Professional Documents
Culture Documents
NO.: 25
Oleh:
Nama: Niko Andriono
NPM: 9188203002212
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pancasila sebagai dasar filsafat serta ideologi bangsa dan negara Indonesia, bukan
terbentuk secara mendadak dan serta bukan hanya diciptakan oleh seseorang sebagaimana
yang terjadi pada ideologi-ideologi lain di dunia, namun terbentuknya Pancasila melalui
proses yang cukup panjang dalam sejarah bangsa Indonesia.
Secara kausalitas Pancasila sebelum disyahkan menjadi dasar filsafat negara nilai-
nilainya telah ada dan berasal dari bangsa Indonesia sendiri yang berupa nilai-nilai adat-
istidat, kebudayaan dan nilai-nilai tersebut dirumuskan secara musyawarah mufakat
berdasarkan moral yang luhur, antara lain dalam sidang-sidang BPUPKI pertama, sidang
Panitia Sembilan yang kemudian menghasilkan Piagam Jakarta yang memuat Pancasila yang
pertama kali, kemudian dibahas lagi dalam sidang BPUPKI kedua. Setelah keerdekaan
Indonesia sebelum sidang resmi PPKI Pancasila sebagai calon dasar filsafat negara dibahas
serta disempurnakan kembali dan akhirnya pada tanggal 18 Agustus 1945 disyahkan oleh
PPKI sebagai dasar filsafat negara Republik Indonesia.
Asal mula langsung Pancasila secara ilmiah filsafat dibedakan atas empat macam
yaitu:
1. Kausa Materialis
2.Kausa Formalis
3.Kausa Efficient
4.Kausa Finalis
Sedangkan asal mula Pancasila secara tidak langsung adalah asal mula sebelum
proklamasi kemerdekaan. Berarti bahwa asal mula nilai-nilai Pancasila yang terdapat dalam
adat-istiadat, dalam kebudayaan serta dalam nilai-nilai agama bangsa Indonesia, Sehingga
dengan demikian asal mula tidak langsung Pancasila adalah terdapat pada kepribadian serta
dalam pandangan hidup sehari-hari bangsa Indonesia.
Kedua : Demikian juga unsur-unsur Pancasila telah terdapat pada bangsa Indonesia
sebagai asas-asas dalam agama-agama (nilai-nilai religius) (Pancasila Asas Religius).
Oleh karena itu Pancasila yang terwujud dalam tiga asas tersebut atau ‘Tri Prakara’
yaitu Pancasila asas kebudayaan, Pancasila asas religius, serta Pancasila sebagai asas
kenegaraan dalam kenyataannya tidak dapat dipertentangkan karena ketiganya terjalin dalam
suatu proses kausalitas, sehingga ketiga hal tersebut pada hakikatnya merupakan unsur-unsur
yang membentuk Pancasila.
4
B. Perumusan Masalah
BAB III
PEMBAHASAN
Pancasila sebagai objek pembahasan ilmiah memiliki ruang lingkup yang sangat luas
terutama berkaitan dengan kedudukan dan fungsi Pancasila. Setiap kedudukan dan fungsi
Pancasila pada hakikatnya memiliki makna serta dimensi masing-masing yang
konsekuensinya aktualisasinyapun juga memiliki aspek yang berbeda-beda, walaupun
hakikatnya dan sumbernya sama.
Dari berbagai macam kedudukan dan fungsi Pancasila sebagai titik sentral
pembahasan adalah kedudukan dan fungsi pancasila sebagai dasar negara Republik
Indonesia.
Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, dalam perjuangan untuk
mencapai kehidupan yang lebih sempurna, senantiasa memerlukan nilai-nilai luhur ang
dijunjungnya sebagai suatu pandangan hidup.
Nilai-nilai luhur adalah merupakan suatu tolok ukur kebaikan yang berkenaan dengan
hal-hal yang bersifat mendasar dan abadi dalam hidup manusia,seperti cita-cita yang hendak
dicapainya dalam hidup manusia.
Pandangan hidup yang terdiri atas kesatuan rangkaian nilai-nilai luhur tersebut adalah
suatu wawasan yang menyeluruh terhadap kehidupan itu sendiri. Pandangan hidup berungsi
sebagai kerangka acuan baik untuk menata kehidupan diri pribadi maupun dalam interaksi
antar manusia dalam masyarakat serta alam sekitarnya. Sebagai makhluk individu dan
makhluk sosial, manusia tidaklah mungkin memenuhi segala kebutuhannya sendiri, oleh
karena itu untuk mengembangkan potensi kemanusiaannya, ia senantiasa memerlukan orang
lain. Dari pengertian itulah proses perumusan pandangan hidup masyarakat dituangkan dan
dikembangkan menjadi pandangan hidup bangsa yang selanjutnya dikembangkan menjadi
pandangan hidup negara.
Pancasila dalam kedudukan ini sering disebut sebagai Dasar Filsafat atau Dasar
Falsafah Negara (Philosofische Gronslag) dari negara, ideologi negara atau (Staatsidee).
Dalam pengertian ini pancasila merupakan suatu dasar nilai serta norma untuk mengatur
pemerintahan negara atau dengan kata lain Pancasila merupakan suatu dasar untuk mengatur
6
Sebagai suatu ideologi bangsa dan negara Indonesia maka Pancasila pada hakikatnya
bukan hanya merupakan suatu hasil perenungan atau pemikiran seseorang atau kelompok
orang sebagaimana ideologi-ideologi lain di dunia, namun Pancasila diangkat dari nilai-nilai
dan adat-istiadat, nilai-nilai kebudayaan serta nilai religius yang terdapat dalam pandangan
hidup masyarakat Indonesia sebelum membentuk negara, dengan lain perkataan unsur-unsur
yang merupakan materi (bahan) Pancasila tidak lain diangkat dari pandangan hidup
masyarakat Indonesia sendiri, sehingga bangsa ini merupakan kausa materialis (asal bahan)
Pancasila.
