You are on page 1of 9

MATERI TRAINING

SISTEM PENGELOLAAN LINGKUNGAN


PT. DADA INDONESIA 2010
Sistem Manajemen Dalam Suatu Industri
Dalam suatu industri khususnya industri besar merupakan suatu komunitas yang perlu diatur kinerjanya
agar dapat berjalan dengan baik sehingga sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan. Contoh suatu
industri garment dengan skala besar tersebut banyaknya peralatan dengan jumlah mesin yang banyak,
dengan demikian tentunya diperlukan operator yang mengoperasikan peralatan-peralatan tersebut, oleh
karenanya diperlukan adanya pengorganisasian yang baik dalam sistem tersebut.

Manajemen Berdasarkan Sumber Daya Manusia


Pengorganisasian dari suatu komunitas tersebut diperlukan sistem manajemen.Dimana sistem tersebut
harus dapat menyatukan elemenelemennya agar dapat berjalan dengan baik. Secara garis besar terdapat
enam elemen sistem yang perlu diatur yaitu:

1. Manusia
2. Material
3. Metode
4. Mesin
5. Market
6. Lingkungan

Keenam elemen sistem tersebut (M5L) yang saling mendukung agar dapat tercapai tujuan dari organisasi
tersebut, sebagaimana yang dapat digambar dalam bentuk diagram tulang ikan (fish-bone) ,
Sistem manajemen yang baik sebagaimana yang digambarkan pada gambar di bawah harus dapat

menyatukan sekumpulan karyawan(manusia) yang bekerja secara kontinyu pada suatu industri, yang dapat

mengubah material agar dapat mempunyai nilai lebih, dengan menggunakan peralatan (mesin) dengan

metoda tertentu, dimana jumlah dari produksi material tersebut tergantung dari kebutuhan konsumen atau

pasar (market) dan juga harus memperhatikan faktor lingkungan baik secara mikro maupun makro.
Diantara elemen-elemen dalam sistem tersebut, yang mempunyai peran yang cukup besar adalah
manusianya, dimana dalam era sekarang ini, manusia merupakan salah satu bagian dari sumber daya, yang
selanjutnya disebut dengan sumber daya manusia (sdm). Kolektivitas manusia dalam suatu organisasi
mempunyai kemampuan (skill), pengetahuan (knowledge), pengalaman (experience) yang
berbeda.Berdasarkan hal tersebut, organisasi dalam suatu industri (perusahaan)dapat dibedakan menjadi
tiga, yaitu: manajemen puncak, manajemen menengah dan manajemen pelaksana.

MANAJEMEN PUNCAK
Dalam sistem organisasi, manajemen puncak merupakan manajemen tertinggi, dimana orang-orang yang
duduk pada posisi ini mempunyai tugas yang cukup berat karena harus memutuskan hal-hal penting dan
mengatur yang menyangkut kelangsungan hidup dan keberhasilan dari organisasi atau perusahaan
tersebut. Orang yang duduk pada manajemen puncak ini biasanya disebut dengan direktur dan juga
pemilik modal dalam perusahaan, atau yang tergabung dalam bentuk dewan (dewan direksi, dewan
komisaris). Dewan Direksi dapat terdiri dari Direktur Utama,Direktur Keuangan dan Umum serta Direktur
Produksi dan Teknik.

MANAJEMEN MENENGAH
Manajemen ini terdiri dari pimpinan-pimpinan pabrik (dalam suatu industri, misalnya industri petrokimia,
industri pupuk dapat terdiri lebih dari satu pabrik), atau kepala-kepala divisi. Tugas dari bagian ini
adalah mengembangkan dan menjalankan rencana-rencana yang telah ditetapkan oleh manajemen
puncak
MANAJEMEN PELAKSANA

Pada tingkat ini, terdiri dari personil yang melaksanakan tugas yang telah dikembang oleh manajemen
menengah dan bertanggung jawab kepadanya.
Berdasarkan keterangan tersebut, maka semakin tinggi tingkat manajemennya akan diduduki oleh semakin
sedikit jumlah personilnya, sebaliknya demikian pula sebaliknya tingkat manajemen pelaksana terdiri dari
jumlah personil yang cukup banyak, hal ini digambarkan dalam bentuk piramida dengan kerucut diatas,
sebagaimana gambar di bawah. Sebalik untuk tugas dan tanggung jawab, semakin tinggi tingkat
manajemen, maka dia mempunyai tugas dan tanggung jawab yang lebih tinggi, hal ini digambarkan dalam
bentuk piramida terbalik dengan kerucut dibawah.
Organisasi dalam bentuk “Line and Staff system” merupakan bentuk yang sering digunakan sebagai
organisasi dalam suatu manajemen. Ada dua kelompok orang, 1 orang yang berpengaruh dalam
menjalankan organisasi sistem line and staf ini yaitu :

a. Sebagai garis atau line yaitu orang–orang yang melaksanakan tugas pokok organisasi dalam rangka
mencapaitujuan .
b. Sebagai staff yaitu orang – orang yang melaksanakan tugasnya dengan keahlian yang dimilikinya , dalam
hal ini berfungsi untuk memberikan saran – saran kepada unit operasional.

