You are on page 1of 21

TUGAS MATA KULIAH TEKNIK TEGANGAN TINGGI

IMPLEMENTASI BAHAN ISOLASI GAS PADA CIRCUIT BREAKER DAN


TRANSFORMASI ARUS

DISUSUN OLEH :

NAMA : APRINGGA

NIM : 53081004023

UNIVERSITAS SRIWIJAYA KAMPUS PALEMBANG

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

TEKNIK TEGANGAN TINGGI


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-
Nyalah Saya dapat menyelesaikan laporan tugas dengan judul : “IMPLEMENTASI BAHAN
ISOLASI GAS PADA CIRCUIT BREAKER DAN TRANSFORMATOR ARUS tepat pada
waktunya. Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Teknik Tegangan Tinggi pada Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Sriwijaya.

Tak lupa Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada rekan –

rekan yang telah membimbing Saya dalam mengerjakan laporan tugas ini sehingga Saya

dapat menyelesaikan laporan ini. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak

yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.

Kami mengakui bahwa laporan ini jauh dari sempurna mengingat terbatasnya

kemampuan serta sulitnya mencari buku-buku yang dipakai sebagai acuan atau referensi.

Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi sempurnanya

laporan ini. Akhir kata kami berharap semoga laporan ini dapat berguna bagi pembaca dan

dapat memenuhi fungsinya.

Palembang, September 2010

Penulis
ABSTRAK

Isolasi merupakan suatu peralatan yang digunakan sebagai pembatas dan pengaman
pada peralatan listrik yang mempunyai kekuatan listrik yang cukup untuk menjamin faktor
keselamatan yang diperlukan pada saat peralatan listrik tersebut beroperasi maupun tidak
beroperasi.Bahan isolasi gas digunakan sebagai pengisolasi dan sekaligus sebagai media
penyalur panas. Bahan isolasi gas dapat berupa udara, sulphur hexa fluorida (SF6) dan gas-
gas lainnya yang lazim digunakan di dalam teknik listrik.

Begitu besarnya manfaat yang bisa diberikan oleh bahan isolasi Gas ini sehingga
menimbulkan keingintahuan tentang bagaimana cara isolasi udara (gas) dalam mengisolasi
atau mengamankan peralatan tegangan tinggi dan bagaimana aplikasi dari isolasi gas pada
peralatan pengaman maupun pada sakelar pemisah .

Tuga ini dilaksanakan untuk mengetahui cara isolasi udara (gas) dalam mengisolasi
atau mengamankan peralatan tegangan tinggi.Sehingga dari tugas ini didapatkan suatu data
yang bisa digunakan sebagai acuan untuk mengetahui teknik mengamankan peralatan yang
dipakai dalam aplikasi tegangan tinggi. Sehingga peralatan tersebut bisa lebih awet dan tahan
lama.

Bahan isolasi gas dapat dimanfaatkan dalam berbagai keperluan atau berbagai
aplikasi yaitu pada Panel Berisolasi Gas, Jaringan GIL. Keperluan panel daya listrik untuk
peralatan saklar daya di gardu induk transmisi dan distribusi, gardu pabrik, gardu pembangkit
dan di pusat-pusat beban listrik yang sangat banyak, telah memberi dorongan untuk
memahami operasi dan perawatannya serta penciptaan sistem desain panel daya dan
komponen- komponennya yang menyesuaikan kondisi lingkungan, keselamatan, ukuran daya
dan tegangan serta pemasangannya.

Untuk tegangan rendah mungkin faktor keselamatan dan cara pemasangan


panel relatif belum begitu diperhatikan dibandingkan dengan untuk tegangan menengah.
Sedangkan untuk tegangan di atas 115 KV faktor ruangan sudah menjadi terbatas untuk
meletakkan panel indoor (dalam ruang), sehingga ukuran komponen dan isolasi perlu
diefisienkan. Cara pengoperasian panel, antisipasi perluasan panel, cara perawatan, kekuatan
rangka dan dinding panel, kemungkinan kesalahan hubung singkat juga menjadi
pertimbangan dalam mendesain panel daya listrik tegangan menengah. Pada panel berisolasi
udara faktor kelembaban, kontaminasi, masuknya gas explosif, uap korosif, debu dan
binatang-binatang kecil masih merupakan masalah.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada kemajuan teknologi tegangan tinggi , isolasi listrik memegang peranan yang sangat
penting dalam teknik tegangan tinggi. Isolasi listrik sangat diperlukan untuk menunjang
keandalan didalam penyaluran tegangan listrik. Isolasi listrik diperlukan untuk memisahkan
bagian-bagian yang bertegangan pada suatu penghantar jaringan tegangan tinggi, sehingga
dapat memberikan keamanan dan kenyamanan pada masyarakat yang ada pada areal yang
terkena tegangan tinggi.

