You are on page 1of 81

Terorisme Dalam Pandangan Islam

2010

Terorisme Dalam
Pandangan Islam
Tinjauan Fikih

ISLAMWIKI
[Type the company name]
9/21/2010
Terorisme Dalam Pandangan Islam

TERORISME DALAM PANDANGAN ISLAM

Tulisan yang ada dalam rangkaian halaman berikut ini adalah kumpulan dari berbagai
tulisan yang membahasa mengenai Terorisme dalam pandangan Islam. Penyusunan
rangkaian tulisan berikut ini adalah sebagai salah satu upaya untuk memahami
Terorisme dalam kaca mata Islam. Dalam rangkaian tulisan ini kami mencoba
mengambil tulisan dari berbagai kalangan, sehingga akan muncul pemahaman yang
lebih luas.

PERMOHONAN MAAF

Mohon maaf kepada seluruh penulis ataupun penerbit yang telah menayangkan semua
tulisan dalam rangkaian tulisan ini, karena kami menyusun tulisan ini tanpa izin.
Kemudian permohonan maaf paling utama kepada admin
http://jihadbukankenistaan.com/, karena dalam susunan tulisan ini paling banyak
diambil dari web tersebut.

Yogyakarta, 21 Sepetember 2010

Penyusun

Islamwiki.blogspot.com

2|Page
Terorisme Dalam Pandangan Islam

DAFTAR ISI

Makna Terorisme Dalam Pandangan Islam ……………………………. 4

Fatwa Ulama Besar Menyikapi Terorisme …. ……………………….8

Pembagian Orang Kafir Dalam Islam ….. ……………………………9

Islam Kaffa VS Terorisme …. ………………………………………………..14

Terorisme …………… ………………………………………………………..19

Jihad Or Terorisme ………………………………………………………….. 24

Pengertian Terorisme …………………………………………..….. .25

Bentuk bentuk Terorisme …………………………………………. .. 28

Bentuk Bentuk Teroris Ditinjau dari Sejarah ………………………. 29

Terorisme Perspektif Fikih ………………………………………….. 31

Terorisme Dalam Pidana Islam …………………………………...... 35

Terorisme Dalam Pandangan Islam ………………………………………... 38

Terorisme Menurut Hukum Islam …………………………………………… 49

Makna Terorisme Dalam Syariat Islam ………………………………..…… 55

Sebab Sebab Munculnya Terorisme …………………………………....…. 62

Bentuk Bentuk Terorisme ………………………………………………… .. .71

Hukum Terorisme dan Pelakunya ……………………………………..…… 74

Solusi Terorisme Menurut Pandangan Islam …………………………..…. 79

3|Page
Terorisme Dalam Pandangan Islam

Makna Terorisme Dalam Pandangan Islam

Fatwa Syeikh Zaid bin Muhammad bin Hady Al-Madkhaly

Dalam kitabnya yang berjudul Al-Irhab Wa Atsaruhu ‗Alal Afradi Wal Umam (Terorisme
dan dampaknya terhadap individu dan umat), beliau menulis pembahasan yang sangat
mengagumkan dalam menguraikan makna dan hukum terorisme. Berikut ini adalah
perkataan beliau :

―Manusia dalam penggunaan kata Irhab berada pada dua kutub dan satu (yang lainnya-
pen.) berada di pertengahan :

Kutub Pertama : Musuh-musuh Islam dan para Muqollid-nya (pengekornya) yang


memperluas penggunaan kata irhab. Maka mulailah mereka mendengung-
dengungkannya dengan berlebihan dan menggunakannya untuk setiap orang yang
iltizam (berpegang teguh) pada agama Islam dari para ulama rabbany (pendidik), da‘i-
da‘i yang memperbaiki (umat) yang beriman kepada Allah dan Hari Kemudian, yang
mengajak kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran dan berlomba-lomba
dalam kebaikan. Sebagaimana mereka juga menggunakannya untuk selain mereka (di
atas) dari orang-orang yang menyatakan dirinya sebagai da‘i-da‘i Islam akan tetapi
berjalan di atas jalan-jalan kebodohan dalam mengajak manusia untuk Iltizam dengan
agama Islam dan hukum-hukum syari‘atnya -menurut persangkaannya-. Penggunaan
umum ini kepada mereka (ulama-ulama rabbany-pen.) dan mereka (da‘i-da‘i sesat-
pen.) tentunya tidak ditetapkan (baca : tidak diterima) oleh syari‘at dan akal sehat,
bahkan tidak diragukan bahwa itu adalah bentuk irhab dari mereka dengan
mengatasnamakan memerangi terorisme dan menghinakan pelakunya dengan maksud
untuk menjelekkan nama Islam yang agung, merendahkan derajat pemeluknya dan
meremukkan hak-hak mereka sehingga para musuh (Islam) dengan slogan-slogan
yang penuh tipu daya tersebut mengantarkan mereka ke target menghalangi manusia
untuk masuk Islam yang tidak ada kehidupan yang baik bagi manusia di seluruh alam
ini kecuali di bawah naungannya. Karena Islam adalah agama yang benar, penutup,
penghapus dan pengganti dari seluruh agama yang diturunkan dari langit. Allah tidak

4|Page
Terorisme Dalam Pandangan Islam

menerima suatu agamapun dari siapapun selainnya, tidak (pula diterima) dari orang
Arab, ‗Ajam (selain Arab), tidak pula Yahudi, Nashara dan tidak pula dari pemeluk
agama apapun selain agama Islam yang hanif ini, dengan dalil firman Allah Ta‘ala :

19 : ُ‫سالًَُ ( آه عَشا‬
ْ ‫َِ عِ ْذَ اىئَِ اىِْئ‬ِٝ‫) إَُِ اىذ‬

―Sesungguhnya agama (yang diridhoi) di sisi Allah hanyalah Islam‖. (QS. Ali ‗Imran :
19).

Dan firman-Nya subhanahu :

85 : ُ‫َِ ( آه عَشا‬ِٝ‫ اىْآخِ َشحِ ٍَِِ اىْخَبسِش‬ِٜ‫ُقْجَوَ ٍِ ُْٔ َٗ َُٕ٘ ف‬ٝ َِْ‫ًْب فَي‬ِٝ‫سالًَِ د‬
ْ ‫ْشَ اىِْئ‬َٞ‫َجْزَغِ غ‬ٝ ٍََِْٗ )

―Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan
diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi‖.
(QS. Ali ‗Imran : 85).

Dan sabda Nabi Shollallahu ‗alaihi wa sallam :

ٍِِْ َُ‫ْ أُ ْسسِ ْيذُ ثِِٔ إِالَ مَب‬ِٛ‫ؤٍُِِْ ثِبىَز‬ُٝ ٌَْ‫َ َُ ْ٘دُ َٗى‬ٝ ٌَُ‫ٌ ث‬ِّٜ‫ٌ َٗالَ َّصْشَا‬ِٛ‫َ ُْٖ٘د‬ٝ ِ‫ْ أَحَذٌ ٍِِْ َٕ ِزِٓ اىْؤٍَُخ‬ِٜ‫سََْعُ ث‬َٝ َ‫َ ِذِٓ ال‬ِٞ‫ْ َّ ْفسُ ٍُحَََذٍ ث‬ِٛ‫َٗاىَز‬
ِ‫أَصْحَبةِ اىَْبس‬

―Demi Yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidak ada seorangpun dari ummat
(manusia) ini yang mendengar tentang saya (diutus), baik Yahudi maupun Nashara
kemudian dia mati dan tidak beriman dengan apa yang aku diutus dengannya, kecuali
dia pasti menjadi penduduk Neraka‖. (HSR. Muslim no.153).

Dan sabdanya :

َِْْٜ‫َزَجِع‬ٝ َُْ‫ًب ٍَب َٗسِ َعُٔ إِالَ أ‬َٞ‫ ح‬َٚ‫َ ِذِٓ َىْ٘ مَبَُ ٍُ ْ٘س‬ِٞ‫ْ ث‬ِٜ‫ْ َّ ْفس‬ِٛ‫َٗاىَز‬

―Demi Yang jiwaku berada di tangan-Nya seandainya (Nabi) Musa hidup, niscaya tidak
ada keluasan (pilihan-ed.) baginya kecuali harus mengikutiku‖. (HR. Ahmad : 3/387).

5|Page
Terorisme Dalam Pandangan Islam

Kemudian beliau berkata : ―Kutub kedua : Mereka yang ekstrim dalam menafikan (baca
: meniadakan) segala bentuk irhab dan para pelakunya dengan penafian secara umum
dimana mereka menganggap bahwa kalimat irhab itu hanyalah tenunan (baca :
rekayasa) orang-orang Yahudi dan Nashara dan para muqollid-nya dari orang-orang
sekuler dan para pengekor syahwat menurut batas ungkapan mereka.

Orang-orang yang ekstrim di dalam penafian Al-Irhab ini, mereka adalah yang tertimpa
oleh musibah At-Tanzhimat (aturan-aturan) rahasia dan kelompok-kelompok Hizbiyah
untuk menentang segenap pemerintah di seluruh alam Islami, sesudah mereka
menganggap bahwa mereka (para pemerintah di bangsa Islam-pen.) adalah orang-
orang yang sudah kafir atau fasiq lagi berbuat zhalim, karena mereka berhukum
dengan selain dari apa yang diturunkan oleh Allah. Kemudian mereka bergerak dengan
strategi (rencana-rencana) untuk menggulingkan pemerintah dengan menggunakan
berbagai cara yang ngawur (Jawa-pen.) seperti Al-Ightiyal (pembunuhan secara
rahasia) terhadap para pemerintah (penguasa) dan pejabat-pejabat pemerintahannya,
peledakan di tempat-tempat umum maupun khusus sebagai bentuk penyembuhan (luka
hati), balas dendam dan makar hizbiyah menurut sangkaan mereka. Dan aksi-aksi ini
menyebabkan tersebarnya ketidakstabilan di dalam masyarakat, terjadinya goncangan
keamanan disebabkan apa yang mereka susupkan ke tengah masyarakat dari bentuk
irhab secara nyata maupun pemikiran, dan terjadilah kegoncangan pada zaman ini
yang diketahui oleh kawan maupun lawan disebabkan karena kelakuan-kelakuan yang
kosong dari Al-Bashirah (ilmu dan amal yang benar) dan (kosong dari) sandaran
terhadap manhaj dakwah kepada Allah di atas petunjuk Nabi yang mulia.

Kemudian beliau berkata : ―Dan pendapat yang pertengahan yang nampak dari nash-
nash syari‘at dan kaidah-kaidah ahli fiqih dari para ulama salaf yang dengan jujur
mencari petunjuk dari Allah, sehingga ditunjuki oleh Allah jalan yang lurus dan
mendapatkan anugerah ilmu yang bermanfaat yang membuahkan amalan sholeh di
setiap zaman dan tempat dan setiap waktu dan keadaan. (Pendapat itu) adalah irhab
dengan dua bentuknya (yaitu irhab nyata dan pemikiran-pen.) adalah perkara yang
terjadi dan nyata dan tidak ada yang mengingkarinya kecuali orang-orang yang memiliki

6|Page
Terorisme Dalam Pandangan Islam

penyesatan dan penipuan terhadap manusia untuk menutupi tanzhimat (aturan-aturan)


jama‘ah dan kelompok-kelompok hizbiyyah mereka. Dan (irhab) ada dua jenis :

(Pertama) Jenis yang disyari‘atkan. Disyari‘atkan menurut nash Al-Kitab dan As-Sunnah
yaitu irhab terhadap orang-orang kafir dan orang-orang munafiqin. Adapun orang-orang
kafir dengan mempersiapkan kekuatan perang untuk meng-irhab mereka dengan
senjata dan meng-irhab mereka dengan ancaman yang keras sebagaimana dalam
nash-nash Al-Kitab dan Sunnah. (Allah) Ta‘ala berfirman :

… ٌََُُْٖ‫َعْي‬ٝ َُٔ‫َِ ٍِِْ دٌُِِّْٖٗ الَ رَعْيٌَََُُُّٖ٘ اىي‬ِٝ‫ْوِ رُشِْٕجَُُ٘ ثِِٔ عَ ُذَٗ اىئَِ َٗعَ ُذَٗمٌُْ َٗءَاخَش‬َٞ‫َٗأَعِذُٗا ىٌَُْٖ ٍَب اسْ َزطَعْزٌُْ ٍِِْ ُق َ٘حٍ ٍَِِْٗ سِثَبطِ اىْخ‬
‫خ‬ٟٝ‫ا‬.

―Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kalian sanggupi
dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kalian
meng-irhab musuh Allah dan musuh kalian dan orang-orang selain mereka yang kalian
tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya‖. (QS.Al-Anfal : 60).

Dan persiapan tersebut berasal dari negara-negara Islam yang Allah telah
memuliakannya dengan diberikannya seorang wali (pemimpin) yang berhukum dengan
Al-Kitab dan As-Sunnah dan telah mengangkat bendera jihad dengan seluruh makna
yang terkandung dalam kalimat jihad itu ketika telah terpenuhi syarat-syaratnya dan
hilang penghalang-penghalangnya. Bukan dengan cara yang ngawur yang akan
menghancurkan dan tidak membangun, merusak dan tidak memperbaiki.

Adapun orang-orang munafiq, maka irhab terhadap mereka adalah dengan hujjah dan
dalil sehingga tercabut hati-hati mereka hingga tenggorokan mereka, karena mereka
mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. Mereka itulah
musuh (yang sebenarnya), maka waspadalah terhadap mereka; semoga Allah
membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)?

Dan demikian pula yang datang dari As-Sunnah yang suci tentang cara irhab orang-
orang muslim, mu‘min dan muhsin kepada orang-orang kafir, munafiq dan orang-orang
yang sewenang-wenang (yaitu) dengan pedang, tombak, hujjah dan dalil. Dan sungguh

7|Page
Terorisme Dalam Pandangan Islam

nampak hal tersebut dalam medan peperangan yang penuh keberanian ketika bertemu
di dalam medan tersebut dua pasukan ; tentara iman dan tentara besarnya orang kafir
dan orang-orang yang melampaui batas sebagaimana dikenal dalam siroh (sejarah
hidup) Nabi Shollallahu ‗alaihi wa sallam dan Khulafaur Rasyidin Al-Fatihin (pembuka
wilayah-wilayah Islam) dan siapa yang berjalan di atas jalannya mereka dari kalangan
orang-orang yang beriman lagi berjihad dan mereka tidak mengadakan perubahan-
perubahan/penggantian. Maka ini adalah perkara yang sangat jelas dimana dia tidak
memerlukan banyak dalil dan penjelasan.

(Kedua) Dan jenis yang tidak diperbolehkan sama sekali, yaitu yang telah dijelaskan
sebelumnya secara terperinci disertai dengan contoh dan bentuk-bentuknya yang
beragam di dalam berbagai persoalan. Dan jenis inilah yang berhak untuk dinamakan
dengan nama irhab (teroris-pent.) karena di dalamnya ada pemberian/penyebab
timbulnya rasa takut dan menakut-nakuti baik secara langsung maupun secara
ma‘nawi‖.

FATWA PARA ULAMA BESAR MENYIKAPI TERORISME

Melihat berbagai peristiwa teror yang terjadi di berbagai negara, apalagi hal tersebut
dituduhkan identik dengan syari‘at yang mulia nan suci, melihat banyaknya
kebingungan di kalangan kaum muslimin akibat syubhat (kerancuan) dan racun yang
disusupkan oleh musuh-musuh Islam tentang terorisme dan melihat salah ―terjemah‖
terhadap kalimat terorisme dan salah menempatkannya. Maka kami mengangkat fatwa-
fatwa para ulama besar yang merupakan lentera di tengah gulita dan kelompok yang
terus-menerus menampakkan kebenaran di setiap zaman sebagaimana dalam hadits
yang mutawatir, Rasulullah shollallahu ‗alaihi wa alihi wa sallam bersabda :

َ‫َ أٍَْشُ اهللِ ٌَُْٕٗ مَزَِىل‬ِٜ‫َؤْر‬ٝ َٚ‫َضُشٌُُْٕ ٍَِْ خَزَىٌَُْٖ حَز‬ٝ َ‫حّقِ ال‬
َ ْ‫ اى‬َٚ‫َِْ عَي‬ِٝ‫ْ ظَبِٕش‬ِٜ‫الَ رَضَاهُ طَبئِفَخٌ ٍِِْ أٍَُز‬

―Terus menerus ada sekelompok dari umatku yang mereka tetap nampak di atas
kebenaran, tidak membahayakan mereka orang yang mencerca mereka sampai datang
ketentuan Allah (hari kiamat) dan mereka dalam keadaan seperti itu‖.

8|Page
Terorisme Dalam Pandangan Islam

Tulisan ini juga sebagai penjelasan hakikat syari‘at Islam yang mulia dan agung.

Dan tulisan ini juga sebagai bantahan terhadap orang-orang yang penuh dengan nista
pemikiran sesat dan bergelimang dengan lumpur penyimpangan yang menodai nama
Islam dengan ulah terorismenya.

Dan sebagai bantahan terhadap orang-orang jahil dan bodoh yang menampilkan dirinya
sebagai ahli fatwa yang berani mengucapkan statement yang mengidentikkan Islam
dengan terorisme.

Dan yang lebih aneh lagi ucapan kotor ini keluar dari orang yang mengaku dirinya Ahlus
Sunnah. Simak kalimatnya yang menyanjung pelaku peledakan gedung WTC dan
Pentagon pada tanggal 11 September 2001 : ―Serangan berani penuh kepahlawanan
dari para pemuda yang kecewa dengan kecongkakan Amerika Serikat‖ dan simak
ucapannya yang lain ―Kalau ditanya kepada kami :Bagaimana serangan terhadap
Amerika itu, maka kami mengatakan bahwa cara itu tidak benar menurut pandangan
syari‘at. Kemungkinan besar memang Usamah berada di belakang penyerangan
terhadap WTC dan Pentagon. Walaupun cara bunuh diri itu salah, bagi kami
sasarannya benar. Kami memberi ―applaus‖ kepada sasaran seperti itu‖.

Kami angkat tulisan ini dengan harapan mengembalikan kaum muslimin kepada agama
yang lurus dan mengangkat derajat mereka di dunia dan di akhirat. Amin.

Pembagian Orang Kafir dalam Islam

Orang kafir dalam syari‘at Islam ada empat macam :

Pertama : Kafir Dzimmy, yaitu orang kafir yang membayar jizyah (upeti) yang dipungut
tiap tahun sebagai imbalan bolehnya mereka tinggal di negeri kaum muslimin. Kafir
seperti ini tidak boleh dibunuh selama ia masih menaati peraturan-peraturan yang
dikenakan kepada mereka.

Banyak dalil yang menunjukkan hal tersebut diantaranya firman Allah Al-‗Aziz Al-Hakim
:

9|Page
Terorisme Dalam Pandangan Islam

َ‫َِ أُٗرُ٘ا اىْنِزَبة‬ِٝ‫حّقِ ٍَِِ اىَز‬


َ ْ‫َِ اى‬ِٝ‫َُُْ٘ د‬ِٝ‫َذ‬ٝ َ‫ُحَشٍَُُِ٘ ٍَب حَشًََ اىئَُ َٗ َسسُُ٘ىُٔ َٗال‬ٝ َ‫ًِْ٘ اىْآخِشِ َٗال‬َٞ ْ‫ؤٍَُُِْْ٘ ثِبىئَِ َٗالَ ثِبى‬ُٝ َ‫َِ ال‬ِٝ‫قَبرِيُ٘ا اىَز‬
َُُٗ‫َذٍ ٌَُْٕٗ صَبغِش‬ٝ َِْ‫َخَ ع‬ْٝ‫ُ ْعطُ٘ا اىْجِض‬ٝ َٚ‫حَز‬

―Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari
kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Allah dan
Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-
orang) yang diberikan Al-Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah
dengan patuh sedang mereka dalam keadaan shogirun (hina, rendah, patuh)‖. (QS. At-
Taubah : 29).

Dan dalam hadits Buraidah riwayat Muslim Rasulullah shollallahu ‗alaihi wa alihi wa
salllam bersabda :

ٍِِْ َُٔ‫ اهللِ ٍََِْٗ ٍَع‬َٙ٘‫ْ خَبصَزِِٔ ثِزَ ْق‬ِٜ‫َخٍ َأْٗصَبُٓ ف‬ِٝ‫شٍ َأْٗ سَش‬ْٞ َ‫ ج‬َٚ‫ْشًا عَي‬ٍَِٞ‫ِْٔ َٗآىِِٔ َٗسَيٌََ إِرَا أٍََشَ أ‬َٞ‫ اهللُ عَي‬َٚ‫سْ٘هُ اهللِ صَي‬
ُ ‫مَبَُ َس‬
‫ْذًا‬ِٞ‫ْوِ اهللِ قَبرُِيْ٘ا ٍَِْ مَفَشَ ثِبهللِ أُغْ ُضْٗا َٗالَ رَغُُيْ٘ا َٗالَ رَغْذِ ُسْٗا َٗالَ رََُّثُِيْ٘ا َٗالَ رَقْزُُيْ٘ا َٗى‬ِٞ‫ْ سَج‬ِٜ‫ْشًا ثٌَُ قَبهَ أُغْ ُضْٗا ثِبسٌِْ اهللِ ف‬َٞ‫َِْ خ‬َِِٞ‫اىْ َُسْي‬
ُِْ‫سالًَِ فَئ‬
ْ ‫ اىِْئ‬َٚ‫َزَُُِٖ ٍَب أَجَبُث ْ٘كَ فَبقْجَوْ ٍِ ٌُْْٖ َٗمُّفَ عَ ٌُْْٖ ثٌَُ ادْعٌُُْٖ إِى‬َٝ‫السِ خِصَبهٍ فَؤ‬
َ ‫ َث‬َٚ‫َِْ فَبدْعٌُُْٖ إِى‬ِٞ‫ذَ عَ ُذ َٗكَ ٍَِِ اىْ َُشْشِم‬ْٞ ِ‫َٗإِرَا ىَق‬
ِ‫َخَ فَئُِْ ٌُْٕ أَجَبُث ْ٘كَ فَبقْجَوْ ٍِ ٌُْْٖ َٗمُّفَ عَ ٌُْْٖ فَئُِْ ٌُْٕ أَ َثْ٘ا فَبسْزَعِِْ ثِبهلل‬ْٝ‫أَجَبُث ْ٘كَ فَبقْجَوْ ٍِ ٌُْْٖ َٗمُّفَ عَ ٌُْْٖ فَئُِْ ٌُْٕ أَ َثْ٘ا َفسَيٌُُْٖ اىْجِض‬
ٌُْْٖ‫َٗقَبرِي‬

―Adalah Rasulullah shollallahu ‗alaihi wa alihi wa salllam apabila beliau mengangkat


amir/pimpinan pasukan beliau memberikan wasiat khusus untuknya supaya bertakwa
kepada Allah dan (wasiat pada) orang-orang yang bersamanya dengan kebaikan.
Kemudian beliau berkata : ―Berperanglah kalian di jalan Allah dengan nama Allah,
bunuhlah siapa yang kafir kepada Allah, berperanglah kalian dan jangan mencuri harta
rampasan perang dan janganlah mengkhianati janji dan janganlah melakukan tamtsil
(mencincang atau merusak mayat) dan janganlah membunuh anak kecil dan apabila
engkau berjumpa dengan musuhmu dari kaum musyrikin dakwailah mereka kepada tiga
perkara, apa saja yang mereka jawab dari tiga perkara itu maka terimalah dari mereka
dan tahanlah (tangan) terhadap mereka ; serulah mereka kepada Islam apabila mereka
menerima maka terimalah dari mereka dan tahanlah (tangan) terhadap mereka, apabila
mereka menolak maka mintalah jizyah (upeti) dari mereka dan apabila mereka memberi

10 | P a g e
Terorisme Dalam Pandangan Islam

maka terimalah dari mereka dan tahanlah (tangan) terhadap mereka, apabila mereka
menolak maka mintalah pertolongan kepada Allah kemudian perangi mereka‖.

