Professional Documents
Culture Documents
Dasar Pemikiran
Hidup adalah pilihan. Dan setiap pilihan akan menentukan masa depan.
Banyak contoh dalam kehidupan tentang salah pilih yang akhirnya berakibat
kepada kesIa-sIaan dan kebinasaan. Oleh karena itu pilihan tidak boleh
dilakukan dengan gegabah, sembrono, atau tanpa pemikiran yang matang.
Setiap pilihan membutuhkan totalitas, tidak bisa setengah-setengah, tidak
juga leda-lede. Komitmen atas pilihan yang diambil adalah hal yang harus dan
mesti, kalau tidak ingin malu, karena kita mengingkari pilihan kita sendiri.
Harapan untuk umat adalah agar kita memilih dengan sungguh-sungguh
untuk hidup kita dengan komitmen yang jelas agar hidup kita tetap di dalam
berkat Tuhan dan menjadi berkat bagi orang lain.
Tafsir
Ulangan 30:15-20
Ayat-ayat ini berisi perintah, berkat dan kutuk, serta seruan untuk taat.
Musa menghadapkan umat kepada pilihan. Pilihan itu akan menentukan masa
depan umat Israel. Kemurahan Allah tidak mengalir begitu saja, tetapi juga dari
respon umat. Untuk itulah Musa mendorong umat untuk memilih ‘Hidup’
dengan mengasihi TUHAN (ayat.16,19). Hidup menunjuk kepada kehidupan
yang dilindungi Allah, sedangkan mati menunjuk kepada kehidupan yang tanpa
Allah atau menolak Allah. Hidup adalah berkat, mati adalah kutuk.
Pilihan untuk mengasihi Allah diwujudkan dengan hidup menurut jalan
yang ditunjukkan-Nya, berpegang kepada perintah, ketetapan, dan peraturan-
Nya. Pilihan hidup mengasihi Allah akan menjamin masa depan (ayat 20).
Filemon 1:1-21
Dalam suratnya kepada Filemon, Paulus mengucap syukur kepada Tuhan
karena mendengar mengenai iman Filemon serta kasihnya kepada Tuhan dan
sesama. Filemon dapat menjadi contoh bagi orang Kristen lainnya. Ini menjadi
jalan bagi Paulus untuk meminta Filemon dengan Kasih, walaupun sebagai rasul
punya wibawa untuk memerintah Filemon memenuhi keinginannya.
Paulus meminta Filemon untuk menerima kembali Onesimus yang disebut
sebagai budak yang melarikan diri, bukan hanya sebagai budak melainkan
sebagai sesama Kristen yang terkasih, yang artinya dalam kedudukan yang lebih
penting. Paulus tidak meminta pembebasan bagi Onesimus dari perbudakan,
tetapi supaya Filemon menerima kembali budak ini tanpa memberikan
hukuman berat atau denda yang biasa diberikan kepada budak yang melarikan
diri. Paulus memberikan pilihan bebas kepada Filemon atas permintaannya,
karena Paulus percaya akan kemurahan hati Filemon dan Ia akan melakukan
lebih dari apa yang diminta Paulus.
Paulus tidak menggunakan wibawanya sebagai rasul untuk memaksa
Filemon, tetapi ingin menunjukkan kepada Filemon perlunya menanggapi
secara Kristen masalah yang berdampak sosIal. Bagaimana seorang Kristen
menerima saudara dalam Kristus bukan masalah biasa, melainkan memerlukan
tindakan yang mungkin jauh mengatasi kebiasaan dan hukum duniawi karena
hidup dalam Kristus adalah suatu tatanan baru.