Isolasi listrik pada sistem transmisi tenaga listrik dalam mengisolasi atau mengamankan
konduktor dari tegangan membutuhkan suatu koordinasi isolasi. Koordinasi isolasi yang
merupakan korelasi kekuatan isolasi peralatan sistem tenaga listrik, di satu pihak dengan alat-
alat proteksinya dilain pihak, sehingga peralatan sistem tenaga listrik terlindungi dari bahaya-
bahaya tegangan lebih secara ekonomis. Koordinasi isolasi didalam teknik tegangan tinggi
mempunyai tujuan untuk perlindungan terhadap peralatan dan penghematan.

Jenis-jenis isolasi yang digunakan dalam teknik tegangan tinggi antara lain : isolasi udara
(gas), isolasi padat, isolasi cair. Dalam hal ini lebih diberatkan pada isolasi udara (gas).
Isolasi udara (gas) aplikasinya lebih banyak digunakan pada isolasi saluran transmisi udara
dan pada GIL (Gas Insulated Transmission Lines) ,pada CB dan sakelar pemisah. Dalam
pemilihan bahan isolasi lebih diberatkan pada keandalan dari bahan isolasi itu sendiri maupu
biaya operasional dari isolasi itu sendiri. Salah satu cara yang ditempuh adalah dengan
memilih bahan isolasi yang cocok digunakan pada suatu peralatan tegangan tinggi dengan
memperhitungkan keandalan dan keserhanaan dari isolasi itu sendiri.
1.2 Rumusan Masalah

Melihat masalah yang timbul dari latar belakang laporan di atas maka timbul suatu
permasalahan yaitu:
 Bagaimana cara isolasi udara (gas) dalam mengisolasi atau mengamankan
peralatan tegangan tinggi ?
 Bagaimana aplikasi dari isolasi gas pada peralatan pengaman maupun pada
sakelar pemisah ?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Isolasi

Isolasi merupakan suatu peralatan yangyang digunakan sebagai pembatas dan pengaman
pada peralatan listrik yang mempunyai kekuatan listrik yang cukup untuk menjamin faktor
keselamatan yang diperlukan pada saat peralatan listrik tersebut beroperasi maupun tidak
beroperasi.bahan isolasi yang digunakan dalam teknik tegangan tinggi dibedakan menjadi :
bahan isolasi gas, bahan isolasi padat, bahan isolasi cair. Dalam pembahasan kali ini lebih
diberatkan pada jenis bahan isolasi gas.bahan isolasi gas digunakan sebagai pengisolasi dan
sekaligus sebagai media penyalur panas. Bahan isolasi gas dapat berupa udara, sulphur hexa
fluorida (SF6) dan gas-gas lainnya yang lazim digunakan di dalam teknik listrik.

2.1.1 Isolasi Udara

Udara merupakan bahan isolasi yang mudah didapatkan, mempunyai tegangan tembus
yang cukup besar yaitu 30 kV / cm. Contoh yang mudah dapat dijumpai pada JTR, JTM, dan
JTT antara hantaran yang satu dengan yang lain dipisahkan dengan udara.

Kalau dua buah elektroda yang dipisahkan dengan udara mempunyai beda tegangan yang
cukup tinggi yaitu tegangan yang melebihi tegangan tembus, maka akan timbul loncatan
bunga api. Bila tegangan tersebut dinaikkan lagi, maka akan terjadi busur api.

Jika terdapat dua buah elektroda berbentuk bulat dipisahkan dengan udara yang jaraknya
cukup besar untuk harga tegangan dan memungkinkan terjadinya ionisasi pada udara
sekitarnya maka terbentuklah ozon. Pada sekitar elektroda tersebut akan timbul sinar terang
kebiru-biruan yang disebut korona.