Dan dalam hadits Al-Mughiroh bin Syu‘bah riwayat Bukhary beliau berkata :

َ‫َخ‬ْٝ‫ رَعْجُ ُذْٗا اهللَ َٗحْ َذُٓ َأْٗ ُرؤَ ُدْٗا اىْجِض‬َٚ‫ِْٔ َٗآىِِٔ َٗسَيٌََ أَُْ ُّقَبرِيَنٌُْ حَز‬َٞ‫ اهللُ عَي‬َٚ‫سْ٘هُ سَثَِْب صَي‬
ُ ‫أٍََشََّب َس‬

―Kami diperintah oleh Rasul Rabb kami shollallahu ‗alaihi wa alihi wa sallam untuk
memerangi kalian sampai kalian menyembah Allah satu-satunya atau kalian membayar
Jizyah‖.

Kedua : Kafir Mu‘ahad, yaitu orang-orang kafir yang telah terjadi kesepakatan antara
mereka dan kaum muslimin untuk tidak berperang dalam kurun waktu yang telah
disepakati. Dan kafir seperti ini juga tidak boleh dibunuh sepanjang mereka
menjalankan kesepakatan yang telah dibuat.

Allah Jalla Dzikruhu berfirman :

َِِٞ‫حتُ اىَُْزَق‬
ِ ُٝ ََٔ‫َُ٘ا ىٌَُْٖ إَُِ اىي‬ِٞ‫فَََب اسْزَقَبٍُ٘ا ىَنٌُْ فَبسْزَق‬

―Maka selama mereka berlaku istiqomah terhadap kalian, hendaklah kalian berlaku
istiqomah (pula) terhadap mereka. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
bertakwa‖. (QS. At-Taubah : 7).

Dan Allah berfirman :

ُ‫حت‬
ِ ُٝ ََٔ‫ ٍُذَرٌِِْٖ إَُِ اىي‬َٚ‫ٌِْْٖ عَْٖذٌَُْٕ إِى‬َٞ‫ْنٌُْ أَحَذًا فَؤَرَُِ٘ا إِى‬َٞ‫ظَبِٕشُٗا عَي‬ُٝ ٌَْ‫ْئًب َٗى‬َٞ‫َ ْقُصُ٘مٌُْ ش‬ٝ ٌَْ‫َِ ثٌَُ ى‬ِٞ‫َِ عَبَٕذْرٌُْ ٍَِِ اىْ َُشْشِم‬ِٝ‫إِالَ اىَز‬
َِِٞ‫اىَُْزَق‬

―Kecuali orang-orang musyrikin yang kalian telah mengadakan perjanjian (dengan


mereka) dan mereka tidak mengurangi dari kalian sesuatu pun (dari isi perjanjian) dan
tidak (pula) mereka membantu seseorang yang memusuhi kalian, maka terhadap
mereka itu penuhilah janjinya sampai batas waktunya. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bertakwa‖. (QS. At-Taubah : 4).

11 | P a g e
Terorisme Dalam Pandangan Islam

dan Allah Jallat ‗Azhomatuhu menegaskan dalam firman-Nya :

ََُُٖ٘‫َ ْز‬ٝ ٌَُْٖ‫ََْبَُ ىٌَُْٖ ىَعَي‬َٝ‫ِْنٌُْ فَقَبرِيُ٘ا أَئََِخَ اىْنُفْشِ إٌَُِّْٖ الَ أ‬ِٝ‫ْ د‬ِٜ‫ََْبٌَُّْٖ ٍِِْ ثَعْذِ عَْٖذٌِِْٕ َٗطَعَُْ٘ا ف‬َٝ‫َٗإُِْ َّنَّثُ٘ا أ‬

―Jika mereka merusak sumpah (janji) nya sesudah mereka berjanji, dan mereka
mencerca agama kalian, maka perangilah pemimpin-pemimpin kekafiran itu, karena
sesungguhnya mereka itu adalah orang-orang yang tidak dapat dipegang janjinya, agar
supaya mereka berhenti‖. (QS. At-Taubah : 12).

Dan Rasulullah shollallahu ‗alaihi wa alihi wa sallam bersabda dalam hadits ‗Abdullah
bin ‗Amr riwayat Bukhary :

‫َِْ عَبًٍب‬ِٞ‫ْ َشحِ أَسْثَع‬ِٞ‫ْحََٖب ُرْ٘جَذُ ٍِِْ ٍَس‬ِٝ‫َشِحْ سَائِحَخَ اىْجََْخِ َٗإَُِ س‬ٝ ٌَْ‫ٍَِْ قَزَوَ ٍُعَبَٕذًا ى‬

―Siapa yang membunuh kafir Mu‘ahad ia tidak akan mencium bau surga dan
sesungguhnya bau surga itu tercium dari perjalanan empat puluh tahun‖.

Ketiga : Kafir Musta‘man, yaitu orang kafir yang mendapat jaminan keamanan dari
kaum muslimin atau sebagian kaum muslimin. Kafir jenis ini juga tidak boleh dibunuh
sepanjang masih berada dalam jaminan keamanan.

Allah Subhanahu Wa Ta‘ala berfirman :

َََُُ٘‫َعْي‬ٝ َ‫سََْعَ َمالًََ اىئَِ ثٌَُ أَثْيِغُْٔ ٍَؤٍََُْْٔ رَِىلَ ثِؤََُّٖ ٌْ َقًٌْ٘ ال‬َٝ َٚ‫َِ اسْزَجَب َسكَ فَؤَجِ ْشُٓ حَز‬ِٞ‫َٗإُِْ أَحَذٌ ٍَِِ اىْ َُشْشِم‬

―Dan jika seorang di antara kaum musyrikin meminta perlindungan kepadamu, maka
lindungilah ia agar ia sempat mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah ia ke
tempat yang aman baginya. Demikian itu disebabkan mereka kaum yang tidak
mengetahui‖. (QS. At-Taubah : 6).

Dan dalam hadits ‗Ali bin Abi Tholib radhiyallahu ‗anhu, Rasulullah shollallahu ‗alaihi wa
alihi wa sallam menegaskan :

ٌُْٕ‫ ثَِٖب أَدَّْب‬َٚ‫سْع‬َٝ ٌ‫َِْ َٗاحِ َذح‬َِِٞ‫رٍَِخُ اىْ َُسْي‬

12 | P a g e
Terorisme Dalam Pandangan Islam

―Dzimmah (janji, jaminan keamanan dan tanggung jawab) kaum muslimin itu satu,
diusahakan oleh orang yang paling bawah (sekalipun)‖. (HSR. Bukhary-Muslim).

Berkata Imam An-Nawawy rahimahullah : ―Yang diinginkan dengan Dzimmah di sini


adalah Aman (jaminam keamanan). Maknanya bahwa Aman kaum muslimin kepada
orang kafir itu adalah sah (diakui), maka siapa yang diberikan kepadanya Aman dari
seorang muslim maka haram atas (muslim) yang lainnya mengganggunya sepanjang ia
masih berada dalam Amannya‖.

Dan dalam hadits Ummu Hani` riwayat Bukhary beliau berkata :

ٍَِْ ‫ِْٔ َٗآىِِٔ َٗسَيٌََ قَذْ أَجَشَّْب‬َٞ‫ اهللُ عَي‬َٚ‫سْ٘هُ اهللِ صَي‬
ُ ‫ْ َشحَ فَقَبهَ َس‬َٞ‫جالً قَذْ أَجَشْرُُٔ َفالََُ ثَِْ ُٕج‬
ُ َ‫ْ أََُّٔ قَبرِوٌ س‬ٍُِٜ‫سْ٘هَ اهللِ صَعٌََ اثُِْ أ‬
ُ ‫َب َس‬ٝ
ٍ‫َب أًَُ َٕبِّئ‬ٝ ِ‫أَجَ ْشد‬

―Wahai Rasulullah anak ibuku (yaitu ‗Ali bin Abi Tholib-pen.) menyangka bahwa ia boleh
membunuh orang yang telah saya lindungi (yaitu) si Fulan bin Hubairah. Maka
Rasulullah shollallahu ‗alaihi wa alihi wa salllam bersabda : ―Kami telah lindungi orang
yang engkau lindungi wahai Ummu Hani`‖.

Keempat : Kafir Harby, yaitu kafir selain tiga di atas. Kafir jenis inilah yang disyari‘atkan
untuk diperangi dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam syari‘at Islam.

Demikianlah pembagian orang kafir oleh para ulama seperti syeikh Muqbil bin Hadi Al-
Wadi‘iy, syeikh Ibnu ‗Utsaimin, ‗Abdullah Al-Bassam dan lain-lainnya. Dan bagi yang
menelaah buku-buku fiqih dari berbagai madzhab akan menemukan benarnya
pembagian ini. Wallahul Musta‘an.

(Sumber Tulisan: http://salafyblogs.wordpress.com/2006/11/24/makna-terorisme-dalam-


pandangan-islam/)

13 | P a g e
Terorisme Dalam Pandangan Islam

ISLAM KAFFAH VS TERORISME

Noor Maryam

PERINTAH UNTUK MENJALANKAN ISLAM YANG KAFFAH

“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan
janganlah kamu turuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang
nyata bagimu.”(QS. Al Baqarah: 208)

Penafsiran ayat ini menurut Imam Ibnu Katsir rahimahullah adalah, “Allah ta’ala
berfirman menyeru para hamba-Nya yang beriman kepada-Nya serta
membenarkan rasul-Nya untuk mengambil seluruh ajaran dan syari’at;
melaksanakan seluruh perintah dan meninggalkan seluruh larangan sesuai
kemampuan mereka.” (Tafsir Ibn Katsir 1/335).

Berdasarkan ayat ini seorang Muslim diperintahkan untuk melaksanakan seluruh


perintah dan meninggalkan seluruh larangan secara komprehensif sebagaimana yang
tertulis dalam Al Quran dan Hadits sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
Adanya perbedaan di antara umat Muslim mengenai tata cara pelaksanaan kewajiban
atau yang lainnya adalah sesuatu yang wajar adanya selama perbedaan tersebut
berdasarkan dalil yang kuat yaitu Quran dan Sunnah berdasarkan pemahaman ulama-
ulama ahlu sunnah yang berkompeten.

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (Qs.


Al-Baqarah: 286)

Islam adalah agama yang mudah dan tidak membebankan umatnya. Setiap ibadah
wajib diiringi dengan keringanan yang dapat diambil karena kondisi-kondisi tertentu.
Misalnya orang yang sedang dalam perjalanan jauh bisa membatalkan puasanya dan
menjama‘ shalatnya.

Semakin tinggi tingkat ketakwaan seseorang, semakin gigih pula Ia dalam


melaksanakan semua perintah agama. Tingkat ketakwaan itu dipengaruhi oleh banyak
14 | P a g e
Terorisme Dalam Pandangan Islam

hal dan salah satunya adalah adanya kesadaran untuk menjadikan Islam sebagai
pedoman hidup, tidak hanya sekedar ritual tapi terinternalisasi ke dalam semua sisi
kehidupan. Termasuk mewujudkan negara yang berdasarkan kepada syariah Islam.
Semua orang yang sudah memahami Islam pada tingkat yang lebih tinggi pastilah
mempunyai harapan itu. Kehidupan bernegara dan bermasyarakat yang bersumber
pada Al Quran dan Sunnah seperti yang terjadi pada masa Rasulullah Shallallahu
„alaihi wa Sallam.

APAKAH TERORISME DIBENARKAN DALAM ISLAM?

Tapi apakah harapan itu akan terwujud tanpa adanya proses dan perjuangan? Atau
bisakah terwujud dengan mudah sedangkan sebagian besar umat Islam di Indonesia
masih banyak yang masih awam terhadap agamanya. Rasulullah Shallallahu „alaihi wa
Sallam berhasil membangun masyarakat dan pemerintahan yang Islami setelah tauhid
menyebar dan mengakar kuat pada umat Islam pada masa itu. Umat Islam pada saat
itu berada pada zaman keemasannya. Dengan kadar keimanan dan keilmuan tinggi
yang sudah merata di kalangan umat, dan di bawah pimpinan Nabi
Muhammad Shallallahu „alaihi wa Sallam, seorang pemimpin terbaik sepanjang zaman,
berjayalah Islam pada masa itu.

Kejayaan Islam itu bukanlah suatu hal yang mustahil. Bahkan pasti akan terwujud
tentunya dengan syarat yaitu berpegang teguh dengan petunjuk dan agama
Allah Ta‟ala, dengan kembali kepada Al Qur‘an dan Sunnah Rasulullah shallallahu
„alaihi wa sallam dengan pemahaman dan pengamalan yang benar. Bagaimana
mungkin kejayaan Islam itu terwujud dengan cara yang tidak sesuai bahkan
bertentangan dengan ajaran Islam itu sendiri? Rasulullah Shallallahu „alaihi wa
Sallam pun pernah mengalami masa-masa pahit ketika menyebarkan Islam. Beliau,
keluarga dan pengikutnya pada waktu itu dizhalimi oleh kaum musyrik, tetapi beliau
tetap bersabar menghadapi kondisi itu. Tidak memerintahkan pengikutnya melakukan
bom bunuh diri atau hal-hal lain yang mengganggu keamanan masyarakat. Islam
sangat menghargai kehidupan dan memiliki aturan yang tegas dalam memelihara dan
menjaga kehidupan.

15 | P a g e
Terorisme Dalam Pandangan Islam

“Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil,
bahwa: barangsiapa yang membunuh manusia, bukan karena manusia itu (memb
unuh) orang lain, atau bukan karenamembuat kerusakan dimuka bumi, maka
seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang
memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara
kehidupan manusia semuanya . Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka
rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian
banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam
berbuat kerusakan dimuka bumi” (QS Al Maidah:32)

Tindakan sekelompokkecil orang yang menginginkan terwujudnya Negara Islam


dengan cara yang tidak sesuai dengan ajaran Islam itu, tidak menghasilkan manfaat
yang signifikan. Justru mengakibatkan kerusakan dan kemunduran bagi Islam. Apakah
jika Istana negara berhasil diledakkan negara Islam akan tegak di Indonesia? Apakah
jika presiden RI terbunuh penggantinya adalah pemimpin Islam yang taat yang mampu
memimpin negara ini dan memecahkan semua persoalan yang sedang terjadi?

Kita bisa melihat sendiri akibat dari bom bunuh diri yang terjadi beberapa waktu yang
lalu. Banyak korban tak berdosa berjatuhan dari kalangan kaum Muslimin sendiri,
sehingga menambah jumlah janda dan anak yatim. Dalam kondisi perang pun Islam
tidak membolehkan membunuh wanita, anak-anak dan orang tua dan tidak boleh
merusak pohon dan tumbuh-tumbuhan. Disebutkan dalam Sunan Abu Dawud hadits
dari Anas, bahwa Rasulullah Shallallahu ‗alaihi wa sallam bersabda, ―Berangkatlah (ke
medan perang) dengan nama Allah, dengan Allah, dan di atas millah Rasulullah.
Janganlah membunuh orang tua jompo, anak-anak, bayi, dan perempuan”

Sedangkan korban yang ditimbulkan akibat bom bunuh diri tak pandang bulu, semua
kalangan terkena imbasnya hingga citra Islam sebagai agama yang penuh kasih
sayang ternoda karena ulah teroris.

16 | P a g e
Terorisme Dalam Pandangan Islam

ISLAM KAFFAH = SESUAI TUNTUNAN QURAN & SUNNAH

Akibat lain yang terjadi adalah generalisasi masyarakat awam terhadap ciri fisik tertentu
yang melekat pada pelaku teroris. Masyarakat menganggap bahwa semua orang
dengan ciri-ciri tersebut adalah teroris. Misalnya menumbuhkan jenggot dan
memeliharanya. Padahal jenggot adalah sunnah nabi Shallallahu „alaihi wa
Sallam. dari Ibnu Umar radhiyallahu „anhuma, Nabi shallallahu „alaihi wa
sallam bersabda,

―Potong pendeklah kumis dan biarkanlah (peliharalah) jenggot.‖ (HR. Muslim no. 623)

Ketika Kisro (penguasa Persia) mengutus dua orang untuk menemui Nabi shallallahu
„alaihi wa sallam. Mereka menemui beliau dalam keadaan jenggot yang tercukur dan
kumis yang lebat. Rasulullahshallallahu „alaihi wa sallam tidak suka melihat keduanya.
Beliau bertanya, ‖Celaka kalian! Siapa yang memerintahkan kalian seperti ini?‖
Keduanya berkata, ‖Tuan kami (yaitu Kisra) memerintahkan kami seperti ini.‖
Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda, ‖Akan tetapi, Rabb-ku
memerintahkanku untuk memelihara jenggotku dan menggunting kumisku.‖ (HR.
Thabrani, Hasan. Dinukil dari Minal Hadin Nabawi I‟faul Liha)

Berdasarkan pendapat ulama memelihara jenggot adalah suatu perintah. Kedudukan


sunnah dalam syariat agama wajib dipenuhi. Sebagaimana hadits Nabi Shallallahu
‗alaihi wa sallam :

―Ketahuilah sesungguhnya aku diberi Al-Kitab (Al-Qur‟an) dan yang sepertinya


bersamanya. Ketahuilah sesungguhnya aku diberi Al-Qur‟an dan yang sepertinya
bersamanya.‖ Hadits shahih riwayat Ahmad (IV/131), al-Ajurri dalam kitabnya asy-
Syari‘ah (I/415 no. 97). Maksud dari kalimat: ―Dan yang seperti itu bersamanya‖ adalah
As-Sunnah.

Muslimah bercadar pun tak luput dari sasaran celaan dan tudingan berkaitan dengan
isu terorisme. Pemakaian cadar adalah pengamalan dari Quran surat al Ahzab ayat ke-
59 : “Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-

17 | P a g e
Terorisme Dalam Pandangan Islam

isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh


mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu
mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.

Ulama berbeda pendapat mengenai hukum memakai cadar. Sebagian menyatakan


wajib dan sebagian yang lain menyatakan sunnah mu‘akkad. Disini saya tidak akan
membahas perbedaan itu. Silakan pembaca merujuk kepada sumber tulisan saya.
Disana terdapat penjelasan yang lebih lengkap.

Jenggot dan cadar hanyalah sebagian kecil bentuk ketakwaan seorang hamba
kepada Rabb-nya. Selain itu masih banyak sunnah-sunnah dan amalan lainnya yang
bersumber pada dalil yang shahih yang patut kita laksanakan sesuai dengan
kemampuan masing-masing. Tidak semua pria berjenggot itu adalah teroris atau tidak
semua muslimah bercadar adalah istri teroris.

(Sumber: Kompasiana.com)

18 | P a g e
Terorisme Dalam Pandangan Islam

TERORISME

Hizbut Tahrir

Terorisme, dalam bahasa Arab, identik dengan kata al-irhâb, mashdar yang
merupakan musytaq (pecahan kata) dari fi‘l (kata kerja) arhaba. Maknanya
adalah ―menciptakan ketakutan‖ (akhâfa) atau ―membuat kengerian/kegentaran‖
(fazza‘a). Makna bahasa ini terdapat dalam firman Allah Swt:(yang dengan persiapan
itu) kalian menggentarkan musuh Allah dan musuh kalian…. (QS al-Anfâl [8]: 60).

Akan tetapi, makna bahasa ini telah mengalami transformasi makna sehingga menjadi
terminologi (istilah) yang baru. Dinas Intelijen Amerika dan Dinas Intelijen Inggris, dalam
sebuah seminar yang diadakan untuk membahas makna terorisme pada tahun 1979,
telah menyepakati bahwa terorisme adalah penggunaan kekerasaan untuk melawan
kepentingan-kepentingan sipil guna mewujudkan target-target politis.

Setelah seminar itu, diselenggarakanlah berbagai konferensi dan seminar internasional,


serta ditetapkan berbagai hukum dan undang-undang untuk membatasi aksi-aksi yang
dapat digolongkan sebagai terorisme. Berbagai hukum dan undang-undang dibuat
untuk menerangkan kategori berbagai gerakan, kelompok, dan partai yang melakukan
aksi terorisme; serta untuk menentukan negara-negara mana yang mensponsori
terorisme. Semua aturan ini, menurut klaim mereka, adalah dasar untuk mengambil
sejumlah tindakan yang diperlukan guna memerangi terorisme dan membatasi gerak-
geriknya.