Benang Merah
Tuhan adalah Allah yang tidak memaksa umat untuk melakukan sesuatu
bagi diri-Nya. Ia memberi kebebasan kepada umat untuk menentukan
pilihannya. Dan setiap pilihan menentukan masa depan. Tetapi Tuhan juga
bukan Allah yang tidak peduli terhadap umat, justru Tuhan sangat peduli, untuk
itu Ia memberikan pilihan kepada umat dengan menjelaskan akibat dari setiap
pilihan yang diambil. Maka Musa, yang merasa bertanggung-jawab terhadap masa
depan umat Israel, mendorong umat untuk memilih mengasihi Tuhan. Pemazmur
mengungkapkan kata-kata hikmatnya mengenai akibat jika seseorang hidup
menurut Taurat Tuhan dan jika seseorang mengikuti nasihat orang Fasik.
Setiap pilihan harus dipikirkan dengan sungguh-sunguh, tidak bisa setengah-
setengah karena pilihan yang sembrono akan berakibat tragis. Untuk itu Tuhan
Yesus menuntut totalitas terhadap orang yang mau mengikut Dia. Pilihan bebas
ada pada pihak umat, tetapi diharapkan supaya umat memilih dengan bijaksana
dan benar yaitu hidup mengasihi Tuhan karena akan berdampak kepada hidup
yang penuh dengan damai sejahtera bagi semua. Itu pula yang diinginkan
Paulus terhadap Filemon agar mau menerima Onesimus dengan kasih Kristus.
Khotbah Jangkep
Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus,
B erbicara masalah memilih, kita pasti sadar bahwa kita akan memilih
yang baik. Apalagi jika pilihan itu menyangkut dengan diri kita.
Bahkan tidak jarang orang berdesak-desakan untuk antri supaya
bisa memilih lebih dulu agar tidak mendapatkan sisa atau yang tidak baik.
Setiap saat kita harus memilih, baik untuk perkara yang rutin dan biasa,
atau untuk hal-hal yang besar, yang akan berakibat besar dalam diri kita
Pilihan Bebas
Tuhan adalah Allah yang tidak memaksa umat untuk melakukan sesuatu
bagi diri-Nya. Ia memberi kebebasan kepada umat untuk menentukan
pilihannya. Setiap pilihan menentukan masa depan. Namun Tuhan juga bukan
Allah yang tidak peduli terhadap umat. Justru Tuhan sangat peduli. Oleh karena
itu Ia memberikan pilihan kepada umat dengan menjelaskan akibat dari setiap
pilihan yang diambil, supaya umat dapat memilih dengan bijaksana. Sebagaimana
dikatakan dalam Ulangan 30:15 “Ingatlah, aku menghadapkan kepadamu pada
hari ini kehidupan dan keberuntungan, kematian dan kecelakaan.” Apakah umat
mau memilih kehidupan atau memilih kecelakaan, terserah umat. Umat dapat
memilih dengan bebas.
Tetapi Musa, yang merasa bertanggungjawab terhadap masa depan umat
Israel, mendorong umat untuk memilih mengasihi Tuhan. Pemazmur
mengungkapkan kata-kata hikmatnya mengenai akibat jika seseorang hidup
menurut Taurat Tuhan dan jika mengikuti nasihat orang Fasik.
Memang kita memiliki pilihan bebas, tetapi marilah kita menggunakan
pilihan bebas itu dengan bijaksana, untuk kebaikan, kehidupan kita. Jangan sampai
kita sudah mengetahui sesuatu itu akan merusak, mencelakakan, bahkan
membinasakan kita, namuna tetap kita pilih. Ini namanya tidak bijaksana dan
tidak berhikmat. Misalnya sudah tahu berzinah, selingkuh, korupsi, minum-
minuman keras, dapat merusak tetapi tetap saja dipilih. Jadi jika dengan pilihan
Menuntut Totalitas
Kepada orang yang berduyun-duyun mengikuti-Nya, Yesus mengatakan
bahwa untuk menanggapi panggilan mengikut-Nya, tidak boleh setengah-setengah.
Yesus mengatakan bahwa mereka harus membenci ayah, ibu, dan keluarganya.