Besarnya tegangan tembus pada udara dipengaruhi oleh besarnya tekanan udara. Secara
umum, makin besar tekanannya, makin besar juga tegangan tembusnya. Tetapi untuk keadaan
pakem justru tegangan tembus akan menjadi lebih besar. Keadaan yang demikian inilah yang
digunakan atau diterapkan pada beberapa peralatan listrik.
Sulphur Hexa Fluorida (SF6)

Sulphur hexa Fluorida (SF6) merupakan suatu gas bentukan antara unsur sulphur dengan
fluor dengan reaksi eksotermis:
S + 3 F 2 - - - - -  SF2 + 262 kilo kalori.

Terlihat pada gambar 2.2 bahwa molekul SF6 mempunyai 6 atom fluor yang mengelilingi
sebuah atom sulphur, di sini masing-masing atom fluor mengikat 1 buah elektron terluar atom
sulphur. Dengan demikian maka SF6menjadi gas yang inert atau stabil seperti halnya gas
mulia.

Sampai saat ini SF6 merupakan gas terberat yang mempunyai massa jenis 6,139 kg / m3
yaitu sekitar 5 kali berat udara pada suhu nol derajat celsius dan tekanan 1 atmosfir.

Sifat lainnya adalah : tidak terbakar, tidak larut dalam air, tidak beracun, tidak berwarna
dan tidak berbau. SF6juga merupakan bahan isolasi8 yang baik yaitu 2,5 kali kemampuan
isolasi udara.

Seperti telah disebutkan di atas, bahwa untuk pembentukan SF6 menjadi Sulphur dan
Fluor memerlukan panas dari sekelilingnya sebesar 262k . kalori / molekul.

Hal ini tepat sekali digunakan untuk bahan pendinginan pada peralatan listrik yang
menimbulkan panas atau bunga api pada waktu bekerja , misalnya: sakelar pemutus beban.

Sifat dari SF6sebagai media pemadam busur api dan relevansinya pada sakelar pemutus
beban adalah :
a) Hanya memerlukan energi yang rendah untuk mengoperasikan mekanismenya. Pada
prinsipnya, SF6sebagai pemadam busur api adalah tampa memerlukan energi untuk
mengkompresikannya, namun semata-mata karena pengaruh panas busur api yang terjadi.
b) Tekanan SF6sebagai pemadam busur api maupun sebagai pengisolasi dapat dengan
mudah dideteksi.
c) Penguraian pada waktu pemadaman busur api maupun pembentukannya kembali setelah
pemadaman adalah menyeluruh (tidak ada sisa unsur pembentuknya).
d) Relatif mudah terionisasi sehingga plasmanya pada CB konduktivitasnya tetap rendah
dibandingkan pada keadaan dingin. Hal ini mengurangi kemungkinan busur api tidak
stabil dengan demikian ada pemotongan arus dan menimbulkan tegangan antar kontak.
e) Karakteristik gas SF6 adalah elektro negatif sehingga penguraiannya menjadikan
dielektriknya naik secara bertahap.
f) Transien frekuensi yang tinggi akan naik selama operasi pemutusan dan dengan adanya
hal ini busur api akan dipadamkan pada saat nilai arusnya rendah.

Gas-gas Lain

Gas bentukan fluoro organik misalnya C7F14, C7F8, C14 F24 mempunyaitegangan
tembus yang tinggi, berkisar antara 6 sampai 10 kali tegangan tembus udara. Ini berarti gas-
gas tersebut baik sekali untuk bahan isolasi misalnya: pada alat-alat pemutus.

Tampak pada tabel 2.1 bahwa hidrogen merupakan gas yang ringan walaupun tegangan
tembusnya tidak terlalu tinggi tetapi bagus untuk pendinginan karena konduktivitas termalnya
tinggi. Pada mesin-mesin listrik yang besar, penggunaan hidrogen sebagai pendingin
(misalnya : pada generator turbo, kondensor sinkron) dapat mengurangi rugi-rugi pada
belitannya. Dengan demikian daya guna mesin dapat naik. Di samping itu kebisingan dapat
dikurangi karena kepekatan hidrogen lebih rendah dibandingkan dengan udara.Tetapi
pemakaian hidrogen sebagai pendingin harus disekat dengan sempurna, karena pencampuran
hidrogen dengan udara dengan perbandingan tertentu dapat menyebabkan letusan.

