You are on page 1of 8

Mengenal Lebih Jauh

Tomat

Dalam Makalah ini kita akan menenal lebih jauh tentang


buah Tomat. Mulai dari Klasifikasinya, Manfaatnya, cara
pembudidayaannya dan lain sebagainya.

Kelompok 2 kelas XII A2

Achmad Sabiro
Ely Ernawati
Faishol Amir
Muhammad Hendris A.S
Muhammad Jawaluddin I
Pembukaan

Assalamualaikum Wr Wb

Pada Kesempatan Kali ini kami dari Kelompok 2 kelas XII A2 SMA Negeri 22 Surabaya
menyajikan Makalah sederhana kami ini yang membahas tentang Tomat. Harapan kami semoga
makalah ini dapat berguna bagi kita semua.

Wassalamualaikum Wr Wb

MENGENAL LEBIH JAUH TOMAT

©
Kelompok 2 XII IPA 2 SMAN 22 Surabaya 2010

2
A. Klasifikasi Tomat
Tomat (Solanum lycopersicum syn. Lycopersicum esculentum) adalah
tumbuhan dari keluarga Solanaceae, tumbuhan asli Amerika Tengah dan
Selatan, dari Meksiko sampai Peru. Tomat merupakan tumbuhan siklus hidup
singkat, dapat tumbuh setinggi 1 sampai 3 meter. Tomat merupakan keluarga
dekat dari kentang. Kata "tomat" berasal dari kata dalam bahasa Nahuatl,
tomatl (dieja: /tɔ.matɬ/).

Kerabat Dekat Grandiflorum, Terung Ngor, Terung Susu, Terung, Ranti,


Terung Siam, Terung Teter, Terung Pipit, Kentang, Pepino, Terung Dayak

B. Sejarah Tomat

Menurut tulisan karangan Andrew F. Smith "The Tomato in America",


tomat kemungkinan berasal dari daratan tinggi pantai barat Amerika Selatan.
Setelah Spanyol menguasai Amerika Selatan, mereka menyebarkan tanaman
tomat ke koloni-koloni mereka di Karibia. Spanyol juga kemudian membawa
tomat ke Filipina, yang menjadi titik awal penyebaran ke daerah lainnya di
seluruh benua Asia. Spanyol juga membawa tomat ke Eropa. Tanaman ini
tumbuh dengan mudah di wilayah beriklim Mediterania.

C. Jenis-jenis Tomat

Terdapat ratusan kultivar tomat yang dibudidayakan dan diperdagangkan. Pengelompokan


hampir selalu didasarkan pada penampilan atau kegunaan buahnya.
Berdasarkan penampilan
Terdapat buah tomat dengan kisaran warna dari hijau ketika masak, kuning, jingga, merah,
ungu (hitam), serta belang-belang. Dari ukuran dan bentuk, orang mengenal kelompok tomat.

1. Granola yang bentuknya bulat dengan pangkal buah mendatar dan mencakup yang
biasanya dikenal sebagai tomat buah (karena dapat dimakan langsung),
2. Gondol yang biasa dibuat saus dengan bentuk lonjong oval (biasanya yang ditanam di
Indonesia adalah kultivar 'Gondol Hijau' dan 'Gondol Putih', dan keturunan dari kultivar
impor 'Roma') dan termasuk pula tomat buah,
3. Sayur adalah tomat dengan buah biasanya padat dan dipakai untuk diolah dalam
masakan
4. Ceri (tomat ranti) yang berukuran kecil dan tersusun berangkai pada tangkai buah yang
panjang.
Berdasarkan kegunaan
Orang mengenal tomat buah, tomat sayur, serta tomat lalapan. Berdasarkan hal ini, fungsi
tomat merupakan klasifikasi dari buah maupun sayuran, walaupun struktur tomat adalah
struktur buah.

D. Manfaat Tomat
Kita tahu bahwa warna jingga tomat menunjukkan adanya karotin yang berperan sebagai
provitamin A, sedangkan warna merah menunjukkan kandungan lycopen yang juga berperan
untuk mencegah penyakit kekurangan vitamin A [xerophthalmia]. Adapun rasa asam tomat
disebabkan oleh kandungan asam sitrat yang berperan sebagai penggumpal.