Ini ungkapan yang keras bahkan bisa dikatakan berlebihan. Membenci dalam
hal ini berarti ‘tidak begitu memilih’. Ini adalah pesan radikal. Itu artinya setiap
pilihan menuntut totalitas, tidak bisa setengah-setengah. Karena di manapun
berada orang yang setengah-setengah tidak akan laku. Contoh saja, jika ada
seorang pemuda melamar anak perempuan saudara satu-satunya, dan ketika
saudara tanya: ”Apakah Saudara mencintai anak saya, kok Saudara melamar?”
Jika dijawab: “Ya Pak, Bu, saya mencintai anak bapak setengah-setengah!”
Apakah jawaban orang itu akan menjadikan lamarannya diterima?.
Pilihan pasti ada konsekuensinya, maka sebelum memilih perlu dipikirkan
dengan sungguh. Menjadi murid adalah panggilan yang menuntut segalanya.
Untuk itu pilihan untuk menjadi murid perlu dipikir dan diperhitungkan dengan
matang, dengan kesadaran penuh segala resiko dari pilihan tersebut. Jangan
sampai kita dicibir orang karena memilih dengan sembrono. Seperti gambaran
yang diberikan Yesus tentang mendirikan menara dan raja yang mau pergi
berperang. Mereka harus berhitung dahulu sebelum mengambil keputusan/
memilih. Jangan sampai keputusan yang diambil tidak dapat diselesaikan.
Hal yang sangat penting untuk menjadi murid Yesus adalah meninggalkan
segalanya. Meninggalkan segalanya adalah pokok pemuridan. Jika seseorang
menjadi murid Yesus dengan mengambil untung untuk dirinya, maka pemuridan
menjadi cacat.
Setiap pilihan membutuhkan totalitas. “Barang siapa tidak memikul
salibnya, dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.”
Khotbah Jangkep
Dasar pemikiran:
Pola kepemimpinan yang dikehendak Tuhan dari sejak dahulu hingga
sekarang tentulah sama. Dengan pola kepemimpinan yang akan direnungkan dan
dipelajari melalui Kitab Suci akan memberi harapan baru bagi pola kepemimpinan
saat ini dan mendatang. Pola kepemimpinan yang dikehendaki Tuhan sangat
dibutuhkan bagi kehidupan manusia yang bermartabat. Hal tersebut
merupakan tantangan bersama. Tidak hanya bagi yang sudah jadi pemimpin,
tetapi lebih khusus jika kepemimpinan itu dimulai dari diri kita sendiri.
Tafsir:
Keluaran 32: 7 – 14
Sikap kepemimpinan yang besar, yang sangat bertanggung jawab dan yang
berbela, telah ditunjukkan oleh Musa, ketika Musa memberanikan diri untuk
mengingatkan Tuhan agar tidak menghukum Israel karena bangsa Israel membuat
patung lembu emas sebagai ganti kehadiran Alah. Musa berani mengingatkan
Tuhan Allah karena nanti Tuhan akan menyesal kalau menumpas bangsa Israel.
Boleh dikatakan bahwa Musa mengajukan keberatan terhadap Tuhan
sendiri, ini suatu sikap yang berbeda dari kebiasaan manusia pada umumnya
yang hanya menurut apa yang menjadi kehendak Tuhan. Bagi Musa, dampak
atas hukuman yang dijatuhkan Tuhan perlu menjadi cara untuk “Tuhan
diperingatkan” oleh Musa, karena nantinya Tuhan pasti akan menyesal.
Keberanian Musa terhadap Tuhan, membedakan Musa dengan para
pemimpin lain yang patuh saja dengan rencana Tuhan. Tuhan pun akhirnya
mengurungkan niat-Nya menghukum Israel.
Mazmur 51: 1 – 10
Mazmur pada pasal ini merupakan nyanyian yang berisi refleksi atas dosa
manusia dan pengakuan dosa di hadapan Tuhan. Ungkapan itu secara utuh
pada ayat tiga hingga ayat tujuh serta ayat 9, sementara ayat delapan dan ayat
10 merupakan pernyataan perkenan manusia yang beroleh tempat di hati
Tuhan. Mazmur ini menjadi teks pelengkap atas tindakan penyesalan Daud
ketika dengan licik merebut Batsyeba istri Uria untuk diambil menjadi isterinya.