Gas karbon dioksida (CO2) dapat digunakan sebagai gas residu pada bahan dielektrik cair
(minyak) pada alat-alat tegangan tinggi antara lain : kabel, transformator. Sifat-sifatnya
antara lain : resistivitas termal 6880 Cο/ W /cm3 , tegangan tembusnya rendah yaitu 157 V/
cm , permitivitas relatif pada suhu 0οC adalah 1.000985. Gas freon12 ( CCl2F2) yang
umumnya digunakan pada teknik pendinginan juga dapat digunakan sebagai bahan dielektrik
pada konndensator(kadang-kadang dicampur dengan gas nitrogen). Sifat-sifat Gas freon 12
antara lain resistivitas termalnya pada suhu 30οC adalah 10400 Cο / W /cm3, tegangan
tembusnya lebih tinggi dari pada tegangan tembus CO2 yaitu 358 V / cm.

Gas neon adalah salah satu gas mulia yang banyak diginakan sebagai bahan pengisi
lampu-lampu tabung. Tegangan tembusnya sekitar 100 V / cm, resistivitas termalnya 2150
Cο/ W / cm3 dan mempunyai massa jenis 0,000833 g / cm3.

Dalam hal tegangan tembus, disamping gas-gas tersebut diatas, keadaan pakem
mempunyai tegangan tyembus yang tinggi yaitu 102kV / cm. Itulah sebabnya pada
perkembangannya sejak tahun 60-an banyak digunakan CB pakem disamping CB SF6serta
CB yang lain.

Tingkat Ketahanan Isolasi (Basic Impuls Insulation Level/BIL)

Basic Impuls Insulation Level/BILadalah suatu referensi level yang dinyatakan dalam
impuls crest voltage dengan standar bentuk gelombang dari 1,5 mikro sekon ( di USA),
sehingga isolasi dari peralatan-peralatan listrik harus mempunyai karakteristik ketahanan
impuls sama atau lebih tinggi dari BIL tersebut.

Pemikiran tentang tingkat isolasi suatu sistem tenaga listrik pertama-tama adalah
penyusunan suatu level umum isolasi pada atau diatas level tertentu, dimana hal ini akan
membatasi persoalan pada tiga kebutuhan yang fundamental, yaitu :

1. Pemilihan Level Isolasi yang Sesuai.


2. Jaminan bahwa break down dan flash over dari semua peralatan yang di isolasi /
isolator akan sama atyau melebihi level yang telah dipilih.
3. Penggunaan peralatan pengaman yang akan memberikan suatu perlindungan
peralatan-peralatan sistem tenaga listrik dengan baik dan ekonomis.

Suatu isolasi peralatan harus disesuaikan dengan tingkat ketahanan impuls sebesar tidak
kurang dari BIL. Dengan sendirinya peralatan harus mampu terhadap tegangan spesifikasi
baik impuls positif maupun negatif
Koordinasi Isolasi

Koordinasi isolasi dapat di definisikan sebagai korelasi antara daya isolasi alat-alat dan
sirkuit listrik disatu pihak, dan karakteristik alat-alat pelindungnya dilain pihak, sehingga
isolasi tersebut terlindung dari bahaya-bahaya tegangan lebih.

Koordinasi isolasi dilakukan dengan menentukan kesesuaian yang diperlukan antara daya
isolasi alat-alat listrik dan karakteristik alat-alat pelindung terhadap tegangan lebih, yang
masing-masing ditentukan oleh tingkat ketahanan impuls dan tingkat perlindungan
impulsnya.koordinasi isolasi mempunyai tujuan untuk perlindungan terhadap peralatan dan
penghematan.

Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam koordinasi isolasi adalah:

a. Penentuan sifat gangguan

b. Penentuan daya isolasi petralatan seperti: isolator, bushing, dan trafo.

c. Penentuan tegangan impuls standart.

d. Karakteristik alat-alat pelindung seperti CB, Arrester.

e. Penentuan tingkat isolasi impuls dasar ( BIL ) yang disingkat Basic Impuls Insulation Level.
Bil ini merupakan suatu besar tegangan yang masih mampu ditahan oleh peralatan listrik, atau
kemampuan peralatanlistrik menahan tegangan maksimum pada saat terjadi tegangan lebih.