Dari tinjauan global terhadap berbagai undang-undang dan hukum yang berkaitan
dengan terorisme, tampak jelas bahwa semua peraturan itu ternyata tidak mendalam,
dan tunduk pada orientasi politik dari negara-negara yang membuatnya. Sebagai
contoh, kita melihat Amerika menganggap pembunuhan Indira Gandhi sebagai aksi
terorisme, sementara pembunuhan Raja Faisal dan Presiden Kennedy tidak dianggap
aksi terorisme. Contoh lain, Amerika pada awalnya mencap pemboman gedung Kantor
Penyelidikan Federal di Oklahoma beberapa tahun lalu sebagai aksi terorisme. Akan
tetapi, ketika terbukti bahwa pelaku pemboman adalah kalangan milisi Amerika sendiri,
19 | P a g e
Terorisme Dalam Pandangan Islam

pemboman yang semula dianggap aksi terorisme kemudian hanya dianggap sebagai
aksi kriminal belaka.

Amerika secara khusus menyifati sebagian gerakan sebagai ―gerakan perlawanan


rakyat‖, misalnya gerakan revolusioner Nikaragua (Zapatista), Tentara Pembebasan
Irlandia (IRA), dan lain-lain. Para anggota dari gerakan-gerakan ini, ketika ditangkap,
diperlakukan sebagai tawanan perang sesuai dengan Protokol Nomor 1 tahun 1977
yang ditambahkan pada Konvensi Genewa. Akan tetapi, Amerika menyifati setiap
gerakan yang bertentangan dengan kepentingan Amerika atau kepentingan agen-agen
Amerika sebagai gerakan terorisme. Nama gerakan tersebut pun kemudian
dicantumkan dalam daftar organisasi teroris yang dikeluarkan secara periodik oleh
Departemen Luar Negeri Amerika. Gerakan ini, misalnya, adalah sebagian besar
gerakan-gerakan Islam yang ada di Mesir, Pakistan, Palestina, Aljazair, dan lain-lain.

Sejak dekade 70-an, Amerika memang telah merekayasa opini umum internasional dan
regional (di Amerika) untuk melawan terorisme, seperti yang kita lihat, dan melawan
orang yang dicap sebagai teroris. Amerika telah mengeksploitasi aksi-aksi yang
dilakukan untuk merealisasikan target-target sipil, baik yang dilakukan oleh berbagai
gerakan politik atau gerakan militer yang tidak mempunyai hubungan dengan Amerika,
maupun yang dilakukan oleh berbagai gerakan yang mempunyai hubungan dengan
Amerika (CIA). Banyak dokumen yang menerangkan bahwa aksi-aksi yang dicap
sebagai aksi terorisme sebenarnya didalangi oleh intel-intel CIA sendiri, seperti
pembajakan pesawat TWA di Beirut pada awal 80-an lalu. Amerika telah
mengeksploitasi peristiwa peledakan gedung Al-Khubar milik Amerika di Saudi, dengan
memaksakan 40 rekomendasi yang berkaitan dengan upaya memerangi terorisme
pada Konferensi Negara-Negara G-7 yang diselenggarakan di Prancis tahun 1996.
Amerika juga memanfaatkan peristiwa peledakan gedung Pusat Perdagangan Dunia
(WTC) di New York dan Kantor Penyelidikan Federal di Oklahoma—bahkan sebelum
diketahui siapa pelakunya—dengan mengeluarkan Undang-Undang Perlawanan
Terhadap Terorisme yang disetujui oleh Senat Amerika tahun 1997.

20 | P a g e
Terorisme Dalam Pandangan Islam

Berdasarkan rekomendasi dan undang-undang tersebut, Amerika dapat memata-matai-


siapa pun dan di mana pun-orang yang dituduhnya sebagai teroris. Amerika berhak
untuk menangkap atau menculiknya. Amerika pun berhak menjatuhkan sanksi yang
dianggap cocok baginya seperti penahanan, penyitaan, deportasi, atau
pencabutan kewarganegaraan; tanpa memberikan hak kepada pihak tertuduh untuk
membela diri ataupun untuk hadir di hadapan pengadilan atau lembaga hakim juri.

Amerika lalu melakukan generalisasi sifat terorisme terhadap negara-negara yang


merintangi kepentingan-kepentingannya seperti Korea, China, Irak, dan Libya; juga
terhadap banyak gerakan Islam seperti Tanzhimul Jihad, Hammas, dan Jamaah
Islamiyah di Mesir, serta FIS di Aljazair. Dalam hal ini, Amerika memanfaatkan sejumlah
peristiwa pemboman yang terjadi di Palestina untuk melawan Yahudi dan sejumlah aksi
yang terjadi di Aljazair, tidak lama setelah pembatalan hasil pemilu untuk anggota
legislatif oleh kalangan militer.

Berdasarkan undang-undang, keputusan, dan rekomendasi yang ada, Amerika bisa


memata-matai dan menghantam siapa saja yang dicapnya sebagai teroris; baik
individu, organisasi, partai, ataupun negara. Untuk itu, Amerika menggunakan kekuatan
militernya atau pengaruh politiknya untuk melakukan blokade ekonomi seperti yang
dilakukannya terhadap Irak dan Libya. Hal ini telah diungkapkan oleh mantan Menlu
Amerika George Schultz yang pernah menyatakan, ―Para teroris itu, bagaimana pun
mereka berusaha melarikan diri, tetap tidak akan dapat menyembunyikan diri.‖

Karena Islam telah dinominasikan oleh Amerika untuk menjadi musuhnya setelah
runtuhnya Komunisme, maka negeri-negeri Islam menjadi wilayah terpenting yang akan
menjadi sasaran Amerika dalam penerapan undang-undang terorisme. Tujuannya
adalah untuk mengukuhkan cengkeraman Amerika di negeri-negeri Islam itu serta
melestarikannya agar tetap berada di bawah hegemoni Amerika. Alasannya, kaum
Muslim memang telah mulai merintis jalan menuju kebangkitan untuk mengembalikan
Khilafah. Dalam hal ini, Amerika dan negara-negara kafir lainnya telah memahami
benar bahwa Khilafah adalah satu-satunya negara yang berkemampuan untuk
meluluhlantakkan ideologi Kapitalisme yang dipimpin oleh Amerika.

21 | P a g e
Terorisme Dalam Pandangan Islam

Oleh karena itu, hampir tidak ada satu pun gerakan Islam yang ada saat ini, kecuali
harus siap-siap dicap sebagai teroris oleh Amerika. Cap ini pun bahkan tidak dapat
dihindarkan oleh gerakan-gerakan dan partai-partai Islam yang sama sekali tidak
menggunakan kekerasan untuk mencapai target-targetnya. Sebab, Amerika telah
menganggap bahwa aktivitas semua gerakan, partai, atau negara yang menyerukan
kembalinya Islam adalah aksi ―teroris‖ yang bertentangan dengan Undang-Undang
Internasional. Selanjutnya, berdasarkan justifikasi ini dan berdasarkan ketentuan yang
harus dijalankan oleh negara-negara penandatangan Undang-Undang Terorisme,
Amerika dapat menghimpun kekuatan negara-negara tersebut di bawah
kepemimpinannya untuk memukul berbagai gerakan, partai, atau negara tersebut.

Dari sinilah, kaum Muslim—yang kini tengah berjuang mengembalikan Khilafah dan
menjadi sasaran langsung dari langkah politik yang disebut dengan ―melawan
terorisme‖—berkewajiban untuk membentuk opini umum Dunia Islam dan opini
internasional. Caranya adalah dengan membongkar hakikat dari apa yang dinamakan
Undang-Undang Terorisme dan hakikat politik Amerika yang digunakan untuk
menciptakan hegemoni atas dunia melalui undang-undang itu. Kaum Muslim
berkewajiban untuk membeberkan bahwa Amerikalah sebenarnya yang berada di balik
aksi-aksi terorisme yang banyak terjadi di dunia, meski pun tuduhannya dilemparkan
kepada orang-orang Islam.

Di samping itu, kaum Muslim berkewajiban pula untuk menjadi representasi Islam
dalam segala perbuatan dan tindakannya. Sebab, Islam mempunyai metode khusus
untuk merealisasikan berbagai target dan tujuan; di antaranya adalah melanjutkan
kehidupan Islam dengan cara mendirikan kembali negara Khilafah. Berpegang teguh
dengan metode ini—yang bertumpu pada pertarungan pemikiran (ash-shirâ‗ al-fikrî) dan
perjuangan politik (al-kifâh as-siyâsî) serta menjauhkan diri dari penggunaan senjata
(kekerasan)—hakikatnya adalah berpegang teguh dengan metode syariat yang dituntut
oleh Islam; bukan karena takut atau melarikan diri dari cap terorisme.

Mereka juga wajib menjelaskan bahwa tugas Daulah Islamiyah setelah berhasil
didirikan tetap terikat dengan syariat, baik tugas dalam negeri seperti mengatur

22 | P a g e
Terorisme Dalam Pandangan Islam

beraneka ragam urusan rakyat dan menerapkan hudûd, maupun tugas luar negeri
seperti mengemban risalah Islam melalui jihâd fî sabîlillâh kepada seluruh umat
manusia dan memusnahkan penghalang-penghalang fisik yang merintangi penerapan
Islam.

Lebih dari itu, kaum Muslim wajib pula menerangkan bahwa penerapan Islam oleh
mereka sendiri ataupun untuk umat agama lain tidaklah didasarkan pada hawa nafsu
mereka atau untuk mewujudkan kepentingan pribadi mereka, tetapi semata-mata
karena menjalankan perintah Allah Swt. Sebab, Allahlah Yang telah menciptakan alam
semesta, manusia, dan kehidupan ini. Allah pula Yang telah menuntut manusia untuk
menata hidupnya sesuai dengan hukum-hukum Islam yang diturunkan-Nya kepada
Muhammad Rasulullah saw.

Cap yang diberikan oleh Amerika dan negara-negara lain bahwa Islam adalah terorisme
dan bahwa kaum Muslim adalah para teroris sesungguhnya adalah predikat yang
tendensius. Predikat itu tidak sesuai dengan fakta yang ada dan juga bertentangan
dengan apa yang dikehendaki oleh Allah dari ajaran Islam. Allah Swt. berfirman:

Tiadalah Kami mengutus engkau (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi
semesta alam. (QS al-Anbiyâ‘ [21]: 107).

Kami telah menurunkan kepadamu al-Quran sebagai penjelas atas segala


sesuatu, sebagai petunjuk, serta sebagai rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang
Muslim. (QS an-Nahl [16]: 89).

Rahmat tersebut sesungguhnya akan terwujud dengan penerapan hukum-hukum Islam.


Dalam hal ini, tidak ada bedanya antara hukum yang berkaitan dengan shalat dan jihad,
antara doa dan menggentarkan musuh, antara zakat dan pemotongan tangan pencuri,
atau antara menolong orang yang dianiaya dan menghukum mati orang yang
melanggar kehormatan kaum Muslim. Semuanya adalah hukum-hukum Islam semata
yang wajib diterapkan oleh individu Muslim atau oleh institusi negara; sesuai dengan
faktanya dan pada waktunya secara tepat.

23 | P a g e
Terorisme Dalam Pandangan Islam

JIHAD OR TERORISME
Oleh : Muh. Kurniawan BW,S.Ag.,SH.,MH.

A. Pendahuluan

Drama eksekusi Imam Amrozi cs, terpidana bom Bali, di awal tahun 2009
seakan menjadi lonceng dimulainya pertarungan antara kelompok teroris dengan
aparat keamanan di negeri ini. Serentetan pengejaran kelompok teroris yang
dialakukan tim densus 88 diberbagai daerah, seperti Cilacap, Semarang dan daerah-
daerah lain di Indonesia diakui oleh banyak fihak sebagai keberhasilan tim densus 88
dalam memberantas terorisme yang berkembang laten di Indonesia. Namun apa
daya tangan tak sampai, alih-alih mengurangi aktifitas teroisme, hotel Marriot dan
Ritz Carlten di Jakarta dijadikan sasaran bom bunuh diri bagi para calon ‖pengantin‖.

Tentu saja, serangkaian tragedi pemboman ini merupakan pukulan yang


dahsyat bagi bangsa Indonesia. Mungkin kalau tidak ada tragedi Marriot dan Ritz
Carlten serta rentetan pemboman sebelumnya, isu terorisme di Indosesia akan selalu
diabaikan dan UU Terorisme tidak pernah dilaksanakan.

Teror telah hadir dan menjelma dalam kehidupan kita sebagai momok,
sebagai virus dan monster yang menakutkan yang sewaktu-waktu dan tidak dapat
diduga bisa menjelmakan terjadinya ―prahara nasional dan global‖, termasuk
mewujudkan tragedi kemanusiaan, pengebirian martabat bangsa dan penyejarahan
tragedi atas Hak Asasi Manusia (HAM). Hak Asasi Manusia kehilangan eksistensinya
dan tercerabut kesucian atau kefitrahannya di tangan pembuat teror yang telah
menciptakan kebiadaban berupa aksi animalisasi (kebinatangan) sosial, politik,
budaya, dan ekonomi.

Terorisme adalah puncak aksi kekerasan, terrorism is the apex of violence.


Bisa saja kekerasan terjadi tanpa teror, tetapi tidak ada teror tanpa kekerasan.
Terorisme tidak sama dengan intimidasi atau sabotase. Sasaran intimidasi dan
sabotase umumnya langsung, sedangkan terorisme tidak. Korban tindakan Terorisme

24 | P a g e
Terorisme Dalam Pandangan Islam

seringkali adalah orang yang tidak bersalah. Kaum teroris bermaksud ingin
menciptakan sensasi agar masyarakat luas memperhatikan apa yang mereka
perjuangkan.

B. Pengertian Terorisme

Mengenai pengertian yang baku dan definitif dari apa yang disebut dengan
Tindak Pidana Terorisme itu, sampai saat ini belum ada keseragaman. Menurut
Cherif Bassiouni, ahli Hukum Pidana Internasional, bahwa tidak mudah untuk
mengadakan suatu pengertian yang identik yang dapat diterima secara universal
sehingga sulit mengadakan pengawasan atas makna Terorisme tersebut. Oleh
karena itu menurut Brian Jenkins, Terorisme merupakan pandangan yang subjektif.

1. UU Tindak Pidana Terorisme

Dalam penjelasan atas Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang


Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 tentang Pemberlakuan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 tahun 2002
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme, dinyatakan bahwa terorisme
merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan dan peradaban serta merupakan
salah satu ancaman serius terhadap kedaulatan setiap negara, karena terorisme
sudah merupakan kejahatan yang bersifat internasional yang menimbulkan bahaya
terhadap keamanan, perdamaian dunia serta merugikan kesejahteraan masyarakat
sehingga perlu dilakukan pemberantasan secara berencana dan
berkesinambungan sehingga hak asasi orang banyak dapat dilindungi dan
dijunjung tinggi.

Untuk itulah maka muncul Undang-Undang atau Perarturan Pemerintah


Pengganti UU yang secara tegas menangani terorisme dengan memasukkan ke
dalam tindak pidana khusus, yakni tindak pidana terorisme. Tentu pemerintah
Indonesia tidak sendiri, karena Perpu ini merupakan rativikasi peraturan sejenis
yang berlaku di tingkat internasional.

25 | P a g e
Terorisme Dalam Pandangan Islam

2. Departemen Pertahanan USA

Menurut Departemen Pertahanan USA, terorisme adalah perbuatan


melawan hukum atau tindakan yang mengandung ancamana dengan kekerasan
dan paksaan terhadap individu atau hak milik untuk memaksa atau mengintimidasi
pemerintah atau masyarakat dengan tujuan politik, agama dan idiologi. Atau bisa
diartikan sebagai tindakan yang menggunakan kekerasan atau ancaman
kekerasan yang berlatar belakang politik atau kekuasaan dalam suatu
pemerintahan negara.

Bahkan belakangan terorisme diartikan dengan sangat luas dengan segala


tindakan atau ucapan yang membuat orang lain takut. Wal hasil terorisme menjadi
sebuah kata yang sangat menakutkan bagi siapa saja baik yang melakukan
maupun orang yang mengalami tindakan terorisme. Gambaran ini menjadikan
negara dalam hal ini pihak yang mempunyai kekuasaan pertahanan dan keamanan
yakni militer merasa sangat diperlukan dalam upaya menangani berbagai upaya
terorisme.

3. Kamus Umum Bahasa Indonesia

Dalam kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, Terorisme dapat diartikan


sebagai penggunaan kekerasan atau ancaman untuk menurunkan semangat,
menakut-nakuti, dan menakutkan, terutama untuk tujuan politik. Sedangkan Hafid
Abbas, Dirjen Perlindungan HAM Depkeh dan HAM RI. Terorisme adalah
pemakaian kekuatan atau kekerasan tidak sah melawan orang atau property untuk
mengintimidasi atau menekan pemerintah, masyarakat sipil, atau bagian-
bagiannya, untuk memaksa tujuan sosial, dan politik.

Menurut Webster‘s New World College Dictionary (1996), terorisme adalah


―the use of force or threats to demoralize, intimidate, and subjugate.‖ Terorisme
dibagi kedalam dua macam definisi, yaitu definisi tindakan teroris (terrorism act)
dan pelaku terorisme (terrorism actor). Disepakati oleh kebanyakan ahli bahwa

26 | P a g e
Terorisme Dalam Pandangan Islam

tindakan yang tergolong kedalam tindakan Terorisme adalah tindakan-tindakan


yang memiliki elemen: kekerasan, tujuan politik, teror/intended audience.

4. Aktifis Muslim

Para aktifis muslim seperti Fauzan al-Anshari, Terorisme adalah tindakan


yang menggunakan kekeerasan atau ancaman kekerasan yang berlatar belakang
politik atau kekuasaan dalam suatu pemerintah negara. Sementara Imam
Samudera mengartikan terorisme sebagai (irhab), menggetarkan musuh. Untuk itu
mereka mengartikan terorisme menjadi bagian dari jihad fi sabilillah, menuju ridho
Allah SWT. Tidak mengagetkan manakala sebagian para pelaku teroris di
Indonesia menganggap dirinya sebagai mujahid fi sabilillah.

Para penulis barat menyatakan bahwa terorisme adalah serangan-serangan


terkoordinasi yang bertujuan membangkitkan perasaan teror terhadap sekelompok
masyarakat. Terorisme itu berbeda dengan perang, aksi terorisme tidak tunduk pada
tatacara peperangan karena terorisme bisa dilakukan secara terorganisir dan dalam
waktu lama.

Sedangkan berbagai pendapat dan pandangan mengenai pengertian/istilah


yang berkaitan dengan terorisme di atas, dapat ditarik kesimpulan, bahwasanya
terorisme adalah kekerasan terorganisasi, menempatkan kekerasan sebagai
kesadaran, metode berpikir sekaligus alat pencapaian tujuan. Dari banyak definisi
yang dikemukakan oleh banyak pihak, yang menjadi ciri dari suatu tindak pidana
terorisme adalah:

1. Adanya rencana untuk melaksanakan tindakan tersebut.

2. Dilakukan oleh suatu kelompok tertentu.

3. Menggunakan kekerasan.

4. Mengambil korban dari masyarakat sipil, dengan maksud mengintimidasi


pemerintah..

27 | P a g e
Terorisme Dalam Pandangan Islam

5. Dilakukan untuk mencapai pemenuhan atas tujuan tertentu dari pelaku, yang
dapat berupa motif sosial, politik ataupun agama.

C. Bentuk-bentuk Terorisme

Secara kategoris, gerakan terorisme dilihat dari aspek spiritnya, dapat


dibedakan dalam beberapa kategori, diantaranya:

1. Semangat Nasionalisme

Pejuang kemerdekaaan, umumnya menggunakan kekerasan politik untuk


melawan rezm penjajah. Memang kekerasan politik tidak selalu identik dengan
terorisme. Kekersan politik dalam artian kerusuhan massal, perang saudara,
revolusi, atau perang antar bangsa, tidak termasuk kategori terorisme. Namun
demikian, terorisme itu sendiri sering terjadi berkaitan kekerasan-kekerasan politik
tersebut.

Contoh terorisme dengan spirit nasionalisme ini dapat ditemukan di Aljazair,


Palestina, dan sejumlah negara jajahan di masa suburnya kolonialisme.

2. Semangat Separatisme

Terorisme karena semangat separatis juga dapat terjadi melalui kekerasan


politik. Kekerasan politik yang dipilih sebagai perjuangan oleh kaum separatis,
cenderung diklaim sebagai bentuk teror oleh opini dunia. Pemberanian opini dunia
itu sangat logis. Sebab, kekerasan politik yang dieksploitasi gerakan separatis
selalu memenuhi premis dasar terorisme, yaitu menggunakan ancaman kekerasan
dan atau kekerasan untuk menimbulkan ketakutan di lingkungannya. Menurut
mereka pembunuhan dengan tujuan untuk mendapatkan keadilan bukanlah soal
yang harus dirisaukan, bahkan sasarannya adalah mereka yang tidak berdosa.

Gerakan separatisme jenis ini hampir terdapat di banyak negara, seperti;


IRA di Irlandia, Macan Tamil Ealam di Srilanka, SPLA di Sudan, MNLF di Philipina,

28 | P a g e
Terorisme Dalam Pandangan Islam

dan Gerakan Aceh Merdeka, Republik Maluku Selatan atau Organisasi Papua
Merdeka di Indonesia.

3. Semangat Radikalisme Agama

Kelompok-kelompok radikal agama pun ditengarai menggunakan teror untuk


memperjuangkan kepentingannya. Kekerasan politik dalam bentuk teror seringkali
dijadikan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Kelompok jihad di Mesir, jihad di
Yaman, National Islamic Front di Sudan, Al-Qaedah yang berbasis di Afganistan,
Jamaah Islamiyah yang berbasis di malaysia, atau kelompok-kelompok radikal
Yahudi seperti Haredi, Gush Emunim, Kach Kabane di Israel adalah sekedar
contoh elemen-elemen dengan spirit radikalisme agama yang cenderung
mengedepankan budaya kekerasan dan terorisme.