Paparan mazmur ini adalah paparan pengakuannya seorang raja Israel,
raja yang amat terkenal. Apalagi jika memandang Daud sebagai seorang raja
yang mampu membawa negeri Israel, waktu itu, menjadi negeri yang tersohor
dan menikmati jaman keemasan. Sebelum dan sesudah Daud tidak ada
pemimpin Israel yang mampu seperti dia.
Dalam mazmurnya ini, meskipun ia seorang raja namun bersedia dikritik
oleh Nabi Natan dan segera menyesali dosanya.
I Timotius 1: 12 – 17
Rasul Paulus menyatakan diri sebagai orang yang mendapat limpahan belas
kasih Tuhan, mengingat masa lalunya ketika menjadi orang yang gigih memusuhi
jemaat Kristen. Namun kini Paulus yang dengan tekun melayani jemaat, maka
Tuhan mempercayakan pelayanan itu kepadanya. Paulus telah menunjukan
ketekunan dan kesetiaan menjadi rasul walaupun di dalam menjadi orang
Kristen dan menjalani kerasulannya ia berhadapan dengan resiko dipenjara.
Lukas 15: 1 – 10
Dalam bacaan ini lebih memang perhatian orang lebih banyak tertuju pada
bagian pernyataan Yesus yang menegaskan pertobatan manusia yang dihargai
demikian tinggi oleh Tuhan. Namun mari kita melihat sosok Tuhan Yesus yang
menerima kehadiran para pemungut cukai dan orang-orang yang dianggap
berdosa di tengah masyarakat.
Agaknya sudah menjadi kebiasaan, demikian Injil Lukas, para pemungut
cukai dan beberapa orang berdosa datang kepada Yesus untuk mendengarkan
ajaran-Nya. Sementara bagi Yesus sendiri, kedatangan mereka dan kesediaan
mereka untuk mendengarkan-Nya, bukan merupakan gangguan atau hal yang
menurunkan kredibilitas seorang yang telah diagungkan waktu itu.
Benang merah:
Sosok seorang pemimpin yang dapat kita pelajari dalam rangkaian bacaan
ini, yakni hendak menunjukkan bagaimana tipologi seorang pemimpin.
Pemimpin yang berani seperti Musa yang mengingatkan serta mengkritik
Tuhan agar tidak menghukum bangsa Israel, sosok pemimpin seperti Daud yang
mengakui sisi kemanusiaannya yang lemah dan dengan iklas ia bertobat dari
dosanya, seorang pemimpin yang tekun dan setia melayani seperti halnya
Paulus, atau sosok pemimpin seperti Yesus yang mencari orang berdosa.
Serangkaian bacaan ini hendak merefleksikan bahwa tugas kepemimpinan
bagaimanapun tetap harus dilangsungkan dalam kehidupan ini. Watak bagi
seorang pemimpin yang baik, jikalau sedia menerima cara pandang Alkitab
bagi seorang pemimpin.
Khotbah Jangkep:
Khotbah Jangkep
Dasar Pemikiran
Doa adalah suatu perintah yang menegaskan hubungan kena-mengena
kita dengan orang lain. Itu cara yang paling indah untuk mentaati perintah
mengasihi orang lain seperti diri kita sendiri. Kasih yang alkitabiah tidak boleh
diartikan sebagai perbuatan tukar-menukar yang timbal-balik atau sebagai
transaksi dagang. Kasih yang sejati diberikan tanpa mengharap balasan. Dengan
dasar ini doa untuk orang lain atau para pemimpin yang dilakukan dengan
sungguh merupakan pernyataan kasih yang agung. Tanpa pamer, tanpa pamrih.