Panel Berisolasi Gas

Keperluan panel daya listrik untuk peralatan saklar daya di gardu induk transmisi dan
distribusi, gardu pabrik, gardu pembangkit dan di pusat-pusat beban listrik yang sangat
banyak, telah memberi dorongan untuk memahami operasi dan perawatannya serta
penciptaan sistem desain panel daya dan komponen- komponennya yang menyesuaikan
kondisi lingkungan, keselamatan, ukuran daya dan tegangan serta pemasangannya.

Untuk tegangan rendah mungkin faktor keselamatan dan cara pemasangan panel relatif
belum begitu diperhatikan dibandingkan dengan untuk tegangan menengah. Sedangkan untuk
tegangan di atas 115 KV faktor ruangan sudah menjadi terbatas untuk meletakkan panel
indoor (dalam ruang), sehingga ukuran komponen dan isolasi perlu diefisienkan. Cara
pengoperasian panel, antisipasi perluasan panel, cara perawatan, kekuatan rangka dan dinding
panel, kemungkinan kesalahan hubung singkat juga menjadi pertimbangan dalam mendesain
panel daya listrik tegangan menengah. Pada panel berisolasi udara faktor kelembaban,
kontaminasi, masuknya gas explosif, uap korosif, debu dan binatang-binatang kecil masih
merupakan masalah. Susunan bus bar yang memanjang di keseluruhan panel membentuk
panel dengan dimensi panjang dan jumlah panel yang tetap. Dengan menggunakan gas SF6
sebagai isolasi komponen utama di dalam setiap panel baja kedap udara, maka semua
komponennya terlindung dari faktor-faktor di atas. Bus bar panel diletakkan dalam selubung
isolasi per-phasa, sambungan panel dengan panel atau blok panel diberikan dengan
menggunakan busbar sumbat CU berisolasi semi konduktif. Fleksibilitas sambungan untuk
perluasan panel bisa diletakkan di kanan atau kiri panel asal.

Circuit breaker (CB)


Pada dasarnya konstruksi CB adalah adanya kontaktor yang dapat dipisah (diputus) dengan
suatu media isolasi.
Cukup banyak bahan isolasi yang dapat dipakai dan bahan isolasi ini tergantung dari
rating CB tersebut. Bahan isolasi yang banyak dipakai adalah udara dan sulfur hexafluoride
(SF6).

Transformator arus (CT)


Untuk bahan isolasi pada trafo arus, trafo tegangan dan lain-lain, lebih banyak
digunakan bahan isolasi gas misalnya Arcton 12 (difluoro dichloromethane) karena tidak
terdapatnya busur api. Arcton 12 (difluoro dichloromethane) ini tidak cocok untuk
memadamkan busur api karena bila ada busur api dalam media isolasi ini akan terbentuk
carbon dan chlorine. Kedua bahan ini dapat menurunkan sifat isolasi bahan sehingga bahan
akan tembus dengan mudah.
BAB III

PEMBAHASAN

Penggunaan bahan isolasi gas pada CB

Jenis-jenis CB

Secara umum CB dapat dikelompokkan menurut media isolasi yang dipakai :


1. Sampai 11 kV biasanya dipakai udara pada tekanan atmosfer sebagai media isolasi
atau juga jenis CB minyak.
2. Dari 11 kV sampai 66 kV kebanyakan dipakai CB minyak.
3. 132 dan 375 kV ini biasanya Oil CB atau Gas Blast CB (CB dengan tekanan gas).
4. Untuk sistem 400-700 kV ini semua memakai Gas Blast CB.
Sedangkan untuk CB Tegangan Ekstra Tinggi gas ditekan sampai 1000lb/in2 , untuk
dapat memadamkan busur api pada saat CB memutus arus. Akhir-akhir ini Sulfur
Hexafluoride (SF6) juga dipakai pada Gas Blast CB dan SF6 ini diberi tekanan sampai 200
lb/in2. Sistem CB yang diisolasi/diisi gas

Live-Tank CB

Untuk sistem tegangan sangat tinggi biasanya beberapa CB dipasang secara seri.
Tangki diisi dengan gas dan pada saat CB dibuka, gas akan keluar melalui nozzle ke udara
luar. Karena gas keluar melalui CB yang berfungsi sebagai nozzle maka busur api akan
terpadamkan dalam waktu yang singkat sehingga pada saat arus atau tegangan mencapai titik
nol, aliran listrik akan putus sama sekali. Masalah yang sering dihadapi pada isolator untuk
mensupport live-tank ini adalah polusi dan tegangan tembus permukaan menjadi turun.
Biasanya diperlukan panjang permukaan sekitar 2,5 – 3,5 cm/kV dari tegangan line [2]. Untuk
beberapa CB yang dipasang seri, distribusi tergangan tergantung dari harga relatif dari
kapasitansi antara CB-CB tersebut.
Konstruksi dari Live-Tank CB terlihat pada gambar 4.1 (a).