4. Gerakan Terorisme yang didorong oleh Spirit Bisnis

Narcoterorism di Myanmar yang dikenal dengan sebutan United War State


Army adalah kelompok teroris yang berlatar belakang perdagangan narkotika dan
obat-obatan terlarang.. Di Jepang juga dikenal Yakuza, yaitu organisasi di
kalangan dunia hitam yang melakukan bisnis illegal dengan mengedepankan
metode teror sebagai cara untuk mencapai tujuan.

D. Sedangkan bentuk-bentuk teroris ditinjau dari segi sejarah terdiri dari:

1. Pembunuhan politik terhadap pejabat pemerintah yang terjadi sebelum perang


dunia II.
2. Terorisme dimulai di Aljazair di tahun limapuluhan, dilakukan oleh FLN yang
mempopulerkan ―serangan yang bersifat acak‖ terhadap masayrakat sipil yang
tidak berdosa. Hal ini untuk melawan apa yang mereka (Algerian Nationalist)
disebut sebagai ―terorisme negara‖.

29 | P a g e
Terorisme Dalam Pandangan Islam

3. Terorisme muncul pada tahun enampuluhan dan terkenal dengan istilah


―terorisme media‖, berupa serangan acak atau random terhadap siapa saja
dengan tujuan publisitas.

Selain itu, bentuk-bentuk terorisme dilihat dari pelakunya ada yang


personal,; terorisme yang bersifat kolektif, dan terorisme yang dilakukan negara.
Terorisme dalam bentuk personal ini, biasanya dilakukan dalam bentuk pengeboman
seseorang pada orang lain atau kelompok dengan tujuan pribadi, dendam, atau bom
bunuh diri.

Sedangkan terorisme yang bersifat kolektif, para teroris melakukan


operasinya dengan suatu perencanaan. Biasanya teroris semacam ini dilembagakan
dalam sebuah jaringan yang rapi, seperti yang sering disebut-sebut sebagai al-
Qaedah. Sasaran terorisme dalam kategori ini adalah simnbol-simbol kekuasaan dan
pusat perekonomian.

Adapun terorisme yang dilakukan negara biasanya disebut sebagai ―state


terorism‖ terorisme oleh negara. Penggagasnya adalah perdana menteri Mahathir
Muhammad. Menurutnya, terorisme yang dikerahkan negara, tidak kalah dahsyatnya
dari terorisme personal maupun kolektif. Perbedaanya adalah kalau terorisme
personal dan kolektif biasa dilaksanakan secara sembunyi- sembunyi, sedangkan
terorisme yang dilakukan oleh negara dilakukan secara terang-terangan dan dapat
diliha dengan kasat mata.

Terorisme yang dilakukan oleh negara merupakan salah satu bentuk


kejahatan yang tergolong sangat istimewa. Sebab negara adalah suatu organisasi
besar yang dipilari oleh kekuatan rakyat, namun disisi lain punya kewajiban
mengatur, melindungi, dan menyejahterahkan kehidupan rakyat secara material
meupun non-metrial. Oleh karena itu, tatkala negara itu, melalui pejabat
pemerintahannya terlibat dalam tindakan kriminal secara vertikal, horisontal, regional,
nasional maupun internasional, maka otomatis rakyatlah yang menjadi korban.

30 | P a g e
Terorisme Dalam Pandangan Islam

Sejumlah negara sering disebut-sebut sebagai state terorism, seperti lybia dan Israel
misalnya.

E. Terorisme Perspektif Fiqh

Persoalan utama yang menjadi pembahasan terorisme dalam pandangan


Islam adalah pemaknaan kata ―jihad‖. Para aktifis muslim yang sering dituduh
penyebar teror memahami jihad sebagai bentuk perlawanan terhadap para penolak
Islam yang disponsori oleh Amerika Serikat. Maka sekarang ini kita banyak melihat
prilaku teror ditujukan kepada asset-asset yang berhubungan dengan Amerika,
seperti hotel JW Marriot dan Ritzcalten belakangan ini.
Dalam benak para aktifis muslim, jihad lebih dipahami dalam kerangka balas
dendam. Karena kafir telah memerangi muslim tanpa batas, maka muslim wajib
membalasnya dengan memerangi kafir secara tanpa batas pula. Menurutnya, dalam
ketentuan syari‟ah, jihad berarti berperang melawan kaum kafir yang memerangi
Islam dan kaum muslimin. Konsep inilah yang ia sebut dengan jihad fi sabilillah.

Dalam pemahamannya, ayat al-Qur‘an pertama tentang jihad yang diturunkan


kepada Nabi Muhammad adalah memerangi kaum kafir sebatas yang memerangi
Islam. Kaum kafir yang terlibat langsung dalam perang tetap tidak boleh diperangi.
Ayat tersebut adalah surat al-Baqarah: 190, ‖Dan perangilah di jalan Allah orang-
orang yang memerangi kamu. Dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas‖.

Perang dalam sejarah militer Islam melawan Romawi dan Persia didasari oleh
etika pelarangan berperang secara ‖melampaui batas‖, yaitu dilarang membunuh
wanita dan anak-anak, orang tua renta, para ahli ibadah dan juga dilarang merusak
tanaman dan lingkungan.

Dalam memahami konsep jihad dan perang dalam Islam, meraka membaginya
ke dalam empat tahapan; tahapan menahan diri, tahapan diizinkan berperang,
tahapan diwajibkan memerangi secara terbatas, dan tahapan kewajiban memerangi
seluruh kaum kafir/musyrik.

31 | P a g e
Terorisme Dalam Pandangan Islam

1. Tahapan menahan diri, jihad belum diperintahkan. Kaum muslimin


diperintahkan untuk menahan diri untuk bersabar dan tidak melakukan
pembalasan terhadap penindasaan, kekejaman dan celaan kafir quraisy.

2. Tahapan sebatas diizinkan berperang tetapi belum diperintahkan


berperang, sehingga belum ada kewajiban berperang.

3. Tahapan diwajibkan memerangi kaum kafir secara terbatas, yaitu


terbatas kepada kaum kafir yang memerangi kaum muslimin. Sedangkan kaum
kafir yang tidak ikut memerangi kaum muslimin tetap tidak diperbolehkan untuk
diperangi.

4. Tahapan yang mewajibkan bagi kaum muslim untuk memerangi seluruh


kaum kafir dan musyrik. Dengan ayat-ayat ini, ia melegitimasi bahwa peledakan
bom Legian adalah bentuk dari aksi jihad fi sabilillah.

Dalam terminologi agama, jihâd tidak serta merta diartikan sebagai


mengangkat senjata untuk memerangi non-muslim, sebagaimana difahami sebagian
kalangan umat Islam. Secara umum, arti jihâddikategorisasikan menjadi tiga
pengertian; jihâd dengan hati jihâd dengan harta benda, dan jihâd dengan nyawa.

1. Jihâd dengan hati, maksudnya adalah berjihâd untuk memerangi hawa


nafsu yang muncul dari dirinya sendiri. Hawa nafsu ini hanya bisa ditangani oleh
dirinya sendiri.

Pada pengertian pertama berarti jihâd internal, yakni jihâd dalam memerangi
hawa nafsu, yang dalam bahasa Nabi disebut sebagai jihâd al-
akbar. Jihâd diinterpretasikan sebagai upaya individual untuk mendekatkan diri
dari seorang hamba kepada Khâliq-nya, hanya diri sendirilah yang bertindak
sebagai subyek menang atau kalah.

2. Jihâd dengan harta benda. Yakni mendermakan hartanya di jalan Allah.

32 | P a g e
Terorisme Dalam Pandangan Islam

Pada pengertian kedua ini, jihâd sebagai social action (aksi sosial) antar sesama
makhluk. Konteks kemiskinan yang selalu melanda umat Islam di sepanjang
zaman tentunya harus menjadi perhatian kaum muslimin untuk berusaha
maksimal agar terbebas dari segala bentuk kemiskinan. Islam telah mengajarkan
prinsip ekonomi Islam seperti zakat dan bait al-mâl yang secara konseptual bisa
menjadi kekuatan besar dalam rangka meningkatkan kesejahteraan umat.

3. Jihâd dengan nyawa..

Jihâd diartikan sebagai perang yang sesungguhnya, bellum justum dan bellum
pium yakni perang demi keadilan dan kesalehan.

Menurut Edmund Bosworth dalam Armies of the Prophet, jihâd dalam pengertian
inilah yang merupakan salah satu isu populer dalam proses hubungan Islam dan
Kristen selama beberapa abad. Kontak Islam dan Kristen ini ditandai dengan
banyaknya konflik militer dan angkatan laut antara negara-negara Islam dan non-
Islam.

Dalam berbagai pendapat para ahli fiqih, jihâd diartikan sebagai upaya yang
dilakukan kaum muslim dalam memerangi non-muslim karena memaksa mereka
untuk menganut Islam. Mereka sepakat bahwa jihâd itu dilakukan untuk dalam
rangka menolong agama Islam dengan memerangi kaum kafir. Dalam berbagai
pendapat para ahli fiqih, jihâd diartikan sebagai upaya yang dilakukan kaum muslim
dalam memerangi non-muslim karena memaksa mereka untuk menganut Islam.
Mereka sepakat bahwa jihâd itu dilakukan untuk dalam rangka menolong agama
Islam dengan memerangi kaum kafir.

Imam Nawawi al-Bantani menuturkan bahwa jihad itu fardu kifayah yang
dilaksanakan paling tidak satu tahun sekali. Jika di negaranya tersebut ada orang
kafir. Jika lebih dari satu kali maka itu lebih baik. Kewajiban akan gugur dikarenakan
dua hal. Pertama, adanya pemimpin atau tentara yang dipersiapkan untuk berperang.
Kedua, sudah terjaminnya keamanan karena kesiapan tentara di masing-masing
sudut negara.

33 | P a g e
Terorisme Dalam Pandangan Islam

Sedangkan Ibn Qasim menjelaskan bahwa hukum jihad pada masa Nabi
tepatnya sebelum hijrah adalah fardu kifayah, sedangkan pada masa setelah hijrah
ada dua kemungkinan yang pertama jihad hukumnya fardu kifayah yakni jika kaum
kafir tetap berada pada negaranya. Apabila kaum kafir masuk dan menyerang
masyarakat muslim maka hukum jihad menjadi fardu„ain.

Al-Sya‘rani dengan mengutip pendapat Imam Malik mengatakan bahwa


kewajiban berjihad sama halnya dengan haji, yaitu adanya perbekalan dan
kendaraan.

Ibn Qayyim al-Jauziyyah menjelaskan jika dilihat dari


pelaksanaannya, jihad dapat dibagi menjadi tiga bentuk yaitu jihad mutlaq,
jihad hujjah dan jihad ‟amm.

1. Jihad mutlaq adalah perang melawan musuh di medan pertempuran.


Jihad ini mempunyai persyaratan tertentu, diantaranya; pertama, perang tersebut
harus bersifat defensive, Kedua, sebagai hujjah untuk menghilangkan fitnah,
Ketiga, hujjah untuk menciptakan perdamaian, Keempat, hujjah untuk
mewujudkan kebajikan dan keadilan. Tampak di sini bahwa makna jihad lebih
dekat ke dalam pengertian perang (qital).

2. Jihad hujjah adalah jihad yang dilakukan dalam berhadapan dengan


pemeluk agama lain dengan mengemukakan argumentasi yang kuat.

3. Jihad „amm. Jihad yang dimaksud adalah jihad yang mencakup segala
aspek kehidupan baik yang bersifat moral maupun yang bersifat material,
terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain di tengah-tengah masyarakat.

Jihad seperti ini dapat dilakukan dengan pengorbanan harta, jiwa, tenaga,
waktu dan ilmu pengetahuan yang dimiliki. Jihad ini juga trans-temporal dan tidak
terbatas oleh ruang dan bisa dilakukan terhadap musuh yang nyata, setan dan hawa
nafsu. Pengertian musuh nyata di sini, di samping perang, juga berarti semua

34 | P a g e
Terorisme Dalam Pandangan Islam

tantangan yang dihadapi umat Islam, seperti kemiskinan, kebodohan dan


keterbelakangan.

Para ulama fiqh menyatakan bahwa Hukum jihad adalah fardu kifayah dengan
dalil-dalil baik dalil dari al-Qur'an maupun sunah yang sahih serta penjelasan ulama
ahl al-sunnah antara lain dari al-Qur‘an surah an-Nisa‘: 95- 96, at-Taubah: 122, al-
Muzzamil: 20, dan beberapa hadis Nabi yang shahih. Berdasarkan dalil-dalil ini, maka
empat Imam Mazhab dan lainnya telah sepakat bahwa jihad fi sabilillah hukumnya
adalah fardu kifayah, apabila sebagian kaum Muslimin melaksanakannya, maka
gugur (kewajiban) atas yang lainnya. Kalau tidak ada yang melaksanakannya maka
berdosa semuanya.

Para ulama menyebutkan bahwa jihad menjadi fardu ‗ain pada tiga kondisi,
yakni:

1.. Apabila pasukan muslim dan kafir bertemu dan sudah saling
berhadapan di medan perang, maka tidak boleh seseorang mundur atau
berbalik.

2. Apabila musuh menyerang negeri muslim yang aman dan


mengepungnya, maka wajib bagi penduduk negeri untuk keluar memerangi
musuh (dalam rangka mempertahankan tanah air), kecuali wanita dan anak-
anak.

3. Apabila Imam meminta satu kaum atau menentukan beberapa orang


untuk berangkat perang, maka wajib berangkat. Dalam hal ini dasar hukumnya
adalah QS. at-Taubah: 38-39.

F. Terorisme dalam Fiqh Jinayat (Pidana Islam)

Dalam hukum pidana Islam terorisme dimasukkan dalam golongan Jarimah


Hirabah. Jarimah jenis ini, adalah tindak pidana yang dilakukan oleh orang, yaitu

35 | P a g e
Terorisme Dalam Pandangan Islam

pengambilan barang/harta milik orang lain secara terang-terang disertai tindak


kekerasan. Peristiwa semacam ini dapat disebut sebagai perampokan.

Modus operandinya hirabah ini terdiri dari 4 macam:

1. Bermaksud untuk mengambil harta secara kekerasan, melakukan


intimidasi, tetapi kemudian tanpa mengambil harta dan tanpa membunuh.

2. Keluar untuk mengambil harta secara kekerasan, membunuh tetapi


tanpa mengambil harta.

3. Keluar mengambil harta secara kekerasan, kemudian ia mengambil


harta tanpa membunuh

4. Keluar untuk mengambil harta secara kekerasan, kemudian mengambil


harta dan membunuh korban.

Dalam kaidah hukum Islam disebutkan bahwa setiap orang yang berada di dar
as-salam sama di hadapan syariat, dalam artian bahwa hukum Islam dapat
diberlakukan terhadap siapa saja yang berada di dar as-salam. Dalam kaidah lain
disebutkan bahwa suatu perbuatan tidak akan dikenai hukuman kecuali berdasarkan
nash. Dalam penjabaranya, nash ini haruslah mengikat atau berlaku terhadap pelaku
perbuatan dan juga berlaku di tempat dilakukannya perbuatan tersebut.

Abu Yusuf salah seorang tokoh fikih dalam madzhab Hanafi berpendapat
bahwa hukum Islam berlaku atas semua tindak pidana yang terjadi di daerah hukum
dar as-salam, baik ia bermukim (penduduk) seperti seorang muslim atau zimmiy,
ataupun bermukim untuk sementara seperti seorang musta‘min. Ia berasumsi bahwa
seorang muslim diharuskan menuruti dan melaksanakan syariat Islam karena ke-
Islamanya dan seorang zimmiy dikarenakan akad zimmah-nya yang menjamin
keamanan yang tetap baginya di dar as-salam. Adapun bagi seorang musta‘min, ia
harus melaksanakan hukum-hukum Islam dan mentaatinya mengingat ‗aqd al-amn
(yaitu akad jaminan keamanan) yang waktunya terbatas sesuai dengan perjanjian

36 | P a g e
Terorisme Dalam Pandangan Islam

yang telah memberikan kepadanya hak untuk menetap dalam jangka waktu tertentu
di dar as-salam.

Selanjutnya Imam Malik, asy-Syafi‘i dan Imam Ahmad berpendapat bahwa


hukum Islam dapat diterapkan atas segala kejahatan atau terorisme yang dilakukan
di mana saja selama tempat tersebut masih termasuk dalam daerah yuridiksi dar as-
salam, baik pelakunya adalah seorang muslim, zimmiy maupun musta‘min. Ini berarti
bahwa aturan-aturan pidana tidak terikat oleh wilayah melainkan terikat oleh subyek
hukum. Jadi setiap muslim tidak boleh melakukan tindakan-tindakan yang dilarang
atau meninggalkan hal-hal yang diwajibkan di manapun ia berada.

G. Kesimpulan

Terorisme adalah perlawanan atau peperangan bukan pada militer melainkan


terhadap orang-orang yang tidak berdosa dan masyarakat sipil. Teror adalah
menakut-nakuti dan mengancam. Ia tidak bisa diterima oleh akal manusia dan tidak
dibenarkan oleh agama. Kejahatan terorisme merupakan produk perilaku kebiadaban
dan kebinatangan. Akibat yang ditimbulkan sangat terasa sebagi wujud pelanggaran
terhadap Hak Asasi Manusia (HAM).

Berdasarkan ketentuan berlakunya hukum pidana Islam terhadap


setiap jarimah yang dilakukan di dar as-salam, teori Malik, asy-Syafi‘i dan Ahmad bin
Hanbal dapat diberlakukan terhadap setiap orang yang melakukan kejahatan di
wilayah dar as-salam tanpa melihat kewarganegaraan pelaku begitu juga terhadap
kejahatan yang dilakukan penduduk dar as-salam di dar al-harb, ketentuan hukum
Islam senantiasa dapat diberlakukan berdasarkan ke-Islaman pelaku maupun akad
zimmah.

37 | P a g e
Terorisme Dalam Pandangan Islam

TERORISME DALAM PANDANGAN ISLAM

http://mta-online.com/

Sebelum kita membahas tentang terorisme menurut pandangan agama Islam, terlebih
dahulu marilah kita pahami tentang pengertian terorisme.Menurut kamus besar Bahasa
Indonesia, artinya :

Terorisme : Adalah Penggunaan kekerasan untuk menimbulkan ketakutan, dalam


usaha mencapai suatu tujuan (terutama tujuan politik).
Teroris : Adalah orang yang menggunakan kekerasan untuk menimbulkan rasa takut
(biasanya untuk tujuan politik).
Teror : Adalah perbuatan sewenang-wenang, kejam, bengis, dalam usaha menciptakan
ketakutan, kengerian oleh seseorang atau golongan.

Selanjutnya mari kita cermati dan kita tela‘ah kembali ajaran Islam, agama yang diridlai
Allah SWT, sebagai petunjuk bagi manusia dalam mencapai kebahagiaan hidupnya di
dunia yang sedang kita jalani sekarang ini, maupun kebahagiaan hidup yang haqiqi di
akhirat kelak. Allah SWT mengutus nabi Muhammad SAW dengan membawa agama
Islam di tengah-tengah manusia ini sebagai rahmat, dan merupakan suatu kenikmatan
yang besar bagi manusia bukan suatu mushibah yang membawa malapetaka. Allah
SWT berfirman :

Dan tidaklah Kami mengutus kamu melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta
alam. [QS. Al-Anbiyaa' : 107]

38 | P a g e
Terorisme Dalam Pandangan Islam

Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada ummat manusia seluruhnya,
sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan
manusia tidak mengetahui. [QS. Saba' : 28]

Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah dan kitab yang menerangkan.
Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridlaan-Nya ke jalan
keselamatan dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap-
gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seidzin-Nya dan menunjuki
mereka ke jalan yang lurus. [QS. Al-Maaidah : 15-16]

Sungguh Allah telah memberi kenikmatan kepada orang-orang mukmin ketika Allah
mengutus di kalangan mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang
membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah membersihkan (jiwa) mereka, dan
mengajarkan kepada mereka Al-Kitab dan Al-Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum
(kedatangan Nabi) itu, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata. [QS. Ali Imran
: 164]

Dari ayat-ayat tersebut dan masih banyak lagi ayat-ayat yang lain, menerangkan bahwa
Nabi Muhammad SAW dan Islam yang diserukannya, benar-benar membawa rahmat di
alam semesta ini, dan mengeluarkan manusia dari gelap-gulita (tanpa mengetahui
tujuan hidup), ke alam yang terang-benderang, sehingga mengetahui jalan yang lurus

39 | P a g e
Terorisme Dalam Pandangan Islam

yang membebaskan dirinya dari kesesatan menuju jalan yang menyelamatkan


hidupnya di dunia dan di akhirat kelak.
Bahkan sebelum Nabi menyerukan Islam, manusia selalu dalam kekacauan dan
permusuhan, sebagaimana peringatan Allah dalam surat Ali Imran : 103

Dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu, ketika kamu dahulu (masa jahiliyah)
bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena
nikmat Allah orang-orang yang bersaudara … [QS. Ali Imran 103]
Oleh karena itu seharusnyalah manusia bersyukur kepada Allah atas diutusnya Nabi
Muhammad SAW membawa dinul Islam ini. Karena hanya dengan Islamlah manusia di
dunia ini dapat hidup rukun, damai dan saling menebarkan kasih sayang. Dengan
mengabaikan Islam, maka dunia akan kacau-balau, terorisme timbul di mana-mana
seperti sekarang ini.