Secara umum, dalam suatu perusahaan atau industri, person (orang) yang bekerja didalamnya terdiri dari:

 Pemegang saham sebagai pemilik perusahaan (untuk perusahaan berbentuk Badan Usaha Milik Swasta)
dalam pelaksanaan tugas sehari-harinya dibantu oleh Dewan Komisaris, sedangkan tugas untuk
menjalankan perusahaan dilaksanakan oleh Direktur Utama dibantu oleh Direktur Teknik dan Direktur
Keuangan dan Umum.
 Direktur Teknik membawahi bidang teknik dan produksi. Sedangkan Direktur Keuangan dan Umum
membidangi kelancaran keuangan perusahaan.
 Beberapa Kepala bagian yang berada dibawah direktur-direktur diatas akan bertanggung jawab
membawahi bagian dalam perusahaan,sebagai pendelegasian wewenang dan tanggung jawab.
 Masing-masing kepala bagian membawahi beberapa seksi dan masing-masing seksi akan membawahi
beberapa karyawan perusahaan pada masing-masing bidangnya.
 Karyawan perusahaan akan dibagi dalam beberapa kelompok regu yang setiap kepala regu akan
bertanggung jawab kepada pengawas masing-masing seksi.
Manajemen Keselamatan Kerja

Proses produksi dengan mengoperasikan berbagai peralatan pada umumnya tidak sama sekali terbebas dari
resiko bahaya. Hal ini harus mejadikan perhatian dari pihak manajemen dan unit-unit teknis dan secara
khusus bertanggungjawab terhadap keselamatan kerja. Dengan demikian keselamatan kerja akan
merupakan bagian yang selalu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan dan penetapan kebijakan
sehingga upaya pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja telah dimulai seja perencanaan. Pada
setiap perusahaan diharuskan berdiri Panitia Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3),
berdasarkan pada undang-undang nomor 1 tahun 1970. Dengan pendekatan demikian, maka diharapkan
manajemen perusahaan mengambil sikap nyata yang mencakup:
 mengidentifikasi setiap proses dan peralatan pengendalian kerugian sebagai sumber resiko bahaya,

 mengestimasi rencana program pengendalian kecelakaan dan penyakit akibat kerja,

 menyusun rencana program pengendalian kecelakaan dan penyakit akibat kerja,

 menyusun sistem komunikasi yang diperlukan, dan

 menyiapkan sarana dan peralatan beserta personil yang terlaith dan profesional.

Manajemen keselamatan kerja harus mampu mencari dan mengungkapkan kelemahan operasional yang
memungkinkan terjadinya penyakit akibat kerja dan kecelakaan. Kebijaksanaan manajerial yang dijabarkan
dalam pelaksanaan operasional dengan tingkat segi manajemen yang sangat esensial bagi kelangsungan 
proses produksi dan keselamatan kerja yang mengarahkan pada partisipasi semua pihak dalam sistem
manajemen dan organisasi, akan dapat menciptakan suasana kerja yang nyaman sebagai landasan kuat
untuk kontinuitas usaha dan pengaman investasi dalam pembangunan.
Hiperkes dan keselamatan kerja haruslah dipandang sebagai upaya teknis manajerial yang sangat besar

fungsi dan peranannya dalam:

 Mengamankan investasi.

 Memelihara kelestarian dan kontinuitas usaha.

 Mengembangkah potensi ekonomi.

 Meningkatkan manfaat perangkat    produksi.

 Memelihara dan meningkatkan daya produktivitas kerja dari tenaga kerja.

Mutu sumberdaya manusia ditingkatkan melaui tiga jalur dalam peningkatan mutu pengetahuan dan

ketrampilan, yaitu:

 jalur pendidikan formal,

 jalur latihan kerja, dan

 jalur pengalaman kerja.

Peningkatan kualitas sumber daya manusia tersebut sangat penting bukan saja untuk meningkatkan

kemampuan kerja secara teknis operasional, akan tetapi juga kemampuan kerja secara aman serta

kemampuan menciptakan kondisi dan lingkungan kerja yang aman dan sehat.

You might also like