Dengan sendiri atau bersama berdoa, dalam doa itu mengangkat nama-nama
atau problem orang lain di hadapan hadirat Allah, dengan harapan dapat
mendukung dan mengarahkan perbuatan kasih yang nyata dan mampu
mengubah.
Ketidak-jujuran, keserakahan dan kecurangan rupanya menjadi gaya hidup
para pemimpin/penguasa tidak hanya masa lampau melainkan juga masa kini.
Entah itu pemimpin bangsa atau bisa jadi juga para pemimpin gereja.
Buktinya memang hingga saat ini upaya untuk memberantas korupsi di
dunia umumnya, dan di Indonesia khususnya selalu mengalami banyak
hambatan. Hambatan ini bukan saja karena para koruptor ini memiliki
kesempatan untuk korup, namun juga karena kecerdikan mereka yang mampu
menutupi segala ketidak-jujurannya.
Tentu bukan ketentraman, ketenangan, kesalehan dan kehormatan yang
akan diperoleh para pemimpin/penguasa yang tidak jujur, namun justru hal
sebaliknya yang akan diperoleh mereka. Kejujuran para pemimpin menjadi
harapan yang sangat didambakan oleh banyak orang. Bekal kejujuran para
Tafsiran:
Amos 8: 4-7
Kitab Amos banyak dikenal sebagai kitab yang mampu membawa gerakan
sosial untuk membela keadilan bagi orang-orang yang tertindas. Walau demikian
yang utama dari kitab Amos ini adalah bagaimana penulis menempatkan Allah
sebagai pemilik kehidupan dan pencipta seluruh umat manusia.
Bacaan dalam pasal 8 ayat 4-7, dilatar belakangi oleh kemerosotan moral para
pemimpin Israel, yang membuat hati TUHAN tergerak untuk mengingatkan dan
memberikan hukuman kepada mereka. Bentuk kemerosotan moral itu ditunjukkan
dengan cara berpikir dan sikap hidup menindas dan memeras orang yang lebih
lemah. Bahkan kejahatan senantiasa dirancangkan oleh para pemimpin/penguasa
untuk mengambil keuntungan bagi diri sendiri. Pola kepemimpinan yang
dijalankan selalu tidak mengarah pada upaya membangun kesejahteraan
bersama, melainkan justru sebaliknya.
Sikap serakah para pemimpin/penguasa yang telah mendorong mereka
untuk mengkorupsi dan menistakan hari-hari yang telah dikuduskan Allah.
Tidak sedikit mereka yang berlaku kejam dan curang terhadap sesamanya.
Bukan saja para pemimpin politik yang cenderung suka menindas, tetapi juga
mereka yang bergerak di bidang ekonomi (para pebisnis dan pedagang) banyak
berlaku curang dengan menggunakan neraca yang telah dipalsukan.
Allah merespon perilaku jahat mereka dengan mengambil keputusan dan
sumpah untuk tidak melupakan dan mengampuni dosa dan kejahatan para
pemimpin ini.
Mazmur 113
Pemazmur menyaksikan dengan puji-pujian dan menyatakan kemaha-
tinggian Allah yang luar biasa. Sekalipun demikian Allah yang dikenal pemazmur
adalah Allah yang juga peduli kepada umatnya yang lemah dan tertindas.
Bentuk kepedulian Allah dinyatakan bahwa Ia menentang setiap orang yang
I Timotius 2: 1-7
Surat pribadi Rasul Paulus kepada Timotius ini sekaligus merupakan surat
penggembalaan bagi jemaat yang sedang menghadapi masalah tertentu. Latar
belakang yang dihadapi jemaat adalah berkembangnya ajaran sesat berupa
intelektualisme spekulatif yang cenderung bermain-main dengan logika,
kepercayaan pada dongeng dan penekanan silsilah sebagai keturunan orang-
orang rohani.
