You are on page 1of 16

TUGAS KELOMPOK

ILMU PENDIDIKAN

LINGKUNGAN PENDIDIKAN

KELOMPOK 7 :

A.FATWA TENRI AWARU (K21108268)

A.ZULFARDANI (K21108104)

ASMIN NURAENI (K21108016)

PROGRAM STUDI ILMU GIZI

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2010
Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia.
Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi
manusia menurut ukuran normatif. Di sisi lain proses perkembangan dan
pendidikan manusia tidak hanya terjadi dan dipengaruhi oleh proses pendidikan
yang ada dalam sistem pendidikan formal (sekolah) saja.
Manusia selama hidupnya selalu akan mendapat pengaruh dari keluarga,
sekolah, dan masyarakat luas. Ketiga lingkungan itu sering disebut sebagai
tripusat pendidikan. Dengan kata lain proses perkembangan pendidikan manusia
untuk mancapai hasil yang maksimal tidak hanya tergantung tentang bagaimana
sistem pendidikan formal dijalankan. Namun juga tergantung pada lingkungan
pendidikan yang berada di luar lingkungan formal.
Lingkungan secara umum diartikan sebagai kesatuan ruang dengan segala
benda, daya, keadaan, dan mahluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya,
yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta
mahluk hidupa lainnya. Lingkungan dibedakan menjadi lingkungan alam hayati,
lingkungan alam non hayati, lingkungan buatan dan lingkungan sosial. Sebagai
contoh saat berada di sekolah, lingkungan biotiknya berupa teman-teman sekolah,
bapak ibu guru serta karyawan, dan semua orang yang ada di sekolah, juga
berbagai jenis tumbuhan yang ada di kebun sekolah serta hewan-hewan yang ada
di sekitarnya. Adapun lingkungan abiotik berupa udara, meja kursi, papan tulis,
gedung sekolah, dan berbagai macam benda mati yang ada di sekitar.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara aktif
dapat mengembangkan potensi dirinya supaya memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Sedangkan lingkungan pendidikan dapat diartikan sebagai berbgai factor
lingkungan yang berpengaruh terhadap praktek pendidikan. Lingkungan
pendidikan sebagai berbagai lingkungan tempat berlangsungnya proses
pendidikan, yang merupakan bagian dari lingkungan sosial.
1. Pengertian
- Pendidikan Informal (Keluarga)
Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal, yang
pertama dan utama dialamai oleh anak serta lembaga pendidikan yang bersifat
kodrati orang tua bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi, dan
mendidik anak agar tumbuh dan berkembang dengan baik. Pendidikan keluarga
disebut pendidikan utama karena di dalam lingkungan ini segenap potensi yang
dimiliki manusia terbentuk dan sebagian dikembangkan. Bahkan ada beberapa
potensi yang telah berkembang dalam pendidikan keluarga.
Pendidikan keluarga dapat dibedakan menjadi dua yakni :
a) Pendidikan prenatal (pendidikan sebelum lahir)
Merupakan pendidikan yang berlangsung selama anak belum lahir atau
masih dalam kandungan. Pendidikan prenatal lebih dipengaruhi kepada
kebudayaan lingkungan setempat. Sebagai contoh dalam masyarakat jawa
dikenal berbagai macam upacara adat selama anak masih ada dalam kandungan
seperti neloni, mitoni. Selain upacara-upacara adat untuk menyelamati anak
yang masih dalam kandungan dalam masyarakat jawa dikenal juga berbagai
macam sirikan (hal-hal yang harus dihindari) selama anak masih dalam
kandungan.
Dalam kehidupan yang lebih modern sekarang ini, terdapat pula model
pendidikan prenatal. Seperti mendengarkan lagu-lagu klasik selama anak masih
dalam kandungan, melakukan pemerikasaan rutin ke dokter kandungan atau
mengkonsumsi nutrisi yang baik bagi si jabang bayi adalah contoh-contoh
pendidikan prenatal dalam kehidupan modern.
Secara sederhana pendidikan prenatal dalam keluarga bertujuan untuk
menjamin agar si jabang bayi sehat selama dalam kandungan hingga nanti pada
akhirnya dapat terlahir dengan proses yang lancar dan selamat.
b) Pendidikan postnatal (pendidikan setelah lahir)
Merupakan pendidikan manusia dalam lingkungan keluarga di mulai dari
manusia lahir hingga akhir hayatnya. Segala macam ilmu kehidupan yang
diperoleh dari keluarga merupakan hasil dari proses pendidikan keluarga
postnatal. Dari manusia lahir sudah diajari bagaimana caranya tengkurap,
minum, makan, berjalan hingga tentang ilmu agama.
Sama seperti pendidikan prenatal yang tujuan adalah menjamin manusia
lahir ke dunia, pendidikan postnatal ditujukan sebagai jaminan agar manusia
dapat menjadi manusia yang baik dan tidak mengalami kesulitan berarti selama
proses manusia hidup.
Bagaimana manusia bersikap tentang segala macam lingkungannya di
luar lingkungan keluarga sangat tergantung pada bagaimana proses pendidikan
keluarga berlangsung. Dalam dunia modern seperti sekarang, bagaimana
pendidikan keluarga berlangsung tidak sepenuhnya tergantung pada orang tua
namun bisa juga dipengaruhi oleh orang lain yang notabene bukan bagian dari
keluarga. Ini bisa terjadi karena kesibukan orangtua maka orangtua lebih
cenderung untuk menyewa orang lain untuk merawat (mengasuh) anaknya.
Pendidikan informal dilakukan oleh keluarga dan lingkungan (UUSPN
pasal 27 ayat 1). Artinya seseorang dapat menyelenggarakan pendidikan
informal untuk peserta didik yang merupakan anggota keluarganya atau
tetangga yang tinggal di lingkungannya. Pendidikan informal ini dilaksanakan
dalam bentuk belajar secara mandiri. mengingat fungsi dan prinsip
penyelenggaraan pendidikan, dan mengingat tidak dicantumkannya jenis,
apalagi jenjang pendidikan, yang menetapkan batasan pendidikan pendidikan
informal, maka dapat ditafsirkan bahwa pendidikan informal mencakup
spektrum yang paling luas diantara ketiga jalur pendidikan yang ada di
indonesia.

