ada
perintah untuk segera pulang sehingga menyebabkan mereka tidak berhasil untuk
menaklukkan daerah yang terletak di Barat Laut.
Penyebab keruntuhan dan kehancuran kekuasaan islam di Andalusia disebabkan ada
beberapa daerah yang belum diduduki sepenuhnya waktu ekspansi islam seperti daerah
Galicia. Daerah tersebut menjadi pusat Kristen. Yang kemudian berdirinya kerajaan
Castile dan Aragon yang menjadi basisnya Kristen untuk menyerang kaum muslim dalam
rangka menguasai wilayah kekuasaannya.
Daerah tersebut dijadikan benteng pertahanan, pelatihan dan sekolah siasat yang
dipersiapkan untuk perlawanan dikemudian hari, dan dari benteng tersebut dikomando
upaya untuk memecahkan belah persatuan dan kesatuan umat islam, bahkan sering
menyerang saat ada kesempatan.
2. Konflik Islam dengan Kristen
Dalam pertempuran tersebut Ferdianan dan Isabella melibatkan diri bersama 5.000
peronil dengan mendengungkan perang suci.
Serangan ini dipelopori oleh raja Ferdinan dari Arogon dan Isabela dari Castila. Akibat
konflik itu runtuhnya benteng Al-Hambra yang direbut oleh kristen. Dengan kemenangan
mereka itu dari pihak Kristen merayakan kekalahan islam terakhir di spanyol The Deum,
sebuah Hyne rasa syukur yang dinyanyikan di Cathedral St. Paul di London.
Granada saat itu semasa dinasti Nasr, yang dipimpin oleh Maula Ali Abi al-Hasan yang
merasa cemas dengan kombinasi antara kerajaan Castile dan Aragon. Sehingga terjadilah
perang dingin dengan kaum Nasrani.
al-Hasan sendiri wafat, diracun oleh anaknya, Abdullah dan kekuasaan dipegang
saudaranya, al-Zaghlul (al-Zaghal)
Jatuhnya Granada ketangan Kristen, pendeta Kristen memberikan pilihan kepada umat
muslim dan Yahudi, yakni pindah agama atau tinggal di wilayah itu. Dengan demikian
“salib telah menyingkirkan bulan sabit”. Artinya adalah kekuasaan islam telah dikalahkan
oleh kekuasan Kristen.

3. Kesulitan ekonomi
Masa-masa runtuhnya Bani Umayyah ini, disebabkan para penguasa lebih mementingkan
pembangunan, sehingga lalai membinaan perekonominan. Di samping itu pula
diakibatkan oleh etnis-etnis non –Arab sering menjadi perusak dan menggrogoti
perdamaian, sehingga mempengaruhi terhadap kondisi perekonomian.
Akibat dari pembangunan bidang fisik untuk keindahan kota dan peningkatan ilmu
pengetahuan yang terlalu serius telah melalaikan pembangunan bidang perekonomian
yang menjadi pendukung perekonomian persatuan dan kesatuan. Akibatnya
perekonomian yang lemah itu, juga menyebabkan kondisi politik dan militer tak
menentu.

KESIMPULAN

Demikian dua faktor yang mempengaruhi runtuhnya Daulah Bani Umayyah yang dapat
kami paparkan, bahwasanya konflik internal yang berujung perebutan kekuasaan terjadi
di antara para pemimpin muslim. Umat Islam menjadi lemah. Akhirnya, Raja Ferninand
dan isterinya Ratu Isabella berhasil menaklukkan kekuasaan Islam setelah Granada,
benteng terakhir kaum muslimin di Andalusia, jatuh ke tangan bangsa Eropa yang kafir.
Daulah Umayyah II juga mengalami keruntuhan akibat perebutan kekuasaan.
Meskipun penyebab terburuknya adalah serangan kaum Kristen, namun kondisi
umat.Islam di Andalusia saat itu sedang melemah sedangkan kondisi umat Kristen berada
dalam kemajuan yang pesat.
Mengakhirnya makalah ini kami tutup dengan sebuah ungkapan seorang sejarawan ia
menyatakan “ orang muslim yang menyinari bangsa Goth di Spanyol selama berabad-
abad yang membawa kemajuan yang luar biasa, kini tenggelam dalam kegelapan setelah
mereka mengusir islam secara total, bagaikan angsa yang selama ini menelorkan emas,
dibunuh, maka berhenti telor emas. Yang dimaksud adalah kejayaan, kemajuan,
peradaban, dan pembangaunan moril dan materi……. Islam memberi status eropa yang
gelap menjadi maju, setelah islam lenyap bersama itu kemajuan dan pencerahan
tenggelam pula dalam kegelapan. ”

DAFTAR PUSTAKA

Amstrong, Karen. 2002. Islam: A Short History; Sepintas Sejarah Islam. Surabaya. Ikon
Teralitera.
Karim, M. Abdul. 2007. Sejarah Pemikiran Dan Peradaban Islam. Yogyakarta: Pustaka
Book Publisher.
S, Ahmad Akbar. 2002. Rekonstruki Sejarah Islam. Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru.
Yatim, badri. 2004. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT Grafindo Persada
http://zanikhan.multiply.com/journal/item/1630
http://id.wikipedia.org/wiki/Bani_Umayyah#6.Penyebab_Kemunduran_dan_Kehancuran

You might also like