Perikop ini memuat beberapa hal penting:
Doa bagi penguasa. Secara fungsional, penguasa duniawi dikehendaki Tuhan
untuk melaksanakan perintah-Nya. Dalam melaksanakan pemerintahan atau
kekuasaan mereka seharusnya berpedoman pada kebenaran dan keadilan
Allah yang memelihara kehidupan rakyatnya. Dalam pengertian yang
demikian orang percaya dituntut untuk mendoakan para penguasa
Dalam pengajaran tentang doa, terkandung pengertian bahwa Injil
keselamatan Allah itu berlaku universal. Injil mencakup orang besar dan
kecil, baik untuk kaisar dengan kekuasaannya, maupun bagi para budak
dalam ketidak-berdayaannya. Untuk orang baik dan orang jahat, untuk
orang Kristen maupun yang bukan Kristen. Doa dinaikkan bagi semua
orang, termasuk mereka yang tidak Kristen. Kaisar waktu itu bukan
Kristen, bahkan memusuhi gereja. Tapi harus juga didoakan.
Khotbah Jangkep:
Jemaat yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus,
K
omisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali menetapkan
tersangka terkait dugaan korupsi pejabat di salah satu instansi
pemerintahan…. “ demikianlah sebagian cuplikan dari berita surat
kabar yang bisa jadi kita temui setiap hari. (pengkhotbah bisa membawa
cuplikan surat kabar tentang kasus korupsi yang sedang terjadi).
Keserakahan, kecurangan, ketidak-jujuran rupanya telah menjadi berita
setiap hari masyarakat. Anehnya, tindakan itu bukan saja dilakukan oleh
mereka yang secara nyata memang kekurangan dalam memenuhi hidupnya.
Tetapi justru dilakukan oleh mereka yang nota-bene disebut sebagai pejabat,
penguasa atau pemimpin bangsa ini.
Mau dibawa kemana bangsa ini? Mau dibawa kemana masyarakat kita ini?
Demikian, kekesalan kebanyakan rakyat yang telah merasa ditipu oleh para
pemimpinnya!
Sudah sedemikian parahkah kehidupan moral para pemimpin/penguasa
bangsa ini? Mereka yang seharusnya menjadi teladan atau contoh bagi
kehidupan bermasyarakat justru telah mencurangi rakyat dengan seenaknya.
Khotbah Jangkep
Dasar Pemikiran
Untuk menuju sebuah harapan, pemimpin menjadi tumpuan untuk
mengarahkan. Perjalanan bisa terarah jelas dalam satu komando pemimpin
yang jelas. Tetapi bagaimana ketika pemimpin ternyata tidak seperti yang
diharapkan? Kondisi ini menyebabkan perjalanan menuju harapan mengalami
kegelisahan. Gelisah oleh pertanyaan, mungkinkah akan bisa mencapai tujuan
yang dituju bila pemimpinnya bermasalah? Bisa jadi dalam kegelisahan
tersebut mengakibatkan munculnya rasa tidak suka. Padahal dengan
munculnya perasaan seperti ini arahan kehidupan sebuah kelompok menjadi
tidak sehat. Kelompok harus bisa mengupayakan kejernihan berpikir bahwa
perjalanan ke arah harapan bersama jangan sampai dikalahkan hanya karena
rasa tidak suka. Kalau sudah demikian kemungkinan besar kelompok ingin
mengganti pemimpinnya. Mencari pemimpin yang sejalan dengan pemikiran
mereka.
Di sini hakekat kerja bersama untuk mencapai tujuan bersama perlu
dibangun atau diingatkan kembali. Perjalanan untuk menuju harapan yang
sama tidak bisa terselesaikan hanya dengan mengganti pemimpin dengan yang
baru, tetapi berusaha untuk mengembalikan suasana bekerja sama yang baik.