- Pendidikan Formal (Sekolah)


Pendidikan formal atau lebih dikenal dengan sistem persekolahan,
mempunyai peranan yang amat menentukan perkembangan potensi manusia
secara maksimal, sehingga manusia itu memiliki ketajaman response terhadap
lingkungannya, ketrampilan, intelektual, sehat dan berkehidupan yang baik,
koperatif, mempunyai motivasi yang tinggi untuk berprestasi, mampu
berkompetisi, toleran, dapat menghargai pendapat orang lain, dan mampu
mencapai kebahagiaan hidup.
Pendidikan formal (PF) terdiri dari 3 jenjang dan mencakup 7 jenis.
Jenjang pendidikan formal adalah pendidikan dasar, menengah dan tinggi.
Sedangkan jenisnya adalah pendidikan umum, akademik, profesi, vokasi
(kejuruan), keagamaan, dan khusus.
Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan
berjenjang yang terdiri atas pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar,
pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan formal terdiri dari
pendidikan formal berstatus negeri dan pendidikan formal berstatus swasta.
Tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam
keluarga, terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam
keterampilan. Oleh karena itu dikirimkan anak ke sekolah. Seiring dengan
perkembangan peradaban manusia, sekolah telah mencapai posisi yang sangat
sentral dan belantara pendidikan keluarga. Hal ini karena pendidikan telah
berimbas pola piker ekonomi yaitu efektivitas dan efesiensi dan hal ini telah
menjadi semacam ideology dalam proses pendidikan di sekolah.
Pendidikan formal memang penting, tetapi tentunya bisa disadari bahwa
sekolahpun bukan satu-satunya tempat untuk mendapatkan pendidikan, selain
itu pendidikan formal yang ada itupun harus disadari bukan sebagai hal yang
paling mutlak sekali. Masih banyak hal yang tidak bisa didapatkan hanya dari
pendidikan formal saja dan banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi sikap
mental dan cara / pola berpikir seorang individu diluar sekolah.