Jika tomat tua dan masak alami selalu berbau alkalin dan rasanya sedikit masam. Ini karena
tomat memiliki kekayaan garam mineral. Mineral-mineral itulah yang merangsang air liur,

3
sehingga menambah rasa lapar dansekaligus memungkinkan makanan dicerna dengan lebih baik.
Jadi, mengkonsumsi tomat dapat meningkatklan nafsu makan. mencegah pembentukkan batu
dalam saluran kencing, membantu penyembuhan encok, tuberkulose dan asma. Tomat juga
mengandung karoten dan vitamin C yang berkhasiat sebagai antioksidan. Sementara, asam
sitratnya juga mengangkut kotoran dan lemak pada wajah berjerawat. Namun, selanjutnya, anda
harus tetap menghindari penyebab timbulnya jerawat, jadi, tomat tak hanya cukup dikatakan
sebagai sayur tomat atau buah tomat, tetapi juga herbal. Tomat juga dapat menyembuhkan
keseleo dan terkilir.

E. Budidaya Tomat

Tomat adalah komoditas hortikultura yang penting, tetapi produksinya baik kuantitas dan
kualitas masih rendah. Hal ini disebabkan antara lain tanah yang keras, miskin unsur hara mikro
serta hormon, pemupukan tidak berimbang, serangan hama dan penyakit, pengaruh cuaca dan
iklim, serta teknis budidayanya.

A. FASE PRA TANAM

1. Syarat Tumbuh
- Tomat dapat ditanam di dataran rendah/dataran tinggi
- Tanahnya gembur, porus dan subur, tanah liat yang sedikit mengandung pasir dan pH
antara 5 - 6
- Curah hujan 750-1250 mm/tahun, curah hujan yang tinggi dapat menghambat
persarian.
- Kelembaban relatif yang tinggi sekitar 25% akan merangsang pertumbuhan tanaman
yang masih muda karena asimilasi CO2 menjadi lebih baik melalui stomata yang
membuka lebih banyak, tetapi juga akan merangsang mikroorganisme pengganggu
tanaman dan ini berbahaya bagi tanaman.

2. Pola Tanam
- Tanaman yang dianjurkan adalah jagung, padi, sorghum, kubis dan kacang-kacangan
- Dianjurkan tanam sistem tumpang sari atau tanaman sela untuk memberikan keadaan
yang kurang disukai oleh organisme jasad pengganggu.

3. Penyiapan Lahan

- Pilih lahan gembur dan subur yang sebelumnya tidak ditanami tomat, cabai, terong,
tembakau dan kentang .
- Untuk mengurangi nematoda dalam tanah genangilah tanah dengan air selama dua
minggu
- Bila pH rendah berikanlah kapur dolomite 150 kg/1000 m2 dan disebar serta diaduk rata
pada umur 2-3 minggu sebelum tanam
- Buatlah bedengan selebar 120-160 cm untuk barisan ganda dan 40-50 cm untuk barisan
tunggal
- Buatlah parit selebar 20-30 cm diantara bedengan dengan kedalaman 30 cm untuk
pembuangan air.
- Berikan pupuk dasar 4 kg Urea /ZA + 7,5 kg TSP + 4 kg KCl per 1000 m2 diatas bedengan,
aduk dan ratakan dengan tanah
- Siramkan pupuk SUPER NASA (dosis ± 1-2 botol/1000 m2 ) dengan cara :

- alternatif 1 : 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan
induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram
bedengan.

4
- alternatif 2 : setiap 1 gembor volume 10 lt diberi 1 sendok peres makan SUPER
NASA untuk menyiram + 10 meter bedengan

- Sebarkan Natural GLIO 1-2 sachet yang telah dicampur pupuk kandang (+ 1 minggu)
merata di atas bedengan pada sore hari
- Jika pakai Mulsa plastik, tutup bedengan pada siang hari
- Biarkan selama 5-7 hari sebelum tanam
- Buat lubang tanam dengan jarak 60 x 80 cm atau 60 x 50 cm di atas bedengan, diameter
7-8 cm sedalam 15 cm.