Agama Islam yang suci ini dibawa oleh Rasulullah yang mempunyai kepribadian yang
suci pula, serta memiliki akhlaqul karimah dan sifat-sifat yang terpuji, sebagaimana
dijelaskan oleh ayat-ayat Al-Qur‘an dan hadits Nabi, antara lain :

Maka disebabkan rahmat dari Allah lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka.
Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu. [QS. Ali Imran : 159]

40 | P a g e
Terorisme Dalam Pandangan Islam

Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa
olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu,
amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. [QS. At-Taubah :
128]

Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW memiliki sifat lemah-
lembut serta hati beliau terasa amat berat atas penderitaan yang menimpa pada
manusia, maka beliau berusaha keras untuk membebaskan dan mengangkat
penderitaan yang dirasakan oleh manusia tersebut.
Rasulullah SAW bersabda :

Dari „Aisyah istri Nabi SAW, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Hai „Aisyah,
sesungguhnya Allah itu Maha Kasih Sayang dan senang kepada kasih sayang, dan Dia
memberi (kebaikan) pada kasih sayang itu apa-apa yang Dia tidak berikan kepada
kekerasan, dan tidak pula Dia berikan kepada apapun selainnya”. [HR. Muslim juz 4,
hal. 2003

Kejahatan dan perbuatan jahat, keduanya sama sekali bukan ajaran Islam. Dan orang
yang paling baik Islamnya ialah yang paling baik akhlaqnya. [HR. Ahmad juz 7, hal.
410, no. 20874]

41 | P a g e
Terorisme Dalam Pandangan Islam

Dan apabila Allah mencintai kepada seorang hamba, Allah memberinya kasih sayang
(kelemah-lembutan). Dan tidaklah suatu keluarga yang terhalang dari kasih sayang,
melainkan mereka terhalang pula dari kebaikan. [HR. Thabrani dalam Al-Kabiir juz 2,
hal. 306, no. 2274]
Dalam suatu riwayat dijelaskan bahwa ada seorang ‗Arab gunung kencing di masjid,
lalu orang-orang marah, dan akan memukul sebagai hukuman. Kemudian melihat
kemarahan para shahabat tersebut, beliau bersabda :

Biarkanlah dia, dan siramlah pada bekas kencingnya itu seember atau setimba air,
karena sesungguhnya kamu sekalian diutus untuk memberi kemudahan bukan diutus
untuk membuat kesukaran/kesusahan. [HR. Bukhari juz 1, hal. 61]
Dalam sabdanya yang lain :

Dari Anas, dari Nabi SAW beliau bersabda, “Permudahlah dan jangan mempersulit.
Dan gembirakanlah dan jangan kalian membuat manusia lari”. [HR. Bukhari, juz 1, hal.
25 ]
Setelah kita cermati kembali tentang dinul Islam sekaligus peribadi Rasulullah SAW
yang diamanati oleh Allah SWT untuk menyebarkan dinul Islam ke seluruh ummat
manusia, maka jelas sekali bahwa terorisme sama sekali tidak dikenal, bahkan bertolak
belakang dengan ajaran Islam.

Terorisme dengan menggunakan kekerasan, kekejaman serta kebengisan dan cara-


cara lain untuk menimbulkan rasa takut dan ngeri pada manusia untuk mencapai
tujuan.

42 | P a g e
Terorisme Dalam Pandangan Islam

Sedangkan Islam dengan lemah-lembut, santun, membawa khabar gembira tidak


menjadikan manusia takut dan lari, serta membawa kepada kemudahan, tidak
menimbulkan kesusahan, dan tidak ada paksaan.
Bahkan dalam suatu riwayat dijelaskan bahwa dalam peperangan pun Nabi SAW
berpesan kepada para shahabat, sabda beliau :

Hai manusia, janganlah kamu menginginkan bertemu dengan musuh, dan mohonlah
kepada Allah agar kalian terlepas dari marabahaya. Apabila kalian bertemu dengan
musuh, maka bershabarlah dalam menghadapi mereka, dan ketahuilah bahwasanya
surga itu dibawah bayangan pedang”. [HR. Muslim juz 3, hal. 1372

Pesan Nabi SAW tersebut menunjukkan betapa kasih sayang beliau terhadap jiwa
manusia, sekalipun dalam peperangan sedapat mungkin menghindari bertemu musuh
agar tidak terjadi marabahaya. Namun kalau terpaksa bertemu dengan musuh, jangan
takut dan jangan dihadapi dengan hawa nafsu yang melampaui batas, tetapi hendaklah
dihadapi dengan shabar dan tabah, karena surga di bawah bayangan pedang.

Memang kedua hal tersebut mempunyai tujuan yang berbeda. Terorisme biasanya
digunakan untuk tujuan politik, kekuasaan, sedangkan Islam bertujuan untuk menuntun
manusia dalam mencapai kebahagiaan hidupnya dengan dilandasi rasa kasih sayang
hanya semata-mata mengharap ridla Allah SWT.

Oleh karena itu rasanya tidak berlebihan kalau ada orang yang mengatakan bahwa
"politik itu kotor", karena dalam mencapai tujuannya dengan menghalalkan segala cara,
sekalipun dengan terorisme. Dengan demikian bagi seorang muslim haram hukumnya
mendukung, mengikuti alur politik yang menghalalkan segala cara dalam mencapai
tujuan politiknya.

43 | P a g e
Terorisme Dalam Pandangan Islam

Yang demikian itu bukan berarti orang Islam tidak boleh berpolitik, tidak boleh meraih
kekuasaan. Boleh berpolitik, tetapi tidak boleh keluar dari bingkai Islam, dengan tujuan
untuk kejayaan Islam dengan mengharap ridla Allah semata-mata.

Dalam mencapai kesuksesan cita-cita harokahnya, Rasulullah melalui cara-cara yang


ditunjukkan oleh Allah serta berusaha memenuhi persyaratan untuk memperoleh janji
Allah, karena janji Allah pasti tepat dan tidak perlu diragukan.
Rasulullah SAW membina kekuatan dari bawah, sebagaimana firman Allah :

Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah membuat perumpamaan kalimat yang baik
seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya menjulang ke langit. Pohon itu
memberikan buahnya pada setiap musim dengan idzin Tuhannya. Allah membuat
perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. Dan
perumpamaan kalimat-kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk yang telah dicabut
dengan akar-akarnya dari permukaan bumi, tidak dapat tetap (tegak) sedikitpun. [QS.
Ibrahim : 24-26]

Rasulullah membina dasar tauhid pada ummat manusia + 10 tahun di Makkah dengan
penuh tantangan, tindak kekejaman dan terorisme dilakukan oleh orang-orang
musyrikin dan kafirin Makkah terhadap Nabi dan para pengikutnya.

44 | P a g e
Terorisme Dalam Pandangan Islam

Namun teror-teror yang dilakukan oleh mereka tidak menjadikan kaum muslimin takut,
malah makin bertambah kuat dan mendorong lebih dekat dan berserah diri (tawakkal)
kepada Allah SWT.

Dalam suatu peristiwa, orang kafir melakukan teror dengan ucapan :

Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena


itu takutlah kepada mereka. Maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan
mereka menjawab, “Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-
baik pelindung”. [QS. Ali Imran : 173]

Itulah buah tauhid yang kuat, bagaikan pohon yang baik, tidak akan tumbang walaupun
dihempas badai topan yang dahsyat.

Untuk menumbuhkan pohon-pohon yang baik seperti itu perlu menanam dan
memelihara dengan sungguh-sungguh, bekerja keras dan ikhlash, semata-mata karena
Allah, tidak mudah tergiur dengan tipudaya dunia yang dapat membelokkan cita-cita
yang mulia.

Oleh karena itu ketika Rasulullah mendapat tawaran materi, bahkan akan diangkat
menjadi raja (penguasa) di negeri itu asalkan beliau mau berhenti dari dakwahnya,
dengan tegas beliau menjawab, “Andaikata kamu dapat menaruh bulan dan matahari di
kedua tanganku, aku tidak akan berhenti berdakwah, sehingga agama Allah ini menjadi
terang (menjadi kehidupan manusia) atau aku mati karena membelanya”.
Dengan kuat beliau menanamkan kepada ummatnya akan janji Allah.

45 | P a g e
Terorisme Dalam Pandangan Islam

Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kamu dan
mengerjakan amal-amal shaleh, bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka
berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka
berkuasa dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridlai-
Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah
mereka berada dalam ketakutan, menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku
dengan tidak mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa (tetap)
kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasiq. [QS. An-Nuur : 55]
Penekanan pada akhir ayat tersebut perlu mendapat perhatian bagi kita semua,
terutama para politikus muslim, ―Barangsiapa tetap kafir sesudh janji itu‖, maksudnya :
Dengan memilih cara lain dalam mencapai tujuannya dan meninggalkan jalan yang
dijanjikan oleh Allah, yakni dengan memperkokoh iman serta memperbanyak amal
shaleh, maka mereka itulah orang-orang yang fasiq.

Dan Allah tidak menunjuki orang-orang yang fasiq. [QS. At-Taubah : 24]
Kaum politisi yang ada sekarang sekalipun muslim, pada umumnya tidak mengikuti
petunjuk-petunjuk Allah dan praktek yang dilakukan oleh Rasulullah SAW. Mereka
berjuang hanya untuk memperoleh kursi (kedudukan).
Maka tidak ada kegiatan dakwah untuk membina ummat secara serius agar mempunyai
landasan dasar tauhid yang kuat seperti pohon yang baik sebagaimana yang
digambarkan oleh Allah SWT.

46 | P a g e
Terorisme Dalam Pandangan Islam

Da‘i kaum politisi aktif berdakwah menyelenggarakan pengajian-pengajian dan


kegiatan-kegiatan keagamaan hanya ketika menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) untuk
meraih simpati dari masyarakat, dan setelah selesai Pemilu selesai pulalah kegiatan-
kegiatan tersebut. Sudah tidak lagi ada pengajian-pengajian, aktifitas-aktifitas
sebagaimana sebelum terselenggaranya Pemilu.

Maka hasilnya seperti pohon yang jelek, akarnya rapuh, tidak memiliki daya tahan.
Jangankan dengan hempasan badai topan yang besar, dengan angin sepoi-sepoi saja
cukup dapat menumbangkan pohon tersebut, dan terangkat seakar-akarnya sehingga
tidak lagi dapat tegak berdiri. Keadaan yang demikian itu, maka tidak perlu tawaran
kursi raja sebagaimana yang ditawarkan kepada Nabi, melainkan dengan kursi RT pun
sudah cukup dapat merontokkan tujuan dakwah yang sangat mulia.
Dengan alasan kesibukan tugasnya sebagai RT sudah tidak ada waktu lagi (tidak ada
tempat) untuk membina ummat, berdakwah, menyelenggarakan pengajian dan
kegiatan-kegiatan keagamaan yang lain guna memperbaiki aqidah dan pengamalan
agamanya dalam kehidupan sehari-hari,

(Kita berlindung kepada Allah dari yang demikian)


Kalau demikian keadaannya, apa yang kita harapkan dari kaum politisi untuk Islam ini ?
Politikus Islam pun kadang lepas dari kendali agama, dengan entengnya menghina,
merendahkan, bahkan memfitnah untuk menjatuhkan sesama muslim, hanya karena
berbeda aspirasi politiknya, bahkan sampai menghalalkan darahnya.

Keadaan yang demikian, akibatnya ukhuwah Islamiyah rusak, timbul saling dengki-
mendengki, benci-membenci sehingga ummat Islam menjadi lumpuh tidak berdaya,
sekalipun jumlahnya besar. Padahal Allah SWT telah memperingatkan :

47 | P a g e
Terorisme Dalam Pandangan Islam

Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum (golongan) memperolok-olok


kaum (golongan) yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olok) lebih baik
dari mereka (yang memperolok-olok). [QS. Al-Hujuraat : 11]
Nabi SAW telah memperingatkan juga bahwa sesama muslim adalah saudara dan
haram darahnya, haram kehormatannya dan haram hartanya. Namun itu semua tidak
diindahkan.
Memperhatikan praktek-praktek yang ada, rasanya tidak tampak partai yang
memperjuangkan Islam di negeri ini, bahkan terjebak dalam pertikaian, terorisme, saling
menjatuhkan untuk mencapai tujuan, baik partai yang beridentitas Islam maupun yang
tidak beridentitas Islam, hampir tidak ada bedanya.
Oleh karena itu melalui kesempatan ini semoga dapat menjadi jembatan, menyadarkan
para politikus muslim, hendaklah mempererat persaudaraan sesama muslim, walaupun
berbeda partai, tetapi tetap membawa misi yang sama :

(kejayaan Islam dan muslimin)


dengan memperhatikan petunjuk-petunjuk Allah dan praktek Rasulullah dalam
menggalang ummat, serta menghindari terorisme dalam mencapai tujuan.
Dengan demikian, jelas dan teranglah bahwa Terorisme dalam pandangan agama
Islam tidak dibenarkan, dan jauh dari tuntunan Islam. Semoga bermanfaat.

48 | P a g e
Terorisme Dalam Pandangan Islam

Terorisme Menurut Hukum Islam


Ditulis oleh M Araki

UNTUK mengetahui secara mendalam makna ―terorisme‖ berdasarkan sudut pandang


hukum fiqih Islam dan hak asasi Islam, perlu bagi kita untuk merujuk pada beberapa
elemen paling penting atau prinsip keamanan umum berkenaan dengan terorisme
dalam fiqih dan hak asasi Islam.

Beberapa prinsip keamanan umum dan hak asasi yang berkaitan dengan terorisme
menurut sudut pandang Islam adalah sebagai berikut.

Pertama, setiap manusia memiliki hak untuk melindungi nyawa, harta, kehormatan dan
nama baik mereka. Dilarang melakukan pelanggaran terhadap nyawa, harta,
kehormatan dan nama baik orang lain. Sebagaimana difirmankan: “Dan janganlah
melampaui batas, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui
batas.”(QS. 2:190).

Kedua, setiap manusia memiliki hak yang sama dalam menikmati hak rasa aman. Oleh
karenanya, mengganggu atau berlaku tidak adil terhadap keamanan orang lain sama
dengan mengganggu keamanan seluruh manusia. Allah Swt berfirman:”Barangsiapa
yang menghilangkan nyawa manusia, bukan karena ia seorang pembunuh ataupun
pembuat kerusakan, seolah-olah ia telah menghilangkan nyawa seluruh umat
manusia.”(QS. 5:32).

Ketiga, orang yang mengganggu hak keamanan orang lain tidak mendapat jaminan
hukum keamanan umum sebesar pelanggaran dan penindasannya terhadap hak
keamanan orang lain.
Allah Swt berfirman: “Pada setiap yang suci berlaku hukum; barangsiapa yang
bertindak jahat kepadamu, hendaklah kamu balas dia sebanding dengan kejahatan
yang telah ia timpakan kepadamu.” (QS. 2:194).

49 | P a g e
Terorisme Dalam Pandangan Islam

Keempat, hukum keamanan umum tidak hanya berlaku pada manusia; hukum ini
berlaku juga bagi makhluk hidup, tumbuhan serta makhluk tak bernyawa. Seluruh
makhluk mendapatkan hak untuk hidup dan berkembang. Tidak ada satu pun makhluk
yang haknya untuk hidup dan berkembang dicabut tanpa alasan. Berikut ini ciri-ciri
pembuat keonaran. “Apabila ia berkuasa, ia akan berusaha berjalan di muka bumi
membuat kerusakan di dalamnya dan menghancurkan tumbuhan dan binatang, dan
Allah tidak menyukai pembuat kerusakan.”(QS. 2:205).

Kelima, perang hanya boleh dilakukan dengan syarat untuk menentang penindasan
kaum penindas dan untuk mencegah terjadinya penindasan atau untuk menghancurkan
kekuasaan mereka. Oleh karena itu, di dalam perang, tidak diperbolehkan
mengganggu, merusak, dan menghilangkan keamanan orang-orang yang tidak
termasuk ke dalam golongan para penindas atau keamanan orang-orang yang menjadi
korban penindasan.

Diriwayatkan dari Imam 'Ali bin Abi Thalib as bahwa ia memberi nasihat berikut ini
kepada pasukannya sebelum berperang melawan musuh pada perang Shiffin.
―Janganlah kalian membunuh mereka kecuali mereka memulai peperangan. Karena,
atas karunia Allah, kalian berada dipihak yang benar. Dan membiarkan mereka hingga
mereka memulai peperangan adalah satu kebaikan bagi kalian. Apabila, atas kehendak
Allah, musuh menyerah, janganlah kalian membunuh mereka yang melarikan diri,
menyiksa orang-orang yang sudah tak berdaya,menghabisi nyawa mereka yang
terluka, dan menyiksa para wanita meskipun mereka mungkin menghina kehormatan
kalian dengan ucapan-ucapan kotor serta menyiksa pemimpin-pemimpin kalian."
(Nahj al-Balaghah, khutbah 252).

Keenam, dalam peperangan, para wanita, anak-anak, dan orang-orang lanjut usia serta
warga sipil yang hidup saat itu tidak boleh diganggu atau diperlakukan tidak adil
meskipun mereka memiliki hubungan dengan musuh dalam hubungan bernegara dan
kewarganegaraan, juga meskipun anak-anak mereka dianggap sebagai musuh di
medan perang, yakni sebagai pembela perang. Prinsip ini sangat penting sehingga

50 | P a g e
Terorisme Dalam Pandangan Islam

pelanggaran yang dilakukan para pelaku pelanggaran terhadap wanita, anak-anak,


orang lanjut usia, dan warga sipil tidak meluas dan terus berlanjut.

Ketujuh, air, kebun, tanah pertanian, peternakan dan semua jenis bangunan non-militer
serta semua bangunan yang dapat ditinggali dan semua wujud kehidupan, tidak boleh
diganggu atau dirusak. Melakukan perlawanan dan penyerangan terhadap para
penyerang tidak menjadikan semua jenis serangan dilancarkan pada bangunan yang
dapat ditinggali dan semua wujud kehidupan dan merusak keperluan dan kebutuhan
dasar hidup.

Kedelapan, dalam keadaan apa pun tidak diperbolehkan merusak alam dan
menghalangi makhluk hidup yang memerlukannya, memanfaatkan alam untuk
memenuhi kebutuhannya.
Imam 'Ali as berkata: “Peliharalah anugerah Allah berkenaan dengan ciptaan Allah dan
bumi-Nya karena kalian bertanggung jawab atas bumi dan makhluk hidup-Nya.” (Nahj
al-Balagah , khutbah 165)

Kesembilan, ketika seseorang atau sekelompok orang menjadi kekecualian karena


melakukan penindasan dan tidak mendapat jaminan keamanan umum (tidak menjadi
jaminan hukum keamanan umum), pengecualian ini tidak berlaku pada sanak saudara
serta orang-orang yang bergantung kepadanya, walaupun mereka memiliki hubungan
dengan orang atau kelompok orang tersebut dalam hubungan agama,
kewarganegaraan, geografi atau negara. “Setiap orang tidak akan mendapat hukuman
atas perbuatan yang dilakukan orang lain.”

Kesepuluh, barangsiapa yang tidak mendapat jaminan hukum keamanan umum untuk
alasan apa pun, maka kekecualian ini berdasarkan pada hukum keamanan yang
dikenakan kepada pelanggar. Oleh karena itu, pelanggaran keamanan terhadap pelaku

51 | P a g e
Terorisme Dalam Pandangan Islam

kejahatan hanya boleh dilakukan dalam batas-batas hukum dan keadilan, dan tidak
diperbolehkan melampaui batasan ini.

, ketika seseorang atau sekelompok orang menjadi kekecualian karena melakukan


penindasan dan tidak mendapat jaminan keamanan umum (tidak menjadi jaminan
hukum keamanan umum), pengecualian ini tidak berlaku pada sanak saudara serta
orang-orang yang bergantung kepadanya, walaupun mereka memiliki hubungan
dengan orang atau kelompok orang tersebut dalam hubungan agama,
kewarganegaraan, geografi atau negara. barangsiapa yang tidak mendapat jaminan
hukum keamanan umum untuk alasan apa pun, maka kekecualian ini berdasarkan
pada hukum keamanan yang dikenakan kepada pelanggar. Oleh karena itu,
pelanggaran keamanan terhadap pelaku kejahatan hanya boleh dilakukan dalam batas-
batas hukum dan keadilan, dan tidak diperbolehkan melampaui batasan ini.

Diriwayatkan dari Imam 'Ali as ketika ia memerintahkan hukuman yang dijatuhkan


kepada orang yang membunuhnya. ―Camkanlah! Sekiranya aku wafat karena tikaman
ini, kalian hanya boleh menghukumnya dengan tikaman yang sama. Janganlah kalian
menyiksanya karena aku pernah mendengar dari Rasulullah bahwa janganlah kalian
menyiksa siapa pun bahkan seekor anjing gila.‖ (Nahjul Balagah, khutbah 285).

Setelah disebutkan sepuluh prinsip keamanan umum dalam hak asasi Islam, berikut ini
penjelasan tentang konsep terorisme dan tentang ketentuannya dari sudut pandang
fiqih dan hak asasi Islam.

Terorisme dapat didefinisikan sebagai berikut.


Pertama, semua jenis penghilangan keamanan dari warga sipil, yaitu orang-orang yang
tidak terlibat dalam keselamatan orang lain dan bahkan tidak mengganggu keamanan
orang lain. Mereka adalah orang-orang non-militer dan tidak ikut serta dalam tindakan
militer. Inilah penjelasan yang tepat untuk kata warga sipil. Menurut tiga prinsip pertama
hak keamanan dalam fiqih Islam yang telah dijelaskan di atas, terorisme merupakan
tindak kejahatan besar dan sangat bertentangan dengan hak mendapat rasa aman

52 | P a g e
Terorisme Dalam Pandangan Islam

menurut fiqih Islam.

Kedua, semua langkah yang dilakukan untuk menghilangkan hak hidup semua manusia
atau makhluk lain yang tidak melanggar rasa aman orang lain. Meskipun ada
kemungkinan langkah ini dilakukan oleh mereka. Menurut sudut pandang fiqih Islam,
walaupun ada kemungkinan dilakukannya pelanggaran keamanan, kita menghilangkan
rasa aman orang lain. Hal ini karena kita tidak dapat menghukum seseorang karena
perbuatan yang belum dilakukan.
Tindakan yang dilakukan untuk mencegah tindak kejahatan terhadap penduduk tidak
hanya diperbolehkan tetapi diwajibkan. Meskipun demikian, tindakan pencegahan ini
tidak boleh mengganggu keamanan orang-orang yang tidak melakukan tindak
kejahatan.