- Pendidikan Non Formal (Masyarakat)


Pendidikan non formal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal
yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Hasil pendidikan
nonformal dapat dihargai setara dengan hasil program pendidikan formal
setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh
Pemerintah atau Pemerintah Daerah dengan mengacu pada standar nasional
pendidikan.
Pendidikan nonformal berfungsi sebagai pengganti, penambah dan/atau
pelengkap pendidikan formal dalam mendukung prinsip pendidikan sepanjang
hayat (life-long learning). Pendidikan non formal setidaknya memiliki 7 jenis:
pendidikan anak usia dini, kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan,
keaksaraan, kesetaraan, keterampilan kerja, pendidikan kecakapan hidup, dll.
Dengan demikian, pendidikan non formal meliputi spektrum pendidikan yang
jauh lebih luas dibandingkan pendidikan formal.
Dalam konteks pendidikan, masyarakat merupakan lingkungan
lingkungan keluarga dan sekolah. Pendidikan yang dialami dalam masyarakat
ini, telah mulai ketika anak-anak untuk beberapa waktu setelah lepas dari
asuhan keluarga dan berada di luar dari pendidikan sekolah. Dengan demikian,
berarti pengaruh pendidikan tersebut tampaknya lebih luas. Corak dan ragam
pendidikan yang dialami seseorang dalam masyarakat banyak sekali, ini
meliputi segala bidang, baik pembentukan kebiasaan-kebiasaan, pembentukan
pengertia-pengertian (pengetahuan), sikap dan minat, maupun pembentukan
kesusilaan dan keagamaan.

2. Faktor yang Berpengaruh pada Lingkungan Pendidikan


- Pendidikan Informal (Keluarga)
Kunci menuju pendidikan yang baik adalah keberadaan orang dewasa
yang penuh perhatian. Lebih bagus lagi adalah satu atau kedua orang-tua anak
itu yang berperan aktif untuk pendidikan sang anak. Orang tua harus
menunjukkan sikap mendukung dan sangat terlibat dalam pendidikan anak-
anak. Bahkan orang-tua harus cukup sering berinteraksi dengan lembaga
pendidikan dalam hal ini adalah para pengajar di sekolah untuk memantau
perkembangan anaknya.
Apa saja yang perlu dilakukan oleh orang tua untuk meningkatkan
prestasi anak di sekolah? Beberapa hal yang perlu dilakukan oleh orang-tua
agar anaknya dapat berprestasi di sekolah antara lain sebagai berikut.
 Dukungan orang tua
Orang-tua sebaiknya memberi perhatian kepada anak-anak mereka dan
menanamkan kepada mereka nilai dan tujuan pendidikan. Mereka juga
berupaya mengetahui perkembangan anak mereka di sekolah. Caranya
adalah dengan berkunjung ke sekolah untuk melihat situasi dan
lingkungan pendidikan di sekolah. Menaruh minat terhadap aktivitas
sekolah akan secara langsung mempengaruhi pendidikan anak Anda.
 Kerja sama dengan para guru di sekolah
Biasanya apabila timbul masalah-masalah gawat, barulah beberapa orang-
tua menghubungi guru anak-anak mereka. Sebaiknya, orang-tua perlu
mengenal guru di sekolah dan menjalin hubungan yang baik dengan
mereka. Berkomunikasi dengan guru untuk perkembangan anak. Guru
juga perlu diberitahu bahwa orang tua memandang penting pendidikan
anak di sekolah sebagai bagian kehidupannya. Ini akan membuat guru
lebih memperhatikan anak. Menghadiri pertemuan orang-tua murid dan
guru yang diselenggarakan oleh sekolah. Pada pertemuan ini, orang tua
memiliki kesempatan untuk mengetahui prestasi akademis anaknya serta
perkembangan anak di sekolah.
 Menyediakan waktu cukup banyak dengan anak
Jika anak pulang sekolah, umumnya mereka cukup stres dengan beban
pekerjaan rumah, ulangan, maupun problem lainnya. Sungguh ideal jika
orang-tua misalnya seorang ibu berada di rumah pada saat anak-anak di
rumah. Seorang anak akan senang bercerita ketika pulang sekolah seraya
mengeluarkan semua keluhan dan bebannya kepada orang-tua. Bisa jadi
mereka mulai menceritakan teman-temannya yang nakal yang mulai
menawari rokok dan narkoba. Orang tua bisa segera tanggap dengan hal
tersebut jika mereka menyediakan waktu bagi anak-anaknya.
 Mengawasi kegiatan belajar di rumah
Orang tua perlu menunjukkan minatnya pada pendidikan anak.
Memastikan bahwa anak-anak sudah mengerjakan pekerjaan rumah (PR)
mereka. Mewajibkan diri untuk mempelajari sesuatu bersama anak-anak.
Membaca bersama-sama mereka. Dan tidak lupa menjadwalkan waktu
setiap hari untuk memeriksa pekerjaan rumah anak. Mengendalikan waktu
menonton TV, Internet dan bermain game dari anak-anak.
 Mengajari anak bertanggung jawab di rumah
Sekolah umumnya akan memberi banyak tugas untuk dipersiapkan anak di
rumah dan di sekolah. Apakah mereka mengerjakan tugas-tugas itu dengan
benar dan baik? Seorang anak dapat bertanggung jawab mengerjakan tugas
mereka di sekolah jika Orang tua telah mengajar mereka untuk
mengerjakan tanggung jawab di rumah.
 Praktek disiplin dengan tegas namun penuh cinta
Menjalankan disiplin dengan tegas namun dengan penuh kasih sayang.
Jika orang tua selalu menuruti keinginan anak, maka mereka akan menjadi
manja dan tidak bertanggung jawab. Problem lain bisa muncul jika orang
tua terlalu memanjakan anak seperti seks remaja, narkoba, prestasi yang
buruk, dan masalah lainnya.
 Menjaga kesehatan anak agar berprestasi dengan pemberian makanan yang
sehat dan bergizi.
Menjaga kesehatan anak agar prestasi belajarnya tidak terganggu,
misalnya dengan membuat jadwal tidur yang cukup untuk anak. Anak-
anak yang kelelahan tidak dapat belajar dengan baik. Lalu menghindarkan
anak dari makanan seperti junk food, karena selain menyebabkan problem
obesitas, juga mendatangkan pengaruh yang buruk terhadap
kesanggupannya untuk berkonsentrasi.
 Menjadi teman terbaik untuk anak
Menjadi teman terbaik bagi anak dengan meluangkan waktu untuk berbagi
berbagai hal dengan mereka. Seorang anak membutuhkan semua teman
yang matang yang bisa ia dapatkan.