Proses ini perlu disadari sebagai upaya bersama untuk selalu menggali
ketidaktahuan dari kondisi keduanya. Baik dalam diri pemimpin itu yang harus
dilakukan oleh kelompok tersebut, dan di sisi yang lain pemimpin itu sendiri,
supaya bisa mencari celah yang jelas sesuai dengan konteks kehidupan
kelompoknya. Proses ini tidak bisa berhenti hanya dalam pertemuan pertama,
atau hanya dalam perkenalan saja ketika saling mengikat perjanjian sebagai
pemimpin dan yang dipimpin. Proses itu harus terus berjalan bersama dengan
kerja-sama yang terus dibangun untuk mencapai tujuan bersama tadi. Untuk
Tafsiran:
Amos 6:1a, 4-7
Perikop ini diawali dengan kata “celaka” yang ditujukan kepada orang-
orang yang merasa aman di Sion dan di gunung-gunung Samaria. Mereka yang
berada di Sion dan di gunung-gunung Samaria adalah para pemuka yang
diharapkan selalu dekat dengan kehendak Tuhan. Lalu kenapa justru mereka
disumpahi dengan kata celaka? Jawabnya adalah karena mereka tidak
memperhatikan kehidupan orang-orang Israel. Secara khusus disebutkan dalam
kehidupan dari keturunan Yusuf. Hal yang menarik dalam perikop ini adalah
keberanian Amos untuk melontarkan nubuatnya. Nubuatan ini diungkapkan
dengan kebersihan niat dari segala kepentingan pribadinya. Hal ini semakin
diperjelas dengan ayat 7 yang mengatakan; Sebab itu sekarang, mereka akan
pergi sebagai orang buangan di kepala barisan. Dengan mengatakan “sebab itu
sekarang, mereka akan” menjadikan ayat ini sebagai ajakan supaya mereka
bersiap-siap menghadapi petaka yang akan dialami bangsa Israel secara
keseluruhan. Dan sekalipun buangan, mereka tetap diharapkan untuk berjuang
menuju kepada harapan bangsa yang sama.
Mazmur146
Mazmur ini mengingatkan supaya kehidupan manusia jangan tergantung
kepada para bangsawan karena keputusan mereka hanya bersifat sementara.
Manusia diingatkan supaya senantiasa hidup dengan kehendak dari Tuhan saja.
Tuhanlah yang menciptakan segalanya dan mencukupi segala kebutuhan
manusia. Keputusan-Nya bersifat kekal. Pimpinan Tuhan pun bersifat kekal
apabila manusia mau menuruti kehendak Tuhan.
I Timotius 6:6-19
Paulus memberikan pengajarannya kepada Timotius untuk membangun
hidup yang teguh dalam ketulusan hidup kepada Tuhan. Dalam bangunan
pengajarannya, Paulus mengingatkan bahwa kehidupan manusia sering
mengalami godaan yang kuat dari kekayaan. Secara khusus dikatakan godaan
kekayaan itu sebagai cinta uang. Dijelaskan ketika orang mengalami cinta uang,
Khotbah Jangkep:
Khotbah Jangkep:
B
oten cetha punapa pikajengipun, kita punika badhe dipun bekta
dhateng pundi?” “Kanthi cara mimpin ingkang kados mekaten
mesthi sedaya bakalan bubrah.”
Asring kita mireng ukara-ukara wau nalika wonten pemimpin ingkang
boten becus nyambut damel. Utawi malah kita piyambak ingkang ngucapaken
ukara punika. Nalika nyumerepi pemimpin ingkang tanpa wewaton anggenipun
nyambut damel, lan pemimpin ingkang asring ndadosaken kita bingung. Pancen
langkung gampil ngucapaken ukara wau, pitaken kanthi ukara ingkang
kinemulan ing nepsu, utawi menawi boten kanthi pedhes, nyindhir pemimpin
ingkang boten trep mapanaken dhiri ing papaning ayahanipun. Punapa malih
nalika kita sampun rumaos nyumbang kathah kangge nyangoni pemimpin wau.
Kita saged rumaos, sampun dipun cekapi, nanging kenging punapa asil
pakaryanipun namung kados mekaten.