Ketiga, definisi terorisme dengan artian menghilangkan rasa aman seluruh masyarakat,
meskipun orang lain adalah pelanggar dan terus melakukan tindak pelanggaran,
kadang-kadang dilakukan oleh negara-negara besar. Mereka menciptakan alasan untuk
para pelaku pelanggaran sehingga mereka dapat mengganggu keamanan orang lain
dengan kedok memerangi fenomena terorisme. Pelanggaran tersebut dilakukan dengan
cara demikian sehingga mereka dapat melakukan pelanggaran dan penindasan secara
meluas kepada manusia dan membenarkan perbuatan mereka.
Sebagaimana yang disebutkan di dalam prinsip hak keamanan umum dalam hak asasi
Islam (terutama prinsip ketiga), hak keamanan dan prinsip tersebut hanya berlaku bagi
orang-orang yang tidak mengganggu keamanan orang lain. Karena, melindungi pelaku
pelanggaran yang mengganggu keamanan orang lain berarti secara nyata
menghilangkan keamanan umum dan hal ini akan berakibat pada terjadinya
penindasan terhadap orang-orang yang tak berdosa.
Oleh karena itu, pelaku kejahatan dan para penindas tidak mendapat perlindungan
keamanan yang sama dengan yang didapat masyarakat umum. Mungkin, untuk
mendapatkan rasa aman, kita harus berperang melawan penindas. Berkampanye
menentang penindas dan pelaku pelanggaran merupakan suatu hak, yang berakar dari

53 | P a g e
Terorisme Dalam Pandangan Islam

keamanan umum. Demikian juga, hak rasa aman masyarakat adalah hak mereka, dan
memerangi penindas juga merupakan hak orang-orang yang haknya diinjak-injak.

54 | P a g e
Terorisme Dalam Pandangan Islam

MAKNA TERORISME DALAM SYARIAT ISLAM

jihadbukankenistaan.com

Tidaklah diketemukan definisi tentang terorisme dari kalangan ulama terdahulu. Hal
tersebut disebabkan karena awal penggunaan terorisme dengan pengertian sekarang
ini bermula dari ideologi Eropa pada masa revolusi Prancis tahun (1789-1794 M).
Walaupun telah diketahui bahwa pada masa Yunani, Romawia dan abad pertama
masehi telah tercatat beberapa kejadian terorisme.[1]

Dan manusia pada zaman ini berselisih dalam memberikan definisi tentang terorisme
ini, padahal kalimat terorisme adalah kalimat yang paling banyak digunakan di tahun-
tahun terakhir ini.

Menurut Persatuan Bangsa-bangsa (PBB), ―Terorisme adalah perbuatan-perbuatan


yang membahayakan jiwa manusia yang tidak berdosa atau menghancurkan
kebebasan asasi atau melanggar kehormatan manusia.‖ [2]

Menurut peraturan internasional, ―Terorisme ialah sejumlah perbuatan yang dilarang


oleh peraturan-peraturan kenegaraan pada kebanyakan negara.‖ [3]

Dalam kesepakatan bangsa-bangsa Arab menghadapi terorisme, dikatakan bahwa


―Terorisme adalah setiap perbuatan berupa aksi-aksi kekerasan atau memberi
ancaman dengannya, apapun pemicu dan maksudnya. Aplikasinya terjadi pada suatu
kegiatan dosa secara individu maupun kelompok, dengan target melemparkan
ketakutan di tengah manusia, atau membuat mereka takut, atau memberikan bahaya
pada kehidupan, kebebasan atau keamanan mereka, atau melekatkan bahaya pada
suatu lingkungan, fasilitas, maupun kepemilikan (umum atau khusus), atau menduduki
maupun menguasainya, atau memberikan bahaya pada salah satu sumber daya/aset
negara.‖ [4]

Demikian beberapa definisi terorisme dan masih banyak lagi definisi lain yang tidak ada
keperluan untuk menyebutkannya disini. Karena kebanyakan definisi tersebut hanya

55 | P a g e
Terorisme Dalam Pandangan Islam

memberikan batasan sesuai dengan tujuan dan kemashlahatan untuk pihak tertentu
saja, sehingga kalau ada negara atau komunitas yang terzholimi membela diri mereka
dengan menyerang pihak musuh yang merampas tanah dan kehormatan mereka
seperti yang terjadi di Palestina, Afghanistan, Iraq dan lain-lainnya, maka hal tersebut
masih tergolong terorisme dalam sebagian definisi di atas. Bahkan belakangan ini
setiap muslim yang teguh menjalankan agamanya sesuai dengan tuntunan yang benar
juga dianggap teroris.

Sepanjang tidak ada kesepakatan dari seluruh negara tentang definisi terorisme, maka
seharusnya kita tidak menoleh kepada definisi pihak-pihak yang mempunyai
kepentingan-kepentingan tertentu dalam penggunaan kalimat terorisme tersebut. Dan
seharusnya kita memperhatikan definisi yang telah disebutkan oleh ulama sekarang
tentang masalah ini.

Majma’ Al-Buhûts Al-Islâmiyah di Al-Azhar, setelah kejadian 11 September 2001,


menyebutkan bahwa ―Terorisme adalah membuat takut orang-orang yang aman,
menghancurkan kemashlahatan, tonggak-tonggak kehidupan mereka, dan melampaui
batas terhadap harta, kehormatan, kebebasan dan kemuliaan manusia dengan penuh
kesewenang-wenangan dan kerusakan di muka bumi.‖ [5]

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan syar‘iy oleh Al-Majma’ Al-Fiqh Al-Islâmy.


Lembaga fiqih internasional ini pada tanggal 15/10/1421H bertepatan 10/1/2001 (yaitu
sepuluh bulan sebelum kejadian 11 September 2001M) mengeluarkan definisi tentang
terorisme, ―Terorisme adalah suatu permusuhan yang ditekuni oleh individu-individu,
kelompok-kelompok, atau negara-negara dengan penuh kesewenang-wenangan
terhadap manusia (agama, darah, akal, harta dan kehormatannya). Dan ia mencakup
berbagai bentuk pemunculan rasa takut, gangguan, ancaman dan pembunuhan tanpa
haq serta apa yang berkaitan dengan bentuk-bentuk permusuhan, membuat ketakutan
di jalan-jalan, membajak di jalan dan segala perbuatan kekerasan dan ancaman.
Aplikasinya terjadi pada suatu kegiatan dosa secara individu maupun kelompok,
dengan target melemparkan ketakutan di tengah manusia, atau membuat mereka takut
dengan gangguan terhadap mereka, atau memberikan bahaya pada kehidupan,

56 | P a g e
Terorisme Dalam Pandangan Islam

kebebasan, keamanan, atau kondisi-kondisi mereka. Dan diantara bentuk-bentuknya,


melekatkan bahaya pada suatu lingkungan, fasilitas, maupun kepemilikan umum atau
khusus, atau memberikan bahaya pada salah satu sumber daya/aset negara atau
umum. Seluruh hal ini tergolong kerusakan di muka bumi yang dilarang oleh
Allah Subhânahu wa Ta‟âlâ.‖ [6]

Dan definisi di atas adalah definisi untuk kata terorisme karena mencakup seluruh
makna terorisme yang tercela dan menjelaskan secara tidak langsung kesalahan atau
kekurangan yang terdapat dalam definisi-definisi yang pernah diletakkan oleh lembaga-
lembaga internasional sebelum Al-Majma’ Al-Fiqh Al-Islamy.

Dalam sebuah khutbah jum‘at yang berjudul ―Al-Irhâb Bainat Tadmîr wat Tabrîr‖, di
Mesjid Jâmi‘ Khalid bin Al-Walid, kota Riyadh, Syaikh Sulthôn bin ‗Abdurrahmân Al-
‗Ied hafizhohullâh menjelaskan tentang makna terorisme. Beliau menyatakan
―Sesungguhnya kalimat Al-Irhâb (terorisme) mempunyai makna dengan bentuk-bentuk
yang beraneka ragam. Tercakup dalam (makna); membuat takut dan ngeri orang-orang
yang aman tanpa kebenaran, melayangkan jiwa-jiwa yang tidak berdosa,
menghancurkan harta-harta yang terpelihara, merusak kehormatan-kehormatan yang
terjaga, memecah tongkat (persatuan) kaum muslimin, mencerai beraikan jama‘ah
mereka dan keluar terhadap pemimpinnya dan memanas-manasi anak muda untuk
berhadapan (berseberangan) dengan negara mereka serta membenturkan mereka
dengan penguasa dan ulamanya dalam berbagai front dan benturan.‖ [7]

Dan dalam sebuah wawancara Harian ―Asy-Syarq Al-Ausath‖ bersama Prof. DR.
Syaikh Shôlih bin Ghônim As-Sadlân hafizhohullâh mengenai
masalah irhâb (terorisme), beliau menerangkan tentang terorisme dengan penjelasan
sangat jelas dan terang.

Beliau berkata, ―Bila kita hendak berbicara tentang irhâb, sudah selayaknya untuk
meletakkan gambaran tentang makna irhâb. Apakah irhâb itu secara bahasa?, dan apa
yang dimaksud dengannya secara istilah ?.

57 | P a g e
Terorisme Dalam Pandangan Islam

Al-Irhâb secara bahasa adalah melakukan sesuatu yang menyebabkan kepanikan,


ketakutan, membuat gelisah orang-orang yang aman, menyebabkan kegoncangan
dalam kehidupan dan pekerjaan mereka dan menghentikan aktivitas mereka serta
menimbulkan gangguan dalam keamanan, kehidupan dan interaksi.

Adapun maknanya dalam syari‘at adalah segala sesuatu yang menyebabkan


goncangan keamanan, pertumpahan darah, kerusakan harta atau pelampauan batas
dengan berbagai bentuknya. Semua ini dinamakan irhâb.

(Allah) Ta‟âla berfirman,

“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kalian sanggupi
dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kalian
meng-irhâb (teror) musuh Allah dan musuh kalian”. (QS. Al-Anfâl : 60).

Yakni hal itu menyebabkan ketakutan pada mereka dan pengurungan keinginan
mereka (yang tidak baik) terhadap kaum muslimin dan hal lainnya. Inilah maknanya
secara istilah.

Berangkat dari keterangan di atas tampak bagi kita bahwa Al-Irhâb kadang boleh dan
kadang haram.

Al-Irhâb beraneka ragam hukumnya tergantung dari maksudnya. Keberadaan kita


mempersiapkan diri, menambah kekuatan, latihan senjata (militer), membuat senjata
dan menyiapkan kekuatan yang membuat irhâb terhadap musuh sehingga tidak
lancang terhadap kita, agama, aqidah dan individu-individu umat. Ini adalah perkara
yang dituntut (diinginkan) keberadaannya pada kaum muslimin. Maka tidak pantas bagi
kaum muslimin untuk dilalaikan oleh Al-Lahwu (perkara tidak bermanfaat), perhiasan
dan gemerlapnya kehidupan sehingga lengah dari maksud dan sasaran musuh-musuh
mereka. Bahkan wajib bagi mereka untuk memiliki kekuatan sebagaimana firman Allah,

“Kamu meng-irhâb (teror) musuh Allah dan musuh kalian”. (QS. Al-Anfâl : 60).

Dan Nabi shollallahu „alaihi wa sallam bersabda,

58 | P a g e
Terorisme Dalam Pandangan Islam

ٍ‫شيْس‬
َ َ‫سيْ َسح‬
ِ َ‫ًَ ُنصِسْدُ ثِبل ُسعْتِ م‬

“Saya ditolong dengan Ar-Ru‟bi (timbulnya rasa takut/gentar pada musuh) selama
perjalanan satu bulan”. [8]

Inilah Al-Irhâb yang disyari‘atkan.

Adapun Al-Irhâb yang terlarang adalah apa yang dikerjakan oleh pelaku (irhâb) ini
dengan cara mendatangi orang-orang yang dalam keadaan aman, tentram dan lapang
yang tidak mempunyai urusan dengan masalah kekuatan, peperangan dan kezholiman,
lalu disergap secara tiba-tiba dengan pembunuhan, perusakan harta benda,
menimbulkan berbagai macam ketakutan atau selain itu, baik dari kalangan orang kafir
atau dari kalangan kaum muslimin. Diperkecualikan darinya apa yang terjadi antara
negara muslim dan negara harby. Kalau negara (muslim) memerangi negara kafir dan
tidak ada antara keduanyamu‟âhad atau hilif (perjanjian) dan antara keduanya ada
peperangan dan saling menyerang secara tiba-tiba, maka dalam keadaan ini (boleh)
bagi kaum muslimin untuk melakukan apa yang dengannya bisa mengalahkan musuh
mereka, dan menahan musuh dan kezholimannya, mengembalikan harta benda
mereka, menjaga bumi dan kehormatan mereka dan selainnya. Semua ini dianggap
perkara yang boleh. Adapun apa yang berkaitan dengan irhâb terhadap orang-orang
yang aman dan lengah dari laki-laki dan perempuan kaum muslimin, orang-orang kafir
dan selain mereka, maka mereka itu tidak boleh diserang secara tiba-tiba khususnya
kalau antara kaum muslimin dan bangsa-bangsa (kafir) ini ada mu‟âhad, hilif dan selain
itu.‖

Tersimpul dari keterangan Syaikh Shôlih bin Ghônim As-Sadlân di atas bahwa Al-
Irhâb (terorisme) terbagi dua[9] :

Satu : Al-Irhâb yang disyari‘atkan. Yaitu keberadaan umat Islam mempersiapkan diri,
menambah kekuatan, latihan senjata (militer), membuat senjata dan menyiapkan
kekuatan yang membuat irhâbterhadap musuh sehingga tidak lancang terhadap
mereka, agama, aqidah dan individu-individu umat. Dan terorisme dengan makna ini
adalah suatu hal yang wajar menurut pandangan setiap orang yang berakal sehat

59 | P a g e
Terorisme Dalam Pandangan Islam

dalam menciptakan keamanan dan kesejahteraan manusia. Dan bukanlah ini makna
terorisme yang ramai dibicarakan saat ini. Karena sangat tidak layak kalau Islam
dikaitkan dengan terorisme sedangkan nilai-nilai Islam yang agung nan luhur sangat
bertolak belakang dengan terorisme itu sendiri.

Dua : Terorisme tercela. Inilah terorisme yang telah kita uraikan tentang definisinya dan
maksud pembahasan dalam tulisan ini.

Namun perlu kami ingatkan disini, bahwa musuh-musuh Islam sengaja melancarkan
isu-isu terorisme dan berusaha untuk mengaitkan Islam dengan terorisme secara
langsung maupun tidak langsung, dan mereka mempunyai maksud dan makar yang
sangat besar di belakang hal tersebut, yaitu misi menyamarkan prinsip-prinsip Islam
yang agung sekaligus meruntuhkannya, menutup pintu dakwah di jalan Allah dalam
rangka penyebaran Islam yang membawa rahmat bagi semesta alam, memerangi Islam
dan kaum muslimin dengan jalan yang jelek dan menjijikkan, dan membuat manusia
takut dan lari dari ajaran Islam.

Perhatikan bagaimana mereka menjelekkan syari‘at jihad, dan cermati bagaimana


mereka meronrong keyakinan kaum muslimin dalam hal Al-Walâ` wal Barô` (Loyalitas
untuk Islam dan kaum muslimin, kebencian dan berlepas diri dari kekafiran dan
penganutnya) dan mereka menyangka bahwa tuntunan-tuntunan itu adalah sumber
terorisme!

Demi Allah, sungguh mereka telah berdusta dalam hal ini, seluruh prinsip-prinsip Islam
sangat agung dan mulia membawa kebaikan dan rahmat bagi semesta alam.

Dan sangat disayangkan bahwa sebagian kaum muslimin termakan oleh makar-makar
para musuh tersebut sehingga mereka menjelekkan agama mereka sendiri. Dan juga
seperti biasanya, hal tersebut sangat dimanfaatkan oleh kaum munafiqin yang telah
sekian lama mengintai sasaran-sasaran tepat pada kaum muslimin.

Kerahkanlah seluruh makar kalian, sungguh agama Allah akan tetap jaya dan
dijayakan,

60 | P a g e
Terorisme Dalam Pandangan Islam

“Dan sesungguhnya telah tetap janji Kami kepada hamba-hamba Kami yang menjadi
rasul, (yaitu) sesungguhnya mereka itulah yang pasti mendapat pertolongan. Dan
sesungguhnya tentara Kami itulah yang pasti menang.” (QS. Ash-Shaffât : 171-173)

[1] Al-Irhâb Ad-Duwaly karya DR. Muhammad ‗Azîz Syukry hal. 21 dengan perantara kitab Haqiqutul
Irhâb karya DR. Muthî‘ullah Al-Harby hal. 13-14.

[2] Al-Irhâb Yu`assisu Daulah karya DR. Haitsam Al-Kailâny hal. 17 dengan perantara kitab Haqiqutul
Irhâb karya DR. Muthî‘ullah Al-Harby hal. 7.

[3]Al-Irhâb Yu`assisu Daulah karya DR. Haitsam Al-Kailâny hal. 51 dengan perantara kitab Haqiqutul
Irhâb karya DR. Muthî‘ullah Al-Harby hal. 7.

[4] Bagian pertama dari kesepakatan bangsa-bangsa Arab menghadapi terorisme. Baca Al-Irhâb Fii
Mîzân Asy-Syarî’ah karya DR. ‗Âdil ‗Abdul Jabbâr hal. 20, Al-Irhâb Mazhôhiruhu wa Asykâluhukarya
Prof. DR. Muhammad Al-Husainy hal. 8 dan Haqiqutul Irhâb karya DR. Muthî‘ullah Al-Harby hal. 8.

[5] Bayân Majma‟ Al-Buhuts Al-Islamiyah fil Azhar bisya`ni zhohiratil Irhâb 1422H.

[6] Qarârât Al-Majma Al-Fiqhi Al-Islâmy hal. 355-356.

[7] Definisi yang disebutkan oleh Syaikh Sulthôn, beliau bahasakan dari definisi yang disebutkan oleh
guru kami, Syaikh Zaid bin Muhammad bin Hadi Al-Madkhly hafizhohullâh dalam kitab beliau Al-Irhâb
Wa Âtsâruhu ‘Alal Afrôdi Wal Umam (Terorisme dan dampaknya terhadap individu dan umat) hal. 10.

[8] Hadits Jâbir bin ‗Abdillah radhiyallâhu „anhumâ riwayat Al-Bukhâry no. 335, 438, Muslim no. 521, An-
Nasâ`i 1/209. Dan dikeluarkan pula oleh Al-Bukhâry no. 2977, 6998, 7013, 7273, Muslim no. 523, An-
Nasâ`i 6/3-4 dari Abu Hurairah radhiyallâhu „anhu. Dan maksud dari hadits di atas adalah bahwa yang
termasuk salah satu ciri khas Nabi shollallâhu „alaihi wa „alâ âlihi wa sallam dan umatnya adalah
ditimbulkannya rasa takut/gentar pada musuh-musuhnya ketika pasukan kaum muslimin masih berada
dalam jarak perjalanan satu bulan dari mereka. –pen.

[9] Demikian pula dibagi dua dalam kitab Al-Irhâb wal ‘Unfu wat Tatharruf Fii Mîzânisy Syar’i hal. 9
karya DR. Isma‘il Luthfi dan kitab Al-Judzûr At-Târikhiyah lihaqiqatil Guluwwi wat Tatharruf wal Irhâb
wal ‘Unfi hal. 9-10 karya DR. ‗Ali bin ‗Abdul ‗Azîz Asy-Syibl dan lain-lainnya.

61 | P a g e
Terorisme Dalam Pandangan Islam

SEBAB SEBAB MUNCULNYA TERORISME


Dasar Dasar Pokok Manhaj Terselubung bagian 1

jihadbukankenistaan.com

Dasar-dasar pokok manhaj terselubung tersebut dibangun di atas beberapa perkara[1],

Satu : Membuat umat benci kepada para penguasa.

Pelaksanaan dan ciri penganut manhaj terselubung ini pada setiap masa adalah
menampakkan kejelekan-kejelekan para penguasa dan membeberkannya di mimbar-
mimbar, diskusi, pertemuan dan di berbagai majelis, membuat umat benci kepada para
penguasanya dengan berbagai pensifatan ―Pengkhianat Bangsa dan Negara‖, ―Menjual
Bangsa dan Negara untuk kepentingan asing‖, ―Penyebab malapetaka dan bencana
untuk rakyat‖, dan sebagainya dari kamus cercaan yang belum pernah sampai ke huruf
Z. Demikian pula menyembunyikan kebaikan para penguasa serta tidak
menampakkannya. Sehingga kebaikan apa saja yang terjadi di suatu negeri berupa
penegakan keamanan, terlaksananya sholat-sholat wajib di berbagai tempat,
pembangunan masjid-masjid, santunan kepada sebagian orang miskin dan lain-lainnya,
tidak akan pernah disebut oleh para pengikut manhaj terselubung ini, para pelaku fitnah
yang tidak akan menghafal adanya kebaikan pada siapapun.