- Pendidikan Formal (Sekolah)


Pembelajaran efektif, bukan membuat peserta didik menjadi pusing,
akan tetapi bagaimana tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan mudah dan
menyenangkan. Pada pendidikan formal, guru atau pendidik memegang
peranan penting dan sangat berpengaruh terhadap kualitas pendidikan peserta
didik. Hal lain yang sangat berperan penting adalah teman sekelas, buku, dan
sumber pengetahuan lain serta yang sangat penting adalah kasih sayang yang
diberikan pendidik kepada peserta didik dan strategi dari pendidik.
Bagi siswa yang selalu memperhatikan materi pelajaran yang diberikan,
bukanlah masalah bagi guru. Karena di dalam diri siswa tersebut ada
motivasi, yaitu motivasi intrinsik. Siswa yang demikian biasanya dengan
kesadaran sendiri memperhatikan penjelasan guru. Rasa ingin tahunya lebih
banyak terhadap materi pelajaran yang diberikan. Berbagai gangguan yang
ada disekitarnya, kurang dapat mempengaruhinya agar memecahkan
perhatiannya.
Lain halnya bagi siswa yang tidak ada motivasi di dalam dirinya, maka
motivasi ekstrinsik yang merupakan dorongan dari luar dirinya mutlak
diperlukan. Di sini tugas guru adalah membangkitkan motivasi peserta didik
sehingga ia mau melakukan belajar.
Ada beberapa strategi yang bisa digunakan oleh guru untuk
menumbuhkan motivasi belajar siswa, sebagai berikut:
1. Menjelaskan tujuan belajar ke peserta didik.
Pada permulaan belajar mengajar seharusnya terlebih dahulu seorang
guru menjelaskan mengenai Tujuan Instruksional Khusus yang akan
dicapainya kepada siwa. Makin jelas tujuan maka makin besar pula
motivasi dalam belajar.
2. Hadiah
Berikan hadiah untuk siswa yang berprestasi. Hal ini akan memacu
semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Di samping itu, siswa
yang belum berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengejar siswa yang
berprestasi.
3. Saingan/kompetisi
Guru berusaha mengadakan persaingan di antara siswanya untuk
meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi
yang telah dicapai sebelumnya.
4. Pujian
Sudah sepantasnya siswa yang berprestasi untuk diberikan penghargaan
atau pujian. Tentunya pujian yang bersifat membangun.
5. Hukuman
Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses
belajar mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa
tersebut mau merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya.
6. Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar
Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke peserta
didik.
7. Membentuk kebiasaan belajar yang baik
8. Membantu kesulitan belajar anak didik secara individual maupun
kelompok
9. Menggunakan metode yang bervariasi,
10. Menggunakan media yang baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran

- Pendidikan Non Formal (Masyarakat)


Pada pendidikan ini yang memiliki peran penting yaitu masyarakat.
Inisaiatif dan kemauan yang keras dari masyarakat dapat turut mendukung
peserta didik yang berkualitas. Misalnya pemberantasan buta aksara tidak
bisa hanya dilakukan pemerintah. Penanganannya harus secara menyeluruh
dan dibutuhkan peran serta masyarakat dalam menangggulangi. Untuk
memberantas buta aksara, di luar jalur pendidikan formal dibutuhkan
pendidikan non formal.

3. Perbandingan Ketiga Lingkungan Pendidikan


Dari ketiga lingkungan pendidikan di atas, dapat disimpulkan bahwa
ketiga lingkungan pendidikan ini memiliki kontribusi yang sama besarnya.
Ketiganya berjalan bersama dan beriringan.
Keluarga merupakan tempat pertama anak itu mendapatkan pendidikan.
Sejak anak itu berada dalam kandungan anak telah mendapatkan pendidikan.
Seperti telah diketahui di muka bahwa jenis pendidikan yang diberikan
keluarga adalah bermacam-macam. Pendidikan berlangsung secara informal.
Dalam keluarga orang tua merupakan pendidik utama dan pertama. Pada
masyarakat yang sederhana pendidikan berlangsung dalam keluarga dan
masyarakat. Anak meniru apa yang dikerjakan orang tua dan orang-orang
dewasa dalam masyarakat. Setelah mendapatkan kemampuan yang diperlukan
untuk hidup, maka ia dilepaskan dalam masyarakat. Dalam. masyarakat mereka
akan menjadi tenaga kerja yang dibutuhkan masyarakat.
Dalam masyarakat yang lebih maju maka pendidikan di dalam keluarga
tidak cukup, oleh karena itu orang tua menyerahkan pendidikan pada lembaga
pendidikan formal yang disebut sekolah. Dalam sekolah anak diberi berbagai
pengetahuan baik pengetahuan yang berkaitan untuk pengembangan pribadi,
pengetahuan untuk bekal hidup dalam masyarakat, dan pengetahuan untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi lebih lanjut. Pendidikan di
sekolah dilaksanakan secara bertingkat-tingkat, pada dasarnya dibedakan
pendidik dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Anak yang telah
selesai pada tingkat pendidikan tertentu yang memerlukan keterampilan
tertentu dapat masuk pada pendidikan nonformal dalam lembaga pendidikan
masyarakat. Setelah mendapatkan tambahan keterampilan maka ia terjun
kedunia kerja dalam masyarakat. Akan tetapi ada juga yang setelah selesai
pendidikan pada tingkat pendidikan tetrtentu langsung memasuki dunia kerja
dalam masyarakat. Masyarakat sebagai pemakai hasil tiga pendidikan itu akan
memberi balikan bagi masing-masing penyelenggara pendidikan dalam ketiga
lingkungan pendidikan.
Perbandingan antara pendidikan formal dan pendidikan non formal dan
pendidikan dalam keluarga sebagai pendidikan informal dapat disajikan di
bawah ini :
- Tempat berlangsung : Pendidikan formal dilaksanakan di dalam gedung
sekolah, pendidikan nonformal dilaksanakan di dalam atau diluar sekolah,
sedang pendidikan keluarga dilaksanakan di dalam rumah atau di luar
rumah.
- Persyaratan mengikuti pendidikan : Syarat mengikuti pendidikan formal
adalah umur dan tingkat pendidikan tertentu (ijazah atau STTB), pada
pendidikan nonformal kadang-kadang ada persyaratan tetapi tidak