Dead-Tank CB

Konstruksinya terlihat pada gambar 4.1 (b).Pada saat CB membuka, katub gas terbuka
untuk beberapa cycle sehingga gas dengan tekanan tinggi turun melalui pipa dan nozzel
pemutus masuk ke dalam tangki utama. Tekanan pada tangki utama mungkin akan naik
sedikit tetapi ini dikembalikan lagi ke keadaan normal dengan memompa gas masuk ke
dalam penyimpanan bertekanan tinggi (high pressurereservoir). Biasanya tekanan pada
reservoir 200 lb/m2 dan pada tangki utama = 30 lb/in2 ini untuk bahan isolasi SF6
Keuntungan sistem dead-tank :
1. Suara pada saat pemutus arus kurang karena sistem tertutup rapat .
2. Dibandingkan dengan live-tank dimana gas yang keluar mungkin masih cukup panas
maka sistem dead-tank memerlukan tempat yang lebih.
3. Gas yang dibuang ke udara hampir tidak ada (kecuali bocor).
Distribusi tegangan untuk sistem dead-tank biasanya lebih baik karena dalam sistem
ini semua CB terletak berdekatan sehingga kapasitansi antara mereka dapat dibuat cukup
tinggi.
Gas-gas yang dapat digunakan pada CB

Yang paling murah dan sederhana adalah udara. Sedangkan Hydrogen mempunyai
kemampuan memadamkan busur api lebih baik (thermal conductivity 7x) daripada udara
tetapi kekuatan listriknya hanya 0,5 dari udara, seperti pada gambar 4.2 di bawah.

Dalam prakteknya, Hydrogen sulit dipakai karena bila bercampur dengan udara, dapat
menimbulkan ledakan, biasanya yang dipakai adalah campuran hydrogensulphur hexa
fluoride[1]. Nitrogen mempunyai kekuatan listrik sama seperti udara, dan mempunyai
kelebihan memadamkan busur api seperti hydrogen.
Carbon dioxide biasanya dipakai untuk CB experiment; kekuatan listriknya sama
seperti udara tetapi kemampuan memadamkan api beberapa kali lebih baik daripada udara.
Oxygen juga baik untuk memadamkan api tetapi gas ini sangat aktif secara kimiawi sehingga
tidak banyak dipakai.
Gas elektronegatif SF6 mempunyai kekuatan listrik yang tinggi dan juga kemampuan
memadamkan busur api yang baik. Dari semua gas hanya udara dan SF6 yang dipakai saat ini
pada gas blast CB. Sulfur hexa fluoride ini dibuat pertama kali di paris tahun 1990. tetapi
baru dipakai untuk CB pada tahun 1953. pada tekanan 200 lb/in2. SF6 mempunyai kapasitas
memutuskan tegangan 4x daripada udara pada tekanan yang sama. Sebagai bahan isolasi gas
SF6 mempunyai kekuatan listrik 2-3 kali udara pada tekanan yang sama dan pada tekanan 2
atm kekuatan listriknya kirakira sama dengan minyak transformator. Sekalipun SF6 biasanya
berbentuk gas tetapi dapat dengan mudah menjadi cair bila disimpan dalam tabung besi.
Pada saat perbaikan, CB yang memakai SF6 gas tersebut dipompa pada tempat
penyimpanan dan disimpan dalam bentuk cair. Juga metal fluorides yang mungkin timbul
pada saat busur api dikeluarkan pada filter dengan alumina aktif. Setelah CB diperbaiki dan
ditutup rapat, udara dikeluarkan dan SF6 dimasukkan kembali. Sekalipun SF6 mempunyai
kemampuan listrik dan mematikan busur api yang lebih baik dari udara, tetapi gas ini
mempunyai kelemahan yaitu tidak dapat dioperasikan pada tekanan yang sangat tinggi.