Unsur-unsur Pancasila tersebut kemudian diangkat dan dirumuskan oleh para pendiri
negara, sehingga Pancasila berkedudukan sebagai dasar negara dan ideologi bangsa dan
negara Indonesia.
b. Bidang sosial
c. Bidang kebudayaan
d. Bidang keagamaan
Maka ideologi Negara dalam arti cita-cita Negara atau cita-cita yang menjadi basis bagi suatu
teori atau sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan bangsa yang bersangkutan pada
hakikatnya merupakan asas kerohanian yang antara lain memiliki ciri sebagai berikut:
Ideologi sebagai suatu sistem pemikiran (system of thought), maka idelogi terbuka itu
merupakan suatu sistem pemikiran terbuka. Sedangkan ideologi tertutup itu merupakan suatu
sistem pemikiran tertutup.
Tanda pengenalan lain mengenai ideologi tertutup adalah bahwa isinya bukan hanya berupa
nilai-nilai dan cita-cita tertentu, melainkan intinya terdiri dari tuntutan-tuntutan konkret dan
operasional yang keras, yang diajukan dengan mutlak. Jadi ciri khas ideologi tertutup adalah
bahwa betapapun besarnya perbedaan antara tuntutan ideologi yang memungkinkan hidup
dalam masyarakat itu, akan selalu ada tuntutan mutlak bahwa orang harus taat kepada
ideologi tersebut.
8
Suatu ideologi pada suatu bangsa pada hakikatnya memiliki ciri khas serta
karakteristik masing-masing sesuai dengan sifat dan ciri khas bangsa itu sendiri. Demikian
juga terjadi pada ideologi bangsa datang dari luar dan dipaksakan keberlakuannya pada
bangsa tersebut sehingga tidak mencerminkan kepribadian dan karakteristik bangsa dan
tersebut. Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia berkembang melalui suatu
proses yang sangat panjang. Dan Pancasila berasal dari nilai-nilai pandangan hidup bangsa
telah diyakini kebenarannya kemudian diangkat oleh bangsa Indonesia sebagai dasar filsafat
negara dan kemudian menjadi ideologi bangsa dan negara.
Ideologi Pancasila mendasarkan pada hakikat sifat kodrat manusia sebagai makhluk
individu dan makhluk sosial. Oleh karena itu dalam ideologi Pancasila mengakui atas
kebebasan dan kemerdekaan individu, namun dalam hidup bersama juga harus mengakui atas
kebebasan orang lain secara bersama sehingga dengan demikian harus mengakui hak dan
kebebasan orang lain secara bersama sehingga dengan demikian harus mengakui hak-hak
masyarakat.
Bangsa dan negara Indonesia adalah terdiri atas berbagai macam unsur yang
membentuknya yaitu suku bangsa, kepulauan, kebudayaan, golongan serta agama yang
secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan. Oleh karena itu negara Indonesia adalah
negara yang berdasarkan Pancasila sebagai suatu negara persatuan Republik yang
Berkedaulatan Rakyat.
Hakikat negara persatuan dalam pengertian ini adalah negara yang merupakan suatu
kesatuan dari unsur-unsur yang membentuknya, yaitu rakyat yang terdiri atas berbagai
macam etnis suku bangsa, golongan, kebudayaan, serta agama. Wilayah, yang terdiri atas
beribu-ribu pulau yang sekaligus juga memiliki sifat dan karakter yang berbeda-beda pula.
Oleh karena itu negara persatuan adalah merupakan satu negara, satu rakyat, satu wilayah dan
tidak terbagi-bagi misalnya seperti negara serikat, satu Pemerintahan, satu tertib hukum
nasional, satu bahasa serta satu bangsa yaitu Indonesia.
9
BAB III
KESIMPULAN
Pancasila sebagai dasar filsafat serta ideologi bangsa dan negara Indonesia, bukan
terbentuk secara mendadak dan serta bukan hanya diciptakan oleh seseorang sebagaimana
yang terjadi pada ideologi-ideologi lain di dunia, namun terbentuknya Pancasila melalui
proses yang cukup panjang dalam sejarah bangsa Indonesia.
Oleh karena itu Pancasila yang terwujud dalam tiga asas tersebut atau ‘Tri Prakara’
yaitu Pancasila asas kebudayaan, Pancasila asas religius, serta Pancasila sebagai asas
kenegaraan dalam kenyataannya tidak dapat dipertentangkan karena ketiganya terjalin dalam
suatu proses kausalitas, sehingga ketiga hal tersebut pada hakikatnya merupakan unsur-unsur
yang membentuk Pancasila.
Suatu ideologi pada suatu bangsa pada hakikatnya memiliki ciri khas serta
karakteristik masing-masing sesuai dengan sifat dan ciri khas bangsa itu sendiri. Demikian
juga terjadi pada ideologi bangsa datang dari luar dan dipaksakan keberlakuannya pada
bangsa tersebut sehingga tidak mencerminkan kepribadian dan karakteristik bangsa dan
tersebut. Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia berkembang melalui suatu
proses yang sangat panjang. Dan Pancasila berasal dari nilai-nilai pandangan hidup bangsa
telah diyakini kebenarannya kemudian diangkat oleh bangsa Indonesia sebagai dasar filsafat
negara dan kemudian menjadi ideologi bangsa dan negara.