memegang peranan yang penting, pada pendidikan informal (keluarga)
tidak ada persyaratan semua anak baik anak pungut, anak tiri atau anak
sendiri semua mendapatkan pendidikan dalam keluarga itu.
- Jenjang pendidikan : Pada pendidikan formal terdapat jenjang pendidikan
jaitu pendidikan prasekolah (taman kanak-kanak), pendidikan dasar,
pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Pada pendidikan nonformal
kadang-kadang ada kadang-kadang tidak. Pada pendidikan informal tidak
ada jenjang pendidikan.
- Program pendidikan : Program pendidikan pada pendidikan formal
ditentukan teliti untuk setiap jenjang pendidikan dalam bentuk tertulis.
Pada pendidikan nonformal terdapat program tertentu. Pada pendidikan
informal tidak ada program. 
- Bahan pelajaran : Pada pendidikan formal bahan pelajaran lebih bersifat
akademis dan umum, bahan pelajaran .pada pendidikan nonforrnal lebih
bersifat khusus dan praktis, bahan pelajaran pada pendidikan informal tidak
ditentukan.
- Lama pendidikan : Pada pendidikan formal lama pendidikan memakan
waktu yang panjang, pendidikan nonformal memakan waktu yang singkat
dan pendidikan informal sepanjang hidup.
- Usia peserta didik : Pada pendidikan formal usia pesórta didik relatif lama,
pads pendidikan nonformal usia peserta didik rethtif tidak sama dan pada
pendidikan informal usia peserta didik semua umur.
- Penilaian : Pada pendidikan formal ada ujian yang diselenggarakan secara
formal dan dibenr ijazah atau STTB. Pada pendidikan nonformal juga ada
ujian dan diben ijazah atau surat keterangan. Pada pendidikan informal
tidak ada ujian dan tidak ada penilaian yang sistematis dan tidak ada surat
keterangan atau ijazah.
- Penyelenggara pendidikan : Pendidikan formal diselenggarakan oleb
pemerintah dan swasta yang diatur dalam suatu perundang undangan
tertentu. Pendidikan nonformal diselenggarakan oleh pemenintah dan
swasta yang diatur dalam perundang-undangan tertentu. Pendidikan
informal diselenggarakan oleh keluarga tidak ada aturan yang harus
dipenuhi untuk menyelenggarakan pendidikan.
- Metode mengajar : Pada pendidikan formal dituntut untuk menggunakan
metode mengajar yang tertentu. Pada pendidikan nonformal dapat
menggunakan metode mengajar tertentu walaupun tidak selalu.
- Persyaratan bagi pengajar : Pengajar pada pendidikan formal harus
mempunyai kewenangan yang didasarkan ijazah dan diangkat untuk
mengajar dalam suatu tugas tertentu. Pengajar pada pendidikan nonformal
tidak selalu mempunyai ijazah sebagai pengajar. Pada pendidikan informal
tidak ada persyaratan ijazah dan surat pengangkatannya.
- Administrasi : Pada pendidikan formal administrasi diatur secara sistematis
dan sama untuk setiap tingkat sekolah. Pada pendidikan nonformal
administrasi ada tetapi tidak begitu uniform (seragam). pada pendidikan
informal administrasi tidak ada
- Ditinjau dari segi sejarah berdirinya : Pendidikan formal berdiri paling
akhir, disusul pendidikan nonformal. Sedang pendidikan informal ada sejak
manusia ada dan tenjadi proses transformasi nilai dan orang dewasa ke
anak.