Penggunaan bahan isolasi gas pada CT

Peralatan CT yang diisolasi/diisi gas


Peralatan-peralatan yang diisi gas sebagai media isolasi sebenarnya belum banyak
dikembangkan. Namun akhir-akhir ini orang mulai tertarik untuk menggunakan gas sebagai
media pengisi atau isolasi tendensi peralatan yang memakai tegangan tinggi karena faktor
ekonomis. Perhatikan CT pada gambar 4.3 di bawah, trafo arus diisi dengan gas mempunyai
beberapa keuntungan yaitu :
1. Pembuatan CT mudah dan cepat (relatif)
2. Gelembung udara dapat dengan mudah ditiadakan juga dielektrik loss bisa diperkecil.
3. Bahaya kebakaran lebih kecil, ini untuk peralatan dalam gedung.
4. Berat peralatan dapat dikurangi cukup banyak.
5. Konduktor primer yang lurus bisa membawa arus s/c yang lebih besar.
Namun terdapat beberapa kelemahan yaitu :
1. Sealing gas sulit
2. Isolator porselen harus kuat menahan tekanan gas.
3. Voltage grading pada isolator.

Gas-gas yang dapat digunakan pada CT

Untuk keperluan ini gas tidak perlu baik dalam memadamkan busur api. Gasgas yang dapat
dipakai dapat dilihat pada tabel berikut :
Yang perlu diperhatikan disini adalah untuk penggunaan peralatan di udara bebas,
dimana suhu bisa mencapai -40 o C, seperti CF2CL2 (Arcton-12) ini mempunyai kekuatan
listrik yang cukup tinggi. SF6 mempunyai suhu cair -64oC ini bisa dipakai pada tekanan 40
lb/in2.

BAB IV
PENUTUP

Simpulan
1. Gas-gas yang dipakai untuk CB dan CT adalah :
1. Gas-gas sederhana : udara, oxygen, nitrogen, carbon dioxide.
2. Gas-gas elektronegatif : SF6, Arcton, Nitriles.
2. Gas elektronegatif SF6 mempunyai kekuatan listrik yang tinggi dan juga kemampuan
memadamkan busur api yang baik. Dari semua gas hanya udara dan SF6 yang dipakai
saat ini pada gas blast CB. SF6 mempunyai kapasitas memutuskan tegangan 4x
daripada udara pada tekanan yang sama. Sifat dari Sulphur hexa flourida adalah :
tidak terbakar, tidak larut dalam air, tidak beracun, tidak berwarna dan tidak berbau.
Kelemahannya yaitu tidak dapat dioperasikan pada tekanan yang sangat tinggi.
3. Trafo arus (CT) diisi/diisolasi dengan gas mempunyai beberapa keuntungan yaitu:
1. Pembuatan relatif lebih mudah dan cepat
2. Gelembung udara dapat dengan mudah ditiadakan juga dielektrik loss bisa
diperkecil.
3. Bahaya kebakaran lebih kecil (untuk peralatan dalam gedung).
4. Berat peralatan dapat dikurangi cukup banyak.
5. Konduktor primer yang lurus bisa membawa arus s/c yang lebih besar.
4. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan gas yang tepat untuk
digunakan yaitu :
1. Kekuatan listrik yang tinggi.
2. Stabil secara kimia dan panas.
3. Temperatur dimana gas menjadi cair.
4. Untuk negara-negara bercuaca dingin, peralatan yang dipasang di luar, gasnya
tidak boleh jadi cair bila udara menjadi panas.
5. Tidak mudah terbakar.
6. Thermal conductivity harus tinggi agar dapat melewatkan panas yang timbul dan
juga dapat dengan mudah memadamkan api.
7. Murah.
8. Khusus untuk CB, gas perlu punya kemampuan untuk mematikan busur api dan
tidak boleh menghasilkan carbon.
Saran
1. Agar penggunaan bahan isolasi gas lebih dikembangkan sebagai bahan isolasi pada
suatu sistem tegangan listrik.
2. Diupayakan suatu pengembangan bahan isolasi gas sehingga dapat meningkatkan
keandalan suatu sistem tenaga listrik.

You might also like