Perhatikanlah para pembaca yang terhormat –semoga Allah merahmati engkau-,


betapa besar bahaya yang mengancam umat apabila mereka terdidik untuk benci dan
menentang para penguasanya. Dan apabila hanya dendam, kebencian, laknat dan
anggapan bahwa para penguasa adalah sebab malapetaka dan musibah yang
menimpa kaum muslimin yag bercokol dalam hati dan pikiran mereka, maka sungguh
hanya kerusakan dan kehancuran yang akan terjadi. Dan Rasulullâh shollallâhu „alaihi
wa „alâ âlihi wa sallam telah mengingatkan,

62 | P a g e
Terorisme Dalam Pandangan Islam

ْ‫ض ٌْنَكُم‬
ُ ‫ض ٌْ َنيُمْ ًَ ُيجْ ِغ‬
ُ ‫ح ُج ٌْنَكُمْ ًُ ُتصَُّل ٌْنَ عََّل ْييِمْ ًَ ُيصَُّل ٌْنَ عََّليْكُمْ ًَشِسَازُ َأئِ َّمتِكُمُ اَل ِر ْينَ ُتجْ ِغ‬
ِ ُ‫ح ُج ٌْ َنيُمْ ًَي‬
ِ ُ‫خيَبزُ َأئِ َّمتِكُمُ اَل ِر ْينَ ت‬
ِ
ْ‫ع ْن َد ذَِللَ قَبلَ لَب مَب أَقَبمَ ِفيْكُمُ الصَّلَبحَ لَب مَب أَقَبمَ ِفيْكُمُ الصَّلَبحَ أَلَب َمن‬
ِ ْ‫س ٌْلَ اهللِ أَفَّلَب ُننَب ِثرُىُم‬
ُ َ‫ًَتَّلْ َع ُن ٌْ َنيُمْ ًَيَّلْ َع ُن ٌْنَكُمْ قَبُلٌْا قُ ّْلنَب يَب ز‬
ٍ‫عنَ َيدًا ِمنْ طَبعَخ‬
َ ‫صيَخِ اهللِ ًَلَب َينْ ِز‬
ِ ‫صيَخِ اهللِ فَ ّْليَكْ َسهْ مَب يَ ْأتِيْ ِمنْ مَ ْع‬
ِ ‫ش ْيئًب ِمنْ مَ ْع‬
َ ْ‫ًَلِيَ عََّليْوِ ًَالٍ فَسَآهُ يَ ْأتِي‬

“Sebaik-baik pemimpin kalian adalah yang kalian cinta kepada mereka dan mereka
(juga) cinta kepada kalian, kalian mendoakan kebaikan untuk mereka dan mereka
(juga) mendoakan kebaikan untuk kalian. Dan sejelek-jelek pemimpin kalian adalah
yang kalian benci kepada mereka dan mereka juga benci kepada kalian, kalian
melaknat mereka dan mereka juga melaknat kalian. Kami bertanya, “Wahai Rasulullâh,
tidakkah kita melawan mereka dalam keadaan demikian.” Beliau menjawab, “Tidak,
sepanjang mereka masih menegakkan sholat, tidak, sepanjang mereka masih
menegakkan sholat. Ingatlah, siapa yang dipimpin oleh seorang pemimpin lalu ia
melihatnya melakukan sesuatu dari kemaksiatan kepada Allah, maka handaknya ia
benci kepada maksiat yang dia lakukan dan jangan sekali-kali ia melepas tangan
keta‟atan.” [2]

Dan perlu dipahami, bahwa salah satu sebab pokok munculnya terorisme berdasarkan
sejarah dan berbagai kejadian yang melanda kaum muslimin hingga saat ini adalah
karena adanya sekelompok orang yang senantiasa menanamkan kebencian kepada
penguasa dengan sejuta slogan memukau dan kadang mengatasnamakan agama dan
menampilkan kebenaran. Yang hakikatnya mereka adalah serigala berjubah penasehat.

Ambillah contoh dari sejarah, khalifah Rasulullâh shollallâhu „alaihi wa „alâ âlihi wa
sallam yang ketiga, ‗Utsmân bin ‗Affân radhiyallâhu „anhu, seorang sosok yang penuh
dengan kemuliaan dan keutamaan. Perhatikan, bagaimana beliau dibunuh oleh orang-
orang khawarij dengan penuh kekejian dan kesewenang-wenangan. Bukankah kita
semua tahu bahwa sebab mereka membunuh ‗Ustmanradhiyallâhu „anhu yang bergelar
Dzun Nurain (pemilik dua cahaya) ini hanya lahir karena kebencian dan hasutan yang
ditanam oleh orang-orang Khawarij tersebut yang dipelopori oleh ‗Abdullah bin Saba,
seorang Yahudi yang berpura-pura masuk Islam!

63 | P a g e
Terorisme Dalam Pandangan Islam

Dan perhatikan bagaimana buah dari kebencian yang ditanamkan kepada penguasa
sehingga orang-orang Khawarij bersepakat untuk memerangi ‗Ali bin Abi
Tholib radhiyallâhu „anhu tanpa menoleh kepada keutamaan dan terdahulunya beliau
dalam keislaman dan membela Islam dan kaum muslimin!

Dan sungguh tulisan ini akan menjadi tebal dan mungkin berjilid-jilid, bila kita
menyebutkan dan meneliti secara detail peristiwa demi peristiwa yang telah lalu hingga
masa kita ini.

Namun kami harus menyebutkan bagaimana para tokoh pemikiran manhaj terselubung
masa sekarang yang mendidik umat di atas dasar pokok mereka yang sesat lagi bejat
tersebut. Perlu diketahui bahwa para pelaku terorisme yang terjadi di negeri-negeri
kaum muslimin dewasa ini tidaklah lepas dari pemikiran tokoh-tokoh tersebut, termasuk
para pelaku peledakan dan terorisme di negeri kita Indonesia.

Berikut ini, perhatikan bagaimana ucapan-ucapan dan pendidikan mereka terhadap


pengikutnya dalam menanamkan kebencian kepada para pengusa.

Berkata Muhammad Surur Zainul Abidin, pencetus paham Sururiyah, ―…Dari sela-sela
point-point pilihan ini, para pembaca akan memahami banyak hal yang berkembang di
alam Islam. Ini, dan penghambaan pada hari ini terdiri dari beberapa derajat dalam
bentuk piramida,

Derajat pertama : Duduk bersila di atasnya presiden Amerika Serikat, Josh Bush, dan
mungkin besok Clinton.

Derajat kedua : Adalah tingkatan para penguasa di negeri-negeri Arab. Mereka


meyakini bahwa manfaat dan bahaya mereka berada di tangan Bush. Karena itu
mereka berhaji dan mempersembahkan berbagai nadzar dan taqarrub kepadanya.

Derajat ketiga : Catatan kaki para penguasa Arab dari kalangan menteri-menteri,
wakil-wakil menteri, pemimpin pasukan dan para penasehat. Mereka ini melakukan

64 | P a g e
Terorisme Dalam Pandangan Islam

kemunafikan demi tuan-tuan mereka dan memperindah segala kebatilan mereka tanpa
rasa malu, takut dan tanpa sopan santun.

Derajat kempat, kelima dan keenam : Para pegawai tinggi dikalangan para menteri.
Mereka mengetahui syarat pertama untuk menjadi tinggi, yaitu kemunafikan,
penghinaan diri dan melaksanakan perintah yang dikeluarkan kepada mereka…‖ [3]

Perhatikan ucapan di atas yang menunjukkan ia mengkafirkan para pemerintah Arab,


menteri-menterinya, dan seterusnya, yang artinya bahwa para penguasa tersebut tidak
mempunyai hak untuk didengar dan dita‘ati. Dan tidak diragukan bahwa ini adalah
seruan untuk membangkang dan menentang penguasa.

Dan Muhammad Surur juga berkata, ―Temanku bertanya, ―Bagaimana pendapatmu


terhadap ucapan ini, ‗andaikata anak-anak ‗Abdul ‗Aziz (yaitu para pemerintah Saudi
Arabia, -pent.) selamat dari teman duduk sekuler yang mengitari mereka, tentu perkara-
perkara yang terjadi tidak seperti ini.‘?‖ Maka saya menjawab, ―Wahai ayah,
sesungguhnya mereka itu lebih bejat dari teman duduk sekuler mereka. Karena kenapa
mereka memilih orang-orang rusak, para sekularis dan orang munafiqin, tidak (memilih)
selain mereka!. Karena itu saya menegaskan bahwa anak-anak ‗Abdul ‗Aziz lebih bejat
dari teman duduknya, sebab keyakinan kedua golongan ini sama. Dan dari sisi kedua,
anak-anak ‗Abdul ‗Aziz merekalah yang mewajibkan kepada umat keputusan-keputusan
sewenang-wenang yang mereka berserikat dengan para sekularis dalam merancang
dan menyiapkannya.‖ [4]

Saudara pembaca yang terhormat, ketahuilah bahwa sekularisme adalak kekufuran dan
para sekularis adalah kafir. Kalau pemerintah Saudi Arabia yang tercatat sebagai
negara Islam yang paling baik menerapkan syari‘at Islam pada masa ini, keadaan
mereka lebih bejat dari para sekularis, maka silahkan anda menebak kira-kira
bagaimana sikap Muhammad Surur terhadap negara-negara Islam lainnya. Dan ukurlah
bagaimana sikap para penganut pemikirannya di berbagai belahan bumi ini.

Betapa besar kebencian orang ini kepada pada penguasa muslim dan betapa besar
semangatnya dalam memuat dan menebarkan racun ganas tersebut di tubuh umat.

65 | P a g e
Terorisme Dalam Pandangan Islam

Dan sangat disayangkan bahwa bendara paham Sururiyah ini telah lama berkibar dan
membuat finah dan kerusakan diberbagai negara termasuk di Indonesia, dan majalah
As-Sunnah telah menjadi rujukan dan idola banyak pihak, seperti Yayasan Ash-Shofwa
(Jakarta), Yayasan Wahdah Islamiyah (Makassar)[5] dan lain-lainnya.

Ketahuilah hal ini dan siapkanlah perlindungan guna menangkal bahaya mereka.

Dan simak juga ucapan salah satu tokoh mereka, DR. Safar Al-Hawaly, dimana ia
berkata dalam bukunya Wa’du Kaisanjar (Janji Kissinger) hal. 138 -salah satu buku
idola Imam Samudra-, ―Sesungguhnya apa yang menimpa kita, hal tersebut hanyalah
karena perbuatan tangan-tangan kita sendiri, apa yang kita lakukan berupa dosa dan
maksiat, keluar dari syari‘at Allah, terang-terangan dalam melakukan apa yang
diharamkan oleh Allah, loyalitas kepada musuh-musuh Allah, menyepelekan hak-Nya,
dan kurang dalam dakwah di jalan Allah. Telah berserikat dalam hal tersebut
pemerintah, rakyat, seorang alim, yang jahil, yang kecil, yang besar, laki-laki, dan
perempuan dengan ada bentuk perbedaan antara mereka…

Sungguh telah nampak kekufuran dan ilhad di koran-koran kita, tersebar


kemungkaran di tengah-tengah kita, dan kita diseru kepada perzinaan di radio
dan telivisi kita serta kita telah membolehkan riba hingga bank-bank negara-
negara kafir tidaklah jauh dari rumah Allah yang terhormat (ka’bah) kecuali hanya
beberap langka yang terhitung. Adapun berhukum kepada syari‘at, itu adalah seruan
klasik. Yang haq, sungguh tidak tersisa di tengah kita dari syari’at kecuali apa
yang dinamakan oleh para pengikut hukum thogut buatan manusia sebagai
‘kondisi-kondisi pribadi’ dan sebagian hukum-hukum had yang hanya diinginkan
untuk menertibkan keamanan.‖ [6]

Perhatikan ucapan orang yang tidak tahu diri dan tidak pernah mengingat berbagai
kebaikan dan nikmat yang ia dapatkan dari negeri haramain (KSA). Dan betapa besar
musibah yang menimpa umat tatkala orang-orang sepertinya menjadi rujukan dan idola
anak-anak muda yang tabiatnya condong kepada semangat belaka dan mengikuti
perasaan tanpa ilmu.

66 | P a g e
Terorisme Dalam Pandangan Islam

Demikianlah komentarnya terhadap pemerintahan Saudi Arabia, entah bagaimana


sikapnya terhadap pemerintah-pemerintah lainnya.

Dan semisal dengannya, seorang tokoh lain yang disebut dengan nama Salman Al-
‗Audah[7] -sebagian makalahnya telah menjadi pembukaan buku Imam Samudra ―Aku
melawan teroris‖-, ketika ia ditanya dengan nash ―Tidak luput dari pengamatan anda
tentang peraturan di Libya dan apa yang terkandung padanya berupa peperangan
terhadap Islam dan kaum muslimin. Apa kewajiban kaum muslimin di sana? Ataukah
mereka sebaiknya lari membawa agamanya?‖, ia menjawab, ―Ini terjadi pada setiap
negara.‖ [8]

Dan tidak kalah bejatnya ucapan lainnya, ―Masyarakat-masyarakat Islam berada di


suatu lembah dan para pemerintahnya berada di lembah lain. Karena mereka tidaklah
melukiskan hakikat perasaan-perasaan masyarakat Islam yang berada di hati mereka
dan mereka tidak melaksanakan hakikat agama yang mereka bernisbat kepadanya.‖ [9]

Dan simak pula ucapannya yang tidak memperkecualikan siapapun, ―Bendera-bendera


yang terangkat di alam Islam pada hari ini -panjang dan lebarnya-, semuanya adalah
bendera sekularisme.‖ [10]

Maksud dan buah dari ucapan-ucapan di atas sama dengan Ucapan Muhammad Surur
dan Safar Al-Hawaly. Dan jangan heran, mereka memang satu aliran di bawah bendera
mafia terorisme.

Dan tidak kalah gilanya, ucapan tokoh pembuat kerusakan dan teror di masa ini, yaitu
Usamah bin Ladin[11]. Ia berkata dalam wawancaranya bersama Al-Jazirah pada
tanggal 5/12/1423 H (7/2/2003 M), ―Perselisihan kita dengan para penguasa bukanlah
pada masalah cabang yang mungkin bisa diselesaikan. Sesungguhnya kami hanya
berbicara tentang dasar Islam syahadat ‗Lâ Ilâha Illallâhu Wa Anna Muhammadan
Rasulullâh‘, sedang para penguasa itu telah membatalkan syahadat tersebut dari
dasarnya dengan loyalitas mereka kepada orang-orang kafir, mereka men-
tasyrî‟(mensyari‘atkan) hukum-hukum buatan, dan membenarkannya serta mereka
berhukum kepada hukum-hukum Amerika Serikat. Maka kepemimpinan mereka telah

67 | P a g e
Terorisme Dalam Pandangan Islam

gugur secara syari‘at dari semenjak dahulu sehingga tiada jalan untuk tinggal
dibawahnya.‖ [12]

Innâ lillâhi wa innâ ilaihi râji‟ûn, semoga Allah memberikan pahala yang besar dalam
musibah yang menimpa kita ini.

Dan guru kami, ahli hadits dan mufti Saudi Arabia bagian Selatan, Syaikh Ahmad bin
Yahya An-Najmi hafizhohullâh, dalam cacatan keempat belas beliau menjelaskan
sebagian dari lembaran-lembaran hitam gerakan Ikhwanul Ikhwanul Muslimin dan
tokoh-tokohnya, beliau menyebutkan bahwa di antara kebiasan mereka adalah
―menelusuri dan mencari-cari kesalahan penguasa untuk membuat itsârah(keonaran,
kebencian, kerusakan) terhadap mereka.‖ [13]

Dan apa yang beliau sebutkan sangat benar dan mencocoki kebenaran. Silahkan baca
dan telaah buku-buku mereka niscaya engkau akan menemukannya. Andaikata bukan
karena kekhawatiran tulisan ini menjadi panjang maka tentu kami akan merincinya. Dan
cukuplah bagi kita di Indonesia majalah mereka ―Majalah Sabili‖ yang sarat dengan hal
tersebut.

[1] Terpetik dari ceramah yang berjudul ―Al-Manhaj Al-Khafiy wa Atsruhu fii Shonâ‟atil Irhâb (Manhaj
terselubung dan pengaruhnya dalam memproduksi terorisme)‖ oleh Syaikh Sulthôn bin ‗Abdurrahmân Al-
‗Ied hafizhohullâh dan ceramah ―Al-Marâhil Al-Mu`addiyah Ilat Tafjîr‖ oleh DR. Syaikh Sulaiman Ar-
Ruhaily hafizhohullâh.

[2] Hadits ‗Auf bin Mâlik radhiyallâhu „anhu riwayat Muslim no. 1855.

[3] Majalah As-Sunnah edisi 26 tahun 1413H hal. 2-3. dengan perantara kitab Al-Quthbiyah hal. 86. Dan
kitab Al-Quthbiyah adalah salah buku yang sangat ilmiyah dalam menjelaskan kesalahan-kesalahan
ideologi sejumlah tokoh pembela dan pelaris pemikiran Sayyid Quthub. Hingga hari, tidak seorang pun
dari mereka yang mampu membantah kitab ini, selain suara-suara sumbang yang meneriakkan bahwa
penulisnya adalah orang yang tidak dikenal, memakai nama samaran…dst dari teriakan-teriakn klasik
orang-orang yang telah kehabisan pena dan argumen. Ketahuilah bahwa penulisnya adalah seorang
Doktor dan Alim yang sangat berakhlak di kota Madinah serta dikenal di kalangan para ulamanya. Dan

68 | P a g e
Terorisme Dalam Pandangan Islam
juga andaikata penulisnya tidak diketahui, maka yang menjadi ukuran adalah data dan bukti ilmiyah yang
sangat otentik lagi akurat yang terdapat padanya.

[4] Majalah As-Sunnah edisi 43 Jumadits Tsani tahun 1415H hal. 27-29. dengan perantara Al-
Quthbiyah hal. 87.

[5] Dan dalam buku ―MEMBONGKAR JAMAAH ISLAMIYAH, Pengakuan Mantan Anggota JI‖ karya Nasir
Abas hal. 165, ada penyebutan kamp latihan Al-Fatah milik kelompok Wahdah Islamiyah di Moro,
Filipina. Dan ada beberapa hal lain tentang kelompok ini, semoga Allah memberi kemudahan untuk
menjelaskannya dalam sebuah buku tersendiri.

[6] Dengan perantara Al-Quthbiyah hal. 90.

[7] Syaikh Ibnu Baz rahimahullâh pernah ditanya ―Apakah ada catatan-catatan atau kesalahan-kesalahan
pada Salman Al-‗Audah dan Safar Al-Hawaly?‖ Beliau menjawab, ―Iya, iya. Mereka berpandangan jelek
terhadap penguasa, berpahaman jelek terhadap negara, mengobarkan (semangat jelek) pada anak-anak
muda dan memanas-manasi hati masyarakan umum. Dan ini termasuk manhaj (metodologi) kaum
Khawarij. Kaset-kaset mereka mewahyukan hal tersebut.‖ Kemudian beliau ditanya lagi, ―Wahai Syaikh,
apakah hal tersebut telah mengantar mereka ke suatu bid‘ah‖ Beliau menjawab, ―Tidak diragukan bahwa
ini adalah bid‘ah yang merupakan kekhususan kaum Khawarij dan Mu‘tazilah. Semoga Allah memberi
hidayah kepada mereka, semoga Allah memberi hidayah kepada mereka.‖ Di antara ulama besar yang
pernah saya jumpai dan pernah memberikan catatan-catatan terhadap Salman Al-‗Audah dan Safar Al-
Hawaly adalah Syaikh Ibnu ‗Utsaimin, Syaikh Sholih Al-Fauzân, Syaikh Muqbil, Syaikh Ahmad An-Najmy,
Syaikh Zaid bin Muhammad Al-Madkhaly, Syaikh Rabi‘ Al-Madkhaly dan Syaikh ‗Abdul Muhsin Al-‗Abbad.
Beberapa catatan mereka bisa dibaca pada tulisan dengan judul ―Ithâful Basyr Bi Kalâmil Ulamâ` Fi Safar
wa Salmân‖ dari www. Sahab.net.

[8] Dalam kasetnya yang berjudul ―Limadza Yakhâfuna Minal Islâm‖, dinukil dari kitab Al-Quthbiyah hal.
90-91.

[9] Dalam kasetnya yang berjudul ―Al-Ummah Al-Ghâ`ibah‖, dinukil dari kitab Al-Quthbiyah hal. 91.

[10] Dalam kasetnya yang berjudul ―Yaa Lajarahâtul Muslimîn‖, dinukil dari kitab Al-Quthbiyah hal. 91.

[11] Berkata Syaikh Ibnu Baz rahimahullâh, ―Sesungguhnya Usamah bin Ladin termasuk para pembuat
kerusakan yang memilih jalan-jalan kejelekan yang rusak dan keluar dari ketaatan kepada Waliyyul
Amri.‖ Dan beliau juga berkata, ―Nasehat saya untuk Al-Mis‘ary, Al-Faqih, Ibnu Ladin dan seluruh yang
menempuh jalan mereka, untuk meninggalkan jalan buruk itu, dan hendaknya mereka bertakwa kepada
Allah, berhati-hati dari siksaan dan kemurkaan-Nya, dan hendaknya mereka kembali kepada jalan yang

69 | P a g e
Terorisme Dalam Pandangan Islam
lurus serta bertaubat kepada Allah dari apa yang telah lalu. Allah menjanjikan hamba-hamba-Nya yang
bertaubat untuk menerima taubat mereka dan berbuat baik kepada mereka, sebagaimana dalam firman
(Allah) Subhânahu, ―Katakanlah: ―Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka
sendiri, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa
semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kalian
kepada Rabb kalian, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepada kalian kemudian
kalian tidak dapat ditolong (lagi).‖ dan (Allah)Subhânahu berfirman, ―Dan bertaubatlah kalian semuanya
kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kalian beruntung.‖. Dan ayat-ayat yang semakna
dengannya sangatlah banyak.‖ [] Guru kami, Syaikh Muqbil bin Hady berkata, ―Saya berlepas diri kepada
Allah dari Ibnu Ladin, ia adalah kemalangan dan petaka terhadap umat, dan amalan-amalannya adalah
kejelekan.‖ []

[12] Baca http://www.aljazeera.net/programs/hour_issues/articles/1-22-2/2/2003.htm.

[13] Al-Maurid Al-Adzab Az-Zulâl hal. 186.

Untuk tulisan ―Dasar Dasar Pokok Manhaj Terselubung bagian 2‖ dan seterusnya
silahkan baca di web http://jihadbukankenistaan.com/terorisme/sebab-sebab-
munculnya-terorisme-dasar-dasar-pokok-manhaj-terselubung-bag-1-2.html
dst.

70 | P a g e
Terorisme Dalam Pandangan Islam

BENTUK BENTUK TERORISME


jihadbukankenistaan.com

Kejadian-kejadian dan aksi-aksi terorisme yang tengah menimpa manusia sangatlah


banyak dan beraneka ragam sesuai dengan kondisi dan keadaan yang diharapkan oleh
para pelakunya guna meraih sasaran dan target mereka.