Dari uraian tersebut di alas dapat diketahui bahwa antara keluarga ada
hubungan yang erat. Hubungan yang erat antara keluarga dan sekolah itu
disebabkan secara hukum mempunyai tanggung jawab bersama terhadap
pendidikan anak secara kodrat pendidikan anak memang merupakan tanggung
jawab orang tua, tetapi secara hukum pemenintah/negara juga bertanggung
jawab untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Di samping orang tua dan
pemerintah masih ada lagi yaitu masyarakat. Oleh karena itu masyarakat dan
pemerintah mendirikan sekolah. Masyarakat mendirikan sekolah swasta dan
pemenintah mendirikan sekolah negeri.
Tiap-tiap permulaan tahun ajaran baru maka berduyuni-duyun anak usia
sekolah membanjiri sekolah, dan taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi.
Peran orang tua dalam pendaftaran siswa baru pada tiap-tiap tingkat dan jenis
sekolah tergantung pada usia anak. Pada pendidikan pra sekolah dan
pendidikan dasar orang tua bersama anaknya mendaftarkan anak untuk menjadi
murid baru di sekolah. Pada Sekolah Menengah Pertama peran orang tua sudah
berkurang anak sendiri yang mendaftarkan diri. Akhirnya pada perguruan
tinggi anak sendinilah yang mendaftarkan diri sebagai mahasiswa baru. Dari
uraian ini dapat disimpulkan bahwa terjadi penyerahan tanggung jawab
pendidikan dari orang tua kepada sekolah baik negeni maupun swasta. Sebab
kemampuan dan waktu untuk melaksanakannya tugas ini memang terbatas.
Oleh orang tua yang kebetulan guru SD ia pun juga menyekolahkan anak pada
suatu SD tertentu.
Setelah anak menyelesaikan pendidikan pada suatu tingkat atau jenis
pendidikan maka sekolah mcnyerabkan kembali anak-anak yang diasuhnya
kepada orang tua siswa. Oleh karena itu setiap akhir tahun tiap sckolah dan
pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi mengadakan pelepasan siswa-siswa
yang telah berhasil menyelesaikan pendidikari di sekolah tersebut.
Setelah menyerahkan anaknya pada sekolah tertentu, tidak berarti orang
tua bebas dan tanggung jawab terhadap keberhasilan pendidikan anaknya pada
sekolah tersebut. Oleh karena itu dirasa perlu untuk membentuk suatu wadah
dalam bentuk organisasi orang tua dalam rangka ikut bertanggung jawab
terhadap pendidikan anak-anaknya. Di pihak lain sekolah menyadari bahwa
guru juga perlu mengetahui latar belakang kehidupan anak. Oleh karena itu
perlu dijalin hubungan yang erat antara guru dan orang tua. Onang tua perlu
memberikan penjelasan tentang latar belakang anak dan keluarganya kepada
guru atau sekolah agar pendidikan anaknya dapat berjalan dengan lancar dan
berhasil dengan memuaskan.
Guru perlu berkomunikasi dengan orang tua siswa berbagai cara perlu
ditempuh untuk mengadakan komunikasi dengan orang tua umpama kunjungan
kerumah anak, meminta orang tua datang kesekolah, mengadakan pertemuan
orang tua munid dengan guru dan sebagainya.
 
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2007. Pendidikan yang Baik untuk Anak. Diakses dari www.kumpulan
info.com pada tanggal 19 April 2010.

Anonim, 2010. Keluarga, Teman Sebaya, dan Pendidikan. Diakses dari


www.pendidikan.net pada tanggal 19 April 2010.

Nugroho, Imanuel Fedi. 2010. Lingkungan Pendidikan dan Manusia. Diakses dari
www.scribd.com pada tanggal 19 April 2010.

Salim. 2010. Homeschooling Merupakan Salah Satu Pendidikan Informal.


Diakses dari www.sunnihomeschooling.co.cc pada tanggal 19 April 2010

Sutjipto.2010. Konsep Pendidikan Formal dengan Muatan Budaya Multikultural.


Diakses dari www.google.co.id pada tanggal 19 April 2010.

Sutikno, Sobry. 2007. Peran Guru dalam Membangkitkan Motivasi Belajar


Sisiwa. Diakses dari www.bruderfic.or.id pada tanggal 19 April 2010.

You might also like