4. Pemilihan Bibit
- Pilih varietas tahan dan jenis Hybryda ( F1 Hybryd )
- Bibit berdaun 5-6 helai daun (25-30 HSS=hari setelah semai) pindahkan ke lapangan
- Untuk mengurangi stress awal pertumbuhan perlu disiram dulu pada sore sehari
sebelum tanam atau pagi harinya (agar lembab)

B. FASE PERSEMAIAN (0-30 HSS)

- Siapkan media tanam yang merupakan campuran tanah dan pupuk kandang 25 - 30 kg +
Natural GLIO (1:1)
- Masukkan dalam polibag plastik atau contongan daun pisang atau kelapa
- Sebarlah benih secara merata atau masukkan satu per satu dalam polibag
- Setelah benih berumur 8-10 hari , pilih bibit yang baik, tegar dan sehat dipindahkan
dalam bumbunan daun pisang atau dikepeli yang berisi campuran media tanam
- Penyiraman dilakukan setiap hari (lihat kondisi tanah)
- Penyemprotan POC NASA pada umur 10 dan 17 hari dengan dosis 2 tutup/tangki

C. FASE TANAM ( 0-15 HST=Hari Setelah Tanam )

- Bedengan sehari sebelumnya diairi ( dilep ) dahulu


- Bibit siap tanam umur 3 - 4 minggu, berdaun 5-6
- Penanaman sore hari
- Buka polibag plastik
- Benamkan bibit secara dangkal pada batas pangkal batang dan ditimbun dengan tanah
di sekitarnya
- Selesai penanaman langsung disiram dengan POC NASA dengan dosis 2-3 tutup per + 15
liter air
- Sulam tanaman yang mati sampai berumur 2 minggu, caranya tanaman yang telah mati,
rusak, layu atau pertumbuhannya tidak normal dicabut, kemudian dibuat lubang tanam
baru, dibersihkan dan diberi Natural GLIO lalu bibit ditanam
- Pengairan dilakukan tiap hari sampai tomat tumbuh normal (Jawa : lilir), hati-hati jangan
sampai berlebihan karena tanaman bisa tumbuh memanjang, tidak mampu menyerap
unsur-unsur hara dan mudah terserang penyakit
- Amati hama seperti ulat tanah dan ulat grayak. Jika ada serangan semprot dengan
Natural VITURA
- Amati penyakit seperti penyakit layu Fusarium atau bakteri dan busuk daun , kendalikan
dengan menyemprot Natural GLIO dicampur gula pasir perbandingan 1:1. Untuk penyakit
Virus, kendalikan vektornya seperti Thrips, kutu kebul (Bemissia tabaci), banci ( Aphis sp.),
Kutu persik (Myzus sp.) dan tungau (Tetranichus sp.) dengan menyemprot Natural BVR
atau Pestona secara bergantian
- Pasang ajir sedini mungkin supaya akar tidak rusak tertusuk ajir dengan jarak 10-20 cm
dari batang tomat

5
D. FASE VEGETATIF ( 15-30 HST)

- Jika tanpa mulsa, penyiangan dan pembubunan pada umur 28 HST bersamaan
penggemburan dan pemberian pupuk susulan diikuti pengguludan tanaman
- Setelah tanaman hidup sekitar 1 minggu semenjak tanam, diberi pupuk Urea dan KCl
dengan perbandingan 1:1 untuk setiap tanaman (1-2 gram), berikan di sekeliling tanaman
pada jarak ± 3 cm dari batang tanaman tomat kemudian ditutup tanah dan siram dengan
air
- Pemupukan kedua dilakukan umur 2-3 minggu sesudah tanam berupa campuran Urea
dan KCl (± 5 gr), berikan di sekeliling batang tanaman sejauh ± 5 cm dan sedalam ± 1 cm
kemudian ditutup tanah dan siram dengan air.
- Bila umur 4 minggu tanaman masih kelihatan belum subur dapat dipupuk Urea dan KCl
lagi (7 gram). Jarak pemupukan dari batang dibuat makin jauh ( ± 7 cm).
- Jika pakai Mulsa tidak perlu penyiangan dan pembubunan serta pupuk susulan diberikan
dengan cara dikocorkan
- Penyiraman dilakukan pada pagi atau sore hari
- Amati hama dan penyakit seperti ulat, kutu-kutuan, penyakit layu dan virus, jika terjadi
serangan kendalikan seperti pada fase tanam
- Semprotkan POC NASA (4-5 tutup) per tangki atau POC NASA (3-4 tutup) + HORMONIK
(1 tutup) setiap 7 hari sekali.
- Tanaman yang telah mencapai ketinggian 10-15 cm harus segera diikat pada ajir dan
setiap bertambah tinggi + 20 cm harus diikat lagi agar batang tomat berdiri tegak.
- Pengikatan jangan terlalu erat dengan model angka 8, sehingga tidak terjadi gesekan
antara batang dengan ajir yang dapat menimbulkan luka.