Namun menurut catatan sejarah dan berbagai kejadian yang melanda umat saat ini
bahwa seluruh kejadian dan aksi tersebut tidaklah keluar dari dua perkara,

Pertama : Terorisme fisik. Yaitu peristiwa-peristiwa yang sekarang menjadi puncak


sorotan manusia; peledakan, pemboman, penculikan, bom bunuh diri, pembajakan dan
seterusnya.

Berbagai kejadian pahit dari terorisme fisik ini telah telah tercatat dalam sejarah.

Pebunuhan Khalifah yang mulia, ‗Umar bin Khaththâb Al-Fârûq radhiyallâhu „anhu oleh
seorang Majûsi, Abu Lu`luah adalah salah satu bentuk terorisme yang rendah dan hina.

Pembunuhan Khalifah yang mulia, ‗Ustmân bin ‗Affân Dzun Nurain radhiyallâhu
„anhu oleh gerombolan Khawarij dengan propokasi dari pendiri agama syi‘ah, ‗Abdullah
bin Saba‘, -seorang Yahûdi yang berpura-pura masuk Islam-, juga termasuk bentuk
terorisme yang terkutuk.

Dan tidaklah luput dari catatan sejarah terorisme fisik yang dilakukan oleh
‗Abdurrahman bin Muljim dalam membunuh Khalifah yang mulia, ‗Ali bin Abi
Tholib radhiyallâhu „anhu adalah suatu perbuatan yang keji dan bejat.

Dan berbagai kejadian tercatat hingga zaman kita ini.

Kedua : Terorisme ideologi (pemikiran/pemahaman). Dan terorisme jenis ini jauh lebih
berbahaya dari terorisme fisik. Sebab seluruh bentuk terorisme fisik yang terjadi
bersumber dari dorongan ideologi para pelakunya, baik itu dari kalangan orang-orang

71 | P a g e
Terorisme Dalam Pandangan Islam

kafir yang merupakan sumber terorisme di muka bumi ini, atau dari kalangan kaum
muslimin yang telah menyimpang pemikirannya dari jalan Islam yang benar. Insya Allah
kami akan membahas tuntas hal ini dalam pembahasan sebab-sebab munculnya
terorisme yang akan datang dan juga dalam beberapa catatan yang berkaitan dengan
sebagian pemikiran Imam Samudra.

Maka perang terhadap terorisme harus ditegakkan dalam dua perkara,

Perang secara fisik. Dan tentunya ini adalah tugas pihak yang berwenang. Dan wajib
atas kaum muslimin yang mengetahui keberadaan para teroris tersebut untuk
kerjasama dengan pihak yang berwenang dalam rangka tolong menolong dalam
kebaikan dan ketakwaan dan sebagai upaya untuk menjaga keamanan manusia.
Berkata Syaikh DR. Shôlih bin Sa‘ad As-Suhaimy hafizhohullâh, ―Wajib atas kaum
muslimin -setiap orang sesuai dengan kemampuannya- untuk menyingkap kejelekan
mereka (yaitu para pelaku terorisme, -pent.) dan menjelaskan kesesatan mereka
sehingga kerusakan mereka tidak tersebar dan perkara mereka tidak semakin rumit.
Dan diharamkan untuk menutup-nutupi (keberadaan) salah seorangpun dari mereka,
karena hal tersebut termasuk tolong menolong dalam dosa dan permusuhan,
sedangkan Allah Tabâraka wa Ta‟âlâ telah berfirman,

“Dan tolong-menolonglah kalian dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.” (QS. Ash-Shaffât : 171-173)

Maka siapa yang melindungi mereka, menutup-nutupi (keberadaan) mereka, membela


mereka, atau membenarkan perbuatan-perbuatan mereka, sungguh ia telah berserikat
dengan mereka dalam membunuh jiwa yang tidak berdosa lagi terjaga dari kalangan
kaum muslimin, kafir musta`man, mu‟âhad dan dzimmy. Telah tercakup padanya hadits
yang telah tsâbit (syah, tetap) dari Nabi shollallâhu „alaihi wa sallam,

‫ح ِدثًب‬
ْ ُ‫لَ َعنَ اهللُ َمنْ آًٍَ م‬

“Allah melaknat siapa yang melindungi orang yang mengada-adakan perkara baru
dalam agama (bid‟ah).” [1]

72 | P a g e
Terorisme Dalam Pandangan Islam

Perang secara ideologi. Yaitu dengan menjelaskan segala pemikiran menyimpang


dan menyempal dari tuntunan yang benar. Sebab ideologi-ideologi tersebut merupakan
cikal bakal munculnya teror fisik dan apabila tidak diberantas akan senantiasa menjadi
ancaman serius di masa mendatang.

[1] Demikian ucapan beliau kami kutip dari ceramah beliau yang berjudul ―Al-Irhâb,
Asbâbuhu wa ‘Ilâjuhu wa Mauqiful Muslim Minal Fitan‖. Dan hadits yang beliau
sebutkan dengan konteks di atas adalah hadits ‗Ali bin Abi Thôlib radhiyallâhu
„anhu riwayat Muslim no. 1978 dan An-Nasâ`i 7/232.

73 | P a g e
Terorisme Dalam Pandangan Islam

HUKUM TERORISME DAN PELAKUNYA

Tidaklah diragukan bahwa siapa yang membaca dan memahami pembahasan-


pembahasan yang telah lalu seputar keindahan Islam dan tuntunan syari‘at dalam
masalah jihad, maka ia akan dapat menarik kesimpulan pasti dan meyakinkan bahwa
terorisme dengan makna yang banyak dibicarakan saat ini adalah sesuatu hal yang
diharamkan dan tercela dalam pandangan syari‘at Islam.

Bagaimana mungkin agama kita membolehkan terorisme sementara nash-nash dari Al-
Qur`ân dan As-Sunnah menjelaskan bahwa Islam sangat menegakkan keamanan dan
menyeru manusia untuk mengadakan perbaikan dan melarang dari berbuat kerusakan
di muka bumi.

Terorisme yang dasarnya adalah keseweng-wenangan terhadap manusia sangat


bertentangan dengan prinsip-prinsip agama yang dibangun di atas keadilan.

Dan terorisme yang sifatnya kekerasan, menghancurkan, merusak, dst… sangatlah


bertolak belakang dengan syari‘at Islam yang penuh rahmat dan kebaikan bagi
manusia.

Karena itu hukum Islam terhadap pelaku terorisme sangatlah keras dan tegas.
Perhatikan hukum Islam tersebut diterangkan dalam keputusan Majelis Hai‘ah Kibâr
‘Ulama (Lembaga Ulama Besar) No.148 tanggal 12/1/1409 H (9/5/1998 M) yang dimuat
oleh majalah Majma’ Al-Fiqh Al-Islâmy edisi 2 hal.181 dan majalah Al-Buhûts Al-
Islâmiyah edisi 24 hal.384-387, dengan persetujuan dan tanda tangan para anggota
majelis seperti Syaikh Ibnu Bâzz, Syaikh Ibnu ‗Utsaimîn, Syaikh ‗Abdul ‗Azîz Âlu Asy-
Syaikh, Syaikh Shôlih Al-Fauzân, Syaikh Shôlih Al-Luhaidân dan 12 anggota yang
lainnya.

، َ‫خيْسِ خَّلْقِوِ أَجّْمَ ِع ْين‬


َ ََ‫ ًَصَّلََ اهللُ ًَسَّلَمَ ًَثَب َزكَ عَّل‬.َ‫ع ْدًَانَ إِالَ عَّلََ الّظَبلِ ِّم ْين‬
ُ َ‫ ًَال‬، َ‫الْحَ ّْمدُ هللِ زَةِ الْعَبلَ ِّم ْينَ ًَالْعَب ِقجَخُ لِّلْ ُّمتَ ِق ْين‬
:ُ‫ ًَ َث ْعد‬. ِ‫حجِوِ أَجّْمَ ِع ْينَ ًَ َمنِ ا ْى َتدٍَ ِث َي ْديِوِ إِلََ َيٌْمِ ال ِد ْين‬
ْ َ‫َن ِج ِينَب مُحَ َّمدٍ ًَعَّلََ آلِوِ ًَص‬

74 | P a g e
Terorisme Dalam Pandangan Islam

Majelis Hai`ah Kibâr „Ulama dalam sidangnya yang ke-32 yang diselenggarakan di
kota Thâ`if dari tanggal 8-12/1/1409 H, berdasarkan bukti-bukti yang kuat berkaitan
dengan banyaknya aksi-aksi perusakan yang telah menelan korban yang sangat
banyak dari kalangan orang-orang yang tidak berdosa dan telah rusak karenanya
(sesuatu yang) banyak dari harta benda, hak-hak milik maupun fasilitas-fasilitas umum
baik di negeri-negeri Islam maupun yang di negeri lain yang dilakukan oleh orang-orang
yang lemah atau hilang imannya dari orang-orang yang memiliki jiwa yang sakit dan
dendam. Diantaranya menghancurkan rumah-rumah dan membakarnya baik tempat-
tempat umum maupun yang khusus, menghancurkan jembatan-jembatan dan
terowongan-terowongan, peledakan pesawat atau membajaknya. Melihat kejadian-
kejadian seperti ini, beberapa negara baik yang dekat maupun yang jauh dan karena
Arab Saudi sama seperti negara-negara lainnya, memiliki kemungkinan akan diserbu
oleh aksi-aksi perusakan ini, maka Majelis Hai`ah Kibâr „Ulama melihat sangat
pentingnya menetapkan hukuman bagi pelakunya sebagai langkah preventif untuk
mencegah orang-orang dari melakukan gerakan perusakan, baik gerakan tersebut
dilakukan terhadap tempat-tempat umum dan sarana-sarana milik pemerintah maupun
ditujukan kepada yang lainnya dengan tujuan untuk merusak dan mengganggu
keamanan dan ketentraman.

Majelis telah meneliti apa yang disebutkan oleh para ulama bahwa hukum-hukum
syari‘at secara umum mewajibkan untuk menjaga 5 perkara pokok dan memperhatikan
sebab-sebab yang menjaga kelestarian dan keselamatannya, yaitu : agama, jiwa,
kehormatan, akal dan harta. Dan Majelis telah memperoleh gambaran akan bahaya-
bahaya yang sangat besar yang timbul akibat Jarîmah (perbuatan keji) pelampauan
batas terhadap Hurumât (hak-hak suci) kaum muslimin pada jiwa, kehormatan dan
harta mereka dan apa-apa yang disebabkan oleh aksi-aksi perusakan ini berupa
hilangnya rasa keamanan umum dalam negara, timbulnya kekacauan dan
kegoncangan dan membuat takut kaum muslimin pada dirinya maupun harta bendanya.

Allah „Azza wa Jalla menjaga manusia; agama, badan, jiwa, kehormatan, akal dan harta
bendanya dengan disyari‘atkannya hudûd (hukum-hukum ganjaran)

75 | P a g e
Terorisme Dalam Pandangan Islam

dan uqûbah (hukuman balasan) yang akan menciptakan keamanan secara umum dan
khusus.

Dan di antara yang menjelaskan hal tersebut adalah firman Allah Subhânahu wa Ta‟âlâ,

“Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa : barangsiapa
yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain,
atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah
membunuh manusia seluruhnya”. (QS. Al-Mâ`idah : 32).

Dan firman-Nya Subhânahu wa Ta‟âlâ,

“Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-


Nya dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib,
atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik (secara bersilangan),
atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya). Yang demikian itu (sebagai) suatu
penghinaan untuk mereka di dunia, dan bagi mereka di akhirat siksaan yang
besar”. (QS. Al-Mâ`idah : 33).

Dan penerapan hal tersebut merupakan jaminan untuk meratakan (menyebarkan) rasa
aman dan ketentraman dan mencegah orang yang akan menjerumuskan dirinya dalam
perbuatan dosa dan melampaui batas tehadap kaum muslimin pada jiwa-jiwa dan harta
benda mereka. Dan jumhûr (kebanyakan) ulama berpendapat bahwasanya
hukum muhârabah (memerangi pembuat kerusakan) di kota-kota dan selainnya adalah
sama, dengan dalil firman Allah Subhânahu wa Ta‟âlâ,

―Dan berupaya membuat kerusakan di muka bumi”. (QS. Al-Mâ`idah : 64)

Dan Allah Ta‟âlâ berfirman,

“Dan di antara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik
hatimu, dan dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, padahal ia
adalah penantang yang paling keras. Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan
di bumi untuk mengadakan kerusakan padanya, dan membinasakan tanam-tanaman

76 | P a g e
Terorisme Dalam Pandangan Islam

dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai perusakan”. (QS. Al-Baqarah : 204-
205).

Dan (Allah) Ta‟âlâ berfirman,

“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah)


memperbaikinya”.(QS. Al-A’râf : 56,85).

Berkata Ibnu Katsir rahimahullahu Ta‟âlâ, ―(Allah) telah melarang membuat kerusakan
di muka bumi dan apa-apa yang membahayakannya setelah diperbaikinya karena
sesungguhnya apabila perkara-perkara berjalan di atas As-Sadâd (lurus dan baik)
kemudian terjadi kerusakan setelah itu maka itu adalah sesuatu yang paling berbahaya
atas para hamba maka (Allah) Ta‟âlâ melarang hal tersebut‖.

Dan berkata Al-Qurthuby, ―(Allah) Subhânahu wa Ta‟âlâ melarang setiap kerusakan


sedikit maupun banyak setelah perbaikan yang sedikit maupun banyak maka hal ini
(berlaku) secara umum menurut (pendapat) yang benar dari berbagai pendapat (yang
ada)‖.

Berdasarkan penjelasan di atas dan karena apa yang telah lalu penjelasannya
melampaui perbuatan-perbuatan para perusak, yang mereka itu memiliki target-target
khusus, dimana mereka mengejar hasilnya berupa harta benda atau kehormatan, dan
karena sasaran mereka (para pelaku teror itu,-pent.) adalah mengganggu keamanan
dan merobohkan bangunan umat dan membongkar aqidahnya dan melencengkannya
dari manhaj Rabbâny (manhaj yang haq), maka majelis dengan sepakat memutuskan
(hal-hal) sebagai berikut :

Pertama : Siapa yang terbukti secara syar‘i melakukan suatu perbuatan dari perbuatan-
perbuatan terorisme dan membuat kerusakan di muka bumi yang menyebabkan
gangguan keamanan dan menganiaya jiwa-jiwa dan harta benda baik milik khusus
maupun yang milik umum seperti menghancurkan rumah-rumah, mesjid-mesjid,
sekolah-sekolah atau rumah sakit, pabrik-pabrik, jembatan-jembatan, gudang-gudang
senjata, penampungan-penampungan air, fasilitas-fasilitas umum untuk baitul mal

77 | P a g e
Terorisme Dalam Pandangan Islam

seperti saluran-saluran/pipa-pipa minyak, dan menghancurkan pesawat atau


membajaknya dan yang semacamnya, maka hukumannya adalah
dibunuh berdasarkan kandungan ayat-ayat di atas bahwasanya perusakan di muka
bumi yang seperti ini mengharuskan penumpahan darah si perusak. Dan karena
bahaya dan kerusakan yang dilakukan oleh orang-orang yang melakukan perbuatan-
perbuatan perusakan adalah lebih besar dari bahaya dan kerusakan pembegal jalanan
yang melampaui batas kepada seseorang lalu membunuh dan merampas hartanya,
maka Allah telah menetapkan hukumannya dalam apa yang tersebut dalam ayat Al-
Harabah (QS. Al-Mâ`idah : 33 di atas,-pent.).

Kedua : Bahwasanya sebelum menjatuhkan hukuman sebagaimana point di atas (yaitu


dibunuh-pent.), harus menyempurnakan Al-Ijrâ`ât (urusan, administrasi) pembuktian
yang lazim di Pengadilan-pengadilan syari‘at, Hai„ah At-Tamyîz dan Mahkamah Agung
dalam rangka barâ`atun lidzdzimmah (pertanggungjawaban di hadapan Allah) dan
kehati-hatian terhadap nyawa. Dan untuk menunjukkan bahwasanya negeri ini (Arab
Saudi,-pent.) terikat dengan segala ketentuan syari‘at untuk membuktikan kejahatan
dan menetapkan hukumannya.

Ketiga : Majelis memandang perlunya memberitakan tentang hukuman ini melalui


media massa.

Salam dan shalawat semoga senantiasa terlimpahkan kepada hamba dan Rasul-Nya,
Nabi kita Muhammad dan kepada keluarga dan shahabatnya.

78 | P a g e
Terorisme Dalam Pandangan Islam

SOLUSI TERORISME MENURUT PANDAGAN ISLAM


Oleh Syaikh Zaid bin Muhammad bin Hadi Al-Madkhaly

Sesungguhnya solusi atau penyembuhan terhadap penyakit ini bahkan untuk


membentengi diri darinya adalah nasehat Islam yang lurus yang tiada melakukan
dengan baik akan nasehat itu kecuali ulama Salaf Ar-Rabbani yang mana mereka telah
menyampaikan nasehat dan bimbingannya kepada manusia dan memperingatkan serta
menunjuki mereka kepada jalannya para nabi dan rasul yang mulia, yang Allah telah
utus mereka sebagai penyeru dan pengajar kebaikan bagi manusia. Jalan itu adalah
wahyu ilahi yang dengannya tersucikan hati dari penyakit-penyakitnya dan tenangnlah
jiwa dari kebingungannya dan kegoncangan, kecuali orang yang memang dikusai oleh
nafsu angkara murka dan telah ditetapkan di dalam Lauhul Mahfudz sebagai orang
yang sesat. Sesungguhnya hal ini sesuai dengan firman Allah Ta‘ala.

―Artinya : Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang
kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan
Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk‖ [Al-Qashash : 56]

Dan kapanpun peringatan dan buku-buku tidak membawa manfaat maka Allah akan
menjadikan pedang kebenaran yang bermanfaat bagi orangnya yang telah Allah
letakkan di tangan penguasa muslim di muka bumi ini, sebagaimana terdapat dalam
riwayat hadits yang panjang diantaranya sabda beliau Shallallahu ‗alaihi wa sallam.

―Artinya : Hendaklah kamu ambil di atas tangan orang yang jelek dan hendaklah kamu
berdiam di atas al-haq dengan sebenar-benarnya, atau Allah akan palingkan hati
sebagian kalian atas sebagian yang lain atau sungguh akan melaknat kalian
sebagaimana mereka telah dilaknat‖.

Dan belum hilang dari pikiran bahwa masyarakat mempunyai peran penting di dalam
melakukan tindakan preventif dan penyembuhan terhadap wabah penyakit terorisme,
hanya saja tidaklah masyarakat akan mendapatkan pengaruh dan dampak yang baik
kecuali apabila masyarakat tersebut menghiasi diri mereka dengan fitrah (aqidah,-pent)

79 | P a g e
Terorisme Dalam Pandangan Islam

yang bersih dan jernih serta pemikiran Islam yang lurus, adapun jika kenyataannya
yang ada dalam masyarakat itu bertabrakan dengan kondisi yang diatas, sesungguhnya
seorang yang tidak mempunyai apa-paa tidaklah ia dapat memberikan sesuatu.

Ringkas pembicaarn wahai orang-orang yang mencintai kebaikan untuk orang lain
bahwasanya solusi satu-satunya untuk penyakit terorisme di negeri-negeri Islam berada
di tangan orang-orang yang mempunyai aqidah shahihah yang bersih dan murni di
bawah naungan wahyu ilahi yang dibawa dan disampaikan oleh orang yang mau
memahami maknanya dan yang baik penyampaiannya, dan sungguh para dokter
mereka itu adalah waliyul amri dari kalangan ulama rabbani dan para pemimpin yang
shalih kemudian masyarakat dengan segala lapisannya, kecil atau besar dalam dan
luar yang tersifati dengan sifat yang disebutkan terdahulu. Firman Allah Ta‘ala.

―Artinya : Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapatkan
petunjuk dan barangsiapa yang disesatkan maka kamu tak akan mendapatkan seorang
pemimpinpun yang dapat memberi petunjuk kepadanya‖ [Al-Kahfi : 17]

Adapun solusi terorisme di negeri-negeri kafir, maka pijakannya kepada apa yang
mereka ridhai untuk diri mereka sendiri yaitu undang-undang dasar (negeri tersebut)
jika diwujudkan sesuatu untuk menolak kemudharatan maka haruslah ia mempunyai
kekurangan, terutama akan bertambah parahnya penyakit terorisme di negeri mereka
serta semakin meluas dan saling mewarisinya dengan terang-terangan karena mereka
tidak percaya akan kebesaran Allah dan Dia yang telah menciptakan mereka dalam
beberapa tingkatan kejadian.

Merupakan perkara yang amat sangat disayangkan bahwa mayoritas negeri Islam telah
mengikuti jejak negeri-negeri kafir dalam penegakkan hukum undang-undang dasarnya
yaitu dalam menyelesaikan berbagai macam problematikanya, yang tidak
diperkenankan untuk berhukum dengan undang-undang dasar (yang dibuat oleh
manusia), bahkan wajib menggunakan hukum yari‘at Allah yang sempurna lagi suci ini.
Diakarenakan negeri-negeri Islam itu ber-intimaa (menyandarkan dirinya) kepada Islam
dan berbangga diri dengannya hanya dalam syiar-syiarnya, akan tetapi kenyataan dari

80 | P a g e
Terorisme Dalam Pandangan Islam

pelaksanaan hukum-hukumnya dalam menyelesaikan berbagai problem meniru dan


mengadopsi dari orang-orang kafir. Inna lillahi wa inna ilaihi raji‘un.

[Disalin dari kitab Al-Irhab Wa Atsaruhu Alal Afrad Wal Umam, Edisi Indonesia
Terorisme Dalam Tinjauan Islam, Penulis Syaikh Zaid bin Muhammad bin Hadi Al-
Madkhaly, Penerjemah Hannan Hoesin Bahanan, Penerbit Maktabah Salafy Press]

Courtesy of ALmahaj.or.id

Tulisan Lainnya Tentang Solusi Terorisme:

Solusi Menghadapi Terorisme (Solusi 1-2)

Solusi Menghadapi Terorisme (Solusi 3-5)

Solusi Menghadapi Terorisme (Solusi 6-10)

Solusi Menghadapi Terorisme (Solusi 11-18)

81 | P a g e

You might also like