E. FASE GENERATIF (30 - 80 HST)

1. Pengelolaan Tanaman
- Jika tanpa mulsa penyiangan dan pembubunan kedua dilakukan umur 45-50 hari
- Untuk merangsang pembungaan pada umur 32 HST lakukan perempelan tunas-tunas
tidak produktif setiap 5-7 hari sekali, sehingga tinggal 1-3 cabang utama / tanaman
- Perempelan sebaiknya pagi hari agar luka bekas rempelan cepat kering dengan cara;
ujung tunas dipegang dengan tangan bersih lalu digerakkan ke kanan-kiri sampai tunas
putus. Tunas yang terlanjur menjadi cabang besar harus dipotong dengan pisau atau
gunting, sedangkan tanaman yang tingginya terbatas perempelan harus hati-hati agar
tunas terakhir tidak ikut dirempel sehingga tanaman tidak terlalu pendek
- Ketinggian tanaman dapat dibatasi dengan memotong ujung tanaman apabila jumlah
dompolan buah mencapai 5-7 buah
- Semprotkan POC NASA dan HORMONIK setiap 7-10 hari sekali dengan dosis 3-4 tutup
POC NASA dan 1-2 tutup HORMONIK/tangki. - Agar tidak mudah hilang oleh air hujan dan
merata tambahkan Perekat Perata AERO 810 dengan dosis 5 ml ( 1/2 tutup)/tangki.

2. Pengamatan Hama dan Penyakit


- Ulat buah (Helicoperva armigera dan Heliothis sp.). Gejala buah berlubang dan kotoran
menumpuk dalam buah yang terserang. Lakukan pengumpulan dan pemusnahan buah
tomat terserang, semprot dengan PESTONA
- Lalat buah (Brachtocera atau Dacus sp.).Gejala buah busuk karena terserang jamur dan
bila buah dibelah akan kelihatan larva berwarna putih. - - Bersifat agravator, yaitu sebagai
vektornya penyakit jamur, bakteri dan Drosophilla sp. Kumpulkan dan bakar buah
terserang, gunakan perangkap lalat buah jantan (dapat dicampur insektisida)

6
- Busuk daun (Phytopthora infestans), bercak daun dan buah (Alternaria solani) serta
busuk buah antraknose (Colletotrichum coccodes). Jika ada serangan semprot dengan
Natural GLIO
- Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami (PESTONA, GLIO,
VITURA) belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar
penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan
tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.
- Busuk ujung buah. Ujung buah tampak lingkaran hitam dan busuk. Ini gejala kekurangan
Ca ( Calsium). Berikan Dolomit.

F. FASE PANEN & PASCA PANEN (80 - 130 HST)

- Panen pada umur 90-100 HST dengan ciri; kulit buah berubah dari warna hijau menjadi
kekuning-kuningan, bagian tepi daun tua mengering, batang menguning, pada pagi atau
sore hari disaat cuaca cerah. Buah dipuntir hingga tangkai buah terputus. Pemuntiran
buah dilakukan satu-persatu dan dipilih buah yang siap petik. Masukkan keranjang dan
letakkan di tempat yang teduh
- Interval pemetikan 2-3 hari sekali.
- Supaya tahan lama, tidak cepat busuk dan tidak mudah memar, buah tomat yang akan
dikonsumsi segar dipanen setengah matang
- Wadah yang baik untuk pengangkutan adalah peti-peti kayu dengan papan bercelah dan
jangan dibanting
- Waspadai penyakit busuk buah Antraknose, kumpulkan dan musnahkan
- Buah tomat yang telah dipetik, dibersihkan, disortasi dan di packing lalu diangkut siap
untuk konsumsi.

7
Penutup

Assalamualaikum Wr Wb

Demikianlah makalah kami tentang tumbuhan Tomat semoga apa yang kami sajikan
dalam makalah ini dapat berguna bagi kita semua dan apabila ada kesalahan dalam
penulisan makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Wassalamualaikum Wr Wb

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Tomat
Smith, A. F. (1994). The Tomato in America. University of Illinois Press. ISBN 0-252-07009-7.
http://www.amjbot.org/cgi/reprint/88/10/1888
http://www.tomato.org/
http://teknis-budidaya.blogspot.com

( di Unduh 25 Juli 2010)

MENGENAL LEBIH JAUH TOMAT


©
Kelompok 2 XII IPA 2 SMAN 22 Surabaya 2010

You might also like